1 UPAYA PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MEMBUAT DOKUMEN PENGOLAH ANGKA DENGAN VARIASI TEKS, TABEL, GRAFIK, GAMBAR DAN DIAGRAM MELALUI MODEL PENILAIAN BERBASIS PORTOFOLIO (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan oleh: SUMI’AT S810108316 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
174
Embed
UPAYA PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MEMBUAT …/Upaya... · 1 UPAYA PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MEMBUAT DOKUMEN PENGOLAH ANGKA DENGAN VARIASI TEKS, TABEL, GRAFIK, ... BERBASIS PORTOFOLIO
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
UPAYA PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MEMBUAT DOKUMEN
PENGOLAH ANGKA DENGAN VARIASI TEKS, TABEL, GRAFIK,
GAMBAR DAN DIAGRAM MELALUI MODEL PENILAIAN
BERBASIS PORTOFOLIO
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten
Kudus)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
oleh:
SUMI’AT
S810108316
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2
2009
Upaya pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan
variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram melalui model penilaian berbasis
portofolio (penelitian tindakan kelas di kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog
Kabupaten Kudus)
Disusun oleh:
Sumi’at
S810108316
Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing
Pada Tanggal: .......................................
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. Prof. Dr. Sri Yutmini,
M.Pd.
NIP.130367766 NIP.130259809
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
NIP.130367766
UPAYA PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MEMBUAT DOKUMEN
3
PENGOLAH ANGKA DENGAN VARIASI TEKS, TABEL, GRAFIK,
GAMBAR DAN DIAGRAM MELALUI MODEL PENILAIAN
BERBASIS PORTOFOLIO
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten
Kudus)
Disusun oleh:
Sumi’at
S 810108316
Telah Disetujui oleh Tim Penguji
Pada Tanggal:
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Prof. Dr. Syamsi Haryanto, M.Pd. .......................
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. .......................
Anggota Penguji: 1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. ........................
2. Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. ........................
Surakarta,
Mengetahui Ketua Program Studi
Direktur PPs UNS, Teknologi Pendidikan
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
NIP. 131472192 NIP.130367766
MOTTO
4
1. Silahkan kamu hidup dengan polah tingkah sesukamu, tetapi ketahuilah
bahwa sesungguhnya kamu akan mati (H.R. Bukhori).
2. Apabila kita diam, maka diam adalah emas dan apabila kita berbicara,
maka berbicara adalah mutiara (SBY, Presiden RI).
3. Carilah Jeneng Untuk Mendapatkan Jenang, Jangan Mengejar Jenang
Karena Anda Akan Kehilangan Jeneng. (Prof. Mungin)
PERSEMBAHAN
5
Teriring rasa syukur peneliti kehadirat Allah SWT, karya ini dipersembahkan
kepada:
1. Ayah dan Bunda Tercinta, Bpk Achmadi (Alm) dan Ibu Masrupah
(Almh), terima kasih atas dukungan do’a dan perjuangan semasa
hidupmu demi masa depanku.
2. Istriku Tercinta, Dyah Ayu Suryanti, S.Pd. Ekop., dan Anakku
Tersayang, Luthfi Yahya, yang penuh pengertian dan telah memberikan
dorongan serta semangat belajarku.
3. Bpk/Ibu Dosen Pembimbing, atas dorongan dan kesabarannya telah
membimbing hingga terselesaikannya tesis ini.
4. Rekan-rekan, serta semua saja yang telah memberi nuansa bagi
kehidupan penulis.
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
6
Nama : Sumi’at
NIM : S810108316
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul Upaya Pencapaian
Kompetensi Dasar Membuat Dokumen Pengolah Angka Dengan Variasi Teks, Tabel,
Grafik, Gambar Dan Diagram Melalui Model Penilaian Berbasis Portofolio
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Xi.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus)
adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis
tersebut.
Surakarta, Mei 2009.
Yang membuat pernyataan,
S u m i ’ a t
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, atas limpahan Rahmat, Nikmat dan HidayahNya kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
7
Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini secara tulus penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Program
Pascasarjana UNS Surakarta.
2. Direktur Program Pascasarjana (PPs) UNS Surakarta beserta staf yang
telah memberikan ijin dan dukungan demi terlaksananya penelitian dalam
rangka penulisan tesis ini.
3. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan
Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada
penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini.
4. Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian sehingga tesis ini
dapat terselesaikan.
5. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus, yang
telah memberikan ijin penelitian kepada penulis dalam rangka penulisan
tesis.
6. Drs. Sujiyanto, S.IP,M.Si., Kepala SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten
Kudus beserta dewan gurudan staf serta para siswa khususnya kelas
XI.IPS.1 yang telah memberikan kesempatan dan segala fasilitas yang
diperlukan dalam penelitian sampai terselesikannya tesis ini.
7. Faeruza Isna, S.Si, teman sejawat guru mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus
yang telah bersedia menjadi kolaborator dalam penelitian ini.
record), dan laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan
belajar.
Berdasar hasil tes kemampuan awal yang dilakukan oleh peneliti
diperoleh data 47 % siswa tidak mencapai KKM dan hasil perbincangan dengan
teman sejawat diperoleh faktor-faktor penyebabnya, akhirnya peneliti dan teman
sejawat memperoleh jalan keluar dengan cara menggunakan model penilian
berbasis portofolio.
Masalah tersebut diatas merupakan masalah yang mendesak untuk segera
diatasi. Model penilaian berbasis portofolio diprediksi dapat digunakan untuk
melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa secara komprehensif terhadap
segala aspek peserta didik yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
Menurut Eric Digest (2000), "Portofolios are used in various professions together
typical...; art students assamble a portfolio for an art class..". Portofolio
merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil belajarnya. Portofolio, selain
sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan
pemahaman siswa serta memberikan gambaran mengenai sikap dan minat siswa
terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat menunjukkan pencapaian atau
peningkatan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran (Stiggins, 1994: 20).
Penerapan model penilaian berbasis portofolio juga diprediksi lebih
efektif diterapkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dikembangkan sebagai suatu
pengetahuan ilmiah yang dinamis dengan pengembangan teori dan praktek yang
didasarkan pada perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap waktu selalu
25
berkembang. Teknologi Informasi dan Komunikasi pada dasarnya adalah
pengetahuan tentang perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan
faktor manusia (brainware) sebagai komponen-komponen utama pada proses
kerja komputer.
Dari uraian tersebut diatas ditegaskan bahwa prestasi belajar berkaitan
dengan kualitas proses pembelajaran dan penilaian yang diselenggarakan.
Berdasarkan analisis ini maka peneliti dan teman sejawat terdorong untuk
menemukan cara mengatasi adanya berbagai kelemahan pelaksanaan penilaian
dengan terapi penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) tentang
upaya pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan
variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram melalui model penilaian berbasis
portofolio.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
Menurut Dasim Budimansyah (2002:106) Indikator model penilaian
berbasis portofolio bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajar
siswa yang meliputi: 1) Hasil ulangan harian; 2) Tugas-tugas terstruktur; 3)
Catatan perilaku harian; 4) Laporan kegiatan siswa.
Siswa dikatakan berhasil mencapai kompetensi dasar membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram pada mata
26
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas XI semester genap tahun
pelajaran 2008/2009 di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus apabila rata-rata
hasil ulangan harian mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65
(enam puluh lima), tugas-tugas terstruktur dikerjakan sesuai target waktu yang
ditentukan, perilaku harian siswa sangat mendukung tercapainya kompetetensi
dasar dan aktif mengikuti kegiatan di luar sekolah yang menunjang kegiatan
belajar.
Dengan penelitian tindakan kelas guru akan memperoleh manfaat praktis,
yaitu ia dapat mengetahui secara jelas masalah-masalah yang ada di kelasnya, dan
bagaimana cara mengatasi masalah itu (Modul Pelatihan Terintegrasi, PTK
2004:6). Senada dengan itu menurut Supardi (2008:102) dengan melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pendidik dapat memperbaiki praktek-praktek
pembelajaran dan penilaian sehingga lebih efektif.
B. Identifikasi Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan dimuka, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Meskipun pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sudah
berlangsung mulai tahun 2006 namun ternyata masih banyak pendidik dan
masyarakat yang kurang memahami tentang KTSP maupun
implementasinya di sekolah, khususnya dalam pengembangan model
pembelajaran dan penilaian yang efektif dalam suatu satuan pendidikan.
27
2. Penilaian bukan hanya menaksir sesuatu secara parsial, melainkan harus
menaksir sesuatu secara menyeluruh yang meliputi proses, hasil
pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan yang dicapai warga belajar.
3. Dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi siswa kelas
XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus semester genap (2)
tahun pelajaran 2008/2009 dituntut menguasai salah satu kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik,
gambar dan diagram melalui sistem penilaian yang lebih komprehensif
yang mempertimbangkan segala aspek dari siswa dan dilakukan secara
berkala dan berkesinambungan.
4. Hasil tes kemampuan awal diperoleh data 21 siswa dari jumlah 45 siswa
(47 %) kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus belum
mencapai Kompetensi Dasar membuat dokumen pengolah angka dengan
variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram.
C. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
telah diuraikan di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
” Apakah dengan menggunakan model penilaian berbasis portofolio akan dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka
dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram siswa kelas XI.IPS.1
semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun pelajaran
28
2008/2009 mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat pencapaian kompetensi
penuh mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam
puluh lima) secara klasikal 100% dari jumlah siswa keseluruhan?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat disampaikan tujuan
penelitian, yaitu: ”Untuk meningkatkan pencapaian kompetensi dasar membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
siswa kelas XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus
tahun pelajaran 2008/2009 mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat
pencapaian kompetensi penuh mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 65 (enam puluh lima) secara klasikal 100% dari jumlah siswa
keseluruhan melalui model penilaian berbasis portofolio”
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat untuk:
a. Melengkapi teori-toeri penilaian yang menunjang mata pelajaran
Teknologi Informasi dan komunikasi.
b. Dipakai guru sebagai landasan konseptual pemahaman materi tentang
penilaian.
c. Dipakai guru sebagai landasan dalam pelaksanaan penilaian yang
komprehensif secara berkala dan berkesinambungan.
29
2. Manfaat secara praktis
a. Siswa
Dapat memberikan penilaian kepada siswa yang komprehensif secara berkala
dan berkesinambungan.
b. Guru
Dapat memberikan manfaat bagi guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
di SMA untuk memperluas pengetahuan dan pemahamannya terhadap
penilaian yang komprehensif secara berkala dan berkesinambungan.
c. Peneliti
Dapat memberikan temuan yang akurat tentang model penilaian mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas XI.IPS.1 Semester
Genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus dan dapat menerapkan
model penilaian berbasis portofolio.
d. Lembaga Pembinaan Pendidikan Menengah.
Dapat memberikan umpan balik dan ditindaklanjuti oleh lembaga-lembaga
terkait dalam pembinaan dan pengembangan pendidikan menengah.
30
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Hakekat Penilaian
Menurut Worthen dan Sanders (1987:22-23) dalam buku aslinya:
Instructional Technology: The Definition and Domains of Fiels, yang
diterjemahkan oleh Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc (1994:59) dalam buku:
Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya (Barbara B. Seels, University
of Pittsburgh dan Rita C. Richey, Wayne State Universitiy,
Penilaian merupakan penentuan nilai dari suatu barang. Dalam pendidikan, hal itu berarti penentuan secara formal mengenai kualitas, efektivitas atau nilai dari suatu program, produk, proyek, proses, tujuan, atau kurikulum. Penilaian menggunakan metode inkuiri dan pertimbangan, termasuk: (1) penentuan standar untuk mempertimbangkan kualitas, dan menentukan apakah standar tersebut harus bersifat relatif atau absolut; (2) pengumpulan informasi, dan (3) menerapkan penggunaan standar untuk menentukan kualitas.
Seperti terlihat pada konsep dasar kata ”penilaian”, kunci konsep
tersebut adalah terletak pada penentuan ”nilai”. Bahwa kegiatan tersebut
dilakukan secara teliti, akurat, dan sistematis merupakan urusan bersama antar
evaluator dan klien.
Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan
belajar (Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, 1994:59). Penilaian sebagai
sebuah proses harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, tidak
dilakukan secara sesaat dan parsial.
12
31
Menurut Asmawi Zaenul dkk (2001:8) penilaian adalah suatu proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun
non tes. Jadi maksud penilaian adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu.
Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi
lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh
sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program.
Secara garis besar penilaian dapat dibagi menjadi dua, yaitu penilaian formatif
dan penilaian sumatif. Penilaian formatif dilakukan dengan maksud memantau
sejauh manakah suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana
direncanakan. Sedangkan penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pengkuliah ke
unit berikutnya.
Samsi Haryanto (2003:4) dalam pelaksanaan program jenis apapun,
kegiatan evaluasi merupakan satu kegiatan yang penting atau bahkan pokok,
setidaknya sama penting atau sama pokoknya dengan kegiatan lainnya. Oleh
sebab itu, tidak boleh diabaikan, apalagi ditinggalkan. Namun sayang, tidak
semua orang (pelaksana program) menyadari hal itu. Akibatnya kegiatan
evaluasi terabaikan atau tersepelekan.
Fenomena yang muncul sebagai manifestasi hal ini ialah disediakannya
waktu yang sempit, SDM yang kurang memadai, dana yang kecil bagi kegiatan
evaluasi tersebut dalam penyusunan keseluruhan perencanaan program. Tidak
jarang, bahkan kegiatan evaluasi itu sendiri tidak tercantum dalam perencanaan
32
program tersebut. Dalam program pembelajaran, evaluasi pembelajaran sangat
penting dilakukan untuk mengetahui keberhasilan belajar. Ada banyak jenis
evaluasi pembelajaran selama ini kita kenal, seperti evaluasi formatif (untuk
mengetahui kemajuan belajar), evaluasi diagnostik (untuk mengetahui kesulitan
belajar), dan evaluasi sumatif (untuk mengetahui penguasaan atau mastery pada
akhir pembelajaran).
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Depdiknas, 2008:3).
Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu
bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir
pembelajaran. Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya,
hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang
ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang
ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta
didik belum mencapai standar, ia harus mengikuti program remedial/perbaikan
sehingga mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan. Penilaian merupakan
bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik
untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan
kemampuannya.
33
Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan
penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional.
Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses
pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu
indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang
dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok
ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan.
Ada tiga istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan
untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu:
a. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu
gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi
berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta
didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran bisa menggunakan
tes atau non tes.
b. Penilaian (assessment) adalah istilah umum mencakup semua metode yang
biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta
didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan
pencapaian belajar peserta didik. Instrumen penilian peserta didik dapat
berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal untuk
menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat
berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara,
tugas rumah dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan
34
menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh
infromasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
c. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat
atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Evaluasi
memerlukan data hasil pengukuran dan infromasi hasil penilian yang
memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat,
keterampilan dan sebagainya. Oleh karena itu dalam kegiatan evaluasi,
alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang
ingin diperoleh.
Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat bertahap (herarkis),
maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran,
kemudian penilaian dan terakhir evaluasi.
