USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASIWA
JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN TANAMAN BAWANG DAYAK (ELEUTHERINE PALMIFOLIA)
SEBAGAI PERMEN HERBAL UNTUK MEMPERLAMBAT PENYEBARAN HIV DI KOTA
PONTIANAK KALIMANTAN BARATBidang Kegiatan
Karya Tulis Ilmiah
Diusulkan Oleh
M. Ikbarul Fikril Aziz
I31111035
Rizki Nurhafizah
I31111043
Tri Wahyu Wibowo
I32111021
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul kegiatan : Pemanfaatan Tanaman Bawang Dayak
(Eleutherine Palmifolia) Sebagai Permen Herbal Untuk Memperlambat
Penyebaran Hiv Di Kota Pontianak Kalimantan Barat.2. Bidang
kegiatan
: lomba karya tulis ilmiah
3. Ketua pelaksana kegiatan
a. Nama lengkap
: Tri wahyu wibowo
b. NIM
: I32111021
c. Jurusan
: Ilmu keperawatan fakultas Kedokteran
d. Universitas
: Universitas Tanjungpura
e. Alamat
: Jl.karya baru Gg. Karya baru II no 5
f. E-mail
:[email protected]
4. Anggota pelaksana kegiatan/penulis: 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap
: Ns.Ariyani Pradana Dewi.s.kep
b. NIP
:
c. Alamat Rumah dan No Tel/HP: Jl.khysim ahmad no 87 perumnas II
/ 082159476876
Pontinak, 26 February 2015
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Ns.Ariyani Pradana Dewi.s.kep)
(Tri Wahyu Wibowo)NIP.
(Nim : I32111021)
Menyetujui
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
Dr. Bambang Sri Nugroho,Sp.PD
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa,
karnanya kita masih diberi rahmat dan hidayah-nya atas bakat yang
telah diberikan kepada kita semua, karnya-Nya pula kami penulis
dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini. Adapun judul
yang kami angkat dalam karya tulis ini adalah pemanfaatan tanaman
umbi sebagai permen obat herbal dalam meminimalkan angka terjadinya
penurunan imunitas pada penderia HIV di Kalimantan Barat.
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, kami penylis banyak
bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Unuk itu pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Bambang Sri Nugroho,Sp.PD selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Untan Pontianak.
2. Bapak suryadi selaku kepala prodi keperawatan universitas
tanjungpura pontinak
3. Bapak wahyudi selaku kepala bagian akademisi ( Kasubbag)
4. Ibu Titan Lagita selaku dosen dan wakil prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura pontianak
5. Ibu Berty Adiningsih selaku pembimbing dan Dosen Pengampu Di
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
6. Ibu Ariyani Pradana Dwi selaku Dosen Pengampu Di Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura
7. Orang tua yang telah memberikan semangat dan motavivasi serta
bantuan materil
8. Rekan-rekan mahasiswa dan pihak-pihak lainnya yang telah
membantu dengan tulus dan ikhlas dalam penulisan karya ilmiah ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulisan ini mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna memperbaiki penulisan karya ilmiah yang
akan dating. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat
dijadikan bahan refrensi serta dapat menambah pengetahuan serta
wawasan kepada pembaca.
Pontianak, februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
ivRINGKASAN
v i
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENULISAN
Pengumpulan Sumber Pustaka
Analisa Sumber Pustaka
IVPEMBAHASAN
KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan
Teknik Implementasi
Prediksi hasil gagasan yang diajukan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
Latar Belakang
HIV merupakan sebuah virus yang mana menyerang manusia dan
menyerang sistem kekebalan ( imunitas ) tubuh, sehingga tubuh
menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang
dengan penyakit HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah
terinfeksi dan didiagnosa, tergantng juga tipenya. Dengan kata
lain, kehadiran virus ini akan enyebabkan kekurangn ( defisiensi)
sistem kekebalan tubuh. HIV merupakan salah satu penyakit yang
sampai saat ini belum ada medikasi yang dapat mengatasi secara
tuntas, hanya sekedar menghambat virus untuk beregenerasi serta
mempertahankan prognosis penyakit. Seperti virus pada umumnya, HIV
membutuhkan inang untuk menginfeksi serta bereplikasi, dimana inang
tersebut berupa sel T dan CD4 yang berfungsi sebagai sistem imun
dalam tubuh. Disaat jumlah sel T dan CD4 menurun dan replikasi
virus HIV menjadi-jadi, infeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS.
Tetapi tidak semua individu dengan HIV akan berakhir menuju AIDS,
selama ia mendapat terapi ARV dan tertangani dengan cepat karena
dengan diagnosis dan pemberian intervensi secara cepat akan
membantu klien dalam menurunkan jumlah virus serta menjada
prognosis klien.
Menurut data Litbang Depkes pada triwulan I ( januari-maret)
tahun 2014 dilaporkan sebanyak 6.626 kasus. Presentasi infeksi HIV
tertinggi dilaporkan pada kelompok usia 25-49 tahun (72,3%),
diikuti kelompok umur 20-24 tahun (15%), dan kelompok umur 50tahun
(5,8). Untuk rasio HIV antara laki-aki dan perempuan adalah 1:1,
dengan faktor risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks pada
heteroseksual (55,6%), LSL (Lelaki Seks Lelaki) (14,7%), dan
penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (7%).
Berdasarkan dari masalah yang telah kami paparkan, perlu solusi
efektif dalam menangani permasalahan masyarakat di kalimantan b
arat khususnya di kota pontianak terutama dalam mencari
pengembangan riset untuk menurunkan dan menemukan solusi pada
penderita penyakit HIV yang khususnya ada di kalimantan Barat.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan Latar belakang yang telah kami sampaikan,
maka kami dapat merumuskan masalah yang akan diangkat yaitu :
1. Bagaimanakah pembuatan permen herbal dengan berbahan dasar
bawang dayak yang digunakan sebagai zat antiviral menjadi pembunuh
anti virus.
2. Bagimanakah peranan permen herbal bawang dayak bisa menjadi
bermanfaat dikonsumsi setiap hari
3. Bagaimanakah pengendalian dengan memberikan produk terbaru
permen herbal bawang dayak kepada masyarakat yang ada di kalimantan
barat.
4. Bagaimana memperkenalkan dan menerapkan permen herbal bawang
dayak di lingkungan kota ataupun wilayah kalimantan barat.
TUJUAN PENULISAN
1.3 Tujuan umum
(Menilai Dan Mengembangkan Hasil Budidaya Pengembangan)(dihapus)
Tanaman Bawang Dayak Eleutherine Palmifolia Untuk Dimanfaatkan
Menjadi Tanaman Herbal untuk penderita penyakit HIV1.3.1 Tujuan
khusus
Memaparkan manfaat dari bawang dayak Eleutherine Palmifolia
Menawarkan solusi alternatif dalam mengembangkan obat
herbal,
Dapat di kembangkan menjadi refrensi ilmu dan menjadi sumber
pengobatan alternativ di bidang kesehatan
Membandingkan kandungan dengan tanaman lain dengan senyawa yang
sama dengan bawang dayak.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi :
1. Pemerintah daerah setempat
Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pemerintah untuk
mengembangkan dan meneliti lebih lanjut terkait kasus angka
kejadian HIV di kalimantan barat. Hal ini dapat dilakukan dengan
pembentukan swadaya untuk mengurangi angka kejadian HIV/ aids
2. Kesehatan di rumah sakit
Rumah sakit adalah tempat untuk menerapkan dan memberikan
penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan bawang dayak yang dapat
dimanfaatkan sebagai penurunan angka tingkat kejadian penyakit
HIV
3. Pihak kampus
Dapat memberikan program terkait bawang dayak yang tumbuh di
daerah kalimantan barat melalui ceramah dan seminar dan dimasukan
di dalam matakuliah.
4. Peneliti
Peneliti dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, dan sebagai
prospek lanjutan untuk meningkatkan ekonmi daerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bawang Dayak
Bawang dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) merupakan salah
satu tanaman obat yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan,
selain itu juga dapat digunakan sebagai tanaman hias. Bawang dayak
(Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) termasuk kedalam suku
Iridaceae. Tanaman ini tumbuh didaerah dengan ketinggian 600-2000 m
diatas permukaan laut. Tanaman ini berasal dari amerika tropis
(Ifesan BOT, 2009). Tetapi saat ini penyebaran tumbuhan bawang
dayak banyak ditemukan mulai dari semanjung Malaysia hingga
Filipina, Sumatera (Bawang kapal), Kalimantan (bawang hantu, bawang
mekkah, bawang dayak), Jawa (Brambang sabrang, bawang siyem, luluan
sapi, teki sabrang, bebawangan beureum), Sulawesi, Nusa Tenggara
(Yusni, 2008).
Berikut ini adalah taksonomi dari bawang dayak (15.16)
Kingdom : Plantae
Subkingdom: Tracheobinota
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo
: Liliales
Famili
: iridaceae
Genus
: Eleutherine
Spesies: Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.Eleutherine mempunyai
13 jenis species lainnya diantaranya, Eleutherine americana,
Eleutherine bulbosa, Eleutherine subaphyla, Eleutherine citriodora,
Eleutherine guatemalensis, Eleutherine latifolia, Eleutherine
longifolia, Eleutherine plicata, Eleutherine anomala (Naafi'ah,
2014). Bawang dayak mempunyai ciri spesifik yaitu umbi tanaman
berwarna merah meyala dengan permukaan yang sangat licin. Letak
daun berpasangan dengan komposisi daun bersirip ganda. Tipe
pertulangan daun sejajar dengan tepi daun licin dan bentuk daun
berbentuk pita berbentuk garis (Galingging R. , 2009). Tumbuhan
bawang dayak merupakan semak, berumpun, tumbuhan semusim, tinggi
sekitar 50 cm. Secara Morfologi terdiri dari, batang,daun, umbi,
bunga. (Yusni, 2008)Batang : tumbuh tegak merunduk, basah dan
berumbi. Tumbuhan ini menyukai tempat terbuka dan tanah kaya akan
humus dan cukup lembab. Untuk menanamnya dengan menggunakan
umbi.
Daun : tunggal lonjong berujung runcing dengan pangkalan yang
tumpu, pertualangan menyirip, warna hijau (daun seperti tanaman
anggrek tanah).
Umbi : umbi pada tumbuhan bawang dayak umumnya berbentuk
lonjong, bulat telur, merah seperti bawang merah, tidak berbau sama
sekali. Umbi dapat dikonsumsi setelah usia 6 bulan, dengan tinggi
20-40 cm, lebar 1,5-3 cm.
Bunga : tunggal, warna putih, berkelopak 6 dan mekar pada waktu
sore hari dalam beberapa jam.
2.2 Kandungan kimia dan Manfaat Berdasarkan penelitian yang
sudah dilakukan kandungan umbi bawang dayak menunjukkan memiliki
banyak khasiat untuk kesehatan. Tanaman bawang dayak mengandung zat
fitokimia yakni alkaloid, glikosida, flavanoid, fenolik, steroid
dan zat tannin (Galingging R. , 2009). Bawang dayak juga mengandung
senyawa metabolit sekunder golongan naftokuinon (elecanacin,
eleutherin, elutherol, eleutherinon). Senyawa turunan naftokuinon
diketahui memiliki fungsi sebagai antioksidan (Kuntorini, 2013).
Penelitian lain menunjukan bawang dayak memiliki kandungan tanin,
polifenol, flavonoid, kuinon, glikosida, asam stearat, asam galat,
eleutherinone, eleutherol, eleutherine dan isoeleutherine.
Bawang dayak memiliki banyak manfaat dalam pengobatan
tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang
menyerang manusia diantaranya : kanker usus, kanker payudara,
diabetes melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, obat bisul,
stroke, sakit perut dan sesudah melahirkan (Galingging R. ,
2009).
NoGrupNama kandungan AktifitasmanfaatReffrensi
1alkaloid,
glikosida,
flavanoid, Anti Oksidan
fenolik,
Steroi
tanin,
polifenol,
flavonoid,
kuinon, Anti oksiden
glikosida,
asam stearat,
asam galat,
eleutherinone,
eleutherol,
eleutherine
Isoeleutherine
naftokuinon
elecanacin, eleutherinonantioksidan
Tabel 1. Natural compounds isolated from E. americanaNoName of
compoundGroup of compoundActivityReferences
1EleutherolNaphtaleneIncreasing coronary flow in guinea
pig[5]
2EleutherinNaphtoquinoneIncreasing coronary flow in guinea
pig[4, 5, 26]
Pyricularia oryzae, MMDC = 30 g/mL
Inhibit proliferation of K562, IC50 = 49 g/mL
Inhibit human topoisomerase II IC50 = 50 g/mL
Inhibit RAW 264.7 lipopolysacharide-activated mouse
macrophage cell with IC50 = 11.4 M
3IsoeleutherinNaphtoquinoneIncreasing coronary flow in guinea
pig[4, 5, 14,
Pyricularia oryzae, MMDC = 30 g/mL26, 27]
Inhibit proliferation of K562, IC50 = 33 g/mL
Inhibit HIV replication in Hg lymphocytes , IC50 = 8.5g/mL
Inhibit RAW 264.7 lipopolysacharide-activated mouse
macrophage cell with IC50 = 7.7 M
44,8-dihydroxy-3-methoxy-1-methylAnthraquinonePyricularia
oryzae[5, 26]
antraquinone-2-carboxylic acidmethyl ester5
8-hydroxy-3,4-dimethoxy-1- methylantra quinone-2-carboxylic acid
methyl ester
MMDC = 55 g/mLAnthraquinone Pyricularia oryzaeMMDC = 170
g/mLInhibit proliferation of K562, IC50 = 266 g/mL
[5, 26]6 3,4,8-trimethoxy-1-methylantra quinone-2-carboxylic
acid methyl ester
Anthraquinone [5]7 Hongconin Naphtalene Pyricularia oryzae, MMDC
= 130 g/mL Inhibit proliferation of K562, IC50 = 174 g/mLInhibit
RAW 264.7 lipopolysacharide-activated mousemacrophage cell with
IC50 = 19.8 M
[3, 14, 26]8 Elecanacin Naphtoquinone [4]9 Isoeleutherol
Naphtalene Inhibit HIV replication IC50 = 100 g/mL [4]10
(-)-3-[2-(acetyloxy)propyl]-2- hydroxy-8-methoxy-1,4-
naphtoquinone11 Eleutherinol Inhibit RAW 264.7
lipopolysacharide-activated mouse macrophage cell with IC50 = 34.4
M
[14][14]12 1,5-dihydroxy-3- methylanthraquinone
Naphtoquinone [14]13 Dihydroeleutherinol Pyricularia oryzae MMDC
= 60 g/mL,Inhibit RAW 264.7 lipopolysacharide-activated mouse
macrophage cell with IC50 = 21.7 M
[14, 26]14 2,5-dimethyl-10- hydroxynaphtopyrone 8-O--
Naphtalene [28]dionecarboxylic acid methyl ester (insanu
muhammad, ( 2014 ))LAMPIRAN IV PERNYATAAN ORISINALITAS KARYAJenis
Karya : KTIM
Judul Karya :
Nama Peserta :
M. Ikbarul Fikril Aziz
I31111035
Rizki Nurhafizah
I31111043
Tri Wahyu Wibowo
I32111021
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa memang
benar karya dengan judul yang tersebut diatas merupakan karya
orisinal dan belum pernah dipublikasikan dan/atau dilombakan di
luar kegiatan PHYTOPLASM VII2015 .
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila
terbukti terdapat pelanggaran didalamnya, maka kami siap untuk
didiskuskualifikasi dari kompetisi ini sebagai benutk tanggung
jawab
Pontianak . Februari 2015
M. Ikbarul Fikril Aziz
Rizki Nurhafizah
Tri Wahyu Wibowo
Bibliography
Galingging, R. (2007). Potensi Plasma Nuftah Tanaman Obat
sebagai sumber Biofarmaka di Kaimantan Tengah. Kalimantan Tengah:
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10.
Galingging, R. (2009, Desember ). BAWANG DAYAK (Eleutherine
palmifolia) SEBAGAI TANAMAN OBAT MULTIFUNGSI. Kalimantan Tengah:
Warta Penelitian dan Pengembangan Vol 15 No. 3.
Ifesan BOT, J. N. (2009). The mode of antistaphylococcal action
of Eleutherine Americana. FEMS Immunol Med Mic, 2009; 57,
193-201.
insanu muhammad, s. k. (( 2014 )). Recent Studies on
Phytochemicals and Pharmacological Effects of. Procedia Chemistry ,
13, 221 228.
Kuntorini, E. M. (2013). Kemampuan Antioksidan Bulbus Bawang
Dayak (Eleutherine americana Merr) Pada Umur Berbeda. Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Naafi'ah, F. A. (2014). EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG DAYAK
(Eleutherine palmifolia (L.) Merr) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN
BAKTERI Salmonella Typhi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Yusni, M. (2008). PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ETANOLIK
BAWANG DAYAK (Eleutherine Palmifolia L.Merr) DENGAN 5-FLUOROURACIL
TERHADAP PENGHAMBAT PERTUMBUHAN GALUR SEL KARSINOMA KOLON HT2O DAN
EKSPRESI p53 MUTA. Univesitas Sebelas Maret, Surakarta.
15glucopyranoside
Eleuthoside A
Naphtalene
[28]16Eleuthoside B17Eleuthinone
ANaphtoquinone[6]18Eleuthraquinone
AAnthraquinone[6]19Eleuthraquinone
BAnthraquinone[6]20EleucanarolNaphtalene[6]211,2-dihydroxy-8-methoxy-3-
methylanthraquinoneAnthraquinone[6]22Eleutherinoside
ANaphtalene-glucosidase inhibitor with IC50 = 0.5
mM[2]23Eleutherinoside B241,3,6-trihydroxy-8-methyl-Pyricularia
oryzae, MMDC = 150 g/mL,[26]anthraquinoneInhibit proliferation of
K562, IC50 = 154 g/mL25-sitosterol[26]26Kadsuric
acid[14]279,9-dihydroxy-8,8-dimethoxy-Weak activity against the
growth ofPyricularia oryzae[26]1-dimethyl- 1H, 1H-[4,4
]bis[naphtha[2,3-c]funanyl]-3,3
-MMDC = 145.8 g/mL
28
6,8-dihydroxy-3,4-dimethoxy-1-
Weak activity against the growth of Pyricularia oryzae
[26]methyl-anthraquin-one-2-MMDC = 50.2 g/mLInhibit the
proliferation of K562 (human erythroleukemia with IC50 = 49.1
g/mL292-acetyl-3,6,8-trihydroxy-1-methyl AnthraquinoneWeak activity
against the growth of Pyricularia oryzae[26]anthraquinoneMMDC =
124.8 g/mL304-hydroxy-eleutherinInhibit proliferation of K562, IC50
= 35 g/mL[26]312,5-dimethyl-10- hydroxynaphtopyrone 8-O--
32glucopyranoside
Eleuthoside C339,10-dihydro-8-hydroxy-3,4-
dimethoxy-9,10-dioxo-2-
anthracenecarboxylic acid methyl
34ester
Erythrolaccin