Top Banner
Jurnal Seni Budaya 78 Volume 18 Nomor 2, Desember 2020 VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK KABUPATEN MUSI RAWAS Risa Marta Yati Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP-PGRI Lubuklinggau Jl. Mayor Toha, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan 31625 Email:[email protected] Ira Miyarni Sustianingsih Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP-PGRI Lubuklinggau Jl. Mayor Toha, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan 31625 Email:[email protected] ABSTRAK Tari Turak adalah sebuah tari tradisional yang ada di Kabupaten Musi Rawas yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi dan menjadi salah satu kekayaan budaya Kabupaten Musi Rawas. Tari Turak diperkirakan telah ada sejak zaman kolonial, hal ini dibuktikan dengan penampilan tari ini yang ditujukan untuk melumpuhkan tentara NICA yang ingin menguasai wilayah Tanjung Sakti dengan senjata turak. Metode peneltian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis dengan tahapan: 1) identifikasi dan merumuskan masalah; 2) menyusun kerangka pemikiran; 3) merumuskan hipotesis; 4) menguji hipotesis secara empirik; 5) melakukan pembahasan; 6) menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: studi kepustakaan, observasi (pengamatan), wawancara (interview), dokumentasi dan triangulasi (gabungan). Teknik analisis data terdiri dari: data reduction, data display, conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bawah visualisasi busana Tari Turak pada awal dipentaskan tidak sama dengan busana Tari Turak saat ini. Busana Tari Turak masa kolonial terdiri dari: Kebaya/dodot, sanggul malang dan bunga untuk pemanis di kepala, kain sebagai rok, selendang dan dan turak sebagai properti pendukung. Sementara itu, busana Tari Turak saat ini mengikuti perkembangan pakaian adat Musi Rawas yang terdiri dari: a) bagian atas: baju kurung, mahkota Musi Rawas/mahkota beringin/pilis, anting, sanggul malang dan kembang cempako; b) bagian tengah: lidah Musi Rawas/teratai Musi Rawas/teratai lidah, kalung Musi Rawas, gelang, kain pelangi atau selendang pelangi; c) bagian bawah: kain songket atau sewet songket. Secara keseluruhan makna yang terkandung dalam busana Tari Turak modern ini adalah keanggunan, kesopanan, kesucian, kekeluargaan, kerapian, ketenangan, kecantikan, kemuliaan, keagungan, kesabaran, ketabahan hati, keramahan, kebahagiaan, kemakmuran dan keberanian. Kata kunci: Visualisasi, makna simbolis, Tari Turak, Musi Rawas. ABSTRACT Turak dance is a traditional dance in Musi Rawas Regency which has a very high historical value and repre- sents one of the cultural treasures of Musi Rawas Regency. Turak dance is thought to have existed since colonial times. This is evidenced by the performance of this dance which was intended to paralyze NICA soldiers who wanted to control Tanjung Sakti area with turak weapons. The research method used is a qualita- tive method with a descriptive analytical approach with the following stages: 1) identification and formulation of the problem; 2) developing a framework of thought; 3) formulating hypotheses; 4) testing the hypothesis empirically; 5) discussing; 6) drawing conclusions. Data collection techniques include: literary study, observa- tion, interview, documentation and triangulation (combination). Data analysis techniques consist of: data re- duction, data display, conclusion drawing / verification. The results show that the visualization of Turak Dance clothing at the beginning of its performance is not the same as the current Turak Dance clothing. Turak dance clothing in the colonial period consisted of: kebaya / dodot, cross bun and flowers to sweeten the head, cloth as a skirt, shawl and turak as supporting properties. Meanwhile, the Turak Dance clothing currently follows the development of the traditional Musi Rawas clothing which consists of: a) upper part: a brackets, a Musi Rawas
10

VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Oct 22, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Jurnal Seni Budaya

78 Volume 18 Nomor 2, Desember 2020

VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAKKABUPATEN MUSI RAWAS

Risa Marta YatiProgram Studi Pendidikan Sejarah

STKIP-PGRI LubuklinggauJl. Mayor Toha, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan 31625

Email:[email protected]

Ira Miyarni SustianingsihProgram Studi Pendidikan Sejarah

STKIP-PGRI LubuklinggauJl. Mayor Toha, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan 31625

Email:[email protected]

ABSTRAK

Tari Turak adalah sebuah tari tradisional yang ada di Kabupaten Musi Rawas yang memiliki nilai historis yangsangat tinggi dan menjadi salah satu kekayaan budaya Kabupaten Musi Rawas. Tari Turak diperkirakan telahada sejak zaman kolonial, hal ini dibuktikan dengan penampilan tari ini yang ditujukan untuk melumpuhkantentara NICA yang ingin menguasai wilayah Tanjung Sakti dengan senjata turak. Metode peneltian yang digunakanadalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis dengan tahapan: 1) identifikasi dan merumuskanmasalah; 2) menyusun kerangka pemikiran; 3) merumuskan hipotesis; 4) menguji hipotesis secara empirik; 5)melakukan pembahasan; 6) menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: studi kepustakaan,observasi (pengamatan), wawancara (interview), dokumentasi dan triangulasi (gabungan). Teknik analisis dataterdiri dari: data reduction, data display, conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bawahvisualisasi busana Tari Turak pada awal dipentaskan tidak sama dengan busana Tari Turak saat ini. BusanaTari Turak masa kolonial terdiri dari: Kebaya/dodot, sanggul malang dan bunga untuk pemanis di kepala, kainsebagai rok, selendang dan dan turak sebagai properti pendukung. Sementara itu, busana Tari Turak saat inimengikuti perkembangan pakaian adat Musi Rawas yang terdiri dari: a) bagian atas: baju kurung, mahkotaMusi Rawas/mahkota beringin/pilis, anting, sanggul malang dan kembang cempako; b) bagian tengah: lidahMusi Rawas/teratai Musi Rawas/teratai lidah, kalung Musi Rawas, gelang, kain pelangi atau selendang pelangi;c) bagian bawah: kain songket atau sewet songket. Secara keseluruhan makna yang terkandung dalam busanaTari Turak modern ini adalah keanggunan, kesopanan, kesucian, kekeluargaan, kerapian, ketenangan,kecantikan, kemuliaan, keagungan, kesabaran, ketabahan hati, keramahan, kebahagiaan, kemakmuran dankeberanian.

Kata kunci: Visualisasi, makna simbolis, Tari Turak, Musi Rawas.

ABSTRACT

Turak dance is a traditional dance in Musi Rawas Regency which has a very high historical value and repre-sents one of the cultural treasures of Musi Rawas Regency. Turak dance is thought to have existed sincecolonial times. This is evidenced by the performance of this dance which was intended to paralyze NICAsoldiers who wanted to control Tanjung Sakti area with turak weapons. The research method used is a qualita-tive method with a descriptive analytical approach with the following stages: 1) identification and formulation ofthe problem; 2) developing a framework of thought; 3) formulating hypotheses; 4) testing the hypothesisempirically; 5) discussing; 6) drawing conclusions. Data collection techniques include: literary study, observa-tion, interview, documentation and triangulation (combination). Data analysis techniques consist of: data re-duction, data display, conclusion drawing / verification. The results show that the visualization of Turak Danceclothing at the beginning of its performance is not the same as the current Turak Dance clothing. Turak danceclothing in the colonial period consisted of: kebaya / dodot, cross bun and flowers to sweeten the head, clothas a skirt, shawl and turak as supporting properties. Meanwhile, the Turak Dance clothing currently follows thedevelopment of the traditional Musi Rawas clothing which consists of: a) upper part: a brackets, a Musi Rawas

Page 2: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Risa Marta Yati dan Ira Miyarni Sustianingsih: Visualisasi dan Makna Simbol Busana Tari Turak Kabupaten Musi Rawas

Volume 18 Nomor 2, Desember 2020 79

A. Pengantar

Keanekaragaman seni dan budaya yangdimiliki oleh berbagai suku bangsa Indonesia tidakhanya berfungsi sebagai sebuah identitas yangmembedakan satu dengan yang lain, namun jugamenjadi ikatan kultural yang menyatukan masyarakatpendukungnya satu sama lain. Perspektif inilah yangkemudian menjadi pegangan bagi setiap kelompokmasyarakat untuk tetap melestarikan budaya merekamasing-masing, baik dalam bahasa ibu, kebiasaanhidup sehari-hari, seni dan budaya, cara berpakaianserta pola prilaku yang dianggap sesuai dengan adatistiadat budaya nenek moyang yang wajib untukdilestarikan.

Salah satu wujud ikatan kultural budaya yangberfungsi sebagai simbol atau identitas budaya adalahseni tari yang mengungkap keindahan melalui mediagerak. Di dalam unsur budaya yang menjadi isi pokokdari setiap kebudayaan yang berkembang di seluruhdunia, tari tergolong ke dalam unsur kesenian yakniseni pertunjukan (Koentjaraningrat, 2009: 165). Halinilah yang menyebabkan setiap suku bangsamengenal dan melestarikan seni tarinya masing-masing sesuai dengan budaya yang merekakembangkan hingga saat ini.

Seni pertujukan memiliki tiga fungsi pentingdalam kehidupan sehari-hari yang disesuaikan dengankonteks peristiwa dan sosial-kultural masyarakatnya,yaitu:1) Pertunjukan bagi masyarakat2) Penularan kebudayaan3) Mendukung kehidupan ekonomi setempat (Slamet,

2012: 61).

Oleh sebab itu, pengembangan danpelestarian seni tari menegaskan bahwa seni tarimemiliki kedudukan yang sangat penting sebagaiidentitas budaya karena tari adalah cerminan darikarakter budaya dan kearifan lokal masyarakatpendukungnya.

Salah satu tari tradisional yang lahir diKabupaten Musi Rawas adalah Tari Turak. Tari ini

crown / banyan / pilis crown, earrings, a cross bun and a cempako flower; b) middle part: Musi Rawas tongue/ Musi Rawas lotus / tongue lotus, Musi Rawas necklace, bracelet, rainbow cloth or rainbow scarf; c) thebottom: songket or sewet songket. Overall, the meaning contained in this modern Turak Dance dress iselegance, politeness, chastity, kinship, neatness, serenity, beauty, nobility, majesty, patience, courage, friend-liness, happiness, prosperity and courage.

Keywords: Visualization, symbolic meaning, Turak Dance, Musi Rawas.

diperkirakan telah ada sejak abad ke-18 saat Indone-sia masih dijajajah oleh Pemerintah Kolonial Belandadi daerah Tanjung Sakti (sekarang Kecamatan STLUlu Terawas). Tari Turak digunakan sebagai alatperlawanan masyarakat kepada Pemerintah KolonialBelanda ingin menguasai daerah Tanjung Sakti yangmenjadi salah satu pusat penghasil kopi di SumateraSelatan. Pada masa Revolusi Fisik atau perangkemerdekaan (tahun 1945-1949) masyarakat TanjungSakti juga menggunakan Tari Turak untukmelumpuhkan Belanda yang pada saat itu diwakili olehtentara NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie)yang ingin menguasai daerah ini.

Penggunaan turak (senjata dari bambu) yangdi dalamnya diisi dengan pasir, cabe, garam danbumbu dapur yang akan diputar atau diguncangkanoleh para penari ketika penonton lengah.Melumpuhkan musuh dengan senjata turak inilahyang menjadikan tari ini dianggap sebagai tariperjuangan dan perlawanan terhadap otoritaspemerintah kolonial Belanda. Sebagai alat perjuanganTari Turak memiliki makna historis yang sangat tinggidengan senjata turak yang menjadikan keunikantersendiri dari tarian ini dibandingkan dengan tarianlainnya yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Olehsebab itu, para generasi muda Musi Rawas saat inisepatutnya mengetahui dan mengembangkan tarianini sebagai simbol keberanian dan nasionalismemasyarakat Tanjung Sakti saat i tu dalammemperjuangkan kemerdekaan Indonesia(Sustianingsih dan Yati, 2018: 7; Fitriani, 2018: 90).

Pentingnya esksistensi Tari Turak sebagaibagian dari kearifan lokal masyarakat Musi Rawas inidikukuhkan melalui penetapan Tari Turak sebagaisalah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia(warisanbudaya.kemendikbud.go.id).

Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, segalaelemen pendukung Tari Turak mulai dari gerak tari,musik, busana serta atribut pendukung berupa turakkedudukannya sangat penting sekali. Busana menjadiunsur yang sangat penting dalam mendukungkesuksesan penampilan si penari. Pentingnya elemen

Page 3: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Jurnal Seni Budaya

80 Volume 18 Nomor 2, Desember 2020

busana atau kostum bagi penari ini ditegaskan olehDyah (2007: 232) bahwa dalam sebuah pertunjukankeberadaan kostum/busana sangat mutlak, karenakeindahan serta kesempurnaan tarian akan tercapai.Busana juga menjadikan identitas penari dapatditangkap dengan jelas oleh penonton. Di sampingitu, busana penari ini haruslah nyaman, enak dilihatdan tidak mengganggu gerak penari.

Busana seni tari biasanya terdiri dari bagiankepala (penutup kepala), badan bagian atas (baju),dan badan bagian bawah (kain dan celana). Fungsidari busana atau kostum dalam setia setiap pagelaranadalah: 1) menciptakan keindahan penampilan; 2)membedakan satu dengan yang lain; 3)menggambarkan karakter tokoh; 4) memberi ruanggerak; 5) memberikan efek dramatik (Soedarsono,1978: 34).

Berdasarkan fungsi busana tari di atas, tampakbahwa pemil ihan warna, corak dan aksesorispendukung tari biasanya disesuaikan dengan maknadan tujuan tari tersebut dipentaskan. Tampilan daribusana tersebut biasanya akan memuat berbagaimakna simbol yang dapat memperjelas tema tari yangditampilkan, menghidupkan peran dan karakter penari,membantu ekspresi penari dan juga menambah nilaiestetis tari yang dibawakan. Karena itulah busanapenari biasanya akan didesain secara khususdisesuaikan dengan tari dan maknanya.

Dalam kasus Tari Turak saat ini, busana yangdigunakan bukan lagi tradisional Musi Rawas, namuntelah diakulturasikan dengan pakaian adat Palembang.Hal ini memperlihatkan bahwa terjadi perubahanbusana penari Tari Turak yang tidak sama lagi denganmasa awal tari ini diciptakan. Nilai historis yang terjalinoleh nilai artistik dan kearifan lokal melalui busanaTari Turak inilah yang menegaskan pentingnyapenelitian mengenai visualisasi dan makna simbolisbusana penari Tari Turak yang masih belum banyakdiketahui oleh masyarakat Musi Rawas sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut rumusan masalahyang diajukan dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimanakah visualisasi elemen-elemen busana

dan atribut pendukung yang digunakan penari TariTurak?

2. Bagaimana interpretasi makna simbolis yangterkandung dalam busana dan atribut pendukungpenari Tari Turak, khususnya berkaitan dengankearifan lokal dan budaya masyarakat Musi Rawas?

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatifdengan pendekatan deskriptif analitis. Metodepenelitian kualitatif adalah metode penelitian yangdigunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yangilmiah, di mana peneliti berperan sebagai instrumenkunci. Idrus (2009: 23-24) menyatakan bahwapenelitian kualitatif berusaha mengungkap lingkunganhidup keseharian informan yang menjadi subjekpenelitian.

Tahapan dalam penelitian kualitatif yangdilakukan pada penelitian ini meliputi: 1) identifikasidan merumuskan masalah; 2) menyusun kerangkapemikiran; 3) merumuskan hipotesis; 4) mengujihipotesis secara empirik; 5) melakukan pembahasan;6) menarik kesimpulan (Suryana: 2010).

Teknik pengumpulan data yang digunakanantara lain melalui studi kepustakaan, observasi(pengamatan), wawancara (interview), dokumentasidan triangulasi (gabungan). Studi kepustakaanditujukan untuk mencari sumber data awal daripenelitian yang akan dilakukan. Kegiatan studi pustakaini di lakukan di perpustakaan STKIP PGRILubuklinggau, Laboratorium Prodi Pendidikan Sejarah,dan Perpustakaan Kota Lubuklinggau.

Observasi dan wawancara di lakukanbersamaan, di mana model wawancara yang akandilakukan dalam penelitian ini adalah wawancaraterstruktur dan terfokus sesuai dengan pedoman yangtelah disusun. Wawancara yang telah dilakukandengan orang-orang yang memiliki pengetahuantentang Tari Turak antara lain: Mohammad Asman,M.Pd.Si (koreografer tari dan mantan anggota DewanKesenian Kota Lubuklinggau), Yopi Herlambang(koreografer tari dan pelestari seni Musi Rawas danLubuklinggau), Drs. Suwandi Syam (BudayawanKabupaten Musi Rawas), Ibu Lusi (Kasi KebudayaanDisdik Kota Lubuklinggau) dan Ibu Emil dari DisparbudKabupaten Musi Rawas.

