VOLUNTERY CONSELING AND TESTING (VCT) FOR HIV-AIDS Disusun Oleh: Riza Ernaldy Rachma Tia Wasril Kezia Marsilina Cindy Herno Nur Triastuti
VOLUNTERY CONSELING AND TESTING (VCT) FOR HIV-AIDS
Disusun Oleh: Riza Ernaldy Rachma Tia Wasril Kezia Marsilina Cindy Herno Nur Triastuti
LATAR BELAKANG
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengancam hidup manusia.
6800 orang terinfeksi HIV setiap harinya dan lebih dari 5700 orang meninggal karena AIDS
Indonesia masih merupakan negara di ASEAN yang paling tinggi pertumbuhan penularan HIV baru dimana terjadi peningkatan sebesar 162% sejak tahun 2001 (AIDS Datahub, 2014).
TUJUAN
Mengetahui kegiatan serta manfaat dari pelayanan Konseling dan Testing HIV/AIDS atau VCT (Voluntary
Counseling and Testing) dan CST (Care Support Treatment) untuk menurunkan angka penularan dan kematian akibat HIV/AIDS melalui deteksi dini serta
pendampingan terhadap penyakit tersebut
MANFAAT
Bagi Masyar
akat
•Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kewaspadaan terhadap permasalahan Kesehatan terkait penyakit HIV/AIDS serta memberikan informasi bagaimana deteksi dini pada penyakit HIV/AIDS dan informasi mengenai gejala, cara penularan, pencegahan serta pengobatan dari penyakit HIV/AIDS
Bagi Mahasis
wa
•Mendapatkan informasi mengenai program dan alur pelayanan VCT dan CST khususnya di Klinik Griya ASA serta meningkatkan pengetahuan dan keahlian terutama masalah kesehatan individu yang berisiko tinggi dalam mengurangi kejadian penularan HIV/AIDS
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang tergolong familia retrovirus, sel-sel darah putih yang diserang oleh HIV pada penderita yang terinfeksi adalah sel-sel limfosit T (CD4) yang berfungsi dalam sistem imun (kekebalan) tubuh.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi dibuat dari hasil penularan
Jumlah Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2005-2011
CARA PENULARAN
Hubungan seksual
Kontak langsung dengan darah atau produk darah/jarum suntik
Secara vertikal (bu hamil kepada bayinya)
Manifestasi Klinis
Tahap Pertama
•Gejala seperti flu •sakit tenggorokan, demam, muncul ruam di tubuh biasanya tidak gatal, pembengkakan noda limfa, penurunan berat badan, diare, kelelahan, nyeri persendian, dan nyeri otot.•Bertahan 1 bulan
Tahap kedua
• Gejala menghilang sampai bertahun-tahun
• Window period
Tahap Ketiga/Terakhir
• lebih dikenal sebagai AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).
• KGB >>>, demam >10 hari), lelah, keringat malam, BB menurun, bintik pada kulit, sesak napas, diare, infeksi jamur, mudah memar dan berdarah, mudah tertular penyakit
DIAGNOSIS
Langsung: yaitu isolasi virus dari sampel, umumnya dilakukan
dengan menggunakan mikroskop elektron dan deteksi antigen virus. Salah satu cara deteksi
antigen virus yang makin populer belakangan ini ialah polymerase
chain reaction (PCR).
Tidak langsung: dengan melihat respon zat anti
spesifik, misalnya dengan ELISA, Western Blot
immunofluorescent assay (IFA), atauradioimmunoprecipitation
assay (RIPA).
PENGOBATAN
Obat-obatan Darurat Awal HIV
• post-exposure prophylaxis (PEP) maksimal 3 hari setelah pajanan selama satu bulan
Hasil Tes Positif HIV
• biasanya disarankan setelah CD4 di bawah 350, meskipun terjadi gejala atau tidak
Keterlibatan Penyakit Lain
• HIV +Hep B/Hep C pengobatan mulai CD4 di bawah 500. • HIV + radioterapi/kemoterapi pengobatan dilakukan dengan angka CD4 berapa pun
Obat-obatan Antiretroviral
Penghambat Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)
Penghambat Non-Nucleoside Reverse
Transcriptase (NNRTI)
Penghambat Protease (PI)
PROFIL GRIYA ASA
ASA (Aksi Stop AIDS) PKBI Jawa Tengah sebagai kelompok relawan peduli AIDS, narkoba dan IMS yang bernaung dibawah PKBI Daerah Jawa Tengah yang lahir pada tanggal 16 Maret 1998 karena dipicu oleh merebaknya kasus HIV-AIDS, narkoba dan IMS di Jawa Tengah.
Griya ASA PKBI Kota Semarang merupakan suatu program dari Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM) PKBI Kota Semarang yang bergerak di bidang Kelaurga Berencana (KB), Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS di Kota Semarang. PKBI Semarang telah mendampingi wanita yang dikategorikan kelompok resiko tinggi di wilayah Kota Semarang.
PROGRAM KERJA GRIYA ASA
Outreach (Pendampingan)
VCT (Konseling dan Tes Sukarela)
PMTCT
Apa itu VCT???
V
• Mendorong orang untuk datang ke tempat layanan yang tadinya ingin mereka hindari
C
• Komunikasi interpersonal untuk perubahan perilaku (pre tes dan pasca tes)
T
• Tes yang berkualitas dan cepat sehingga mendorong orang untuk mengakses layanan VCT
Proses konseling pra testing, konseling post
testing, dan testing HIV secara sukarela yang
bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang
mengetahui status HIV
Bagaimaan Prinsip VCT ?
Konseling Pra Test
Informed consent
Testing
Konseling Post Test
Tujuan VCT???
Pencegahan Penularan HIV
• Dari HIV (+) ke HIV (-) pasangan tar terdeteksi
• Dari ibu HIV (+) ke anak
• Dari orang yang tidak di tes ke orang lain
Promosi Layanan Dini
• Medis• Terapi ARV• Terapi dan
pencegahan IO• PMTCT• KB• Dukungan emosi• Konseling ODHA• Dukungan sosial• Bantuan hukum
rencana masa depan
Sosialisasi
• Normalisasi HIV• Tantangan stigma• Promosi
kewaspadaan• Mendukung HAM
Apa Manfaat VCT??
Individu• Membantu ODHA mengatasi stres dan
membuat keputusan-keputusan pribadi berkaitan dengan nasibnya.
• Mengurangi risiko pribadi untuk tertular HIV
• Membantu ODHA untuk menerima nasibnya
• Mengarahkan ODHA untuk menerima pelayanan yang dibutuhkan
• Merencanakan perubahan prilaku dan perawatan untuk masa depan
• Meningkatkan kualitas kesehatan pribadi
• Mencegah infeksi HIV dari ibu ke bayi• Menfasilitasi akses pelayanan sosial dan
medis (Infeksi oportunistik, IMS, OAT, ARV)
Masyarakat• Memutus rantai penularan HIV
dalam masyarakat• Mengurangi stigma masyarakat• Mendorong masyarakat dan pihak
yang terkait untuk memberi dukungan pada ODHA
ALUR VCTAdministrasi: pendaftaran dan pembayarn
Pre Test: Informasi HIV dan Persetujuan (Informed Consent)
Tes: Pengambilan sampel darah dan pemeriksaan laboratorium
Hasil Pemeriksaan
Post Test: informasi hasil dan konseling hasil tes
Hasil negative:pemeriksaan ulang 3 bulan berikutnya
Hasil positif:
·Analisa kesiapan pasien·Manajemen reaksi emosi dan dukungan
reaksi psikologis·Perencanaan dukungan dan perawatan·Info layanan klinik, KDS, MK, ARV
·Rencana penurunan resiko·Rukukan konseling, MK, KDS, layanan
kesehatan, PL, PMTCT
Perencanaan pemberian informasi hasil test laboratorium dan Konseling post Test
Hasil Test (-) Hasil Test (+)
- Menegaskan kembali cara penularan dan
pencegahan HIV/AIDS.
- Membantu merencanakan perubahan
perilaku yang lebih sehat dan aman.
- Memberi dukungan untuk mempertahankan
perilaku yang lebih sehat.
- Anjuran untuk melakukan VCT kembali 3
bulan berikutnya.
- Sampaikan berita dengan hati-hati.
- Sediakan waktu untuk diskusi.
- Bantu adaptasi dengan situasi.
- Buat rencana tepat dan rasional.
- Konseling berkelanjutan melibatkan kelurga,
teman, dan lingkungan.
- Dorongan untuk mengurangi penularan,
motivasi untuk menurunkan risiko penularan.
- Kenali sumber dukungan lain, termasuk
layanan medik RS dan perawatan rumah.
- Merujuk pada manajemen kasus.
KUNJUNGAN VCT GRIYA ASA
Bulan
(Tahun 2015)
Jumlah
Kunjungan
Test Reaktif Keterangan
Maret 114 114 037 WPS, 1 pasangan risti,
76 lain-lain
April 75 75 1
(LSL)
62 WPS, 4 LSL, 8 pasangan risti, 1 lain-lain
Mei 132 132 1
(LSL)
54 WPS, 1 LSL, 1 IDU, 76 lain-lain
Juni 62 62 2
(1 LSL, 1
lain-lain)
39 WPS, 2 LSL, 21 lain-lain
KENDALA VCT PRE-TEST TEST POST-TEST
1.Calon klien masih kurang
memahami pentingnya dan
manfaat dari VCT
2. Calon klien enggan datang
berkunjung karena paradigma
negatif tentang HIV AIDS di
masyarakat
3. Masih ada WPS yang tidak
disiplin dalam mengikuti kegiatan
sesuai jadwal (pembinaan, tes
skrining)
4. Masih banyak pengasuh wisma
yang tidak mendukung program
VCT
- 1. Sikap klien dengan hasil tes reaktif yang
menolak untuk berobat karena merasa masih
sehat
2. Perilaku klien yang masih menoleransi
hubungan seks tanpa kondom
3. Klien dengan hasil non-reaktif menjadi
kurang disiplin mengikuti kegiatan VCT
berikutnya karena sudah merasa “aman”.
KASUS DAN PEMBAHASAN
Identitas Klien ODHA
Nama : Nn.RUsia : 22 tahunAlamat : GambilanguAlamat Asal : BoyolaliStatus : Belum menikahJumlah Anak : Belum adaLama Bekerja : 1 tahun 8 bulanPendidikan terakhir : SMAAgama : IslamAlasan bekerja sebagai WPS: Masalah ekonomi
Permasalahan Pemecahan Masalah
Orangtua klien bercerai sejak klien berumur
5 tahun klien tinggal bersama nenek belum
pernah menikah menjadi WPS untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
Kurang disiplin menggunakan kondom 7 kondom dalam semingguPacar HIV (+)
Klien rutin test VCT 3 bulan sekali HIV (+)
sejak November 2014 CD4 terakhir 685 ARV (-)
Klien rutin skrining IMS 2 minggu sekali IMS (+) 5 bulan yang laluKebiasaan narkoba (-), alkohol (+), oral seks (+), anal seks(-)Klien ingin segera pindah profesi
Lebih tegas dalam penerapan sistem kondomisasi Makan makanan bergizi dan olahraguntuk menjaga daya tahan tubuhKontrol IMS dan CD4 secara rutinMengikuti program CST secara rutin
Mulai menabung alih profesi
Identitas Klien non ODHA
Nama : Ny.PUsia : 45 tahunAlamat : Sunan KuningAlamat Asal : BloraStatus : JandaJumlah Anak : 2 orangLama Bekerja : 15 tahunPendidikan terakhir : SDAgama : IslamAlasan bekerja sebagai WPS :
Masalah ekonomi
Permasalahan Pemecahan Masalah
Menikah pada usia 20 tahun
ditinggal suami anak dua menjadi
WPS untuk memenuhi kebutuhan
sendiri dan anak
15 tahun menjadi WPS
Disiplin menggunakan kondom 4
kondom dalam seminggu
Rutin VCT dan skrining IMS
Pernah mengkonsumsi 4 butir obat
yang diberikan Griya Asa 1 tahun yang
lalu
Narkoba (+) berhenti 5 tahun yang
lalu
Alkohol (+) berhenti 2 tahun yang lalu
Anal seks (-) oral seks (-)
Klien belum ingin pindah profesi
karena belum dapat profesi pengganti
Edukasi pada klien tentang
pentingnya penggunaan kondom baik
pada tamu untuk mencegah penularan
penyakit infeksi menular seksual atau
HIV/AIDS.
Edukasi pola hidup sehat
Mulai menabung alih profesi
KESIMPULAN
VCT merupakan sebuah layanan yang penting untuk mengurangi rantai penularan dan penyebaran HIV-AIDS. VCT menjadi deteksi awal infeksi HIV sehingga penderita dapat diberikan terapi sedini mungkin dan menurunkan virulensi dari penyakiti ni. Akan tetapi masih banyak yang kurang sadar akan pentingnya melakukan pemeriksaan VCT secara rutin sehingga kunjungan klien untuk melakukan pemeriksaan VCT pada resosialisasi kurang berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah paradigma negative dimasyarakat tentang penderita HIV-AIDS.