Page 1
i
VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR
PIPERIN DALAM EKSTRAK PIPER NIGRUM LINN.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Christin Nesia Sukma Wijayanti
NIM : 168114039
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
HALAMAN JUDUL
VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR
PIPERIN DALAM EKSTRAK PIPER NIGRUM LINN.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Christin Nesia Sukma Wijayanti
NIM : 168114039
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
ii
Tanggal 19 November 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
v
19 November 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vi
ABSTRAK
Buah lada hitam merupakan tanaman herbal Indonesia yang banyak
dikembangan menjadi obat herbal. Buah lada hitam dengan kandugan utamnya
berupa piperin diketahui mempunyai banyak aktivitas farmakologi seperti
hepatoprotektan, antidiare, antipiretik dan anti-inflamasi.
Dalam pengembangan obat tradisional perlu dilakukan serangkaian uji
kuantitatif dan kualitatif untuk komposisi, komponen aktif dan keamanannya baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Maka dari itu, diperlukan suatu
metode yang optimal dan tervalidasi untuk mengetahui kadar piperin yang
terkandung dalam ekstrak Piper nigrum Linn.
Pada penelitian ini, dilakukan validasi metode analisis piperin dalam
ekstrak Piper nigrum Linn. menggunakan KCKT fase terbalik dengan fase gerak
asetonitril:metanol:air (65:5:30 v/v), fase diam oktadesilsilan (C18), serta laju alir
1,0 mL/menit. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi parameter selektivitas,
linearitas, rentang, akurasi, dan presisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diuji memiliki
koefisien korelasi 0,9992 (≥ 0,99) dan nilai resolusi 3,575 (≥ 1,5). Selain itu, nilai
perolehan kembali intra-day dan inter-day secara berurutan bernilai 85,25-
108,90% and 86,30-105% , 0,32-1,97% and CV is 0,06-0,7%. Metode yang diuji
realibel sehingga dapat digunakan untuk menetapkan kadar piperin dalam ekstrak
Piper nigrum Linn..
Kata Kunci: Validasi, KCKT, Piperin, Ekstrak Piper nigrum Linn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
vii
ABSTRACT
Black pepper is often used as the main ingridients of traditional medicine in
Indonesia. Black pepper also known as Piper nigrum Linn. with its main
component piperine. Piperine known for its hepatoprotectan activity, antidiarerhea
activity, anti-inflamation activity and antipyretic activity.
In developing the traditional medicine we have to do some quanttitative
and qualitative analysis. Therefore, we need an optimal and validated method to
analyze the concentration of piperin in Piper nigrum Linn. extract.
In this study, the analysis of piperin in Piper nigrum Linn. extract was
validated using reverse phase HPLC with the mobile phase of
acetonitrile:methanol:water (65:5:30 v/v), octadesilsilan (C18) stationary phase,
and flow rate 1 , 0 mL / minute. This study aims to validate the parameters of
selectivity, linearity, range, accuracy, and precision.
The results showed that the method tested had a correlation coefficient of
0.9992 (≥ 0.99) and a resolution value of 3.575 (≥ 1.5). In addition, the value of
recovery intra-day and inter-day are worth 85.25-108.90% and 86.30-105% ,0.32-
1.97% and CV is 0.06-0.7% (≤ 4%). The method is tested reliably so that it can
be used to determine curcumin levels in turmeric rhizome extract.
Keywords: Validation, KCKT, Piperine, Extract Piper nigrum Linn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu
Viat Voluntas Tua
-Bunda Maria-
Syukur dan pujian saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda
Maria serta Para malaikat dan Roh Kudus
Dengan in saya mempersembahkan karya ini untuk
Bapak, Ibu serta Kakak dan Adik saya yang telah mencintai dan mendukung saya
Setiap guru dan dosen, yang dengan sabar mendidik saya selama ini
Teman-teman yang selalu mendukung, merajut memori setiap harinya, tawa yang
setiap hari kita miliki, dan solidaritas yang luar biasa
Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi tempat saya menimba
ilmu selama ini melalui pembelajaran kontekstual dan aplikatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
ix
PRAKATA
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria
serta Para malaikat dan Roh Kudus atas berkat dan penyertaan dari awal proses
penyusunan proposal skripsi, pengambilan data skripsi sampai tahap akhir
penelitian sehingga naskah skripsi berjudul Validasi Metode Analisis High
Performance Liquid Chromatography Fase Terbalik Pada Penetapan Kadar
Piperin Dalam Ekstrak Piper nigrum Linn. dapat selesai. Skripsi ini merupakan
bagian penelitian Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. yang berjudul Microparticles to
Potentially Improve Bioavailibiaality of Curcumin and Antidiabetic Activities in
Clinical Studies: Combining Solid Dispersion Technology and Metabolism
Suppressors berdasarkan SK No. 035B/LPPM USD/IV/2019.
Selama proses penyusunan dan penyelesaian naskah skripsi, penulis
menerima banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma
2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing yang
selalu mencintai, mendukung dan membimbing kami dengan sabar selama
proses penyusunan skripsi.
3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
dosen penguji yang selalu memberikan masukan, pendampingan, dan kritik
yang membangun.
4. Bapak Michael Raharja Gani, M.Farm.,Apt., selaku dosen penguji yang
senantiasa memberikan kritik, masukan, dan saran yang membangun.
5. Mas Bimo (Laboran Laboratorium Kimia Instrumen Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma), Bapak Bimo (Laboran Laboratorium Analisis
Pusat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma), dan Bapak Kayat
(Laboran Laboratorium Biokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
x
Dharma) yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan penelitian di
laboratorium.
6. Keluarga saya, bapak, ibu, Mas Gandhi dan Dik Amel yang selalu mendukung
dan menyemangati saya.