Dalam wawancara pengembangan dari instru-ment dilakukan untuk mendapatkan hasil sesuaidengan tujuan penelitian yang telah disusun danmendapatkan jawaban yang lebih mendalam dariinforman. Selain itu, semua pertanyaan yang tidaktertulis di instrumen dilakukan dengan tidak keluar darijudul penelitian.

Teknik analisis data yang akan digunakandalam penelitian ini adalah model analisis datainteraktif yang diajukan oleh Model Miles danHuberman (Sugiyono, 2008: 91). Pada tahap teknik

Page 4: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Risa Marta Yati dan Ira Miyarni Sustianingsih: Visualisasi dan Makna Simbol Busana Tari Turak Kabupaten Musi Rawas

Volume 18 Nomor 2, Desember 2020 81

analisis data ini, penulis menghimpun semua data yangtelah berhasil dikumpulkan melalui studi literatur,wawancara terstruktur dan pencarian di internet,diseleksi satu persatu sesuai dengan kerangkarumusan masalah yang telah disusun di bagianpendahuluan. Hasil reduksi data dan display data inikemudian disimpulan dan diuraikan secara sistematissesuai kaidah ilmiah dalam bentuk sebuah laporanatau artikel ini.

C. Pembahasan

1. Sejarah Tari TurakTari Turak merupakan salah satu tari tradisional

yang dikembangkan masyarakat Kabupaten MusiRawas, tepatnya di daerah Suku Tengah Lakitan (STL)Ulu Terawas. Masyarakat STL Ulu Terawas mengenalsejarah tarian ini dulunya adalah tari sambut yangditampilkan untuk mengelabui musuh (Belanda)dengan mengandalkan senjata yang disebut denganturak. Karena itulah tarian ini disebut dengan Tari Turak(Sustianingsih & Yati, 2020: 18).

Dalam buku Ensiklopedi Tari Indonesia(1986:103), Tari Turak disebut sebagai tari tenun. Tariini mengisahkan seorang gadis yang sedang bertenunyang diganggu oleh seorang pemuda yang hendakmelamarnya. Sang gadis menolak lamaran tersebutdengan menjatuhkan turak (alat tenun) sehinggapemuda itu terkejut dan pergi.

Data lainnya menyebutkan bawah Tari Turakdiperkirakan telah ada sejak abad ke-18, di daerahTanjung Sakti yang sekarang bernama Kecamatan STLUlu Terawas. Saat itu daerah Tanjung Sakti masihdipimpin oleh Modeng Sedayu yang dianggap sebagairaja di Tanjung Sakti, Kesultanan Palembang atashasutan Pemerintah Kolonial Belanda datang kedaerah ini untuk menaklukkan daerah Tanjung Saktidi bawah pemerintahan Kesultanan Palembang. Saatkedatangan tentara Belanda diketahui oleh masyarakatTanjung Sakti, para pemimpin daerah ini kemudianmenyusun sebuah rencana untuk menggagalkanupaya Pemerintah Kolonial Belanda untuk menguasaialam dan masyarakat Tanjung Sakti yang kaya dengantanaman kopi.

Pemimpin dan masyarakat Tanjung saktisepakat untuk menyambut kedatangan PemerintahKolonial Belanda melalui sebuah tarian yang dimainkanoleh enam orang perempuan tercantik di Tanjung Sakti.Keenam penari cantik ini dibekali dengan senjata daribambu yang diberi nama turak. Di dalam turak diisipasir, garam, cabe dan bumbu dapur yang dapat

keluarkan dari dalam turak dengan cara diputar. Pasir,garam, cabe dan bumbu dapur ini akan mengenai matapenonton yang ada disekitar penari. Saat tentaraBelanda kesakitan karena mata mereka terkena pasir,garam, cabe dan bumbu dapur, pemuda Tanjung Saktiakan beramai-ramai menyerang dan melumpuhkantentara Belanda ini dengan senjata berupa tombak dankeris. Dengan siasat menampilkan Tari Turak sebagaitari sambut tentara Belanda, masyarakat Tanjung Saktiberhasil menggagalkan niat mereka untuk menguasaiTanjung Sakti (Sustianingsih & Yati, 2018: 7).Pada masa perang kemerdekaan tahun 1945-1949,masyarakat Tanjung Sakti juga menggunakan TariTurak untuk melumpuhkan Belanda yang pada saatitu diwakili oleh tentara NICA (Nederlandsch Indie CivilAdministratie) yang ingin menguasai daerah ini(Sustianingsih & Yati, 2020: 19-20).

Tari Turak saat ini tidak hanya dikenal olehmasyarakat Tanjung Sakti saja, namun juga telahberkembang di berbagai daerah lainnya yang ada diKabupaten Musi Rawas, salah satunya di KotaLubuklinggau yang dulunya adalah ibukota KabupatenMusi Rawas. Dinas Pariwisata dan Budaya KotaLubuklinggau juga menjadikan Tari Turak sebagai salahsatu kekayaan seni dan budaya Kota Lubuklinggaudalam bentuk tarian tradisional (Wawancara denganLusi dan Emil, 2018).

Fungsi Tari Turak yang awalnya dijadikansebagai tari penyambutan tamu (biasanya adalahpenguasa dan pejabat) yang datang ke Tanjung Saktimengalami perubahan saat ini menjadi tari pertunjukanbiasa yang tidak hanya ditampilkan sebagai tarisambut saja.

2. Visualisasi Busana Tari TurakBusana Tari Turak dari awal digunakan hingga

saat ini memuat kedelapan tujuan busana penari yangtelah disebutkan sebelumnya dalam setiappenampilannya. Busana yang digunakan oleh penariTari Turak saat tari ini pertama kali diciptakan terdiridari:1. Kebaya/dodot berwarna hijau2. Kain pelangi3. Selendang,4. Sanggul malang5. Bunga untuk pemanis di kepala (wawancara

dengan Asman, 2018).

