Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Peningkatan derajat kesehatan merupakan bagian dari tujuan pembangunan kesehatan seperti tertera dalam GBHN, yaitu meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya pencegahan dan peningkatan upaya pemerataan pelayanan kesehatan agar terjangkau oleh masyarakat sampai ke pelosok pedesaan. Oleh sebab itu, upaya pengobatan-pengobatan tradisional dan non medis merupakan suatu alternatif yang tepat sebagai pendamping pengobatan medis (Zulkifli,2004). Di Indonesia tujuan tersebut menemui beberapa kendala, akibat terpuruknya ekonomi dunia yang menyeret Indonesia ke dalam keadaan krisis moneter pada tahun 1997. Dampak dari krisis moneter tersebut mengakibatkan pengobatan dengan dokter dan obat 1
126

Usul Skripsi Zili Baru

Aug 02, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Usul Skripsi Zili Baru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peningkatan derajat kesehatan merupakan bagian dari tujuan pembangunan

kesehatan seperti tertera dalam GBHN, yaitu meningkatkan kemampuan untuk hidup

sehat dan mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya

pencegahan dan peningkatan upaya pemerataan pelayanan kesehatan agar terjangkau

oleh masyarakat sampai ke pelosok pedesaan. Oleh sebab itu, upaya pengobatan-

pengobatan tradisional dan non medis merupakan suatu alternatif yang tepat sebagai

pendamping pengobatan medis (Zulkifli,2004). Di Indonesia tujuan tersebut menemui

beberapa kendala, akibat terpuruknya ekonomi dunia yang menyeret Indonesia ke

dalam keadaan krisis moneter pada tahun 1997. Dampak dari krisis moneter tersebut

mengakibatkan pengobatan dengan dokter dan obat medis menjadi sangat mahal,

sehingga mendorong masyarakat untuk beralih dari pengobatan medis ke pengobatan

alternatif. Meskipun demikian upaya pencarian pengobatan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu demografi, struktur sosial, kepercayaan, sumber daya yang ada,

pengetahuan, sikap, nilai dan faktor persepsi individu terhadap pelayanan kesehatan

(Mulyadi, 2005).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Yayasan Pemberdayaan Konsumen

Kesehatan Indonesia (YPKKI) tercatat bahwa selama rentang waktu dari tahun 1998

sampai tahun 2008 terdapat 618 kasus malpraktek yang dilaporkan di Indonesia dan

1

Page 2: Usul Skripsi Zili Baru

masih banyak kasus malpraktek sekitar 90% yang tidak terlaporkan. Dengan

menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pengobatan oleh

profesi dokter mengakibatkan masyarakat mengalihkan perhatiannya dalam upaya

pencarian pengobatan yang beralih ke pengobatan alternatif (Keumala, 2008).

Saat ini penggunaan pengobatan alternatif semakin populer. Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) menyebutkan, tahun 2008 persentase populasi di

Indonesia yang menggunakan pengobatan alternatif menunjukan sebesar 38.30%

memilih menggunakan obat tradisional. Fenomena ini menjadi sangat menarik dalam

kondisi ilmu pengetahuan di bidang medis yang semakin berkembang, Kepercayaan

masyarakat terhadap pengobatan alternatif semakin tinggi sehingga masyarakat

cenderung memilih pengobatan alternatif sebagai salah satu metode pengobatan. Hal

tersebut dikarenakan pemahaman masyarakat terhadap hal-hal yang dipercayai secara

turun-temurun merupakan bagian dari kearifan lokal yang sulit untuk dilepaskan.

Berdasarkan survei langsung yang dilakukan peneliti di Purwokerto terdapat 85 klinik

pengobatan alternatif yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 40% di

antaranya merupakan klinik pengobatan alternatif yang menyediakan pengobatan

herbal dan 60% di antaranya adalah pengobatan alternatif lainnya seperti pijat,

akupuntur, bekam, dan supranatural.

Klinik Pengobatan CERAGEM adalah salah satu klinik pengobatan alternatif

di Purwokerto yang menyediakan pelayanan berupa perpaduan dari pijat, kop, sinar

infra merah, dan chiropractic yang memadukan ilmu kesehatan dari Timur dan Barat.

2

Page 3: Usul Skripsi Zili Baru

Jumlah pasien yang memanfaatkan Klinik Pengobatan ”CERAGEM” Purwokerto,

sebagaimana tertera dalam tabel berikut di bawah ini :

Tabel 1 : Jumlah Pasien Klinik Pengobatan “CERAGEM’ Purwokerto Tahun 2010

No Bulan Jumlah hari

praktek

Jumlah Kelompok

per hari

Jumlah Tempat tidur

Jumlah Pasien

1 Januari 30 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 17.100 orang

2 Pebruari 26 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 14.820 orang

3 Maret 30 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 17.100 oramg

4 April 29 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 16.530 orang

5 Mei 29 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 16.530 orang

6 Juni 30 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 17.100 oramg

7 Juli 30 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 17.100 oramg8 Agustus 30 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 17.100 oramg

9 September 28 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 15.960 orang

10 Oktober 31 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 17.670 orang

11 Nopember 29 hari 15 kelompok 38 tempat tidur 16.530 orang

12 Desember 30 hari 15 kelompok 30 tempat tidur 13.500 orang

Jumlah 352 hari 197.040 orang

Sumber : Data Klinik Pengobatan “CERAGEM” Purwokerto

Dari tabel 1 di atas, diperoleh informasi bahwa untuk tahun 2010 tercatat

197.040 orang atau setiap hari terdapat 570 orang yang berasal dari Purwokerto dan

sekitarnya datang berbondong-bondong untuk melakukan terapi penyembuhan

penyakit yang diderita masing-masing secara gratis di Ceragem center Purwokerto di

Jalan Kol. Sugiri nomor 41 A.

Mekanisme pengobatan yang dikembangkan oleh Klinik Pengobatan

”CERAGEM” Purwokerto adalah bahwa pelayanan pengobatan dilakukan secara

3

Page 4: Usul Skripsi Zili Baru

gratis dan setiap hari pengobatan dimulai pukul 07.30 - 16.00 WIB Setiap hari

dibatasi 15 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 38 orang yang disesuaikan

dengan kapasitas tempat tidur yang tersedia yaitu 38 tempat tidur, kecuali dalam

bulan Desember 2010 pasien dibatasi untuk setiap kelompok terdiri dari 30 orang.

Mengingat mulai bulan Desember 2010 tersebut terdapat pengurangan tempat tidur

dari 38 menjadi 30 tempat tidur saja. Konsekuensi pengurangan tempat tidur tersebut,

berakibat pelayanan pengobatan juga berkurang dari 570 orang per hari menjadi 450

orang per hari, dengan rasio 1 kelompok 30 orang.

Pelayanan pengobatan untuk setiap kelompok memerlukan waktu sekitar 30

menit. Setiap pasien tidak dibatasi berapa kali dia harus datang berobat, bisa berobat

setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan sesuai dengan kebutuhan masing-masing

pasien. Bahkan saat peneliti melakukan pra survei ke Klinik Pengobatan

”CERAGEM” Purwokerto ada pasien yang masih melakukan pengobatan sejak klinik

pengobatan ini dibuka. Adapun keluhan pasien yang datang berobat beraneka ragam

di antaranya adalah tekanan darah tinggi, kepala pusing, kencing manis, sesak

napas, pegal-pegal, lumpuh, tumor, sakit lambung, dan nyeri lambung.

Sejak Klinik Center Ceragem di Jln. Jalan Kol. Sugiri Nomor 41 A

Purwokerto ditutup bulan September 2011, telah pula bermunculan rumah-rumah

CERAGEM yang tersebar di kota Purwokerto, di antaranya rumah CERAGEM di

Jln Pramuka No. 155 yang juga menjadi lokasi penelitian untuk mengambil pasien

sebagai informan dalam penelitian ini. Tetapi keberadaan rumah-rumah CERAGEM

ini hanya menyediakan empat atau enam tempat tidur dengan memungut biaya dari

4

Page 5: Usul Skripsi Zili Baru

pasien sebagai pengganti biaya operasional yang relatif murah dan terjangkau oleh

masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengobatan alternatif masih

digunakan oleh sebagian besar masyarakat bukan hanya karena kekurangan fasilitas

pelayanan kesehatan berupa pengobatan modern yang terjangkau oleh masyarakat,

tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial budaya dari masyarakat tersebut.

B. Masalah Penelitian

Bertitik tolak dari latar belakang di atas pengobatan CERAGEM merupakan

pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat terutama dalam bidang

pengobatan. Pertanyaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimanakah persepsi masyarakat tentang pengobatan “CERAGEM” di

Purwokerto?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat

tentang pengobatan alternatif CERAGEM sebagai salah satu metode untuk

pengobatan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

a. Mendeskripsikan mekanisme pemanfaatan pengobatan alternatif CERAGEM

b. Medeskripsikan persepsi masyarakat tentang pengobatan alternatif CERAGEM

5

Page 6: Usul Skripsi Zili Baru

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan rujukan teoritis mengenai persepsi masyarakat

tentang pengobatan alternatif sebagai metode untuk pengobatan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi instansi pemerintah Kabupaten Banyumas

Memberikan masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang terkait

dengan pengobatan alternatif sebagai salah satu metode untuk pengobatan.

b. Bagi Jurusan Kedokteran Umum

Menambah informasi pustaka bagi Jurusan Kedokteran Umum mengenai

persepsi masyarakat tentang pengobatan alternatif dan menambah informasi

tentang pola pemanfaatan pengobatan alternatif dibidang ilmu perilaku.

c. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang alternatif pengobatan yang dapat dipakai untuk

pengobatan.

d. Bagi Peneliti

Memberikan wawasan, pengetahuan, kemampuan dan memahami mengenai

persepsi masyarakat tentang pengobatan alternatif serta untuk menambah

kemampuan dan pengalaman peneliti dalam menulis karya ilmiah.

6

Page 7: Usul Skripsi Zili Baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengobatan Alternatif

Pengobatan alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang

menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan

kedokteran modern (pelayanan kedokteran standar) dan dipergunakan sebagai

alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut ( Mangoenprasodjo,

2005).

Pengobatan alternatif yang ada di Indonesia dikenal dengan metode

pengobatan tradisional, yang berbeda dan khas untuk satu daerah dengan daerah lain

demikian juga dengan jenis ramuanya sesuai dari asal daerah masing-masing

(Herlina, 2001). WHO mendefinisikan pengobatan tradisional adalah ilmu dan seni

pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek baik

yang dapat diterangkan secara ilmiah atau tidak, dalam melakukan diagnosis,

prevensi dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental ataupun sosial.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1076/MENKES/SK/VII/2003 pada

pasal 1 menyebutkan bahwa : ”pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau

perawatan dengan cara, obat, dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman,

keterampilan turun temurun, dan atau pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai

dengan norma yang berlaku dalam masyarakat”.

Beberapa klasifikasi pengobatan tradisional menurut Keputusan Menkes

Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 pada pasal 3 tersebut, di antaranya :

7

Page 8: Usul Skripsi Zili Baru

1. Pengobat Tradisional Keterampilan

Terdiri dari pengobatan tradisional pijat urut, patah tulang, sunat, dukun, bayi,

refleksi, akupresuris, akupunturis, chiropractor dan pengobatan tradisional

lainnya yang metodenya sejenis.

2. Pengobat Tradisional Ramuan

Terdiri dari pengobat tradisonal ramuan Indonesia (jamu), Gurah, Tabib,

Shinse, Homeopathy, dan pengobatan tradisional lainnya yang metodenya

sejenis.

3. Pengobat Tradisional Pendekatan Agama

Terdiri dari pengobat tradisional dengan pendekatan agama Islam, Kristen,

Katolik, Hindu, dan Budha.

4. Pengobat Tradisional Supranatural

Terdiri dari pengobat tradisional tenaga dalam, paranormal, reiky, master,

dukun kebatinan dan pengobatan tradisional lainya yang metodenya sejenis.

Klasifikasi pengobatan tradisional di atas, dan kemudian dihubungkan dengan

pengobatan alternatif ”CERAGEM” yang mempergunakan terapi fisik dengan

mengandalkan peralatan, maka pengobatan ”CERAGEM” termasuk dalam

Pengobatan Tradisional Keterampilan.

Terdapat banyak pengobatan alternatif di Indonesia dengan bentuk metode

dan pelaksanaan yang beragam. Beberapa metode tersebut antara lain : pengobatan

herbal (dengan tumbuh-tumbuhan), pemijatan, pemberian megavitamin, ramuan

8

Page 9: Usul Skripsi Zili Baru

tradisional, energi penyembuhan, Homeopathy, hingga supranatural

(Mangoenprasodjo, 2005).

Pengobatan alternatif di Indonesia sering dijadikan pelengkap suatu

pengobatan. Artinya, pasien tetap melakukan pengobatan medis tetapi juga berusaha

melakukan pengobatan alterbatif. Selain itu tidak jarang pengobatan alternatif

menjadi pilihan utama suatu penyakit (Mangoenprasodjo, 2005).

Sedangkan pengobatan alternatif pada dasarnya dibedakan dalam 5 (lima)

katagori, yaitu :

1. Pengobatan Alternatif Menurut Agen Pengobatan

Pengobatan alternatif di dalam ensiklopedia dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Terapi energi

Akupresur, akupuntur, shiatsu, do-in, shaolin, qigong, t’ai chi ch’uan, yoga,

meditasi, terapi polaritas, refleksiologi, metamorphic technique, reiki, metode

bowen, ayurveda, dan terapi tumpangan tangan.

2. Terapi fisik

Termasuk dalam terapi fisik yaitu di anatarnya masase, aromaterapi,

osteopati, chiropractic, kinesiology, rolfing, hellework, feldenkrais method,

teknik alexander, trager work, zero balancing, teknik relaksasi, hidroterapi,

floatation terapi, dan metode bates.

