Page 1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN METODE STRUKTURAL ANALITIK
SINTETIK SISWA KELAS IV MI NURUL ISLAM 02 WONOKERTO, BANCAK, SEMARANG SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
SITI NUR AINI
NIM: 093111413
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2011
Page 2
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Nur Aini
NIM : 093111413
Jurusan/Program studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Mei 2011
Saya yang menyatakan
Siti Nur Aini
NIM. 093111413
Page 3
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur'an Dengan
Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Siti Nur Aini NIM : 093111413 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang, Juni 2011
Ketua Sekretaris
___________________ __________________
Penguji I Penguji II
___________________ __________________
Pembimbing I Pembimbing II
_________________________ ____________________
Page 4
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, Mei 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur'an
Dengan Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Siti Nur Aini NIM : 093111413 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing
Page 5
v
ABSTRAK
Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur'an Dengan
Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam
02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran
2010/2011 Penulis : Siti Nur Aini NIM : 093111413
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Penggunaan metode dalam rangka membaca Al Qur'an yang monoton menyebabkan siswa kurang memahami cara membaca dan berakibat siswa kurang lancar dalam membaca Al Qur'an di sekolah. Dengan adanya hal tersebut kemudian peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul " Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur'an Dengan Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011" dengan tujuan agar siswa memahami cara membaca Al Qur'an sehingga mampu membaca dengan baik dan benar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana kemampuan membaca Al Qur'an siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang? 2) Bagaimana penerapan metode SAS dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang? 3) Apakah metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur'an pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang? Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) maka kemampuan siswa membaca Al Qur’an Siswa Kelas IV Semester I MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode SAS ini dari siklus I hingga siklus III mengalami peningkatan, yaitu ketuntasan klasikal siswa pada siklus I hanya 42%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 57%, dan pada siklus III mencapai 88%.
Page 6
vi
MOTTO
÷(#ρ ߊ ¨ρ t“ s? uρ �χÎ* sù u�ö�yz ÏŠ#̈“9$# 3“uθø)−G9$# 4 Èβθà)̈? $# uρ ’ Í<'ρ é' ‾≈ tƒ É=≈ t6ø9F{ $# ∩⊇∠∪
…… Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
(QS Al Baqarah: 197)
Page 7
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ayah dan Ibu tercinta, atas segala kasih sayang yang diberikan
2. Suamiku dan anak-anakku tercinta
3. Seluruh sahabat-sahabatku yang telah membantu terselesaikannya skripsi
ini.
Page 8
viii
TRANSLITERASI
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini
berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI, Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/1987. Penyimpangan kata sandang (al-
) disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.
t ط a ا
z ظ b ب
‘ ع c ت
g غ s ث
f ف j ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م z ذ
n ن r ر
w و z ز
s [ h س
, ء sy ش
y ي s ص
d ض
Bacaan Madd: Bacaan Diftong:
a = a panjang او = au
i = i panjang اي = ai
u = u panjang
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu
persyaratan guna meraih gelar Strata Satu (S-1).
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak, penulis tidak akan mampu berbuat banyak dalam penyelesaian
skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor IAIN Walisongo Semarang, yang memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan studi.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, atas segala
dukungannya hingga penulis mampu menyelesaikan studi.
3. Dr. Mustofa, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya
telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.
4. Bapak dan ibu yang selalu mendo'akan, memberikan dukungan dan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini
5. Suami dan anak tercinta yang selalu setiap menemani baik dalam suka
maupun duka dan mendukung dalam segala hal.
6. Muh Fatoni, S.Ag, selaku Kepala MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis
menyelesaikan studi
7. Rekan-rekan mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan
dorongan kepada penulis.
Page 10
x
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat
ganda. Amin.
Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan
bagi pembaca pada umumnya.
Amin – amin yarobbal ‘alamin
Semarang, Mei 2011 Penulis
Siti Nur Aini
Page 11
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
TRANSLITERASI ....................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ........................................................................ 5
A.1. Kemampuan Membaca ................................................. 5
A.2. Pengertian Al Qur’an .................................................... 6
A.3. Dasar Membaca Al Qur’an ........................................... 7
A.4. Tujuan Membaca Al Qur’an ......................................... 7
A.5. Indikator Kemampuan Membaca Al Qur’an ................ 8
A.6. Adab Membaca Al Qur’an ............................................ 10
A.7. Metode Mengajar .......................................................... 14
A.8. Metode SAS .................................................................. 16
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 19
C. Hipotesis Tindakan ................................................................. 20
Page 12
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 21
C. Pelaksana dan Kolaborator .................................................... 21
D. Rancangan Penelitian ............................................................ 21
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 26
F. Teknik Analisis Data ............................................................. 27
G. Indikator Keberhasilan .......................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 30
B. Pembahasan ............................................................................ 43
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................ 47
B. Saran ....................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 48
RPP
LEMBAR OBSERVASI
Page 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Qur’an sebagai kalam Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia itu
memiliki keistimewaan terutama pada susunan bahasanya yang unik dan
kandungan maknanya yang mendalam. Al Qur’an merupakan mukjizat yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW membacanya adalah ibadah1.
Keutamaan mukjizat Al Qur’an bukan hanya ditujukan kepada bangsa arab,
namun Al Qur’an dengan keutamaan mukjizatnya itu diperuntukkan kepada
seluruh alam2.
Maka dari itu mempelajari Al Qur’an merupakan kewajiban mutlak bagi
setiap yang beragama Islam, sebab semua ajaran Islam bersumber pada Al Qur’an,
bahkan Al Qur’an itu sendiri merupakan induk atau pusatnya segala ilmu
pengetahuan, yang berisi tentang hukum-hukum dan aqidah. Firman Allah:
!$̄RÎ)çm» oY ø9t“Rr&$ºRºuä ö• è%$wŠÎ/ t• tãöN ä3 ¯=yè©9šcq è=É)÷ès?ÇËÈ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab,agar kamu memahaminya.”3
Dan Al Qur’an sebagai tata kehidupan umat dan petunjuk bagi makhluk,
ia merupakan tanda kebenaran Rasulullah SAW. Disamping merupakan bukti
yang jelas atas kenabian dan kerasulannya. Selain itu ia juga hujjah yang akan
tetap tegak sampai pada hari kiamat4.
Berkaitan dengan masalah tersebut, pendidikan agama Islam dan
membaca Al Qur’an di sekolah mulai di tingkat dasar tidak kalah pentingnya,
1 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya: Sejarah Al Qur’an, (Jakarta: DepartemenAgama), 2005, hlm. 23
2 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Studi Ilmu Al Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia), 2000,hlm. 112
3 Depag RI,Op.Cit, hlm. 1184 Ibid, hlm. 13
Page 14
disamping siswa diharapkan menjadi anak yang berbudi pekerti baik, rajin
beribadah dan kuat imannya, maka tidak ada suatu alas an melainkan anak harus
ditekan untuk belajar membaca Al Qur’an. Apalagi menghadapi keluhan dari
pihak orang tua atau wali murid yang mengatakan, bahwa murid-murid tamatan
sekolah dasar banyak yang belum dapat membaca dan menulis huruf Al Qur’an.
Sehingga dengan penekanan belajar membaca Al Qur’an diharapkan murid-murid
sekolah dasar dapat membaca dan menulis huruf Al Qur’an sebagai penghayatan
terhadap sumber agama Islam, yaitu Al Qur’an.
Bagi murid-murid tamatan sekolah dasar yang akan melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama diharapkan sudah mampu membaca dan menulis
huruf Al Qur’an sehingga tidak menyulitkan bagi guru agama yang mengajar pada
tingkat tersebut demikian pula pada tingkat selanjutnya5. Berdasarkan kurikulum
Sekolah Dasar (SD) tahun 1975 yang telah dibakukan dengan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 17 Januari 1975 No. 008C/U/1975
dan Keputusan Menteri Agama tanggal 31 Oktober 1974 pada bidang studi
pendidikan agama Islam terdapat tujuan instructional umum antara lain ditetapkan
bahwa murid lulusan sekolah dasar harus mampu membaca Al Qur’an dengan
baik6. Namun kenyataannya tidak seperti yang kita harapkan ternyata
pembelajaran membaca dan menulis huruf Al Qur’an tingkat sekolah dasar ini
kurang menarik dan para siswa mengalami kesulitan, maka dengan demikian
pembelajaran ini kurang berhasil.
Berdasarkan pengamatan, kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
membaca dan menulis huruf Al Qur’an tersebut lebih disebabkan oleh factor guru
dalam menggunakan metode yang kurang tepat, dalam hal ini guru masih
menggunakan metode tradisional. Hal diatas menjadi dorongan bagi peneliti untuk
melaksanakan penelitian ini. Dengan demikian penelitian ini merupakan upaya
untuk mengatasi kesulitan dan ketidakberhasilan dalam pembelajaran membaca
dan menulis huruf Al Qur’an yaitu dengan cara melalui metode Struktural
5 H.MT. Fatahudin, Pedoman Membaca dan Menulis Huruf Al Qur’an,(Jakarta: CV.Serajaya), 1981, hlm. 1
6 Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, Standar Mutu Pendidikan AgamaIslam, (Jakarta: Departemen Agama RI), 1981, hlm. 4
Page 15
Analitik Sintetik (SAS), dengan cara pengenalan dan pengamatan keseluruan
(structural) secara sepintas. Kemudian pengenalan dan pengamatan lebih jauh
(analitik) sampai bagian-bagian kemudian pengenalan dan pengamatan mendalam
(sintetik) sehingga dapat memahami.7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitiannya sebagai
berikut:
1. Bagaimana kemampuan membaca Al Qur'an siswa kelas IV MI Nurul Islam
02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang?
2. Bagaimana penerapan metode SAS dilaksanakan pada siswa kelas IV MI
Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang?
3. Apakah metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur'an
pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab.
Semarang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al Qur’an siswa kelas IV MI
Nurul Islam 02 Kec. Bancak Kabupaten Semarang.
2. Untuk mengetahui penerapan metode SAS pada siswa kelas IV MI Nurul
Islam 02 Kec. Bancak Kabupaten Semarang.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca Al Qur'an siswa
dengan menggunakan metode SAS.
Sedangkan manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi yang berguna untuk memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan yang mungkin akan diteliti dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Siswa
7 H.MT Fatahudin, Op.Cit, hlm. 9
Page 16
1. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi
b. Manfaat bagi guru
Merupakan masukan untuk menerapkan metode pembelajaran yang
tepat dalam kegiatan belajar mengajar.
Page 17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Menurut Umiyati, alumni Universitas Wahid Hasyim Semarang tahun
2009 dalam skripsinya dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf
Hijaiyah Sambung Siswa MI Nurul Islam 01 Wonokerto Kecamatan Bancak
Kabupaten Semarang melalui Metode Struktural Analitik Sintetik.” Dari
penelitian ini dapat diketahui kemampuan mengenal huruf hijaiyah sambung
siswa dengan metode SAS dapat meningkat.
Dari penelitian yang dilakukan tersebut sekilas memang tampak adanya
persamaan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti, namun dalam
penelitian ini peneliti menekankan pada kemampuan membaca al-Qur’an siswa di
MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang.
Menurut Dwi Hartiningsih alumni STAIN Salatiga tahun 2010 dalam
skripsinya yang berjudul “Peningkatan kemampuan membaca surat pendek al
Qur’an melalui penerapan metode struktural analitik sintetik siswa kelas II MI
Manba’ul Ulum Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan”.
Menyimpulkan bahwa belajar dengan menguraikan huruf hijaiyah beserta
harokatnya dapat meningkatkan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam
al Qur’an.
1. Kemampuan Membaca
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup
melaksanakan sesuatu). Kemudian kata mampu tersebut mendapat awalan pe- dan
akhiran –an, jadi kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan1.
1 Team Penyusun Phoenix, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. MediaPustaka Phoenix, hlm. 565
5
Page 18
6
Sehingga kemampuan membaca dapat diartikan sebagai kemampuan dasar atau
bekal yang harus dimiliki oleh seorang siswa dalam belajar.
Dwi Sunar Prasetyo berpendapat bahwa membaca adalah kegiatan otak
untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol2.
Sedangkan menurut Klien yang dikutip Farida Rahim, mengemukakan
bahwa definisi membaca mencakup:
a. Membaca merupakan suatu proses
Yang dimaksud adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki
oleh pembaca mempunyai peranan utama dalam membentuk makna.
b. Membaca adalah strategi
Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca
yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika
membaca.
c..Membaca adalah interaktif
Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks orang yang senang
membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang
ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga
terjadi antara pembaca dan teks3
Dari pengertian di atas, yang dimaksud dengan membaca dalam
pembahasan ini adalah melisankan tulisan yang tertulis.
2. Pengertian Al-Qur’an
Menurut Syekh Ali Ash-Shabuni yang dikutip Ahmad Lutfi bahwa Al-
Qur’an adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi dan
Rosul terakhir dengan perantara malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang
2 Dwi Sunar Prasetyo, 2008, Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak SejakDini, Jogjakarta: Penerbit Think, hlm. 57
3 Ahmad Lutfi, 2004, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: Departemen AgamaRI, hlm. 35.
Page 19
7
dinukilkan kepada kita secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, yang
dimulai dari surar Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas4.
Pendapat Az-Zajaj yang dikutip Moh. Chadziq Charisma mengemukakan
bahwa kata “Qur’an” berasal dari kata Qori atau Qoru yang berarti
mengumpulkan ayat-ayat atau surat-surat, serta menghimpun intisari dari
ajaran Rasul-Rasul yang diberi kitab suci terdahulu5.
Sedangkan menurut Abdul Majid Khan, secara etimologi al-Qur’an berasal
dari kata: yang berarti sesuatu yang dibaca ( ). Jadi,
arti al-Qur’an secara lughawi adalah sesuatu yang dibaca. Berarti menganjurkan
kepada umat agar membaca al-Qur’an tidak hanya dijadikan hiasan rumah saja.
Atau pengertian al-Qur’an sama dengan bentuk masdar (bentuk kata benda) yakni
yang berarti menghimpun dan mengumpulkan ( ). Oleh karena
itu, al-Qur’an harus dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj (tempat
keluarnya huruf) dan sifat-sifat hurufnya, dipahami, dihayati, dan diresapi makna-
makna yang terkandung di dalamnya kemudian diamalkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan membaca al-Qur’an adalah melihat tulisan kitab suci al-Qur’an dengan
cara melisankan.
3. Dasar Membaca Al-Qur’an
Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang memerintahkan umat Islam untuk
membacanya antara lain firman Allah swt. dalam surat al-Qiyamah ayat 17 -18
sebagai berikut:
¨b Î)$uZøŠn= tã¼ çm yè÷Hsd¼çm tR#uä ö• è% urÇÊÐÈ#sŒÎ*sùçm» tRù&t• s%ôìÎ7 ¨?$$sù¼çm tR#uä ö• è%ÇÊÑÈ):- (
4 Farida Rahim.2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Sinar Grafika.hlm. 3
5 Moh. Chadziq Charisma, 1991, Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an, Surabaya: PTBina Ilmu, hlm.1
Page 20
8
“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya,
maka ikutilah bacaannya itu.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Allah swt. yang bertanggung jawab
atas al-Qur’an dan memberikan beberapa ilmu kepada manusia. Salah satunya
yaitu membaca al-Qur’an. Telah diketahui pula bahwa Allah swt. yang telah
mewahyukan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril
yang telah diberi pengetahuan membaca untuk diajarkan kepada umatnya sesuai
dengan apa yang telah beliau dapatkan.
4. Tujuan Membaca Al-Qur’an
Kitab suci al-Qur’an merupakan rahmat bagi seluruh alam dan merupakan
satu-satunya mukjizat yang kekal sepanjang masa serta kitab suci terakhir yang
diturnkan Allah swt. isinya mencakup seluruh pokok syariat yang ada pada kitab-
kitab sebelumnya. Oleh karena itu, setiap orang yang membacanya dengan hati
ikhlas dan mengharapkan ridha dari Allah niscaya bertambah keimanan dan
kecintaannya. Selain itu pula di dalamnya berisi wahyu Ilahi yang menjadi
petunjuk bagi siapa saja yang mengimani dan mengamalkannya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi:
y7Ï9ºsŒÜ=» tG Å6 ø9$#Ÿw|=÷ƒ u‘¡Ïm‹ Ïù¡“W‰èdz̀ ŠÉ)FßJ ù=Ïj9ÇËÈ ) : (
Artinya:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa.”
Ayat di atas mengungkapkan tujuan yang dicapai seseorang ketika
membaca al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Artinya
orang Islam yang mengaku dirinya beriman, dalam menjalani hidup agar
senantiasa menjadikannya al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
5. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Di antara indikator kemampuan membaca al-Qur’an siswa adalah:
a. Kefasihan dalam membaca al-Qur’an
Page 21
9
Fasih berasal dari kata yang berarti berbicara dengan
terang, fasih, petah lidah6. Fasih dalam membaca al-Qur’an maksudnya terang
atau jelas dalam pelafalan atau pengucapan lisan ketika membaca al-Qur’an.
Membaca al-Qur’an berbeda dengan membaca bacaan apapun, karena
isinya merupakan kalam Allah swt. yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan
dijelaskan secara terperinci, yang berasal dari zat Yang Maha Bijaksana Lagi
Maha Mengetahui. Karena itu cara membacanya tidak lepas dari adab yang
bersifat zahir maupun batin.
Di antara adabnya yang bersifat zahir adalah membaca al-Qur’an secara
tartil. Makna tartil dalam membaca ialah membaca dengan perlahan-lahan
tidak terburu-buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj
dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid.
Sebagaimana firman Allah swt. dalam surat al-Muzammil ayat 4 sebagai
berikut:
.........È@Ïo?u‘urtb#uä ö• à)ø9$#¸x‹Ï?ö• s?ÇÍÈ ) :(
Artinya:
“ … dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”
b. Ketepatan pada Tajwidnya
Sebagian besar ulama mengatakan bahwa tajwid adalah suatu cabang
ilmu yang sangat penting untuk dipelajari sebelum mempelajariilmu qiraat al-
Qur’an. ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan betul, baik huruf yang berdiri
sendiri maupun dalam rangkaian. Dalam ilmu tajwid diajarkan bagaimana cara
melafalkan huruf yang berdiri sendiri, huruf yang dirangkaikan dengan huruf
yang lain, melatih lidah mengeluarkan huruf-huruf dan makhrajnya, belajar
mengucapkan bunyi yang panjang dan yang pendek, cara menghilangkan bunyi
huruf dengan menggabungkannya kepada huruf yang sesudahnya (idgam),
6 Mahmud Yunus, 1989, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya, Hlm. 317
Page 22
10
berat atau ringan, berdesis atau tidak, mempelajari tanda-tanda berhenti dalam
bacaan.
c. Ketepatan pada makhrajnya
Sebelum membaca al-Qur’an, sebaiknya seseorang terlebih dahulu
mengetahui makhraj dan sifat-sifat huruf. Sebagaimana yang dijelaskan dalam
ilmu tajwid. Makharijul huruf artinya membaca huruf-huruf sesuai dengan
tempat keluarnya seperti di tenggorokan, di tengah lidah, antara dua bibir dan
lain-lain7.
d. Kelancaran Membaca Al-Qur’an
Lancar adalah cepat tak ada hambatan, tidak tersendat-sendat. Kelancaran
membaca al-Qur’an siswa berarti siswa mampu membaca al-Qur’an dengan
lancer, cepat, tepat dan benar8. Dalam pembelajaran membaca al-Qur’an,
ketika siswa belum atau tidak lancar dalam membacanya, mestinya seorang
guru tidak menaikkan ke bacaan berikutnya. Sehingga siswa tidak menghadapi
tingkat kesulitan membaca yang semakin tinggi dan pada ujungnya tidak akan
semakin mempersulit kerja seorang guru juga.
6. Adab dan Keutamaan Membaca Al-Qur’an
a. Adab Membaca Al-Qur’an
Banyak adab membaca al-Qur’an yang disebutkan oleh para
ulama,di antaranya adalah:
1) Berguru Secara Musyafahah
Seorang murid sebelum membaca ayat-ayat al-Qur’an terlebih dahulu
harus berguru dengan guru yang ahli dalam bidang al-Qur’an secara
langsung. Musyafahah berasal dari kata syafawiy artinya bibir,
musyafahah artinya saling bibir-bibiran, artinya kedua murid dan guru
harus bertemu langsung, saling melihat gerakan bibir masing-masing pada
saat membaca al-Qur’an.
7 Abdul Majid Khan. Op cit. hlm. 448 Team Penyusun Phoenix. Op cit. hlm. 527
Page 23
11
Karena murid tidak akan dapat membaca secara fasih sesuai dengan
makhraj (tempat keluar huruf) dan sifat-sifat huruf tanpa memperlihatkan
bibirnya atau mulutnya pada saat membaca al-Qur’an. Murid tidak dapat
menirukan bacaan yang sempurna tanpa melihat bibir atau mulut seorang
gurunya ketika membacakannya.
Demikian juga Nabi Muhammad saw. belajar dengan Jibril secara
langsung (musyafahah) pada saat setiap turun ayat, sekalipun secara
substansinya yang mengajarkannya adalah Allah swt. Nabi saw. belajar
pada Jibril saat tadarus setiap bulan suci Ramadan untuk memeriksa
kebenaran bacaan al-Qur’an. Sebagaimana firman:
Ÿwõ8 Ìh• ptéB¾Ïm Î/y7tR$|¡ Ï9Ÿ@yf÷ètG Ï9ÿ¾Ïm Î/ÇÊÏȨb Î)$uZøŠn=tã¼ çm yè÷Hsd¼çm tR#uä ö• è%urÇÊÐÈ#sŒÎ*sù
çm» tRù&t• s%ôìÎ7 ¨?$$sù¼ çm tR#uä ö• è%ÇÊÑȧN èO¨b Î)$uZøŠn=tã¼ çmtR$uŠt/ÇÊÒÈ
Artinya:
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karenahendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggunganKamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilahbacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilahpenjelasannya.
2) Niat Membaca dengan Ikhlas
Seseorang yang membaca al-Qur an hendaknya berniat yang baik
yaitu niat beribadah yang ikhlas karena Allah untuk mencari ridha-Nya.
Allah berfirman dalam al-Qur an surat al-Bayyinah ayat 5:
!$tBur(#ÿrâ•ÉDé&žwÎ)(#r߉ç6 ÷èu‹ Ï9©!$#tûü ÅÁ Î=øƒèCã& s!tûï Ïe$!$#uä !$xÿuZãm(#q ßJ‹ É)ムurno 4q n=¢Á9$#(#q è?÷s ムur
no 4q x. ¨“9$#4y7Ï9ºsŒurß`ƒ ÏŠÏp yJ ÍhŠs)ø9$#ÇÎÈ ) :(
Page 24
12
Artinya:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.”
3) Dalam Keadaan Suci
Di antara adab membaca al-Qur an adalah suci dari hadas kecil,
hadas besar, maupun segala najis sebab yang dibaca adalah wahyu Allah
atau firman Allah swt. Sebagaimana firman Allah surat al-Waqi ah: 79 –
80 sebagai berikut:
žwÿ¼ çm•¡ yJ tƒžwÎ)tbrã• £gsÜßJ ø9$#ÇÐÒÈ×@ƒ Í”\s?Ï̀iBÉb> §‘tûü ÏHs>» yèø9$#ÇÑÉÈ ) :-(
Artinya:
“Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan
dari Tuhan semesta alam.”
4) Memilih Tempat yang Pantas dan Suci
Jika akan membaca al-Qur an hendaknya memilih tempat yang
suci dan tenang seperti masjid, mushalla, rumah, dn lain-lain yang
dipandang pantas dan terhormat. Sesuai dengan kondisi al-Qur an yang
suci dan merupakan firman Allah yang Maha Suci. Karena tempat yang
pantas sangat mendukung penghayatan makna al-Qur an baik pembaca
maupun untuk pendengarnya.
5) Menghadap Kiblat dan Berpakaian Sopan
Pembaca al-Quran disunahkan menghadap kiblat secara khusyu ,
tenang, menundukkan kepala dan berpakaian sopan.
6) Bersiwak (gosok gigi)
Ketika membaca al-Qur an, mulut hendaknya bersih dan tidak
berisi makanan. Sebaiknya sebelum membaca al-Qur an mulut dan gigi
dibersihkan lebih dahulu.
Page 25
13
7) Membaca Ta’awwud
Sebelum membaca al-Qur’an disunahkan membaca ta’awud,
sebagaimana firman Allah swt. surat an-Nahl ayat 98:
#sŒÎ*sù|Nù&t• s%tb#uä ö• à)ø9$#õ‹Ïè tG ó™$$sù«!$$Î/z̀ ÏBÇ`» sÜø‹ ¤±9$#ÉOŠÅ_§•9$#ÇÒÑÈ ) : (
Artinya:
“Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
Maksudnya sebelum membaca al-Qur’an, terlebih dahulu mohon
perlindungan Allah, agar terjauh dari pengaruh tipu daya setan, sehingga
hati dan pikiran tetap tenang di waktu membaca al-Qur’an.
8) Membaca al-Qur’an dengan Tartil
Disunahkan membaca al-Qur’an dengan tartil, yaitu dengan bacaan
yang pelan-pelan dan tenang.
9) Merenungkan Makna Al-Qur’an
Merenungkan arti ayat-ayat al-Qur’an yang dibaca yaitu dengan
menggerakkan hati untuk memahami kata-kat al-Qur’an yang dibaca
semampunay atau yang digerakkan dengan lidah sehingga mudah
memahami dan kemudian diamalkan dalam praktik kehidupan di tengan-
tengah masyarakat.
10) Khusu’ dan Khudhu’
Khusu’ dan khudhu’ artinya merendahkan hati dan seluruh anggota
tubuh kepada Allah, sehingga al-Qur’an yang dibaca mempunyai pengaruh
bagi pembacanya.
11) Memperindah Suara
Disunahkan membaca al-Qur’an, dengan suara yang bagus lagi
merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan
uslubnya al-Qur’an.
12) Tidak Dipotong dengan Pembicaraan Orang Lain
Page 26
14
Membaca al-Qur’an janganlah diputuskan hanya karena hendak
berbicara dengan orang lain, apalagi sambil tertawa-tawa atau bermain-
main. Memulai atau berhenti membaca al-Qur’an tidak terpengaruh dengan
juz. Akan tetapi lebih mudah berpedoman maqra’ yang biasanya ditandai
dengan huruf hamzah ( ) di atas lingkaran ayat atau satu ‘ain ( ) yang
tertulis di pinggir luar garis teks al-Qur’an.
Demikian di antara adab dan etika membaca al-Qur’an, sehingga
al-Qur’an dapat dibaca selayaknya serta meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah serta dalam membentuk pribadi muslim yang sejati.
b. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
1) Orang yang mahir membaca al-Qur’an akan bersama malaikat yang mulia
derajatnya.
2) Rumah yang dibacakan al-Quir’an dihadiri para malaikat dan menjadi
leluasa bagi penghuninya.
3) Rumah yang dibacakan al-Qur’an terpancar sinar hingga ke penduduk
langit.
4) Membaca al-Qur’an akan menjadikan begitu banyak kebaikan dan
keberkahan.
5) Membaca al-Qur’an akan memperindah pembacanya.
6) Membaca al-Qur’an adalah penenang hati.
7) Membaca al-Qur’an sangat bermanfaat bagi pembaca dan orang tuanya.
8) Pembaca al-Qur’an tidak akan terkena bencana di hari kiamat kelak.
9) Al-Qur’an memberi syafaat kepada pembacanya.
7. Metode Mengajar
Kegiatan belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain siswa, guru, metode mengajar, sarana dan prasarana. Guru sebagai salah satu
faktor tersebut merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab terhadap
pembelajaran di kelas. Guru harus mampu menciptakan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar, sehingga tujuan belajar dapat dicapai.
Page 27
15
Setiap proses belajar mengajar menuntut suatu strategi tertentu dimana di
dalamnya terdapat perencanaan prosedur dan langkah-langkah yang harus
ditempuh guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Langkah-langkah yang
harus ditempuh tersebut disebut sebagai metode. Metode secara umum dapat
diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan
dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Metode berlaku
baik bagi guru sebagai metode mengajar maupun bagi siswa sebagai metode
belajar.
Metode mengajar terdiri dari dua kata, yaitu metode dan mengajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud, sedangkan mengajar adalah
memberi pelajaran. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang teratur
dan terpikirkan baik-baik untuk memberikan pelajaran9.
Menurut Slameto dalam Hamalik strategi adalah suatu rencana tentang
cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi (pengajaran). Pengertian strategi
terkandung metode belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan
pengajaran, dan juga teknik mengajar yaitu pemakaian alat-alat bantu mengajar
dan cara menggunakan metode mengajar yang relevan atau sesuai dengan tujuan
agar dapat mendorong siswa belajar optimal10.
Hamalik menyatakan bahwa secara teoritis metode pengajaran dibagi
menjadi dua yaitu metode dalam kelas dan metode luar kelas. Metode dalam
kelas terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, resitasi,
demonstrasi, eksperimen, sosiodrama dan bermain peran, bekerja dalam
kelompok, proyek, problem solving dan psikodrama. Metode luar kelas terdiri
9 Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), 1999, hlm.652
10 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta), 2003,hlm. 89
Page 28
16
dari metode karya wisata, survey desa, pengabdian masyarakat, berkemah, kerja
pengalaman dan proyek11.
Pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat
mempengaruhi cocok atau tidaknya suatu metode digunakan dalam belajar
mengajar. Slameto, menyatakan bahwa pemilihan metode mengajar perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku
yang diharapkan dapat ditampakkan siswa setelah proses belajar mengajar; 2)
materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran; 3) besar kelas
(jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang
bersangkutan; 4) kemampuan siswa untuk menangkap dan mengembangkan
bahan pelajaran yang yang diajarkan; 5) kemampuan guru dalam menggunakan
berbagai jenis metode pengajaran; 6) fasilitas yang tersedia dan 7) waktu yang
tersedia12.
Keberhasilan seorang guru menggunakan metode mengajar ditentukan
oleh beberapa hal diantaranya yaitu pokok bahasan yang akan disampaikan,
keadaan siswa, fasilitas sekolah dan kesiapan guru itu sendiri, sehingga seorang
guru harus berusaha keras untuk memilih dan mengkombinasikan metode-metode
mengajar tersebut agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Seperti diungkapkan
oleh Surakhmad yang dikutip dari Djamarah dan Zain pemilihan dan penentuan
metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anak didik, tujuan, situasi, fasilitas,
dan guru13.
8. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) diprogramkan pemerintah RI
mulai tahun 1974. Regu yang dipimpin oleh Dr. A.S. Broto pada waktu itu telah
menghasilkan Metode SAS. Menurut A.S. Broto khususnya disediakan untuk
11 Ibid, hlm. 10012 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta) 1996,
hlm. 6413 Syaiful Bahri Djamarah dkk, Op.Cit, hlm. 16
Page 29
17
belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD. Lebih luas lagi
Metode SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam
proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan
operasional dengan urutan: Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik
melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada
bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan,
unsur bahasa dalam metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai
struktur tersendiri. Landasan pedagogiknya; (1) mengembangkan potensi dan
pengalaman anak, (2) membimbing anak menemukan jawab suatu masalah.
Landasan psikologisnya : bahwa pengamatan pertama bersifat global (totalitas)
dan bahwa anak usia sekolah memiliki sifat melit (ingin tahu)14.
Prosedur penggunaan Metode SAS15:
a. Mula membaca permulaan dijadikan dua bagian
Bagian pertama Membaca permulaan tanpa buku
Bagian pertama Membaca permulaan buku
b. Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar
sebagai kontak permulaan.
c. Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar
diperlihatkan, muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar.
d. Membaca kahmat secara structural
e. Membaca permulaan dengan buku
f. Membaca lanjutan
g. Membaca dalam hati
Segi baiknya adalah:
a. Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.
b. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak
mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada
kesempatan berikutnya
14 Oemar Hamalik, Pendekatan Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm. 7415 Ibid, hlm. 76
Page 30
18
c. Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak.
menguasai bacaan dengan lancar.
Segi lemahnya adalah:16
a. Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan
terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar
untuk kondisi pengajar saat ini.
b. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini
untuk sekolah sekolah tertentu dirasa sukar.
c. Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak
di pedesaan
d. Oleh karena agak sukar menganjarkan para pengajar metode SAS maka
di sana-sini Metode ini tidak dilaksanakan.
Teknik pelaksanaan Metode SAS ialah keterampian memilih kata
kartu kata dan kartu kalimat. Sementara anak-anak mencari huruf, suku kata,
kata, pengajar dengan sebagian anak yang lain. Menempel-empelkan kata
kata yang tersusun menjadi kalimat yang berarti. Begitu seterusnya sehingga
semua anak mendapat giliran untuk menyusun kalimat, membacanya dan
yang paling mengutipnya sebagai keterampilan menulis. Media lain selain
papan tulis, papan panel, papan tali, OHP (Over Head Projector) dapat juga
digunakan.
Pembelajaran ini menggunakan Metode SAS (Struktural - Analitik -
Sintetik), Merupakan metode terbaru dalam bidang pengajaran, dilengkapi
dengan pendekatan Global (Gestald Psychologie), sehingga menghasilkan
kemampuan belajar yang sangat fantastis (quantum). Merupakan
penyempurnaan dari Edisi Internasional System 200 Menit yang telah
diujicobakan dan dibuktikan keberhasilannya di Asia maupun internasional.
Disusun oleh pakar bahasa Arab yang telah menerima banyak penghargaan
diantaranya dari Menteri Agama RI tahun 1995, predikat Kategori Pembina
16 Ibid, hlm. 82
Page 31
19
Tilawatil Qur'an dan penghargaan Mitra Karya Bakti Pertiwi dari Presiden
RI tahun 1996.
Dalam pembelajaran membaca Al Qur’an di kelas IV penerapan
metode SAS dilaksanakan dengan menunjukkan siswa pada ayat yang utuh,
menguraikannya dan menyambungnya hingga menjadi ayat yang utuh.
B. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar dalam pelaksanaannya menggunakan berbagai
metode pembelajaran yang sesuai. Namun dalam pencapaian tujuan itu guru
hendaknya mampu mengembangkan kreatifitas siswa sesuai dengan kemampuan
dalam pembelajaran yang dimiliki. Agar siswa memiliki kemampuan dalam
pembelajaran a-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah terutama dalam membaca al
Qur’an perlu diterapkan metode struktural analitik sintetik dalam proses belajar
mengajar.
Alasan penerapan metode struktural analitik sintetik dalam proses belajar
mengajar adalah:
1. Membantu siswa belajar membaca al-Qur’an dengan benar, fasih, dan lancar.
2. Meningkatkan kemampuan membaca siswa pada surat-surat pendek dalam al-
Qur’an.
3. Mengembangkan kreatifitas siswa untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain.
Hasil yang diharapkan dari penerapan metode struktural analitik sintetik
pada siswa adalah:
1. Memahami cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya.
2. Menyusun kata-kata dengan huruf hijaiyah baik secara berpisah atau
bersambung.
3. Memahami cara melafalkan ayat Al Qur’an.
4. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam bacaan al-Qur’an
5. Meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar dan
hasil belajar siswa.
Melalui metode SAS tersebut, siswa lebih mudah memahami cara membaca
Al Qur’an mengingat siswa mengenal huruf hijaiyah yang dipisah dan disambung
Page 32
20
beserta harokatnya, yang awalnya masih berupa ayat yang utuh, kemudian
diuraikan setiap huruf dan harokatnya, kemudian disambung kembali menjadi
ayat yang utuh.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Melalui Pelaksanaan
Metode Struktural Analitik Sintetik dapat meningkatkan kemampuan membaca Al
Qur’an Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak
Kabupaten Semarang”
Page 33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan PTK Kolaboratif, yaitu bersifat praktis
berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran Al Qur'an hadits di MI
Nurul Islam 02 Wonokerto. Objek tindakan PTK ini adalah tentang peranan
penerapan metode SAS dalam meningkatkan kemampuan membaca Al Qur'an
dengan memfokuskan kegiatan pada minat dan perhatian siswa dalam
pembelajaran, keaktifan dalam proses pembelajaran dan hasil belajar berupa
kemampuan membaca Al Qur'an.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec.
Bancak Kabupaten Semarang khususnya di kelas IV pada semester I Tahun
Pelajaran 2010/2011. Penelitian dilaksanakan pada tanggal Maret 2011
untuk siklus I, Maret 2011 untuk siklus II, dan pada tanggal Maret 2011
untuk siklus III.
C. Pelaksana dan Kolaborator
Pelaku tindakan adalah guru kelas dibantu oleh seorang guru selaku
teman sejawat (kolaborator). Adapun yang berperan sebagai subjek yang
dikenai tindakan adalah 26 orang siswa kelas IV MI Nurul Islam 02
Wonokerto Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang
dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
Page 34
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek
pembelajaran tersebut dilakukan. Sedangkan menurut Mukhlis, PTK adalah
suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan
untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan1.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara kesinambungan,
sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di
kalangan guru.2
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka peneliti ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart3, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus
yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah
pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat
pada gambar berikut4:
1 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: RemajaRosdakarya, 2006, hlm.12
2 Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru,Bandung: Yrama Widya, 2006,hlm. 18
3 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 164 Ibid,, hlm. 16
Page 35
Gambar alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
a. rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
b. kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran, pengajaran terarah melalui kegiatan memahami
secara utuh, memahami lebih jauh dan memahami secara mendalam
sebagaimana tuntutan metode SAS.
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Rencana awal/Rancangan
Rencana yangdirevisi
Rencana yangdirevisi
Putaran 1
Putaran 2
Putaran 3
Page 36
c. refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil
atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat.
d. rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi menjadi tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3
dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang
diakhiri dengan tes formatif di akhiri masing-masing putaran. Dibuat
dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran
yang telah dilaksanakan.
Konsep yang dipilih sebagai acuan implementasi tindakan adalah
standar kompetensi membaca ayat-ayat Al Qur'an, karena dengan adanya
pengaruh perkembangan teknologi, siswa banyak yang tidak mengikuti
madrasah pada sore hari maupun tidak mengaji pada sore atau malam
harinya sehingga banyak yang tidak mampu membaca Al Qur'an.
Berdasarkan hasil pengamatan, kekurangan siswa tampak pada kurang
mengetahui panjang pendeknya ayat.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1)
perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi dalam
setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan
dalam uraian berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan ini meliputi :
a. Peneliti menentukan alternatif peningkatan kemampuan membaca
Al Qur’an melalui metode SAS.
b. Peneliti membuat perencanaan yang mengacu kepada pembelajaran
membaca Al Qur’an dengan meminta masukan pada guru lain atau
sumber yang ada.
Page 37
c. Peneliti melakukan simulasi mengembangkan pembelajaran melalui
metode SAS.
d. Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran.
e. Membuat lembar observasi.
f. Mendesain alat evaluasi.
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
3. Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain
observasi oleh peneliti sendiri, peneliti juga meminta rekan guru yang
lain untuk mengobservasi selama peneliti terlibat dalam pembelajaran.
Hal ini selain karena peniliti tidak memungkinkan melakukan sendiri,
juga untuk menjaga obyektifitas.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan
dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru
dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat
digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus, sehingga pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini benar-benar akan memberikan hasil yang
baik pada peningkatan kemampuan membaca al Qur’an dengan melalui
metode SAS.
Page 38
E. Teknik Pengumpulan Data
Prinsip pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan
prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian lain. Adapun teknik
pengumpulan data dalam PTK ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati objek penelitian.
Observasi dilakukan untuk memperkuat data-data lain yang telah
ditemukan. Observasi dilakukan kepada siswa kelas IV MI Nurul Islam
02 Wonokerto selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Wawancara atau Interview
Metode interview atau wawancara adalah metode yang
berdasarkan diri kepada laporan verbal (verbal/report) dimana terdapat
hubungan langsung antara diri penyelidik dan subyek yang diselidiki.
Jadi, dalam metode ini ada face to face relation antara penyelidik
dengan yang diselidiki. Wawancara dilaksanakan kepada guru dan
siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak
Kabupaten Semarang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi
awal siswa yang akan diteliti.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tulisan, catatan, hasil rapat, prasasti
yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian. Dalam penelitian ini
data dokumentasi yang digunakan adalah prestasi belajar berupa nilai
siswa. Selain itu data dokumentasi berupa data sebagai berikut:
a. Silabus
yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
b. Rencana Pembelajaran (RP)
Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
Page 39
masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil
belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
c. Tes Fomatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang
disampaikan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasi data ke dalam pola-pola atau kategori uraian dasar. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dilakukan
secara deskriptif interaktif yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Teknik ini meliputi tiga tahapan utama, yaitu tahap kategori data,
tahap interpretasi data, dan tahap penarikan kesimpulan.
1. Tahap kategori data
Pada tahap ini peneliti menyusun data, kemudian mengklasifikasikan
menurut uraian permasalahan secara sistematis. Pada tahap ini juga
untuk memilih data utama dan data pendukung.
2. Tahap interpretasi data
Dalam tahap ini data yang telah diperoleh dari hasil penelitian
dilakukan penafsiran keadaan data tersebut dengan cermat dan objektif.
Dalam tahap ini peneliti juga akan menguji teori-teori yang telah
dipaparkan dalam kajian teori, dalam artian data yang diperoleh
mendukung atau sebaliknya, yaitu menolak teori-teori tersebut.
3. Tahap penarikan kesimpulan
Pengumpulan data Sajian data
Penarikan kesimpulanReduksi data
Page 40
Tahap ini merupakan jawaban atau simpulan dari masalah yang diteliti
dan anggapan dasar yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam tahap ini
peneliti juga akan menguji teori-teori yang telah dipaparkan dalam
kajian teori, dalam arti kata data yang diperoleh mendukung atau
sebaliknya.
G. Indikator Keberhasilan
Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa,
Berdasarkan batas ketuntasan mutlak ada tiga tipe batas ketuntasan dengan
sistem poin 100 yaitu:
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan
Kriteria Poin Poin Poin
A 90-100 95-100 91-100
B 80-89 85-94 86-90
C 70-79 75-84 81-85
D 60-69 65-74 75-80
E < 60 < 65 < 75
Prosentase dan jumlah kategori menunjukkan tingkat keberhasilan
pembelajaran. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar
yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk
pelaksanaaan belajar mengajar kurikulum 1994 yaitu seorang siswa telah
tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut
tuntas belajar bila kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai daya
serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung prosentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Page 41
%100Siswa
belajar tuntasyangSiswaP x
∑∑=
Dalam penelitian tindakan kelas, indikator keberhasilan
pembelajaran dengan menggunakan metode SAS tercapai jika ketuntasan
klasikal > 75% serta siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Page 42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Gambaran Selintas
Pada bagian ini ini akan memaparkan gambaran tentang kondisi
kelas tempat penelitian dilakukan disertai penjelasan adanya perbedaan
antara strategi pembelajaran yang biasa dilakukan dengan strategi
pembelajaran yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.
MI Nurul Islam 02 Wonokerto terletak di Dusun Jetis Desa
Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, ini merupakan
tempat dimana penelitian tindakan dilaksanakan. Subjek tindakan adalah
26 orang siswa kelas IV dengan focus penelitian pada mata pelajaran Al
Qur'an Hadits materi pokok membaca ayat-ayat Al Qur'an.
PTK ini terdiri dari 3 siklus dengan merancang strategi
pembelajaran yang berbeda dari strategi pembelajaran yang biasa
diterapkan selama ini. Hal ini mengingat salah satu tujuan PTK adalah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas serta mutu proses
pembelajaran. Karena peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran
yang selama ini berlangsung kurang memberi efek yang positif pada siswa
selain dipengaruhi oleh factor dari siswa itu sendiri.
2. Uraian Siklus secara Umum
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1)
perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi dalam
setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan
dalam uraian berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan ini meliputi :
a. Peneliti menentukan alternatif peningkatan kemampuan membaca
Al Qur’an melalui metode SAS.
30
Page 43
31
b. Peneliti membuat perencanaan yang mengacu kepada pembelajaran
membaca Al Qur’an dengan meminta masukan pada guru lain atau
sumber yang ada.
c. Peneliti melakukan simulasi mengembangkan pembelajaran melalui
metode SAS.
d. Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran.
e. Membuat lembar observasi.
f. Mendesain alat evaluasi.
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
3. Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain
observasi oleh peneliti sendiri, peneliti juga meminta rekan guru yang
lain untuk mengobservasi selama peneliti terlibat dalam pembelajaran.
Hal ini selain karena peniliti tidak memungkinkan melakukan sendiri,
juga untuk menjaga objektifitas.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan
dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru
dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat
digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus, sehingga pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini benar-benar akan memberikan hasil yang
baik pada peningkatan kemampuan membaca al Qur’an dengan melalui
metode SAS.
Page 44
32
3. Kegiatan Per Siklus dan Analisis Data
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari pembelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran
yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi.
Sebelum perbaikan siklus I peran guru sangat dominan dengan metode
ceramah menerangkan materi pelajaran, dengan menggunakan metode
pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) dominasi guru menjadi
berkurang, sebab siswa terlibat dalam proses pembelajaran.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 1
dilaksanakan pada tanggal April 2011 di kelas IV dengan jumlah
siswa 26 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang
telah dipersiapkan.
Dalam siklus I pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
direncanakan difokuskan pada penerapan metode pembelajaran
Struktural Analitik Sintetik (SAS), sebagai upaya meningkatkan
pemahaman materi membaca Al Qur’an oleh siswa. Maka fokus
penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan metode
pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) serta dampaknya
terhadap hasil pembelajaran.
Suasana dalam kegiatan belajar mengajar tampak kondusif,
siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru bagaimana ayat
secara utuh, kemudian diurai setiap huruf kemudian bagaimana cara
menyambung huruf dengan benar.
Selain itu pemberian tugas yang dipadukan menciptakan
keikutsertaan siswa pada proses kegiatan pembelajaran. Siswa tidak
hanya terpaku di bangku sebagai pendengar, tetapi berubah dengan
kegiatan memahami materi dan menyimpulkan materi berdasarkan
Page 45
33
soal-soal yang diberikan oleh guru. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Sebagai pengamat adalah guru kelas IV.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 1
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun hasil siklus I
adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Nilai Siklus INILAI SIKLUS I
No Nama Nilai Keterangan
1 Diyah Ayu Astuti 80 T
2 Eva Dwi Jayanti 70 BT
3 Himatul Munsif 80 T
4 Laelatul Munadhiroh 50 BT
5 Lina Syafa’ah 40 BT
6 S. Mazro’atus Sa’diyah 60 BT
7 Miftahul Huda 80 T
8 M. Abdul Ja’far Sodik 50 BT
9 M. Adrik Khoiru Sani 60 BT
10 M. Bilal Faqihudin 60 BT
11 M. Latif 40 BT
12 M. Mulyani 80 T
13 M. Sumhudi 90 T
14 M. Rohmani Setiawan D 80 T
15 Mutoharoh 70 BT
16 M. Sobirin 80 T
17 M. Subkhi 50 BT
18 M. Syarifudin 40 BT
Page 46
34
19 Nadhifatul Ulfa 60 BT
20 Nahwa Camelia 80 T
21 Nur Hidayani 50 BT
22 Nuruden 60 BT
23 Siti Nur Farida Aryani 70 BT
24 Siti Nur Mala 80 T
25 Yuni Setyaningrum 90 T
26 Susanto 80 T
JUMLAH 1730
RATA-RATA 66.5
KETUNTASAN KLASIKAL 42%
Tabel 2
HASIL EVALUASI SIKLUS I
No Rentang Penilaian Jumlah Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
40-46
47-53
54-60
61-67
68-74
75-81
82-88
89-95
3
4
5
-
3
9
-
2
Jumlah 26
Pada table 1 terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa
40 sedangkan yang tertinggi adalah 90. dari data perolehan siswa
tersaji dalam 8 rentang nilai, dengan asumsi:
Rentang nilai 40-46 sebanyak 3 anak, rentang nilai 47-53 ada
4 anak, rentang nilai 54-60 ada 5 anak, rentang nilai 61-67 tidak ada,
Page 47
35
0
2
4
6
8
10
40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88 89-95Rentang Nilai
Jumlah Sisw a
rentang nilai 68-74 ada 3 anak, rentang nilai 75-81 ada 9 anak,
rentang nilai 82-88 tidak ada, rentang nilai 89-95 2 orang anak.
Berdasar nilai evaluasi sebelum perbaikan dapat disajikan
dalam grafik diagram pada gambar 1 berikut:
GAMBAR 1
GRAFIK NILAI SIKLUS I
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut :
1. Penjelasan guru mengenai materi terlalu singkat, sehingga siswa
kurang memahami materi
2. Siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas, terutama dalam
menyambung huruf
3. Motivasi belajar siswa masih cukup rendah, sehingga banyak siswa
yang ramai sendiri
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya.
1. Guru perlu memberikan penjelasan secara perlahan-lahan terutama
saat mengurai huruf sehingga siswa mengetahui huruf hijaiyah
dalam ayat, dan mampu menyambung kembali
Page 48
36
2. Guru perlu lebih terampil dalam motivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam motivasi siswa
sehingga siswa lebih antusias.
4. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pembelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengolahan belajar aktif dan lembar observasi guru dan
siswa.
b. Tahap Pelaksanaan dan Kegiatan
Pelaksanaan siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus I dimana
siswa masih kesulitan dalam memahami ayat yang diurai huruf
hijaiyahnya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pasa tanggal April 2011 di kelas IV dengan jumlah
siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas
IV. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
siklus II sebagai berikut:
Page 49
37
Tabel 3
NILAI SIKLUS IINILAI SETELAH PERBAIKAN SIKLUS II
No Nama Nilai Keterangan
1 Diyah Ayu Astuti 70 BT
2 Eva Dwi Jayanti 80 T
3 Himatul Munsif 60 BT
4 Laelatul Munadhiroh 80 T
5 Lina Syafa’ah 70 BT
6 S. Mazro’atus Sa’diyah 80 T
7 Miftahul Huda 50 BT
8 M. Abdul Ja’far Sodik 80 T
9 M. Adrik Khoiru Sani 60 BT
10 M. Bilal Faqihudin 80 T
11 M. Latif 50 BT
12 M. Mulyani 80 T
13 M. Sumhudi 90 T
14 M. Rohmani Setiawan D 90 T
15 Mutoharoh 80 T
16 M. Sobirin 60 BT
17 M. Subkhi 80 T
18 M. Syarifudin 90 T
19 Nadhifatul Ulfa 90 T
20 Nahwa Camelia 50 BT
21 Nur Hidayani 80 T
22 Nuruden 70 BT
23 Siti Nur Farida Aryani 90 T
24 Siti Nur Mala 90 T
25 Yuni Setyaningrum 70 BT
26 Susanto 70 BT
Page 50
38
JUMLAH 1940
RATA-RATA 74.6
KETUNTASAN KLASIKAL 57%
Keterangan:
BT : Belum Tuntas
T : Tuntas
Tabel 4
HASIL EVALUASI SIKLUS II
No Rentang Penilaian Jumlah Siswa
1
2
3
4
5
6
7
50-55
56-61
62-67
68-73
74-79
80-85
86-91
3
3
-
5
-
9
6
Jumlah 26
Pada perbaikan pembelajaran siklus II perolehan nilai terendah
50 dan tertinggi 90. penyajian data nilai terbagi menjadi 7 kelas
interval sebagai berikut:
1. Kelas interval pertama 50-55, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 3 orang
2. Kelas interval pertama 56-61, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 3 orang
3. Kelas interval pertama 62-67, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini tidak ada
4. Kelas interval pertama 68-73, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 5 orang
5. Kelas interval pertama 74-79, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini tidak ada
Page 51
39
0
2
4
6
8
10
50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91
Rentang Nilai
Jumlah Sisw a
6. Kelas interval pertama 80-85, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 9 orang
7. Kelas interval pertama 86-91, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 6 orang
Tabel 3 dapat pula divisualisasikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut:
GAMBAR 2
GRAFIK NILAI SISWA SETELAH PERBAIKAN SIKLUS II
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut :
1. Siswa sudah banyak yang berkonsentrasi mendengarkan
penjelasan yang disampaikan guru
2. Siswa sudah mulai mampu membaca Al Qur’an jika ayat diurai
setiap huruf hijaiyahnya
3. Siswa masih kesulitan dalam membaca dalam bentuk ayat yang
utuh
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada siklus II antara lain :
1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
Page 52
40
2. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa dalam
memahami cara membaca Al Qur’an.
3. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi
soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan
belajar mengajar.
5. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 3, soal tes
formatif 3 alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga
dipersipkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal April 2011 di kelas IV dengan jumlah
siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II,
sehingga atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada
siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru
kelas IV. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Instrument yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun hasil
belajar pada siklus III adalah sebagai berikut:
Page 53
41
Tabel 5
Nilai Siklus IIINILAI SETELAH PERBAIKAN SIKLUS III
No Nama Nilai Keterangan
1 Diyah Ayu Astuti 100 T
2 Eva Dwi Jayanti 100 T
3 Himatul Munsif 90 T
4 Laelatul Munadhiroh 90 T
5 Lina Syafa’ah 100 T
6 S. Mazro’atus Sa’diyah 90 T
7 Miftahul Huda 90 T
8 M. Abdul Ja’far Sodik 100 T
9 M. Adrik Khoiru Sani 70 BT
10 M. Bilal Faqihudin 80 T
11 M. Latif 80 T
12 M. Mulyani 70 BT
13 M. Sumhudi 80 T
14 M. Rohmani Setiawan D 90 T
15 Mutoharoh 100 T
16 M. Sobirin 90 T
17 M. Subkhi 90 T
18 M. Syarifudin 100 T
19 Nadhifatul Ulfa 90 T
20 Nahwa Camelia 90 T
21 Nur Hidayani 100 T
22 Nuruden 60 BT
23 Siti Nur Farida Aryani 100 T
24 Siti Nur Mala 90 T
Page 54
42
25 Yuni Setyaningrum 80 T
26 Susanto 90 T
JUMLAH 2310
RATA-RATA 88.8
KETUNTASAN KLASIKAL 88%
Keterangan:
BT : Belum Tuntas
T : Tuntas
Tabel 6
HASIL EVALUASI SIKLUS III
No Rentang Penilaian Jumlah Siswa
1
2
3
4
5
6
7
59-64
65-70
71-76
77-82
83-88
89-94
95-100
1
2
-
5
-
11
7
Jumlah 26
Pada perbaikan pembelajaran siklus III perolehan nilai
terendah 60 dan tertinggi 100. penyajian data nilai terbagi menjadi 7
kelas interval sebagai berikut:
1. Kelas interval pertama 59-64, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 1 orang
2. Kelas interval pertama 65-70, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 2 orang
3. Kelas interval pertama 71-76, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini tidak ada
Page 55
43
02
468
1012
59-64 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
4. Kelas interval pertama 77-82, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 5 orang
5. Kelas interval pertama 83-88, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini tidak ada
6. Kelas interval pertama 89-94, siswa yang memperoleh nilai pada
rentang ini ada 11 orang
7. Kelas interval pertama 95-100, siswa yang memperoleh nilai
pada rentang ini ada 7 orang
Tabel 5 dan 6 dapat pula divisualisasikan dalam bentuk diagram
sebagai berikut:
GAMBAR 3
GRAFIK NILAI SETELAH PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
B. Pembahasan
1. Siklus I
Fokus perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah penerapan
metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS). Metode ini
merupakan penerapan metode yang menuntut siswa mampu membaca
Al Qur’an dengan cara memisahkan huruf-huruf dalam ayat kemudian
menyambungnya kembali kemudian dibaca. Jadi dominasi guru dalam
proses pembelajaran menjadi berkurang dan siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran.
Page 56
44
Pada kegiatan inti, siswa dengan bimbingan guru mengurai ayat
sehingga mengetahui huruf dan membaca ayat setelah menyambungnya
kembali. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi antar siswa
atau antara siswa dengan guru melalui upaya berbicara pada siswa lain
saat melakukan penjelasan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan
evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan.
Siswa yang aktif dalam pembelajaran belum merata, hanya
siswa tertentu saja yang sudah aktif dalam pembelajaran dan siswa yang
aktif itu pun sebagian besar merupakan siswa yang sudah aktif sebelum
dilakukan tindakan dan juga merupakan siswa dengan tingkat
kemampuan akademik tinggi. Siswa yang belum aktif dalam
pembelajaran salah satunya disebabkan karena mereka masih merasa
takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau
mengemukakan pendapat.
Kurang optimalnya keaktifan siswa pada siklus I juga
disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran Struktural Analitik Sintetik
(SAS). Kerjasama antar siswa belum tampak nyata. Kegiatan siswa
dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang kemampuan
akademiknya tinggi. Siswa yang kurang pandai belum percaya diri
untuk mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan diskusi. Siswa
tampaknya masih perlu berlatih untuk mengemukakan pendapat dan
menumbuhkan sikap percaya diri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sudjana yang menyatakan bahwa keterampilan berkomunikasi dalam
kelompok ini juga merupakan proses panjang1. Pendapat yang serupa
juga disampaikan Slameto bahwa pembelajaran Struktural Analitik
Sintetik (SAS) memerlukan waktu lebih lama bagi siswa karena siswa
1 Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu, 2004, hlm. 84
Page 57
45
harus melakukan serangkaian aktivitas untuk memahami materi untuk
sampai pada suatu kesimpulan2.
2. Siklus II
Hasil evaluasi siklus I menunjukkan siswa belum mencapai
ketuntasan dalam belajar, yang disebabkan kurang optimalnya
penerapan metode SAS. Belum optimalnya peran siswa dalam
pembelajaran juga berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada siklus II ini siswa yang
tuntas belajar baru mencapai 57% dengan nilai rata-rata 74.6. siswa
yang turut aktif dalam menemukan konsep tentang materi yang
dipelajari akan lebih mudah paham dan mengerti dibandingkan dengan
siswa yang hanya sekedar melihat dan mengamati. Keaktifan dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu sedapat
mungkin guru harus mengupayakan agar siswa lebih aktif dan agar
mereka berusaha menemukan sendiri suatu konsep yang dipelajari. Guru
hanya berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan bagaimana cara
menjelaskan kepada siswa lain, dan membimbing jika terjadi kesalahan
saat siswa memberikan penjelasan.
Berdasarkan hasil analisis data di atas, perlu adanya perbaikan
dalam proses pembelajaran selanjutnya. Guru harus lebih banyak
memberikan motivasi yang dapat membangkitkan minat belajar siswa
sehingga siswa memiliki kepercayaan diri untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan dapat memberikan
bimbingan dan pemantauan atas jalannya diskusi secara menyeluruh
kepada semua kelompok sehingga kegiatan diskusi dapat berkembang
dengan baik dan guru dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dihadapi siswa. Guru harus selalu menciptakan pembelajaran yang
2 Slameto, Evaluasi Pembalajaran, Jakarta: Rajawali, 2001, hlm. 72
Page 58
46
menyenangkan bagi siswa, tidak menegangkan, serta memungkinkan
siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
2. Siklus III
Perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II menunjukkan
adanya peningkatan baik peran guru, prosentase pembelajaran maupun
prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa
belum maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa yang
menjadi kendalanya adalah kurang konkritnya media pembelajaran yang
digunakan, terutama upaya buku cara membaca ayat Al Qur’an.
Selanjutnya pada siklus III penelitian perbaikan pembelajaran,
difokuskan pada penggunaan metode SAS yang lebih optimal. Selama
proses pembelajaran, siswa tampak lebih proaktif. Hasilnya ketuntasan
belajar siswa mencapai 88% meskipun belum dapat mencapai 100%,
namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar
sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 75%.
Page 59
47
BAB V
PENUTUP
A. Penutup
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah swt penguasa
alam semesta apa yang ada di dalamnya, yang telah melimpahkan rahmat dan
kasih sayang-Nya serta petunjuk dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dendan baik dan lancar.
Penulis menyadari kemungkinan akan adanya kekurangan dan ketidak
sempurnaan dalam penyusunan serta pembahasan skripsi ini. Saran dan kritik
yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis nantikan guna memperbaiki
karya-karya selanjutnya.
Penyusun berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi
lembaga yang bersangkutan pada khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
B. Kesimpulan
Dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui siklus I, siklus II
dan siklus III maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode SAS dilaksanakan guru dengan cara menunjukkan secara
utuh ayat yang akan dipelajari, diuraikan setiap huruf hijaiyah beserta
harokatnya untuk memudahkan siswa membaca, dan kemudian disambungkan
kembali menjadi ayat yang utuh.
2. Dengan menggunakan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS)
maka kemampuan siswa membaca Al Qur’an Siswa Kelas IV Semester I MI
Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan.
3. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
metode SAS ini dari siklus I hingga siklus III mengalami peningkatan, yaitu
Page 60
48
ketuntasan klasikal siswa pada siklus I hanya 42%, sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 57%, dan pada siklus III mencapai 88%.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh
guru dalam proses pembelajaran agar aktivitas siswa dan penguasaan materi
pelajaran meningkat adalah:
1. Membimbing siswa untuk belajar mengucapkan ayat di depan kelas dengan
menggunakan metode SAS
2. Memberikan kesempatan siswa untuk mengekspresikan kemampuan dalam
berbicara, jangan dipotong di tengah jalan, namun berikan saran saat siswa
melakukan kesalahan dalam menyampaikan penjelasan.
Page 61
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru,Bandung: YramaWidya
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
Ash-Shabuni, Muhammad Ali. 2000. Studi Ilmu Al Qur’an, Bandung: PustakaSetia
Charisma, Moh. Chadziq. 1991, Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an, Surabaya:PT Bina Ilmu
Depag RI, 2005. Al Qur’an dan Terjemahnya: Sejarah Al Qur’an, Jakarta:Departemen Agama
Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, 1981. Standar Mutu PendidikanAgama Islam, Jakarta: Departemen Agama RI
Djamarah, Syaiful Bahri. 2003 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Fatahudin, H.MT. 1981. Pedoman Membaca dan Menulis Huruf Al Qur’anJakarta: CV. Serajaya
Hamalik, Oemar. 2001 Pendekatan Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Lutfi, Ahmad. 2004, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: DepartemenAgama RI
Poerwadarminto, 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Prasetyo, Dwi Sunar. 2008, Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada AnakSejak Dini, Jogjakarta: Penerbit Think
Rahim, Farida.2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: SinarGrafika.
Slameto, 1996. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta
Sudjana, Nana. 2004. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu
Page 62
Team Penyusun Phoenix, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.Media Pustaka Phoenix
Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:Remaja Rosdakarya
Yunus, Mahmud. 1989, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya
Page 63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS IMata Pelajaran : Al Qur'an HaditsKelas/ Semester : IV/2Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSIMembaca ayat-ayat Al Qur’an
B. KOMPETENSI DASAR7.1. membaca QS At Thorieq
C. INDIKATOR- Mampu membaca membaca QS At Thorieq- Mampu mengidentifikasi tajwid QS At Thorieq
D. TUJUAN PEMBELAJARANSiswa mampu membaca QS At Thorieq
E. MATERI PEMBELAJARAN Membaca surat-surat pendek
F. METODE PEMBELAJARAN1. Ceramah2. SAS
G. LANGKAH KEGIATAN1. Kegiatan Awal- salam pembuka- apersepsi: Menanyakan pelajaran yang lalu
2. Kegiatan Inti- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara membaca ayat-ayat
pada QS At Thorieq- Guru menguraikan ayat berdasarkan huruf dan harokatnya- Guru menunjukkan cara menyambung huruf dan membacanya- Siswa dalam kelompok memahami materi- Mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian
Page 64
- Mengklarifikasi, memberi penguatan, pembenaran dan membimbingsiswa mengambil kesimpulan
3. Kegiatan Akhir- guru memberi motivasi pada siswa- siswa membuat kesimpulan- siswa mengerjakan soal
H. SUMBER DAN BAHANAl Qur’an dan TerjemahBuku Al Qur'an Hadits Kelas IVBuku yang relevan
I. EVALUASI1. Prosedur tes
tes awal : apersepsi
tes dalam proses : pengamatan
tes akhir : tes formatif
2. Jenis Tes
tes lisan
tes tertulis
tes perbuatan
3. Bentuk tes: isian
4. Alat penilaian : terlampir
Bancak,Mengetahui,Kepala Sekolah Mahasiswa
Muh Fatoni, S.Ag Siti Nur Aini
Page 65
TES FORMATIF
Cermati ayat berikut!
Bacalah ayat di atas kemudian kerjakan soal berikut
1. Tulis huruf hijaiyah yang ada pada QS At Thorieq ayat 1!
2. Tuliskan harokat yang ada pada QS At Thorieq ayat 1!
3. Terletak pada huruf hijaiyah apa alif dibaca panjang dalam QS At Thorieq
ayat 1?
4. Adakah qalqalah pada QS At Thorieq ayat 1?
5. Sebutkan huruf qalqalah tersebut!
Page 66
KUNCI JAWABAN
1. Wau, alif, syin, mim, tho, ra, kof
2. fathah, tasydid, kasroh,
3. mim dan tho
4. ada
5. kof
Kriteria Penilaian
B X 20 = 100
Page 67
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
Mata Pelajaran : Al Qur'an Hadits
Fokus observasi : Membaca ayat Al Qur’an
No Aspek yang diobservasiKemunculan
Komentarbaik cukup kurang
1 Apersepsi
2 Menyampaikan tujuan
pembelajaran
3 Penyampaikan materi
4 Semangat mengerjakan
tugas
5 Memotivasi siswa
6 Membimbing siswa
7 Evaluasi
8 Menutup pelajaran
Pengamat,
_________________
Page 68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS IIMata Pelajaran : Al Qur'an HaditsKelas/ Semester : IV/2Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSIMembaca ayat-ayat Al Qur’an
B. KOMPETENSI DASAR7.1. membaca QS At Thorieq
C. INDIKATOR- Mampu membaca membaca QS At Thorieq ayat 2- Mampu mengidentifikasi tajwid QS At Thorieq ayat 2
D. TUJUAN PEMBELAJARANSiswa mampu membaca QS At Thorieq
E. MATERI PEMBELAJARAN Membaca surat-surat pendek
F. METODE PEMBELAJARAN1. Ceramah2. SAS
G. LANGKAH KEGIATAN1. Kegiatan Awal- salam pembuka- apersepsi: Menanyakan pelajaran yang lalu
2. Kegiatan Inti- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara membaca ayat-ayat
pada QS At Thorieq ayat 2- Guru menguraikan ayat berdasarkan huruf dan harokatnya- Guru menunjukkan cara menyambung huruf dan membacanya- Siswa dalam kelompok memahami materi
Page 69
- Mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian- Mengklarifikasi, memberi penguatan, pembenaran dan membimbing
siswa mengambil kesimpulan3. Kegiatan Akhir- guru memberi motivasi pada siswa- siswa membuat kesimpulan- siswa mengerjakan soal
H. SUMBER DAN BAHANAl Qur’an dan TerjemahBuku Al Qur'an Hadits Kelas IVBuku yang relevan
I. EVALUASI1. Prosedur tes
tes awal : apersepsi
tes dalam proses : pengamatan
tes akhir : tes formatif
2. Jenis Tes
tes lisan
tes tertulis
tes perbuatan
3. Bentuk tes: isian
4. Alat penilaian : terlampir
Bancak,Mengetahui,Kepala Sekolah Mahasiswa
Muh Fatoni, S.Ag Siti Nur Aini
Page 70
TES FORMATIF
Cermati ayat berikut!
.Bacalah ayat di atas kemudian kerjakan soal berikut!
1. Tulis huruf hijaiyah yang ada pada QS At Thorieq ayat 2!
2. Tuliskan harokat yang ada pada QS At Thorieq ayat 2!
3. Terletak pada huruf hijaiyah apa alif dibaca panjang dalam QS At Thorieq
ayat 2?
4. Adakah qalqalah pada QS At Thorieq ayat 2?
5. Sebutkan huruf qalqalah tersebut!
Page 71
KUNCI JAWABAN
1. Wau, mim, alif, da, ra, kaf, kof
2. fathah, tasydid, kasroh,
3. mim dan tho
4. ada
5. kof
Kriteria Penilaian
B X 20 = 100
Page 72
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
Mata Pelajaran : Qur'an Hadits
Fokus observasi : Membaca ayat Al Qur’an
No Aspek yang diobservasiKemunculan
Komentarbaik cukup kurang
1 Apersepsi
2 Menyampaikan tujuan
pembelajaran
3 Penyampaian materi
4 Semangat mengerjakan
tugas
5 Memotivasi siswa
6 Membimbing siswa
7 Evaluasi
8 Menutup pelajaran
_____________________
Page 73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS IIIMata Pelajaran : Alqur'an HaditsKelas/ Semester : IV/2Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSIMembaca ayat-ayat Al Qur’an
B. KOMPETENSI DASAR7.1. membaca QS At Thorieq
C. INDIKATOR- Mampu membaca membaca QS At Thorieq ayat 3- Mampu mengidentifikasi tajwid QS At Thorieq ayat 3
D. TUJUAN PEMBELAJARANSiswa mampu membaca QS At Thorieq
E. MATERI PEMBELAJARAN Membaca surat-surat pendek
F. METODE PEMBELAJARAN1. Ceramah2. SAS
G. LANGKAH KEGIATAN4. Kegiatan Awal- salam pembuka- apersepsi: Menanyakan pelajaran yang lalu
5. Kegiatan Inti- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara membaca ayat-ayat
pada QS At Thorieq ayat 3- Guru menguraikan ayat berdasarkan huruf dan harokatnya- Guru menunjukkan cara menyambung huruf dan membacanya- Siswa dalam kelompok memahami materi- Mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian
Page 74
- Mengklarifikasi, memberi penguatan, pembenaran dan membimbingsiswa mengambil kesimpulan
6. Kegiatan Akhir- guru memberi motivasi pada siswa- siswa membuat kesimpulan- siswa mengerjakan soal
H. SUMBER DAN BAHANAl Qur’an dan TerjemahBuku Qur'an Hadits Kelas IVBuku yang relevan
I. EVALUASI1. Prosedur tes
tes awal : apersepsi
tes dalam proses : pengamatan
tes akhir : tes formatif
2. Jenis Tes
tes lisan
tes tertulis
tes perbuatan
3. Bentuk tes: isian
4. Alat penilaian : terlampir
Bancak,Mengetahui,Kepala Sekolah Mahasiswa
Muh Fatoni, S.Ag Siti Nur Aini
Page 75
TES FORMATIF
Cermati ayat berikut!
.Bacalah ayat di atas dengan benar dan kemudian kerjakan soal berikut!
1. Tulis huruf hijaiyah yang ada pada QS At Thorieq ayat 3!
2. Tuliskan harokat yang ada pada QS At Thorieq ayat 3!
3. Terletak pada huruf hijaiyah apa alif dibaca panjang dalam QS At Thorieq
ayat 3?
4. Adakah qalqalah pada QS At Thorieq ayat 3?
5. Sebutkan huruf qalqalah tersebut!
Page 76
KUNCI JAWABAN
1. alif, nun, jim, mim, sin, kof, ba
2. fathah, tasydid, kasroh, dhomah
3. sin
4. ada
5. ba
Kriteria Penilaian
B X 20 = 100
Page 77
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS III
Mata Pelajaran : Al Qur'an Hadits
Fokus observasi : Membaca ayat Al Qur’an
No Aspek yang diobservasiKemunculan
Komentarbaik cukup kurang
1 Apersepsi
2 Menyampaikan tujuan
pembelajaran
3 Penyampaikan materi
4 Semangat mengerjakan
tugas
5 Memotivasi siswa
6 Membimbing siswa
7 Evaluasi
8 Menutup pelajaran
Page 78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri1. Nama Lengkap : Siti Nur Aini2. Tempat/Tgl. Lahir : Kab. Semarang, 06 Juni 19723. NIM : 0931114134. Alamat Rumah : Jetis, RT: 01/RW: 04 Wonokerto
Kec. Bancak Kab. Semarang
HP : -
E-mail : -
B. Riwayat Pendidikan1. Pendidikan Formal :
a. MI Nurul Islam 02 Wonokerto Lulus tahun 1984b. MTs Al-Islam Bringin Lulus tahun 1987c. PGAN Salatiga Lulus tahun 1990d. D II UNDARIS Ungaran Lulus tahun 2005
2. Pendidikan Non-Formala. –b. –
C. Prestasi Akademik1. –2. –
D. Karya Ilmiah1. –2. –
Semarang, 20 Juni 2011
Penulis
RofiqohNIM. 093111292