Top Banner
UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus Pada Petani Jagung di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan) RINGKASAN Oleh: DIAH AWALIA RAHMAWATI 0710443015 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012
81

UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

Feb 01, 2018

Download

Documents

leque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK

(Studi Kasus Pada Petani Jagung di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan)

RINGKASAN

Oleh: DIAH AWALIA RAHMAWATI

0710443015

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

MALANG 2012

Page 2: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Januari 2012

DIAH AWALIA RAHMAWATI

NIM. 0710443015-44

Page 3: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

iii

RINGKASAN

DIAH AWALIA RAHMAWATI. 0710443015. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Penggunaan Pupuk Organik (Studi Kasus Pada Petani Jagung di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan). Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. M. Muslich Mustadjab, MSc sebagai pembimbing utama, Fahriyah, SP. M.Si sebagai pembimbing kedua.

Penelitian ini didasarkan pada adanya perkembangan ilmu pertanian dan ledakan penduduk yang menyebabkan kebutuhan pangan meningkat, sehingga saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan terhadap kebutuhan pangan. Penggunaan pupuk kimia sintetis serta penggunaan pestisida mengalami peningkatan, dengan adanya revolusi hijau tersebut mengakibatkan permasalahan yang disebabkan kesalahan manajemen di lahan pertanian seperti terjadinya pencemaran akibat penggunaan pupuk kimia maupun pestisida.

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, disamping itu juga terjadi kelangkaan pupuk dan pestisida sehingga harganya semakin mahal, dilain pihak harga jual hasil panen tidak mengalami peningkatan yang memadai dengan kenaikan harga inputnya, akibatnya pendapatan petani akan menurun. Dengan demikian penting artinya penelitian ini dalam rangka memperoleh masukan untuk peningkatan pendapatan petani.

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: ‘’Sejauhmana penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan pendapatan petani’’. Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik dan pupuk non organik ; (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani.

Penelitian ini dilakukan di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Penentuan responden dilakukan dengan cara sensus, dengan jumlah 31 orang yang terdiri dari 14 petani jagung pengguna pupuk organik dan 17 petani jagung pengguna pupuk non organik.

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk melihat sejauh mana penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan pendapatan petani digunakan analisis uji beda dua rata-rata dan analisis regresi dengan dummy variabel penggunaan pupuk.

Hasil analisis tujuan pertama menunjukkan bahwa pendapatan petani jagung pengguna pupuk organik lebih tinggi dibanding yang tidak menggunakan pupuk organik. Perbedaan tersebut nyata pada � = 0.011, hal itu dikarenakan biaya usahatani yang dikeluarkan pengguna pupuk organik jauh lebih rendah. Hasil analisis tujuan kedua menunjukkan bahwa variabel produksi jagung, biaya tenaga kerja, biaya pupuk dan dummy pupuk berpengaruh nyata terhadap pendapatan dengan probabilitas sebesar 0,000. Artinya koefisien regresi yang diperoleh nyata pada � = 0.000 sedangkan biaya benih/ha tidak tampak pengaruhnya pada pendapatan/ha. Nilai koefisien dummy untuk jenis pupuk menunjukkan perbedaan fungsi pendapatan/ha dari usahatani jagung petani yang menggunakan pupuk organik dan petani yang tidak menggunakan pupuk organik. Koefisien tersebut nyata secara

Page 4: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

iv

statistika pada � = 0,227. Artinya pendapatan petani pengguna pupuk organik lebih tinggi dibanding petani yang tidak menggunakan pupuk organik.

Atas dasar hasil penelitian tersebut disarankan (1) Agar dapat meningkatkan pendapatan, perlu peningkatan penggunaan pupuk organik, sehingga struktur tanahnya menjadi lebih baik, dengan demikian produksi/ha dapat meningkat, yang pada gilirannya juga akan meningkatkan pendapatan usahataninya. (2) Produktivitas tenaga kerja perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan penyuluhan tentang budidaya jagung yang baik, sehingga tenaga kerja menjadi lebih terampil dalam berusahatani, dengan demikian produksi akan meningkat dan pendapatan juga meningkat. (3) Diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih luas sehingga bisa menyimpulkan pengaruh penggunaan benih terhadap pendapatan usahatani, karena secara teoritis penggunaan benih berpengaruh nyata terhadap produksi, yang pada gilirannya akan berpengaruh pula pada pendapatan.

Page 5: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

v

SUMMARY

DIAH AWALIA RAHMAWATI. 0710443015. The Effort of Increasing Farmers Income Through The Use of Organic Fertilizer ( Case Study on Corn Farmers at Surabayan Village, Sukodadi District, Lamongan Regency). Supervised by Prof. Dr. Ir. M. Muslich Mustadjab, M.sc and Fahriyah, SP. M.Si.

This study was based on the development of agricultural science and the population explosion that lead to the increases of demand for food, so the green revolution in Indonesia give significant results on food needs. The use of synthetic chemical fertilizers and pesticide use has increased, with the green revolution resulted in the problems that caused by mismanagement on agricultural lands such as the occurrence of pollution due to use of chemical fertilizers and pesticides.

The use of chemical fertilizers and pesticides that excessive resulted in environmental damage, as it also happens scarcity of fertilizer and pesticides so the price is more expensive, on the other hand the selling price does not yield a sufficient increase with the increased of input prices, resulting in farmers income will decline. Thus the significance of this study in order to obtain input to increase farmers income.

The main problem in this research is: ''How far the use of organic fertilizers can be increase farmers income''. The objective in this research are: (1) To analyze the costs and income of corn farming who use organic fertilizer and nonorganic fertilizer; (2) To analyze the factors that affected farmers income.

The research was conducted in the Surabayan Village, Sukodadi District, Lamongan Regency. And the research respondent determination by census, which the amount of 31 with consist of 14 corn farmers who use organic fertilizer and 17 corn farmer who use non organic fertilizer.

Method of data collection used in this study were interview, observation and documentation. To see how far the use of organic fertilizer can be increase farmers income using average different two test analysis and regresion analysis with dummy variable.

The results of the first objective analysis shows that the income of corn farmers users organic fertilizers is higher than not using organic fertilizers. The difference is significant at � = 0011, that caused by the incure of organic fertilizer users was much low. The results of the second objective analysis shows that the variable of corn production, labor costs, fertilizer cost and dummy of fertilizer have real impact on income with a probability of 0.000, means the regresion coefficients significant at � = 0.000. While the seed cost/ha did not appear the effect on income/ha. Dummy coefficient for the type of fertilizer indicated the different functions of the income/ha corn farmers who use organic fertilizers and farmers who do not use organic fertilizer. That coefficients was significant statistically of � = 0.227. That means the farmers income who use organic fertilizers was higher than farmers who do not use organic fertilizers.

On the basis of that study suggested that (1) In order to increase the income, need to increase the use of organic fertilizers, than soil structure can be

Page 6: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

vi

better, so the production/ha can increase, and than farmers income also increase. (2) To increase farmers income, productivity of labor must be increased by increasing the extension of the good corn cultivation, so the labor become more skilled in farming, than production can be increased and income will also increase. (3) Need continuing to research wider, so it can be concluded the influence of the use of seed to farmers income, because theoretically the use of seed real impact to production, than in turn will also affect the income.

Page 7: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah yang

diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Upaya

Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Penggunaan Pupuk Organik (Studi Kasus

Pada Petani jagung di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten

Lamongan).” Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. M. Muslich Mustadjab, M.Sc, selaku dosen pembimbing I

yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyusun skripsi ini.

2. Ibu Fahriyah, SP. M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan dalam menyusun skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Abdul Wahib M.Ms dan Ir. Heru Santoso, SU selaku dosen penguji

atas saran yang telah diberikan.

4. Bapak Dr. Ir. Syafriyal, MS selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas

Pertanian.

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan dorongan motivasi dalam pengerjaan

skripsi ini.

6. Seluruh perangkat desa dan petani jagung di Desa Surabayan, Kecamatan

Sukodadi, Kabupaten Lamongan yang bersedia meluangkan waktu untuk berbagi

informasi.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Untuk itu segala

kritik dan saran sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembacanya.

Malang, Januari 2012

Penulis

Page 8: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tuban, pada tanggal 2 September 1989 dan merupakan

putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Abdul Muiz dan Ibu Hj.

Mardliyah.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Aisiyah Bustanul Affal

pada tahun 1993 lulus tahun 1995, dan melanjutkan di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah 04 pada tahun 1995 lulus tahun 2001, lalu melanjutkan ke SMPM 12

Lamongan pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke

SMAM 1 Gresik pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007,

penulis diterima menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Malang dengan Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.

Page 9: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

ix

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ......................................................................................... ii SUMARY ............................................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii �. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 4 1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Terdahulu ................................................. 6 2.2. Tinjauan Teori Tentang Pupuk Organik ............................... 7 2.2.1. Pengertian dan Manfaat Pupuk Organik .................... 7 2.2.2. Sumber Bahan Organik .............................................. 7 2.3. Tinjauan Tentang Budidaya Jagung ...................................... 10 2.3.1. Klasifikasi Tanaman Jagung ………………………… 10 2.3.2. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung ................................. 10 2.3.3. Budidaya Tanaman Jagung ......................................... 10 2.3.4. Hama Penyakit Tanaman Jagung ................................. 11 2.4. Tinjauan Tentang Usahatani ................................................. 12 2.4.1. Pengertian Usahatani ................................................. 12 2.4.2. Penerimaan Usahatani ................................................ 13 2.4.3. Biaya Usahatani ......................................................... 13 2.4.4. Pendapatan Usahatani ................................................ 14 III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Kerangka Pemikiran .............................................................. 15 3.2. Hipotesis ............................................................................... 18 3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................... 19

Page 10: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

x

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ...................................... 22 4.2. Metode Penentuan Responden .............................................. 22 4.3. Metode Pengumpulan Data .................................................... 22 4.4. Metode Analisis Data ............................................................. 23 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian ........................................ 28 5.1.1. Letak Topografi ............................................................ 28 5.1.1. Luas dan Batas Wilayah .............................................. 28 5.2. Keadaan Penduduk ................................................................. 28 5.2.1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........... 28 5.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ......... 29 5.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur .............. 30 5.3. Kondisi Sektor Pertanian ....................................................... 31 5.3.1. Sumber Irigasi .............................................................. 31 5.3.2. Hasil Tanaman Pangan ................................................ 31 5.4. Karakteristik Responden ........................................................ 32 5.4.1. Umur ........................................................................... 32 5.4.2. Tingkat Pendidikan ..................................................... 33 5.4.3. Jumlah Tanggungan Keluarga .................................... 33 5.4.4. Kepemilikan Lahan ...................................................... 34 5.4.5. Kepemilikan Rumah .................................................... 35 5.4.6. Kondisi Fisik Rumah ................................................... 35 5.4.7. Kepemilikan Alat Transportasi dan Informasi ............. 36 5.4.8. Kepemilikan Alat Trasportasi ...................................... 36 5.4.9. Pengalaman Usahatani ................................................ 37 5.5. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Jagung ................. 38 5.6. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani .................................................................................................. 43 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ............................................................................ 47 6.2. Saran ...................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 49

LAMPIRAN .......................................................................................... 51

Page 11: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........................ 29 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ...................... 30 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ......................... 30 4. Sumber Irigasi .......................................................................... 31 5. Hasil Tanaman Pangan ............................................................ 31 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur .............. 32 7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......... 33 8. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ........ 34 9. Kepemilikan Lahan ................................................................. 34 10. Kepemilikan Rumah ............................................................... 35 11. Kondisi Fisik Rumah .............................................................. 35 12. Kepemilikan Alat Komunikasi dan Informasi ........................ 36 13. Kepemilikan Alat Transportasi ............................................... 36 14. Pengalaman Usahatani ............................................................. 37 11. Rata – Rata Biaya, Penerimaan dan Pendapatan ..................... 38 12. Hasil Uji Regresi Linear Berganda .......................................... 43

Page 12: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Skema Kerangka Pemikiran ...................................................... 15

Page 13: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Peta Lokasi Penelitian ............................................................ 51 2. Kuisioner Responden .............................................................. 52 3. Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata Biaya ....................... 59 4. Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata Penerimaan ............. 60 5. Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata Pendapatan ............ 61 6. Hasil Analsis Regresi Fungsi Pendapatan ............................... 62 7. Dokumentasi Lapang ………………………………………… 65

Page 14: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xiv

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Istilah pertanian organik sudah lama dikenal oleh masyarakat luas, yaitu sejak

ilmu bercocok tanam dikenal oleh manusia. Dimana pada saat itu semuanya

dilakukan secara tradisional dan menggunakan bahan-bahan alamiah (Antara, 2002).

Namun, sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian dan ledakan populasi manusia,

maka kebutuhan pangan juga meningkat dan saat itu revolusi hijau di Indonesia

memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, dimana

penggunaan pupuk kimia sintetis, serta penggunaan pestisida mengalami

peningkatan. Dengan adanya hal tersebut ditemukan berbagai permasalahan yang

disebabkan kesalahan manajemen di lahan pertanian seperti terjadinya pencemaran

pupuk kimia maupun pestisida, penurunan kualitas lahan, dan penurunan kesehatan

manusia akibat kelebihan pemakaian bahan tersebut.

Di Indonesia, kasus keracunan pestisida mulai muncul pada pertengahan

tahun 1990-an. Tahun 1995 di Brebes, Jawa Tengah, yang merupakan sentra

penghasil bawang merah, dilaporkan ada beberapa buruh tani menderita kebutaan dan

stroke. Diperoleh keterangan bahwa ternyata buruh tani tersebut setiap harinya

terlibat langsung dengan pestisida kimia, yaitu sebagai tenaga penyemprot hama.

Bahkan sepuluh tahun sebelum kasus di Brebes, juga dilaporkan adanya dampak

negatif penggunaan pestisida di Kabupaten Tanah Karo, Sumetera Utara. Dari data

rumah sakit paru-paru di kabupaten tersebut diperoleh bahwa 90% pasiennya

merupakan petani yang setiap harinya akrab dengan pestisida (Firdaus, 2009).

Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai

disadari, sehingga mulai dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menjaga

lingkungan lebih sehat agar dapat menghasilkan produk yang bebas dari pencemaran

bahan kimia sintetis. Sejak saat itu mulai dilakukan kembali pertanian secara alamiah

(back to nature), yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk kimia sintetis, zat

pengatur tumbuh, serta penggunaan pestisida yang secara tidak langsung dapat

menimbulkan kerusakan tanah.

Page 15: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xv

Selain bahaya atau efek yang ditimbulkan pupuk kimia, terjadi kelangkaan

pupuk yang menyebabkan petani mulai mengurangi ketergantungan terhadap pupuk

kimia. Menurut Daniel (2008), produksi pupuk di tahun 2008 diperkirakan hanya 6

juta ton, sementara konsumsi meningkat mendekati 9 juta ton di tengah

perkembangan perkebunan dan juga tanaman pangan. Hal tersebut menyebabkan

petani merasa resah karena pemerintah juga menaikkan harga eceran pupuk 20

hingga 40 persen (Seponada, 2010). Namun, harga jual dari hasil panen tidak selalu

mengikuti kenaikan sesuai harga sarana produksi tersebut, akibatnya pendapatan

petani menurun.

Untuk mengatasi dan mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk serta

menjaga dan memperbaiki lahan dari kerusakan akibat kelebihan penggunaan pupuk

anorganik, maka petani mulai berupaya untuk mengganti penggunaan pupuk kimia

dengan pupuk organik. Dimana, pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian

besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau

hewan yang dapat berbentuk padat atau cair dan berfungsi untuk memperbaiki sifat

fisik, kimia, dan biologi tanah. Peran pupuk organik tersebut ke depan sangat penting

dan strategis, disamping dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah, penggunaan

pupuk organik dapat secara langsung atau tidak langsung dapat mengurangi

kebutuhan pupuk anorganik. Dengan berkembangnya usahatani menggunakan pupuk

organik diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanah yang nantinya dapat

meningkatkan produktivitas tanaman yang menyehatkan serta dapat meningkatkan

pendapatan petani dan dapat memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat.

Seperti halnya tanaman jagung yang merupakan tanaman yang banyak

diminati karena mengandung banyak manfaat, dan memiliki kandungan gizi yang

cukup tinggi. Permintaan jagung di pasar domestik semakin meningkat seiring

berkembangnya industri pakan ternak dan pangan. Diperkirakan lebih dari 55%

kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk industri pakan ternak, sedangkan

untuk kebutuhan bahan baku industri pangan sekitar 30%, sisanya untuk kebutuhan

bibit dan benih (Arifin, 2007). Selama periode 2005-2009, rata-rata luas areal

pertanaman jagung di Indonesia sekitar 3,75 juta ha/tahun. Luas areal pertanaman

Page 16: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xvi

jagung menduduki urutan kedua setelah padi sawah. Akan tetapi produktivitas jagung

di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,67 ton/ha (Deptan, 2009). Masih rendahnya

produktivitas menggambarkan bahwa penerapan pengolahan usahatani jagung belum

sepenuhnya optimal. Menurut Zubachtirodin (2009), terindikasi bahwa peningkatan

produktivitas jagung di Indonesia lebih ditentukan oleh perbaikan pengolahan

usahatani daripada peningkatan luas panen. Perbaikan pengolahan usahatani salah

satunya dengan pengolahan tanah yang baik, dengan memanfaatkan bahan organik

tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman

jagung.

Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan adalah salah

satu Desa di Lamongan yang berupaya untuk meningkatkan produktivitas atau

peningkatan hasil panen jagung dengan menggunakan pupuk organik sebagai input

usahataninya. Berkembangnya usahatani dengan penggunaan pupuk organik di

daerah penelitian diharapkan dapat membangun kesuburan tanah secara alami dan

dapat digunakan sebagai pengganti masukan dari penggunaan pupuk kimia dan

meningkatkan produktivitas maupun hasil panen yang diinginkan, sehingga nantinya

dapat meningkatkan pendapatan petani.

Dari penjelasan diatas, maka dirasa perlu dilakukan penelitian tentang

penggunaan pupuk organik terhadap pendapatan, dalam kaitannya dengan

sejauhmana penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan pendapatan petani.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang sering dialami oleh petani di Desa Surabayan, Kecamatan

Sukodadi, Kabupaten Lamongan adalah terjadinya kelangkaan pupuk kimia yang

mengakibatkan semakin meningkatnya harga pupuk. Hal tersebut menimbulkan

keresahan bagi petani karena adanya keterbatasan modal yang dimiliki oleh petani

mengakibatkan petani tidak dapat memperoleh pupuk dengan mudah dan menjadikan

petani tidak bisa mengolah usahataninya dengan baik. Hal tersebut merupakan

tantangan bagi petani di Desa Surabayan, untuk bisa mengantisipasi dan mencari

solusi dari masalah tersebut. Pengembalian bahan organik ke dalam tanah atau

Page 17: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xvii

pemberian pupuk organik merupakan salah satu hal yang dapat digunakan sebagai

solusi untuk mengatasi dampak kelangkaan pupuk kimia dan juga dapat digunakan

untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif.

Rendahnya produktivitas tanah dan pencemaran lingkungan sering dirasakan

petani akibat dampak penggunaan bahan kimia yang terlalu berlebihan. Sebagian

petani di Desa Surabayan menyadari bahwa produktivitas lahan yang semakin rendah

telah menyebabkan menurunnya hasil panen. Menurunnya produktivitas tersebut

menjadikan tidak dapat terpenuhinya hasil yang diusahakan, sehingga menimbulkan

kerugian bagi petani. Untuk dapat meningkatkan kesuburan tanah maka penggunaan

pupuk organik seharusnya lebih ditingkatkan. Dalam hal ini, Desa Surabayan,

Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan merupakan salah satu daerah yang telah

mempraktekkan penggunaan pupuk organik dalam usahataninya. Salah satu tanaman

yang diusahakan di desa tersebut adalah jagung, karena jagung mudah untuk

dibudidayakan dan cenderung memiliki permintaan yang relatif tinggi. Dengan petani

menggunakan pupuk organik sebagai input usahataninya, petani berupaya untuk

dapat membangun kesuburan tanah, menjaga ekosistem lingkungan, dan

meningkatkan produktivitas tanaman dalam jangka panjang, dengan harapan dapat

menekan biaya usahatani yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan bagi petani.

Berdasarkan uraian diatas, masalah umum penelitian ini dapat di rumuskan

sebagai berikut: “Sejauh mana penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan

pendapatan petani”

1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, dapat di rumuskan tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Menganalisis biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan pupuk

organik dan pupuk non organik di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi,

Kabupaten Lamongan.

Page 18: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xviii

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung di

Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai tambahan pengetahuan mengenai pengaruh penggunaan pupuk organik

terhadap pendapatan petani.

2. Sebagai tambahan informasi dan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan

pendapatan melalui penggunaan pupuk organik.

3. Sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan topik yang

serupa.

Page 19: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xix

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Telaah Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan beberapa

peneliti mengenai pendapatan petani dan penggunaan pupuk organik di beberapa

daerah, terdapat berbagai perbedaan, persamaan, tujuan serta metode yang digunakan

oleh masing-masing peneliti mengenai pendapatan petani. Seperti penelitian yang

telah dilakukan oleh Hermawati (2006) mengenai studi penggunaan pupuk organik

pada kelompok tani Musyawarah Tani I di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji,

Kota Batu. Dimana penelitian tersebut ditujukan untuk menganalisis kuantitas,

pendapatan serta faktor-faktor sosial ekonomi yang berkaitan dengan penggunaan

pupuk organik terhadap tanaman selada dan strowbery dengan menggunakan analisis

uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan rata-rata

petani pengguna pupuk organik lebih tinggi dibanding dengan petani pengguna pupuk

anorganik, hal itu dikarenakan harga jual produk pertanian organik lebih tinggi dan

total biaya yang dikeluarkan dari produk pertanian organik lebih rendah, sehingga

pendapatan petani relatif lebih tinggi dibandingkan dengan petani pengguna pupuk

anorganik.

Dalam penelitian skripsi ini, metode analisis data yang dipakai adalah uji

beda dua rata-rata dan analisis regresi fungsi pendapatan dengan dummy variabel.

Sedangkan penelitian diatas menggunakan metode analisis uji beda dua rata-rata.

Secara spesifik penelitian skripsi ini berbeda dengan penelitian diatas, sehingga hasil

penelitian diatas dapat digunakan sebagai pembanding dan masukan untuk penelitian

skripsi ini.

Riskiardi (2001) meneliti tentang peningkatan pendapatan petani dengan

usahatani sistem pertanian organik. Penelitian dilakukan pada petani buncis RW.13

Desa Sukopuro Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Penelitian tersebut dengan

menggunakan metode analisis uji beda dua rata-rata (t hitung) untuk

membandingkan tingkat produksi, biaya produksi dan pendapatan, serta analisis

fungsi produksi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan petani

Page 20: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xx

usahatani sistem pertanian organik lebih tinggi dibanding dengan non organik. Hal itu

dikarenakan total biaya produksi yang dikeluarkan dari usahatani sistem pertanian

organik lebih rendah dibandingkan total biaya produksi yang dikeluarkan dari

usahatani sistem pertanian non organik, walaupun produksi yang dihasilkan dari

pertanian organik lebih rendah dari anorganik, akan tetapi harga jual dari pertanian

organik lebih tinggi dari pertanian anorganik. Sedangkan hasil analisis fungsi

produksi (cobb douglass) dapat diketahui bahwa penggunaan benih, pupuk, pestisida

dan tenaga kerja dalam usahatani sistem pertanian organik dan non organik

berpengaruh nyata terhadap produksi.

Dalam penelitian skripsi ini, komoditas yang diteliti adalah jagung dan

berlokasi di Desa Surabayan, sedangkan penelitian diatas komoditas yang diteliti

adalah buncis yang berlokasi di Desa Sukopuro. Persamaannya adalah sebagian alat

analisis yang digunakan, seperti analisis uji beda dua rata-rata. Sehingga dari hasil

penelitian diatas dapat digunakan sebagai pembanding untuk penelitian skripsi ini.

2.2.Tinjauan Teori Tentang Pupuk Organik

2.2.1. Pengertian dan Manfaat Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang mengandung senyawa organik, baik berupa

pupuk organik alam atau senyawa bentukan maupun pupuk hayati (Sugito, et al,.

1995).

Menurut Candrawardhana (2010) pengertian pupuk organik adalah pupuk

yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman,

hewan, dan manusia yang dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Penjelasan teori diatas merupakan landasan dari penelitian skripsi yang

dilakukan, dimana pupuk organik merupakan pupuk alami yang baik untuk kesuburan

tanah, peningkatan produktivitas tanaman dalam jangka panjang serta dapat

mengurangi adanya pencemaran lingkungan serta kualitas dari hasil panen yang baik.

Page 21: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxi

2.2.2. Sumber Bahan Organik

Menurut Atmojo (2003) sumber bahan organik yang dapat digunakan sebagai

pupuk dapat berasal dari: sisa dan kotoran hewan (pupuk kandang), sisa tanaman,

pupuk hijau, sampah kota, limbah industri, dan kompos.

1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan campuran kotoran padat, air kencing, dan sisa

makanan (tanaman). Dengan demikian susunan kimianya tergantung dari jenis ternak,

umur dan keadaan hewan, sifat dan jumlah amparan, dan cara penyimpanan pupuk

sebelum dipakai. Hewan hanya menggunakan setengah dari bahan organik yang

dimakan, dan selebihnya dikeluarkan sebagai kotoran. Penyusun pupuk kandang yang

paling penting adalah komponen hidup, yaitu organisme tanah, pada sapi perah

seperempat hingga setengah bagian kotoran hewan merupakan jaringan mikrobia.

2. Sisa Tanaman

Sisa tanaman dapat berperan sebagai suatu cadangan yang dapat didaurkan

kembali untuk pengawetan hara. Di lingkungan petani, sebagian besar jerami padi

digunakan untuk alas ternak dan sebagai pakan ternak. Untuk tujuan ini, sebagian

besar hara yang terkandung dalam sisa, kemungkinan dikembalikan ke tanah dalam

bentuk pupuk kandang jika kotoran ternak tersebut ditangani dengan tepat.

3. Pupuk Hijau

Bahan organik yang digunakan sebagai sumber pupuk dapat berasal dari bahan

tanaman, yang sering disebut sebagai pupuk hijau. Biasanya pupuk hijau yang

digunakan berasal dari tanaman legum, karena kemampuan tanaman ini untuk

mengikat N2-udara dengan bantuan bakteri penambat N, menyebabkan kadar N

dalam tanaman relatif tinggi. Akibatnya pupuk hijau dapat diberikan dekat dengan

waktu penanaman tanpa harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu.

Tanaman dapat digunakan sebagai pupuk hijau apabila tanaman tersebut cepat

tumbuh, bagian atas banyak dan lunak (succulent) dan kesanggupannya tumbuh

cepat pada tanah yang kurang subur.

4. Sampah Kota

Page 22: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxii

Sampah kota merupakan bahan organik dapat ditemukan di kota-kota besar.

Suatu teknologi yang dapat direkomendasikan untuk pemanfaatan sampah kota

adalah pengomposan. Sifat yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sampah kota

adalah: (1) Adanya kontaminasi gelas, plastik dan logam, sehingga bahan-bahan ini

perlu dikeluarkan dari bahan pupuk; (2) Kandungan hara, dimana nilai C/N bahan

pada umumnya masih relatif tinggi sehingga perlu pengomposan; (3) Komposisi

organik sampah kota sangatlah bervariasi, bahkan kadang-kadang terdapat senyawa

organik yang bersifat racun bagi tanaman; (4) Terdapat banyak sekali macam

mikrobia dalam sampah kota baik bakteri, dan fungi, bahkan perlu diwaspadai adanya

mikrobia patogen bagi tumbuhan atau manusia.

5. Limbah Industri

Limbah organik dari industri sering merupakan masalah lingkungan yang

menyulitkan dalam penanganannya. Suatu kelompok limbah industri yang

mempunyai potensi untuk digunakan sebagai sumber hara untuk tanaman adalah

limbah dari industri pemrosesan makanan. Beberapa masalah yang harus diperhatikan

untuk diatasi dalam kaitannya dengan penggunaan limbah untuk pupuk antara lain :

(1) adannya logam mikro dan atau logam berat (missal Zn, Cu, Ni, Cd, Cr, dan Pb),

(2) kemungkinan adanya senyawa organik racun, (3) kemungkinan adanya bibit

penyakit (patogen), dan (4) adanya kelebihan N lepas ke lingkungan. Oleh sebab itu,

perlu diketahui secara cermat diskripsi menyeluruh industri yang bersangkutan,

sehingga mengetahui bahan baku dan penunjang yang digunakan, serta proses

perubahan yang terjadi, sehingga akan diketahui pula bahan ikutan yang mungkin

terbawa dalam limbah industrinya.

6. Kompos

Proses pengomposan adalah suatu proses penguraian bahan organik dari

bahan dengan nisbah C/N tinggi (mentah) menjadi bahan yang mempunyai nisbah

C/N rendah (matang) dengan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia pendekomposer

(bacteri, fungi, dan actinomicetes). Dalam proses pengomposan, perlu diperhatikan

kelembaban, erasi timbunan, temperatur, penambahan kapur, hara, struktur bahan.

Page 23: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxiii

Pembuatan kompos semakin berkembang yang diperkaya dengan

mikroorganisme yang dapat mempercepat dekomposisi seperti Trichoderma sp.

Dimana saat ini, telah banyak digunakan teknologi efektif mikroorganisme (EM-4)

yang merupakan permentant (pengurai) limbah organik menjadi pupuk organik, yang

mengandung bacteri Lactobacillus, ragi, actomycete, dan jamur pengurai selulosa

yang dapat membantu proses dekomposisi.

2.3.Tinjauan Tentang Budidaya Jagung

2.3.1. Klasifikasi Tanaman Jagung

Menurut Warisno (1998), secara umum klasifikasi tanaman jagung sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

2.3.2. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase

pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam

awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari,

tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji

yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan

persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan

berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik,

kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %,

sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl

dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl, (Purnomo,2010).

Page 24: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxiv

2.3.3. Budidaya Tanaman Jagung

Menurut Kuncoro (2006) Cara bertanam dan pemeliharaan tanaman jagung

adalah sebagai berikut:

a. Pengolahan tanah

Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah

tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai

tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak

banyak diperlukan pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air,

perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat

dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi

pertumbuhan tanaman jagung.

b. Pemupukan

Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal apabila unsur hara

yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen

secara kwantitatif maupun kwalitatif. Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci

utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium

bersama-sama dengan nitrogen memberikan hasil yang lebih baik. Tanaman yang

kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-

kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna.

c. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dengan tangan (hand weeding) yang pertama dilakukan pada

umur 15 hari dan harus, dijaga agar, jangan sampai mengganggu/merusak akar

tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembumbunan pada waktu

pemupukan kedua: Pembumbunan ini berguna untuk memperkokoh batang dalam

menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan

mempermudah pengairan apabila diperlukan.

2.3.4. Hama Penyakit Tanaman Jagung

Menurut Istiyastuti dan Yanuharso (1996), hama yang biasa menyerang

tanaman jagung, antara lain:

Page 25: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxv

1. Lalat bibit (Athrigona exigua)

Stadia yang menyerang adalah larva dengan bantuan embun, masuk ke titik

tumbuh dan menyerang bagian pangkal. Tanaman yang diserang menjadi kerdil,

busuk dan akhirnya mati.

2. Uret atau lundi (Hollotrchia hetter)

Merupakan hama perusak akar. Telur, larva, dan pupa terletak di dalam tanah.

Imagonya berupa kumbang kecil berwarna coklat. Stadia yang menyerang adalah

larva, yaitu memakan akar tanaman. Pengendalian hama ini dengan cara

penggenangan air pada tanah yang diduga mengandung larva, telur, dan pupa, agar

larva mati.

3. Penggerek tongkol (Heliothis sp.)

Ulat ini menyerang tongkol yang mulai masak dengan cara melubangi tongkol

yang terserang tidak sempurna.

4. Ulat tanah (Agroti sp.)

Ulat ini menyerang tanaman muda dan biji yang baru berkecambah.

Menyerang tanaman pada malam hari dengan mengerat batang dan terus masuk ke

dalam tanah. Warna ulat tanah ini kelabu bergaris kehitaman.

5. Ulat daun (Prodenia litura F)

Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan.

6. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK)

Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat

dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang

biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga (Kuncoro, 2006).

Tinjauan teoritis tentang budidaya jagung yang diuraikan diatas sangat

penting dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini, karena merupakan tolak ukur dari

pelaksanaan budidaya jagung di daerah penelitian.

2.4.Tinjauan Tentang Usahatani

2.4.1. Pengertian Usahatani

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat ditempat

tersebut yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,

Page 26: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxvi

perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari dan

bangunan-bangunan yang didirikan diatas tanah dan sebagainya. (Mubyarto, 1994).

Sementara Rifa’i (1993) menjelaskan usahatani pada dasarnya mengandung

pengertian kegiatan organisasi pada sebidang tanah dan hal mana seseorang atau

sekelompok orang berusaha untuk mengatur unsur-unsur alam, tenaga kerja dan

modal untuk memperoleh hal dari produk pertanian.

Menurut Soekartawi (1995) usahatani biasanya diartikan bagaimana seseorang

mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu-waktu tertentu. Dikatakan efektif

bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki

(yang dikuasai) dengan baik dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya

tersebut menghasilkan output yang melebihi input.

2.4.2. Penerimaan Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan usahatani dapat dilakukan dengan

mengalikan jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jualnya. Sedangkan Shinta

(2005), juga mendefinisikan penerimaan yang hampir sama dengan penjelasan

Soekartawi (1995), dimana penerimaan usahatani adalah perkalian antar produksi

yang dihasilkan dengan harga jual. Dalam usahatani istilah penerimaan sering disebut

sebagai pendapatan kotor usahatani (gross farm income) yaitu nilai total produk

usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Istilah lain penerimaan hasil usahatani yaitu nilai produksi (value of production) atau

penerimaan kotor usahatani (gross return). �

Secara matematis, pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut :

dimana:

TR = Penerimaan Total

Y = Hasil Produksi

Py = Harga y

TR = Y. Py

Page 27: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxvii

2.4.3. Biaya Usahatani

Biaya usahatani merupakan semua pengeluaran yang dipergunakan dalam

suatu usahatani ( Soekartawi, 1995). Dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan

tingkat output, biaya dapat dibagi, sebagai berikut:

1. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost) = TFC

Menurut Soekartawi (1995), biaya tetap total adalah biaya yang relatif tetap

jumlahnya dan selalu dikeluarkan walaupun produksi yang dihasilkan banyak atau

sedikit. Contoh dari biaya tetap adalah pajak, alat-alat pertanian, sewa tanah dan

irigasi. Sedangkan Shinta (2005) menjelaskan bahwa Total Fixed Cost (TFC)

merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan atau petani yang tidak mempengaruhi

hasil output atau hasil produksi. Berapapun jumlah output yang dihasilkan biaya tetap

itu sama saja.

2. Biaya Variabel Total (Total Variable Cost) = TVC

Biaya variabel total merupakan biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh

produksi yang dihasilkan atau keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh faktor produksi variabel. Contohnya biaya untuk sarana produksi (input)

seperti biaya penggunaan tenaga kerja, biaya penggunaan benih, biaya penggunaan

pupuk dan biaya penggunaan pestisida.

3. Biaya Total (Total Cost) = TC

Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

produksi. Yang merupakan penjumlahan antara biaya tetap total dan biaya variabel

total.

TC = TFC + TVC

Dimana : TC = Biaya total / Total Cost TFC = Biaya tetap total / Fixed Cost TVC = Biaya variabel total / Variable Cost 2.4.4. Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya. Analisis pendapatan dilakukan untuk menghitung

Page 28: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxviii

seberapa besar pendapatan yang diperoleh dari suatu usahatani. Tingkat pendapatan

ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� = TR – TC

Dimana : � = Income / Pendapatan (keuntungan usahatani) TR = Total Revenue / Penerimaan Total TC = Total Cost / Biaya Total Keterangan: Apabila nilai TR > TC, maka petani memperoleh keuntungan dalam berusahatani.

Apabila nilai TR < TC, maka petani mengalami kerugian dalam berusahatani.

Page 29: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxix

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Secara skematis kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 4

berikut:

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Jagung

Melalui Penggunaan Pupuk Organik Keterangan:

: Alur Berpikir : Alur Berfikir : Alur Analisis : Alat Analisis

Permasalahan petani jagung: 1. Faktor eksternal :

a. Adanya kelangkaan pupuk kimia b. Pencemaran lingkungan dan

kesuburan tanah menurun 2. Permasalahan dalam usahatani:

a. Adanya keterbatasan modal dan sarana produksi

Analisis usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik: 1. Biaya rendah 2. Penerimaan tinggi 3. Pendapatan tinggi

Analisis Uji Beda Dua Rata Rata (t hitung)

Analisis Regresi fungsi pendapatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan , terdiri dari: a. Produksi jagung b. Biaya benih c. Biaya tenaga kerja d. Biaya pupuk e. Jenis pupuk

Masukan untuk upaya peningkatan pendapatan petani

Analisis usahatani jagung menggunakan pupuk non organik: 1. Biaya tinggi 2. Penerimaan rendah 3. Pendapatan rendah

Petani menggunakan pupuk organik Petani tidak menggunakan pupuk organik

a. Tanah lebih gembur b. Produksi meningkat c. Tidak mengandung residu bahan kimia

a. Tanah lebih keras b. Produksi menurun c. Mengandung residu bahan kimia

Pendapatan petani meningkat

Page 30: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxx

Jagung merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia dan

memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional. Mengingat fungsi tanaman

jagung yang beragam, jagung bisa dimanfaatkan untuk pangan, pakan dan bahan

baku industri. Menurut Anjak (2010), kebutuhan jagung untuk bahan baku industri

pakan, makanan dan minuman meningkat 10-15% per tahun. Dalam perekonomian

nasional, jagung merupakan penyumbang terbesar kedua setelah padi dalam

subsektor tanaman pangan. Kondisi tersebut mengindikasikan besarnya peranan

jagung dalam memicu pertumbuhan subsektor tanaman pangan dan perekonomian

nasional secara umum.

Konsumsi jagung semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

jumlah penduduk, akan tetapi seiring meningkatnya permintaan jagung tersebut tidak

di imbangi dengan ketersediaan jagung sesuai dengan kebutuhan. Permasalahan

eksternal yang sering dialami petani saat ini adalah kelangkaan pupuk yang terjadi

mengakibatkan semakin mahalnya harga pupuk yang berdampak pada keresahan

petani karena adanya keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga petani tidak bisa

menggunakan sarana produksi untuk usahataninya dengan baik dan maksimal. Selain

dari adanya masalah kelangkaan pupuk yang terjadi, petani menyadari bahwa

penggunaan pupuk kimia tidak dapat meningkatkan produktivitas tanah dengan baik,

akibatnya produktivitas tanaman ikut menurun dan terjadinya pencemaran

lingkungan. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut petani berupaya untuk

meningkatkan penggunaan pupuk organik untuk menekan biaya yang dikeluarkan

serta untuk menjaga kualitas lahan pertanian secara berkelanjutan, dengan harapan

produktivitas tanaman meningkat dengan baik dan optimal.