2. Hakekat Model Penilaian Berbasis Portofolio
a. Pengertian Model Penilaian Berbasis Portofolio
Istilah penilaian atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
evaluation atau assessment, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang
bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran. Pada akhir suatu program
pendidikan, pengajaran, ataupun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian.
Tujuannya untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran
ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Angka atau
nilai tertentu bisanya dijadikan patokan (passing grade) untuk menentukan
penguasaan program tersebut.
35
Selama ini orang lebih mengenal istilah portofolio dalam lapangan
pemerintahan yakni digunakan untuk menyebut salah satu jabatan hukum, yaitu
menteri yang tidak memimpin departemen. Dalam Bahasa Inggris dikenal istilah
Minister Without Portofolio artinya adalah menteri yang tidak memimpin
departemen atau menteri negara. Dalam lapangan pendidikan dan pengajaran
seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan istilah portofolio
mulai banyak digunakan dan dipelajari.
Menurut ERIC Digest (2000), ”Portofolios are used in various
professions together typical...; art students assamble a portofolio for an art
class..”. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil
belajarnya. Portofolio, selain sangat bermanfaat dalam memberikan informasi
mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta memberikan informasi
mengenai sikap dan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat
menunjukkan pencapaian atau peningkatan yang diperoleh siswa dari proses
pembelajaran (Stiggins, 1994:20).
Melalui model pembelajaran portofolio, selain diupayakan dapat
membangkitkan minat siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan
pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif serta diiringi
suatu sikap tanggungjawab.
Portofolio diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu
proses sosial perdagangan maupun sebagai adjective. Sebagai wujud benda fisik
portofolio itu adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan
peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel, misalnya hasil test awal (pre-
(anecdotal record) dan laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang
kegiatan belajar.
38
Semua indikator proses dan hasil belajar siswa itu ternyata terdapat
dalam catatan atau dokumen, yang terdiri dari:
1) Hasil ulangan harian dan ulangan umum biasanya dicatat dalam buku nilai
siswa.
2) Tugas-tugas terstruktur biasanya dikumpulkan oleh guru dan disimpan
dalam sebuah map atau loker khusus untuk tugas-tugas siswa.
3) Catatan perilaku harian para siswa biasanya tersimpan pada buku khusus
yang disebut catatan anekdot.
4) Laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar,
biasanya dikumpulkan pada guru dan selanjutnya didokumentasikan.
Kesimpulannya adalah bahwa semua indikator proses dan hasil belajar
siswa itu tercatat dan didokumentasikan dalam suatu bundel (portofolio). Baru
pada saat guru akan menentukan nilai rapor semua catatan dan dokumen tadi
dianalisis untuk membuat kesimpulan nilai rapor setiap siswa.
Oleh karena kesimpulan penilaian siswa ditentukan berdasarkan semua
indikator proses dan hasil belajar yang tersimpan dalam catatan atau bundel
dokumen (portofolio), maka sistem penilaian demikian dikenal dengan nama
Model Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment).
Dengan demikian model penilaian berbasis portofolio adalah suatu usaha
untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan
pengetahuan , sikap dan ketrampilan peserta didik yang bersumber dari catatan
dan dokumentasi pengalaman belajarnya.
39
Adapun indikator penilaian berbasis portofolio terangkum dengan jelas
pada diagram 01 berikut ini.
Diagram 01: Indikator penilaian berbasis portofolio (Dasim Budimansyah,
2002: 106)
INDIKATOR
ULANGAN
HARIAN
TUGAS-TUGAS TERSTRUKTUR
CATATAN PERILAKU
HARIAN
KESIMPULAN
PENILAIAN
LAPORAN KEGIATAN
SISWA
40
b. Landasan Pemikiran Model Penilaian Berbasis Portofolio.
Sebagai suatu inovasi, model penilaian berbasis portofolio dilandasi
oleh beberapa landasan pemikiran sebagai berikut :
1). Membelajarkan kembali (Re-edukasi)
Menurut cara berfikir yang baru, menilai itu bukan memvonis siswa
dengan harga mati, lulus atau gagal. Menilai adalah mencari informasi tentang
pengalaman belajar peserta didik dan informasi tersebut dipergunakan sebagai
balikan (feed back) untuk membelajarkan mereka kembali.
Apabila dalam beberapa kali ulangan seorang siswa memperoleh nilai
yang buruk, guru hendaknya tidak langsung memvonisnya sebagai siswa bodoh
dan tidak berkemampuan. Ia hendaknya mencari informasi dari indikator lain,
misalnya memperhatikan catatan perilaku harian anak tersebut dalam anekdot,
apakah memang ia merupakan siswa yang buruk perilaku belajarnya atau
bagaimana. Disamping itu, ia pun hendaknya membuka dokumen tugas-tugas
terstruktur dari siswa yang bersangkutan, apakah buruknya nilai yang diperoleh
itu karena tidak mengerjakan tugas terstruktur dengan baik. Terakhir, mengenai
laporan kegiatan siswa di luar sekolah pun perlu dicermati, apakah siswa yang
bersangkutan itu melaporkan aktivitasnya di luar sekolah yang menunjang
belajar atau tidak.
Setelah semua dokumen diperiksa, guru harus membuat kesimpulan
mengapa siswa tadi memperoleh nilai jelek dalam ulangan. Maka apabila
berdasarkan data-data yang ada siswa tadi termasuk buruk perilaku belajarnya,
41
misalnya dalam catatan anekdot diperoleh data bahwa yang bersangkutan tidak
serius dalam mengikuti pelajaran bahkan terkesan main-main, tugas-tugas
terstruktur dikerjakan asal menggugurkan kewajiban saja, dan tidak meiliki
aktivitas di luar sekolah yang menunjang keberhasilannya belajar; maka sudah
cukup bukti bahwa nilai buruk dalam ulangan itu akibat dari perilaku belajarnya
yang buruk. Selaku guru yang memiliki cara berfikir yang baru dalam
assessment, maka tindakan yang perlu dilakukan agar di masa mendatang siswa
tadi memperoleh nilai yang lebih baik, adalah dengan cara memperhatikan
perilaku belajarnya. Inilah makna manilai adalah membelajarkan kembali (re-
edukasi).
2). Merefleksi Pengalaman Belajar.
Merupakan suatu gagasan yang baik apabila penilaian dijadikan media
untuk merefleksi (bercermin) pada pengalaman yang telah siswa miliki dan
kegiatan yang telah mereka selesaikan. Refleksi pengalaman belajar merupakan
satu cara untuk belajar, menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan
untuk meningkatkan kinerja.
Berdasarkan hasil penilaian, bagi para siswa telah terjadi proses refleksi
dengan titik bidik terjadinya penyadaran untuk menghindari kesalahan di masa
yang akan datang dan untuk meningkatkan (bertambah kaya) wawasan
pengetahuannya serta untuk meningkatkan kinerja. Sedangkan bagi para guru
telah terjadi proses refleksi dengan sasaran terjadinya penyadaran akan tugas
profesi keguruan, yakni membelajarkan para siswa agar mereka bertambah kaya
42
wawasan pengetahuannya, meningkat kematangan sikapnya dan semakin mahir
segala ketrampilan yang dikuasainya. Logika sederhananya adalah siswa belajar
dan guru membelajarkan. Oleh karena itu kinerja siswa berkorelasi dengan
kinerja guru.
c. Prinsip Dasar Model Penilaian Berbasis Portofolio
Model Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment)
mengacu pada sejumlah prinsip dasar penilaian. Prinsip-prinsip dasar penilaian
dimaskud adalah:
1). Prinsip Penilaian Proses dan Hasil
Model penilaian berbasis portofolio menerapkan prinsip penilaian proses
dan hasil sekaligus. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan
perilaku harian atau catatan anekdot mengenai sikapnya dalam belajar, antusias
tidaknya dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Aspek lain dari penilaian
proses misalnya menilai tugas-tugas terstruktur yang diberikan guru. Apakah
tugas-tugas tersebut dikerjakan dengan baik, tidak asal jadi. Apakah untuk
mengerjakan tugs-tugas tersebut ia mempelajari lebih banyak sumber bacaan,
dan sebagainya. Terakhir penilaian proses dapat dilakukan terhadap laporan
aktivitas siswa di luar sekolah. Apakah ia memiliki aktivitas yang menunjang
kegiatan belajar atau malah sebaliknya hampir seluruh waktunya di luar sekolah
itu dibuang percuma atau paling untung hanya dipergunakan untuk bermain-
main saja.
43
2). Model Penilaian Berkala dan Sinambung
Model penilaian berbasis portofolio menerapkan prinsip penilaian
berkala. Dalam menilai hasil misalnya, secara berkala setiap selesai satu satuan
pelajaran diadakan ulangan atau tes formatif dan setiap akhir catur wulan atau
semester diadakan ulangan umum. Demikian pula halnya dalam menilai proses,
tugas terstruktur sebagai tagihan misalnya, diberikan setiap satu satuan
pelajaran, catatan anekdot secara berkala direkap setiap minggu, dan laporan
aktivitas siswa diluar sekolah secara berkala direkap setiap bulan.
Model Penilaian Berbasis Portofolio juga menerapkan prinsip penilaian
sinambung. Hal ini terlihat dari adanya kontinuitas penilaian, baik penilaian
hasil maupun proses tidak boleh ada yang terputus. Ulangan formatif misalnya
harus dilakukan secara sinambung dari mulai ulangan formatif 1,2,3 dan
seterusnya hingga diakhiri oleh ulangan umum. Tugas-tugas terstruktur pun
harus diberikan secara berkelanjutan dari tugas 1,2,3 dasn seterusnya. Catatan
anekdot harus direkap sejak catatan anekdot minggu ke 1,2,3 dan seterusnya.
Terakhir laporan aktivitas siswa di luar sekolah pun perlu direkap secara
kontinue dari mulai laporan bulan 1,2,3 dan seterusnya. Dengan demikian
prinsip utamanya adalah adanya kontinuitas, agar informasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan pngalaman belajar siswa dapat terpantau.
3). Prinsip Penilaian Yang Adil.
Penilaian yang baik hendaknya memperhatikan kondisi dan perbedaan-
perbedaan individual (individual differences). Model penilaian berbasis
44
portofolio memperhatikan prinsip penilaian yang adil. Semua indikator
penilaian, baik dalam menilai hasil maupun proses diperhitungkan dan masing-
masing diberi bobot, sehingga hasil penilaian benar-benar menggambarkan
prosesnya. Dengan demikian jika seorang siswa memiliki pengalaman belajar
yang baik, dalam pengertian prosesnya ditempuh secara baik, maka ia akan
memiliki harapan yang besar untuk berhasil dengan baik.
4). Prinsip Penilaian Implikasi Sosial Belajar.
Belajar itu hendaknya melahirkan implikasi sosial, yakni pengaruh
proses dan hasil belajar bagi kehidupan orang lain. Dengan demikian belajar itu
bukan sekedar memperoleh nilai yang baik ataupun lulus ujian, melainkan harus
berimplikasi lebih luas pada ranah sikap dan ketrampilan. Oleh karena itu model
penilaian berbasis portofolio tidak terbatas pada menilai kemampuan kognitif
semata-mata, akan tetapi menilai juga kemampuan-kemampuan yang lain,
termasuk di dalamnya menilai implikasi sosial belajar. Mengapa siswa diminta
melaporkan aktivitasnya di luar sekolah? Mengapa siswa diamati perilaku
hariannya? Mengapa mereka dituntut mengerjakan tugas-tugas terstruktur?
Maksudnya tiada lain adalah untuk memperkaya pengalaman belajar mereka.
Sebab pengalaman belajar itulah yang secara fungsional mereka perlukan di
kehidupan nyata (real life) kelak. Untuk dapat berkiprah dalam sistem kehidupan
nyata atau Real Life System diperlukan sejumlah perbekalan, bukan hanya nilai
atau selembar ijazah.
Real Life System (RLS) dimana-mana secara nyata bergerak dan berubah
45
secara luas dan cepat, lagi pula makin mengglobal. Proses itu menghadapkan
individu, organisasi-organisasi dan alam, bukan saja ke dalam suatu keteraturan
dan kerjasama, melainkan juga sekaligus ke dalam perlombaan dalam
keunggulan, kompleksitas dan kesemrawutan. Proses kehidupan setiap RLS
semakin sering dihadapkan pada apa yang dikenal dengan the edge of order and
chaos, dan dituntut untuk memilih second curve! (Sanusi, 1998:88) Itulah
sebabnya, sistem penilaian multidimensi yang berbasis portofolio semakin
penting keberadaannya dan siapa tahu menjadi semacam second curve!
3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
a. Pengertian Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Untuk memantau perkembangan mutu pendidikan diperlukan standar
kompetensi. Standar kompetensi dapat didefinisikan sebagai pernyataan tentang
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta
tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata
pelajaran (Center for Civics Education, 1997:2).
Standar kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan dasar
pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. Standar kompetensi juga
merupakan fokus dari penilaian, sehingga proses pengembangan kurikulum adalah
fokus dari penilaian, meskipun kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen
pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan
bahwa peserta didik yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan
ketrampilan awal.
46
Dengan demikian standar kompetensi diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam:
a. Melakukan suatu tugas atau pekerjaan
b. Mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan
c. Melakukan respon dan reaksi yang tepat bila ada penyimpangan dari
rancangan semula.
d. Melaksanakan tugas dan pekerjaan dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
Penyusunan standar kompetensi suatu jenjang atau tingkat pendidikan
merupakan usaha untuk membuat suatu sistem sekolah menjadi otonom, mandiri
dan responsif terhadap keputusan kebijakan daerah dan nasional. Standar
kompetensi yang telah ditetapkan berlaku secara nasional, namun cara mencapai
standar tersebut diserahkan pada kreasi masing-masing wilayah.
b. Penentuan Standar Kompetensi Mata Pelajaran.
Kompetensi merupakan kebulatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan atau ditampilkan oleh peserta didik
sebagai hasil belajar (Depdiknas, 2008:12). Sesuai dengan pengertian tersebut,
maka standar kompetensi adalah standar kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik untuk menunjukkan bahwa hasil mempelajari mata pelajaran tertentu berupa
penguasaan atas pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu telah dicapai.
Langkah-langkah menganalisis dan mengurutkan standar kompetensi
adalah sebagai berikut:
1) Menganalisis standar kompetensi menjadi beberapa komponen kompetensi
47
dasar.
2) Mengurutkan kompetesnsi dasar sesuai dengan keterkaitan baik secara
prosedur maupun hierarkis.
Dick & Carey (1978:25) membedakan dua pendekatan pokok dalam
analisis dan urutan standar kometensi disamping pendekatan ketiga yakni
gabungan antara kedua pendekatan pokok tersebut. Dua pendekatan dimaksud
adalah pendekatan prosedural dan pendekatan hierarkis (berjenjang).
