Top Banner
USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN INDUSTRI MARITIM TANGGAMUS Eni Kusrini, 1106006474 Mahasiswa S1, Jurusan Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas teknik, Universitas Indonesia, Depok16424 , Indonesia Email : [email protected] ABSTRAK Dalam industri maritim, komponen kapal termasuk indutri pemasok. Galangan kapal hanya melakukan proses pemasangan saja tanpa memproduksi komponen kapal. Dengan adanya rencana dibangunnya Kawasan Industri Maritim Tanggamus diharapkan dapat meningkatkan industri perkapalan di Indonesia. Didalam penelitian ini, penulis menganalisa penempatan tata letak industri pemasok yang akan dibangun pada Kawasan Industri Maritim. Hasil dari penelitian ini berupa penempatan industri pemasok pada Kavling berupa industri apa saja yang termasuk dalam kavling yang akan dijadikan fabrikasi maupun distributor. Kata Kunci : Industri Komponen Kapal, Industri Pemasok, Kawasan Industri, Tata Letak. ABSTRACT In maritime industry, ship’s components are being produced in supplier industries. The shipyards only do the outfitting process without producing the ship components. By the plan of the development of Maritime Industrial Estate of Tanggamus, it is supposed to improve the performance of ship industries in Indonesia. In this research, writers analize the best placement layout of supplier industries that will be built in Maritime Industrial Estate. Results of this research is a supplier industries placement in the form of the industry Kavling what is included in a kavling which will be fabricated and distributors. Keyword : Ships Component Industry, Supplier Industry, Industral Estate, Layout 1. PENDAHULUAN Dengan dibangunnya kawasan industri maritim terintegrasi proses pembangunan kapal dapat berlangsung lebih cepat dan efisien. Hal ini dapat terjadi karena industri yang terkait dengan industri perkapalan sebagai insutri inti dapat berkerja sama dalam pembangunan kapal, dimulai dari industri penunjang atau bahan baku dan perakitan berada di satu kawasan sehingga tidak banyak waktu yang terbuang jika menunggu material dan proses perakitan dapat berlangsung dengan tepat waktu. Tidak hanya industri bahan baku dan perakitan yang direncanakan berada di kawasan industri maritim terintegrasi, namun industri pemasok sebagai industri barang jadi karena kita hanya memasang peralatan / komponen ke kapal sehingga turut serta diletakkan di kawasan. Selain industri penunjang dan pemasok penulis akan membahas beberapa industri, sarana dan prasarana serta perumahan dan sarana pendidikan yang akan dirancang berada di kawasan industri maritim terintegrasi ini demi kemajuan industri maritim di Indonesia. Dalam penelitian ini, akan dijelaskan lebih rinci mengenai indistri pemasok komponen kapal lokal maupun impor yang akan diletakan di Kabupaten Tanggamus ini. Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015
8

USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

Nov 19, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN INDUSTRI MARITIM TANGGAMUS

Eni Kusrini, 1106006474

Mahasiswa S1, Jurusan Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas teknik, Universitas Indonesia, Depok16424 , Indonesia

Email : [email protected]

ABSTRAK

Dalam industri maritim, komponen kapal termasuk indutri pemasok. Galangan kapal hanya melakukan proses pemasangan saja tanpa memproduksi komponen kapal. Dengan adanya rencana dibangunnya Kawasan Industri Maritim Tanggamus diharapkan dapat meningkatkan industri perkapalan di Indonesia. Didalam penelitian ini, penulis menganalisa penempatan tata letak industri pemasok yang akan dibangun pada Kawasan Industri Maritim. Hasil dari penelitian ini berupa penempatan industri pemasok pada Kavling berupa industri apa saja yang termasuk dalam kavling yang akan dijadikan fabrikasi maupun distributor.

Kata Kunci : Industri Komponen Kapal, Industri Pemasok, Kawasan Industri, Tata Letak.

ABSTRACT

In maritime industry, ship’s components are being produced in supplier industries. The shipyards only do the outfitting process without producing the ship components. By the plan of the development of Maritime Industrial Estate of Tanggamus, it is supposed to improve the performance of ship industries in Indonesia. In this research, writers analize the best placement layout of supplier industries that will be built in Maritime Industrial Estate. Results of this research is a supplier industries placement in the form of the industry Kavling what is included in a kavling which will be fabricated and distributors.