3. Terapi pikiran dan spiritual

Psikoterapi, psikoanalisis, terapi kognitif, terapi humanistik, terapi keluarga,

terapi kelompok, terapi aitogenik, biofeedback, visualisasi, hipnoterapi,

9

Page 10: Usul Skripsi Zili Baru

dreamwork, dance moment therapy, terapi musik, terapi suara, terapi seni,

terapi cahaya, biorhythms, dan terapi warna.

2. Pengobatan alternatif dari sistem pengorganisasian.

Sebagaimana yang disampaikan Yuda Turana (2005), pengelompokan jenis

layanan pengobatan tradisional di Inggris menggunakan standar pengorganisasian

yang dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu :

a) Kelompok yang paling terorganisasi dan teratur seperti akupuntur,

chiropractic, pengobatan dengan herbal,dll. Pengelompokan ini mempunyai

dasar penelitian.

b) Kelompok pengobatan alternatif yang membutuhkan penelitian lebih lanjut

namun sudah digunakan sebagai pelengkap dalam sistem pelayanan kesehatan

seperti hipnoterapi dan aromaterapi.

c) Kelompok pengobatan alternatif yang belum mempunyai data sama sekali

seperti terapi dengan kristal dan pendulum.

Sedang pada tahun 1998 Badan Konggres Amerika Serikat mendirikan The

National Centre For Complementary Alternatif Medicine (NCCAM) di National

Institut of Health untuk pengembangan penelitian mengenai pengobatan pelengkap

dan alternatif (complementary and alternative medicine) dengan misi yaitu

memberikan informasi yang dapat dipercaya kepada masyarakat mengenai keamanan

dan khasiat CAM. NCCAM mengelompokkan metode pengobatan alternatif menjadi

lima kategori yaitu :

10

Page 11: Usul Skripsi Zili Baru

a. Alternative medical system

Sistem ini berkembang sebelum ditemukannya metode pengobatan

konvensional misalnya pengobatan ala pengobatan oriental seperti Ayurveda

dan naturopaty.

b. Intervensi pikiran tubuh ( mind-body intervention)

Contohnya yaitu meditasi, hipnotis, berdoa, dan mental healting.

c. Biological based treatment

Meliputi metode pengobatan alamiah dan biologi seperti ramuan herbal

(tumbuhan), diet khusus, dan orthomeleciler remedies.

d. Manipulative and body-based method

Antara lain adalah chiropractic, dan osteopathic manipulative theraphy, terapi

pijat (massage teraphy).

e. Terapi energi

Terapi ini menggunakan tenaga (energi) yang berasal dari dalam dan luar

tubuh untuk mengobati penyakit contohnya biofield therapy (Qi Qong, Reiki,

dan terapi sentuhan) dan terapi bioelektromagnetik.

3. Pengobatan alternatif kategori battra menurut WHO

Menurut badan kesehatan dunia PBB yaitu WHO jenis pengobatan alternatif

yang dikembangkan dan dijadikan kajiannya dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu

pengobatan berdasarkan herbal dan terapi berdasarkan prosedur tradisional.

Pengobatan alternatif herbal dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis

yaitu :

11

Page 12: Usul Skripsi Zili Baru

a. Herbal adalah penggunaan bahan asli tanaman seperti bunga, buah-buahan,

akar, atau bagian lain dari tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan.

b. Bahan-bahan tanaman termasuk jus segar, getah, minyak olahan, minyak asli,

resin, dan powder tumbuhan. Di beberapa negara material-material tumbuhan

tadi sudah ada yang diolah dengan prosedur yang dikembangkan masyarakat

lokal, penguapan, pemanggangan (roasting), pencampuran dengan madu (stir-

baking with honey), alkoholik, dan bahan lainnya.

c. Pengolahan herbal, yaitu pengolahan tumbuhan yang didasarkan pada produk

tumbuhan yang sudah diselesaikan, atau beberapa produk pengolahan

tanaman hasil dari ekstrasi, pelarutan fraksianisasi, purifikasi, konsentrasi atau

pengolahan fisikawi, dan biologi lainnya. Pengobatan ini termasuk

pengolahan yang dicampur dengan madu, alkohol, atau yang lainnya.

d. Produk tanaman terakhir (finished herbal products). Yang termasuk kedalam

jenis ini adalah pengolahan bahan tanaman baik dari satu atau lebih dari jenis

tanaman yang digunakan.

Sedangkan jenis pengobatan alternatif terapi dilandaskan pada prosedur

tradisional adalah terapi–terapi yang yang digunakan dengan teknik variasi, terutama

yang tanpa menggunakan medikasi misalnya akupuntur dan teknik-teknik yang

terkait chiropractic, osteopathy, manual therapies, qigong, tai chi, yoga dan terapi

fisik lainnya serta terapi mental, spiritual, atau terapi mind body.

4. Pengobatan Alternatif menurut Mengoenprasodjo-Hidayati

Menurut Mengoenprasodjo-Hidayati ada lima jenis pengobatan alternatif yaitu :

12

Page 13: Usul Skripsi Zili Baru

a. Terapi penyembuhan dengan pengobatan Cina

Pengobatan ini berasal dan berkembang di negeri Tiongkok kemudian

berkembangang di berbagai pelosok negeri di dunia dalam aneka bentuk.

Basis pengobatan ini dengan filsafat yang melihat manusia sebagai

mikrokosmos dari jagat raya dan dan secara inheren terhubung dengannya,

dengan alam dan seluruh kehidupan. Pengobatan ini dikelompokkan menjadi

lima yaitu pengobatan dengan herbal, akupuntur dan akupresur, moksibasi

atau pemanasan untuk jenis pengobatan khusus, diet dan nutrisi, serta tui na

atau pijat pengobatan cina.

b. Terapi pengobatan dengan spiritual healing

Terapi ini bisa disebut dengan terapi rohani dengan ciri utama yaitu walaupun

diakui ada biaya pengobatan yang mahal, namun jenis pengobatan ini

berupaya untuk pengobatan yang murah dan mudah. Selain itu cirinya yaitu

memiliki karakter keilmiahan nilai yang bisa dinalar sampai yang kategori

mistik.

c. Terapi alternatif dengan menggunakan sumber bahan dari alam

Jenis terapi yang termasuk kategori ini yaitu aromaterapi, terapi energi bunga,

terapi kristal, terapi lilin, terapi energi piramida dan helioterapi.

d. Pengobatan dengan memisahkan pembahasan antara pengobatan cina dengan

terapi penyembuhan dengan penekanan tubuh seperti terapi pijat,

refleksiologi, shiatzu, dan craniosacral terapi.

13

Page 14: Usul Skripsi Zili Baru

e. Terapi refleksi, ketenangan jiwa dan penyeimbangan misalnya meditasi, yoga,

terapi tertawa, dan hot stone massage.

5. Pengobatan alternatif Etnomedis

Menurut Anderson dan Foster (1986) menyebutkan bahwa salah satu ciri

pengobatan alternatif adalah menunjukkan identitas budaya bangsa (nasionalisme).

Berdasarkan sudut pandang ini, pengelompokan pengobatan alternatif dapat

dilakukan dengan menggunakan pengelompokan etnik atau nilai budaya misalnya

pengobatan Cina, pengobatan Arab, pengobatan Yunani. Selain merujuk pada

kebangsaan juga dirujuk pada identitas kepercayaan misalnya pengobatan Hindu,

pengobatan Islam, serta pengobatan yang berlandaskan pada nilai-nilai

kepercayaan/mistik.

Jenis metode pengobatan “CERAGEM” yang dimaksud peneliti dalam

penelitian ini adalah metode pengobatan alternatif dengan menggunakan pengobatan

berupa perpaduan dari pijat, kop, sinar infra merah, dan chiropractic yang

memadukan ilmu kesehatan dari Timur dan Barat, sehingga penelitian pengobatan

“CERAGEM” ini mencakup katagori pengobatan alternatif terapi fisik menurut

pengobatan altenatif

B. Pengertian persepsi

Terdapat beberapa pengertian tentang persepsi yang dikemukakan oleh para

ahli. Persepsi merupakan keseluruhan proses mulai dari stimulus (rangsangan)

yang diterima panca indera, kemudian stimulus diantar ke otak di mana ia

14

Page 15: Usul Skripsi Zili Baru

didekode serta diartikan dan selanjutnya mengakibatkan pangalaman yang disadari

(Maramis, 2006). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkannya. Persepsi tersebut memberikan makna pada stimuli inderawi atau

sensori stimuli (Rakhmat, 2000).

Persepsi individu akan suatu objek terbentuk dengan adanya peran dari

perceiver, target, dan situation. Perceiver mendapat rangsangan dan melakukan

proses persepsi berdasarkan need, expectation, experience yang dimiliki perceiver.

Rangsangan yang diterima perceiver adalah target yang dapat berbentuk produk

maupun jasa (Peter, 2004).

Persepsi merupakan suatu proses aktif dari seleksi, pengorganisasian, dan

interpretasi terhadap suatu objek. Persepsi ditentukan oleh empat faktor yaitu:

Latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita

yang berkembang.

Jalaludin Rahmat (2000) juga mengartikan persepsi sebagai proses

pemberian makna dimana dalam proses tersebut akan menimbulkan hal baru atau

pemahaman baru dari obyek yang diterima. Obyek di sini dapat berupa informasi

internal atau penafsiran pesan. Selanjutnya persepsi merupakan proses untuk

memahami sesutau untuk membangun kesan dengan penginderaan individu,

sehingga dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.

Berdasarkan dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi

adalah penerimaan stimulus dari suatu proses seleksi, pengorganisasian dan

15

Page 16: Usul Skripsi Zili Baru

interpretasi terhadap suatu objek yang timbul karena pengalaman, peristiwa atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dari penyimpulan informasi yang diterima.

Persepsi menentukan individu dalam pengambilan keputusan (termasuk

pengambilan keputusan menggunakan pengobatan alternatif). Persepsi juga

melibatkan beberapa peran yaitu receiver, target, dan situation yang akhirnya

terbentuk suatu persepsi individu, Sehingga dengan demikian persepsi juga dapat

diartikan sebagai pandangan atau daya pemahaman seseorang terhadap sesuatu.

Persepsi adalah pandangan, pengertian interpretasi seseorang terhadap

suatu obyek yang diinformasikan kepadanya, atau bagaimana orang memendang ,

mengartikan atau menginterpretasikan informasi itu dengan cara mempertimbang-

kan hal tersebut dengan keadaan dirinya dan lingkungan tempat ia berada.

C. Pembentukan persepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

Proses pembentukan persepsi adalah sebagai pemaknaan hasil pengamatan

yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap

selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga

berinteraksi dengan "closure". Proses seleksi terjadi pada saat seseorang

memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang

mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika

hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan

bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi

tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. Pada fase

16

Page 17: Usul Skripsi Zili Baru

interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu memegang peranan yang

penting (Setiabudi, 2005).

Manurut Azwar (2003) pengaruh faktor personal pada persepsi interpersonal

antara lain adalah sebagai berikut :

a. Pengalaman, seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hal

tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang memberi persepsi.

b. Kepribadian, pengalaman subjektif secara tidak sadar.

c. Motivasi, sering mempengaruhi persepsi interpersonal untuk

mempercayai sesuatu.

Pendapat lain diutarakan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses

memberi penilaian bagi individu, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor

eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal

adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut

(Notoatmodjo, 2003).

a. Faktor eksternal

1) Kontras: 2) Perubahan intensitas 3) Pengulangan: 4) Sesuatu yang

baru: 5) Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak

b. Faktor internal

1) Pengalaman/pengetahuan

Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor

yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang

17

Page 18: Usul Skripsi Zili Baru

diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan

menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.

2) Harapan

Harapan terhadap sesuatu akan memperanguhi persepsi terhadap

stimulus.

3) Kebutuhan

Kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat masuk dalam

rentang perhatian seseorang, dan kebutuhan ini akan menyebabkan setiap

orang menginterpretasikan stimulus secara berbeda.

4) Motivasi

Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang dalam

menginterpretasikan stimulus.

5) Emosi

Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus

yang ada.

6) Budaya

Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan

menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda,

namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai

suatu hal yang sama. Inilah yang membentuk terjadinya stereotip.

Selain itu menurut Saparinah Sadli (1977 : 147) terdapat tiga faktor yang

dapat mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, yaitu :

18

Page 19: Usul Skripsi Zili Baru

1. Faktor psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di dunia dipengaruhi oleh keadaan

jiwa seseorang.

2. Faktor Keluarga

Keluarga sangat berpengaruh dalam pengembangan kepribadian anak. Orang tua

yang telah mengembangkan suatu cara khusus dalam memahami dan melihat

kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan persepsi yang diturunkan orang tua pada

anak-anak. Keluarga akan membentuk pribadi seseorang yang nantinya akan

berhadapan dengan komunitas yang lebih yaitu masayarakat.

3. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu

faktor yang kuat dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang dalam

memandang dan memahami dunia ini.

D. Perilaku pencarian pengobatan

Penilaian individu terhadap status kesehatannya merupakan salah satu faktor

yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat jika individu mengganggap

dirinya sehat dan perilaku sakit jika merasa dirinya sakit (Sarwono, 2007).

Masyarakat dalam upaya pencarian pengobatan dihadapkan pada pilihan

metode pengobatan yang dikenal dengan sistem pengobatan medis dan sistem

pengobatan alternatif. Sistem medis diartikan sebagai keseluruhan dari pengetahuan

kesehatan, kepercayaan, keterampilan, dan praktek-praktek dari para anggota dari tiap

kelompok yang mencakup segala aktivitas klinik dan non-klinik, pranata-pranata

19

Page 20: Usul Skripsi Zili Baru

formal dan informasi serta segala aktivitas lain, yang dapat berpengaruh terhadap

derajat kesehatan kelompok tersebut dan meningkatkan fungsi dari masyarakat secara

optimal (Foster, 1986). Perilaku pencarian pengobatan pada umunya tergantung pada

apa yang dirasakan oleh masyarakat tentang sakit. Masyarakat dalam perilaku

pencarian pengobatan sangat sedikit berobat atas dasar tujuan kebugaran

dibandingkan karena sakit.