Dalam perkembangan selanjutnya, busanapenari Tari Turak mengalami perubahan mengikutiperkembangan busana adat dan pengantin Musi

Page 5: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Jurnal Seni Budaya

82 Volume 18 Nomor 2, Desember 2020

Rawas, di mana penggunaan kebaya atau dodotdiganti dengan baju kurung beludru, songket, kalungkebo munggah, mahkota, penepun atau lidah MusiRawas, anting, gelang dan kembang urai seperti yangtampak pada gambar di berikut ini.

Gambar 1. Busana penari Tari Turak tahun 1992(Sumber: Muhammad Asman, 2018)

Mulai tahun 2000, busana Tari Turak jugamengalami perubahan yang substansial dan diberikreasi untuk menyesuaikan perkembangan zamansehingga Tari Turak ada bermacam macam yaitu TariTurak Kipas, Tari Turak Bahalindang, Tari TurakBeregam sebagai hasil kreasi Tari Turak yang pertama.Perubahan ini juga membawa kreasi pada busana TariTurak, di mana baju yang tidak lagi seperti baju kurungpolos dan tidak wajib menggunakan songket serta kainpelangi. Selendang pelangi diganti dengan selendangyang lebih sederhana menyesuaikan busana, begitujuga dengan songket (wawancara dengan MuhammadAsman dan Yopi Herlambang, 2018).

Meskipun banyak mengalamai perubahan,mahkota, kembang cempako, gelang, kalung, lidahMusi Rawas, kembang urai, cuping tetap digunakansebagaimana tampak pada gambar berikut:

Gambar 2. Busana penari Tari Turak (sekitar tahun1990-an/tahun 2000)

(Sumber: Yopi Herlambang, 2018)

Gambar 3. Busana penari Tari Turak tahun 2013yang tidak lagi menggunakan selendang pelagi

(Sumber: Lilian, 2019)

Elemen busana dan atribut yang dipakai olehpenari Tari Turak adalah sebagai berikut:1. Baju Kurung

Baju kurung secara umum dipakai dalam pakaianadat Sumatera Selatan dan Musi Rawas. Pakaianini adalah hasil akulturasi dari budaya Melayu danIslam. Agar lebih menarik, baju kurung ini biasanya

Page 6: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Risa Marta Yati dan Ira Miyarni Sustianingsih: Visualisasi dan Makna Simbol Busana Tari Turak Kabupaten Musi Rawas

Volume 18 Nomor 2, Desember 2020 83

terbuat dari bahan satin dengan warna mencolokseperti warna merah dan emas (Hikmawati, 2017:5).

2. Kain songketKain songket yang digunakan penari Tari Turakmemiliki motif geometris abstrak murni berupaperulangan garis zig-zag. Motif zig-zag ini disebutjuga dengan motif tumpal (Hikmawati, 2017: 3).

3. GelangGelang yang digunakan biasanya terbuat dari emasdan kuningan yang dipakai di tangan kanan dankiri penari.

4. KalungKalung yang digunakan juga terbuat dari emas dankuningan. Motif yang digunakan berupa mata uangberbentuk lingkaran dalam ukuran besar dan kecil.Selain itu untuk menambah semarak diberi untaianmanik-manik di antara motif uang tersebut. Jeniskalung yang dipakai biasanya adalah kalung ringgit(kalung Musi Rawas) dan kalung kebo munggah.

5. Lidah Musi Rawas/Teratai Musi Rawas/Teratai lidahLidah Musi Rawas/Teratai Musi Rawas/TerataiLidah merupakan hiasan penutup dada bagi parapenari. Di dalam pakaian adat pengantinperempuan Sumatera Selatan penutup dada inidisebut juga dengan nama terate. Penutup dadaini berupa kalung dengan motif hias bunga terataiyang berfungsi menutup dada penari perempuan(Hikmawati, 2017: 8; Pratiswa, 2014: 2). Teratailidah ini hanya digunakan pada pakaian tradisionalMusi Rawas dan Lubuklinggau (Pratiswa, 2014:140).

6. Mahkota Musi Rawas/Mahkota Beringin (tapung)/PilisMahkota Musi Rawas atau mahkota beringinadalah aksesoris untuk mempercantik bagiankepala penari.

7. Kembang UraiKembang urai atau kembang ure adalah hiasankepala berbentuk untaian bungan berwarna warniyang terbuat dari daun pandan. Kembang urai inidipasang dibagian belakang yang menyerupairambut yang terurai (Hikmawati, 2017: 7).

8. Kain pelangiKain pelangi atau selendang pelangi adalah kainyang memiliki motf dan corak garis geometrisantara garis lengkung yang dipadu dengan garishorizontal (Hikmawati, 2017: 6).

9. Kembang cempako/cempakoKembang cempako atau cempako adalah hiasanberupa bunga cempaka yang berwarna kuning

emas. Kembang cempako terbuat dari kuninganatau emas (Wawancara dengan MuhammadAsman dan Yopi Herlambang, 2018).

10.AntingAnting biasanya dipakai untuk mempercantiktelinga penari. Anting ini biasanya terbuat daribahan emas atau kuningan (Wawancara denganMuhammad Asman dan Yopi Herlambang, 2018).

11. CupingCuping adalah bunga dari kertas yang disematkandi telinga penari dengan tujuan agar bagian telingamenjadi lebih cantik dan semarak (Wawancaradengan Muhammad Asman dan Yopi Herlambang,2018).

12.Sanggul malang/gelung malangSanggul malang atau gelung malang adalah hiasandi kepala yang tujuannya untuk kerapian. Sanggulini membentuk garis horizontal yang melengkung(Hikmawati, 2017: 7).