Keyword : Ships Component Industry, Supplier Industry, Industral Estate, Layout

1. PENDAHULUAN

Dengan dibangunnya kawasan industri maritim terintegrasi proses pembangunan kapal dapat berlangsung lebih cepat dan efisien. Hal ini dapat terjadi karena industri yang terkait dengan industri perkapalan sebagai insutri inti dapat berkerja sama dalam pembangunan kapal, dimulai dari industri penunjang atau bahan baku dan perakitan berada di satu kawasan sehingga tidak banyak waktu yang terbuang jika menunggu material dan proses perakitan dapat berlangsung dengan tepat waktu. Tidak hanya industri bahan baku dan perakitan yang direncanakan berada di kawasan industri maritim terintegrasi, namun

industri pemasok sebagai industri barang jadi karena kita hanya memasang peralatan / komponen ke kapal sehingga turut serta diletakkan di kawasan. Selain industri penunjang dan pemasok penulis akan membahas beberapa industri, sarana dan prasarana serta perumahan dan sarana pendidikan yang akan dirancang berada di kawasan industri maritim terintegrasi ini demi kemajuan industri maritim di Indonesia. Dalam penelitian ini, akan dijelaskan lebih rinci mengenai indistri pemasok komponen kapal lokal maupun impor yang akan diletakan di Kabupaten Tanggamus ini.

Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015

Page 2: USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

2. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini secara khusus adalah untuk mengusulkan penempatan industri komponen kapal disebuah Kawasan Industri Maritim Tanggamus Tahap 1 pada kapling yang telah disediakan. Kawasan industri pemasok yang akan berada di dekat dengan dengan galangan agar dapat mengembangkan potensi industri pemasok komponen kapal lokal dan impor sehingga dapat bekerja sama dalam pengembangan kawasan industri maritim di Indonesia.

. 3. METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan dalam

usulan penempatan tata letak industri pemasok komponen kapal di kawasan industri maritim Tanggamus ini menggunakan berbagai sumber dan pengumpulan data dari pemerintah setempat. Metode yang digunakan adalah metode perancangan dengan analisa pendekatan aktivitas yang dilakukan pada industri komponen kapal sehingga dapat mengetahui kebutuhan ruang yang akan digunakan dari layout yang telah ditentukan.

4. HASIL DAN ANALISIS

Pada bagian analisis ini, direncanakan Kawasan

Indsutri Maritim (KIM) di Tanggamus khususnya industri pemasok komponen kapal. Dengan adanya kawasan industri pemasok komponen kapal ini dapat mendorong industri perkapalan yang efektif dan dapat membuktikan bahwa industri maritim di Indonesia dapat berkembang dengan baik sehingga tidak kalah saing dengan negara asing.

4.1 Alokasi Penggunaan Lahan 4.1.1 Alokasi Penggunaan Lahan Komersil

Total perencanaan kawasan industri yang dijadikan kapling industri sebesar 135469 Hektar dengan ada 7 kapling dengan pembagian yang berbeda pula. Berikut ini perhitungan presentase penggunaan lahan komersil untuk kawasan industri : 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑒𝑟𝑠𝑖𝑙

= 135.469200.300

×100% = 67,63%

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan yang dikelola untuk kapling industri sebesar 63,63%. Hal ini membuktikan bahwa luas kapling komersil yang ada di kawasan general industri 1 ini memenuhi sehingga dapat disebut kawasan industri karena menurut Peraturan Menteri perindustrian Republik Indonesia No. 35 Tahun 2010 adalah 70%.

4.1.2 Alokasi Penggunaan Lahan Untuk Jalan

Total perencanaan kawasan industri yang

dijadikan sarana jalan sebesar 34.471 Hektar.

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐽𝑎𝑙𝑎𝑛 = 34.471200.300

×100% = 11,60% Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa

penggunaan lahan yang dikelola untuk kapling industri sebesar 11,60%. Hal ini membuktikan bahwa luas jalan yang direncanakan di kawasan general industri 1 ini memenuhi sehingga dapat disebut kawasan industri karena menurut Peraturan Menteri perindustrian Republik Indonesia No. 35 Tahun 2010 adalah 8% - 12%.

