Top Banner
VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM KARAKTER PADA SISWA BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUANYA DI 10 SMP DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh : Desvina Br Ginting NIM : 151114064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213

VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

Oct 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES

ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM

KARAKTER PADA SISWA BERDASARKAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUANYA DI 10 SMP DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Desvina Br Ginting

NIM : 151114064

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

i

VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES

ASESMEN HASILPENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM

KARAKTER PADA SISWA BERDASARKAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUANYA DI 10 SMP DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Desvina Br Ginting

NIM : 151114064

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

iv

Halaman Persembahan

Karya skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Bapak Kesatria Ginting dan Mamak Arlin Br Tarigan

Kakak Paskawati Br Ginting, Kakak Asa Rehulina Br Ginting, dan Kakak Krista Br Ginting

Abangku Junedy Tarigan, abangku Surya Dinata Sinulingga, dan abangku Targin Tarigan

Adikku Yediza Isakar Ginting

Kekasihku Adinta Fernando Purba

Sahabat-Sahabatku Agustin, Prisma, Ika, Cici, Yulinda, Dewi Terkasih

Almamaterku yang Tercinta

Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Desvina Br Ginting

Nomor Mahasiswa :151114064

Dngan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES

ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM

KARAKTER PADA SISWA BERDASARKAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUANYA DI 10 SMP DI INDONESIA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalty

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

vii

ABSTRAK

VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN HASIL

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM KARAKTER

PADA SISWA BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUANYA DI 10 SMP DI INDONESIA

Desvina Br Ginting

Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan soal tes asesmen hasil pendidikan

karakter berbasis film karakter; 2) mengukur kualitas soal-soal tes yang dihasilkan; 3)

menganalisis efektivitas soal tes tersebut menurut penilaian siswa pada 10 SMP di

Indonesia; 4) mengukur capaian hasil pendidikan karakter siswa dengan menggunakan

soal tes tersebut pada 10 SMP di Indonesia; 5) menganalisis perbedaan penilaian siswa

berdasarkan status sosial ekonomi orang tuanya terhadap efektivitas penggunaan soal tes

yang dikembangkan tersebut; 6) mengukur perbedaan capaian hasil pendidikan karakter

untuk siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tuanya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII dan VIII di 10 SMP yang

berjumlah 660 siswa. Objek penelitian ini adalah soal tes asesmen hasil pendidikan

karakter.Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan soal tes

asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter dan kuesioner validasi

efektivitas. Teknik uji kualitas butir soal tes menggunakan pendekatan teknik faktor

analisis konfirmatori, perbedaan penilaian siswa terhadap efektivitas penggunaan soal

pada siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tuanya dianalisis dengan teknik Chis-

Square dan perbedaan capaian hasil pendidikan karakter siswa berdasarkan status sosial

ekonomi orang tuanya dengan analisis varians.

Hasil penelitian: 1) dihasilkan 88 item soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter; 2) kualitas soal tes karakter terbukti valid sebanyak 81 item soal

dan reliabel dengan indeks reliabilitas 0,933 (sangat baik); 3) menurut penilaian siswa

bahwa produk soal tes tersebut sangat efektif; 4) hasil pendidikan karakter dengan

menggunakan produk soal tes tersebut diperoleh data 51,2% siswa dalam kategori baik

dan 48,8% siswa dalam kategori cukup baik; 5) siswa berdasarkan status sosial ekonomi

orang tuanya tidak terdapat perbedaan dalam 30 item kualitas efektivitas, artinya soal tes

tersebut efektif digunakan pada siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tuanya; 6)

tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap capaian hasil pendidikan karakter pada

siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tuannya.

Kata kunci: validasi efektivitas, validitas, reliabilitas, capaian hasil pendidikan karakter,

status sosial ekonomi orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

viii

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS VALIDATION OF THE CHARACTER

EDUCATION BASED ON CHARACTER MOVIE ASSESSMENT

TESTUSAGE ON STUDENTS BASED ON THEIR PARENTS’ SOCIO-

ECONOMIC STATUS FROM TEN SMP (JUNIOR HIGH) IN INDONESIA

Desvina Br Ginting

Sanata Dharma University

2019

This study was aimed to: 1) produce an assessment test of the results of character

movie-based character education; 2) measure the quality of the produced test items;

3)analyze the effectiveness of the test according to students in 10 junior high schools in

Indonesia; 4) measure in character education achievement using the assessments test in

10 junior high schools in Indonesia; 5) analyze the asessment differences in the students

assessment based on their parents' socio-economic status on the effectiveness of the

developed test items; 6) measure the differences in the students achievement on character

education based on their parents' socio-economic status on the usage of character

movie-based character education asessment test the bieng devoloped .

The type of the research was research and development study. The research subjects were

students of class VII and VIII in 10 junior high schools with total subjects was 660

students the object of this research was character movie-based character education result

asessment test. Data collection instrument used in this study was the character movie-

based character education result asessment test and effectiveness validation

questionnaire. The quality test technique used for the test items was a confirmatory

analysis factor approach the difference in students’ asessment for students based on their

parents’ socio-economic status was measured using Chis-Square technique and the

difference in the students’ achievement of character education outcomes for students

based on their parents’ socio-economic status was measure using the Analyze of

Varience.

The results of the study were: 1) 88 items of character movie-based character

education result asesment test were abtained t; 2) the qualitytest of character test items

shows that 81test questions were vakid and reliability index of 0.933 (very good) using

Alpha Cronbach technique; 3) according to students’ asessment towards the asessment

test, the was considered as very effectiv; 4) character education achievement that tested

using the test showed that there were 51,2% students’ were in the good character

category and 48,8% students were in the quite good character; 5) according to the

students’ asessment on students with parents’ that have high, medium and low socio-

economic status, there were 32 items effectivity, is means the asessment test of the

character movie-based character result was effectively used by students’ based on their

parents’ socio-economic status.; 6) there is no significant difference in the achievement of

character education outcomes for students based on their parents’ socio-economic status.

Keywords: effectiveness validation, validity, reliability, achievement of character education, parents’ socio-economic status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .....................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO. ................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN. ................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. .......................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. ......................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. x

DAFTAR ISI. ............................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL...................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN. ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN . ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang masalah . ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah. ......................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah atau Fokus Masalah. ...................................................... 8

D. Rumusan Masalah. ............................................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian. ............................................................................................. 10

F. Manfaat Penelitian. ........................................................................................... 11

1. Manfaat Teoritis . ....................................................................................... 11

2. Manfaat Praktis. ......................................................................................... 11

G. Batasan Istilah. .................................................................................................. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA . .................................................................................. 15

A. Hakikat Pendidikan Karakter di Sekolah . ..................................................... 15

1. Pengertian Karakter. .................................................................................. 15

2. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................... 19

3. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ................... 20

4. Nilai-nilai yang Ditanamkan dalam Pendidikan ..................................... 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

xii

5. Nilai-nilai yang Ditanamkan dalam Pendidikan Karakter ............................. 26

B. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes. ............................................................ 29

1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes. ................................................. 29

2. Tujuan dan Fungsi Asesmen ..................................................................... 32

3. Ruang Lingkup Asesmen ............................................................................. 34

4. Prinsip-prinsip Asesmen ........................................................................... 34

5. Jenis-Jenis Asesmen .................................................................................. 37

6. Teknik-teknik Asesmen ............................................................................. 40

7. Tes sebagai Teknk Asesmen ..................................................................... 42

C. Asesmen Pendidikan Karakter. ....................................................................... 43

1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter .............................................. 43

2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter .................................................. 43

3. Teknik-teknik Asesmen Pendidikan Karakter ........................................ 44

4. Sistem Penilaian Karakter Menurut Pedoman 2010............................... 45

5. Kekuatan dan Kelemahan Tes ................................................................. 48

6. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan tes dalam Pendidikan

Karakter ...................................................................................................... 55

7. Hambatan-hambatan dan Kesulitan asesmen Pendidikan Karakter

di Indonesia ................................................................................................. 62

D. Media Film Dalam Pendidikan Karakter. ...................................................... 66

1. Karakteristik Media Film Karakter .......................................................... 66

2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidikan Karakter ............... 67

3. Prinsip-prinsip Penggunanan Media Film dalam Pendidikan Karakter ........ 68

4. Film sebagai Media Asesmen ................................................................... 69

E. Hakikat Status Sosial Ekonomi ....................................................................... 70

1. Pengertian Status, Sosial, dan Ekonomi . ................................................ 70

2. Klasifikasi Status Sosial Ekonomi ........................................................... 74

3. Tingkat Status Sosial Ekonomi ..................................................................... 75

F. Kajian Penalitian yang Relevan. ..................................................................... 76

G. Kerangka Pikir. ................................................................................................. 77

H. Hipotesis ............................................................................................................. 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

xiii

BAB III METODE PENELITIAN . ....................................................................... 80

A. Model Penelitian dan Pengembangan ........................................................... 80

B. Prosedur Pengembangan ............................................................................... 84

1. Revisi Oprasional Produk ........................................................................ 85

2. Uji Lapangan Produk ............................................................................... 86

C. Uji Coba Pemakaian Produk ......................................................................... 87

1. Uji Coba Desain ...................................................................................... 87

2. Tempat penelitian dan Subjek Uji Coba Produk ......................................... 87

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 90

1.Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 90

2. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 91

E. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 104

A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 104

B. Pembahasan ..................................................................................................... 123

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 134

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 144

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 136

C. Saran ............................................................................................................... 137

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 139

LAMPIRAN ............................................................................................................... 144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Tempat Penelitian ............................................................................................. 88

Tabel 3.2 Jumlah Subjek Uji Coba Penelitian ................................................................. 88

Tabel 3.3 Waktu Penelitian ............................................................................................. 89

Tabel 3.4 Variabel laten, aspek yang diukur, skala dan data instrumen yang

digunakan ........................................................................................................................ 92

Tabel 3.5 Norma Kategorisasi PAP Tipe 1 .................................................................... 100

Tabel 3.6 Norma Kategorisasi ....................................................................................... 101

Tabel 4.1 Hasil Analisis Faktor Variabel 1 .................................................................... 107

Tabel 4.2 Total variance Explained ............................................................................... 107

Tabel 4.3Rototed Component Matrix ............................................................................ 108

Tabel 4.4 Hasil Analisis Faktor Variabel 2 dan 3 .......................................................... 108

Tabel 4.5 Total variance Explained ............................................................................... 109

Tabel 4.6 Rototed Component Matrix ........................................................................... 110

Tabel 4.7 Hasil Analisis Faktor Variabel 4 .................................................................... 112

Tabel 4.8 Total variance Explained ............................................................................... 112

Tabel 4.9 Rototed Component Matrix ........................................................................... 113

Tabel 4.10 Hasil Analisis Faktor Variabel 4 .................................................................. 113

Tabel 4.11Total variance Explained .............................................................................. 113

Tabel 4.12 Rototed Component Matrix ......................................................................... 114

Tabel 4.13 Reliabilitas ................................................................................................... 115

Tabel 4.14 Scale All Variabeles .................................................................................... 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

xv

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Efektifitas Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil

Pendidikan Karakter .......................................................................... 116

Tabel 4.16 Kategorisasi Hasil Efektifitas Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil

Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter Menurut Penilaian

Siswa pada Beberapa SMP di Indonesia .............................................. 118

Tabel 4.17 Rumus Norma Tiga Kategorisasi .............................................................. 119

Tabel 4.18 Pengkategorisasian ..................................................................................... 119

Tabel 4.19 Kategori Capaian Hasil Pendidikan Karakter .................................. 120

Tabel 4.20 Persentase Penilaian Siswa terhadap penggunana Soal Tes Asesmen

Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tuannya........................................... 120

Tabel 4.21 Deskripsi Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa ...................... 123

Tabel 4.22 Tes AnovaHasil Pendidikan Karakter Siswa .................................... 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Karakter ..................................................................... 18

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan

Karakter Berbasis Film Karaker ....................................................................... 78

Gambar 3. 1 Bagan Prosedur Pengembangan (Borg and Gall, 1998) ......... 84

Gambar 3. 2 Rumus Norma Tiga Kategorisasi ................................................. 101

Gambar 4.1 Contoh Potongan Film Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter ......... 106

Gambar 4.2 DVD Dokumentasi Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter ...... 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

xvii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Tabulasi Efektivitas ............................................................................. 147

Lampiran 2 Tabulasi Capaian Hail ......................................................................... 157

Lampiran 3 Tabulas Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 170

Lampiran 4 Lampiran Perbedaan Penilaian Siswa Terhadap Penggunaan Soal Tes

Asesmen Hasil Pendidikan Karakter ............................................................................. 174

Lampiran 5 Lembar Jawab ...................................................................................... 185

Lampiran 6 Lembar Penilaian ................................................................................. 186

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 187

Lampiran 8 MoU ....................................................................................................... 188

Lampiran 9 Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian ......................... 189

Lampiran 10 Daftar Hadir ........................................................................................ 190

Lampiran 11 Dokumentasi ....................................................................................... 194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

batasan istilah. Paparan bersifat singkat, ringkas dan padat.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sesungguhnya merupakan suatu usaha untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut tentunya sejalan dengan

Undang-Undang Nomor. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Pendidikan Nasional

yang menyatakan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab” Kemendiknas, (2010). Oleh sebab itu,

diperlukannya evaluasi atau penilaian mengenai hasil pelaksanaan pendidikan

karakter di sekolah-sekolah.

Lalu, bagaimana selama ini guru-guru melakukan evaluasi terhadap

hasil pendidikan karakter? Apakah evaluasi yang dilakukan sudah memenuhi

standar yang baik? Apakah sudah cukup efektif evaluasi yang dilakukan

untuk mengukur karakter peserta didik? Kenyataannya pemerintah belum

mengembangkan pengukuran atau alat tes atau model evaluasi yang

digunakan untuk menilai hasil pendidikan karakter siswa di sekolah terutama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

2

di SMP. Kalaupun ada, model evaluasi yang digunakan hanya mengukur

sebatas pada skala sikap dan berhenti pada skala kognitif saja, mestinya

capaian pendidikan diukur sampai pada takaran tindakan. Maka, tidak heran

apabila masih banyak penyimpangan perilaku di kalangan pelajar seperti:

mencontek, klitih, tindakan kriminalitas, bullying, berkata-kata kasar,

melawan orang tua, dan kejadian pada 11 Februari 2018 lalu dimana ada

tawuran antar-remaja di Ciracas, pelajar SD dan SMP tewas.

(Barus, 2016) mengatakan “perlu dilakukan evaluasi komprehensif

tentang keterlaksanan, hambatan-hambatan, dan efektivitas pendidikan

karakter yang telah berlangsung”. Maka dari itu, untuk melakukan evaluasi

dibutuhkan juga proses penilaian (asesmen) dan hasil tes. Guna memperoleh

hasil tes tentunya dibutuhkan suatu alat pendukung berupa alat tes atau alat

ukur yang memadai agar dapat mengetahui sejauh mana pendidikan karakter

sudah berjalan secara efektif di sekolah. Sayangnya, dalam pendidikan

karakter di Indonesia masih minim perhatian dari pemerintah dalam

penggunaan alat tes penilaian karakter peserta didik. Hal itu nampak dari

belum tersediannya model evaluasi yang digunakan untuk menilai pendidikan

karakter peserta didik. Kalaupun ada, model evaluasi yang digunakan hanya

mengukur sebatas pada skala sikap dan berhenti pada skala kognitif saja,

mestinya capaian pendidikan diukur sampai pada tataran tindakan.

Selama ini model evaluasi hanya dalam bentuk observasi, skala sikap,

dan penerapan sistem poin, yang tentunya memiliki kelemahan dan

subjektifitas. Barus (2016) mengungkapkan bahwa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

3

Penerapan sistem poin yang berasumsi bahwa pelanggaran

pelanggaran „kejahatan‟ siswa harus dihitung, dicatat, dan ditakar

sangat tidak berakar dan tidak memanusiakan. Mengambil pandangan

yang sepenuhnya negative pada anak dengan menganggap bahwa anak

dilahirkan berdosa dan jahat dan bahwa adalah tugas pendidikan untuk

memperbaiki ini melalui hukuman dan melatih ketaatan, merupakan

langkah awal kekeliruan dalam penerapan sistem poin.

Maka untuk itu, tim penelitian sosial, humaniora dan pendidikan (PSHP)

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma merancang suatu

model evaluasi hasil pendidikan karakter.

Model pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan

Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning telah

dikembangkan melalui penelitian Stranas tahun 2014-2016 tentang prototipe

soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter. Penelitian

tahun 2014-2016 membuktikan bahwa 440 soal karakter yang di uji ternyata

valid, reliabilitasnya sangat bagus, memiliki daya beda yang baik, dan

memiliki tingkat kesukaran yang berdiferensiasi. Soal-soal yang

dikembangkan sudah memberikan bukti cukup baik, namun pengujian

efektivitasnya perlu dilanjutkan dan diujikan pada wilayah yang lebih luas.

Sedangkan, model asesmen/evaluasinya belum dikembangkan.

Model pendidikan karakter hasil pengembangan tahun 2014-2016

tersebut perlu diinternalisasikan pada skala nasional. Untuk itu, diterbitkan

Buku Pendidikan Karakter di SMP jilid 1, 2, dan 3 (ber-ISBN) dan

dipublikasikan secara nasional. Sambil membangun legitimasi dan gerakan

habitualisasi produk penelitian tersebut pada 10 SMP secara nasional,

sustainabilitas proses penelitian pengembangan ini perlu dilanjutkan dengan

penguatan sistem penilaiannya dan ditargetkan dapat menghasilkan produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

4

berupa Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Media Film

Karakter, yang diharapkan dapat digunakan guru mata pelajaran dan

khususnya guru BK dalam melaksanakan asesmen pendidikan karakter yang

lebih efektif, objektif, valid, praktis, dan berkeadilan di SMP (Barus, 2017).

Bila meninjau dari hasil penelitia Barus (2017) yang menjelaskan bahwa:

“most of the respondents (73%) acknowledge that the character

education assessment is very important, while 25% of 51 teacher

considered the assessment as important and only 1 person (2%) rated it

as less important,” artinya, asesmen hasil pendidikan karakter dianggap

penting oleh (73%) responden hal tersebut penting untuk mengetahui

tingkat manakah perilaku peserta didik yang tercermin berkarakter

mengalami peningkatan dan sampai tingkat manakah peserta didik

berkembang dalam hal mempraktikan karakter tersebut. Upaya untuk

mengukur keberhasilan pendidikan karakter memang bukanlah hal yang

mudah. Banyak tantangan dan aspek-aspek yang perlu untuk

diperhitungan dan dipertimbangan dalam menilai karakter siswa. Aspek-

aspek seperti latar belakang keluarga, lokasi tempat tinggal, pekerjaan,

status sosial ekonomi dan aspek psikologi perkembangan. Aspek-aspek

tersebut kemungkinan besar dapat mempengaruhi penyerapan pendidikan

karakter yang diberikan oleh keluarga, sekolah bahkan lingkungan sekitar

anak bertumbuh.

Banyak tantangan dan aspek-aspek yang perlu untuk diperhitungkan

dan dipertimbangkan dalam menilai karakter siswa. Aspek-aspek seperti latar

belakang keluarga, lokasi tempat tinggal, pekerjaan orang tua, perekonomian,

latar belakang pendidikan orang tua, suku, dan status orang tua. Perbedaan

ini terdapat dalam diri siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya tinggi,

sedang, dan rendah menaruh perhatian atau menginternalisasi pentingnya

pendidikan karakter yang akan membentuk karakter dirinya dan karakter

orang-orang di sekitarnya.

Apabila melihat status sosial ekonomi orang tua yang sangat tinggi

kadang kita mengangap tingkat penyerapan pendidikan karakternya menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

5

lebih tinggi dari pada siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya sedang ,

dan status sosial ekonomi yang rendah. Keluarga merupakan tempat

pembentukan karakter anak yang utama, terlebih pada masa-masa awal

pertumbuhan mereka pada tahap remaja. Hal ini di dukukung dengan

pendapat Gerungan (2004) yang menyatakan bahwa keadaan status sosial

orang tua mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak, adanya

perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak dalam

keluarga lebih luas maka dapat memberikan kesempatan untuk

mengembangkan berbagai kecakapan.

Maka Tim Peneliti Sosial, Humaniora, dan Pendidikan (PSHP)

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Barus (2017) merancang

suatu model evaluasi dalam bentuk tes berbasis film. Barus (2017) menegaskan

model pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal

Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning telah dikembangkan

melalui penelitian Stranas tahun 2014-2016, namun model penilaiannya belum

dikembangkan. Tim pengembang asesmen hasil pendidikan karakter telah

berhasil menyusun 440 soal tes hasil pendidikan karakter dan dalam pengujian

terbatas ternyata valid, reliabilitasnya sangat bagus, memiliki daya beda yang

baik, dan memiliki tingkat kesukaran yang berdiferensiasi. Soal-soal yang

dikembangkan sudah memberikan bukti cukup baik, namun pengujian kualitas

dan efektivitasnya perlu dilanjutkan dan diuji pada wilayah yang lebih luas.

Media film ini dipilih karena film lebih menggambarkan aspek sikap,

afeksi, akomodasi, dan perilaku berkarakter yang dapat menginternalisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

6

dibandingkan dengan pengukuran metode lainnya. Sesuai dengan kekuatan

film menurut Kustandi & Sutjipto (2013) bahwa film dapat menyajikan suatu

proses dengan lebih efektif dibandingkan dengan media lain, film dapat

melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika

membaca, berdiskusi, dan praktik. Film ini berdurasi 1-2 menit yang

memvisualisasikan dilema moral, berdasarkan film tersebut siswa diminta

untuk menjawab soal-soal yang menyertainya.

Penggunaan evaluasi berbasis film dirasa efektif karena langsung

menyentuh pada dilema-dilema moral remaja. Film-film yang akanditampilkan

sesuai dengan nilai-nilai karakter peserta didik di SMP untuk lebih secara nyata

merasakan dan memahami dilema moral yang terjadi. Sehingga yang dinilai

bukan hanya perilaku anak yang bermasalah saja, namun semua peserta didik

yang ada di sekolah. Tidak ada lagi penilaian objektivitas (like and dislike) dan

tidak ada lagi kelemahan-kelemahan observasi yang dapat ditutupi oleh guru.

Berdasarkan telah kebutuhan di atas, peneliti sebagai mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma bersama tim pada

kesempatan ini peneliti ingin melanjutkan tahapan penelitian dan

pengembangan (Research and Development) yang sudah terlebih dahulu di

dilakukan oleh Tim Penelitian Sosial, Humaniora, dan Pendidikan (PSHP)

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma (2017)

sampai pada tahap ke 6. Oleh sebab itu, peneliti ingin melanjutkan pengujian

produk tahap ke 7 dan 8, yaitu Revisi Produk dan Uji Coba Pemakaian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

7

mengangkat topik tentang Analisis Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes

Asesmen Hasil Pendidikan Karakter di SMP.

Penelitian ini akan memasuki tahapan diseminasi model dan hilirisasi

produk. Dari hasil penelitian sebelumnya belum diketahui efektivitas soal tes

ini dilihat berdasarkan status sosial ekonomi orang tua. Maka peneliti tertarik

untuk mengangkat judul “Validasi Efektifitas Penggunaan Soal Tes

Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter pada Siswa

Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tuanya di 10 SMP di

Indonesia”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan deskripsi latar belakang masalah di atas, dapat

diidentifikasi berbagai masalah, sebagai berikut:

1. Penilaian karakter siswa kebanyakan mengandalkan observasi, kurang

objektif dan kurang berkeadilan dalam menilai karakter siswa, guru

hanya menerapkan sistem penilaian dengan mengira-ngira saja dan besar

kemungkinan mengandung unsur subjektifitas yang tinggi atau like and

dislike.

2. Penilaian pendidikan karakter yang ada terlalu fokus mengukur peserta

didik yang bermasalah saja dan tidak menyeluruh.

3. Para guru belum mengenal cara lain untuk mengukur karakter peserta

didik dan belum menyentuh model pengukuran berbasis tes film karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

8

4. Sampai sekarang pelaksanaan pendidikan karakter, terutama di SMP

masih berada dalam tahap pengetahuan/kognitif dan belum sampai pada

tahap internalisasi kehidupan sehari-hari.

5. Model evaluasi yang dilakukan selama ini hanya menggunakan paper

based test, wawancara/tanya jawab, cerita, observasi, penilaian diri, dan

pengamatan. Hal ini dinilai kurang optimal, sehingga peserta didik

kurang menghayati/menginternalisasi dalam kehidupan mereka.

6. Belum pernah dilakukan evaluasi pendidikan karakter berbasis film pada

siswa berdasarkan latar belakang status sosial ekonomi orang tua.

7. Beberapa SMP di Indonesia belum pernah melaksanakan model

pengukuran karakter menggunakan soal tes asesmen penelitian

pendidikan karakter berbasis film.

8. Penggunaan film dirasa cukup efektif dalam memperkenalkan kasus-

kasus degradasi moral, dilema moral, dan pertentangan nilai yang sering

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari pada siswa SMP, dibandingkan

hanya dengan menyebar kuesioner, wawancara, ataupun cerita kepada

peserta didik.

C. Pembatasan Masalah atau Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan mengingat berbagai

keterbatasan peneliti, maka fokus kajian diarahkan untuk menjawab masalah-

masalah pada butir 7, 8, dan 11. Fokus penelitian ini diarahkan pada tahap

pengembangan dan uji penggunaan alat dan evaluasi efektifitas soal tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

9

pendidikan karakter siswa berbasis film pada wilayah yang lebih luas dengan

karakteristik (status sosial ekonomi orang tua.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dirumuskan permasalahan

yang menjadi fokus penelitian dan pengembangan (research and

development) sebagai berikut:

1. Seperti apa produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis

film karakter yang di ujicobakan di 10 SMP di Indonesia ?

2. Seberapa baik kualitas soal-soal tes asesmen hasil penelitian pendidikan

karakter berbasis film karakter yang di ujicobakan di 10 SMP di

Indonesia?

3. Menurut penilaian siswa kualitas efektifitas apa saja yang terpenuhi

dalam soal tes asesmen yang dikembangkan tersebut?

4. Seperti apa capaian hasil pendidikan karakter siswa yang diukur dengan

menggunakan soal tes yang dikembangkan tersebut pada sepuluh di 10

SMP di Indonesia ?

5. Apakah terdapat perbedaan penilaian siswa dari status sosial ekonomi

orang tua terhadap efektifitas penggunaan soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter berbasis film karakter di Indonesia ?

6. Apakah terdapat perbedaan capaian hasil pendidikan karakter

berdasarkan status sosial ekonomi orang tua dengan menggunakan

produk soal tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

10

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menghasilkan soal tes asesmen pendidikan karakter berbasis film

karakter yang diujicobakan di 10 SMP di Indonesia.

2. Mengukur seberapa baik kualitas soal-soal tes asesmen hasil penelitian

pendidikan karakter berbasis film yang dikembangkan berdasarkan nilai

validitas dan reliabilitas.

3. Memperoleh informasi mengenai nilai-nilai efektifitas yang terbukti

sangat efektif, efektif, dan cukup efektif menurut penilaian siswa dalam

penggunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film

karakter menurut penilaian siswa di 10 SMP di Indonesia.

4. Memperoleh informasi mengenai capaian hasil pendidikan karakter yang

diukur dengan menggunakan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter di 10 SMP di Indonesia.

5. Memperoleh informasi mengenai perbedaan penilaian siswa dari status

sosial ekonomi orang tua terhadap efektifitas penggunaan soal tes

asesmen pendidikan karakter berbasis film karakter di 10 SMP di

Indonesia.

6. Memperoleh informasi mengenai perbedaan hasil pendidikan karakter

dari soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter

berdasarkan status sosial ekonomi orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

11

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk semua pihak, baik itu

manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat dari

penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan bahan

kajian tentang efektivitas penilaian karakter siswa di SMP serta

diharapkan mampu menambah wawasan dan pengembangan penelitian

serupa terutama pada ranah pendidikan karakter.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah

Penelitian ini memberikan sumbangan mengenai

evaluasi/penilaian pengukuran pendidikan karakter menggunakan soal

tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter. Selain

itu penelitian ini juga dilaksanakan dalam rangka untuk

perbaikan/optimalisasi sistem penilaian dan pelaksanaan pendidikan

karakter di Indonesia.

b. Bagi Kepala Sekolah dan Guru

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi kepala

sekolah dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam

pengembangan pendidikan karakter di sekolah. Bagi guru pendidik

karakter (konselor sekolah/guru BK dan guru mata pelajaran) di SMP,

proses dan produk penelitian pengembangan ini diharapkan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

12

memberikan suatu model asesmen pendidikan karakter berbasis media

film yang lebih efektif (fisibel, realistik, ekonomis, relatif praktis dan

mudah digunakan) untuk mengukur hasil pendidikan karakter di

sekolah.

c. Bagi lembaga pendidikan

Prosedur dan hasil penelitian pengembangan ini dapat

digunakan sebagai bahan referensi alternatif untuk pengembangan

konsep bimbingan dan konseling pendidikan karakter di sekolah,

kususnya di SMP.

d. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui, memahami efektifitas model

penilaian pendidikan karakter melalui soal tes asesmen pendidikan

karakter berbasis film. Selain itu peneliti juga berkesempatan untuk

membuat dan mengaplikasikan soal tes asesmen pendidikan karakter

berbasis media film di sekolah.

e. Bagi peneliti lain

Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh penelitia lain

sebagai refrensi dalam mengembangkan penelitian dengan topik

pendidikan karakter di sekolah. Selain itu penelitian ini juga dapat

digunakan peneliti lain sebagai sumber pengetahuan tambahan bagi

peneliti yang berminat meneliti pengembangan soal tes hasil

pendidikan karakter berbasis media film guna meningkatkan karakter

positif peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

13

G. BATASAN ISTILAH

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Efektivitas adalah suatu keadaan/kondisi untuk mengukur kegiatan

tertentu apakah dapat berhasil sesuai dengan target yang telah ditentukan

atau tidak. Target tersebut dapat dilihat melalui kuantitas, kualitas, dan

waktu pelaksanaan kegiataan, dimana ketika semakin tinggi presentase

target yang dicapai maka efektivitasnya juga akan semakin tinggi.

2. Soal tes adalah seperangkat pernyataan/pertanyaan yang berbentuk

dilema moral dan memuat beberapa pertanyaan seputar pendidikan

karakter untuk mengukur perilaku secara objektif.

3. Asesmen hasil adalah merupakan proses untuk mengetahui apakah proses

dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau

kriteria yang ditetapkan.

4. Pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh lembaga

sekolah melalui guru yang memiliki tujuan untuk membentuk karakter

pribadi siswa secara otentik dan mengarah pada perilaku/karakter yang

baik demi kemajuan penerus bangsa.

5. Penggunaan film sebagai media film adalah potongan-potongan video

yang berkaitan dengan dilema moral pada kebanyakan anak SMP dan

dapat mengukur tentang sejauh mana siswa menginternalisasi video

tersebut dalam kehidupannya.

6. Status sosial ekonomi tinggi adalah golongan kaya raya seperti golongan

konglomerat, kelompok eksekutif, dan sebagainya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

14

7. Status sosial ekonomi sedang adalah kaum profesional dan para pemilik

toko dan bisnis yang lebih kecil.

8. Status sosial ekonomi rendah adalah golongan yang memperoleh

pendapatan atau penerimaan sebagai imbalan terhadap kerja mereka yang

jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang dijadikan dasar untuk membangun

kerangka konseptual. Berdasarkan judul penelitian, maka dalam bab ini peneliti

mengemukakan beberapa konsep yang berhubungan dengan variabel penelitian,

yaitu hakikat pendidikan karakter di sekolah; hakikat evaluasi, asesmen dan tes;

hakikat asesmen pendidikan karakter di sekolah; media film dalam pendidikan

karakter; hakikat status sosial ekonomi; kajian penelitian yang relevan, dan

kerangka pikir.

A. Hakikat Pendidikan Karakter di Sekolah

1. Pengertian Karakter

Scerenko (Samani & Hariyanto, 2011: 41) mendefinisikan bahwa

karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan

ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu

kelompok atau bangsa. Sedangkan, Berkowitz (Doni Koesoema, 2012: 25)

mendefinisikan karakter sebagai “sekumpulan ciri-ciri (characteristics)

psikologis yang memengaruhi kemampuan dan kecondongan pribadi agar

dapat berfungsi secara moral.” Ia juga mengatakan bahwa segala hal yang

menumbuhkan kehidupan psikologis siswa secara sehat dan dewasa

merupakan bentuk nyata dari pendidikan karakter.

Samani & Hariyanto (2011: 41) mengungkapkan bahwa:

karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

16

manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan

norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, adat istiadat, dan

estetika.

Menurut Pritchard (Koesoema, 2012: 27) karakter adalah “a

compex set of relatively persistent qualities of the individual person, and

the term has a definite positive connotation when it is used in discussions

of moral education.”Artinya, karakter merupakan sekumpulan kualitas

moral yang relative stabil dalam diri seseorang.Karakter ini memiliki

konotasi positif ketika diterapkan dalam diskusi moral.

Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakter

merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang:

mentalitas, sikap, cara berpikir, dan perilaku berdasarkan norma-norma

agama, budaya, adat istiadat sehingga seseorang berusaha melakukan hal

yang baik dalam bentuk nyata di kehidupan sehari-hari.

Berkowitz (Koesoema, 2012: 25) mendefinisikan karakter sebagai

sekumpulan karakter psikologis yang memengaruhi kemampuan dan

kecondongan pribadi agar dapat berfungsi secara moral. Sedangkan

menurut Pritchard (Doni Koesoema, 2012: 27) karakter adalah “a compex

set of relatively persistent qualities of the individual person, and the term

has a definite positive connotation when it is used in discussions of moral

education.” Artinya, karakter merupakan sekumpulan kualitas moral yang

relative stabil dalam diri seseorang. Karakter ini memiliki konotasi positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

17

ketika diterapkan dalam diskusi moral. Dalam buku yang ditulis oleh

Samani & Hariyanto (2011: 41) mengungkapkan bahwa:

karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesame

manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan

norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, adat istiadat, dan

estetika.

Lickona (Akhwan, 2014: 61) mengatakan bahwa karakter berkaitan

dengan ketiga komponen, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap

moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Ia juga

mengatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang

kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan

kebaikan. Berkaitan dengan hal tersebut, Yaumi (2014: 7) mengatakan

bahwa komponen karakter adalah moralitas, kebenaran, kebaikan,

kekuatan, kekuatan, dan sikap seseorang yang ditunjukkan kepada orang

lain melalui tindakan. Ia juga mengatakan, karakter seseorang terpisah dari

moralitasnya, baik buruknya karakter tergambar dalam moralitas yang

dimiliki. Begitu pula dengan kebenaran yang merupakan perwujudan dari

karakter. Kebenaran tidak akan terbangun dengan sendirinya tanpa adanya

karakter. Moralitas dan kebenaran yang telah terbentuk merupakan

perwujudan dari perbuatan baik. Kebaikan inilah yang mendorong suatu

kekuatan dalam diri seseorang untuk menegakkan keadilan. Kebenaran,

kebaikan, dan kekuatan sikap adalah bagian integral yang menyatu dengan

karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

18

Gambar 2.1 Komponen Karakter

Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa moral dan

karakter adalah dua hal yang berbeda. Moral berarti pengetahuan

seseorang terhadap hal baik atau buruk, sedangkan karakter adalah

tabiat, tindakan/kebiasaan seseorang yang langsung ditentukan oleh

otak. Meskipun keduanya memiliki arti yang berbeda, namun moral

dan karakter memiliki keterkaitan. Karakter memiliki makna lebih

tinggi dari pada moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang

benar dan mana yang salah. Moral merupakan salah satu komponen

yang membentuk karakter individu ketika moral behavior dapat

dilakukan secara berulang. Maka, dapat dikatakan karakter adalah

suatu kebiasaan (habituation) untuk melakukan yang baik berdasarkan

pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan

melakukan perbuatan kebaikan.

Moralitas

Kebenaran Sikap KARAKTER

Kebaikan Kekuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

19

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Kevin Ryan dan Bohlin (dalam Fathurrohman, dkk; 2013)

pendidikan karakter adalah upaya sungguh-sungguh untuk membantu

seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-

nilai etis. Kemudian ia menambahkan, karakter mulia meliputi

pengetahuan tentang kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan

kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan , dan

akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Karakter mengacu kepada

serangkaian pengetahuan, sikap dan motivasi.

Ramli (dalam Fathurrohman, dkk; 2013) memaparkan pendidikan

karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral

dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak,

supaya menjadi manusia yang baik.

Burke (Samani & Hariyanto, 2011: 43) juga mengatakan bahwa

“pendidikan karakter semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran

yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang

baik.” Sedangkan, menurut Samani & Hariyanto (2011: 44) “pendidikan

karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk

menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir,

raga, serta rasa dan karsa.” Mereka juga menyampaikan bahwa pendidikan

karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

20

memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan karakter menurut ahli

di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter usaha membantu

siswa untuk memahami, peduli, bertindak dengan mengoptimalkan potensi

siswa yang disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya. Tujuannya

untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik.

3. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

a. Tujuan pendidikan karakter

Pendidikan karakter diselenggarakan untuk mewujudkan

manusia yang berakhlak mulia dan bermoral baik sehingga

kelangsungan hidup dan perkembangan manusia dapat dijaga dan

dipelihara. Lickona (2012) menjelaskan bahwa pendidikan karakter

mengharapkan peserta didik semakin mampu menilai, peduli dan

bertindak sesuai dengan kebenaran yang diyakini. Artinya pendidikan

karakter menjadi bekal bagi peserta didik dalam menggapai persoalan

yang terjadi di masyarakat dengan prinsip nilai-nilai yang diyakini

kebenarannya.

Kemendiknas (2010:3) mengatakan bahwa pendidikan karakter

bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter

bangsa yaitu Pancasila, meliputi:

1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

21

2) Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila.

3) Mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sifat

percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai

umat manusia.

b. Fungsi pendidikan karakter

Menurut Fathurrohman, dkk (2013: 97) fungsi pendidikan

karakter adalah:

1) Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk

menjadi prilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki

sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter dan karakter

bangsa.

2) Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk

bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik

yang lebih bermartabat.

3) Penyaring: untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan

karakter bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter

dan karakter bangsa.

c. Prinsip-prinsip pendidikan karakter

Menurut Direktorat pembinaan SMP (Fathurrohman, 2013: 145-

146). Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

22

2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan, dan perilaku.

3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk

membangun karakter.

4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan

perilaku yang baik.

6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan

menantang, yang menghargai semua peserta didik, membangun

karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.

7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para peserta didik.

8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada

nilai dasar yang sama.

9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif pendidikan karakter.

10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra

dalam usaha membangun karakter.

11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-

guru karakter, dan manifestasi karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

23

4. Nilai-Nilai Karakter yang Ditanamkan dalam Pendidikan

Berdasarkan Pusat Kurikulum Balitbang Diknas (Suparno, 2015)

terdapat 18 nilai karakter yang perlu dikembangkan untuk peserta didik.

Kedelapan belas nilai beserta deskripsi untuk masing-masing nilai

dijelaskan sebagai berikut.

a. Nilai religious

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur

Perilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

c. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

gender, jenis kelamin, pendapat, sikap dan tindakan oranglain yang

bereda dari dirinya.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

24

e. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari esuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada oang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan

didengar.

j. Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

25

k. Cinta tanah air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat pada diri seseorang yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, serta penghargaan tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan

politik bangsa.

l. Menghargai prestasi

Sikap dan tindakan mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu

berguna bagi masyarakat, serta menghormati keberhasilan orang

lain.

m. Bersahabat/komunikatif

Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan

bekerja sama dengan orang lain.

n. Cinta damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadiran dirinya.

o. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegh kerusakan pada

lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

26

q. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan tanpa melihat pengkotakan

sosial. Baik agama, budaya, gender, jenis kelamin, dan status sosial.

r. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas serta

kewajiban yang seharusnya dilakukan.

Beberapa karakter tersebut yang peneliti jadikan landasan untuk

mengukur karakter beberapa anak SMP di Indonesia. Karakter-karakter

tersebut diciptakan dalam bentuk potongan film pendek yang diikuti dengan

soal-soal karakter yang sesuai dengan potongan film tersebut.

5. Nilai-nilai Karakter untuk SMP

Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,

peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah

teridentifikasi 80 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi lima,

yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan (1) Tuhan

Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) sesama manusia, dan (4) lingkungan,

serta (5) kebangsaan. Namun demikian, penanaman kedelapanpuluh nilai

tersebut merupakan hal yang sangat sulit. Oleh karena itu, pada tingkat SMP

dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari butir-butir Standar

Kompetensi Kelulusan (SKL) SMP (Permen diknas nomor 23 tahun 2006)

dan SK/KD (Permen diknas nomor 22 tahun 2006). Berikut adalah daftar

nilai utama yang dimaksud dan diskripsi ringkasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

27

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius) Pikiran,

perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan

pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri:

a. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

b. Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap

diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),

negara dan Tuhan YME.

c. Bergaya hidup sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam

menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk

yang dapat mengganggu kesehatan.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas

(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

f. Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan

tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

g. Berjiwa wirausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali

produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

28

untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur

permodalan operasinya.

h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang

telah dimiliki.

i. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

j. Ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

k. Cinta ilmu

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama.

a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi

milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri

sendiri serta orang lain.

b. Patuh pada aturan-aturan sosial

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan

masyarakat dan kepentingan umum.

c. Menghargai karya dan prestasi orang lain

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan

menghormati keberhasilan orang lain.

d. Santun

Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun

tata perilakunya ke semua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

29

e. Demokratis

Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin

memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

5. Nilai kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

a. Nasionalis

Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

b. Menghargai keberagaman

Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal

baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.

B. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes

1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes

a. Pengertian Evaluasi

Di dunia pendidikan evaluasi dapat diartikan sebagai proses

yang dilakukan seorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara

berkesinambungan. Hal ini diungkapkan dalam UU No. 20 2013 pasal

2003 pasal 58 ayat 1 yang menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

30

peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau kemajuan dan

perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Arikunto (2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif

yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam

hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi

pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil

berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Wringston (Purwanto, 1992) mengemukakan bahwa “evalusi

adalah penafsiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah

tujuan atau nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.” Sedangkan,

Lessingner (Wulan & Rusdiana, 2014) mendefinisikan bahwa

“evaluasi adalah sebagai proses penilaian dengan jalan

membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan

kemajuan/prestasi nyata yang dicapai.”

Gay, (Sukardi, 2014: 8) berpendapat bahwa evaluasi adalah

sebuah proses sistematis pengumpulan dan penganalisisan data untuk

pengambilan keputusan. Jadi, evaluasi adalah proses penilaian,

pengumpulan, dan menganalisis data atau suatu kejadian pada

kenyataan dengan program atau tujuan yang sudah ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

31

b. Pengertian Asesmen (Penilaian)

Linn dan Grounlund (Uno dan Koni, 2012:1) menegaskan

“asesemen (penilaian) adalah prosedur yang digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata

pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar.”

Sarwiji Suwandi (2009: 7) mengatakan bahwa “penilaian adalah suatu

proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program

kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah

ditetapkan.”

Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk

memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh

tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya

digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya

(Depdiknas, 2001). Jadi, penilaian adalah suatu kegiatan

mengumpulkan dan menganalisis data tentang suatu proses dan hasil

belajar siswa untuk mendapatkan informasi, apakah hasil yang

diperoleh sudah sesuai dengan tujuan atau standar yang ditetapkan atau

belum.

c. Pengertian Tes

Zainul dan Nasution (2001) mendefinisikan tes sebagai pertanyaan

atau tugas seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh

informasi tentang sesuatu atribuy pendidikan atau suatu atribut

psikologis tertantu. Artinya bahwa tes adalah sebuah alat yang berisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

32

tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan

penguasaan suatu materi dan sesuai dengan persyaratan tertentu. Pada

dasarnya tes digunakan sebagai alat ukur yang sering digunakan

dalam penilaian pembelajaran di dunia pendidikan.

Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 67) mengatakan bahwa “tes

merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus

ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang

dites.” Arikunto (2012) menegaskan “tes adalah suatu cara untuk

melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus

dikerjakan siswa.”

Menurut Brown (Elis Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 128), “a

test as a systematic procedure for measure a sample of behavior”,

yang menjelaskan bahwa pada prinsipnya suatu tes merupakan suatu

prosedur sistematis untuk mengukur sampel tingkah laku

seseorang.Jadi, tes adalah suatu ukuran penilaian yang dijadikan

patokan oleh individu (guru) untuk mengukur kemampuan individu

yang diberikan tes (siswa).

2. Tujuan dan Fungsi Asesmen

a. Tujuan Asesmen

Menurut pedoman penilaian Depdikbud (Jihad & Haris. 2008:

63), tujuan penilaian adalah “untuk mengetahui kemajuan belajar

siswa, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

33

sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan

belajar.” Jihad & Haris (2008: 63) mengatakan bahwa “tujuan

penilaian untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan atau

kesulitan belajar siswa, dan sekaligus memberi umpan balik yang

tepat.”

Menurut Suwandi, Sarwiji (2009: 14) secara umum semua jenis

penilaian berbasis kelas bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta

didik di sekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan

pendidikan kepada masyarakat, dan untuk mengetahui ketercapaian

mutu pendidikan secara umum.

b. Fungsi Asesmen

Supranata & Hatta (Suwandi, Sarwiji. 2009: 15) penilaian

berbasis kelas memiliki sejumlah fungsi, yaitu sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam

perbaikan program pengajaran, alat pendorong dalam meningkatkan

kemampuan peserta didik, dan sebagai alat untuk peserta didik

melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta bercermin diri

(instropeksi) misalnya melalui portofolio.

Menurut Nana Sudjana (Jihad & Haris. 2008: 56) penilaian

(asesmen) berfungsi sebagai:

1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.

Dengan fungsi ini maka penilaian (asesmen) harus mengacu

kepada tujuan-tujuan intruksional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

34

2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan

mungkin dapat dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan

belajar siswa, strategi mengajar guru.

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada

orangtuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan dan

kecakapan belajar siswa dalam bentuk-bentuk nilai-nilai prestasi

yang dicapainya.

3. Ruang Lingkup Asesmen

Uno, Hamzah, dan Satria Koni (2012:17) menjelaskan isi model

penilaian kelas meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian,

langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengolahan hasil penilaian serta

pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian,

dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi

penilaian, dan rambu-rambu penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan

berbagai cara dan alat penilaian.

4. Prinsip-prinsip Asesmen

Menurut Depdiknas (2004 dan 2006) ada enam prinsip dasar berbasis

kelas yang harus dipedomani guru saat melakukan asesmen. Prinsip –

prinsip tersebut antara lain:

a. Validitas

Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam

melakukan penilaian harus “menilai apa yang seharusnya dinilai dan

alat penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

35

dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur

kompetensi”.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil

penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan

yang reliable, menjamin konsistensi, dan kepercayaan.

c. Terfokus pada kompetensi

Penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian

kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan).

d. Komprehensif

Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh

ranah yang tertuang pada setiap kompetensi dasar dengan menggunakan

beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau

kemampuan siswa sehingga tergambar profil kemampuan siswa.

e. Objektivitas

Proses penilaian yang dilakukan harus dilaksanakan secara

obyektif. Artinya, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan,

menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan

kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka

(skor).

f. Mendidik

Penilaian dapat memberikan sumbangan positif bagi peningkatan

pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana hasil penilaian dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

36

memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih

giat belajar.

Menurut Jihad & Haris (2008: 63) sistem penilaian dalam

pembelajaran, baik pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian

akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah prinsip sebagai

berikut:

a. Menyeluruh, artinya penguasaan kompetensi dalam mata pelajaran

hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi,

kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik

menyangkut dominan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap,

perilaku, dan nilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun

menyangkut evaluasi proses dan hasil belajar.

b. Berkelanjutan, artinya penilaian seharusnya direncanakan dan

dilakukan secara terus menerus guna mendapatkan gambaran yang

utuh mengenai perkembangan hasil belajar siswa sebagai dampak

langsung (dampak instruksional/pembelajaran) maupun dampak

tindak langsung (dampak pengiring/nurturan effect) dari proses

pembelajaran.

c. Berorientasi pada indikator ketercapaian, artinya sistem penilaian

dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian

yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan

minimal dan standar kompetensinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

37

d. Sesuai dengan pengalaman belajar, artinya sistem penilaian dalam

pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajarnya.

5. Jenis-jenis Asesmen

Menurut Uno dan Koni (2012) jenis-jenis asesmen dilaksanakan

dalam berbagai teknik, seperti: penilaian kinerja (performance), penilaian

sikap, dan penilaian tertulis (paper and pencil test, penilaian proyek, dan

penilaian diri/self assessment).

Menurut Subali (2016) berdasarkan ragam jenisnya, asesmen

dibedakan menjadi empat, yaitu:

a. Asesmen penempatan.

Asesmen ini dilakukan berdasarkan hasil pengukuran terhadap

masing-masing peserta didik sebelum menempuh program pengajaran.

Tujuannya yaitu untuk mengetahui penguasaan kemampuan prasyarat

masing-masing peserta didik yang diperlukan dalam proses

pembelajaran yang akan diselenggarakan bila diperlukan adanya

kemampuan yang ditargetkan.

b. Asesmen formatif

Asesmen ini dilakukan berdasarkan hasil pengukuran terhadap

masing-masing peserta didik selama menempuh kegiatan

pembelajaran. Tujuannya untuk mengetahui apakah setiap peserta

didik melaju dengan baik selama proses pembelajarannya sampai

akhir program sehingga kegiatan belajar selanjutnya menjadi lebih

efektif dan efisien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

38

c. Asesmen sumatif

Asesmen ini dilakukan terhadap masing-masing peserta didik

setelah selesai menempuh suatu program pembelajaran.Tujuannya

untuk menentukan nilai akhir masing-masing peserta didik yang

menempuh suatu program pembelajaran untuk selanjutnya dapat

ditetapkan apakah seorang peserta didik dinyatakan berhasil atau

gagal. Jika berhasil peserta didik tersebut akan diberi sertifikat karena

telah menguasai kecakapan atau keterampilan tertentu yang

ditargetkan dalam program pembelajaran yang dirancang.

d. Asesmen konfirmatori

Asesmen ini dilakukan terhadap masing-masing orang yang

ingin dinilai tanpa dilakukan dengan kegiatan pembelajaran yang

ditempuh.Asesmen konfirmatori dilaksanakan melalui pengukuran

yang menggunakan instrument yang sah dan handal dalam hal

kegiatan pembelajaran, asesmen konfirmatori dapat dilakukan oleh

pihak eksternal. Pemerintah menerapkan ujian nasional untuk

menetapkan setiap peserta didik untuk dinyatakan lulus dan tidak lulus

dalam menguasai kompetensi yang diterapkan.

Menurut Prijowuntato(2016: 60-66) alat yang dapat digunakan

untuk menilai ketercapaian konpetensi siswa dapat dibedakan menjadi

dua yaitu tes dan non tes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

39

a. Tes

Bentuk tes yang digunakan untuk mengevaluasi peserta

didik dapat berupa; pilihan ganda, uraian objektif, uraian non

objektif/uraian bebas, jawaban singkat/isian singkat, menjodohkan,

performans/unjuk kinerja, portofolio. Bentuk tes digunakan apabila

sifat suatu objek yang diukur menyangkut tingkah laku yang

berhubungan dengan apa yang diketahui, dipahami atau proses

psikis lainnya yang tidak dipahami dengan indera. Tingkat berpikir

yang digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai dari

yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding

sesuai jenjang pendidikan. Bentuk tes yang digunakan di sekolah

dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes non

objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, yaitu

siapa yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor

yang sama. Tes non objektif adalah tes yang sistem penskorannya

dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya objektif

sedangkan non objektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh

subjektifitas pemberi skor.

b. Non tes

Bentuk non tes yang digunakan untuk mengevaluasi peserta

didik dapat berupa; observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala

nilai, kuesioner, wawancara. Bentuk non tes digunakan apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

40

perubahan tingkah laku yang dapat diamati dengan indera dan

bersifat konkret. Konsekuensi dari pengukuran menggunakan

bentuk non tes sangat bergantung pada situasi di mana perubahan

tingkah laku individu itu muncul atau menggejala.

Oleh karenanya, situasi pengukuran yang seragam sukar

dipersiapkan. Suatu pengukuran dengan alat pengukuran non tes

terjadi dalam situasi yang kurang distandarisasi, seperti waktu

pengukuran yang dapat tidak sama atau seragam bagi semua siswa.

6. Teknik-teknik Asesmen

Teknik yang biasanya digunakan untuk mengukur/mengevaluasi

hasil ketercapaian siswa adalah menggunakan teknik tes dan teknik non-

tes. Menurut Jihad & Haris (2008: 68) jenis alat penilaian teknik tes yaitu:

a. Tes tertulis, merupakan tes atau soal yang diselesaikan siswa secara

tertulis. Tes tertulis ini terdiri atas bentuk objektif dan bentuk

uraian. Bentuk objektif meliputi pilihan ganda, isian, benar salah,

menjodohkan, serta jawaban singkat. Sedangkan bentuk uraian

meliputi uraian terbatas dan uraian singkat.

b. Tes lisan, yang merupakan sekumpulan tes atau soal atau tugas

pertanyaan yang diberikan kepada siswa dan dilaksanakan dengan

cara tanya jawab.

c. Tes perbuatan, merupakan tugas yang pada umumnya berupa

kegiatan praktek atau melakukan kegiatan yang mengukur

ketrampilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

41

Jihad & Haris (2008: 68) juga mengungkapkan secara rinci

mengenai teknis penilaian siswa dapat dilakukan dengan cara ulangan

harian, tugas kelompok, kuis, ulangan blok, pertanyaan lisan, dan juga

tugas individu. Depdiknas, 2001 (Jihad & Haris, 2008: 69) juga

mengatakan bahwa penilaian non-tes merupakan prosedur yang dilalui

untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan

kepribadian. Melalui:

a. Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh

guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik secara

perorangan maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas

b. Skala sikap, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkap

sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang

lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa

c. Angket, yaitu alat penilaian yang meyajikan tugas-tugas atau

mengerjakan dengan cara tertulis

d. Catatan harian, yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang

dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya

e. Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek

terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau

belum.

Sukardi (2014: 104) mengatakan bahwa tes dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu tes normatife dan tes kriterion. Suatu tes dikatakan

sebagai tes normatife apabila evaluator dalam mengevaluasi bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

42

membandingkan hasil penilaian individuantara satu individu dengan

individu lainnya dalam penyelenggaraan tes yang sama. Suatu tes

dikatakan memenuhi kriteria jika para evaluator dalam pengukuran

terhadap subjek atau objek yang dievaluasi atas dasar apa yang telah dia

perbuat sesuai dengan kapasitasnya tanpa membandingkan dengan orang

lain.

7. Tes Sebagai Teknik Asesmen

Sukardi (2014: 92) mengatakan bahwa tes atau testing merupakan

prosedur sistematis yang direncanakan oleh evaluator guna

membandingkan antarperilaku yang dievaluasi. Tes atau testing berisi item

atau butir soal yang akan diberikan kepada peserta yang mengikuti tes. Ia

juga mengatakan bahwa item atau butir soal, yaitu bagian terkecil dari

suatu tes yang memuat satu fakta atau konsep yang diungkapkan melalui

pertanyaan atau pernyataan yang dapat diisolasi untuk pengamatan dan

pengambilan keputusan.

Tes sebagai teknik asesmen dapat meyediakan informasi-informasi

objektif yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan

keputusan yang harus diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar.

Tes ini dilakukan sebelum, saat, dan akhir pembelajaran, sehingga bergulir

tanpa henti (dynamic assesment).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

43

C. Asesmen Pendidikan Karakter

1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter

Albertus (2015) menegaskan penilaian pendidikan karakter pada

hakikatnya adalah evaluasi atas proses pembelajaran secara terus menerus

dari individu untuk menghayati peran dan kebebasannya bersama orang

lain dalam sebuah lingkungan sekolah demi pertumbuhan integritas

moralnya sebagai manusia. Hanya individu yang terbuka pada pengalaman

diri dengan yang lain mampu menentukan apakah dirinya telah menjadi

manusia berkarakter atau bukan

2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter

Penilaian merupakan kegiatan untuk menentukan pencapaian

hasil pembelajaran yang dapat dikategorikan menjadi tiga ranah, yaitu

ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Setiap peserta didik memiliki

tiga ranah tesebut, hanya kedalamannya tidak sama. Penilaian pada ranah

afektif, seperti ranah lainnya memerlukan data yang bisa berupa kuantitatif

atau kualitatif.

Karakter yang baik melibatkan pemahaman, perhatian, dan

bertindak sesuai dengan nilai-nilai etika. Pendekatan yang holistik

terhadap pengembangan karakter oleh karenannya peserta didik

mengembangkan kognitif, emosi, dan aspek perilaku dari kehidupan

moral. Peserta didik berkembang untuk memahami nilai-nilai karakter

dengan mempelajari, mendiskusikannya, mengamati model perilaku, dan

memecahkan masalah yang mencakup nilai-nilai tersebut. Asesmen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

44

pendidikan karakter bermanfaat untuk pendidikan karakter seharusnya

membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan

nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.

3. Tehnik-tehnik Asesmen Pendidikan Karakter

Airasian (2000) mengatakan metode asesmen dibedakan menjadi

tiga yaitu teknik tertulis (paper-pencil techniques), teknik observasi

(observation techniques), dan teknik pertanyaan lisan (oral questioning

techniques). Teknik tertulis (paper-pencil techniques) mengacu kepada

metode asesmen dimana siswa menuliskan responnya terhadap

pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah.

Observasi adalah suatu proses melihat atau mendengar individu

melakukan suatu aktivitas (observasi proses) atau untuk menilai suatu

produk (observasi produk). Sedangkan teknik pertanyaan lisan adalah

metode asesmen dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada

individu. Menurut Strange (2004) metode asesmen pendidikan karakter

dapat dibedakan atas asesmen kuantitatif (quantitative assessment) dan

asesmen kualitatif (qualitative assessment). Asesmen kuantitatif dapat

berbentuk: rubric asesmen diri sendiri (self assessment rubric), tes

tertulis (paper and pencil test), skala bertingkat asesmen karakter

(character assessment rating scale). Sementara itu, asesmen kualitatif

dapat berupa: jurnal siswa, paper, dan unjuk kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

45

4. Sistem Penilaian Karakter Menurut Pedoman 2010

Permasalahan yang ditemukan adalah bahwa guru mengalami

kesulitan karena pengamatan didasarkan pada prinsip-prinsip yang masih

abstrak dan belum diuraikan dalam definisi-definisi operasional dan

indikator-indikator. Guru mengatakan bahwa yang dinilai adalah

keterlibatan di kelas dan kepedulian kepada teman, tetapi belum sampai

pada apa indikatornya. Dalam bahasa sehari-hari, apa yang dilakukan guru

adalah “nilai mengira-ngira” sesuai dengan apa yang dilihat ketika di

dalam kelas. Besar kemungkinan guru salah menilai atau menilai dengan

subjektivitas yang sangat tinggi berdasarkan like and dislike. Hal itu

sangat merugikan siswa. Dalam pelajaran Character Building, hal

terpenting untuk dilakukan adalah observasi. Namun, observasi memiliki

problem, yaitu subjektivitas yang tinggi. Permasalahan utama dengan

observasi adalah ketiadaan objektivitas oleh pengamatnya (Johnson dan

Johnson 2002: 117).

Arikunto (2003) menegaskan tes objektif adalah tes yang dalam

pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif terdapat

kelemahan dan kelebihan, sebagai berikut.

a. Kelebihan tes objektif, yaitu.

1) Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di

hindari campur tangan unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta

didik maupun segi guru yang memeriksa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

46

2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat

menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

3) Pemeriksaan dapat diserahkan orang lain.

4) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

5) Untuk menjawab tes objektif tidak banyak memakai waktu.

6) Reliabilitinya lebih tinggi kalau dibandingkan dengan tes essay,

karena penilainya bersifat objektif.

7) Validitas tes objektif lebih tinggi dari tes essay, karena

samplingnya lebih luas.

8) Pemberian nilai dan cara menilai tes objektif lebih cepat dan mudah

karena tidak menuntut keahlian khusus.

b. Tes objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga

mudah dilaksanakan.

c. Kelemahan tes objektif

1) Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes essay

karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari

kelemahan-kelemahan yang lain.

2) Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya

pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental

yang tinggi.

3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.

4) Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan sol tes

lebih terbuka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

47

5) Peserta didik sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban,

karena belum menguasai bahan pelajaran tersebut.

6) Tes sampling yang diajukan kepada peserta didik cukup banyak

dan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk

menjawabnya.

7) Tidak biasa megajak peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi.

8) Banyak memakan biaya, karena lembaran item-item tes harus

sebanyak jumlah pengikut tes.

Beberapa bentuk tes objektif yaitu salah-benar (true-false),

pilihan ganda (multiple choise), isian (completion), jawaban singkat

(short answer), dan menjodohkan (matching). Masing-masing bentuk

tes objektif mempunyai kelebihan dan kelemahan. Salah satu bentuk

tes objektif yaitu pilihan ganda mempunya kelebihan dan kelemahan

sebagai berikut.

a. Kelebihan

1) Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.

2) Terstruktur dan petunjuknya jelas.

3) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi

diagnostik.

4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.

5) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya.

b. Kelemahan

1) Proses penyusunanya membutuhkan waktu yang lama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

48

2) Sulit menemukan pengacau.

3) Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah,

kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.

4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.

5. Kekuatan dan Kelemahan Tes

Untuk mendapatkan instrumen tes baik diperlukan sejumlah

langkah pengembangan atau langkah umum konstruksi tes. Menurut

Azwar (2014:14-20) awal kerja penyusunan atau pengembangan suatu alat

tes dimulai dari:

a. Identifikasi tujuan ukur

Yaitu memilih suatu definisi, mengenali dan memahami dengan

seksama teori yang mendasari konstruk atribut yang hendak diukur.

b. Pembatasan domain ukur

Pembatasan domain dilakukan dengan cara menguraikan

konstruk teoritik atribut yang diukur menjadi beberapa rumusan

dimensi atau aspek yang lebih jelas, agar menunjang validitas isi

skala.

c. Oprasionalisasi aspek

Operasionalisasi aspek diperlukan agar membentuk

keperilakuan yang hendak diukur dapat lebih konkret sehingga penulis

item akan lebih memahami benar arah respon yang harus diungkap

dari subjek. Operasionalisasi dirumuskan dalam bentuk indikator

keperilakuan. Himpunan indikator-indikator kemudian dituangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

49

dalam kisi-kisi atau blue print dan dilengkapi dengan spesifikasi skala,

sebagai acuan bagi penulisan item. Sebelum penulisan item perancang

perlu menetapkan format stimulus yang hendak digunakan, format ini

erat kaitanya dengan metode pengskalaannya.

d. Penulisan item

Pada tahap awal penulisan item, item dibuat dalam jumlah

yang lebih banyak daripada jumlah yang direncanakan dalam

spesifikasi skala, yaitu sekitar tiga kali lipat dari jumlah item yang

digunakan dalam bentuk final. Tujuannya agar nanti penyusun skala

tidak kehabisan item akibat gugurnya item-iten yang tidak memenuhi

syarat.

e. Review penulisan item

Review pertama harus dilakukan oleh penulis item sendiri,

yaitu dengan mengecek ulang setiap item sendiri, apakah telah sesuai

dengan indikator prilaku yang hendak diungkap. Setelah itu review

dapat dilakukan oleh orang yang berkompeten atau ahli. Semua item

yang tidak sesuai dengan kaidah atau spesifikasi blue print harus

diperbaiki, dan hanya item-item yang diyakini berfungsi dengan baik

oleh ahli (expert judgmen), yang dapat diloloskan untuk uji empirik.

f. Uji coba bahasa (evaluasi kualitatif)

Kumpulan item yang telah direview kemudian dievaluasi

secara kualitatif, dengan mengujicobakan pada sekelompok kecil

responden untuk mengetahui apakah kalimat yang digunakan sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

50

tepat dan mudah dipahami oleh responden sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh penulis item. pertanyaan-pertanyaan dari responden

mengenai kata-kata dalam item menandakan bahwa kalimat dalam

item masih kurang komunikatif dan memerlukan perbaikan.

g. Field tes (evaluasi kuantitatif)

Evaluasi terhadap fungsi item biasa dikenal dengan analisis

item. Analisis item merupakan proses pengujian item secara

kuantitatif guna mengetahui apakah item memenuhi syarat

psikometrik untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Parameter

item yang diuji adalah daya beda item atau daya diskriminasi item.

h. Seleksi item

Pada tahap ini item-item yang tidak memenuhi syarat

psikometrik tidak akan digunakan atau akan diperbaiki lebih dahulu

sebelum dapat digunakan. Sebaliknya item-item yang memenuhi

syarat psikometrik dengan sendirinya akan digunakan dalam skala.

i. Validasi konstruk

Validasi skala merupakan proses yang berkelanjutan, tetapi

pada skala yang digunakan secara terbatas umumnya hanya melalui

validasi isi yang dilakukan oleh ahli (expert judgment) namun

sebenarnya semua skala harus teruji konstruknya. Skala yang sudah

sesuai secara isi tetap perlu diuji secara empirik apakah konstruk

yang digunakan dari teori sudah didukung dengan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

51

j. Kompilasi final

Format final skala dirakit dalam tampilan yang menarik

namun tetap memudahkan responden untuk membaca dan

menjawabnya. Dalam bentuk final, skala dilengkapi dengan petunjuk

soal dan lembar jawab. Ukuran tulisan pada skala perlu disesuaikan

agar tidak ada kata yang tertinggal atau tidak terbaca.

Sedangkan menurut Fernandes dan Soeharto (Suwandi, 2010: 57)

ada sembilan langkah dalam pengembangan insrumen tes antara lain:

a. Membuat spesifikasi tujuan (penjelasan tentang pengetahuan,

keterampilan, atau tingkah laku yang akan diditeksi).

b. Menerjemahkan tujuan-tujuan tes dalam istilah-istilah yang

operasional (tes harus mencerminkan isi dan tujuan dalam keadaan

operasional dan sesuai dengan kepentingannya.

c. Merumuskan tujuan dalam kata-taka yang mengambarkan tingkah

laku (observable dan measurable).

d. Merencanakan tes (berapa jumlah butir tes, bagaimana bentuk tes,

dsb).

e. Menulis butir-butir tes dengan format yang dikehendaki.

f. Melakukan uji coba butir-butir tes dan menganalisisnya.

g. Menyetel tes yang sudah final.

h. Standarisasi (proses pengembangan alat kontrol: petunjuk

pengerjaan, waktu pengerjaan, prosedur dan standar penilaian).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

52

i. Memberi atribut pada skor-skor tes (menjelaskan indeks validitas

dan reliabilitas).

Sementara itu, menurut Surapranata (Suwandi, 2010: 59-64)

prinsip-prinsip pengembangan dan penggunaan tes meliputi:

a. Penentuan tujuan

Tahap awal yang sangat penting dalam pengembangan tes

adalah menentukan tujuan. Secara umum tes antara lain

dikembangkan untuk kepentingan penempatan yang terdiri atas pre

tes kesiapan dan pre tes penempatan, formatif, diagnostik, dan

sumatif.

b. Pemilihan soal

Pemilihan soal merupakan salah satu langkah penting untuk

dapat menghasilkan tes yang baik. Pemilihan soal dari 190 butir soal

yang valid akan dipilih 80 butir untuk dikembangkan.

c. Review dan revisi soal

Riview dan revisi soal pada prinsipnya adalah upaya untuk

memperoleh informasi mengenai sejauh mana suatu soal telah

berfungsi secara efektif dan telah memenuhi kaidah yang telah

ditetapkan, misalnya kaidah konstruksi, bahasa, dan penulisan soal.

Review dan revisi idealnya dilakukan oleh orang lain (bukan si

penulis soal) yang terdiri atas suatu tim penelaah yang terdiri atas

ahli-ahli materi, pengukuran dan bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

53

d. Uji coba dan analisis

Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk

mendapatkan informasi yang empirik mengenai seberapa baik sebuah

soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik

tersebut pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat

mempengaruhi validitas soal seperti aspek-aspek keterbacaan soal,

tingkat kesulitan soal, pola jawaban, tingkat daya pembeda, pengaruh

budaya, dan sebagainya. Dari hasil uji coba akan diketahui apakah

suatu soal “lebih berfungsi”. Hasil uji coba tersebut selanjutnya

dianalisis dengan teknik yang telah ditentukan.

e. Praktikan soal

Soal-soal yang baik hasil dari uji coba dapat dirakit sesuai

dengan kebutuhan tes. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

perakitan antara lain; penyebaran soal, penyebaran tingkat kesulitan

soal, daya pembeda atau validitas soal penyebaran jawaban, dan lay

out tes.

f. Penyajian tes

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah

administrasi penyajian tes yang antara lain meliputi: petunjuk

pengerjaan, cara menjawab, alokasi waktu yang disediakan, ruangan,

tempat duduk peserta didik, dan pengawasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

54

g. Penskoran

Penskoran atau pemeriksaan atas jawaban peserta didik dan

pemberian angka dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi

kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Peskoran harus

dilakukan secara objektif.

h. Pelaporan hasil tes

Setelah tes digunakan dan dilakukan penskoran, hasilnya

dilaporkan. Pelaporan dapat diberikan kepada peserta didik yang

bersangkutan, orang tua peserta didik, kepala sekolah, dan pihak-

pihak yang berkepentingan.

i. Pemanfaatan hasil tes

Hasil pengukuran yang diperoleh melalui tes berguna sesuai

dengan tujuan dilakukanya tes. Informasi hasil pengukuran dapat

dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, proses

atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk

mengambil keputusan atau menentukan kebijakan selanjutnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pengembangan dan penggunaan

tes harus memiliki langkah-langkah; seperti menentukan tujuan dari

alat tes yang akan dibuat, merancang tes (membuat kisi-kisi,

merancang butir-butir tes, format tes, menulis soal tes), mereview dan

merevisi soal tes yang akan digunakan, setelah itu melakukan uji

coba dan analisis, soal tes hasil analisis selanjutnya dirakit menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

55

soal-soal tes yang memiliki kriteria baik, dan diberikan kepada

peserta didik. Setelah itu dilakukan penskoran dari hasil jawaban

peserta didik, hasil penskoran lalu diberikan kepada peserta didik dan

pihak-pihak yang berkepentingan agar dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pertimbangan dan menentukan kebijakan.

6. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan Tes dalam

Pendidikan Karakter

Untuk mendapatkan instrumen tes yang baik diperlukan sejumlah

langkah pengembangan atau langkah umum konstruksi tes. Menurut

Azwar (2014:14-20) awal kerja penyusunan atau pengembangan suatu alat

tes dimulai dari:

a. Identifikasi tujuan ukur

Identifikasi tujuan yaitu memilih suatu definisi, mengenali dan

memahami dengan seksama teori yang mendasari konstruk atribut

yang hendak diukur.

b. Pembatasan domain ukur

Pembatasan domain dilakukan dengan cara menguraikan

konstruk teoritik atribut yang diukur menjadi beberapa rumusan

dimensi atau aspek yang lebih jelas, agar menunjang validitas isi

skala.

c. Oprasionalisasi aspek

Operasionalisasi aspek diperlukan agar membentuk

keperilakuan yang hendak diukur dapat lebih konkret sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

56

penulis item akan lebih memahami benar arah respon yang harus

diungkap dari subjek. Operasionalisasi dirumuskan dalam bentuk

indikator keperilakuan. Himpunan indikator-indikator kemudian

dituangkan dalam kisi-kisi atau blue print dan dilengkapi dengan

spesifikasi skala, sebagai acuan bagi penulisan item. Sebelum

penulisan item perancang perlu menetapkan format stimulus yang

hendak digunakan, format ini erat kaitanya dengan metode

pengskalaannya.

d. Penulisan item

Pada tahap awal penulisan item, item dibuat dalam jumlah

yang lebih banyak daripada jumlah yang direncanakan dalam

spesifikasi skala, yaitu sekitar tiga kali lipat dari jumlah item yang

digunakan dalam bentuk final. Tujuannya agar nanti penyusun skala

tidak kehabisan item akibat gugurnya item-iten yang tidak

memenuhi syarat.

e. Review penulisan item

Review pertama harus dilakukan oleh penulis item sendiri,

yaitu dengan mengecek ulang setiap item sendiri, apakah telah sesuai

dengan indikator prilaku yang hendak diungkap. Setelah itu review

dapat dilakukan oleh orang yang berkompeten atau ahli. Semua item

yang tidak sesuai dengan kaidah atau spesifikasi blue print harus

diperbaiki, dan hanya item-item yang diyakini berfungsi dengan baik

oleh ahli (expert judgmen), yang dapat diloloskan untuk uji empirik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

57

f. Uji coba bahasa (evaluasi kualitatif)

Kumpulan item yang telah direview kemudian dievaluasi

secara kualitatif, dengan mengujicobakan pada sekelompok kecil

responden untuk mengetahui apakah kalimat yang digunakan sudah

tepat dan mudah dipahami oleh responden sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh penulis item. pertanyaan-pertanyaan dari responden

mengenai kata-kata dalam item menandakan bahwa kalimat dalam

item masih kurang komunikatif dan memerlukan perbaikan.

g. Field tes (evaluasi kuantitatif)

Evaluasi terhadap fungsi item biasa dikenal dengan analisis

item. Analisis item merupakan proses pengujian item secara

kuantitatif guna mengetahui apakah item memenuhi syarat

psikometrik untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Parameter

item yang diuji adalah daya beda item atau daya diskriminasi item.

h. Seleksi item

Pada tahap ini item-item yang tidak memenuhi syarat

psikometrik tidak akan digunakan atau akan diperbaiki lebih dahulu

sebelum dapat digunakan. Sebaliknya item-item yang memenuhi

syarat psikometrik dengan sendirinya akan digunakan dalam skala.

i. Validasi konstruk

Validasi skala merupakan proses yang berkelanjutan, tetapi

pada skala yang digunakan secara terbatas umumnya hanya melalui

validasi isi yang dilakukan oleh ahli (expert judgment) namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

58

sebenarnya semua skala harus teruji konstruknya. Skala yang sudah

sesuai secara isi tetap perlu diuji secara empirik apakah konstruk

yang digunakan dari teori sudah didukung dengan data.

j. Kompilasi final

Format final skala dirakit dalam tampilan yang menarik namun

tetap memudahkan responden untuk membaca dan menjawabnya.

Dalam bentuk final, skala dilengkapi dengan petunjuk soal dan

lembar jawab. Ukuran tulisan pada skala perlu disesuaikan agar tidak

ada kata yang tertinggal atau tidak terbaca.

Menurut Fernandes dan Soeharto (Suwandi, 2010: 57) ada sembilan

langkah dalam pengembangan insrumen tes antara lain:

a. Membuat spesifikasi tujuan (penjelasan tentang pengetahuan,

keterampilan, atau tingkah laku yang akan diditeksi).

b. Menerjemahkan tujuan-tujuan tes dalam istilah-istilah yang

operasional (tes harus mencerminkan isi dan tujuan dalam keadaan

operasional dan sesuai dengan kepentingannya.

c. Merumuskan tujuan dalam kata-taka yang mengambarkan tingkah

laku (observable dan measurable).

d. Merencanakan tes (berapa jumlah butir tes, bagaimana bentuk tes,

dsb).

e. Menulis butir-butir tes dengan format yang dikehendaki.

f. Melakukan uji coba butir-butir tes dan menganalisisnya.

g. Menyetel tes yang sudah final.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

59

h. Standarisasi (proses pengembangan alat kontrol: petunjuk pengerjaan,

waktu pengerjaan, prosedur dan standar penilaian).

i. Memberi atribut pada skor-skor tes (menjelaskan indeks validitas dan

reliabilitas).

Sementara itu, menurut Surapranata (Suwandi, 2010: 59-64) prinsip-

prinsip pengembangan dan penggunaan tes meliputi:

a. Penentuan tujuan

Tahap awal yang sangat penting dalam pengembangan tes

adalah menentukan tujuan. Secara umum tes antara lain

dikembangkan untuk kepentingan penempatan yang terdiri atas pre tes

kesiapan dan pre tes penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif.

b. Pemilihan soal

Pemilihan soal merupakan salah satu langkah penting untuk

dapat menghasilkan tes yang baik. Pemilihan soal dari 190 butir soal

yang valid akan dipilih 80 butir untuk dikembangkan.

c. Review dan revisi soal

Riview dan revisi soal pada prinsipnya adalah upaya untuk

memperoleh informasi mengenai sejauh mana suatu soal telah

berfungsi secara efektif dan telah memenuhi kaidah yang telah

ditetapkan, misalnya kaidah konstruksi, bahasa, dan penulisan soal.

Review dan revisi idealnya dilakukan oleh orang lain (bukan si

penulis soal) yang terdiri atas suatu tim penelaah yang terdiri atas

ahli-ahli materi, pengukuran dan bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

60

d. Uji coba dan analisis

Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk

mendapatkan informasi yang empirik mengenai seberapa baik

sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. Informasi

empirik tersebut pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat

mempengaruhi validitas soal seperti aspek-aspek keterbacaan soal,

tingkat kesulitan soal, pola jawaban, tingkat daya pembeda,

pengaruh budaya, dan sebagainya. Dari hasil uji coba akan diketahui

apakah suatu soal “lebih berfungsi”. Hasil uji coba tersebut

selanjutnya dianalisis dengan teknik yang telah ditentukan.

e. Parakiitan soal

Soal-soal yang baik, hasil dari uji coba dapat dirakit sesuai

dengan kebutuhan tes. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

perakitan antara lain; penyebaran soal, penyebaran tingkat kesulitan

soal, daya pembeda atau validitas soal penyebaran jawaban, dan lay

out tes.

f. Penyajian tes

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah

administrasi penyajian tes yang antara lain meliputi: petunjuk

pengerjaan, cara menjawab, alokasi waktu yang disediakan, ruangan,

tempat duduk peserta didik, dan pengawasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

61

g. Penskoran

Penskoran atau pemeriksaan atas jawaban peserta didik dan

pemberian angka dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi

kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Peskoran harus

dilakukan secara objektif.

j. Pelaporan hasil tes

Setelah tes digunakan dan dilakukan penskoran, hasilnya

dilaporkan. Pelaporan dapat diberikan kepada peserta didik yang

bersangkutan, orang tua peserta didik, kepala sekolah, dan pihak-

pihak yang berkepentingan.

k. Pemanfaatan hasil tes

Hasil pengukuran yang diperoleh melalui tes berguna

sesuai dengan tujuan dilakukanya tes. Informasi hasil pengukuran

dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem,

proses atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk

mengambil keputusan atau menentukan kebijakan selanjutnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pengembangan dan penggunaan

tes harus memiliki langkah-langkah; seperti menentukan tujuan dari

alat tes yang akan dibuat, merancang tes (membuat kisi-kisi,

merancang butir-butir tes, format tes, menulis soal tes), mereview dan

merevisi soal tes yang akan digunakan, setelah itu melakukan uji

coba dan analisis, soal tes hasil analisis selanjutnya dirakit menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

62

soal-soal tes yang memiliki kriteria baik, dan diberikan kepada

peserta didik. Setelah itu dilakukan penskoran dari hasil jawaban

peserta didik, hasil penskoran lalu diberikan kepada peserta didik dan

pihak-pihak yang berkepentingan agar dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pertimbangan dan menentukan kebijakan.

7. Hambatan-hambatan dan Kesulitan Asesmen Pendidikan Karakter di

Indonesia

Menurut Barus, dkk (2017; 47) Hambatan-hambatan dan

kesulitan-kesulitan Asesmen Pendidikan Karakter di Indonesia, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Kesadaran para guru tentang pentingnya asesmen pendidikan sangat

tinggi, namun kesadaran tersebut belum diikuti dengan langkah

konkrit dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

b. Para guru mengaku ada perencanaan dan pelaksanaan yang rutin dari

pihak sekolah tentang asesmen pendidikan karakter, namun sebagain

besar tidak sampai pada tahapan pelaksanaan asesmen yang

prosedural. Kebanyakan mereka terhenti pada merencanakan tetapi

tidak sampai pada tahap implementasi dan analisis hasil.

c. Sedikit sekali guru yang membaca dan memahami isi Panduan

Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP (Direktur Pembinaan SMP,

Kemendiknas, 2010) yang disosialisasikan pemerintah. Sebagian besar

mereka mengaku bahwa nilai karakter terpilih hanya sekedar

tertempel pada RPP, namun sulit dilaksanakan dan dinilai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

63

d. Sebagaian besar guru mengandalkan teknik observasi dalam

mengakes karakter siswa, namun pelasanaannya belum mengikuti

prosedur yang benar, misalnya tanpa pencatatan data, sporadic, tidak

rutin, berbasis perilaku negative (pelanggaran tata tertib).

e. Meski sebagaian besar guru mengandalkan observasi sebagai cara

penilaian karakter siswa yang paling sering digunakan,meski mereka

mengakui banyak kelemahan dari penggunaan observasi itu.

f. Sebagain besar guru pada 11 SMP dari berbagai kota di Indonesia

mengaku di sekolah mereka ada perencanaan pendidikan karakter

yang operasional. Mereka juga mengaku dilibatkan dalam membuat

perencanaan itu, namun hanya sedikit sekali guru yang merasa mampu

melaksanakan rencana ini.

g. Sebagaian besar (hampir 71%) guru mengaku kurang berhasil atau

“gagal” mendaratkan perencanaan itu dengan hasil yang baik.

h. Sekolah-sekolah swasta memiliki keragaman dan lebih kaya dalam

variasi kegiatan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah

ketimbang sekolah-sekolah negeri.

i. Kehadiran Guru BK di sekolah-sekolah negeri belum difungsikan

secara optimal sebagai saluran pendidikan karakter, sementara itu

pada sekolah-sekolah swasta guru BK diberi jam bimbingan masuk

kelas yang dapat digunakan sebagai sarana dan kesempatan

memberikan “Bimbingan Karakter” bagi semua siswa di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

64

j. Banyak guru di SMP negeri maupun swasta memilih kegiatan

keagamaan sebagai muatan kegiatan pendidikan karakter, namun

sedikit sekali (hanya 6 orang) guru yang merasakan adanya

peningkatan kesadaran siswa bertaqwa, berdoa, dan beribadah sebagai

indikasi keberhasilan pendidikan karakter.

k. Sementara itu, kantin kejujuran sebagai sebuah gerakan yang

menggelegar pada tahun 2010 bersamaan dengan masa pencanangan

pendidikan karakter di sekolah, kini kehilangan momen, mulai

terlupakan.

l. Banyak indikasi keberhasilan karakter yang dapat ditunjukkan para

guru dalam survey ini, namun lebih banyak lagi noda hitam

keprihatinan yang menandai ketidakberhasilan pendidikan karakter di

sekolah. Masih banyak siswa berperilaku buruk, kurangsopan,

melanggar peraturan/tatatertib, kurang jujur, tidak disiplin, masih ada

siswa yang suka bolos, bersikap brutal dan menentang guru, putus

sekolah karena kawin di usia dini, bahkan ada yang melakukan klitih

merupakan sinyal ketidakberhasilan pendidikan karakter di SMP.

m. Jadi, maraknya perkelahianantarsiswa, mengganasnyaperilaku

bullying dan “klitih”, makin menggilanya perilaku sex bebas dan

aborsi di kalangan remaja, bias jadi merupakan sinyal “gagalnya”

pendidikan karakter di sekolah dan keluarga.

n. Sebagian besar guru mengaku telah melaksanakan asesmen

pendidikan karakter secara rutin, namun pelaksanaannya sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

65

besar rmasih sebatas perencanaan, angan-angan. Hanya sedikit guru

yang mengakui telah sampai pada tahap menghimpun, mengolah, dan

menginterpretasi hasil penilaian tersebut.

o. Pengakuan mereka telah melaksanakan asesmen pendidikan karakter

secara rutin ternyata terbantahkan ketika pada bagian lain mereka

mengakui bahwa frekuensi pelaksanaannya tidak menentu, tergantung

kebijakan sekolah. Ditemukan inkonsistensi response mereka.

Artinya, pelaksanaan asesmen hasil pendidikan karakter pada 11 SMP

yang diteliti belum seperti yang diharapkan, masih terabaikan, belum

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip asesmen afektif yang benar.

p. Hanya sedikit guru yang dapat merumuskan secara tepat tujuan

asesmen pendidikan karakter, sementara sisanya (70%) merumuskan

tujuan asesmen campur aduk dengan tujuan pendidikan karakter itu

sendiri.

q. Sabagian guru menjelaskan bahwa perancangan asesmen pendidikan

karakter diserahkan kepada satu tim kerja, sementara sisanya mengaku

tanggungjawab itu diserahkan kepada masing-masing guru dan

sebagian besar guru mengakui tiada hasil/sulit melakukannya.

Fakta di atas menunjukkan bahwa asesmen pendidikan karakter di

SMP belum terlaksana secara baik dan masih menemukan banyak kendala.

Meskipun demikian, penilaian karakter siswa yang diperoleh dengan cara-

cara seadanya dan belum teruji kehandalan serta diragukan

validitas/objektivitasnya seperti itu diakui oleh 76,5% reponden hasilnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

66

digunakan sebagai penentu keputusan kenaikan kelas siswa. Jangan-jangan

cara kerja semacam ini tidak mendidik, mengorbankan siswa, dan

menggabungkan visi-misi serta tujuan pendidikan karakter yang

sesungguhnya.

D. Media Film dalam Pendidikan Karakter

1. Karakteristik Media Film Karakter

Menurut Kustandi dan Sutjipto (2016: 64) film atau gambar

merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frame. Sedangkan Susilana

(Desma Yulia dan Muhammad Arifin, 2016: 35) mengatakan bahwa media

film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual dan gerak.

Sama halnya menurut Trianton (Desma Yulia dan Muhammad Arifin,

2016: 35) media film adalah alat penghubung yang berupa film, media

masa alat komunikasi seperti radio, televise, surat kabar, majalah yang

memberikan penerangan kepada orang banyak dan mempengaruhi pikiran

mereka. UU No. 8 Tahun 1992 Pasal 3 juga menjelaskan bahwa perfilman

di Indonesia diarahkan pada pelestarian dan pengembangan nilai budaya

bangsa, pembangunan watak dan kepribadian bangsa serta peningkatan

harkat dan martabat manusia, pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa,

peningkatan kecerdasan bangsa, terpeliharanya ketertiban umum dan rasa

kesusilaan, penyajian hiburan yang sehat sesuai dengan norma-norma

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tetap

berpedoman pada asas usaha bersama dan kekeluargaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

67

Dalam media ini, setiap frame diproyeksikan melalui lensa

proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.

Film bergerak dengan capat dan bergantian sehingga memberikan

visualisasi yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat

menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara

alamiah atau suara yang sesuai. Film dan video dapat menyajikan

informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,

mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan

mempengaruhi sikap.

2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidikan Karakter

Kustandi dan Sutjipto (2016: 64-65) mengungkapkan bahwa

keefektifan dari media film sebagai media pendidikan karakter adalah

sebagai berikut:

a. Film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa

ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film

merupakan pengganti alam sekitar, dan bahkan dapat menunjukan

objek secara normal yang tidak dapat dilihat.

b. Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat

disaksikan secara berulang jika diperlukan. Disamping mendorong

dan meningkatkan motivasi, melalui media film dapat menanamkan

sikap dan segi-segi afektif lainnya.

c. Film yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang

pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

68

seperti selogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam

kelas.

d. Film dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau

kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.

e. Dengan kemampuan dan teknik penggambilan gambar frame demi

frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu

minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya,

bagaimana kejadian mekarnya kembang, mulai dari lahirnya kuncup

bunga hingga kuncup itu mekar.

3. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Film dalam Pendidikan Karakter

Guna mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran penanaman nilai-

nilai karakter diperlukan instrumen penilaian yang sesuai dengan

tujuannya, dengan cara membandingkan perilaku anak dengan standar

(indikator) karakter yang ditetapkan. Sebelum itu, perlu diketahui langkah

pengembangan instrumen penilaian tersebut. Menurut Gronlund (Suwandi,

2010) ada enam langkah pengembangan instrumen tes sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan tes

b. Mengidentifikasi hasil belajar yang dimaksudkan

c. Merumuskan hasil belajar yang umum dengan istilah yag khusus

d. Menetapkan garis-garis besar isi mata pelajaran

e. Mempersiapkan tabel spesifikasi

f. Menggunakan tabel spesifikasi dalam mempersiapkan tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

69

4. Film sebagai Media Asesmen

Morris (Hayyun Lathifaty Yasri & Endang Mulyani, 2016: 139)

menyebutkan bahwa kreativitas dalam pembelajaran menjadi hal utama

yang harus diperhatikan guru. Oleh sebab itu, gaya pembelajaran yang

monoton akan membosankan bagi siswa, karena siswa tidak diperkenalkan

dengan hal-hal yang baru. Otte (Hayyun Lathifaty Yasri & Endang

Mulyani, 2016: 139) menyebutkan bahwa kreativitas dalam pembelajaran

dapat diwujudkan dengan menghadirkan pengalaman-pengalam belajar

bagi siswa. Sedangkan, Edgar Dale (Hayyun Lathifaty Yasri & Endang

Mulyani, 2016: 139) menyebutkan bahwa terdapat 11 macam pengalaman

belajar siswa yaitu (1) pengalaman verbal, (2) pengalaman lambang visual,

(3) pengalaman melalui radio, (4) pengalaman melalui film, (5)

pengalaman melalui televisi, (6) pengalaman melalui pameran, (7)

pengalaman karyawisata, (8) pengalaman demonstrasi, (9) pengalaman

melalui drama, (10) pengalaman melalui benda tiruan, dan (11)

pengalaman langsung. Dalam uraian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa salah satu metode dalam pembelajaran yang dapat digunakan yaitu

dengan menggunakan media film. Masterpiece (Hayyun Lathifaty Yasri

dan Endang Mulyani, 2016: 139) menyebutkan bahwa siswa cenderung

lebih banyak memahami hal-hal yang terinterpretasikan dalam film dari

pada dalam buku teks.

Bukan hanya sebagai media pembelajaran saja, film juga dapat

digunakan sebagai media asesmen yang mungkin jarang atau bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

70

belum pernah dilakukan. Jika dalam pembelajaran media film sudah sering

digunakan dan sudah teruji efektifitasnya, maka peneliti ingin mengangkat

film sebagai media tes untuk mengukur karakter siswa. Film juga mampu

mengasah kemampuan analisis siswa dalam menjawab soal-soal yang

sudah disiapkan dan berkaitan dengan film tersebut. Berhubungan dengan

itu, Champoux (Hayyun Lathifaty Yasri dan Endang Mulyani, 2016: 139)

mengatakan bahwa film mampu mencapai ranah kognitif dan afektif siswa.

E. Hakikat Status Sosial Ekonomi

1. Pengertian Status, Sosial, dan Ekonomi

Menurut Soerjono Soekarto (Irene, 2011), status atau kedudukan

diartikan sebagai tempat atau posisisi seseorang dalam suatu kelompok

sosial, sehubungan dengan orang-orang-orang lainnya dalam kelompok

tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-

kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar.

Pada umumnya masyarakat mengenal adanya tiga macam

kedudukan, yaitu:

a. Ascribed-Status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa

melihat perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Hal tersebut

diperoleh karena kelahiran, kedudukan anak dalam keluarga,

kedudukan ibu dalam keluarga. Ascribed-status dapat di jumpai dan

berperan dalam menentukan kedudukan seseorang dalam

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

71

b. Achieved-Status, adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang

dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedududukan ini bersifat

terbuka bagi siapa saja sesuai dengan kemampuan masing-masing

individu dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.

c. Assigned –Status, merupakan kedudukan yang diberikan kepada

seseorang yang bersaja. Kedudukan ini biasannya diberikan oleh

suatu kelompok keada seseoramg yang telah memperjuangkan

sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Kedudukan terkadang diberikan kepada seseorang karena telah lama

menduduki sebuah suatu pngkat tertentu.

Manusia mempunyai dua peran yaitu sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial. Dalam berintraksi, ada hubungan secara vertikal

(hubungan dengan Tuhan sebagai pencipta) dan horizontal (hubungan

dengan sesama manusi, alam sekitar, dan makhluk lainnya). Manusia

sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup sendirian. Itu

artinya manusia membutuhkan orang lain semenjak manusia itu lahir

sampai meninggal.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirin tanpa

bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan),

kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan

kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu rasa aman, perasaan

religionalisme, tidak mungkin terpenuhi tanpa adanya orang lain. Itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

72

artinya manusia membutuhkan dukungan dari sesama untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dirinya sendiri.

Menurut Damsar (2011) ekonomi merupakan kata serapan dari

bahasa Inggris yaitu economy. Sementara itu kata economy berasal dari

bahasa Yunani, yaitu oikomike yang berarti pengelolaan rumah tangga.

Adapun yang dimaksud dengan pengelolaan rumah tangga adalah suatu

usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang

berhubungan dengan pengalokasian sumber daya rumah tangga yang

terbatas di antara berbagai anggotannya, dengan mempertimbangkan

kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing. Dengan demikian,

ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan

pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya

masyarakat (rumah tangga dan pebisnis/perusahaan) yang berberbeda

dari setiap individu dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan

keinginan masing-masing.

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa status soasial ekonomi adalah gambaran kedudukan seseorang

dalam masyarakat berdasarkan keuangan, pendapatan dan perekonomian

keluarga. Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang

keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial

ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan

sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

73

Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya

hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh

kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan

anak baik primer maupun skunder (Soetjiningsih, 2004).

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2014)

membedakan pendapatan menjadi 4 golongan adalah:

a. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan rata-rata

lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan

b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata

antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan

c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata

antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

d. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata

1.500.000,00 per bulan

Faktor status sosial ekonomi orang tua sangat berpengaruh

terhadap pembentukan karakter pada anak. Tinggi rendahnya dan besar

kecilnya pendapatan atau penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian

dan bimbingan orang tua turut berperan dalam pembentukan karakter

anak. Gerungan (2004) menyatakan:

keadaan status sosial orang tua mempunyai peranan terhadap

perkembangan anak-anak, adanya perekonomian yang cukup,

lingkungan material yang dihadapi anak dalam keluarga lebih luas

maka dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan

berbagai kecakapan. Hubungan orang tuanya hidup dalam status

sosial ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

74

tekanan sehingga orang tua dapat mencurahkan perhatian lebih

mendalam kepada anaknya apabila tidak dipersulit dangan perkara

kebutuhan. Selain itu, Abdulllah Ildi (2011:180), mengemukakan

bahwa: keadaan status sosial ekonomi keluarga memiliki peranan

yang penting terhadap proses perkembangan anak. Keluarga yang

status sosial ekonominya mencukupi menyebabkan lingkungan

materil yang dihadapan anak akan lebih luas. Anak dapat memiliki

kesempatan mengembangkan kemampuan secara luas atas

dukungan ekonomi orang tua. Sebaliknya keluarga yang memiliki

status sosial ekonomi cenderung rendah kurang dapat

mengembangkan kemampuannya secara luas.

Jadi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses

perkembangan siswa dipengaruhi oleh keadaan status sosial ekonomi

orang tua. Tingkatan status sosial ekonomi juga mempengaruhi

perhatian orang tua kepada anak. Status sosial ekonomi tinggi dapat

memberikan kesempatan yang lebih besar kepada anak untuk lebih

berkembang dengan luas dari pada anak yang yang berstatus sosial

ekonomi yang rendah.

2. Klasifikasi Status Sosial Ekonomi

a. Status sosial ekonomi atas

Status sosial ekonomi atas merupakan kelas sosial yang berada

paling atas dari tingkatan sosial yang terdiri dari orang-orang yang

sangat kaya seperti kalangan konglomerat, mereka sering menempati

posisi teratas dari kekuasaan. Sitorus (2000) menyatakan bahwa

status sosial ekonomi atas yaitu status atau kedudukan seseorang di

masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut harta

kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki di atas rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

75

masyarakat pada umumnya dan dapat memenuh kebutuhan hidupnya

dengan baik.

b. Status sosial ekonomi bawah

Menurut Sitorus (2000) status sosial ekonomi bawah adalah

kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan

penggolongan menurut kekayaan, dimana harta kekayaan yang

dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan dengan rata-rata

masyarakat pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Tingkat Status Sosial Ekonomi

Arifin Noor membagi kelas sosial dalam tiga golongan, yaitu:

1) Kelas atas (upper class)

Upper class berasal dari golongan kaya raya seperti golongan

konglomerat, kelompok eksekutif, dan sebagainya.

2) Kelas menengah (middle class)

Kelas menengah biasanya diidentikkan oleh kaum profesional dan

para pemilik toko dan bisnis yang lebih kecil.

3) Kelas bawah (lower class)

Kelas bawah adalah golongan yang memperoleh pendapatan atau

penerimaan sebagai imbalan terhadap kerja mereka yang jumlahnya

jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya.

(Sumardi, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

76

F. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang terkait dengan analisa validasi efektifitas pendidikan

karakter penggunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film

karakter siswa SMP berdasarkan latar belakang tempat tinggal siswa

berdasarkan status sosial ekonomi orang tua, masih sedikit untuk dijadikan

sebagai sumber hasil penelitian yang relevan. Berikut merupakan hasil

penelitian yang relevan yang bersangkutan dengan pendidikan karakter

berbasis film.

Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, yaitu; Ni

Nyoman Diastrimarina (2017) dengan judul “Pengembangan Prototipe

Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Daya Juang dan Karakter

Kerja Keras Berbasis Film Karakter di SMP”, Yohanes Billi Cahyadi

(2017) dengan judul “Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil

Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Peduli Sosial Berbasis Film

Karakter di SMP”, Yustinus Dasilva Moron (2017) dengan judul

“Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter

Kreatif dan Karakter Inovatif Berbasis Film Karakter di SMP”, Inggried

Putri Mandasari (2017) dengan judul “Pengembangan Prototipe Soal Tes

Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Disiplin dan Karakter Kemandirian

Berbasis Film Karakter di SMP”, dan Guslita Seventina (2017) dengan

judul “Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan

Karakter Demokratis dan Karakter Kepemimpinan Diri Berbasis Film

Karakter di SMP.”Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

77

berawal dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan program

pendidikan karakter, serta masalah penilaian karakter dari hasil penerapan

pendidikan karakter di sekolah. Relevansi dari penelitian ini dengan penelitian

yang dikembangkan oleh peneliti ialah memiliki kesamaan dalam prosedur

pengembangannya yaitu menggunakan (R&D) dan memiliki media penilaian

karakter yaitu menggunakan film karakter.

G. Kerangka Pikir

Model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter yang efektif belum

banyak tersedia di SMP. Kalaupun ada, pendidikan karakter yang terintegrasi

dari kurikulum dan implementasi pada sekolah secara khusus pada jenjang

SMP, dimana sekolah hanya mampu menilai secara kognitif dan belum

sampai pada tahap afeksinya. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan

soal tes dari 22 karakter yang ada melalui media film yang didalamnya berisi

dilema moral yang berkaitan dengan ke-22 karakter tersebut.

Melalui media film yang bermuatan dilema moral tersebut, peserta didik

dapat membayangkan kebiasaan yang mereka lakukan dalam kehidupan

sehari-hari, ketika mereka menghadapi situasi seperti apa yang terlihat dalam

film tersebut. Produk ini juga dapat mempermudah guru untuk menilai hasil

pendidikan karakter yang telah diaplikasikan kepada peserta didik. Guru

hanya hanya perlu menayangkan film karakter tersebut, dimana didalamnya

sudah terdapat potongan film pendek berupa dilema moral beserta pilihan

jawaban yang tersusun secara degradasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

78

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter

Berbasis Film Karaker

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, diajukan hipotesis

sebagai berikut;

1. Ho: Tidak terdapat perbedaan terhadap hasil penilaian siswa dari

berbagai latar belakang Status Sosial Ekonomi Orang tuanya terhadap

efektivitas penggunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter.

Dianalisis

Kualitatif Kuantitatif

Kesesuaian

Karakter Validitas

Reliabilitas

Keefektivitas Soal Test

Capaian Hasil

Pendidikan

Karakter Berbasis

Film Karakter

Bahasa

Konstruksi

Distribusi

Jenjang Ranah

Kognitif dan

Efeksi

SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS FILM KARAKTER

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

79

Ha: Terdapat perbedaan terhadap hasil penilaian siswa dari berbagai latar

belakang pendidikan orang tuanya terhadap efektivitas penggunaan soal

tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter.

2. Ho: Tidak terdapat perbedaan capaian hasil pendidikan karakter berbasis

film pada 10 SMP di Indonesia di berbagai Status Sosial Ekonomi orang

tuanya.

Ha: Terdapat perbedaan capaian hasil pendidikan karakter berbasis film

pada 10 SMP di Indonesia di berbagai Status Sosial Ekonomi orang

tuanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

80

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan model penelitian dan pengembangan, prosedur

penelitian dan pengembangan, dan uji coba produk, teknik dan instrumen

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

(research and development). Sebagaimana telah dipaparkan, Borg and Gall

(1998) menyatakan bahwa R & D merupakan proses untuk memvalidasi dan

mengembangkan produk-produk penelitian. Menurut Sugiyono (2013: 297)

penelitian R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan dan menguji keefektifan suatu produk tertentu. Menurut Syaodih

(Putra, 2008: 66) penelitian R & D adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang

telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan menurut Putra

(2015: 67) penelitian R & D didefinisikan sebagai metode penelitian yang

secara sengaja, sistemis, bertujuan untuk mencaritemukan, merumuskan,

memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk,

model, metode, dan jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif,

efisien, produktif, dan bermakna.

Dapat disimpulkan dari penjelasan para ahli tersebut bahwa Research

and Development merupakan jenis penelitian yang menghasilkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

81

mengembangkan suatu produk tertentu dengan cara yang sistematis. Penelitian

ini disebut penelitian pengembangan, karena peneliti mengembangkan suatu

produk berupa Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter

Berbasis Film Karakter di Beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

Indonesia

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan ini menggunakan tahapan penelitian

Research and Development model oleh Borg & Gall . Langkah-langkah R &

D oleh Borg & Gall terdapat 10 langkah, yaitu:

1. Research and information collection (melakukan penelitian dan

pengumpulan informasi)

Sebagai penelitian awal terkait dengan produk pendidikan yang

akan dikembangkan, termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur

yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, pengukuran kebutuhan,

penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan kerangka

kerja penelitian.

2. Planning (membuat perencanaan)

Pada tahap ini hal yang perlu dilakukan adalah menyusun rencana

penelitian yang meliputi merumuskan kecakapan dan keahlian yang

berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai

pada setiap tahapan, desain atau langkah-langkah penelitian dan jika

mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

82

3. Develop Preliminary form of Product (mengembangkan bentuk awal

produk)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah mengembangkan

bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan, termasuk dalam

langkah ini persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan

buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat

pendukung (misalnya pengembangan bahan pembelajaran, proses

pembelajaran, dan instrumen evaluasi).

4. Preliminary Field Testing (melakukan uji lapangan awal)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan yaitu melakukan uji coba

lapangan awal dalam skala terbatas, dengan melibatkan 1 sampai dengan 3

sekolah, dengan jumlah 6-12 subyek, pada langkah ini pengumpulan dan

analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi, atau

angket.

5. Main Product Revision (melakukan revisi produk utama)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan yaitu melakukan perbaikan

terhadap produk awal yang dihasilkan uji coba awal, perbaikan ini sangat

mungkin dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan hasil yang

ditunjukkan dalam uji coba terbatas sampai diperoleh draft produk utama

yang siap diuji coba lebih luas.

6. Main Field Testing (melakukan uji lapangan untuk produk utama)

Pada tahap ini uji coba utama melibatkan khalayak lebih luas, yaitu

5 sampai 15 sekolah, dengan jumlah subyek 30 sampai dengan 100 orang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

83

pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah penerapan uji coba,

hasil yang diperoleh dari uji coba ini adalah sebagai hasil evaluasi

terhadap pencapaian hasil uji coba produk yang dibandingkan terhadap

pencapaian kelompok control, dengan demikian pada umumnya langkah

ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen.

7. Operational Product Revision (melakukan revisi produk operasional)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan yaitu melakukan

perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga

produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional

yang siap divalidasi

8. Operational Field Testing (melakukan uji lapangan terhadap produk)

Langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah

dihasilkan, dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah, melibatkan

40 sampai dengan 200 subyek, pengujian ini dilakukan melalui angket,

wawancara, observasi dan analisis hasilnya, tujuan langkah ini adalah

untuk menentukan apakah desain model yang dikembangkan sudah dapat

dipakai di sekolah tanpa harus dilakukan pengarahan atau pendampingan

oleh peneliti/pengembang model;

9. Final Product Revision (melakukan revisi produk final)

Pada tahap ini yang perlu dilakukan yaitu melakukan perbaikan

akhir terhadap model yang dikembangkan agar menghasilkan produk akhir

10. Disemination and Implementation (diseminasi dan implementasi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

84

Tahap ini merupakan langkah menyebarluaskan produk/model

yang dikembangkan kepada khalayak/masyarakat luas, langkah ini adalah

mengkomunikasikan dan mensosialisasikan produk, baik dalam bentuk

seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun pemaparan kepada

skakeholders yang terkait dengan produk tersebut.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg

and Gall ditunjukkan pada bagan berikut:

Gambar 3. 1

Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan (Borg and Gall, 2003)

Tim penelitian sebelumnya pada tahun 2017 telah mengevaluasi

pelaksanaan penelitian ini dari tahap 1 sampai pada tahap ke 6. Langkah-

langkah yang telah dilalui seperti penlitian dan pengumpulan, perencanaan,

mengembangkan bentuk awal, uji lapangan awal, revisi produk utama dan uji

lapangan produk utama. Telah dihasilkan 440 butir soal yang di uji secara

pararel. Sehingga, tim peneliti pada tahun 2018 melanjutkan langkah-langkah

selanjutnya pada tahap 7 dan 8 yaitu revisi produk operasional dan uji

lapangan produk pada populasi subjek yang lebih luas.

Penelitian dan

pengumpulan

informasi

Perencanaan Mengembangk

an bentuk awal

produk

Uji Lapangan Awal

Revisi Produk

Utama

Uji Lapangan

Produk Utama

Revisi Produk

Operasional

Uji Lapangan

Produk

Revisi Produk

Final

Diseminasi dan

Implementasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

85

1. Revisi Oprasional Produk

Revisi produk oprasional dilakukan terhadap soal tes hasil

pemakaian produk Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis

Film Karakter pada tahap awal yang dikembangkan memiliki kekurangan

maupun kelemahan. Pada tahap revisi produk oprasional ini, digunakan

beberapa kriteria atau syarat yang harus dipenuhi dan diperbaiki dari produk

yang dihasilkan pada tahap awal, seperti:

a. Dilakukan filterisasi soal dari 440 item soal menjadi 88 item soal.

b. Potongan film pendek harus menampilkan karakter yang sesuai dengan

nilai-nilai karakter yang dirumuskan oleh Kemendiknas (2010).

c. Potongan film didukung oleh pemain film yang notabene anak SMP,

karena subjek penelitian merupakan siswa SMP.

d. Film merupakan film Indonesia dan berbahasa Indonesia yang

bertujuan memudahkan siswa untuk memahami dan menjawab soal tes

karakter.

e. Kalimat dan tanda baca dalam soal harus sesuai dengan EYD (ejaan

yang disempurnakan). EYD yang jelas dapat membantu siswa

memahami maksud dari soal dan jawaban yang ada di dalam soal tes

karakter.

f. Durasi setiap soal ± 2 menit. Durasi tersebut dirasa cukup dengan

bentuk soal yang sederhana dan jawaban yang bergradasi, sehingga

siswa tidak terlalu lama dalam mengerjakan sebanyak 88 soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

86

g. Kecocokan soal dengan potongan video. Setiap soal harus cocok

dengan potongan video yang ditayangkan, hal ini bertujuan agar nilai-

nilai karakter yang ada didalam soal dan film dapat dipahami oleh

siswa.

h. Kejelasan suara dan kejernihan film. Suara yang jelas serta film yang

jernih sangat membantu siswa untuk memahami apa yang mereka lihat

dan dengar dari soal tes.

Pada tanggal 17 Maret 2018 tim pengembangan melakukan revisi

produk dengan menyortir soal tes karakter dari 440 karakter disortir

menjadi 88 soal, masing-masing karakter di ambil 4 soal tes yang

memenuhi syarat-syarat seperti yang telah disebutkan diatas, sehingga

menjadi 88 soal tes asesmen berbasis film karakter.

2. Uji Lapangan Produk

Pada tahap ini peneliti melakukan uji lapangan produk yang terhadap

soal yang dihasilkan dari tahap-tahap filterisasi dan revisi kepada peserta

didik. Setelah diketahui kelemahnnya dan diperbaiki. Pengujian dapat

dilakukan dengan eksperimen lapangan pada 10 SMP pada beberapa kota di

Indonesia. Hal ini diperlukan karena terkadang apa yang telah dikonsepkan

belum tentu sesuai dengan kenyataan dilapangan. Pengujian dilakukan

dengan mengimplementasikan penggunaan produk (88 item soal) diberikan

kepada peserta didik sebagai upaya untuk analisis validasi efektivitas

pengunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film pada 10

SMP di Indonesia, yaitu; 1) SMP Fransiskus Tanjungkarang, 2) SMP St.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

87

Aloysius Turi, 3) SMP N 1 Yogyakarta, 4) SMP Raden Fatah Cimanggu, 5)

SMP N 3 Wates, 6) SMP N 31 Purworejo, 7) SMP N 2 Barusjahe, 8) SMP

Maria Padang, 9) SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten, dan 10) SMP N 2

Playen Gunung Kidul. Tujuan dari uji lapangan produk ini adalah untuk

mengetahui dari Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis

Film Karakter yang sudah melalui tahap revisi, memiliki kualitas yang baik

dan efektif digunakan sebagai alat tes untuk mengukur karakter siswa di

SMP di beberapa SMP tersebut.

C. Uji Coba Pemakaian Produk

1. Uji Coba Desain

Uji coba desain produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data,

mengetahui kualitas dan efektivitas soal tes asesmen pendidikan karakter

berbasis film karakter yang telah dibuat oleh tim peneliti. Data dari hasil

uji coba desain digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan

produk soal tes asesmen berbasis film karakter. Uji coba desain juga

melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan

tujuan. Kegiatan uji coba desain ini diuji cobakan pada peserta didik kelas

VII dan VIII di beberapa SMP di Indonesia.

2. Tempat Penelitian dan Subjek Uji Coba Produk

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 10 SMP di Indonesia, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

88

Tabel 3.1

Tempat Penelitian dan Subjek Penelitian

b. Subjek Penelitian

Subjek ujicoba penggunaan produk penelitian ini adalah peserta didik

kelas VII dan VIII tahun ajaran 2018/2019 pada 10 SMP di Indonesia.

Berikut adalah jumlah subjek penelitian masing-masing sekolah:

Tabel 3.2

Jumlah Subjek Uji Coba Penelitian

No Sekolah Kelas

VII

Kelas

VIII

Jumlah

1 SMP Fransiskus Tanjungkarang 31 siswa 34 siswa 65 siswa

2 SMP Raden Fatah Cimanggu 35 siswa 31 siswa 66 siswa

3 SMP Santo Aloyius Turi 20 siswa 43 siswa 63 siswa

No Nama Sekolah Alamat

1 SMP Fransiskus

Tanjungkarang

Jalan Mangga 1, Pasirgintung,

Tanjungkarang Pusat, Lampung,

35113

2 SMP St. Aloysius Turi Donokerto, Turi, Sleman,

Yogyakarta, 55551

3 SMP N 1 Yogyakarta Cik Di Tiro, no. 29, Yogyakarta,

55225

4 SMP Raden Fatah Cimanggu Jalan Raya Genteng, Kec.

Cimanggu, Kab. Cilacap, 53256

5 SMP N 3 Wates Jalan Purworejo Km.07, Sogan,

Wates, Kulon Progo

6 SMP N 31 Purworejo Jalan Brigjend Katamso 24,

Purworejo, 54114

7 SMP N 2 Barusjahe Desa Sinaman, Kec. Barusjahe,

Kab. Karo, Medan, Sumatra

Utara, 22172

8 SMP Maria Jalan Gereja, no. 39, Padang,

Sumatra Barat

9 SMP Pangudi Luhur Wedi Desa Karangrejo, Pandes, Wedi,

Glodogan, Klaten Sel.,

KabupatenKlaten, Jawa Tengah

57426

10 SMP N 2 Playen Gading II, Gading, Playen,

GunungKidul, Yogyakarta 55861

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

89

4 SMP N 3 Wates 35 siswa 35 siswa 70 siswa

5 SMP N 31 Purworejo 30 siswa 31 siswa 61 siswa

6 SMP Negeri 1 Yogyakarta 31 siswa 32 siswa 63 siswa

7 SMP Negeri 2 Barusjahe 37 siswa 32 siswa 69 siswa

8 SMP Maria 35 siswa 35 siswa 70 siswa

9 SMP Pangudi Luhur Wedi 35 siswa 35 siswa 70 siswa

10 SMP N 2 Playen 31 siswa 32 siswa 63 siswa

Jumlah 660 siswa

c. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan

Karakter Berbasis Film Karakter untuk peserta didik SMP kelas VII dan

VIII di 10 SMP di Indonesia.

d. Waktu penelitian

Pengumpulan data impelemntasi produk ini dilaksanakan pada

bulan April-Mei 2018 pada 10 SMP di Indonesia dengan rincian jadwal

sebagai berikut.

Tabel 3.3

Waktu Penelitian

No Sekolah Waktu Penelitian

1 SMP Fransiskus Tanjungkarang 24 April 2018

2 SMP Raden Fatah Cimanggu 17 April 2018

3 SMP Santo Aloyius Turi 21 April 2018

4 SMP N 3 Wates 20 April 2018

5 SMP N 31 Purworejo 8 Mei 2018

6 SMP Negeri 1 Yogyakarta 18 April 2018 dan 19 April 2018

7 SMP Negeri 2 Barusjahe 28 April 2018

8 SMP Maria 23 April 2018 dan 24 April

9 SMP Pangudi Luhur Wedi 19 April 2018

10 SMP N 2 Playen 8 Mei 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

90

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Zuriah (2007: 171) penggunaan teknik dan alat

pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang

objektif. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah pilihan ganda menggunakan potongan film yang berdurasi 1-2 menit

dan pada akhir film akan dimunculkan soal-soal tes karakter yang akan

dijawab oleh siswa dengan waktu yang sudah ditentukan. Soal-soal karakter

tersebut tidak ada yang salah dan benar, namun dalam bentuk gradasi soal.

Film dan soal karakter yang disajikan adalah sebanyak 88 soal dengan topik

yang berbeda, seperti karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,

kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta

tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Setelah

siswa selesai mengerjakan soal yang diberikan, maka siswa diharuskan

mengisi angket penilaian (validasi) siswa yang mana angket tersebut

merupakan angket tertutup yang memuat penilaian atau pendapat siswa

terhadap efektivitas model asesmen yang dikembangkan dan soal-soal tes

yang menggambarkan dilema moral yang menggunakan potongan-potongan

film karakter.

Di samping itu peneliti juga memberikan angket keterlaksanaan dan

hambatan asesmen pendidikan karakter di Sekolah Menengah Pertama

(SMP) kepada para guru yang memiliki kaitan erat dengan pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

91

karakter di sekolah. Angket penilaian terhadap model asesmen yang

dikembangkan oleh tim peneliti, bertujuan agar mengetahui masukan dari

para guru mata pelajaran yang memiliki kaitan erat dengan pendidikan

karakter di sekolah.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data hasil penelitian (Zuriah, 2007: 168). Ada dua macam

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter yang dikembangkn dalam penelitian ini yang berupa

pilihan berganda (multiple choice) dengan menggunakan skala jenjang dan

kuesioner validasi siswa terhadap efektivitas model asesmen yang

dikembangkan. Kuesioner validasi efektivitas produk penelitian yang

digunakan berbentuk pernyataan checklist menggunakan skala Guttman.

Pada sub bab ini dijelaskan karakteristik kedua instrumen yang digunakan :

a. Kuesioner Validasi Efektivitas Produk

Kuesioner validasi efektivitas soal tes menurut penilaian siswa

berbentuk pernyataan checklist menggunakan skala Guttman. Sugiyono,

(2016: 111) menjelaskan bahwa skala pengukuran dengan tipe ini,

memberikan jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”;

“pernah-tidak pernah”; positif-negatif”; dan setuju-tidak setuju”. Data

yang diperoleh dapat berupa data interval dan data rasio. Skala Guttman

yang digunakan dalam efektivitas penggunaan model soal tes karakter,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

92

tujuannya untuk melihat efektivitas penggunaan soal tes yang dibuat

berdasarkan penilaian siswa.

b. Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter

Menurut Sudjana (2010: 35) alat penilaian hasil belajar dapat

digolongkan dalam dua jenis yaitu tes uraian dan tes objektif. Dalam

penelitian ini tes yang digunakan adalah tes objektif. Tes objektif berupa

pilihan berganda (multiple choice) dengan menggunakan skala jenjang.

Tes diberikan kepada siswa yang berbeda tingkatan (kelas VII dan kelas

VIII), dalam waktu yang sama, bertujuan untuk melihat perbedaan antara

keduanya dan mendapatkan data yang diperlukan.

Tes yang akan diberikan dalam bentuk cuplikan video yang

menggambarkan perilaku karakter, dikemas dengan tampilan pertanyaan

dan pilihan jawaban sehingga siswa tidak lagi membaca dalam bentuk

lembaran. Tes yang diterapkan dalam penelitian ini bersifat tertutup

karena hanya diberikan pernyataan dan pilihan jawaban yang sesuai

dengan keadaan saat ini dan memiliki kebenaran alternatif jawaban

berupa pilihan ganda yang bergradasi nilainya mulai dari 1 hingga 4 tidak

ada jawaban salah/nol.

Tabel 3.4

Konstruk Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter

Golongan Faktor Variabel Indikator

Variabel

Karakter

Item Soal

Faktor 1: Nilai karakter dalam

hubungannya dengan Tuhan

Religius Faktor 1 Faktor 2

65, 68 66, 67

Faktor 2: Karakter dalam Jujur 17, 18, 19, 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

93

E. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010) mengatakan bahwa teknik analisis data diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada rumusan masalah. Teknik analisis data dalam

penelitian ini disesuaikan dengan poin-poin tujuan penelitiana.

1. Gambaran Produk Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter

Berbasis Film Karakter yang di Analisis dengan Teknik Deskriptif

Kualitatif.

hubungannya dengan diri sendiri Tanggung

jawab

21, 22, 23, 24

Kreatif 25, 26, 27, 28

Inovatif 29, 30, 31, 32

Daya juang 37, 38, 40

Kerja keras 33, 35, 36

Disiplin 41, 42,43, 44

Mandiri 45, 46, 47, 48

Rasa ingin tahu 1, 2, 3, 4

Faktor 3: Nilai karakter dalam

hubungannya dengan sesama.

Menghargai

prestasi

5, 6, 7, 8

Demokratis 57, 58, 59, 60

Rendah hati 49, 50, 51, 52

Kepemimpinan 61, 62, 63, 64

Memaafkan 53, 54, 55, 56

Peduli sosial 9, 10, 12

Bersahabat 81, 82

Cinta damai 85, 86, 87, 88

Faktor 4: Nilai karakter dalam

hubungannya dengan

lingkungan.

Peduli

lingkungan

Faktor 1 Faktor 2

13, 14 15, 16

Faktor 5: Nilai kebangsaan Nasionalisme 77, 78, 80

Toleransi 69, 70, 71, 72

Cinta tanah air 73, 74, 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

94

Produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis fim

karakter ini dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Teknik

deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan proses revisi dan uji

coba dilapangan pada tahap ke 7 dan 8 dalam tahap R & D.

2. Analisis Kualitas Soal-soal tes asesmen hasil penilaan pendidikan

karakter berbasis film karakter yang di uji cobakan pada beberapa

SMP di Indonesia.

Guna melihat kualitas soal-soal tes asesmen hasil penilaian

pendidikan karakter berbasis film karakter yang di ujicobakan pada

beberapa SMP di Indonesia maka, peneliti menggunakan teknik

confirmatory factor analysis dengan bantuan aplikasi SPSS dengan

analisi faktor untuk mengukur validutas dan reliabilitas. Teknik ini

digunakan untuk menganalisis validitas dan reliabilitas pada soal tes

asesmen hasil penilaian pendidikan karakter berbasis film karakter.

Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran kualitas soal tes asesmen

hasil penilaian pendidikan karakter berbasis film karakter dengan melihat

validitas dan reliabilitas soal tes asesmen hasil penilaian pendidikan

karakter berbasis film karakter yang di uji cobakan pada siswa kelas VII

dan VIII di SMP Fransiskus Tanjungkarang, SMP St. Aloysius Turi,

SMP N 1 Yogyakarta, SMP Raden Fatah Cimanggu, SMP N 3 Wates,

SMP N 31 Purworejo, SMP N 2 Barusjahe, SMP Maria Padang, SMP

Pangudi Luhur Wedi Klaten, dan SMP N 2 Playen Gunung Kidul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

95

a. Validitas

Sugiyono (2016) mengatakan bahwa validatas merupakan

derajad ketepatan antara dua data yang terjadi pada obyek penelitian

dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validitas akan

menunjukkan data yang valid atau tidak. Data yang valid adalah data

“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Bila

peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi

pada obyek, maka data itu dinyatakan tidak valid.

Priyatno (2014) uji validitas adalah suatu variabel dinyatakan

valid dan dapat dianalisis lebih lanjut apabila memenuhi kriteria

yang menyatakan bahwa angka KMO (Keiser-Mayer-Olkin) MSA

(Measures of Sampling Adequacy) pada kolom KMO and Berlett’s

Test harus lebih besar atau sama dengan 0,500. Sedangkan, tingkat

probabilitas (sig) harus lebih kecil atau sama dengan 5% (0,05).

Kemudian untuk mengetahui tiap item valid atau tidak dapat dilihat

dari nilai MSA pada kolom Anti Mage Correlation’s. Nilai MSA di

atas 0,5 menunjukkan bahwa item valid dan dapat dianalisis lebih

lanjut.

Validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

isi (content validity) dan validitas konstruk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

96

1) Validitas Isi

Validasi isi (content validity) isi ditentukan dengan melihat

apakah soal-soal yang digunakan telah menunjukkan sample

atribut yang diukur. Menurut Guion (Mulyasa, 2004), validitas

sangat bergantung kepada dua hal yaitu tes itu sendiri dan proses

yang mempengaruhi dalam merespon tes. Salah satu cara untuk

memperoleh validitas isi adalah dengan melihat soal-soal yang

membentuk tes itu. Jika keseluruhan keseluruhan soal nempak

mengukur apa yang seharusnya tes itu digunakan, tidak

diragukan lagi bahwa validitas isi sudah terpenuhi.

2) Validitas Konstruk

Mulyasa (2004) validitas konstruk berarti bahwa suatu

alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan

konstruksi teoritis dimana tes itu dibuat. Dengan kata lain

sebuah tes dikatakan memiliki validasi konstruksi apabila

soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir yang sudah

diuraikan faktor-faktor yang sudah ditetapkan. Oleh sebab itu

uji validitas ini menggunakan analisis faktor.

Yamin & Kurniawan (2009) analisis faktor adalah

suatu analisis multivarian yang bertujuan untuk meringkas

atau mereduksi variabel amatan secara keseluruhan menjadi

beberapa variabel atau dimensi baru akan tetapi variabel

atau dimensi baru yang terbentuk tetap merepresentasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

97

variabel utama. tersebut dapat menggambarkan faktor utama.

Analisi faktor mempunyai dua pendekatan utama, yaitu

exporatory factor analysis dan confirmatory factor analysis.

Analisis faktor pada penelitian ini, peneliti

menggunakan pendekatan confirmatory factor analysis.

Confirmatory factor analysis (Yamin & Kurniawan, 2009)

digunakan apabila faktor yang akan terbentuk telah ditetapkan

terlebih dahulu. Pendekatan confirmatory factor analysis

merupakan teknik pengujian yang validasi yang lebih canggih

(sophisticated) untuk mengguji apakah faktor-faktor teretis

peneliti telah terbukti direfleksikan oleh indikator-indikator

yang ada.

∑ ∑

Keterangan:

= koefisien korelasi

= koefisien korelasi parsial

b. Reliabilitas

Patton (Budiastuti & Bandur, 2018) menegaskan bahwa

reliabilitas merupakan faktor yang sangat penting untuk

dipertimbangkan para peneliti kualitatif dalam mendesain,

menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian kuantitatif. Dia juga

menjelaskan bahwa reliabilitas tidak dapat dipisahkan dari validitas

karena validitas penelitian akan melahirkan reliabilitas penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

98

Validitas yang baik dapat menghasilkan reliabilitas penelitian yang

baik.

Azwar (2012) menjelaskan bahwa reliabilitas merupakan suatu

pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat

reliabilitas tinggi maka disebut sebagai yang reliabel. Supriyadi Edy

(2014) mengatakan bahwa uji realibilitas adalah mengetahui

konsisten atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila

instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau

responden.

Priyatno (2014) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui

keajegan atau konsistensi alat ukur yang biasannya menggunakan

kuesioner. Yang artinya alat ukur tersebut akan mendapatkan

pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulangi kembali.

Metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur

skala rentang adalah Cronbach Alpha. Uji reliabilitas merupakan

kelanjuatan dari validitas, dimana item yang valid saja. Untuk

menentukan apakah instrumen reliabel atau tidak menggunakan

batasan 0,6. Menurut Sekaran (Priyatno, 2014), reliabilitas kurang

dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas

0,8 adalah baik. Guna melihat reliabilitas maka peneliti

menggunakan rumus sebagai berikut:

)

Keterangan:

k = jumlah item/belahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

99

∑ = jumlah varian belahan dalam tes

= varian skor total (Cronbach, 1951)

Adapun kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145)

adalah sebagai berikut:

0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang

0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah.

-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable).

3. Analisis Data Nilai-Nilai Efektifitas Menurut Penilaian Siswa pada

Beberapa SMP di Indonesia dalam Penggunaan Soal Tes Asesmen

Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter.

Mengukur nilai-nilai efektifitas penggunaan soal tes asesmen

hasil pendidikan karakter berbasis film karakter, maka siswa diberikan

lembar kuesioner validitas efektivitas soal berisikan 35 item dengan 7

item pernyataan negatif dan 28 pernyataan positif. Peserta didik diminta

untuk memilih jawaban “ya” atau “tidak” sesuai dengan hati nuraninya.

Oleh sebab itu, untuk mengukur apakah item-item pernyataan memiliki

nilai efektivitas yang bergradasi, maka peneliti menentukan skor kriteria

yang berpatokan dengan kategori PAP (Penilaian Acuan Patokan) Tipe I

(Masidjo, 1995: 153). Penilain responden dikatakan sangat efektif jika

mencapai 90%-100%, efektif apabila mencapai 80%-89%, cukup efektif

jika mencapai 65%-79%, kurang efektif 55%-64%, dan tidak efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

100

<55%. Untuk mengukur nilai-nilai efektifitas soal tes, maka peneliti

mengunakan rumus sebagai berikut ini:

Pem = ∑

Keterangan:

Pem = Persentase capaian skor

∑ Jumlah jawaban setiap item

N = Jumlah responden

Tabel 3.5

Norma Kategorisasi PAP Tipe 1

4. Teknik Analisis Data Capaian Hasil Soal Tes Asesmen Hasil

Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter yang Dianalisis dengan

Teknik Deskriptif Kuantitatif

Guna melihat hasil pendidikan karakter yang diukur dengan soal tes

asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter, penelitian

menggunakan rumusan norma kategorisasi Azwar (2012).

Kategori Persentase (%)

90%-100% Sangat Efektif

80%-89% Efektif

65%-79% Cukup Efektif

55%-64% Kurang Efektif

<55% Kurang Efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

101

Tabel 3.6

Norma Kategorisasi

Skor Kategorisasi

µ + 1 σ < X Sangat Tinggi

µ - 1 σ < X ≤ µ + 1 σ Sedang

X ≤ µ - 1 σ Rendah

Gambar 3.2

Rumus Norma Tiga Kategorisasi

Keterangan:

a) Skor maksimum teoritik: Skor tertinggi yang diperoleh subyek

penelitian berdasarkan perhitungan skala.

b) Skor minimum: Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian

menurut perhitungan skala

c) Standar deviasi (σ/sd): luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran

d) Mean teoritik (µ): rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum

Maka, dengan rumus norma tiga kategorisasi, peneliti dapat melihat

capaian hasil pendidikan karakter siswa beberapa SMP di Indonesia

dengan menggunakan pengolahan SPSS.

5. Analisis Perbedaan Penilaian Siswa Terhadap Validasi Efektifitas

Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis

Film Karakter Dilihat dari Siswa Berdasarkan Status Sosial

Ekonomi Orang Tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

102

Guna menjawab rumusan masalah nomor 5, peneliti menggunakan

tes tes statistik non-paramentrik dengan pendekatan tes Chi Square ( )

digunakan untuk mengetes sampel yang skor dalam frekuensi. Untuk

melakukan uji Chi Square dapat menggunakan fasilitas Crosstab yang

terdapat pada program SPSS. Uji Chis Square bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel yang terdapat pada barisan kolom.

Rumus tes Chi Square adalah:

Keterangan:

r= Jumlah Kategori dalam baris

c= jumlah kategori dalam kolom

= Skor frekuendi yang diamati, yang terjadi

= Skor frekuensi yang diharapkan

Degree of freedom= (r-1)(c-1)

6. Analisis Perbedaan Capaian Hasil Pendidikan Karakter Berbasis

Film pada Beberapa Siswa SMP di Indonesia yang Berdasarkan

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Guna menjawab rumusan masalah nomor 6, peneliti menggunakan

analisis varians satu arah (One Way Analysis of Variance-ANOVA).

Anova adalah prosedur statistika untuk mengkaji (mendeterminasi)

apakah rata-rata hitung (mean) dari tiga populasi atau lebih, sama, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

103

tidak. Prosedur anova menggunakan variabel numerik tunggal yang

diukur dari sejumlah sampel untuk menguji hipotesis nol dari populasi

yang (diperkirakan) memiliki rata-rata hitung (mean) sama. Variabel

dimaksud harus berupa variabel kuantitatif.

Analisis varian, varian disebut a mean square (MS). Rumusannya

adalah sebagai berikut:

Rumusan F ini untuk menjadi one factor between subject design.

MSbetween adalah varian between-groups, diturunkan dari varian dalam

mean sample karena efek independen variabel dan juga sampling error.

MSwithin adalah varian within-group. Mengukur variansi dalam skor

dalam keadaan treatment, sejauh mana observasi dalam group bervariasi.

Mean squaer (MS) dicari dengan persamaan berikut:

Di mana SS= sum square dan df=degree of freedom, sehingg berlaku:

Sedangkan SSbetween SSwithin dan SStotal dapat dicari dengan persamaan:

∑ ∑

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

104

Sedangkan derajat kebebasannya dapat dihitung dengan:

Df untuk Ssbetween= (K-1)

Df untuk SSwithin= (N-K)

Df untuk SStotal= N-1

K= jumlah kelompok treatment

N= jumlah keseluruhan sample

Berikut hipotesis sementara dari peneliti adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

105

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan hasil-hasil penelitian dan pengembangan serta

pembahasan. Sistematika pemaparan mengikuti urutan ru musan masalah yang

diajukan pada Bab 1 dalam penelitian ini. Dengan cara ini dimaksudkan

pertanyan-pertanyaan penelitian dapat dijawab secara berurutan.

A. Hasil Penelitian

1. Produk Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film

Karakter yang Diujikembangkan pada 10 SMP di Indonesia

Sebagaimana dipaparkan pada bab 3 dalam metodologi penelitian

pendidikan mengenai prosedur model penelitian pengembangan Borg and

Gall mengungkapkan bahwa Educational Research and Development

merupakan proses untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-

produk pendidikan. Langkah-langkah Research and Development

menurut Borg and Gall (2003) meliputi 10 langkah, yaitu: (1) Research

and information collection (melakukan penelitian dan pengumpulan

informasi); (2) Planning (membuat perencanaan); (3) Develop

Preliminary form of Product (mengembangkan bentuk awal produk); (4)

Preliminary Field Testing (melakukan uji lapangan awal); (5) Main

Product Revision (melakukan revisi produk utama); (6) Main Field

Testing (melakukan uji lapangan untuk produk utama); (7) Operational

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

106

Product Revision (melakukan revisi produk operasional); (8) Operational

Field Testing (melakukan uji lapangan terhadap produk); (9) Final

Product Revision (melakukan revisi produk final); (10) Disemination and

Implementation (diseminasi dan implementasi). penelitian ini telah

memasuki pada tahap (7) Operational Product Revision (melakukan revisi

produk operasional); (8) Operational Field Testing (melakukan uji

lapangan terhadap produk).

Pada tahapan ini peneliti telah melakukan perevisian produk dan

mengujicobakan produk tersebut ke 10 sekolah yang ada di Indonesia.

Tahap revisi produk yang telah peneliti lakukan adalah memilih potongan

film pendek yang menampilkan karakter religius, jujur, toleransi, disiplin,

kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,

cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab; memilah potongan film yang notabene adalah anak SMP

(sesuai dengan umur subjek); mensortir film yang berbahasa Indonesia dan

berasal dari Indonesia; mengedit kalimat dan tanda baca dalam soal yang

mana harus sesuai dengan EYD; mengedit durasi setiap soal yaitu kurang

lebih 2 menit; mencocokan soal dengan potongan video; mengedit

kejelasan suara: dan memilih kejernihan film.

Setelah melewati proses yang panjang maka produk penelitian

pengembangan pada tahap revisi produk ini terfilterisasi 88 soal tes

asesmen yang terseleksi dari 440 butir soal tes yang telah dikembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

107

oleh tahun sebelumnya. Setelah itu, sebanyak 88 butir soal tes tersebut

diujicobakan secara empirik di lapangan seperti yang telah disebutkan

pada bab 3, sebagaimana yang telah dijelaskan bab 3. Bentuk fisik 88 soal

itu telah didokumentasikan pada sebuah dvd. Produk final soal tes yang

dikembangkan peneliti bersama tim merupakan hak otoritas pengemban.

Oleh sebab itu, peneliti hanya mencantumkan 1 contoh soal, bagi pihak-

pihak yang membutuhkan bisa menghubungi ke email:

[email protected]

Sebagai seseorang yang suka menolong dan pemaaf, ketika kamu

berada pada posisi anak perempuan tersebut, apa yang kamu lakukan?

a. Saya mengangkat barang belanjaan ibu dengan iklhas dan tidak

menghiraukan perkataannya

b. Saya mengangkat barang belanjaan ibu dan memaafkan perbuatan

yang telah dilakukan olehnya

c. Saya mengangkat barang belanjaan ibu dan mengatakan bahwa

saya tidak menyukai sifat ibuku yang kasar kepadaku

d. Saya mengangkat barang belanjaan ibu apabila ia berjanji tidak

berbuat kasar padaku

https://www.youtube.com/watch?v=yrw2Ksldw-I

RUBIK: A:3 B:4 C:2 D:1

Gambar 4.1

Contoh Butir Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film

Karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

108

Gambar 4.2

DVD Dokumentasi Soal Tes

2. Kualitas Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film

Karakter yang Diujikembangkan pada 10 SMP di Indonesia

a. Validitas

Tabel 4.1

Hasil Analisis Faktor Variabel 1

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .502

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 36.020

Df 6

Sig. .000

Tabel 4.2

Total Variance Explained

Component

Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of

Variance Cumulative % Total % of

Variance Cumulative %

1 1.232 30.788 30.788 1.175 29.369 29.369

2 1.066 26.653 57.441 1.123 28.072 57.441

Extraction Method: Principal Component Analysis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

109

Tabel 4.3 Rotated Component Matrixa

Component

1 2

f1.65 .664

f1.66 .823

f1.67 .662

f1.68 .784

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 3 iterations.

Nilai KMO-MSA yaitu 0,502 sehingga nilai KMO-MSA lebih

besar dari 0,50 dan signifikansi Barlett 0,000 atau lebih kecil dari 0,05

sehingga instrumen penelitian ini layak digunakan. Tabel rotated

component matrix menunjukkan item-item yang membentuk faktor. begitu

pula pada faktor selanjutnya, dimana nilai factor loading yang berada

dalam satu kolom mengartikan item tersebut dalam faktor yang sama.

Hasil diatas keempat item pada variable 1 memiliki factor loading diatas

0,5 sehingga seluruh item valid dan membentuk 2 faktor dimana faktor

pertama terdiri dari item 65 dan 68 sedangkan faktor kedua terdiri dari

item 66 dan 67.

Tabel 4.4

Hasil Analisis Faktor Variabel 2 dan Variabel 3

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .954

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 19133.516

Df 2278

Sig. .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

110

Tabel 4.5

Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

Total

% of Varianc

e Cumulati

ve % Total

% of Variance

Cumulative %

Total

% of Variance

Cumulative

%

1 15.375 22.610 22.610 15.375 22.610

22.610 12.548

18.453

18.453

2 9.204 13.536 36.146 9.204 13.536

36.146 12.031

17.692

36.146

3 1.989 2.925 39.070 4 1.779 2.616 41.686 5 1.449 2.132 43.817 6 1.181 1.736 45.554 7 1.116 1.641 47.195 8 1.039 1.529 48.723 9 1.025 1.507 50.230 10 .994 1.462 51.692 11 .976 1.435 53.126 12 .949 1.396 54.522 13 .935 1.376 55.898 14 .927 1.364 57.261 15 .897 1.319 58.580 16 .867 1.276 59.856 17 .851 1.251 61.107 18 .844 1.242 62.348 19 .806 1.185 63.533 20 .788 1.159 64.692 21 .782 1.150 65.842 22 .777 1.142 66.985 23 .770 1.132 68.117 24 .754 1.109 69.226 25 .719 1.057 70.283 26 .704 1.035 71.319 27 .701 1.030 72.349 28 .693 1.019 73.368 29 .669 .984 74.352 30 .654 .962 75.313 31 .647 .952 76.265 32 .642 .944 77.209 33 .627 .923 78.132 34 .616 .905 79.037 35 .603 .887 79.923

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

111

36 .591 .870 80.793 37 .585 .861 81.654 38 .558 .820 82.474 39 .554 .815 83.290 40 .541 .796 84.086 41 .537 .789 84.875 42 .520 .764 85.640 43 .514 .756 86.395 44 .506 .744 87.139 45 .473 .695 87.834 46 .462 .679 88.514 47 .452 .665 89.179 48 .450 .662 89.841 49 .435 .640 90.480 50 .429 .631 91.111 51 .420 .618 91.729 52 .412 .605 92.334 53 .408 .601 92.935 54 .387 .569 93.504 55 .378 .557 94.061 56 .374 .549 94.610 57 .371 .546 95.156 58 .354 .520 95.676 59 .344 .506 96.182 60 .330 .486 96.668 61 .326 .480 97.148 62 .317 .466 97.614 63 .307 .451 98.065 64 .291 .429 98.493 65 .277 .407 98.900 66 .263 .387 99.287 67 .247 .363 99.650 68 .238 .350 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis.

Tabel 4.6 Rotated Component Matrixa

Component

1 2

f2.1 .720 f2.2 .621 f2.3 .577 f2.4 .658 f2.17 .601 f2.18 .509 f2.19 .666 f2.20 .595 f2.21 .577 f2.22 .602 f2.23 .605 f2.24 .634 f2.25 .659 f2.26 .566 f2.27 .671 f2.28 .524 f2.29 .621 f2.30 .600 f2.31 .555 f2.32 .647 f2.33 .503 f2.34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

112

f2.35 .586 f2.36 .560 f2.37 .556 f2.38 .584 f2.39 f2.40 .525 f2.41 .504 f2.42 .551 f2.43 .556 f2.44 .520 f2.45 .542 f2.46 .531 f2.47 .654 f2.48 .590 f3.5 .819

f3.6 .545

f3.7 .639

f3.8 .710

f3.9 .716

f3.10 .632

f3.11 f3.12 .584

f3.49 .606

f3.50 .612

f3.51 .546

f3.52 .620

f3.53 .617

f3.54 .526

f3.55 .501

f3.56 .576

f3.57 .684

f3.58 .505

f3.59 .578

f3.60 .569

f3.61 .614

f3.62 .727

f3.63 .633

f3.64 .656

f3.81 .624

f3.82 .575

f3.83 .556

f3.84 f3.85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

113

Nilai KMO-MSA yaitu 0,954 sehingga nilai KMO-MSA lebih besar

dari 0,50 dan signifikansi Barlett 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga

instrument penelitian ini layak digunakan. Tabel rotated component matrix

menunjukkan item-item yang membentuk factor. begitu pula pada factor

selanjutnya, dimana nilai factor loading yang berada dalam satu kolom

mengartikan item tersebut dalam factor yang sama. Hasil diatas diperoleh

banyaknya 2 item tidak valid pada variable 2 dan 3 item tidak valid

variable 3.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Faktor Variabel 4

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .502

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 20.878

Df 6

Sig. .002

Tabel 4.8

Total Variance Explained

Component

Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of

Variance Cumulative % Total % of

Variance Cumulative %

1 1.152 28.811 28.811 1.134 28.352 28.352

2 1.095 27.371 56.182 1.113 27.829 56.182

Extraction Method: Principal Component Analysis

f3.86 .690

f3.87 .548

f3.88 .574

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

114

Nilai KMO-MSA yaitu 0,502 sehingga nilai KMO-MSA lebih

besar dari 0,50 dan signifikansi Barlett 0,000 atau lebih kecil dari 0,05

sehingga instrument penelitian ini layak digunakan. Tabel rotated

component matrix menunjukkan item-item yang membentuk faktor. begitu

pula pada faktor selanjutnya, dimana nilai factor loading yang berada

dalam satu kolom mengartikan item tersebut dalam faktor yang sama.

Hasil diatas keempat item pada variable 4 memiliki factor loading diatas

0,5 sehingga seluruh item valid dan membentuk 2 faktor dimana faktor

pertama terdiri dari item 15 dan 16 sedangkan factor kedua terdiri dari

item 13 dan 14. Tabel 4.10

Hasil Analisis Faktor Variabel 5

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .758

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 693.702

Df 66

Sig. .000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Tabel 4.9 Rotated Component Matrixa

Component

1 2

f4.13 .704

f4.14 .731

f4.15 -.715 f4.16 .707 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.

Tabel 4.11

Total Variance Explained

Component

Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of

Variance Cumulative % Total % of

Variance Cumulative %

1 2.562 21.348 21.348 2.089 17.407 17.407

2 1.275 10.623 31.971 1.454 12.115 29.522

3 1.133 9.440 41.411 1.427 11.889 41.411

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

115

Nilai KMO-MSA yaitu 0,758 sehingga nilai KMO-MSA lebih besar dari

0,50 dan signifikansi Barlett 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga instrument

penelitian ini layak digunakan. Table rotated component matrix menunjukkan

item-item yang membentuk factor. Begitu pula pada factor selanjutnya, dimana

nilai factor loading yang berada dalam satu kolom mengartikan item tersebut

dalam factor yang sama. Hasil diatas terdapat 7 item pada variable 5 memiliki

factor loading diatas 0,5 sehingga ke 7 item valid dan membentuk 3 faktor dimana

factor pertama terdiri dari item 69,70,71,72 sedangkan factor kedua terdiri dari itr

73,74,76 dan factor ketiga terdiri dari item 77,78,80. Pada variable 5 ini terdapat 2

item tidak valid.

Tabel 4.12

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3

f5.69 .641

f5.70 .635

f5.71 .652

f5.72 .630

f5.73 .592

f5.74 .560

f5.75

f5.76 .553

f5.77 .533

f5.78 .580

f5.79

f5.80 .684

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 5 iterations.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

116

b. Reliabilitas

Tabel 4.13

Reliability

Tabel 4.13 menjelaskan tentang jumlah data yang valid untuk diproses dan

data yang dikeluarkan serta persentasenya. Dapat diketahui bahwa data atau case

yang valid berjumlah 660 dengan presentase 100% dan tidak ada data yang

dikeluarkan. Tabel 4. 14 adalah hasil dari analisis reliabilitas dengan teknik

Cronbach Alpha. Dapat diketahui nilai Cronbach Alpha adalah 0.933. Menurut

Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0.7

dapat diterima dan di atas 0.8 adalah baik.

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 660 100.0

Excludeda 0 .0

Total 660 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 4.14

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.933 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

117

3. Nilai-Nilai Validitas Efektivitas Penggunaan Produk Soal Tes Asesmen

Menurut Penilaian Siswa

Untuk mengukur nilai-nilai efektivitas penggunanan soal tes asesmen

pendidikan karakter berbasis film karakter yang dikembangkan dalam penelitian

ini, kepada siswa diberikan skala perseptual terlampir pada lampiran 2.

Penggunaan inventori tersebut pada partisipan penelitian memberikan data

sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Hasil Efektivitas Penggunaan Soal Tes Asesmen

Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter Menurut

Penilaian Siswa pada 10 di Indonesia

No Pernyataan Ya Tidak

F F %

1 Menarik dan asyik 631 29 95.6%

2 Menyenangkan dan menghibur 617 43 93.5%

3

Sangat bermanfaat untuk menyadari

kualitas diri 652 8 98.8%

4

Menyadarkan saya untuk memperbaiki

perilaku 652 8 98.8%

5 Membuka mata hati/nuraniku 637 23 96.5%

6

Mendorong tekad/keberanian berbuat

lebih baik 642 18 97.3%

7

Menyadarkanku bahwak ku pernah

berbuat salah 636 24 96.4%

8

Membuatku merasa malu pada diri

sendiri 444 216 67.3%

9 Menumbuhkan rasa diri berharga 602 58 91.2%

10

Menyadarkan diriku bahwa aku punya

kelemahan/kekurangan diri 642 18 97.3%

11

Membuatku merasa sedih dan prihatin

terhadap keadaan sekelilingku 586 74 88.8%

12

Sangat bermanfaat mendorong aku

memperbaiki perilaku yang kurang baik 644 16 97.6%

13

Menimbulkan rasa menyesal dalam

diriku terhadap kesalahan-kesalahan yang

pernah aku lakukan 598 62 90.6%

14 Menumbuhkan keinginan menolong 644 16 97.6%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

118

orang lain

15 Menumbuhkan rasa bersyukur 646 14 97.9%

16

Menantang diri untuk bertobat dari

perilaku buruk 589 71 89.2%

17 Membosankan dan melelahkan 141 519 78,3%

18 Soal-soalnya sangat berat dan sulit 92 568 86,1%

19 Soalnya terlalu panjang dan rumit 174 486 73.7%

20

Mendorong/menumbuhkan keberanian

bertanggungjawab 635 25 96.2%

21

Membangkitkan kesadaran menghargai

teman 649 11 98.3%

22

Menumbuhkan rasa kemanusiaan dan

empati pada orang lain 643 17 97.4%

23

Mempererat rasa

persaudaraan/persahabatan 640 20 97%

24

Menumbuhkan ketaatan terhadap

norma/peraturan 645 15 97.7%

25

Membangkitkan keinginan

berusaha/gigih/berdaya juang 646 14 97.9%

26

Sangat baik/cocok/tepat untuk mengukur

karakter siswa 629 31 95.3%

27

Beberapa potongan film tidak nyambung

dengan pertanyaan & opsi jawaban 1 659 99,85%

28

Menumbuhkan keinginan berbagi/rela

berkorban 625 35 94.7%

29

Mendorong siswa lebih

disiplin/berperilaku baik/tertib pada

aturan 633 27 95.9%

30

Waktu mengerjakan tes ini terburu-buru

dan terlalu singkat/kurang waktu 211 449 68.1%

31

Tes ini merupakan cara menilai

karakterku (siswa) secara jujur dan adil 640 20 97%

32

Tes ini bagus dilakukan di akhir tiap

semester untuk menilai karakter siswa 595 65 90.2%

33

Tes ini jika dilakukan secara berulang

dapat menolong siswa untuk lebih sadar

berperilaku dan membangun karakter

yang lebih baik 617 43 93.5%

34

Tes ini kurang bermanfaat bahkan

membuang-buang waktuku (siswa) 65 595

90.16%

35

Dalam menjawab soal tes ini siswa

mungkin kurang jujur sesuai nuraninya 316 344 52.2%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

119

Keterangan: Pernyataan nomor 17, 18, 19, 27, 30, 34, dan 35 merupakan

pernyataan negatif.

Berdasarkan tabel 4.1 Terdapat 35 nomor item yang mengandung 28 item

positif dan 7 item negatif. Dari 35 nomor item tersebut yang masuk dalam kriteria

sangat efektif (90%-100%) adalah 27 item, efektif (80%-89%) sebanyak 3 item,

cukup efektif (< 80%) sebanyak 4 item, dan tidak efektif (<55%) sebanyak 1 item.

Tabel 4.16

Kategorisasi Hasil Efektifitas Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil

Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter Menurut Penilaian

Siswa pada Beberapa SMP di Indonesia

4. Capaian Hasil Pendidikan Karakter yang Diukur dengan Menggunakan Tes

Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Pada Beberapa SMP di

Indonesia

Capaian hasil pendidikan karakter diukur dengan menggunakan soal tes

asesmen berbasis film karakter pada 10 siswa SMP yang ada di Indonesia,

sebanyak 660 siswa SMP diperlihatkan potongan film karakter pendek. Potongan

film tersebut berdurasi ± 1 sampai 2 menit beserta soal dengan waktu yang sudah

ditentukan. Pilihan jawaban disajikan bergradasi, sehingga tidak ada jawaban

benar dan salah. Dalam hal ini siswa memilih jawaban yang menurutnya paling

sesuai dengan dirinya. Hasil pendidikan karakter tersebut dihitung menggunakan

Norma Kategorisasi Azwar, sebagai berikut:

Kategori Persentase

(%)

Banyak

Item Nomor Pernyataan

Sangat Efektif 90%-

100%

27 1, 2, 3, 4 ,5, 6, 7,9, 10, 12, 13, 14, 15,

20, 21, 22,23,24, 25, 26, 27, 28, 29, 31,

32,33,34

Efektif 80%-89% 3 11, 16,18

Cukup Efektif <80% 4 8,30, 19,17

Kurang efektif 55%-64% 1 0

Tidak efektif <55% 0 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

120

Tabel 4.17

Rumus Norma Tiga Kategorisasi

Rendah X < M – 1SD

Sedang M – 1SD < X < M + 1SD

Tinggi M + 1SD < X

Melalui rumus norma tiga kategorisasi tersebut, dapat di cari skor-skor

mana saja yang termasuk dalam kategori rendah, sedang, maupun tinggi. Oleh

sebab itu, sebelum masuk ke SPSS, peneliti mencari skor-skor tersebut terlebih

dahulu sebagai berikut:

X maks = jumlah soal asesmen x nilai terbesar.

= 88 x 4 = 352

X min = jumlah soal asesmen x nilai terkecil

= 88 x 1 = 88

Simpangan baku/SD =

Mean/X =

Tabel 4.18

Pengkategorisasian

Kategori Rumus Pengkategorisasian Rendah M – 1SD < X

176 < 220=Kurang baik

Sedang M – 1SD < X

< M + 1SD

176 ≤ 220 <264= Cukup Baik

Tinggi X < M + 1SD

220 < 264= Baik

Dari jawaban tersebut dapat terlihat capaian hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter dari tingkatan tinggi, sedang, maupun rendah. Hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

121

Tabel 4.19

Kategori Capaian Hasil Pendidikan Karakter

Berdasarkan hasil perhitungan, tabel di atas menunjukkan bahwa dari 660

siswa yang mengerjakan soal tes ini, terdapat 338 siswa yang termasuk memiliki

karakter dalam kategori tinggi. Terdapat 322 siswa yang termasuk memiliki

karakter dalam kategori sedang dan tidak ada anak yang memiliki karakter yang

berkategori rendah. hasil pendidikan karakter yang diukur menggunakan soal tes

asesmen pendidikan karakter berbasis film karakter pada 660 siswa di beberapa

SMP di Indonesia dalam kategori tinggi sebanyak 338 siswa dan kategori sedang

322 siswa serta tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah.

5. Perbedaan Penilaian Siswa Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orangtua

Terhadap Efektivitas Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan

Karakter Berbasis Film Karakter Pada Beberapa SMP di Indonesia

Untuk melihat apakah terdapat perbedaan penilaian dari siswa yang status

sosial ekonomi orang tuannya tinggi, sedang, dan rendah terhadap efektivitas

penggunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter,

maka peneliti memberikan 1 lembar kertas penilaian kepada siswa setelah mereka

selesai mengerjakan soal tes. Lembar efektivitas siswa berisiskan 35 pernyataan

mengenai penggunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film

karakter. Hasil rumusan masalah nomor 5 menunjukkan penilaian siswa spesifik

Ordinal

Capaian Hasil Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tinggi 338 51.2 51.2 51.2

Sedang 322 48.8 48.8 100.0

Total 660 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

122

yaitu status sosial ekonomi orang tuanya tinggi, sedang, dan rendah. Data

menunjukkan bahwa ada 7 itempernyataan yang signifikan dan 28 item

pernyataan yang tidak signifikan yang disajikan dalam bentuk tabel dan dapat

dilihat pada table 4.20.

Tabel 4.20

Persentase Penilaian Siswa Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Orang Tuanya Tinggi (SSET), Status Sosial Ekonomi Orang Tuanya

Sedang (SSES), dan Status Sosial Ekonomi Orang Tuanya Rendah

(SSER) Terhadap Efektivitas Penggunaan Soal Tes

No Pernyataan Sig Persentase (%)

Sig. Pv SSER SSES SSET

1 Menarik dan asyik Ya 0.000 66% 13% 51%

2 Menyenangkan dan menghibur Ya 0.000 67% 13% 20%

3

Sangat bermanfaat untuk menyadari

kualitas diri Tidak 0.296 64% 13% 22%

4

Menyadarkan saya untuk

memperbaiki perilaku

Tidak

0.126 64% 13% 22%

5 Membuka mata hati/nuraniku Tidak 0.087 65% 14% 21%

6

Mendorong tekad/keberanian

berbuat lebih baik

Tidak

0.187 65% 13% 22%

7

Menyadarkanku bahwak ku pernah

berbuat salah

Tidak

0.504 64% 13% 22%

8

Membuatku merasa malu pada diri

sendiri

Ya

0.026 68% 12% 20%

9 Menumbuhkan rasa diri berharga Tidak 0.806 64% 14% 22%

10

Menyadarkan diriku bahwa aku

punya kelemahan/kekurangan diri

Tidak

0.335 65% 13% 22%

11

Membuatku merasa sedih dan

prihatin terhadap keadaan

sekelilingku

Tidak

0.115 66% 13% 22%

12

Sangat bermanfaat mendorong aku

memperbaiki perilaku yang kurang

baik Ya 0.029 65% 13% 22%

13

Menimbulkan rasa menyesal dalam

diriku terhadap kesalahan-kesalahan

yang pernah aku lakukan

Tidak

0.506 64% 13% 23%

14

Menumbuhkan keinginan menolong

orang lain

Tidak

0.318 65% 13% 22%

15 Menumbuhkan rasa bersyukur Tidak 0.994 65% 13% 22%

16 Menantang diri untuk bertobat dari Tidak 0.627 64% 14% 22%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

123

perilaku buruk

17 Membosankan dan melelahkan Ya 0.002 67% 13% 19%

18 Soal-soalnya sangat berat dan sulit Tidak 0.913 65% 13% 24%

19 Soalnya terlalu panjang dan rumit Tidak 0.356 63% 14% 23%

20

Mendorong/menumbuhkan

keberanian bertanggungjawab

Tidak

0.400 65% 14% 22%

21

Membangkitkan kesadaran

menghargai teman

Tidak

0.299 65% 13% 22%

22

Menumbuhkan rasa kemanusiaan

dan empati pada orang lain

Tidak

0.837 65% 13% 22%

23

Mempererat rasa

persaudaraan/persahabatan

Tidak

0.432 65% 14% 22%

24

Menumbuhkan ketaatan terhadap

norma/peraturan

Tidak

0.982 65% 13% 22%

25

Membangkitkan keinginan

berusaha/gigih/berdaya juang

Tidak

0.660 65% 13% 22%

26

Sangat baik/cocok/tepat untuk

mengukur karakter siswa

Tidak

0.762 65% 13% 22%

27

Beberapa potongan film tidak

nyambung dengan pertanyaan &

opsi jawaban

Tidak

0.130 65% 15% 21%

28

Menumbuhkan keinginan

berbagi/rela berkorban

Tidak

0.670 65% 13% 22%

29

Mendorong siswa lebih

disiplin/berperilaku baik/tertib pada

aturan

Tidak

0.379 65% 13% 22%

30

Waktu mengerjakan tes ini terburu-

buru dan terlalu singkat/kurang

waktu Ya 0.019 62% 16% 22%

31

Tes ini merupakan cara menilai

karakterku (siswa) secara jujur dan

adil Tidak 0.672 65% 13% 22%

32

Tes ini bagus dilakukan di akhir tiap

semester untuk menilai karakter

siswa Ya 66% 13% 22%

33

Tes ini jika dilakukan secara

berulang dapat menolong siswa

untuk lebih sadar berperilaku dan

membangun karakter yang lebih

baik

Tidak

0.280 66% 13% 21%

34

Tes ini kurang bermanfaat bahkan

membuang-buang waktuku (siswa)

Tidak

0.343 64% 14% 22%

35

Dalam menjawab soal tes ini siswa

mungkin kurang jujur sesuai

nuraninya

Tidak

0.508 65% 15% 21%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

124

Keteranga: item-item pernyataan 17, 18, 19, 27, 30, 34, 15 sebelumnya adalah

item negatif maka peneliti mencantumkan jawaban “Tidak” pada persentase (%).

Tabel 4.20 menunjukan bahwa ada 7 item efektivitas yang penilaian siswa

ketiga golongan yang signifikan, yaitu item nomor 1, 2, 8, 12, 17, 30, dan 32. Hal

ini menunjukkan bahwa ada perbedaan penilain siswa yang status sosial ekonomi

orang tuannya tinggi, status sosial ekonomi orang tuannya sedang, dan status

sosial ekonomi orang tuannya rendah dalam hal menilai produk soal tes ini

sebagai tes yang bagus dilakukan di akhir tiap semester untuk menilai karakter

siswa.

Selain 7 item tersebut, data menunjukkan bahwa penelian siswa

berdasarkan status sosial ekonomi orang tuannya tinggi, status sosial ekonomi

orang tuannya sedang , dan status sosial ekonomi orang tuanya rendah tidak

terdapat perbedaan yang signifikan dalam menilai efektivitas penggunaan soal tes

asesmen hasil pendidikan karakter. Artinya, soal tes asesmen ini dapat digunakan

kepada siswa tenpa harus melihat status sosial ekonomi tinggi, sedang, dan

rendah.

6. Perbedaan Capaian Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter

Pada Status Sosial Eknomi Orangtua Pada Beberapa SMP di Indonesia

Untuk melihat perbedaan capaian hasil pendidikan karakter, peneliti

memberikan produk berupa asesmen penilaian pendidikan karakter pada siswa

yang berdasarkan status sosial ekonomi orang tua. Perbedaan capaian hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

125

tersebut dapat diperoleh melalui perhitungan SPSS yang dapat dilihat hasilnya

sebagai berikut.

Tabel 4.21

Deskripsi Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa

Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

STATU SOSIAL

EKONOMI N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound

Upper Bound

RENDAH 427 262,7260 13,58290 ,65732 261,4340 264,0180 219,00 300,00

SEDANG 88 261,8523 15,39110 1,64070 258,5912 265,1133 208,00 292,00

TINGGI 145 263,5862 14,31956 1,18917 261,2357 265,9367 223,00 300,00

Total 660 262,7985 13,98580 ,54440 261,7295 263,8674 208,00 300,00

Pada tabel 4.24 menunjukkan adanya perbedaan nilai mean pada siswa

yang status sosial ekonomi orang tua tinggi, status sosial ekonomi sedang, dan

status sosial ekonomi rendah. Status sosial ekonomi tinggi memperoleh mean

sebesar 263,5862, status sosial ekonomi sedang memperoleh mean sebesar

261,8523 dan status sosial ekonomi rendah memperoleh mean sebesar 262,7260.

Artinya, siswa status sosial ekonomi orang tua tinggi memiliki hasil pendidikan

karakter sedikit lebih baik dari pada status sosial ekonomi orang tua yang sedang,

dan status sosial ekonomi rendah.

Tabel 4.22

Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Berdasarkan Status Sosial

Ekonomi Orang Tua

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .958 2 .479 .421 .656

Within Groups 745.810 656 1.137

Total 746.768 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

126

Dari hasil SPSS diperoleh varians antar sample atau Sum of Squares

Between Groups (SSB) sebesar 0.958 dan varians dalam kelompok atau Sum of

squares Within Groups (SSW) sebesar 745.810. Kemudian nilai mean antar

kelompok atau Mean square Between Groups (MSB) adalah sebesar 0.479 dan

Mean square Within Groups (MSW) 1.137.

Untuk taraf signifikansi (α) =0,05, derajat kebebasan antara kelompok atau

Degree of Freedom Between Groups (dfB) = 2, dan derajat kebebasan dalam

kelompok atau Degree of Freedom Within Groups (dfw) = 6576 diperoleh nilai F

tabel adalah adalah 0,421. p=0,656>0,05; maka tidak signifikan. Berarti tidak ada

perbedaan yang signifikan antara capaian hasil pendidikan karakter berbasis film

karakter pada status sosial ekonomi orangtua yang rendah, status sosial ekonomi

orangtua yang sedang dan status sosial ekonomi orangtua yang tinggi pada

beberapa SMP di Indonesia. Maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima.

B. Pembahasan

Produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berdasarkan film karakter

yang telah diujikan oleh peneliti pada 10 sekolah yang ada di Indonesia sudah

dikatakan berhasil. Berdasarkan tahapan penelitian Research and Development

menurut Borg and Gall ada 10 tahapan penelitian, yang mana peneliti telah

memasuki pada tahap 7 dan 8, yaitu Operational Product Revision (melakukan

revisi produk operasional) dan Operational Field Testing (melakukan uji lapangan

terhadap produk).

Operational Product Revision itu sendiri menurut Borg and Gall adalah

suatu tahap dalam melakukan revisi atau memperbaiki produk yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

127

diujicobakan pada wilayah yang lebih luas, sehingga menghasilkan produk desain

model operasional yang siap divalidasi. Berdasarkan pernyataan tersebut, produk

ini sudah melalui tahap perevisian sesuai dengan syarat yang telah ditentukan oleh

Tim Peneliti Sosial, Humaniora, dan Pendidikan (PSHP) Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma, sehingga produk ini cocok digunakan di

lapangan. Adapun kegiatan perevisian produk yang telah peneliti lakukan yaitu,

memilih potongan film pendek yang menampilkan karakter religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli

sosial, dan tanggung jawab; memilah potongan film yang notabene adalah anak

SMP (sesuai dengan umur subjek); mensortir film yang berbahasa Indonesia dan

berasal dari Indonesia; mengedit kalimat dan tanda baca dalam soal yang mana

harus sesuai dengan EYD; mengedit durasi setiap soal yaitu kurang lebih 2 menit;

mencocokan soal dengan potongan video; mengedit kejelasan suara: dan memilih

kejernihan film.

Pada tahap Operational Field Testing (melakukan uji lapangan terhadap

produk), seperti yang telah dikatakan oleh Borg and Gall yaitu langkah uji

validasi terhadap model operasional yang dilaksanakan pada 10 sampai 30

sekolah dengan melibatkan 40 sampai 200 subjek penelitian melalui wawancara,

angket, observasi, dan analisis hasilnya, dengan tujuan apakah desain model

produk ini sudah dapat dipakai di sekolah tanpa harus dilakukan pengarahan atau

pendampingan oleh peneliti. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

128

melakukan uji lapangan terhadap produk pada 10 sekolah yang ada di Indonesia

dengan 660 subjek melalui hasil tes asesmen pendidikan karakter berdasarkan

film karakter dan angket penilaian guru dan siswa mengenai produk yang telah

diujicobakan. Maka dengan ini peneliti menyatakan bahwa produk ini telah

berhasil diujicobakan di lapangan, karena sudah sesuai dengan pernyataan Borg

and Gall dalam teorinya mengenai 10 tahapan penelitian Research and

Development.

Kemudian hasil uji kualitas (validitas dan reliabilitas) soal tes hasil

pendidikan karakter berbasis film karakter yang diujicobakan pada peserta didik

di 10 SMP di Indonesia menggunakan bantuan program SPSS dengan pendekatan

analisis faktor konfirmatori. Data yang diperoleh dari hasil hitung validasi seluruh

item soal tes karakter menunjukkan bahwa soal tes karakter berbasis film karakter

valid. Hasil membuktikan bahwa terdapat 81 soal tes karakter dari 88 soal yang

valid dan 7 soal tes yang tidak valid. 81 soal tes dianggap valid karena pada

kolom KMO dan Barlett’s Test lebih besar atau sama dengan 0,500 dan signya

lebih kecil atau sama dengan 0,05.

Selanjutnya, nilai reliabilitas soal tes karakter ditetapkan berdasarkan nilai

reliability oleh Sekaran (Priyatno, 2014). Dari hasil hitung reliabilitas diketahui

bahwa reliabilitas soal karakter di atas 0,8 (baik). Artinya 81 soal tes karakter

dapat dipercaya, konsisten atau stabil, produktif dan ajeg. Azwar (2012)

menjelaskan reliabel apabila suatu pengukuran mampu menghasilkan data yang

memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Selain itu, (Guilford, 1956: 145) mengatakan

bahwa0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi. Artinya, soal tes asesmen hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

129

pendidikan karakter berbasis film karakter memiliki tingkat treliabel yang sangat

tinggi.

Proses penggunaan produk ini juga mendapatkan penilaian dari siswa. Hasil

penilaian siswa diperoleh dari penilaian siswa mengenai soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter. Hasil penilaian siswa produk soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter ini sangat efektif. Hal ini dibuktikan, banyak siswa

mengalami perasaan-perasaan positif yang ada di dalam dirinya, antara lain: asyik

dan menarik dalam diri siswa, senang dan terhibur, menyadari kualitas diri,

menyadarkan diri siswa untuk memperbaiki perilaku, membuka mata hati/nurani

siswa, mendorong tekad dan keberanian berbuat baik, menyadarkan siswa bahwa

pernah berbuat salah, dan perasaan-perasaan positif lainnya.

Hal ini selaras dengan pendapat Masterpiece (Hayyun Lathifaty Yasri dan

Endang Mulyani, 2016: 139) yang menyebutkan bahwa siswa cenderung lebih

banyak memahami hal-hal yang terinterpretasikan dalam film dari pada dalam

buku teks. Sedangkan, Champoux (Hayyun Lathifaty Yasri dan Endang Mulyani,

2016: 139) juga mengatakan bahwa film mampu mencapai ranah kognitif dan

afektif siswa secara bersamaan. Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa produk

ini diterima oleh siswa dan mampu mengukur tingkat internalisasi pendidikan

karakter di sekolah sehingga membentuk suatu karakter siswa.

Capaian hasil pendidikan karakter diukur dengan mengguakan soal tes

asesmen berbasis film karakter yang di uji cobakan pada 10 sekolah SMP yang

ada di Indonesia, sabanyak 660 siswa SMP dengan media potongan film pendek.

Skor dalam kategori tinggi sebanyak 338 siswa dan kategori sedang 322 siswa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

130

serta tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah. Dilihat melalui hasil

tersebut, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter

yang ditanamkan pada 10 SMP di Indonesia berhasil masuk dalam kehidupan 660

siswa.

Hal tersebut sejalan dengan teori Samani & Hariyanto (2011: 44) yang

mengatakan bahwa pendidikan karakter dapat mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang

baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh

hati. Hal yang sama juga disampaikan oleh Lickona (Akhwan, 2014: 61) yang

mengatakan bahwa karakter berkaitan dengan ketiga komponen, yaitu konsep

moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral

behavior). Artinya, karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang

kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.

Penilaian siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tua tinggi, sedang,

dan rendah terhadap efektivitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter di Indonesia adalah tidak ada perbedaan yang terlalu

signifikan apabila dilihat dari nilai sig keseluruhan dari item. Analisis data

menunjukkan 7 item pernyataan yang signifikan, diantaranya adalah nomor 1, 2,

8, 17, 30, dan 33. Artinya, pada item pernyataan 1 menunjukkan ada perbedaan

perasaan “menarik dan keasikan” terkaitan dengan soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter berbasis film karakter siswa berdasarkan status sosial

ekonomi orang tuanya tinggi, sedang, dan rendah, ketika sedang mengerjakan soal

tes tersebut. Perbedaan ditunjukkan memalui persentase, yaitu siswa yang status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

131

sosial ekonominya tinggi sebanyak 90%, siswa yang status sosial ekonomi sedang

sebanyak 94%, dan siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah

sebayak 98%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang status sosial ekonomi

orang tuanya rendah menilai bahwa soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter menarik dan asik pada item nomor satu lebih bagus

dibandingkan siswa yang status sosial ekonomi orang tuannya sedang dan tinggi.

Pada item nomor 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian

mengenai perasaan “menyenangkan dan menghibur” berdasarkan status sosial

ekonomi orang tuannya tinggi, sedang, dan rendah . Perbedaan perasaan tersebut

juga dapat ditunjukkan melalui presentase, siswa yang status sosial ekonominya

tinggi sebanyak 87%, siswa yang status sosial ekonomi sedang sebanyak 90%,

dan siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah sebayak 96%. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah

menilai bahwa soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter

pada pernyataan menyenangkan dan menghibur yang tercntum pada item nomor 2

lebih bagus dibandingkan siswa yang status sosial ekonomi orang tuannya sedang

dan tinggi.

Pada item nomor 8 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian

mengenai pernyataan membuatku “tidak meras malu pada diri sendiri”

berdasarkan status sosial ekonomi orang tuannya tinggi, sedang, dan rendah.

Perbedaan perasaan tersebut juga dapat ditunjukkan melalui presentase, siswa

yang status sosial ekonominya tinggi sebanyak 62%, siswa yang status sosial

ekonomi sedang sebanyak 69%, dan siswa yang status sosial ekonomi orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

132

tuanya rendah sebayak 71%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang status sosial

ekonomi orang tuanya rendah menilai bahwa soal tes asesmen hasil pendidikan

karakter berbasis film karakter pada pernyataan membuatku tidak merasa malu

pada diri sendiri yang tercantum pada item nomor 8 lebih bagus dibandingkan

siswa yang status sosial ekonomi orang tuannya sedang dan tinggi.

Pada item nomor 8 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian

mengenai pernyataan membuatku “tidak merasa malu pada diri sendiri”

berdasarkan status sosial ekonomi orang tuannya tinggi, sedang, dan rendah.

Perbedaan perasaan tersebut juga dapat ditunjukkan melalui presentase, siswa

yang status sosial ekonominya tinggi sebanyak 62%, siswa yang status sosial

ekonomi sedang sebanyak 69%, dan siswa yang status sosial ekonomi orang

tuanya rendah sebayak 71%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang status sosial

ekonomi orang tuanya rendah menilai bahwa soal tes asesmen hasil pendidikan

karakter berbasis film karakter pada pernyataan membuatku tidak merasa malu

pada diri sendiri yang tercantum pada item nomor 8 lebih bagus dibandingkan

siswa yang status sosial ekonomi orang tuannya sedang dan tinggi.

Pada item nomor 12 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian

mengenai pernyataan "sangat bermanfaat mendorong aku memperbaiki perilaku

yang kurang baik” berdasarkan status sosial ekonomi orang tuannya tinggi,

sedang, dan rendah. Perbedaan perasaan tersebut juga dapat ditunjukkan melalui

presentase, siswa yang status sosial ekonominya tinggi sebanyak 97%, siswa yang

status sosial ekonomi sedang sebanyak 97%, dan siswa yang status sosial ekonomi

orang tuanya rendah sebanyak 99%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

133

status sosial ekonomi orang tuanya rendah menilai bahwa soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter berbasis film karakter pada “sangat bermanfaat mendorong

aku memperbaiki perilaku yang kurang baik” yang tercantum pada item nomor 12

lebih bagus dibandingkan siswa yang status sosial ekonomi orang tuannya sedang

dan tinggi.

Pada item nomor 17 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian

mengenai pernyataan "tidak membosankan dan tidak melelahkan” berdasarkan

status sosial ekonomi orang tuannya tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan

perasaan tersebut juga dapat ditunjukkan melalui presentase, siswa yang status

sosial ekonominya tinggi sebanyak 69%, siswa yang status sosial ekonomi sedang

sebanyak 80%, dan siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah

sebanyak 82%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang status sosial ekonomi

orang tuanya rendah menilai bahwa soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter pada “tidak membosankan dan melelahkan” yang tercantum

pada item nomor 17 lebih bagus dibandingkan siswa yang status sosial ekonomi

orang tuannya sedang dan tinggi.

Pada item nomor 30 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian

mengenai pernyataan "waktu mengerjakan tes ini terburu-buru dan terlalu

singkat/kurang waktu” berdasarkan status sosial ekonomi orang tuannya tinggi,

sedang, dan rendah. Perbedaan perasaan tersebut juga dapat ditunjukkan melalui

presentase, siswa yang status sosial ekonominya tinggi sebanyak 68%, siswa yang

status sosial ekonomi sedang sebanyak 81%, dan siswa yang status sosial ekonomi

orang tuanya rendah sebanyak 65%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

134

status sosial ekonomi orang tuanya sedang menilai bahwa soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter berbasis film karakter pada “waktu mengerjakan tes ini

terburu-buru dan terlalu singkat/kurang waktu” yang tercantum pada item nomor

30 lebih bagus dibandingkan siswa yang status sosial ekonomi orang tuannya

sedang dan rendah.

Pada item nomor 32 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian

mengenai pernyataan "tes ini bagus dilakukan di akhir tiap semester untuk menilai

karakter siswa” berdasarkan status sosial ekonomi orang tuannya tinggi, sedang,

dan rendah. Perbedaan perasaan tersebut juga dapat ditunjukkan melalui

presentase, siswa yang status sosial ekonominya tinggi sebanyak 84%, siswa yang

status sosial ekonomi sedang sebanyak 91%, dan siswa yang status sosial ekonomi

orang tuanya rendah sebanyak 92%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang

status sosial ekonomi orang tuanya sedang menilai bahwa soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter berbasis film karakter pada “tes ini bagus dilakukan di akhir

tiap semester untuk menilai karakter siswa” yang tercantum pada item nomor 32

lebih bagus dibandingkan siswa yang status sosial ekonomi orang tuannya sedang

dan rendah.

Item pernyataan pada nomor 1, 2, 8, 12, 17, 30, dan 32 memang signifikan.

Walaupun pada item-item pernyataan tersebut menunjukkan perbedaan penilaian,

namun hasilnya tidak terlalu siginifikan. Selanjutnya, pada soal nomor 3, 4, 5, 6,

7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 33, dan

35, merupakan item pernyataan yang tidak signifikan. Artinya, pada item-item

pernyataan tersebut tidak ada perbedaan penilaian siswa berdasarkan status sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

135

ekonomi orang tuanya terhadap soal tes asesmen hasil pendidikan karakter.

Dengan begitu, artinya produk ini layak digunakan oleh siswa pada tanpa melihat

status sosial ekonomi orang tuanya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Masterpiece (Hayyun Lathifaty Yasri dan

Endang Mulyani, 2016: 139) juga menyebutkan bahwa siswa cenderung lebih

banyak memahami hal-hal yang terinterpretasikan dalam film dari pada dalam

buku teks. Oleh sebab itu media film layak digunakan untuk semua kalangan

siswa karena gaya pembelajaran yang monoton akan membosankan bagi siswa,

karena siswa tidak diperkenalkan dengan hal-hal yang baru. Sedangkan,

pembelajaran maupun alat tes menggunakan film masih sangat jarang digunakan

di Indonesia, ini merupakan inovasi baru yang mana menciptakan film sebagai

alat tes.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Champoux (Hayyun Lathifaty Yasri

dan Endang Mulyani, 2016: 139) yang mengatakan bahwa film mampu mencapai

ranah kognitif dan afektif siswa secara bersamaan. Dari beberapa pernyataan

tersebut mampu memperkuat hasil penilaian siswa yang mengatakan bahwa

produk ini efektif digunakan oleh siswa status sosial ekonomi tinggi, sedang, dan

rendah, karena film mampu mencapai ranah kognitif maupun afektif siswa dan

siswa cenderung memahami hal-hal yang ada di film dari pada buku teks.

Capaian hasil pendidikan karakter siswa status sosial ekonomi orang tua

pada 10 SMP di Indonesia adalah tidak ada signifikan. Kemudian, nilai mean

menunjukkan adanya perbedaan capaian hasil pendidikan karakter siswa yang

status sosial ekonomi orang tua tinggi, status sosial ekonomi sedang, dan status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

136

sosial ekonomi rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Gerungan (1991:181)

yang mengatakan bahwa keadaan status sosial orang tua mempunyai peranan

terhadap perkembangan anak-anak, adanya perekonomian yang cukup,

lingkungan material yang dihadapi anak dalam keluarga lebih luas maka dapat

memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai kecakapan. Hubungan

orang tuanya dalam yang status sosial ekonomi serba cukup dan kurang

mengalami tekanan-tekanan sehingga orang tua dapat mencurahkan perhatian

lebih mendalam kepada anaknya apabila tidak dipersulit dangan perkara

kebutuhan.

Selain itu, Abdulllah Ildi (2011:180), mengemukakan bahwa keadaan status

sosial ekonomi keluarga memiliki peranan yang penting terhadap proses

perkembangan anak. Keluarga yang status sosial ekonominya mencukupi

menyebabkan lingkungan materiil yang dihadapan anak akan lebih luas. Anak

dapat memiliki kesempatan mengembangkan kemampuan secara luas atas

dukungan ekonomi orang tua. Sebaliknya keluarga yang memiliki status sosial

ekonomi cenderung rendah kurang dapat mengembangkan kemampuannya secara

luas.

Oleh sebab itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil uji menunjukkan tidak

adanya perbedaan yang sangat signifikan antara karakter siswa yang status sosial

ekonomi tinggi, sedang, dan rendah. Namun, apabila ditinjau dengan nilai mean

maka hasil capaian pendidikan karakter siswa didukung oleh beberapa teori.

Dengan begitu, pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dapat dikatakan

berhasil. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang menunjukkan karakter siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

137

status sosial ekonomi tinggi, sedang, dan rendah adalah ada perbedaan yang tidak

signifikan karakter. Artinya, penerapan pendidikan karakter di sekolah mampu

merubah karakter siswa yang status sosial ekonomi tinggi, sedang, dan rendah

menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

138

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini menguraikan kesimpulan tentang produk, keterbatasan

penelitian, dan saran berdasarkan hasil penelitian.

A. Simpulan tentang Produk

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan menjadi beberapa hal

yaitu:

1. Telah dihasilkan produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter yang memuat 81 butir soal tes valid telah melalui

proses perevisian produk dan mengujicobaan produk pada 10 SMP di

Indonesia. Produk soal tes yang dihasilkan dan didokumentasikan dalam

produk rekam DVD.

2. Berdasarkan nilai validitas dan reliabilitas menggunakan analisis faktor

konfirmatori, dari 88 butir soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karater telah dipilih 81 butir soal valid dengan indeks alpha

Cronbach sebesar 0,933. Artinya soal tes sangat valid dan sangat

reliabel, terpercaya dan mampu mengukur hasil pendidikan karakter

siswa SMP.

3. Berdasarkan hasil penilaian dari siswa diperoleh data bahwa produk soal

tes asesmen hasil pendidikan karakter ini sangat efektif. Siswa yang

mengerjakan soal tes ini mampu mengalami perasaan-perasaan positif

yang ada di dalam dirinya ketika menerjakan soal tes ini, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

139

asyik dan menarik dalam diri siswa, senang dan terhibur, menyadari

kualitas diri, menyadarkan diri siswa untuk memperbaiki perilaku,

membuka mata hati/nurani siswa, mendorong tekad dan keberanian

berbuat baik, menyadarkan siswa bahwa pernah berbuat salah, dan

perasaan-perasaan positif lainnya. Dapat dikatakan produk soal ini

diterima oleh siswa dan mampu mengukur pengaktualisasian pendidikan

karakter siswa di sekolah sehingga membentuk suatu karakter siswa.

4. Berdasarkan capaian hasil pendidikan karakter yang diukur

menggunakan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film

karakter pada 10 SMP di Indonesia terdapat 51,2% (338) siswa yang

mencapai hasil pendidikan yang masuk dalam kategori baik dan 48,8%

(322) siswa yang masuk dalam kategori karakter cukup baik. Artinya

hampir separuh dari jumlah siswa diteliti, capaian hasil pendidikan

karakternya belum optimal.

5. Tidak ada perbedaan hasil penilaian siswa berdasarkan status sosial

ekonomi orang tuanya tinggi, sedang, dan rendah terhadap 30 item

pernyataan efektivitas penggunaan soal tes asesmen pendidikan karakter

berbasis film karakter di Indonesia, hanya dalam 7 butir efektivitas yang

ada perbedaan dari ketiga golongan itu. Artinya, soal tes ini dapat

digunakan pada siswa dari ketiga golongan tersebut.

6. Tidak ada perbedaan capaian hasil pendidikan karakter berbasis film

pada beberapa SMP di Indonesia, dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan

hasil pendidikan karakter pada siswa yang status sosial ekonomi orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

140

tua tinggi, status sosial ekonomi orang tuanya sedang, maupun status

sosial ekonomi orang tuanya rendah. Penelitian ini membuktikan bahwa

hasil dari pendidikan karakter yang diperoleh siswa yang status sosial

ekonomi orang tuanya tinggi, status sosial ekonomi orang tuanya sedang,

maupun status sosial ekonomi orang tuanya rendah menunjukkan tidak

ada perbedaan yang terlalu signifikan. Hal ini membuktikan bahwa

pelaksanaan pendidikan karakter dapat dikatakan berhasil karena

tujuannya telah tercapai.

B. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian asesmen hasil pendidikan karakter berbasis

film karakter pada beberapa SMP di Indonesia, sudah dirancang secara

konseptual, sistematik, dan telah mengikuti aturan procedural. Tim PSHP

telah mengupayakan produk ini agar mendapatkan hasil yang optimal,

sehingga menjadi sebuah produk soal tes hasil pendidikan karakter yang

mumpuni. Akan tetapi penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu

perbaikan oleh tim selanjutnya. Berikut beberapa catatan dari keterbatasan

penelitian ini:

1. Kurangnya fasilitas pendukung seperti ruangan yang sempit dan LCD

yang kurang memadai, sehingga dalam pengerjaan siswa merasa kurang

nyaman dan mempengaruhi kinerja siswa dalam mengerjakan soal.

2. Durasi pemutaran produk asesmen yang cukup lama dan ada beberapa

soal beserta jawaban yang ditampilkan terlalu panjang, sehingga

membuat siswa mudah lelah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

141

3. Asesmen ini memakan waktu yang lama pada saat pengerjaan soal.

4. Kesulitan peneliti dalam tahap perevisian produk soal tes yang rumit dan

membutuhkan waktu yang cukup lama.

5. Pelaksanaan penelitian berbarengan denagn libur ujian nasional, sehingga

banyak anak yang tidak masuk sekolah/absen.

C. Saran

Berikut ini merupakan beberapa saran yang dapat peneliti uraikan

untuk pengembangan produk soal tes asesmen agar menjadi lebih baik.

1. Bagi Pemerintah

Peneliti menyarankan kepada pemerintah untuk melanjutkan

pengembangan produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter ini agar menjadi lebih baik. Pemerintah juga dapat

menetapkan produk ini sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui

hasil pendidikan karakter pada diri siswa.

2. Bagi Guru BK

Produk ini dapat digunakan sebagai alat ukur/penilaian karakter

yang lebih objektif, efektif, valid, praktis, dan berkeadilan pada jenjang

SMP. Guru BK juga harus mempersiapkan game yang membuat anak

kembali bersemangat setelah menyelesaikan soal tes ini.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai patokan dalam membuat

produk soal tes agar lebih baik lagi. Akan tetapi, produk ini perlu adanya

pengembangan agar siswa tidak merasa lelah saat mengerjakan soal tes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

142

Sehingga, produk asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film ini

dapat menjadi lebih optimal sebagai alat ukur.

Penelitian ini sudah melakukan analisis faktor konfirmori untuk

mengukur validitas dan reliabilitas. Namun, untuk mengetahui soal tes

efektif atau tidak perlu melakukan uji lebih lanjut seperti uji tingkat

kesukaran dan uji daya beda. Apabila telah melakukan keempat uji ini

maka soal tes asesmen ini dapat dinyatakan efektif digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

143

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ildi. (2011). Sosiologi Pendidikan Individual, Masyarakat, dan

Pendidikan. Jakarta: rajawali Pers

Airasian, Peter and L. R. Gay. (2000). Education Research Competence for

Analisis an application (6th ed). New Jersey Merrill Prentice Hall

Akhwan, Muzhoffar. (2014). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya

dalam Pembelajaran di Sekolah/Madrasah. El-Tarbawi,7(1), 62.

Albertus, Doni Koesoema. (2015). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak

di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Asmawi Zainul & Noehi Nasution. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:

Dirjen Dikti.

Asep Jihad dan abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi

Presindo.

Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan Validitas (edisi 4). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2014). Penyususnan skala psikologi (edisi 2). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Barus, Gendon. (2017). The Implementation of Assessment Character Education

Result in Secondary School. Advances in Social Science, Education, and

Humanities Research, Volume 188.

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2014. Statistik Indonesia Tahun 2014. Jakarta

Pusat : Badan Pusat Statistik

Berkowitz, M.W., & Bier, M.C. 2005. What Work in Character Education:A

Research-Driven Guide for Practitioners. Washington, DC: Character

Education Partnership.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

144

Borg dan Gall. 2003. Educational Research an Introduction, Seventh Editions.

University of Oregon. United State of America.

Damsar. (2011). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis

Sekolah. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2004. Kerangka Dasar Kurikulum 2004. Jakarta

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar.

Jakarta: Pusat Kurukilum.

Fathurrohman, Pupuh., AA Suryana., Fenny Fitriani. (2013). Pengembangan

pendidikan karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Gerungan. (2014). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. New

York: McGraw Hill

Irene, Siti. (2012). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: UNY Press

Jihad, Asep & Haris, Abdul. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Jihad, Asep & Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Johnson, David. W dan Roger T. Johnson. 2002. Meaningful Assesment: A

Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn and Bacon.

Kemendiknas. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 17 Pasal 17 ayat 3 Tahun

2010. Tentang Pengelolaan Penyelengaraan Pendidikan.

Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang. 2013. Media Pembelajaran: Manual dan

Digital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

145

Kustandi, C. & B. Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta:

Kanisius.

Lickona, Thomas. (2012). Mendidik untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi

Aksara

Mulyasa E. (2004). Aanalisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

MENTERI PENDIDIKAN NASIONALREPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN

2006

Purwanto. 1992. Pengertian Tes Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa. Balitbang: Kemendiknas.

Priyatno, Duwi. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: ANDI

Prijowuntato, Widanarto. S. (2016). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Sanata

Dharma university Press

Prihana, Rani. (2017). Peningkatan Karakter Ksatria Melalui Pendidikan

Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan

Experiential Learning.

https://repository.usd.ac.id/9159/2/131114007_full.pdf di unggah pada tanggal 17 Januari 2018.

Ratnawulan, Elis dan Rusdiana. 2015. Evaluasi Belajar. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Sadiman, Arif. (1989). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatan. Jakarta:Rajawali

Sadiman, Arif S. 2011. Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

146

Samani, Muchlas & Hariyanto.(2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sitorus. (2000). Berkenalan dengan Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Soetjiningsih.2004. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta EGC

Subali, Bambang. (2016). Prinsip Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Edisi

Kedua. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kebijakan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif

kualitatif, dan R & D) . Bandung: Alfabeta

Sukardi.(2014). Evaluasi Program Pendidikan Dan Kepelatihan. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Sumardi, M. (2014). Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Rajawali Jakarta

Suparno, Paul.(2016). Pengantar Statistik Untuk Pendidikan dan Psikologi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI

Suwandi, Sarwiji. (2009). Model Assesmen dalam Pemberlajaran. Surakarta:

Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS.

Suwandi, Sarwiji. (2009). Model Assesmen dalam Pemberlajaran. Surakarta:

Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS.

Yulia, Desma & Arifin Muhammad. Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi

Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

VIII di SMP Kartini 1 Batam Tahun Pelajaran 2013/2014. Historia, 10, 31-

45.

Yaumi, M. 2014. Pendidikan karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi.

Jakarta: Predana Media Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

147

Yasri, Hayyun Lathifaty & Mulyan, Endang. (2016). Efektivitas Penggunaan

Media Film untuk Meningkatkan Minat dan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X.

harmoni sosial:Jurnal Pendidikan IPS, Vol. 3. (138-149).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Sistem Pendidikan

Nasional

Uno, Hamzah B. & Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara

Wijianto & Ulfa, Ika Farida.(2016). Pengaruh Status Sosial dan Kondisi Ekonomi

Keluarga Terhadap Motivai Bekerja bagi Remaja Usia Awal (Usia 12-16

tahun) Di Kabupaten Ponorogo). Vol 2. (190-210).

Zainul dan Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti

Zainul & Nasution. (2005). Penilaian hasil belajar. Cetakan ke-5. Jakarta: PPAU-

PPAI Universitas Terbuka.

Zhang, Q., & Zhao, H. (2017). An Analytical Overview of Kohlberg’s Theory of

Moral Development in College Moral Education in Mainland China. Open

Journal of Social Sciences, 05(08), 151–160.

Zuriah Nurul. (2007). Metode penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta : PT Bumi

Aksara

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

148

Lampiran Lampiran 1

Tabulasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Asesmen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

158

Lampiran 2

Tabulasi Capaian Hasil Penggunaan Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

171

Lampiran 3

Tabulasi Validitas dan Reliabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

175

Lampiran 4

Lampiran Perbedaan Penilaian Siswa Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Orang Tua

Chi-Square Tests No 1

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 18,644a 2 ,000

Likelihood Ratio 17,367 2 ,000

Linear-by-Linear Association

18,174 1 ,000

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,73.

Chi-Square Tests No 2

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

18,644a 2 ,000

Likelihood Ratio 17,367 2 ,000

Linear-by-Linear Association

18,174 1 ,000

N of Valid Cases

660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,73.

Chi-Square Tests No 3

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2,434a 2 ,296

Likelihood Ratio 4,127 2 ,127

Linear-by-Linear Association

2,369 1 ,124

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,07.

Chi-Square Tests no 4

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4,148a 2 ,126

Likelihood Ratio 3,066 2 ,216

Linear-by-Linear Association

,032 1 ,857

N of Valid Cases 660

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

176

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,07.

Chi-Square Tests No 5

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4,884a 2 ,087

Likelihood Ratio 4,808 2 ,090

Linear-by-Linear Association

2,233 1 ,135

N of Valid Cases 660

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,07.

Chi-Square Tests No 6

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

3,357a 2 ,187

Likelihood Ratio

3,174 2 ,205

Linear-by-Linear Association

2,700 1 ,100

N of Valid Cases

660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,40.

Chi-Square Tests No 7

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

1,369a 2 ,504

Likelihood Ratio

1,532 2 ,465

Linear-by-Linear Association

,885 1 ,347

N of Valid Cases

660

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

177

Chi-Square Tests No 8

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

7,276a 2 ,026

Likelihood Ratio 7,175 2 ,028

Linear-by-Linear Association

5,500 1 ,019

N of Valid Cases

659

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28,71.

Chi-Square Tests No 9

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

,431a 2 ,806

Likelihood Ratio

,458 2 ,795

Linear-by-Linear Association

,014 1 ,907

N of Valid Cases

659

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,61.

Chi-Square Tests 10

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

2,184a 2 ,335

Likelihood Ratio 2,105 2 ,349

Linear-by-Linear Association

,270 1 ,603

N of Valid Cases

659

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

178

Chi-Square Tests 11

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

4,330a 2 ,115

Likelihood Ratio 4,011 2 ,135

Linear-by-Linear Association

1,650 1 ,199

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,87.

Chi-Square Tests 12

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 7,079a 2 ,029

Likelihood Ratio 6,488 2 ,039

Linear-by-Linear Association 7,013 1 ,008

N of Valid Cases 659

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,00.

Chi-Square Tests 13

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1,364a 2 ,506

Likelihood Ratio 1,455 2 ,483

Linear-by-Linear Association 1,101 1 ,294

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

179

Chi-Square Tests No 14

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

2,290a 2 ,318

Likelihood Ratio 1,995 2 ,369

Linear-by-Linear Association

,752 1 ,386

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,13.

Chi-Square Tests No 15

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square ,012a 2 ,994

Likelihood Ratio ,012 2 ,994

Linear-by-Linear Association

,000 1 ,995

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,87.

Chi-Square Tests 16

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square ,934a 2 ,627

Likelihood Ratio 1,005 2 ,605

Linear-by-Linear Association

,114 1 ,736

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,60.

Chi-Square Tests 17

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 12,128a 2 ,002

Likelihood Ratio 11,383 2 ,003

Linear-by-Linear Association

11,259 1 ,001

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,80.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

180

Chi-Square Tests 18

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square ,182a 2 ,913

Likelihood Ratio ,179 2 ,914

Linear-by-Linear Association

,137 1 ,711

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,40.

Chi-Square Tests 19

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 2,068a 2 ,356

Likelihood Ratio 2,111 2 ,348

Linear-by-Linear Association

1,293 1 ,255

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,20.

Chi-Square Tests 20

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1,833a 2 ,400

Likelihood Ratio 1,782 2 ,410

Linear-by-Linear Association

,823 1 ,364

N of Valid Cases 660

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

181

Chi-Square Tests 21

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2,414a 2 ,299

Likelihood Ratio 2,101 2 ,350

Linear-by-Linear Association

,984 1 ,321

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,47.

Chi-Square Tests 22

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square ,356a 2 ,837

Likelihood Ratio ,336 2 ,845

Linear-by-Linear Association

,141 1 ,708

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,27.

Chi-Square Tests 23

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1,680a 2 ,432

Likelihood Ratio 1,949 2 ,377

Linear-by-Linear Association

,180 1 ,672

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,67.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

182

Chi-Square Tests 24

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square ,036a 2 ,982

Likelihood Ratio ,037 2 ,982

Linear-by-Linear Association

,035 1 ,852

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,00.

Chi-Square Tests 25

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square ,831a 2 ,660

Likelihood Ratio ,728 2 ,695

Linear-by-Linear Association

,103 1 ,749

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,87.

Chi-Square Tests 26

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square ,544a 2 ,762

Likelihood Ratio ,566 2 ,753

Linear-by-Linear Association

,077 1 ,782

N of Valid Cases 660

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

183

Chi-Square Tests 27

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4,074a 2 ,130

Likelihood Ratio 4,267 2 ,118

Linear-by-Linear Association

,063 1 ,802

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26,67.

Chi-Square Tests 28

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square

,800a 2 ,670

Likelihood Ratio

,799 2 ,671

Linear-by-Linear Association

,184 1 ,668

N of Valid Cases

660

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,67.

Chi-Square Tests 29

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square

1,940a 2 ,379

Likelihood Ratio

2,246 2 ,325

Linear-by-Linear Association

1,683 1 ,195

N of Valid Cases

660

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,60.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

184

Chi-Square Tests 30

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square

7,902a 2 ,019

Likelihood Ratio

8,498 2 ,014

Linear-by-Linear Association

1,427 1 ,232

N of Valid Cases

660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28,13.

Chi-Square Tests 31

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square

,794a 2 ,672

Likelihood Ratio ,708 2 ,702

Linear-by-Linear Association

,022 1 ,881

N of Valid Cases 660

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,67.

Chi-Square Tests 32

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square

7,673a 2 ,022

Likelihood Ratio 6,957 2 ,031

Linear-by-Linear Association

7,007 1 ,008

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,67.

Chi-Square Tests 33

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 7,177a 2 ,028

Likelihood Ratio 6,697 2 ,035

Linear-by-Linear Association

4,696 1 ,030

N of Valid Cases 660

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

185

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,73.

Chi-Square Tests 34

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 2,138a 2 ,343

Likelihood Ratio 2,406 2 ,300

Linear-by-Linear Association

,445 1 ,505

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,67.

Chi-Square Tests 35

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1,353a 2 ,508

Likelihood Ratio 1,356 2 ,508

Linear-by-Linear Association

,175 1 ,676

N of Valid Cases 660

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 42,27.

Chi-Square Tests Keseluruhan

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 46,213a 36 ,118

Likelihood Ratio 45,535 36 ,133

N of Valid Cases 660

a. 31 cells (54,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

186

Lampiran 5

Lembar Jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

187

Lampran 6

Lembar Penilaian Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

188

Lampiran 7

Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

189

Lampiran 8

MoU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

190

Lampiran 9

Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

191

Lampiran 10

Daftar Hadir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: VALIDASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SOAL TES ASESMEN …

195

Lampiran 10 Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI