TUGAS CHANDA WEDA MATA KULIAH WEDA KELOMPOK II ANGGOTA : 1. NI PUTU AYU MAHADEWI / 16.1.1.3.1.30 2. NI KADEK SUSILARTINI / 16.1.1.3.1.34 3. NI PUTU WIDIASTUTI / 16.1.1.3.1.27 4. NI PUTU SUKADESI / 16.1.1.3.1.29 5. I GDE RIAWAN WIDIANTARA MP / 16.1.1.3.1.33 6. NYOMAN ADI RATNAYA / 16.1.1.3.1.32 7. GEDE FERY JUSTIANA / 16.1.1.3.1.31 8. I GN KETUT DWIJA PRASTIKA / 16.1.1.3.1.28 PROGRAM STUDI PGSD JURUSAN DHARMA ACARYA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI
32
Embed
guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS
CHANDA WEDA
MATA KULIAH WEDA
KELOMPOK II
ANGGOTA :
1. NI PUTU AYU MAHADEWI / 16.1.1.3.1.30
2. NI KADEK SUSILARTINI / 16.1.1.3.1.34
3. NI PUTU WIDIASTUTI / 16.1.1.3.1.27
4. NI PUTU SUKADESI / 16.1.1.3.1.29
5. I GDE RIAWAN WIDIANTARA MP / 16.1.1.3.1.33
6. NYOMAN ADI RATNAYA / 16.1.1.3.1.32
7. GEDE FERY JUSTIANA / 16.1.1.3.1.31
8. I GN KETUT DWIJA PRASTIKA / 16.1.1.3.1.28
PROGRAM STUDI PGSD JURUSAN DHARMA ACARYA
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA
PROVINSI BALI 2016/ 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang
berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para
Maha Rsi. Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana
sumber air yang mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam
sepanjang abad. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Weda secara ethimologinya berasal dari kata “Vid” (bahasa sansekerta),
yang artinya mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci
yang maha sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab
Suci Weda dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah
wahyu yang diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para
maha Rsi. Juga disebut kitab mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab
yang tidak boleh diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.
Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama
sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa
Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku
pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang
dipergunakan dalam Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda
Dewata). Tokoh yang merintis penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi
Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya adalah kitab
Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.
Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang
diperlukan oleh manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis
buku weda itu banyak. maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua
kelompok besar yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti. Pembagian ini juga
dipergunakan untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai
kitab Weda, baik yang telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana
dilakukan secara turun temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang
berlaku secara institusional ilmiah.
KITAB SRUTI adalah kitab wahyu yang diturunkan secara langsung oleh
Tuhan (Hyang Widhi Wasa) melalui para maha Rsi. Sruti adalah Weda yang
sebenarnya (originair) yang diterima melalui pendengaran, yang diturunkan sesuai
periodesasinya dalam empat kelompok atau himpunan. Oleh karena itu Weda
Sruti disebut juga Catur Weda atau Catur Weda Samhita (Samhita artinya
himpunan). Adapun kitab-kitab Catur Weda tersebut adalah:
1. Weda atau Rg Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Pulaha.
2. Sama Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Jaimini.
3. Yajur Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Waisampayana.
4. Atharwa Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Sumantu.
KITAB SMERTI adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan.
Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokan isi materi secara sistematis
menurut bidang profesi. Secara garis besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam
dua kelompok besar, yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok
Upaweda.
1. Kelompok Wedangga:
Kelompok ini disebut juga Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda
yaitu:
(1).Siksa (Phonetika)
(2).Wyakarana (Tata Bahasa)
(3).Chanda (Lagu)
(4).Nirukta
(5).Jyotisa (Astronomi)
(6).Kalpa
2. Kelompok Upaweda:
Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga.
Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
(1).Itihasa
(2).Purana
(3).Arthasastra
(4).Ayur Weda
(5).Gandharwaweda
Namun dalam hal ini kami tidak membahas semua tetang intisari ajaran Veda.
Kami disini hanya akan membahas salah sartu dari Kelompok Sad Wedangga
yaitu “CHANDA” atau lagu dalam Veda.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian tentang penjelasan latar belakang maka rumusan masalah yang
dapat diambil yaitu :
1. Apa pengertian ‘Chanda’?
2. Apa saja bentuk – bentuk ‘Chanda’?
3. Apa saja contoh – contoh ‘Chanda’ dalam Veda ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian ‘Chanda’.
1. Untuk mengetahui bentuk – bentuk ‘Chanda’.
2. Untuk mengetahi contoh – contoh ‘Chanda dalam Veda.
1.4 Manfaat Penulisan
Agar para pembaca dapat mengetahui apa itu Chanda, bentuk – bentuk
Chanda, serta beberapa contoh Chanda yang ada dalam Veda. Karena Chanda
merupakan salah satu cabang Veda yang harus diketahui ataupun dipelajari agar
tidak terjadi kesalahan dalam pelafalan mantram-mantram yang ada pada Veda.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ‘Chanda’ atau Metrum.
Chanda merupakan ilmu tentang irama Veda ( Chandasastra ). Chanda
atau metrum (wirama) ditentukan oleh aturan jumlah suku kata dalam sebuah
baris dan sebuah mantram Veda yang terdiri dari 3 atau 4 “pada” atau baris.
Jumlah suku kata yang dihitung adalah suku kata yang konsonannya diikuti huruf
svara(vowel) termasuk juga wisarga dan anuswara. Baris mantram Veda
ditentukan pula oleh irama berat ringan panjang pendek yang disebut guru dan
laghu yang pada baris panjang kadang-kadang berselang seling dengan yang
pendek. Baris-baris pada bait mantra umumnya terdiri dari 8 , 11 atau lebih dan
kadang-kadang jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Metrum ini menurut
tradisi dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu biasa atau sedang dan yang
panjang.
Metrum atau wirama terpendek terdiri dari 24 suku kata dan terdiri dari 3
baris, selanjutnya suku katanya bertambah empat demi empat dan barisnyapun
berubah mnjadi empat atau lebih. Yang terpanjang dari kelompok biasa atau
sedang ini terdiri dari 48 suku kata. Yang terpendek dari kelompok yang panjang
adalah 52 suku kata dan yang terpanjang terdiri dari 76 suku kata bahkan ada yang
104 suku kata, kini dalam kenyataannya tidak ditemukan seperti yang demikian.
Berikut dikutipkan bagan metrum sebagai berikut :
Yang biasa (sedang) Jumlah suku kata (suku kata tiap baris)
1. Gayatri 24 suku kata ( 8 + 8 + 8 )
2. Usnih 28 suku kata ( 7 + 7 + 7 + 7 )
3. Anustubh 32 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 )
4. Brhati 36 suku kata ( 9 + 9 + 9 + 9 )
5. Pankti 40 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 + 8 )
6. Tristubhh 44 suku kata ( 11 + 11 + 11 + 11 )
7. Jagati 48 suku kata ( 12 + 12 + 12 + 12 )
Yang panjang Jumlah suku kata (suku kata tiap baris)
1. Atijagati 52 suku kata ( 12 + 12 + 12 + 8 + 8 )
2. Sakvari 56 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 )
3. Antisakvari 60 suku kata ( 16 + 16 + 12 + 8 + 8 )
4. Asti 64 suku kata ( 16 + 16 + 16 + 8 + 8 )
5. Atyasti 68 suku kata ( 12 + 12 + 8 + 8 + 8 +12 + 8 )
6. Dhrti 72 suku kata ( 12 + 12 + 8 + 8 + 8 + 16 + 8 )