i UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF BERHURUF JAWA MELALUI MODEL NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 SRUWENG KABUPATENKEBUMENTAHUNAJARAN2012/2013 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh KHUSNI UMAYA NIM 082160282 PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2012
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULISPARAGRAF BERHURUF JAWA MELALUI MODELNHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) PADA SISWA
KELAS VIII E SMP NEGERI 1 SRUWENGKABUPATEN KEBUMENTAHUN AJARAN2012/ 2013
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
OlehKHUSNI UMAYA
NIM 082160282
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang
lain). Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya engkau berharap”
(Q.S Al- Insyirah: 6 – 8).
“Darbe kawruh kang ora ditangkarake, bareng mati ilang tanpa tilas”
(Penulis)
“Tuking kamulyan iku saka anggone sregep”
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H.
Mansur Soleh dan Ibu Hj. Suweti serta
nenekku Ibu Hj. Suwuh yang selalu
memberikan dukungan, doa, dan
restunya.
2. Kakakku Alfi Umu Solihah, S.Pd serta
adikku Wahyu Rizqiana yang tiada
henti menyemangati.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya skripsi ini dapat penyusun selesaikan.
Skripsi ini penulis susun untuk mengungkap kemampuan menulis paragraf
berhuruf Jawa melalui model NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas
VIII E SMP Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2012/ 2013.
Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa trima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Drs. H. Supriyono, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
2. Drs. H. Hartono, M.M, Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah
Purworejoyang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
3. Yuli Widiyono, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Jawa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membantu dalam
prosedur perijinan penelitian dan memberikan dorongan dan koreksi dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Aris Hidayat, S.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan, petunjuk, bimbingan serta saran-saran kepada penulis dengan
penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi.
vii
viii
ABSTRAK
Khusni Umaya. Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf BerhurufJawa Melalui Model NHT (Numbered Head Together) Pada Siswa Kelas VIII ESMP Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi.Pendidikan Bahasa Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2012.
Panaliten punika ancasipun kangge mangertosi: (1) lampahipun modelNHT (Numbered Head Together) wonten ing kaprigelan nulis paragraf aksaraJawa ing siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng; (2) paningkatan kaprigelannulis paragraf aksara Jawa kanthi ngginakake model NHT (Numbered HeadTogether); lan (3) paningkatan motivasi pasinaon nulis paragraf aksara Jawasasampunipun ngginakake model NHT (Numbered Head Together).
Subjek panaliten inggih punika guru lan siswa kelas VIII E SMP Negeri1 Sruweng taun ajaran 2012/ 2013 wonten ing materi nulis paragraf aksara Jawakanthi model NHT (Numbered Head Together). Panaliten Tindakan Kelas punikakaperang dados tigang tahap inggih punika pra siklus, siklus I, lan siklus II.Pangempalan data ngginakake teknik tes lan non tes. Tes dipunginakake kanggemangertosi kaprigelan siswa mangsuli pitakonan, menawi non tes arupi observasi,angket, catatan lapangan, lan dokumentasi. Teknik analisis data arupi teknikanalisis deskriptif kangge nganalisis data kaprigelan nulis paragraf aksara Jawakanthi model NHT (Numbered Head Together).
Saking asil panaliten saged dipunmangertosi nilai rata-rata saking tahappra siklus 35,16, siklus I 72, menawi siklus II 84,42. Saking tahap pra siklusdumugi siklus I ningkat 36,84, siklus I ngantos siklus II saged ningkat 12,42.Menawi ketuntasan saking pra siklus 6,25%, siklus I 46,88%, lan siklus II87,50%. Saking pra siklus dumugi siklus I ningkat 40,63%, saking siklus Ingantos siklus II saged ningkat 40,62%. Semanten ugi motivasi pasinaon sakingsiklus I dumugi siklus II saged ningkat 18,75% wonten ing pilihan sanget sarujukinggih punika siswa tertarik tumut pasinaon basa Jawa. Fakta ingkang kadosmekaten ingkang nedahaken menawi model NHT dipuntampi, sageddipunartosaken pasinaon nulis paragraf aksara Jawa kanthi model NHT langkungsae tinimbang saderengipun.
Kata-kata kunci : Nulis Paragraf Aksara Jawa, Model NHT
ix
ABSTRAK
Khusni Umaya. Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf BerhurufJawa Melalui Model NHT (Numbered Head Together) Pada Siswa Kelas VIII ESMP Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi.Pendidikan Bahasa Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) langkah-langkah modelNHT (NumberedHeadTogether) pada keterampilan menulis paragraf berhurufJawa pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng; (2) peningkatankemampuan menulis paragraf berhuruf Jawa dengan menggunakan model NHT(Numbered Head Together); dan (3) peningkatan motivasi belajar menulisparagraf berhuruf Jawa setelah menggunakan model NHT (Numbered HeadTogether).
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1Sruweng tahun ajaran 2012/ 2013 pada materi menulis paragraf berhuruf Jawamelalui model NHT (Numbered Head Together). Penelitian Tindakan Kelas inidalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pengumpulan datamenggunakan teknik tes dan nontes. Tes digunakan untuk mengetahuikemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan, sedangkan nontes berupaobservasi, angket, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data berupateknik analisis deskriptif untuk menganalisis data keterampilan menulis paragrafberhuruf Jawa melalui model NHT (Numbered Head Together).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata dari tahap pra siklus35,16, siklus I 72, siklus II 84,42. Peningkatan dari pra siklus sampai siklus I36,84, peningkatan siklus I sampai siklus II 12,42. Sedangkan ketuntasan dari prasiklus 6,25%, siklus I 46,88%, siklus II 87,50%. Peningkatan dari pra siklussampai siklus I 40,64%, dari siklus I sampai siklus II 40,62%. Selain itu jugaterjadi peningkatan motivasi belajar dari siklus I sampai siklus II yaitu siswatertarik mengikuti pelajaran bahasa Jawa pada pilihan sangat setuju sebesar18,75%. Fakta inilah yang menunjukkan bahwa model NHT diterima, berartipembelajaran menulis paragraf berhuruf Jawa melalui model NHT lebih baikdibandingkan sebelumnya.
Kata-kata kunci: Menulis Paragraf Berhuruf Jawa, Model NHT
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1B. Identifikasi Masalah ............................................................ 4C. Batasan Masalah.................................................................. 5D. Rumusan Masalah ............................................................... 5E. Tujuan Penelitian................................................................. 6F. Manfaat Penelitian............................................................... 6G. Sistematika Skripsi .............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, DAN HIPOTESISA. Tinjauan Pustaka ................................................................. 10B. Kajian Teori......................................................................... 11
1. Menulis .......................................................................... 112. Paragraf.......................................................................... 143. Huruf Jawa..................................................................... 164. Motivasi Belajar ............................................................ 275. Pembelajaran Kooperatif ............................................... 296. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Head Together)........................................... 327. Pembentukan dan Penghargaan Kelompok ................... 358. Penggunaan Model NHT (Numbered Head Together)
dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis ParagrafBerhuruf Jawa................................................................ 37
C. Kerangka Pikir..................................................................... 38D. Hipotesis Tindakan.............................................................. 39
BAB III METODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 40B. Desain Penelitian ................................................................. 40C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................... 43D. Sumber Data dan Data......................................................... 43E. Instrumen Penelitian............................................................ 44F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 48
xi
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 50H. Teknik Validitas Instrumen ................................................. 51I. Indikator Keberhasilan ........................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian.................................................................... 53
1. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis ParagrafBerhuruf Jawa dengan Model NHT ............................. 53
2. Pengaruh Model NHT Terhadap Motivasi BelajarSiswa ............................................................................ 57
3. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf BerhurufJawa Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 SruwengTahun Ajaran 2012/ 2013 setelah MemperolehPembelajaran Model NHT ........................................... 62
B. Pembahasan ........................................................................ 681. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Paragraf
Berhuruf Jawa dengan Model NHT ............................. 682. Pengaruh Model NHT Terhadap Motivasi Belajar
Siswa ............................................................................ 783. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Berhuruf
Jawa Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 SruwengTahun Ajaran 2012/ 2013 setelah MemperolehPembelajaran Model NHT ........................................... 84
4. Hasil Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan MenulisParagraf Berhuruf Jawa Melalui Model NHT TahapPra Siklus, Siklus I, dan Siklus II................................. 87
BAB V PENUTUPA. Simpulan.............................................................................. 99B. Saran ................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 102LAMPIRAN ............................................................................................. 104
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pembentukan Kelompok ............................................................... 35Tabel 2 Penentuan Nilai Peningkatan Hasil Belajar .................................. 36Tabel 3 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 40Tabel 4 Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Berhuruf Jawa ............ 44Tabel 5 Lembar Observasi Aktivitas Guru................................................. 45Tabel 6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................... 46Tabel 7 Angket Refleksi Sikap Siswa ........................................................ 47Tabel 8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ....................................... 57Tabel 9 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ......................... 58Tabel 10 Angket Refleksi Sikap Siswa Siklus I........................................... 58Tabel 11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ...................................... 60Tabel 12 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ........................ 60Tabel 13 Angket Refleksi Sikap Siswa Siklus II ......................................... 61Tabel 14 Daftar Nilai Kondisi Awal (Pra Siklus) ........................................ 62Tabel 15 Daftar Nilai Siklus I ...................................................................... 63Tabel 16 Nilai Peningkatan Hasil Belajar dan Status Kelompok Siklus I ... 65Tabel 17 Daftar Nilai Siklus II ..................................................................... 66Tabel 18 Nilai Peningkatan Hasil Belajar dan Status Kelompok Siklus II .. 68Tabel 19 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.................... 87Tabel 20 Rekapitulasi Nilai Peningkatan dan Status Kelompok Siklus I
dan Siklus II .................................................................................. 91Tabel 21 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ...... 92Tabel 22 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
dan Siklus II .................................................................................. 94Tabel 23 Rekapitulasi Angket Refleksi Sikap Siswa Siklus I dan
dan Siklus II .................................................................................. 95
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas................................ 41Gambar 2 Diagram Batang Rekapitulasi Nilai Rata-rata Prestasi
Belajar Siswa................................................................................. 90Gambar 3 Diagram Batang Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa ............. 90
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penetapan Pembimbing Skripsi ...................................... 105Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 106Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ..................... 107Lampiran 4 Surat Keterangan Validasi........................................................ 108Lampiran 5 Silabus ...................................................................................... 115Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran......................................... 117Lampiran 7 Daftar Siswa Kelas VIII E........................................................ 134Lampiran 8 Pembentukan Kelompok .......................................................... 135Lampiran 9 Soal-soal ................................................................................... 136Lampiran 10 Kunci Jawaban.......................................................................... 137Lampiran 11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ............. 139Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II............ 141Lampiran 13 Daftar Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II......................... 143Lampiran 14 Nilai Peningkatan dan Status Kelompok Siklus I..................... 145Lampiran 15 Nilai Peningkatan dan Status Kelompok Siklus II ................... 147Lampiran 16 Foto Kegiatan Siklus I dan Siklus II......................................... 149Lampiran 17 Sertifikat Penghargaan.............................................................. 150Lampiran 18 Nomor Anggota ........................................................................ 151Lampiran 19 Catatan Lapangan ..................................................................... 152Lampiran 23 Kartu Bimbingan Skripsi .......................................................... 162
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah
melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas
sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya manusia yang harus
dikembangkan karena mutu guru turut menentukan mutu pendidikan yang
akan menentukan mutu generasi muda. Usaha meningkatkan kemampuan
guru dalam belajar mengajar sangat diperlukan. Mengajar tidak sekedar
mengkomunikasikan pengetahuan agar dapat belajar, tetapi mengajar juga
berarti usaha menolong siswa agar mampu memahami konsep-konsep dan
dapat menerapkan konsep yang dipahami.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah, antara lain dengan perbaikan mutu pembelajaran. Pembelajaran di
sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang telah terencana. Dengan
adanya perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pengajaran.