13.TurakTurak terbuat dari bambu kecil yang dipotong dandihias dengan kertas warna warni. Pada saatpertama kali ditampilkan, di dalam turak diisidengan garam, cabe dan bumbu dapur yangditujukan untuk melumpuhkan musuh. Saat initurak tidak lagi menggunakan bambu, tetapi pipaukuran (Wawancara dengan Muhammad Asmandan Yopi Herlambang, 2018).

2. Makna Simbol Visualisasi Busana Tari TurakKeberadaan kostum dalam sebuah

pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnyasuatu tarian dapat terungkap dengan sempurna, bilaseluruh unsur pendukung hadir di dalamnya, yaitumusik pengiring, tata rias, busana termasuk ungkapangerak dan ekspresinya. Selain untuk menambahkeindahan penampilan busana juga menggambarkanidentitas penarinya (Dyah, 2007: 232).

Busana Tari Turak pada saat pertama kalidiperkenalkan oleh masyarakat Tanjung Sakti atausekarang bernama Kecamatan Suku Tengah Lakitan(STL) Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas memilikiperbedaan yang sangat signifikan dengan busana yangdipakai penari Tari Turak saat ini. Perbedaan ini tampakpada jenis busana yang dipakai, aksesoris dan propertipendukung serta dominasi warna pada busana,aksesoris dan properti.

Visualisasi busana Tari Turak masa Kolonial(diperkirakan abad ke-18) sangat sederhana. Bagianatas busana penari Tari Turak ini terdiri dari: Kebaya/dodot, Sanggul malang dan Bunga untuk pemanis di

Page 7: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Jurnal Seni Budaya

84 Volume 18 Nomor 2, Desember 2020

kepala. Sementara itu bagian bawah terdiri dari kainsederhana. Selendang menjadi pemanis di bagiantengah (bahu) dan turak sebagai properti pendukung.

Visualisasi busana dan properti Tari Turakmasa kini lebih semarak mengikuti busana adat MusiRawas dan Sumatera Selatan yang digunakan olehmasyarakat Musi Rawas. Busana yang dipakai olehpenari Tari Turak dalam setiap pementasan masa kiniantara lain:a. Bagian atas: baju kurung, mahkota Musi Rawas/

mahkota beringin/pilis, anting, sanggul malang dankembang cempako.

b. Bagian tengah: lidah Musi Rawas/teratai MusiRawas/teratai lidah, kalung Musi Rawas, gelang,kain pelangi atau selendang pelangi,

c. Bagian bawah: kain songket atau sewet songket.

Uraian dari masing-masing bagian busana TariTurak adalah sebagai berikut:1. Baju Kurung

Baju kurung yang longgar dan panjangnya selututmerupakan akulturasi dari budaya Islam denganbudaya Musi Rawas dalam berpakaian. Hal inimenyimbolkan bahwa masyarakat Musi Rawasmenganut agama Islam yang taat yang dibuktikanmelalui pemakaian baju kurung ini sebagai pakaianpenari Tari Turak. Baju kurung juga melambangkankesopanan dan keanggunan (Hikmawati, 2017: 5).

2. Kain songket/sewet songketKain songket yang digunakan penari Tari Turakmemiliki motif geometris abstrak murni berupaperulangan garis zig-zag. Motif zig-zag ini disebutjuga dengan motif tumpal. Songket ini biasanyaterbuat dari benang sutera yang ditenun denganbenang emas (Hikmawati, 2017: 3).

3. GelangGelang memiliki simbol keanggunan (Syarofie,2007: 35).

4. Kalung Musi RawasKalung Musi Rawa memiliki fungsi yang samadengan aksesoris lainnya yakni untukmempercantik dan melambangkan kekayaan dankemakmuran si pemakai (Wawancara denganMohammad Asman, 2018).

5. Lidah Musi Rawas/Teratai Musi Rawas/Teratai lidahBunga teratai menyimbolkan kemegahan,keagungan dan kesucian (Toekio, 2000: 29). Terataijuga melambangkan rasa kesabaran, ketabahanhati, keramahan, ketertiban dan salingmenghormati antara masyarakat (Hikmawati, 2017:8).

6. Mahkota Musi Rawas/mahkota beringinMahkota Musi Rawas biasanya bermotif bungateratai dan setangkai bunga mawar di puncaknya.Bunga teratai melambangkan kesucian dan bungamawar memiliki simbol kekeluargaan. Makna laindari simbol bungan mawar yaitu: lambang kesuciandan keagungan. Motif lingkaran yang diberi batupermata simbol dari ruang angkasa yang dapatdiartikan sebagai kepercayaan pada Tuhan sangpencipta pengatur segala (Sunaryo, 2009: 155)

7. Kain pelangiMakna simbol dari motif pada kain pelangi yakni:motif lengkung bermakna kegembiraan dan motifhorizontal merupakan simbol ketenangan. Kainpelangi ini makna simbolnya adalah kebahagiandan ketenangan dari masyarakat Musi Rawas(Toekio, 2000: 29).

8. Kembang cempako/cempakoBunga cempaka sama dengan bunga teratai yaknimenyimbolkan keagungan dan kesucian (Toekio,2000: 80-81).

9. AntingAnting adalah perhiasan yang digantung padatelinga untuk mempercantik tampilan telinga.Makna simbol anting sama dengan gelang, yaknilambang kecantikan dan keanggunan.

10.Sanggul malang/gelung malangSanggul malang atau gelung malang adalah rambutyang digelung yang menyimbolkan bahwaperempuan Musi Rawas adalah sosok yang anggunyang mengutamakan kerapian dan mempunyairasa ketenangan dalam menghadapi sesuatu(Hikmawati, 2017: 7)

11. Warna Merah dan EmasPakaian penari Tari Turak saat ini didominasi olehpenggunaan warna merah dan emas. Warna merahmemiliki kesan kuat, berani, menarik, seksi dananggun. Dalam budaya Cina, warna merah adalahkeberuntungan. Warna emas menyimbolkankedudukan, kemewahan dan kekuasaan(Suhandra, 2019: 31).

