PROPOSAL PENELITIAN Nama/NRP : Neina Febrianti/ E34070008; Rakhmi Walidaini/ E34070012; Nini Sriani/ E34070014 Jurusan : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas : Kehutanan Universitas : Institut Pertanian Bogor Judul Penelitian : Kajian Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan (Studi Kasus di Sub DAS Cisadane Hulu, Sub DAS Cikapundung, dan Kabupaten Lombok Barat) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Haryanto R. Putro, MS 2. Dr. Ir. Endes N. Dahlan, MS 3. Ir. Agus Priyono, MS I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim mulai terasa dampaknya saat ini s ecara global di seluruh belahan dunia, tanpa terkecuali di Indonesia. Menurut Boer dan Faqih (2004) dalam The World Bank Group (2011), di Indonesia telah mengalami kenaikan temperatur rata-rata sebesar 0,3° C sejak tahun 1990. Sedangkan menurut Susandi (2006) dalam WWF (2007), Indonesia diproyeksikan akan mengalami kenaikan temperatur mencapai 3,5° pada tahun 2100, sementara temperatur global bumi akan mencapai maksimum 6,2° pada tahun tersebut. Hal tersebut tentunya memiliki pengaruh terdahadap beberapa aspek yang menyangkut kehidupan manusia. Salah satu aspek penting yang ikut terpengaruh adalah aspekketersediaan air. Menurut Hulme dan Sheard (1999) dalam The World Bank Group (2011), secara keseluruhan, curah hujan di Indonesia menurun sebesar 2-3% sejaktahun 1990, selain itu pola presipitasi telah berubah sepanjang musim hujan dan kemarau, yaitu terjadi penurunan rata-rata curah hujan tahunan di bagian selatan Indonesia termasuk peningkatan curah hujan di musim hujan, sementara rata-rata peningkatan presipitasi di bagian utara bertambah dengan penurunan curah hujan di musim kemarau. Perubahan pola curah hujan mempengaruhi ketersediaan air
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
adalah DAS Cisadane hulu (Jawa Barat), Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum
(Jawa Barat), dan Sub DAS Jangkok Kabupaten Lombok Barat (NTB). Sebagai
konsep yang baru, tentunya terdapat kendala yang dijumpai dalam
pelaksanaannya. Untuk itu, diperlukan pembelajaran dari mekanisme-mekanisme
yang sedang berjalan tersebut sehingga dapat dibentuk kebijakan lebih lanjut
mengenai mekanisme ini dan evaluasi apakah keluaran yang ingin direncakan
sudah tercapai dilihat dari kinerja berdasarkan realita dan manfaat kedua belah
pihak sehingga dapat dihasilkan rekomendasi untuk pelaksanaan mekanisme yang
lebih baik lagi dan dapat direplikasi di lokasi lain.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme pembayaran jasa lingkungan
yang sedang berjalan di DAS Cisadane hulu (Jawa Barat), Sub DAS Cikapundung,DAS Citarum (Jawa Barat), dan Sub DAS Jangkok Kabupaten Lombok Barat (NTB).
2. Mengetahui mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang sedang berjalan di DAS
Cisadane hulu (Jawa Barat), Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum (Jawa Barat), dan
Sub DAS Jangkok Kabupaten Lombok Barat (NTB).
3. Mengevaluasi mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang sedang berjalan di DAS
Cisadane hulu (Jawa Barat), Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum (Jawa Barat), dan
Sub DAS Jangkok Kabupaten Lombok Barat (NTB).
II. KONDISI UMUM
2.1 Sub DAS Cisadane Hulu
2.1.1 Letak dan Luas
Sub DAS Cisadane Hulu merupakan bagian dari DAS Cisadane yang
terdiri dari beberapa sub DAS yaitu, sub DAS Cisadane Hulu, Ciapus, Ciampea,
Cihideung, Cianten, Cikaniki, Cisadane Tengah, dan Cisadane Hilir. Secara
geografis, Sub DAS Cisadane Hulu terletak antara 106o49¶48´-106o55¶48´ BT
Tataguna lahan di Sub DAS Cikapundung meliputi : perkebunan
(53,8%), pemukiman (25,3%), hutan (3,71%), sawah(6,62%), semak belukar
(5,3%), dan lahan kosong (5,64%) (USAID 2007).