4.1.3 Alokasi penggunaan Ruang Terbuka Hijau

Menurut Peraturan Menteri perindustrian

Republik Indonesia No. 35 Tahun 2010 bahwa alokasi penggunaan lahan untuk ruang terbuka hijau adalah minimal 10% dari total luas. Total luas yang ada di kawasan general inudstri ini 20,03 Hektar sehingga batas minimal untuk ruang terbuka hijau adalah 2,003 Hektar.

4.1.4 Alokasi Penggunaan Fasilitas Penunjang

Menurut Peraturan Menteri perindustrian

Republik Indonesia No. 35 Tahun 2010 bahwa alokasi penggunaan lahan untuk fasilitas penunjang adalah minimal 8-12% dari total luas. Total luas yang ada di kawasan general inudstri ini 20,03 Hektar sehingga batas minimal untuk ruang terbuka hijau adalah 1,6 Hektar.

Alokasi penggunaan lahan di kawasan industri umum ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri perindustrian Republik Indonesia No. 35 Tahun 2010 kawasan industri umum ini ditunjukan oleh tabel.

Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015

Page 3: USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

Tabel 1 Pengunaan Lahan

No. Alokasi Penggunaan Lahan Lahan Yang Tepakai (m2) Presentase Kriteria

1 Komersil ( Maks. 70%) 135469 67,63% memenuhi

2 Ruang Terbuka Hijau (minimal 10%) 20030 10% memenuhi

3 Jalan dan Saluran Air (8-12%) 23235 11,60% memenuhi

4 Fasiltas Penunjang (8-12%) 21572 10,77% memenuhi Sumber : Data perhitungan penulis dari layout, 2015

4.2 Penempatan Industri Pemasok dan Industri Fabrikasi

Konsep penempatan Industri untuk bahan

baku dan komponen kapal yang ditempatkan disatu wilayah. Penempatan industri tidak terlepas dari ukuran kapling yang digunakan untuk suatu industri. Dalam usulan penempatan industri ini, luas kapling yang disediakan dapat digunakan untuk tolak ukur penempatan berdasarkan luas are

kapling industri, proses produksi maupun distributor komponen kapal. Dari analisa penulis, pembagian tipe kapling ada 3, yakni kapling kecil, kapling menengah, dan kapling besar. Kapling kecil di kawasan industri ini adalah kapling D, E dan F. Luas kapling untuk industri pemasok komponen kapal ini berkisar 11904 m2 dan 23750 m2. Kapling A, B, C, dan G merupakan kapling yang akan diperuntukan untuk industri pendukung dengan luas bekisar antara 9324 - 34860 m2.

Tabel 2 Penempatan Distributor dan Fabrikasi

Kavling Tipe Kapling Peruntukan Lahan Keterangan

A Besar Fabrikasi (Industri Pendukung)

Hanya memerlukan lahan penyimpanan

B Besar Fabrikasi (Industri Pendukung)

Untuk Industri Pendukung. Dekat dengan pintu masuk / keluar

C Besar Fabrikasi (Industri Pendukung) Dekat dengan pintu masuk / keluar

D Besar Fabrikasi

Luas area yang besar dan memerlukan lahan penyimpanan untuk komponen kapal yang besar.

E Menengah Distributor memerlukan lahan penyimpanan

F Kecil Distributor Hanya memerlukan lahan penyimpanan

G Kecil Fabrikasi (Industri Pendukung)

Untuk Industri Pendukung. Dekat dengan pintu masuk / keluar

Sumber : Data Analisa Penulis,2015

Dari tabel 2, lahan yang cocok untuk dijadikan fabrikasi / pendirian pabrik yakni pada kapling A, B, C, D, dan G. Kapling A, B, C, G memiliki tempat yang strategis di disisi utara dengan luas yang cukup untuk dapat dijadikan lahan fabrikasi dalam penyediaan industri

pendukung untuk industri perkapalan. Luas dari kapling yang diperuntukan untuk industri pendukung adalah 91914 m2 atau 9,2 Hektar. Kapling A, B, C, dan G diasumsikan untuk industri pendukung dikarenakan luas lahan yang besar sehingga memudahkan dalam industri pendukung

Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015

Page 4: USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

untuk melakukan proses produksi. Kapling E dan F hanya memerlukan kantor, tempat penyimpanan serta lahan parkir untuk pemasaran atau pengadaan komponen kapal. Sedangkan kapling D dapat diasumsikan untuk fabrikasi komponen atau peralatan kapal. Kapling D dapat dijadikan lahan pabrik dikarenakan tersedianya lahan yang cukup besar dibanding kapling E dan F untuk proses produksi, kantor, tempat penyimpanan, serta parkir untuk kendaraan industri. 4.3 Usulan Tata Letak Industri