Bagian atas merupakan elemen utama daribusana penari Tari Turak. Penggunaan baju kurungadalah bentuk akulturasi dari budaya asli Musi Rawasdengan Islam. Baju kurung ini melambangkan ketaatankepada aturan agama dalam tata cara berpakaian danjuga sebagai bentuk kesopanan, kesucian dankeanggunan dari perempuan Musi Rawas yangmenjadi penari Tari Turak.

Page 8: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Risa Marta Yati dan Ira Miyarni Sustianingsih: Visualisasi dan Makna Simbol Busana Tari Turak Kabupaten Musi Rawas

Volume 18 Nomor 2, Desember 2020 85

Mahkota Musi Rawas atau ada juga yangmenyebutnya mahkota beringin yang mirip denganpakaian pengantin perempuan Musi Rawas danSumatera Selatan digunakan untuk mempercantikkepala para penari. Bunga mawar dan bungan terataiyang menjadi motif dari mahkota tersebutmelambangkan kesucian, keagungan, kekeluargaan.Sementara itu motif lingkaran dan batu permatamelambangkan ketaatan dan kepercayaan padaTuhan yang Maha Esa sebagai pencipta alam.

Kembang cempako/cempako yang dipasangberdekatan dengan mahkota Musi Rawas semakinmempertegas keanggunan dan kesucian bagi sipemakainya. Makna simbol yang sama antara bunganteratai dan bunga cempaka menjadi alasan kenapakedua aksesoris ini dipasang berdekatan. Sanggulmalang yang digunakan di belakang kepalamenyimbolkan bahwa perempuan Musi Rawas adalahsosok yang anggun yang mengutamakan kerapian danmempunyai rasa ketenangan dalam menghadapisesuatu (Hikmawati, 2017: 7).

Kain songket dipakai antara pinggang hinggamenutupi seluruh kaki dan mata kaki. Songketmerupakan budaya asli Sumatera Selatan yang telahada sejak masa Sriwijaya. Songket ini biasanyadigunakan oleh raja-raja dan menunjukkan keanggunanmelalui warna emas, bahan benang dan motifnya.Benang sutera dan benang emas menyimbolkankeagungan dan kemuliaan bagi pemakainya.

Gelang, kalung Musi Rawas, lidah MusiRawas/terataiMusi Rawas/teratai lidah yang dipasangdi tangan, bahu dan dada adalah aksesoris untukmempercantik penari. Gelang memiliki simbolkeanggunan. Bunga teratai menyimbolkankemegahan, keagungan dan kesucian (Toekio, 2000:29). Teratai juga melambangkan rasa kesabaran,ketabahan hati, keramahan, ketertiban dan salingmenghormati antara masyarakat (Hikmawati, 2017:8).

Kain pelangi yang dipakai dipinggangmenggambarkan ketenangan, kegembiraan dankebahagiaan masyarakat Musi Rawas (Toekio, 2000:29). Hal ini mengisyaratkan bahwa masyarakat MusiRawas hidup dengan rukun, damai, makmur dan diliputidengan kegembiraan serta kebahagiaan.

Atribut busana penari Tari Turak yang telahdiuraikan di atas didominasi oleh penggunaan warnamerah dan emas. Warna merah memiliki karakterkuat, berani, menarik, seksi, cantik dan anggun.Sedangkan warna emas menyimbolkan kedudukandan kekuasaan. Ini menandakan bahwa pemakai

busana ini adalah perempuan yang cantik, anggun danberani. Emas juga melambangkan kekayaan dankemakmuran bagi pemakainya.

Turak yang di masa dahulu dijadikan sebagaisenjata adalah simbol keberanian dari masyarakatMusi Rawas. Pasir, garam cabe dan bumbu dapur yangtersembunyi di dalam turak menjadi bukti kecerdikanmasyarakat Tanjung Sakti untuk melumpuhkan tentaraBelanda. Namun saat ini turak tidak lagi disi denganpasir, garam dan bumbu dapur. Turak sudah dihiasdengan kertas warna warni yang warnanyadiselaraskan dengan warna busana Tari Turak saat iniyang mengikuti perkembangan zaman.

Tari Turak kreasi memiliki visualisasi yangagak berbeda, di mana baju kurung belundru, songketdan kain pelangi diganti dengan bentuk lain yangmenyesuaikan dari jenis tari kreasi turak yang akandipentaskan. Untuk mempertahankan kearifan lokalMusi Rawas, mahkota, kembang cempako, gelang,kalung, lidah Musi Rawas, kembang urai, cuping tetapdigunakan dalam busana Tari Turak kreasi(Wawancara dengan Muhammad Asman dan YopiHerlambang, 2018).

D. Kesimpulan1. Visualisasi busana Tari Turak saat pertama kali

tari ini dipentaskan adalah para penari memakai:kebaya/dodot, sanggul malang dan bunga untukpemanis di kepala, kain sebagai rok, selendangdan turak sebagai properti pendukung. Dalamperkembangannya visualisasi busana Tari Turaksaat ini mengikuti pakaian adat Musi Rawas yangterdiri dari: baju kurung, mahkota Musi Rawas/mahkota beringin/pilis, anting, sanggul malang dankembang cempako, lidah Musi Rawas/teratai MusiRawas/teratai lidah, kalung Musi Rawas, gelang,kain pelangi atau selendang pelangi, kain songketatau sewet songket. Pada Tari Turak kreasi,songket, baju kurung polos dan selendang pelangidisesuaikan dengan Tari Turak kreasi yangditampilkan.