2.2.3 Penyedia Jasa Lingkungan
Masyarakat Desa Sunten Jaya yang tergabung dalam Kelompok Tani
Syurga Air merupakan masyarakat yang bersedia berperan sebagai penyedia jasa
lingkungan. Desa Sunten Jaya terletak di Kecamatan Lembang pada ketinggian
1200 m dpl yang memiliki mata-mata air yang potensial sebagai sumber air di
daerah-daerah sekelilingnya, termasuk menjadi suplai air untuk Sungai
Cikapundung (daerah tangkapan air Sub DAS Cikapundung) yang bermuara ke
Sungai Citarum di daerah Dayeuh Kolot. Luas Desa Sunten Jaya 4.556,56 km2
dengan total populasi 7.032 jiwa. Rata-rata penduduk desa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, pedagang, pegawai negeri, dan jasa ojek.
Sebagian besar lahan desa digunakan sebagai lahan pertanian termasuk bercocok
tanam di daerah-daerah lereng bukit dengan kemiringan yang cukup tajam. Hal
tersebut berdampak pada meningkatnya lahan kritis setiap tahun yang hingga saat
ini mencapai sekitar 160 ha (Yayasan Peduli Citarum 2011). Sementara untuk
kegiatan peternakan sapi perah, sekitar 3000 ekor sapi dimiliki 35% penduduk
desa yang bekerja sebagai peternak dengan produksi per hari rata-rata 10-15 liter
susu dari tiap ekor sapi. Namun, peternak tersebut memiliki kebiasaan untuk
membuang kotoran ternak langsung ke aliran sungai karena aliran sungai tersebut
tidak digunakan warga sebagai sumber air bersih (USAID 2007).
2.2.4 Pemanfaat Jasa LingkunganPT Aetra Air Jakarta merupakan industri pengelola air baku air minum
bagi area industri, area bisnis maupun pemukiman penduduk di wilayah
operasional Aetra, meliputi Jakarta Timur, sebagian Jakarta Pusat dan Jakarta
Utara Aetra mendapat konsesi untuk melakukan usaha selama 25 tahun
para pihak tersebut dalam mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang
dilakukan. Selain itu, observasi lapang dan wawancara juga akan dilakukan untuk mengetahui perkembangan mekanisme pembayaran yang dilakukan. Observasi
lapang juga akan digunakan untuk melihat perubahan yang terjadi setelah adanya
mekanisme pembayaran jasa lingkungan di kawasan tersebut.
Metode wawancara dilakukan dengan cara semi terstruktur dimana
responden dipilih secara pur posive sampl ing dengan mempertimbangkan
keterlibatannya dalam mekanisme terkait dan merupakan tokoh kunci (k e y person)
dari setiap pihak yang terlibat ( st ak ehold er ). Wawancara semi terstruktur
merupakan wawancara lintas st ak ehold er untuk memeriksa atau menambahkan
kelompok data yang difokuskan (Reed et al . 2009).
Wawancara juga dilakukan kepada 30 orang anggota kelompok tani yang
berada di masing-masing lokasi penelitian. Responden tersebut merupakan orangyang terlibat dalam mekansime pembayaran jasa lingkungan. Anggota kelompok
tani yang diwawancarai dipilih secara pur posive dengan mempertimbangkan
informasi dari ketua kelompok tani. Jenis dan metode pengunpulan data
selengkapnya tersaji pada Tabel 6.
Tabel 6 Jenis, sumber, dan metode pengumpulan data.
D. S t ak ehold er pada kuadran ini memiliki pengaruh dan kepentingan yang rendah
terhadap mekanisme. S t ak ehold er tersebut mungkin memerlukan monitoringdan evaluasi namun dengan prioritas yang rendah. S t ak ehold er pada kuadran
ini bukanlah subyek dari mekanisme yang berlangsung.
4.5.2 Analisis Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan
Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan data dari dokumen perjanjian
mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang ada. Analisis deskriptif dilakukan
dengan tiga jalur analisis data (Miles dan Huberman 1992 dalam Agusta 2003),
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data untuk
menyederhanakan data, meringkas, dan menggolongkannya. Penyajian data dapat
berupa skema atau bagan alir mekanisme atau teks naratif. Penarikan kesimpulan
dengan cara peninjauan ulang data untuk menarik kesimpulan.
4.5.3 Analisis untuk Mengevaluasi Mekanisme yang BerjalanEvaluasi terhadap mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang berjalan
mengacu pada dokumen perencanaan yang ada. Evaluasi dilakukan dengan
metode triangulasi. Triangulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang
mensintesa data dari berbagai sumber (Bachri 2010). Dalam hal ini metode
triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber yaitu dengan mengecek
kesesuaian antara data yang ada di dokumen perencanaan, pengamatan lapang
serta wawancara. Selanjutnya, hasil dari ketiga hal tersebut kemudain dianalisis