UPAYA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH SALAT FARDHU PADA ANAK (STUDI KASUS KELAS VIII MTs 1 SAMBIREJO SRAGEN) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Oleh: ABDURROHMAN AL FARIH G000120020 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
15
Embed
UPAYA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN …eprints.ums.ac.id/50051/20/09 NASKAH PUBLIKASI-Abdur.pdf1 upaya orang tua dalam meningkatkan disiplin ibadah salat fardhu pada anak (studi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH
SALAT FARDHU PADA ANAK (STUDI KASUS KELAS VIII MTs 1
SAMBIREJO SRAGEN)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Agama Islam
Oleh:
ABDURROHMAN AL FARIH
G000120020
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
UPAYA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH
SALAT FARDHU PADA ANAK (STUDI KASUS KELAS VIII MTs 1
SAMBIREJO SRAGEN)
Abdurrohman al Farih, G000120020, Jurusan Pendidikan Agama Islam
(Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Usia anak jenjang sekolah menengah yang merupakan fase peralihan anak
menuju remaja adalah fase yang memerlukan pondasi keagamaan yang kuat dari
orang tua maupun guru di sekolah. Diwajibkannya salat pada anak usia tersebut
menjadikan orang tua hendaknya senantiasa memberikan pengawasan ibadah pada
anak. MTs 1 Samberejo Sragen adalah salah satu sekolah menengah yang
menerapkan pentingnya salat khusunya pada waktu zhuhur. Lantas bagaimana
upaya orang tua dalam pendisiplin salat lainnya khususnya dalam bidang salat,
fardhu selesai sekolah.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas jenis penelitan ini
berbasis survei. Jenis penelitian ini menuntut peneliti untuk mencari data yang
valid dan akurat dari subjek penelitian sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.
Sehingga dapat menyimpulkan tentang upaya orang tua dalam meningkat disiplin
salat fardhu pada siswa MTs 1 Sambirejo Sragen.
Setelah melakukan penelitian untuk membentuk sikap disiplin salat pada
anak orang tua melakukan upaya di antaranya: pembiasaan, keteladanan,
penyadaran, dan pengawasan. Faktor pendukung kedisiplinan salat anak, antara
lain: keluarga, lingkungan, pendidikan, dan pergaulan. Faktor keluarga dan
pendidikan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi terbentuknya sikap
disiplin salat anak.Keberhasilan orang tua menanamkan disiplin salat anak dapat
dilihat melalui perilaku anak terhadap salatnya,antara lain: tepat waktu
melaksanakan salat, tanggung jawab, dan memiliki kehendak untuk salat tanpa
diperintah.
Kata kunci: pembiasaan, keteladanan, penyadaran, pengawasan
Abstract
Middle school children age which is a transition phase from children into
adolescence is a phase which needs a strong religious basic from parents and
teachers in the school. The obligatory prayer at that age children make parents
should always provide supervision on the children worship. In MTs 1 Sambirejo
Sragen is one of the secondary schools that implement the importance of prayer,
especially at a zhuhur time. So how the efforts of parents in disciplining of prayer,
more specifically of obligatory prayers after school.
Based on the background and the formulation of the problem above, this is a
survey-based research. This type of research requires researchers to look for valid
and accurate data on the subject of research as required by researcher. So he can
conclude the efforts of parents to including student discipline obligatory in prayers
at MTs1 Sambirejo Sragen.
2
After conducting research to establish the discipline of prayer in children,
applymy the parents make some efforts including: habituation, exemplary,
awareness, and supervision. Factors supporting the discipline of prayer for
children, among others are: family, environment, education, and association.
Family and education become the dominant factors affecting the formation of the
discipline of children prayer. The success of parents in instilling children player
discipline can be seen through their behaviors towards their prayers, among
others: praying on time, responsibility, and have the desire to pray without orders.
Keywords: habituation, examplary, awareness, and supervision
1. PENDAHULUAN
Orang tua akan mendidik dan mengajarkan akhlak yang baik dan
menjauhkan segala yang buruk pada anaknya. Penanaman pentingnya ibadah
sejak dini merupakan hal yang penting ditanamkan oleh orang tua kepada anak
agar mengetahui siapa tuhan dan bagaimana menunjukkan ketaatan kita pada
tuhan.