Pendekatan Prosedural (Procedural approach) dipakai bila standar
kompetensi yang harus dikuasai berupa serangkaian langkah-langkah secara urut
dalam mengerjakan suatu tugas pembelajaran, seperti terlihat pada diagram 02
berikut ini:
Diagram 02: Pendekatan Prosedural
Pendekatan Hierarkis menunjukkan hubungan yang bersifat subordinatif
antara beberapa standar kompetensi yang ingin dicapai. Dengan demikian ada
yang mendahului dan ada yang kemudian. Standar kompetensi yang mendahului
merupakan prasyarat bagi standar kompetensii berikutnya. Lebih jelasnya seperti
terlihat pada diagram 03 berikut ini:
1
2
3
48
Diagram 03: Pendekatan hierarkis
3
1
2
3
49
Kompetensi Dasar adalah kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang
harus dimiliki lulusan; kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau
ditampilkan oleh peserta didik untuk standar kompetensi tertentu dari suatu mata
pelajaran.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kompetensi dasar adalah sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu mata pelajaran
(Depdiknas, 2008:2). Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan dan/atau bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
c. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Salah satu prinsip penilaian pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk
50
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan
Minimal. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah tingkat pencapaian
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik per mata pelajaran.
Peserta didik yang belum mencapai nilai KKM dikatakan belum tuntas.
Adapun tujuan penetapan KKM adalah:
1) Menetukan target kompetensi yang harus dicapai siswa.
2) Patokan / acuan / dasar menentukan kompeten atau tidak kompetennya
peserta didik.
Sedangkan manfaat penetapan KKM adalah:
1) Sekolah / guru / peserta didik memiliki patokan yang jelas dalam
menentukan ketuntasan
2) Adanya keseragaman batas ketuntasan setiap mata pelajaran pada kelas
paralel.
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) perlu mempertimbangkan
beberapa ketentuan sebagai berikut:
1) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang
dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan tau kuantitatif.
2) Penetapan KKM dilakukan melalui ketuntasan minimal pada setiap
indikator dengan mempertimbangkan kompleksitas, daya dukung dan
intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi.
3) KKM setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari
indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut.
51
4) KKM setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM
setiap KD yang terdapat dalam SK tersebut.
5) KKM setiap mata pelajaran merupakan rata-rata KKM Standar
Kompetensi (SK) yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, yang dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB/Rapor) peserta didik.
6) Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat
soal-soal ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester
maupun ulangan akhir semester.
7) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.
Adapun mekanisme/langkah-langkah penetapan KKM adalah seperti
terlihat pada diagram 04 sebagai berikut:
Diagram 04: Langkah-langkah penetapan KKM
KKM INDIKATOR
KKM KD
KKM SK
KKM MP
52
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh Tim MGMP
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas XI semester genap
tahun pelajaran 2008/2009 di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus adalah
sebesar 65 (enam puluh lima). Artinya siswa dinyatakan mencapai kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik,
gambar dan diagram apabila telah memperoleh nilai minimal sama dengan atau
lebih besar dari nilai KKM yang telah ditentukan tersebut.
4. Hakekat Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi.
a. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengertian teknologi sendiri sangat luas. Menurut Ellul (1967:XXV)
dalam Yusuf Hadimiarso (2004:75) teknologi diartikan sebagai keseluruhan
metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap
bidang kegiatan manusia. Gary J.Anglin (1991:07) mendefinisikan teknologi
sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan pengetahuan lain secara bersistem dan
mensistem untuk memecahkan masalah.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
berarti bagi penerimanya. Komunikasi adalah proses pengiriman informasi kepada
seseorang atau lembaga lain, biasanya menggunakan bahasa
(http://en.wikipedia.org/wiki/communication, diakses Desember 2008). The
International Commission for the Study of Communication Problem (1980)
menekankan pengertian komunikasi sebagai proses dalam mempertukarkan berita,
data, pendapat dan pesan antara perorangan dan masyarakat, secara nasional
maupun internasional.
53
Kurikulum 2004 mengemukakan teknologi informasi dan komunikasi
mempunyai pengertian dari dua aspek yaitu; 1). teknologi informasi dan
2).teknologi komunikasi namun merupakan padanan yang memiliki pengertian
luas dan tidak terpisahkan. Teknologi informasi dan komunikasi diartikan sebagai
segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan
pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu (2003:07).
Pengertian ini senada dengan ensiklopedi yang mendefinisikan teknologi
infromasi dan komunikasi sebagai segala sesuau yang terkait dengan teknologi
dan aspek-aspek lain dalam pengelolaan dan pemrosesan informasi dan
komunikasi terkadang disebut dengan teknologi informasi, dikaitkan dengan
perangkat keras dan perangkat lunak komputer untuk memanipulasi, menyimpan,
melindungi, memproses, meindahkan dan melacak informasi.
Menurut Syampurna (2000:03) arah dan kecenderungan teknologi
infromasi saat ini lebih pada pemanfaatan teknologi komputer dan teknologi
terkait dalam mengintegrasikan suatu data, gambar, grafik dan suara sehingga
menghasilkan infromasi secara komprehensif. Informasi tersebut akan
dipindahkan melalui suatu jaringan (networking) ke tempat lainnya dan
menghasilkan keluaran (output) yang sama.
Roger (1991:17) menyatakan:
”Information technology (IT for short) is the use of modern tehcnology to aid the capture, processing, storage and retrieval, and communication of information, wheter in the form of numerical data, text, sound or image”. (Teknologi informasi adalah penggunaan teknologi modern yang mempermudah untuk mendapatkan, memproses, menyimpan, melacak dan mengkomunikasikan informasi baik dalam bentuk angka, teks, suara maupun gambar).
54
Djunaedi (1996:07) mengatakan teknologi informasi dapat diartikan
sebagai perangkat keras (H), perangkat lunak (S), gabungan keduanya (H/S), dan
jaringan komunikasi (N). Menurut Zorkoczy (1988 : 08) teknologi informasi
merupakan teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan,
mengolah serta menyebarkan informasi. Informasi ini menyangkut empat
kategori, yaitu (1) Numeric, brupa angka, (2). Audio, berupa suara, (3) Teks,
berupa tulisan dan (4), Citra, berupa gambar dan satir (image).
Dari beberapa pendapat teknologi informasi dan komunikasi dapat
diartikan sebagai teknologi komputer dan komunikasi meliputi hardware,
software, gabungan keduanya dan jaringan yang dipergunakan untuk menyimpan,
menghasilkan, mengolah dan menyebarluaskan informasi baik berupa angka,
audio, teks maupun gambar.
Teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi alat bantu (computer
Assisted Learning) yang sangat efektif bagi seseorang, sebuah institusi atau
sebuah negara apabila bertumpu pada kekuatan otaknya dan bukan pada
kekuasaan, jabatan, kekayaan dan kekuatan otot semata. Teknologi informasi (TI)
pada kebijakan nasional menjadi kunci dalam dua hal yaitu efisiensi proses dan
memenangkan kompetisi. Alat bantu teknologi informasi dan komunikasi akan
mendorong efisiensi proses bagi siapapun yang dapat menggunakannya dengan
tepat. Namun teknologi informasi dan komunikasi tidak ada artinya kalau kualitas
dan budaya SDM dibelakanya kurang baik.
Kemauan politik Gus Dur dan Yahya Muhaimin untuk menyatakan 40%
tenaga kerja harus berpendidikan tinggi secara taktis diimplementasikan dengan
55
memasukkan TIK sebagai kurikulum wajib mulai dari Sekolah dasar sampai
Sekolah Menengah Atas. Kebijakan ini tentunya dapat menjadi dasar untuk
memperkuat otak bangsa dan memenangkan kompetisi di era globalisasi. Artinya
teknologi informasi dan komunikasi bisa diintegrasikan menjadi mata pelajaran.
Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran bisa dimanfaaatkan
untuk mendukung efektifitas pembelajaran dalam mata pelajaran apapun.
Menurut Depdiknas (2005:72) beragam kemungkinan ditawarkan oleh
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
diantaranya (1). Untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional
guru, (2). Sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, (3). Sebagai alat bantu
interaksi pembelajaran dan (4). Sebagai wadah pembelajaran.
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Mata Pelajaran.
Penggunaan taknologi informasi dan komunikasi biasanya tidak lepas dari
penggunaan komputer sebagai salah satu perangkat teknologi informasi paling
populer. Menurut Sharon E. Smaldino, et.al., (2005:110) dalam domain
pengajaran secara umum ada empat jenis dari penerapan komputer sebagai obyek
pengajaran, sebagai alat pembelajaran dan sebagai cara untuk mengajarkan
berfikir kritis.
Selain itu ada 2 bentuk penerapan teknologi komputer dalam pembelajaran
dikenal dengan pengajaran berbantuan komputer (Computer Assisted
Insruction/CAI) dan komputer dimanfaatkan untuk pengelolan pengajaran
(Computer Manage Instruction/CMI).
56
Teknologi informasi dan komunikasi juga bisa menjadi obyek yang
dipelajari artinya dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum dan dijadikan sebagai
mata pelajaran tertentu. Menurut Deryn Watson (2001:262) dalam papernya
informastion an communications tchnology: policy and practices, esensi
penggunaan komputer dalam bidang pendidikan telah menciptakan beberapa
dilema yang mendasar. Salah satu masalah utama adanya dikotomi apakah
teknologi dan ketrampilan atau teknologi informasi sebagai alat utamanya
dipergunakan untuk belajar dalam mata pelajaran lain. Kemudian asal
pertengahan tahun 1970 Richard Hooper dalam Justin Dillon dan Meg Maguire
(2001:263) menyatakan ada perbedaan antara mengajar orang dengan komputer
dan mengajar orang mengenai komputer. Perbedaan ini memunculkan dua arah
yang berbeda penekanan antara paedagogis dan logika vokasional murni. Bentuk
pertama lebih mengarah kepada pengunaan teknologi informasi yang terwakili
komputer sebagai alat bantu belajar (Computer Assisted Learning) untuk mata
pelajaran lain sedangkan yang kedua lebih memposisikan komputer sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri.
Dari dua pandangan bisa disimpulkan bahwa menjadi sangat penting para
pebelajar saat ini memiliki dasar pengetahuan mengenai teknologi informasi
sekaligus mampu menggunakannya secara efektif saat ini dan masa akan datang.
c. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA
Khusus untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di
SMA pemerintah telah menerbitkan dokumen kurikulum mata pelajaran
57
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang menjadikan TIK sebagai mata
pelajaran wajib pada setiap jenjang sekolah dasar dan menengah. Dokumen ini
diterbitkan dalam kurikulum 2004 yang kemudian ditindaklanjuti melalui
kurikulum tahun 2006 yang intinya agar dapat dipergunakan sebagai pedoman,
hanya kewenangan yang lebih luas ada pada kurikulum 2006. Sejak
pemberlakuannya setiap sekolah yang menyelenggarkan mata pelajaran TIK
mulai mempersiapkan kurikulum masing-masing dengan berpedoman kepada
dokumen kurikulum yang telah diterbitkan.
Sampai saat ini proses pengembangan kurikulum terus dilakukan oleh
masing-masing sekolah. Pengembangan ini akan semakin leluasa seiring
diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana setiap
sekolah berhak mengembangkan kurikulumnya sendiri sehingga setiap sekolah
akan memiliki model kurikulum yang berbeda karena perbedaan pendekatan
dalam pengembangan yang dipergunakan akan memberikan tekanan dan fokus
yang berbeda pula. Pada perjalannya kurikulum juga akan terus mengalami
perubahan dan penyempurnaan dari waktu ke waktu karena tuntutan dan
kebutuhan setiap aspek kehidupan yang terus berkembang khususnya menyangkut
teknologi.
Secara khusus dalam mata pelajaran TIK pengorganisasian materinya
mulai SD sampai dengan SMA bisa dilihat dalam tabel 01 sebagai berikut:
58
Tabel 01: Pengorganisasian Materi Dalam Mata Pelajaran TIK
Kelas I-VI (SD)
Kelas VII-IX (SMP)
Kelas X –XII (SMA)
Jenjang
Materi Pokok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Teknologi Informasi dan Komunikasi Umum
v v v v v V
Aplikasi, Multimedia spesifik v v v v v V
Pengolahan gambar v v v v v V
Pengolah kata v v v v v V
Lembar kerja v v v v V
Pemanfaatan data base v v v V
Pemograman v v V
Pemanfaatan, internet, e-mail, web v v v v
Bahan kajian teknologi informasi dan komunikasi di jenjang SD sebagian
besar difokuskan pada kegiatan brsifat apresiatif dan aplikatif, sedikit kegiatan
produktif dan evaluatif. Pada jenjang SMP difokuskan pada kegiatan bersifat
aplikatif dan produktif juga sedikit apresiatif dan evaluatif. Pada tingkat SMA
difokuskan kepada kegiatan produktif, analisis dan evaluatif sesuai perkembangan
jiwa dan cara berfikir pada tingkat pra universitas (Depdiknas, 2003: 14). Terlihat
secara jelas pada kurikulum mata pelajaran TIK muatan materi masih
menekankan kepada aspek kemampuan berpikir apresiatif, analisis dan evaluatif
tidak sekedar aspek produktif. Secara khusus di tingkat SMA (klas X- XII) masih
menekankan kemampuan yang bersifat analisis dan evaluatif.
59
Secara lebih jelas dalam dokumen kurikulum tercantum standar
kompetensi lintas kurikulum yang merupakan kecakapan untuk belajar sepanjang
hayat sebagai akumulasi kemampuan setelah seseorang mempelajari berbagai
kompetensi dasar yang dirumuskan.
DEPDIKNAS (2004:3) Standar kompetensi adalah batas dan arah
kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu. Sesuai dengan pengertian
tersebut, standar kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil dari mempelajari
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Untuk mata pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi di SMA klas XI semester genap tahun pelajaran 2008/2009, telah
dirumuskan dua standar kompetensi sebagai berikut:
1. Menggunakan Internet untuk keperluan informasi dan komunikasi.
2. Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menghasilkan
informasi.
Salah satu kompetensi dasar dari standar kompetensi menggunakan
perangkat lunak pengolah angka untuk menghasilkan informasi adalah membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram.
Adapun indikator dari kompetensi dasar tersebut adalah meliputi: 1)
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks; 2) membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi tabel; 3) membuat dokumen pengolah angka
dengan variasi grafik; 4) membuat dokumen pengolah angka dengan variasi
gambar; 5) membuat dokumen pengolah angka dengan variasi diagram.
60
Pengembangan silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip
yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut,
maka silabus dan sistem penilaian Teknologi Informasi dan Komunikasi dimulai
dengan identifikasi, kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraian
materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian yang meliputi jenis
tagihan, bentuk instrumen dan contoh instrumen serta alokasi waktu dan sumber /
bahan / alat.
Silabus dan sistem penilaian tersebut dapat berfungsi untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan
balik, melakukan perbaikan, motivasi guru agar mengajar lebih baik dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi
adalah : valid, mendidik. berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka,
berkesinambungan menyeluruh dan bermakna.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian Arief Mangkoesapoetra
Arief Mangkoesapoetra, Guru SMA Negeri 21 Bandung dalam
penelitiannya yang berjudul ”Model Pembelajaran Portofolio : Sebuah Tinjauan
Kritis” dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dalam
penelitian ini mengkaji tentang model pembelajaran portofolio-metode
pemecahan masalah- dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai potensi
61
kebermaknaan siswa, baik berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik siswa, terutama pembinaan tatanan nilai, yaitu kepemimpinan diri
pada siswa. Model ini sangat potensial dalam meningkatkan motivasi atau
semangat belajar siswa, dengan tujuan agar siswa menjadi A Good Young
Citizenship yang berkualitas sebagai warga negara yang cerdas, kreatif,
partisipatif, prospektif, dan bertanggung jawab.
