Urgensi Registrasi Alat Berat Dalam Mendukung Penyelenggaraan Infrastruktur Nasional Togar M. Simatupang Disampaikan pada kegiatan lokakarya "Registrasi AIat Berat Konstruksi di Lingkungan Balai Kementerian PUPR", Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bandung – Jumat 20 Nopember 2015
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya. \nKetersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka. \n - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Urgensi Registrasi Alat Berat DalamMendukung Penyelenggaraan
Infrastruktur Nasional
Togar M. Simatupang
Disampaikan pada kegiatan lokakarya "Registrasi AIat Berat Konstruksi di Lingkungan BalaiKementerian PUPR",
Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Bandung – Jumat 20 Nopember 2015
Kilasan
• Pengantar
• Rantai Pasok Konstruksi
• Rantai Pasok Alat Berat
• Permintaan dan Penawaran
• Identifikasi Problematika Alat Berat
• Analisis SWOT dan Usulan Kebijakan
• Urgensi Registrasi Alat Berat
• Penutup
2
Pengantar (1)
• Pembangunan lnfrastruktur sebagai salah satu prioritas utama dalam RPJMN 2014-2019, dianggarkan sebesar Rp 5.452 triliun.
• Peningkatan aktivitas pembangunan infrastruktur memerlukan dukunganketersediaan sumber daya alat berat konstruksi agar prosesnya dapatberjalan secara efisien, efektif, berkualitas, dan berkelanjutan.
• Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yangdiharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat beratsecara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkaitjumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umurlayanan, dan lain sebagainya.
• Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak(stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, danprodusen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupunkelancaran usaha mereka.
3
Pengantar (2)
• Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitasdan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
• Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untukmendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
• Paparan dimulai dengan hasil kajian Problematika Rantai Pasok Alat Berat di lndonesia dan Pemetaan Solusi Problematika Rantai Pasok Alat Berat di lndonesia.
• Kemudian disampaikan urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat melalui Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
4
Rantai Pasok Konstruksi
5
PemilikPeralatan
PemasokMaterial
KontraktorPondasi
KontraktorUmum
Elektrik danMekanik
Kontraktor Utama
Investor
PenggunaJasa (owner)
Own,Rent,Lease
Rantai pasok konstruksi mencakup koordinasi semua bagian dari pemasok, kontraktor, dan pengguna jasa, baik secara langsung maupun tidaklangsung dalam mencapai tujuan proyek.
Sumber: APPAKSI (2012)
Rantai Pasok KonstruksiBangunan Gedung, Jembatan, dan Pondasi
6
Mengapa rantai pasok konstruksi?
• Keterhubungan atau konektivitas nasional danregional akan memperlancar arus barang, orang, dan jasa.
• Kelancaran arus barang, orang, dan jasa dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan membuat suatu kawasan lebih kompetitif dan kohesif.
• Konektivitas akan meningkatkan pertumbuhan yang seimbang dan kesenjangan pembangunan.
• Pemerintah sedang memperkuat investasi dalam pembangunan infrastruktur.
7
Rantai Pasok Konstruksi dan SistemLogistik Nasional
Rantai Pasok KonstruksiInfrastruktur
Konektivitas
Logistik
Transportasi
Perdagangan
Pertumbuhan
Ongkos Transit
Ongkos Transaksi
Pemasok Produsen Penyalur Pelanggan
Ekspansi Bisnis
Dam
pak
Misi:• Menjamin terpenuhinyatarget konstruksi infrastrukur• Mewujudkan efektivitas danefisiensi penyelenggaraankonstruksi• Membina industri konstruksiberkembang dengan baik
Alasan: Perspektif yang lebih luas: aktor, kebutuhan, ketidakpastian, sebaran informasi, katalog, isutata niaga Kesempatan kerjasama Hambatan dan keterbatasanimplementasi
8
Struktur Pasar Logistik
Pemilik Barang
• Pedagang
• Pabrikan
Operator Logistik
• Penyedia Jasa Logistik
• Pergudangan
Pengembang Infrastruktur Logistik
• Pengembang
• Kawasan Logistik
Pendanaan Infrastruktur
• Perbankan
• PPP, APBN
9
10
Rantai Pasok Alat Berat
11
Definisi Alat Berat
• Alat berat adalah alat dan/atau mesin layak pakai yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaanatau menghasilkan sesuatu.
