BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis) merupakan tanaman dengan banyak manfaat. Tanaman ini menjadi bahan baku dalam industri penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Produk andalannya adalah CPO (Crude Palm Oil) yang menjadi salah satu komoditi ekspor terbesar dari Indonesia. Selain menghasilkan minyak goreng sebagai bahan pangan, proses industri minyak kelapa sawit juga memiliki manfaat lain sebagai berikut: a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan) c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan) d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri e. makanan) f. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi g. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).
55
Embed
· Web viewCrude Palm Oil) yang menjadi salah satu komoditi ekspor terbesar dari Indonesia. Selain menghasilkan minyak goreng sebagai bahan pangan, proses industri minyak kelapa sawit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis) merupakan tanaman dengan banyak manfaat.
Tanaman ini menjadi bahan baku dalam industri penghasil minyak masak, minyak
industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Produk andalannya adalah CPO (Crude
Palm Oil) yang menjadi salah satu komoditi ekspor terbesar dari Indonesia. Selain
menghasilkan minyak goreng sebagai bahan pangan, proses industri minyak
kelapa sawit juga memiliki manfaat lain sebagai berikut:
a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel
b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik,
industri
e. makanan)
f. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
g. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).
Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa,
dan Sulawesi. Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti
sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber
penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak
kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong
pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa
sawit. (Departemen Perindustrian, 2007).
Komoditas kelapa sawit salah satu komoditas perkebunan yang merupakan
kontributor penerimaan devisa negara yang dapat diandalkan Hal ini dapat dilihat
dari nilai ekspor produk kelapa sawit dan turunannya mencapai US$ 11,61 milyar
naik 17,75% atau US$ 2,5 milyar pada tahun sebelumnya, demikian juga dengan
volume sebanyak 21,2 ton CPO meningkat 14,23% dari tahun sebelumnya.
Menurut data dari BPS, diperkirakan ekspor produk kelapa sawit dan turunannya
akan terus mengalami kenaikan baik volume maupun nilainya, dapat di lihat pada
Tabel 1. Tujuan Negara ekspor minyak sawit antara lain : China, Belanda, India,
Malaysia, Amerika, Italia, Jerman dan lainnya. (Yanuar, 2011)
Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Tahun 2006 sd 2010
Sumber: Badan Pusat Statistik
Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas kelapa sawit terbesar
di dunia, luas areal dan produksi kelapa sawit berdasarkan publikasi dari data
statistik Ditjen Perkebunan adalah seluas 8,04 juta ha dengan produksi 19,76 juta
ton CPO pada tahun 2010 yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesian,
penyebaran paling banyak adalah di daerah Sumatera diperkirakan seluas 5,29
Juta hektar. Perkebunan Besar milik swasta masih dominan debanding dengan
perkebunan milik rakyat maupun Negara, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Areal Kelapa Sawit Menurut Status Pengusahaannya 2006 s.d
2011
Sumber: Badan Pusat Statistik
Dalam era sistem informasi masa kini, perusahaan perkebunan banyak
menggunakan teknologi informasi dalam memperlancar usaha serta meningkatkan
efisiensi dan efektifitas bisnis. Salah satu teknologi yang banyak dimanfaatkan
adalah ERP (Enterprise Resource Planning). ERP sangat berguna untuk
mengintegrasikan proses produksi dan distribusi sehingga dapat memberikan nilai
tambah bagi konsumen.
Masalah-masalah kecil yang berdampak besar bagi perusahaan pun kerap
terjadi, misalnya pihak manajemen yang melakukan transaksi penjualan tanpa
mengetahui persis jumlah CPO yang tersedia di pabrik mereka. Belum lagi
kebocoran yang terjadi di lapangan tidak dapat terkontrol oleh pihak manajemen.