Usaha perencanaan pengajaran diupayakan agar siswa memiliki kemampuan
maksimal dan meningkatkan motivasi, tantangan dan kepuasan sehingga
mampu memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun
siswa sebagai penggarap ilmu pengetahuan.
Selain perbaikan mutu belajar mengajar dan peningkatan sumber daya
manusia, kurikulum secara berkelanjutan juga disempurnakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Dan itu merupakan salah satu tujuan bagi
1
2
setiap lembaga pendidikan. Begitu pula yang dilakukan oleh SMP Negeri 1
Sruweng untuk terus berusaha dalam peningkatan mutu dan kualitas sekolah.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul
dalam kaitannya dengan mutu pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa
Jawa SMP Negeri 1 Sruweng pada tanggal 11 Februari 2012, salah satu
kendala yang dihadapi saat ini terkait dengan aspek keterampilan berbahasa
yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis adalah rendahnya
kemampuan menulis berhuruf Jawa. Siswa masih sangat kesulitan dengan
penggunaan huruf Jawa itu sendiri, penggunaan pasangan dan penggunaan
sandhangan karena dalam kegiatan pembelajaran siswa cenderung
mendengarkan. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa seringkali sibuk
dengan aktifitas mereka dengan ngobrol sendiri dengan teman sebangku,
melamun dan lain sebagainya. Peneliti menduga metode pembelajaran yang
digunakan selama ini kurang bervariasi. Hal tersebut menjadikan siswa jenuh
dan bosan. Dengan suasana yang demikian, pembelajaran menjadi tidak
kondusif dan siswa terlihat sangat pasif.
Agar dalam proses pembelajaran menyenangkan diperlukan strategi
pembelajaran yang lebih menarik dan disukai oleh siswa. Menurut Gerlach
dan Ely (dalam Uno, 2007: 1) strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu. Djamarah (2006: 5) juga menuturkan bahwa stategi
pembelajaran merupakan pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
3
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Jadi dalam proses belajar mengajar suasana kelas perlu
direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk
berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi
belajar yang optimal.
Merefleksi fenomena di atas guru dan peneliti sepakat untuk
menerapkan model NHT (Numbered Head Together) pada kegiatan
pembelajaran keterampilan menulis paragraf berhuruf Jawa dalam bentuk
penelitian tindakan kelas. Adapun alasan pemilihan penelitian tersebut
sebagai berikut, model NHT (Numbered Head Together) merupakan salah
satu unit dari model cooperative learning. Sifat belajar cooperative learning
tidak sama dengan belajar kelompok atau belajar bekerja sama biasa. Dalam
kerja kelompok guru biasanya memberi kelompok lalu memberikan tugas
kelompok tanpa rancangan tertentu. Akibatnya siswa ada yang bekerja aktif
tetapi ada juga yang pasif, ataupun bahkan ada yang main-main atau ngobrol.
Menurut pendapat Slavin (2009: 4) dalam kelas kooperatif, para siswa
diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu
dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, diharapkan
siswa akan termotivasi untuk dapat mengungkapkan ide di dalam wadah
kelompok. Dengan kata lain mereka memiliki tempat untuk curah pendapat
4
dengan teman mereka, selain itu tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi
dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi
mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses dapat mendorong mereka
untuk melakukan usaha maksimal. Pada akhirnya dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) di dalam
proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf berhuruf Jawa,
konsentrasi siwa menjadi lebih terfokus terhadap proses pembelajaran,
motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf berhuruf
Jawa dapat lebih ditingkatkan.
Atas dasar penjelasan latar belakang masalah tersebut peneliti
berkeinginan mengkaji masalah “Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis
Paragraf Berhuruf Jawa Melalui Model NHT (Numbered Head Together)
Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun
Ajaran 2012/ 2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut.
1. Siswa masih merasa kesulitan dengan penggunaan huruf Jawa itu sendiri,
penggunaan pasangan dan penggunaan sandhangan.
2. Dalam kegiatan pembelajaran siswa cenderung mendengarkan.
3. Siswa merasa bosan dan jenuh serta kadang mereka sibuk dengan
aktifitas mereka dengan ngobrol sendiri dengan teman sebangku,
melamun, dan lain sebagainya.
5
4. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.
5. Belum diterapkannya model NHT (Numbered Head Together) pada
materi menulis berhuruf Jawa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi
pada upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf berhuruf Jawa
melalui model NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas VIII E
SMP Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2012/ 2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka secara
rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah langkah-langkah menulis paragraf berhuruf Jawa dengan
model NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas VIII E SMP
Negeri 1 Sruweng?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis paragraf berhuruf Jawa
melalui model NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas VIII E
SMP Negeri 1 Sruweng?
3. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar menulis paragraf berhuruf
Jawa melalui model NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas
VIII E SMP Negeri 1 Sruweng?
6
E. Tujuan penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
pembelajaran dengan model NHT (Numbered Head Together) ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui langkah-langkah model NHT (Numbered Head
Together) pada keterampilan menulis paragraf berhuruf Jawa pada siswa
kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng.
2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis
paragraf berhuruf Jawa pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng
dengan menggunakan model NHT (Numbered Head Together).
3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan motivasi belajar menulis
paragraf berhuruf Jawa pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng
dengan menggunakann model NHT (Numbered Head Together).
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat:
a. menambah wawasan tentang pembelajaran bahasa Jawa khususnya
pembelajaran menulis paragraf berhuruf Jawa;
b. menambah strategi-strategi baru dalam pembelajaran bahasa Jawa
khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf berhuruf Jawa.
7
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat:
a. mengoptimalkan aktivitas dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran;
b. memudahkan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan
dengan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat
meningkatkan motivasi, minat, dan prestasi belajar siswa;
c. memberikan masukan kepada guru bahasa Jawa untuk mengefektifkan
kegiatan pembelajaran sehingga meningkatkan mutu pendidikan serta
memberi wawasan pada guru dalam menggunakan model NHT.
d. sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan mahasiswa jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa untuk dijadikan bahan informasi
untuk penelitian lebih lanjut.
G. Sistematika Skripsi
Secara garis besar sistematika skripsi ini disusun dalam 4 bagien
yaitu, halaman sampul depan, bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.
1. Halaman Sampul Depan
Halaman sampul depan berisi judul skripsi, lambang Universitas
Muhammadiyah Purworejo, identitas penulis, identitas program studi dan
fakultas, serta tahun penyusunan skripsi.
2. Bagian Awal
Bagian awal skripsi meliputi halaman judul, persetujuan,
pengesahan, moto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar lampiran, serta abstrak.
8
3. Bagian Isi
Bagian ini memuat pendahuluan, tinjauan pustaka, kajian teori
dan hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta
penutup.
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini memuat latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Bagian ini memuat kajian terhadap penelitian atau kajian
terdahulu yang relevan dengan topik yang diteliti. Di samping
itu, juga mengemukakan teori-teori yang mendukung serta
hipotesis dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini memuat tempat dan waktu penelitian, desain
penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data dan data,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik
validitas instrumen, dan indikator keberhasilan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menguraikan laporan penelitian ini dilaksanakan
dan pembahasan data.
9
BAB V PENUTUP
Bagian ini berisi simpulan dan saran.
4. Bagian Akhir
Bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
10
BAB IITINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model NHT
menunjukkan hasil yang positif dalam pembelajaran. Sebagai bahan
pertimbangan dalam penelitian ini perlu dikemukakan beberapa hasil
penelitian terdahulu.
Penelitian tindakan kelas dengan model NHT pernah dilakukan oleh
Nanik Dwi Rahayu (2008) Universitas Negeri Semarang pada materi sistem
peredaran darah. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan baik
keaktifan siswa maupun ketuntasan belajar yaitu dari siklus I keaktifan siswa
secara klasikal sebesar 50%, ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar
83,33% dengan rata-rata hasil belajar sebesar 59,61%. Siklus II keaktifan
siswa secara klasikal sebesar 64,10%, ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal sebesar 94,87% dengan rata-rata hasil belajar sebesar 69,30%, dan
pada siklus III keaktifan siswa sebesar 87,18%, ketuntasan hasil belajar
sebesar 100% dengan rata-rata 79,06%.
Hasil penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rif’an
Faidah (2011) Universitas Muhammadiyah Purworejo pada mata pelajaran
fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi siswa meningkat dari
data awal 47%, pada siklus I menjadi 57% dalam kategori baik. Pada siklus II
partisipasi siswa meningkat menjadi 70%, dalam kategori baik yang berarti
melebihi batas minimal yang dipersyaratkan dalam indikator. Hasil belajar
10
11
siswa juga mengalami peningkatan. Selain partisipasi, pra siklus yang
diperoleh menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 43,75 dengan
ketuntasan kelas 12,50%. Setelah penerapan melalui penggunaan model
pembelajaran NHT pada siklus I nilai rata-rata menjadi 64,58 dengan
ketuntasan kelas 41,67% dan meningkat menjadi 70,00 dengan ketuntasan
kelas 70,83% pada siklus II.
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model NHT dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, penulis ingin
menggunakan model NHT pada mata pelajaran bahasa Jawa dengan
kompetensi dasar menulis paragraf berhuruf Jawa. Diharapkan dari tinjauan
pengalaman penelitian tersebut, pembelajaran menulis paragraf berhuruf Jawa
yang menggunaan model NHT juga meningkat.
B. Kajian Teori
1. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (2008: 3) menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan
grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini
tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan
praktik yang banyak dan teratur.
12
Menurut Jago Tarigan (1995: 117) menulis berarti
mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran
dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi
melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila
dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan
mudah dimengerti. Sejalan dengan itu, Lado (1964: 14) menyatakan
bahwa menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili
bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca
simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari
ekspresi bahasa. Semi (1990: 8) juga mengatakan bahwa menulis
pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke
dalam bentuk lambang bahasa (dalam Suhardjo, 2009).
Sedangkan menurut Darmadi (1996: 3) kegiatan menulis
adalah suatu sarana untuk menemukan sesuatu. Dalam hal ini dengan
menulis kita dapat merangsang pemikiran kita dan kalau itu
dilakukan dengan intensif maka akan dapat membuka penyumbat
otak kita dalam rangka mengangkat ide dan informasi yang ada di
alam bawah sadar pemikiran kita.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa
pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata dengan menggunakan simbol-simbol
sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.
13
b. Tujuan Menulis
Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan objektif
yang bisa dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya.
Karena tulisn pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan
pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain.
Tulisan dengan demikian menjadi salah satu sarana berkomunikasi
yang cukup efektif dan efisien untuk menjangkau khalayak masa
yang luas. Atas dasar pemikiran inilah, maka tujuan menulis dapat
dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam
konteks pengembangan peradapan dan kebudayaan masyarakat itu
sendiri.
Adapun tujuan penulisan tersebut menurut Hugo Hartig
(dalam Tarigan, 2008: 25-26) adalah sebagai berikut: (1) assignment
purpose (tujuan penugasan) yaitu penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri; (2) altruistic purpose
(tujuan altruistik) yaitu bertujuan untuk menyenangkan para
pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong
para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu; (3) persuasive purpose (tujuan
persuasif) yaitu tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca
akan kebenaran gagasan yang diutarakan; (4) informational purpose
(tujuan informasional, tujuan penerangan) yaitu tulisan yang
14
bertujuan memberi informasi atau keterangan/ penerangan kepada
para pembaca; (5) self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri
sang pengarang kepada para pembaca; (6) creative purpose (tujuan
kreatif) yaitu tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik,
nilai-nilai kesenian; dan (7) Problem-solving purpose (tujuan
pemecahan masalah) yaitu penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi.
2. Paragraf
a. Pengertian Paragraf
Menurut Keraf (2004: 69) paragraf atau yang disebut alinea
bukanlah suatu pembagian secara konvesional dari suatu bab yang
terdiri dari kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari
kesatuan kalimat saja. Alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran,
suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu
gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang
maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara
lebih jelas.
Sedangkan menurut Akhdiah dkk (dalam Wulandari, 2011: 18)
paragraf merupakan karangan singkat (pendek) yang berisi sebuah
15
pikiran dan didukung oleh himpunan kalimat yang saling
berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan .
Jadi dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah satuan terkecil
dari karangan yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang
berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide pokok.
b. Tujuan Pembentukan Paragraf/ Alinea
Menurut Keraf (2004: 70) pembentukan paragraf/ alinea
mempunyai tujuan sebagai berikut.
1) Memudahkan pengertian dan pemahaman denganmenceraikan suatu tema dan tema yang lain. Oleh sebab itutiap alinea hanya boleh mengandung satu tema. Bilaterdapat dua tema, maka alinea itu harus dipecahkanmenjadi dua alinea.
2) Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar danformal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada akhir kalimat. Dengan perhentianyang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema alinea lebihterarah.
c. Syarat-syarat Pembentukan Alinea
Seperti halnya dengan kalimat, sebuah alinea juga harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif
menurut Keraf (2004: 74-75) harus memenuhi ketiga syarat sebagai
berikut.
1) Kesatuan: yang dimaksud dengan kesatuan dalam alineaadalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itusecara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tematertentu.
2) Koherensi: yang dimaksud dengan koherensi adalahkekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengankalimat yang lain yang membentuk alinea itu.
16
3) Perkembangan alinea: perkembangan alinea adalahpenyusunan atau perincian dari pada gagasan-gagasan yangmembina alinea itu.
d. Macam-macam Alinea
Menurut Keraf (2004: 71-73) berdasarkan sifat dan tujuannya,
alinea-alinea dapat dibedakan menjadi:
1) Alinea pembuka
Alinea pembuka adalah alinea yang membuka atau
menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam
bagian karangan itu. Alinea pembuka yang pendek jauh lebih
baik, karena alinea-alinea yang panjang hanya akan menimbulkan
kebosanan pembaca.
2) Alinea penghubung
Alinea penghubung adalah semua alinea yang terdapat
antara alinea pembuka dan alinea penutup.
3) Alinea penutup
Alinea penutup adalah alinea yang dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain
alinea ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah
diuraikan dalam alinea-alinea penghubung.
3. Huruf Jawa
a. Aksara Carakan
Menurut Darusuprapta (2002: 5) aksara carakan atau huruf
Jawa merupakan abjad yang digunakan di dalam ejaan bahasa Jawa
17
yang terdiri atas dua puluh aksara pokok yang bersifat silabik
(bersifat kesukukataan). Sedangkan menurut Padmosoekotjo ( 1987:
13) aksara Jawa disebut Dentawyanjana (denta = untu, wyanjana =
aksara), jadi dentawyanjana artinya aksara untu. Masing-masing
aksara mempunyai pasangan, yakni aksara yang berfungsi
menghubungkan suku kata mati/ tertutup dengan suku kata
berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup dengan wignyan, layar,
dan cecak. Berikut ini adalah daftar aksara Jawa.
Ha na ca ra ka da ta sa wa la
Pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
b. Pasangan
Semua aksara Jawa mempunyai pasangan yaitu sebagai
berikut.
1) Pasangan yang sama dengan aksara carakan, ditulis di bawah
aksara carakan yang dipasangi.
... ... ... ...ra ya ga nga
contoh: = ngajak rana
= anak yaga
18
2) Pasangan yang berasal dari potongan aksara carakan, aksara ha
sa pa ditulis di belakang aksara yang dipasangi sedangkan ka ta
la ditulis di bawah aksara carakan yang dipasangi.
... ... ...ha sa pa
... ... ...ka ta la
contoh: = kulit ayam
= mangan kacang
Tetapi pasangan ka ta la berubah menjadi utuh apabila mendapat
sandhangan suku, cakra, atau pengkal.
contoh: = mangan kupat
= kulak trasi
3) Pasangan yang berbeda dengan aksara carakan, ditulis di bawah
aksara yang dipasangi.
... ... ... ... ...na ca da wa dha
... ... ... ... ...ja nya ma ba tha
19
contoh: = bakul bathik
= adhik nyuwun
c. Sandhangan
Sandhangan ialah tanda diakritik yang dipakai sebagai
pengubah bunyi di dalam tulisan Jawa. Sandhangan aksara Jawa
dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu sandhangan bunyi vokal
(sandhangan swara) dan sandhangan konsonan penutup suku kata
atau sandhangan panyigeging wanda (Darusuprapta dkk, 2002: 18-
19).
1) Sandhangan bunyi vokal
Sandhangan bunyi vokal terdiri atas lima macam, yaitu
sebagai berikut.
(a) Sandhangan wulu (...)Sandhangan wulu dipakai untuk melambangkan vokal
i dalam suatu suku kata. Sandhangan wulu ditulis di atas
bagian akhir aksara. Apabila selain wulu terdapat juga
sandhangan lain, sandhangan wulu digeser ke kiri
(Darusuprapta dkk, 2002: 19).
Contoh: = Makam Imogiri
= pinggir
20
(b) Sandhangan pêpêt (...)Sandhangan pêpêt dipakai untuk melambangkan
vokal ê di dalam suku kata. Sandhangan pêpêt ditulis di atas
bagian akhir aksara. Apabila selain pêpêt juga terdapat
sandhangan layar, sandhangan pêpêt digeser sedikit ke kiri
dan sandhangan layar ditulis di sebelah kanan pêpêt. Apabila
selain pêpêt terdapat sandhangan cêcak, sandhangan cêcak
ditulis di dalam sandhangan (Darusuprapta dkk, 2002: 19-20).
Contoh: = ênêm
= sêgêr
= mênêng
Sandhangan pêpêt tidak dipakai untuk menuliskan
suku kata rê dan lê yang bukan sebagai pasangan,
dilambangkan dengan dan . Sandhangan selain ha,
sa, pa ditulis di atas aksara yang mendapat pasangan
(Darusuprapta dkk, 2002: 20).
Contoh: = lêmpitên
=rêsik sunaré
21
(c) Sandhangan suku (...)Sandhangan suku dipakai untuk melambangkan bunyi
vokal u yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam
suatu suku kata, atau vokal u yang tidak ditulis dengan aksara
suara. Sandhangan suku ditulis serangkai di bawah bagian
akhir aksara yang mendapatkan sandhangan itu
(Darusuprapta dkk, 2002: 21).
Contoh: = buku
= wulu
Sandhangan suku ditulis serangkai dengan aksara
pasangan. Apabila yang diberi sandhangan suku itu aksara
pasangan ka ta la, bentuk aksara pasangan itu diubah
terlebih dahulu menjadi aksara utuh seperti aksara pokok
masing-masing, kemudian sandhangan suku baru
dirangkaikan di bawah bagian akhir aksara pasangan itu
(Darusuprapta dkk, 2002: 21).
Contoh: = samak buku
= wis turu
(d) Sandhangan taling (...)Sandhangan taling dipakai untuk melambangkan
bunyi vokal é yang tidak ditulis dengan aksara suara é, yang
22
bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suatu suku kata.
Sandhangan taling ditulis di depan aksara yang dibubuhi
sandhangan itu (Darusuprapta dkk, 2002: 23).
Contoh: = lélé
= kéré
(e) Sandhangan taling tarung (...)Sandhangan taling tarung dipakai untuk
melambangkan bunyi vokal o yang tidak ditulis dengan
aksara suara o, yang bergabung dengan bunyi konsonan di
dalam suatu suku kata. Sandhangan taling tarung ditulis
mengapit aksara yang dibubuhi sandhangan itu
(Darusuprapta dkk, 2002: 23)
Contoh: = donga
= ngaso
Sandhangan taling tarung yang melambangkan bunyi
vokal o pada aksara pasangan ditulis mengapit aksara mati
(aksara yang diberi pasangan) dengan aksara pasangan itu
(Darusuprapta dkk, 2002: 23).
23
Contoh: = dodol soto
= salak pondhoh
2) Sandhangan penanda konsonan penutup suku kata (panyigêging
wanda)
Sandhangan penanda konsona penutup suku kata terdiri atas
empat macam, yaitu sebagai berikut.
(a) Sandhangan wignyan (...)Sandhangan wignyan adalah pengganti sigêgan ha,
yaitu sandhangan yang dipakai untuk melambangkan
konsonan h penutup suku kata. Penulisan wignyan diletakkan
di belakang aksara yang dibubuhi sandhangan itu
(Darusuprapta dkk, 2002: 24).
Contoh: = munggah gunung
= papah gêdhang
(b) Sandhangan layar (...)Sandhangan layar adalah pengganti sigêgan ra, yaitu
sandhangan yang dipakai untuk melambangkan konsonan r
penutup suku kata. Sandhangan layar ditulis di atas bagian
akhir aksara yang dibubuhi sandhangan itu (Darusuprapta
dkk, 2002: 24).
24
Contoh: = sêkar gambuh
= bubar turu
(c) Sandhangan cêcak (...)Sandhangan cêcak adalah pengganti sigêgan nga,
yaitu sandhangan yang dipakai untuk melambangkan
konsonan ng penutup suku kata. Sandhangan cêcak ditulis di
atas bagian akhir aksara yang dibubuhi sandhangan itu
(Darusuprapta dkk, 2002: 25).
Contoh: = patang puluh
= wingking
(d) Sandhangan pangkon (...)Sandhangan pangkon dipakai sebagai penanda bahwa
aksara yang dibubuhi sandhangan pangkon itu merupakan
aksara mati, aksara konsonan penutup suku kata, atau aksara
panyigêging wanda. Sandhangan pangkon ditulis di belakang
aksara yang dibubuhi sandhangan itu (Darusuprapta dkk,
2002: 26).
Contoh: = manuk
= kêsét
25
d. Penanda Gugus Konsonan
Penanda gugus konsonan merupakan penanda aksara
konsonan yang dilekatkan pada konsonan lain di dalam suatu suku
kata. Penanda konsonan dibedakan menjadi dua yaitu wyanjana dan
panjingan (Darusuprapta dkk, 2002: 29).
1) Cakra ( ... )Tanda cakra merupakan penanda gugus konsonan yang
unsur terakhirnya berwujud konsonan r. Tanda cakra ditulis
serangkai di bawah bagian akhir aksara yang diberi bertanda
cakra itu (Darusuprapta dkk, 2002: 29).
Contoh: = putra
= putri
2) Kêrêt ( ... )Tanda kêrêt dipakai untuk melambangkan gugus konsonan
yang berunsur akhir konsonan r yang diikuti vokal ê atau sebagai
pengganti tanda cakra yang mendapatkan penambahan
sandhangan pêpêt. Tanda kêrêt ditulis serangkai di bawah bagian
akhir aksara yang diberi bertanda kêrêt itu (Darusuprapta dkk,
2002: 31).
26
Contoh: = drêkuku
= trêwélu
3) Péngkal (...)Tanda péngkal dipakai untuk melambangkan konsonan y
yang bergabung dengan konsonan lain di dalam suatu suku kata.
Tanda péngkal ditulis serangkai di belakang aksara yang diberi
tanda péngkal itu (Darusuprapta dkk, 2002: 31).
Contoh: = gêbyar
= kopyah
4) Panjing wa (...)Panjing wa dipakai untuk melambangkan konsonan w yang
bergabung dengan konsonan lain di dalam suatu suku kata.
Panjing wa ditulis serangkai di bawah bagian akhir aksara yang
dibubuhi panjing wa itu (Darusuprapta dkk, 2002: 32).
Contoh: = swara
= kwaci
5) Panjing la (...)Panjing la dipkai untuk melambangkan konsonan l yang
bergabung dengan konsonan lain di dalam suatu suku kata.
27
Panjing la ditulis di bawah aksara yang dibubuhi panjing la itu
(Darusuprapta dkk, 2002: 32).
