BAB BAB BAB BAB IV IV IV IV HASIL HASIL HASIL HASIL PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN DAN DAN DAN DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN 4.1 4.1 4.1 4.1 Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi Awal Awal Awal Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajar IPA. Selain observasi secara langsung peneliti juga mendapatkan data melalui dokumentasi kelas.berdasarkan hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa hasil belajar IPA kelas 5 sangat rendah. Dari tes eveluasi yang dilakukan oleh guru diperoleh data hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut : dari jumlah siswa klas 5 sebanyak 14 yang mendapat nilai di atas kkm hanya 4 siswa, yang di bawah kkm sebanyak 10 siswa. Hasil penelitian dapat dilihat dari data tabel 1 yang ditemukan selama pra siklus berlangsung. Dalam perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II terdapat beberapa data yang berkaitan dengan permasalahan pembelajaran. Adapun permasalahan permasalahan yang menjadi fokus perhatian pada proses perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Data temuan hasil pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siklus I peneliti dan teman sejawat memperoleh data. Data yang dimaksud adalah data hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran IPA tentang Organ Pernafasan Manusia sebagai berikut : a. Siswa masih kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Siswa belum mampu menyerap materi pembelajaran. c. Siswa kurang memperhatikan petunjuk guru karena lebih memperhatikan media yang digunakan oleh guru. Atas dasar data yang diperoleh akhirnya diputuskan bahwa hasil pembelajaran belum mencapai tingkat ketuntasan maksimal. Pada perbaikan pembelajaran siklus I masih terdapat 7 dari seluruh siswa yang berjumlah 14 siswa. 7 siswa tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
14
Embed
Upaya meningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3756/5/T1_262012033_BAB IV.pdfdari jumlah siswa klas 5 sebanyak 14 yang mendapat nilai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan model pembelajaran cooperative learning ternyata telah mampu meningkatkanhasil belajar mata pelajaran IPA tentang organ pernafasan manusia pada siswa kelas 5 SD
N Batiombo 02 Kec. Bandar Kab. Batang semester I tahun pelajaran 2013 / 2014.
Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah siswa 14 anak pada siklus I yang mencapai kkm
hanya 50% atau 7 siswa, sedangkan pada siklus II yang mencapai kkm 92,86% atau 13
Kegiatan pembelajaran IPA tentang organ pernafasan manusia pada siklus I dengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning mengalami peningkatan. Diskripsihasil belajar IPA tentang organ pernafasan manusia pada siklus I dapat dilihat pada tabel
Hasil observasi dari peneliti adalah sebagai berikut, kegiatan pembelajaran IPA
dengan menggunakan model coperative learning menunjukkan peningkatan. Hal tersebutdapat dilihat dari hasil evaluasi pada akhir siklus I 50% siswa mencapai KKM, walaupun
yang 50% lainnya belum mencapai KKM.
RefleksiRefleksiRefleksiRefleksi
Dari data hasil pemaparan diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal yang
diperoleh baru mencapai 50%, artinya belum sesuai dengan harapan yaitu sebesar 75%,
sehingga kegiatan penelitian ini perlu perbaikan dengan siklus ke II.
Dari tabel, grafik serta data – data yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
juga disertai hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, dalam upaya meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas 5 semester 1 SD N Batiombo 02 dengan menggunakan mo
del pembelajaran cooperative learning, dapat menunjukkan keberhasilan dan peningkatan.Dimulai dari pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus masih memperoleh hasil yang
kurang memuaskan, jauh dari harapan penulis. Dari 14 siswa baru 4 siswa atau 28,57%
yang mendapat nilai diatas KKM 60, sehingga tingkat ketuntasannya baru mencapai
28,57% da- ri target yang diharapkan sebesar 75%. Setelah diadakan perbaikan
pembelajaran ternyata perolehan nilai tes evaluasi ada kenaikan yang cukup pada Siklus I
yaitu dari 14 siswa yang mendapat nilai diatas KKM ≥60 ada 7 siswa atau 50 % tetapi
belum mencapai tingkat ketuntasannya yaitu 75 % maka perlu adanya perbaikan pada
siklus II karena perolehan nilai hasil belajar siswa belum maksimal atau belum 75 %.
Pada siklus II dapat dilihat adanya peningkatan pembelajaran jika dibandingkan
dengan siklus I. Yang memperoleh nilai di atas KKM sejumlah 13 siswa atau 92,86%. Hal
ini dimungkinkan karena kekurangan siklus I disempurnakan oleh siklus II dengan cara
menggunakan bantuan media LCD yang dilakukan oleh guru dan penggunaan model
pembelajaran cooperative learning yang lebih sempurna dengan bantuan media LCD tadi.
Model pembelajaran cooperative learning selain dapat meningkatkan hasil belajar
juga mampu meningkatkan kerja sama individu di dalam kelompok, belajar berkomunikasi
dan berdiskusi dalam membahas tugas-tugas yang harus diselesaikan. Siswa juga belajar
menyampaikan pendapat, saling menghormati antar individu walaupun ada perbedaan ke
mampuan berfikir.
Dari hasil pembahasan di atas juga dapat diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran cooperative learning merupakan suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama dalam struk tur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih. Model pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap perbedaan individu, dan pengembangan ketrampilan sosial.