7. Rekan penelitian Maria Philomia Christanti Raga, Sinta Susanti, dan Yosua
yang selalu menemani, mendukung, solid dalam suka-duka, dan atas kerja
sama selama proses penelitian.
8. Mia, Amanda, Prima, Amel, Puput, Selin, Jessica, Porok, Pungki, Sekar, Tita,
Lintang, Fosicol, FSMA 2016 dan Explosive SMASA 54
9. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Selama proses penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam naskah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
terbuka terhadap segala masukan, saran dan kritik yang membangun agar naskah
skripsi ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat. Akhir kata, semoga naskah
skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………..…..
I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………...…
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………..
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………...
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………….
ABSTRAK…………………………………………………………...
ABSTRACT…………………………………………………………...
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………...
PRAKATA…………………………………………………………...
ii
iii
iv
v
vi
vii
vii
ix
DAFTAR ISI………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL.....………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….... xiv
PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
METODE PENELITIAN…………….……………..…….................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN……..…...…………...……………… 7
KESIMPULAN………..….…………...……………………….……. 15
SARAN………………….....…..………………………...................... 15
DAFTAR PUSTAKA………………...…...…………………………. 16
LAMPIRAN…………….…..…………...…………….……………..
BIOGRAFI PENULIS………………………………………………..
18
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Data resolusi senyawa piperin dalam ekstrak Piper nigrum
Linn. konsentrasi 0,5 µg/mL…………………………..
9
Tabel II. Data perolehan AUC dari 3 replikasi 6 seri konsentrasi
baku piperin ………………...…..……………….............
11
Tabel III. Data rentang………………………………...……………
Tabel IV. Data perolehan kembali dan presisi piperin……………...
13
14
Tabel V. Data akurasi dan presisi inter-day……………………….. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kromatogram ekstrak Piper nigrum Linn. konsentrasi
0,5 µg/mL ……………………………………………
Gambar 2. Kurva baku piperin….………………………………....
Gambar 3. Stacking kromatogram rentang………………………...
9
11
11
Gambar 4. Kromatogram ekstrak piperin 0,5 µg/ml……………… 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kromatogram rentang dan kurva baku piperin………
Lampiran 2. Kromatogram recovery………………………………
Lampiran 3. Data AUC recovery dan presisi……………………...
18
30
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
1
PENDAHULUAN
Dewasa ini di Indonesia banyak dilakukan pengembangan obat
tradisional yang berbahan dasar tanaman obat, salah satu tanaman obat yang
banyak dikembangkan adalah buah lada hitam atau Piper nigrum Linn. Buah lada
hitam (Piper nigrum Linn.) termasuk dalam keluarga Piperaceae dengan
kandungan utamanya adalah piperin. Piperin diketahui mempunyai banyak
aktivitas farmakologi seperti hepatoprotektan, antidiare, antipiretik dan anti-
inflamasi (Ahmad, N., et al., 2012). Selain itu, piperin juga diketahui dapat
meningkatkan biaoavailibilitas dan aktivitas antidiabetik apabila dikombinasikan
dengan piperin. (Prasad et al., 2014 dan Kaur, Ginpreet, et al., 2016).
Pemerintah saat ini mendorong perkembangan obat tradisional menjadi
obat herbal terstandar bahkan menjadi fitofarmaka. Hal ini bertujuan untuk
memberi ruang yang seluas-luasnya bagi pengembangan produk untuk
menghasilkan inovasi-inovasi baru, namun dilain sisi produk-produk baru ini juga
harus dapat dipastikan keseragaman komponennya, keamanannya, khasiatnya dan
manfaatnya. Sebelum dinyatakan menjadi obat herbal tersatandar bahan baku
obat tradisional harus terstandarisasi terlebih dahulu (BPOM, 2014). Untuk
mendapatkan bahan baku obat tradisional yang terstandarisasi, maka diperlukan
suatu metode yang umum dan tervalidasi untuk menganalisis piperin yang
terkandung dalam ekstrak Piper nigrum Linn.
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa
analisis piperin dapat dilakukan menggunakan metode spektrofotometri,
kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatrografi cair kinerja tinggi (KCKT) fase
terbalik. Chauhan, et al. pada tahun 1998 telah melakukan analisis piperin yang
terkandung dalam ekstrak Piper nigrum Linn. menggunakan metode
spektrofotometri pada panjang gelombang 328 nm dengan hasil absorbansi yang
baik yaitu 0,5-0,8. Kelebihan metode spektrofotometri ini adalah sederhana, cepat
dan ekonomis, sementara itu kekurangan dari spektofotonetri ialah kurang selektif
dibandingkan dengan metode KLT dan KCKT. Kanaki et al. pada tahun 2008
telah melakukan analisis piperin yang terkandung dalam ekstrak Piper nigrum
Linn. dengan metode kromatografi lapis tipis, panjang gelombang yang dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
2
adalah 340 nm. Dari penelitian Kanaki, et al., didapat hasil Rf yang baik yaitu 0,3-
0,8. Analisis piperin dengan metode kromatografi lapis tipis mempunyai
keunggulan yaitu sederhana, cepat, ekonomis dan bersifat lebih selektif
disbandingkan metode spektrofotometri namun kurang selektif jika dibandingkan
dengan metode KCKT. Analisis piperin yang terkandung dalam ekstrak Piper
Nigrum Linn. dengan metode KCKT fase terbalik juga telah banyak dilakukan
beberapa diantaranya yaitu Khismatrao, A., et al., 2018; Sethi, et al., 2013; Ang et
al.,2014; Jangle dan Thorat, 2013. Pada penelitian menggunakan metode KCKT
fase terbalik mampu memberikan pemisahan sempurna puncak piperin dengan Tf
0,8-1,4 dan Rs 1,5-2,0. Metode KCKT fase terbalik mampu memberikan presisi
dan akurasi sesuai dengan regulasi yaitu RSD ≤ 4% dan perolehan kembali 95,87-
101,98%. Metode KCKT fase terbalik juga memiliki sensitivitas yang tinggi,
mampu mengukur kadar terendah piperin dalam ekstrak Piper nigrum Linn.
hingga 5 µg/mL.
