NST (Non-stress Testing) 1. Definisi Merupakan pemeriksaan non-invasiv yang dilakukan pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu. Dinamakan “non- stress” karena tidak ada stress (tekanan) yang diberikan kepada bayi selama pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD, FAAD). Penilaian dilakan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. 2. Indikasi Indikasi Umum untuk NST (uji nonstres) Diabetes (yang memerlukan insulin) Preeklampsia (toksemia) Hipertensi kronis Penyakit Rh Sebelumnya melahirkan bayi mati Kehamilan lewat bulan (lewat lebih dari 2 minggu) Penyakit jantung Hipertiroidisme Kelambatan pertumbuhan di dalam rahim (IUGR) 3. Kontraindikasi Tidak ada kontraindikasi 4. Persiapan alat o Peralatan kardiotokografi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NST (Non-stress Testing)
1. Definisi
Merupakan pemeriksaan non-invasiv yang dilakukan pada usia kehamilan lebih
dari 28 minggu. Dinamakan “non-stress” karena tidak ada stress (tekanan) yang
diberikan kepada bayi selama pemeriksaan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal
activity acceleration determination (FAD, FAAD).
Penilaian dilakan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya
akselerasi yang menyertai gerakan janin.
2. Indikasi
Indikasi Umum untuk NST (uji nonstres)
Diabetes (yang memerlukan insulin)
Preeklampsia (toksemia)
Hipertensi kronis
Penyakit Rh
Sebelumnya melahirkan bayi mati
Kehamilan lewat bulan (lewat lebih dari 2 minggu)
Penyakit jantung
Hipertiroidisme
Kelambatan pertumbuhan di dalam rahim (IUGR)
3. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi
4. Persiapan alat
o Peralatan kardiotokografi
o Kertas kardiotokografi
o Ruangan yang cukup luas dan ber AC,sehingga keawetan alat dapat dijaga.
Suplai listrik yang cukup, dan backup powerlistrik jika sewaktu-waktu mati
lampu/arus listrik terputus. Selain itu ruangan juga harus bisa menjaga
privasi klien.
o Tempat tidur yang nyaman untuk pemeriksaan.
o Tensi meter.
o Perangsang atau alat untuk membangunkan bayi yang tidur.
o Ruang tunggu untuk pendamping dan ibu yang akan mengulang tes.
5. Prosedur pelaksanaan
a) Berikan lembar persetujuan atau inform consent.
b) Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal
ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegahterjadinya hipotensi.
c) Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi,dan
frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan,tensi
diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).
d) Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
Menanyakan padapasien
Melakukan palpasi abdomen
Melihat gerakan tajam pada tokogram
e) Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan
janin,dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala
ataubagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-
akustik(dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus
untukkeperluan tersebut).
f) Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
g) Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.Perhatikan
apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).
h) Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 - 25 dpm).
i) Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
6. cara pembacaan secara global
a) Reaktif
- Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan
akselerasi sedikitnya 15 dpm.
- Frekuensi dasar DJJ di luar gerakan janin antara 120-160 dpm.
- Variabilitas DJJ antara 5-25 dpm.
b) Non-reaktif
- Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat
akselerasi pada gerakan janin.
- Frekuensi dasar DJJ abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160
dpm).
- Varibilitas DJJ kurang dari 2 dpm.
c) Meragukan
- Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapatakselerasi
yang kurang dari 15 dpm
- Frekuensi dasar DJJ abnormal.
- Variabilitas DJJ antara 2 – 5 dpm.
Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)
apabila ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm,
yang lamanya 60 detik atau lebih. Pada pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau pemeriksaan
ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik
sampai 1 minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga
pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko
seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan atau oligohidramnion hasil NST
yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai
1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 minggu).
Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah <30%,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan
yang mempunyai nilai prediksi positif yang lebih tinggi (Doppler-USG). Sebaiknya
NST tidak dipakai sebagai parameter tunggal untuk menentukan intervensi atau
terminasi kehamilan oleh karena tingginya angka positif palsu tersebut
(dianjurkan untuk menilai profil biofisik janin yang lainnya).
7. peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – masing prosedur
tindakan
Pre:
- Kaji riwayat kehamilan klien.
- Tentukan tingkat pengetahuan ibu yang berhubungan dengan kondisi
kehamilan, reisko tinggi, dan, tujuan uji NST.
- Jelaskan pada ibu prosedur serta lamanya pemeriksaan.
- Libatkan keluarga dalam diskusi dan proses uji sebanyak mungkin dan yang
diinginkan.
- Disk monitor janin direkatkan pada abdomen di atas area yang dapat
menerima dengan baik.
Intra:
- Tetap temani klien selama uji sesering mungkin jika faktor pendukung kien
yang lainnya kurang.
- Baringkan ibu dalam posisi semifowler untuk mencegah hipotensi.
- Pantau tekanan darah dan tanda viral lainnya pada interval waktu yang telah
disebutkan sesuai dengan protokol pada setiap institusi.
- Pencatatan dilakukan selama 30 menit.
- Perawat meminta ibu untuk menekan tombol tekanan transduser ketika dia
merasa janin bergerak.
- Observasi strip chart untuk menandai pergerakan janin dan akselerasi FHR
(frekuensi heart rate).
- Pantau akselerasi DJJ. Seharusnya terdapat 15x per menit yang berlangsung
selama 15 detik. Jika nilai DJJ tidak meningkta, usap abdomen ibu atau
ketuk/pukul sebuah panci dekat abdomen ibu untuk menstimulasi
pergerakan fetus. Jika tidak terdapat pergerakan fetus dalam 40 menit dan
tidak ada akselerasi DJJ, uji ini mengindikaskan keadaan fetus yang non-
reaktif.
- Laporkan perubahan yang abnormal
Post:
- Jika tidak terjadi gerakan selama waktu pemeriksaan, anjurkan pasien untuk
makan makanan ringan yang manis dan kembali lagi untuk melakukan
pemeriksaan. Karena gerakan janin sering berespon terhadap peningkatan
kadar gula.
- Usahakan untuk menjadwalkan waktu uji pada saat klien sempat; tindak
lanjuti perjanjian yang tidak ditepati.
- Motivasi klien untuk beristirahatsetelah prosedur uji dilakukan.
- Informasikan kepada klien untuk melapor bila terjadi erdarahan, kontraksi
yang terus menerus, dan kurang pergerakan fetus.
- Gunakan kesempatan uji NST untuk mengajarkan cara memantau pegerakan
fetus.
USG (Ultrasonografi)
1. Definisi
diagnostik berbasis teknik pencitraan medis yang digunakan untuk
memvisualisasikan otot, tendon, dan organ internal banyak, untuk menangkap
ukuran mereka, struktur dan setiap lesi patologis dengan gambar real time