PREDIKSI DAN PENENTUAN TERJADINYA UPWELLING DI WILAYAH PERAIRAN SEKITAR KEPULAUAN NIAS TUGAS MAKALAH ARUS LAUT RIZALUDDIN 2010.02.4.0002 ANANDA R. TARUNA 2010.02.4.0007 PROGRAM STUDI / JURUSAN OSEANOGRAFI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA 2012
Fenomena upwelling yang terjadi pada suatu badan perairan laut tidak terlepas dari pengaruh fisik. Faktor fisik angin, arus, suhu permukaan, salinitas dan klorofil merupakan fakto terjadinya fenomena upwilling. Upwelling m
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PREDIKSI DAN PENENTUAN TERJADINYA UPWELLING
DI WILAYAH PERAIRAN SEKITAR KEPULAUAN NIAS
TUGAS MAKALAH
ARUS LAUT
RIZALUDDIN 2010.02.4.0002
ANANDA R. TARUNA 2010.02.4.0007
PROGRAM STUDI / JURUSAN OSEANOGRAFI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2012
PREDIKSI DAN PENENTUAN TERJADINYA UPWELLING
DI WILAYAH PERAIRAN SEKITAR KEPULAUAN NIAS
Rizaluddin. 2010.02.4.0002
Ananda Rizki T 2010.02.4.0007
Program Sarjana (S1) Oseanografi – Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan
Universitas Hang Tuah Surabaya
ABSTRAK
Pekembangan sektor kelautan dan perikanan dewasa ini akan meningkat signifikan
seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi sumber kelautan khususnya ikan. Untuk
memenuhi cara tersebut yang dapat dilakukan adalah dengan memprediksi terjadinya
fenomena upwelling pada suatu wilayah badan perairan.
Upwelling merupakan suatu fenomena naiknya massa air bawah permukaan laut yang
kaya akan unsur hara dan nutrien ke permukaan perairan. Wilayah Indonesia sangat
memungkinkan untuk terjadinya upwelling, tersebar mulai perairan laut Banda hingga
perairan barat Pulau Sumatra.
Untuk memprediksi terjadinya upwelling tersebut di fokuskan pada perairan barat
pulau Sumatra khususnya perairan sekitar Nias, pada periode Musim Barat dan Musim
Timur. Pengelolahan data dari angin, arus, suhu permukaan laut, klorofil dan salinitas
didapatkan hasil analisis pada Musim Barat terjadi Upwelling pada perairan Nias.
Kata kunci : Upwelling, Musim Barat, Musim Timur
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia kelautan dan perikanan dewasa ini semakin hari meningkat
secara signifikan. Seiring dengan perkembangannya tersebut permintaan akan sumberdaya
perikanan juga semakin meningkat. Untuk memenuhi permintaan tersebut dibutuhkan
berbagai mekanisme cara dalam kebutuhan perikanan. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan memprediksikan terjadinya fenomena upwelling pada suatu wilayah badan
perairan.
Berdasarkan beberapa literatur mengenai ilmu kelautan, peristiwa naiknya massa air
bawahyang kaya akan unsur hara ke permukaan perairan akibat pengaruh divergensi
vertikal ekman dan hembusan angin merupakan pengertian upwelling.
Daerah upwelling di Indonesia umumnya terjadi secara periodik dan silih berganti
yang mempunyai potensi daerah cakupan yang luas. Potensi upwelling di Indonesia meliputi
daerah perairan selatan NTB hingga barat perairan pulau Sumatra pada periode El Nino
sedangkan, perairan kepulauan Banda hingga selatan laut Jawa pada periode La Nina.
TUJUAN
Penulisan ini bertujuan untuk memprediksi dan menganalisis potensi upwelling pada
suatu daerah. Dalam hal tersebut adalah daerah penangkapan ikan yang dimana hasil dari
menganalisis data data yang tersedia akan dapat mengetahui waktu dan lokasi terjadinya
upwelling pada wilayah barat perairan pulau Sumatra, khususnya di sekitaran perairan
Kepulauan Nias.
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Upwelling
Menurut Nontji ( 1987, dalam Jurnal Ilmu Kelautan ), proses upwelling merupakan
peristiwa naiknya massa airdalam lapisan bawah permukaan laut ke permukaan laut. Karena
pada umumnya pergerakan arus selalu membentuk sudut baik dari maupun menuju ke arah
laut sebagai efek gaya coriolis dan divergensi Ekman. Efek tersebut menyebabkan terjadinya
aliran air laut permukaan yang menjauhi garis pantai dan terdapat kekosongan massa air
laut pada permukaan, sehingga kekosongan pada massa air laut permukaan akan terisi dan
tergantikan oleh massa air bagian dalam.
a) b)
Gambar 1. a). Visualisasi pergerakan air laut secara vertikal dan
b). Visualisasi pergerakan massa air secara horizontal
Dalam referensi lain ( Stewart, 2008 ) upwelling terjadi karena adanya pengaruh angin
( wind driven motion ) dan adanya proses divergensi Ekman. Angin menyebabkan mixing
serta pergerakan arus secara vertikal disamping arus permukaan secara horizontal.
Transport Ekman membentuk sudut 45 dari arah angin dan bergerak seperti suatu irisan.
Gambar 2.Pola arus Spiral Ekman
Fenomena upwelling menimbulkan dampak positif terhadap lingkungan perairan.
Massa air dari lapisan bawah yang lebih tinggi konsentrasi nutrient serta mempunyai suhu
rendah dari permukaan akan naik ke lapisan permukaan. Hal ini tentunya akan
menyuburkan perairan tersebut dan dengan adanya intensitas cahaya matahari maka akan
lebih meningkatkan produktivitas fitoplankton sebagai rantai makanan dasar dalam
ekosistim di laut. Upwelling dapat dibedakan berdasarkan periode waktu kejadian serta
lokasi daerah terjadinya. Yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan Periode Waktu Terjadi
Upwelling jenis tetap (Stationary Upwelling) terjadi sepanjang tahun dengan
intensitas dapat berubah – ubah.
Upwelling jenis berkala (Periodic Upwelling) terjadi kurang lebih dalam satu
musim saja.
Upwelling jenis silih berganti (Alternating Upwelling) terjadi secara bergantian
dengan disertai adanya proses penengelaman massa air ( sinking).
Berdasarkan Lokasi Terjadi
Coastal Upwelling
Equatorial Upwelling
Southern Ocean Upwelling
Daerah upwelling merupakan daerah penangkapan ikan / fishing ground. Upwelling
yang terbentuk pada daerah selatan Sumbawa hingga sebagian barat Sumatra mulai
terbentuk pada bulan April, serta mencapai puncak upwelling pada perairan selatan Jawa
pada bulan Mei dan September serta berakhir pada bulan November. Sedangkan yang
terjadi pada barat Sumatra mulai terbentuk pada bulan Juni hingga bulan September dengan
intensitas upwelling terjadi di bulan Agustus ( Agus, 2004 ).
RUMUSAN MASALAH
Analisis dan prediksi upwelling pada musim barat dan musim timur disekitar
perairan Kepulauan Nias.
Indonesia merupakan suatu wilayah yang terletak diantara dua benua dan dua
samudra, yaitu Benua Asia – Australia serta Samudra Hindia – Pasifik. Dengan letak geografis
yang strategis itulah Indonesia berlaku tiga jenis musim, meliputi :
Musim Barat yang terjadi pada bulan Desember – Maret.
Gambar 3. Pola angin melewati daerah ekuator
mengalami pembelokan
Musim Peralihan I yang terjadi pada bulan April – Mei.
Musim Timur yang terjadi pada bulan Juni – September mengakibatkan
wilayah Indonesia kemarau.
Gambar 4. Pola angin Timur mengalami pembelokan
saat memasuki daerah equator
Musim Peralihan II yang terjadi pada bulan Oktober – November.
Dengan memiliki tiga musim yang meliputi musim peralihan, musim barat serta musim
timur hembusan angin pada badan perairan akan menimbulkan arus. Maka asumsi dari tiap
musim yang terjadi akan menghasilkan pergerakan dan karakteristik arus yang berbeda. Dari
hal tersebut dapat diketahui pula potensi terjadinya upwelling tiap daerah berdasar pada
pola arus yang terjadi tiap perubahan musim.
Gambar 5.Sebaran upwelling di Indonesia
METODOLOGI
Dalam prediksi dan penentuan lokasi upwelling data yang dipersiapkan adalah data
meteorologis berupa data angin dan arus pada Bulan Januari dengan Bulan Agustus tahun
2011 dari BMKG Maritim Perak pada lokasi sekitar 1ᵒ39’36.87” N ; 95ᵒ49’57.75” E barat
perairan Kepulauan Nias. Selain itu data suhu, salinitas serta klorofil dari citraan software
MODDIS (www.nodc.noaa.gov).
Pengolahan data angin dan arus tersebut menggunakan Microsoft Excel serta
menggunakan WindRose Plot 7.0 dalam penentuan arah dan kecepatan angin serta arus
yang terjadi.
Gambar 6. Data angin dan arus perairan Barat Sumatra
Berikut merupakan ringkasan data dari meteorologis berupa data angin dan data arus
yang digunakan dalam analisis penentuan prediksi upwelling pada perairan Barat Kepulauan