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmojo (2003), tentang beberapa

macam reaksi perilaku masyarakat dalam upaya pencarian pengobatan yaitu:

1. Tidak bertindak apa-apa (no action)

Terdapat beberapa alasan bahwa kondisi sakit yang demikian tidak

mengganggu aktivitas dan pekerjaannya. Mereka lebih memprioritaskan

pekerjaanya karena menganggap pekerjaanya lebih penting dan penyakit yang

dirasakan merasa tidak terlalu berbahaya. Selain itu karena alasan

keterbatasan biaya, dan jarak fasilitas kesehatan.

2. Mengobati sendiri (self treatment)

Disebabkan karena pengalaman dan pengetahuan yang dimilki untuk

melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat-obatan yang dianggap tepat

bagi mereka.

3. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan alternatif

Kebiasaan masyarakat pedesaan atau kota-kota kecil pada umumnya pertama

kali mencari pengobatan melalui pengobatan tradisional seperti klinik herbal,

20

Page 21: Usul Skripsi Zili Baru

dukun, atau ke orang pintar (paranormal). Hal ini menyangkut kepercayaan

dan tradisi setempat yang menjadi budaya ditiap daerah dan paling diminati.

4. Membeli obat ke warung atau toko obat (cheimist shop)

Cara yang praktis dengan membeli obat ke warung atau toko obat, biasanya

merupakan obat yang dijual bebas dan bersifat symptomatic (penekanan

gejala).

5. Berobat ke fasilitas pengobatan modern pemerintah maupun swasta (modern

health facillity)

Fasilitas yang berupa rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan.

6. Berobat ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh dokter

praktik (private modern medicine)

Fasilitas pengobatan yang diselenggarakan oleh dokter umum maupun

spesialis. Fasiltas seperti ini pada umumnya digunakan oleh masyarakat

tingkat ekonomi menengah ke atas.

Seseorang yang merasa sakit dan mempunyai keluhan sesuai dengan gejala

klinis yang dialami, selajutnya tindakan yang diambil yaitu (Mulyadi, 2005) :

1. Mulai berusaha mengatasi keluhannya dengan mencari pengobatan dan atau

tidak mencari pengobatan tergantung persepsi tentang sakitnya.

2. Jika memilih pengobatan, apakah melakukan pengobatan sendiri atau ke

pelayan kesehatan.

3. Jika mencari ke pengobatan, apakah memilih ke pelayanan modern atau

alternatif.

21

Page 22: Usul Skripsi Zili Baru

4. Jika ke pelayanan modern apakah merupakan pemerintah atau swasta

Menurut Anderson (dalam Notoatmodjo, 2003) kategori utama dalam pelayanan

kesehatan yaitu:

1. Karakteristik predisposisi (predisposing characteristics)

Menggambarkan bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan untuk

menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Sesuai dengan

karakteristik individu yang digolongkan menjadi 3 kelompok:

a. Karakteristik secara demografi, yaitu usia dan jenis kelamin.

b. Struktur sosial, yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau ras dan

sebagainya.

c. Manfaat kesehatan, yaitu keyakinan pentingnya pelayanan kesehatan

dapat menolong proses penyembuhan penyakit. Anderson juga

mengemukakan (dalam Mulyadi, 2005) bahwa:

1) Setiap individu atau orang mempunyai perbedaan-perbedaan

karakteristik, di antaranya mempunyai perbedaan pola penggunaan

pelayanan kesehatan.

2) Setiap individu mempunyai perbedaan struktur sosial, mempunyai

perbedaan gaya hidup dan akhirnya mempunyai perbedaan pola

penggunaan pelayanan kesehatan.

3) Individu percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan

kesehatan.

22

Page 23: Usul Skripsi Zili Baru

2. Karakteristik pendukung (enabling characteristics)

Karakteristik pendukung mencerminkan bahwa meskipun mempunyai

predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, tetapi bergantung dari

sumber yang ada seperti kemampuan ekonomi (biaya) dan fasilitas

transportasi yang dimiliki maupun ketersediaannya sarana kesehatan tersebut

di masyarakat dan terjangkau.

3. Karakteristik kebutuhan (need characteristics)

Tingkat kebutuhan akan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh persepsi

individu terhadap berat ringannya penyakit serta kepercayaan akan

kemampuan fasilitas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya

melalui beberapa penilaian atau pertimbangan dari situasi. Dengan kata lain

kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan

pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan enabling itu ada.

Ada beberapa pertimbangan dalam hal memilih pengobatan alternatif

diantaranya (Mangoenprasodjo, 2005):

1. Latar belakang kultural, karena perasaan nyaman dan keyakinan

sangat berperan bagi proses penyembuhan.

2. Tersedianya terapis atau fasilitas terapi di wilayah domisilinya.

3. Biaya terapi atau pengobatan yang terjangkau

Berdasarkan penjelasan di atas faktor pendorong pengobatan alternatif dalam

penelitian ini yang mendorong masyarakat untuk menjalani pengobatan alternatif

yaitu biaya yang terjangkau dan keamanan dalam penggunaan

23

Page 24: Usul Skripsi Zili Baru

E. Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep

24

Biaya Fasilitas

KesehLatar belakang / Cultural Pengalaman

Jenis Kelamin Pendidikan Pengetahuan Kebutuhan Motivasi Emosi Budaya

Persepsi Pengobatan alternatif ceragem

Persepsi Pengobatan alternatif ceragem

Biaya Fasilitas

Keseh

Pengetahuan

Pengalaman

Demografi

Page 25: Usul Skripsi Zili Baru

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku orang-orang yang diamati.

Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif dengan maksud untuk

memperoleh gambaran tentang persepsi masyarakat terhadap pengobatan

alternatif CERAGEM. Menurut Moleong, metode kualitatif, yaitu observasi atau

pengamatan, wawancara (interview) atau penelaahan dokumen. Metode ini

digunakan dengan pertimbangan bahwa metode ini lebih peka dan lebih dapat

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-

pola nilai yang dihadapi. Model penelitian in juga dengan kegiatan pengumpulan

data yang terarah berdasarkan tujuan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terlebih

dahulu ditentukan. Penelitian ini mengkaji seluruh aspek, tetapi membatasi pada

aspek yang terpilih (Sutopo, 1988 : 13).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan

pengobatan di Klinik CERAGEM Purwokerto yang bersedia menjadi subjek

penelitian. Subjek penelitian adalah orang yang menggunakan pengobatan di

klinik pengobatan alternatif yang telah menjalani pengobatan. Sebagai informan

pendukung adalah 1 orang terapis dan 1 orang pakar kesehatan yang mengetahui

manfaat dan efek dari pengobatan CERAGEM.

25

Page 26: Usul Skripsi Zili Baru

Tehnik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah snowball sampling

yaitu sampel dengan hanya memilih informan yang dianggap tahu dan dapat

dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui secara

mendalam mengenai materi penelitian yang akan diteliti (Moleong,2006). Oleh

karena itu, peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya

untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara

mendalam dengan memanfaatkan kesempatan yang ada. Informan lebih kepada

pasien yang sudah menggunakan pengobatan CERAGEM ini berulang kali dan

yang dapat menjelaskan alasan mengapa dia menggunakan pengobatan ini dilihat

dari social budayanya.

Pemilihan informan ditekankan pada kualitas pemahamannya terhadap

masalah yang akan diteliti. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan

informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti

memperoleh data. Proses pengumpulan data ini dilakukan hingga tidak lagi

ditemukan variasi informasi atau sudah terjadi replikasi perolehan informasi

(Sutopo, 1988).

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditetapkan pada 2 tempat yaitu di Klinik Center

Ceragem Jln. Kol. Sugiri No. 41 A Purwokerto dan Klinik Pengobatan

CERAGEM Jln. Pramuka No. 155 Purwokerto. . Pemilihan lokasi yang kedua ini

karena Klinik Center Ceragem yang beralamat di Jln. Kolonel Sugiri No. 41A

Purwokerto terhitung mulai tgl. 31 Oktober 2011 telah berhenti membuka

26

Page 27: Usul Skripsi Zili Baru

prakteknya dan kemudian peneliti mengaloihkan lokasi penelitian ke Klinik

Pengobatan Ceragem di Jln. Pramuka No. 152 Purwokerto yang memberikan

pelayanan pengobatan CERAGEM yang sama yang menyediakan pengobatan

alternatif energi.

D. Sumber Data

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari subjek penelitian. Sumber data primer ini adalah hasil dari

wawancara mendalam secara langsung terhadap subjek penelitian dan informan

pendukung. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari

dokumen yang berupa data jumlah dan profil pengguna pengobatan alternatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam (indepth interview)

Yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi dengan bertanya langsung

kepada informan yang diarahkan pada permasalahan penelitian pada waktu

dan konteks yang dianggap tepat dengan tujuan agar memperoleh data yang

memiliki kedalaman sesuai yang diinginkan. Wawancara dapat dilakukan

berkali-kali sesuai dengan kepekaan peneliti tentang kejelasan masalah yang

akan diteliti. Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan secara ketat tetapi

dengan pertanyaan yang semakin terfokus pada permasalahan, sehingga

informasi yang masuk cukup terarah dan mendalam.

27

Page 28: Usul Skripsi Zili Baru

b. Observasi langsung atau partisipasi pasif.

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Dalam

observasi peneliti akan terjun langsung melakukan pengamatan kelapangan

guna memperoleh data yang diinginkan. Sebagaimana yang dikatakan Sutopo

(1988) bahwa tehnik ini menggunakan pengamatan atau penginderaan

langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, dan proses atau prilaku.

c. Dokumentasi

Teknik ini berupa upaya penggalian informasi dari buku-buku atau dokumen

penting lainnya yang memuat data yang berkaitan erat dengan penelitian yang

sedang dilaksanakan> Kegiatan yang dilakukan peneliti di lapangan berkaitan

dengan penelitian ini ialah dengan mengumpulkan brosur dan buku-buku

yang membahas dan memuat informasi yang befrkaitan dengan pengobatan

CERAGEM ini.

F. Validitas Data

Faktor yang penting dalam penelitian kualitatif yang harus diperhatikan

adalah validitas data. Untuk mengetahui validitas data tersebut, penelitian ini

menggunakan model triangulasi data. Menurut Moeleong (2008 :330) triangulasi data

adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin

(dalam Moeleong, 2008 :330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yaitu triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori.

28

Page 29: Usul Skripsi Zili Baru

Triangulasi metode dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, pengecekan

derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dan pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moeleong, 2008 :331). Sedangkan

Triangulasi Penyidik berarti memanfaatkan penelitian untuk keperluan pengecekan

kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya untuk membantu

mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data (Moeleong, 2008 :331)

Triangulasi Teori disebut juga sebagai penjelasan banding. Dalam hal ini jika

analisis telah menguraikan pola hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul

dari analisis, maka penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding.

Melaporkan hasil penelitian disertai penjelasan sebagaimana yang dikemukakan tadi

jelas akan meningkatkan derajat kepercayaan data yang diperoleh. Sedangkan

Triangulasi Sumber dilakukan dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan

dengan hasil wawancara dan kemudian membandingkan hasil wawancara dengan

suatu dokumen yang berkaitan.

Dalam penelitian ini, peneliti mempergunakan triangulasi sumber dalam

meningkatkan derajat kepercayaan data yang dihasilkan dalam penelitian, sehingga

terdapat hubungan erat antara teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu

wawancara, pengamatan, dan dokumen dengan validitas data yang dipergunakan.

G. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan baik ketika di lapangan

maupun setelah data dikumpulkan. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah.

29

Page 30: Usul Skripsi Zili Baru

Pengolahan dimulai dari hasil wawancara, observasi, kemudian mengedit dan

mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Hal ini sesuai dengan

model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992), yang juga

membagi pada 3 (tiga) komponen utama model interkatif tersebut, yaitu :

a. Reduksi data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstraksian, dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan, sehingga peneliti memilih dan memfokuskan data yang

relevan dengan permasalahan yang ada.

b. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Penarikan kesimpulan

Kegiatan ini merupakan mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-

pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebuah akibat

dan preposisi kemudian mengikat lebih rinci serta mengakar lebih kuat.

Aktivitas ketiga komponen tersebut, berinteraksi sampai diperoleh suatu

kesimpulan. Bilamana kesimpulan kurang memadai karena ada kekurangan dalam

reduksi dan sajian data maka peneliti dapat menggalinya dalam fieldnote. Jika

fieldnote tidak ada atau kurang, maka dilakukan pencarian ulang data di lapangan.

dengan fokus yang lebih terarah. Dengan demikian, aktivitas analisis dengan

pengumpulan data merupakan siklus sampai selesainya penelitian.

30

Page 31: Usul Skripsi Zili Baru

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Klinik Pengobatan Alternatif CERAGEM di Purwokerto

Klinik pengobatan alternatif CERAGEM adalah klinik pengobatan alternatif

dengan menggunakan alat penghangat dengan metode pengobatan berupa perpaduan

dari pijat, kop, sinar infra merah, dan chiropractic yang memadukan ilmu kesehatan

dari Timur dan Barat. Ilmu kesehatan Timur maksudnya seperti kop yang sudah dipakai

sejak jaman dahulu dan sampai sekarang tetap mendapat pengakuan international.

Ilmu kesehatan Barat maksudnya seperti chiropractic yang saat ini sangat populer di

negara maju karena mampu memperbaiki syaraf serta memperbaiki struktur tulang

belakang.

