Top Banner
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019 1 Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai Aset Budaya Pada Masyarakat Batak Suatu Kajian Antropologi Maisaroh Tanjung; Tiara F. Siregar Program Studi Sastra Batak, FIB Universitas Sumatera Utara [email protected] Abstrak Tradisi lisan merupakan kumpulan segala sesuatu yang diketahui dan sesuatu yang biasa dikerjakan yang disampaikan dengan cara turun-temurun melalui lisan dan telah menjadi kebudayaan masyarakatnya. Kebudayaan yang mencangkup tradisi lisan tersebut merupakan bagian dari folklore. Umbangun- bangun adalah tumbuhan yang dikenal seluruh masyarakat batak dan termasuk bahan pengobatan yang temasuk folklore sebagian lisan yang dikomsumsi masyarakat batak pasca partus. Studi ini bertujuan mendeskripsikan upaya menjaga tradisi minum jamu melalui penyampaian pesan interpersonal antara peramu kepada pengguna. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif berbasis fenomena tradisi minum jamu dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara kepada sejumlah informan serta dianalisis untuk mendapatkan makna tentang bentuk penyampaian pesan interpersonal. Studi menemukan struktur dan proses serta manfaat produk jamu bagi masyarakat batak sebagai pesan budaya berupa motivasi untuk menyeimbangkan kesehatan badan dan batin. Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak Communities An Anthropological Study Abstract Oral tradition is a collection of everything that is known and something that is usually done that is conveyed in a hereditary way through oral and has become the culture of the people. Culture that includes oral traditions is part of folklore. Umbangun-bangun is a plant that is known to the entire Batak community and includes medicinal materials including partial oral folklore which is consumed by the community after postpartum batak. This study aims to describe efforts to maintain the tradition of drinking herbal medicine through the delivery of interpersonal messages between gatherers to users. The research methodology uses a qualitative based on the tradition of drinking herbal medicine by collecting data through observation and interviews with a number of informants and analyzed to obtain meaning about the form of interpersonal message delivery. The study found the structure and processes and benefits of herbal products for the Batak community as a cultural message in the form of motivation to balance body and mental health. Keywords: Umbang-umbangun, Batak, Partus, North Sumatra
14

Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Oct 28, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

1

Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai Aset

Budaya Pada Masyarakat Batak Suatu Kajian Antropologi

Maisaroh Tanjung; Tiara F. Siregar

Program Studi Sastra Batak, FIB Universitas Sumatera Utara

[email protected]

Abstrak

Tradisi lisan merupakan kumpulan segala sesuatu yang diketahui dan sesuatu

yang biasa dikerjakan yang disampaikan dengan cara turun-temurun melalui

lisan dan telah menjadi kebudayaan masyarakatnya. Kebudayaan yang

mencangkup tradisi lisan tersebut merupakan bagian dari folklore. Umbangun-

bangun adalah tumbuhan yang dikenal seluruh masyarakat batak dan termasuk

bahan pengobatan yang temasuk folklore sebagian lisan yang dikomsumsi

masyarakat batak pasca partus. Studi ini bertujuan mendeskripsikan upaya

menjaga tradisi minum jamu melalui penyampaian pesan interpersonal antara

peramu kepada pengguna. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif

berbasis fenomena tradisi minum jamu dengan pengumpulan data melalui

observasi dan wawancara kepada sejumlah informan serta dianalisis untuk

mendapatkan makna tentang bentuk penyampaian pesan interpersonal. Studi

menemukan struktur dan proses serta manfaat produk jamu bagi masyarakat

batak sebagai pesan budaya berupa motivasi untuk menyeimbangkan kesehatan

badan dan batin.

Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara

Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in

Batak Communities An Anthropological Study

Abstract

Oral tradition is a collection of everything that is known and something that is

usually done that is conveyed in a hereditary way through oral and has become

the culture of the people. Culture that includes oral traditions is part of folklore.

Umbangun-bangun is a plant that is known to the entire Batak community and

includes medicinal materials including partial oral folklore which is consumed

by the community after postpartum batak. This study aims to describe efforts to

maintain the tradition of drinking herbal medicine through the delivery of

interpersonal messages between gatherers to users. The research methodology

uses a qualitative based on the tradition of drinking herbal medicine by

collecting data through observation and interviews with a number of informants

and analyzed to obtain meaning about the form of interpersonal message

delivery. The study found the structure and processes and benefits of herbal

products for the Batak community as a cultural message in the form of

motivation to balance body and mental health. Keywords: Umbang-umbangun, Batak, Partus, North Sumatra

Page 2: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

2

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan khatulistiwa

dan dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi.