“Tanpa pengawasan yang terintegrasi, losses di lapangan bisa mencapai 8%,”
tegas Yudi. (Simandjuntak, 2007)
Solusi dari permasalah ini adalah menerapkan ERP yang memantau setiap
proses bisnis yang berlangsung di industri kelapa sawit dari hulu ke hilir, Dengan
aplikasi ini, perusahaan dapat mengintegrasikan dan mengontrol setiap proses
bisnis yang berlangsung, mulai dari perkebunan, pabrik pangolahan, kantor
cabang, dan kantor pusat. Perusahaan juga dapat menghitung setiap aktivitas yang
dilakukan, membandingkan kondisi sebelum dan keadaan sesudah sebuah
aktivitas dilaksanakan. (Simanjuntak, 2007).
1.2 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penerapan
Enterprise Resource Planning dalam budidaya kelapa sawit.
1.3 Manfaat penulisan
Tulisan ini diharapkan memberi manfaat bagi berbagai pihak:
a. Manfaat bagi pembaca adalah menambah wawasan mengenai penggunaan
teknologi informasi, khususnya ERP, dalam mengembangkan usaha
perkebunan kelapa sawit.
b. Manfaat bagi penulis adalah mengetahui penerapan ERP dalam
perkebunan kelapa sawit dan mengetahui manfaat yang dapat diperoleh
dari penerapan ERP tersebut.
c. Manfaat bagi pengusaha perkebunan kelapa sawit adalah memperoleh
informasi mengenai penerapan ERP yang dapat membantu
mengembangkan bisnis perkebunan kelapa sawit.
d. Manfaat bagi pemerintah adalah membantu mengembangkan usaha
perkebunan kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan ekspor kelapa
sawit ke luar negeri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi dalam Perusahaan
Sistem adalah suatu perangkat dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Menurut W.
Geral Cole (Baridwan, 1991) prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan
kerani (clerical), biasanya melibatkan bebrapa orang dalam suatu bagian atau
lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan seragam terhadap transaksi-
transaksi pemisahan yang sering terjadi. Menurut Steven (Baridwan, 1991) sistem
adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian (disebut sub sistem)
yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Sistem informasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengaturan orang, data,
proses, presentasi informasi dan teknologi informasi yang saling berinteraksi
untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari dalam bisnis dan
mendukung kebutuhan pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dari
manajer dan pemakai.
Sistem informasi dan teknologi memegang peranan yang penting dalam
proses bisnis.Sistem informasi dan Teknologi informasi digunakan semaksimal
mungkin untuk mendukung proses bisnis sehingga menjadi lebih efektif dan
efisien.
Ada tiga tujuan diterapkannya sistem informasi dalam perusahaan yaitu :
a. Untuk mengambil dan menyimpan data tentang aktivitas bisnis dan
transaksi perusahaan dengan efektif dan efisien.
b. Untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan.
c. Untuk melakukan control agar data-data disimpan dan diproses dengan
akurat.
2.2 Pengertian ERP
O’ Brien (2011) menyatakan bahwa
“Enterprise resource planning (ERP) is a cross-functional enterprise system
that integrates and automates many of the internal business processes of a
company, particularly those within the manufacturing, logistics, distribution,
accounting, finance, and human resource functions of the business.”
ERP merupakan sistem lintas fungsional perusahaan yang berguna untuk
mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses bisnis internal perusahaan, yakni
meliputi manufaktur, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan fungsi sumber
daya manusia. Menurut Brady (2001), ERP adalah sebuah sistem yang membantu
untuk mengatur proses bisnis seperti marketing, produksi, pembelian, dan
accounting dalam suatu kesatuan yang terintegrasi. Berdasarkan definisi di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa ERP merupakan suatu sistem pendukung
proses bisnis guna mengintegrasikan data yang ada.
ERP berfungsi sebagai tulang punggung vital dalam sistem informasi
perusahaan. ERP membantu perusahaan mencapai efisiensi, kecepatan dan
response yang diperlukan untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang dinamik.
Software ERP terdiri dari modul-modul terintegrasi yang memberikan pandangan
lintas fungsional bagi proses-proses bisnis utama perusahaan, antara lain
produksi, pemrosesan pesanan, dan penjualan. Selain itu ERP juga mencakup
sumber daya antara lain uang tunai, bahan baku, kapasitas produksi, dan sumber
daya manusia.
