BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kabupaten Banggai Secara singkat, gambaran umum Kabupaten Banggai bisa dilihat dari aspek geografis, demografis, potensi ekonomi, struktur sosial dan juga budaya. Secara geografis Kabupaten Banggai terletak antara 122 0 23’ – 124 0 20’ Bujur Timur dan 0 0 30’ – 2 0 20’ Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini. - Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai Kepulauan. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan Morowali. Sedangkan luas wilayah Kabupaten Banggai adalah 9.672,70 Km2 dan secara administrasi pemerintahan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah. Pada tahun 2008 Kabupaten Banggai dibagi kedalam 13 Kecamatan 23 Kelurahan dan 271 desa dan 2 UPT (unit pemukiman transmigrasi). Berikutnya, ditahun 2009 telah berlangsung 1
52
Embed
· Web viewDengan melihat besarnya potensi perikanan tangkap yang dimiliki tentunya memerlukan penanganan serius, profesional dan bertanggung jawab. Kalau melihat produksi dan nilai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Banggai
Secara singkat, gambaran umum Kabupaten Banggai bisa dilihat dari
aspek geografis, demografis, potensi ekonomi, struktur sosial dan juga
budaya.
Secara geografis Kabupaten Banggai terletak antara 122023’ – 124020’
Bujur Timur dan 0030’ – 2020’ Lintang Selatan dengan batas wilayah
sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai Kepulauan.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan
Morowali.
Sedangkan luas wilayah Kabupaten Banggai adalah 9.672,70 Km2 dan
secara administrasi pemerintahan merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Sulawesi Tengah. Pada tahun 2008 Kabupaten Banggai dibagi
kedalam 13 Kecamatan 23 Kelurahan dan 271 desa dan 2 UPT (unit
pemukiman transmigrasi). Berikutnya, ditahun 2009 telah berlangsung
pemekaran diberbagai tingkat pemerintahan, terutama di kecamatan,
desa dan kelurahan sehingga menjadi 18 Kecamatan, 46 Kelurahan dan
291 desa dan 2 UPT.
Dilihat dari bentang fisik wilayah, daratan daerah ini diapit oleh 8
(delapan) gunung, dengan tinggi berkisar antara 1.071 m hingga 2.401 m
1
diatas permukaan laut. Juga terdapat 9 (sembilan) sungai besar dengan
luas daerah aliran sungai mencapai angka 404.550 Ha.
Sementara data-data kependudukan terbaru, seperti yang bersumber
dari sensus penduduk 2010, populasi penduduk Kabupaten Banggai
berjumlah 323.872 jiwa, terbagi atas laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan
158.606 jiwa. Dari data yang telah dipublikasi terdapat fakta khusus,
bahwa tingkat sebaran penduduk belum merata. Konsentrasi populasi
masih berada di Kecamatan Luwuk, dengan prosentase mencapai 22,73
persen. Kemudian diikuti oleh Kecamatan Toili, dengan prosentase 9,13
persen. Urutan berikutnya ditempati oleh Kecamatan Pagimana 6,90 %,
Kecamatan Toili Barat 6,44 % dan wilayah lainnya yang sebaran
populasinya kurang dari 6 %. Dari sebaran yang tidak merata tersebut
terlihat juga tingkat kepadatan atau densitas yang cukup tinggi. Seperti
terlihat di Kecamatan Luwuk, yang dihuni 73.532 orang dan di Kecamatan
Toili yang dihuni oleh 29.573 orang.
Sementara itu, kondisi alam (natural conture), bentang lahan dan
karaktristik lingkungan di Kabupaten Banggai, memiliki corak yang khas.
Seperti yang pernah dicatat oleh Ahli Entomologi Belanda, yaitu Allfred
Russel Wallace. Penelitian ini merumuskan istilah yang popular dengan
sebutan Garis Wallace, yang memberikan demarkasi (pemisahan) antara
karakteristik alamiah (flora dan fauna), antara Sulawesi, Jawa dan Papua.
Otomatis karakteristik alamiah Kabupaten Banggai menginduk pada Pulau
Sulawesi.
Kondisi ini melimpahkan warisan alam yang hingga kini masih bisa
dinikmati, bahkan sebagian besar belum terolah optimal. Sebagai contoh,
Kabupaten Banggai terdapat Suaka Margasatwa Bakiriang. Areal seluas
2
12.500 Ha ini adalah tempat perlindungan bagi Burung Maleo. Jenis
unggas berukuran lebih kecil dari ayam biasa dan memiliki cara bertelur
mirip penyu ini diperlakukan khusus oleh masyarakat setempat. Tiap
tahunnya, khususnya tiap panen telur Maleo, mereka selalu mengadakan
upacara Tumpe demi menghindari diri dari kutukan wabah penyakit.