Tujuan dalam berusahatani selain untuk meningkatkan produktivitas

tanaman atau peningkatan hasil panen, usahatani juga digunakan untuk meningkatkan

pendapatan petani. Dalam kaitannya dengan permasalahan tersebut, petani cenderung

lebih memilih membudidayakan tanaman yang dianggap dapat menguntungkan serta

meningkatkan penghasilan dan lebih menghemat biaya usahatani melalui penggunaan

pupuk organik. Pendapatan petani jagung dalam penelitian ini dapat diperoleh dari

total penerimaan petani dari usahatani jagung dikurangi dengan total biaya yang

Page 31: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxi

dikeluarkan untuk usahatani jagung, dimana pendapatan petani akan meningkat

apabila total biaya usahatani yang dikeluarkan lebih kecil dan total penerimaan yang

dihasilkan lebih besar. Penerimaan dapat diperoleh dari harga jual dikalikan dengan

total hasil panen, apabila total hasil panen tinggi dan harga jualnya tinggi maka

penerimaan akan cenderung tinggi. Dalam penelitian ini, penerimaan dapat diperoleh

apabila produktivitas tanah meningkat maka produktivitas tanaman akan meningkat

dan hasil panen akan naik sehingga penerimaan dapat meningkat. Sedangkan biaya

usahatani dapat diperoleh dari biaya tetap ditambah dengan biaya variabel yang

dikeluarkan oleh petani. Dalam penelitian ini, biaya usahatani yang menggunakan

pupuk organik cenderung lebih rendah dibandingkan dengan biaya usahatani yang

menggunakan pupuk non organik, hal tersebut dikarenakan pupuk organik mudah

diperoleh dan harganya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan pupuk non

organik. Untuk mengetahui perbedaan biaya dan pendapatan yang diperoleh petani

pengguna pupuk organik dan pengguna pupuk non organik dapat dilihat dengan cara

menggunakan uji beda dua rata-rata untuk menguji secara statistik apakah terdapat

perbedaan yang nyata atau tidak tentang biaya dan pendapatan antara petani yang

menggunakan pupuk organik dan petani yang menggunakan pupuk non organik.

Dalam berusahatani terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan petani jagung, yaitu produksi jagung, biaya benih, biaya tenaga kerja,

biaya pupuk dan jenis pupuk yang digunakan dalam berusahatani. Faktor-faktor

tersebut dapat dianalisis menggunakan analisis regresi fungsi pendapatan dengan

dummy variabel. Adapun variabel dummy yang dimasukkan yaitu petani yang

menggunakan pupuk organik dan petani yang tidak menggunakan pupuk organik.

Sehingga dari analisis yang dilakukan akan diperoleh masukan untuk upaya

peningkatan pendapatan petani jagung baik yang menggunakan pupuk organik

maupun yang tidak menggunakan pupuk organik.

Page 32: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxii

3.2. Hipotesis

Berdasarkan uraian tujuan dan kerangka pemikiran diatas, maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Biaya usahatani yang dikeluarkan pada usahatani jagung yang menggunakan

pupuk organik lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan pupuk non

organik.

2. Pendapatan petani jagung yang menggunakan pupuk organik lebih tinggi

dibandingkan dengan pendapatan petani yang menggunakan pupuk non organik.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada pendapatan petani jagung adalah

jumlah produksi jagung, biaya pupuk, biaya benih, biaya tenaga kerja, harga jual

produk dan jenis pupuk yang digunakan (organik atau non organik).

a. Semakin banyak produksi jagung maka pendapatan petani akan semakin

meningkat.

b. Semakin tinggi biaya pupuk yang dikeluarkan maka pendapatan petani akan

semakin menurun.

c. Semakin tinggi biaya benih yang dikeluarkan maka pendapatan petani akan

semakin menurun.

d. Semakin tinggi biaya tenaga kerja yang dikeluarkan maka pendapatan petani

akan semakin menurun.

e. Pendapatan petani yang menggunakan pupuk organik lebih tinggi dibanding

petani yang tidak menggunakan pupuk organik.

Page 33: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxiii

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Penelitian dilakukan pada petani jagung yang menggunakan pupuk organik dan

pupuk non organik di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten

Lamongan.

2. Usahatani jagung dalam penelitian ini adalah usahatani jagung pada musim

tanam 2010.

3. Pupuk organik dalam penelitian ini adalah pupuk yang digunakan oleh petani

murni dari bahan organik tanpa adanya campuran dari bahan kimia yang terdiri

dari efektif mikroorganisme alami (EM yang dibuat dari rumen/kotoran kambing

atau sapi), prebiotik (yang terbuat dari fermentasi telur ayam ditambah gula

merah dan air kelapa) dan nutrisi tanaman (yang terbuat dari fermentasi sisa

tanaman ditambah gula aren).

4. Pupuk non organik dalam penelitian ini adalah pupuk yang digunakan oleh

petani yang berasal dari bahan kimia seperti Urea, Za, Ponska.

5. Luas areal tanam adalah luas sebidang tanah yang digunakan dalam usahatani

jagung yang menggunakan pupuk organik dan pupuk non organik yang dapat

diukur dengan menjumlahkan seluruh lahan yang digunakan untuk usahatani

jagung yang menggunakan pupuk organik dan pupuk non organik.

6. Biaya dalam penelitian ini adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk

pembelian atau pembayaran peralatan yang digunakan dalam usahatani jagung

yang menggunakan pupuk organik dan pupuk non organik yang dapat diukur

dengan satuan rupiah (Rp).

7. Biaya total adalah biaya yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya tetap dan

biaya variabel dari hasil usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik dan

pupuk non organik yang diukur dengan satuan rupiah (Rp/ha). Biaya total

usahatani dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

TC = TFC + TVC

Dimana :

TC = Biaya total / Total Cost (Rp/ha) TFC = Biaya tetap total / Fixed Cost (Rp/ha)

Page 34: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxiv

TVC = Biaya variabel total / Variable Cost (Rp/ha) 8. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani yang besar kecilnya

tidak tergantung dengan besar kecilnya output yang didapatkan oleh petani

jagung yang menggunakan pupuk orgnanik dan pupuk non organik, yang diukur

dengan satuan rupiah (Rp/ha).

9. Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam

usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik dan non organik yang besar

kecilnya dapat dipengaruhi oleh perolehan output yang didapatkan, biaya ini

dapat diukur dengan satuan rupiah (Rp/ha).

10. Biaya benih adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli benih yang

digunakan dalam usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik dan pupuk

non organik dibagi dengan jumlah benih yang digunakan dalam usahatani yang

dapat diukur dengan satuan rupiah per kilo (Rp/Kg)

11. Biaya pupuk adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli pupuk

untuk usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik dan pupuk non

organik dibagi dengan jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani jagung

yang dapat diukur dengan satuan rupiah per kilo (Rp/Kg)

12. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membayar tenaga

kerja dalam usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik dan pupuk non

organik yang dapat diukur dengan satuan (HOK).

13. Produksi adalah keseluruhan hasil panen jagung yang menggunakan pupuk

organik dan pupuk non organik dalam jangka waktu satu kali musim tanam pada

setiap luasan lahan yang dipakai untuk usahatani jagung yang dapat diukur

dalam satuan kilogram (Kg).

14. Harga jagung adalah harga jual yang diterima petani setiap menjual hasil panen

jagung yang menggunakan pupuk organik dan pupuk non organik yang dapat

diukur dengan satuan rupiah (Rp).

15. Penerimaan usahatani adalah jumlah total dari hasil panen usahatani jagung yang

menggunakan pupuk organik dan pupuk non organik dikalikan dengan harga,

Page 35: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxv

yang dapat diukur dengan satuan rupiah per hektar (Rp/ha). Penerimaan

usahatani jagung dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

TR = Y. Py

Dimana:

TR = Penerimaan Total (Rp/ha)

Y = Hasil Panen Jagung (Kg/ha)

Py = Harga Jual Jagung (Rp)

16. Pendapatan petani adalah imbalan yang diterima oleh petani dari hasil kegiatan

usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik dan pupuk non organik yang

diperoleh dari selisih total penerimaan dengan dengan total biaya dan dapat

diukur dengan satuan rupiah per luas lahan (Rp/ha). Pendapatan usahatani

jagung dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

� = TR – TC

Dimana :

� = Income / Pendapatan (keuntungan usahatani) (Rp/ha)

TR = Total Revenue / Penerimaan Total (Rp/ha)

TC = Total Cost / Biaya Total (Rp/ha)

17. Variabel Dummy dalam penelitian ini dapat diketahui dengan kriteria sebagai

berikut:

D=1 apabila petani menggunakan pupuk organik

D=0 apabila petani tidak menggunakan pupuk organik

Page 36: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxvi

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten

Lamongan secara purposive, dikarenakan daerah tersebut merupakan daerah dimana

terdapat petani yang sedang mengembangkan penggunaan pupuk organik saja dan

pupuk non organik saja dalam usahataninya.

4.2. Metode Penentuan Responden

Metode penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan pada petani yang

bertanam jagung di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.

Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode sensus, karena

menurut ketua kelompok tani di daerah penelitian, petani yang menanam jagung di

Desa Surabayan hanya berjumlah 31 orang, yang terdiri dari 14 orang petani yang

bertani jagung menggunakan pupuk organik saja dan 17 orang petani jagung yang

menggunakan pupuk non organik saja.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Wawancara

Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer dari responden penelitian di

Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Wawancara

dilakukan secara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur

(kuisioner) kepada responden yang meliputi data luas lahan, jumlah tenaga kerja,

upah tenaga kerja, jumlah benih yang dipakai dalam usahatani, harga benih,

jumlah pupuk yang dipakai, harga pupuk, hasil produksi jagung musim tanam

tahun 2010, harga jual jagung, biaya variabel, biaya tetap, pendapatan serta

mengenai keadaan umum petani jagung. Contoh kuisioner disajikan pada

Lampiran 2.

2. Observasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer yang sifatnya kualitatif

untuk menjelaskan data primer yang dikumpulkan dengan wawancara.

Page 37: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxvii

3. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder dengan cara

mengumpulkan data dari literatur (pustaka, internet, majalah, koran) ataupun

instansi yang terkait dengan penelitian, yaitu Dinas Pertanian Kabupaten

Lamongan dan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan. Data yang diambil

dari Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan adalah data petani jagung di

Kabupaten Lamongan, dan data yang diambil dari Kecamatan Sukodadi

Kabupaten Lamongan adalah gambaran umum Desa Surabayan, Kecamatan

Sukodadi, Kabupaten Lamongan.

4.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tujuan 1: Menganalisis biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik dan non organik

Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan 1 adalah analisis

uji beda dua rata-rata. Metode analisis tersebut digunakan untuk menguji apakah

terdapat perbedaan nyata secara statistik biaya dan pendapatan usahatani jagung yang

menggunakan pupuk organik dan pupuk non organik. Adapun langkah-langkah

analisis statistik dengan menggunakan uji beda rata-rata adalah sebagai berikut:

1. Perumusan hipotesis statistik:

Sebelum mencari thitung terlebih dahulu dilakukan uji F yang digunakan untuk

mengetahui varian berbeda nyata atau tidak, dengan uji statistik sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 � µ2

Dimana: µ1 = rata-rata biaya dan pendapatan usahatani yang dikeluarkan oleh petani

jagung organik µ2 = rata-rata biaya dan pendapatan usahatani yang dikeluarkan oleh petani

jagung non organik.

Page 38: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxviii

Rumus yang digunakan adalah:

Fhitung = ������

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Apabila Fhitung > Ftabel 0,05 ((n1 – 1), (n2 – 1)�maka terima H1 artinya variannya

berbeda

2. Apabila Fhitung < Ftabel 0,05 ((n1 – 1), (n2 – 1)�maka terima H0 artinya variannya

sama

Apabila variannya berbeda, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji t dengan

rumus thitung sebagai berikut:

t hitung = �������

����� ����� �

Apabila variannya sama, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji t dengan

rumus thitung sebagai berikut:

t hitung = �������

��� ���� ���

Dimana:

S2 = ( ) ( )

( ) ( )1111

21

222

211

−+−−+−

nnSnSn

��� ����������������� � ���

��� ����������������� � ���

Page 39: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xxxix

Dimana:

S12 = Nilai varian dari biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan

pupuk organik

S22 = Nilai varian dari biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan

pupuk non organik

Xi = Contoh ke-i

X1 = Rata-rata biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan pupuk

organik

X2 = Rata-rata biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan pupuk

non organik

n1 = Jumlah sampel dari petani jagung yang menggunakan pupuk organik

n2 = Jumlah sampel dari petani jagung yang menggunakan pupuk non organik

Kriteria pengujian beda rata-rata adalah sebagai berikut:

a. Apabila thitung � ttabel, maka tolak H0, dan terima H1 artinya bahwa biaya dan

pendapatan usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik berbeda dengan

biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan pupuk non organik.

b. Apabila thitung � ttabel, maka terima H0 dan tolak H1 artinya tidak terdapat

perbedaan nyata dari biaya dan pendapatan usahatani jagung yang menggunakan

pupuk organik dan yang menggunakan pupuk non organik.

Tujuan 2 : Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan

usahatani jagung

Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan 2 adalah analisis

regresi fungsi pendapatan dengan dummy variabel. Analisis ini dapat digunakan

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung baik

yang menggunakan pupuk organik maupun yang tidak menggunakan pupuk organik.

