-
JURNAL PENELITIAN
TEKNIK MIKING SNARE DRUM TAMA ROCKSTAR
DALAM DRUM SET AKUSTIK
DENGAN MENGGUNAKAN SHURE SM 57 UNTUK RECORDING
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna mencapai derajat Sarjana S-1 pada
Program Studi Seni Musik
Oleh:
Adrianus Wahyu Nugroho
1011501013
JURUSAN MUSIK
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2016
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
TEKNIK MIKING SNARE DRUM TAMA ROCKSTAR
DALAM DRUM SET AKUSTIK
DENGAN MENGGUNAKAN SHURE SM 57 UNTUK RECORDING
Adrianus Wahyu Nugroho
Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni
Indonesia
Yogyakarta, Jln. Parangteritis Km. 6,5 Yogyakarta, Tlp (0274)
375380,
Kotak Pos 55001, Indonesia
ABSTRAK
Pada era yang modern dan serba digital seperti jaman sekarang
terkadang paramusisi lupa akan perkembangan jaman atau era
modernisasi. Di jaman tersebutpara musisi dituntut untuk tidak
hanya belajar mengenai teknik saja, akan tetapisetidaknya harus
mengerti tentang pengetahuan audio digital. Penerapan ilmuteknik
miking dalam penelitian ini memberikan penjelasan dan cara
penerapanposisi miking yang ideal. Selain itu penelitian ini
memberikan pengetahuantentang audio digital, sehingga dapat
menunjang dalam bermain musik dan jugaberkarya.
Kata kunci : Teknik Miking, Snare drum , Recording
ABSTRACT
In a modern and digital era like now somethimes musicians forget
aboutmodernization. in this era, misicians are demanded not only to
learn abouttechnique, but at least they have to know about digital
audio. The application ofmiking technic in theis research gives
explanation and how to apply the idealmiking position. other than
that, this research gives the knowledge about digitalaudi, so that
it can support for playing music and creating or compossing
music.
Keywords : Miking Technique, Snare Drum, Recording
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
I. PENDAHULUAN
Musik merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia yaitu
sebagaiwujud dalam menyampaikan perasaan mereka. Fungsi musik itu
sendiri sangatberagam, salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi,
pemberi isyarat dalamkehidupan masyarakat. Selain itu di jaman
sekarang penggunaan musik sudahsemakin meluas, selain bersifat
hiburan, musik juga difungsikan dalammembangun hubungan sosial,
identitas budaya, ritual keagamaan, bahkan sebagaisumber pendapatan
ekonomi. Musik adalah hasil ciptaan manusia yangdisampaikan melalui
media bunyi yang berbentuk abstrak dan tidak memilikibatasan ruang
serta waktu. Dalam hal musikalitas atau kepekaan terhadap
bunyi,setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini
diperlukan usahadan kesadaran untuk berlatih secara terus menerus
dalam mendengarkan musik.Berbagai unsur musikal yang terpenting
dalam apresiasi musik hanya ada duayakni unsur manusia dan unsur
mekanik. Sedangkan dalam unsur mekanikterdapat juga beberapa unsur
salah satunya adalah transmisi. Unsur inilah yangdipergunakan
sebagai pegangan, sehingga manusia dapat mendengar musik baiksecara
langsung maupun tidak langsung, melalui adanya perbedaan waktu
antarapertunjukkan atau perilaku musikal sebenarnya dengan
pendengar yangmenerimanya.1 Oleh karena itu, ketika musik
diperdengarkan secara tidaklangsung dalam kepentingan apresiasi
musik diperlukan adanya suatu peranteknologi.