Gambar 1 merupakan gambar tata letak

kawasan industri berdasarkan kapling yang telah disesuaikan. Dapat dilihat pada gambar 1 kapling

A, B, C, dan G memiliki pembagian yang sama dan memilliki luas yang sama. Sehingga dapat dimungkinkan untuk berdirinya pabrik dan storage untuk industri pendukung. Dan untuk peruntukan industri pemasok akan diusulkan kapling D, E, F yang berada di bagian selatan kawasan. Pengusulan peletakan industri pendukung dan industri pemasok yang bersebrangan bertujuan untuk memisahkan kelompok material maupun komponen pelengkap kapal. Sehingga dapat mempermudah pihak galangan atau pengguna industri ini. Selain itu faktor proses produksi juga mempengaruhi penempatan industri ini dikarenakan sebagian besar industri pemasok adalah impor jadi hanya akan ada pihak distributor yang berada di kawasan ini.

Gambar 1 Layout Kawasan Industri Industri

4.4 Analisa Pengelompokan Fungsi Industri Pemasok

Untuk dapat menentukan fungsi dari

kapling – kapling yang akan digunakan untuk industri pemasok sesuai kebutuhan. Pengelompokan fungsi harus dilakukan dengan pengelompokan lokasi berdasarkan pada sitem yang bekerja pada kapal. Contohnya industri instalasi sistem perpipaan sebaiknya ditempatkan berdekatan dengan industri pipa sehingga memudahkan pihak galangan dalam melakukan pembelian kebutuhan perpipaan.

Tabel 3 menunjukan bahwa setiap jenis komponen kapal berasal dari industri yang berbeda – beda. Ada yang perlu untuk didirikan pabrik pembuat produk, ada yang hanya untuk distribusi / pemasaran komponen kapal impor/lokal yang tidak membuat pabrik. Selain itu komponen kapal tertentu juga dapat mendirikan pabrik maupun

hanya menjadi distributor. Perlu atau tidak perlunya pendirian pabrik berdasarkan pada asumsi dan pengumpulan studi literatur mengenai komponen (dari Kementrian Perindustrian). Seperti industri mesin utama, mesin bantu biasaya masih menggunakan produk impor. Mesin ini biasanya dipasok dari luar negeri, namun dalam kenyantaannya industri permesinan juga ada yang diproduksi oleh Indonesia tetapi industri ini belum kuat. Dalam kondisi ini, dapat dimungkinkan pendirian pabrik di Kawasan Industri Maritim Tanggamus dikarenakan adanya industri perkapalan yang maju dan dapat mengembangkan industri komponen kapal nasional.

Berikut ini adalah tabel pengelompokan Pengelompokan keperluan pabrik atau distributor berdasarkan jenis komponen kapal di Kawasan Industri Maritim Tanggamus :

Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015

Page 5: USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

Tabel 3 Pengelompokan Keperluan Pabrik atau Distributor Berdasarkan Jenis Komponen Kapal

Pengelompokan Fungsi Pabrik Distributor Keterangan

Casting Material perlu -

Dibutuhkan karena proses casting diperlukan untuk keperluan pengecoran material lainnya. Casting Material diusulkan bersama Deck Machinery dan Equipment.

Deck Machinery perlu perlu Peralatan Navigasi dan Komunikasi - perlu sebagian industri impor dan lokal

Peralatan Pemadam - perlu sebagian industri impor dan lokal

Perlengkapan Lambung perlu perlu sebagian industri impor dan lokal

Peralatan Bongkar Muat perlu -

Crane butuh pabrik karena keperluan bongkar muat terjadi disemua kawasan, tidak hanya terfokus peralatan bongkar kapal.

Sistem Tambat perlu perlu sebagian industri impor dan lokal

Perlengkapan Akomodasi - perlu sebagian industri impor dan lokal

Perlengkapan Sistem Perpipaan perlu perlu sebagian material didukung oleh pabrik casting material

Instalasi Listrik perlu perlu Mesin Utama, Mesin Bantu, Propulsion Engine perlu perlu sebagian besar industri impor

Peralatan Keselamatan - perlu sebagian industri impor dan lokal Sumber : Analisa penulis, 2015

4.5 Analisa Aktivitas Pada Industri Pemasok

Pada industri komponen kapal yang akan

ditempatkan di industri umum 1 KIM Tanggamus memiliki beragam aktivitas yang akan dilakukan. Aktivitas ini ditinjau dari segi ada atau tidaknya pendirian pabrik yang telah di jelaskan pada sub bab 4.2. Aktivitas pabrik ini berupa kegiatan apa saja yang akan dilakukan di industri.

Pada pabrik aktivitas yang dilakukan berbeda dengan distributor / agen. Adanya proses fabrikasi yang menjadikan kegiatan yang beragam kerena pabrik membuat suatu produk komponen kapal maupun bahan baku kapal. Sehingga dalam pengaplikasian penempatan lahan juga berbeda. Pendirian pabrik harusya diberikan lahan yang luas dan akses jalan yang dekat.

4.6 Usulan Penempatan Industri Pemasok

Kapling A, B, C, dan G diusulkan untuk

industri pendukung, dan untuk industri pemasok akan diusulkan menggunakan kapling D, E dan F.

Kapling D diusulkan akan menempatkan kapling untuk keperluan industri fabrikasi dari komponen kapal dikarenakan lahan yang lebih besar dibanding kapling E dan F. Sedangkan kapling yang cocok untuk dijadikan storage untuk diindustri pemasok ini adalah kapling E, dan F karena lebih dari 70% komponnen kapal adalah impor maka dibutuhkan distributor. Dalam hal ini, penulis menyediakan lahan untuk industri komponen kapal impor untuk memudahkan pembeli dalam pengadaan material sehingga waktu tunggu dapat lebih cepat dan efesien terhadap industri perkapalan setempat.

Pada gambar 2 Kapling D akan diusulkan menjadi lahan fabrikasi dengan dengan tipe kapling besar sehingga memungkinkan pendirian pabrik di kapling D. Industri yang akan diusulkan adalah peralatan kelistrikan, peralatan sistem tambat, mesin penggerak, pengecoran, perlengkapan sistem perpipaan, peralatan bongkar muat, dan lain – lain. Pengusulan kapling D ini dimaksudkan untuk fabrikasi komponen kapal baik skala nasional (lokal) maupun impor (jika ingin). Di kawasan industri maritim ini tidak menutup kesempatan akan adanya industri lokal yang ingin mendirikan suatu perusahaan. Hal ini juga bertujuan agar dapat mengembangkan industri pemasok nasional agar

Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015

Page 6: USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

tidak terjepit komponen kapal impor yang masih mengusai pasar industri perkapalan.

Gambar 2 Layout Industri Pemasok Sumber : Olahan Penulis, 2015

Usulan dalam penempatan kapling D ini

juga beralasan karena dari segi produk yang mirip seperti proses fabrikasi yang hampir sama dan ukuran produk yang tidak jauh berbeda. Komponen kapal yang dikelompokan juga berasal dari sistem kerja yang sama di kapal sehingga memudahkan dalam pencarian produk. Selain itu, penempatan industri untuk fabrikasi ini juga dilatar belakangi oleh luas area yang cukup besar dan memanjang. Hal ini bertujuan agar perusahaan tidak kekurangan lahan untuk proses fabrikasi maupun gudang (storage).

Pada kapling E akan diusulkan menjadi lahan untuk distributor dengan dengan tipe menengah sehingga memungkinkan berdirinya kantor pemesanan dan .pergudangan untuk komponen kapal. Industri yang akan diusulkan adalah industri peralatan bongkar muat, pompa, perlengkapan sistem perpipaan, peralatan kelistrikan, peralatan sistem tambat, peralatan sistem ventilasi, peralatan sistem refrigerasi dan lain – lain. Kapling E ini diusulkan untuk distributor lokal maupun impor yang akan menempatkan kapling ini. Kapling E diusulkan karena kelompok/jenis sistem yang berbeda – beda, tetapi alasan ditempatkannya seperti kapling D, yakni area yang lebih luas dibanding kapling F dan pengelmpokannya berdasarkan produk dengan ukuran yang tidak jauh berbeda. Industri yang ditempatkan di kapling E ini, hampir sama dengan D, tetapi kapling ini diperuntukan khususnya untuk industri yang tidak ingin mendirikan pabrik dan hanya ingin sebagai kantor pemesanan. Yang berbeda dari kapling E ini, adalah tidak adanya proses produksi sehingga hanya ada tempat

penyimpanan sebelum material dikirim ke galangan – galangan untuk proses produksi kapal.

Pada Kapling F akan diusulkan menjadi lahan untuk distributor dengan dengan tipe kapling besar sehingga memungkinkan dibangunnya kantor pemesanan dan .pergudangan untuk komponen kapal. Industri yang akan diusulkan adalah perlengkapan akomodasi, perlengkapan keselamatan, perlengkapan pengendali kebarakan / pemadam, perlengkapan navigasi dan komunikasi. Pengusulan industri di kapling F ini juga beralasan karena memeliki jenis/ dari kelompok yang sama serta perlengkapan yang memiliki ukuran yang hampir sama. Selain itu, alasan penempatan pada kapling F ini bertujuan untuk menggabungkan industri yang hanya menjadi distributor baik dari industri komponen lokal maupun industri impor.

4.7 Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja di Kawasan Industri Pemasok

Dalam perencanaan suatu kawasan industri

pasti ada beberapa perhitungan mengenai seberapa maju kawasan industri, dan berapa tenaga kerja yang akan diserap guna mendatangkan lapangan pekerjaan. Menurut Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/PRT/M/2007 bahwa standar kebutuhan tenaga kerja adalah 90-110 tenaga kerja/Ha. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di kawasan industri pemasok yang luasnya 5,4 Hektar, estimasi jumlah tenaga kerja yang akan dibutuhkan sekitar 486 - 594 tenaga kerja.

Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015

Page 7: USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

4.8 Manfaat dari Industri yang Ditempatkan Berdekatan

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari pendekatan industri komponen kapal:

Ø Memungkinkan suatu kolaborasi di industri perkapalan antara galangan dan industri komponen kapal.

Ø Bekerjasama dalam bisinis untuk memperkuat mempertahannkan industrinya.

Ø Membantu mengurangi kekhawatiran persaingan antar-industri dengan membangun sinergi antar pelaku bisnis dalam kawasan industri maritim.

Ø Memberikan kerangka kerja yang lebih terarah dengan penyediaan sistem dalam kerjasama antara industri komponen dan galangan.

Ø Untuk komponen tertentu dapat memperluas jaringan sehingga tidak terbatas hanya untuk kapal , namun untuk keperluan industri lain.

4.9 Pengembangan Kawasan Industri Pemasok

4.9.1 Pendekatan Membangun Daya Saing Kawasan Industri Pemasok KIM Tanggamus

Dalam rencana pembangunan dan pengembangan kawasan industri maritim di Tanggamus ini dilakukan dalam tiga tahap. Untuk tahap awal, pengusulan industri pendukung dan pemasok kapal menjadi pilihan utama dikarena kan untuk mendukung galangan kapal nasional. Dengan adanya pasar (galangan kapal) dapat dimungkinan tumbuhnya industri – inudustri yang akan menempatkan indutsrinya di KIM Tanggamus sebagai industri fabrikasi maupun sebagai distributor.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus ditingkatkan untuk pengembangan suatu kawasan industri pemasok di KIM Tanggamus : 1. Meningkatkan Produksi Pasar (Galangan

Nasional) 2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan

adanya sekolah atau sarana pendidikan untuk

mencerdaskan masyarakat sehingga dapat menjadi tenaga kerja di KIM Tanggamus

3. Meningkatkan Infrastruktur, sarana dan prasarana

4. Meningkatkan Sumber Daya Modal (Menarik Investor untuk membangun industrinya di Kawasan Industri Maritim Tanggamus).

4.9.2 Prospek Pengembangan Kawasan Industri Pemasok KIM Tanggamus

Dengan meningkatnya kawasan industri pemasok yang ada sebelumnya dapat menarik industri yang lain untuk tumbuh disuatu kawasan. Sehingga Jika tidak ada penambahan kawasan industri baru atau perluasan dari kawasan industri yang sudah ada, maka diperkirakan stok lahan kawasan industri yang ada akan habis seiring dengan meningkatnya investasi pada galangan nasional dan kawasan industri pemasok dan pendukung. Dengan demikian, Pemerintah dan Kementrian Perindustrian harus melakukan intervensi dengan cara menambah pasokan lahan kawasan industri melalui program fasilitas pembangunan kawasan industri. Bentuk intervensi pemerintah dengan cara melakukan pembangunan kawasan industri KIM Tanggamus pada tahap berikutnya.

4.9.3 Strategi Pengembangan Kawasan Industri Pemasok KIM Tanggamus

Pada gambar 4, dapat dilihat skema untuk pengembangan industri pemasok lokal dan impor. Dalam skema dapat digambarkan, untuk industri pemasok lokal dapat mendirikan pabrik dan distributor, sedangkan industri pemasok impor hanya untuk distributor. Seiring dengan berkembangnya KIM Tanggamus ini, masing – masing industri pasti akan memikirkan memperluas jaringan atau bahkan mendirikan lahan fabrikasi. Dengan melihat prospek kawasan industri ini, penulis mengusulkan industri pemasok lokal dan impor ini dapat memperluas dengan cara pengembangan lahan serta fasilitas maupun pengusulan pendirian industri pada tahap selanjutnya di KIM Tanggamus.

Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015

Page 8: USULAN PENEMPATAN INDUSTRI PEMASOK DI KAWASAN …

Gambar 4 Diagram Usulan Pengembangan Industri Pemasok

Sumber : Penulis, 2015

5. KESIMPULAN

Usulan industri yang ditempatkan pada kawasan general KIM Tanggamus tahap 1: 1. Kapling D akan diperuntukan industri untuk

fabrikasi industri peralatan kelistrikan, peralatan sistem tambat, mesin penggerak, pengecoran, perlengkapan sistem perpipaan, peralatan bongkar muat, dan lain – lain. Pengusulan kapling D dapat digunakan untuk fabrikasi komponen kapal baik skala nasional (lokal) maupun impor.

2. Pada kapling E akan diusulkan menjadi lahan untuk distributor dengan dengan tipe menengah sehingga memungkinkan berdirinya kantor pemesanan dan .pergudangan untuk komponen kapal. Industri yang akan diusulkan adalah industri peralatan bongkar muat, pompa, perlengkapan sistem perpipaan, peralatan kelistrikan, peralatan sistem tambat, peralatan sistem ventilasi, peralatan sistem refrigerasi dan lain – lain. Kapling E ini diusulkan untuk distributor lokal maupun .

3. Pada Kapling F akan diusulkan menjadi lahan untuk distributor dengan dengan tipe kapling

besar sehingga memungkinkan dibangunnya kantor pemesanan dan .pergudangan untuk komponen kapal. Industri yang akan diusulkan adalah perlengkapan akomodasi, perlengkapan keselamatan, perlengkapan pengendali kebarakan / pemadam, perlengkapan navigasi dan komunikasi. Kapling F ini bertujuan untuk menggabungkan industri yang hanya menjadi distributor baik dari industri komponen lokal maupun industri impor.

Dengan adanya penataan industri pemasok pada Kawasan Industri Maritim Tanggamus, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi industri perkapalan setempat. Sehingga dapat menumbuhkembangkan industri perkapalan serta mempercepat produksi kapal dikarenakan dapat jarak yang dekat dan berada pada satu wilayah. Selain itu, dapat dimungkinkan terjadinya kolaborasi dan sinergi antara galangan kapal dan indsutri pemasok. Dari usulan peneliti ini, keputusan penempatan kembali kepada pelaku industri pemasok dan industri fabrikasi yang akan dibangun.

DAFTAR PUSTAKA Adhikara, Teddi Maharsa. 2014. Studi Kelayakan

Perencanaan Galangan Pada Kawasan Industri Maritim Tanggamus Lampung.Skripsi, Jakarta : FTUI.

Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya Peraturan Menteri Umum No. 41/PRT/M/2007 Handbook.

Kementrian Perindustrian. (2014) Fasilitas Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri Berupa Kawasan Industri Koridor Sumatera Kabupaten Tanggamus: Jakarta.

Mulyadi, Dedi. (2013). Peningkatan Daya Saing Industri Daerah Melalui Pengembangan Pusat – Pusat Pertumbuhan Industri. Rapat Kerja Kementrian Perindustrian : Jakarta.

Peraturan Pemerintah Peraturan Menteri perindustrian Republik Indonesia No. 35 Tahun 2010 tentang Standar Teknis Kawasan Industri. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.

Usulan penempatan..., Eni Kusrini, FT UI, 2015