Kekayaan alam Indonesia, menyimpan berbagai tumbuhan yang berkhasiat obat dari 40

ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh di Indonesia.

Sebanyak 26% yang telah dibudidayakan dan 74% masih tumbuh liar di hutan. Dari 26

% yang telah dibudidayakan, sebanyak 940 jenis tanaman telah digunakan sebagai obat

tradisional, sedangkan menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 20.000

spesies tumbuhan berkhasiat obat digunakan oleh penduduk di seluruh dunia (Arsyah,

2014).

Dimana bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam etnik. Setiap etnik

memiliki tradisi lisan tersendiri yang membedakannya dengan etnik lainnya. Tradisi

lisan adalah kegiatan budaya tradisional suatu masyarakat yang diwariskan secara turun

temurun dengan media lisan dari satu generasi ke generasi lain baik tradisi itu berupa

susunan kata-kata lisan (verbal) maupun tradisi lain yang bukan lisan (non-verbal),

Sibarani (2012:123).

Tradisi lisan adalah suatu kumpulan segala sesuatu yang diketahui dan sesuatu

yang biasa dikerjakan yang disampaikan dengan cara turun-temurun melalui lisan dan

telah menjadi kebudayaan masyarakatnya. Kebudayaan yang mencangkup tradisi lisan

tersebut merupakan bagian dari folklor.

Danandjaja (1997: 2) mendefinisikan folklore sebagai bagian dari kebudayaan

suatu masyarakat yang tersebarluas dan diwariskan dengan cara turun-temurun, di

antara kolektif jenis apa saja, berdasarkan tradisi dalam berbagai bentuk, baik dengan

lisan maupun contoh yang disertakan dengan gerakan yang mengisyaratkan atau alat

bantu pengingat. Folklore secara umum dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar,

yakni folklore lisan (verbal folklore), folklor sebagian lisan (partly verbal folklore), dan

folklore bukan lisan (non-verbal folklore) (Danandjaja, 1997: 21).

Tradisi lisan bersinonim dengan istilah folklor lisan. Tradisi lisan merupakan

suatu adat kebiasaan turun-temurun yang dijalankan oleh suatu kelompok masyarakat

tertentu untuk menyampaikan suatu pesan dalam bentuk lisan (bahasa lisan) kepada

Page 3: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

3

masyarakat generasi penerus. Roger dan Pudentia (dalam Endraswara, 12. 2013: 200)

mendefinisikan tradisi lisan sebagai bagian dari folklore yang berisikan beragam

pengetahuan dan wujud gagasan kebiasaan yang disampaikan melalui lisan dengan cara

turun-temurun dan mencangkup cerita rakyat, legenda, mite, serta sistem kognasi

(kekerabatan) asli yang lengkap, dijadikan sebagai contoh sejarah, pelaksanaan hukum,

peraturan yang menjadi kebiasaan, dan pengobatan.

Hutomo (1991: 11), menyatakan, dalam tradisi lisan terdapat (1) tradisi lisan

yang berupa perihal susastra lisan, (2) tradisi lisan yang berupa teknologi tradisional, (3)

tradisi lisan yang berupa segala sesuatu yang diketahui mengenai folk di luar pusat

istana atau kota metropolitan, (4) tradisi lisan yang berupa bagian-bagian dari religi dan

keyakinan mengenai folk di luar batas formal agama-agama besar, (5) tradisi lisan yang

berupa kesenian folk di luar pusat-pusat istana dan kota metropolitan, dan (6) tradisi

lisan yang berupa peraturan atau adat.

Pudentia (dalam Sumitri, 2016: 5) menyatakan tradisi lisan adalah semua

wacana yang diucapkan yang mencakup lisan dan memiliki aksara atau dapat disebut

sebagai sistem wacana yang bukan aksara. Sejalan dengan pengertian tersebut, Ong

(dalam Sumitri, 2016: 5-6) menyatakan bahwa tradisi lisan merupakan kelisanan suatu

budaya yang sama sekali tidak tersentuh oleh pengetahuan apapun mengenai tulisan

atau cetakan sebagai kelisanan primer.

Tradisi lisan sebagai pesan verbal yang berupa pernyataan turun-temurun dapat

disebarkan dan diajarkan kepada generasi masa kini melaui tuturan secara langsung atau

dapat juga disampaikan dengan nyanyian, baik dengan bantuan alat musik atau tanpa

alat musik (Vanisa dalam Sumitri, 2016: 6).