Musik sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat sesuai
tuntutanjaman globalisasi. Hubungan teknologi dengan kehidupan
manusianya semakinerat, khususnya dalam segi tata suara, tidak
hanya mengandalkan sistem notasiatau partitur dalam
mendokumentasikan musik, akan tetapi sangat diperlukan
jugapenggunaan sistem audio sebagai dokumentasi. Kualitas audio
memerlukanperhatian yang ekstra dalam mendokumenkan karya-karya
musik, agar hasilnyadapat dinikmati bagi para pendengar. Teknologi
rekaman telah menjadi sebuahindustri besar dan merupakan tantangan
yang menunjang kompetisi dalammengapresiasikan musik. Oleh karena
itu diperlukan orang-orang yang mengertiakan dunia teknologi musik,
untuk menjadi operator dalam merekam karya musiktersebut. Proses
merekam dikenal dengan dua cara yaitu merekam secara live atautrack
(satu per satu), tentunya hal ini menjadi sesuatu yang perlu
diperhatikanketika seorang operator hendak merekam masing-masing
instrumen termasukdrum set.
Drumset merupakan instrumen musik yang cukup popular bagi
masyarakatluas, disamping penampilannya, drumset memiliki peranan
yang sangat pentingdalam memberikan beat atau irama musik
khususnya, musik pop, seperti musikjazz, blues, rock, fusion dan
lainnya. Drumset merupakan bentuk ensambel musikperkusi yang
didalamnya terdapat beberapa instrumen masing-masing, yangmemiliki
timbre berbeda, salah satu diantaranya adalah snare drum. Snare
drum
1 Hugh M.Miller, Introduction to Music; a guide to good
listening, terjemahan TriyonoBranmantyo, Pengantar Apresiasi Musik.
dalam skripsi Bayu Prasetyo, Proses Mixing Digitalpada Hasil
Rekaman Drumset.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
memiliki frequency range yang cukup lebar, sehingga mempunyai
tingkatkesulitan tersendiri dalam segi tuning, set-up dan
pengambilan suara (merekam).Penggunaan berbagai macam jenis
microphone dan peletekan posisi pada saatmerekam snare drum harus
lebih diperhatikan. Tujuannya adalah untukmemperoleh dan menangkap
suara agar terdengar lebih maksimal dalammendekati sumber suara
asli.
Dalam karya tulis ini penulis tertarik untuk mengangkat sebuah
judulTeknik Miking Snare Drum Tama Rockstar dalam Drumset Akustik
denganmenggunakan Microphone Shure SM 57. Proses perekaman ini
memanfaatkanhome recording dengan menggunakan personal computer
(PC). Melaluipenelitian kali ini penulis akan mencoba meneliti
berbagai macam posisipengambilan serta menggunakan beberapa
microphone Shure SM57 untukmendapatkan karakter asli dari snare
drum Tama Rockstar. Hasil akhir penelitianini yang nantinya akan
menjadi bekal bagi penulis serta rekan-rekan yang tertarikterjun
didalam dunia teknologi musik.
II. PEMBAHASAN
Pada penelitian kali ini penulis akan membahas mengenai berbagai
posisiteknik miking yang paling ideal dalam menangkap snare drum.
Objekpenelitiannya yaitu snare drum Tama Rockstar yang memiliki
karakter suara yangvintage dan dry, oleh karena itu dibutuhkan
posisi yang paling tepat dalammenangkap suara yang dihasilkan oleh
snare drum tersebut.
Proses merekam suara memiliki tahapan dan faktor – faktor
pendukungyang harus dipegang. Sumber suara analog yang masuk
kedalam soundcard harusbenar-benar memiliki kualitas yang sangat
bagus untuk proses mixing. Faktorpertama yang harus diperhatikan
adalah pengenalan bit resolution dan samplerate.
Bit Resolution berfungsi untuk menentukan berapa lebar dynamic
rangeyang dimiliki oleh hasil rekaman yang kita lakukan. Contoh,
jika sebuah prosesrekaman dilakukan dengan menggunakan bit
resolution 16 bit, maka secara teorihasil rekaman tersebut memiliki
dynamic range yaitu 96 dB dan noise hasilrekaman berada pada -96
dBFS.2 Jadi, ketika audio interface / soundcard yangdipakai
memiliki S/N ratio sebesar 120 dB maka hasil rekaman akan tetap
beradapada 96 dB. Inilah alasan mengapa secara umum orang-orang
memilih format24bit, yaitu agar dynamic range yang ditangkap juga
semakin lebar.
