VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN CAIR OBAT HERBAL TERSTANDAR MERK KIRANTI ® SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Marsella Widjaja NIM: 078114030 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
118
Embed
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM … · 2018-02-06 · ... Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas ... Gambar 3. Logo OHT ………………………………………………
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN CAIR OBAT HERBAL TERSTANDAR MERK KIRANTI®
SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Marsella Widjaja
NIM: 078114030
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
i
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN CAIR OBAT HERBAL TERSTANDAR MERK KIRANTI®
SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Marsella Widjaja
NIM: 078114030
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
ii
Persetujuan Pembimbing
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN CAIR OBAT HERBAL TERSTANDAR MERK KIRANTI®
SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK
Skripsi yang diajukan oleh:
Marsella Widjaja
NIM : 078114030
telah disetujui oleh:
Pembimbing
Christine Patramurti, M.Si., Apt. tanggal ……………………………….
iii
iv
Karya untuk yang terkasih . . .
TUHAN-ku, ALLAH yang Maha Mulia;
Keluargaku tersayang;
Sahabat, teman-teman, dan Almamaterku
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yogyakarta, 29 Desember 2010 Penulis
Marsella Widjaja
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Marsella Widjaja
Nomor Mahasiswa : 07 8114 030
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM
SEDIAAN CAIR OBAT HERBAL TERSTANDAR MERK KIRANTI®
SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 4 Februari 2011
Yang menyatakan
(Marsella Widjaja)
vii
PRAKATA
Segala hormat dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang
Maha Pengasih atas hikmat, berkat, kasih karunia, dan penyertaan-Nya sehingga
skripsi yang berjudul “Validasi Metode Penetapan Kadar Kurkumin dalam
Sediaan Cair Obat Herbal Terstandar Merk Kiranti® secara Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi Fase Terbalik” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing akademik penulis.
2. Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, mendampingi dan memberi masukan, kritik,
solusi, serta semangat kepada penulis selama penelitian dan penyusunan
skripsi. Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman yang dibagikan kepada
penulis.
3. Jefrry Julianus, M.Si. selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang
diberikan. Terima kasih untuk “semangat yang tidak pernah padam”.
4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen penguji atas semua saran dan kritik
yang diberikan.
viii
5. Rini Dwi Astuti, M.Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Farmasi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di laboratorium.
6. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. yang telah memberikan senyawa baku
untuk penelitian yang dilakukan oleh penulis.
7. C.M. Ratna Rini Nastiti, M. Pharm., Apt. dan Phebe Hendra, M.Si., Ph.D.,
Apt. untuk bantuan, semangat, dan perhatian yang diberikan.
8. Seluruh staf laboratorium kimia: Mas Bimo, Pak Parlan, dan Mas Kunto yang
telah membantu penulis selama penelitian di laboratorium.
9. Staf sekretariat Farmasi: Mas Dwi, Pak Mukimin, dan Mas Narto atas
bantuanya.
10. Teman seperjuangan, Nana “Upil” dan “Pakde” Toro atas kebersamaan, kerja
sama, dan bantuan yang diberikan. Terima kasih untuk semua masukan dan
kritik.
11. Katrin, Benny, Pace, Tere, Seno, Lilis, Eliz, Yunita, dan Veny atas dukungan
dan kebersamaan selama penelitian di laboratorium.
12. Fransisca Ayu Ningtyas Wiranti yang selalu setia mendengar setiap keluh
kesah penulis. Terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik.
13. Kelompok belajar malam: Dika, Ius, Daniel, Yudi, dan Wawan untuk
kebersamaan yang indah di tiap malam selama ujian. Harus tetap semangat,
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN CAIR OBAT HERBAL TERSTANDAR MERK KIRANTI®
SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK
INTISARI
Kurkumin merupakan senyawa alam yang banyak terkandung dalam obat tradisional. Kurkumin dapat ditetapkan kadarnya menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik. Untuk menjamin bahwa karakteristik kinerja metode yang digunakan memenuhi persyaratan aplikasi analitik, maka perlu dilakukan tahap validasi terlebih dahulu.
Penelitian yang dilakukan bersifat non eksperimental deskriptif. Kurkumin dianalisis secara kuantitatif menggunakan sistem KCKT fase terbalik dengan detektor visibel pada panjang gelombang 432 nm menggunakan fase diam oktadesilsilan (C18) dan fase gerak metanol : asam asetat glasial 2 % (90:10 v/v) dengan kecepatan alir 0,5 ml/menit. Validitas metode yang digunakan ditunjukkan oleh parameter selektivitas, linearitas, akurasi, dan presisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode memiliki selektivitas yang baik dengan nilai resolusi (Rs) 1,4383 dan linearitas yang baik dengan nilai koefisien korelasi (r) 0.9992 pada konsentrasi 1,515-4,545 ppm. Nilai recovery dan KV untuk baku kurkumin pada konsentrasi 1,515 ppm; 3,030 ppm, dan 4,545 ppm berturut-turut adalah 101,9208-107,5049% dan 2,3435%; 99,1947-101,9703% dan 1,1346% serta 92,3524-108,4202% dan 5,8678%, sedangkan untuk baku kurkumin yang diadisi dalam sampel adalah 102,9600-106,8267% dan 1,4504%. Berdasarkan hasil tersebut maka metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair Obat Herbal Terstandar merk Kiranti® secara KCKT fase terbalik memenuhi parameter validitas yang baik. Kata kunci: kurkumin, KCKT, validasi
xviii
VALIDATION OF CURCUMIN QUANTIFICATION METHOD IN LIQUID DOSAGE FORM OF STANDARDIZED HERBAL MEDICINE
KIRANTI® USING HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY REVERSE PHASE
ABSTRACT
Curcumin is a natural substance contained in many traditional medicines. Curcumin can quantify using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) reversed phase. To ensure that the performance characteristics of the methods used meet the requirements for analytic applications, it is necessary to advance the validation stage. Research conducted in non experimental descriptive. Curcumin was analyzed quantitatively using reverse phase HPLC system with visible detector at a wavelength of 432 nm using octadecylsylane stationary phase (C18) and a mobile phase of methanol: 2% glacial acetic acid (90:10 v / v) with flow rate 0.5 ml / minutes. The validity of the method used is indicated by the parameters selectivity, linearity, accuracy, and precision. The results showed that the method has good selectivity with the resolution (Rs) 1.4383 and a good linearity with correlation coefficient (r) of 0.9992 at a concentration of 1.515 to 4.545 ppm. Recovery value and CV for raw curcumin at the concentration 1.515 ppm, 3.030 ppm and 4.545 ppm respectively 101.9208-107.5049% and 2.3435%, 99.1947-101.9703% and 1.1346%, 92.3524-108.4202% and 5.8678%, while for the raw curcumin which added in the sample is from 102.9600-106.8267% and 1.4504%. Based on these results, the method of determination of curcumin in liquid dosage form of standardized herbal medicine Kiranti® using reverse phase HPLC has good validity. Keywords: curcumin, HPLC, validation
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Semakin banyak manusia yang memilih gaya hidup back to nature
berpengaruh terhadap meningkatnya minat konsumsi obat tradisional. Hal ini
mendorong dilakukannya pengembangan terhadap obat tradisional sehingga
penggunaannya dapat diterima dalam pengobatan formal di kalangan masyarakat.
Salah satu hasil pengembangan obat tradisional tersebut adalah obat herbal
terstandar (OHT) yang khasiat dan keamanannya telah terbukti secara ilmiah
melalui uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi.
Sebagian besar sediaan OHT yang beredar di pasaran banyak
mengandung kurkumin sebagai kandungan utamanya. Salah satunya adalah
sediaan cair OHT merk Kiranti® yang banyak dikonsumsi masyarakat dan sangat
dipercaya berkhasiat sebagai anti nyeri. Akan tetapi, dibalik khasiat yang dimiliki,
kurkumin bermasalah dalam stabilitasnya. Kurkumin akan terdegradasi pada pH
di atas 6,5 atau karena terpapar cahaya berlebih (Tonnesen dan Karlsen, 1985b).
Karena sifatnya yang tidak stabil tersebut, maka besar kemungkinan terjadinya
penurunan kandungan kurkumin selama proses distribusi dan penyimpanan
sehingga perlu dilakukan upaya penjaminan keseragaman kadar sediaan. Untuk
itu, diperlukan suatu metode analisis yang tepat.
Analisis kurkumin dapat dilakukan dengan menggunakan metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Metode KCKT dipilih karena
2
memiliki sensitivitas dan selektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan
metode analisis yang lain. Hal ini ditandai oleh kemampuan daya pisah yang baik
dan kemampuan untuk mendeteksi analit dalam jumlah kecil.
Beberapa penelitian analisis kurkumin secara KCKT yang pernah
dilakukan antara lain menggunakan fase diam C18 serta fase gerak campuran
asetonitril dan asam trifluoro asetat dengan detektor visibel, fase diam C18 dengan
detektor UV, fase diam Nucleosil NH2 dengan detektor UV, serta fase diam
amino-bonded dengan detektor visibel. Hal yang membedakan penelitan ini
dengan beberapa penelitian sebelumnya terletak pada fase gerak yang digunakan.
Pada penelitian ini fase gerak yang digunakan merupakan campuran metanol dan
asam asetat glasial 2%. Metanol dan asam asetat glasial 2% dipilih karena
kurkumin memiliki kelarutan yang baik dalam keduanya sehingga dapat
mengelusi kurkumin dari kolom lebih cepat.
Pada penelitian ini dilakukan validasi terhadap sistem KCKT fase
terbalik hasil optimasi yang merupakan tahap kedua dalam rangkaian penelitian
penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair OHT merk Kiranti® secara KCKT
fase terbalik yang terdiri dari tahap optimasi, validasi, dan aplikasi. Berdasarkan
hasil optimasi diperoleh kondisi optimal sistem KCKT fase terbalik menggunakan
fase diam C18 dan fase gerak metanol : asam asetat glasial 2% (90:10 v/v) dengan
kecepatan alir 0,5 ml/menit yang selanjutnya dijadikan acuan dalam penelitian ini.
Validasi dilakukan untuk menjamin bahwa karakteristik kinerja metode yang
dikembangkan telah memenuhi persyaratan aplikasi analitik. Jenis karakteristik
3
kinerja metode yang perlu dipertimbangkan dalam validasi meliputi selektivitas,
linearitas, akurasi, dan presisi (United States Pharmacopeial Convention, 2007).
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan yang
muncul adalah apakah metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair OHT
merk Kiranti® secara KCKT fase terbalik menggunakan fase diam C18 dan fase
gerak metanol : asam asetat glasial 2% dengan perbandingan 90:10 (v/v)
memenuhi parameter validitas yang baik, meliputi selektivitas, linearitas, akurasi,
dan presisi?
2. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian analisis kurkumin yang telah dilakukan
menggunakan metode kromatografi antara lain: KLT dengan detektor visibel
(Dwivedi, Raman, Seth, dan Sarin, 1992; Tonnesen dan Karlsen, 1986a; Martono,
1996), kromatografi elektrokinetik mikroemµlsi (Nhujak, Saisuwan, Srisaart, dan
Petsom., 2006), KCKT dengan kolom Nucleosil NH2 detektor UV-Vis dan
fluorometri (Tonnesen dan Karlsen, 1983), KCKT dengan kolom RP18 dan
Nucleosil NH2 detektor UV-Vis (Tonnesen dan Karlsen, 1985a), KCKT dengan
kolom RP18 dan Nucleosil NH2 detektor UV-Vis dan fluoresensi (Tonnesen,
1986), KCKT dengan kolom C18 detektor fluoresensi (Tonnesen dan Karlsen,
1986), KCKT dengan kolom Nucleosil NH2 detektor UV (Khurana dan Ho,
1988), KCKT dengan kolom C18 detektor visibel (Jayaprakasha, Rao, dan
4
Sakariah, 2002), KCKT dengan kolom ODS menggunakan detektor UV (Smith
dan Witowska, 1984), KCKT menggunakan kolom HiQ-Sil C18 (Rungphanichkul,
2004), KCKT menggunakan kolom C18 detektor UV (Heath, Pruitt, Brenner,
Begun, Frautschy, dan Roch, 2005), KCKT fase terbalik dengan detektor visibel
(Jadhav, Mahadik, dan Paradkar, 2007), KCKT dengan kolom amino-bonded
Dari tabel X dapat dilihat bahwa baku kurkumin pada konsentrasi rendah
(1,515 ppm) dan konsentrasi tinggi (4,545 ppm) memiliki nilai KV yang lebih
besar dari 2% yaitu 2,3435% untuk konsentrasi rendah dan 5,8678% untuk
konsentrasi tinggi. Sebaliknya, baku kurkumin pada konsentrasi tengah (3,030
ppm) memiliki nilai KV yang lebih kecil dari 2%, yaitu 1,1346%. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan memiliki presisi yang baik pada
konsentrasi tengah (3,030 ppm). Pernyataan ini didukung pula oleh hasil
perhitungan KV baku kurkumin yang ditambahkan dalam sampel dengan nilai KV
sebesar 1,4504%.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair OHT merk
Kiranti® secara KCKT fase terbalik menggunakan fase diam C18 dan fase gerak
metanol : asam asetat glasial 2% (90:10 v/v) memenuhi parameter validitas yang
baik, meliputi selektivitas (Rs = 1,4383), linearitas (r = 0,9992), akurasi dan
presisi (pada konsentrasi 3,030 ppm).
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengaplikasikan metode
penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair OHT merk Kiranti® menggunakan
metode KCKT dengan kondisi tersebut.
56
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, B. B., Bhatt, I. D., Ichikawa, H., Ahn, K.S., Sethi, G., Sandur, S. K., dkk., 2006, Curcumin-Biological and Medical Properties, http://www.indsaff.com/10%20Curcumin%20biological.pdf, diakses tanggal 23 September 2010.
Anand, P., Kunnumakkara, A. B., Newman, R. A. and Anggarwal, B. B., 2007,
Bioavailability of Curcumin: Problems and Promises, Mol. Pharm., 4 (6), 807-818.
Badan Pengawas Obat Dan Makanan, 2004, Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor: HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, BPOM RI, Jakarta, http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/Penandaan_OAI.pdf, diakses tanggal 13 Desember 2010.
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2005a, Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, BPOM RI, Jakarta, http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/KRITCARA%20PENDAFT.OT.pdf, diakses tanggal 13 Desember 2010.
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2005b, Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat
Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia, InfoPOM, 6 (4), 1-5, http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin.pdf, diakses tanggal 13 Desember 2010.
Christian, G. D., 2004, Analytical Chemistry, 6th ed., Jhon Willey & Sons, Inc.,
USA, 65, 66, 483, 484. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979, Farmakope
Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 773. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope
Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 6, 17, 1009. Dwivedi, A. K., Raman, M., Seth, R. K. and Sarin, J. P. S., 1992, Combined Thin
Layer Chromatography-Densitometry for The Quantitation of Curcumin in Pharmaceutical Dosage Forms and in Serum, Indian J. Pharm. Sci., 54 (5), 174-177.
57
Fessenden, R. J. and Fessenden, J. S., 1986, Organic Chemistry, jilid 1, edisi 3, diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A. H., Penerbit Erlangga, Jakarta, 23-26.
Gritter, R. J., Bobbit, J. M., and Schwarting, A. E., 1991, Introduction to
Chromatography, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, edisi II, ITB, Bandung, 205-219.
Hakim, A. R., 2002, Sintesis Kurkumin, Demetoksikurkumin, Bis-
demetoksikurkumin an Pentagamavunon-O serta Pengaruhnya terhadap Farmakokinetika Teofilin pada Tikus, Tesis, Sekolah Pascasarjana, UGM, Yogyakarta, 38-41.
Harris, D. C., 1999, Quantitative Chemical Analysis, 2nd ed., W. H. Freeman
Company, New York, 643, 648, 716-717. Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,
Majalah Ilmu Kefarmasian, 1 (3), 117-134, Departemen Farmasi FMIP, Universitas Indonesia, Jakarta.
Heath, D. D., Pruitt, M. A., Brenner, D. E., Begun, A. N., Frautschy, S. A. and
Roch, C. L., 2005, Tetrahydrocurcumin in Plasma and Urine: Quantitation by High Performance Liquid Chromatography, J. Chrom. B.
Hendayana, S., 2006, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis
Modern, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 21-25. Huang, M., Ma, W., Yen, P., Guo-Xie, J., Han, J., Frenkel, K., Grunberger, B. and
Conney, A. H., 1997, Inhibitory Effect of Topical Application of Low Dose of Curcumin on 12-O-tetradecanoylphorbol-13-acetate Induced Tumor Promotion and Oxidized DNA Bases in Mouse Epidermis, Carcinogenesis, 18 (1), 83-88.
Inoue, K., Nomura, C., Ito, S., Nagatsu, A., Hino, T. and Oka, H., 2008,
Purification of Curcumin, Demethoxycurcumin, and Bisdemethoxycurcumin by High-Speed Countercurrent Chromatography, J. Agric. Food. Chem., 56 (20), 9328-9336.
Jadhav, B.K., Mahadik, K.R. and Paradkar, A.R., 2007, Development and
Validation of Improved Reversed-Phase HPLC Method for Simultaneous Determination of Curcumin, Demethoxycurcumin, and Bis-Demethoxycurcumin, Chrom., 65 (7/8), 483-488.
Jankun, E. S., Zhou, K., Patrick, N., Selman, S. H. and Jankun, J., 2003, Structure
of Curcumin in Complex with Lipoxygenase and Its Significance in Cancer, Int. J. Mol. Med., 12, 17-29.
58
Jasco International Co., Ltd., 2004, High Performance Liquid Chromatography
(HPLC), http://www.jascofrance.fr/pdf/hplc, diakses tanggal 4 November 2010.
Jayaprakasha, G. K., Rao, J. M. and Sakariah, K. K., 2002, Improved HPLC
Method for Determination of Curcumin, Demethoxycurcumin, and Bisdemethoxycurcumin, J. Agric. Food Chem., 50, 3668-3672.
Johnson, E. L. dan Stevenson, R., 1978, Basic Liquid Chromatography,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung. Kementerian Kesehatan RI, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 661/MENKES/SK/VII/1994, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Khopkar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, diterjemahkan oleh A.
Saptohardjo, Pendamping Agus Nurhadi, UI Press, Jakarta, 189. Khurana, A. L and Ho, C. T., 1988, High Performance Liquid Chromatographic
Analysis of Curcuminoid and Their Photo-Oxidative Decomposition Compounds in Curcuma longa L., J. Liq. Chrom., 11 (11), 2295-2304.
Kromidas, S., 2000, Practical Poblem Solving in HPLC, Wiley-VCH, Weinheim,
36-40. Martono, S., 1996, Penetapan Kadar Kurkumin secara Kromatografi Lapis Tipis-
Densitometri, Buletin ISFI, 2 (4), 11-21, Yogyakarta. Majeed, M., Badmaev, V., Shivakumar, U. and Rajendran, R., 1995,
Curcuminoids Antiokidant Phytonutrients, NutriScience Publishers, Inc., New Jersey, 3-80.
Merck Sharp & Dohme Research Laboratories, 1996, The Merck Index, An
Encyclopedia of Chemicals, Drugs and Biological, Merck & Co., Inc., USA, 2743.
Miller J.C. dan Miller J.N., 1991, Statistika untuk Kimia Analitik diterjemahkan
oleh Drs. Suroso, M. Sc., Penerbit ITB, Bandung, 104-124. Mulja, M. dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Universitas Airlangga,
Surabaya, 6-11, 26, 31, 34. Munson, J. W., 1984, Pharmaceutical Analysis Modern Methods, diterjemahkan
oleh Harjana dan Parwa B., Universiutas Airlangga Press, Surabaya, 15, 33-34.
59
Nhujak, T., Saisuwan, W., Srisaart, W. and Petsom, A., 2006, Microemulsion
Electrokinetic Chromatography for Separation and Analysis of Curcuminoids in Tumeric Samples, J. Sep. Sci., 29 (5), 666-667.
Noegrohati, S., 1994, Pengantar Kromatografi, UGM, Yogyakartal 6-17. Paramasivam, M., Aktar, Md.W., Poi, R., Banerjee, H. and Bandyopadhyay, A.,
2008, Occurrence of Curcuminoids in Curcuma longa: A Quality Standardization by HPTLC, Bangladesh J. Pharmacol., 3, 55-58.
Pescok, R. L., Shields, L. D. and Cains, T., 1976, Modern Methods of Chemical
Analysis, 2nd edition, John Wiley Sons, Canada, 51. Rahayu, H. D. I., 2010, Pengaruh Pelarut yang Digunakan terhadap Optimasi
Ekstraksi Kurkumin pada Kunyit (Curcuma domestica Vahl.), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, edisi 6,diterjemahkan
oleh Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung, 164. Rohman, A., dan Gandjar, I. G., 2007, Kimia Farmasi Analisis, cetakan kedua,
Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 323-345, 378-389. Rungphanichkul, N., 2004, Preparation and Characterization of Curcuminoids
Niosomes, Faculty of Pharmaceutical Science, Chulalongkorn University. Sastrohamidjojo, H., 2002, Spektroskopi, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 9, 11, 15,
22-26. Settle, F. A., 1997, Handbook of Instrumental Techniques for Analytical
Chemistry: An Introduction, 6th edition, Harcourt Brace College Publishers, Orlando, Florida, 490.
Skoog, D. A., Holler, F. J. and Nieman, T. A., 1998, Principles of Instrumental
Analysis, 5th edition, Harcourt Brace College Publishers, Philadelphia, 325-351.
Smith, R. and Witowska, B., 1984, Comparison of Detectors for The
Determination of Curcumin in Tumeric by High Performance Liquid Chromatography, Analyst, 109, 259-261.
Development, 2nd edition, , John Wiley and Sons, Inc., New York 687-688, 690, 691, 695.
60
Sumule, A.W., 2007, Validasi Metode Penetapan Kadar Kurkumin Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dan Aplikasinya dalam Sediaan Sirup, Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tonnesen, H.H. and Karlsen, J., 1983, High Performance Liquid Chromatography
of Curcumin and Related Compounds, J. Chrom., 1259, 367-371. Tonnesen, H.H. and Karlsen, J., 1985a, Studies on Curcuminand Curcuminoids,
V. Alkaline Degradation of Curcumin, Z. Lebensm. Unters. Forsch., 180, 132-134.
Tonnesen, H.H. and Karlsen, J., 1985b, Studies on Curcuminand Curcuminoids,
VI. Kinetics of Curcumin Degradation in Aqueous Solution, Z. Lebensm. Unters. Forsch., 180, 402-404.
Tonnesen, H.H. and Karlsen, J., 1986, Studies on Curcuminand Curcuminoids,
VII. Chromatographic Separation and Quantitation Analysis of Curcumin and Related Compounds, Z. Lebensm. Unters. Forsch., 182, 215-218.
Tonnesen, H.H., 1986, Chemistry, Stability and Analyst of Curcumin-A Naturally
Occuring Drug Molecule, Ph. D, Thesis, Institute of Pharmacy, University of Oslo, Oslo.
United States Pharmacopeial Convention, 2007, United State Pharmacopoeia,
Edisi 30 (monograph on CD-ROM), United States Pharmacopoeial Convention, Inc.
Watson, D. G., 2003, Pharmaceutical Analysis, Churcill Livingstone, London,
265. Yuwono, M. and Indrayanto, G., 2005, Validation of Chromatographic Methods
of Analysis, Profile of Drug Substances, Excipients, and Related Methodology, Elseiver Inc., 32, 243-259.
Zahro, L., Cahyono, B. dan Hastuti, R. B., 2009, Profil Tampilan Fisik dan
Kandungan Kurkuminoid dari Beberapa Simplisia Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) pada Beberapa Metode Pengeringan, Jurnal Sains & Matematika, 17 (1).
61
LAMPIRAN
62
Lampiran 1. Pernyataan jaminan keaslian bahan kurkumin standar hasil
Penulis skripsi yang berjudul “Validasi Metode Penetapan Kadar Kurkumin dalam Sediaan Cair Obat Herbal Terstandar Merk Kiranti® secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik” ini bernama lengkap Marsella Widjaja yang akrab dipanggil Lala. Penulis dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 31 Maret 1989. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan (Alm.) Hartodjono Widjaja dan Debora Inggraini Hidayat. Penulis pernah menempuh pendidikan formal di TK Kristen BPK Penabur Cirebon (1993-1995), SD Kristen BPK Penabur Cirebon (1995-2001), SLTP Kristen 1 BPK Penabur Cirebon (2001-
2004), SMA Kristen 1 BPK Penabur Cirebon (2004-2007), dan pada tahun 2007 melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi, antara lain sekretaris Seminar Anti Tembakau (2008), penyuluh Program Pengabdian Masyarakat “Pemilihan Obat Bebas Analgesik dan Antipiretik untuk Anak” (2008), koordinator kesekretariatan PPnEC (2008), koordinator Humas Kampanye Informasi Obat ISMAFARSI USD (2008), Humas ISMAFARSI USD (2008), panitia Seminar Nasional “Arah Penelitian Obat Bahan Alam” (2009), dan manajer UKF Basket Farmasi (2008-2009). Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten dosen Praktikum Kimia Organik (2009-2010), Praktikum Farmasetika Dasar (2009-2010), Praktikum Spektroskopi (2010), dan Praktikum Bioanalisis (2010). Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, diantaranya adalah anggota tim pengobatan gratis GKI Gejayan Yogyakarta, Mission Care, dan Gerakan Kemanusiaan Indonesia.