Top Banner
VEKTOR PENYAKIT CACING
31

Vektor penyakit cacing (filariasis)

Jun 25, 2015

Download

Education

riski albughari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Vektor penyakit cacing (filariasis)

VEKTOR PENYAKIT CACING

Page 2: Vektor penyakit cacing (filariasis)

2.1. VEKTOR FILARIASIS LIMFATIK (NYAMUK) Nyamuk Anophelini ( Tribus Anopheles) dan Non Anophelini

(Tribus Culicini, terdiri atas genus Culex, Aedes, Mansonia, Coquilettidia);

Di Indonesia ditemukan 3 jenis parasit nematoda penyebab filariasis limfatik pada manusia, yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori

Page 3: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Vektor utama filariasis bancrofti di perkotaan adalah Culex quinquefasciatus , sedangkan di pedesaan adalah berbagai spesies Anopheles, Aedes kochi, Cx. Bitaeniorrhynchuss, Cx. Annulirostris dan Armigeres obsturbans

Page 4: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Vektor utama filariasis malayi adalah berbagai spesies Anopheles, Mansonia dan Coquilettidia

Vektor utama filariasis timori adalah Anopheles barbirotris

Page 5: Vektor penyakit cacing (filariasis)

DAUR HIDUP Metamorfosis sempurna selama 1–2 minggu Tempat perindukan : - Nyamuk Anophelini : kawasan pantai,

pedalaman, kaki gunung dan gunung- Nyamuk Non anophelini : Tempat ber air

jernih ataupun keruh (polluted):

Permukaan air dapat ditumbuhi

bermacam-macam tanaman air

Page 6: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Stadium Telur (Non Anophelini)

Aedes: Diletakkan satu persatu di tepi pemukaan air, bentuk lonjong dengan ujung lancip dengan dinding seperti anyaman kain kasa

Culex: Diletakkan berkelompok membentuk rakit: Diatas permukaan air, Bentuk seperti peluru senapan

Mansonia: Dibalik permukaan daun tanaman air, Bentuk seperti duri/sasaran bowling

Page 7: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 8: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Stadium Larva (Non Anophelini)

Menggantung pada permukaan air Bagian badan yang khas : Sifon dengan bulu-bulu sifon dan

pekten. Sisir dengan dengan gigi-gigi sisir. Segmen anal dengan pelana

Page 9: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 10: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 11: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Stadium Pupa (Culicini) :

Tabung pernapasan yang sempit dan panjang

Page 12: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 13: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Stadium dewasa ( Culicini)

Betina : Palpus lebih pendek daripada probosis Jantan : Palpus lebih panjang daripada probosis Ujung abdomen: Aedes lancip - Ujung abdomen Mansonia tumpul

dan terpancung

Page 14: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 15: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 16: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 17: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 18: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Sisik sayap: Mansonia: lebar asimetris Aedes, Culex: Sisik sayap sempit dan panjang - Pada

Aedes, sisik sayap membentuk kelompok sisik yang sewarna sehingga tampak bintik-bintik putih-kuning/putih-coklat/putih-hitam

Page 19: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 20: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 21: Vektor penyakit cacing (filariasis)

PERILAKUNyamuk Non Anophelini mempunyai kebiasaan mengisap darah hospes yang berbeda-beda, yaitu : Culex : malam hari saja Mansonia : Siang dan malam hari Aedes : Siang hari saja

Page 22: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Jarak terbang Culicini : biasanya pendek (rata-rata beberapa puluh meter) Aedes vexans +/- 30 km

Umur Nyamuk dewasa (di alam/di Lab):+/- 2 mg

Page 23: Vektor penyakit cacing (filariasis)

EPIDEMIOLOGIFaktor-faktor yang menentukan penyebarluasan filariasis dan timbulnya daerah-daeah endemi filariasis, yaitu :

1. Derajat infeksi alami hasil

pembedahan nyamuk alam/liar yang

tinggi

2. Sifat antropofilik dan zoofilik yang

meningkatkan jumlah sumber infeksi

Page 24: Vektor penyakit cacing (filariasis)

3. Umur nyamuk yang panjang sehingga

mampu mengembangkan pertumbuhan

larva mencapai stadium infektif untuk

disebarkan/ditularkan

4. Dominasi terhadap spesies nyamuk

lainnya yang ditunjukkan dengan

kepadatan yang tinggi di daerah endemi

5. Mudahnya menggunakan tempat-tempat

penampung air sebagai tempat

perindukan yang sesuai

Page 25: Vektor penyakit cacing (filariasis)

EPIDEMIOLOGI (Lanjutan)Pemberantasan : Pengobatan semua penderita filariasis Upaya pengendalian vektor dengan cara yang mudah dan

biaya rendah Perlindungan/pencegahan terhadap gigitan vektor Meningkatkan pengetahuan penduduk mengenai filariasis

dan penularannya partisipasi dalam pemberantasan

Page 26: Vektor penyakit cacing (filariasis)

2.2. VEKTOR FILARIASIS NON LIMFATIK ( LALAT ) Lalat dari genus simulium ( Black fly ) dan Chrysops ( Horse

Flyl Deer fly )

Simulium (Black fly): Badan berukuran 2-3 mm Yang menghisap darah hanya lalat betina Aktif pada pagi dan sore hari

Page 27: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 28: Vektor penyakit cacing (filariasis)
Page 29: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Simulium damnosum adalah vektor Onchocerca volvulus (onkoserkosis) di Afrika :

Simulium metalicum, S.ochraceum dan S. callidium adalah vektor Onchocerca volvulus di Amerika

Page 30: Vektor penyakit cacing (filariasis)

Chrysops: Badannya sebesar lalat rumah Lalat betina menghisap darah Aktif pada pagi dan sore hari

Chrysops silacea dan C. dimidiata adalah vektor Loa-loa di Afrika

Page 31: Vektor penyakit cacing (filariasis)