Penggunaan model pembelajaran portofolio dalam pembelajaran PKn
berimplikasi luas terhadap khasanah piranti professional guru sebagai seorang
fasilitator, director-motivator, mediator, rekonstruktor pembelajaran bagi siswa,
dalam upaya mengembangkan dan membekali sejumlah keterampilan dan
wawasan life skill kewarganegaraan siswa, yaitu : civic life, civic skill, civic
participation, yang wajib dimiliki oleh setiap insan, agar siswa dapat hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Kerelevanan penelitian ini adalah mengkaji tentang model pembelajaran
dan model penilaian yang sama-sama berbasis portofolio. Adapun perbedaannya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief Mangkoesapoutra, adalah peneliti
mengkaji tentang model penilaian berbasis portofolio sedangkan Arief
Mangkoesapoutra mengkaji tentang model pembelajaran berbasis portofolio.
2. Penelitian Sugiyarti
Sugiyarti dalam penelitiannya berjudul: ”Pengaruh Sistem Pembelajaran
Bermodul dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Komputer Di Sekolah
Menengah Kejuruan” menyimpulkan bahwa secara keseluruhan prestasi belajar
62
komputer pada kelompok siswa yang belajar dengan sistem pembelajaran
bermodul, hasilnya lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang belajar
dengan sistem pembelajaran konvensional.
Kesesuaian dengan penelitian ini adalah mengkaji tentang pengaruh sistem
pembelajaran bermodul dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar komputer.
Hal ini sesuai dengan pencapaian kompetensi dasar dalam mata pelajaran
Teknologi Informasi Komunikasi. Adapun perbedaannya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sugiyarti, adalah Sugiyarti meneliti tentang pengaruh sistem
pembelajaran bermodul dan motivasi belajar terhadap presatasi belajar komputer
di SMK, sedangkan peneliti mengkaji tentang upaya pencapaian kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan
diagram melalui model penilian berbasis portofolio dalam mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA.
3. Penelitian Priyatmi
Priyatmi dalam penelitiannya berjudul ”Peningkatan Minat dan
Ketrampilan Menulis Siswa Dengan Pendekatan Kontekstual” menyimpulkan
bahwa setelah dilakukan tindakan diperoleh simpulan bahwa penerapan
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Peningkatan keterampilan menulis siswa dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran yang menyenangkan. Siswa secara aktif terlibat dalam
pembelajaran. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan
saling mengoreksi.
63
Kesesuaian dengan penelitian ini adalah bahwa Priyatmi dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) diuraikan penghargaan terhadap
pengalaman siswa sangat diutamakan. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara:
proses bekerja, hasil karya, penampilan, tes. Dalam hal ini guru menerapkan tujuh
komponen pendekatan kontekstual, yaitu konstruktivisme, inquiri, bertanya,
masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. Hal ini
sesuai dengan model penilaian berbasis portofolio yang merupakan suatu usaha
untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan
dokumentasi pengalaman belajarnya.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diatas, akhirnya dapat
dikemukakan kerangka berfikir dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai
berikut:
Hasil tes kemampuan awal dan pengamatan guru sebagai peneliti
menunjukkan bahwa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kudus tahun pelajaran
2008/2009 merupakan kelas yang paling banyak dijumpai siswa yang belum
kompeten dan berperilaku belajar kurang baik. Disamping itu model penilaian
guru masih konvensional artinya penilaian yang dilakukan oleh guru hanya
menggunakan tes obyektif yang hanya untuk mengukur kemampuan kognitif
64
melalui ulangan harian (tes formatif), ulangan akhir periode (tes sumatif) dan
latihan dengan memanfaatkan media LKS. Dengan system penilaian seperti itu
pelaksanaan penilaian terhadap siswa dilakukan sesaat dan parsial.
Padahal siswa dinyatakan kompeten apabila siswa telah menguasai
kompetensi dasar yang ada dalam standar kompetensi suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram, yang
terdapat pada standar kompetensi mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi kelas XI semester genap tahun 2008/2009 dengan nilai KKM sebesar
65 (enam puluh lima).
Masalah tersebut diatas merupakan masalah yang mendesak untuk segera
diatasi. Oleh karena itu dengan menyadari adanya berbagai kelemahan
pelaksanaan penilaian yang dilakukan sesaat dan parsial tersebut, peneliti dan
teman sejawat sepakat perlu dikembangkan sistem penilaian yang lebih
komprehensif yang mempertimbangkan segala aspek dari peserta didik dan
dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Misalnya untuk menentukan
nilai rapor siswa, seorang guru menyimpulkannya dari rata-rata ulangan harian,
record), dan laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan
belajar.
Model penilaian berbasis portofolio diprediksi dapat digunakan untuk
melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa secara komprehensif terhadap
segala aspek peserta didik yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
65
Penerapan model penilaian berbasis portofolio juga diprediksi lebih efektif
diterapkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Materi
Teknologi Informasi dan Komunikasi dikembangkan sebagai suatu pengetahuan
ilmiah yang dinamis dengan pengembangan teori dan praktek yang didasarkan
pada perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap waktu selalu berkembang.
Model penilaian berbasis portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan , sikap
dan ketrampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi
pengalaman belajarnya. Penilaian siswa ditentukan berdasarkan semua indikator
proses dan hasil belajar yang tersimpan dalam catatan atau bundel dokumen
(portofolio), maka sistem penilaian demikian dikenal dengan nama Model
Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment).
Melalui model penilaian berbasis portofolio setelah dilaksanakan
pembelajaran dan penilaian tindakan diharapkan siswa kelas XI.IPS. 1 SMA
Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus dapat mencapai hasil belajar maksimal atau
tingkat pencapaian kompetensi penuh mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 65 (enam puluh lima) secara klasikal 100 % dari jumlah siswa
keseluruhan sebanyak 45 siswa. Artinya seluruh siswa kelas XI.IPS. 1 SMA
Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus telah berhasil mencapai kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan
diagram dengan sekurang-kurangnya memperoleh nilai KKM sebesar 65 (enam
puluh lima), sebagaimana diagram berikut:
66
Diagram 05: Kerangka berfikir:
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berfikir diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah :
”Melalui model penilaian berbasis portofolio dapat meningkatkan pencapaian
kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel,
grafik, gambar dan diagram siswa kelas XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri
1 Gebog Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2008/2009 mencapai hasil belajar
maksimal atau tingkat pencapaian kompetensi penuh mencapai nilai Kritetia
Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima) secara klasikal 100%
dari jumlah siswa keseluruhan”
Hasil Tes Kemampuan Awal Dan Perilaku Belajar Siswa Kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2008/2009 Tidak Mencapai KKM
Dilakukan Upaya Pencapaian Kompetensi Dasar
Sekurang-Kurangnya Memperoleh Nilai KKM Sebesar 65 (Enam Puluh Lima)
Melalui Model Penilaian Berbasis Portofolio Diduga Dapat
Mencapai Kompetensi Penuh Nilai KKM Sebesar 65 (Enam Puluh Lima) Secara Klasikal 100 % Dari Jumlah Siswa
Siswa Kelas XI.IPS.1 SMA 1 Gebog Kabupaten Kudus Dapat Mencapai Hasil Belajar Maksimal atau Tingkat Pencapaian Kompetensi Penuh mencapai Nilai KKM Sebesar 65 (Enam Puluh Lima) Secara Klasikal 100% Dari Jumlah Siswa Keseluruhan
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI.IPS.1 Semester Genap Tahun
Pelajaran 2008/2009 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus, yang lokasinya di
Jl. PR Sukun Gebog Kudus Provinsi Jawa Tengah. Jumlah siswa sebanyak 45
orang, yang terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan.
Penelitian dilakukan pada penilaian mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi dengan kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan
variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2008/2009 atau bulan Januari - April 2009. Rancangan pelaksanaan penelitian ini
secara garis besar meliputi: penyusunan proposal penelitian, mengurus perijinan
penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan kegiatan. Untuk lebih
jelasnya seperti terangkum pada tabel 02 berikut ini:
68
Tabel 02: Jadwal Kediatan Penelitian
Januari
2009
Pebruari
2009
Maret
2009
April
2009
No
Kegiatan/
Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Penyempurnaan
Proposal
X X
2.
Perizinan
X X
3.
Penelitian
Siklus I
X X
4.
Penelitian
Siklus II
X X
5.
Pembelajaran
Remedial dan
Tes Remedial
X X
6.
Penyelesaian
dan Penyusunan
Laporan
X X
49
69
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan model penilaian. Metode dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu
penelitian yang dikembangkan bersama-sama untuk peneliti dan decision maker
tentang variabel yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:2) Penelitian Tindakan kelas
(Class Action Research) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
kelas. Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru,
bekerjasama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak
sebagai peneliti) di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran
(Suhardjono:2008:57). Sedangkan menurut Supardi (2008:104) penelitian
tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif,
kolaburatif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem,
metode kerja, proses, isi kompetensi dan situasi.
Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan), sebagaimana terlihat
pada diagram 05 berikut:
70
Diagram 06: Spiral penelitian tindakan kelas (Hokins, 1993).
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/ Observasi
Perbaikan Rencana Refleksi Tindakan/ Observasi
Perbaikan
Rencana Refleksi Tindakan/ Observasi
Dan seterusnya
71
Pada diagram di atas tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat
komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan
sesungguhnya jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang perlu
dipecahkan. Apabila permasalahan terkait dengan materi dan tujuan pembelajaran
dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran tidak hanya terdiri
dari dua siklus, tetapi jauh lebih banyak dari itu, barang kali lima atau enam
siklus. Dalam penelitian ini dilakukan atas dua siklus, siklus ketiga hanya
dilakukan apabila diperlukan. Dengan dua siklus dimungkinkan siswa dapat
mencapai kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi
teks, tabel, grafik, gambar dan diagram melalui model penilaian berbasis
portofolio.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh guru dalam pendekatan PTK adalah
guru dapat melakukan inovasi penilaian; guru dapat meningkatkan kemampuan
reflektifnya dan mampu memecahkan persoalan penilaian yang muncul di
kelasnya; dan dapat mengembangkan penilaian secara berkala, komprehensif
(menyeluruh) dan berkesinambungan.
Berikut beberapa hal yang perlu dipahami tentang Penelitian Tindakan
Kelas (PTK):
1. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan ke arah perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil
pendidikan dan pembelajaran.
2. PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan
untuk meningkatkan praktiknya sendiri.
72
3. PTK dikembangkan melalui self-reflective spiral; a spiral of cycles of
planning, actuating, reflecting, the re-planning.
4. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung
untuk mengkaji praktik pembelajaran dan penilaian serta mengembangkan
pemahaman tentang makna tindakan.
5. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan
berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK.
6. PTK adalah proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut
menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan
tindakan.
7. PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktik mereka
(guru).
8. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktik untuk mengkaji
secara sistematis bukti yang menantangnya (memberikan hipotesis
tindakan).
9. PTK memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang
pekerjaan kita terhadap orang lain dan membuat orang menjadi kritis
dalam analisis. (Mc. Taggart, 1997).
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain: Tes
kemampuan awal, hasil ulangan harian, ulangan umum mid semester genap,
tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian siswa (anecdotal record), dan
laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar.
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan
73
tindakan, observasi dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang
kembali pada siklus-siklus berikutnya.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah:
1. Hasil ulangan harian dan ulangan mid semester yang ada dalam
buku nilai siswa.
2. Tugas-tugas terstruktur biasanya dikumpulkan guru dan disimpan
di loker khusus tugas-tugas siswa.
3. Catatan perilaku harian para siswa yang disimpan pada buku
khusus yang disebut catatan anekdot.
4. Laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan
belajar, biasanya dikumpulkan pada guru dan didokumentasikan.
Kesimpulannya adalah bahwa indikator proses dan hasil belajar siswa itu
tercatat dan didokumentasikan dalam suatu bundel (portofolio). Model penilaian
berbasis portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan
peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman
belajarnya. (Seperti terlihat pada diagram 01)
C. Prosedur Penelitian
Menurut Supardi (2008: 117) Langkah-langkah praktis pelaksanaan
penelitian tindakan kelas difokuskan pada kegiatan pokok, yaitu: 1) planning; 2)
acting; 3) observing; 4) reflecting. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu
74
siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan
tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset
dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya sampai peneliti merasa puas, seperti
tampak pada diagram 06 berikut:
Diagram 07: Siklus kegiatan pemecahan masalah
1. Refleksi awal
Refleksi awal digunakan untuk menemukan akar permasalahan yang
mendesak untuk diatasi dan sekaligus mencari solusi untuk mengatasinya.
Berdasarkan hasil tes kemampuan awal atau pre-tes sebanyak 47 % siswa kelas
XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kudus tidak mencapai Kompetensi Dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan
diagram.
Re-reflecting
Revised Planning
Re-acting
Planning
Reflecting
Acting
Re-observing
Observing
75
2. Planning
Kagiatan planning dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain sebagai
berikut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
penilaian berbasis portofolio Kompetensi Dasar membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram.
b. Membuat kisi-kisi tes mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) Kompetensi Dasar membuat dokumen pengolah angka
dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram.
c. Membuat butir soal, kunci jawab dan pedoman skor.
d. Membuat pedoman pengamatan.
3. Acting
Action (intervensi) dilaksanakan peneliti dan kolaborator untuk
memperbaiki masalah. Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana
intervensi tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati
bersama dengan teman sejawat (kolaborator).
a. Guru sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran dan penilaian berbasis
portofolio.
b. Kolaborator mengamati pelaksanaan pembelajaran, respon siswa, perilaku
guru, dokumentasi dan arsip nilai dari ulangan harian, tugas-tugas
terstruktur, hasil kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan
belajar.
76
4. Observing.
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Supardi: 2008:
127). Efek dari suatu intervensi (action) terus dimonitor secara reflektif. Kegiatan
observing dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi:
a. Menyebar tes pada akhir pembelajaran atau pos-tes.
b. Menganalisis data untuk mengetahui ketercapaian setiap indikator.
c. Mengkomparasikan hasil tes belajar mata pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi setiap indikator pada kondisi awal dan siklus I.
5. Reflecting
Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang
perubahan yang terjadi.
a. Guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana
(how) dan seberapa jauh (to what extent) intervensi telah menghasilkan
perubahan secara signifikan.
b. Kolaborator (teman sejawat) berperan penting dalam memutuskan
”Judging the value” (seberapa jauh action telah membawa perubahan:
apa/di mana perubahan terjadi, mengapa demikian, apa
Dalam refleksi ini peneliti dan kolaborator mengulas tentang apakah siswa
kelas XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus sudah
77
mencapai atau belum mencapai KKM Kompetensi Dasar membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram? Kalau
sudah mencapai KKM apa sebabnya? Dan kalau belum mencapai KKM, apa
sebabnya? Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi
kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan
Hal ini jika ditemukan cara atau setrateginya maka diperlukan rencana
untuk melaksanakan tindakan/siklus berikutnya. Siklus ini merupakan perbaikan
dari siklus sebelumnya, tahapan dari setiap siklus perlu disusun rencana yang
matang dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.