Pengobatan Ceragem berdiri di Indonesia pada 1 Maret 2006 dengan nama

PT Inni CERAGEM, hingga kini dalam 5 tahun telah 110 center CERAGEM hadir

di Indonesia, termasuk di Purwokerto. Setelah center CERAGEM didirikan, maka

kemudian akan disusul dengan munculnya rumah-rumah CERAGEM yang dikelola

oleh perorangan atau pengoperasian CERAGEM untuk kalangan internal keluarga.

Tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap terapi CERAGEM,

distributor alat tersebut sampai harus mengadakan festival di beberapa kota besar

seperti di Jakarta, Makassar, Bali, Surabaya, Medan, Solo, Batam dan Bandung.

Seperti yang terlihat pada Festival Akbar Ceragem di GOR Ciracas, Cijantung,

Jakarta Timur, pada Kamis 14 April 2011. Sebanyak 5.000 pengguna terapi

31

Page 32: Usul Skripsi Zili Baru

CERAGEM se-Jabotabek berkumpul untuk saling berbagi info tentang

pengalamannya menggunakan CERAGEM.

Pengobatan dengan terapi CERAGEM ini menyebar dengan cepat dari mulut

ke mulut, ada yang diajak teman, diajak saudara atau sekedar coba-coba. Terapi ini

diminati karena pasien tinggal datang saja ke pusat-pusat CERAGEM tanpa dipungut

bayaran alias gratis. Karena tidak dipungut bayaran, antrean para pasien yang ingin

berobat pun tidak bisa dihindari. Pasien kebanyakan datang setiap hari dan rela antre

untuk tidur di atas batu giok panas selama 30 menit. (www.inniceragem.com)

Hal yang serupa terjadi pula di Purwokerto, sejak Klinik Center CERAGEM

Purwokerto diperkenalkan sejak April 2009 yang beralamat di Jalan Kol. Sugiri

nomor 41 A, setiap hari didatangi pasien. Pengobatan alternatif CERAGEM

mempunyai jam praktek mulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.00. Pasien

yang beobat ke klinik ini dilayani oleh 4 orang terapis dan 1 orang resepsionis.

Masalah biaya, pasien yang datang ke Klinik Center CERAGEM ini tidak perlu

khawatir karena mereka dibebaskan untuk biaya pengobatan, namun waktu tunggu

antrianya agak lama karena banyaknya pasien yang mengantri mulai dari klinik ini

belum buka.

Metode pengobatan CERAGEM di sini menjadi prioritas utama untuk

melakukan pengobatan bagi pasien-pasien yang berkunjung ke klinik ini. Banyak

pasien dari luar daerah Purwokerto yang datang untuk berobat ke klinik ini. Klinik

CERAGEM ini memiliki 38 tempat tidur dari awal buka, tetapi pada Desember 2010

terjadi pengurangan menjadi 30 tempat tidur.

32

Page 33: Usul Skripsi Zili Baru

Konsekuensi pengurangan tempat tidur tersebut, berakibat pelayanan

pengobatan juga berkurang dari 570 orang per hari menjadi 450 orang per hari,

dengan rasio 1 kelompok 30 orang. Pelayanan pengobatan untuk setiap kelompok

memerlukan waktu sekitar 30 menit. Setiap pasien tidak dibatasi berapa kali dia harus

datang berobat, bisa berobat setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan sesuai

dengan kebutuhan masing-masing pasien. Bahkan saat peneliti melakukan pra survei

ke Klinik Pengobatan ”CERAGEM” Purwokerto ada pasien yang masih melakukan

pengobatan sejak klinik pengobatan ini dibuka April 2009 hingga saat ini. Adapun

keluhan pasien yang datang berobat beraneka ragam di antaranya adalah tekanan

darah tinggi, kepala pusing, kencing manis, haemoroid, sesak napas, pegal-pegal,

lumpuh, tumor, sakit lambung, dan nyeri lambung.

Selain Klinik CERAGEM Purwokerto yang beralamat di Jalan Kol. Sugiri

nomor 41 A tersebut yang berfungsi sebagai Center CERAGEM di Purwokerto

sebagai lokasi penelitian pra survey, telah pula bermunculan rumah-rumah

CERAGEM yang tersebar di kota Purwokerto, di antaranya rumah CERAGEM di

Jln Pramuka No. 155 yang juga menjadi lokasi penelitian untuk mengambil pasien

sebagai informan dalam penelitian ini. Mesin CERAGEM yang tersedia di rumah

CERAGEM ini hanya 2 buah dengan 4 tempat tidur. Di rumah CERAGEM ini pun

dipungut biaya pengobatan sebesar Rp 3.000,- sekali pengobatan dengan durasi

waktu sekitar 40 menit.

33

Page 34: Usul Skripsi Zili Baru

Tetapi keberadaan rumah-rumah CERAGEM ini hanya menyediakan empat

atau enam tempat tidur dengan memungut biaya dari pasien sebagai pengganti biaya

operasional yang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat.

B. Proses Penelitian

Adapun proses penelitian dari awal pre survei sampai mendapatkan informan,

adalah sebagai berikut :

a) Survei Pendahuluan ke Klinik Pengobatan CERAGEM di Purwokerto

Survei pendahuluan dilakukan pada tanggal 17 Mei 2011 sampai 20 Mei 2011

dengan maksud untuk mengetahui secara dekat mengenai pengobatan dan

penggunaan CERAGEM.

b) Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala Klinik CERAGEM

Permohonan ijin penelitian dengan nomor surat ijin penelitian

367/UN23.5.FKIK/PP.04.00/2012 dari FKIK UNSOED pada tanggal 08

Februari 2012 sebagai surat permohonan ijin penelitian kepada pihak klinik

pengobatan CERAGEM untuk dijadikan sebagai tempat penelitian bagi

peneliti. Pihak bersangkutan menyambut baik penelitian yang akan dilakukan.

c) Pelaksanaan Pengambilan Informan Penelitian

Kegiatan penentuan informan dilakukan pada lokasi penelitian yaitu di klinik

pengobatan CERAGEM, terletak di Jln. Pramuka No. 155 Purwokerto.

Data dan informasi dalam penelitian kualitatif harus ditelusuri seluas-luasnya

dan sedalam mungkin sesuai dengan variasi yang ada. Hanya dengan cara

demikian peneliti mampu utuk mendeskripsikan fenomena aktual yang diteliti

34

Page 35: Usul Skripsi Zili Baru

secara utuh. Oleh kerena itu, pemilihan informan dilakukan secara sengaja

kepada informan yang dianggap tahu dengan permasalahan yang akan diteliti

(purposif sampling) yakni mengambil informan dari pasien datang berobat

saat paneliti berada di lokasi klinik CERAGEM).

Dengan demikian, peneliti pada waktu tertentu berada di klinik CERAGEM

untuk mencari pasien sebagai informan penelitian. Jumlah informan dalam

penelitian ini sebanyak 6 orang dan dianggap sudah dapat mewakili untuk

memperoleh data yang penilti perlukan, semua informan merupakan pasien

pengguna pengobatan CERAGEM.

d) Pelaksanaan Wawancara Kepada Pasien

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dan instrumen terpenting

yang terdapat dalam penelitian kualitatif. Sehingga dengan metode wawancara

yang mendalam peneliti dapat mengetahui segala informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian. Selain itu untuk mendukung informasi yang diperoleh dari

informan, peneliti juga menggunakan metode observasi langsung dan

dokumentasi.

Metode observasi langsung merupakan teknik yang menggunakan

pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi

yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Sedangkan metode

dokumentasi, merupakan teknik yang berupaya untuk menggali informasi dari

dokumen yang memuat data yang berkaitan dengan penelitian yang

35

Page 36: Usul Skripsi Zili Baru

dilaksanakan. Pada saat informasi yang peneliti inginkan diperoleh dari

informan tidak lagi bervariasi, maka pada saat itu penelitian dihentikan.

e) Pelaksanaan Wawancara Kepada Terapis

Kegiatan wawancara kepada terapis dilaksanakan untuk melengkapi informasi

dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Terapis merupakan informan

yang diambil dari orang yang dianggap mengetahui dan menguasai

pengoperasian mesin pengobatan CERAGEM dan yang secara otomatis pada

setiap hari akan berhubungan langsung dengan pasien yang datang berobat

dalam pengobatan CERAGEM.

Dari penjelasan di atas, disimpukan ada 4 tahap dalam prosedir penelitian ini

yakni survey pendahuluan mengenai permasalahan yang akan diteiliti, kemudian

mengajukan permohonan kepada pemilik pengobatan CERAGEM untuk mengadakan

penelitian di lokasi pengobatan dengan membawa surat ijin resmi dari FKIK Unsoed.

Setelah peneliti memperoleh ijin dari pemilik pengobatan CERAGEM, maka

mualilah peneliti melakukan penelitian dengan mewancareai informan pendukung

terlebih dahulu dan yang salah satu dari informan tsb sekaligus sebagai pemilik

pengobatan CERAGEM. Kemudian peneliti melakukan proses wawancara dengan

pasien yang datang yang kemudian ditetapkan sebagai informan utama.

C. Karakteristik Informan

1. Karakteristik informan utama

Dari pemilihan pasien yang diambil sebagai sampel dalam penelitian

ini telah diperoleh 6 informan dengan deskriptif informan sebagai berikut :

36

Page 37: Usul Skripsi Zili Baru

1. Informan pertama bernama Husein Jenis kelamin laki-laki,

usia 33 tahun pekerjaan pedagang. Telah lebih 1 tahun melakukan

pengobatan CERAGEM. dengan keluhan awal pusing, sulit tidur,

badan terasa capek.

2. Informan kedua bernama Astuti jenis kelamin pereempuan,

usia 49 tahun pekerjaan PNS. Pengobatan CERAGEM ini baru 1

bulan dilakukannya, dengan keluhan awal bahu kiri nyeri dan tangan

kadang-kadang kesemutan, kepala sakit.

3. Infomran ketiga bernama Susilo jenis kelamin laki-laki, usia

45 tahun, pekerjaan penggarap sawah. Keluhan awal daerah pinggang

kadang-kadang pegal dan jari-jari tangan keram.

4. Informan keempat bernama Wisnu jenis kelamin laki-laki,

usia 34 tahu pekerjaan swasta. Keluhan awal sering pusing, badan

terasa pegal-pegal.

5. Informan kelima bernama Suharti jenis kelamin perempuan,

usia 38 tahun pekerjaan ibu rumah tangga. Keluhan awal kaki kiri

sering keram/kesemutan, kepala bagian belakang sakit sampai bahu.

6. Informan keenam bernama Wanto jenis kelamin laki-laki,

usia 59 tahun pekerjaan purnawirawan POLRI, Keluhan awal sulit

tidur, kepala sering sakit, dan ada benjoilan di kaki sebelah kanan.

37

Page 38: Usul Skripsi Zili Baru

Demikianlah desktiptif singkat mengenai keenam informan yang ada dalam

penelitian ini. Adapun karakteristik keenam informan utama tersebut terlihat

dalam tabel 2 beikut ini :

Tabel 2. Karakteristik Informan Utama

No Inisial Usia Kelamin Pekerjaan Pendidikan

Alamat

1. HSN 53 th Pria Pedagang SMA Purwokerto

2. ATT 49 th Wanita PNS Sarjana Purwokerto

3. SSL 45 th Pria Petani SD Cilongok

4. WSN 34 th Pria Swasta SMA Purwokerto

5. SHT 38 th Wanita Ibu Rumah Tanagga SMP Kr Lewas

6. WNO 59 th Pria Pensiunan SMA Leduk

Sumber : data sekunder

Informan utama dalam penelitian ini merupakan pasien yang

mempergunakan pengobatan CERAGEM sebanyak 6 orang terdiri dari 4

orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Setiap informan mempunyai keluhan

penyakit yang berbeda.

Masing-masing informan memiliki latar belakang pendidikan yang

berbeda, ada yang mengenyam pendidikan hanya sampai SD dan SMA

bahkan ada yang mengenyam pendidikan sarjana.

2. Karakteristik informan pendukung

Di samping informan utama peneliti juga memgambil 3 orang, terdiri

dari 1 dokter dan 2 perugas yang mengoperasikan mesin CERAGEM tersebut.

38

Page 39: Usul Skripsi Zili Baru

Tiga orang ini sebagai informan pendukung dengan deskriptif informan

sebagai berikut :

1. Informan pertama bernama dr. A. Hilaluddin Mufti, pekerjaan

profesi sebagai dokter umum .

2. Informan pertama bernama Karso, pekerjaan karyawan hotel dan

sekaligus terafis pengobatan CERAGEM;

3. informan kedua bernama Nawawi, pekerjaan terapis sekaligus

pemilik mesin CERAGEM.

Demikianlah desktiptif singkat mengenai kedua informan sebagai

informan pendukung yang ada dalam penelitian ini. Adapun karakteristik

kedua informan pendukung tersebut terlihat dalam tabel 3 beikut ini :

Tabel 3 : Karakteristik Informan Pendukung

No Inisial Usia Kelamin Pekerjaan Alamat

1. AHM 28 th Pria Dokter Purwokerto

2 KRS 34 th Pria Karyawan Sokaraja

3 NWW 59 th wanita Pedagang Purwokerto

Sumber : data sekunder

Jumlah informan pendukung dalam penelitian ini adalah sebanyak 3

orang, informan pendukung yang pertama adalah seorang yang berprofesi

dokter, informan pendukung kedua sebagai terapis, dan informan pendukung

ketiga selain sebagai terafis juga sekaligu sebagai pemilik.

39

Page 40: Usul Skripsi Zili Baru

D. Hasil Penelitian dan Wawancara

1. Mekanisme Pengobatan CERAGEM

Pesatnya perkembangan dunia kesehatan membuat kita dapat memilih

alternatif dalam hal pengobatan yang tidak selalu menggunakan pengobatan modern.