2. Baju kurung juga melambangkan kesopanan dankeanggunan. Aksesoris berupa, kalung MusiRawas, gelang dan anting memiliki simbolkeanggunan dan kemakmuran pemakainya. LidahMusi Rawas/Teratai Musi Rawas menyimbolkankemegahan, keagungan dan kesucian, rasakesabaran, ketabahan hati, keramahan, ketertibandan saling menghormati antara masyarakat. Bungateratai dan bungan mawar yang terdapat padamahkota Musi Rawas melambangkan kesucian,

Page 9: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Jurnal Seni Budaya

86 Volume 18 Nomor 2, Desember 2020

keagungan, kekeluargaan. Motif pada kain pelangibermakna kegembiraan dan ketenangan. Bungacempaka sama dengan bunga teratai yaknimenyimbolkan keagungan dan kesucian. Sanggulmalang atau gelung malang menyimbolkan bahwaperempuan Musi Rawas adalah sosok yang anggunyang mengutamakan kerapian dan mempunyairasa ketenangan dalam menghadapi sesuatu.Warna Merah dan emas sangat mendominasipenggunaan warna pada busana penari Tari Turak.Merah memiliki kesan kuat, berani, menarik, seksidan anggun. Sedangkan warna emasmenyimbolkan kedudukan, kekuasaan dankemakmuran. Jadi warna merah menyimbolkanperempuan Musi Rawas yang anggun, berani,makmur dan berkuasa.

KEPUSTAKAAN

Ensiklopedi Tari Indonesia. (1986). Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Creswell, J. W. (2010). Research Design PendekatanKualitatif, Kuantitatif dan Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fitriani, S. (2018). “Analisis Bentuk Gerak Tari Turakdi Sanggar Studio Lingga KotaLubuklinggau”. Sitakara Edisi Keempat.

Herusatoto, B. (1984). Simbolisme Dalam BudayaJawa. Yogyakarta: Hanindita.

Herlina. (2013). “Bentuk Penyajian Tari Turak diKecamatan Suku Tengah Lakitan (STL) UluTerawas Kabupaten Musi Rawas”. Skripsi:Universitas P0GRI Palembang.

Hikmawati, E. (2017). “Makna Simbol dalam AesanGede dan Pak Sangkong Pakaian AdatPernikahan Palembang”. Intelektualita Vol.06 (01): 1-12.

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial EdisiKedua. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: Rineka Cipta.

Littlejohn, S. W dan Karen A. F. (2011). TeoriKomunikasi Edisi 9. Jakarta:Salemba

Humanika.

Mackinlay, S.C & B. Shneiderman. (1998). Readingsin Information Visualization, Using Vi-sualization to Think. Morgan Kaufman.

Nordholt, H. S. (ed). (2005). Outward Appearances:Trend, Identitas, Kepentingan. Yogyakarta:LKiS.

Prastiwa, S.A. (2014). “Rekonstruksi Tari SambutSilampari di Kabupaten Musi

Rawas”. Gelar: Jurnal Seni Budaya Vol.12 (2): 139-150.

Sedyawati, E. (1995). “Pencak Silat sebagai DasarPijakan Tari Minangkabau”. Makalah Semi-nar Tari Minangkabau. Padang Panjang:STSI Padang Panjang.

Slamet, M.D. (2012). Barongan Blora Menari di atasPolitik dan Terpaan Zaman. Surakarta: CitraSains LPKBN.

Soedarsono. (1977) Tari-tarian Indonesia I. Jakarta:Proyek Pengembangan Media Kebudayaan,Direktorat Jenderal Kebudayaan,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suhandra, I. R. (2019). “Studi Komparatif MaknaKonotasi Warna Dalam Budaya MasyarakatBarat dan Masyarakat Suku Sasak LombokIndonesia”. Cordova Jurnal Vol. 9 No. 1: 17-38.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.

Suryana. (2010). Metode Penelitian Model PraktisPenelit ian Kuantitati f dan Kualitatif .Bandung: UPI.

Sustianingsih, I. M., & Yati, R. M. (2018). KAJIANTENTANG PERWUJUDAN NILAI JUANGPADA TARI TURAK ( STUDI KASUSKECAMATAN SUKU TENGAH LAKITAN (STL ) ULU TERAWAS KABUPATEN MUSIRAWAS SUMATERA SELATAN ), 1(1), 1–11.

Page 10: VISUALISASI DAN MAKNA SIMBOL BUSANA TARI TURAK …

Risa Marta Yati dan Ira Miyarni Sustianingsih: Visualisasi dan Makna Simbol Busana Tari Turak Kabupaten Musi Rawas

Volume 18 Nomor 2, Desember 2020 87

Sustianingsih, I. M., & Yati, R. M. (2020). Gondang/ :Jurnal Seni dan Budaya The Developmentof Turak Dance in Musi Rawas Regency andRejang Lebong Regency, 4(1), 16–27.

Syarofie, Y. (2007). Songket Palembang: NilaiFi losofis, Jejak Sejarah dan Tradisi.Palembang: Dinas Pendidikan PemerintahPropinsi Sumatera Selatan.

Toekio, M. S. (2000). Mengenal Ragam Hias Indone-sia. Bandung: Angkasa.

https://googleweblight.com. diakses tanggal 10Agustus 2018.

Narasumber:

1. Mohammad Asman: koreografer tari dan mantananggota Dewan Kesenian Kota Lubuklinggau.Wawancara hari Sabtu, 22 September 2018.

2. Yopi Herlambang: koreografer tari dan pelestari seniMusi Rawas dan Lubuklinggau. Wawancara hariRabu, 7 November 2018.

3. Suwandi Syam: budayawan Kabupaten MusiRawas. Wawancara hari Kamis, 3 Januari 2018.

4. Lusi: Kasi Kebudayaan Disdik Kota Lubuklinggau.Wawancara hari Jumat, 2 Februari 2018.

5. Emil: Pegawai Disparbud Kabupaten Musi Rawas.Wawancara hari Selasa, 1 Januari 2018.