Acara-acara seperti itu tentunya sangat unik sebagai daya tarik wisata.
Tempat wisata andalan lainnya adalah Suaka Margasatwa Pati-pati,
Panorama Alam Salodik, Pulau Dua, Pulau Balean, Pantai Km5, Air Terjun
Hanga-Hanga dan Lombuyan (suaka marga satwa bagi Anoa).
Selain warisan alam, Kabupaten Banggai juga memiliki warisan
sejarah yang mengagumkan. Menurut fakta-fakta sejarah yang terlacak,
kerajaan-kerjaan Banggai era silam telah menghadirkan sistem tata kelola
kekuasaan yang relatif modern, yaitu mengenal sistem monarki
konstitusional (seorang raja yang tunduk dan patuh pada peraturan
perundang-undangan). Dulu Kabupaten Banggai merupakan bekas
Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah banggai daratan dan banggai
kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi
Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
B. Potensi Alam Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah,
baik berupa kandungan mineral, gas dan energi di perut bumi, maupun
kekayaan hasil alam dipermukaan bumi (seperti kopra, sawit, coklat,
beras, kacang mente, cengkeh, vanili dan lainnya).
1. Potensi Migas3
Di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, pengelolaan Migas
dibagi dalam 2 blok yaitu blok Senoro dan blok Matindok. Dari dua
blok inilah nantinya gas yang dihasilkan akan dialirkan ke LNG Plant
maupun Power Plant.
2. Potensi Bahan Galian
Kandungan mineral diperut bumi Kabupaten Banggai, menyimpan
potensi untuk bisa dimanfaatkan secara optimal. Kekayaan alam yang
terserak dibeberapa titik itu terdiri dari potensi kekayaan alam yang
strategis dan vital, termasuk juga yang mengandung potensi energi.
Beberapa bentuk potensi kekayaan mineral yang terkandung diperut
bumi Kabupaten Banggai, antara lain adalah :
Emas. Berlokasi di Kecamatan Toili dan Kecamatan Bunta. Untuk
mengakses lokasi ini bisa ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai
dengan menggunakan kenderaan roda empat dan roda dua. Jarak
tempuh sekitar 170 kilometer.
Nikel. Berada di Kecamatan Luwuk Timur, Kecamatan Pagimana,
Kecamatan Bunta dan Kecamatan Toili. Nikel adalah material yang
dapat digunakan sebagai bahan baku pengolahan nikel untuk
digunakan sebagai campuran dengan material logam lainnya. Prospek
pemanfaatan nikel aktual dan potensial adalah sebagai berikut :
- Blok Siuna Kecamatan Pagimana luas areal prospek ± 3.400 Ha.
- Blok Pagimana Bunta luas areal prospek ± 2.000 Ha.
- Blok Balingara luas areal prospek ± 200 Ha.
4
- Blok Toili luas areal ± 2.800 Ha.
Besi. Lokasi keberadaanya terletak di wilayah Kecamatan Kintom.
Pemanfaatan besi adalah sebagai bahan baku untuk industri
pengolahan besi, bahan campuran untuk pengolahan seng, bahan
baku industri otomotif dan lain sebagainya.
Granit. Terdapat di Kecamatan Pagimana, dapat ditempuh dari
ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua
dan roda empat, dengan jarak sekitar 60 kilometer atau dapat
ditempuh dengan waktu sekitar 2 jam. Granit dapat digunakan sebagai
bahan yang ekslusif untuk pelapis dinding, lantai atau plafon gedung,
monumen dan lain sebagainya.
Pasir dan Batu. Terdapat dihampir semua sungai yang ada di
Kabupaten Banggai dan tersebar di sembilan kecamatan.
Batu Gamping. Hampir seluruh wilayah di Kabupaten Banggai
didominasi oleh jenis bebatuan ini. Pada beberapa wilayah telah
diolah secara tradisional untuk keperluan lokal seperti Desa Biak
Kecamatan Luwuk. Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten
Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat
dengan jarak tempuh kurang lebih 0,5 – 1 jam. Batu gamping
digunakan sebagai bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil
jalan raya, pengapuran pertanian, bahan keramik, industri kaca,
industri semen, pembuatan karbid, untuk peleburan dan pemurnian
5
baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untuk
pembuatan soda abu, untuk penjernihan air, untuk proses
pengendapan biji logam non ferous dan industri gula.