Pada penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian yang dilakukan
oleh Upadhay, V., et al., 2013 dengan fase gerak asetonitril:air:asam asetat
(60:39,5:0,5) dan fase diam menggunakan oktadesil silan (C18), sedangkan
panjang gelombang yang digunakan adalah 340 nm dan laju alir 1 mL/menit. Dari
penelitian yang dilakukan olh Upadhay (2013) didapat hasil yang sesuai dengan
regulasi yaitu % perolehan kembali sebesar 99,9% dan simpangan baku kurang
dari 2% untuk presisi dan % perolehan kembali.
Penggunaan metode KCKT ini dengan alasan metode ini digunakan
secara luas untuk analisis senyawa tertentu dalam sejumlah bidang serta KCKT
merupakan suatu metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk
analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif dan mempunyai kecepatan serta
kepekaan analisis yang tinggi. (Gandjar dan Rohman, 2007)
Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian penetapan kadar piperin
dalam ekstrak Piper nigrum Linn. menggunakan metode KCKT fase terbalik yang
terdiri dari tahap optimasi dan validasi. Penulis akan melakukan validasi terhadap
metode yang dilakukan penulis. Validasi metode analisis yang dilakukan oleh
penulis bertujuan untuk menghasilkan metode yang sahih dari instrumen KCKT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
3
untuk memisahkan piperin terhadap senyawa lain yang terdapat dalam ekstrak
Piper nigrum Linn. Validasi yang dilakukan meliputi selektivitas, akurasi, presisi
dan kurva kalibrasi (AOAC, 2019).
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kualitas pro
analysis, meliputi Ekstrak Piper nigrum Linn., baku piperin (Sigma Aldrich),
metanol (E. Merck), dan asetonitril (E. Merck). Bahan lain yang tidak memiliki
kualitas pro analysis meliputi aquabidestilata. Bahan lainnya diperoleh dari
Laboratorium Kimia Analisis Instrumen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penilitian ini meliputi seperangkat HPLC
merk Shimadzu dengan detektor UV (LC-2010C HT Shimadzu), kolom C-18
(Knaurer) dengan dimensi 250 x 4,6 mm dan ukuran pori 5 µm; seperangkat
komputer (Dell B6RDZIS Connexant system RD01-D850 A03-0382 JP France
S.A.S); printer (HP Deskjet 1000 J110a); ultrasonikator (RETSCH); neraca
analitis ultramicro (RADWAG®) seri UYA 2.3Y dengan kapasitas timbang
maksimal 2,1 g, minimal 0,01 mg, dan d = 0,1 µg; neraca analitis (Scaltec) dengan
kapasitas timbang maksimal 60/210 g, minimal 0,001 g, d = 0,01 mg, dan e = 1
mg; jarum suntik (Terumo); syringe filter 0,45 µm (Ministar®); pompa vakum;
whatman membrane filter dengan ukuran pori sebesar 0,45 µm dan diameter
sebesar 47 mm; corong buchner; mikropipet (Socorex); dan peralatan-peralatan
yang biasa digunakan di dalam laboratorium analisis farmasi.
Tata Cara Penelitian
Pembuatan Fase Gerak
Fase gerak terbuat dari asetonitril, metanol dan air dengan perbandingan
65:5:30 v/v. Setiap komponen disaring dengan menggunakan kertas saring
whatman pada corong buchner, dibantu dengan pompa vakum, kemudian
diawaudarakan selama 15 menit dengan ultrasonikator. Pencampuran komponen
fase gerak dilakukan di dalam instrumen KCKT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
4
Pembuatan Larutan Baku Piperin
Pembuatan Larutan Stok Piperin 1000 µg/mL
Sebanyak kurang lebih 1,0 mg baku piperin yang ditimbang seksama
diencerkan dalam mikrotube dengan metanol sampai tanda batas 1 ml sehingga
diperoleh larutan stok piperin 1000 µg/mL.
Pembuatan Larutan Intermediet Baku Piperin 100 µg/mL
Sebanyak 100 µL larutan stok baku piperin 1000 µg/mL diambil
kemudian diencerkan dengan menggunakan metanol sampai tanda batas 1 ml
sehingga diperoleh larutan intermediet baku piperin 100 µg/mL.
Pembuatan Larutan Intermediet Baku Piperin 10 µg/mL
Sebanyak 100 µL larutan intermediet baku piperin 100 µg/mL diambil
kemudian diencerkan dengan menggunakan metanol sampai tanda batas 1 ml
sehingga diperoleh larutan intermediet baku piperin 10 µg/mL.
Pembuatan Seri Larutan Baku Piperin
Pembuatan Seri Larutan Baku Piperin (konsentrasi 40; 35; 30; 25; 20; 15;
dan 10 µg/mL)
Sebanyak 400 µL; 350 µL; 300 µL; 250 µL; 200 µL; 150 µL; 100 µL
larutan intermediet baku piperin 100 µg/mL masing-masing dimasukkan dalam
mikrotube, kemudian diencerkan dengan metanol sampai tanda batas 1 ml
sehingga diperoleh seri larutan baku piperin dengan konsentrasi 40 µg/mL; 35
µg/mL; 30 µg/mL; 25 µg/mL; 20 µg/mL; 15 µg/mL; dan 10 µg/mL.
Pembuatan Seri Larutan Baku Piperin (konsentrasi 1,0; 5,0; 0,5; 0,1; dan
0,05 µg/mL)
Sebanyak 100 µL; 500 µL; 50 µL; 10 µL; 5 µL larutan intermediet baku
piperin 10 µg/mL masing-masing dimasukkan dalam mikrotube, kemudian
diencerkan dengan metanol sampai tanda batas 1 ml sehingga diperoleh seri
larutan baku piperin dengan konsentrasi 1,0 µg/mL; 5,0 µg/mL; 0,5 µg/mL; 0,1
µg/mL; dan 0,05 µg/mL.
Preparasi Larutan Ekstrak Piper nigrum Linn.
Ditimbang kurang lebih seksama 10 mg ekstrak Piper nigrum Linn.,
kemudian diencerkan dalam labu takar 10,0 mL dengan metanol hingga tanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
5
batas sehingga diperoleh larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi
1000 µg/mL. Sebanyak 1,0 mL larutan larutan ekstrak Piper nigrum Linn.
konsentrasi 1000 µg/mL diambil kemudian diencerkan dengan menggunakan
metanol dalam labu takar 10,0 mL sampai tanda batas sehingga diperoleh larutan
ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi 100 µg/mL. Sebanyak 100 µL
larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi 100 µg/mL diambil
kemudian diencerkan dengan menggunakan metanol pada mikrotube sampai tanda
batas 1 ml sehingga diperoleh larutan larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan
konsentrasi 10 µg/mL. Sebanyak 50 µL larutan ekstrak Piper nigrum Linn.
dengan konsentrasi 10 µg/mL diambil kemudian diencerkan dengan menggunakan
metanol pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml sehingga diperoleh larutan
larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi 0,5 µg/mL.
Validasi Metode Analisis
Selektivitas
Tiga buah replikasi ekstrak Piper nigrum Linn. dengan kadar 0,05 ng/mL
diinjeksikan ke dalam KCKT fase terbalik dengan fase gerak asetonitril : metanol
: air (65:5:30) serta fase diam oktadesilsilan (C18) dan laju alir 1,0 mL/menit.
Kurva Baku Piperin
Larutan seri baku piperin dibuat dengan konsentrasi 1 µg/mL; 5 µg/mL;
10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; 25 µg/mL. Setetelah larutan baku selesai dibuat,
larutanseri baku akan disaring dengan syringe filter lalu diawaudarakan selama 5
menit. Setiap larutan diinjeksikan ke dalam KCKT fase terbalik dengan sistem
fase gerak yang sudah dioptimasi pada penelitian sebelumnya. Luas area piperin
(AUC) akan ditunjukkan oleh kromatogram. Kurva baku diperoleh dengan
memplotkan luas area piperin (AUC)dengan kadar baku piperin.
Linearitas dan Rentang
Larutan seri baku piperin dengan konsentrasi 0,05 µg/mL; 0,1 µg/mL; 0,5
µg/mL; 1 µg/mL; 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; 25 µg/mL; 30
µg/mL; 35 µg/mL; dan 40 µg/mL yang telah dibuat disaring dengan syringe filter
lalu diawaudarakan selama 5 menit. Setiap larutan diinjeksikan ke dalam KCKT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
6
fase terbalik dengan sistem fase gerak yang sudah dioptimasi pada penelitian
sebelumnya. Pembacaan seri baku piperin dilakukan sebanyak 3 kali replikasi.
Akurasi dan Presisi
Intra-day dan inter-day presisi dan akurasi dilakukan dengan
menggunakan sampel ekstrak Piper nigrum Linn. kosentrasi 0,5 µg/mL yang
ditambahkan tiga tingkatan konsentrasi baku piperin yang berbeda, dilakukan
replikasi 3 kali untuk masing-masing konsentrasi dan mengulangi penelitian
selama tiga hari berturut-turut pada. Baku piperin yang ditambahkan memiliki
tingkat konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi yaitu 1 µg/mL, 10 µg/mL, 20
µg/mL secara berurutan. Sebanyak 50 µL larutan ekstrak Piper nigrum Linn.
dengan konsentrasi 10 µg/mL diambil kemudian ditambahkan 100 µL larutan
intermediet baku piperin 10 µg/mL, dilarutkan dengan menggunakan metanol
pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml (Larutan Adisi 1). Sebanyak 50 µL
larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi 10 µg/mL diambil
kemudian ditambahkan 100 µL larutan intermediet baku piperin 100 µg/mL,
dilarutkan dengan menggunakan metanol pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml
(Larutan Adisi 2). Sebanyak 50 µL larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan
konsentrasi 10 µg/mL diambil kemudian ditambahkan 200 µL larutan intermediet
baku piperin 100 µg/mL, dilarutkan dengan menggunakan metanol pada
mikrotube sampai tanda batas 1 ml (Larutan Adisi 3). Setiap larutan disaring
dengan syringe filter dan diawaudarakan selama 5 menit, kemudian diinjeksikan
ke dalam HPLC fase terbalik dengan fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30
v/v) serta fase diam oktadesilsilan (C-18) dan laju fase gerak 1,0 mL/menit.
Semua percobaan dilakukan dalam 3 replikasi untuk setiap tingkatan konsentrasi,
kemudian nilai recovery dan koefisien variasi dapat dihitung.
Analisis Hasil
Selektivitas
Selektivitas suatu metode analisis ditentukan melalui nilai resolusi yang
didapat. Setelah pembacaan kromatogram,akan diperoleh nilai waktu retensi dan
luas area, metode analisis yang diuji dikatakan selektif apabila memiliki nilai
resolusi ≥ 1,5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
7
Linearitas dan Rentang
Nilai koefisien korelasi (r) merupakan nilai yang menentukan linearitas
suatu metode. Koefisien korelasi diperoleh dari plot perbandingan AUC baku
piperin terhadap konsentrasi baku piperin. Metode analisis dikatakan linear
apabila memenuhi AOAC, 2019. Rentang diperoleh dengan melakukan
penambahan 3 konsentrasi di atas titik tertinggi kurva baku dan 3 konsentrasi
dibawah titik terendah kurva baku. Nilai koefisien determinasi (r2) didapat dari
pengkuadratan koefisien korelasi rentang baku piperin dengan konsentrasi 0,05
µg/mL-40 µg/mL. Rentang yang baik memiliki nilai koefisien determinasi lebih
besar dari 0,99 menunjukkan metode analisis mampu memastikan kadar piperin
dalam analit tidak mengalami ekstrapolasi (AOAC, 2019).
Akurasi dan Presisi
Akurasi suatu metode ditunjukkan dengan nilai perolehan kembali. Nilai
tersebut dapat diperoleh dengan membandingkan konsentrasi sampel yang
didapat dengan konsentrasi analit sebenarnya melalui rumus perolehan kembali.
Nilai perolehan kembali yang didapat kemudian dibandingkan dengan syarat
nilai perolehan kembali AOAC, 2019 yaitu 85%-110%. Presisi suatu metode
ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi. Kriteria penerimaan parameter presisi
yang didapat pada setiap tingkatan konsentrasi adalah koefisien variasi (CV)
tidak melebihi 4% untuk kadar yang berada dalam kurva baku. Nilai koefisien
variasi yang didapat kemudian dibandingkan dengan syarat koefisien variasi
yang terdapat pada AOAC, 2019 sesuai dengan jumlah kadar analit. Suatu
metode dikatakan presisi, apabila koefisien variasi suatu metode memenuhi
syarat tersebut. Rumus perhitingan akurasi (persen perolehan kembali) dan
presisi adalah sebagai berikut :
Persen perolehan kembali = (Cf – Cu)
𝐶𝑎x 100
Keterangan : Cf = konsentrasi analit hasil pengukuran sampel yang sudah
ditambahkan baku
Cu = konsentrasi analit hasil pengukuran sampel yang tidak
ditambahkan baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
8
Ca = konsentrasi baku yang ditambahkan
SD = √∑(Xi − X)2
n − 1
CV =SD
⨱ × 100%
Tabel I. Kriteria Persen Perolehan Kembali yang Dikehendaki (AOAC, 2019).
Konsentrasi Batas Recovery
100 % 98-101%
10 % 95-102%
1 % 92-105%
0,1 % 90-108%
0,01 % 85-110%
10 µg/g (ppm) 80-115%
1 µg/g 75-120%
10µg/kg (ppb) 70-125 %
Tabel II. Kriteria Parameter Presisi yang Dikehendaki (AOAC, 2019).
Konsentrasi RSD
100 % 1%
10 % 1,5%
1 % 2%
0,1 % 3%
0,01 % 4%
10 µg/g (ppm) 6%
1µg/g 8%
10 µg/kg (ppb) 15%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Validasi metode analisis piperin dalam ekstrak Piper nigrum Linn.
dilakukan dengan menggunakan kolom C18; perbandingan fase gerak
asetonitril:metanol:air sebesar 65:5:30; laju alir 1,0 mL/menit; pembacaan pada
panjang gelombang 340 nm; volume injeksi 20 µL; dan waktu pembacaan selama
10 menit. Seluruh prosedur tersebut telah dioptimasi dalam penelitian sebelumnya
yang berjudul Optimasi Metode Analisis High Performance Liquid
Chromatography pada Penentuan Kada Piperin dalam Ekstrak Piper nigrum Linn.
dengan nilai tailing factor sebesar 1,255; resolusi pada konsentrasi 0,5 µg/mL
sebesar 3,698; dan waktu retensi sebesar 7,499. Parameter yang divalidasi dalam
penelitian ini meliputi linearitas, rentang, selektivitas, akurasi, dan presisi.
Penentuan Selektivitas
Selektivitas merupakan kemampuan suatu metode untuk membedakan
antara analit dengan senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam suatu matriks.
Nilai selektivitas dapat dilihat dari nilai resolusi peak senyawa yang hendak
dianalisis. Dengan resolusi bernilai paling tidak 1,5 untuk analisis kuantitatif suatu
senyawa (AOAC, 2019). Keterpisahan senyawa piperin dalam ekstrak Piper
nigrum Linn. konsentrasi 0,5 µg/mL dengan peak yang berada disebelahnya dapat
dilihat pada kromatogram Gambar 1. Data resolusi senyawa piperin dalam ekstrak
Piper nigrum Linn. konsentrasi 0,5 µg/mL disajikan dalam Tabel I. Daya resolusi
rata–rata senyawa piperin dalam ekstrak piperin konsentrasi 0,5 µg/mL bernilai
3,575, resolusi piperin didapat dengan membandingkan peak piperin yang muncul
di menit 8,0 dengan peak terdekat yang merupakan peak pengotor pada menit ke
6,90. Metode memiliki nilai resolusi lebih dari 1,5 sehingga metode yang diuji
memenuhi parameter selektivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
10
Gambar 1. Kromatogram ekstrak Piper nigrum Linn. konsentrasi 0,5 µg/mL
Tabel III. Data resolusi senyawa piperin dalam ekstrak Piper nigrum Linn.
konsentrasi 0,5
µg/mL
Konsentrasi
(µg/mL)
Resolusi Rata-rata
Resolusi Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
0,05 µg/Ml 3,584 3,564 3,578 3,575
Penentuan Kurva Baku
Kurva baku atau kurva kaliberasi merupakan kurva yang menunjukkan
hubungan antara respon instrumen dengan konsentrasi analit dengan beberapa seri
baku. Pembuatan kurva baku pada penelitian ini menggunakan seri konsentrasi
baku piperin 1 µg/mL; 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; dan 25 µg/mL.
Penelitian ini mrnggunakan metode KCKT sehingga respon yang didapat
adalah dalam bentuk AUC (Area Under Curve). Kurva baku nantinya akan
digunakan untuk analisis secara kuantitatif dimana nantinya dari kurva baku
piperin akan didapat regresi linear y = bx + a, y menunjukan respon (AUC), a
merupakan intersep dan b adalah slope. Dari persamaan regresi linear juga akan
didapatkan nilai r (koefisien korelasi) yang menunjukkan linearitas dari suatu
metode. Kurva baku dapat dikatakan linear ketika memiliki nilai koefisien
korelasi (r) lebih besar dari 0,99 (AOAC, 2019). Kurva baku yang digunakan
memiliki nilai koefisien korelasi lebih dari 0,99 yaitu sebesar 0,999 sehingga
kurva baku bersifat linear. Pada penelitian ini dilakukan 3 kali replikasi dengan
data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
11
Tabel IV. Data perolehan AUC dari 3 replikasi 7 seri konsentrasi baku piperin Konsentrasi Replikasi I
AUC
Replikasi II
AUC
Replikassi III
AUC
25 ppm 3142162 3139920 3038238
20 ppm 2561339 2780515 2559965
15 ppm 2019443 2220194 2098109
10 ppm 1362587 1365288 1368808
5 ppm 647174 649363 549156
1 ppm 196619 204936 197217
a 102366,8324 9371,169 89514,967
b 121174,0149 128918,802 122541,871
Koefisien korelasi 0,999 0,993 0,995
Dari data tiga replikasi seri konsentrasi baku piperin yang disajikan pada
Tabel II, seri konsentrasi kurva baku yang digunakan adalah seri kurva baku
dengan nilai koefisien korelasi paling mendekati 1,0, yaitu seri konsentrasi kurva
baku replikasi perama dengan nilai koefisien korelasi 0,9992. Kurva baku yang
digunakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih dari 0,99 sehingga kurva baku
bersifat linear. Persamaan yang didapatkan dari seri konsentrasi baku piperin
replikasi ketiga adalah y = 121174,0149x + 102366,8324. Kadar piperin (x)
didapat dengan memasukkan nilai AUC ke dalam y pada persamaan.
Gambar 2. Kurva baku piperin.
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa adanya hubungan yang proposional antara konsentrasi seri
baku dengan respon (AUC).
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
0 5 10 15 20 25 30
AU
C
Konsentrasi
Kurva Baku Piperin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
12
Linearitas dan Rentang
Koefisien korelasi (r) suatu metode dapat dilihat melalui kurva kaliberasi
yang menunjukkan hubungan antara respon instrumen dengan konsentrasi analit
(Harvey, 2000). Dari hasil penelitian didapat hasil koefisien korelasi (r) adalah
0,9992 sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini mempunyai linearitas yang
baik. Rentang merupakan batas terendah dan tertinggi dari kurva baku dimana
metode masih memenuhi persyaratan validasi. Tujuan dari dibuatnya rentang
kurva baku adalah untuk memastikan respon instrumen terhadap analit yang
berada di luar kurva tetap berada dalam rentang yang ditetapkan dan kadar piperin
dalam analit tidak mengalami ekstrapolasi. Rentang kurva baku diperoleh dengan
menambahkan tiga seri konsentrasi di atas titik tertinggi kurva baku dan tiga
konsentrasi di bawah titik terendah dari seri konsentrasi baku yang telah
ditetapkan. Pada penelitian ini, seri konsentrasi baku 0,05 µg/mL; 0,1 µg/mL; 0,5
µg/mL; 1 µg/mL; 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; 25 µg/mL; 30
µg/mL; 35 µg/mL; dan 40 µg/mL digunakan sebagai rentang. Data ketiga
replikasi rentang dapat dilihat pada Tabel III.
Tabel III. Data rentang piperin Konsentrasi Replikasi I Replikasi II Replikasi III
40 ppm 5567895 5964352 5085672
35 ppm 4747157 4255539 4192141
30 ppm 3755142 3988619 3703531
25 ppm 3142162 3139920 3038238
20 ppm 2561339 2780515 2559965
15 ppm 2019443 2220194 2098109
10 ppm 1362587 1365288 1368808
5 ppm 678152 675890 649363
1 ppm 196619 225765 204936
0,5 ppm 159004 189644 136106
0,1 ppm 42862 40028 39558
0,05 ppm 34769 37812 39446
Koefisien korelasi 0,998 0,996 0,998
Koefisien determinasi 0,996 0,992 0,996
Dari data tiga replikasi rentang yang disajikan pada Tabel III, digunakan
rentang replikasi pertama dengan nilai koefisien korelasi paling mendekati 1,0.
Dari data rentang replikasi pertama diperoleh nilai koefisien korelasi (r) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
13
koefisien determinasi (r2) yang memenuhi standar AOAC, 2019 yaitu ≥0,99. Data
hasil penelitian menunjukkan metode memiliki koefisien korelasi yaitu 0,998 dan
koefisien determinasi sebesar 0,996 yang berarti peningkatan konsentrasi piperin
mempengaruhi peningkatan AUC piperin sebesar 99,6%. Kurva kalibrasi standar
baku piperin menunjukkan linearitas yang sangat baik dan koefisien korelasi yang
tinggi selama rentang 0,05 µg/mL -40 µg/mL. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa metode analisis piperin yang diuji bersifat linear serta
peningkatan konsentrasi piperin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan AUC piperin.
Penentuan Perolehan Kembali dan Presisi
Nilai perolehan kembali didapat dengan menggunakan larutan ekstrak
Piper nigrum Linn. dan larutan ekstrak Piper nigrum Linn. yang diadisi baku
piperin. Nilai perolehan kembali ditetapkan dengan paling sedikit tiga konsentrasi
(rendah, sedang, dan tinggi) dan paling sedikit tiga kali pengukuran untuk tiap
konsentrasi dengan penambahan baku piperin. Pada penelitian ini, penambahan
baku piperin dilakukan dengan tiga tingkatan konsentrasi, yaitu 1 µg/mL (rendah),
10 µg/mL (sedang), dan 20 µg/mL (tinggi). Penambahan baku piperin dilakukan
sebanyak tiga replikasi untuk setiap tingkatan konsentrasi. Perolehan kembali
dinyatakan dalam % recovery.
Gambar 3. Stacking kromatogram adisi baku piperin
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 min
0
25000
50000
75000
100000
125000
150000
175000
200000
uV
Adisi 3
Adisi 2
Adisi1
Non adisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
14
Tabel IV. Data akurasi dan presisi piperin intra-day
Senyawa
Intra-day
Konsentrasi
baku yang
ditambahkan
(µg/ml)
Konsentrasi
yang didapat
kembali
(µg/ml)
Perolehan
Kembali
(%)
RSD
(%)
Piperin
1,00 1,42 ± 0,028 108,90 1,97
10,00 10,17 ± 0,033 98,45 0,32
20,00 17,38 ± 0,084 85,25 0,48
Tabel V. Data akurasi dan presisi piperin inter-day
Senyawa
Inter-day
Konsentrasi
baku yang
ditambahkan
(µg/ml)
Konsentrasi
yang didapat
kembali
(µg/ml)
Perolehan
Kembali
(%)
RSD
(%)
Piperin
1,00 1,38 ± 0,010 105 0,7
10,00 10,32 ± 0,010 99,9 0,09
20,00 17,59 ± 0,11 86,3 0,6
Berdasarkan data perolehan kembali piperin yang disajikan pada Tabel IV
dan Tabel V, nilai persen perolehan kembali intra-day dan inter-day untuk piperin
adalah antara 85,25-108,90% dan 86,30-105% secara berurutan. Berdasarkan
nilai-nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode analisis piperin yang diuji
memenuhi parameter akurasi.
Berdasarkan AOAC 2019, suatu metode analisis yang diuji dikatakan
memenuhi parameter presisi ditunjukkan dari nilai persen koefisien variasi atau
persen relative standard deviation. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel
IV dan Tabel V, nilai persen koefisien variasi atau persen relative standard
deviation intra-day dan inter-day untuk piperin adalah antara 0,32-1,97% dan
0,06-0,7% secara berurutan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode
analisis piperin yang diuji memenuhi parameter presisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
15
KESIMPULAN
Metode analisis piperin dalam ekstrak Piper nigrum Linn. menggunakan
KCKT fase terbalik dengan kolom C18; fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30
v/v); laju alir 1,0 mL/menit memenuhi parameter validitas linearitas, selektivitas
dan memenuhi parameter presisi serta perolehan kembali sehingga metode analisis
piperin yang diuji dapat digunakan untuk penetapan kadar piperin dalam ekstrak
Piper nigrum Linn..
SARAN
Penelitian terkait penetapan kadar piperin dalam sampel ekstrak Piper
nigrum Linn. dapat menggunakan metode yang telah divalidasi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
16
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, O., 2010. Alkaloids In: Chemistry of organic natural products, New
Delhi.
Ahuja, S., dan Dong, M., 2005. Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC,
San Diego: Elsevier Academic Press, 50-53.
Alfauziah, T., Q., 2016. Production of Potensial Antidiabetic Agent from Black
Peper (Piper nigrum) as Effort Enhancing National Resilliance. CISAK.
Anitha, A., Deepagan V.G., Rani Diva V.V., Menon, S.V., and Jayakumar, N.R.,
2011. Preparation, characterization, in vitro drug release and biological
study of piperin loaded extra sulphate-chitosan nanoparticles, Elsevier, 84
(3), 1158-1164.
AOAC, 2019. AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical
Methods for Dietary Supplements and Botanicals, 18-19, 24-25.
FDA, 2013. Guidance for Industry: Analytical Method Validation. U.S
Department of Health and Human Services Food and Drug Administration,
1-22.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 228-232, 339, 344, 345, 346, 383.
Harmita, 2009. Analisis Fisikokimia Volume 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 13, 21, 25, 38, 102-104, 110, 112.
Harvey, D, 2000. Modern Analytical Chemistry, USA: The McGraw-Hill
Companies Inc., pp. 110, 548, 550, 579, 580, 584.
ICH, 2006. Validation of Analytical Procedures: Methodology, 6-7.
Jangle, R.D., and Thorat, B.N., 2013. Reversed-phased High-performance Liquid
Chromatography Method for Analysis of piperinoids and piperinoid-
loaded Liposome Formulation, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences.
Kar, A., 2005. Pharmaceutical Drug Analysis, India: New Age Publications, 454,
462.
Kazakevich, Y., dan LoBrutto, R., 2007. HPLC for Pharmaceutical Scientists,
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, 25, 35, 145, 146, 161, 192.
Kemenkes RI, 1992. Peratutan Menteri Kesehatan No. 761 Pedoman Obat
Tradisional.
Kemenkes RI, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Kemenkes RI, 2005. Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional
dan Obat Herbal.
Khismatrao, A., Bhairy, S.,& Hirlekar, R. 2018. Development and Validation of
RP-HPLC Method for Simultaneous Estimation of Piperin and Piperin,
International Journal of Aplied Pharmaceutics, 10(5): 43-48.
Koul S., Koul, J.L, Taneja, S.C., Dhar, K.L., Jamwal, D.S., Singh, K., Reen.
R.K., dan Singh. J., 2000. Structure-Activity Relationship of Piperin and Its
Synthetic Analogues for Their Inhibitory Potentials of Rat Hepatic
Microsomal Constitutive and Inducible Cytochrome P450 Activities.
Bioorganic and Biomedical Chemistry, 8, 251-268.
Prasad, S., Tyagi, A.K., and Aggrawal, B.B., 2014. Recent Developments in
Delivery, Bioavailability, Absorption and Metabolism of Piperin: The
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
17
Golden Pigment from Golden Spice, Cancer Reasearch and Treatment,
46(1): 2-18.
Pruthi, J.,S., 1999. Major Spices of India: Crop Management and Post Harvest
Technology. New Delhi: ICAR.
Ravinchandran V., Shalini S., Sundram K.M., and Harish R., 2010. Validation of
Analytical Methods- Strategic and Importance, International Journal of
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.
Rohman, A., 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat, GrahaIlmu: Yogyakarta,
111, 113, 115.
Wu, H., 2007. Isolation and characterization of natural Products from ginger and
Allium Ursinum, The State University of New Jersey, USA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
18
Lampiran 1. Kromatogram rentang dan kurva baku piperin
1. Konsentrasi 0,05 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
19
2. Konsentrasi 0,1 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
20
3. Konsentrasi 0,5 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
21
4. Konsentrasi 1 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
22
5. Konsentrasi 5 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
23
6. Konsentrasi 10 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
24
7. Konsentrasi 15 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
25
8. Konsentrasi 20 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
26
9. Konsentrasi 25 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
27
10. Konsentrasi 30 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
28
11. Konsentrasi 35 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
29
12. Konsentrasi 40 µg/mL replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
30
Lampiran 2. Kromatogram perolehan kembali
1. Non Adisi replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
31
2. Adisi 1 (rendah) replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
32
3. Adisi 2 (sedang) replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
33
4. Adisi 3 (tinggi) replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
34
Lampiran 3. Kromatogram Ekstrak Piper nigrum Linn. konsentrasi 0,5
µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
35
Lampiran 4. Data AUC perolehan kembali dan presisi
Hari 1
Konsentrasi
(µg/mL)
AUC
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Non Adisi 67221 68447 67579
Adisi 1 270354 273672 267603
Adisi 2 1347508 1355578 1355570
Adisi 3 2240877 2245608 2249195
Hari ke-2
Konsentrasi
(µg/mL)
AUC
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Non Adisi 66312 68451 67427
Adisi 1 271225 269789 269.075
Adisi 2 1350158 1358098 1357641
Adisi 3 2240897 2239871 2247689
Hari ke-3
Konsentrasi
(µg/mL)
AUC
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Non Adisi 66578 655079 66272
Adisi 1 267957 268393 268169
Adisi 2 1349987 1353481 1351882
Adisi 3 2238745 2240812 2240145
Senyawa
Hari ke-1
Konsentrasi
baku yang
ditambahkan
(µg/ml)
Konsentrasi
yang didapat
kembali
(µg/ml)
Perolehan
Kembali
(%)
RSD
(%)
Piperin
1,00 1,38 ± 0,025 105 1,81
10,00 10,32 ± 0,038 99,9 0,36
20,00 17,68 ± 0,034 86,75 0,19
Senyawa
Hari ke-2
Konsentrasi
baku yang
ditambahkan
(µg/ml)
Konsentrasi
yang didapat
kembali
(µg/ml)
Perolehan
Kembali
(%)
RSD
(%)
Piperin
1,00 1,39 ± 0,025 106 1,79
10,00 10,33 ± 0,049 100 0,47
20,00 17,46 ± 0,031 85,65 0,17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
36
Senyawa
Hari ke-3
Konsentrasi
baku yang
ditambahkan
(µg/ml)
Konsentrasi
yang didapat
kembali
(µg/ml)
Perolehan
Kembali
(%)
RSD
(%)
Piperin
1,00 1,37 ± 0,002 104 0,14
10,00 10,31 ± 0,014 99,80 0,13
20,00 17,64 ± 0,008 86,55 0,04
Contoh perhitungan perolehan kembali pada adisi 1 replikasi pertama:
Persen perolehan kembali = (Cf – Cu) x 100/Cu
= (1,419 – 0,331) x 100/1
= 109,9%
Contoh perhitungan koefisien variasi pada adisi 1:
Koefisien variasi (CV) = SD/rata-rata x 100%
= 0,028/1,419 x 100%
= 1,972%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
37
BIOGRAFI PENULIS
Christin Nesia sukma Wijayanti, penulis naskah skripsi
berjudul Validasi Metode Analisis High Performance Liquid
Chomatography Fase Terbalik pada Penetapan Kadar Piperin
dalam Ekstrak Piper nigrum Linn. lahir di Temanggung pada
tanggal 2 Januari 1998. Penulis merupakan aak ke-dua dari
tiga bersaudara dari pasanag Susilo Haryanto dan Ch.
Mariyati. Pendidikan formal yang telah dienyam oleh penulis
adalah pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Cor Yesu,
Temanggung (2003-2005), pendidikan tingkat sekolah dasar di
SD Pangudi Utami, Temanggung (2005-2010), pendidikan
sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2, Temanggung (2010-2013) dan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1, Temanggung (2013-1016).
Penulis melanjutkan pendidikan Strata-1 di Fakultas Frmasi Sanata Dharma,
Yogyakarta (2016). Selama di bangku perkulihan penulis aktif mengikuti berbagai
kegiatan kepanitiaan, UKF, asisten dosen dan berbagai seminar. Kepanitiaan yang
pernah diikuti ialah panitia Titrasi 2017 sebagai anggota divisi perlengkapan, LCC
Proton pada tahun 2017 sebagai anggota divisi Dana Usaha, FACTION 2 dan
FACTION 3 sebagai anggota divisi pendaftaran. Sedagkan UKF yang rajin diikuti
ialah UKF PSF Veronika dan IPSF. Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten
dosen untuk mata kuliah Kimia Dasar 2017/2018 dan Kimia Analisis 2019/2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI