UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PETA KONSEP PADA MATA PELAJARAN FIKIH BAB MAWARIS KELAS XI DI MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh: M. Agus Afifudin NIM : 073111056 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
96
Embed
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain... · 2013. 1. 16. · Siswa Kelas XI di MA NU Nurul Huda Mangkang Kulon
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI METODE PETA KONSEP
PADA MATA PELAJARAN FIKIH BAB MAWARIS KELAS XI
DI MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
M. Agus Afifudin
NIM : 073111056
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : M. Agus Afifudin
NIM : 073111056
Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian
karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 05 Desember 2011
Saya yang menyatakan,
M. Agus Afifudin
NIM : 073111056
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Nama : M. Agus Afifudin (073111056). Judul: Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Melalui Metode Peta Konsep Pada Mata Pelajaran Fikih Bab Mawaris Kelas XI Di MA NU Nurul Huda Mangkang Kulon Tugu Semarang Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI di MA NU Nurul Huda Mangkang Kulon Tugu Kota Semarang Dengan Menggunakan Metode Peta Konsep Pada Mata Pelajaran Fikih Bab Mawaris. Subyek penelitian ini adalah kelas XI IPS 1 MA NU Nurul Huda tahun ajaran 2010-2011 yang berjumlah 41 siswa yaitu terdiri dari 16 laki-laki dan 25 perempuan. Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada siswa kelas XI MA NU Nurul Huda Semarang. Dari hasil observasi secara langsung dikelas XI, penelitian tindakan dapat diketahui dengan melihat metode yang digunakan oleh guru bidang studi fikih yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah, artinya siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung. Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan siswa menggambarkan motivasi untuk mengikuti pembelajaran. Motivasi siswa tentunya akan sangat berpengaruh terhadap nilai yang akan didapat oleh masing-masing siswa. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan reflesi (reflecting). Dengan tehnik analisis deskriptif kualitaif, penelitian tindakan kelas ini dipilih sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum dilakukan penelitian tindakan, diawali dengan tahap pra siklus, pada tahap ini peneliti melakukan observasi tentang hasil evaluasi pembelajaran fikih bab mawaris ditahun sebelumnya. Dari data-data observasi yang peneliti dapatkan, dapat diketahui dari kondisi awal bahwasannya dikelas XI, terjadi permasalahan yaitu hasil belajar siswa dalam pembelajaran fikih bab mawaris yang rendah dan jauh dari target KKM; 65 yang ditetapkan oleh pihak madrasah. Pada pelaksanaan pra siklus diperoleh hasil rata-rata nilai siswa adalah 42,03. Kemudian dilaksanakan siklus I, dari data penelitian tindakan kelas yang telah peneliti dapatkan terjadi peningkatan nilai rata-rata pada siklus I, menjadi 60,85, tetapi masih banyak sekali siswa yang belum mencapai KKM. Dilanjutkan ke tindakan siklus II, pada tindakan ini terjadi peningkatan lagi yaitu menjadi 72,07. Kemudian dilanjutkan ke siklus III, terjadi peningkatan lagi, yaitu 75,48. Dan dirasa cukup maka peneliti menghentikan tindakan pada siklus III. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan menggunakan metode peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fikih bab mawaris di MA NU Nurul Huda tahun ajaran 2010-2011. Dan berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, masukan, dan pengetahuan kepada semua fihak yang membutuhkan.
vii
MOTTO
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (Q. S. at-
Tahrim/66: 6)1
1Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Jumanatul
'Ali-Art, 2005), hlm. 561.
viii
PERSEMBAHAN
Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan
senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang
dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk
� Allah SWT. yang tiada alasan sesuatupun dari NYA untuk tidak kita
syukuri.
� Kanjeng Nabi AGUNG Muhammad SAW.
� Ayahanda Bapak Zarkoni dan Ibunda Sholehah tercinta yang telah
mendidik dan membesarkanku serta mencurahkan kasih sayangnya.serta
selalu memberikan Do'a dan semangat kepada penulis
� adekku Ahmad najihan muzakky dan andik slamet yang telah membuatku
selalu tersenyum
� Kepala MA NU NURUL HUDA bpk. Akhyar S.Pd, bpk H. Muftidin M. Ag,
beserta dewan guru serta segenap jajaran staf, karyawan dan siswa
khususnya siswa kelas XI yang telah memberikan izin, bimbingan dan
bantuan serta meluangkan tenaga dan waktunya sehingga penulis mampu
melaksanakan penelitian demi menyelesaikan skripsi ini.
� Abah yai Hadlor Ihsan beserta keluarga, seluruh dosen, terutama dosen
pembimbing (bpk. Amin farih M. Ag dan bpk Ridwan M. Ag), guru, ustadz-
ustadzah, terimakasih atas segalanya.
� Deni Indiana, yang entah dengan apa penulis membalas seluruh
ketulusan.
ix
� Sesepuh dan sedulur [KPT]beta. (dari semua yang pernah aku jalani,
disini yang berikan damai di hati.)
� Orange juice. Reggae g harus gimbal.
� Adek-adek teater Athena yang semangat belajarnya di luar nalar.
� Sahabat-sahabat PAI 07B senasib seperjuangan yang telah memberikan
motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
� Sahabat-sahabat, teman-teman, di Ponpes Al-Ishlah, the genix, Tim KKN
Posko 15 desa branjang, Tim PPL di SMP 23. Hemh…hehe
� Dan tak lupa pembaca budiman sekalian
Semoga amal dan kebaikan mereka mendapat balasan yang berlipat
ganda dari Allah Yang Maha Kuasa.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillâhi rabill ‘aalamin. Segenap puja dan puji syukur peneliti
panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan
dan kekuatan lahir batin kepada dir peneliti, sehingga penelitian hasil dari sebuah
usaha ilmiah yang sederhana ini guna menyelesaikan tugas akhir kesarjanaan
terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, sosok historis yang membawa proses transformasi
dari masa yang gelap gulita ke zaman yang penuh peradaban ini, juga kepada para
keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.
Penelitian yang berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA MELALUI METODE PETA KONSEP PADA MATA
PELAJARAN FIKIH BAB MAWARIS KELAS XI DI MA NU NURUL HUDA
MANGKANG KULON TUGU SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011” ini
pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Usaha dalam menyelesaikan skripsi ini memang tidak bisa lepas dari
berbagai kendala dan hambatan, tetapi dapat penulis selesaikan juga walaupun
masih banyak kekurangan yang ada. Oleh karena, itu izinkan peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang membantu peneliti
sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan, bukan hanya angan dan
keinginan semata.
xi
Akhirnya, penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan. Namun, terlepas dari kekurangan yang ada, kritik dan saran
yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Besar harapan penulis skripsi ini dapat dapat bermanfaat bagi diri sendiri
maupun orang lain.
Semarang, 5 desember 2011
Penulis
M. Agus Afifudin
NIM. 073111056
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................... ii
PENGESAHAN................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING...................................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian……………………………………… 4
BAB II : PENERAPAN PETA KONSEP PADA MATA PELAJARAN
FIKIH BAB MAWARIS
A. Kajian Pustaka........................................................................... 5
B. Mawaris..................................................................................... 6
1. Pengertian Ilmu Mawaris …………………………………
2. Pentingnya Mempelajari Ilmu Mawaris…………………..
3. Sejarah Mawaris Pra Islam Sampai Datangnya Islam…..…
4. Sekilas Materi Tentang Mawaris Untuk MA/Sederajat……
C. Peta Konsep (Concept Mapping)……………………………. 13
1. Concept Map Dapat Digunakan Untuk Tehnik Mengajar…
2. Guna Concept Map Dalam Pembelajaran…………………
3. Keunggulan Concept Map……………………………………..
4. Proses Pembuatan Concept Map……………………………..
D. Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Mawaris 22
E. Hipotesis Tindakan………………………………………….. 25
xiii
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 26
C. Pelaksana Dan Kolaborator....................................................... 27
D. Rancangan Penelitian............................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 33
F. Teknik Analisis Data................................................................. 34
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MA NU Nurul Huda Semarang…………. 37
4)�ا9-0 ا���Fرى (� آ�Eب ا���(Abu Musa meriwayatkan: Nabi saw bersabda perumpamaan petunjuk (huda) dan pengetahuan (ilm) yang dengannya Allah SWT mengutusku adalah bagaikan hujan lebat yang turun ke atas bumi yang sebagian
2Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang: Aneka
Ilmu, 1992), hlm. 3. 3Melvin L. Silberrnen, 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning), terj. Sarjuli
dan Azfat Ammar, (Jakarta: Yakpendis, 2001), hlm. 65. 4 Al-Imam Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Kutub, 2008), Juz I, hlm 34
2
darinya subur yang menyerap air hujan dan tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan rumput yang lebat. Dan bagian yang lainnya adalah keras dan menyimpan air hujan dan Allah SWT memanfaatkan manusia dengannya dan merekapun memanfaatkannya untuk minum, menjadikannya menjadi minuman binatang dan untuk irigasi tanah yang ditanami. Dan sebagian daripadanya adalah tandus yang tidak menyimpan air dan tidak menumbuhkan tumbuh-tumbuhan (sehinnga tanah itu tidak bermanfaat apa-apa). Yang pertama adalah perumpamaan dari orang yang memahami Agama Allah dan memperoleh keuntungan (dari pengetahuan itu) yang telah Allah SWT wahyukan melalui aku (Nabi SAW), dan belajar dan mengajarkan orang lain. Yang terakhir adalah perumpamaan orang yang tidak berusaha untuk memperolehnya dan tidak menerima petunjuk dari Allah SWT yang diwahyukan melalui aku (itu bagian tanah yang tandus). (HR. Bukhori)
Dari hadist di atas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang
menganut faham pendidikan sebagai suatu proses spiritual, akhlak, intelektual
yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-
prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan, juga bertujuan mempersiapkan
untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Ia juga bertujuan mengembangkan
tujuan pribadinya dan memberinya segala pengetahuan, ketrampilan dan
sikap yang berguna disamping mengembangkan ketrampilan diri sendiri yang
berkesinambungan tidak terbatas oleh waktu dan tempat kecuali taqwa.
Dalam praktik kehidupan sehari-hari, persoalan mawaris sering kali
menjadi krusial yang terkadang memicu pertikaian dan menimbulkan
keretakan hubungan keluarga. Penyebab utamanya ternyata keserakahan dan
ketamakan manusia, di samping karena kekurang-tahuan pihak-pihak yang
terkait mengenai hukum pembagian waris. Padahal, Allah SWT di dalam Al-
Qur'an mengatur pembagian waris secara lengkap. Sementara itu, di sisi lain,
banyak dijumpai kenyataan bahwa beberapa kalangan --termasuk para pelajar
di sekolah-sekolah Islam---menganggap faraid (ilmu yang mengatur
pembagian harta pusaka) sebagai momok yang menakutkan.
Dengan latar belakang rumus dan angka-angka yang njlimet, mawaris
adalah salah satu bab yang di anggap sulit dan membingungkan dalam ilmu
fikih. Sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan keseriusan yang maksimal.
3
Walau bagaimanapun kesulitannya, mempelajari mawaris adalah Fardlu
Kifayah.
Setelah peneliti mendatangi MA NU NURUL HUDA di Mangkang
Kulon Tugu Semarang & berkonsultasi dengan guru pengampu mata
pelajaran fikih, Drs H. Muftidin menyimpulkan bahwa selama ini di MA NU
NURUL HUDA hasil belajar siswa dalam bab mawaris dengan hanya
menggunakan metode ceramah sangatlah rendah bila dibandingkan dengan
hasil belajar bab-bab mapel fikih yang lainnya.
Dari masalah yang ada di atas, maka peneliti memberanikan diri untuk
mengajukan judul skripsi tentang mawaris di MA NU NURUL HUDA
dengan menggunakan metode peta konsep. Diharapkan dengan menggunakan
metode peta konsep siswa bisa lebih memahami mawaris secara detail.
Peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian
pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep
bukan hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga
menghubungkan antara konsep-konsep itu.
Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi
ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide
tersebut dalam suatu pola logis. Peta konsep bisa berupa diagram hirarki, bisa
juga memfokus pada hubungan sebab akibat.
Karena dipandang mampu menghubungkan ide awal dengan ide yang
berkembang, dan peta konsep berupa alternatif untuk mengorganisasi materi
dalam bentuk peta (gambar) secara holistik, interelasi, dan komperehensif.
Dan mawaris adalah ilmu yang sangat luas, sehingga dikhawatirkan siswa
akan banyak terpecah konsentrasinya karena karakteristik mawaris yang
sangatlah kompleks. Maka, peta konsep dianggap mampu menanggulangi
kemrosotan hasil belajar siswa dalam materi mawaris.
B. Perumusan Masalah
4
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian yang
dapat diambil adalah “Metode pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih bab mawaris kelas XI di MA NU
Nurul Huda Mangkang Kulon Tugu Semarang tahun ajaran 2010/2011.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan metode
pembelajaran pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran fikih bab mawaris kelas XI di MA NU Nurul Huda
Mangkang Kulon Tugu Semarang tahun ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fikih bab mawaris. Untuk mengetahui apakah melalui
metode peta konsep dapat meningkatkan prestasi belajar aqidah siswa pada
mata pelajaran fikih bab mawaris kelas XI di MA NU Nurul Huda
Mangkang Kulon Tugu Semarang tahun ajaran 2010/2011”.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru Mapel
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di
kelasnya, khususnya guru materi pelajaran fikih pada bab mawaris.
2. Siswa
Siswa bisa meningkatkan hasil belajarnya, khususnya pada materi
pelajaran fikih bab mawaris.
3. Peneliti
Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan
metode pembelajaran peta konsep pada mata pelajaran fikih bab mawaris
yang diterapkan langsung pada ruang kelas.
5
BAB II
PENERAPAN PETA KONSEP
PADA MATA PELAJARAN FIKIH BAB MAWARIS
A. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini terdiri atas penelitian terdahulu yang relevan
dengan penulisan skripsi sebagai bahan perbandingan, penulis akan mengkaji
beberapa penelitian terdahulu untuk menghindari kesamaan obyek dalam
penelitian.
1. Penelitian Muhammad Subakir (63111074) Fakultas Tarbiyah, yang
berjudul: “Implementasi Model Pembelajaran Concept Mapping Berbasis
Paikem Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Cahaya (Penelitian Tindakan Kelas) Di Kelas VII A Semester II MTs
Fatahillah Bringin Kecamatan Ngaliyan Semarang”, membahas mengenai
Concept Mapp (Peta Konsep) dalam peningkatan prestasi belajar siswa di
Kelas VII A Semester II MTs Fatahillah Bringin Kecamatan Ngaliyan
Semarang. Yang penulis bidik dari penelitian Muhammad Subakir ini
adalah Concept Mapp (Peta Konsep) yang sudah di usung oleh
Muhammad Subakir dalam penelitiannya.
2. Penelitian Eka Mahfiyatun Khoirisah NIM. 2101034 Fak. Syariah yang
berjudul “Pendapat Syahrur Tentang Tidak Adanya Mekanisme ‘Aul Dan
Radd Dalam Hukum Kewarisan Islam”, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Eka Mahfiyatun Khoirisah ini adalah penelitian yang bersifat
kwantitatif, tetapi bukan itu yang menjadi sorotan penulis, tetapi ilmu
waris yang diangkat bisa menjadi acuan dalam penelitian yang penulis
susun ini.
3. Penelitian Ali Imron (53111123) Fak. Tarbiyah, “Implikasi Ujian
Nasional Terhadap Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di MA
NU Nurul Huda Mangkang Kulon Semarang”, tempat penelitian yang
sama, penulis mengharapkan mengetahui lebih banyak data dari yang
6
dilakukan oleh Ali Imron yang juga melaksanakan penelitian di MA NU
Nurul Huda Mangkang Kulon Semarang.
Dengan berdasarkan pustaka di atas terdapat persamaan dengan
penelitian yang sedang peneliti kaji yaitu tentang peta konsep, dan mawaris.
akan tetapi terdapat perbedaan yang jelas yaitu variabel penelitian dan
populasi, sehingga nantinya akan hasil penelitian yang dilakukan peneliti
berbeda dengan penelitian diatas. Maka diharapkan penelitian-penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya dan mempunyai kesamaan dengan penelitian
yang sedang di kaji oleh penulis bisa memberikan semacam acuan demi
berhasilnya penelitian ini.
B. Mawaris
1. Pengertian Ilmu Mawaris
Menurut bahasa: harta peninggalan orang yang meninggal dunia.
Menurut istilah: ilmu tentang bagaimana membagi harta peninggalan
seseorang setelah ia meninggal dunia.
2. Pentingnya Mempelajari Ilmu Mawaris
Para ulama berpendapat bahwa mempelajari dan mengajarkan Fiqh
Mawaris adalah wajib kifayah. Ini sejalan dengan perintah Rasulullah
SAW. agar umatnya mempelajari dan mengajarkan ilmu faraid
“Dari Dihyatul Kunbi berkata: Rasulullah bersabda: Pelajarilah ilmu faraid dan ajarkanlah kepada orang lain. Karena faraid adalah setengah dari ilmu, dan faraid akan terlupakan, faraid adalah sesuatu yang pertama kali akan hilang dari ummatku” (HR. Ahmad, al- Nasa’I, dan al-Daruqutny).
“Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu”.(Al- Ahzab 4-5)
Akan halnya tentang hijrah dan ikatan persaudaraan antara golongan
muhajirin dan ansor dijadikan dasar pewarisan adalah karena pertimbangan
“politis”. Dakwah Rasulullah SAW. di Mekah selama kurun waktu 11 tahun
nyaris tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Tercatat kurang lebih 200
orang yang bergabung dengan Rasul untuk hijrah ke madinah. Karena
sebagian besar masyarakat Quraisy waktu itu memusuhi Rasulullah, karena
menerima ajaran islam, berarti mengancam eksistensi agama nenek moyang
mereka. Ajakan hijrah Rasulullah SAW. kepada orang-orang Mekah agaknya
kurang mendapat sambutan positif dari warga Mekah, sehingga perlu
memberi rangsangan bahwa keluarga yang ikut hijrah yang nantinya berhak
mewarisi, apabila saudaranya meninggal dunia.
9
Ketentuan hukum hijrah dan ikatan persaudaraan antara muhajirin dan
ansor ini tidak berlangsung lama. Karena setelah penaklukan (fath) Mekah,
“Dari Ali bin Abdullah dari Yahya bin Sa’id dari Sufyan dari Mansur dari Mujahid dari Ibnu Abbas R.A.: Rasullah SAW. Bersabda: Tidak ada kewajiban berhijrah lagi setelah penaklukan kota Mekah, akan tetapi jihad dan niat, dan jika kamu diperintahkan untuk berperang maka pergilah berperanglah.”(Muttafaq Alaih).
Penghapusan ketentuan hijrah dan muakhah sebagai dasar pewarisan
didasarkan pertimbangan bahwa kekuatan kaum muslimin tidak diragukan.
Jumlah pemeluknya semakin bertambah banyak, terutama sejak Fath Mekah.
Orang-orang dengan sukarela berbondong-bondong menyatakan diri masuk
Islam. 9
Hukum waris Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. telah
mengubah hukum waris Arab pra-Islam dan sekaligus merombak struktur
hubungan kekerabatannya, bahkan merombak sistem pemilikan masyarakat
tersebut atas harta benda, khususnya harta pusaka. Sebelumnya, dalam
masyarakat Arab ketika itu, wanita tidak diperkenankan memiliki harta benda
--kecuali wanita dari kalangan elite-- bahkan wanita menjadi sesuatu yang
diwariskan.
Adapun bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena
kewajiban laki-laki lebih berat dari perempuan, seperti kewajiban membayar
mas kawin dan memberi nafkah.10 Seperti yang tertera dalam surat an-Nisa
ayat 34:
8Al-Imam Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Darul Hadist, 2004) hlm. 424 9 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, cet 3 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998). Hal 12 10 Tim Pelaksana Pentashihan Mushaf Al-Quran, Al-Quran Tajwid Warna Dan
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (an-Nisa ayat 34)
Pertanyaan lainya yang sering dianjurkan oleh sebagian orang adalah
mengapa bagian warisan seorang laki-laki dua kali lipat dibandingkan seorang
wanita? Bukanlah wanita kedudukanya lebih lemah dari laki laki sehingga
lebih membutuhkan biaya dalam kehidupanya?
Beberapa alasan yang melandasi ketentuan hukum warisan itu adalah :
a. Bagi seorang perenpuan semua biaya hidup dan kebutuhan sudah di
tanggung oleh anaknya, bapaknya, saudaranya lelakinya atau orang lain
diantara kerabatnya.
b. Seorang prempuan tidak mempunyai kewajiban untuk membiayai kaum
kerabatnya. Hal ini berbeda dengan seorang laki laki yang mempunyai
kewajiban untuk memberi nafkah kepada orang orang yang mejadi
tanggung jawabnya.
c. Biaya seorang laki laki lebih banyak dibandingkan seorang wanita.
d. Seorang laki laki diwajibkan memberi mas kawin kepada seorang wanita
jika menikah. Demikian juga ia mempunyai tanggung jawab untuk
mencukupi semua kebutuhan keluarganya, baik sandang, pangan maupun
papan.
11
e. Seorang laki laki juga harus menanggung semua kebutuhan hidup
keluarganya, misalnya biaya kesehatan, biaya pendidikan dan sebagainya.
Kewajiban seorang lelaki untuk memberi nafkah kepada orang orang
yang menjadi tanggung jawabnya akan terus berlanjut. Syariat islam telah
menegaskan mengenai hal itu, sebagaimana terdapat dalam firman Allah
“Hendaklah orang yang mampu member nafkah menurut kemampuannya. Dan orangyang disempitkan rezkinya hendaklah member nafkah dari harta yang diberikan allah kepadanya.’’(Ath-Thalaaq:7)
Sistem pembagian warisan yang menetapkan bagian laki laki dua kali
lebih besar dibandingkan bagian wanita ini merupakan suatu wujud keadilan
dari Allah SWT. Karena system pembagian seperti ini di sesuaikan dengan
besarnya tanggung jawab yang harus di pikul antara seorang laki laki dan
wanita.
Dengan memberikan bagian warisan kepada seorang lelaki dua kali
lipat bagian seorang perempuan, berarti islam telah melindungi harta dan
martabat kaum wanita. Islam telah memikirkan kebahagiaan hiddup seorang
wanita dengan memberinya hak untuk menerima pembagian warisan tanpa
disertai tanggung jawab yang berat sebagaimana yang harus dilakukan oleh
seorang lelaki.11
Islam merinci dan menjelaskan --melalui Al-Qur'an Al-Karim-- bagian
tiap-tiap ahli waris dengan tujuan mewujudkan keadilan didalam masyarakat.
Meskipun demikian, sampai kini persoalan pembagian harta waris masih
menjadi penyebab timbulnya keretakan hubungan keluarga. Ternyata,
disamping karena keserakahan dan ketamakan manusianya, kericuhan itu
11 Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Al-Mawarist, terj. Abdul Hamid Zahwan,
sering disebabkan oleh kekurangtahuan ahli waris akan hakikat waris dan
cara pembagiannya.
4. Sekilas Materi Tentang Mawaris Untuk MA/Sederajat
a. Sebab-Sebab Terjadinya Mawaris
1) Keluarga.
2) Perkawinan yang Sah.
3) Wala’
4) Hubungan Agama
b. Ahli Waris Laki-Laki
Anak lelaki, cucu lelaki dari anak lelaki, bapak, kakek dari bapak
sampai ke atas, saudara sekandung, saudara seayah, saudara seibu, anak
lelaki dari saudara kandung, anak laki-laki dari saudara seayah, paman
yang sekandung dengan ayah si mayit, paman yang seayah dengan ayah
si mati, anak lelaki dari paman yang sekandung, anak lelaki dari paman
seayah, suami.
c. Ahli Waris Perempuan
Anak perempuan, cucu perempuan dari anak lelaki dan terus ke
bawah, ibu, nenek dari bapak sampai ke atas, nenek dari ibu sampai ke
atas, saudara perempuan sekandung, saudara perempuan sebapak,
saudara perempuan seibu, isteri
Apabila semua ahli waris berkumpul semua, maka yang berhak
menerima harta pusaka adalah suami atau isteri, ibu, bapak, anak lelaki
dan anak perempuan.
d. Dzawil Furud
Ahli waris yang jatah pembagiannya telah disebutkan dalam al-
Quran maupun hadis Rasulullah saw. Adapun jumlah pembagiannya
adalah: ½,1/3,1/4,1/6,1/8,2/3.
e. Ashabah
Ahli waris yang mendapatkan seluruh sisa harta pusaka dan dapat
memperoleh seluruh harta jika tidak ada ahli waris dzawil furud.
13
Ashabah dibagi menjadi 3:
1) Ashabah bin nafs
2) Ashabah bi ghoir
3) Ashabah ma’al ghoir.
f. Hajib Mahjub
Hajib adalah Ahli waris yang dapat menghalangi ahli waris lain
untuk tidak mendapatkan harta pusaka. Mahjub adalah ahli waris yang
terhalang oleh ahli waris lain untuk mendapatkan harta pusaka. Hajib &
mahjub ada 2: hirman & nuqshan. Ahli waris yang tidak bisa terhalangi
oleh siapapun adalah, anak, suami, istri, bapak, ibu.
C. Peta Konsep (Concept Mapping)
Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki
ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Kita
menyatakan suatu konsep dengan menyebut “nama” misalnya buku, perang,
siswa, wanita cantik, guru-guru yang berdedikasi, dan sebagainya. Semua
konsep tersebut menunjuk ke kelas/kategori stimuli.12
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang
mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan dengan
konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Agar pemahaman terhadap peta
konsep lebih jelas, maka ciri-ciri peta konsep adalah sebagai berikut:
a. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk
memperlihatkan konsep-konsep atau proposisi-proposisi suatu bidang
studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika.
Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu
lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
b. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang
studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Cirri inilah yang dapat
12 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 162
14
memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep-
konsep.
c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada
konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain.
d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang
lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.13
Untuk mengatasi kelemahan-kelamahan teknik narasi dalam mendesain
materi mata kuliah dan untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berdasar expertise based-theacing, tehnik concept map atau peta konsep
adalah alternatif untuk mengorganisasi materi dalam bentuk peta (gambar)
secara holistic, interelasi, dan komperehensif. Konsep itu akan meletakkan
dosen sebagai seorang yang ahli dalam disiplinnya (expertise based-teacer)
dan meletakkan seorang dosen lebih naturalistik pada tabiatnya, yaitu seorang
“raja” pada wilayah kajiannya; dan dia bukan seorang “prajurit”.
Dalam konteks pengorganisasian materi perkuliahan guna persiapan
mengajar satu semester, concept map dapat digunakan sebagai cara untuk
membangun struktur pengetahuan para dosen dalam merencanakan materi
perkuliahan. Desain content berdasarkan concept map memiliki karakteristik
khas. Pertama, hanya memiliki konsep-konsep atau ide-ide pokok (central,
mayor, utama), kedua, memiliki hubungan yang mengaitkan antara satu
konsep dengan konsep yang lain. Ketiga, memiliki label yang membunyikan
arti hubungan yang mengaitkan antara konsep-konsep. Keempat, desain itu
berwujud sebuah diagram atau peta yang merupakan satu bentuk representasi
konsep-konsep atau materi perkuliahan yang penting.
Concept map sebagai satu tehnik telah digunakan secara ekstensif
dalam pendidikan tinggi lebih dari tiga puluh tahun. Tehnik concept map
diilhami oleh teori belajar asimilasi kognitif (subsumpition) dari david P.
Ausubel, yang menyatakan bahwa belajar bermakna (meaningful learning)
13 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tinkat Satuan Pendidikan ( KTSP), (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 158-159, cet.2
15
terjadi dengan mudah apabila konsep-konsep baru dimasukkan kedalam
konsep-konsep yang lebih inklusif. Dengan kata lain, proses belajar terjadi
bila mahasiswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan yang baru.
Dengan mengambil ide dari teiri Ausebel, Novak mengembangkan teori
ini dalam penelitiannya tentang mahasiswa pada tahun 1974. Ia berhasil
merumuskan concept map sebagai satu diagram yang berdimensi dua, yaitu
analog dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya mengidentifikasi butir-
butir utama kepentingan (konsep-konsep), tetapi juga menggambarkan
hubungan-hubungan antara konsep-konsep utama (mayor), sebagai mana
banyak kesamaan garis-garis yang menghubungkan antara kota-kota besar
yang tergambarkan dengan jalan-jalan utama dan jalan bebas hambatan atau
highways.14
Pada awalnya concept map diterapkan untuk pengorganisasian materi
perkuliahan guna persiapan mengajar satu semester, karena dipandang
mampu menghubungkan ide awal dengan ide yang berkembang, karena peta
konsep berupa alternatif untuk mengorganisasi materi dalam bentuk peta
(gambar) secara holistic, interelasi, dan komperehensif. Dan mawaris adalah
ilmu yang sangat luas, sehingga dikhawatirkan siswa akan banyak terpecah
konsentrasinya karena karakteristik mawaris yang sangatlah kompleks. Maka,
peta konsep dianggap mampu menanggulangi kemrosotan belajar siswa dalm
materi mawaris.
Ada beberapa urgensi concept map ditinjau dari berbagai kepentingan
pembelajaran. Pertama, concept map merupakan representasi secara visual
dari ide-ide kunci yang berhubungan. Artinya, concept map merupakan satu
bentuk diagram atau gambar visualisasi konsep-konsep yang saling
berhubungan, kedua, concept map mampu menunjukkan arti hubungan-
hubungan tersebut kedalam bentuk label.
a. Concept map dapat digunakan untuk tehnik mengajar,
2009) S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara) Suhrawardi K. Lubis, SH. Dan Komis Simanjuntak, SH., Hukum Waris Islam,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2008) Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006)
2
Departemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Penelitian Tindakan Kelas, (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003)
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006) Sugiyono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2007) S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2006)
1
Instrument siklus I
Pilihlah salah satu dari pilihan a, b, c, atau d dari soal dibawah ini dengan tepat!
1. Ilmu tentang bagaimana membagi harta peninggalan seseorang setelah ia
meninggal dunia adalah ilmu:
a. Muwaris c. Mawaris
b. Waris d. Warisan
2. Secara bahasa arti kata mawaris adalah:
a. Orang yang meninggal yang meninggalkan harta
b. Harta peninggalan orang yang sudah meninggal
c. Meninggalnya orang yang meninggalkan harta
d. Harta peninggalan orang yang pergi jauh.
3. Hukum mempelajari ilmu mawaris adalah:
a. Fardlu ‘Ain c. Mubah
b. Sunnah d. Fardlu
Kifayah
4. Kewajiban yang tidak berkaitan dengan harta peninggalan sebelum mawaris
dilaksanakan adalah:
a. Permintaan maaf c. Hutang
Piutang
b. Wasiat d. Pemakaman
5. Yang bukan menjadi rukun waris adalah:
a. Pewaris c. Harta
warisan
b. Ahli waris d. Wasiat
6. Yang bukan sebab terjadinya mawaris adalah:
a. Pertemanan c. Perkawinan
Yang Sah
b. Keluarga d. Wala’
7. Sebab seseorang menjadi suami istri adalah:
2
c. Pertemanan c. Perkawinan
Yang Sah
d. Keluarga d. Wala’
8. Terjadinya hubungan kekerabatan karena memerdekakan budak adalah:
a. Qarabat c. Wala’
b. Shohib d. Shobir
9. Yang bukan menjadi sebab terhalanginya seseorang mendapatkan warisan
adalah:
a. Membunuh c. Kafir
b. Murtad d. Bermusuhan
10. Apabila seseorang yang meninggal tidak mempunyai ahli waris ataupun
kerabat, maka harta warisannya diserahkan kepada:
a. Baitul Mal c. Ketua RT
b. Tetangga Terdekat d. Perangkat
Desa
3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MA NU NURUL HUDA SEMARANG
Mata pelajaran : FIQIH
Kelas/Semester : XI/ GENAP
Alokasi waktu : 2x45 Menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang waris.
Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan ketentuan hukum waris dalam Islam
2. Menjelaskan ketertkaitan waris dengan wasiat
3. Menunjukkan contoh cara pelaksanaan waris dan wasiat
Indikator : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian Waris dan wasiat dalam
Islam
2. Siswa mampu menyebutkan syarat dan rukun waris
3. Siswa mampu menyebutkan macam-macam pembagian Waris.
4. Siswa mampu mempraktekan penghitungan waris.
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami mawaris dan penghitungannya secara benar.
II. Materi Ajar
Mawaris dan penghitungannya.
III. Metode Pembelajaran
1. PETA KONSEP
2. CERAMAH PLUS
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan
Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
1. Salam dan membaca
basmalah
2. Pengaturan kelas &
1. Salam dan membaca
basmalah bersama.
2.Mengikuti intruksi
10
menit
4
mempersiapkan media
(proyektor).
guru.
Kegiatan
inti
1. Menjelaskan tentang
Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar,
pengertian, hukum,
sebab-sebab, & hal-hal
yang menghalangi
terjadinya mawaris
dengan menggunakan
proyektor.
2. Menyebutkan ahli waris
laki-laki dan ahli waris
perempuan, dan
menyebutkan
pengertian istilah-istilah
dalam mawaris dengan
menggunakan
proyektor.
3. Memberikan
kesempatan kepada
murid untuk bertanya.
1. Memperhatikan guru
dan ikut serta aktif
berpendapat.
2. Memperhatikan guru
dan ikut serta aktif
berpendapat.
3. Memberikan
pertanyaan secara
individu.
60
menit
Penutup
1. Guru menguatkan
pemahaman siswa dan
memberikan
kesimpulan, klarifikasi
dan tindak lanjut.
2. Guru membagikan soal
yang sudah
1. Murid
memperhatikan guru.
2. Murid mengerjakan
soal.
3. Mengikuti membaca
20
menit
5
dipersiapkan.
3. Penutup, membaca
hamdalah dan salam.
hamdalah dan
menjawab salam.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
� Buku panduan PAI fikih dari DEPAG.
� LKS
� Proyektor & laptop
� Kertas yang sudah dipersiapkan.
VI. Penilaian & tindak lanjut
1. Jenis tes
a. Tes proses : Pengamatan (aspek afektif)
b. Tes akhir : Tertulis
2. Alat tes
a. Tes proses : Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran active
learning
b. Tes akhir : mengerjakan soal yang sudah disiapkan.
Semarang,30 Maret 2010
Peneliti Guru
M. Agus Afifudin H. Muftidin
Mengetahui, Kepala Madrasah
H. Sudarno
Instrument siklus II
Pilihlah salah satu dari pilihan a, b, c, atau d dari soal dibawah ini dengan tepat!
1. Ahli waris yang bagiannya sudah ditentukan oleh Al- Quran disebut juga dengan:
a. Dzawil arham c. Ashabah bin nafsi
b. Dzawil furudl d. Ashabah ma’al ghoir
6
2. Suami bisa mendapatkan bagian warisan ½ apabila:
a. Ada bapak c. Ada istri
b. Tidak ada anak d. Ada saudara laki-laki.
3. Istri mendapatkan 1/8 apabila:
a. Ada bapak c. Ada suami
b. Ada anak d. Ada saudara laki-laki.
4. Bagian anak perempuan jika hanya seorang dan tidak ada anak laki-laki adalah:
a. 2/3 c. 1/3
b. 1/6 d. ½
5. Bagian ibu jika yang tersisa hanya bapak dan ibu saja adalah:
a. 2/3 c. 1/3
b. 1/6 d. ½
6. Bagian bapak jika ada anak dan atau cucu adalah:
a. 2/3 c. 1/3
b. 1/6 d. ½
7. Ahli waris yang tidak bisa mendapatkan ½ adalah:
a. Anak perempuan tunggal
b. Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki
c. Saudara perempuan tunggal sekandung jika tidak ada anak
d. Suami jika ada anak
8. Ahli waris yang tidak bisa mendapatkan jatah ¼ adalah:
a. Suami jika ada anak atau cucu
b. Istri jika tidak ada anak atau cucu
c. Dua anak perempuan atau lebih jika tidak ada anak laki-laki
d. Dua saudara perempuan atau lebih sekandung jika ada anak dan saudara
laki-laki
9. Ahli waris yang tidak bisa mendapatkan jatah 1/6 adalah:
a. Bapak jika tidak ada anak atau cucu
b. Kakek jika ada anak atau cucu dan tidak ada bapak
c. Ibu jika ada anak dan cucu
d. Nenek jika ada anak atau cucu dan tidak ada ibu
10. Ahli waris yang tidak bisa mendapatkan jatah 2/3 adalah:
a. Dua anak perempuan atau lebih jika ada anak lelaki
7
b. Dua cucu perempuan atau lebih dari anak lelaki jika ada anak.
c. Dua saudara perempuan atau lebih sekandung jika tidak ada anak dan
saudara lelaki
d. Dua saudara perempuan atau lebih sebapak jika tidak ada anak atau saudara lelaki
8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MA NU NURUL HUDA SEMARANG Mata pelajaran : FIKIH Kelas/Semester : XI/ GENAP Alokasi waktu : 2x45 Menit (1 kali Pertemuan) Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang waris. Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan ketentuan hukum waris dalam Islam 2. Menjelaskan ketertkaitan waris dengan wasiat 3. Menunjukkan contoh cara pelaksanaan waris dan wasiat Indikator : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian Waris dan wasiat dalam
Islam 2. Siswa mampu menyebutkan syarat dan rukun waris
3. Siswa mampu menyebutkan macam-macam pembagian Waris. 4. Siswa mampu mempraktekan penghitungan waris. I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami mawaris dan penghitungannya secara benar. II. Materi Ajar
Mawaris dan penghitungannya. III. Metode Pembelajaran
3. PETA KONSEP 4. CERAMAH PLUS
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Tahapan Kegiatan
Kegiatan Alokasi Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
1. Salam dan membaca basmalah
2. Pengaturan kelas & mempersiapkan media (proyektor).
1. Salam dan membaca basmalah bersama.
2.Mengikuti intruksi guru.
10 menit
Kegiatan inti
4. Menjelaskan tentang Sejarah mawaris pra Islam sampai Islam datang. Dzawil furudh, dzawil arham dengan menggunakan proyektor.
5. Memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya.
4. Memperhatikan guru dan ikut serta aktif berpendapat.
5. Memberikan
pertanyaan secara individu.
60 menit
Penutup
4. Guru menguatkan pemahaman siswa dan memberikan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut.
4. Murid memperhatikan guru.
5. Murid mengerjakan
soal.
20 menit
9
5. Guru membagikan soal yang sudah dipersiapkan.
6. Penutup, membaca hamdalah dan salam.
6. Mengikuti membaca hamdalah dan menjawab salam.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar � Buku panduan PAI fikih dari DEPAG. � LKS � Proyektor & laptop � Kertas yang sudah dipersiapkan.
VI. Penilaian & tindak lanjut 3. Jenis tes
c. Tes proses : Pengamatan (aspek afektif) d. Tes akhir : Tertulis
4. Alat tes c. Tes proses : Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran active
learning d. Tes akhir : mengerjakan soal yang sudah disiapkan.
Semarang,6 April 2010
Peneliti Guru
M. Agus Afifudin H. Muftidin
Mengetahui, Kepala Madrasah
I. Sudarno
10
Instrument siklus III
A. Pilihlah salah satu dari pilihan a, b, c, atau d dari soal dibawah ini dengan
tepat!
1. Yang tidak termasuk dalam hal-hal yang berkaitan dengan harta
peninggalan sebelum mawaris adalah:
a. Utang piutang c. Hibah
b. Wasiat d. Perawatan jenazah
2. Harta peninggalan orang yang meninggal dunia yang akan dibagikan
disebut:
a. Fara’idh c. Mirats
b. Mawaris d. Muwarits
3. Yang tidak termasuk dalam sebab-sebab seseorang mendapatkan warisan
adalah:
a. Hubungan keluarga c. Hubungan wala’
b. Perkawinan d. Pertemanan
4. Dilihat dari segi pembagiannya, ada 3 macam kelompok ahli waris,
dibawah ini urutan yang benar adalah:
a. Dzawil furudl, ashabah, dzawil arham c. Ashabah, dzawil arham,
dzawil furudl
b. Dzawil furudl, dzawil arham, ashabah d. Dzawil arham, ashabah,
dzawil furudl
5. Berapa sajakah bagian dzawil furudl:
a. ½, ¼, 1/6, 1/8, 2/3 c. ½, 1/3, ¼, 1/5, 1/6, 1/8, 2/3
b. ½, 1/3, ¼, 1/6, 1/8, 2/3 d. ½, 1/3, ¼, 1/6, 1/8, 1/9, 2/3
6. Jika ada suami meninggal dunia dan tidak meninggalkan seorang anak,
maka istri akan mendapatkan bagian:
a. ¼ c. ½
b. 1/8 d. 1/6
7. Berikut ini adalah ahli waris yang mendapatkan ½ kecuali:
a. Suami jika tidak ada anak c. Istri jika tidak ada anak
11
b. Anan perempuan tunggal d. Cucu perempuan tunggal dari anak lelaki jika
tidak ada anak.
8. Ahli waris yang menjadi ashabah bersama dengan ahli waris yang lainnya
adalah:
a. Ashabah bi nafsi c. ashabah bi ghoir
b. Ashabah ma’al ghoir d. ahabah ila ghoir
9. Dua anak perempuan tanpa anak lelaki adalah mendapatkan bagian:
a. ½ c. 1/6
b. 2/3 d. ¼
10. Ahli waris yang menghalangi ahli waris lainnya untuk mendapatkan harta
warisan adalah:
a. Hajib c. hijab
b. Hujub d. mahjub
B. Hitunglah kasusu-kasus dibawah ini dengan benar!
1. Seorang muslim meninggal dunia dengan meninggalkan seorang isteri,
ibu, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak dan seorang
anak lelaki non muslim, dan harta warisannya adalah 1. 200.000, maka
berapakah bagian masing-masing?
2. Seorang wafat dengan meninggalkan seorang istri, seorang anak lelaki,
ibu, paman dan nenek, harta warisan yang ditinggalkan adalah 24.000.000.
maka berapakah bagian masing-masing ahli waris?
3. Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan harta 2.000.000.000,
namun setelah dikurangi biaya perawatan jenazah, hutang piutang, wasiat
dan zakat, harta warisannya hanya sisa 1. 800.000, dan si mayat
meninggalkan suami, 2 anak perempuan bapak, ibu dan kakek. Berapakah
harta yang diterima oleh masing-masing ahli waris?
12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MA NU NURUL HUDA SEMARANG Mata pelajaran : FIKIH Kelas/Semester : XI/ GENAP Alokasi waktu : 2x45 Menit (1 kali Pertemuan) Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang waris. Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan ketentuan hukum waris dalam Islam 2. Menjelaskan ketertkaitan waris dengan wasiat 3. Menunjukkan contoh cara pelaksanaan waris dan wasiat Indikator : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian Waris dan wasiat dalam
Islam 2. Siswa mampu menyebutkan syarat dan rukun waris
3. Siswa mampu menyebutkan macam-macam pembagian Waris. 4. Siswa mampu mempraktekan penghitungan waris. I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami mawaris dan penghitungannya secara benar. II. Materi Ajar
Mawaris dan penghitungannya. III. Metode Pembelajaran
5. PETA KONSEP 6. CERAMAH PLUS
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Tahapan Kegiatan
Kegiatan Alokasi Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
1. Salam dan membaca basmalah
2. Pengaturan kelas & mempersiapkan media (proyektor).
1. Salam dan membaca basmalah bersama.
2.Mengikuti intruksi guru.
10 menit
Kegiatan inti
6. Menjelaskan tentang Ashabah, hajib mahjub, memberi beberapa contoh perhitungan dalam kasus mawaris, mengulas kembali materi-materi yang sudah diajarkan pada siklus-siklus sebalumnya dengan menggunakan proyektor.
7. Memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya.
6. Memperhatikan guru dan ikut serta aktif berpendapat.
7. Memberikan
pertanyaan secara individu.
60 menit
Penutup 7. Guru menguatkan
pemahaman siswa dan memberikan
7. Murid memperhatikan guru.
20 menit
13
kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut.
8. Guru membagikan soal yang sudah dipersiapkan.
9. Penutup, membaca hamdalah dan salam.
8. Murid mengerjakan soal.
9. Mengikuti membaca hamdalah dan menjawab salam.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar � Buku panduan PAI fikih dari DEPAG. � LKS � Proyektor & laptop � Kertas yang sudah dipersiapkan.
VI. Penilaian & tindak lanjut 5. Jenis tes
e. Tes proses : Pengamatan (aspek afektif) f. Tes akhir : Tertulis
6. Alat tes e. Tes proses : Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran active
learning. f. Tes akhir : mengerjakan soal yang sudah disiapkan.
Semarang,12 April 2010
Peneliti Guru
M. Agus Afifudin H. Muftidin Mengetahui, Kepala Madrasah