Contoh: = klapa
= mlaku
e. Tanda Baca (Pada)
Tanda baca terdiri dari.
1) Pada adeg-adeg ()Pada adeg-adeg dipakai di depan kalimat pada tiap-tiap awal
alinea.
2) Pada lingsa ()Pada lingsa digunakan di akhir bagian kalimat sebagai tanda
intonasi setengah selesai ( tanda koma).
3) Pada lungsi ()Pada lungsi digunakan pada akhir kalimat (tanda titik).
4. Motivasi Belajar
Motivasi menurut Lilik (2008: 88) adalah usaha-usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi sehingga anak/ siswa mau atau ingin
melakukannya. Majid (2007: 152) menyatakan bahwa motivasi adalah
kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Mc Donald
(dalam Hamalik, 2007: 106) “motivation is an energy change within the
28
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”
yang artinya motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa,
karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan
kegiatan belajar.Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Sagala, 2007:
104) motivasi belajar pada berlangsungnya proses belajar mengajar dapat
berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik, adalah
dorongan siswa agar mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan
itu sendiri yang berkenaan dengan kebutuhan siswa sendiri. Motivasi
ekstrinsik, adalah dorongan yang timbul untuk mencapi tujuan yang
datang dari luar dirinya. Perhatian orang tua termasuk salah satu faktor
dari luar (eksternal) yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Para ahli
berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan
mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi,
perilaku penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar
menimbulkan perubahan mental pada diri siswa, sedangkan bekerja
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain,
motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan
masyarakat.
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat
29
mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Motivasi
juga mempengaruhi tingkah laku, baik motivasi intrinsik maupun
ekstrinsik, karena tanpa adanya motivasi proses belajar siswa akan menjadi
sukar berjalan dengan lancar.
5. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2010: 58)
pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam
sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi
siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar
belakangnya.
Johnson dan Johnson (dalam Huda, 2011: 31) mengemukakan
pembelajaran kooperatif berarti working together to accomplish
shared goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama). Dalam
suasana kooperatif, setiap anggota sama-sama berusaha mencapai
hasil yang nantinya bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok.
Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Menurut Artzt
& Newman (dalam Trianto, 2010: 56) bahwa dalam pembelajaran
kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
30
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan
bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab
yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Sedangkan menurut Suyatno (2009: 51) pembelajaran
kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman
agar kelompok kohesif (kompak-parsitipatif), tiap anggota kelompok
terdiri atas 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender,
karakter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab
hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana
siswa saling bekerja sama dalam kelompok dan saling membantu
dalam memahami materi pelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif
memungkinkan siswa belajar lebih aktif, serta dapat memenuhi
kebutuhan siswa secara optimal guna pencapaian tujuan belajar.
Dalam hal ini siswa bekerja sama dan belajar dalam kelompok serta
bertanggung jawab pula terhadap kegiatan belajar siswa lain dalam
kelompoknya.
b. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri tertentu
dibandingkan dengan model lainnya. Arends (dalam Trianto, 2010:
31
65) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untukmenuntaskan materi belajar.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyaikemampuan tinggi, sedang, rendah.
3) Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,budaya, suku, jenis kelamin yang beragam.
4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari padaindividu.
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (2009: 33) tujuan dari pembelajaran
kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan,
konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya
bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan
kontribusi. Sedangkan menurut Johnson & Johnson (dalam Trianto,
2010: 57) tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan
belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman
baik secara individu maupun secara kelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik. Karena pembelajarannya di dalam kelompok
maka akan melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain itu tujuannya ialah agar siswa dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang seperti
suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
32
d. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Zamroni (dalam Trianto, 2010: 57) mengemukakan bahwa
manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi
kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level
individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan
solidaritas sosial dikalangan siswa. Dengan belajar kooperatif,
diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi
akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.
Manfaat pembelajaran kooperatif yang dijabarkan Sadker dan
Sadker (dalam Huda, 2011: 66) yaitu selain meningkatkan
keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga
memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini.
1) Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-strukturkooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebihtinggi.
2) Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatifakan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi danmotivasi yang lebih besar untuk belajar.
3) Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebihpeduli pada teman-temannya, dan diantara mereka akanterbangun rasa ketergantungan yang positif untuk prosesbelajar mereka nanti.
4) Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaansiswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latarbelakang, ras dan etnik yang berbeda-beda.
6. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together)
Menurut Slavin (2009: 256) NHT (Numbered Head Together)
atau penomoran berpikir bersama merupakan sebuah varian dari group
discussion, pembelokannya yaitu pada hanya ada satu siswa yang
33
mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak diberi tahu siapa yang
akan menjadi wakil kelompok tersebut. Pembelokan tersebut
memastikan keterlibatan total dari semua siswa. Metode ini
dikembangkan oleh Russ Frank, dimana metode ini adalah cara yang
sangat baik untuk menambahkantanggung jawab individual kepada
diskusi kelompok.
Widyantini (2008: 7) menyatakan langkah-langkah penerapan
pembelajaran tipe NHT adalah sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahankepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untukmendapatkan skor dasar atau awal.
c. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiapkelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, setiap anggota diberinomor atau nama.
d. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersamadalam kelompok.
e. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salahsatu nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab.Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakanwakil jawaban dari kelompok.
f. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhirpembelajaran.
g. Guru memberikan tes atau kuis kepada siswa secaraindividual.
h. Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skorpenghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasilbelajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya(terkini).
Sedangkan menurut Trianto (2010: 82) langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe NHT terbagi menjadi empat fase yaitu:
a. Fase 1: PenomoranDalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok dankepada setiap anggota diberi nomor antara 1 sampai 5.
34
b. Fase 2: Mengajukan pertanyaanGuru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapatdapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalambentuk kalimat tanya.
c. Fase 3: Berpikir bersamaSiswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaanitu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahuijawaban tim.
d. Fase 4: MenjawabGuru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yangnomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencobauntuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe NHT menjadi delapan langkah sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Kedelapan langkah
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Fase 1: Persiapan
Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan
kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Fase 2: Penomoran
Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada
setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
c. Fase 3: Mengajukan Pertanyaan
Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan
kepada siswa.
d. Fase 4: Berpikir Bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu
dan meyakinkan tiap anggota mengetahui jawaban timnya.
35
e. Fase 5: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
f. Fase 6: Memberi Kesimpulan
Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
g. Fase 7: Tes/ Kuis
Guru memberikan tes/ kuis kepada siswa secara individual.
h. Fase 8: Penghargaan
Guru memberikan penghargaan pada masing-masing kelompok
dengan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna.
7. Pembentukan dan Penghargaan Kelompok
Widyantini (2008: 10) mengemukakan salah satu cara
membentuk kelompok berdasarkan kemampuan akademik adalah:
Tabel 1Pembentukan Kelompok
Kemampuan No Nama Ranking Kelompok
Tinggi
1 1 A2 2 B3 3 C4 4 D
Sedang
5 5 D6 6 C7 7 B8 8 A
Rendah
9 9 A10 10 B11 11 C12 12 D
36
Menurut Slavin (dalam Widyantini, 2008: 10-11) guru
memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/ tes setelah
siswa bekerja dalam kelompok. Langkah-langkah memberi
penghargaan kelompok dijelaskan sebagai berikut.
a. Menentukan nilai dasar/awal masing-masing siswa. Nilaidasar/ awal dapat berupa nilai tes/kuis awal ataumenggunakan nilai ulangan sebelumnya.
b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelahsiswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuisII, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswayang kita sebut nilai kuis terkini.
c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnyaditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilaidasar/ awal masing-masing siswa dengan menggunakankriteria berikut ini.
Tabel 2Penentuan Nilai Peningkatan Hasil Belajar
Kriteria NilaiPeningkatan
1. Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10poin dibawah nilai awal 5
2. Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan10 poin dibawah nilai awal. 10
3. Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awalsampai dengan 10 diatas nilai awal. 20
4. Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 diatasnilai awal 30
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai
peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan
memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna. Kriteria
untuk status kelompok:
37
Cukup : bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15
(rata-rata nilai peningkatan kelompok < 15)
Baik : bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan
20 (15 ≤ rata-rata nilai peningkatan kelompok < 20)
Sangat baik : bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan
25 (20 ≤ rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25)
Sempurna : bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau
sama dengan 25 (rata-rata nilaipeningkatankelompok ≥
25)
8. Penggunaan Model NHT (Numbered Head Together) dalam
Pembelajaran Keterampilan Menulis Paragraf Berhuruf Jawa
Pembelajaran keterampilan menulis paragraf berhuruf Jawa
merupakan suatu kegiatan menuangkan atau melahirkan pikiran, gagasan,
ataupun ide ke dalam aksara Jawa yang saling bertalian mengenai situasi
atau keadaan dengan kata-kata, sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, dan merasakan sendiri objek yang dilukiskan. Pada
pembelajaran menulis ini, menggunakan model NHT yang merupakan
strategi pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran kelompok
dengan pembelajaran individu yang menempatkan siswa pada kelompok-
kelompok kecil yang heterogen untuk membantu siswa memahami
konsep yang sulit, menumbuhkan kemampuan berpikir secara kritis, dan
berinteraksi dengan sesama teman sebagai upaya untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa.
38
Adapun tujuan dari penggunaan model NHT adalah agar siswa
dapat belajar secara kelompok bersama teman-temannya dengan cara
saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang
lain untuk mengemukakan gagasan dan kesulitannya dalam belajar secara
kelompok. Dalam pembelajaran model NHT juga mengutamakan adanya
penghargaan tiap-tiap kelompok agar siswa lebih termotivasi untuk
belajar.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan siswa kelas VIII dari salah satu SMP di Sruweng pada
pembelajaran menulis paragraf berhuruf Jawa masih rendah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya dari siswa itu
sendiri maupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pemilihan
strategi atau metode pembelajaran yang tepat merupakan hal penting yang
perlu dipikirkan oleh guru agar mampu membawa siswa yang lebih aktif dan
produktif.
Selama ini strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa
kurang bervariasi, sehingga siswa menjadi jenuh dan bosan. Selain itu, siswa
juga kurang aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu
diadakannya metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi untuk dapat
menumbuhkan keaktifan siswa dan menghilangkan rasa jenuh dan bosan
dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jawa (menulis paragraf berhuruf Jawa)
sehingga kemampuan menulis paragraf berhuruf Jawa dapat meningkat.
39
Salah satu strategi atau metode yang digunakan adalah model
pembelajaran NHT. Model NHT adalah siswa diarahkan lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran, maka
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf berhuruf Jawa dapat
meningkat dan rasa jenuh serta bosan dapat hilang.
Upaya meningkatkan kemampuan menulis paragraf berhuruf Jawa
dilakukan secara bersiklus (Siklus I dan Siklus II). Tiap siklus terdiri dari
empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap observasi, tahap tindakan, dan
tahap refleksi. Untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai
dalam proses pembelajaran, hasil siklus I dan siklus II dibandingan dalam hal
pencapaian hasil kegiatan pembelajarannya. Hal tersebut digunakan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan menulis paragraf berhuruf Jawa siswa
setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan model NHT.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1. Model NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan
kemampuan menulis paragraf berhuruf Jawa siswa kelas VIII E SMP
Negeri 1 Sruweng tahun ajaran 2012/ 2013.
2. Model NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan motivasi
belajar menulis paragraf berhuruf Jawa siswa kelas VIII E SMP Negeri 1
Sruweng tahun ajaran 2012/ 2013.
40
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sruweng yang terletak di
Kecamatan Sruweng. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari, April, Mei, Juni, Juli, Agustus 2012 di kelas VIII E SMP Negeri 1
Sruweng dengan rincian waktu pelaksanaan sebagai berikut.