Akan tetapi, mengimplementasikan sistem ERP secara tepat adala proses
yang sulit dan membutuhkan biaya besar yang telah mengakibatkan masalah
serius dan kehilangan keuntungan bagi beberapa perusahaan. Mereka menganggap
enteng perencanaan, pengembangan, serta pelatihan yang dibutuhkan untuk
mendesain kembali proses bisnis mereka agar dapat mengakomodasi sistem ERP
yang baru.
Seiring perkembangan software ERP, kini telah tersedia modul-modul yang
dapat dihubungkan dengan Web. Selain itu juga tersedia software E-business siap
pakai. Hal ini telah membuat ERP lebih fleksibel dan user friendly serta
memudahkan komunikasi dengan partner-partner bisnis. (O’Brien, 2011)
Syarat terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi. Integrasi yang dimaksud
adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical
database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan
berkomunikasi. Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam
perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time.
Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah
disebarluaskan. (Poernomo, 2011)
2.3 Keuntungan dan kerugian ERP
Tentang keuntungan sistem ERP bagi perusahaan, terdapat persepsi umum
yang mungkin belum tepat, yaitu bahwa implementasi sistem ERP akan
meningkatkan fungsionalitas perusahaan dengan cepat. Tercapainya harapan yang
tinggi berupa penghematan biaya dan peningkatan layanan, sangat bergantung
pada seberapa jauh kita memilih sistem ERP yang sesuai dengan fungsionalitas
perusahaan dan seberapa optimal kita melakukan modifikasi dan konfigurasi
ulang atas proses-proses yang ada pada sistem agar sesuai dengan kultur bisnis,
strategi, dan struktur perusahaan.
Adapun beberapa keuntungan dari penggunaan sistem informasi terpadu
dalam konsep ERP ini antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
a. ERP menawarkan sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga
proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif
dan efisien.
b. ERP juga memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan
yang tadinya berupa perbedaan valuta mata uang, perbedaan bahasa, dan
perbedaan budaya, dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat
diintegrasikan.
c. ERP tidak hanya memadukan data dan orang, tetapi juga menghilangkan
kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak sistem komputer
yang terpisah.
d. ERP memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya sekedar
memonitor saja. Dengan ERP, manajemen tidak hanya mampu untuk
menjawab pertanyaan ’Bagaimana keadaan kita ?’; tetapi juga mampu
menjawab pertanyaan ’Apa yang kita kerjakan untuk menjadi lebih
baik ?’.
e. ERP membantu melancarkan pelaksanaan manajemen supply chain
dengan kemampuan memadukannya.
Secara keseluruhan sistem ERP diharapkan dapat meningkatkan tulang
punggung fungsionalitas, baik pada bagian operasional maupun antarmuka
dengan konsumen secara simultan. Untuk mencapai keuntungan tersebut,
perusahaan harus melakukan serangkaian proses dan usaha, beberapa diantaranya
dapat mendatangkan masalah, sehingga sering dianggap sebagai salah satu risiko
yang harus ditanggung ketika implementasi ERP. (Islamiyah, 2009)
2.4 Tujuan Dan Peranan ERP Dalam Organisasi
Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi
secara keseluruhan. ERP merupakan software yang ada dalam
organisasi/perusahaan untuk:
a. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
b. Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
c. Menghasilkan informasi yang real-time
d. Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
implementasi
Sumber: Poernomo, 2011.
Gambar 1: Konsep Dasar ERP
2.5 Implementasi ERP
Implementasi sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis, ruang lingkup
dari perubahan dan peran serta pelanggan. Dalam hal ini, Perusahaan akan
membutuhkan jasa konsultasi, kustomisasi dan jasa pendukung. Migrasi data
adalah salah satu aktifitas terpenting dalam menentukan kesuksesan dari
implementasi ERP.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Perkebunan Kelapa Sawit
3.1.1 Sejarah Kelapa Sawit
Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili
palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak
kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika
barat di antara Angola dan Gambia, manakala Pohon Kelapa Sawit Amerika,
Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24
meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil
dan apabila masak,berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging
dan kulit buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan
minyak goreng, sabun,dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak,
khususnya sebagai salahsatu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya
digunakan sebagai bahan bakardan arang.