D. Subjek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI.IPS.1 SMA
Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus semester genap tahun pelajaran 2008/2009
sebanyak 45 siswa terdiri 20 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan.
2. Kedudukan Peneliti
a. Sebagai pengajar/guru, nama Sumi’at pengajar mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi kelas XI.IPS.1 semester genap tahun pelajaran
2008/2009 di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus. Tugasnya meliputi:
1) mengukur kemampuan awal siswa melalui pre-tes; 2) menyusun
perencanaan; 3) melaksanakan tindakan; 4) melakukan refleksi.
78
b. Sebagai kolaborator, nama Faeruza Isna, S.Si pengajar mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas X semester genap tahun
pelajaran 2008/2009 di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus.
Tugasnya meliputi: 1) menyebar tes pada akhir siklus; 2) menganalisis
data untuk mengetahui ketercapaian setiap indikator; 3)
mengkomparasikan hasil prestasi belajar mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi setiap indikator pada kondisi awal dan siklus I;
4) menyimpulkan perlu/tidaknya meneruskan ke siklus II, dan seterusnya;
E. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, berupa peristiwa dan
informasi tentang pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram melalui model
penilaian berbasis portofolio pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi pada siswa kelas XI.IPS.1 semester genap tahun pelajaran 2008/2009
di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus. Sutopo (1996:49-51) menyebutkan
data dapat digali dari informan (nara sumber), peristiwa atau aktivitas, dokumen
dan arsip.
Data yang sebagian besar berupa nilai tersebut digali dari tiga sumber
sebagai berikut:
1. Informan
a. Guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas
79
XI Semester Genap Tahun Pelajaran 2008/2009 di SMA Negeri 1
Gebog Kudus bernama Sumi’at, untuk mempertebal informasi
tentang pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
melalui model penilaian berbasis portofolio
b. Kolaborator yaitu teman sejawat sesama guru mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Gebog
Kudus bernama Faeruza Isna, S.Si yang terlibat sebagai pengamat
dalam pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
melalui model penilaian berbasis portofolio pada mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas XI.IPS.1 semester
genap tahun pelajaran 2008/2009.
c. Siswa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus
semester genap tahun pelajaran 2008/2009 sebagai subjek
penelitian tindakan kelas.
d. Kepala sekolah, Waka Kurikulum dan Stafnya untuk memperoleh
informasi yang lengkap tentang Pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten
Kudus tahun pelajaran 2008/2009.
e. Wali kelas XI.IPS.1 dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK)
untuk memperoleh informasi tentang kondisi siswa kelas XI.IPS.1.
2. Peristiwa, yaitu proses pencapaian kompetensi dasar membuat
80
dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar
dan diagram melalui model penilaian berbasis portofolio pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas XI.IPS.1 SMA
Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus semester genap tahun pelajaran
2008/2009 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi sebagai peneliti, yang berinisial (SM)
bernama lengkap Sumi’at, S.Pd.
3. Dokumen dan arsip, yaitu informasi tertulis berupa nilai hasil tes
kemampuan awal sebelum ada tindakan, nilai ulangan harian dan nilai
ulangan mid semester genap, nilai dari tugas-tugas terstruktur, catatan
perilaku harian siswa yang tersimpan dalam buku khusus yang disebut
anekdot, dan Laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang
kegiatan belajar.
F. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data di atas, teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini andalah tes, pengamatan, wawancara, kajian
dokumen dan arsip.
Teknik pengumpulan data berupa tes dilakukan dengan tujuan: 1) untuk
mengukur kemampuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan yaitu pre-tes, 2)
untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan.
Tes kemampuan awal (pre-tes) diberikan untuk mengetahui kemampuan awal
tentang kompentensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi
81
teks, tabel, grafik, gambar dan diagram pada mata pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi pada siswa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten
Kudus semester genap tahun pelajaran 2008/2009. Sedangkan setiap akhir siklus
diadakan tes (pos-tes) untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dasar
yang dicapai siswa setelah dilakukan tindakan. Untuk menghindari subjektivitas
pribadi penilai, maka penilaian dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan teman
sejawat (FI) sebagai pengamat yang akan memberikan pendapat dan masukan
dalam penelitian tindakan kelas ini. Nilai tersebut rerata dari nilai yang diberikan
dari kedua penilai tersebut.
Pengamatan dalam penelitian ini dilaksanakan terhadap kemampuan awal
tentang kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks,
tabel, grafik, gambar dan diagram pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi di kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus semester
genap tahun pelajaran 2008/2009 oleh pengamat (FI) sebelum diberikan tindakan
dan tingkat pencapaian kompetensi dasar selama diberi tindakan dalam bentuk
siklus-siklus. Hal ini untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
melalui model penilaian berbasis portofolio pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi di kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten
Kudus semester genap tahun pelajaran 2008/2009 serta kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa maupun guru.
Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada teman sejawat (FI) selaku
informan. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi berupa pendapat dan
82
masukan tentang pemahaman model penilaian berbasis portofolio dan
penerapnnya dalam pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram melalui model
penilaian berbasis portofolio pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi di kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus semester
genap tahun pelajaran 2008/2009. Wawancara juga dilakukan kepada siswa, untuk
mengetahui alasan yang melatarbelakangi rendahnya hasil tes kemampuan awal
(Pre-tes) tentang kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan
variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram.
Kajian dokumen dan arsip dilakukan terhadap: 1) Hasil ulangan harian dan
ulangan mid semester yang ada dalam buku nilai siswa. 2) Tugas-tugas terstruktur
biasanya dikumpulkan guru dan disimpan di loker khusus tugas-tugas siswa.
3) Catatan perilaku harian para siswa yang disimpan pada buku khusus yang
disebut catatan anekdot. 4) Laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang
menunjang kegiatan belajar, biasanya dikumpulkan pada guru dan
didokumentasikan. Dengan mengkaji dokumen dan arsip ini peneliti bertujuan
untuk melengkapi informasi yang telah diemukan melalui tes, pengamatan dan
wawancara.
G. Uji Validitas Data
Sebelum suatu informasi dijadikan data penelitian, informasi tersebut
perlu diuji validitasnya sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat
83
dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai dasar yang kuat untuk
mengambil kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk uji validitas data dalam
penelitian ini adalah triangulasi dan review informasi kunci.
Triangulasi adalah teknik uji validitas data dengan memanfaatkan sarana
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu.
Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi
metode pengumpulan data. Dalam kaitannya dengan triangulasi sumber data,
peneliti mengutamakan pengecekan informasi dari informan. Informasi yang
diperoleh dari informan dicek silang dengan infroman lain. Dalam hal ini
informasi dari kolaborator dicek dengan pengamatan langsung oleh peneliti,
begitu sebaliknya hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan oleh peneliti
dicek ulang oleh kolaborator dan seterusnya.
Review informan kunci yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan pokok
sehingga diperoleh kesepakatan pokok antara informan dan peneliti tentang data
atau interpretasi temuan itu. Dalam hal ini temuan yang diperoleh peneliti
dikonfirmasikan dengan temuan yang diperoleh kolaborator, begitu pula
sebaliknya temuan yang diperoleh kolaborator dikonfirmasikan dengan temuan
yang diperoleh dsengan peneliti dan seterusnya. Dengan cara itu, penafsiran
sepihak dari peneliti terhadap suatu informasi dapat dihindari. Hal ini dilakukan
melalui diskusi antara peneliti dan teman sejawat (pengamat) setelah kegiatan atau
kajian dokumen. Transkrip hasil pengamatan dan wawancara perlu dicek kembali
keabsahannya.
84
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kritis dan analisis komparatif. Teknik analitis kritis yang dimaksud dalam
penelitian ini mencakup kegiatan mengungkap kelemahan/kelebihan siswa dan
guru dalam proses penilaian berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Hasil analisis kritis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanan
tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Berkaitan dengan
kemampuan awal saat pre-tes kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram, dilakukan untuk
mengetahui kondisi awal mengenai tingkat penguasaan kompetansi dasar.
Setelah kondisi awal mengenai tingkat penguasaan kompetansi dasar siswa
diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya. Setiap siklus berakhir, hasilnya dianalisis apa saja kekurangannya
dan kelebihannya sehingga diketahui peningkatan pencapaian kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan
diagram bagi siswa.
Teknik komparatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memadukan
hasil penelitian siklus pertama dan kedua, siklus kedua dan siklus ketiga. Hasil
komparasi tersebut untuk mengetahui indikator keberhasilan dan
kekurangberhasilan dalam setiap siklusnya. Indikator yang belum
berhasil/tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya, sehingga kekurangan-
kekurangan yang telah diperbaiki pada siklus berikutnya dapat meningkatkan
85
pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi
teks, tabel, grafik, gambar dan diagram bagi siswa.
I. Indikator Kinerja
Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan ini nanti, dikatakan
berhasil apabila sekurang-kurangnya mencapai indikator sebagai berikut:
”Ada peningkatan pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram siswa kelas XI.IPS.1
semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun pelajaran
2008/2009 mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat pencapaian kompetensi
penuh mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam
puluh lima) secara klasikal 100 % dari jumlah siswa keseluruhan melalui model
penilaian berbasis portofolio”
86
F. Deskripsi Program Pembelajaran Remedial (Remedial Teaching) dan
Tes Remedial (Remedial Testing).
1. Perencanaan Program Pembelajaran Remedial (Remedial Teaching)
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan penilaian tindakan
pada siklus II, utamanya menyangkut 2 (dua) dari 45 (empat puluh lima) siswa kelas XI.IPS.1
semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2008/2009 yang belum
mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima) kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
melalui model penilaian berbasis portofolio direkomendasikan untuk menempuh program
pembelajaran remedial (Remedial Teaching) dan tes remedial (Remedial Testing), selanjutnya
disusun Program pembelajaran remedial dan tes remedial sebagai upaya untuk meningkatkan
pencapaian siswa kelas XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2008/2009 sekurang-kurangnya mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 65 (enam puluh lima) melalui model penilaian berbasis portofolio.
Untuk dapat mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat pencapaian kompetensi penuh
mencapai KKM secara klasikal 100 % dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 45 siswa.
Sementara dalam pembelajaran dan penilaian tindakan pada siklus II terbukti dari jumlah
keseluruhan 45 siswa, yang mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima) sebanyak 43
siswa, sedangkan sisanya 2 siswa masih memperoleh nilai kurang dari KKM sebesar 65 (enam
puluh lima), maka 2 siswa yang belum mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima) dalam
pembelajaran dan penilaian tindakan pada siklus II sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2008/2009 adalah diadakan program pembelajaran remidial atau perbaikan sampai
diperoleh nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima).
Adapun cara yang ditempuh siswa untuk menyelesaikan/menuntaskan kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram melalui
model penilaian berbasis portofolio suatu penelitian tindakan kelas di kelas XI.IPS.1 SMA Negeri
87
1 Gebog Kabupaten Kudus yang belum mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima) adalah
dengan menempuh program pembelajaran remedial (Remedial Teaching) dan tes remedial
(Remedial Testing).
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam program pembelajaran remidial atau
perbaikan bagi siswa yang belum mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima), antara lain:
a. Melakukan analisis hasil tes, untuk mengetahui indikator-indikator mana dari kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan
diagram yang belum dikuasai siswa.
b. Mengadakan pembelajaran ulang (re-edukasi) tentang indikator-indikator dari kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan
diagram yang belum dikuasai siswa, melalui program pembelajaran remedial (Remedial
Teaching).
c. Menyusun kisi-kisi, butir soal, kunci jawab dan penskoran, guna mengadakan tes remidial
(Remedial Testing) tentang indikator-indikator dari kompetensi dasar membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram yang belum
dikuasai siswa.
d. Melakukan analisis hasil tes remedial (Remedial Testing), untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks,
tabel, grafik, gambar dan diagram bagi siswa siswa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog
Kabupaten Kudus yang belum mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima),
sebagai peseta tes remedial (Remedial Testing)
e. Memberikan tugas-tugas terstruktur dan tugas mandiri tentang indikator membuat
dokumen pengeolah angka dengan variasi tabel yang belum dikuasai oleh 2 (dua) siswa
untuk diselesaikan di luar jam pembelajaran di sekolah, sebagai upaya pengembangan
belajar mandiri bagi siswa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus yang
belum mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima)..
88
f. Membuat skenario pembelajaran remedial dengan model penilaian berbasis portofolio
tentang indikator membuat dokumen pengolah angka dengan tabel kepada 2 siswa yang
belum mencapai nilai KKM terangkum dalam tabel 28.
Tabel 31. Proses Pembelajaran Remedial (Remedial Teaching) Tentang Indikator
Membuat Dokumen Pengolah Angka Dengan Variasi Tabel kepada 2
(dua) Siswa Yang Belum Mencapai KKM 65 (enam puluh lima)
No Tahap
Pembelajaran dan Penilaian
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kegiatan Awal
• Menjelaskan Prosedur pembelajaran remedial
• Menyampaikan tujuan pembelajaran remedial
Memperhatikan penjelasan guru
5 Menit 1. Pendahuluan
Pre tes Mengerjakan tes 10 Menit
Kegiatan Inti
2. Membangun pengetahuan, sikap dan ketrampilan
• Menjelaskan kembali cara membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel
• Berperan sebagai fasilitator, motivator dan observer
• Meminta siswa mencari referensi / sumber bacaan yang relevan
• Memperhatikan penjelasan guru
• Berperilaku belajar yang baik dengan duduk di depan komputer masing-masing.
• Mencari referensi /sumber bacaan yang relevan(Di luar jam pembelajaran)
20 Menit (90Menit)
• Meminta siswa berlatih kembali membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel
• Memberikan tugas terstruktur dan mandiri (dengan mengerjakan LKS dan mencari contoh-contoh dokumen pengolah angka dengan variasi tabel
• Melakukan fungsi sebagai fasilitator, motivator dan observer
• Berlatih membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel
• Mengerjakan tugas terstruktur dan mandiri (Di luar jam pembelajaran)
45 Menit (90 Menit)
Kegiatan Akhir
3. Penutup Memberikan postes Mengerjakan tes 10 Menit
89
2. Pelaksanaan Program Pembelajaran Remedial (Remedial Teaching)
Pada pertemuan sebelum pembelajaran remedial (Remedial Teaching) dilaksanakan,
siswa diberi tugas memanfaatkan kegiatan mandiri, untuk membaca buku referensi/sumber bacaan
yang relevan tentang kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel.
(di luar jam pembelajaran).
Pada pelaksanaan program pembelajaran remedial, siswa mempelajari kembali tentang
Cara Membuat Dokumen Pengolah Angka Dengan Variasi Tabel dengan cara sebagai berikut:
a. Acara tatap muka dimulai; 1) guru menjelaskan prosedur pembelajaran remedial dan tujuan
pembelajaran remedial, yaitu diharapkan setelah pembelajaran remedial siswa dapat
menjelaskan cara membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel serta bisa
mempraktekannya. 2) guru menjelaskan tugas kolaborator sebagai observer dalam menilai
perilaku belajar 2 (dua) siswa yang belum mencapai nilai KKM selama pembelajaran
remedial yang telah disiapkan oleh guru sebagai peneliti.
b. Guru melaksanakan pre-tes untuk mengetahui pengetahuan awal tentang kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel dengan alokasi waktu 10 menit.
c. Siswa diminta untuk: 1) memperhatikan penjelasan guru melalui media LCD tentang cara
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel; 2) berperilaku belajar yang baik
dengan duduk mempersiapkan diri di depan komputer masing-masing; 3) berlatih membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi tabel selama 45 menit.
d. Pada sesi c, guru berperan sebagai pengajar, fasilitator, dan motivator bagi siswa dalam upaya
pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel
sedangkan teman sejawat sebagai kolaborator bertugas sebagai observer tentang perilaku
90
belajar 2 (siswa) siswa yang belum mencapai nilai KKM 65 (enam puluh lima) selama
pembelajaran remedial berlangsung.
e. Pada bagian akhir pembelajaran remedial, guru melaksanakan pos-tes sebagai tes remedial
untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka
dengan variasi tabel dengan alokasi waktu 10 menit.
3. Pelaksanaan Tes Remedial (Remedial Testing)
Pada pelaksanaan tes remedial yang bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan
kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel bagi 2 (dua) siswa kelas
XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus semester genap tahun pelajaran 2008/2009 yang
belum mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima) dilakukan dengan melaksanakan tes
remedial (remedial testing). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi soal tes remedial
b. Menyusun butir soal tes remedial
c. Menganalisis hasil tes remedial
Hasil penilaian tentang pencapaian indikator membuat dokumen pengolah angka dengan
variasi tabel bagi 2 (dua) siswa yang belum mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima)
setelah dilakukan pembelajaran remedial seperti terangkum dalam tabel 29.
Tabel 32. Hasil penilaian indikator membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel pada pembelajaran remedial (Remedial Teaching)
No Nama Nilai
1 Aji Wiradika 75
2 Ilham Mulyadi 70
Rata-rata 73
Jumlah siswa yang remidi: Hasil tes remidial:
L = 2 Jumlah nilai kurang dari KKM = 0
P = 0 Jumlah nilai sama dengan atau
91
Jmlh = 2 lebih besar dari KKM (65) = 2
4. Observasi
Observasi dilakukan teman sejawat sebagai kolaborator pada saat pembelajaran remedial
untuk mengetahui perilaku siswa dalam pembelajaran remedial.
Observasi perilaku belajar siswa dalam pembelajaran remedial dilakukan oleh teman
sejawat selaku kolaborator dengan format observasi terfokus dengan skor (nilai). Teman sejawat
sebagai Kolaborator pada observasi ini menilai perilaku belajar siswa dalam pembelajaran
remedial dengan memberi skor pada aspek yang dinilai. Hasil observasi teman sejawat sebagai
kolaborator terangkum dalam tabel 30.
Tabel 33. Hasil observasi perilaku belajar siswa dalam pembelajaran
remedial (Remedial Teaching) oleh Kolaborator.
No Nama Nilai
1 Aji Wiradika 75
2 Ilham Mulyadi 75
Rata-rata 75
Jumlah siswa yang remidi: Hasil tes:
L = 2 Jumlah nilai kurang dari KKM = 0
P = 0 Jumlah nilai sama dengan atau
Jmlh = 2 lebih besar dari KKM (65) = 2
No Aspek yang dinilai
1. Ketepatan waktu kehadiran siswa datang dan memasuki ruang laboratorium komputer
menjelang pembelajaran remedial.
2. Siswa menempati tempat duduk yang ditentukan guru untuk memudahkan pengawasan.
3. Siswa menyiapkan perangkat komputer dan menghidupkan komputer menggunakan
prosedur yang benar.
4. Siswa konsentrasi penuh memperhatikan penjelasan ulang yang dilakukan guru tentang
indikator membuat dokumen pengolah angka
dengan variasi tabel .
92
5. Siswa memanfaatkan waktu dan fasilitas komputer untuk berlatih tentang indikator
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel secara baik dan benar.
6. Siswa mengakhiri pembelajaran dengan menutup program pengolah angka dan
mematikan komputer dengan prosedur yang benar
7. Setelah pembelajaran berakhir siswa dengan tertib meninggalkan ruang laboratorium
komputer.
5. Hasil Penilaian Tugas Terstruktur dalam pembelajaran remedial
(Remedial Teaching)
Hasil penilaian tentang tugas terstruktur pencapaian indikator membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi tabel bagi 2 (dua) siswa yang belum mencapai nilai KKM sebesar
65 (enam puluh lima) setelah dilakukan pembelajaran remedial seperti terangkum dalam tabel 31.
Tabel 34. Hasil Penilaian Tugas Terstruktur dalam pembelajaran remedial
(Remedial Teaching)
No Nama Nilai
1 Aji Wiradika 75
2 Ilham Mulyadi 70
Rata-rata 70
Jumlah siswa yang remidi: Hasil tes:
L = 2 Jumlah nilai kurang dari KKM = 0
P = 0 Jumlah nilai sama dengan atau
Jmlh = 2 lebih besar dari KKM (65) = 2
6. Hasil Penilaian Kegiatan di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar
dalam pembelajaran remedial (Remedial Teaching)
Hasil penilaian tentang kegiatan di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar tentang
pencapaian indikator membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel bagi 2 (dua) siswa
yang belum mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima) setelah dilakukan pembelajaran
93
remedial seperti terangkum dalam tabel 32.
Tabel 35. Hasil Penilaian kegiatan di luar sekolah yang menunjang kegiatan
pembelajaran remedial (Remedial Teaching)
No Nama Nilai
1 Aji Wiradika 70
2 Ilham Mulyadi 70
Rata-rata 70
Jumlah siswa yang remidi: Hasil tes:
L = 2 Jumlah nilai kurang dari KKM = 0
P = 0 Jumlah nilai sama dengan atau
Jmlh = 2 lebih besar dari KKM (65) = 2
7. Gambaran tentang hasil penilaian dalam pembelajaran remedial (Remedial
Teaching) dan Tes Remedial (Remedial Testing)
Berdasarkan hasil tes tertulis, penilaian tugas terstruktur, pengamatan tentang perilaku
belajar dan kegiatan di luar sekolah siswa kelas XI.IPS.1 SMA 1 Gebog Kabupaten Kudus yang
dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama pembelajaran remedial (remedial teaching) dan tes
remedial (remedial testing) adalah sebagai berikut:
Tabel 36. Gambaran tentang hasil penilaian dalam pembelajaran remedial (Remedial Teaching) dan Tes Remedial (Remedial Testing)
NILAI
No Nama
Tes Perilaku Belajar
Tugas Terstruktur
Kegiatan di Luar Sekolah
Rata-rata
Keterangan
1 Aji Wiradikta 75 75 75 70 74 Kompeten
2 Ilham Mulyadi 70 75 70 70 71 Kompeten
Rata-rata Nilai 73 75 73 70 73 Jumlah siswa yang remidi: Hasil penilaian pembelajaran remidi dan tes remidi:
L = 2 Jumlah nilai kurang dari KKM = 0
P = 0 Jumlah nilai sama dengan atau
Jmlh = 2 lebih besar dari KKM (65) = 2
94
Data nilai rata-rata tes tertulis, perilaku belajar siswa, tugas tersgruktur dan kegiatan di
luar sekolah yang menunjang dalam pembelajaran remedial dan tes remedial, pada tabel 30
menunjukkan bahwa dampak pembelajaran remedial dan tes remedial dalam pembelajaran
mengalami peningkatan pada kategori lebih ”baik”
Hambatan perilaku belajar siswa dalam pembelajaran yang dinilai belum maksimal oleh
kolaborator, pada dasarnya disebabkan antara laian: 1) Semangat belajar siswa yang masih belum
maksimal; 2) pemanfaatan waktu dan fasilitas komputer untuk berlatih belum efektif. Kolaborator
berharap agar guru lebih banyak memberikan dorongan dan semangat belajar siswa dan
memberikan pemahaman tentang manfaat belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi demi masa
depan siswa.
G. Pembahasan
Pada sub bab ini akan dibahas dampak proses pembelajaran dan penilaian yang
ditimbulkan dari digunakannya model penilaian berbasis portofolio, khususnya pada upaya
pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel,
grafik, gambar dan diagram siswa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus
semester genap tahun 2008/2009 mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat pencapaian
kompetensi penuh mencapai nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima) secara klasikal 100% dari
jumlah siswa keseluruhan. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2008/2009, maka proses perubahan yang akan dibahas meliputi perubahan hasil
pembelajaran dan penilaian tindakan siklus I dan siklus II serta perubahan hasil pembelajaran
remedial (Remedial Teaching) dan tes remedial (Remedial Testing).
Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus sebagai peneliti bersama
teman sejawat sebagai kolaborator untuk mengukur seberapa besar dampak pembelajaran dan
penilaian tindakan serta pelaksanaan pembelajaran remidial dan tes remedial terhadap pencapaian
95
kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar
dan diagram siswa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus semester genap tahun
2008/2009 melalui model penilaian berbasis portofolio mulai dari kondisi awal, siklus I, siklus II,
Pembelajaran remedial dan tes remedial terangkum dalam tabel 34.
Tabel 37. Rangkuman hasil penilaian Kemampuan Awal, Siklus I, Siklus II, Pembelajaran remedial dan tes remedial tentang pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram.
Nilai Siklus Siklus
No Nama Kemampuan
Awal I II Remedial
1 Adib Faisol 68 71 77 --
2 Aji Wiradikta 53 58 61 74
3 Angga Okta Zudhananto 58 68 77 --
4 Ari Irawan 60 71 76 --
5 Astri Maylina Rahayu 68 75 79 --
6 Diah Eka Wulandari 70 74 79 --
7 Diyah Kokom Komariyah 70 75 79 --
8 Dodi Hermawan 55 62 75 --
9 Dwi Wahyuni 54 68 77 --
10 Eni Indriyanti 71 75 75 --
11 Fanny Antikasari 81 83 85 --
12 Ganda Gunawan 63 70 77 --
13 Ilham Mulyadi 53 59 61 71
14 Januar Ary Erfianto 51 62 75 --
15 Kiki Puji Lestari 71 75 79 --
16 Maulia Dwi Purnami 65 66 78 --
17 Miftakhul Ambyah 66 66 79 --
18 Mochamad Badiuzzaman 55 59 71 --
19 Mutmainnaturrofiah 64 65 78 --
20 Noor Halimin 69 73 77 --
21 Noor Khalimah 70 74 74 --
22 Noor Salita Hanjati 68 75 79 --
23 Noor Ulinnuha 60 63 76 --
24 Novita Wulansari 73 76 79 --
25 Nufi Khairun N 63 69 78 --
26 Ratih J Oktavianti 58 69 77 --
27 Restu Anugrah Permadi 55 62 75 --
28 Reza Fahrizal 55 69 75 --
29 Rina Afriyani 71 75 79 --
30 Rita Widya Astuti 60 64 77 --
31 Riyan Kustomo 60 68 78 --
32 Sa'idatur Rohmah 68 75 79 --
33 Siskatun Nasiroh 70 75 79 --
34 Siti Fatimah 70 75 76 --
35 Slamet Noor Abta 66 68 77 --
36 Sony Al Abas 55 61 68 --
37 Sri Utami 68 71 79 --
96
38 Sri Wahyuni 66 68 78 --
39 Syaiful Hanaf 61 65 77 --
40 Tris Triandi 70 75 82 --
41 Tutik Oktaviani 78 79 85 --
42 Ulin Ni'Mah 72 75 79 --
43 Utia Nur Chumaidah 72 78 79 --
44 Wahyu Riswanto 60 66 76 --
45 Zuli Novitasari 61 65 72 --
Jumlah 2895 3135 3448 145
Rata-rata KKM 64 70 77 73
Dari tabel 34 terlihat pada kondisi awal nilai kemampuan tentang pencapaian kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
dinilai masih rendah, yaitu sebanyak 24 siswa dari 45 siswa kelas XI.IPS. 1 SMA Negeri 1 Gebog
Kabupaten Kudus mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh
lima), sedangkan sisanya sebanyak 21 siswa dari 45 siswa belum mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima), artinya masih banyak siswa yang
belum kompeten.
Tetapi kemampuan ini semakin meningkat pada siklus I, Siklus II, Pembelajaran remedial
dan tes remedial. Setelah dilaksanakan pembelajaran remedial dan tes remedial siswa kelas
XI.IPS. 1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus dapat mencapai hasil belajar maksimal atau
tingkat pencapaian kompetensi penuh mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
65 (enam puluh lima) secara klasikal 100 % dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 45 siswa.
Artinya seluruh siswa kelas XI.IPS. 1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus telah berhasil
mencapai kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik,
gambar dan diagram dengan sekurang-kurangnya memperoleh nilai KKM sebesar 65 (enam puluh
lima).
Secara kuantitatif nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran dan penilaian
pada kondisi awal, siklus I, II, pembelajaran remedial dan tes remedial mengalami peningkatan.
Pada kondisi awal nilai rata-rata belajar siswa hanya 64, naik menjadi 70 pada siklus I dan pada
siklus II nilai rata-rata belajar siswa naik lagi menjadi 77, namun masih ada 2 (dua) siswa yang
masih belum kompeten, artinya masih memperoleh nilai rata-rata hasil belajar di bawah KKM 65
(enam puluh lima). Setelah diadakan program pembelajaran remedial dan tes remedial seluruh
97
siswa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2008/2009
mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat pencapaian kompetensi penuh mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima) secara klasikal 100% dari
jumlah siswa keseluruhan melalui model penilaian berbasis portofolio.
H. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian terdapat beberapa keterbatasan dan kelemahan yang tidak dapat
dihindarkan, antara lain:
a. Waktu pembelajaran dan penilaian tindakan dirasa kurang,. Alokasi waktu untuk
acara tatap muka pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas
XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus yang hanya 90 menit dalam
praktik pada awal-awal pelaksanaan pembelajaran dan penilaian tindakan sering
dirasa kurang, sehingga sering terjadi waktu untuk pelaksanaan tahap-tahap
kegiatan pembelajaran melebihi waktu yang ditentukan sesuai jadwal pelajaran,
akhirya ada beberapa kegiatan yang kurang optimal pelaksanaannya. Hal ini
tentunya juga berpengaruh pada dampak proses dan dampak produk
pembelajaran dan penilaian tindakan. Tetapi pada pembelajaran dan penilaian
tindakan selanjutnya kendala waktu ini bisa diatasi dengan cara memberikan
tugas terstruktur dan tugas mandiri di luar jam pembelajaran.
b. Penggunaan pembelajaran dan penilaian tindakan baru, khususnya penilaian
berbasis portofolio memerlukan waktu adaptasi, sehingga awal pembelajaran
dan penilaian tindakan, penelitian menemui kendala teknis, yaitu tentang
pemahaman dan aplikasi penilaian berbasis portofolio dan kedua perubahan
budaya penilaian yang konvensional yang bersifat sesaat dan parsial melalui tes
formatif dan tes sumatif ke arah penilaian yang bersifat menyeluruh dan
berkesinambungan.
98
c. Penggunaan intuisi oleh teman sejawat sebagai kolaborator untuk menilai
perilaku belajar siswa sedapat mungkin menggunakan penilaian yang seobjektif
mungkin, walaupun disadari bahwa kemungkinan ada penilaian yang bersifat
subjektif, namun dalam penelitian ini telah diupayakan untuk diminimir
sehingga tidak mengganggu nilai validitas hasil.
d. Penilaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi
teks, tabel, grafik, gambar dan diagram sebagai dampak produk yang dalam
penelitian ini menggunakan data kuantitatif tidak bermaksud mengaburkan sifat
peneltian tindakan kelas, tetapi semata-mata untuk memastikan adanya
perubahan kemampuan sebagai dampak dari pembelajaran dan penilaian
tindakan serta pembelajaran remedial dan tes remedial dengan model penilaian
berbasis portofolio.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan dan hasil analisa, maka selanjutnya dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa ada peningkatan pencapaian kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
siswa kelas XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun pelajaran
2008/2009 mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat pencapaian kompetensi penuh mencapai
nilai Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima) secara klasikal 100% dari
jumlah siswa keseluruhan melalui model penilaian berbasis portofolio.
99
B. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model penilaian berbasis potofolio berdampak
positif pada proses dan produk akhir pembelajaran dan penilaian.
Dampak proses dari penggunaan model penilaian berbasis portofolio menunjukkan bahwa
perubahan perilaku belajar siswa telah terbukti mampu mendorong upaya pencapaian kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
siswa kelas XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun pelajaran
2008/2009 sekurang-kurangnya mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65
(enam puluh lima).
Dampak produk dari penggunaan model penilaian berbasis portofolio menunjukkan
bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran dan penilaian tindakan siklus I, siklus II, pembelajran
remedial dan tes remedial siswa kelas XI.IPS. 1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus dapat
mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat pencapaian kompetensi penuh mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima) secara klasikal 100 % dari
jumlah siswa keseluruhan sebanyak 45 siswa. Artinya seluruh siswa kelas XI.IPS. 1 SMA Negeri
1 Gebog Kabupaten Kudus telah berhasil mencapai kompetensi dasar membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram dengan sekurang-
kurangnya memperoleh nilai KKM sebesar 65 (enam puluh lima).
Dengan demikian model penilaian berbasis portofolio dapat diterapkan dalam
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya dalam upaya pencapaian
kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar
dan diagram siswa kelas XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus
tahun pelajaran 2008/2009 sekurang-kurangnya mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 65 (enam puluh lima).
Tidak hanya kompetensi siswa yang meningkat, tetapi yang tidak kalah penting adalah
dampak proses yang ditimbulkan dari pembelajaran dengan model penilaian berbasis portofolio.
Dampak itu yang berhubungan dengan perilaku belajar siswa yang menjadi lebih baik sehingga
172
100
dapat mendorong upaya pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka
dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram dapat menjawabnya.
Model penilaian berbasis portofolio dapat meningkatkan pencapaian kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram dalam
implementasinya dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Siswa dipahamkan tentang apa dan bagaimana model penilaian berbasis portofolio.
2. Siswa diberikan pengarahan bahwa perilaku belajar yang baik sangat mendorong upaya
pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks,
tabel, grafik, gambar dan diagram sekurang-kurangnya mencapai nilai Kritetia
Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima). Oleh karena itu perilaku
belajar siswa harian dicatat dalam buku catatan harian (anekdot).
3. Siswa diberikan tugas membaca materi di luar waktu tatap muka sebagai kegiatan
mandiri siswa, setelah itu dalam pembelajaran tatap muka siswa diminta untuk
mengidentifikasi konsep yang ada di dalam kompetensi dasar membuat dokumen
pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram.
4. Siswa diberikan tugas terstruktur dengan mengerjakan LKS.
5. Siswa diharapkan mengikuti berbagai kegiatan di luar sekolah yang menunjang kegiatan
pembelajaran, misalnya mengikuti kegiatan ekstra komputer yang diadakan oleh sekolah
dengan gratis.
6. Siswa diberikan tes yang dilakukan secara menyeluruh, berkala dan berkesinambungan,
untuk mengetahui hasil belajarnya.
7. Melalui model penilaian berbasis portofolio berdampak positif terhadap perubahan
perilaku belajar siswa dari perilaku belajar yang ”kurang” baik menjadi perilaku belajar
yang lebih ”baik”, sehingga dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram siswa
kelas XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2008/2009 sekurang-kurangnya mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 65 (enam puluh lima).
101
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini selanjutnya peneliti merekomendasikan hal-hal berikut:
1. Dalam upaya pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan
variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram sekurang-kurangnya mencapai nilai
Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima), maka dianjurkan
menggunakan model penilaian berbasis portofolio.
2. Untuk bisa mencapai kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan
variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram sekurang-kurangnya mencapai nilai
Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh lima), diperlukan perilaku
belajar yang baik. Untuk itu guru disarankan membuat catatan harian tentang perilaku
belajar siswa dalam buku catatan harian yang disebut anekdot.
3. Model penilaian berbasis portofolio dapat diterapkan pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi, khususnya kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram, karena model penilaian
berbasis portofolio merupakan sistem penilaian yang lebih komprehensif yang
mempertimbangkan segala aspek dari peserta didik baik pengetahuan, sikap dan
ketrampilan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
4. Untuk memberikan kesempatan latihan kepada siswa yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, diharapkan
sekolah menyediakan seperangkat komputer yang bisa digunakan siswa secara bebas di
ruang perpustakaan.
102
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang
dikemukakan pada Bab I tesis ini. Selanjutnya, dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.
Berturut-turut akan dipaparkan tentang: (A) Deskripsi Latar Penelitian; (B) Refleksi Awal; (C)
KKM Pendukung Siswa 1. Menggunakan internet untuk keperluan informasi dan
komunikasi 1.1 Menjelaskan berbagai perangkat keras dan fungsinya
untuk keperluan akses internet 65 1.1.1. Menjelaskan gambar perangkat keras yang
digunakan untuk akses internet 65 68 63 64 1.1.2. Menjelaskan fungsi ethernet card 65 68 63 64 1.1.3. Menjelaskan perbedaan modem dan router 65 68 63 64 1.2 Mendeskripsikan cara akses Internet 65 1.2.1. Menjelaskan persyaratan komputer yang
digunakan untuk mengakses internet 65 69 64 62 1.2.2. Menjelaskan peran ISP 65 69 64 62 1.2.3. Menjelaskan bagaimana cara mengakses
internet atau localhost/LAN 65 69 64 62 1.3 Mempraktikkan akses Internet 63 1.3.1. Menjelaskan cara memperoleh informasi
melalui internet atau localhost/LAN 63 64 62 63 1.3.2. Mendemonstrasikan cara memperoleh
informasi dalam bentuk gambar melalui internet atau localhost/LAN 63 64 62 63
1.3.3. Mendemonstrasikan cara mencari informasi dalam bentuk animasi atau video di internet atau localhost/LAN 63 64 62 63
1.4 Menggunakan web browser untuk memperoleh,
menyimpan, dan mencetak informasi 66 1.4.1. Menjelaskan fungsi mesin pencari (search
engine) 66 70 64 64 1.4.2. Mendemonstrasikan cara menyimpan informasi
hasil browsing 66 70 64 64 1.4.3. Mendemonstrasikan cara mencetak informasi
dari hasil browsing 66 70 64 64 1.5 Menggunakan e-mail untuk keperluan informasi dan
komunikasi 66 1.5.1. Menjelaskan fungsi email sebagai alat
komunikasi 66 71 63 64 1.5.2. Mendemonstrasikan untuk melakukan
attachment file dalam email 66 71 63 64 1.5.3. Mendemonstrasikan cara mengambil
attachment file dan memindahkannya pada media lain 66 71 63 64
Rata-rata KKM 65
Tabel 08.
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SMA NEGERI 1 GEBOG KABUPATEN KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
KLAS : XI (SEBELAS)
SEMSETER : Dua
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI
2. Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menghasilkan informasi 2.1. Menggunakan menu ikon yang terdapat Dalam perangkat lunak pengolah angka
66
2.1.1. Menjelaskan pengertian menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah angka 66 70 65 63
2.1.2. Menerangkan fungsi menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah angka 66 70 65 63
2.1.3. Mengidentikasi menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah angka 66 70 65 63
2.1.4. Menampilkan menu dan ikon yang tersembunyi dan menyembunyikan ikon-ikon yang tidak diperlukan 66 70 65 63
2.2. Membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar, dan diagram 65 2.2.1. Mendemonstrasikan pembuatan
spreadsheet baru 65 67 65 63 2.2.2. Melakukan langkah dasar
pengoperasian 65 67 65 63 2.2.3. Menjelaskan formula dan fungsinya 65 67 65 63 2.2.4. Memasukkan data ke dalam cell 65 67 65 63 2.3. Mengolah dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar, dan diagran untuk menghasilkan informasi 64 2.3.1 Mengolah data menggunakan
perhitungan statistik 64 64 65 63 2.3.2 Mengolah data menggunakan
1. Ketepatan waktu kehadiran siswa datang dan memasuki ruang
laboratorium komputer menjelang pembelajaran berlangsung.
2. Siswa menempati tempat duduk secara urut berdasarkan nomor urut
absen di kelas XI.IPS.1 untuk memudahkan pengawasan.
3. Siswa menyiapkan perangkat komputer dan menghidupkan komputer
menggunakan prosedur yang benar.
4. Siswa konsentrasi penuh memperhatikan penjelasan guru tentang
kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi
teks dan tabel.
5. Siswa memanfaatkan waktu dan fasilitas komputer untuk berlatih
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks dan tabel
dengan baik dan benar.
6. Siswa mengakhiri pembelajaran dengan menutup program pengolah
angka dan mematikan komputer dengan prosedur yang benar
7. Setelah pembelajaran berakhir siswa dengan tertib meninggalkan ruang
laboratorium komputer.
Kondisi awal nilai rata-rata perilaku belajar siswa dalam pembelajaran pada tabel 12
menunjukkan bahwa perilaku belajar siswa dalam pembelajaran dalam kategori ”kurang”.
Perincian penilaian masing-masing aspek dapat dikemukakan sebagai berikut:
1). Aspek perilaku belajar siswa yang dinilai ”amat baik” jika nilai rata-rata perilaku
belajar siswa memperoleh nilai antara 90 s.d 100.
2). Aspek perilaku belajar siswa yang dinilai ”baik” jika nilai rata-rata perilaku belajar siswa
124
memperoleh nilai antara 75 s.d 89.
3). Aspek perilaku belajar siswa yang dinilai ”sedang” jika nilai rata-rata perilaku belajar
siswa memperoleh nilai antara 65 s.d 74.
4). Aspek perilaku belajar siswa yang dinilai ”kurang” jika nilai rata-rata perilaku belajar
siswa memperoleh nilai kurang dari 65. (Sadiman:2007)
Permasalahan ini harus segera diatasi, agar tidak menjadi berlarut-larut dan tidak menjadi
masalah dalam upaya pencapaian kompetansi dasar Membuat Dokumen Pengolah Angka Dengan
Variasi Teks, Grafik, Gambar Dan Diagram dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi di kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus semester genap tahun
pelajaran 2008/2009 dengan KKM sebesar 65 (enam puluh lima).
C. Analisis Pencarian Fakta
Analisis pencarian fakta dilakukan dengan melakukan dialog terbuka dengan subyek
penelitian, yaitu siswa klas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus dengan segala
permasalahan dalam pembelajaran dan penilaian mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Selain itu dilakukan observasi oleh teman sejawat sesama guru mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai kolaborator dan refleksi aktivitas pembelajaran dan
penilaian pada pertemuan-pertemuan sebelumnya untuk mengidentifikasi asumsi penyebab
masalah.
Beberapa data hasil dialog dengan siswa klas XI.IPS.1 dan diskusi dengan teman sejawat
sebagai kolaborator ternyata memperkuat dugaan terdapat permasalahan dalam pembelajaran dan
penilaian pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, yaitu para siswa kesulitan
dalam mengerjakan soal yang hanya mengukur aspek kognitif saja, padahal kompetesni dasar
Membuat Dokumen Pengolah Angka Dengan Variasi Teks, Grafik, Gambar Dan Diagram dalam
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi memuat aspek ketrampilan, sehingga proses
pembelajaran dan penilaian harus dilakukan secara komprehensif terhadap segala aspek peserta
didik yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan
125
Seperti dikemukakan oleh siswa bernama Wahyu Riswanto kelas XI.IPS.1 dalam
kesempatan dialog mengatakan bahwa nilai tes kemampuan awal tentang kompetesni dasar
Membuat Dokumen Pengolah Angka Dengan Variasi Teks, Grafik, Gambar Dan Diagram dalam
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak mencapai KKM sebesar 65 (enam
puluh lima) karena kompetensi dasar tersebut memuat aspek ketrampilan sehingga untuk bisa
memahami dan menguasainya diperlukan pembelajaran praktek dan banyak latihan di ruang
laboratorium komputer. Lebih jauh dikatakan oleh teman sejawat sebagai kolaborator bahwa
upaya pencapaian kompetensi dasar yang memuat aspek ketrampilan diperlukan perilaku belajar
siswa yang baik, sarana yang memadai, diperbanyak dengan pemberian tugas-tugas tersetruktur
dan mandiri serta keterlibatan siswa dalam kegiatan di luar sekolah yang menunjang kegiatan
belajar. Dengan demikian dari hasil refleksi awal dapat didentifikasi faktor dan penyebab masalah
yang dirangkum dalam tabel 13 sebagai berikut:
Tabel 13. Asumsi Penyebab Masalah
No Faktor Penyebab Masalah
1. Siswa a. Perilaku belajar yang salah
b. Nilai tes kemampuan awal sebagai gambaran
atas penguasaan kompetensi masih belum
mencapai KKM
2. Guru Kurang mendorong siswa untuk belajar aktif dan mandiri,
karena pembelajaran dan penilaian masih konvensional.
3. Sarana Para siswa hanya mengandalkan fasilitas komputer di
sekolah dengan waktu tatap muka yang sangat terbatas,
kurang didukung pemilikan perangkat komputer di rumah
untuk mengerjakan tugas tertruktur dan mandiri.
126
4. Proses
Pembelajaran
Model klasikal menempati ruang laboratorium komputer
dengan media LKS selama 2 X 45 menit, dipandang
kurang karena kompetensi yang memuat aspek
ketrampilan diperlukan waktu yang lebih banyak untuk
latihan.
5. Materi ajar Banyak menggunakan rumus-rumus, sehingga
diperlukan ketekunan dalam belajar, sementara para
siswa masih belum menunjukkan perilaku belajar yang
benar saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
6. Penilaian Belum dilakukan secara komprehensif terhadap segala
aspek peserta didik yang dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan
D. Gambaran Tentang Kondisi Awal Siswa Kelas XI.IPS.1
SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus Tahun
Pelajaran 2008/2009.
Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dan pengamatan tentang perilaku belajar siswa
kelas XI.IPS.1 SMA 1 Gebog Kabupaten Kudus yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti adalah
sebagai berikut:
Tabel 14. Gambaran tentang kondisi awal kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2008/2009
NILAI No Nama
Tes Perilaku Belajar
Rata-rata
Keterangan
1 Adib Faisol 66 70 68 Kompeten
2 Aji Wiradikta 56 50 53 Belum Kompeten
3 Angga Okta Zudhananto 56 60 58 Belum Kompeten
4 Ari Irawan 60 60 60 Belum Kompeten
5 Astri Maylina Rahayu 66 70 68 Kompeten
6 Diah Eka Wulandari 70 70 70 Kompeten
7 Diyah Kokom Komariyah 70 70 70 Kompeten
127
8 Dodi Hermawan 60 50 55 Belum Kompeten
9 Dwi Wahyuni 48 60 54 Belum Kompeten
10 Eni Indriyanti 72 70 71 Kompeten
11 Fanny Antikasari 82 80 81 Kompeten
12 Ganda Gunawan 60 65 63 Belum Kompeten
13 Ilham Mulyadi 56 50 53 Belum Kompeten
14 Januar Ary Erfianto 52 50 51 Belum Kompeten
15 Kiki Puji Lestari 72 70 71 Kompeten
16 Maulia Dwi Purnami 60 70 65 Kompeten
17 Miftakhul Ambyah 62 70 66 Kompeten
18 Mochamad Badiuzzaman 60 50 55 Belum Kompeten
19 Mutmainnaturrofiah 62 65 64 Belum Kompeten
20 Noor Halimin 78 60 69 Kompeten
21 Noor Khalimah 70 70 70 Kompeten
22 Noor Salita Hanjati 66 70 68 Kompeten
23 Noor Ulinnuha 60 60 60 Belum Kompeten
24 Novita Wulansari 76 70 73 Kompeten
25 Nufi Khairun N 60 65 63 Belum Kompeten
26 Ratih J Oktavianti 56 60 58 Belum Kompeten
27 Restu Anugrah Permadi 60 50 55 Belum Kompeten
28 Reza Fahrizal 60 50 55 Belum Kompeten
29 Rina Afriyani 72 70 71 Kompeten
30 Rita Widya Astuti 60 60 60 Belum Kompeten
31 Riyan Kustomo 60 60 60 Belum Kompeten
32 Sa'idatur Rohmah 66 70 68 Kompeten
33 Siskatun Nasiroh 70 70 70 Kompeten
34 Siti Fatimah 70 70 70 Kompeten
35 Slamet Noor Abta 66 65 66 Kompeten
36 Sony Al Abas 60 50 55 Belum Kompeten
37 Sri Utami 66 70 68 Kompeten
38 Sri Wahyuni 66 65 66 Kompeten
39 Syaiful Hanaf 62 60 61 Belum Kompeten
40 Tris Triandi 70 70 70 Kompeten
41 Tutik Oktaviani 76 80 78 Kompeten
42 Ulin Ni'Mah 74 70 72 Kompeten
43 Utia Nur Chumaidah 74 70 72 Kompeten
44 Wahyu Riswanto 60 60 60 Belum Kompeten
45 Zuli Novitasari 62 60 61 Belum Kompeten
Rata-rata Nilai 65 64 64 Jumlah siswa Kondisi Awal Siswa: L = 20 Jumlah nilai kurang dari KKM = 21 siswa P = 25 Jumlah nilai sama dengan atau Jmlh = 45 lebih besar dari KKM (65) = 24 siswa
E. Desrkripsi Penelitian Siklus I
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran dan Penilaian
Perencanaan tindakan pembelajaran dan penilaian merupakan langkah operasional awal
dari penelitian tindakan kelas yang disusun mengacu kepada hipotesis tindakan, yaitu: ”Melalui
128
model penilaian berbasis portofolio dapat meningkatkan pencapaian kompetensi dasar membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram siswa kelas
XI.IPS.1 semester genap di SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2008/2009
sekurang-kurangnya mencapai nilai Kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (enam puluh
lima)”.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran dan penilaian tindakan faktual dilakukan, ada
beberapa kegiatan awal yang direncanakan dan disiapkan secara baik agar pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian tindakan berjalan lancar, antara lain:
a. Mensosialisasikan upaya pencapaian kompetesnsi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram dengan model penilaian
berbasis portofolio kepada siswa kelas tindakan.
b. Menetukan materi pembelajaran pada tindakan siklus I, secara keseluruhan yang
terangkum dalam tabel 14 berikut:
Tabel 15. Materi Pembelajaran Tindakan Siklus I
Bulan Minggu Tindakan Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Waktu
129
Maret I 1 2. Membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, tabel,
grafik, gambar dan diagram.
2.1. Dokumen Pengolah Angka
Dengan Variasi Teks
2.1.1. Memasukkan format
teks
2.1.2. Memasukkan Format
Bilangan
2.1.3. Memasukkan Format
Tanggal dan Waktu
90 Menit
II 2 2.2. Dokumen Pengolah Angka
Dengan Variasi Tabel
2.2.1. Macam-macam
Operator
2.2.2. Menggunakan Formula
Pada Lembar Kerja
2.2.3. Menggunakan Fungsi
Pada Lembar Kerja
2.2.4. Menggunakan Fungsi
Absolut dan Relatif
90 Menit
c. Membuat skenario pembelajaran dengan model penilaian berbasis portofolio kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, kepada siswa yang
terangkum dalam tabel 15 berikut:
Tabel 16. Proses Pembelajaran dan Penilaian Kompetensi Dasar Membuat
Dokumen Pengolah Angka Dengan Variasi Teks dan Tabel
Pada Siklus I
130
No Tahap
Pembelajaran dan Penilaian
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kegiatan Awal
• Menjelaskan Prosedur pembelajaran dan penilaian tindakan
• Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memperhatikan penjelasan guru
5 Menit 1. Pendahuluan
Pre tes Mengerjakan tes 15 Menit
Kegiatan Inti
2. Membangun pengetahuan, sikap dan ketrampilan
• Menjelaskan cara membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks dan tabel
• Berperan sebagai fasilitator, motivator dan observer
• Memperhatikan penjelasan guru
• Berperilaku belajar yang baik dengan duduk mempersiapkan diri di depan komputer masing-masing
25 Menit
• Meminta siswa berlatih membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks dan tabel
• Melakukan fungsi sebagai fasilitator, motivator dan observer
• Berlatih membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks dan tabel
120 Menit
Kegiatan Akhir
3. Penutup Memberikan postes Mengerjakan tes 15 Menit
d. Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran dan penilaian yang mendukung
terlaksananya tindakan pembelajaran dan penilaian, seperti mengatur tempat duduk siswa
sesuai urutan nomor absensi, menghidupkan komputer sesuai dengan prosedur yang
benar, menyiapkan buku pegangan dan LKS, menghidupkan komputer dan LCD sebagai
media pembelajaran, white board dan spidol dan lain sebgainya.
131
e. Menyiapkan instrumen observasi untuk mengobservasi perilaku belajar siswa dalam
pembelajaran, aktivitas kelas saat berlangsungnya pembelajaran oleh teman sejawat
sebagai kolaborator.
f. Mendiskripsikan secara jelas peran guru sebagai fasilitator pembelajaran dan penilaian
tindakan, teman sejawat sebagai kolaborator berperan selaku observer dan siswa kelas
XI.IPS. 1 SMA Negeri 1 Gebog Kabupaten Kudus sebagai subyek penelitian.
Peran guru sebagai fasilitator pada intinya adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat
menciptakan siswa belajar, termasuk didalamnya sebagai salah satu sumber belajar dan
sebagai motivator, guru harus meningkatkan minat dan semangat belajar dan berlatih
untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam upaya pencapaian kompetensi
dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan
diagram serta sebagai evaluator, guru melaksanakan tes untuk mengetahui dampak
produk dari suatu proses pembelajaran. Sebagai observer, teman sejawat selaku
kolaborator bertugas mengamati aktivitas kelas dan perilaku belajar siswa.
g. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan dan menguji keterlaksanaannya dilapangan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan sebelum pembelajaran dan penilaian siklus I (tindakan I dan II)
dilaksanakan, siswa diberi tugas memanfaatkan kegiatan mandiri, untuk membaca buku referensi
tentang kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik,
gambar dan diagram, masing-masing selama 90 menit.
Pada pelaksanaan tindakan I, siswa belajar tentang Cara Membuat Dokumen Pengolah
Angka Dengan Variasi Teks, yang meliputi: (1) Memasukkan Format Teks; (2) Memasukkan
Format Bilangan; dan (3) Memasukkan Format Tanggal dan Waktu, dengan cara sebagai berikut:
f. Acara tatap muka dimulai; 1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat ini, yaitu
diharapkan setelah pembelajaran siswa dapat menjelaskan cara membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks dan bisa mempraktekannya. 2) guru menjelaskan prosedur
132
pembelajaran dan penilaian yang akan dilaksanakan, termasuk tugas kolaborator sebagai
observer dalam menilai perilaku siswa selama pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru
sebagai peneliti.
g. Guru melaksanakan pre-tes untuk mengetahui pengetahuan awal tentang kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks, dengan alokasi waktu 15 menit.
h. Siswa diminta untuk: 1) memperhatikan penjelasan guru melalui media LCD tentang cara
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks.; 2) berperilaku belajar yang baik
dengan duduk mempersiapkan diri di depan komputer masing-masing; 3) berlatih membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi teks, selama 50 menit.
i. Pada sesi c, guru berperan sebagai pengajar, fasilitator, dan motivator bagi siswa dalam upaya
pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi teks,
sedankgan teman sejawat sebagai kolaborator bertugas sebagai observer tentang perilaku
belajar siswa dan situasi kelas saat pembelajaran dan penilaian berlangsung.
j. Pada bagian akhir pembelajaran dan penilian tindakan, guru melaksanakan pos-tes sebagai tes
siklus untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi teks, dengan alokasi waktu 15 menit.
Pada pelaksanaan tindakan II, siswa belajar tentang cara membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi tabel, dengan acara sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan: 1) tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran dan penilaian, yaitu
diharapkan setelah pembelajaran dan penilaian siswa dapat menjelaskan cara membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi tabel dan bisa mempraktekannya, 2) guru
menjelaskan prosedur pembelajaran dan penilaian yang akan dilaksanakan, termasuk tugas
kolaborator sebagai observer dalam menilai perilaku siswa selama pembelajaran yang telah
disiapkan oleh guru sebagai peneliti.
b. Guru melaksanakan pre-tes untuk mengetahui pengetahuan awal tentang kompetensi dasar
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel, dengan alokasi waktu 15 menit.
c. Siswa diminta untuk: 1) memperhatikan penjelasan guru melalui media LCD tentang cara
membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel.; 2) berperilaku belajar yang baik
133
dengan duduk mempersiapkan diri di depan komputer masing-masing; 3) berlatih membuat
dokumen pengolah angka dengan variasi tabel, selama 50 menit.
d. Pada sesi c, guru berperan sebagai pengajar, fasilitator, dan motivator bagi siswa dalam upaya
pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi tabel,
sedankgan teman sejawat sebagai kolaborator bertugas sebagai observer tentang perilaku
belajar siswa dan situasi kelas saat pembelajaran dan penilaian berlangsung.
e. Pada bagian akhir pembelajaran dan penilian tindakan, guru melaksanakan pos-tes sebagai tes
siklus untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka dengan variasi tabel, dengan alokasi waktu 15 menit.
3. Observasi
Observasi dilakukan teman sejawat sebagai kolaborator pada saat pembelajaran dan
penilaian tindakan I dan II pada siklus I untuk mengetahui perilaku siswa dalam pembelajaran
tindakan dengan menerapkan model penilaian berbasis portofolio dan suasana kelas selama
pembelajaran berlangsung.
b. Hasil Observasi perilaku belajar siswa dalam pembelajaran dan penilaian tidakan
siklus I
Observasi perilaku belajar siswa dalam pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat
selaku kolaborator dengan format observasi terfokus dengan skor (nilai). Teman sejawat
sebagai Kolaborator pada observasi ini menilai perilaku siswa dalam pembelajaran dan
penilaian dengan memberi skor pada aspek yang dinilai. Hasil observasi teman sejawat
sebagai kolaborator terangkum dalam tabel 16 berikut ini.
Tabel 17. Hasil observasi perilaku belajar siswa dalam pembelajaran oleh
i. Hasil penilaian kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan
belajar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi grafik, gambar
dan diagram pada siklus II
Hasil penilaian kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar tentang
pencapaian kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi grafik, gambar
dan diagram setelah dilakukan pembelajaran dan penilaian tindakan I dan II pada siklus II seperti
terangkum dalam tabel 24 berikut:
Tabel 27 Hasil penilaian kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar tentang kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka dengan variasi grafik, gambar dan diagram pada siklus II
Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.. Jakarta: Depdiknas.
Dick, W. & Carey L. 1978. The Systemic Design of Instruction. Illinois: Scott &
Co. Publication. Dillon, Justin & Maguire, Meg. 2005. Becoming a Teacher (issues in secondary
teaching). Buckingham Philadelphia: Open University Press. Dimyati & Mujiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008. Panduan Umum;
Pengembangan Silabus. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008. Rancangan Penilaian
Hasil Belajar Sekolah Menegah Atas.. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008. Pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Hopkins, David. 1993. A Teacher Guide to Classroom Research. Philadelphia:
Open University Press.
177
173
Kemmis and MC Taggart. 1994. The Action Research Planner. Dekain
University. Mehrens, W.A, and Lehmann, I.J. 1991. Measurement and Evaluation in
Education and Psychology. Fort Woth: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Pustekom Diknas Muhammad Mahfud. 1999. Perbedaan Efektifitas Antara Pembelajaran
Berbantuan Komputer dengan Pembelajaran Modul Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Komputer di SMK ”17” 1 Sayegan Sleman Yogyakarta. Skripsi: Program Studi Teknologi Pendidikan fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta.
Priyatmi. 2007. Peningkatan Minat dan Ketrampilan Menulis Siswa Dengan
Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan Kelas di SDN 5 Genukharjo, Wuryantoro, Wonogiri). Surakarta: PPS-UNS
Pujriyanto. 2007. Strategi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi Di SMA Negeri 1 Sewon, Bantul. Surakarta: PPS-UNS.
Rogers, Carl. 1991. Information Technology. Oxford: Made Simple Books. Samsi, Haryanto. 2003. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran. Surakarta: PPS-
UNS. Sanusi, Ahmad. 1998. Pendidikan Alternatif. Bandung: PPS IKIP Bandung
bekerjasama dengan Grafindo Media Pratama Bandung. Selameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sugiyarti. 2002. Pengaruh Sistem Pembelajaran Bermodul Dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Komputer Di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Karanganyar Surakarta. Tesis: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana UNS Surakarta
Suhardjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research-Car). Jakarta: PT Bumi Aksara.
174
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta
Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sutopo, H.B. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif; Metodologi Penelitian untuk
Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya. Surakarta: UNS. Syampurna. 1996. Belajar Sendiri: Membuat Home Page dengan HTML.
Jakarta: Elex Media Computindo The Liang Gie. 1994. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Liberty. Tijan. 1997. Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah. Yogyakarta: Swadaya. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Grasindo. Worthen, BR and Sanders, J.R. 1997. Educational Evaluation: Aternative
approaches and practical guidelines. New York: Longman Zarkoczy, Peter. 1988. Information Technology (Edisi terjemahan oleh Alex Tri