Salah satu diantaranya adalah CERAGEM, salah satu teknik pengobatan efektif yang

memadukan teknologi canggih dunia kedokteran dengan pengobatan tradisional

warisan leluhur. CERAGEM merupakan pilihan alternatif yang menjembatani

antara teknologi barat dengan warisan pengobatan warisan leluhur. Kombinasi dari

dua dunia pengobatan itu diyakini menimbulkan sinergi yang ampuh membantu

kesembuhan. (Kabar Ceragem, 2009)

Berasal dari negeri ginseng, Korea, CERAGEM kini menjadi solusi alternatif

masyarakat Indonesia yang kerap bingung memilih cara menuju sembuh. CERAGEM

merupakan sebutan alat kesehatan yang menggunakan teknologi sinar infra merah

yang dipadukan dengan batu giok dalam balutan mesin berteknologi canggih. Ada 3

jenis CERAGEM yang dipasarkan di Indonesia, namun yang paling banyak

digunakan adalah CERAGEM Compact P390 yang bisa dibawa ke mana-mana

karena beratnya hanya 5 kg. Cara pakainya cukup mudah, tinggal memanaskan mesin

CERAGEM melalui listrik dan kemudian disalurkan ke batu giok. Batu giok yang

telah tersalurkan panas infra merah ditempelkan ke titik tertentu pada tubuh dan

untuk satu mesin CERAGEM.

40

Page 41: Usul Skripsi Zili Baru

Adapun bentuk mesin CERAGEM yang dieprgunakan untuk pengobatan

sebagaimana terlihat dalam Gambar 1berikut ini :

Gambar 1 : Mesin CERAGEM Untuk Peralatan Pengobatan CERAGEM

Sumber : Ruang praktek pengobatan CERAGEM

Dalam gambar 1 di atas terlihat ada dua unit peralatan untuk pengobatan

CERAGEM yang disebut dengan mesin CERAGEM. Setiap 1 unit mesin

CERAGEM dapat dipergunakan oleh 2 orang pasien sekaligus. Dua kabel yang

terdapat di depan mesin CERAGEM dimaksud akan menyalurkan panas inpra merah

ke Batu Giok

Adapun Batu Giok yang dimaksud sebagai alat pengobatan CERAGEM

seperti terlihat dalam gambar berikut ini :

41

Page 42: Usul Skripsi Zili Baru

Gambar 2 : Batu Giok Biji 9 Untuk Peralatan Pengobatan CERAGEM

Sumber : Ruang praktek pengobatan CERAGEM

Gambar 2 di atas memperlihatkan Batu Giok yang berjumlah 9. Dengan batu

giok yang berjumlah 9 buah tersebut akan memberikan tekanan pada tubuh pada 12

titik di daerah tulang belakang dan 3 titik pada perut. Sedangkan batu giok yang

berjumlah 3 buah khusus untuk pengobatan ambeien yang kemudian diletakkan pada

bagian anus. Adapun batu giok yang berjumlah 3 buah tsb. terlihat dalam gambar 3

berikut ini :

42

Page 43: Usul Skripsi Zili Baru

Gambar 3 : Batu Giok Biji 3 Untuk Peralatan Pengobatan CERAGEM

Sumber : Ruang praktek pengobatan CERAGEM

Dalam gambar 3 di atas, terlihat Batu Giok dengan biji 9 yang dipergunakan

untuk pengobatan penyakit ambeien. Pasien yang akan mempergunakan alat tsb.

adalah dengan cara duduk tepat di atas batu giok yang terletak di atas kursi. Batu giok

yang sudah panas ini akan menghantarkan panas ke anus. Penggunaan alat ini sekitar

5 dsampai 10 menit untuk satu kali pengobatan.

Selain mesin Ceragem 1 Unit, Batu Giok yang tersusun dalam dua bentuk

yaitu yang bejumlah 9 dan 3, maka dipergunakan juga satu tempat tidur untuk pasien

sebagaimana terlihat dalam ga, bar di bawah ini :

43

Page 44: Usul Skripsi Zili Baru

Gambar 4 : Tempat Tidur Pasien Untuk Pengobatan CERAGEM

Sumber : Ruang praktek pengobatan CERAGEM

Gambar 4 di atas, adalah tempat tidur yang dipergunakan pasien pada saat

pengobatan CERAGEM berlangsung..posisi pasien berbaring pada saat

mepergunakan pengobatan dengan Batu Giok yang berjumlah 9 buah. Bilamana

pasien mempergunakan pengobatan dengan Batu Giok yang berjumlah 3 buah maka

posisi pesien duduk.

Pengobatan CERAGEM bekerja melalui tulang belakang dan perut ini dengan

4 cara, yaitu:

44

Page 45: Usul Skripsi Zili Baru

1. Urut, penekanan pada tulang belakang yang berfungsi mengaktifkan syaraf

dan melancarkan peredaran darah sehingga mengoptimalkan kerja dan fungsi

organ tubuh..

2. KOP, titik-titik pusat syaraf pada tubuh yang sudah diteliti secara ilmiah yang

mampu mengaktifkan semua fungsi sel dan membantu menghasilkan darah

segar . Titik-titik ini penting untuk mencegah dan mengobati penyakit.

3. Sinar Infra Merah Jauh, merupakan sinar kehidupan, mengobati penyakit di

tubuh kita dengan melancarkan pembuluh darah..

4. Chiropractic, membetulkan tulang belakang yang bengkok dan bongkok serta

mengobati syaraf yang tertekan sehingga fungsi syaraf normal kembali..

Manfaat utama pengobatan CERAGEM mampu menyembuhkan beragam

penyakit. Seperti gangguan ginjal, kencing manis, sakit jantung, asam urat darah

tinggi, gangguan labung, stroke dan lain-lain. Selain itu, penyembuhan melalui

pengobatan CERAGEM tidak menimbulkan efek samping. Sekalipun terjadi reaksi,

hal itu merupakan kerja penyinaran sinar infra merah jauh yang menjadi bagian

prosesi dalam tubuh untuk memperbaiki diri.(Kabar Ceragem : 2009)

Adapun manfaat 12 titik kop yang ada dalam pengobatan CERAGEM,

sebagaimana yang tertera dalam tabel 4. berikut ini :

Tabel 4. : Jumlah Titik Kop dan Manfaatnya Dalam Pengobatan CERAGEM

No Titik Kop Manfaat Keterangan

1 Titik I Keseimbangan badan, asam urat, sakit Letak titik kop dan

45

Page 46: Usul Skripsi Zili Baru

ginjal, radang kandungan kemih, kelenjar prostat, ,kelelahan syaraf, dan sakit kepala

manfaat sama dengan titik IX

2 Titik II Gangguan usus, perut gembung, sembelit, dan diare.

3 Titik III Gangguan lambung, pankreas dan limpa4 Titik IV Gangguan paru, asma, sakit kuning dan

lever.5 Titik V Gangguan jantung, dan pengerasan arteri6 Titik VI Darah tinggi/rendah, nyeri pundak,

kesemutan tangan7 Titik VII Pendengaran kurang, amandel, kelenjar

gondok dan sakit kepala.8 Titik VIII Gangguan pusat gravitasi, lemah syaraf,

empyema, insomnia dan gangguan mata.9 Titik IX Keseimbangan badan, asam urat, sakit

ginjal, radang kandungan kemih, kelenjar prostat, ,kelelahan syaraf, dan sakit kepala

Letak titik kop dan manfaat sama pada titik I

10 Titik X Kencing manis, usus besar, sembelit, haid tidak lancar dan gangguan organ seksual.

11 Titik XI Pembengkakan kelenjar prostat, radang kandung kemih, lutu dan encok.

12 Titik XII Ambeien, sakit tulang ekor, sakit bagian bawah kaki

13 Titik XIII Kencing manis, gangguan usus besar dan lambung

14 Titik XIV Radang lambung, radang usus gemuk dan sakit kepala

15 Titik XV Sembelit, lemah sahwat, sakit perut dan haid tidak lancar.

Sumber : data sekunder

Seluruh tahapan prinsip dilaksanakan dalam waktu 30 menit. Dibagi menjadi

dua sesi, pertama sesi bagian tulang belakang serta pinggul dan kedua sesi badan.

Dengan pembagian 12 titik pada tulang belakang dan 3 titik pada perut diberi waktu

penekanan oleh giok. Pemberian sinar infra merah melalui batu giok tersebut tidak

46

Page 47: Usul Skripsi Zili Baru

dilakukan secara terus menerus namun berotasi dengan waktu jeda selama dua menit

per titik.

Adapun letak 15 titik kop pada pengobatan CERAGEM dalam tubuh manusia

sebagaimana terlihat dalam gambar berikut ini :

Gambar 5 : Letak 15 Titik Kop Pada Pengobatan CERAGEM Dalam Tubuh Manusia

47

Page 48: Usul Skripsi Zili Baru

Sumber : Data Sekunder

Gambar 5 di atas menunjukkan titik kop yang terdapat pada daerah btulang

belakang yang berjumlah 12 titik kop. Pengobatannya dimulai pada titik kop pertama

mengarah ke atas sampai titik kop kedelapan. Ttitk kop sembilan letaknya sama

dengan titik kop pertama dan dilanjutkan ke titik kop sepuluh sampai dua belas pada

daerah pinggang. Setelah selesai pengobatan pada titik kop bagian belakang

dilanjutkan pada daerah perut pada titik kop ketiga belas daerah pusar turun ke bawah

sampai titik kkp kelima belas di daerah kandung kencing.

Adapun posisi pasien pada saat pengobatan CERAGEM dibedakan dalam 3

posisi yang disesuaikan dengan titik kop yang akan diobati. Sebagaimana terlihat

dalam gambar berikut ini :

Gambar 6 : Letak Posisi Pasien Untuk Pengobatan 12 Titik Kop Pada Bagian Belakang

48

Page 49: Usul Skripsi Zili Baru

Sumber : Ruang praktek pengobatan CERAGEM

Gambar 6 di atas tefrlihat pasien dengan posisi tertelentang dengan Batu Giok

biji 9 tersebut berada di bawah terletak pada bagian tulang belakang yang disesuaikan

dengan titik kop. Pada posisi pasien seperti ini terdapat 12 titik kop yang akan

menerima hantaran panas dari batu giok, sebagaimana terlihat dalam gambar 4..

Adapaun posisi kedua sebagaimana terlihat dalam gambar 6 berikut ini

Gambar 7 : Letak Posisi Pasien Untuk Pengobatan 3 Ttitk Kop Pada Bagian Perut

49

Page 50: Usul Skripsi Zili Baru

Sumber : Ruang praktek pengobatan CERAGEM

Gambar 7 di atas terlihat pasien dengan posisi tertelungkup dengan Batu

Giok biji 9 tersebut berada di bawah terletak pada bagian perut yang disesuaikan

dengan titik kop. Pada posisi pasien seperti ini terdapat 3 titik kop yang akan

menerima hantaran panas dari batu giok, sebagaimana terlihat dalam gambar 4.

Adapun posisi ketiga sebagaimana terlihat dalam gambar 8 berikut ini :

Gambar 8 : Letak Posisi Pasien Untuk Pengobatan Dengan 3 Buah Batu Giok Pada Bagian Anus

50

Page 51: Usul Skripsi Zili Baru

Sumber : Ruang praktek pengobatan CERAGEM

Gambar 8 di atas terlihat pasien dengan posisi duduk dengan Batu Giok biji 3

tersebut terletak di bawah, tepatnya terletak pada bagian anus pasien yang berguna

untuk mengantarkan panas ke bagian anus yang sakit ambaien.

Pengobatan CERAGEM ini disarankan dilakukan pada setiap hari selama 3

minggu utnuk mengetahui perubahan yang dikeluhkan oleh pasien.Bagi yang merasa

sesuai dan ada perubahan penyembuhan tidak ada pembatasan penggunaannya.

2. Persepsi terhadap keberadaan pengobatan Ceragem

Media informasi baik media cetak atau media elektronik akhir-akhir ini sering

sekali mengangkat tema tentang pengobatan alternatif. Seperti majalah, radio, dan

televisi yang banyak menginformasikan pengobatan-pengobatan alternatif merupakan

salah satu sumber informasi bagi informan untuk melengkapi pengetahuan mereka

tentang adanya pengobatan alternatif, selain pengobatan medis yang selama ini

51

Page 52: Usul Skripsi Zili Baru

menjadi pengobatan formal bagi mereka. Bahkan sering terjadi metode getok tular

atau info dari mulut ke mulut sesama masyarakat untuk mengetahui trend apa atau

informasi apa yang sedang hangat terjadi di kehidupan masyarakat, salah satunya

seperti keberadaan pengobatan alternatif CERAGEM. Sebagian besar informan dari

penelitian ini menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang keberadaan pengobatan

alternatif CERAGEM ini dari masyarakat atau orang yang memang sudah terjun

langsung untuk memanfaatkan pengobatan CERAGEM ini, dan memang mereka

sama sekali belum memiliki pengetahuan tentang CERAGEM. Sebagaimana yang

dikatakan oleh salah satu informan SSL, sebagai berikut :

”Awalnya saya lihat di Center yang di jln. Kol Sugiri dekat rumah sakit elisabet mas, koq rame banyak yang antri akhirnya saya ikut-ikutan nyoba,dan sampe sekarang ini saya rutin”

Demikian pula apa yang dikatakan oleh ATT, sebagai beikut :

”pengobatan Ceragem ini awalnya saya dengar dari teman, katanya ada pengobatan baru dengan sistem alat penghangat tidak di Purwokerto dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.”

Penuturan ATT dan SSL di atas serupa dengan penuturan WSN di bawah ini :

”Saya ikut-ikutan teman mas yang sedang berobat, tapi akhirnya tertarik untuk nyoba dan sudah dua tahunan ini saya berobat walaupun center yang gratis bubar saya pindah ke sini ... mas di center di sini bayar engga seberapa tapi penyakit saya sembuh.”

Dari hasil wawancara dengan informan, dapat disimpulkan bahwa keberadaan

dan keikurtsertaan pasien awalnya hanya faktor coba-coba. Namun setelah mencoba

ternyata terasa berpengaruh terhadap kesehatannya, maka metode pengobatan

ceragem ini mereka teruskan.

52

Page 53: Usul Skripsi Zili Baru

Keberadaan klinik Center CERAGEM di Purwokerto hanya berlangsung

sekitar dua setengah tahun yaitu dari April 2009 sampat Nopember 2011, dan

kemudian membuka klinik Center CERAGEM di Kebumen. Meskipun demikian,

pasien yang sudah menjadi pasien Klinik Center CERAGEM tidak perlu hawatir akan

terputusnya pengobatan CERAGEM mereka. Karena seiring dengan kemunculan

Center CERAGEM tsb ada beberapa pasien yang membeli peralatan pengobatan

CERAGEM untuk dipergunakan dalam internal keluarga mereka. Selain itu, ada pula

yang diperuntukkan untuk kegiatan pengobatan umum dengan menarik biaya

sekedarnya untuk membantu biaya operasional, diantaranya membayar honor

operator (terafis) dan biaya listrik, sebagaimana yang diutarakan pemilik rumah

CERAGEM di Jln. Pemuda tsb NWW, sebagai berikut :

“Semula saya ikut berobat di Klinik Center Ceragem tidak tahan antri pasiennya bukan main banyaknya dan berobatkan sebaiknya tiap hari jadi memerlukan waktu juga, setelah rembukan dengan anak maka saya membeli peralatan Ceragemnya sekalian seharga sebelas juta tiga ratus ribu rupiah satu unit terdiri dari mesin Ceragem 1, 1 lempengan batu giok yang berjumlah 9, dan satu lempengan batu giok yang berjumlah 3 buah”

Selanjutnya NWW meneruskan penuturannya berkaitan keberadaan rumah

CERAGEM yang dikelolanya yang diperuntukkan untuk umum, sebagai berikut :

“setelah mendengar center Ceragemnya tutup, maka alat ceragem yang saya miliki saya peruntukkan untuk pengobatan umum sehingga bagi mereka yang sudah berobat di center dan ingin meneruskan pengobatan ceragem itu dapat saya bantu.. tetapi dengan penaroikan biaya untuk membantu biaya operasionalnya.. cukup terjangkau mas cuma tiga ribu rupiah sekali pengobatan”

Menyimak penuturan informan NWW sekaligus pemilik dan terafis dapat

disimpulkan bahwa keberadaan rumah-rumah CERAGEM bermula adanya

53

Page 54: Usul Skripsi Zili Baru

kepentingan pengobatan internal keluarga karena mampu mereka membeli perangkat

ceragemnya 1 unit. Kemudian berkembang menjadi pengobatan untuk umum guna

memfasilitasi masyarakat yang ingin melanjutkan pengobatan Ceragemnya. Selain

itu, ada juga pemilik CERAGEM yang memberikan pengobatan gratis kepada

pengguna CERAGEM, sebagaimana yang dituturkan oleh KRS, sebagai berikut :

“ada pasien pensiunan polisi yang struk setelah berobat ..sukur bisa sembuh, kemudian bapak itu membeli 1 unit Ceragem selain untuk mengobatai dirinya sen diri juga diperuntukkan untuk masyarakat sekitarnya tanpa ada pungutan biaya, katanya sih untuk sedekah mengingat penyakit struknya bisa sembuh”

Berdasarkan penuturan dari kedua informan pendukung di atas, telah

memperkuat pernyataan informan bahwa sebenarnya keberadaan pengobatan

CERAGEM di Purwokerto dimulai sejak dibukanya Klinik Center CERAGEM di

Jln. Kolonel Sugiri kemudian berlanjut pada rumah-rumah CERAGEM yang

dikelola perorangan.

Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

masyarakat terhadap keberadaan pengobatan CERAGEM disambut baik sebagai

pengbobatan alternatif, yang mereka nilai lebih mudah dan murah dibandingkan

dengan pengobatan medis yang selama ini mereka lakukan. Sehingga metode getok

tular atau info dari mulut ke mulut sesama masyarakat atau faktor coba-coba sebagai

awal keikutsertaan pasien memanfaatkan keberadaan poengobatan CREGEM.

3. Persepsi terhadap manfaat pengobatan CERAGEM

54

Page 55: Usul Skripsi Zili Baru

Dari hasil wawancara menyebutkan bahwa informan mempunyai persepsi

yang positif terhadap pengobatan CERAGEM. Sebagaimana yang dikatakan oleh

SHT yang sudah menjalani pengobatan CERAGEM ini selama setahun, sebagai

berikut :

”Saya sudah berobat lebih setahun, semula saya berobat di center CERAGEM, tapi karna centernya tutup saya mencari tempat lain ketemu di sini sudah 1 bulan saya berobat disini, saya pikir pengobatan ceragem ini praktis tidak makan obat yang ada kimianya walau cuma perlu waktu setengah jam sekali pengobatan tapi pengaruhnya dengan kesehatan badan saya terasa........ enak mas bisa tidur nyenyak pegal-pegal hilang dan sakit kepala yang saya keluhkan sekarang hilang...”

Berkaitan dengan pernyataan SHTdi atas, informan lain WNO mengatakan

dengan hal yang senada :

”Ya mas saya baru 1 bulan datang ketempat ini kaki kiri saya ini kadang-kadang kesemutan, sekarang tidak terasa lagi memang hambatannya harus datang tiap hari tapi tidak apa ada buktinya...”

Pernyataan kedua informan di atas, didukung oleh ATT mengatakan sebagai

berikut :

”Pengobatan ceragem ini sama kalau kita diurut dan ada penghangatnya jadi di badan rasanya enak, murah cuma tiga ribu, sekarang sakit badan dan sakit kepala kurang...”

Atau pernyataan informan yang lain, SSL sebagai berikut :

”Sudah dua tahun berobat ceragem ini, karena manfaatnya besar saya rasakan mau aja saya jauh-jauh dari leduk kemari.”

Berdasarkan hasil wawancara informan di atas, menunjukkan bahwa persepsi

terhadap pengobatan CERAGEM ini positif dirasakan, bahkan dianggap aman

dibandingkan berobat ke medis. Menurut informan, mengkonsumsi obat-obatan yang

55

Page 56: Usul Skripsi Zili Baru

di dalamnya mengandung kimia selain akan menyembuhkan penyakit juga

mengandung efek samping yang dapat membahayakan organ lain. Sebagaimana yang

dikatanan oleh ATT :

”Ceragem ini aman dari bahan kimia dan tidak ada yang dimakan, lihat kalau kita makan tablet atau disuntik penyakitnya sih bisa sembuh tapi katanya mengandung bahan kimia hati-hati ginjal dan hati kita bisa kena penyakit, bisa gagal ginjal lah ... mas”

Persepsi tersebut muncul karena pengetahuan mereka tentang pengobatan

CERAGEM yang lebih baik dan lebih selektif terhadap sesuatu yang dapat

merugikan kesehatannya. Pengetahuan yang didukung dengan informasi-informasi

yang lengkap membantu mereka untuk mengambil kesimpulan dari berbagai

pengalaman yang ada. Pernyataan informan diatas juga diperkuat oleh informan

pendukung KRS, sebagai berikut :

”Sejak pengobatan ceragem ini dibuka untuk umum, pasiennya tidak pernah berkurang, malahan ada beberapa orang pindahan dari center ceragem .... bahkan ada yang sudah setahun dua tahun berobat di sini tiggal meneruskan pengobatannya..., alasannya meneruskan karena sudah cocok dengan pengobatan ceragem ada perubahan, dibandingkan ke puskesmas atau rumah sakit antrinya lama bayar mahal dan harus makan obat, ceragem tidak makan obat metodenya seperti dipijat dengan alat penghangat...”

Pernyataan KRS di atas, menggambarkan persepsi masyarakat tentang

pengobatan CERAGEM adalah pengobatan sejenis urut dengan alat penghangat yang

tidak membahayakan bahkan dapat membuat badan rileks, sehingga akan sangat

berkhasiat dan efek samping yang dihasilkannya sangat minimal. Mengenai persepsi

masyarakat di atas tentang pen dampak pengobatan CERAGEM terhadfap diri

papsien, sebagaimana dinyatakan oleh informan AHM, sebagai berikut :

56

Page 57: Usul Skripsi Zili Baru

”pengobatan dengan memanfaatkan arus panas seperti ceragem ini, efek samping yang dihasikan tidak begitu berbahaya paling terasa kulit pasien yang keseringan tersentuh mesin akan memerah dan dalam waktu lama akan terlihat seperi luka bakar’

Adapun mengenai khasiat langsung dari penggunaan mesin ini, dinyatakan

kembali oleh AHM :

”khasiat langsung pengobatan ini memang tidak langsung terasa, sebagaimana kalau kita makan obat. Karena produk ini motifnya juga bisnis jadi dalam promosi dagangnya seolah-olah berbagai macam penyakit dapaty teratasi hanya dengan penggonaan meisn ceragem ini. Padahal tidak begitu kenyataannya, hanya memberi stimulus atau rangsangan sehingga otot terasa lemas dan rileks. Sehingga keluhan pasien yang sebatas otot tegang dan sejenisnya memang dapat diselesaikan melalui pemanasan melalui memsin ceragem tersebut.”

Mengenai efek samping yang minimal yang dihasilkan dari pengobatan

ceragem ini menurut KRS, sebagai berikut :

”Ceragem ini dikeluarkan sudah melalui penelitian para ahli di korea selatan, dan kalau ada yang membahayakan kesehatan penggunanya, pasti ga diberi ijin oleh pemerintah..”

Pemahaman tentang informasi yang di dapat informan sebagai suatu persepsi

menghasilkan beberapa tujuan yaitu ingin kembali memakai suatu yang lebih aman

daripada harus betrobat ke pengobatan medis dengan maksud, ingin mengurangi efek

samping, mencari biaya yang lebih murah ketimbang pengobatan medis, dan mencari

pengobatan yang lebih mudah dan sederhana.

Tidak terjadinya dampak yang membahayakan pasien atas penggunaan mesin

CERAGEM ini, atau paling tidak selama ini terdengar keluhan pasien telah terjadi

malprakek, sehingga peneltiti menyimpulkan bahwa selama ini pemerintah seolah

57

Page 58: Usul Skripsi Zili Baru

tidak tahu menahu dan memberi kelonggaran kepada rumah-rumah CERAGEM

berdiri tanpa rekomendasi dari institusi terkait.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini idpergunakan dua jenis informan yaitu

informan utama dan informan pendukung. Informan utama yaitu informan yang

diambil dari pasien yang diambil sebagi sampel dari penelitian. Karakteristik

informan utama memiliki karakteristik yuang berbeda. Perbedaan dimaksud terlihat

dari latar belakang tingkat pendidikan yang dimiliki, mata pencaharian yang berbeda,

status sosial yang berlainan pula. Perbedaan karakteristik yang ada pada informan

tersebut, tentu akan sangat berguna bagi peneliti dalam mengorek keterangan dan

informasi yang diinginkan.

2. Mekanisme Pengobatan Ceragem

Banyak terapi alternatif yang digunakan orang menyembuhkan sakit dan dari

sekian banyak terapi tersebut, ada terapi CERAGEM yang dapat menyedot pasien

cukup banyak. Terapi CERAGEM adalah terapi alternatif yang menggunakan batu

giok Korea dengan teknologi infra merah. Pancaran sinar infra merahnya bisa

menembus dalam tubuh hingga 14 centimeter di titik-titik tertentu sehingga badan

terasa hangat.. Batu giok yang sudah panas nantinya akan berpindah ke bagian tubuh

lain yang belum panas. Inilah yang membuat peredaran darah pasien menjadi lancar.

Pasien jadi lebih nyenyak tidur sehingga punya kualitas tidur yang lebih bagus (Kabar

Ceragem : 2009).

58

Page 59: Usul Skripsi Zili Baru

Pengobatan CERAGEM ini dilengkapi dengan 2 alat, yaitu, pertama 1 mesin

yang disebut dengan mesin CERAGEM atau lebih lengkapnya CERAGEM Compact

CGM-P390, adalah sebuah alat terapi kesehatan yang menyalurkan kehangatan

melalui tulang belakang manusia berdasarkan titik-titik kop yang sudah ditentukan,

dan . kedua, batu giok yang berjumlah 9 buah dan berjumlah 3 buah. Untuk batu

giok yang berjumlah 9 buah akan memberikan tekanan pada tubuh pada 12 titik di

daerah tulang belakang dan 3 titik pada bagian perut, dengan waktu pengobatan

selama 2 menis setiap titik. Dengan demikian diperlukan waktu 30 menit pengobatan

untuk 15 titik yang ada.

Adapun mekanisme pengobatan Ceragem bekerja melalui tulang belakang

manusia dengan 4 cara, yaitu:

Pertama, urut – penekanan pada tulang belakang yang berfungsi

mengaktifkan syaraf dan melancarkan peredaran darah sehingga mengoptimalkan

kerja dan fungsi organ tubuh manusia. Kedua,. Kop – titik-titik pusat syaraf pada

tubuh yang sudah di teliti secara ilmiah yang mampu mengaktifkan semua fungsi sel

dan membantu menghasilkan darah segar yang baik. Titik-titik ini penting untuk

mencegah dan mengobati penyakit.. Ketiga, Sinar Infra Merah Jauh – merupakan

sinar kehidupan, mengobati penyakit di tubuh manusia dengan melancarkan

pembuluh darah.. Keempat, Chiropractice – membetulkan tulang belakang yang

bengkok dan bongkok serta mengobati syaraf yang tertekan sehingga fungsi syaraf

normal kembali Sedangkan batu giok yang berjumlah 3 buah dipergunakan untuk

59

Page 60: Usul Skripsi Zili Baru

pengobatan ambaien dengan pemberian tekanan pada bagian anus. Lamanya

pengobatan untuk satu kali pengobatan serlama 5 menit setiap hari szmpai paisen

merasa sembuh..

3. Persepsi Terhadap Keberadaan Pengobatan CERAGEM

Terdapat beberapa pengertian tentang persepsi yang dikemukakan oleh para

ahli. Persepsi merupakan keseluruhan proses mulai dari stimulus (rangsangan) yang

diterima panca indera, kemudian stimulus diantar ke otak di mana ia didekode serta

diartikan dan selanjutnya mengakibatkan pangalaman yang disadari (Maramis, 2006).

Pengalaman dari orang lain seperti kerabat dan teman yang menggunakan

pengobatan alternatif memberikan informasi yang dapat menimbulkan daya tarik

untuk mengikuti pengobatan yang sama. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Notoatmodjo (2005) bahwa : ”Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan

faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh dan

pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya

perbedaan iinterpretasi”. Informasi-informasi tersebut dianggap oleh informan

merupakan sesuatu yang positif, seterusnya informasi yang terkumpul tentang

pengobatan CERAGEM akan ditafsirkan menjadi sebuah persepsi.

Berdasarkan hasil wawancara, informan mempunyai persepsi mengenai

pengobatan CERAGEM bahwa pengobatan tersebut merupakan pengobatan luar yang

,mempergunakan metode urut dan penghangatan serta tidak menimbulkan efek

samping dan ketergantungan. Sejalan dengan yang dikemukakan Mursito (2007),

60

Page 61: Usul Skripsi Zili Baru

pengobatan tradisional (urut, penghagatan) memiliki efek samping yang relatif lebih

sedikit dari pada pengobatan medis. Informan menganggap pengobatan CERAGEM

lebih aman karena pasien tidak perlu makan obat yang mengandung bahan kimia

sehingga dapat meminimalkan efek samping dan ketergantungan. Pernyataan tersebut

sejalan dengan pendapat Yeni (2000), bahwa banyak masyarakat yang menggunakan

pengobatan alternatif dengan persepsi pengobatan tersebut tidak ada efek samping

dan beranggapan pengobatan alternatif tsb. lebih baik dari pada pengobatan medis.

Persepsi yang muncul dari informan terjadi karena pengetahuan mereka

tentang keberadaan pengobatan CERAGEM relatif lebih selektif terhadap sesuatu

yang dapat merugikan kesehatannya. Pengetahuan yang didukung dengan informasi-

informasi yang lengkap membantu mereka untuk mengambil kesimpulan dari

berbagai pengalaman yang ada. Berbagai informasi dan pengalaman keluarga atau

teman tentang pengobatan CERAGEM yang dimiliki oleh para informan merupakan

sebuah rangsangan dalam pandangan positifnya terhadap pengobatan CERAGEM.

Seperti yang dikemukakan Puteh (2007) pengalaman dari orang lain menimbulkan

persepsi di tengah masyarakat sebagai awal keputusan menggunakan pengobatan

alternatif di luar pengobatan medis. Selain itu, pengetahuan yang dimiliki seseorang

merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang

diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan

terjadinya perbedaan interpretasi (Notoatmodjo, 2005).

4. Persepsi Terhadap Manfaat Pengobatan CERAGEM

61

Page 62: Usul Skripsi Zili Baru

Berbagai batasan mengenai persepsi yang dikemukakan oleh para ahli

diantaranya oleh Rakhmat (2000) bahwa persepsi adalah : ”pengalaman tentang

objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkannya. Persepsi tersebut memberikan makna pada stimuli

inderawi atau sensori stimuli”. Sejalan dengan pengertian persepsi tersebut,

Saparinah Sadli (1977). Mengatakan bahwa :

”persepsi merupakan suatu proses aktif strategi yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya, tetapi juga dia yang sebagai keseluruhan dengan pengalaman-pengalamnnya dan sifat yang relevan terhadap stimulus tersebut. Persepsi terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh kecendrungan untuk memberikan nilai-nilai tertentu sejauh mana obyek bernilai bagi dirinya”

Persepsi seseorang terhadap suatu obyek tidak dapat dilepaskan dari kerangka

pemikiran ataupun pengalamnnya karena persepsi merupakan suatu proses dalam

memahami mengenai hubungan-hubungan peristiwa, obyek-obyek sosial dengan cara

merasakan lewat pengalaman. Oleh karena itu, persepsi mengenai manfaat

pengobatan CERAGEM sangat ditentukan oleh pengalaman seseorang yang telah

menjalani pengobatan CERAGEM.

Hasil wawancara dari beberapa informan ditarik kesimpulan bahwa manfaat

pengobatan CERAGEM yang telah dirasakannya akan menjadi bahan informasi yang

disampaikan kepada orang terdekatnya. Orang lain yang menerima informasi

mengenai manfaat pengobatan CERAGEM memberikan persepsi yang positif

mengenai manfaat pengobatan CERAGEM. Hal ini yang mendorongnya untuk

mempergunakan pengobatan CERAGEM, atau kemudian persepsi yang dia tangkap

itu kemudian diteruskan kepada orang lain..

62

Page 63: Usul Skripsi Zili Baru

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan disimpulkan bahwa

pengobatan Ceragem ini termasuk pengobatan alternatif, karena di dalam pengobatan

tsb. terdapat peralatan yang disebut dengan mesin CERAGEM dan batu giok. Hal ini

sejalan apa yang diungkapkan oleh Mangoenprasodjo (2005) bahwa : ”pengobatan

alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat atau

bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran modern dan

dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap penobatan kedokteran modern

tersebut.”.

Pengalaman menggunakan pengobatan alternatif menurut Notoatmodjo

(2005), terdapat faktor yang dapat mempengaruhi proses memberi penilaian bagi

individu, faktor tersebut salah satunya adalah faktor eksternal. Faktor eksternal dapat

berupa pengalaman orang lain mengenai suatu hal. Pengalaman atau pengetahuan

yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam

menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman menggunakan pengobatan

alternatif yang dirasakan orang lain memberikan informasi yang positif kepada

mereka. Sehingga memunculkan interpretasi terhadap informasi-informasi yang telah

didapatkan yaitu tentang pengalaman dalam penggunaan pengobatan alternatif yang

akhirnya tertarik untuk menggunakan pengobatan yang serupa.

Hasil wawancara menyebutkan, mereka menggunakan pengobatan

CERAGEM karena adanya pengalaman dari orang lain yang pernah menggunakan

pengobatan penghangat ini. Keberhasilan dalam pengobatan yang dirasakan orang

lain menjadi daya tarik untuk sekedar mencoba.. Pernyataan tersebut senada dengan

63

Page 64: Usul Skripsi Zili Baru

pendapat Mangoenprasodjo (2005), bahwa para pengguna pengobatan alternatif ini

mendengar keberhasilan penyembuhan alternatif dari orang yang baru dikenal,

keluarga, dan teman yang mungkin sudah mengalami kesembuhan dengan penyakit

yang serupa melalui pengobatan alternatif tersebut.

Selain persepsi positif mengenai manfaat pengobatan CERAGEM yakni dapat

menyembuhkan berbagai penyakit, informan juga berpendapat bahwa perasaan aman,

fasilitas yang tersedia cukup dengan biaya yang terjangkau yang mendorong pasien

mengunjungi klinik-klinik CERAGEM Pertnyataan informan tersebut sesuai

sebagaimana yang dikatakan oleh Mangoenprasodjo (2005): bahwa ada beberapa

pertimbangan dalam hal memilih pengobatan alternatif diantaranya, adalah :

a. Latar belakang kultural, karena perasaan nyaman dan keyakinan sangat berperan bagi proses penyembuhan.

b. Tersedianya terapis atau fasilitas terapi di wilayah domisilinya.c. Biaya terapi atau pengobatan yang terjangkau

Dengan demikian persepsi positif mengenai manfaat pengobatan CERAGEM

ditambah tersedianya fasilitas pengobatan dengan biaya yang terjangkau yang

mendororng pasien untuk melakukan pengobatan CERAGEM tersebut.

5. Pola Pemanfaatan Pengobatan CERAGEM

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pola pemanfaatan pengobatan

CERAGEM dengan sistem alternatif merupakan suatu upaya kesehatan yang berakar

pada tradisi yang sistem pengobatannya berbeda jauh dengan sistem pengobatan dan

penyembuhan ilmu. Pengobatan alternatif CERAGEM adalah pengobatan yang

memanfaatkan hawa panas.

64

Page 65: Usul Skripsi Zili Baru

Penyebab terjadinya peningkatan penggunaan pengobatan CERAGEM, salah

satunya karena adanya kegagalan penggunaan obat medis untuk penyakit tertentu di

antaranya kanker serta semakin luasnya akses informasi mengenai pengobatan

alternatif. Hal tersebut menciptakan pola pemanfaatan di masyarakat terhadap

penggunaan pengobatan alaternati termasuk diantaranya pengobatan CERAGEM

semakin luas. pola yang dimaksud adalah pola menentukan pilihan atas urutan

menggunakan pengobatan alternatif. Diantaranya pengobatan alternatif CERAGEM

merupakan pilihan yang pertama, pengobatan alternatif CERAGEM merupakan

pengobatan pendukung dari pengobatan medis, dan pengobatan CERAGEM

merupakan pilihan pengobatan setelah pengobatan modern.

Dalam hal ini, berdasarkan hasil wawancara masyarakat menggambarkan pola

pemanfaatan pengobatan alternatif CERAGEM bahwa sebagian informan

menyatakan pengobatan alternatif CERAGEM merupakan pilihan pengobatan setelah

medis yaitu setelah menggunakan pengobatan medis yang sudah dijalani sebelumnya.

Seperti penuturan dari WSN berikut ini.

“kata dokter saya kena ambeien, sudah diberi obat memang berhenti tidak lagi keluar darah kalau buang air tetapi per keluar darah”nah waktu hanya sesaat kalau kotorannya keras sakitnya kumat lagi dan dokter menyarankan untuk operasi, saya takut mas,, kebetulan saya dengar pengobatan CERAGEM ini dan sudah saya jalani pengobatannya hampir 2 tahun dan syukur ada perubahan, tidak lagi keluar darah”

Sedangkan WNO menuturkan penuturan yang serupa seperti di bawah ini:

“Pertamanya ke dokter, tahu sendirikan kita pasti diberi obat yang serba kimia dan reaksinya memang cepat sembuh tapi cepat kumat juga. Selain itu kalau di rumah sakit atau puskesmas pasti ngantri kan cukup

65

Page 66: Usul Skripsi Zili Baru

lama itulsah yang kemudian saya mencoba-coba kepengobatan ceragem ini”

Penuturan dariWSN dan WNO tersebut di atas, menggambarkan penggunaan

pengobatan alternatif CERAGEM merupakan pilihan pengobatan setelah medis.

Mereka sebelumnya pernah menggunakan pengobatan medis. Adanya kekecewaan

selama menggunakan pengobatan modern menjadi alasan untuk menggunakan

pengobatan alternatif. Hal ini dapat memperlihatkan bagaimana pola pengobatan

alternatif di luar pengobatan medis yang sudah lazim yang menjadi pilihan-pilihan

tertentu masyarakat dalam menjaga kesehatannya. Kenyataan tersebut juga

memperlihatkan status pengobatan altenatif yang masih diakui keberadaannya dan

dapat menjawab berbagai masalah kesehatan.

Tetapi berbeda dengan penuturan kedua WSN dan WNO di atas, informan

SHT menyatakan pengobatan CERAGEM merupakan pilihan pertamanya, yaitu

sebagai berikut

“Untuk sekarang ini pengobatan ceragem menjadi pilihan pertama saya,, terutama untuk penyakit yang saya rasakan sekarang ini tanpa ke dokter ternyatra di ceragem pun dapat sembuh”

Penentuan pilihan dalam menggunakan pengobatan alternatif CERAGEM

berdasarkan hasil dari wawancara diatas dipengaruhi oleh pengalaman dan

pengetahuan tentang CERAGEM. Hasil wawancara menghasilkan kesimpulan

bahwa pilihan menggunakan pengobatan CERAGEM merupakan pilihan setelah

medis karena mempunyai pengalaman berobat yang tidak memenuhi harapan dan

kebutuhannya. Biaya yang cukup mahal untuk menggunakan pengoabatan modern,

66

Page 67: Usul Skripsi Zili Baru

obat yang diberikan oleh pengobatan medern kurang begitu aman untuk kesehatan

tubuh, dan kekecewaan karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Itu

semua menjadi dorongan untuk menentukan pilihan alternatif.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

67

Page 68: Usul Skripsi Zili Baru

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini diambil kesimpulan akan

beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

1. Mekanisme engobatan CERAGEM yaitu dengan cara mempergunakan alat

penghangat dengan teknologi infra merah. Dilengkapi dengan 2 alat, yaitu,

pertama 1 mesin yang disebut dengan mesin CERAGEM adalah sebuah alat

terapi kesehatan yang menyalurkan kehangatan melalui tulang belakang

manusia berdasarkan titik-titik kop yang sudah ditentukan, dan . kedua, batu

giok yang berjumlah 9 buah dan berjumlah 3 buah. Untuk batu giok yang

berjumlah 9 buah yang akan memberikan tekanan pada tubuh pada 12 titik di

daerah tulang belakang dan 3 titik pada perut, dengan waktu pengobatan selama

2 menit setiap titik setiap hari. Dengan demikian diperlukan waktu 30 menit

pengobatan untuk 15 titik yang ada. Sedangkan batu giok yang berjumlah 3

buah dipergunakan untuk pengobatan ambaien, dengan masa pengobatan

selama 5 menit untuk setiap hari. Masa penyelesaian pengobatan tidak

tervbatas, sampai pasien merasa sembuh.

2. Pengobatan CERAGEM bekerja melalui tulang belakang manusia dengan 4

cara, yaitu: Pertama, urut – penekanan pada tulang belakang yang berfungsi

mengaktifkan syaraf dan melancarkan peredaran darah sehingga

mengoptimalkan kerja dan fungsi organ tubuh manusia. Kedua,. Kop – titik-

titik pusat syaraf pada tubuh. Titik-titik kop ini penting untuk mencegah dan

68

Page 69: Usul Skripsi Zili Baru

mengobati penyakit.. Ketiga, Sinar Infra Merah Jauh, mengobati penyakit di

tubuh manusia dengan melancarkan pembuluh darah.. Keempat, Chiropractice

membetulkan tulang belakang yang bengkok dan bongkok serta mengobati

syaraf yang tertekan sehingga fungsi syaraf normal kembali.

3. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan positif terhadap pengobatan .

CERAGEM Informan mempersepsikan pengobatan alternatif adalah suatu

pengobatan alternatif yang menggunakan mesin dan alat penghangat dengan

biaya cukup terjangkau, tidak menimbulkan efek samping serta ketergantungan

bagi penggunanya. Informan mengetahui keberadaan pengobatan CERAGEM

berasal dari pengalaman dan pembicaraan orang lain. Keberhasilan dalam

pengobatan yang dirasakan orang lain menjadi daya tarik yang lain.

4. Berdasarkan data yang didapat, persepsi yang muncul dari informan terjadi

karena pengetahuan mereka tentang keberadaan pengobatan CERAGEM relatif

tidak merugikan kesehatannya. Pengetahuan yang didukung dengan informasi-

informasi yang lengkap membantu mereka untuk mengambil kesimpulan..

Berbagai informasi dan pengalaman keluarga atau teman tentang pengobatan

CERAGEM yang dimiliki oleh para informan merupakan sebuah rangsangan

untuk mempersepsikan bahwa keberadaan pengobatan CERAGEM positif dan

bisa untuk ditekuni pengobatannya.

B. Saran-saran

69

Page 70: Usul Skripsi Zili Baru

Ada beberapa saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Mengingat rumah-rumah CERAGEM penyedia pengobatan CERAGEM terus

bertambah yang dikelola oleh peroranagan seiring dengan bertambahnya

pasien yang tertarik ke pengobatan CERAGEM ini, maka sebaiknya bagi

pemilik mesin CERAGEM yang ingin menerima pasien umum seyogyanya

harus mendapat ijin pembukaan praktek dari Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota di mana dia berdomisili.

2. Rumah-rumah CERAGEM yang menerima pasien umum, sebaiknya

melakukan pendataan pasien dengan cermat dengan mempersiapkan kartu

kontrol bagi pasien yang di dalamnya berisi nama, umur, jenis kelamin,

tanggal lahir, pekerjaan, alamat serta keluhan penyakit yang dirasakan, serta

tanggal kunjungan pasien. Dengan demikian data yang akurat dapat

diperolkeh bila diperlukan.

3. Merebaknya pengobatan-pengobatan alternatif di tengah-tengah masyarakat

dewasa ini yang mempergunakan alat-alat tertentu di antaranya mesin

CERAGEM tsb. Oleh karena itu, setiap rumah-rumah CERAGEM yang

menerima pasien baik yang gratis maupun memungut biaya harus

memperoleh rekomendasi atau sureat ijin dari instansi pemerintah yang

berwenang.

DAFTAR PUSTAKA

70

Page 71: Usul Skripsi Zili Baru

Aji, Binar dan Shrimarty R. 2006. Faktor Predisposising, Enabling, Dan Reinforcing Pada Pasien Di Pengobatan Alternatif Radiesthesi Medik : The Indonesian Of Public Health. Vol 3. No 2 : 35-44

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta. Jakarta.

Azwar. 2003. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Beny, Dwi Ariyanto. 2008. Latar Belakang Masyarakat Dalam Penggunaan Jasa Pengobatan Tradisional Patah Tulang Sangkal Di Kabupaten Pemalang. Skripsi: Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. (online) http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/p/index/assoc/HASHb5d4.dir/doc.pdf. diakses bulan Maret 2011

Brannen, J. 2005. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif., Fakultas tarbiyah IAIN Antasari. Pustaka pelajar. Samarinda.

DepKes. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, Diektorat Jenderal Binkesmas, Departemen Kesehatan, Jakarta.

Foster and Anderson. 1986. Medical Anthropology. (UI-Press). Jakarta..

Herlina, Muria. 2001. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Jenis Pengobatan Alternatif pada Masyarakat Pengguna Pengobatan Alternatif di Kota Bengkulu. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. www.digilib.ui.ac. id. Diakses Oktober 2011

http://Petra Christian Universty Library/jiunkpe/s1/ikom/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-51403079-6648-smackdown-chapter3.pdf.Tentang Persepsi. diakses bulan Juli 2011

Huang & Hong. 1998. Alternative medicine- formulary evaluation in Asia. Medical Progress; June : 5 – 7.

Junaidi, Nasrun. 2008. Hubungan Status Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan Tingkat Kepuasan Pasien. Skripsi. Program Studi Kesehatan masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

71

Page 72: Usul Skripsi Zili Baru

Keumala, J, Ida. 2008. Penegakan hukum Terhadap dugaan tindak pidana malpraktik medik. (online) http://www.google.com/malpraktikmedis/. Diakses bulan Juli 2011

Mangoenprasodjo, Setiono dan Sri Nur Hidayati. 2005. Terapi Alternatif & Gaya Hidup Sehat. Pradipta. Yogyakarta

Maramis, WF. 2006. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan.. Air Langga University Press. Jakarta.

Miles, M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. UI Press. Jakarta.

Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif . Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyadi, Agus. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keluarga Menggunakan Pengobatan Herbalis dalam Mengatasi Masalah Kesehatan di Desa Warujaya Parung Bogor. Tesis. (online)www.digilib.ui.ac. id. Diakses Agustus 2011.

Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Cetakan II, PT.Rosda Karya. Bandung.

Muzaham, Fauzi. 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta

Notoatmodjo, Sukidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.

_______________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

_______________. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Peter, Pasla dan Desi Indah. 2002. Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Spa Sebagai Sarana Perawatan Kesehatan, Kebugaran Dan Kecantikan. Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra (online) http://puslit.petra.ac.id/journals/management/. Diakses bulan Agustus 2011.

Rakhmat, Jalaludin, 2000. Psikologi Komunikasi, Edisi Ketiga. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Risnadi, Riswan. 2010. Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Alternatif Herbal di Purwokerto. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

72

Page 73: Usul Skripsi Zili Baru

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Shadli, Saparinah, 1977, Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, Dikti, Jakarta.

Sarwono, Solita. 2007. Sosiologi Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Setiabudi, 2005, Tinjauan pustaka persepsi, (0nline) http://www.damandiri.or.id/. Diakses 12 Februari 2011.

Stella, Olwin.O. dan Tjahjono Kuntjoro. 2006. Persepsi Pasien terhadap mutu pelayanan puskesmas kota yogyakarta. Program magister kebijakan dan manajemen pelayanan kesehatan - Univesitas Gadjah Mada. Yogyakarta. (on-line) http://www.pdf-search-engine.com/jurnalkepuasan- pasien-pdf. Diakses pada Februari 2011

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta.

Sukmana, O. 2003. Dasar-dasar Psikologi Lingkungan. Bayu Media dan UMM Press. Malang.

Sutopo, Heribertus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar Teoritis dan Praktis, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Turana, Yuda. 2005. Seberapa Besar Manfaat Pengobatan Alternatif (online) http://www.medikaholistik.com. Diakses Agustus 2011.

Utarini. 2003. Menyajikan Data Penelitian Kualitatif . Artikel sesi 11, IKM FK UGM Yogyakarta.(online)http://www.google.co.id/datakualitatif/docstoc/document/artikelsesi11, diakses Agustus 2011.

Yeni. 2000. Mengobati Penyakit Dengan Cara Alternatif. Kuncarini. Yogyakarta.

Zulkifli. 2004. Pengobatan Tradisional Sebagai Pengobatan Alternatif Harus Dilestarikan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. USU Digital Library. (online) http://www.google.co.id/pengobatanalternatif/jurnal/usudigitallibery/ Diakses bulan Juli 2011.

www.banyumasnews.com. Diakses Juli 2011

73

Page 74: Usul Skripsi Zili Baru

KARYA TULIS ILMIAHPERSEPSI MASYARAKATVTENTANG PELAYANAN PENGOBATAN

CERAGEM DI PURWOKEETO

INTISARI

Karya tukis ilmiah ini berjudul :”Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Pengobatan CERAGEM di Purwokerto”. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive samplin. Melibatkan 6 informan utama dan 2 informan pendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai pengobatan CERAGEM dan pola pemanfaatan pengobatan CERAGEM Pengobatan CERAGEM merupakan pengobatan alternatif. yang mempergunakan alat penghangat dengan teknologi infra merah. Dilengkapi dengan 2 alat, yaitu, pertama 1 mesin yang disebut dengan mesin CERAGEM adalah sebuah alat terapi kesehatan yang menyakurkan kehangatan melalui tulang belakang manusia

berdasarkan titik-titik kop yang sudah ditentukan, dan . kedua, batu giok yang

berjumlah 9 buah dan berjumlah 3 buah. Untuk batu giok yang berjumlah 9 buah yang akan memberikan tekanan pada tubuh pada 12 titik di daerah tulang belakang dan 3 titik pada perut, dengan waktu pengobatan selama 2 menit setiap titik. Dengan demikian diperlukan waktu 30 menit pengobatan untuk 15 titik yang ada. Sedangkan batu giok yang berjumlah 3 buah dipergunakan untuk pengobatan ambaien, dengan masa pengobatan selama 5 menit untuk setiap hari... Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa informan mempunyai persepsi yang positif terhadap pengobatan CERAGEM yakni suatu pengobatan alternatif yang menggunakan mesin dan alat penghangat untuk tubuh bagian luar sehingga dirasakan, tidak ada efek samping, tidak ada ketergantungan bagi penggunanya dan dengan biaya cukup terjangkau, sehingga pasien merasa aman untuk mempergunakannya. Informan mengetahui keberadaan pengobatan CERAGEM berasal dari pengalaman dan pembicaraan orang lain. Keberhasilan dalam pengobatan yang dirasakan orang lain menjadi daya tarik tersendiri bagi pasien.

Kata kunci : Pengobatan, alternatif, persepsi, dan CERAGEM

74

Page 75: Usul Skripsi Zili Baru

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………. ii

PRAKATA ……………………………………………………………………….. iii

INTISARI ………………………………………………………………………… iv

ABSTRACT ……………………………………………………………………… v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... vii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Masalah Penelitian ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7

A. Pengobatan Alternatif ....................................................................... 7

B. Pengertian Persepsi ........................................................................... 14

C. Pembentukan Persepsi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ...... 16

D. Perilaku Pencarioan Pengobatanm .................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 25

A. Metode Penelitian ............................................................................. 25

B. Subyek Penelitian ............................................................................. 25

75

Page 76: Usul Skripsi Zili Baru

C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 26

D. Sumber Data ..................................................................................... 27

D, Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 27

F. Faliditas Data .................................................................................... 28

G. Metode Analisis Data ....................................................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 31

A. Gambaran Umum Klinik Pengobatan CERAGEM di Purwokerto .. 31

B. Proses Penelitian ........................................................................... 34

C. Karakteristik Informan ..................................................................... 36

D. Hasil Penelitian dan Wawancara ...................................................... 40

1. Mekanisme Pengobatan CERAGEM .............................

2. Persepsi Terhadap Keberadaan Pengobatan CERAGEM .........

3. Persepsi Terhadap Manfaat Pengobatan CERAGEM ..............

40

50

54

E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 57

1. Karakteristik Informan ...............................................................

2. Mekanisme Pengobatan CERAGEM .........................................

3. Persepsi Terhadap Keberadaan Pengobatan CERAGEM ..........

4. Persepsi Terhadap Manfaat Pengobatan CERAGEM ...............

5. Pola Pemanfaatan Pengobatan CERAGEM ...............................

57

57

59

61

63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 67

A. Kesimpulan ....................................................................................... 67

B. Saran-saran ....................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 70

76

Page 77: Usul Skripsi Zili Baru

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jumlah Pasien Klinik Pengobatan CERAGEM di Purwokerto Tahun 2010 ..................................................................................... 3

Tabel 2 Karakteristi Informan Utama …………………………………….. 38

Tabel 3 Karakteristik Informan Pendukung ……………………………… 39

Tabel 4 Jumlah Titik Kop dan Manfaatnya Dalam Pengobatan CERAGEM ..................................................................................... 45

77

Page 78: Usul Skripsi Zili Baru

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Mesin CERAGEM Untuk Peralatan Pengobatan CERAGEM …... 41

Gambar 2 Batu Giok Biji 9 Untuk Peralatan Pengobatan CERAGEM ……... 42

Gambar 3 Batu Giok Biji 3 Untuk Peralatan Pengobatan CERAGEM ……... 43

Gambar 4 Tempat Tidur Pasien Untuk Pengobatan CERAGEM .................... 44

Gambar 5 Letak 15 Titik Kop Pada Pengobatan CERAGEM, Dalam Tubuh Manusia …………………………………………………………... 47

Gambar 6 Letak Posisi Pasien Untuk Pengobatan 12 Titik Kop Pada Tulang Belakang ………………………………………………………….. 48

Gambar 7 Letak Posisi Pasien Untuk Pengobatan 3 Titik Kop Pada Bagian Perut ……………………………………………………………… 49

Gambar 8 Letak Posisi Pasien Untuk Pengobatan Dengan 3 biji Batu Giok Pada Bagian Anus ……………………………………………….. 50

78

Page 79: Usul Skripsi Zili Baru

SKRIPSI

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PENGOBATAN CERAGEM DI PURWOKERTO

Oleh :

Syaziliasnur QudratGIA007111

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO2012

79

Page 80: Usul Skripsi Zili Baru

80