Terutama pada usia anak jenjang sekolah menengah yang merupakan fase
peralihan anak menjuju remaja adalah fase yang diperlukannya pondasi
keagamaan yang kuat dari orang tua maupun guru disekolah. Pada fase ini anak
telah menginjak awal fase balighdan pelaksanaan salat pada diri anak harus
sudah tertanam dengan baik, mengingat salat memiliki kedudukan yang sangat
penting bila dibandingkan dengan ibadah-ibadah lain.1
Di MTs 1 Samberejo Sragen adalah salah satu sekolah menengah yang
menerapkan pentingnya salat khusunya pada waktu dhuhur. Pada waktu dhuhur
tiba guru-guru yang mengatur siswa untuk salat, meski tidak sedikit siswa yang
bersembunyi di toilet, kantin mencoba untuk tidak salat. Banyak cara yang
dilakukan oleh guru untuk mengatur siswa agar melaksanakan salat dari
teguran hingga hukuman sebagai peringatan untuk menertipkan siswa untuk
salat dhuhur.Lantas bagaimana upaya orang tua dalam pendisiplin salat lainnya
khususnya dalam bidang salat fardhu selesai sekolah.Berdasarkan latar
belakang tersebut penulis tertarik mengadakan penelitian lebih lanjut dengan
judul “Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Disiplin Ibadah Salat Fardhu
Pada Anak (Studi Kasus Mts Negeri 1 Sambirejo Sragen)”
Melalui uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat
sebagai berikut. Bagaimana upaya orang tua dalam mendisiplinkan ibadah salat
anak, Apa saja aspek pendukung dalam mendisiplinan anak?, Apa saja aspek
penghambat dalam mendisiplinan anak? Tujuan dari penelitian ini yakni:
Mengetahui dan mendeskripsikan tentang upaya orang tua dalam
mendisiplinkan anak, mengetahui dan mendeskripsikan aspek pendukung
dalam mendisiplinkan anak, mengetahui dan mendeskripsikan aspek
penghambat dalam mendisiplinkan anak.
Berkaitan jurnal ilmiah meliputi: 1) Ria Rizky Widianing Fatmawati
(UMS yang berjudul “Peran Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1
Dalam Meningkatkan Disiplin Ibadah Salat” dalam penilitiannya
menyimpulkan penggunaan metode-metode dan berbagai cara yang dilakukan
para pengasuh panti mardhatillah-1 dalam mendidik dan menanamkan sikap
kedisiplinan bagi anak-anak asuhnya terutama dalam hal ibadah salat dinilai
telah berhasil dengan adanya peningkatan terhadap perilaku anak-anak asuhnya
dalam melaksanakan salat tepat waktu. Melalui penanaman sikap kedisiplinan
dalam kehidupan sehari hari akan menimbulkan dampak yang positif bagi
setiap anak dalam melaksanakan kegiatan, lebih-lebih semua kegiatan di dalam
maupun diluar panti telah terprogram dan terjadwal.2 2) Wiwin Nurul Laili
(UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) yang berjudul “Peningkatan Kedisiplinan
Salat Dhuhur Berjama’ah Melalui Fingerprint dan Pengaruhnya Terhadap
Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI di SMA N 4 Magelang” dalam
penelitiaannya menyimpulkan bahwa Analisi data disiplin salat dhuhur
berjamaah melalui fingerprint sebanyak 9 siswa dalam kategori sangat baik, 68
siswa baik, 72 siswa cukup baik, 22 siswa kurang baik, 11 siswa tidak baik
maka tingkat kedisiplinan salat dhuhhr berjamaah siswa kelas XI SMA N 4
magelang melalui fingerprint berada dalam kategori cukup baik. Hal ini
didasarkan pada hasil analisis data yang dilakukan yang menunjukan bahwa
kekedisiplinan salat dhuhu berjama’ah siswa kelas XI SMA N Magelang
melalui fingerprint menunjukan 72 siswa tergolong cukup baik dari
keseluruhan subjek 182 siswa.3
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat diamati bahwa judul
penelitian yang penulis lakukan terkait“Upaya Orang Tua Dalam
Meningkatkan Disiplin Salat Wajib Pada Anak Smp (Studikasus Kasus MTs 1
Sambirejo Sragen)”belum ada yang melakukan penelitian sebelumnya.
Namun, dapat dijumpai kesamaan objek penelitian yaitu sama-sama
menjadikan membahas peranan guru.salat dan satuan tingkat
pendidikan.Ditinjau lebih lanjut penelitian yang saya lakukan fokus pada
Bagaimana peranan guru dalam menigkatkan disiplin salat wajib siswa Jadi
disini jelas perbedaan pembahasan yang diteliti oleh penulis.
Tasmara dalam Siswantoada mengatakan dalam kedisiplinan
mengerjakan salat terdapat tiga aspek, yaitu: 1) Ketepatan Waktu: Salat tanpa
adanya usaha untuk mendisiplinkan diri untuk menepati waktu-waktu salat
yang telah ditentukan, akan menyebabkan sering terlambat dan kemudian
muncul rasa malas untuk mengerjakannya dan hal tersebut menandakan
kegagalan dalam mencapai keteraturan salat. 2) Tanggung Jawab: Tanggung
2 Ria Rizky Widianing Fatmawati, “Peran Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1
Dalam Meningkatkan Disiplin Ibadah Salat”, Fakultas Agama Islam, UMS, 2014. 3 Wiwin Nurul Laili, “Peningkatan Kedisiplinan Salat Dhuhur Berjama’ah Melalui
Fingerprint dan Pengaruhnya Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI di SMA N 4
Magelang” , Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.
4
jawab dalam melaksanakan salatakan melahirkan suatu niat yang kuat dan
ikhlas.Apabila hal tersebut telah tercapai maka melaksanakan salat merupakan
sesuatu yang ringan bahkan menyenangkan. Sebaliknya akan terasa sulit dan
berat untuk melaksanakan salat apabila dikerjakan dengan hati yang tidak
ikhlas atau terpaksa. 3) Kemauan atau Kehendak: Tanpa adanya kehendak
yang kuat dari dorongan internal, maka tidak ada motivasi untuk melaksanakan
sesuatu dan mudah terpengaruh oleh faktor eksternal. 4
Selain ke tiga aspek tersebut terdapat berbagai fakto pendukung dan
penghambat dalam mendisiplinkan salat antara lain: dukungan keluarga,
lingkungan sekitar, pendidikan, bergaul dengan teman yang baik, minimnya
pemahaman orang tua tentang salat, malas, dan menganggap remeh.
2. METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif karena penelitian
ini menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat.5
Melalui latar belakang dan rumusan masalah diatas jenis penelitan ini berbasis
survei. Jenis penelitian ini menuntut peneliti untuk mencari data yang valid dan
akurat dari subjek penelitian sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.6
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.7 Dalam penelitian ini data primer
diambil dari isi angket yang telah diisi oleh wali murid kelas VII MTs 1
Sambirejo. Data sekunder merupakan data yang diperolehdaripihak lain
misalnya dari jurnal ilmiah, internet, atau refrensi sekunder sebagai tambahan
untuk lebih memperjelas dalam melakukan penelitian terhadap masalah ini.8
Data yang diambil ditempat penelitian berupa sejarah sekolah, visi, misi, dan
tujuan berdirinya sekolah.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuisoner
guna memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi
atau hal-hal yang ia ketahui.9, dan dokumentasi yang meliputi meliputi buku-
buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan serta foto atau
gambar yang diambil.10
Dalam penelitian ini metode analisis data menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif dengan cara deduktif, rumusan masalah digunakan sebagai konsep,
4 Fevi Zanfiana Siswanto, “Hubungan Antara Kedisiplinan Melaksanakan Salat Wajib
dengan Prokratinasi Akademik Pada Mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.”
Publikasi Ilmiah (Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan, 2013), hlm 8. 5 Muri Yusu, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta:
Pranadamedia Group, 2014), hlm: 62 6 Toto Syatori N., Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Penerbit Pustaka
Setia, 201), hlm. 56 7 Hadari Nawawi, Mimi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada University