PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI Makalah tidak dipublikasikan dan didokumentasikan di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos. UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG OKTOBER 2008
17
Embed
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/Perencanaan dan... · PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN
PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI
Makalah tidak dipublikasikan dan didokumentasikan
di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang
Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos.
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2008
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
1
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN
PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI
Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos.1
Abstrak. Bagi perpustakaan PTN, pengembangan karier pustakawan dapat : (a) menjamin ketersediaan pustakawan yang berbakat/potensial pada saat diperlukan, (b) meningkatkan kemampuan perpustakaan PTN untuk mendapatkan dan mempertahankan pustakawan-pustakawan yang berkualitas, (c) menjamin kelompok-kelompok minoritas mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karier, (d) mengurangi frustasi pustakawan, (e) mendorong adanya keanekaragaman budaya di perpustakaan PTN, (e) meningkatkan nama baik perpustakaan PTN. Sedang bagi pustakawan pengembangan karier identik dengan keberhasilan, karena pengembangan karier bermanfaat untuk dapat : (a) menggunakan potensi pustakawan dengan sepenuhnya, (b) menambah tantangan dalam bekerja, (c) meningkatkan otonomi, (d) meningkatkan tanggung jawab. Kriteria yang bisa digunakan untuk menilai apakah suatu rencana efektif atau tidak adalah : Terdapat tujuh kegiatan pengembangan karier yang dapat dilakukan individu, yaitu prestasi kerja (job performance), penyingkapan (exposure), permintaan berhenti (resignations), kesetiaan terhadap organisasi (organizational loyality), pembimbing karier (menthors) dan sponsor, menjadi orang bawahan yang berperan (key subordinate) dan kesempatan untuk tumbuh (growt opportunities) Peran Perpustakaan PTN dalam Perencanaan Karier Pustakawan dilakukan dengan : (1) melakukan pendidikan karier, (2) memberikan informasi mengenai karier (3) Bimbingan karier. Secara umum tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh pustakawan untuk mencapai keberhasilan rencana kariernya dengan cara : (a) meningkatkan kinerja, (b) menunjukkan potensi diri, (c) loyal pada perpustakaan PTN dan atasan, (d) mencari pembimbing atau mentor, (e) meningkatkan keahlian dalam bidang yang sangat diperlukan perpustakaan PTN, (f) mengembangkan jaringan, (g) mengambil kesempatan untuk pengembangan diri. Oleh sebab itu pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan PTN akan bisa berjalan sukses bila pustakawan mampu mengembangkan potensi diri (self development) dengan memiliki knowledge, skill and behavior
Kata kunci : pustakawan, pengembangan karier, perpustakaan PTN
PENDAHULUAN
Dalam Keputusan Menpan Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 Pasal 1 (1)
disebutkan bahwa pejabat fungsional pustakawan yang selanjutnya disebut
pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi
instnasi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
Sesuai dengan pasal 4 (1) maka jabatan fungsional pustakawan adalah jabatan
karier yang hanya diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil dengan tugas pokok : (1) Pustakawan Tingkat Terampil meliputi :
1 Penulis adalah Pustakawan Madya pada UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
2
pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi,
pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, (2) Pustakawan Tingkat
Ahli meliputi : pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber
informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian
pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
Adapun unsur-unsur kegiatan pustakawan yang dapat dinilai angka kreditnya
adalah : (1) Pendidikan, (2) Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan
pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi dan (5) Pengembangan
profesi.
Dengan demikian jelas bahwa pengembangan karier pustakawan sangat
bergantung pada seberapa mampu seorang pustakawan memenuhi angka kredit yang
dipersyaratkan sesuai dengan Keputusan Menpan Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002.
Untuk dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud, maka seorang pustakawan pada
perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) harus aktif dan kreatif dalam
melaksanakan kegiatan kepustakawanan secara mandiri dan terstruktur serta
membangun kerjasama sinergis dengan teman sejawat, sivitas akademika dan insitusi
terkait baik di dalam maupun di luar PTN. Oleh sebab itu seorang pustakawan perlu
menyusun perencanaan pengembangan karier kepustakawanannya agar lebih terarah
dan terfokus pada sasaran yang telah ditetapkannya.
Dari beberapa kasus yang terjadi, banyak pustakawan pada perpustakaan PTN
yang karier kepustakawanannya terhambat bahkan mengalami stagnasi karena tidak
terpenuhinya sejumlah angka kredit yang dipersyaratkan yang disebabkan tidak
adanya perencanaan dalam pengembangan karier kepustakawanannya.
Dalam makalah ini penulis berusaha mengkaji tentang pentingnya perencanaan
pengembangan karier serta peran perpustakaan PTN dan pustakawan dalam kegiatan
tersebut.
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pengembangan Karier Pustakawan
Perencanaan berisi perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk
mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
3
Perencanaan dapat juga diartikan sebagai keputusan terhadap apa yang akan
dilakukan di kemudian hari. Dengan adanya perencanaan pengembangan karier ,
seorang pustakawan dapat meniadakan ketidakpastian masa mendatang dan dapat
menanggulangi perubahan-perubahan, karena dengan perencanaan segala sesuatu
yang tidak pasti pada waktu yang akan datang telah diusahakan untuk diterjemahkan
ke dalam situasi sekarang sehingga seorang pustakawan telah bersiap sedia terhadap
kemungkinan perubahan yang timbul. Dengan perencanaan telah digariskan tujuan
pengembangan karier pustakawan sehingga kegiatan dapat dipimpin (difokuskan).
Bagi seorang pustakawan , perencanaan merupakan dasar bagi pengawasan dan
tanpa perencanaan tidak mungkin seorang pustakawan dapat melakukan pengawasan
hasil kegiatan yang telah dilaksanakan karena tidak ada dasar pembandingnya.
Dengan adanya perencanaan dapat diketahui apakah hasil yang dicapai telah melebihi
atau kurang dari yang direncanakan. Perencanaan dapat digunakan sebagai dasar
untuk membuat perencanaan berikutnya secara riel karena menyadari seberapa besar
kelebihan serta kekurangannya. Dengan adanya perencanaan , segala sesuatu
termasuk pengembangan karier pustakawan akan dengan mudah dicapai dari pada
tanpa adanya suatu rencana.
Perencanaan karier pustakawan pada prinsipnya adalah tanggung jawab individu
pustakawan karena ia yang lebih tahu mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhannya, tetapi karena perpustakaan PTN mempunyai kepentingan,
maka perpustakaan PTN harus terlibat di dalamnya agar perencanaan pengembangan
karier pustakawan dapat dicapai secara efektif
Bagi perpustakaan PTN, pengembangan karier pustakawan dapat : (a) menjamin
ketersediaan pustakawan yang berbakat/potensial pada saat diperlukan, (b)
meningkatkan kemampuan perpustakaan PTN untuk mendapatkan dan
mempertahankan pustakawan-pustakawan yang berkualitas, (c) menjamin kelompok-
kelompok minoritas mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karier,
(d) mengurangi frustasi pustakawan, (e) mendorong adanya keanekaragaman budaya
di perpustakaan PTN, (e) meningkatkan nama baik perpustakaan PTN. Sedang bagi
pustakawan pengembangan karier identik dengan keberhasilan, karena pengembangan
karier bermanfaat untuk dapat : (a) menggunakan potensi pustakawan dengan
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
4
sepenuhnya, (b) menambah tantangan dalam bekerja, (c) meningkatkan otonomi, (d)
meningkatkan tanggung jawab
Dengan mengadopsi pandangan Harris (1997) ada tahapan-tahapan karier dalam
organisasi perpustakaan PTN yang merupakan tahapan waktu dan usia seseorang
sejak memasuki perpustakaan PTN hingga usia pensiun, kecenderungan harapan-
harapannya yang berkaitan dengan pencapaian tujuan karier, dan apa yang sebaiknya
dilakukan perpustakaan PTN dalam setiap tahapan untuk membantu pustakawan
dalam perencanaan kariernya. Karena perencanaan karier lebih banyak merupakan
tanggungjawab individu pustakawan, maka yang dilakukan dalam upaya
peengembangan kariernya meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Entry stage
Entry stage merupakan tahap mulai memasuki perpustakaan PTN, yaitu waktu
seseorang baru memasuki suatu organisasi perpustakan sebagai baru. Bila dikaitkan
dengan usia, umumnya mereka berusia dua puluhan tahun. Pada tahap ini pustakawan
baru akan bertanya apakah keahliannya dapat diterapkan di perpustakaan PTN dimana
dia bekerja, apakah pekerjaannya menyenangkan, apakah dia akan diterima oleh
rekankerja, apakah di dapat berkembang danmencapai tujuan kariernya sesuai dengan
minat, keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya. Sesuai dengan situasi yang
dihadapi pustakawan baru pada tahap ini, perpustakaan PTN hendaknya membantu
pustakawan baru tersebut dalam pengembangan kariernya.
b. Mastery stage
Mastery stage adalah tahap di mana seorang pustakawan karena pengalaman atau
keahlian yang sudah didapat menginginkan jabatan baru yang biasanya lebih tinggi
atau lebih menarik dan menantang. Pada tahap ini dapat terjadi dua kemungkinan
yang disebut dengan achievement stage dan mid-career stage. Yang pertama biasanya
pada usia 30 sampai 40 tahun yang ditandai dengan keinginan seorang pustakawan
untuk berprestasi dan ingin memiliki jabatan yang lebih tinggi melalui promosi
jabatan dalam organisasi perpustakaan PTN. Yang kedua biasanya pada usia 40 tahun
sampai 55 tahun dan ditandai dengan keinginan untuk penilaian kembali kariernya
dan motivasi kerja juga sudah menurun. Keberhasilan pada tahap ini oleh pustakawan
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
5
tidak lagi diukur dengan promosi ke jabatan yang lebih tinggi, tetapi diukur dengan
tugas-tugas yang lebih menarik, menantang dan penting, serta kesempatan-
kesempatan untuk mendapatkan penegetahuan baru. Ada tiga alasan dari
kecenderungan di atas, yaitu : (a) kesempatan karier yang lebih sempit, (b) perubahan
pandangan karier, (c) ketidakpastian mengenai karier.