Marmer. Terdapat di Desa Salodik, Desa Lauwon, Desa Bantayan, dan
Desa Minangandala di Kecamatan Luwuk. Lokasi dapat ditempuh dari
ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua
dan roda empat. Dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 1,5 jam.
Marmer biasa digunakan sebagai bahan ornamen dinding dan lantai
rumah, serta untuk pembuatan cindera mata. Berdasarkan
kenampakan di lapangan dan hasil pemolesan, marmer di Kabupaten
Banggai mempunyai warna putih, abu-abu, kecokelatan serta merah
kecoklatan. Hasil analisis fisik yang dilakukan pada Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi menunjukkan hasil yang layak untuk
digunakan sebagai bahan dasar lantai utama berdasarkan standar
persyaratan mutu batu pualam.
Gabro. Terdapat di Desa Siuna Kecamatan Pagimana, Desa Bantayan
Kecamatan Luwuk dan Desa Nanga-nangaon Kecamatan Bunta. Batuan
jenis ini digunakan sebagai bahan dasar untuk ornamen dinding
maupun ornamen lantai dan bahan dasar bahan dasar pembuatan
cendera mata. Berdasarkan kenampakan di lapangan dan hasil
pemolesan batuan ini mempunyai warna dan corak abu-abu
kehitaman berbintik putih. Berdasarkan hasil analisis fisik yang
dilakukan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
menunjukkan hasil yang layak untuk digunakan sebagai bahan dasar
6
lantai utama berdasarkan standar persyaratan mutu batu pualam.
Kandungan bahan galian gabro yang tereka (posible) mencapai luas
wilayah kurang lebih 100 Ha.
Tanah Urug. Tanah Urug adalah bahan galian yang tersebar luas di
Kabupaten Banggai, terdapat di sembilan kecamatan. Digunakan
sebagai suplemen bahan dasar untuk bangunan perumahan,
perkantoran, ataupun pusat perbelanjaan. Bahan galian ini memiliki
potensi yang cukup untuk dikembangkan berdasarkan penelitian
sementara pada daerah-daerah cekungan dijumpai volume tanah urug
sebesar kurang lebih 2 Km2.
3. Potensi Energi
Energi merupakan salah satu sumber daya alam dari sekian banyak
potensi yang dikembangkan untuk mendukung percepatan
pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor energi dan ketenaga
listrikan. Beberapa sumber daya energi yang tersedia di Kabupaten
Banggai yang belum dimanfaatkan secara optimal dan sangat potensial
untuk dikembangkan menjadi salah satu sumber daya energi yang
berdaya guna tinggi adalah sebagai berikut :
Energi Surya. Merupakan energi yang berasal dari sinar matahari,
dengan teknologi yang tepat guna serta peralatan yang mudah
diperoleh dengan harga terjangkau, dapat diubah menjadi energi
listrik yang murah dan sesuai dengan daya beli masyarakat
diperdesaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun
7
meteorologi Bubung Luwuk, penyinaran matahari di Kabupaten
Banggai memiliki intensitas rata-rata sebesar 53-96 %. Dengan
demikian potensi energi surya di Kabupaten Banggai memiliki prospek
untuk dikembangkan.
Energi Air. Peristiwa gaya tarik bumi dengan bulan menyebabkan
pasang surut air laut, seperti banyak terjadi di perairan Asia tenggara.
Di daerah Kabupaten Banggai terdapat jenis pasang surut prevaling
diurnal, yaitu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi
permukaan yang berbeda. Kecepatan arus rata-rata 2,0 knot ke arah
utara pada bulan Januari, Maret, Juli dan Oktober. Sementara angin
yang berhembus kearah Selatan terjadi di bulan April, Juni, November
dan Desember. Dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,1 – 1,2 M
(Dishidros, 1997). Selain potensi arus laut ini terdapat pula potensi
sungai-sungai yang meiliki debit air yang cukup untuk dikembangkan
menjadi alternatif lain sebagai salah satu sumber daya energi listrik,
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Hanga-hanga.
Energi Angin. Kekuatan angin yang cukup stabil dengan arah yang
tetap memungkinkan untuk dikembangkannya Pembangkit Listrik
Tenaga Angin. Angin bertiup dari Phlipina dengan kecepatan angin
rata-rata di Kabupaten Banggai yang berkisar 3-6 knot dengan arah