-
i
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI
MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI
METODE DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI
TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO
KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SUMARIYAH
NIM: 11411042
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2014
-
ii
-
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp ( 0298 ) 323706 fax 323433
Salatiga 50721
http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
iii
-
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara
Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
iv
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI
MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI METODE
DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1
KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
DISUSUN OLEH
SUMARIYAH
NIM: 11411042
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal
30
September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Moh Khusen, M.Ag., MA _____________
Sekretaris Penguji : Drs. Djoko Sutopo _____________
Penguji I : Miftachur Rif‟ah, M.Ag. _____________
Penguji II : Mufiq, S.Ag. M.Phil. _____________
Penguji III : M. Hafidz. M.Ag. _____________
Salatiga, 30 September 2014
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
NIP. 19670112 199203 1 005
-
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sumariyah
NIM : 11411042
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.
Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, September 2014
Yang menyatakan
Sumariyah
-
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“(1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. (2)
Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan
Tuhanmu
yang Maha Mulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5)
Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S.
Al-„Alaq: 1 - 5)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini aku persembahkan untuk:
1. suamiku tercinta atas kesetiaannya dan selalu
mendampingi.
2. Ibuku yang selalu mendoakanku
3. Anak-anakku, menantu dan cucu-cucuku yang banyak memberi
dorongan semangat dan sumber inspirasiku.
4. Warga SD Tampirkulon I yang telah banyak memberi kemudahan
dan
support dalam pelaksanaan penelitian ini.
5. Seluruh teman senasib seperjuangan.
KATA PENGANTAR
-
vii
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT,
karena
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi
ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan
dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih penulis ucapkan dengan
tulus dan sedalam-
dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN
Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua program studi PAI
Ekstensi.
3. Bapak M. Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan
penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan dan arahan
sehingga
skripsi ini dapat selesai dengan baik.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah menyampaikan materi
kuliah.
5. Bapak dan Ibu Karyawan STAIN Salatiga yang telah membantu
kami.
6. Bapak Suryadi, S.Pd. selaku kepala SD Negeri Tampirkulon I
Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang yang telah memberikan ijin,
keleluasaan, serta bantuan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini
dapat
selesai
Penulis berdoa semoga amal baik tersebut diterima oleh Allah SWT
dan
dicatat sebagai amal saleh. Selanjutnya tidak lupa penulis
mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Salatiga, September 2014
Penulis
-
viii
ABSTRAK
Sumariyah. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar BTQ pada
Materi
Mengenal Huruf Hijaiyah, Tanda Baca Melalui Metode Drill
pada
Siswa Kelas II SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi.
Jurusan
Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah
Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing M. Hafidz, M.Ag.
Kata Kunci: Prestasi Belajar BTQ, Metode Drill.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar
peran
metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar BTQ siswa kelas
II SDN
Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran
2013/2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian
ini adalah:
Bagaimanakah prestasi belajar BTQ siswa kelas II SD Negeri
Tampirkulon I
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran
2013/2014? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan
pendekatan
kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan penelitian tindakan
kelas
dengan metode drill dapat memperbaiki kondisi pembelajaran dan
meningkatkan
prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini guru sekaligus
bertindak sebagai
peneliti dan penelitian ini dalam pelaksanaannya dibagi menjadi
2 siklus. Tiap
siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan
refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
prestasi
belajar. Peningkatan prestasi tersebut dapat dilihat dari nilai
prosentase rata-
rata/ketercapaian hasil belajar persiklus yaitu: Prestasi
belajar siklus I 76,47%,
dan siklus II 82,35%. Hal ini dikarenakan dengan penerapan
metode drill kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memudahkan
pembelajaran.
-
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.....................................................................................................
i
Halaman Berlogo
................................................................................................
ii
Persetujuan Pembimbing
.....................................................................................
iii
Halaman Pengesahan
..........................................................................................
iv
Halaman Pernyataan Keaslian
Tulisan................................................................
v
Motto dan Persembahan
......................................................................................
vi
Kata Pengantar
....................................................................................................
vii
Abstrak
................................................................................................................
viii
Daftar
Isi..............................................................................................................
ix
Daftar Tabel
........................................................................................................
xii
Daftar Lampiran
..................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
...............................................................
1
B. Rumusan
Masalah.........................................................................
4
C. Tujuan Penelitian
..........................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
.......................... 5
E. Kegunaan Penelitian
.....................................................................
5
F. Definisi Operasional
.....................................................................
7
G. Metode Penelitian
.........................................................................
7
1. Rancangan Penelitian
............................................................. 7
2. Subjek Penelitian
....................................................................
9
3. Langkah-langkah
....................................................................
9
-
x
4. Instrumen Penelitian
...............................................................
11
5. Pengumpulan Data
..................................................................
11
6. Analisis
Data...........................................................................
12
H. Sistematika Penulisan
...................................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertan Prestasi
.........................................................................
15
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
..................... 17
C. Metode Drill
.................................................................................
25
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar BTQ
........... 30
E. Karakteristik Mutu Pelajaran PAI Khususnya
BTQ..................... 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
...................................... 37
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
..................................................... 41
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I
...............................................................
48
B. Hasil Penelitian Siklus II
..............................................................
52
C. Pembahasan
..................................................................................
56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
...................................................................................
60
B. Saran
.............................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xi
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
I............................... 64
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
............................. 68
c. Gambar Kegiatan Pembelajaran
.................................................. 73
d. Lembar Konsultasi
.......................................................................
77
e. Surat Pernyataan
..........................................................................
78
RIWAYAT HIDUP PENULIS
...........................................................................
79
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1
..................................... 39
Tabel 2 Hasil Pengamatan pada Siklus I
......................................................... 43
Tabel 3 Hasil Penelitian pada Siklus I
.............................................................
48
Tabel 4 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill siklus I
................... 49
Tabel 5 Persentase hasil belajar BTQ aspek prestasi dalam siklus
I ............... 49
Tabel 6 Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam
siklus I ..... 50
Tabel 7 Hasil belajar BTQ dalam siklus II
...................................................... 53
Tabel 8 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam
siklus II ....... 54
Tabel 9 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam
siklus II ....... 54
Tabel 10 Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator
dalam siklus II .... 54
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
................................. 64
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
II................................ 68
Lampiran 3 Gambar Kegiatan Pembelajaran
.................................................... 73
Lampiran 4 Lembar Konsultasi
.........................................................................
77
Lampiran 5 Surat Pernyataan
............................................................................
78
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pelajaran yang
wajib
ditempuh oleh siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Tampirkulon I
Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang, salah satu bagian dari pelajaran
Agama Islam
adalah Baca Tulis Al-Quran (BTQ).
Mata pelajaran BTQ merupakan muatan lokal daerah (mulok) yang
harus
diajarkan di SD yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama
Islam, alokasi
waktu pelajaran BTQ kelas II satu jam pelajaran adalah 35 menit
per minggu.
Mengingat mata pelajaran BTQ sangat erat hubungannya dengan mata
pelajaran
Pendidikan Agama Islam, dengan demikian pelajaran BTQ diberikan
kepada
siswa SD sejak dini. Karena usia anak-anak SD merupakan usia
ideal untuk
mempelajari dan memahami serta melafalkan huruf-huruf
hijaiyah.
pemberian pelajaran BTQ kepada siswa SD bertujuan untuk
memberikan
pemahaman sejak dini menumbuhkembangkan kemampuan anak dalam
membaca
dan menulis huruf hijaiyah dengan benar. Oleh karena itu,
penulis berkeinginan
lulusan dari SD Negeri Tampirkulon I sudah bisa membaca dan
menulis huruf Al-
Quran sesuai dengan tajwid. Terkadang dengan keterbatasan guru
tidak sempat
membiasakan peserta didiknya untuk melakukan metode drill dalam
membaca dan
menulis kata atau kalimat dengan huruf hijaiyah. Karena membaca
dan menulis
huruf hijaiyah tidak bisa sekaligus fasih dan benar, akan tetapi
dalam mempelajari
-
2
BTQ harus dilakukan secara berulang-ulang agar hasilnya
maksimal, dengan kata
lain sering latihan (drill) membaca dan menulis huruf Al-Quran
atau huruf
hijaiyah dengan bimbingan orang yang lebih pandai atau ahlinya
(guru).
PAI khususnya BTQ dengan materi Mengenal Huruf-Huruf Hijaiyah
dan
Tanda-Tanda Baca serta Cara Menulis Huruf Hijaiyah Bersambung
itu
merupakan materi yang mengandung teori untuk dibaca dan
dipahami. Hal itu
banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran BTQ. Sering kali
guru hanya
terpaku pada buku sumber dalam pembelajaran dan juga disebabkan
keterbatasan
waktu dan juga tidak ada jadwal pembelajaran BTQ serta kurang
perhatian dan
dukungan pihak sekolah.
Guru PAI dituntut untuk dapat menyajikan pembelajaran BTQ
dengan
sebaik-baiknya walaupun berbagai kendala yang dihadapi. Sebagai
guru PAI
untuk berusaha meningkatkan prestasi belajar BTQ dengan baik dan
benar. Guru
PAI di SD dituntut untuk selalu meningkatkan prestasi belajar
siswa. Guru
memegang peranan penting dan strategis dalam upaya mencapai
tujuan
pendidikan yang telah ditentukan. Hal tersebut seperti yang
tercantum dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39 Ayat 2
Tahun 2003
yang berbunyi,
“Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan
dan melakukan proses pembelajaran melalui penilaian hasil
pembelajaran,
melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian
dan
pengabdian kepada masyarakat terutama pada pendidik perguruan
tinggi”.
Permasalahan yang telah diungkapkan di atas sama dengan
permasalahan
yang ada pada SD Negeri Tampirkulon 1 khususnya siswa kelas II.
Pengamatan
-
3
yang telah saya lakukan selama ini tahun pelajaran 2012/2013
menunjukkan
pembelajaran PAI khususnya BTQ memakai penerapan metode drill
atau
mengulang-ulang dan eksperimen atau percobaan. Hal tersebut
dilakukan guru
sebagai usaha meningkatkan minat belajar siswa terhadap
pembelajaran BTQ agar
prestasi belajar siswa meningkat. Karena minat belajar siswa
kurang, khususnya
pembelajaran BTQ. Kurangnya minat belajar dapat dilihat dari
prose
pembelajaran antara kurangnya waktu untuk belajar mengajar,
kurangnya
perhatian dan dukungan pihak sekolah serta kurangnya dukungan
lingkungan atau
masyarakat, kemauan bertanya kurang, kesadaran untuk belajar
membaca menulis
huruf hijaiyah berkurang.
Tes dipersiapkan untuk ujian yang telah saya lakukan di kelas II
hasilnya
menunjukkan hasil prestasi siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon
1 kurang
memuaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa
kelas II SD
Tampirkulon 1 masih rendah.
Hal-hal di atas menjadi dorongan bagi peneliti untuk
memperbaiki
pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar. Upaya tersebut
dilaksanakan
dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini karena PTK
pada
hakikatnya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
pembelajaran secara
berkesinambungan yang diemban oleh guru. Dengan demikian
penelitian ini
merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada
keterampilan Baca
Tulis Al-Quran (BTQ) dengan menggunakan metode drill.
Dengan metode drill guru dapat mengajarkan berbagai hal,
dengan
bermain pula siswa dapat mengenal sekaligus belajar tentang BTQ.
Siswa juga
-
4
dapat melatih keberaniannya dan menumbuhkan rasa percaya diri
dalam membaca
dan menulis huruf-huruf hijaiyah. Membaca dengan cara
berulang-ulang siswa
dapat merasa puas dan percaya diri dan menimbulkan rasa
emosional tersendiri
sehingga siswa dapat mengekspresikan dirinya.
Setiap anak memiliki tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Unsur-unsur tersebut harus dikembangkan secara seimbang sejak
dini untuk
mendapatkan kecerdasan yang berkualitas. Melalui metode drill
inilah ketiga
unsur pokok pendukung intelektual siswa lebih mudah untuk
dipahami karena
dengan metode drill merupakan cara belajar yang memudahkan untuk
memahami
dan menghafal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca.
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, peneliti
berupaya
meneliti penerapan metode drill untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas
II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten
Magelang
dengan materi mengenal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca
sebagai
alternative pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah apakah penerapan metode
drill dapat
meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) pada
materi mengenal
huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca pada siswa kelas II SD
Negeri
Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran
2013/2014?
-
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana
penerapan metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar Baca
tulis Al-Quran
(BTQ) kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo
Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan dari penelitian ini dengan metode drill
dapat
meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) pada
siswa kelas II SD
Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang
tahun
pelajaran 2013/2014. Sedang indikator keberhasilannya:
melafalkan huruf al-
Quran, melafalkan huruf al-Quran melalui kata dan melafalkan
huruf al-Quran
melalui kalimat atau ayat.
E. Kegunaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat,
yaitu:
1. Secara praktis
Bagi siswa
a. Memperoleh pelajaran BTQ pada materi pengenalan
huruf-huruf
hijaiyah dan tanda-tanda baca.
b. Menambah semangat belajar siswa dalam mata pelajaran BTQ
pada
materi pengenalan huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca.
-
6
c. Meningkatkan prestasi belajar BTQ.
d. Memudahkan, memahami, menghafal, dan menulis huruf hijaiyah
dan
tanda baca serta melafalkan dengan baik dan fasih.
Bagi guru
a. Membantu dalam proses perbaikan pembelajaran jangka
pendek.
b. Memperkaya/memperluas wawasan pembelajaran yang biasa
dipakai
atau diterapkan dalam mengajar.
c. Menambah variasi mengajar PAI.
d. Membantu dalam pelaksanaan inovasi pembelajaran
e. Meningkatkan kinerja dalam mendidik siswa.
f. Membangun jaringan mitra.
g. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
Bagi sekolah
a. Memberi sumbangan dalam memperbaiki model pembelajaran
PAI.
b. Sebagai bahan pustaka sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan
untuk
meningkatkan mutu pembelajaran PAI di SD khusunya siswa kelas
II
SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten
Magelang.
-
7
2. Secara teoritis
a. Sebagai bahan pertimbangan tentang pembelajaran BTQ
melalui
metode drill dapat meningkatkan prestsi belajar siswa SD
Negeri
Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.
b. Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah.
c. Pengembangan kurikulum ditingkat SD.
d. Pengembangan profesi guru melalui proses latihan sistematik
secara
berkelanjutan.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah tafsir dan persepsi dari penelitian
ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Prestasi belajar adalah peningkatan pengetahuan siswa
tentang
pelajaran yang telah diterima dari guru.
2. Huruf hijaiyah adalah huruf Arab yang juga sering disebut
huruf al-
Quran.
3. Metode drill adalah usaha dengan latihan atau mengulangi
sesuatu
yang telah dilaksanakan.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini meliputi:
-
8
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi
belajar mengajar di kelas.
4) Membuat alat observasi untuk mengetahui kondisi belajar
mengajar di kelas.
5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk
menguji keterlaksanaan rancangan.
b. Perencanaan tindakan meliputi:
Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun
tindakan-tindakan
terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi
tugas
sehari-hari. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
1) Guru mengadakan apersepsi untuk mengetahui tingkat
belajar
siswa.
2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan
metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa.
3) Guru menciptakan suasana menyenangkan sehingga siswa
tidak
tegang.
c. Observasi
1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan
rancangan tindakan yang telah diterapkan.
2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan.
-
9
d. Analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi berfungsi untuk mengetahui apakah
tindakan
yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan
atau tidak sehingga pada formatif dapat mencapai kategori
lancar.
2. Subyek penelitian
a. Siswa
Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas 2 SD Negeri
Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang
berjumlah 17 siswa.
b. Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam
(PAI).
c. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tampirkulon 1
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang pada bulan Oktober
tahun pelajaran 2013/2014.
3. Langkah-langkah penelitian/Siklus penelitian
Sesuai dengan yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas,
penelitian ini tidak hanya dilakukan satu tahap atau siklus
kegiatan
melainkan beberapa kali kegiatan. Karena penelitian tindakan
kelas
adalah sebagai satu bentuk investigasi yang bersifat
reflektif,
partisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan
untuk
perbaikan sistem metode kerja, proses, isi, kompetensi dan
situasi.
-
10
Daur ulang dalam penelitian diawali dengan perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi
dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and
evaluation)
dan melakukan refleksi (reflection) dan seharusnya sampai
perbaikan
agar peningkatan yang diharapkan tercapai (Suharsini Arikunto,
2007:
104).
Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dapat
dilihat
pada gambar berikut:
Penjelasan alur di atas adalah:
a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian
peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan
oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa
serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran
kontekstual model berbasis masalah.
Siklus II
1. Perencanaan
3. Pengamatan
2. Tindakan 4. Refleksi
II
Siklus I
1. Perencanaan
3. Pengamatan
2. Tindakan 4. Refleksi
I
-
11
c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
hasil
dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat.
d. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi
dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan
pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam setiap siklus 1, 2 dan seterusnya.
Masing-masing siklus diperlukan alur kegiatan yang sama. Dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif di
akhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan
akan
diberhentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah
cukup.
4. Instrumen penelitian
Adapun instrumen yang disiapkan di antaranya berupa:
1. Soal tes
2. Pedoman dan kriteria penilaian
3. Lembar observasi
4. Catatan lapangan
5. Pengumpulan data
Dalam penelitian tindakan kelas ini pengumpulan data
dilakukan melalui:
a. wawancara
b. pengumpulan data
c. observasi
-
12
d. dokumentasi
a. wawancara
peneliti melakukan tes wawancara kepada siswa untuk
mengetahui
seberapa tingkat kemampuan siswa dalam menghafal huruf
hijaiyah.
b. Pengumpula data
Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik
observasi.
c. Observasi
Observasi/pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disesuaikan sebelumnya. Observasi
digunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai sikap dan respon
setelah
diadakan pre test pada tiap siklus.
d. Dokumentasi
Untuk melihat kemampuan siswa dalam menghafal sebelum
penerapan penelitian tindakan kelas sehingga dapat
mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok sangat lancar,
lancar, kurang lancar dan sangat kurang.
6. Analisis data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat
-
13
dipertanggungjawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif
dan
pada metode observasi digunakan data kualitatif.
Dalam menganalisa data sehingga memperoleh data yang
akurat, maka peneliti menggunakan dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
P = Presentase
∑X = Nilai rata-rata
N = Jumlah siswa
H. Sistematika Penulisan
Rangkaian laporan penelitian tindakan kelas ini disusun
dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, menguraikan latar belakang masalah,
rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan
penelitian dan definisi
istilah atau operasional metode penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, menjelaskan tentang upaya
meningkatkan
kemampuan membaca huruf hijaiyah pada mata pelajaran BTQ siswa
kelas 2.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, memaparkan deskripsi
pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus ke II
(perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi).
-
14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menguraikan
deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/evaluasi/tes),
refleksi keberhasilan dan
kegagalan serta pembahasan tiap siklus.
BAB V PENUTUP, merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup
di
dalamnya kesimpulan dan saran.
-
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi
Menurut W& SPoerwadarminto (1984: 788) bahwa prestasi
belajar adalah
hasil yang telah dicapai atau dilakukan oleh seseorang. Menurut
E. M. Zulfajri
(2008: 670) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil baik
yang dicapai
seseorang, sedangkan menurut Ebel (1987: 12) pengertian kata
prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam belajar.
Menurut Arifin (1988: 2 - 3) kata prestasi berasal dari Bahasa
Belanda
yaitu prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi dapat
digunakan dalam
berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian,
olahraga, dan
pendidikan khususnya pengajaran. Dengan kata lain yang dimaksud
prestasi
belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap
sejumlah materi
dalam rangka memperoleh suatu perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan,
maupun sikap.
Untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah diperlukan usaha
yang
berkesinambungan dari guru. Merencanakan dan menciptakan suatu
situasi belajar
baik di sekolah maupun di rumah. Belajar memerlukan situasi yang
kondusif,
nyaman, dan menyenangkan bagi siswa agar memungkinkan
terjadinya
pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan, dan
sebagainya) (Dikbud, 1984: 769).
-
16
Dalam memperoleh prestasi belajar ditentukan oleh kemampuan
intelektual siswa, untuk mengukur kemampuan siswa perlu
dilakukan evaluasi,
tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah
kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Adapun prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh
karena
adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak
orang beranggapan
bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan
menuntut ilmu.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan
belajar, karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
adalah hasil dari
proses belajar. Poerwanto (1962: 2) memberikan pengertian
prestasi belajar yaitu
hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana
dinyatakan dalam
rapor. Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa prestasi belajar
adalah suatu bukti
keberhasilan atau kemampuan belajar seorang siswa dalam
melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa prestasi
belajar
tingkat kemampuan siswa dalam menerima pengetahuan yang
diperoleh dalam
proses belajar mengajar siswa dikatakan berprestasi jika sudah
melakukan
evaluasi, dengan evaluasi untuk mengetahui tinggi rendahnya
prestasi belajar
siswa. Dan kata lain prestasi belajar adalah nilai yang baik
dari suatu perilaku
seseorang yang dicapai dengan usaha. Dengan demikian untuk
meningkatkan
prestasi belajar di sekolah diperlukan usaha yang
berkesinambungan dari guru,
merencanakan dan menciptakan situasi belajar baik di sekolah
maupun di rumah.
Belajar memerlukan situasi yang kondusif, nyaman, dan
menyenangkan bagi
-
17
siswa. Agar memungkinkan terjadinya pembelajaran aktif, kreatif,
dan inovatif
dengan usaha ini dapat menghasilkan prestasi yang baik.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana diharapkan
maka
perlu diperhatikan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah
faktor yang ada dalam
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada di
luar individu.
1. Faktor Intern
a. Faktor Jasmaniah
1) Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap
badan
beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit.
2) Cacat tubuh, keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi
prestasi
belajar.
b. Faktor Psikologi
Faktor psikologi yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1) Intelegensi/Kecerdasan
Adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan
ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal
selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat sebaya.
Adakalanya
perkembangan intelegensi ditandai oleh kemajuan-kemajuan
yang
-
18
berbeda antara satu anak dengan anak lainnya, sehingga anak pada
usia
tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
dibandingkan
dengan teman sebayanya. Jadi faktor intelegensi merupakan salah
satu
hal yang tidak boleh diabaikan dalam lingkungan belajar
(http://ridwan202.woedpress.com/2008/04/23kegiatan.belajar-dan-
prestasi )
2) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu
objek
(benda/hal) atau sekumpulan objek (Slameto, 1955: 56)
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan
4) Bakat
Bakat atau Attitude menurut Hillgard adalah “The Capacyty to
Learn”. Dengan perkataan lain bakatbadalah kemampuan untuk
belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang
nyata
sesudah belajar atau terlatih.
5) Motif
Menurut Martinis Yamin motivasi belajar merupakan daya
penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat
melakukan
kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman,
motivasi
http://ridwan202.woedpress.com/2008/04/23kegiatan.belajar-dan-prestasihttp://ridwan202.woedpress.com/2008/04/23kegiatan.belajar-dan-prestasi
-
19
mendorong dan mengarahi minat belajar untuk tercapainya
suatu
tujuan (Yamin, 2005:80)
Menurut Muhibbin motivasi adalah keadaan internal organism
baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat
sesuatu
(Syah, 2005: 151). Motivasi menurut Hamalik (2001: 158)
adalah
perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dari alinea motivasi belajar dari beberapa faktor di atas
penulis
menyimpulkan bahwa motivasi merupakan daya penggerak pada
diri
seseorang dalam melakukan kegiatan dengan maksud untuk
mencapai
tujuan.
6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan
kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat
melaksanakan
kegiatan secara terus menurut, untuk itu diperlukan
latihan-latihan dan
pelajaran.
7) Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever yang dikutip
Slameto adalah Preparedness to respon or read. Kesiapan
adalah
kesediaan untuk member respon atau reaksi. Krsrdiaan timbul
dari
daam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,
-
20
karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan
(Slameto, 1995: 58 - 60).
c. Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan menurut Slameto dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Kelelahan jasmani, terlihat dengan lemah lunglainya tubuh
dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
2) Kelelahan rohani, dapat dilihat dengan adanya kelesuan
dan
kebosanan sehingga minat dorongan untuk menghasilkan sesuatu
hilang.
Dari uraian di atas bahwa kelelahan dapat mempengaruhi
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka berusaha
anak
menghindari agar anak tidak mengalami kelelahan dalam
belajar.
2. Faktor Ekktern
Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
yang
sifatnya diluar diri siswa, Menurut Slameto (1995: 60) faktor
ekstern yang
mempengaruhi belajar adalah keluarga, keadaan sekolah,
lingkungan
masyarakat, yang diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana dijelaskan oleh
Slameto
bahwa keluarga mempengaruhi siswa dalam belajar yang berupa:
1) Cara Orang Tua Mendidik
-
21
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama,
keluarga
yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil,
tetapi
bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar
yaitu
memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik.
2) Relasi Antara Keluarga
Demi kelancaran belajar dan keberhasilan anak perlu
diusahakan
relasi yang baik di dalam keluarga. Yang baik adalah hubungan
yang
penuh perhatian, kasih sayang disertai dengan bimbingan bila
perlu
hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak.
3) Suasana Rumah
Suasana rumah dimaskudkan sebagai situasi atau
kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan
belajar.
4) Keadaan Ekonomi Keluarga
Jika anak hidup dalam lingkungan tidak mampu tentunya
kebutuhannya kurang terpenuhi sehingga belajar anak akan
terganggu
begitu pula sebaliknya.
5) Pengertian Orang Tua
Orang tua perlu member dorongan dan semangat pada anaknya
serta
member pengertian dan membantunya ketika anak mendapat
kesulitan.
6) Latar Belakang Kebudayaan
Pada anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik
untuk
mendorong semangat belajar.
-
22
Oleh karena itu, orang tua menyadari bahwa pendidikan anak
yang
pertama kali dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan sekolah
lanjutan
yang bersifat formal, tentunya memerlukan kerja sama antar orang
tua dan
lembaga pendidikan tersebut.
b. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan siswa, karena lingkungan sekolah
yang baik
dapat mendorong siswa dalam belajar. Faktor sekolah yang
mempengaruhi
menurut Slameto mencakup:
1) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di
dalam
mengajar. Slameto juga mengutip pendapat dari Ign. S. Lilih
Bukit
Karo-Karo tentang mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran
oleh
orang kepada orang lain agar orang lain menerima, menguasai,
dan
mengembangkannya. Jika metode kurang baik akan mempengaruhi
belajar siswa yang tidak baik pula. Maka dari itu guru
sebaiknya
menggunakan berbagai merode untuk meningkatkan prestasi
belajar
siswa.
2) Kurikulum
Kurikulum sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa.
Jika kurikulum tidak baik maka belajar pun akan berpengaruh.
3) Relasi Guru dengan Siswa
-
23
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab
menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar.
4) Relasi Siswa dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antar soswa adalah perlu agar
dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
5) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan semua warga
sekolah.
Jika kedisiplinan kurang akan berpengaruh pada siswa dalam
belajar.
6) Alat Pelajaran
Alat pelajaran yang dipakai oleh siswa untuk menerima bahan
yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan pada
siswa.
7) Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar
di
sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu
sekolah
juga mempengaruhi belajar siswa.
8) Standar Pelajar di Atas Ukuran
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan
kemampaun siswa masing-masing, yang penting tujuan yang
telah
dirumuskan tercapai.
9) Keadaan Gedung
Jika jumlah siswa yang banyak serta variasi karakter mereka
menuntut
gedung harus memadai dalam setiap kelas.
-
24
10) Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal
ini
perlu bimbingan/pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang
tepat
akan efektif pula hasil belajar siswa.
11) Tugas Rumah
Waktu belajar terutama di sekolah maka diharapkan guru
jangan
terlalu banyak member tugas yang harus dikerjakan di rumah
sehingga
anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain
(Slameto,
1995: 64 - 69).
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses
pelaksanaan
pendidikan, karena lingkungan sekitar berpengaruh terhadap
perkembangan
pribadi anak, sebab anak-anak dalam kehidupan sehari-hari belih
banyak
bergaul dengan lingkungan dimana anak itu ada
(http://ridwan202.eordpress.com )
Maka dari itu penulis simpulkan bahwa lingkungan membentuk
pribadi anak, karena anak akan mengikuti atau menyesuaikan
kebiasaan yang
dilakukan dilingkungannya.
http://ridwan202.eordpress.com/
-
25
C. Metode Drill
1. Pengertian Metode Drill
Menurut Surachmad (1980: 79) metode drill adalah untuk
memperoleh
suatu ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang
telah dipelajari,
karena hanya dengan melakukan secara praktis pengetahuan
tersebut dapat
disempurnakan dan disiap siagakan. Akan tetapi dengan mengulangi
saja apa yang
telah dipelajari belum berarti proses belajar.
Pada masa lampau sudah terbukti di dalam cara-cara guru mendrill
murid-
murid mereka bahwa pada murid-murid mudah timbul satu kebencian
belajar.
itulah sebabnya perlu dipahami dalam situasi dimana patut
dilakukan latihan-
latihan siap yang praktis ini dan bagaimana caranya.
Pertama harus disadari bahwa tidak ada latihan belajar yang
betul-betul
berarti pengulangan yang persis sama dengan proses belajar
sebelumnya. Karena
situasi yang berbeda serta pengaruh latihan pertama, maka
latihan kedua, ketiga,
dan seterusnya akan lain sifatnya.
Selanjutnya situasi belajar itulah yang mula-mula belajar harus
diulangi
untuk dapat memperoleh respons dari siswa. Bila siswa dihadapkan
dengan
berbagai situasi belajar (apalagi bila situasi itu menjadi
situasi belajar yang
realistis), maka pada siswa timbul alasan untuk memberikan
respon, sehingga
menyebabkan dia melatih keterampilannya.
Apabila situasi belajar itu dapat diubah-ubah kondisinya
sehingga
menuntut adanya respon yang berubah, maka keterampilan akan
lebih
disempurnakan. Disamping itu tak dapat dilupakan bahwa ada
keterampilan yang
-
26
dapat disempurnakan dalam waktu yang lama (sehingga tak dapat
dituntut
kesempurnaan dalam waktu yang singkat), dan ada keterampilan
yang dapat
diperoleh dengan waktu yang singkat dengan latihan yang minimal.
Akhirnya,
karena manusia belajar sebagai individu yang hidup, tidak dapat
diberikan dengan
drill yang buta (tanpa pengertian) pada siswa, oleh karena
walaupun pada akhir
masa drill siswa itu dapat memperlihatkan bentuk respons yang
diharapkan,
bentuk-bentuk itu tidaklah fungsionil (dan biasanya tidak
permanen) di dalam
rangka perkembangan pengetahuan siswa. Latihan harus didahului
oleh sejumlah
pengertian dasar dan pengertian itu kelak akan menjadi luas
melalui latihan.
Pengertian dasar yang akan dibutuhkan untuk mensukseskan sebuah
latihan
menurut Surachmad (1980: 81):
a. Pengertian terhadap latihan itu sendiri
b. Pengertian terhadap nilai dan hubungan latihan itu dengan
keseluruhan
rangka pendidikan
Latihan siap wajar menurut Surachmad (1980: 81):digunakan
untuk:
a. Kecakapan motoris, seperti penulis melafalkan, membuat
alat-alat, dan
menggunakan alat-alat.
b. Kecakapan mental, seperti dalam membaca, melafal, dan
mengenal huruf-
huruf dan tanda-tanda baca.
c. Asosiasi yang dibuat seperti hubungan huruf-huruf dalam
ejaan
penggunaan tanda baca.
Dalam mengajarkan kecakapan dengan latihan atau drill siap guru
harus
mengetahui sifat kecakapan itu seperti:
-
27
a. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan
bukan sebagai
hasil proses mekanis semata-mata. Kecakapan artinya
melakukan
pekerjaan dengan pengertian. Kecakapan itu sendiri bukan berarti
apa-apa
jika terpisah dari situasi yang fungsionil. Latihan jangan dulu
dimulai jika
siswa belum mampunyai pengetahuan dasar.
b. Kecakapan itu tidak benar, jika hanya menentukan rutin yang
dapat
dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan fikiran,
sebab
kenyataan bertindak atau berbuat itu harus sesuai dengan
situasi.
c. Mendapatkan kecakapan itu mempunyai dua fase menurut
Surachmad
(1980: 81):
1) Fase integrative dimana persepsi dari proses dan arti
dikembangkan
2) Fase penyempurnaan atau fase memudahkan dimana ketelitian
dikembangkan.
Fase pertama dari belajar kecakapan dimana arti dikembangkan
menurut
variasi praktik yang berarti sering melakukan hubungan
fungsionil dan
aktivatet penyelidikan. Fase kedua dimana ketelitian dapat
dikembangkan
menuntut praktik yang berulang kali. Jadi variasi praktik
ditunjukkan
untuk mendalami arti, bukan ketangkasan, sedangkan praktik yang
sering
ditunjukan untuk mempertinggi efisiensi, bukan mendalami
arti.
2. Kelebihan Metode Drill menurut Surachmad (1980: 81 - 82):
a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang
sungguh-sungguh
akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan siswa, karena
seluruh
-
28
pikiran, perasaan keimanan dikonsentrasikan dalam pelajaran
yang
dilatihkan.
b. Anak didik akan dapat menggunakan daya pikirannya dengan
bertambah
baik karena dengan mengajarkan yang baik maka anak didik
menjadi
lebih teratur, teliti, dan mendorong daya ingatannya.
c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta
langsung
dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan
kesalahan
saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping
itu juga
siswa langsung mengetahui prestasinya.
3. Kelemahan Metode Drill menurut Surachmad (1980: 83):
a. Menimmbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
Perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi baru atau
masalah
baru siswa menyelesaikan persoalan dengan cara yang statis. Hal
ini
bertentangan dengan prinsip belajar dimana siswa seharusnya
mereorganisasi kembali pengetahuan dan pengalamannya sesuai
dengan
situasi baru yang mereka hadapi.
b. Membentuk kebiasaan yang kaku
Dengan metode drill siap, siswa belajar secara mekanis dalam
memberikan respons terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan
secara
otomatis. Kecakapan siswa dalam memberikan respons terhadap
suatu
stimulus siswa dibiasakan secara otomatis tanpa menggunakan
inteligensi.
-
29
c. Menimbulkan verbalisme
Setelah mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa berulang kali
guru
mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian, siswa
dilatih
menghafal pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) mereka harus tahu
dan
menghafal jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Siswa
harus dapat menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka
proses
belajar yang lebih realistis menjadi terdesak dan sebagai
gantinya
timbullah respon-respon yang selalu bersifar verbalisme.
4. Langkah-langkah
Jika pendidik akan melakukan drill menurut Surachmad (1980: 85)
ia harus
memperhatikan:
a. Metode drill hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat
otomatis.
b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas.
1) Sebelum melaksanakan latihan siswa perlu mengetahui lebih
dahulu
arti latihan itu.
2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna
untuk
kehidupan siswa selanjutnya.
3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu
diperlukan
untuk melengkapi belajar.
c. Di dalam latihan pertama-tama ketetapan kemudian kecepatan
dan pada
akhirnya kedua-duanya harus tercapai.
d. Masa latihan secara relative harus singkat tetapi harus
sering dilakukan
pada waktu-waktu lain.
-
30
e. Masa latihan harus menarik gembira dan menyenangkan.
1) Agar latihan memuaskan, minat intrisik diperlukan
2) Tiap-tiap kemajuan yang dicapai siswa harus jelas
3) Hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi
f. Pada waktu latihan, harus didahulukan proses yang esensil
g. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan
kepada
perbedaan individu.
1) Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak usah
sama.
2) Latihan-latihan secara perorangan perlu menambah latihan
kelompok
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Baca Tulis
Al-
Quran (BTQ)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar secara garis
besar ada
dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor
yang berasal dari dalam diri siswa meliputi delapan faktor,
yaitu ciri khas siswa,
sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi belajar, mengolah
bajan belajar,
menggali hasil belajar, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar
(Aunurahman,
2009: 179).
Pertama, ciri khas siswa, persoalan intern pembelajaran
berkaitan dengan
kondisi kepribadian siswa baik fisik maupun mental.
Masalah-masalah belajar
yang berkenaan dengan dimensi siswa sebelum belajar pada umumnya
berkenaan
dengan minat, keceakapan dan pengalaman-pengalaman. Bila siswa
mempunyai
minat tinggi, maka ia akan berupaya mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan
-
31
dengan apa yang akan dipelajari secara lebih baik. Siswa yang
memiliki latar
belakang pengalaman yang baik yang mendukung materi pelajaran
yang akan
dipelajari, tidak memiliki banyak masalah sebelum dan sesudah
dalam proses
belajar selanjutnya.
Keduan, sikap terhadap belajar, ketika akan memulai kegiatan
belajar,
siswa memiliki sikap menerima untuk belajar, maka ia akan
cenderung untuk
berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik, namun jika
sikap menolak
sebelum belajar lebih dominan, maka siswa cenderung kurang
memperhatikan.
Ketiga, motivasi, siswa yang memiliki motivasi belajar akan
tampak
melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, akan
tetapi siswa
yang kurang memiliki motivasi umumnya kurang mampu belajar lebih
lama.
Keempat, konsentrasi belajar, Kesulitan konsentrasi dalam
belajar
merupakan indicator adanya masalah belajar yang dihadapi sisw,
karena hal ini
akan menjadi kendala untuk mencapai hasil belajar yang
diharapkan.
Kelima, mengolah bahan ajar, bilamana dalam proses belajar
siswa
mengalami kesulitan di dalam mengolah pesan, maka berarti ada
kendala
pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan
guru.
Keenam, menggali hasil belajar, suatu proses mengaktifkan
kembali
pesan-pesan yang telah tersimpan di namakan menggali belajar.
Kesulitan di
dalam menggali hasil belajar merupakan kendala di dalam proses
pembelajaran
karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan-pesan
baru yang
dimiliki keterkaitannya dengan pesan-pesan lama yang telah
diterima sebelumnya.
-
32
Ketujuh, rasa percaya diri, bilamana siswa sering mencapai
keberhasilan di
dalam melaksanakan tugas, di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
apabila
diiringi dengan adanya pengakuan umum atas keberhasilan yang
dicapai maka
rasa percaya diri siswa akan semakin kuat.
Kedelapan, kebiasaan belajar, kebiasaan belajar adalah perilaku
belajar
sesorang yang telah tertanam dalam waktu relative lama sehingga
memberikan
ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan.
Faktor-faktor eksternal belajar adalah faktor yang berasal dari
luar siswa
meliputi: faktor guru, lingkungan sosial, dan kurikulum sekolah,
sarana dan
prasarana (Aunurrahman, 2009: 188).
Pertama, faktor guru. Bilamana dalam proses pembelajaran, guru
mampu
melaksanakan tugas-tugas yang baik mampu memfasilitasi kegiatan
belajar siswa-
siswi, mampu memotivsi belajar siswaa, membimbing dan member
kesempatan
secara luas untuk memperoleh pengalaman belajar maka siswa akan
mendapat
dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang
diharapkan.
Kedua, lingkungan sosial. Lingkungan sosial dapat memberikan
pengaruh
positif dapat pula memberikan pengaruh negative terhadap
siswa.
Ketiga, kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah, dalam rangkaian
proses
belajar mengajar di sekolah kurikulum merupakan panduan yang
dijadikan guru
sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran.
Perubahan
kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, antara lain:
a) tujuan yang
akan dicapai berubah, b) isi pendidikan berubah, dan c) kegiatan
belajar mengajar
berubah dan evaluasi berubah.
-
33
Keempat, sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana
pembelajaran
merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik,
ruang
perpustakaan yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan
laboratorium, buku-buku
pelajaran, media belajar merupakan komponen-komponen penting
yang
mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.
E. Karakteristik Mutu Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Khususnya Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran (BTQ)
1. Kurikulum Pelajaran PAI khususnya BTQ
Kehidupan dan beradaban manusia senantiasa mengalami
perubahan.
Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan
kualitas
pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum.
Kualitas
pendidikan tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang
cerdas,
damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing.
Kurikulum di SD Negeri Tampirkulon 1 perlu dikembangkan
dengan
pendekatan berbasis kompetensi dan tingkat satuan pendidikan.
Hal ini
dilakukan agar SD secara berlembaga dapat merespon secara
proaktif
berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni,
serta tuntutan desentralisasi atau perkembangan. Dengan cara itu
SD tidak
akan kehilangan relevansi program pembelajaran.
Selanjutnya basis kompetensi yang dikembangkan di SD harus
menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT.
-
34
Penguasan keterampilan hidup, penguasaan keterampilan akademik,
seni dan
pengembangan kepribadian yang luhur.
2. Mata Pelajaran BTQ
Artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Q.S. Al-„Alaq: 1 – 5)
Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kita berkewajiban
untuk
membaca/menulis Al-Qur‟an. Baca Tulis Al-Qur‟an (BTQ) adalah
bagian
integral dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Sekolah Dasar.
Betapa sangat ironisnya jika disebut orang Islam tetapi tidak
dapat
membaca/menulis huruf Al-Qur‟an termasuk membaca Al-Qur‟an
yang
semuanya bertuliskan dengan huruf Al-Qur‟an. Karena sangat
pentingnya
pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an maka sejak dini di SD pun sudah
ada mata
pelajaran ini khususnya di kabupaten Magelang. Upaya untuk
memperkenalkan cara membaca dan menulis Al-Quran yang sesuai
dengan
lafal dan mahroj yang benar, sejak dini menjadi hal yang sangat
penting.
Pembelajaran BTQ diarahkan untuk menumbuhkembangkan peserta
didik
-
35
terhadap BTQ, sehingga memperoleh pengetahuan dan
keterampilan
membaca dan menulis dengan benar dan dengan lafal yang
fasih.
Pembelajaran BTQ di SD Negeri Tampirkulon 1 menekankan
proses
kegiatan belajar mengajar berorientasi pada kemampuan dasar yang
harus
dimiliki oleh peserta didik terhadap pembelajaran BTQ tersebut.
Diantaranya
adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, mengamati,
dan
memahami. Pembelajaran BTQ berfungsi sebagai berikut;
a. Pengantar
Mengantarkan siswa untuk dapat membaca Al-Quran sebagai kitab
suci
umat Islam.
b. Pengajaran
Menyampaikan pengetahuan membaca dan menulis huruf Al-Quran
pada
siswa sehingga memiliki keterampilan dalam membaca, menulis,
merangkai, dan mengurai huruf-huruf Al-Quran.
c. Pengembangan
Bagian dari mata pelajaran PAI yang dikembangkan dan dikemas
secara
khusus. Sehingga akan menunjang keberhasilan salah satu tujuan
PAI
yakni siswa lulus atau tamat SD dengan membaca dan menulis huruf
Al-
Quran dengan baik dan benar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 mata
pelajaran Baca Tulis Al-Quran (BTQ) di SD adalah suatu mata
pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan
membaca
dan menulis huruf Al-Quran dengan benar serta dapat
menerapkan
-
36
harokat atau tanda-tanda baca pada huruf hijaiyah sehingga siswa
dapat
membuat kata-kata atau kalimat dengan huruf Al-Quran secara
sederhana.