c. Passage stage
Dulu tahap ini dikatakan masa-masa untuk mempersiapkan pensiun, yang terjadi
pada usia di atas 55 tahun (bagi pustakawan terampil) dan 59 tahun (bagi pustakawan
ahli) , sehingga pustakawan tidak lagi berpikir untuk naik jabatan atau beralih ke
jabatan yang lain. Tahap ini dapat ditandai dengan keinginan untuk berpindah
pekerjaan atau mencoba jenis pekerjaan lain, karena pekerjaan lama sudah tidak
menarik atau karena terjadi pemutusan hubungan kerja.
Tidak semua perencanaan pengembangan karier pustrakawan yang dibuat bisa
efektif. Oleh karena itu setiap perencanaan perlu dinilai keefektifannya. Kriteria yang
bisa digunakan untuk menilai apakah suatu rencana efektif atau tidak adalah :
a. Kegunaan (Usefulness)
Agar perencanaan pengembangan karier pustakawan bisa memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya, rencana yang disusun harus fleksibel serta stabil,
berkesinambungan dan sederhana, sehinga ada kegunaannya sebagai dasar untuk
pelaksanaan kegiatan kepustakawanan. Fleksibilitas sangat penting untuk
keberhasilan suatu perencanaan. Untuk itu, perlu diadakan analisis serta prakiraan
yang teliti agar rencana yang sesuai dengan situasi, bisa dikembangkan dengan baik.
Rencana harus bisa mengadakan penyesuaian yang mulus dan cepat bila ada
perubahan keadaan lingkungan, tanpa menyebabkan berkurangnya efektivitas.
Kendatipun perencanaan harus fleksibel, dalam jangka panjang perencanaan harus
tetap stabil. Bila perencanaan terlalu sering berubah, maka pustakawan tidak mungkin
memanfaatkannya sebagai alat operasional yang tangguh dan atau tidak mungkin
menggunakannya secara efektif. Suatu rencana yang stabil adalah rencana yang tidak
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
6
diabaikan atau diubah secara mendasar hanya karena ada kecenderungan perubahan
lingkungan yang dihadapi perpustakaan PTN.
Suatu perencanaan harus sederhana agar lebih bisa menjamin tercapainya tujuan
yang dinginkan, dengan variabel yang lebih sederhana sehingga kerumitan dalam
pelaksanaan bisa dikurangi. Oleh karena itu, walaupun tuntutan kegiatan
kepustakawanan semakin besar dan semakin kompleks sifatnya, perencanaan tidak
boleh lebih kompleks dari apa yang seharusnya.. Semakin kompleks suatu
perencanaan, semakin sulit rencana tersebut dijalankan.
b. Keakuratan dan obyektivitas(Accruracy and objectivity)
Perencanaan harus bisa dinilai, untuk melihat apakah rencana tersebut pasti, jelas,
ringkas dan akurat. Pengambilan keputusan dan juga pelaksanaan fungsi-fungsi
kepustakawanan hanya bisa efektif bila perencanaan yang mendasarinya akurat dan
sesuai dengan keadaan. Jadi perencanaan harus didasarkan atas hasil pemikiran yang
aktual dan realistis mengenai persyaratan yang diperlukan untuk bisa mencapai tujuan
perpustakaan dan bukan didasarkan atas maksud dan tujuan pribadi para perencana.
c. Ruang lingkup (Scope)
Perencanaan pengembangan karier pustakawan juga perlu dinilai dari segi
lingkupnya. Apakah perencanaan tersebut cukup komprehensif atau tidak ? Jenis
kegiatan apa yang termasuk di dalamnya ? Unit-unit atau bagian-bagian apa saja yang
terlibat ?
Rencana yang baik harus bersifat komprehensif, dalam arti harus melingkupi
semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perpustakaan. Perencanaan
yang komprehensif harus memungkinkan pustakawan di perpustakaan PTN untuk
mengkoordinasikan kegiatan di bidang masing-masing yang menjadi tanggungjawab
mereka.
d. Keefektifan biaya (Cost effectiveness)
Perencanaan pengembangan karier pustakawan membutuhkan biaya, dalam arti
pengorbahan waktu, tenaga serta pengorbanan emosional para pustakawan. Oleh
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
7
karena itu pedoman dalam setiap perencanaan adalah : bila hasil perencanaan tidak
bisa memberikan keuntungan lebih dari biaya yang dikeluarkan untuk menyusun
rencana dan untuk melaksanakannya, maka tidak ada gunanya rencana tersebut
disusun.
e. Pertanggungjawaban (Accountability)
Ada dua aspek yang saling berkaitan, yaitu pertama, rasa tanggung jawab
pustakawan untuk menyusun rencana, dan kedua rasa tanggungjawab pustakawan
untuk melaksanakan rencana tersebut. Penyusunan rencana bukan hanya tugas satu
orang pustakawan, tetapi merupakan bagian dari tugas pimpinan di segala tingkatan
dari organisasi perpustakaan yang bersangkutan, dan oleh karena itu harus merupakan
refleksi dari pemikiran serta rasa keterikatan darri semua pihak yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana tersebut.
f. Ketepatan waktu (Timeliness)
Perkiraan mengenai masa yang akan datang dengan derajat akurasi yang cukup,
sering menjadi persoalan dalam penyusunan rencana pengembangan karier
pustakawan karena banyak hal yang di luar kontrol para pustakawan. Kendati
demikian, haruslah selalu diusahakan prakiraan yang mendekati, sehingga
pelaksanaan rencana bisa kurang lebih tepat waktu.
Menurut Santoso (1993) istilah karier tidak hanya berhubungan dengan individu-
individu yang mempunyai pekerjaan yang statusnya tinggi atau yang mendapat
kemajuan cepat. Di samping itu istilah karier tidak hanya berlaku pada tingkat
pekerjaan atau organisasi tertentu; sekarang karier menunjukkan rangkaian atau
urutan pekerjaan/jabatan yang dipegang oleh orang-orang selama riwayat hidupnya,
tidak pandang tingkat pekerjaan atau tingkat organisasinya. Pietrofesa dan Splete
(1975) mengemukakan bahwa istilah karier tidak lagi hanya menunjukkan perubahan
pekerjaan gerak vertikal dalam suatu organisasi, akan tetapi mobilitas horizontal,
yaitu perubahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya pada tingkat status
pekerjaan yang sama juga disebut karier. Bahkan dalam karier yang mempunyai batas
maksimum rendah, seseorang dapat memperoleh kemajuan atau mengalami
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
8
perkembangan karier mereka melalui kondisi-kondisi seperti mendapatkan
pembayaran yang lebih tinggi pada pekerjaan yang sama, keamanan yang lebib besar
atau lingkungan kerja yang lebih baik, kebebasan dari pengawasan yang lebih besar
atau mendapat respek yang lebih besar karena lamanya masa kerja. Lazimnya yang
dikatakan karier itu terdiri atas serangkaian pengalaman pekerjaan yang berurutan
menuju ke tingkat tanggung jawab, status, kekuasaan dan penghargaan yang lebih
besar atau yang menunjukkan perkembangan dari seorang karyawan dalam jenjang
jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi.
Martoyo (1987) menyatakan bahwa pengembangan karier adalah suatu kondisi
yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status, tanggung jawab,
kekuasaan, dan penghargaan seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karier
yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Keberhasilan karier
seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu pendidikan formal, pengalaman kerja,
sikap atasan, prestasi kerja, bobot pekerjaan, adanya lowongan jabatan dan
produktivitas kerjanya. Pada bagian lain Pietrofesa dan Splete (1975) mengemukakan
bahwa beberapa aspek yang berhubungan dengan pengembangan karier antara lain
kesadaran diri, kesadaran karier, eksplorasi karier, latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerja. Dari pengalaman-pengalaman ini individu akan mengembangkan
suatu gagasan karier yang erat hubungannya dengan kebutuhannya akan harga diri,
sehingga suatu arah akan dipilih dan tujuan atau cita-cita akan timbul.
Sedangkan Werther dan Davis (dalam Moekijat, 1986) menyebutkan bahwa
terdapat tujuh kegiatan pengembangan karier yang dapat dilakukan individu, yaitu
prestasi kerja (job performance), penyingkapan (exposure), permintaan berhenti
(resignations), kesetiaan terhadap organisasi (organizational loyality), pembimbing
karier (menthors) dan sponsor, menjadi orang bawahan yang berperan (key
subordinate) dan kesempatan untuk tumbuh (growt opportunities)
Para ahli memiliki konsep keberhasilan yang beragam karena adanya sifat dan
jenis pekerjaan yang berbeda serta potensi individu yang berlainan pula.Dalam
pandangan Crites (1969) bahwa suatu keberhasilan yang terjadi pada seseorang belum
tentu akan dicapai oleh orang yang lain, , hal ini disebabkan keberhasilan itu sendiri
mempunyai pengertian yang berbeda-beda pada setiap pekerjaan.
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
9
Ditinjau dari aspek manajemen, keberhasilan mempunyai arti bekerja lebih banyak,
lebih baik dengan sedikit supervisi/bantuan, sedikit absen, sedikit kesalahan, dan
sedikit kecelakaan, banyak menunjukkan gagasan-gagasan untuk perbaikan, belajar
dengan cepat, dipromosikan lebih cepat dan loyal dengan organisasinya. Sukardi
(1987) mengemukakan bahwa pekerja yang berhasil adalah mereka yang
membutuhkan sedikit supervisi atau training yang menghasilkan kuantitas dan
kualitas pekerjaan yang diharapkan yang menunjukkan inisiatif dan kejelian dalam
mengcek kesalahan dan mereka yang sedikit mengganggu proses-proses kerja.
Menurut Enbret Sikula (dalam Surjadi, 1997) ada delapan jenis tujuan
pengembangan sumber daya manusia, yaitu : (1) Produktivitas personil dalam
organisasi (Productivity), (2) Kualitas produk organisasi (Quality), (3) Perencanaan
sumber daya manusia (Human Resource Planning) (4) semangat personel dan iklim
organisasi (Morale), (5) Meningkatkan kompensasi secara tidak langsung (Inderect
Compensation), (6) Kesehatan mental dan fisik (Healthy and Safety), (7) Pencegahan
merosotnya kemampuan personil (Obsolescence Prevition ), (8) Pertumbuhan
kemampuan personal secara individual (Personal Growth)
Adapun pengembangan karier pustakawan meliputi pembinaan yang mengarah
pada pencapaian jenjang jabatan dan pangkat tertinggi, dimana setiap kenaikan
pangkat dan golongan didasarkan pada pengumpulan angka kredit kumulatif yang
diperoleh pustakawan yang bersangkutan, yang meliputi : (1) unsur utama (>80 %)
,yang terdiri dari pendidikan; pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan
pustaka/sumber informasi; pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi;
pengembangan profesi dan (2) unsur penunjang (<20%).
Rincian tentang jenjang jabatan, pangkat/golongan ruang dan angka kredit
pustakawan sesuai dengan Keputusan Menpan Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
JENJANG JABATAN, PANGKAT/GOLONGAN RUANG
DAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN
(KEPUTUSAN MENPAN NOMOR : 132/KEP/M.PAN/12/2002)
No. Jabatan Pangkat/Golongan Ruang
Persyaratan Angka Kredit Kenaikan
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
10
Pangkat/Jabatan Kumulatif Minimal
Per Jenjang
A. Pustakawan Tingkat Terampil
a. Pustakawan Pelaksana
Pengatur Muda TK.I/IIb 40 Pengatur/IIc 60 20 Pengatur Tk.I/IId 80 20 b. Pustakawan Pelaksana
Lanjutan Penata Muda/IIIa 100 20
Penata Muda Tk.I/IIIb 150 50
c. Pustakawan Penyelia Penata/IIIc 200 50
Penata Tk.I/IIId 300 100 B. Pustakawan Tingkat
Ahli
a. Pustakawan Pertama
Penata Muda/IIIa 100 Penata Muda/IIIb 150 50
b. Pustakawan Muda Penata/IIIc 200 50
Penata Tk.I/IIId 300 100
c. Pustakawan Madya Pembina/IVa 400 100
Pembina Tk.I/IVb 550 150 Pembina Utama Muda
/IVc 700 150
d. Pustakawan Utama
Pembina Utama Madya/IVd
850 150
Pembina Utama/IVe 1050 200 Dengan merujuk pada tingkatan jenjang jabatan fungsional, pangkat/golongan
ruang dan angka kredit pustakawan (sesuai Keputusan Menpan Nomor
132/KEP/M.PAN/12/2002) seorang pustakawan pada perpustakaan PTN dapat
membuat perencanaan pengembangan karier kepustakawanannya dari periode ke
periode berikutnya dengan menentukan unsur-unsur kegiatan yang akan
dilakukannya. Pustakawan harus memiliki kejelian unsur-unsur kegiatan apa saja
yang memiliki nilai angka kredit yang potensial dan dapat menunjang perolehan
angka kredit yang dipersyaratkan. Sudah saatnya pustakawan memfokuskan
pengumpulan angka kredit melalui unsur pengembangan profesi sebab bobot angka
kreditnya cukup potensial dan hal tersebut tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak
penting. Jika pustakawan hanya mengandalkan pengorganisasian dan pendayagunaan
koleksi bahan pustaka/sumber informasi sebagai sumber perolehan angka
kreditnya,maka jelas pengembangan karier kepustakawannya akan berjalan sangat
lambat karena bobot angka kredit pada unsur kegiatan tersebut relatif kecil.
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
11
B. Peran Perpustakaan PTN dalam Perencanaan Karier Pustakawan
Keterlibatan perpustakaan PTN dalam perencanaan karier pustakawan menjadi
keharusan karena perencanaan karier merupakan usaha pengembangan sumber daya
manusia. Keterlibatan dapat dilakukan dalam bentuk umum dan khusus. Dalam
bentuk khusus dilakukan dengan :
1. Melakukan pendidikan karier
Pendidikan karier adalah upaya untuk merangsang, memotivasi dan menyadarkan
pustakawan akan karier yang dapat dicapai di perpustakaan PTN dan membantu
mereka untuk merencanakannya. Dalam kenyataannya sering kali seorang pustakawan
tidak menyadari arti pentingnya perencanaan karier sebagai bagian dari rencana
kehidupan kerjanya. Hal ini bisa diakibatkan berbagai macam faktor seperti
ketidaktahuan adanya berbagai peluang, tingkat motivasi yang rendah, jenis
kepribadian yang senantiasa hanya berorientasi pada tujuan-tujuan jangka pendek dan
kecenderungan menghindari tantangan-tantangan. Pendidikan karier ini dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk seperti lokakarya, seminar, dan jenis pertemuan
lainnya.
Lokakarya diartikan sebagai metode belajar untuk memecahkan berbagai
masalah kongkret yang dihadapi sampai pada merumuskan cara pemecahannya.
Karier adalah suatu masalah sebab diperlukan berbagai langkah untuk mencapainya.
Melalui lokakarya diharapkan pustakawan menjadi sadar dan dapat merumuskan
rencana karier yang paling realistis bagi mereka. Seminar merupakan kegiatan untuk
melihat suatu persoalan dari berbagai sudut pandang. Perencanaan karier merupakan
suatu masalah yang harus dilihat dari berbagai sudut pandang agar dapat disusun
dengan baik dan direalisasikan. Jenis pertemuan lainnya seperti rapat-rapat atau
peristiwa-peristiwa keorganisasian lainnya.
2. Memberikan informasi mengenai karier
Informasi karier adalah informasi yang dibutuhkan seperti uraian jabatan (job
discription), persyaratan jabatan (job specification) dan standar unjuk kerja
(perforemance standard) sehingga mereka dapat merumuskan rencana karier yang
masuk akal bagi mereka melalui jalur karier yang ada di perpustakaan PTN yang
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
12
dapat paling tepat untuk ditempuh, jenis-jenis pekerjaan yang memiliki dasar keahlian
yang sama dan langkah-langkah untuk dapat mencapainya atau mendudukinya.
3. Bimbingan karier
Bimbingan karier adalah upaya untuk menentukan jalur karier yang paling tepat
bagi seorang pustakawan, dengan melakukan penyadaran akan minat melalui tes-tes
bakat dan dikaitkan dengan kemungkinan jalur karier yang paling efektif.
Pembimbing karier mendorong seorang pustakawan untuk menilai diri sendiri dan
menilai lingkungan, yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat usaha pencapaian
karier untuk dipertimbangkan pustakawan.
Dalam bentuk yang lebih umum melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan
kepegawaian lain seperti melakukan orientasi, memberikan pekerjaan yang
menantang, melakukan pratinjauan jabatan yang realistis dalam perekrutan, penilaian
kinerja yang berorientasi karier bukan jangka pendek, menciptakan sistem promosi
yang efektif, dan lain-lain.
Bimbingan karier pada pustakawan dengan mengacu pada pandangan Harris (1997)
dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan karier seperti entry stage, mastery stage dan
passage stage.
Bimbingan karier pada tahap entry stage dilakukan dengan : (a) memberi bantuan
sebanyak mungkin kepada pustakawan baru sebelum mereka melakukan pekerjaan,
misalnya memberikan pelatihan, (b) melakukan program orientasi, yaitu
memperkenalkan organisasi perpustakaan PTN dalam hal misi, strategi, kebijakan,
struktur, memperkenalkan dengan rekan kerja, atasan, lingkungan kerja dan lain-lain,
(c) memberi kesempatan untuk mempelajari banyak bidang di perpustakaan PTN,
yaitu dengan cara merotasi pustakawan pada beberapa pekerjaan yang sama
tingkatannya., (d) menciptakan hubungan perwalian di perpustakaan PTN, yaitu
menentukan secara formal pembimbing untuk pustakawan. Bimbingan karier pada
tahap mastery stage dilakukan dengan : (a) mengembangkan sistem promosi yang
efektif yang didasarkan pada prestasi dan pada senioritas atau kombinasi keduanya,
(b) memberikan kesempatan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan, yaitu
dengan menugaskan pustakawan untuk mengikuti pelatihan atau melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, (c) memberikan program baru yang paling
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
13
realistis.Bimbingan karier pada tahap passage stage dilakukan dengan : (a)
melibatkan pustakawan dalam proses downsizing, yaitu apabila perpustakaan PTN
harus melakukan penciutan struktur, dengan alasan apa pun hal itu akan berpengaruh
pada kesempatan karier yang lebih sempit atau bahkan beberapa pustakawan harus
diputuskan hubungan kerjanya dengan perpustakaan PTN. Dalam hal ini pustakawan
harus dilibatkan agar tidak terjadi masalah-masalah yang tidak diinginkan di
kemudian hari. (b) membuat rencana-rencana bagi pustakawan yang masih tetap dan
yang keluar, yaitu membantu pustakawan untuk mendapatkan pekerjaan baru bagi
pustakawan yang akan keluar, dan memantapkan pustakawan yang tidak keluar agar
mereka tidak dibebani perasaan takut akan dikeluarkan yang dapat mengganggu
ketenangan kerjanya, (c) mengembangkan kerja alternatif, yaitu mencoba memikirkan
pola-pola kerja baru seperti kerja kontrak, kerja paruh waktu dan lain-lain.
C. Peran Pustakawan dalam Pengembangan Karier di perpustakaan PTN
Secara umum tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh pustakawan untuk
mencapai keberhasilan rencana kariernya dengan cara : (a) meningkatkan kinerja, (b)
menunjukkan potensi diri, (c) loyal pada perpustakaan PTN dan atasan, (d) mencari
pembimbing atau mentor, (e) meningkatkan keahlian dalam bidang yang sangat
diperlukan perpustakaan PTN, (f) mengembangkan jaringan, (g) mengambil
kesempatan untuk pengembangan diri
Selanjutnya secara lebih spesifik bila dikaitkan dengan tahapan-tahapan karier
dapat dijabarkan dalam tahap entry stage, mastery stage dan passage stage.
Dalam tahap entry stage peran pustakawan dilakukan dengan : (a) secara aktif
mencari banyak informasi, yaitu informasi yang sangat berkaitran dengan tujuan
karier seperti informasi tentang jabatan yang ada, persyaratan jabatan tersebut, dan
perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi pencapaian karier, (b)
mengembangkan jaringan, yaitu menjalin hubungan kerja sama dengan pustakawan
lain dan menjadi anggota asosiasi IPI (c) mempelajari atasan, rekan kerja dan
institusi perpustakaan PTN, (d) mencari penasehat (wali), yaitu orang-orang yang
dapat membantu untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan memperoleh
pendidikan tambahan dan memberi masukan-masukan mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan pengembangan karier. Ini sangat penting apabila perpustakaan PTN
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
14
tidak menentukan penasehat secara formal. Dalam tahap mastery stage peran
pustakawan dilakukan dengan : (a) meningkatkan pengetahuan dalam bidang khusus,
yaitu menjadi orang yang memiliki pengetahuan yang sangat dibutuhkan perpustakaan
PTN, (b) memahami keseluruhan aktifitas perpustakaan PTN dalam proses
pencapaian tujuannya, (c) meningkatkan kemampuan dalam kerja sama dengan orang
lain, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Hal ini penting sebab banyak
pekerjaan dan pemecahan berbagai masalah dilakukan melalui kelompok. Dalam
tahap passage stage peran pustakawan dilakukan dengan : (a) tidak tergoda dengan
pekerjaaan yang bertentangan dengan rencana kariernya, yaitu mencari pekerjaaan
yang mempunyai kaitan dengan rencana karier, (b) tetap berada di kompetensi inti
dengan berusaha memperdalam bidang spesialisasi yang dimilikinya dan memilih
pekerjaan yang dapat mengembangkan kompetensi inti.
Hasil survey Standford Research Institut, Harvard University & Carneagie
Foundation yang dikutip Sutarto (2008) menyimpulkan bahwa 15 % dan alasan
mengapa seseorang berhasil meraih keberhasilan dalam pekerjaan banyak ditentukan
oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengenai profesi. Bagaimana yang
85 % ? Delapan puluh lima persen dan mereka yang meraih sukses, banyak ditentukan
oleh pengetahuan dan keterampilan mengenai manusia.
Prestasi seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Bahkan disimpulkan juga
bakat yang dibawa sejak lahir hanya berperan sebagai faktor imbuhan saja bagi
prestasi seseorang. Bila keperibadian seseorang tidak positif, maka prestasi yang
bersangkutan tidak sukses, walau faktor pendukung kesuksesan yang lain dimilikinya.
Oleh sebab itu apabila seseorang ingin sukses, tidak ada jalan lain kecuali menimba
terus ilmu pengetahuan agar wawasannya luas, bekerja terus menerus agar
memperoleh pengalaman dan mempertajam keterampilan, berpola pikir dan berpola
tindak positif untuk menampilan kepribadian yang positif,
Oleh sebab itu pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan PTN akan
bisa berjalan sukses bila pustakawan mampu mengembangkan potensi diri (self
development) dengan memiliki knowledge, skill and behavior yang oleh Dale
Carnegie disebut sebagai faktor keberhasilan seseorang (The Triangle of Success)
1. Knowledge
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
15
Perkembangan jaman selalu diikuti oleh perkembangan ilmu pengetahuan sebagai
bagian dari kebudayaan yang bersifat dinamis. Bagi seorang pustakawan pada
perpustakaan PTN dituntut setidak-tidaknya mengetahui perkembangan-
perkembangan yang terjadi dalam dunia ilmu pengetahuan secara umum dan
khususnya pusdokinfo, kemudian menyesuaian diri ilmu pengetahuan tersebut
dengan sikap adaptif meskipun harus melakukan perubahan yang memerlukan
pengorbanan.
Dalam konteks perkembangan teknologi informasi, seorang pustakawan pada
perpustakaan PTN dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan penerapan teknologi informasi di perpustakaan PTN agar dapat
berdiri sederajat dengan profesi-profesi lain yang juga sama-sama hidup dalam jaman
teknologi modern yang berkembang dengan pesat.
Oleh sebab itu para pustakawan pada perpustakaan PTN dimasa depan harus
bersedia untuk melengkapi kompetensi mereka dalam dua sektor, yaitu : (a)
penguasaan atas sumber-sumber informasi dan (b) meningkatkan kualitas
intelektualnya. Pustakawan yang dikatagorikan sebagai subject specialists dituntut
untuk dapat melaksanakan aktifitas akademis yang memerlukan persyaratan
kemampuan evaluatif dan intelektualitas yang berorientasi pada subyect matter dari
pada hanya menekankan keterampilan, latihan dan teknik saja. Jadi pustakawan pada
perpustakaan PTN lebih ditekankan pada tenaga subject specialists, sedangkan para
generalists dipandang kurang cocok. Pustakawan pada perpustakaan PTN tidak
cukup hanya menunjukkan sumber-sumber informasi saja kepada para pencari
informasi, akan tetapi ia harus mampu menginterpretasikan apa sebenarnya yang
dibutuhkan oleh pencari informasi itu, memilih dan mengkorelasikan informasi-
informasi yang diperolehnya dari buku-buku sumber itu, mengevaluasinya dan
kemudian menyampaikan informasi yang diminta itu lengkap dengan dokumen yang
diperlukan. Inilah kemampuan professional seorang pustakawan yang tidak mungkin
dimiliki oleh pustakawan generalists. Oleh sebab itu seorang pustakawan pada
perpustakaan PTN seyogyanya memiliki kualitas sebagai berikut ; (a) lulusan
perguruan tinggi dalam ilmu perpustakaan dan (b) memiliki kesarjanaan dalam suatu
bidang studi selain ilmu perpustakaan ; ini berarti bahwa pustakawan pada
perpustakaan PTN harus mempunyai kompetensi ganda. Dengan cara demikian
Perencanaan dan pengembangan karier pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi negeri : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011
16
barulah mereka dapat “ berbicara” atas dasar derajat yang sama dengan para ahli
lainnya dalam upaya mereka mencari informasi yang dibutuhkan.
Ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang pustakawan pada perpustakaan PTN
merupakan modal utama bagi seorang pustakawan dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya, dan juga sebagai faktor utama dalam meningkatkan potensi diri
terutama dalam menghasilkan karya ilmiah. Sebagai tenaga fungsional, seorang
pustakawan dipersyaratkan untuk dapat menghasilkan karya ilmiah yang merupakan
salah satu komponen yang memiliki nilai yang cukup signifikan dalam pengembangan
karier pustakawan. Untuk dapat menunjang produktivitas dalam menghasilkan karya
ilmiah, seorang pustakawan harus memiliki wawasan dan pengetahuan umum yang
luas dan khususnya hal-hal yang terkait dengan masalah pusdokinfo.
2. Skill atau Keterampilan Manajerial
Suatu skill atau keterampilan adalah suatu kemampuan untuk menterjemahkan
pengetahuan ke dalam praktek sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan. Untuk
membangun reputasi atau personal branding, seorang pustakawan harus memiliki
suatu kemampuan khusus atau kompetensi dalam bidang tertentu yang dikuasainya.
Pengembangan kompetensi dilakukan dengan senantiasa belajar dan memperbaiki
kemampuannya sehingga semakin piawai dan kreatif dalam bidang tersebut.
Penguasaan ilmu pengetahuan secara umum dan khususnya dalam bidang pusdokinfo
bagi pustakawan pada perpustaaan PTN tidaklah cukup untuk bisa disebut sebagai
pustakawan terampil apalagi ahli. Keterampilan akan terjadi bila seorang pustakawan
mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam praktek. Dengan praktek
seorang pustakawan akan menemui berbagai pengalaman yang sangat variatif,
berbagai persoalan dan bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut, membuat
penguasaan yang menjadi tanggung jawabnya semakin tajam. Keterampilan yang
dimiliki seorang pustakawan pada perpustakaan PTN akan sangat membantu dalam
menyelesaikan tugas pokok dan fungsinya sebagai seorang pustakawan yang
profesional, terutama dalam memenuhi kebutuhan sivitas akademika. Keterampilan
yang dimiliki seorang pustakawan pada perpustakaan PTN akan dapat meningkatkan
kinerjanya sehingga berdampak pada peningkatan produktivitasnya. Peningkatan