Model yang dipakai dalam regresi adalah sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5D

Dimana:

Y = Pendapatan yang dihasilkan petani dari usahatani jagung (Rp/ha)

X1 = Produksi jagung (Kg/ha)

Page 40: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xl

X2 = Biaya benih (Rp/kg)

X3 = Biaya tenaga kerja (Rp/ha)

X4 = Biaya pupuk (Rp/kg)

D = Dummy variabel pupuk

D = 1, Bila petani menggunakan pupuk organik

D = 0, Bila petani tidak menggunakan pupuk organik

b0 = Intersep

b = Koefisien regresi dari X1, X2, X3, X4, D

Pengujian model regresi diatas, dilakukan dengan Uji F (Fisher), Uji

Ketepatan Model (R2), Uji Multikolinieritas. Sedangkan untuk pengujian keberartian

pengaruh masing-masing variabel dilakukan dengan Uji T.

1. Uji F (Fisher)

Uji F (Fisher) digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji F dapat diuji

dengan rumus: ����� �!"��� �!�#�"�$��Dimana : r2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel k = derajat bebas pembilang n-k-1 = derajat bebas penyebut Kaidah pengujian:

1) Jika Fhitung > Ftabel maka tolak H0, artinya variabel independen berpengaruh nyata

terhadap variabel dependen

2) Jika Fhitung < Ftabel maka terima H0, artinya variabel independen tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel dependen.

2. Uji Ketepatan Model (R2)

Uji ketepatan model ini dilakukan dengan melihat koefisien determinasi

(R2), dimana R2 merupakan besaran yang dipakai untuk menunjukkan seberapa baik

keseluruhan model regresi dalam menerapkan perubahan dalam nilai variabel terikat.

Apabila R2 sebesar satu atau mendekati satu, maka regresi tersebut semakin baik

Page 41: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xli

hasilnya, artinya bahwa variabel bebas dapat menerangkan perubahan dalam variabel

terikat dengan baik. Sebaliknya bila nilai R2 suatu regresi semakin kecil atau semakin

jauh dari satu, maka regresi tersebut semakin kurang baik hasilnya (tingkat

kepercayaannya), artinya bahwa variabel bebas tidak dapat menerangkan perubahan

variabel terikat.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan linier yang sempurna,

diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Uji

tingkat derajat multikolinearitas yang terjadi digunakan untuk mencari ada tidaknya

hubungan linier yang serius diantara semua variabel bebas (independent variable)

yang dianalisis dalam model. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-

variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Variabel ortogonal adalah

variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas bernilai nol. Untuk

mendeteksi apakah terjadi problem multikol dapat melihat nilai Variance Inflation

Factor (VIF).

4. Uji T

Untuk menguji seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel

independen dapat digunakan uji statistik thitung. Uji statistik hitungnya adalah sebagai

berikut:

thitung = % &'()�&'�% (i = 1,2,……….., n )

Dimana: *� = koefisien regresi

+,�*�� = standart error koefisien regresi.

Kaidah pengujian:

a. Jika thitung > ttabel, maka tolak H0, artinya variabel independen (bebas) berpengaruh

nyata terhadap variabel dependen (terikat).

�� Jika thitung < ttabel, maka terima H0, artinya variabel independen (bebas) tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (terikat).�

Page 42: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xlii

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

5.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Lamongan memiliki ketinggian dari permukaan laut 25 m,

suhu rata-rata 20 – 300 C serta luas wilayah 1.812,80 km2 dan memiliki letak BT.

12204'41" dan 122033' 12"LS. Penelitian ini dilakukan di Desa Surabayan, berjarak

pusat dengan Kabupaten Lamongan ± 8 km.

5.1.2. Luas dan Batas Wilayah

Desa Surabayan merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan

Sukodadi Kabupaten Lamongan dengan luas wilayah ± 265,1 Ha. Jarak dengan

Kecamatan Sukodadi adalah 4 km.

Batas-batas wilayah Desa Surabayan adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Sidogembul – Kecamatan Sukodadi

Sebelah Selatan : Desa Tlogorejo – Kecamatan Sukodadi

Sebelah Timur : Desa Sukoanyar – Kecamatan Turi

Sebelah Barat : Desa Plumpang – Kecamatan Sukodadi

Peta lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1.

5.2. Keadaan Penduduk

5.2.1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Pada umumnya tiap-tiap penduduk memiliki perbedaan mata pencaharian

antara satu dengan yang lainnya. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di

Desa Surabayan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan disajikan pada Tabel 1.

Page 43: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xliii

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Petani 750 45,63

2. Buruh tani 110 6,70

3. PNS 40 2,44

4. Pedagang keliling 10 0,60

5. Peternak 60 3,65

6. Montir 6 0,37

8. Pembantu rumah tangga 8 0,48

9. TNI dan POLRI 6 0,37

11. Karyawan swasta 50 3,04

12. Sopir 10 0,60

13. Tukang batu atau kayu 25 1,52

14. Pelajar 450 27,37

15. Tidak bekerja 80 4,86

Jumlah total 1644 100

Sumber : Monografi Desa Surabayan, 2010

Tabel 1 menunjukkan bahwa mata pencaharian Desa Surabayan,

Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan sebagian besar (45,63 %) adalah petani,

sedangkan buruh tani (6,70 %), PNS (2,44 %), peternak (3,65 %), pengusaha kecil

dan menengah (2,12 %), adapun jenis mata pencaharian terkecil adalah bidan dan

perawat swasta dengan persentase sebesar 0,25 %. Banyaknya penduduk di Desa

Surabayan yang berprofesi sebagai petani merupakan salah satu hal yang

menandakan bahwa sebagian besar pendapatan penduduk di Desa Surabayan

diperoleh dari hasil pertanian yang diusahakan. Selain petani, penduduk di Desa

Surabayan yang melakukan usahatani jagung sebagian ada yang berprofesi sebagai

PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan pengusaha kecil dan menengah sebagai pekerjaan

sampingan mereka.

Page 44: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xliv

5.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan hal dasar yang dimiliki oleh seseorang

untuk dapat memudahkan dalam menerima informasi dan inovasi yang baru dengan

baik. Distribusi jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Surabayan

Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

TK

SD

SMP

SMA

Diploma

Sarjana

Belum sekolah

81

556

345

540

31

43

48

4,93

33,82

20,98

32,84

1,89

2,62

2,92

Jumlah 1644 100

Sumber : Monografi Desa Surabayan, 2010

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa

Surabayan sebagian besar (33,82 %.) adalah SD, selanjutnya adalah (32,84 %) adalah

SMA, sedangkan (20,98 %) adalah SMP, dan jumlah terkecil tingkat pendidikan

penduduk di Desa Surabayan (1, 89 %) adalah Diploma. Tingginya jumlah penduduk

di Desa Surabayan yang memiliki tingkat pendidikan SD merupakan salah satu hal

yang menyebabkan penduduk di Desa tersebut kurang dapat berkembang dengan

informasi – informasi baru dari luar.

5.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa Surabayan

Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan disajikan pada Tabel 3.

Page 45: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xlv

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

No. Umur Jumlah Persentase (%) 1. 0 – 12 bulan 65 3, 96 2. 1 – 7 tahun 181 11, 00 3. 8 – 18 tahun 285 17, 34 4. 19 – 56 tahun 863 52, 50 5. � 56 tahun 250 15, 20

Jumna 1644 100 Sumber : Monografi Desa Surabayan, 2010

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar umur penduduk Desa

Surabayan adalah 19 – 56 tahun (52, 50 %), selanjutnya 8 – 18 tahun (17, 34%), �

56 tahun (15, 20 %), dan 1 – 7 tahun (11, 00 %) serta 3, 96 % berumur 0 – 12 bulan.

Banyaknya penduduk di Desa Surabayan yang berumur 19 – 56 tahun merupakan

kondisi yang produktif bagi penduduk untuk melakukan pekerjaan yang

menguntungkan.

5.3. Kondisi Sektor Pertanian

5.3.1. Sumber Irigasi

Desa Surabayan memiliki sumber irigasi seperti yang disajikan pada

Tabel 4.

Tabel 4. Sumber Irigasi yang Ada di Desa Surabayan No Uraian Keterangan 1.

2.

3.

4.

5.

Sungai

Danau

Mata Air

Bendungan atau waduk

Sumur

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

Ada

Sumber : Monografi Desa Surabayan, 2010

Tabel 4 menunjukkan adanya sumber air yang digunakan untuk irigasi di

Desa Surabayan yaitu danau, mata air, dan sumur. Sebagian besar petani di Desa

Surabayan melakukan irigasi dengan menggunakan diesel untuk mengairi lahan

pertaniannya.

Page 46: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xlvi

5.3.2. Hasil Tanaman Pangan

Hasil tanaman pangan yang diusahakan di Desa Surabayan disajikan pada

Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Tanaman Pangan

No Jenis Palawija Luas (Ha) Ton/Ha

1. Jagung 8,2 6

2. Padi 10,4 5,5

3. Kedelai 3,5 4

Sumber : Monografi Desa Surabayan, 2010

Tanaman pangan yang diusahakan di Desa Surabayan adalah jagung,

padi, dan kedelai. Luas lahan yang paling besar dipakai adalah untuk usahatani padi,

selanjutnya usahatani jagung, dan yang terkecil adalah kedelai.

5.4. Karakteristik Responden

Keadaan sosial ekonomi petani dalam usahatani jagung merupakan hal

yang sangat berpengaruh terhadap keputusan petani dalam melakukan usahatani.

Oleh karena itu perlu diuraikan karakteristik sosoal ekonomi responden dalam

penelitian ini. Keadaan soaial ekonomi meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan keluarga, penguasaan asset dan pengalaman dalam berusahatani.

5.4.1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor penting untuk mengetahui tingkat

produktif seseorang dalam melakukan usahatani. Distribusi responden berdasarkan

kelompok umur disajikan pada Tabel 6.

Page 47: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xlvii

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok umur

Petani Jagung

Pengguna pupuk organik Pengguna pupuk non organik

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

30 – 40 1 7,15 2 11,77

41 – 50 6 42,86 5 29,41

51 – 60 4 28,57 7 41,18

> 60 3 21,42 3 17,64

Jumlah 14 100 17 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tergolong dalam

kelompok umur 41 – 50 untuk pengguna pupuk organik, dan 51 – 60 untuk pengguna

pupuk non organik. Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan distribusi penduduk

menurut kelompok umur didaerah penelitian, dimana penduduk yang berumur 19 –

56 tahun sebesar 52, 50 % dan � 56 tahun sebesar 15, 20 % (Tabel 3). Dengan

demikian sampel penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan dengan baik populasi

yang diteliti.

5.4.2. Tingkat Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel

7.

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan

Petani jagung

Pengguna pupuk organik Pengguna pupuk non organik

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Tamat SD atau Sederajat

Tamat SMP atau Sederajat

Tamat SMA atau Sederajat

Perguruan Tinggi

3

2

6

3

21,43

14,29

42,85

21,43

6

3

6

2

35,30

17,64

35,30

11,76

Jumlah 14 100 17 100

Page 48: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xlviii

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tergolong dalam

tingkat pendidikan tamat SMA atau Sederajat baik pengguna pupuk organik maupun

pengguna pupuk non organik (pengguna pupuk organik sebesar 42,85 % dan

pengguna pupuk non organik sebesar 35,30 %). Keadaan ini tidak jauh berbeda

dengan distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan didaerah penelitian, dimana

penduduk yang berpendidikan SMA sebesar 32,84 % dan SD sebesar 33,82 % (Tabel

2). Dengan demikian sampel penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan dengan

baik populasi yang diteliti.

5.4.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga yang dimiliki oleh petani merupakan suatu hal yang

dijadikan petani sebagai acuan pengeluaran modal dalam hal berusahatani. Distribusi

responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Anggota Keluarga

Petani jagung

Pengguna pupuk organik Pengguna pupuk non organik

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

1 – 3

4 – 6

7 – 9

> 9

2

7

5

0

14,29

50

35,71

0

2

12

2

1

11,77

70,58

11,77

5,88

Jumlah 14 100 17 100

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah

tanggungan keluarga 4 – 6 baik pengguna pupuk organik maupun pengguna pupuk

non organik (pengguna pupuk organik sebesar 50 % dan pengguna pupuk non

organik sebesar 70,58 %). Untuk menunjang perolehan produktivitas jagung

pemenuhan tenaga kerja tidak hanya berasal dari keluarga.

Page 49: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

xlix

5.4.4. Kepemilikan Lahan

Distribusi responden berdasarkan kepemilikan lahan disajikan pada Tabel

9.

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan

Kepemilikan lahan (ha)

Petani pengguna pupuk

organik

Petani pengguna pupuk

non organik

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

0,1 ha – 0,5 ha 8 57,14 9 52,94

0,6 ha – 1 ha 5 35,72 5 29,42

� 1 ha – 1, 5 ha 1 7,14 0 0

� 1,5 ha – 2 ha 0 0 2 11,76

� 2 ha 0 0 1 5,88

Jumlah 14 100 17 100

Tabel 9 menunjukkan bahwa kepemilikan lahan petani responden

terbanyak dengan luas lahan 0,1 ha – 0, 5 ha baik pengguna pupuk organik maupun

pengguna pupuk non organik. Hal tersebut menggambarkan tingkat kesejahteraan

petani responden. Data diatas dapat dinyatakan bahwa kesejahtraan petani tergolong

tinggi.

5.4.5. Kepemilikan Rumah

Distribusi responden berdasarkan kepemilikan dan kondisi fisik rumah

disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah

Kepemilikan Rumah

Petani pengguna pupuk

organik

Petani pengguna pupuk non

organik

jumlah Persentase (%) jumlah Persentase (%)

Milik sendiri 11 78,57 15 88,24

Bukan milik sendiri 3 21,43 2 11,76

Jumna 14 100 17 100

Page 50: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

l

Tabel 10 menunjukkan bahwa rumah yang ditempati responden rata-rata

milik sendiri dengan persentase sebesar 78,57 % petani pengguna pupuk organik dan

88,24 % petani pengguna pupuk non organik. Hal itu berarti petani responden

didaerah penelitian tergolong berkecukupan dari segi ekonomi.

5.4.6. Kondisi Fisik Rumah

Distribusi responden berdasarkan kondisi fisik rumah disajikan pada

Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah

Kondisi Fisik

Rumah

Petani Pengguna pupuk

organik

Petani Pengguna pupuk non

organik

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Tembok 12 85,72 17 100

Bukan Tembok 2 14,28 0 -

Jumna 14 100 17 100

Tabel 11 menunjukkan bahwa kondisi fisik rumah yang ditempati

responden berupa tembok dengan persentase sebesar 85,72 % yang dimiliki petani

pengguna pupuk organik, sedangkan 100% yang dimiliki petani pengguna pupuk non

organik. Hal itu berarti petani responden didaerah penelitian tergolong berkecukupan

dari segi ekonomi.

5.4.7. Kepemilikan Alat Komunikasi dan Informasi

Distribusi responden berdasarkan kepemilikan alat komunikasi disajikan

pada Tabel 12.

Page 51: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

li

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Alat Komunikasi dan Informasi

Kepemilikan Alat

Komunikasi dan

Informasi

Petani Pengguna Pupuk

Organik

Petani Pengguna Pupuk Non

Organik

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Handphone 14 100 16 94,11

Telepon 1 71,42 3 17,64

Televisi 14 100 17 100

Radio 8 57,14 7 41,17

Tabel 12 menunjukkan bahwa semua responden baik petani pengguna

pupuk organik maupun petani pengguna pupuk non organik memiliki televisi, dan

hanya satu responden dari petani pengguna pupuk non organik yang tidak memiliki

handphone, sedangkan separuh lebih petani responden yang memiliki radio. Hal itu

berarti petani responden didaerah penelitian tergolong berkecukupan dari segi

ekonomi.

5.4.8. Kepemilikan Alat Transportasi

Distribusi responden berdasarkan kepemilikan alat trasportasi disajikan

pada Tabel 13.

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Alat Transportasi

Kepemilikan

Alat

Transportasi

Petani Pengguna Pupuk

Organik

Petani Pengguna Pupuk Non

Organik

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Mobil 2 14,28 5 29,41

Sepeda Motor 13 92,28 15 88,23

Sepeda 6 42,85 9 52,94

Tabel 13 menunjukkan bahwa semua responden baik petani pengguna

pupuk organik maupun petani pengguna pupuk non organik rata-rata memiliki sepeda

motor dengan persentase sebesar 92,28 % yang dimiliki pengguna pupuk organik dan

88,23 % yang dimiliki pengguna pupuk non organik. Sedangkan kepemilikan mobil

Page 52: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lii

petani responden relatif sedikit, dan rata-rata separuh persen kepemilikan sepeda

petani responden. Hal itu berarti petani responden didaerah penelitian tergolong

berkecukupan dari segi ekonomi.

5.4.5. Pengalaman Usahatani

Pengalaman dalam berusahatani merupakan suatu hal yang penting yang

harus dimiliki oleh seorang petani yang nantinya akan digunakan sebagai dasar

pengetahuan dalam berusahatani. Semakin lama pengalaman petani dalam

berusahatani maka semakin banyak pengetahuan yang didapat dalam berusahatani.

Distribusi pengalaman petani dalam hal berusatani disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani

Pengalaman (tahun)

Petani jagung

Pengguna pupuk organik Pengguna pupuk non organik

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

1 – 5

6 – 10

> 10

4

3

7

28,57

21,43

50

5

7

5

29,41

41,18

29,41

Jumna 14 100 17 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar pengalaman usahatani

petani jagung pengguna pupuk organik > 10 tahun, sedangkan pengguna pupuk non

organik sebagian besar adalah 6 – 10 tahun. Hal ini berarti petani jagung pengguna

pupuk organik rata – rata memiliki pengalaman dalam berusahatani lebih lama

dibanding petani jagung pengguna pupuk non organik.

5.5. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Jagung

Hasil analisis biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani jagung

petani yang menggunakan pupuk organik dan non organik di Desa Surabayan,

Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan disajikan pada Tabel 15.

Page 53: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

liii

Tabel 15. Rata – Rata Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung Petani Pengguna Pupuk Organik dan Non Organik Per Hektar Pada Musim Tanam 2010 di Desa Surabayan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan

Uraian

Petani

Pengguna

Pupuk Organik

Petani Pengguna

Pupuk Non

Organik

Uji Beda

Dua Rata –

Rata

Nilai (Rp) Nilai (Rp) Probability

1. Penerimaan (Rp/ha) 11.903.878 11.459.274 0,595

- Produksi (Kg/ha) 4.409 4.245

- Harga (Rp) 2.700 2.700

2. Biaya total usahatani jagung (Rp/ha) 2.656.720 4.605.786 0,000

a. Biaya tetap (Rp/ha) 602.038 802.569

- Pajak (Rp/ha) 200.000 200.000

- Penyusutan alat (Rp/ha) 402.038 602.569

b. Biaya variabel (Rp/ha) 2.054.682 3.803.217

- Biaya benih (Rp/ha) 397.102 657.924

- Biaya tenaga kerja (Rp/ha) 1.131.089 1.347.225

- Biaya pupuk dan pestisida (Rp/ha) 490.778 1.500.721

- Irigasi (Rp/ha) 35.715 297.348

3. Pendapatan (Rp/ha) 9.247.158 6.853.488 0,011

Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa rata – rata pendapatan yang

diperoleh dari hasil usahatani jagung petani pengguna pupuk organik lebih besar

dibanding dengan pengguna pupuk non organik, dimana pendapatan rata – rata petani

jagung pengguna pupuk organik sebesar Rp. 9.247.158, sedangkan pendapatan rata –

rata petani jagung pengguna pupuk non organik sebesar Rp. 6.853.488.

Perbedaan ini secara statistik nyata dengan probabilitas 0.011, artinya kemungkinan

salah sebesar 0.011 (= 1,1 %). Perbedaan pendapatan tersebut sebanyak Rp.

2.393.670 atau (25,88 %). Hal itu dikarenakan biaya total petani pengguna pupuk non

Page 54: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

liv

organik jauh lebih besar dibanding petani pengguna pupuk organik. Tingginya biaya

usahatani jagung petani yang menggunakan pupuk non organik dikarenakan:

a. Penyusutan alat pertanian

Nilai penyusutan alat pertanian petani jagung pengguna pupuk non

organik lebih besar 33,27 % dibanding dengan nilai penyusutan alat pertanian petani

jagung pengguna pupuk organik. Hal itu dikarenakan petani jagung pengguna pupuk

non organik lebih banyak memiliki alat pertanian yang digunakan dalam usahatani

dibandingkan dengan petani jagung pengguna pupuk organik. Alat – alat pertanian

yang digunakan adalah traktor, sapi, cangkul, diesel, selang, handsprayer, ember dan

sabit.

Petani jagung pengguna pupuk non organik rata – rata mengolah tanah

dengan alat pertanian seperti traktor dengan harga sewa perhari sebesar Rp.

500.000. Lahan pertanian non organik yang memiliki luas lahan yang lebih besar (1

ha – 2 ha) memerlukan pengolahan lahan yang lebih lama atau lebih dari satu hari,

sehingga lebih banyak mengeluarkan biaya sewa untuk penggunaan alat pertanian

seperti traktor. Namun ada sebagian kecil dari petani pengguna pupuk non organik

yang juga menggunakan ternak yang dimiliki untuk membantu mengolah lahan

pertaniannya, akan tetapi penggunaan ternak untuk pengolahan lahan non organik

cenderung lebih lama dan kurang efektif karena lahan non organik cenderung

memiliki tekstur tanah yang lebih keras. Selain itu petani yang menggunakan pupuk

non organik juga lebih banyak menggunakan alat petanian seperti diesel untuk

membantu mengairi lahan pertaniannya.

Di daerah penelitian, umumnya petani jagung pengguna pupuk organik

rata – rata mengolah lahan pertaniannya dengan memanfaatkan ternak yang dimiliki

seperti sapi atau kerbau, namun ada juga sebagian kecil petani organik yang

menggunakan traktor, selain itu petani jagung pengguna pupuk organik juga lebih

sedikit yang memakai diesel untuk mengairi lahan pertaniannya.

b. Biaya benih

Biaya benih yang dikeluarkan petani jagung pengguna pupuk non

organik lebih besar 39,64 % dibanding biaya benih yang dikeluarkan petani jagung

Page 55: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lv

pengguna pupuk organik. Hal itu dikarenakan terdapat perbedaan jenis benih yang

dipakai dalam usahatani. Umumnya petani jagung pengguna pupuk organik rata –

rata menggunakan benih BISI 2 dengan harga Rp. 36.000, sedangkan petani jagung

pengguna pupuk non organik rata - rata menggunakan benih P21 dengan harga Rp.

60.000. Petani jagung pengguna pupuk organik cenderung lebih banyak memilih

benih BISI 2 dikarenakan harganya yang cenderung lebih murah BISI 2 juga mampu

mengikat air lebih lama, sedangkan petani pengguna pupuk non organik cenderung

lebih banyak memilih benih P21 dikarenakan benih tersebut memiliki sedikit

keunggulan dibanding dengan BISI 2 yaitu tanaman cenderung memiliki akar yang

lebih kuat sehingga tanaman tetap tegak jika terkena angin serta lebih tahan terhadap

hama dan penyakit. Selain itu pocelan P21 lebih mudah, sehingga mempermudah

ketika panen.

c. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan petani jagung pengguna pupuk

non organik lebih besar 16,04 % dibanding biaya tenaga kerja petani pengguna pupuk

organik. Hal ini dikarenakan usahatani jagung yang menggunakan pupuk non organik

memerlukan perawatan yang lebih intensif dalam hal budidaya khususnya

pengendalian hama dan penyakit tanaman. Sehingga dibutuhkan tenaga kerja lebih

banyak untuk usahatani jagung yang menggunakan pupuk non organik dibanding

usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik. Adapun rata – rata tenaga kerja

yang bekerja dalam usahatani jagung pengguna pupuk non organik adalah 31 orang

dengan rata - rata jumlah hari 20 hari sedangkan petani pengguna pupuk organik 27

orang dengan rata – rata jumlah hari 15 hari. Tenaga kerja yang bekerja dalam bidang

pengolahan tanah pengguna pupuk non organik rata-rata 6 orang dengan rata-rata

jumlah hari 4 hari, yang bekerja dalam bidang penanaman 14 orang dengan rata-rata

jumlah hari 3 hari, yang bekerja dalam bidang pemupukan rata-rata 8 orang dengan

jumlah hari 10 hari, yang bekerja dalam bidang panen 6 orang dengan rata-rata

jumlah hari 4 hari. Tenaga kerja yang bekerja dalam bidang pengolahan tanah

pengguna pupuk organik 4 orang dengan rata-rata jumlah hari 3 hari, yang bekerja

dalam penanaman 13 orang dengan rata-rata jumlah hari 4 hari, yang bekerja dalam

Page 56: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lvi

bidang pemupukan 6 orang dengan rata-rata jumlah hari 6 hari, yang bekerja dalam

bidang panen 5 orang dengan rata-rata jumlah dengan jumlah hari 4 hari.

Petani pengguna pupuk non organik lebih memerlukan tenaga kerja

dalam bidang perawatan tanaman dan penyemprotan seperti pemupukan

menggunakan pestisida. Pemupukan dilakukan lebih dari 8 - 10 kali dalam sekali

musim tanam sebelum tanam dan ketika pertumbuhan masa buah serta dilakukan

penyiangan tanaman seperti pembuangan daun yang terkena hama. Sedangkan petani

pengguna pupuk organik memerlukan lebih banyak tenaga kerja yang bekerja

didalam pengolahan tanah dan panen, hal itu disebabkan petani jagung pengguna

pupuk organik banyak yang mengolah lahannya dengan menggunakan cangkul.

Petani pengguna pupuk organik dilakukan perawatan seperti pemupukan 4 – 5 kali

dalam satu kali musim tanam yaitu pada masa pra pertumbuhan, masa pertumbuhan,

masa hamil, dan masa buah. Sedangkan pada masa panen dibutuhkan tenaga kerja

yang bekerja untuk menebang tanaman serta pemocelan buah yang lebih banyak atau

lebih dari satu orang.

d. Biaya pupuk

Biaya pupuk yang dikeluarkan petani jagung pengguna pupuk non

organik lebih besar 67,29 % dari biaya pupuk yang dikeluarkan petani jagung

pengguna pupuk organik. Hal itu dikarenakan harga beli pupuk non organik

cenderung lebih mahal dibandingkan dengan harga beli pupuk organik. Adapun jenis

– jenis pupuk non organik yang digunakan dalam usahatani jagung adalah Urea

dengan harga Rp. 1.700 perkilogram, Ponska dengan harga Rp. 2.400 perkilogram,

Za dengan harga Rp. 1.500 perkilogram serta pestisida dengan harga perbotol Rp.

50.000. Jumlah pemakaian pupuk urea per hektar rata – rata adalah 245,467 kg,

jumlah pemakaian ponska per hektar rata – rata adalah 212,399 kg, jumlah

pemakaian Za per hektar rata – rata adalah 13,599 kg, serta jumlah pemakaian

pestisida perhektar rata – rata adalah 10,17 botol. Sedangkan jenis – jenis pupuk yang

dipakai dalam usahatani jagung yang menggunakan pupuk organik adalah mikroba 4

dengan harga Rp. 25.000/2kw, prebiotik dengan harga Rp. 10.000 per botol, serta

nutrisi tanaman dengan harga Rp. 15.000 per botol. Jumlah pemakaian mikroba 4

Page 57: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lvii

perhektar rata-rata adalah 1113.8 kg, jumlah pemakaian prebiotik perhektar adalah 5

botol, sedangkan jumlah pemakaian nutrisi tanaman perhektar adalah 3, 5 botol.

e. Irigasi

Biaya irigasi yang dikeluarkan petani jagung pengguna pupuk non

organik lebih tinggi 87,98 % dari petani jagung pengguna pupuk organik, hal itu

disebabkan sebagian besar petani jagung pengguna pupuk non organik banyak yang

menggunakan irigasi untuk mengairi lahannya, karena lahan pertanian pengguna

pupuk non organik cenderung lebih keras dan kering sehingga membutuhkan lebih

banyak air untuk mengairi lahannya. Sedangkan petani jagung pengguna pupuk

organik umumnya lebih sedikit yang menggunakan irigasi dalam melakukan

usahataninya, karena petani pengguna pupuk organik cenderung memanfaatkan air

hujan untuk mengairi lahan usahataninya, selain itu petani jagung pengguna pupuk

organik tanahnya lebih subur.

Penerimaan yang dihasilkan petani jagung pengguna pupuk organik

lebih besar 3,73 % dari petani jagung pengguna pupuk non organik. Dengan

probabilitas sebesar 0.595, artinya kemungkinan salah sebesar 0.595 yang berarti

bahwa tidak terdapat perbedaan nyata secara statistika antara penerimaan petani

jagung pengguna pupuk organik dan penerimaan petani jagung pengguna pupuk non

organik, dimana rata – rata produksi yang dihasilkan petani jagung pengguna pupuk

organik adalah 4.409 kg, sedangkan petani jagung pengguna pupuk non organik

adalah 4.245 kg. Hal itu dikarenakan tanaman jagung yang menggunakan pupuk

organik menghasilkan buah yang lebih banyak dibandingkan tanaman jagung yang

menggunakan pupuk non organik, selain itu buah yang dihasilkan dari pengguna

pupuk organik memiliki bobot yang lebih tinggi, karena buahnya lebih berisi dan

memiliki tekstur yang lebih padat serta berwarna kuning kemerahan dan mengkilat.

Sedangkan tanaman jagung yang menggunakan pupuk non organik menghasilkan

buah atau tongkol jagung yang kurang berisi atau gembos serta buah berwarna kuning

matang dan sedikit kemerahan.

Dalam hal ini, harga jual jagung yang menggunakan pupuk organik

dan non organik memiliki harga jual yang sama yaitu Rp. 2.700. Persamaan harga

Page 58: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lviii

jual yang diperoleh petani jagung pengguna pupuk organik dan pengguna pupuk non

organik adalah karena komoditas jagung tersebut dipasarkan oleh konsumen yang

sama, yaitu kepada tengkulak yang langsung memborong hasil panen tanpa

membandingkan jenis jagung dari petani yang menggunakan pupuk organik maupun

yang menggunakan pupuk non organik.

5.6. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani

Hasil analisis regresi variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap

pendapatan usahatani jagung disajikan pada Tabel 16.

Tabel 12. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Variabel Koefisien regresi Probability VIF

Konstanta - 1,751 0,036

Produksi (Kg/ha) 2744,798** 0,000 1,155

Biaya Benih (Rp/ha) 0,035 tn 0,956 3,225

Biaya Tenaga Kerja (Rp/ha) - 0,788 ** 0,000 1,262

Biaya Pupuk (Rp/ha) - 1,337 ** 0,000 6,527

Dummy 430046,020 * 0,227 8,794

F hitung 410,176 **

R2 0, 988

Keterangan : Keterangan : Variabel dependen : Pendapatan (Rp) ** nyata pada � = 0,01 * nyata pada � = 0,25 tn = tidak nyata F tabel (0,01) = 4,64 T tabel (0,01) = 2,77871 T tabel (0,25) = 0,68404

Dari Tabel 16 dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi yang dipakai

sudah cukup memadai. Hal ini tampak dari hasil uji model dengan melihat Uji F, Uji

R2, dan Uji multikolinieritas seperti yang disajikan berikut:

Page 59: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lix

1. Uji F

Berdasarkan analisis keragaman diperoleh nilai F hitung sebesar 410,176

dengan probabilitas sebesar 0,000 dan F tabel sebesar 4,64. Oleh karena F hitung

lebih besar dari F tabel dan nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka terima H1

dan tolak H0, artinya semua variabel (X) yaitu produksi jagung, biaya bibit, biaya

tenaga kerja, biaya pupuk dan dummy berpengaruh nyata terhadap variabel

pendapatan (Y) dan model tersebut dapat diterima sebagai penduga yang baik dan

layak digunakan.

2. Uji R2

Dari Tabel 16 diperoleh R2 sebesar 0,988 yang berarti bahwa variabel

produksi jagung, biaya benih, biaya tenaga kerja, biaya pupuk serta dummy secara

bersama-sama mampu menjelaskan keragaman variabel pendapatan sebesar 98,8

%, sedangkan sisanya 1,2 % dijelaskan dalam faktor lain yang tidak dijelaskan dalam

model.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan uji yang digunakan untuk mencari ada

tidaknya hubungan linier yang serius diantara semua variabel bebas yang dianalisis

dalam model. Pada Tabel 16 menunjukkan bahwa variabel produksi jagung memiliki

hasil VIF sebesar (1,155), biaya benih sebesar (3,225) , biaya tenaga kerja sebesar

(1,262) , biaya pupuk sebesar (6,527) dan dummy sebesar (8,794). Jika hasil VIF

lebih dari 10 maka terjadi persoalan multikolinieritas, begitu sebaliknya jika hasil

VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi persoalan multikolinieritas. karena hasil VIF

pada hasil uji multikolinieritas diatas tidak lebih dari 10, maka tidak terjadi persolan

dalam multikolinieritas.

Dari ketiga uji model yang dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa

model regresi yang dipakai sudah baik. Selanjutnya untuk melihat keberartian

pengaruh masing-masing variabel dilakukan Uji T pada masing-masing koefisien

regresinya.

Page 60: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lx

1. Produksi

Produksi jagung/ha dalam analisis ini berpengaruh nyata terhadap pendapatan/ha

dengan probabilitas sebesar 0,000. Artinya koefisien regresi yang diperoleh nyata

pada � = 0.000. Nilai koefisien regresi produksi/ha sebesar 2744,798

menunjukkan bahwa setiap peningkatan produksi sebesar 1 kilogram/ha akan

dapat menaikkan pendapatan petani jagung sebesar Rp. 2744,798/ha. Ini berarti

bahwa didaerah penelitian peningkatan produksi/ha mengakibatkan peningkatan

pendapatan/ha, hal itu dikarenakan didaerah penelitian hasil produksi jagung

secara keseluruhan dijual dan tidak ada yang dikonsumsi sendiri.

2. Biaya benih

Biaya benih/ha dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya pada pendapatan/ha.

Hal ini dikarenakan rata-rata penggunaan benih/ha didaerah penelitian hampir

sama, dengan dosis anjuran PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) sebesar 10 kg/ha,

sedangkan penggunaan benih/ha petani jagung rata-rata sebesar 11.18 kg/ha.

Karena penggunaan benih dari responden tidak bervariasi, akibatnya analisis ini

tidak dapat menunjukkan pengaruhnya terhadap pendapatan petani/ha.

3. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja dalam analisis ini berpengaruh nyata terhadap pendapatan/ha

dengan probabilitas sebesar 0,000. Artinya koefisien regresi yang diperoleh nyata

pada � = 0.000. Nilai koefisien regresi biaya tenaga kerja sebesar – 0,788

menunjukkan bahwa setiap peningkatan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 1/ha akan

menurunkan pendapatan sebesar Rp. 0,788/ha. Penggunaan tenaga kerja dalam

penelitian ini rata-rata 28,94 HOK. Hal itu berarti penggunaan tenaga kerja/ha

sudah tinggi, sedangkan pada umumnya rata-rata penggunaan tenaga kerja

sebesar 25 HOK per hektar. Artinya, apabila ditambah tenaga kerja maka

pendapatan/ha akan semakin menurun.

4. Biaya pupuk

Biaya pupuk dalam analisis ini berpengaruh nyata terhadap pendapatan/ha,

dengan probabilitas sebesar 0,000. Artinya koefisien regresi yang diperoleh nyata

pada � = 0.000. Nilai koefisien regresi sebesar – 1,337 menunjukkan bahwa setiap

Page 61: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxi

peningkatan biaya pupuk sebesar Rp. 1/ha akan dapat menurunkan pendapatan

sebesar Rp. 1,337/ha. Biaya penggunaan pupuk dalam penelitian ini rata-rata Rp.

1.044.618/ha. Hal itu berarti penggunaan biaya pupuk didaerah penelitian sudah

tinggi. Artinya, semakin banyak pupuk yang digunakan maka pendapatan/ha akan

semakin menurun.

5. Dummy

Nilai koefisien dummy untuk jenis pupuk menunjukkan perbedaan fungsi

pendapatan/ha dari usahatani jagung petani yang menggunakan pupuk organik

dan petani yang tidak menggunakan pupuk organik. Koefisien tersebut nyata

secara statistika pada � = 0,227. Dengan demikian berarti bahwa fungsi

pendapatan petani jagung yang menggunakan pupuk organik lebih besar

dibanding petani jagung yang tidak menggunakan pupuk organik.

Page 62: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan pupuk organik dalam usahatani jagung didaerah penelitian dapat

meningkatkan pendapatan usahataninya. Pendapatan/ha petani jagung pengguna

pupuk organik lebih tinggi dibanding yang tidak menggunakan pupuk organik,

karena biaya total yang dikeluarkan petani pengguna pupuk organik lebih rendah.

Pendapatan petani pengguna pupuk organik sebesar Rp. 9.247.158, sedangkan

petani yang tidak menggunakan pupuk organik sebesar Rp. 6.853.488. Biaya total

yang dikeluarkan petani pengguna pupuk organik sebesar Rp. 2.656.720 dan

petani yang tidak menggunakan sebesar Rp. 4.605.786.

2. Faktor – faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan/ha di daerah

penelitian adalah produksi jagung/ha, biaya tenaga kerja/ha, biaya pupuk/ha, dan

jenis pupuk yang digunakan.

Peningkatan produktivitas jagung/ha sangat berpengaruh pada pendapatan

usahatani karena semua produksi yang dihasilkan dijual kekonsumen. Rata-rata

produksi yang diperoleh petani jagung didaerah penelitian sebesar 4.319 kg.

Penggunaan tenaga kerja dan pupuk berpengaruh pada pendapatan

usahatani dikarenakan jumlah penggunaannya sudah tinggi, dimana rata-rata

penggunaan tenaga kerja/ha petani jagung adalah 28,94 HOK, sedangkan rata-rata

penggunaan biaya pupuk adalah Rp. 1.044.618/ha.

Variabel jenis pupuk yang dilihat dengan variabel dummy menunjukkan

bahwa penggunaan pupuk organik didaerah penelitian dapat meningkatkan

pendapatan usahatani jagung, walaupun belum nyata meningkatkan produksi,

namun dapat menekan biaya produksinya.

Page 63: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxiii

Pengaruh variabel biaya penggunaan benih dalam analisis ini belum dapat

disimpulkan karena rata-rata penggunaan benih/ha antar responden sangat kecil

variasinya (rata-rata 11,18 kg/ha).

6.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut :

1. Agar dapat meningkatkan pendapatan, perlu peningkatan penggunaan pupuk

organik, sehingga struktur tanahnya menjadi lebih baik, dengan demikian

produksi/ha dapat meningkat, yang pada gilirannya juga akan meningkatkan

pendapatan usahataninya.

2. Produktivitas tenaga kerja perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan

penyuluhan tentang budidaya jagung yang baik, sehingga tenaga kerja menjadi

lebih terampil dalam berusahatani, dengan demikian produksi akan meningkat

dan pendapatan juga meningkat.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih luas sehingga bisa menyimpulkan

pengaruh penggunaan benih terhadap pendapatan usahatani, karena secara teoritis

penggunaan benih berpengaruh nyata terhadap produksi, yang pada gilirannya

akan berpengaruh pula pada pendapatan.

Page 64: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxiv

DAFTAR PUSTAKA Antara. 2002. Sejarah Pertanian Organik di Indonesia. Available at http://

www.Geocities.com. (verified 20 Desember 2010) Atmojo. 2003. Peranan bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya

Pengelolaannya. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Candrawardhana. 2010. Manfaat Pupuk Organik Untuk Lahan Pertanian. Available

at http://kpa.or.id. (verified 20 Desember 2010) Firdaus. 2009. Dampak Penggunaan Pupuk Anorganik. Available at

http://www.warintek.go.id/. (verified 20 Desember 2010) Hermawati. 2006. Studi penggunaan Pupuk Organik Pada Kelompok Tani

Musyawarah Tani I di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumuaji Kota Batu. Skripsi. FP-UB. Malang

Istiyastuti dan Yanuharso. 1996. Hama Penyakit Tanaman Jagung. Penebar

Swadaya. Jakarta. Kuncoro. 2006. Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman Jagung. Availabel at

http://nusataniterpadu.wordpress.com. (verivied 3 Januari 2011) Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Rifa’i, B. 1993. Usahatani di Indonesia. Krisnadi. Jakarta. Riskiadi, A. 2005. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Dengan Usahatani Sistem

Pertanian Organik (Studi Kasus Pada Petani Buncis R.W. 13 Desa Sukopuro Kecamatan Jabung Kabupaten Malang). Skripsi. FP-UB. Malang.

Saikhurrozi. 2003. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Bawang Merah Melalui

Usahatani Sistem Pertanian semi organik (Studi Kasus di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto). Skripsi. FP-UB. Malang.

Seponada. 2010. Distribusi Pupuk Kimia Terhambat. Available at http://regional1.kompas.com (veirified 3 Januari 2011)

Soekartawi. 1995. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pembangunan Petani Kecil.

UI Press. Jakarta. Sugito, Yogi., Yulia Nuraini dan Ellis Nihayati. 1995. Sistem Pertanian Organik.

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Page 65: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxv

Sumodiningrat, G. 1995. Ekonometrika Dasar. BPFE. Yogyakarta.

Warisno, 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Zubachtirodin. 2009. Wilayah Produksi dan Pengembangan Jagung. Balai Penelitian

Tanaman Serealia, Maros.

Page 66: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxvi

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

LOKASI PENELITIAN

Page 67: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxvii

Lampiran 2. Kuisioner Responden

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KUESIONER PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK

(Studi Kasus di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan)

ENUMERATOR : DIAH AWALIA R. NIM : 0710443015 Tanggal : No. kuisioner : Desa :

Page 68: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxviii

A. DATA RESPONDEN (PETANI)

a) Identitas Responden

1. Nama : .................................................................

2. Alamat : ...................................................................

3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

4. Umur : ............tahun

5. Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/S1/Lain-lain.......................

6. Status Perkawinan : Belum kawin/Sudah kawin/Janda/Duda

7. Jumlah Keluarga : ............orang

8. Telepon :…………………………………

9. Pekerjaan Utama : ..................................................

10. Pekerjaan Sampingan : ...................................................

11. Lama Usaha : …………………………………

12. Pendapatan setiap bulan : ………………………………

Keterangan: Lingkari yang perlu

B. LAHAN a) Jenis Lahan : Lahan Sawah / Lahan Tegalan b) Status Lahan : Lahan sendiri / Sewa c) Luas Lahan : …………….. ha d) Jika lahan milik sendiri, berapa biaya pajak lahan tersebut?................. e) Jika lahan merupakan lahan sewa berapa harga sewa lahan per tahun?........

C. USAHATANI JAGUNG 1. Jenis pupuk yang digunakan dalam usahatani jagung?

a. pupuk organik b. pupuk non organik 2. Luas Lahan yang dimiliki dalam usahatani jagung?............................................. ha

D. KEPEMILIKAN MODAL a) Modal yang diperlukan dalam usahatani jagung : Rp…………

b) Asal modal :

- Modal sendiri: Rp…………………………=………………%

- Pinjaman: Rp……………………………...=………………%

Page 69: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxix

E. BIAYA USAHATANI JAGUNG 1. Biaya bibit dan pupuk No. Keterangan Jumlah (kg,

lt)

Harga (Rp/

kg,lt)

Biaya (Rp)

1. Bibit: a. Jenis Bibit:

2. Pupuk : a. Jenis Pupuk Organik?

b. Jenis Pupuk non Organik

F. PERALATAN PRODUKSI No. Jenis Alat Jumlah Harga

(Rp) Sewa (Rp)

Nilai awal

Nilai akhir

Umur teknis (thn)

Nilai (Rp/Ha/Thn)

1. Traktor 2. Cangkul 3. Sekop 4. Gembor 5. Sabit 6. Ember 7. Karung 8. Selang 9. Diesel

10.

Page 70: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxx

Jumlah

G. PENGGUNAAN TENAGA KERJA

Keterangan

Dari Keluarga Dari Luar Keluarga

Jumla

h hari

kerja

Jam

hari

kerja

Tenaga

Kerja

Upah

(Rp/Org) Jumlah

Jumlah

hari

kerja

Jam hari kerja

Tenaga

Kerja

Upah

(Rp/org)

Ju

mla

h

P W P W

Persiapan lahan :

a. Pengolahan

lahan

b. Pemupukan

dasar

Penanaman

Pemeliharaan:

a. Penyulama

n

b. Pemberian

air

c. Pemeliharaan

saluran

d. Pemupukan

e. Pembumbun

an

f. Penyiangan

Page 71: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxi

Panen dan pasca

panen

H. PRODUKSI JAGUNG

Pengguna pupuk organik Pengguna pupuk non organik Produksi Jagung Kw Kw Harga Rp. /Kg Rp. /Kg Total Penerimaan Rp. Rp.

I. Pertanyaan Umum

1. Berapa lama Anda melakukan usahatani jagung?

a. 1-5 tahun b. 6-10 tahun c. > 10 tahun 2. Pada bulan dan musim apa menanam jagung di tahun 2010?

3. Berapa kali menanam jagung pada tahun 2010?

4. Berapa kali panen jagung pada tahun 2010?

5. Bagaimana pola tanam jagung tahun 2010?

6. Apakah Anda menggunakan pupuk organik?

7. Sejak kapan anda beralih ke penggunaan pupuk organik?

8. Alasan Anda beralih ke pupuk organik?

9. Dari mana Anda memperoleh pupuk organik?

10. Menurut Anda apa manfaat dari penggunaan pupuk organik dalam usahatani?

11. Menurut Anda, apa perbedaan dari penggunaan pupuk non organik (kimia)

dengan pupuk organik?

12. Berapa rata-rata hasil produksi jagung yang dihasilkan sebelum menggunakan

pupuk organik?

Page 72: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxii

13. Berapa rata-rata hasil produksi yang dihasilkan pada usahatani jagung yang

menggunakan pupuk organik?

14. Berapa jumlah produksi yang dihasilkan pada usahatani jagung yang

menggunakan pupuk non organik?

15. Darimana sumber air tanaman jagung yang menggunakan pupuk organik?

16. Darimana sumber air tanaman jagung yang menggunakan pupuk non organik?

17. Bagaimana kebutuhan air untuk tanaman jagung yang menggunakan pupuk

organik?

18. Bagaimana kebutuhan air untuk tanaman jagung yang menggunakan pupuk

non organik?

19. Dimanakah letak lahan untuk menanam jagung yang menggunakan pupuk

organik?

20. Dimanakan letak lahan untuk menanam jagung menggunakan pupuk non

organik?

21. Bagaimana sistem budidaya jagung organik?

22. Bagaimana sistem budidaya jagung non organik?

23. Berapa biaya keseluruhan yang dikeluarkan dalam usahatani pengguna pupuk

organik?

24. Berapa biaya keseluruhan yang dikeluarkan dalam usahatani pengguna pupuk

non organik?

25. Bagaimana hasil kualitas jagung yang menggunakan pupuk organik? Apakah

tongkol jagung lebih besar? Bagaimana warnanya? Dan rasanya?

26. Bagaimana hasil kualitas jagung yang menggunakan pupuk non organik?

Page 73: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxiii

27. Bagaimana sistem pemasaran jagung yang menggunakan pupuk organik?

28. Bagaimana sistem pemasaran jagung yang menggunakan pupuk non organik?

29. Apakah anda memiliki alat transportasi? Asa saja jenisnya?

30. Apakah anda memiliki alat telekomunikasi? Apa jenisnya?

31. Apakah anda sewa rumah atau miliki sendiri? Terbuat dari apa (tembok atau

kayu atau yang lainnya) ?

Page 74: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxiv

Lampiran 3. Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata Biaya

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

biaya petani

N 31 31

Normal Parametersa Mean 3.7256E6 1.5484

Std. Deviation 1.10025E6 .50588

Most Extreme Differences Absolute .167 .362

Positive .167 .312

Negative -.152 -.362

Kolmogorov-Smirnov Z .930 2.018

Asymp. Sig. (2-tailed) .352 .001

a. Test distribution is Normal.

Group Statistics

petani N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Biaya organik 14 2.6567E6 4.48898E5 1.19973E5

non organik 17 4.6058E6 5.32162E5 1.29068E5

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Biaya Equal variances

assumed 1.693 .204 -10.876 29 .000 -1.94907E6 1.79213E5 -2.31560E6 -1.58253E6

Equal variances

not assumed

-11.061 28.973 .000 -1.94907E6 1.76216E5 -2.30948E6 -1.58865E6

Page 75: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxv

Lampiran 4. Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata Penerimaan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

penerimaan petani

N 31 31

Normal Parametersa Mean 1.1660E7 1.5484

Std. Deviation 2.26695E6 .50588

Most Extreme Differences Absolute .228 .362

Positive .228 .312

Negative -.106 -.362

Kolmogorov-Smirnov Z 1.272 2.018

Asymp. Sig. (2-tailed) .079 .001

a. Test distribution is Normal.

Group Statistics

petani N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Penerimaan organik 14 1.1904E7 2.84418E6 7.60138E5

non organik 17 1.1459E7 1.72287E6 4.17856E5

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Penerimaan Equal variances

assumed 6.247 .018 .537 29 .595 4.44604E5 8.28032E5 -1.24891E6

2.13812

E6

Equal variances

not assumed

.513 20.521 .614 4.44604E5 8.67418E5 -1.36186E6

2.25106

E6

Page 76: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxvi

Lampiran 5. Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata Pendapatan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pendapatan petani

N 31 31

Normal Parametersa Mean 7.9345E6 1.5484

Std. Deviation 2.69611E6 .50588

Most Extreme Differences Absolute .148 .362

Positive .148 .312

Negative -.092 -.362

Kolmogorov-Smirnov Z .827 2.018

Asymp. Sig. (2-tailed) .501 .001

a. Test distribution is Normal.

Group Statistics

petani N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendapatan organik 14 9.2472E6 3.04304E6 8.13288E5

non organik 17 6.8535E6 1.83201E6 4.44327E5

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pendapatan Equal variances

assumed 5.601 .025 2.707 29 .011 2.39367E6 8.84239E5 5.85197E5 4.20214E6

Equal variances

not assumed

2.583 20.439 .018 2.39367E6 9.26749E5 4.63165E5 4.32418E6

Page 77: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxvii

Lampiran 6. Hasil Analisis Regresi Fungsi Pendapatan Dengan Dummy Variabel

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 dummy,

produksi,

biayatk,

biayabibit,

biayapupuka

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: pendapatan

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .994a .988 .986 3.24114E5

a. Predictors: (Constant), dummy, produksi, biayatk, biayabibit,

biayapupuk

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.154E14 5 4.309E13 410.176 .000a

Residual 2.626E12 25 1.050E11

Total 2.181E14 30

a. Predictors: (Constant), dummy, produksi, biayatk, biayabibit, biayapupuk

b. Dependent Variable: pendapatan

Page 78: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxviii

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.751E6 791378.856 -2.213 .036

produksi 2744.798 75.750 .855 36.235 .000 .866 1.155

biayabibit .035 .632 .002 .056 .956 .310 3.225

biayatk -.788 .165 -.118 -4.767 .000 .792 1.262

biayapupuk -1.337 .271 -.277 -4.942 .000 .153 6.527

dummy 430046.020 346882.685 .081 1.240 .227 .114 8.794

a. Dependent Variable: pendapatan

Coefficient Correlationsa

Model dummy produksi biayatk biayabibit Biayapupuk

1 Correlations dummy 1.000 .223 .128 .478 .830

produksi .223 1.000 .060 .308 .135

biayatk .128 .060 1.000 -.282 .205

biayabibit .478 .308 -.282 1.000 .054

biayapupuk .830 .135 .205 .054 1.000

Covariances dummy 1.203E11 5.853E6 7.322E3 1.048E5 77904.753

produksi 5.853E6 5.738E3 .751 14.764 2.757

biayatk 7.322E3 .751 .027 -.030 .009

biayabibit 1.048E5 14.764 -.030 .400 .009

biayapupuk 7.790E4 2.757 .009 .009 .073

a. Dependent Variable: pendapatan

Page 79: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxix

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dime

nsion Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) produksi biayabibit biayatk biayapupuk dummy

1 1 5.056 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .793 2.526 .00 .00 .00 .00 .01 .06

3 .083 7.799 .00 .05 .01 .56 .07 .01

4 .037 11.631 .00 .43 .17 .13 .06 .16

5 .027 13.733 .00 .09 .43 .26 .44 .08

6 .004 34.663 1.00 .43 .38 .05 .43 .70

a. Dependent Variable: pendapatan

Page 80: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxx

Lampiran 7. Dokumentasi Lapang

Jagung yang menggunakan pupuk organik, terlihat berisi dan mampat.

Jagung yang menggunakan pupuk organik

Jagung pengguna pupuk non organik

Page 81: UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI · PDF filePROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012 . ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

lxxxi

Tanaman Jagung yang menggunakan pupuk non organik

Tanaman jagung organik

Tanah dari tanaman jagung yang menggunakan pupuk organik