-
37
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam bab ini penulis ingin memaparkan keadaan lokasi
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penulis memandang perlu karena untuk
menghindari persepsi yang salah, lokasi penelitian yang nantinya
sangat
berpengaruh pada analisis data yang akan dilakukan. Memaparkan
kondisi
riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika dari hasil
penelitian ini
akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada
tentunya juga
dipertimbangkan untuk penerapan metode driil dalam pembelajaran
Baca
Tulis Qur‟an (BTQ). Secara garis besar profil SD N Tampirkulon
1
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dapat peneliti sampaikan
hal-
hal sebagai berikuti:
a. Data Fisik Sekolah
1) Alamat : SD N Tampirkulon 1, Tampirkulon,
Candimulyo, Magelang
2) Tahun Pendirian : 01 Agustus 1931
3) No. Statistik Sekolah : 101030815018
4) Yayasan Pengelola : Negeri
5) Jumlah Lokasi : 3 lokal
6) Jumlah Kelas : 6 Kelas
-
38
7) Gedung Perpustakaan : 1 ruang
8) Kamar Mandi WC : 3 ruang
9) Gudang : 1 ruang
10) Musholla : 1 ruang
11) Ruang Tamu : 1 ruang
12) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang
13) Meja Guru : 10 buah
14) Kursi Guru : 10 buah
15) Meja Anak : 125 buah
16) Almari : 10 buah
17) Status Tanah : tanah milik desa
18) Luas Tanah : 1344 m2
19) Luas Bangunan : 844
b. Data Populasi
1) Jumlah Guru : 8 orang devinitif, 2 orang tenaga honorer
2) Jumlah Siswa : 125 siswa
Dari data fisik dan populasi SD N Tampirkulon 1 Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang, dapat dikatakan bahwa
kondisinya
cukup bagus dan memadai untuk pelaksanaan kegiatan KBM.
Jumlah
gurunya juga mampu mengkover kebutuhan-kebutuhan siswa untuk
belajar.
Namun ada beberapa hal yang masih menjadi permasalahan, yaitu
untuk
peningkatan prestasi dan mutu siswa sampai saat ini masih belum
bisa
optimal.
-
39
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi: unggul dalam prestasi, unggul dalam berkompeten
b. Misi:
1) Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif,
inovatif,
dan menyenangkan agar daya serap siswa optimal
2) Menumbuhkan semangat keunggulan pada warga sekolah
terutama
siswa
3) Mengembangkan intelektual dengan mengedepankan potensi
siswa
dan profesionalisme guru
4) Menanamkan siswa berakhlak mulia
5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agama yang
dianut
3. Keadaan Guru
Keadaan guru dan karyawan SD N Tampirkulon 1 Tahun Pelajaran
2013/2014 sebagai berikut:
Tabel 1
Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1
No. Nama Gol/
Ruang NIP Jabatan
1. Siti Qomariah, S. Pd. IV/a 195311061975122002 Kepala
Sekolah
2. Senti Sihombing, S. Pd. IV/a 195907022981062001 Guru
Kelas
3. Sumariyah, A. Ma IV/a 196006171984052001 Guru Agama
4. Budiyanto, S. Pd. IV/a 196103231987081002 Guru Kelas
5. Sakroni, A. Ma. Pd. IV/a 196202071985081004 Guru Olahraga
6. Nurhayati, S. Pd. III/c 196806111999032003 Guru Kelas
7. Siti Rohyati, S. Pd. III/a 197011222007012007 Guru Kelas
8. Sujarwo, S. Pd. III/a 196312012008011001 Guru Kelas
9. Sri Indrasworowati GTT Guru Kelas
10 Marjito, S. Pd. GTT Guru Bhs. Ingg
-
40
Dari keadaan guru di atas dapat dikatakan bahwa jumlah guru
dengan jumlah siswa porsinya sudah cukup dalam keahlian juga
sudah
sesuai dengan bidangnya.
4. Susunan Komite Sekolah
Ketua : 1. Purnomo
2. Rubiyanto
Sekretaris : 1. Oneng
2. Sakroni
Bendahara : 1. Nurhayati
2. Hartin
5. Letak Geografis
Penelitian di SD N Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo
Kabupataen Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari sisi
geografis SD N
Tampirkulon 1 cukup strategis. Hal ini dapat dilihat dari lokasi
sekolah yang
berada di pinggir jalan raya, sehingga mudah dijangkau oleh
kendaraan
pribadi maupun angkutan umum. SD N Tampirkulon 1 meskipun
terletak di
pinggir jalan raya tetapi tetap masih jauh dari kebisingan dan
suasananya
begitu nyaman dan terjaga, karena lalu lalang kendaraan di jalan
tersebut
begitu intensif.
-
41
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN Tampirkulon 1
Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014 dengan
jumlah
siswa 17 anak terdiri laki-laki 9 perempuan 8.
Bagan Siklus Penelitian
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan minggu ketiga tanggal 20
Oktober
2013. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pembelajaran Baca Tulis
Al-Quran.
Kegiatan ini mengacu pada RPP yang sesuai dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Perencanaan meliputi:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP)
b. Menyusun instrument pengamatan dengan membuat soal untuk
dikerjakan perorangan kemudian dievaluasi dan dinilai
2. Pelaksanaan tindakan
a. Guru menulis huruf hijaiyah di papan tulis bertanda baca
fathah
b. Guru menunjuk siswa untuk membaca dengan bimbingan guru
c. Siswa yang lain menirukan
Siklus II
1. Perencanaan
3. Pengamatan
2. Tindakan 4. Refleksi
II
Siklus I
1. Perencanaan
3. Pengamatan
2. Tindakan 4. Refleksi
I
-
42
d. Kemudian bergantian dengan siswa lainnya hingga semua
mendapat
giliran membaca
3. Observasi
a. Pengamatan siswa
1) Pengamatan dilaksanakan terhadap keaktifan siswa selama
kegiatan berlangsung.
2) Pengamatan terhadap kemampuan siswa
b. Pengamatan terhadap guru
1) Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru dalam
mengajar
2) Pengamatan tentang keberhasilan guru dalam mengelola
kelas.
4. Refleksi
Setelah selesai tindakan peneliti melakukan refleksi dengan
menganalisa hasil penelitian pada siklus I dengan tujuan
mengetahui hasil
pelaksanaan tindakan. Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun
rencana guna
menyempurnakan tindakan pada siklus II. Masalah-masalah pada
siklus I
dicari kekurangan dan kelemahannya dan dicari pemecahannya.
Sedang
kelebihannya dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
5. Hasil pengamatan yaitu sebagai berikut:
Siswa sudah banyak yang berminat dan mempunyai perhatian
terhadap
kegiatan tersebut, meskipun ada yang kurang berminat. Dibuktikan
dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
a. anak aktif di kelas
b. anak menjalankan tugas dari guur
-
43
c. anak aktif bertanya
d. anak dapat membaca materi huruf hijaiyah berkharokat fathah
kasroh,
dhomah.
Tabel 2
Hasil Pengamatan Pada Siklus 1
No. Nama L/P
Kriteria Penilaian
Sangat
Lancar Lancar
Kurang
Lancar
Sangat
Kurang
1. Ibnu Adi Pramono L √
2. Sari Agustina P √
3. Ahmad Bagus L √
4. Andre Setyawan L √
5. Afriza Khamid A. L √
6. Cindy Nasywa P √
7. Diah Pitasari P √
8. Erni Dwifatimah P √
9. Jetayu Naya L √
10. Misca Kesuma P √
11. Moreno S. L √
12. Okta Delani P √
13. Silviana Salsabila P √
14. Vera Fashariza P √
15. Zacky Dwi S. L √
16. Yuliana Nur P √
17. Muh Celsi Candra L √
JUMLAH 7 6 4 0
Keterangan Nilai
No Nilai Kategori
1 86 - 100 Sangat Lancar
2 65 - 85 Lancar
3 50 - 64 Kurang Lancar
4 0 - 49 Sangat Kurang
-
44
Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran siswa harus mempunyai
rata-
rata nilai KKM 70, dan bila dilihat dari rata-rata perolehan
nilai di atas
adalah sebagai berikut:
- Sangat Lancar = 41 %
- Lancar = 35 %
- Kurang Lancar = 24 %
- Sangat Kurang = 0 %
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan dalam siklus II ini disiapkan rencana pembelajaran
yang
telah diperbaiki dan disempurnakan. Dalam tahap ini
kekurangan-kekurangan
yang terjadi pada siklus I diperbaiki. Guru menyiapkan lembar
pengamatan
untuk siklus II dengan mengkoordinasikan dengan guru kelas
sebagai
kolaborator.
2. Tindakan
Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan pada siklus I. Pada
tahap
ini guru menjelaskan kembali dan menekankan pada siswa untuk
lebih sungguh-
sungguh dan aktif dalam pembelajaran ini, sedangkan kegiatan
pada siklus II
adalah apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi.
Pada tahap apersepsi, dengan memberikan pernyataan-pernyataan
yang
mengarah pada materi juga siswa dikondisikan untuk siap
mengikuti proses
pembelajaran. Guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai
tujuan dan
-
45
manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk semakin semangat dalam pembelajaran BTQ
melalui
penerapan metode driil.
3. Observasi
Observasi secara umum merupakan upaya untuk merekam proses
yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung. Sedang menurut
Saminanto (2010.12)
bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret sejauh
mana
efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah mencapai sasaran.
Mengingat
kegiatan observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka
perlu
dikembangkan sistem prosedur yang mudah dan cepat dilakukan.
Observasi
akan memiliki manfaat apabila dilanjutkan dengan diskusi sebagai
balikan.
Balikan ini sangat diperlukan untuk memperbaiki proses
penyelenggaraan
tindakan (Syarifah, 2010.28). Observasi dilakukan untuk
mengambil data
melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa pada proses
belajar
mengajar pada penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes dan non tes.
Tes
digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa dalam bentuk
nilai hasil
belajar khususnya untuk mengetahui kemampuan siswa melaksanakan
tugas
mempraktikkan baca/menulis huruf al-Quran. Non tes berupa
observasi
wawancara. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan
siswa selama
pembelajaran berlangsung, partisipasi siswa dalam melaksanakan
perintah guru
maupun menjawab pertanyaan lisan dari guru.
Analisis data dilakukan dengan teknik kuantitatif dan
kualitatif.
-
46
Pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, siswa
tetap
diamati. Pengamatan dilakukan untuk peningkatan prestasi atau
sikap siswa.
Observasi ini adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa
selama
penelitian berlangsung. Dalam mengamati peneliti dibantu oleh
guru kelas II SD
Tampirkulon 1. Seperti pada siklus I, sasaran yang diamati
meliputi perhatian
siswa penuh pada penjelasan guru. Siswa aktif dalam kegiatan
proses
pembelajaran BTQ dengan membaca buku iqro‟ dan menulis serta
menanyakan
kepada guru terhadap hal-hal yang belum tahu.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengamati keefektifan pendekatan metode
driil
dalam pembelajaran BTQ untuk melihat peningkatan kemampuan siswa
dan
mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti proses
kegiatan
pembelajaran.
Variabel dalam penelitian ini yaitu tentang pembelajaran BTQ
melalui
penerapan metode driil. Pembelajaran untuk BTQ pada siswa kelas
II Semester 1
adalah tentang huruf hijaiyah berkharokat fathah, kasroh,
dhomah, dan tanwin.
Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran BTQ adalah guru
lebh
dahulu menerangkan terhadap siswa tentang materi BTQ melalui
pendekatan
dan penerapan metode driil. Target dalam penelitian ini adalah
mengungkap
rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran BTQ, sehingga dapat
dicari
pemecahannya untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran BTQ
dengan
batas ketuntasan minimal 65.Pada akhir pembelajaran guru
memberikan evaluasi
kemampuan siswa dan memahami materi yang telah diajarkan. Hal
ini
-
47
dimaksudkan agar dapat mengetahui sejauh mana siswa mampu
memahami
pembelajaran tentang penerapan metode driil.
-
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I
1. Siklus I
a. Data Hasil Pengamatan
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tugas dengan
tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar
membaca BTQ tentang huruf hijaiyah berkharokat fathah, kasroh,
dhomah,
dan tanwin. dan menulis huruf hijaiyah dengan metode drillyang
telah
dilakukan. Instrumen yang digunakan ialah buku iqro‟ yang telah
ditetapkan
dari metode drill yang berupa tes membaca dengan benar dan tes
lesan
dengan cara siswa mengucapkan salah satu huruf hijaiyah dengan
baik dan
benar.
Tabel 3
Hasil penelitian pada siklus I
No. Nama
Kegiatan Belajar Mengajar
dengan metode drill
Prestasi Belajar BTQ
Membaca Bergurau Bertanya Lancar Sedang Kurang
1. Ibnu Adi Pramono V V
2. Sari Agustina V V
3. Ahmad Bagus V V
4. Andre Setyawan V V
5. Afriza Khamid A. V V
6. Cindy Nasywa V V
7. Diah Pitasari V V
8. Erni Dwifatimah V V
9. Jetayu Naya V V
10. Misca Kesuma V V
11. Moreno S. V V
-
49
12. Okta Delani V V
13. Silviana Salsabila V V
14. Vera Fashariza V V
15. Zacky Dwi S. V V
16. Yuliana Nur V V
17. Muh Celsi Candra V V
JUMLAH 11 3 3 7 6 4
Keterangan :
1) Pengamatan
a) Siswa kategori memperhatikan berjumlah 11 siswa dari 17
siswa
b) Siswa kategori bertanya berjumlah 3 siswa dari 17 siswa
c) Siswa kategori bergurau berjumlah 3 siswa dari 17 siswa
2) Prestasi
a) Siswa kategori lancar membaca berjumlah 7 siswa dari 17
siswa.
b) Siswa kategori sedang membaca berjumlah 6 siswa dari 17
siswa.
c) Siswa kategori kurang membaca berjumlah 4 siswa dari 17
siswa.
Tabel 4
Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill siklus I
No Uraian Hasil siklus I
Jumlah Persentase
1. Siswa yang memperhatikan 11 64,71%
2. Siswa yang bertanya 3 17,65%
3. Siswa yang Bergurau 3 17,65%
Tabel 5
Persentase hasil belajar BTQ aspek prestasi dalam siklus I
No Uraian Hasil siklus I
Jumlah Persentase
1. Siswa yang sangat lancar dalam
membaca
7 41,18 %
2. Siswa yang lancar dalam membaca 6 35,29 %
3. Siswa yang kurang lancar dalam
membaca
4 23,53 %
-
50
Tabel 6
Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus
I
No Uraian Hasil siklus I
Jumlah Rata-rata Persentase
1.
Siswa yang memperhatikan 11
9,0 52,94 % Siswa yang lancar dalam membaca 7
2.
Siswa yang bertanya 3
45,0 26,47 % Siswa yang sedang dalam membaca 6
3.
Siswa yang bergurau 3
3,5 20,59 % Siswa yang kurang lancar dalam
membaca
4
Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 76,47 %. Siswa yang
masih
kurang mampu dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah sebanyak
23,53
%. Hal ini menunjukkan siswa masih kurang memahami penjelasan
guru.
Hasil observasi masih kurang memuaskan karena perhatian siswa
diperoleh
secara paksa. Sebab merasa bosan dengan metode yang diberikan.
Meskipun
baru tahap awal, perhatian siswa tidak tumbuh secara
alamiah.
Menurut guru wali kelas II yaitu Bapak Budiyano, S. Pd.,
bahwa
“melakukan penelitian tindakan kelas itu sangat baik sekali,
karena bisa
mencari metode yang tepat dalam mengajarkan materi dengan metode
yang
tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara
optimal baik
untuk keberhasilan guru maupun siswa. Selama ini, siswa mungkin
merasa
jenuh dengan pembelajaran yang ada, sehingga siswa tidak aktif
dan kreatif,
namun dengan metode yang baru, siswa dapat berubah menjadi aktif
dan
kreatif.” Menurut penilaian Bapak Budiyano, S. Pd sebagai guru
wali kelas
-
51
II, dalam siklus 1 ini, masih banyak kekurangan dalam proses
pembelajarannya, diantaranya:
1) Guru belum optimal dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa.
2) Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu.
3) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung.
4) Siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.
b. Refleksi
Dari data proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
telah
dilakukan maka dapat diketahui jika hasil yang ditunujkkan pada
siklus 1
secara umum siswa belum dapat tuntas belajar, karena siswa yang
secara
motivasi mau memperhatikan dan bertanya hanya 82,36%. Siswa yang
sudah
cukup lancar dan lancar membaca al-Quran hanya 76,47%. Jika
dirata-rata
dari kedua indikator tersebut pada siklus I ini baru mencapai
tingat
keberhasilan 76,47% jumlah ini lebih kecil dair persentase
ketuntasan yand
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
masih
kurang belajar membaca dan menulis dengan huruf hijaiyah
disebabkan
kurang dorongan atau motivasi keluarga dan lingkungan.
Kegiatan pada siklus 1 ini perlu adanya revisi untuk dilakukan
pada
siklus berikutnya yaitu:
1) Guru perlu lebih terampil dalam menerapkan metode drill
untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan
tujuan pembelajaran. Dimana siswa yang sudah terlanjur terbiasa
dengan
metode tradisional diupayakan untuk beralih dnegan
menggunakan
-
52
metode drill yang lebih memudahkan dalam mempelajari dan
memahami
huruf hijaiyah dan tanda baca fathah, kasroh, dhomah dan
tanwin.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan
menambahkan
informasi yang dirasa perlu.
3) Guru harus terampil dan bersemangat dalam member dorongan
belajar
siswa sehingga siswa lebih antusias.
4) Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima
sehingga
siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan, dan dalam
mengalihkan cara pengucapan setiap hurufnya agar lebih sabar
untuk
diulang-ulang cara mengucapkan agar ditirukan siswa dengan
mahroj dan
ucapan yang benar.
B. Hasil Penelitian Siklus II
a. Data Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada akhir proses belajar mengajar siklus II
siswa
diberi soal yang berkesinambungan dari siklus I dengan tujuan
untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar BTQ
dengan
metode drill yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan
adalah soal-soal
materi dari kurikulum yang telah ditetapkan dari metode drill
yang berupa
tugas membaca dengan metode drill dan tes lesan dengan cara
siswa
mengucapkan kata atau kalimat huruf hijaiyah dengan baik dan
benar.
-
53
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut :
Tabel 7
Hasil belajar BTQ dalam siklus II
No. Nama Pengamatan Belajar Prestasi Membaca
Membaca Bergurau Bertanya Lancar Sedang Kurang
1. Ibnu Adi Pramono V V
2. Sari Agustina V V
3. Ahmad Bagus V V
4. Andre Setyawan V V
5. Afriza Khamid A. V V
6. Cindy Nasywa V V
7. Diah Pitasari V V
8. Erni Dwifatimah V V
9. Jetayu Naya V V
10. Misca Kesuma V V
11. Moreno S. V V
12. Okta Delani V V
13. Silviana Salsabila V V
14. Vera Fashariza V V
15. Zacky Dwi S. V V
16. Yuliana Nur V V
17. Muh Celsi Candra V V
JUMLAH 13 2 2 11 3 3
Keterangan :
1) Kegiatan Belajar Mengajar
a) Siswa kategori memperhatikan berjumlah 13 siswa dari 17
siswa
b) Siswa kategori bertanya berjumlah 2 siswa dari 17 siswa
c) Siswa kategori bergurau berjumlah 2 siswa dari 17 siswa
2) Prestasi Membaca
a) Siswa kategori membaca lancar berjumlah 11 siswa dari 17
siswa.
b) Siswa kategori membaca sedang berjumlah 3 siswa dari 17
siswa.
c) Siswa kategori membaca kurang berjumlah 3 siswa dari 17
siswa.
-
54
Tabel 8
Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus
II
No Uraian Hasil siklus II
Jumlah Persentase
1. Siswa yang memperhatikan 13 76,47 %
2. Siswa yang bertanya 2 11,76 %
3. Siswa yang Bergurau 2 11,76 %
Tabel 9
Persentase hasil belajar BTQ aspek Membaca dalam siklus II
No Uraian Hasil siklus II
Jumlah Persentase
1. Siswa yang lancar dalam membaca 11 64,71 %
2. Siswa yang sedang dalam membaca 3 17,64 %
3. Siswa yang kurang dalam membaca 3 17,64 %
Tabel 10
Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus
II
No Uraian Hasil siklus II
Jumlah Rata-rata Persentase
1.
Siswa yang memperhatikan 13
12 70,59 % Siswa yang lancar dalam membaca 11
2.
Siswa yang bertanya 2
2,5 14,7 % Siswa yang sedang dalam membaca 3
3.
Siswa yang bergurau 2
2,5 17,64 % Siswa yang kurang dalam membaca 3
Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 82,35 %. Siswa yang
masih
kurang mampu dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah sebanyak
17,65
%. Hal ini menunjukkan siswa sudah mulai bisa memahami
penjelasan guru,
walaupun masih ada kekurangan selama proses pembelajaran
berlangsung.
-
55
Menurut penilaian Bapak Budiyanto, S.Pd. sebagai guru wali kelas
II,
pada siklus II ini sudah cukup bagus, namun masih ada kekurangan
dalam
proses pembelajarannya, diantaranya:
1) Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu.
2) Siswa belum semuanya aktif dalam mengikuti pembelajaran.
b. Refleksi
Dari data dan proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
telah
dilakukan maka dapat diketahui jika hasil atau prestasi yang
ditunjukkan pada
siklus II secara umum siswa sudah mengalami peningkatan dalam
memahami
materi melalui metode drill, yaitu yang tadinya pada siklus I
siswa yang
memperhatikan dan bertanya hanya 82,35% sedangkan pada siklus II
sudah
mencapai 88,23%. Pada siklus I siswa yang sudah cukup lancar dan
lancar
membaca al-Quran hanya 76,47% sedangkan pada siklus II
mencapai
82,35%. jika dirata-rata dari kedua indikator ini bisa mencapai
tingkat
keberhasilan 85,29 %. jumlah ini sudah melampaui dari persentase
ketuntasan
yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Peningktan belajar siswa
pada siklus II
ini sudah sangat baik yakni dalam kurun waktu yang cukup
singkat
peningkatan persentasenya sudah baik.
Kekurang maksimalan pada siklus II ini perlu adanya revisi
untuk
dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu:
1) Guru perlu lebih terampil dalam memberikan dorongan belajar
siswa
dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
Dimana
siswa yang sudah terlanjur terbiasa dengan metode drill
diupayakan
-
56
untuk meningkatkan prestasi supaya gemar membaca huruf
hijaiyah
melalui kata atau kalimat.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan
menambahkan informasi yang dirasa perlu.
3) Guru harus terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga
siswa lebih antusias.
4) Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima
sehingga
siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan, dan dalam
mengalihkan cara pengucapan setiap hurufnya agar lebih sabar
untuk
diulang-ulang cara mengucapkan agar diucapkan siswa dengan
mahroj
yang benar
C. Pembahasan
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar
membaca dan
menulis huruf hijaiyyah dengan menggunakan metode drill memiliki
dampak
positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari
beberapa nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami
peningkatan, pembahasan dari setiap siklus pembelajaran yang
telah dilakukan
yaitu:
1. Siklus I
Berdasarkan analisis data dan proses wawancara yang telah
dilakukan,
maka pada siklus I ini masih mempunyai banyak kekurangan, dimana
guru
belum bisa memotivasi siswa dengan baik, sehingga siswa belum
aktif dan
-
57
kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Guru belum optimal dalam
pengelolaan
waktu, sehingga proses belajar belum optimal. Dan siswa kurang
antusias
dalam mengikuti pembelajaran karena komunikasi yang masih terasa
kaku.
Sehingga dalam siklus I belum mencapai indikator penelitian yang
diharapkan,
karena hasil penilaian pada siklus I adalah 76,47 % sementara
indikatornya
adalah 85%.
2. Siklus II
Berdasarkan analisis data dan proses wawancara yang telah
dilakukan
dalam siklus II dengan metode drill ini, diperoleh peningkatan
prestasi belajar
siswa melalui peran siswa yang ditunjukkan dengan sikap siswa
menjadi lebih
meningkat dalam kreatifitas dan aktifitas selama pembelajaran
berlangsung.
Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa karena
pembelajaran
dilakukan dengan optimal.
Pada siklus II peningkatan belajar siswa sudah mencapai
indikator yang
diharapkan, karena hasil penilaian pembelajaran membaca dan
menulis huruf
hijaiyyah dengan menggunakan metode drill‟ adalah 82,35 %. Pada
siklus II ini
sudah banyak sekali peningkatan, sebagian besar siswa pada
siklus telah
mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi pelajaran.
Pada siklus II ini guru telah menerapkan belajar membaca dan
menulis
huruf hijaiyyah dengan metode drill dengan baik dan dilihat dari
antusias siswa
dan juga dari peningkatan kreatifitas dan aktifitas siswa serta
prestasi siswa.
Pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak
diperlukan revisi, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan
selanjutnya
-
58
adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada
dengan tujuan
agar pelaksanaan proses belajar mengajar membaca dan menulis
huruf
hijaiyyah dengan metode drill ini dapat meningkatkan proses
belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga nanti bisa
diterapkan
dalam mata pelajaran BTQ dalam kelas.
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, dapat dikatakan
bahwa
metode drill ini telah berhasil untuk meningkatkan hasil dalam
proses pelajaran
BTQ untuk siswa kelas II SD Tampirkulon 1 Kecamatan
Candimulyo
Kabupaten Magelang. mulai dari siswa mengenal huruf hijaiyah
sampai siswa
dapat membaca huruf hijaiyah melalui kata. Hal