Tabel 3Jadwal Kegiatan Penelitian
No KeteranganBulan/ Minggu
Febr April Mei Juni Juli Agustus1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi2 Pengajuan
proposal3 Pelaksanaan
penelitian4 Pengolahan
data5 Penyusunan
laporan
B. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research), yang dibagi dalam dua siklus dengan empat tahapan, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara
berulang.Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam suatu kelas secara bersama (Arikunto dkk, 2010: 3).
40
41
Menurut Arikunto dkk (2010: 16) adapun model alur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
Gambar 1Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahap menyusun ini peneliti menentukan titik atau fokus
peristiwa yan perlu mendapatkan perhatian yang khusus untuk
diamati. Kemudian membuat instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung.
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi
Refleksi Pelaksanaan
?
42
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi racangan, yaitu
mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini pelaksana guru
harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan
dalam racangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan
perlu diperhatikan seara seksama agar singkron dengan maksud
semula.
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3 yaitu kegitan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Oleh karena itu, kepada guru pelaksanayang berstatus
sebagai pengamat agar melakukan“pengamatan balik” terhadap apa
yang terjadiketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan
pengamatan balik ini, guru pelaksanamencatat sedikit demi sedikit
apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk
perbaikan siklus berikutnya.
Tahap 4: Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untukmendiskusikan implementasi
rancangan tindakan.
43
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII E SMP Negeri
1 Sruweng tahun ajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini
diterapkan pada pokok bahasan menulis paragraf berhuruf Jawa. Karena
penelitian ini dilaksanakan di kelas sendiri diharapkan tidak mengganggu
kegiatan belajar mengajar sehingga penelitian bersifat natural atau siswa tidak
merasa sedang dijadikan subjek peneliti.
Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis paragraf
berhuruf Jawa dan motivasi belajar siswa. Kemampuan menulis paragraf
berhuruf Jawa meliputi kemampuan penulisan aksara carakan, pasangan,
sandhangan, dan penggunaan tanda baca aksara Jawa pada siswa kelas VIII E
SMP Negeri 1 Sruweng yang diterapkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Peningkatan kemampuan menulis paragraf berhuruf
Jawa berupa hasil pre test, post test I dan post test II. Motivasi belajar siswa
berupa observasi siswa dan angket refleksi sikap siswa.
D. Sumber Data dan Data
Sumber data ini digali dari dari sumber-sumber yang berupa guru dan
siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng, lokasi penelitian yaitu di SMP
Negeri 1 Sruweng Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen, dan perangkat
pembelajaran yang berupa silabus SMP.
Data dalam penelitian ini adalah keseluruhan informasi tentang
kemampuan menulis paragraf berhuruf Jawa dengan model NHT dan
motivasi siswa.
44
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes
dan non tes.
1. Instrumen tes
Menurut Suharsimi (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keteramplian,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Tes dalam instrumen ini terdiri dari satu item
pertanyaan yang diambil dari indikator pembelajaran yaitu siswa menulis
paragraf ke dalam aksara Jawa. Adapun pedoman penilaian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Nilai akhir = x 100
Aspek Penilaian sebagai berikut:
a. Aksara Jawa
b. Pasangan
c. Sandhangan
d. Tanda Baca (Pada)
Tabel 4Penilaian ketrampilan menulis paragraf berhuruf Jawa
No Rentang Nilai Kategori1 91-100 Sangat Baik2 86-90 Baik3 81-85 Sedang4 75-80 Cukup5 < 75 Kurang
45
2. Non Tes
a. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap. (Suharsimi, 2006: 156).
Observasi dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan
untuk guru dan siswa. Lembar ini berisi aktivitas guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran, pengamatan ini dilakukan dengan
memberi tanda chek list (√).
Tabel 5Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diamati Ya Tidak1 Guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa2 Guru menyampaikan materi pembelajaran atau
permasalahan kepada siswa sesuai dengan kompetensidasar yang akan dicapai
3 Guru menginformasikan tentang model NHT4 Guru membagi kelompok secara heterogen yang terdiri
dari 4-5 orang siswa dan memberi nomor pada setiap siswa5 Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama
dalam kelompok dengan memberikan LKS pada tiapkelompok
6 Guru membimbing jalannya diskusi kelompok7 Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah
satu nomor untuk menjawab8 Guru memberikan tes evaluasi secara individual kepada
siswa9 Guru memberikan penghargaan kelompok10 Guru memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran
46
Tabel 6Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek yang diamati Ya Tidak1 Siswa memperhatikan dan mengikuti pelajaran dengan baik2 Siswa melakukan tanya jawab dengan aktif3 Siswa bertanya mengenai hal yang belum paham4 Siswa berkelompok sesuai dengan ketentuan guru5 Siswa saling berdiskusi dengan kelompoknya6 Siswa bekerja sama dengan baik bersama anggota
kelompoknya7 Siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam LKS8 Siswa dapat mempelajari materi dengan model
pembelajaran yang diberikan oleh guru9 Siswa yang dipanggil nomornya oleh guru menuliskan
jawabannya di papan tulis10 Siswa mengerjakan tes evaluasi yang diberikan oleh guru
b. Angket atau Kuesioner
Menurut Suharsimi (2006: 151) kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang ia ketahui. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner
tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih. Angket yang dikembangkan mencakup unsur
kesenangan mempelajari pelajaran bahasa Jawa, pemahaman terhadap
materi yang diberikan dengan model NHT dan unsur kemauan atau
penerimaan terhadap pelajaran bahasa Jawa. Pengisian lembar angket
ini dengan memberikan tanda chek list (√).
47
Tabel 7Angket Refleksi Sikap Siswa
No Pertanyaan SS S BS TS STS1 Saya tertarik mengikuti pelajaran bahasa
Jawa2 Saya mengikuti dengan serius setiap ada
jam pelajaran bahasa Jawa3 Saya selalu mendengarkan dan
memperhatikan apabila guru sedangmenerangkan materi
4 Saya menjaga ketertiban saat pelajaranbahasa Jawa di dalam kelas
5 Saya memahami materi aksara Jawadengan model NHT
6 Saya menyukai belajar dalam kelompokNHT
7 Saya tertarik dalam melakukan diskusikelompok pada pembelajaran di kelas
8 Saya selalu aktif dalam kelompok saatmemecahkan masalah
9 Dalam diskusi kelompok, saya dan temansaya saling membantu dalam memahamimateri aksara Jawa
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh agarnilai saya dan kelompok saya bagus
11 Saya mengerjakan tes evaluasi yangdiberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh
12 Saya bangga jika nilai kelompok sayamemperoleh nilai tertinggi
13 Saya termotivasi untuk belajar denganpenghargaan kelompok yang dilakukandalam pembelajaran kooperatif
14 Saya menyukai cara guru mengajar denganmodel NHT
15 Saya berharap model ini diterapkan dalampokok bahasan lain
KeteranganSS : Sangat SetujuS : SetujuBS : Biasa SajaTS : Tidak SetujuSTS : Sangat Tidak Setuju
48
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan
teknik nontes.
1. Teknik Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa berupa
pre test dan post test. Pre test dilaksanakan sebelum pembelajaran
menulis paragraf berhuruf Jawa dengan model NHT. Untuk post test
dilakukan setiap akhir pembelajaran yaitu pada siklus I dan II.
2. Teknik Nontes
a. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Metode observasi merupakan metode yang memungkinkan peneliti
dapat mengamati dari dekat gejala pendidikan. Dalam menggunakan
metode observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau lembar pengamatan sebagai instrumen. Observasi
ini juga digunakan untuk mengetahui pengaruh model NHT terhadap
motivasi siswa. Jadi, observasi merupakan lembar pengamatan yang
diteliti oleh peneliti dengan menggunakan tanda chek list (√).
b. Angket
Angket dilakukan kepada siswa untuk diisi pada akhir siklus.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan dari siswa mengenai
model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan untuk
49
mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran. Penelitian ini
menggunakan angket tertutup, yakni angket yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal
memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Hasil angket ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh model NHT terhadap motivasi belajar
siswa.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan
data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Proses
catatan lapangan ini dilakukan setiap mengadakan penelitian, yang
mencakup semua fenomena yang teramati selama penelitian
berlangsung yang meliputi komponen ruang, pelaku, dan kegiatan
dalam setting yang berhubungan langsung dengan fokus penelitian.
Catatan lapangan untuk mengamati proses pembelajaran.
Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari
catatan selama proses pembelajaran berupa data aktivitas siswa dan
guru.
d. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui tentang kondisi
siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dokumentasi
dalam instrument non tes berupa foto-foto atau gambar selama
kegiatan penelitian berlangsung didalam kelas.
50
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif dengan
membandingkan hasil tes yang meliputi pre test, post test I, dan post test II
sebelum tindakan dengan hasil setelah tindakan. Selain itu, metode deskriptif
ini juga digunakan untuk membandingkan pengaruh model NHT terhadap
motivasi belajar siswa yang meliputi analisis hasil observasi dan hasil angket
sikap siswa.
Statistik deskriptif menurut Sugiyono (2007: 29) adalah statistik yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Pada statistik deskriptif ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian data,
dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi, grafik garis maupun batang,
diagram lingkaran, pictogram, penjelasan kelompok melalui modus, median,
mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan simpangan baku. Dalam
analisis ini, hasil tes siswa meliputi pre test, post test I dan post test II dicari
menggunakan rumus:
= ∑Keterangan:
: Mean (rata-rata)∑ : Epsilon (baca jumlah)
: Nilai x ke i sampai ke n
n : Jumlah individu
51
(Sugiyono, 2007: 49)
Rumus perhitungan dalam persen := ∑ x 100%
Keterangan:
: Mean (rata-rata)∑ : Epsilon (baca jumlah)
: Nilai x ke i sampai ke n
n : Jumlah individu
100% : dalam persen
Untuk mengetahui terdapat peningkatan hasil pembelajaran menulis
paragraf berhuruf Jawa atau tidak maka hasil nilai siklus I dibandingkan
dengan nilai siklus II. Sehingga akan diketahui peningkatan kemampuan
menulis paragraf berhuruf Jawa dengan menggunakan model NHT.
H. Teknik Validitas Instrumen
Validitas menurut Mardapi (dalam Nurgiyantoro, 2010:151)
merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil tes sesuai
dengan tujuan penggunaan tes. Proses validasi merupakan pengumpulan
bukti-bukti untuk menunjukkan dasar saintifik penafsiran skor sebagaimana
yang direncanakan.
Penelitian ini menggunakan validitas isi. Menurut Gronlunddan
Popham (dalam Nurgiyantoro, 2010:155) validitas isi adalah validitas yang
pembuktiannya berdasarkan isi (Content-Related Evidence). Validitas isi
52
adalah proses penentuan sejauh mana alat tes itu relevan dan dapat mewakili
ranah yang dimaksudkan.
I. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi
peningkatan prestasi belajar yang diperoleh siswa yang berdasarkan
perhitungan analisis statistik deskriptif kemudian dibandingkan dengan KKM
sebesar 75. Model NHT dapat dikatakan berhasil apabila nilai rerata hasil
belajar siswa memenuhi nilai KKM (≥ 75) dan dapat dikatakan belum
berhasil apabila nilai rerata hasil belajar siswa lebih kecil dari KKM.
Indikator lain yang digunakan untuk menentukan keberhasilan dari
penggunaan model NHT yaitu berupa peningkatan motivasi belajar siswa
terhadap penggunaan model NHT.
53
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sruweng
pada bulan Juli s/d Agustus 2012. Subjek penelitian adalah guru dan siswa
kelas VIII E yang terdiri dari 32 siswa. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui peningkatan kemampuan menulis paragraf berhuruf Jawa dan
motivasi siswa setelah menggunakan pembelajaran model NHT (Numbered
Head Together).
Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas pra siklus, siklus I, dan siklus
II. Paparan data yang peneliti sajikan ini diperoleh berdasarkan hasil dari tes
prestasi belajar, observasi, angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran
model NHT dan motivasi belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng
Kabupaten Kebumen, catatan lapangan, serta dokumentasi foto sebagai
pelengkap penelitian. Secara rinci deskripsi data penelitian berdasarkan
rumusan masalah yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut.
1. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Paragraf Berhuruf Jawa
dengan Model NHT
a. Data Awal (Pra Siklus)
Data mengenai kondisi awal didapatkan dari observasi awal
yang dilaksanakan peneliti pada hari Rabu, 25 Juli 2012. Rata-rata
hasil penilaian pra siklus didapat dari pembelajaran menulis paragraf
berhuruf Jawa sebelum menggunakan model NHT adalah 35,16. Rata-
53
54
rata tersebut belum memenuhi KKM yaitu sebesar 75. Masih
rendahnya prestasi belajar pada materi menulis paragraf berhuruf Jawa
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari
dan memahami konsep-konsep dari materi ini. Oleh karena itu peneliti
mencoba menerapkan model NHT (Numbered Head Together) yang
diharapkan menjadi jalan keluar dari masalah yang terjadi dalam usaha
meningkatkan keterampilan menulis paragraf berhuruf Jawa.
b. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Tahapan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dengan menggunakan
model NHT (Numbered Head Together) pada materi menulis
paragraf berhuruf Jawa, menyiapkan sarana dan media
pembelajaran yang akan digunakan, menyiapkan instrumen
penelitian, dan menyusun kelompok kooperatif
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahapan dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Kegiatan
pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi tiga proses pembelajaran
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/ penutup.
55
Kegiatan awal berupa apersepsi. Sedangkan kegiatan inti meliputi
penjelasan materi, pembagian kelompok kooperatif, dan diskusi.
Serta penutup meliputi refleksi terhadap diskusi siswa, penguatan
terhadap materi, dan tes akhir siklus.
3) Pengamatan (Observing)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
penggunaan model NHT dalam pengajaran bahasa Jawa. Pada
tahapan ini, pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas
guru, aktivitas belajar siswa, dan proses kegiatan serta perubahan
yang terjadi pada proses pembelajaran model NHT.
4) Refleksi (Reflecting)
Hasil perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan pengamatan
direfleksi. Perubahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran
siklus I diupayakan pemecahan permasalahannya dan kesulitan-
kesulitan yang terjadi waktu pelaksanaan proses pembelajaran.
Sedangkan kelebihan pada proses pembelajaran siklus I perlu
dipertahankan dan ditingkatkan. Kekurangan dan belum
berhasilnya proses pembelajaran tersebut dapat dievaluasi dan
diperbaiki pada siklus II.
c. Siklus II
Siklus II ini merupakan perbaikan dari proses pembelajaran
pada siklus I, jadi proses pembelajaran pada siklus II merupakan
refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus I.
56
1) Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Perencanaan pada siklus II meliputi menyiapkan silabus,
menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) yang dikembangkan
dengan menggunakan model NHT (Numbered Head Together)
pada materi menulis paragraf berhuruf Jawa, menyiapkan sarana
dan media pembelajaran yang akan digunakan, dan menyiapkan
instrumen penelitian.
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahapan tindakan pada siklus II sama dengan siklus I yang
kemudian diakhiri dengan tes akhir siklus.
3) Pengamatan (Observing)
Kegiatan pengamatan sama dengan siklus I berpedoman
pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta angket
tanggapan siswa. Yang diamati dalam pelaksanaan siklus II adalah
pengaruh model pembelajaran dan aktivitas guru beserta siswa
pada saat proses pembelajaran.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahapan ini seluruh kegiatan pembelajaran siklus II
dievaluasi. Peningkatan kemampuan, pengaruh model
pembelajaran, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa direfleksi
untuk menentukan peningkatan kemampuan menulis paragraf
berhuruf Jawa pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng
dengan menggunakan model NHT berhasil dilaksanakan.
57
2. Pengaruh Model NHT Terhadap Motivasi Belajar Siswa
a. Observasi Awal
Observasi awal siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng
pada saat mengikuti pelajaran bahasa Jawa terhadap motivasi belajar
masih rendah. Hal ini disebabkan kurangnya antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Kurang bervariasi model pembelajaran yang
digunakan menjadikan siswa bosan, melamun, serta asik ngobrol
sendiri dengan teman sebangku. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran
menjadi tidak kondusif dan siswa terlihat sangat pasif.
b. Siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa dan angket
refleksi sikap siswa dengan pembelajaran model NHT siklus I terhadap
motivasi belajar menunjukkan bahwa siswa sudah mulai memiliki
ketertarikan terhadap proses pembelajaran. Selain itu, juga dilakukan
observasi terhadap aktivitas guru. Hal tersebut dapat diketahui melalui
tabel berikut ini.
Tabel 8Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Ya Tidak1 Guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa 2 Guru menyampaikan materi pembelajaran atau
permasalahan kepada siswa sesuai dengan kompetensidasar yang akan dicapai
3 Guru menginformasikan tentang model NHT 4 Guru membagi kelompok secara heterogen yang terdiri
dari 4-5 orang siswa dan memberi nomor pada setiap siswa
5 Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersamadalam kelompok dengan memberikan LKS pada tiapkelompok
58
6 Guru membimbing jalannya diskusi kelompok 7 Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah
satu nomor untuk menjawab
8 Guru memberikan tes evaluasi secara individual kepadasiswa
9 Guru memberikan penghargaan kelompok 10 Guru memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran
Tabel 9Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Ya Tidak1 Siswa memperhatikan dan mengikuti pelajaran dengan baik 2 Siswa melakukan tanya jawab dengan aktif 3 Siswa bertanya mengenai hal yang belum paham 4 Siswa berkelompok sesuai dengan ketentuan guru 5 Siswa saling berdiskusi dengan kelompoknya 6 Siswa bekerja sama dengan baik bersama anggota
kelompoknya
7 Siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan permasalahanyang terdapat dalam LKS
8 Siswa dapat mempelajari materi dengan modelpembelajaran yang diberikan oleh guru
9 Siswa yang dipanggil nomornya oleh guru menuliskanjawabannya di papan tulis
10 Siswa mengerjakan tes evaluasi yang diberikan oleh guru
Tabel 10Angket Refleksi Sikap Siswa Siklus I
No Pertanyaan Siklus I (%)SS S BS TS STS
1 Saya tertarik mengikuti pelajaranbahasa Jawa
18,75 68,75 12,5 - -
2 Saya mengikuti dengan serius setiapada jam pelajaran bahasa Jawa
21,88 46,88 31,25 - -
3 Saya selalu mendengarkan danmemperhatikan apabila guru sedangmenerangkan materi
21,88 59,38 18,75 - -
4 Saya menjaga ketertiban saatpelajaran bahasa Jawa di dalam kelas
25 59,38 15,63 - -
5 Saya memahami materi aksara Jawadengan model NHT
21,88 43,75 34,38 - -
6 Saya menyukai belajar dalamkelompok NHT
18,75 53,13 28,13 - -
59
7 Saya tertarik dalam melakukandiskusi kelompok pada pembelajarandi kelas
12,5 59,38 28,13 - -
8 Saya selalu aktif dalam kelompoksaat memecahkan masalah
12,5 46,88 40,63 - -
9 Dalam diskusi kelompok, saya danteman saya saling membantu dalammemahami materi aksara Jawa
31,25 50 18,75 - -
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai saya dankelompok saya bagus
43,75 50 6,25 - -
11 Saya mengerjakan tes evaluasi yangdiberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh
31,25 53,13 15,63 - -
12 Saya bangga jika nilai kelompoksaya memperoleh nilai tertinggi
59,38 37,5 3,13 - -
13 Saya termotivasi untuk belajardengan penghargaan kelompok yangdilakukan dalam pembelajarankooperatif
- - - - -
14 Saya menyukai cara guru mengajardengan model NHT
25 59,38 15,63 - -
15 Saya berharap model ini diterapkanpada pokok bahasan lain
15,63 53,13 31,25 - -
KeteranganSS : Sangat SetujuS : SetujuBS : Biasa SajaTS : Tidak SetujuSTS : Sangat Tidak Setuju
c. Siklus II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa dan angket
refleksi sikap siswa dengan pembelajaran model NHT terhadap
motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa siswa termotivasi dengan
pembelajaran model NHT. Hal ini dibuktikan dengan respon positif
yang diberikan siswa pada proses pembelajaran. Selain itu, observasi
aktivitas guru juga dapat berlangsung optimal. Berikut ini disajikan
hasil observasi aktivitas guru, dan angket sikap siswa siklus II.
60
Tabel 11Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Ya Tidak1 Guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa 2 Guru menyampaikan materi pembelajaran atau
permasalahan kepada siswa sesuai dengan kompetensidasar yang akan dicapai
3 Guru menginformasikan tentang model NHT 4 Guru membagi kelompok secara heterogen yang terdiri
dari 4-5 orang siswa dan memberi nomor pada setiap siswa
5 Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersamadalam kelompok dengan memberikan LKS pada tiapkelompok
6 Guru membimbing jalannya diskusi kelompok 7 Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah
satu nomor untuk menjawab
8 Guru memberikan tes evaluasi secara individual kepadasiswa
9 Guru memberikan penghargaan kelompok 10 Guru memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran
Tabel 12Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Ya Tidak1 Siswa memperhatikan dan mengikuti pelajaran dengan baik 2 Siswa melakukan tanya jawab dengan aktif 3 Siswa bertanya mengenai hal yang belum paham 4 Siswa berkelompok sesuai dengan ketentuan guru 5 Siswa saling berdiskusi dengan kelompoknya 6 Siswa bekerja sama dengan baik bersama anggota
kelompoknya
7 Siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan permasalahanyang terdapat dalam LKS
8 Siswa dapat mempelajari materi dengan modelpembelajaran yang diberikan oleh guru
9 Siswa yang dipanggil nomornya oleh guru menuliskanjawabannya di papan tulis
10 Siswa mengerjakan tes evaluasi yang diberikan oleh guru
61
Tabel 13Angket Refleksi Sikap Siswa Siklus II
No Pertanyaan Siklus II (%)SS S BS TS STS
1 Saya tertarik mengikuti pelajaranbahasa Jawa
37,5 56,25 6,25 - -
2 Saya mengikuti dengan serius setiapada jam pelajaran bahasa Jawa
15,63 32,25 15,63 - -
3 Saya selalu mendengarkan danmemperhatikan apabila guru sedangmenerangkan materi
46,88 46,88 6,25 - -
4 Saya menjaga ketertiban saatpelajaran bahasa Jawa di dalam kelas
43,75 56,25 - - -
5 Saya memahami materi aksara Jawadengan model NHT
68,75 31,25 - - -
6 Saya menyukai belajar dalamkelompok NHT
46,88 53,13 - - -
7 Saya tertarik dalam melakukandiskusi kelompok pada pembelajarandi kelas
31,25 68,75 - - -
8 Saya selalu aktif dalam kelompoksaat memecahkan masalah
35,5 62,5 - - -
9 Dalam diskusi kelompok, saya danteman saya saling membantu dalammemahami materi aksara Jawa
43,75 46,88 9,38 - -
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai saya dankelompok saya bagus
53,13 46,88 - - -
11 Saya mengerjakan tes evaluasi yangdiberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh
62,5 37,5 - - -
12 Saya bangga jika nilai kelompoksaya memperoleh nilai tertinggi
62,5 37,5 - - -
13 Saya termotivasi untuk belajardengan penghargaan kelompok yangdilakukan dalam pembelajarankooperatif
46,88 46,88 6,25 - -
14 Saya menyukai cara guru mengajardengan model NHT
43,75 56,25 - - -
15 Saya berharap model ini diterapkanpada pokok bahasan lain
68,75 31,25 - - -
KeteranganSS : Sangat SetujuS : Setuju
62
BS : Biasa SajaTS : Tidak SetujuSTS : Sangat Tidak Setuju
3. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Berhuruf Jawa Pada
Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Sruweng Tahun Ajaran 2012/ 2013
setelah Memperoleh Pembelajaran Model NHT
a. Observasi Awal (Pra Siklus)
Data mengenai kondisi awal didapatkan dari observasi awal
yang dilaksanakan peneliti pada hari Rabu, 25 Juli 2012. Hasil
penilaian pra siklus didapat dari pembelajaran menulis paragraf
berhuruf Jawa sebelum menerapkan pembelajaran model NHT dengan
soal berbentuk paragraf. Adapun hasil tes pra siklus adalah sebagai
2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmadi, Kasman. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: ANDI
Darusuprapta dkk. 2002. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: YayasanPustaka Nusatama.
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faidah, Rif’an. 2011. Penerapan Metode Numbered Head Together (NHT) UntukPeningkatan Partisipasi Siswa MTs Negeri 1 Triwarno Kutowinangun TahunPelajaran 2010/ 2011. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas MuhammadiyahPurworejo, Purworejo.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende:Nusa Indah.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa BerbasisKompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Padmosoekojto, S. 1987. Wewaton. Surabaya: PT Citra Jaya Murti.
Rahayu, Nanik Dwi. 2008. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Head Together (NHT) Pada Materi Sistem Peredaran Darah.Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk MembantuMemecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, Dan Praktik.Bandung: Nusa Media.
102
103
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sunardjo, Nasuprawoto. 2009. Pembelajaran Menulis. Diakses darihttp://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-menulis pada tanggal15 Februari 2012.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif. Jakarta:Prenada Media Group.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses BelajarMengajar Yang Kreatif & Efektif. Jakarta: PT Bumi Angkasa.
Widyantini. 2008. Model Pembelajaran Matematika Dengan PendekatanKooperatif. diakses dari http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPPPembelajaran.Kooperatif.pdf/ pada tanggal 17 Desember 2011.
Wulandari, Widha Oktavia. 2011. Upaya Peningkatan Kemampuan MenulisParagraf Deskripsi Berhuruf Jawa Dengan Model Pembelajaran KooperatifTipe Team Assisted Indivualization (TAI) Pada Siswa Kelas VII A SMPNegeri 3 Purwareja Klampok Tahun Ajaran 2010/ 2011. Skripsi, tidakditerbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
104
LAMPIRAN
104
108
109
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Tujuan
Penggunaan instrumen ini untuk mengukur kevalidan isi RPP dalam
Pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf berhuruf Jawa dengan menerapkan
model NHT (Numbered Head Together) sebagai metode pembelajaran.
B. Petunjuk
1. Objek validasi adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Bapak/Ibu dimohon memberikan penilaian dengan memberi tanda rumput
(cek) pada kolom yang tersedia.
3. Makna poin validasi adalah sebagai berikut:
(1) = Tidak Valid; (2) = Kurang Valid; (3) = Cukup Valid; (4) = Valid;
(5) = Sangat Valid.
C. Penilaian
No Aspek Penilaian Poin Validitas
1. Aspek kesesuaian materi 1 2 3 4 5
a. Kesesuaian indikator dengan standarkompetensi dan kompetensi dasar.
b. Kesesuaian indikator pembelajaran dengantujuan pembelajaran
c. Kejelasan rumusan indikator
d. Kesesuaian materi dengan indikatorpembelajaran
e. Kemenarikan penyajian materi
2. Aspek keakuratan bahasa
a. Penggunaan bahasa yang komunikatif
b. Ketepatan ejaan dengan aturan EYD
3. Aspek penggunaan waktu
110
a. Kesesuaian alokasi waktu yang ditetapkan
b. Ketetapan rincian waktu untuk tiap tahappembelajaran
4. Penutup
a. Melaksanakan proses penyimpulan secaramenyeluruh terhadap pembelajaran padasetiap pertemuan
Mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam
berbagai jenis karangan menggunakan ragam bahasa Jawa sesuai unggah-
ungguh dan menulis kalimat berhuruf Jawa.
B. Kompetensi Dasar.
Menulis paragraf berhuruf Jawa 5-7 kalimat.
C. Indikator.
1. Mampu menuliskan aksara carakan.
2. Mampu menuliskan kata dengan aksara carakan.
3. Mampu menuliskan kata dengan sandhangan dan pasangan.
4. Mampu menuliskan kalimat dengan aksara Jawa.
5. Mampu menuliskan paragraf dengan aksara Jawa.
D. Tujuan Pembelajaran.
1. Menuliskan aksara carakan.
2. Menuliskan kata dengan aksara carakan.
3. Menuliskan kata dengan sandhangan dan pasangan.
4. Menuliskan kalimat dengan aksara Jawa.
5. Menuliskan paragraf dengan aksara Jawa.
E. Karakter Siswa yang diharapkan.
1. Bertanggung jawab.
2. Percaya diri.
Lampiran 6
118
3. Kreatif.
4. Kerja keras.
5. Pantang menyerah.
F. Materi Pembelajaran.
Huruf Jawa
Huruf Jawa disebut Dentawyanjana (denta = untu, wyanjana = aksara), jadi
dentawyanjana artinya aksara untu, yaitu abjad yang digunakan di dalam
ejaan bahasa Jawa yang terdiri atas dua puluh aksara pokok yang bersifat
silabik (bersifat kesukukataan).
1. Wujud Aksara Jawa
Ha na ca ra ka da ta sa wa la
Pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
2. Wujud Pasangan Aksara Jawa
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Ha na ca ra ka da ta sa wa la
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
3. Wujud Sandhangan Aksara Jawa
JenengeSandhangan
UnineSandhangan
WujudeSandhangan Katrangan
Wulu i ... SandhanganSwara
Suku u ... SandhanganSwara
Taling é SandhanganSwara
Pepet ê ... SandhanganSwara
119
Taling tarung o ... SandhanganSwara
Layar r ... SandhanganSigeg
Wignyan h SandhanganSigeg
Cecak ng ... SandhanganSigeg
Adeg-adeg kanggo miwitiukara
SandhanganPratandha
Pada lingsa koma (,) SandhanganPratandha
Pada lungsi titik (.) SandhanganPratandha
Pangkon paten/ koma (,) SandhanganPanyigeg/ paten
Pada pangkat titik (.) SandhanganPratandha
Pengkal -ya SandhanganWiyanjana
Cakra -ra ... SandhanganWiyanjana
Keret -rê ... SandhanganWiyanjana
G. Metode Pembelajaran.
1. Konvensional.
2. Tanya jawab.
H. Langkah Pembelajaran.
1. Pendahuluan (5 menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan salam.
b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan memotivasi siswa.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
a) Siswa memperhatikan informasi menulis paragraf berhuruf Jawa.
b) Siswa mendengarkan informasi yang diberi oleh guru.
Elaborasi
a) Guru memberi materi berupa paragraf, melalui lembar kerja.
120
b) Guru menjelaskan agar siswa dapat menuliskan paragraf tersebut ke
dalam huruf Jawa.
c) Setelah selesai, pekerjaan ditindaklanjuti dengan koreksi, dibahas
bersama atau dilanjutkan dengan presentasi di depan kelas.
Konfirmasi
a) Siswa menanggapi tentang penggunaan huruf Jawa dan menulis
paragraf berhuruf Jawa.
b) Siswa mengamati tata cara menulis huruf Jawa.
3. Penutup (5 menit)
a) Guru dan siswa melakukan refleksi bersama terhadap pekerjaan
kelompok lain.
b) Guru menginformasikan rencana pertemuan berikutnya.
c) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
I. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku Sinau Basa Jawa SMP/ MTs Kelas VIII
2. Bahan diskusi kelompok
3. Tes/ kuis individual
J. Penilaian.
Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai praktek menulis paragraf
berhuruf Jawa dari kuis individual.
Teknik : Tes
Bentuk Instrumen : Uraian.
Contoh Instrumen :
Ana ratu jênêngé Sindurêja. Duwé pêpénginan dadi ratu sing bisa lêstari.Ora ana kang ganggu gawé. Duwé patih kang sêtya arané Sidapaksa. Supayapêpénginan mau kalêksanan kudu ana sranané yaiku golék kêmbang kang duwékasiyat ing Gunung Ijén.
121
Pedoman penilaian sebagai berikut:
Nilai akhir = x 100
Aspek Penilaian sebagai berikut:
a. Aksara Jawa
b. Pasangan
c. Sandhangan
d. Tanda Baca (Pada)
Kebumen, 20 Juli 2012
122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 2
A. Standar Kompetensi.
Mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam
berbagai jenis karangan menggunakan ragam bahasa Jawa sesuai unggah-
ungguh dan menulis kalimat berhuruf Jawa.
B. Kompetensi Dasar.
Menulis paragraf berhuruf Jawa 5-7 kalimat.
C. Indikator.
1. Mampu menuliskan aksara carakan.
2. Mampu menuliskan kata dengan aksara carakan.
3. Mampu menuliskan kata dengan sandhangan dan pasangan.
4. Mampu menuliskan kalimat dengan aksara Jawa.
5. Mampu menuliskan paragraf dengan aksara Jawa.
D. Tujuan Pembelajaran.
1. Menuliskan aksara carakan.
2. Menuliskan kata dengan aksara carakan.
3. Menuliskan kata dengan sandhangan dan pasangan.
4. Menuliskan kalimat dengan aksara Jawa.
5. Menuliskan paragraf dengan aksara Jawa.
E. Karakter Siswa yang diharapkan.
1. Bertanggung jawab.
2. Percaya diri.
123
3. Kreatif.
4. Kerja keras.
5. Pantang menyerah.
F. Materi Pembelajaran.
Huruf Jawa
Huruf Jawa disebut Dentawyanjana (denta = untu, wyanjana = aksara), jadi
dentawyanjana artinya aksara untu, yaitu abjad yang digunakan di dalam
ejaan bahasa Jawa yang terdiri atas dua puluh aksara pokok yang bersifat
silabik (bersifat kesukukataan).
1. Wujud Aksara Jawa
Ha na ca ra ka da ta sa wa la
Pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
2. Wujud Pasangan Aksara Jawa
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Ha na ca ra ka da ta sa wa la
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
3. Wujud Sandhangan Aksara Jawa
JenengeSandhangan
UnineSandhangan
WujudeSandhangan Katrangan
Wulu i ... SandhanganSwara
Suku u ... SandhanganSwara
Taling é SandhanganSwara
124
Pepet ê ... SandhanganSwara
Taling tarung o ... SandhanganSwara
Layar r ... SandhanganSigeg
Wignyan h SandhanganSigeg
Cecak ng ... SandhanganSigeg
Adeg-adeg kanggo miwitiukara
SandhanganPratandha
Pada lingsa koma (,) SandhanganPratandha
Pada lungsi titik (.) SandhanganPratandha
Pangkon paten/ koma (,) SandhanganPanyigeg/ paten
Pada pangkat titik (.) SandhanganPratandha
Pengkal -ya SandhanganWiyanjana
Cakra -ra ... SandhanganWiyanjana
Keret -rê ... SandhanganWiyanjana
G. Metode Pembelajaran.
1. Model NHT
2. Diskusi Kelompok.
3. Tanya jawab.
H. Langkah Pembelajaran.
1. Pendahuluan (5 menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan salam.
b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan memotivasi siswa.
c) Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
125
2. Kegiatan inti (50 menit)
Fase 1: Persiapan
Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada
siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. (eksplorasi)
Fase 2: Penomoran
a) Guru menginformasikan pengelompokan siswa, setiap kelompok
terdiri dari 4 siswa yang dibentuk berdasarkan kemampuan prestasi
sebelumya. (eksplorasi)
b) Guru memberikan nomor antara 1 sampai 4 kepada setiap anggota
kelompok. (eksplorasi)
Fase 3: Mengajukan Permasalahan
a) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap anggota
kelompok. (eksplorasi)
b) Guru mengajukan suatu permasalahan yang ada dalam lembar kerja
siswa. (eksplorasi)
Fase 4: Berpikir Bersama
a) Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada dalam LKS dan
memastikan tiap anggota dalam kelompok mengetahui solusi dari
permasalahan yang ada. (elaborasi)
b) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan
seperlunya. (eksplorasi)
Fase 5: Menjawab
a) Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya. (eksplorasi)
b) Siswa yang nomornya disebut menuliskan hasil diskusinya untuk
seluruh kelas sebagai wakil kelompok. (elaborasi)
Fase 6: Memberi Kesimpulan
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,
dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (eksplorasi)
126
Fase 7: Tes/ Kuis
a) Guru memberikan tes/ kuis kepada siswa secara individual.
(konfirmasi)
b) Guru mengawasi jalannya tes. (eksplorasi)
Fase 8: Penghargaan Kelompok
Guru memberikan penghargaan pada masing-masing kelompok
dengan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna. (eksplorasi)
3. Penutup (5 menit)
a) Guru menunjuk salah satu siswa secara acak untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan
tugas secara individual dan kelompok dalam proses pembelajaran.
b) Guru menginformasikan rencana pertemuan berikutnya.
c) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
I. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku Sinau Basa Jawa SMP/ MTs Kelas VIII
2. Bahan diskusi kelompok
3. Tes/ kuis individual
J. Penilaian.
Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai praktek menulis paragraf
berhuruf Jawa dari kuis individual.
Teknik : Tes
Bentuk Instrumen : Uraian.
Contoh Instrumen :
Nalika Sêkolah
Nalika isih sêkolah aku akéh dolan. Mula yén ulangan aku gragapan.
Kapêksa aku ngêpék. Cilakané ya mêsthi konangan.
127
Pedoman penilaian sebagai berikut:
Nilai akhir = x 100
Aspek Penilaian sebagai berikut:
a. Aksara Jawa
b. Pasangan
c. Sandhangan
d. Tanda Baca (Pada)
Kebumen, 20 Juli 2012
128
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SRUWENG
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 3
A. Standar Kompetensi.
Mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam
berbagai jenis karangan menggunakan ragam bahasa Jawa sesuai unggah-
ungguh dan menulis kalimat berhuruf Jawa.
B. Kompetensi Dasar.
Menulis paragraf berhuruf Jawa 5-7 kalimat.
C. Indikator.
1. Mampu menuliskan aksara carakan.
2. Mampu menuliskan kata dengan aksara carakan.
3. Mampu menuliskan kata dengan sandhangan dan pasangan.
4. Mampu menuliskan kalimat dengan aksara Jawa.
5. Mampu menuliskan paragraf dengan aksara Jawa.
D. Tujuan Pembelajaran.
1. Menuliskan aksara carakan.
2. Menuliskan kata dengan aksara carakan.
3. Menuliskan kata dengan sandhangan dan pasangan.
4. Menuliskan kalimat dengan aksara Jawa.
5. Menuliskan paragraf dengan aksara Jawa.
E. Karakter Siswa yang diharapkan.
1. Bertanggung jawab.
2. Percaya diri.
129
3. Kreatif.
4. Kerja keras.
5. Pantang menyerah.
F. Materi Pembelajaran.
Huruf Jawa
Huruf Jawa disebut Dentawyanjana (denta = untu, wyanjana = aksara), jadi
dentawyanjana artinya aksara untu, yaitu abjad yang digunakan di dalam
ejaan bahasa Jawa yang terdiri atas dua puluh aksara pokok yang bersifat
silabik (bersifat kesukukataan).
1. Wujud Aksara Jawa
Ha na ca ra ka da ta sa wa la
Pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
2. Wujud Pasangan Aksara Jawa
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Ha na ca ra ka da ta sa wa la
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
3. Wujud Sandhangan Aksara Jawa
JenengeSandhangan
UnineSandhangan
WujudeSandhangan Katrangan
Wulu i ... SandhanganSwara
Suku u ... SandhanganSwara
Taling é SandhanganSwara
130
Pepet ê ... SandhanganSwara
Taling tarung o ... SandhanganSwara
Layar r ... SandhanganSigeg
Wignyan h SandhanganSigeg
Cecak ng ... SandhanganSigeg
Adeg-adeg kanggo miwitiukara
SandhanganPratandha
Pada lingsa koma (,) SandhanganPratandha
Pada lungsi titik (.) SandhanganPratandha
Pangkon paten/ koma (,) SandhanganPanyigeg/ paten
Pada pangkat titik (.) SandhanganPratandha
Pengkal -ya SandhanganWiyanjana
Cakra -ra ... SandhanganWiyanjana
Keret -rê ... SandhanganWiyanjana
G. Metode Pembelajaran.
1. Model NHT
2. Diskusi Kelompok.
3. Tanya jawab.
H. Langkah Pembelajaran.
1. Pendahuluan (5 menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan salam.
b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan memotivasi siswa.
c) Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
131
2. Kegiatan inti (70 menit)
Fase 1: Persiapan
Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada
siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. (eksplorasi)
Fase 2: Penomoran
a) Guru menginformasikan pengelompokan siswa, setiap kelompok
terdiri dari 4 siswa yang dibentuk berdasarkan kemampuan prestasi
sebelumya. (eksplorasi)
b) Guru memberikan nomor antara 1 sampai 4 kepada setiap anggota
kelompok. (eksplorasi)
Fase 3: Mengajukan Permasalahan
a) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap anggota
kelompok. (eksplorasi)
b) Guru mengajukan suatu permasalahan yang ada dalam lembar kerja
siswa. (eksplorasi)
Fase 4: Berpikir Bersama
a) Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada dalam LKS dan
memastikan tiap anggota dalam kelompok mengetahui solusi dari
permasalahan yang ada. (elaborasi)
b) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan
seperlunya. (eksplorasi)
Fase 5: Menjawab
a) Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya. (eksplorasi)
b) Siswa yang nomornya disebut menuliskan hasil diskusinya untuk
seluruh kelas sebagai wakil kelompok. (elaborasi)
Fase 6: Memberi Kesimpulan
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,
dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (eksplorasi)
132
Fase 7: Tes/ Kuis
a) Guru memberikan tes/ kuis kepada siswa secara individual.
(konfirmasi)
b) Guru mengawasi jalannya tes. (eksplorasi)
Fase 8: Penghargaan Kelompok
Guru memberikan penghargaan pada masing-masing kelompok
dengan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna. (eksplorasi)
3. Penutup (5 menit)
a) Guru menginformsikan rencana pertemuan berikutnya.
b) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
I. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku Sinau Basa Jawa SMP/ MTs Kelas VIII
2. Bahan diskusi kelompok
3. Tes/ kuis individual
J. Penilaian.
Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai praktek menulis paragraf
berhuruf Jawa dari kuis individual.
Teknik : Tes
Bentuk Instrumen : Uraian.
Contoh Instrumen :
Lanthing
Lanthing iku kagawé saka pohung. Jajanan asli saka kutha Kêbumén.
Rasané pirang-pirang lan murah rêgané. Kayata rasa kéju, bawang, lan jagung.
133
Pedoman penilaian sebagai berikut:
Nilai akhir = x 100
Aspek Penilaian sebagai berikut:
a. Aksara Jawa
b. Pasangan
c. Sandhangan
d. Tanda Baca (Pada)
Kebumen, 20 Juli 2012
134
DAFTAR SISWA KELAS VIII E
No Jenis KelL/ P Nama
1 P Ade Lia Utami2 P Agustina Tri Marliana3 L Akhmad Zulkhani4 P Almira Umi Kulsum5 P Anggun Widi Asmara6 L Dafit Munawar7 P Desi Kurniasari8 P Devi Yanti P.9 P Dwi Retno Apriliana Putri10 P Felia Novianti11 L Fiqri Nur Arizal12 L Hermawan13 P Hilda Revina Smith14 L Ibnu Fajar Setia Budi15 L Ikhtiyarri N.16 L Khamim Rofiki17 L Khanifan18 L Lukman Hakim19 L Megi Pritama20 L M. Rianto21 L M. Arif S.22 P Muliawati C.D.23 L Novikha Rovik Agung M.24 P Nur Aini Rahmawati25 P Nur Alif M.26 P Rahmah Indah Lestari27 L Rosyid Abdullah28 L Refita D.A.29 L Saeful Fatah30 L Su’ban Faozi31 P Upi Sulistianingsih32 P Vitri Puspasari
Lampiran 7
135
PEMBENTUKAN KELOMPOK
Kemampuan No Nama Ranking Kelompok
Tinggi
1 Agustina Tri Marliana 1 Werkudara2 Ade Lia Utami 2 Puntadewa3 Khamim Rofiki 3 Janaka4 Nur Alif M. 4 Nakula5 Nur Aini R. 5 Sadewa6 Almira Umi K. 6 Dewi Kunthi7 Dwi Retno A. 7 Srikandi8 M. Rianto 8 Setyawati
Sedang
9 Anggun Widi Asmara 9 Setyawati10 Felia Novianti 10 Srikandi11 Rahmah Indah Lestari 11 Dewi Kunthi12 Lukman Hakim 12 Sadewa13 Desy Kurniasari 13 Nakula14 Dafit Munawar 14 Janaka15 Su’ban Faozi 15 Puntadewa16 Fiqri Nur Arizal 16 Werkudara17 Muliawati C.D. 17 Werkudara18 Akhmad Zulkhani 18 Puntadewa19 Hermawan 19 Janaka20 Vitri Puspasari 20 Nakula21 Megi Pritama 21 Sadewa22 M. Arif S. 22 Dewi Kunthi23 Rosyid Abdullah 23 Srikandi24 Upi Sulistianingsih 24 Setyawati
Rendah
25 Devi Yanti P. 25 Setyawati26 Ikhtiyarri N. 26 Srikandi27 Refita D.A. 27 Dewi Kunthi28 Saeful Fatah 28 Sadewa29 Khanifan 29 Nakula30 Ibnu Fajar Setia Budi 30 Janaka31 Novikha Rovik Agung M. 31 Puntadewa32 Hilda Revina Smith 32 Werkudara
Lampiran 8
136
SOAL – SOAL
1. Pra Siklus
Ana ratu jênêngé Sindurêja. Duwé pêpénginan dadi ratu sing bisa
lêstari. Ora ana kang ganggu gawé. Duwé patih kang sêtya arané Sidapaksa.
Supaya pêpénginan mau kalêksanan kudu ana sranané yaiku golék kêmbang
kang duwé kasiyat ing Gunung Ijén.
2. Siklus I
Nalika Sêkolah
Nalika isih sêkolah aku akéh dolan. Mula yén ulangan aku gragapan.
Kapêksa aku ngêpék. Cilakané ya mêsthi konangan.
3. Siklus II
Lanthing
Lanthing iku kagawé saka pohung. Jajanan asli saka kutha Kêbumén.
Rasané pirang-pirang lan murah rêgané. Kayata rasa kéju, bawang, lan
jagung.
4. Diskusi 1
Kutha Sêmarang
Kutha Sêmarang mapan ing tanah Jawa. Kalêbu kutha ing propinsi
Jawa Têngah. Yén nyawang Sêmarang éndah bangêt. Amarga katon lampu
kapal pating krêlip.
5. Diskusi 2
Macan Karo Kucing
Nalika macan karo kucing tésih rukun. Golék pangan uga barêng.
Uripé padha ayêm têntrêm. Nanging iku kabéh namung crita dongéng.
Lampiran 9
137
KUNCI JAWABAN
1. Pra Siklus
2. Siklus I
3. Siklus II
4. Diskusi 1
Lampiran 10
138
5. Diskusi 2
139
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Tindakan Guru Siklus I Ket. Siklus II Ket.Ya Tidak Ya Tidak1 Guru memberikan
apersepsi danmemotivasi siswa
Mengantarkansiswa padamateri yang akandisampaikan danmengkondisikansiswa siapmengikutipelajaran sertamemberikanmotivasi kepadasiswa