Sample rate berfungsi untuk menentukan frekuensi tertinggi yang
dapatdirekam / playback oleh audio file. Untuk standart perekaman
biasanya memakai
2 David Miles Huber, Modern Recording Techniques, (London :
Focal Press, 1942), Hal 425.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
44.1 kHz. Stadart ini sudah menjadi standart internasional dalam
perekaman CDquality standart.3
Faktor kedua yaitu mengenal Headroom dan Gain Structure.
Headroomadalah jarak antara signal dengan maksimum yang diijinkan
sebelum melewatibatas peak. Nilai maksimal dalam dunia audio
digital yaitu 0 dBFS. Apabilasignal yang diterima saat proses
rekaman sebesar -8 dBFS, maka dapat dikatakanbahwa rekaman tersebut
memiliki headroom sebesar 8dB. Ketika seorang soundengineer telah
memahami masalah headroom maka sound engineer tersebutdiharuskan
memahami gain structure. Fungsi dari gain structure itu sendiri
yangnantinya menentukan lebar sempitnya dynamic range yang
ditangkap pada saatproses rekaman.
Faktor ketiga dan yang terpenting adalah mengenal signal level.
Duniaaudio digital dikenal dengan 3 jenis signal level yaitu line
level, microphone levelserta instrument level. Ketiga signal ini
sangat menentukan kualitas audio yangdikeluarkan. Ketika kita
mencolokkan input dengan benar, maka kualitas yangdihasilkan audio
juga akan maksimal, begitu pula sebaliknya ketika kita
salahmencolokkan input, maka kualitas audio yang dihasilkan akan
kecil dan tidakmaksimal. Line level merupakan input yang berasal
dari berbagai macamperalatan studio seperti keyboard, floor board /
efek gitar, pre amp output dansebagainya. Line level terbagi
menjadi 2 macam yaitu pro +4 dan consumer -10level. Microphone
level berasal dari microphone, sedangkan instrument levelberasal
dari gitar dan bass.
Faktor keempat adalah seorang sound engineer wajib mengenal
teknikmiking sesuai jenis mic serta polar patternnya. Selain itu,
seorang sound engineerdiharuskan untuk mengerti jenis signal
routing dan monitoring. Signal routingdan monitoring sendiri
difungsikan untuk memonitoring proses perekaman.Monitoring yang
terbaik adalah free latency yaitu ketika seorang playermemainkan
instrumennya dan menyanyi, maka suara yang terdengar tanpa
adanyaketerlambatan bunyi dari headphone.4
Keempat faktor tersebut yang harus dipahami ketika ingin
merekaminstrumen kedalam bentuk audio digital. Dari hasil
pengumpulan data yangdiambil melalui buku pedoman recording live,
website serta wawancara, bahwamerekam snare drum tergolong kategori
yang sangat sulit. Hal ini dikarenakan,biasanya memunculkan
karakter asli sebuah snare drum dibutuhkan sebuahruangan yang
memiliki daya tangkap suara yang benar-benar bagus. Selain itusnare
drum yang merupakan sebuah kit dari drumset, biasanya akan
tergangguoleh suara kit - kit lainnya seperti bass drum, hi hat,
tom dan cymbal. Faktor –faktor tersebut yang akhirnya membuat
seorang sound engineer tidak dapatmengandalkan todongan hanya dari
beberapa microphone yang berada didekatsnare drum saja. Suara yang
dihasilkan oleh room serta overhead nantinya yangakan membantu
dalam proses merekam sebuah snare drum agar terlihat karakter
3 Ibid, Hal : 4334 Ibid, Hal : 493
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
aslinya dan nuansa realnya. Dari rangkuman yang didapat, maka
penulismembagikan teknik penempatan microphone mulai dari 1
microphone hinggabeberapa microphone sebagai individual ataupun
sebagai overhead dan room.
Merekam snare drum dengan teknik individual miking terdapat
enamposisi, empat posisi diantaranya menodong ke bagian head snare
drum (topposition), satu posisi ke body snare drum (side position)
dan satu posisi ke bagiansnare wires (bottom position). Empat
posisi yang menodong ke arah head snaredrum memiliki jarak antara
kepala microphone dan snare drum berbeda-beda.Close position
memiliki jarak kurang lebih sekitar 2,5 hingga 5 sentimeter
dengankepala microphone sedikit menjorok ke dalam head snare drum,
sedangkan openposition juga memiliki jarak yang sama, dengan kepala
microphone yang sedikitkeluar dari head snare drum. Open position
juga ada yang memiliki jarak hingga6 inci atau 15 sentimeter dari
head snare drum. Posisi ini dinamakan six inch fromhead snare drum.
Posisi six inch from head snare drum yang paling seringdigunakan
dalam menangkap head snare drum. Karakter yang dihasilkanterdengar
dry dan soft. Karena jarak yang cukup jauh dari head snare drum,
makamicrophone diberikan ruang yang lebih dalam menangkap
suara-suara ambient(suara yang berada disekitarnya). Inilah yang
menyebabkan posisi ini akanterdengar lebih alami dibanding dengan
posisi lainnya. Top Position yang terakhiradalah Close Miking 90
Degree. Posisi ini sangat wajib membutuhkan kombinasidengan miking
pada bagian bawah snare drum (bottom position). Hal inibertujuan
untuk memperlebar suara snare drum yang keluar pada saatpenangkapan
suara.
Side Position adalah posisi miking dari samping yaitu kepala
microphonemenodong kearah body snare drum. Tujuan penangkapan suara
menggunakanposisi ini tentu untuk mengambil karakter shell sebuah
snare drum. Snare drumyang terbuat dari kayu akan memiliki karakter
lebih warm dibanding snare drumyang terbuat dari steel, oleh karena
itu jika memiliki microphone yang lebih,posisi ini dapat
ditambahkan ketika ingin mengambil karakter snare drumtersebut.
Bottom position adalah posisi microphone yang ditodongkan dari
bawahsnare drum. Biasanya todongan microphone tersebut mengarah
kepada snarewires. Hal ini bertujuan untuk menangkap karakte suara
crispy pada sebuah snaredrum. Jika digambarkan dengan frekuensi,
bottom position akan menghasilkankarakter yang lebih kepada
high-end frekuens. Akan tetapi perlu diperhatikanbahwa jarak antara
microphone dan body snare harus benar-benar pas, hal iniuntuk
mencegah kebocoran suara yang dihasilkan oleh bass drum. Untuk
jarakideal yang dibutuhkan yaitu sekitar 3 hingga 5 sentimeter dari
snare wires.
Setelah meneliti dengan menggunakan 1 microphone, kini
penulismencoba untuk meneliti snare drum yang direkam dengan
menggunakan 2microphone. Posisi dengan 2 microphone ini merupakan
penggabungan antaratodongan head snare drum (top position) dengan
todongan side position / bottomposition. Secara fungsional,
penggabungan ini nantinya akan memunculkan attack
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
serta karakter dari body yang ada pada snare drum tersebut.
Terdapat enam posisiteknik penggabungan miking yang akan
diteliti.
Pada posisi pertama, snare drum diambil dengan menggunakan
teknikpenggabungan antara close position dengan bottom position.
Karakter yangdihasilkan oleh posisi ini cenderung memiliki attack
yang berlebih. Hal tersebutdikarenakan todongan bottom membuat
suara pada head tidak terlalu dominan.
Posisi kedua merupakan posisi dimana head dan bottom membentuk
tegaklurus dengan sudut kemiringan hingga 90 derajat. Karakter
suara yang dihasilkanpada posisi ini memiliki high yang cukup
besar. Suara low yang ditangkap jugalebih sedikit, dibandingkan
dengan posisi pertama. Selain itu, jika didengarkansecara detail,
suara yang dihasilkan pada ini memiliki efek sustain atau
sedikitlebih panjang.
Posisi ketiga adalah penggabungan antara posisi miking 6 inch
from headdengan bottom position. Karakter suara yang dihasilkan,
pada posisi ini suarayang dihasilkan terdengar warm dan terasa
kesan vintage serta dry. Untuk lownyaterasa lebih besar
dibandingkan dengan posisi pertama, akan tetapi high tetapmasih
terdengar. Karakter attack dan snappy dari snare drumnya pun
dapatdirasakan pada posisi ini.
Posisi keempat adalah penggabungan antara close position dengan
sideposition. Karakter suara yang dihasilkan pada posisi ini
terdengar lebih terasakarakter shell snare drumnya. Frekuensi
high-nya tidak terlalu keras dan low yangdihasilkan juga tidak
terdengar dominan.
Pada posisi kelima penulis mencoba menggabungkan head
positiondengan posisi tegak lurus membentuk sudut 90 derajat.
Sedangkan side positionlurus menghadap kearah body snare drum /
shell snare drum. Jika dilihat makatampak kedua microphone ini
membentuk posisi seperti huruf L.Karakter suarayang dihasilkan akan
terdengar lebih high dibanding posisi sebelumnya. Selainitu, pada
posisi ini karakter snare drum terdengar lebih dry dan sama sekali
tidakterasa low punch-nya.
Pada posisi keenam merupakan penggabungan antara open position 6
inchfrom head snare drum, dengan side position lurus menghadap
kearah body snaredrum / shell snare drum. Karakter suara yang
dihasilkan, high-nya terdengar lebihjernih dan low yang dihasilkan
juga tidak telalu besar, sehingga menimbulkansuara yang terdengar
lebih crispy. Karakter shell snare drum juga terasa lebih dry.
Setelah meneliti tentang beberapa posisi-posisi individual serta
posisi-posisi penggabungan miking snare drum, maka kali ini penulis
akan menelitimengenai overhead serta room. Fungsi dari overhead
yaitu untuk menangkapkeseluruhan kit dari drum set, akan tetapi
kecenderungannya dalam menangkapsuara cymbal terasa lebih besar.
Selain itu, penangkapan suara melalui overheaddapat membantu
menyatukan semua microphone-microphone yang menodongpada kit
masing-masing. Penangkapan overhead pada umumnya yaitumenggunakan
microphone berjenis ribbon seperti AEA R84, AKG C414, Oktava
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
MC012, Marshal MXL series dan masih banyak lagi. Akan tetapi
kali ini penulismencoba untuk menangkap overhead dengan menggunakan
microphone ShureSM57.
Dalam penerapan penangkapan overhead, para sound engineer
mengenallima macam teknik. Teknik pertama yaitu penangkapan
overhead dengan posisiXY, kedua yaitu penangkapan overhead dengan
posisi AB / Space Pair, ketigayaitu penangkapan overhead dengan
posisi mid-side, keempat yaitu penangkapanoverhead dengan posisi
recordeman, kelima penangkapan overhead dengan posisiORTF. Dari
kelima teknik tersebut, masing – masing posisi akan
memilikikarakter suara yang ditangkap, dan memiliki perbedaan
tingkat keamanan darikendala out of phase. Out of phase adalah
sebuah peristiwa ketika seorang soundengineer menangkap suara
stereo dan hasil dari tangkapan tersebut terdengarberat di satu
sisi antara kanan ataupun kiri.
Selain overhead, faktor pendukung lain dalam merekam sebuah drum
adalahroom. Sebenernya fungsi dari room sendiri tidak terlalu
penting ketika seorangsound engineer sudah menangkap overhead.
Fungsi dari room adalah menangkapsuasana ruangan agar nuansanya
terdengar lebih lebar, alami dan lebih realistis.Dalam merekam room
para sound engineer biasanya menggunakan microphoneberjenis
condensor dengan pola pattern omnicardional. Pada penelitian kali
ini,penulis akan mencoba mengganti microphone condensor tersebut
denganmenggunakan microphone Shure SM57 (dynamic microphone).
Karakter suarayang dihasilkan oleh microphone Shure SM57 dalam
menangkap room yaitu lebihwarm dan lebih lebar sehingga terdengar
jelas masing -masing kitnya.
Setelah melakukan penelitian dari berbagai macam posisi serta
pengaturaninput gain dengan menggunakan microphone Shure SM57, maka
rentangfrekuensi microphone Shure SM57 terhadap snare drum Tama
Rockstar berkisarantara 40 Hz – 15 Khz. Snare drum Tama Rockstar
sendiri memiliki karaktersuara yang cenderung kuat pada frekuensi
middle-low yaitu berkisar antarafrekuensi 200 Hz hingga 500 Hz.
Berikut gambar rentang frekuensi yangdihasilkan oleh snare drum
Tama Rockstar yang ditangkap dari microphone ShureSM57 pada
penelitian ini.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
Gambar 1. Rentang Frekuensi Snare Drum Tama Rockstar Dengan
Tangakapan Mic Shure SM57
(Sumber : Foto Adrianus, Mei 2016)
III. KESIMPULAN
Di dunia audio digital atau dunia rekaman, ada beberapa tahap
dan prosesyang harus ditempuh. Pertama adalah proses persiapan
yaitu proses dimanaseorang sound engineer harus mempersiapkan
routing signal dan monitoring yangtepat, serta mempersiapkan
software DAW untuk melakukan sebuah prosesrekaman. Selain itu,
seorang player juga melakukan persiapan seperti settingposisi alat,
serta tuning. Dari proses ini, hal yang paling penting
untukdiperhatikan adalah masalah tuning. Alasannya yaitu, untuk
mencari karakteryang diinginkan dan dibutuhkan dalam kebutuhan
sebuah karya.
Tahap kedua adalah proses rekaman. Proses ini nantinya akan
menitikberatkan pada kualitas suara yang masuk, untuk di konversi
oleh soundcardmenjadi audio digital. Untuk menentukan kualitas
suara maka hal yang perludiperhatikan adalah penerapan posisi
miking untuk instrumen yang membutuhkantodongan microphone.
Pemahaman yang harus dipegang yaitu jika menginginkanhasil output
yang berkualitas, maka dibutuhkan signal input yang
sempurna.Kualitas audio yang masuk nantinya akan mepengaruhi tahap
berikutnya.
Tahap ketiga adalah proses mixing. Mixing adalah penggabungan
antarasatu instrumen dengan instrument yang lainnya sehingga
terdengar menyatu danharmonis. Untuk menghasilkan mixing yang
sempurna dibutuhkan sound engineeryang paham mengenai masalah
frekuensi, harmonisasi serta karakter sebuah stylemusik / genre.
Proses mixing ini nantinya akan mengatur masalah balancing
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
volume, pemberian equalizer, compressor, serta reverb. Selain
itu proses mixingjuga mengatur masalah panning dan clarity.
Tahap keempat adalah proses mastering. Tujuan dari mastering
adalahmemberikan compression dan mengangkat gain pada sebuah lagu
yang telah dimixdown kedalam bentuk WAV. Selain itu, fungsinya
adalah untuk memonitorphase, melalui phase meter, dan memonitor
frekuensi, melalui spectrum analizer.Tujuan dilakukan monitor yaitu
agar semua aspek terdengar tidak berlebih.Setelah semua proses
tersebut bisa dikatakan sempurna, maka proses akhir adalahmixdown
sesuai dengan standart quality masing-masing file. Untuk
melakukansemua proses ini, maka sangat dibutuhkan seorang sound
engineer yang memilikijam terbang tinggi di dunia sound atau audio.
Selain jam terbang, dibutuhkan jugasebuah kepekaan terhadap
harmonisasi sebuah karya.
Pada penelitian kali ini, penulis meneliti mengenai posisi yang
sangat idealuntuk penerapan miking snare drum dengan menggunakan
microphone ShureSM57. Kesimpulan yang didapatkan pertama adalah
lebih kepada fleksibilitas.Artinya semua posisi miking tidak ada
yang salah dan tidak ada yang benar.Semua kembali kepada selera dan
kebutuhan seorang player. Selain itu karaktergenre musik yang
kembali menentukan apakah suara yang dihasilkan cocok
untukdigunakan, atau justru sebaliknya. Kesimpulan yang kedua
adalah, ketika hendakmenangkap suara snare drum, teknik yang
digunakan tidak hanya individualmiking saja, akan tetapi dibutuhkan
adanya teknik miking pendukung sepertiteknik miking overhead atau
room.
Pada proses penerapan miking snare drum Tama Rockstar
terhadapmicrophone Shure SM57 kali ini, penggabungan individual
miking dengan 2microphone shure SM57, tepatnya posisi six inch from
head serta bottom positionmerupakan pilihan paling tepat dan ideal.
Selain itu pilihan yang ideal untukoverhead miking adalah teknik
recorderman overhead. Alasan dipilihnya posisitersebut, dikarenakan
karakter asli dari snare drum Tama Rockstar tersebut lebihcenderung
dry dan memiliki attack yang besar dengan nuansa vintage.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
DAFTAR PUSTAKA
Blades, James. 1984. Percussion Instruments and Their History,
Reviset Edition.London : Faber & Faber.
Blass, Steve . 2010. Panduan Cepat Bisa Bermain Drum. Bimbingan
DanPelatihan Mudah-Praktis. Bandung : Expex.
Huber, M. David and Robert E.Runstein. 2010. Modern recording
TechniquesSeventh Edition. USA : Focal Press.
Izhaki, Roey. 2012. Mixing Audio Concepts, Practices and Tools.
USA : FocalPress.
John, Eargle. 2005. The Microphone Book. USA : Focal Press.
Klickmann, F. Henri and Buddy Rich's. 1942. Modern
Interpretation Of SnareDrum. London : Rudiment, Embassy Music
Corporation,
Miles, David Huber and Robert E. Runstein. 2014. Modern
Recording Techniques8th Edition. London : Focal Press.
Miller, M. Hugh. 2006. Introduction to Music; a guide to good
listening.Terjemahan Triyono Branmantyo, Pengantar Apresiasi
Musik.dalam skripsi Bayu Prasetyo, Proses Mixing Digital padaHasil
Rekaman Drumset.
Morello, Joe. 1983. Master Studies, Modern Drummer. New Jersey :
Publications.Inc. of New Jersey.
Owsinski, Bobby. 2005. The Recording Engineers Handbook. Boston
: ArtistPro.
Rumsey, Francis. 1991. Digital Audio Operations. London &
Boston : FocalPress.
Strong, Jeff. 2014. Home Recording For Musicians For Dummies,
5th Edition.New
Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
SUMBER WEBSITE
www.mikesdrum.com - pearldrumcatalogue2012 ; diakses pada April
2016.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
-
http://www.citraintirama.com/ ; diakses pada April 2016.
http://www.royerlabs.com/ ; diakses pada April 2016.
http://www.shure.co.uk/ ; diakses pada Mei 2016.
www.shureasia.com ; diakses pada Mei 2016.
http://www.shure.com/five-techniques-for-stereo-miking-drums/;
diakses padaMei 2016.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
COVER FIX.pdfABSTRAK FIX.pdfISI FIX.pdfDAFPUS FIX.pdf