Urutan dari turunan Kelapa Sawit:
Kingdom : Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Jenis : Elaeis
Spesies : E. Guineensis
3.1.2 Perkembangbiakan Kelapa Sawit
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang
pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula)
dan bakal akar (radikula).
Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya
kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit
yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur
mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar‐besar dan kandungan
minyak pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang
namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera
adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul
sebab melengkapi kekurangan masing‐masing induk dengan sifat cangkang buah
tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase
daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya
dapat mencapai 28%. (Tim Penyusun, 2007)
3.1.3 Hasil Kelapa Sawit
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya.
Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah
harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi.
Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur
90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan
cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan
cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan
ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan
ternak dan difermentasikan menjadi kompos. (Tim Penyusun, 2007)
3.1.4 Perkembangan Industri Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu sumber penghasil devisa non migas bagi
indonesia. Pemerintah Indonesia memacu pengembangan areal perkebunan kelapa
sawit demi mendorong produksi ekspor CPO.
Berkembangnya sub‐sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak
lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif,
terutama kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk
pembangunan perkebunan rakyat dengan pola PIR‐Bun dan dalam pembukaan
wilayah baru untuk areal perkebunan besar swasta.
3.1.5 Lahan Produksi Industri Kelapa Sawit di Indonesia
Lahan produksi kelapa sawit di Indonesia tersebar di pulau Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, serta Papua. Tanaman kelapa sawit membutuhkan
suhu cukup tinggi sehingga banyak perkebunan kelapa sawit banyak terdapat di
dataran rendah dan di daerah pesisir pantai. Penyebaran perkebunan kelapa sawit
dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber: BKPM
Gambar 2: Peta Wilayah Persebaran Lahan Produksi Kelapa Sawit
3.2 Penerapan ERP Dalam Perkebunan Kelapa Sawit
Terdapat banyak software ERP yang dapat diaplikasikan dalam industri
perkebunan kelapa sawit, antara lain SAP WCS Plantation, Oracle JD Edwards
Grower Management, serta ADem Sawit dari Adempiere. Masing-masing
software ini dikembangkan dengan basis pemrograman yang berbeda.
3.2.1 Software SAP dalam Industri Kelapa Sawit
Software SAP yang diaplikasikan untuk industri kelapa sawit adalah WCS
Plantation. Salah satu perusahaan di Indonesia yang mengimplementasikan
program ERP ini adalah PT Triputra Agro Persada. Solusi WCS Plantation
merupakan solusi khusus bagi industri perkebunan yang merupakan
pengembangan dari solusi inti SAP Enterprise Resources Planning (ERP) dengan
penambahan WCS Vertical Solution. Gabungan kedua solusi ini mampu
memberikan keunggulan yang dapat diintegrasikan seluruh sistem dalam proses
bisnis perkebunan dari site project hingga back office.
SAP ERP merupakan solusi yang mendukung fungsi proses bisnis dan
efisiensi operasional perusahaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus
bagi berbagai macam industri. Kehadiran WCS Vertical Solution terdiri dari
modul Estate Management yang digunakan untuk menangani kegiatan agronomi
& perkebunan, serta modul Checkroll yang digunakan untuk mengakomodir
penggajian dari Buruh Lepas Harian (BHL) yang ada di kebun.
Solusi SAP WCS Plantation dapat digunakan untuk mendukung operasional
kebun, mill maupun proses finansial dan pembelian baik di site maupun di kantor
pusat. Dalam sistem ini akan diimplementasikan solusi SAP ERP ECC 6.0 dengan
beberapa modul, yang mencakup modul Finance (FI), Controlling (CO), Material
Management (MM), Sales & Distribution (SD), Production (PP); dan WCS
Vertical Solution yang meliputi modul Estate Management & Checkroll. PT
Triputra Agro Persada mengharapkan implementasi berjalan sukses dan
direncanakan Go Live pada kuartal ke 4 tahun 2012. (Yono, 2012)
3.2.2 Software JD Edwards Grower Management
Software JD Edwards Grower Management merupakan software ERP untuk
perkebunan kelapa sawit dengan basis Oracle. Perusahaan yang pertama kali
mengimplementasikan JD Edwards Grower Management adalah PT Agro
Indomas di bawah naungan Goodhope Asia Holdings Ltd. yang merupakan induk
perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Malaysia dan Indonesia.
Software JD Edwards Grower Management memungkinkan perusahaan
untuk menangkap rincian dan atribut penting terkait blok tanah yang dikelola.
Sistem akan memberikan informasi mengenai beragam kegiatan yang dilakukan
sepanjang siklus pertumbuhan, mulai dari rencana pra-tanam sampai data
mengenai perawatan umum. Software ini menyederhanakan teknologi informasi
dan pelaporan melalui sebuah aplikasi enterprise yang terintegrasi.
Penggunaan solusi Oracle di perusahaan perkebunan Indonesia
sesungguhnya dipicu oleh kesuksesan sang induk perusahaan, Goodhope,
menggunakan Oracle E-Business Suite Financials, Oracle Inventory Management,
dan Oracle Purchasing di anak perusahaannya di Sri Lanka. Goodhope akan
mengimplementasikan Oracle E-Business Suite Human Capital Management dan
Oracle Payroll di operasional perkebunannya di Sri Lanka, Indonesia dan
Malaysia. (Juwono, 2011).
3.2.3 Software ADem Sawit dari Adempiere
Adempiere, adalah proyek yang diprakarsai komunitas untuk
mengembangkan dan mendukung solusi bisnis sumber terbuka dengan
menyedikan fungsionalitas sebuah enterprice resource planning (ERP), customer
relationship management (CRM), dan suplay chain managemnet (SCM). Proyek
ADempiere didirikan bulan September 2006 sebagai tindak lanjut ketidak
sepakatan para pengembang compiere dengan perusahaan komersil dibelakangnya
: Compiere inc. Pengembang proyek ADempiere adalah murni open source
menggunakan kode basis seputar proyek compiere (Anonim 2, 2012)
Software ERP untuk perkebunan kelapa sawit dari Adempiere bernama
ADemSAWIT. AdemSawit adalah ADempiere yang sudah diconfigurasi dan
dimodifikasi sehingga bisa memenuhi kebutuhan ERP di lingkungan industri
perkebunan Kelapa sawit. Istilah ADemSAWIT ini sendiri muncul secara tidak
sengaja dimana bagi orang orang perkebunan ternyata sangat sulit untuk
mengingat kata "ADempiere", dan setelah diperhalus menjadi AdemSawit
ternyata dapat langsung diingat. Dengan ADemSAWIT, perusahaan perkebunan
bisa merasakan seolah olah menggunakan aplikasi ERP yang memang khusus
dirancang untuk perkebunan Kelapa sawit.
Pada dasarnya secara umum, proses bisnis di industri perkebunan kelapa
sawit adalah sama dengan bisnis di bidang lainnya, terutama untuk proses di
Santosa, A.B. 2009. ADemSAWIT, ADempiere Untuk Kebun Kelapa Sawit. http://www.ademsawit.com/2009/12/ademsawit-adempiere-untuk-kebun-kelapa.html .[16 September 2012].
Setyadiwicaksono, T. W. 2011. Studi Pustaka dan Kasus Penerapan ERP dalam Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia serta Beberapa Perusahaan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Simanjuntak, Sutan. 2007. Meningkatkan Produktivitas Industri Perkebunan Dan Pengolahan Kelapa Sawit Dengan IT. http://sutan.simandjuntak.com/?p=267. [15 September 2012].
Tim Penyusun. 2007. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit. Departemen Perindustrian: Jakarta.