VEKTOR PENYAKIT CACING
VEKTOR PENYAKIT CACING
2.1. VEKTOR FILARIASIS LIMFATIK (NYAMUK) Nyamuk Anophelini ( Tribus Anopheles) dan Non Anophelini
(Tribus Culicini, terdiri atas genus Culex, Aedes, Mansonia, Coquilettidia);
Di Indonesia ditemukan 3 jenis parasit nematoda penyebab filariasis limfatik pada manusia, yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori
Vektor utama filariasis bancrofti di perkotaan adalah Culex quinquefasciatus , sedangkan di pedesaan adalah berbagai spesies Anopheles, Aedes kochi, Cx. Bitaeniorrhynchuss, Cx. Annulirostris dan Armigeres obsturbans
Vektor utama filariasis malayi adalah berbagai spesies Anopheles, Mansonia dan Coquilettidia
Vektor utama filariasis timori adalah Anopheles barbirotris
DAUR HIDUP Metamorfosis sempurna selama 1–2 minggu Tempat perindukan : - Nyamuk Anophelini : kawasan pantai,
pedalaman, kaki gunung dan gunung- Nyamuk Non anophelini : Tempat ber air
jernih ataupun keruh (polluted):
Permukaan air dapat ditumbuhi
bermacam-macam tanaman air
Stadium Telur (Non Anophelini)
Aedes: Diletakkan satu persatu di tepi pemukaan air, bentuk lonjong dengan ujung lancip dengan dinding seperti anyaman kain kasa
Culex: Diletakkan berkelompok membentuk rakit: Diatas permukaan air, Bentuk seperti peluru senapan
Mansonia: Dibalik permukaan daun tanaman air, Bentuk seperti duri/sasaran bowling
Stadium Larva (Non Anophelini)
Menggantung pada permukaan air Bagian badan yang khas : Sifon dengan bulu-bulu sifon dan
pekten. Sisir dengan dengan gigi-gigi sisir. Segmen anal dengan pelana
Stadium Pupa (Culicini) :
Tabung pernapasan yang sempit dan panjang
Stadium dewasa ( Culicini)
Betina : Palpus lebih pendek daripada probosis Jantan : Palpus lebih panjang daripada probosis Ujung abdomen: Aedes lancip - Ujung abdomen Mansonia tumpul
dan terpancung
Sisik sayap: Mansonia: lebar asimetris Aedes, Culex: Sisik sayap sempit dan panjang - Pada
Aedes, sisik sayap membentuk kelompok sisik yang sewarna sehingga tampak bintik-bintik putih-kuning/putih-coklat/putih-hitam
PERILAKUNyamuk Non Anophelini mempunyai kebiasaan mengisap darah hospes yang berbeda-beda, yaitu : Culex : malam hari saja Mansonia : Siang dan malam hari Aedes : Siang hari saja
Jarak terbang Culicini : biasanya pendek (rata-rata beberapa puluh meter) Aedes vexans +/- 30 km
Umur Nyamuk dewasa (di alam/di Lab):+/- 2 mg
EPIDEMIOLOGIFaktor-faktor yang menentukan penyebarluasan filariasis dan timbulnya daerah-daeah endemi filariasis, yaitu :
1. Derajat infeksi alami hasil
pembedahan nyamuk alam/liar yang
tinggi
2. Sifat antropofilik dan zoofilik yang
meningkatkan jumlah sumber infeksi
3. Umur nyamuk yang panjang sehingga
mampu mengembangkan pertumbuhan
larva mencapai stadium infektif untuk
disebarkan/ditularkan
4. Dominasi terhadap spesies nyamuk
lainnya yang ditunjukkan dengan
kepadatan yang tinggi di daerah endemi
5. Mudahnya menggunakan tempat-tempat
penampung air sebagai tempat
perindukan yang sesuai
EPIDEMIOLOGI (Lanjutan)Pemberantasan : Pengobatan semua penderita filariasis Upaya pengendalian vektor dengan cara yang mudah dan
biaya rendah Perlindungan/pencegahan terhadap gigitan vektor Meningkatkan pengetahuan penduduk mengenai filariasis
dan penularannya partisipasi dalam pemberantasan
2.2. VEKTOR FILARIASIS NON LIMFATIK ( LALAT ) Lalat dari genus simulium ( Black fly ) dan Chrysops ( Horse
Flyl Deer fly )
Simulium (Black fly): Badan berukuran 2-3 mm Yang menghisap darah hanya lalat betina Aktif pada pagi dan sore hari
Simulium damnosum adalah vektor Onchocerca volvulus (onkoserkosis) di Afrika :
Simulium metalicum, S.ochraceum dan S. callidium adalah vektor Onchocerca volvulus di Amerika
Chrysops: Badannya sebesar lalat rumah Lalat betina menghisap darah Aktif pada pagi dan sore hari
Chrysops silacea dan C. dimidiata adalah vektor Loa-loa di Afrika