• Ciri alat berat antara lain alat pengangkat, alat penangananbahan, alat pemindah, alat pembangkit listrik, dan tidakdigunakan di jalan raya.
• Siklus alat berat: beli-pakai-rawat-jual-buang
• Operator alat berat masuk dalam Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia dalam kategori 833 Operator mesin pertanian dan mesin bergerak lainnya.
12
13
Excavators
Wheel Loaders
CranesBackhoe Loaders
Crawler Dozers & Loaders
Handling & Towing
Forklifts
Pavers
Pay Hauler
Dump Trucks
Log Skidders
Concrete Mixer Concrete Mixer
Front & Backhoe Loaders Bulldozer
Dump Trucks
Tujuan Rantai Pasok Alat Berat Konstruksi
• Pencapaian kondisi terpenuhinya alat berat bagi penyelenggaraan konstruksi yang tercermin dari tersedianya alat yang cukup dan baik mutunya secara efektif dan efisien.
• Kepastian berusaha bagi pengusaha alat berat dalam membantu pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.
• Para aktor bisnis alat berat:– Pengguna, Pemilik, Agen tunggal (distributor), Pabrikan, Pelayanan
Pekerjaan (kontraktor)
– Penyewaan, Lelang, Pembiayaan, Sewa Guna Usaha (SGU), Rekondisi, Perawatan dan Perbaikan, Penjualan Suku Cadang, Importir, Pengangkutan (mobilisasi dan demobilisasi)
14
Pelaku Rantai Pasok Alat Berat
Pemilik PenggunaDistributorProdusenPemasok
Pelaku adalah pihak yang terlibat dalam penjualan (selling), penyewaan(rental), dan sewa hak guna usaha (leasing) alat berat yang digunakan dipertambangan, konstruksi, kelautan, kehutanan, industri, dan perkebunan.
•ProduktivitasAlat• KeselamatanKerja• Alat beratkhusus• InformasiInvestasi• Biayaoperasi• Operator dan mekanikalat
S1O1 (1) Mengembangkan jejaringkerjasama antar pelakurantai pasok alat berat
W1O1 (2) Mengembangkan skemapembiayaan yang efektif
W202 (3) Mengembangkan sistempemantauan status alatberat konstruksi
W3O2 (4) Menerapkan standar-standar alat dan penggunaanalat
W4O2 (5) Mengembangkankerjasama dengan lembagapendidikan dan sertifikasi
S1T1 (6) Menyediakan insentif bagialat berat untuk konstruksi
S2T3 (7) Mengembangkan prosedurimpor untuk alat berat khusus
W1T2 (8) Menerapkan skemaproyek muti tahun
W2T2 (9) Mengembangkanpemantauan rencana proyekdan proyek berjalan
W2T1 (10) Melakukan kerjasama dengan pendukung pasokanenergi, suku cadang, dan ban
Strategi Berdasarkan
Matriks TOWS
29
Usulan kebijakan dalam bataspengaruh PU
Apa yang dapat dipengaruhi? PEMILIK dan KONTRAKTOR: bagaimana pemilik mau beli(inves) alat dan bagaimana alat tersedia dan berfungsi dengan baik?
1. Mengembangkan jejaring kerjasama antar pelaku rantai pasok alat berat: persyaratan keanggotaan rantai pasok konstruksi; fasilitas konsolidasi (WEB ataucloud computing) mengarah kepada lelang, sewa-menyewa, jual-beli; dokumenlelang dengan basis dukungan rantai pasok alat berat
2. Mengembangkan skema pembiayaan yang efektif (persyaratan, sukubunga, kredit, asuransi, hak guna pakai, penjaminan)
3. Mengembangkan sistem pemantauan status alat berat konstruksi: registrasi alat(pendaftaran), penggunakan GPS yang terhubung dengan portal internet
4. Menerapkan standar-standar alat dan penggunaan alat: warrant of fitness (WOF), operator, safety, lingkungan, jaminan pemeliharaan (manajemenaset), katalog alat, standar teknis pekerjaan (jenis alat yang perlu digunakanuntuk pekerjaan tertentu)
30
Usulan kebijakan dalam bataspengaruh PU
5. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan sertifikasi:kompetensi operator dan mekanik, fasilitas peningkatan kemampuanpengelolaan aset alat berat, fasilitas BLK operator dan mekanik, fasilitas pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
6. Menyediakan insentif bagi alat berat untuk konstruksi: bebas beamobilisasi, subsidi bahan bakar (solar bersubsidi, selama proyek berjalan sesuaidengan jam kerja), fasilitas distribusi ke lokasi tempat kerja (perakitan antara dipelabuhan)
7. Mengembangkan prosedur impor untuk alat berat khusus: kemudahan imporalat berat khusus
8. Menerapkan skema proyek muti tahun
9. Mengembangkan pemantauan rencana proyek dan proyek berjalan: informasikepastian proyek konstruksi infratsruktur (jadwal, lokasi, dan penyerapan)
10. Melakukan kerjasama dengan pemasok energi, suku cadang, dan ban
31
Prakarsa #1 Jejaring Kerjasama AntarPelaku Alat Berat Konstruksi
• Kebutuhan investasi infrastruktur dalam RPJM 2015-2019 sebesar Rp 5.452 triliun.
• Alokasi dana pembangunan infrastruktur yang disalurkan melalui Kementerian PU-PR sebesar Rp 116,852 triliun.
• Kualitas dan produktivitas pekerjaan konstruksi tergantung alat berat yang digunakan.
• Kesiapan para kontraktor dan perusahaan pemilik peralatan alat berat:
– Berapa kebutuhan peralatan dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur?
– Berapa jumlah peralatan yang tersedia saat ini dan bagaimana kondisinya?
– Apa saja spesifikasi dan teknologinya (tipe, merek, nomor mesin, umur, status)?
– Bagaimana sebaran alat berat (keberadaan)?
• Belum adanya informasi alat berat baik kebutuhan dan ketersediaannya.
39
Kesimpangsiuran Data
40
Registrasi Alat Berat
• Keberadaan atau domisili kepemilikan alat berat belum merata, 68 persen masih berada di Jakarta sedangkan sisanya menyebar di beberapa provinsi di Indonesia
• Permen PUPR No. 31 tahun 2015 tentang Pedoman Pengadaan Pekerjaan Kontruksi dan Jasa Konsultasi, para pengusaha pemenang tender proyek Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan nilai Rp 200 miliar ke atas, diwajibkan untuk memiliki alat berat, atau leasing alat berat.
• Kesepakatan bersama untuk melakukan Registrasi Alat Berat pada BUJK, Swasta, Pemerintah Pusat / Daerah dan usaha penyewaan alat berat (rental) telah dilakukan oleh Dirjen Bina Konstruksi, Lembaga Pengembangan Jasa konstruksi Nasional (LPJKN), dan Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Berat Konstruksi Indonesia (APPAKSI) pada tanggal 13 Pebruari 2015.
• Registrasi kepemilikan melalui website, www.mpk.binakonstruksi.pu.go.id
• Keamanan (http://www.ner.net/) Niaga (jual-beli): Malaysia
• Jejaring Kerjasama
• Kontrak jasa
• Garansi
• Pemeliharaan (maintenance)
• Keselamatan (safety)
42
43Sumber: The National Insurance Crime Bureau (NICB) 2013 Theft Report at http://blog.orbcomm.com/heavy-equipment-theft-a-big-problem-for-fleet-owners/
According to the Theft Report, several factors contribute to the low recovery rate, including:● Delays in discovery and reporting of theft● Inaccurate or nonexistent owner records● Lack of pre-purchase screening of used equipment● Limited law enforcement resources dedicated to equipment investigations.
HELPtech (Heavy Equipment Loss Prevention Technology)
• Proyeksi ke depan menunjukkan peningkatan pembangunan infrastrukturuntuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi dan sosial.
• Rantai pasok konstruksi yang efektif dan efisien merupakan kunci dalampembangunan infrastruktur.
• Pengelolaan sistem rantai rantai pasok alat berat bertujuan untukmencapai kondisi terpenuhinya alat berat bagi penyelenggaraan konstruksiyang tercermin dari tersedianya alat yang cukup dan baik mutunya secaraefektif dan efisien.
• Prakarsa Registrasi Alat berat sudah mendesak untuk dilaksanakan dalam rangka menyediakan informasi ketersediaan alat berat untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang efisien, efektif, dan berkelanjutan.
• Perlu perincian lebih lanjut ke dalam panduan atau pedoman registrasialat berat untuk masing-masing pemangku kepentingan.