Dalam masyarakat etnik batak, ramuan umbang-umbangun juga termasuk foklor

sebagian lisan, dimana ramuan umbang-umbangun merupakan tradisi turun temurun

yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat batak khususnya pada proses

penyembuhan pasca melahirkan atau lebih dikenal dengan partus. Salah satu obat

tradisional yang selalu digunakan oleh masyarakat batak, terkhususnya pasca partus

adalah ramuan berbahan dedaunan yang tumbuh. Palupi (2010:1) Tanaman bangun-

bangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan salah satu jenis tanaman herbal.

Page 4: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

4

Tradisi masyarakat suku Batak percaya bahwa daun bangun-bangun mampu

meningkatkan produksi air susu ibu yang sedang menyusui Masyarakat batak sudah dari

dahulu biasa menggunakan obat tradisional yang berasal dari alam yakni tumbuhan,

rempah dan lain sebagainya. Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang

berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau

campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

Dari paparan diatas, penulis mengangkat judul urgensi ramuan umbang-

umbangun pasca partus sebagai aset budaya pada masyarakat batak suatu kajian

antropologi. Dimana saat ini generasi muda harus kita ingatkan kembali manfaat

ramuan herbal yang sangat berguna bagi kehidupan dimana banyak juga obat-obatan

yang beredar di masa ini.

1.a. Masalah Penelitian

a) Bagaimana struktur dan proses pembuatan ramuan umbang-umbangun?

b) Apa saja manfaat ramuan umbang-umbangun pada masyarakat batak etnik Toba?

1.b. Tujuan Penelitian

a) Mengetahui struktur proses pembuatan ramuan umbang-umbangun.

b) Mendeskripsikan manfaat ramuan umbang-umbangun pada masyarakat Batak etnik

Toba.

Page 5: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

5

2. Tinjauan Teoritis

Teori Antropologi

Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai

budaya masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari

orang Eropa yang melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda.

Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang

berarti manusia dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harafiah, antropologi dapat

didefenisikan sebagai suatu keilmuan yang mempelajari manusia dari segi

keanekaragaman fisik, serta kebudayaannya.

Obyek dari antropologi adalah manusia, kebudayaan serta perilakunya. Obyek

antropologi dengan kata lain menyangkut semua manusia dimanapun dan kapanpun.

Tujuan dari antropologi adalah untuk membangun masyarakat dengan mempelajari

perilaku, bagaimana manusia dapat bermasyarakat dalam suku bangsa dan budaya

manusia. Antopologi memadukan secara integratif tujuan biologi dan sosio-budaya

dalam kehidupan.

Menurut ilmu antropologi “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri

manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009: 153). Antropologi terbagi menjadi

dua bagian, yaitu : 1. Antropologi Biologi juga disebut dengan antropologi jasmani/fisik

(physical anthropology) merupakan sebuah disiplin ilmu yang memelajari variasi

biologis dan perilaku (budaya) manusia, makhluk primata bukan manusia, evolusi

manusia, pembandingan anatomi, dan Hominid leluhur manusia yang telah punah.

Cabang ilmu ini merupakan bagian dari cabang ilmu antropologi, dan memberikan

sudut pandang biologis dalam kajian variasi manusia. Adapun cabang-cabang kajian

antropologi biologi : Paleontropologi, Antropologi fisik. 2. Antropologi Budaya,

Cabang antropologi yang berfokus pada penelitian variasi kebudayaan di antara

kelompok manusia. Para antropolog budaya menggunakan berbagai metode,

diantaranya pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara dan survei.

Page 6: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

6

Penelitian antropologi budaya sering dikategorikan sebagai penelitian lapangan karena

seorang antropolog harus menetap dalam kurun waktu yang cukup lama di lokasi

penelitiannya. Adapun cabang kajian antropologi budaya: Prehistori, Etnolinguistik,

Etnologi, Etnopsikologi, Antropologi spesialisasi dan Antropologi terapan.

Mempelajari antropologi menurut penulis sangat penting dikarenakan dapat

mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada tiap-tiap suku

bangsa, dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan

harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang, dengan mempelajari

Antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap tata pergaulan umat manusia

diseluruh dunia yang mempunyai aturan khusus yang sesuai dengan karakteristik

daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi, dan dapat mengetahui berbagai

macam problema dalam masyarakat serta memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi

dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap

pemecahan permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya.

Sub bidang etnologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan-kebudayaan

dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di

dunia. Etnologi dibagi lagi menjadi dua kajian yaitu antropologi diakronik dan

antropologi sinkronik. Antropologi diakronik meneliti seperangkat pola budaya suku

bangsa yang telah menyebar di dunia. Antropologi sinkronik mempelajari tingkah laku

sosial dalam suatu lembaga seperti keluarga, kultur kebudayaan, sistem kekerabatan,

tata hukum dan organisasi politik.

Dalam hal ini, penulis mengambil teori antopologi diakronik yang cocok pada

ramuan umbang-umbangun dimana ramuan ini sudah menyebar dari dahulu di

masyarakat batak.

Page 7: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

7

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena penelitian ini

bersifat holistik. Bogdan dan Taylor mendefenisikan metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.

Berdasarkan jenis datanya, data dibagi menjadi dua bagian yaitu: Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data yang diamati dan dicatat

untuk pertama kalinya. Dan data sekunder adalah data yang bukan diperoleh sendiri

pengumpulannya oleh peneliti. Data tersebut berasal dari dokumentasi berupa majalah,

brosur maupun publikasi-publikasi lainnya.

Dalam Pengumpulan Data, penulis menggunakan teknik wawancara,

dokumentasi. Dimana Sudjana dalam Ismail menyatakan bahwa wawancara adalah

proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya

(interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee). Dan dokumentasi

merupakan teknik pencarian data dengan mencari data-data yang berhubungan dengan

topik penelitian melalui catatan transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, notulen

rapat, agenda, dan sebagainya.

Untuk mengetahui keabsahan data yang diperoleh, maka peneliti perlu

mengecek kembali data yang didapat sebelum diproses dalam bentuk laporan yang

disajikan. Agar tidak terjadi kesalahan, maka digunakan teknik triangulasi. Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data tersebut.

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan kroscek ulang data yang di dapat dari

informan satu ke informan yang lain.

Setelah data divalidasi sesuai kebutuhan, maka penulis melakukan analisis data.

Dalam menganalisis data tersebut, penulis menggunakan analisis data kualitatif, yang

mengikuti konsep yang diberikan Miles and Humberman yang meliputi Reduksi Data,

Penyajian Data, dan penarikan kesimpulan. (Conclusion Drawing).

Page 8: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

8

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu

dicatat secara teliti dan rinci, semakin lama peneliti terjun ke lapangan maka semakin

banyak dan kompleks data yang di dapat. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data

melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya

bila diperlukan.

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dalam peneliti kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antara kategori, flowchaet, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and

Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang ditemukan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

telah dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek

yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Page 9: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

9

4. Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini, sebelum membahas hasil penelitian penulis menjabarkan

bahan yang dihasilkan dan proses pembuatan ramuan tersebut. Dalam hal ini, adapaun

ramuan yang selalu disajikan dalam pengobatan di masyarakat batak adalah minuman

umbangun-bangun dan sayur yang bisa disajikan pasca partus.

a. Minuman Umbangun-bangun

Adapun bahan yang akan dibutuhkan adalah Daun umbang-umbangun, Air,

Jeruk nipis atau lemon, dan Madu. Dan cara proses pembuatannya ;

a. Cuci bersih daun umbang-umbangun, petiki daun dan batang yang muda.

b. Remas-remas daun umbang-umbangun sampai layu dan keluar airnya (biar gak

langur rasanya).

c. Masak air sampai mendidih.

d. Jika sudah mendidih, masukkan daun umbang-umbangun tunggu sampai mendidih,

matikan kompor biarkan sampai air hangat.

e. Jika sudah hangat blender sama air rebusannya.

f. Saring dan ampasnya diperas.

g. Beri perasan air jeruk nipis atau melon dan madu, bisa di mix dengan buah.

h. Jus ini diminum 250 cc 2x sehari, jus ini disimpan dikulkas selama 3 hari.

Page 10: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

10

b. Umbangun-bangun dijadikan Lauk (Sayur)

Adapun bahan yang dibutuhkan yakni Daun Umbang-umbangun, Andaliman,

Daging ayam kampung, Santan, Garam dan Air jeruk nipis. Serta bumbu yang

dihaluskan : Bawang merah, Bawang putih, Kemiri, Kunyit, Ketumbar, Merica putih

bubuk. Berikut ini cara proses pembuatannya,

a. Tumbuk daun umbang-umbangun, peras airnya supaya aroma langunya hilang,

sisihkan.

b. Masak ayam bersama santan encer dan bumbu halus di atas api yang sedang hingga

ayam berubah warna.

c. Tuang santan kental, masak sambil diaduk hingga mendidih dan ayam matang.

Masukkan daun umbang-umbangun dan garam, masak sambil diaduk hingga daun

empuk, angkat.

d. Tambahkan air jeruk nipis, aduk rata. Sajikan.

Page 11: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

11

Adapun manfaat Daun Umbang-umbangun yang dipercayai oleh masyarakat

batak adalah :

a. Untuk Ibu Menyusui atau mempelancar ASI

Tumbuhan bangun-bangun banyak dikonsumsi oleh ibu-ibu yang berada di

daerah sekitar Danau Toba di Sumatera Utara. Para ibu menggunkana daun umbang-

umbangun untuk meningkatkan ASI. Daun ini banyak digunakan sebagai makanan

pedamping nasi layaknya sayuran. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa

mengonsumsi daun umbang-umbangun dapat meningkatkan produksi ASI serta

mengembalikan stamina para ibu.

Penelitian ini dilakukan oleh Damanik pada ibu-ibu menyusui di daerah

Sumatera Utara menggunakan metode Focus Group Disscussion (FGD). Selain manfaat

daun umbang-umbangun yang telah disebutkan diatas ada juga manfaat lain yang telah

di percaya dari beratus-ratus tahun yang lalu yaitu kemampuannya dalam membersihkan

rahim. Daun umbang-umbangun memiliki kandungan baik berupa saponin, polifenol,

flavonoid serta prolaktin dan oksitosin yang berguna dalam meningkatkan hormon-

hormon menyusui.

Page 12: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

12

Masyarakat Sumatera Utara sering mengkonsumsi daun bangun-bangun dengan

cara dijadikan sup yang dimasak menggunakan santan kelapa. Daun umbang-umbangun

juga memiliki kadar zat besi, seng, magnesium serta kalium yang akan bercampur pada

ASI sehingga dapat meningkatkan berat badan bayi. Tanaman ini juga telah banyak

dikemas ke dalam kaleng yang tentu mempermudah bagi ibu-ibu unuk

mengonsumsinya.

b. Untuk Kesehatan

Meskipun tanaman satu ini dapat tumbuh liar, nyatanya daun umbang-umbangun

mengandung berbagai macam nutria Ma. Nutrisis tersebut diantaranya seperti: protein,

zat besi, serat, fosfor, vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium.

Nutrisi yang dibutuhkan tubuh ini memang memiliki banyak manfaat untuk

kesehatan. Sehingga tak heran, daun bangun-bangun diklaim mampu mengatasi

berbagai macam gejala penyakit seperti sakit kepala, batuk, sariawan, asma, demam,

bahkan penyakit rematik dan lainnya.

Page 13: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

13

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari paparan di pembahasan, penulis menyimpulkan bahwa :

1. Tanaman daun umbang-umbangun (Coleus amboinicuslour) sangat bermanfaat

untuk kesehatan dan terutama bagi Ibu-ibu yang melahirkan.

2. Umbang-umbangun adalah jamu yang berbahan dedaunan yang mudah diproses

dengan beberapa campuran bahan lain, sehingga menghasilkan jamu khas dari

masyarakat batak.

3. Umbang-umbangun memiliki banyak manfaat, salah satunya memperlancar asi,

mengembalikan stamina si ibu yang baru melahirkan dan menyehatkan badan.

4. Diproduksi berbentuk cair berupa minuman seperti jus dan bisa diproduksi sebagai

lauk dicampur ayam kampung.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang belum

terpecahkan, dengan banyaknya manfaat umbangun-umbangun tersebut, akan tetapi

kalangan muda sekarang banyak yang belum mengerti akan cara pembuatannya dan

manfaatnya, maka diharapkan dikemudian hari ada penelitian berikutnya dengan topik

yang sama dan disosialisasikan ke kalangan umum.

Page 14: Urgensi Ramuan Umbang-Umbangun Pasca Partus Sebagai …Kata Kunci : Umbang-umbangun, Batak, Partus, Sumatera Utara Urgency of Post-Umbangun-Umbangun Potion as Cultural Assets in Batak

Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, 25 April 2019

14

Daftar Pustaka

Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Pustaka

Setia.

Darmawan, Deni. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pt. Remaja

Rosdakarya.

Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press

Luchman Hakim. 2015. Rempah Dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat:

Keragaman, Sumber Fitofarmaka Dan Wisata Kesehatan-Kebugaran.

Yogyakarta : Diandra Creative

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ria Retno Palupi. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bangun-Bangun (Coleus

Amboinicus Lour) Dalam Ransum Induk Terhadap Penampilan Reproduksi

Dan Produksi Air Susu Mencit (Mus Musculus). Skripsi S1.

Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/63336/D10rrp.Pdf?

Sequence=1&Isallowed=Y

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta