Page 1
PEMBAHASAN
I. Makna Ridho Allah SWT
Ridha secara bahasa menerima dengan suka hati, secara istilah diartikan sikap
menerima atas pemberian dan anugerah yang diberikan oleh Allah dengan di iringi
sikap menerima ketentuan syariat Islam secara ikhlas dan penuh ketaatan, serta
menjauhi dari perbuatan buruk (maksiyat), baik lahir ataupun bathin. Berbicara
masalah ridho erat kaitannya dengan sikap dan pemahaman manusia atas karunia dan
nikmat Allah. Ridho berasal dari bahasa Arab mengandung pengertian senang, suka,
rela, menerima dengan sepenuh hati, serta menyetujui secara penuh, sedangkan lawan
katanya adalah benci atau tidak senang. Kata ridha ini lazim dihubungkan dengan
eksistensi Tuhan dan manusia, seperti Allah ridha kepada orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh, sedangkan dengan manusia seperti seorang ibu ridha anaknya
merantau untuk menuntut ilmu.
Dalam dunia tasawuf, kata ridha memiliki arti tersendiri yang masih
berhubungan dengan sikap kepasrahan seseorang di hadapan kekasih-Nya. Sikap ini
merupakan wujud dari rasa cinta pada Allah dengan menerima apa saja yang telah
dikehendaki oleh-Nya tanpa ada paksaan dalam menjalaninya. Dengan kata lain,
ridha lebih memfokuskan perhatian yang ditujukan kepada upaya mengembangkan
emosi ridha dalam hati calon sufi kepada Tuhan. Maka janganlah kita berharap
1
Page 2
memperoleh ridha Tuhan, bila dalam hati kita sendiri tidak tumbuh dengan subur
emosi ridha kepada-Nya. Di sini ditanamkan kesadaran bahwa ada tidaknya, atau
besar kecilnya ridha Tuhan pada seseorang tergantung pada ada tidaknya atau besar
kecilnya ridha hatinya kepada Tuhan.
Tingkatan ridho adalah sebagai berikut:
1) Ridhâ al-muhsinîn yaitu relanya seseorang kepada hukum Allah, tetapi
tingkat ini belum mencapai tingkat rela kepada kesulitan dan penderitaan.
2) Ridhâ al-Syuhadâi yaitu Kecintaannya kepada Allah tanpa mengharapkan
balasan, menyebabkan dia rela terhadap hukum dan terhadap segala sesuatu
yang menimpanya.
3) Ridhâ al-shiddîqîna Keasyikannya setiap saat menyatu bersama Allah, dan
terus berusaha naik pada maqam-maqam selanjutnya, sehingga merasakan
kenikmatan bersama Allah apapun yang menimpanya. Ini adalah urusan al-
zauq (perasaan) karena syauq (rindunya) kepada Allah.
4) Ridhâ al-muqarrabîn Relanya orang-orang yang sudah kembali dari al-Haq
kepada al-Khâliq (Allah Swt).
Ridho Allah adalah dambaan setiap muslim yang menyadari bahwa itulah harta
termahal yang pantas diperebutkan oleh manusia. Tanpa ridho Allah, hidup kita akan
hampa, kering, tidak dapat merasakan nikmat atas segala apa yang telah ada di
genggaman kita, bermacam masalah silih berganti menyertai hidup kita. Harta
2
Page 3
berlimpah, makanan berlebih namun ketika tidak ada ridhoNya, semua menjadi
hambar. Tidak tahu kemana tujuan hidup, merasa bosan dengan keadaan, seolah hari
berlalu begitu saja, begitu cepat namun tanpa disertai dengan perubahan kebaikan
hari demi hari.
Mendapatkan cinta kasih atau ridho Allah adalah dambaan orang-orang
beriman. Cinta ini menempati posisi tertinggi dalam pencapaian spiritual. Namun
untuk mencapai posisi ini yaitu mendapat kecintaan-Nya, seorang hamba dituntut
mengabdi sepenuhnya kepada Allah. Pengabdian ini haruslah berlandaskan pada rasa
cinta yang tulus, hingga balasannya adalah cinta-Nya yang agung.
Sebuah hadis dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Sungguh, jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil Jibril,
lalu berfirman: 'Aku sungguh mencintai si Fulan, cintailah ia!'. Maka ia pun dicintai
penghuni langit. Kemudian ia diterima di bumi. Sebaliknya jika Allah membenci
seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril, lalu berfirman: 'Aku sungguh
membenci si Fulan, bencilah ia!'. Maka, Jibril pun membencinya dan berseru kepada
penduduk langit, 'Sungguh, Allah membenci si Fulan, maka bencilah ia'. Lalu ia pun
dibenci penghuni langit. Kemudian ia mendapatkan kebencian di bumi" (HR Bukhari,
Muslim, dan Tirmidzi). Naudzubillah mindzalik.
Begitulah sehingga sesungguhnya kebahagiaan tertinggi adalah ketika dicintai
oleh Sang Pemilik segala. Hinggakan cinta pun berdatangan kepada kita dari segala
3
Page 4
penjuru, dari langit maupun dari bumi. Namun sebaliknya, bila sampai dibenci Allah,
itulah puncak kenestapaan hidup. Tiada lagi kerugian yang setanding dengannya.
Dalam bahasa arab ridho Allah ternyata dilafashkan dengan wajha Allah atau
wajah Allah. Sering kita dengar perumpamaan cari muka (wajah) maksudnya cari
perhatian. Demikian pula jika kita mencari wajah Allah atau perhatian Allah atau
yang lebih populer ridhoNya maka pasti ada yang mesti kita lakukan, telah dijelaskan
pada ayat di atas, yaitu memberikan haknya kerabat dekat, hak orang miskin, hak
orang yang sedang dalam perjalanan. Itulah sebagian cara yang ditunjukkan Allah
pada kita untuk mendapatkan ridhoNya disamping kita wajib selalu bertaqwa
padaNya, istiqomah dalam ibadah, dan masih banyak lagi yang bisa mengundang
RahmatNya bukan justru mendatangkankan murkaNya.
Meniti ridha allah swt
Seperti dalam Hadith Qudsi:
: ب�ب�ال�ئ�ي� ب�ر� ي�ص� ل�م� و� ائ�ي� ب�ن�ع�م� ك�ر� ي�ش� ل�م� و� ائ�ي� ض� ب�ق� ض�ى ي�ر� ل�م� م�ن� الله� ال� ق�
ائ�ي� و� س� ب#ا ر� ل�ي�ط�ل�ب� و� ائ�ي� م� س� ت�ح�ت� ج� ر� ل�ي�خ� ف�
Artinya:
“Allah berfirman kepada rasul SAW: Barangsiapa yang tidak ridha atas segala hukum
perintah, larangan, janji qadha dan qadar-Ku, dan tidak bersyukur atas segala nikmat-
nikmat-Ku, serta tidak sabar atas segala cobaan-Ku, maka keluarlah dari bawah
4
Page 5
langit-Ku yang selama ini engkau jadikan sebagai atapmu, dan carilah Tuhan lain
selain diri-Ku (Allah)”.
Muqaddimah
Ridho itu artinya rela, mencari Ridho Allah artinya mencari apa yang membuat Allah
rela pada kita. Maka seorang yang memiliki prinsip hidup mencari ridho Allah adalah
mereka yang menuhankan Allah sekaligus memiliki prinsip Lailahaillallah. Dan siapa
yang memiliki filosofi Lailahaillallah dan mengucapkan dengan ikhlas ( mengerti dari
dalam hati ) Maka pasti ia akan masuk Syurga dan siapa diakhir kalamnya
mengucapkan kalimat Lailahaillallah pasti masuk syurga ( Sabda Nabi Muhammad ).
Tapi yang dimaksud mencari Ridho Allah itu tidak hanya sholat dan ibadah
dengan tekun dimasjid. Tidak hanya berzikir atau mengaji, namun memiliki makna
yang sangat luas. Ini menyangkut filosofi hidup, menyangkut ideologi.
Konskwensinya sangat luas, seorang yang mencari Ridho Allah maka ia akan
mengikuti apa yang diinginkan Allah, Ia akan banyak berbuat baik, berhati lembut,
tidak suka menyakiti perasaan saudara, menjaga keamanan sosial, banyak berkorban
untuk manusia dan titik akhirnya adalah memanifestasikan kehendak Allah. Sikap-
sikap baik yang membiaskan rahmat bagi semesta alam inilah yang menjadi
ukurannya.
Apa sebenarnya ridho Allah dijelaskan dalam Surat [Ar-Rum:38]
yang artinya: “Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang
5
Page 6
miskin dan orang-orang yang dalam perjalananan. Itulah yang lebih baik bagi orang
yang mencari keridhaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Memberikan hak orang yang dimaksud Allah bukan hanya bisa dilakukan oleh
orang yang kelebihan harta namun bisa dilakukan oleh orang yang sadar dan ikhlas
bahwa letak ketentraman hidup itu ada pada restu, ridho dan rahmat Allah. Boleh jadi
rezeki yang Allah berikan pada kita hanya pas untuk makan sehari hari dan biaya
hidup keluarga, namun ketika Allah telah berkenan memberi ridhoNya, rezeki yang
pas itu menjadi berkah, keluarga sakinah, hati tentram, keluarga sehat wal afiat, tidak
diberikan penyakit yang menguras rezeki kita, diberi keringanan beribadah, baik
sholat, zakat, sedekah, sehingga hari hari yang dilalui dalam hidup penuh dengan rasa
syukur.
Dengan mengetahui perngertian dan pemahaman tentang ridho, kita akan selalu
mengingat Allah karena apa yang kita lakukan ingin mendapatkan ridho Allah SWT
dan kita akan semakin tahu apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan ridho
Allah SWT.
II. Upaya Mendapat Ridho Allah SWT
Mengharap ridha Allah adalah desah dzikir setiap orang muslim. Ridha Allah
adalah pakaian seorang mukmin yang melekat pada tubuhnya dalam kondisi apapun
yang menimpa pada dirinya. Sehingga Rasulullah Saw pernah mengajarkan satu doa
6
Page 7
pendek kepada sahabatnya. Allahumma inni a’uudzubika biridhooka min sakhatik.
(Ya Alllah, sesungguhnya aku berlindung kepada Ridha-Mu dari murkaMu).
Para ulama banyak membahas tentang ridha, apakah masuk katagori sunnah
atau wajib. Syaikhul Islam Ibnu Taimuyah rahimullah mengambil kesimpulan, bahwa
hukum pokok ridha kepada taqdir adalah wajib, sebab orang yang tidak punya rasa
ridha kepada Allah, agama dan syariat, dan hukum-hukumnya, maka dia sudah jelas
dia bukan seorang muslim. Sedangkan kedudukannya yang tinggi adalah sunnah,
yaitu termasuk amalan orang–orang didekatkan kepada Allah.
Untuk memantapkan diri sekaligus mengharapkan ridha Allah Swt, Rasulullah
Saw sangat menganjurkan untuk berdzikir, di dalam sebuah hadits dari Abu Salmah
r.a khadim Nabi saw, marfu’, sesungguhnya ia berkata., “ Rasulullah Saw bersabda,”
Barangsiapa membaca pada waktu pagi dan pada sore hari, Radhitu billahirabba),
wa bil islami dina(n) wa Muhammadin nabiyyaw wa rasulaa(n). (Aku ridha Allah
sebagai Rab ku, dan Islam sebagai agama-ku, dan Muhammad sebagai Nabi dan
Rasulku) wajiblah Allah meridhai dia (HR Abu Dawud, Turmuzi, Nasai dan al
Hakim).
Zikir ini adalah pernyataan sikap setiap muslim, perlu direnungkan dan
diwujudkan. Renungan yang dapat diperpanjang seakan-akan la-utan tidak bertepi
dan diwujudkan dalam amal setiap denjut jantung dn setiap hirupan nafas sampai
nafas yang terakhir. Mari kita coba merenungan dalam kolom yang singkat ini.
7
Page 8
Ridha Allah mengandung arti ridha mencintaiNya semata, ridha menyembahnya
semata, takut dan berharap kepadanya, merendahkan diri kepadanya, beriman kepada
pengaturan dan menyukainya, bertawakkal dan meminta pertolongan kepadaNya, dan
ridha kepada apa yang telah diperbuatnya, maka inilah yang dimaksud dengan ridha
kepada Allah. Hal ini sesui dengan firman Allah Swt. “Jikalau mereka sungguh-
sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan
berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, “ (Qs At Taubah :59)
Ridha dengan Islam sebagai agama artinya apa saja yang di dalam Islam, baik
berupa hukum perintah dan larangan, maka sesungguhnya kita meridhainya se-cara
kseluruhan, tanpa ada rasa rasa keberatan barang sedikitpun dalam diri kita untuk
menerimanya, melainkan kita pasrah mene-rima nya dengan hal tersebut de-ngan
lengkap. Kita tetap tegar dengan prinsip ini meskipun harus bertentangan dengan
kesenangan pribadi, meskipun sebagian besar manusia menyalahinya, meskipun kita
dalam pengembaraan, dan mes-kipun kita banyak musuh karenanya.
Ridha kepada nabi Muhammad Saw sebagai nabi artinya kita harus beriman
kepadanya, patuh kepadaNya, dan pasrah kepadanya, dan hendaknya beliau Saw
harus kita pentingkan daripada diri anda sendiri. Untuk itu seandainya beliau Saw
masih ada, kemudian ada sebuah anak panah yang melesat mengarah padanya, kita
wajib melindunginya meskipun mengorbankan nyawa kita sendiri. Kita rela mati
membelanya. kita ridha dengan tuntunan dan sunnahnya. Jika ridha kepada sun-
8
Page 9
nahnya, berarti kita tidak mau me-rujuk kepada siapapun, kecuali hanya kepadanya
dan tidak pula meminta keputusan hukum, kecuali hanya kepadanya.
Ridha kepada Allah, ridha kepada Islam dan ridha kepada Nabi Muhammad
merupakan satu kesatu-an yang utuh. Tidaklah mungkin ridha kepada Allah tetapi
tidak berislam dan bernabikan Muhammad seperti laiknya orang Nasrani. Begitu juga
ridha dengan Islam tetapi tidak patuh Allah dan mengangkat nabi lain seperti kaum
Ahmadiyah. Tidaklah mungkin ridha kepada Rasulullah tetapi masih meragukan
perintah dan larangan Allah swt yang termuat di dalam Al Qur’an seperti pemahaman
agama dilingkungan Intelektual yang tergabung Jaring-an Islam Liberal.
Seorang Muslim senantiasa mengharapkan Ridho Allah dalam setiap sepak
terjang aktifitasnya. Sebab ia tahu bahwa hanya dengan memperoleh Ridho Allah
sajalah hidupnya menjadi lurus, terarah dan benar. Seorang Muslim yang mengejar
Ridho Allah berarti menjadi seorang beriman yang ikhlas. Orang yang ikhlas dalam
beramal merupakan orang yang tidak akan sanggup diganggu apalagi dikalahkan oleh
syetan.
Allah menjamin hal ini berdasarkan firmanNya dimana dedengkot syetan saja,
yakni Iblis, mengakui ketidak-berdayaannya menyesatkan hamba-hamba Allah yang
mukhlis.
ض� ر�� األ� ف�ي �ه�م� ل �ن� �ن ي �ز� أل� �ي �ن �ت غ�و�ي
� أ �م�ا ب ب� ر� ق�ال�
9
Page 10
ل�ص�ين� �م�خ� ال �ه�م� م�ن �اد�ك� ع�ب �ال� إ �ج�م�ع�ين� أ �ه�م� �ن غ�و�ي� و�أل�
”Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS Al-Hijr ayat 39-40)
Orang-orang yang telah menjadikan Ridho Allah semata sebagai tujuan
hidupnya tidak mungkin dapat disimpangkan dari jalan yang benar. Mereka tidak
mempan di-iming-imingi dengan kenikmatan apapun di dunia ini. Sebab mereka
sangat yakin bahwa kenikmatan jannah (surga) yang Allah janjikan bagi mereka tidak
bisa disetarakan apalagi dikalahkan oleh kenikmatan duniawi bagaimanapun
bentuknya. Harta, tahta maupun wanita tidak mungkin mereka dahulukan daripada
kenikmatan ukhrawi surgawi yang Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa
sallam sendiri gambarkan sebagai berikut:
ق�ال� �ه� ع�ن �ه� الل ض�ي� ر� ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب� أ ع�ن�
الل�ه ق�ال� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ق�ال�
ت� � أ ر� �ن5 ع�ي ال� م�ا �ح�ين� الص�ال �اد�ي �ع�ب ل �ع�د�د�ت� أ
ر9 �ش� ب ق�ل�ب� ع�ل�ى خ�ط�ر� و�ال� م�ع�ت� س� �ذ�ن5 أ و�ال�
10
Page 11
Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:
Allah berfirman: “Aku telah sediakan untuk hamab-hambaKu yang sholeh apa-apa
yang tidak pernah mata memandangnya, dan tidak pernah telinga mendengarnya dan
tidak pernah terbersit di dalam hati manusia.” ( HR Bukhary)
Hamba-hamba Allah yang mukhlis kebal terhadap berbagai ancaman manusia
berupa siksa dan penderitaan duniawi apapun, karena bagi mereka tidak ada yang
lebih menakutkan daripada ancaman Allah berupa siksa dan penderitaan hakiki di
dalam neraka akhirat kelak. Mereka memiliki sikap seperti sikap para tukang sihir
Fir’aun yang semula loyal kepada penguasa zalim tersebut, namun setelah
menyaksikan betapa unggulnya kekuatan Allah lewat performa NabiNya Musa, maka
akhirnya mereka bertaubat. Mereka selanjutnya meninggalkan (baca: baro’ alias
berlepas diri dari) Fir’aun dan tidak menghiraukan ancamannya bagaimanapun
bentuknya:
�ق�ط�ع�ن� أل� �م�ون� �ع�ل ت و�ف� ف�ل�س� ح�ر� الس� �م� �م�ك ع�ل �ذ�ي ال �م� ك �ير� �ب �ك ل �ه� �ن إ �م� �ك ل �ذ�ن� آ �ن� أ �ل� ق�ب �ه� ل �م� �ت �م�ن آ ق�ال�
�ط�م�ع� ن �ا �ن إ �ون� �ب �ق�ل م�ن �ا �ن ب ر� �ل�ى إ �ا �ن إ �ر� ض�ي ال� �وا ق�ال �ج�م�ع�ين� أ �م� �ك �ن �ب ص�ل� و�أل� ف9 خ�ال� م�ن� �م� �ك ل ج� ر�
� و�أ �م� �ك �د�ي �ي أ
�ين� �م�ؤ�م�ن ال و�ل�� أ �ا �ن ك �ن� أ �ا �ان خ�ط�اي �ا Nن ب ر� �ا �ن ل �غ�ف�ر� ي �ن� أ
”Fir`aun berkata: "Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku
memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang
mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui
(akibat perbuatanmu); sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu
11
Page 12
dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya". Mereka berkata: "Tidak
ada kemudharatan (bagi kami); sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan
kami, sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni
kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman". (QS
Asy-Syuara ayat 49-51)
Orang-orang yang sibuk menggapai Ridho Allah semata dalam hidupnya sangat
meyakini bahwa hanya Allah sajalah yang patut di jadikan prioritas utama kecintaan,
kepatuhan dan rasa takut. Mereka berusaha untuk selalu mendahulukan Allah dalam
setiap gerak-gerik hidupnya. Mereka sangat benci menyekutukan atau menduakan
apalagi men-tigakan Allah, Rabbul’aalamiin. Sebab mereka sangat yakin bahwa
Allah sajalah Raja di langit dan Raja di bumi. Sehingga dalam menyerahkan
kecintaan, kepatuhan atau rasa takut kepada selain Allah mereka tidak akan pernah
mau menyetarakan apalagi mendahulukan selain Allah. Sikap mereka kepada para
pemimpin dan pembesar dunia adalah sikap yang sangat proporsional. Mereka hanya
mau mentaati pemimpin yang senantiasa mengajak kepada meraih Ridho Allah juga.
Namun bila pemimpin yang ada malah mengalihkan mereka dari mengejar Ridho
Allah, maka bagi orang-orang mukhlis Ridho Allah jauh lebih utama didahulukan.
Kaum mukhlisin hanya meyakini bahwa jalan hidup yang sepatutnya dilalui
hanyalah jalan hidup yang mendatangkan keridhoan Allah. Sedangkan Allah telah
menegaskan bahwa hanya Islam-lah jalan hidup atau dien yang diridhaiNya.
12
Page 13
م� ال� �س� اإل� �ه� الل �د� ن ع� الد�ين� �ن� إ
”Sesungguhnya dien atau agama atau jalan hidup (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam.” (QS Ali Imran ayat 19)
Sedemikian yakinnya kaum mukhlisin akan kebenaran pernyataan Allah di atas,
sehingga di dalam hati mereka tidak tersisa lagi cadangan kepercayaan akan jalan
hidup lainnya. Sebab semua jalan hidup lainnya bukan dari Allah yang mereka
senantiasa kejar keridhaanNya. Jalan hidup lainnya hanyalah jalan hidup palsu
bikinan manusia yang seringkali dihiasi dengan nafsu dan sikap zalim serta
keterbatasan ilmu alias jahil atau bodoh. Orang-orang mukhlis tidak lagi menyisakan
di dalam diri mereka kepercayaan akan Liberalisme, Pluralisme, Sekularisme,
Kapitalisme, Sosialisme, Komunsime, Humanisme, Hedonisme apalagi Demokrasi.
Semua jalan hidup itu bagi mereka tidak menjamin akan mendatangkan keridhoan
Alllah. Padahal mereka sudah sangat yakin bahwa hidup tanpa keridhoan Allah
adalah kehidupan yang merugi dan penuh ke-sia-siaan.
Kaum mukhlisin hanya meyakini bahwa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa
sallam merupakan satu-satunya teladan dan prototype sempurna yang wajib
diteladani segenap sepakterjang perjuangannya. Bilamana menempuh
jalan uswah tersebut berakibat kepada munculnya kehidupan yang penuh kesulitan
13
Page 14
dan jalan mendaki, maka mereka dengan rela hati akan menempuhnya. Bila karena
meneladani Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.
Mereka harus mengalami pengucilan dan stigma negatif dari kebanyakan
manusia, maka mereka dengan sabar terus menempuhnya. Tidak sedikitpun rayuan
dan iming-iming maupun ancaman dan black campaign fihak musuh dapat
menyimpangkan mereka dari jalan hidup teladan utama ini. Karena
kaummukhlisin sangat yakin bahwa menegakkan sunnah Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam merupakan satu-satunya jalan untuk meraih keridhoan Allah.
�ة5 ن ح�س� و�ة5 س�� أ �ه� الل س�ول� ر� ف�ي �م� �ك ل �ان� ك �ق�د� ل
ا Uير� �ث ك �ه� الل �ر� و�ذ�ك �خ�ر� اآل� �و�م� �ي و�ال �ه� الل ج�و �ر� ي �ان� ك �م�ن� ل
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzab ayat
21”
Sedangkan meninggalkan sunnah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam hanya akan
mengantarkan mereka kepada kesenangan sementara dunia namun mengakibatkan
penderitaan abadi dan hakiki di dalam kehidupan akhirat kelak nanti. Apalah artinya
”seolah berjaya” sebentar di dunia untuk kemudian merugi dan menyesal selamanya
14
Page 15
di akhirat. Lebih baik bersabar sebentar di dunia untuk menikmati kesenangan dan
kebahagiaan sejati lagi abadi di kampung halaman jannatun-na’iim.
Maka para pemburu Ridho Allah setiap hari senantiasa memperbaharui
komitmen mereka dengan mengikrarkan di dalam dirinya kalimat “Aku ridha Allah
sebagai Rabb dan Al-Islam sebagai dien (jalan hidup) dan Muhammad shollallahu
’alaih wa sallam sebagai Nabi”. Pengulangan ikrar harian ini menjadi sangat penting
sebab ia merupakan salah satu jalan untuk memastikan bahwa Ridho Allah menyertai
mereka ketika sudah berjumpa Allah di hari Kiamat atau hari Berbangkit.
Demikianlah anjuran Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam kepada
ummatnya sebagaimana diterangkan di bawah ini:
�م�س�ي ي و�ح�ين� �ح� �ص�ب ي ح�ين� �ق�ول� ي 9 �م ل م�س� �د9 ع�ب م�ن� م�ا �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ق�ال�
ح�قYا �ان� ك �ال� إ Yا �ي �ب ن �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �م�ح�م�د9 و�ب Uا د�ين � م ال� �س� �اإل� و�ب Yا ب ر� �ه� �الل ب ض�يت� ر� ات9 م�ر� ث� �ال� ث
�ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �ه� ض�ي �ر� ي �ن� أ �ه� الل ع�ل�ى
Bersabda Rasulullah saw: “Tidak ada seorang Muslim yang membaca di pagi hari
dan di sore hari sebanyak tiga kali “Aku ridha Allah sebagai Rabb dan Al-Islam
sebagai dien (jalan hidup) dan Muhammad sebagai Nabi”, kecuali Allah pasti
meridhainya pada hari Kiamat.” (HR Ahmad)
�ق�ول� ي �د9 ع�ب و�� أ ان9 �س� �ن إ و�
� أ 9 �م ل م�س� م�ن� م�ا ق�ال� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي� �ب الن ع�ن�
Yا �ي �ب ن �م�ح�م�د9 و�ب Uا د�ين � م ال� �س� �اإل� و�ب Yا ب ر� �ه� �الل ب ض�يت� ر� �ح� �ص�ب ي و�ح�ين� �م�س�ي ي ح�ين�
15
Page 16
�ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �ه� ض�ي �ر� ي �ن� أ �ه� الل ع�ل�ى ح�قYا �ان� ك �ال� إ
Bersabda Rasulullah saw: “Tidak ada seorang Muslim atau seorang manusia atau
hamba yang membaca di sore hari dan di pagi hari: “Aku ridha Allah sebagai Rabb
dan Al-Islam sebagai dien (jalan hidup) dan Muhammad sebagai Nabi”, kecuali
Allah pasti meridhainya pada hari Kiamat.” (HR Ibnu Majah).
Cara meraih cinta Allah SWT
Mari kita cermati ayat di bawah:
"Katakanlah (ya Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosamu." (Ali Imran:31).
Dari ayat tersebut kita ketahui bahwa bukti kecintaan kita kepada Allah SWT
yaitu dengan mengikuti Rasulullah Saw. Ini bermakna mematuhi dan menaati segala
perintah dan larangan yang telah dicontohkan olehnya. Meski terdengar mudah,
tentunya tidaklah mudah. Tapi semua itu bisa dilatih dengan komitmen yang tinggi
hingga akhirnya menjadi pembiasaan. Paksakan diri untuk selalu melaksanakan
amalan-amalan yang disenangi Allah dan rasul-Nya.
Untuk melatih diri ada beberapa hal yang perlu disiapkan, yaitu:
1) Ada tekad
16
Page 17
Untuk menjadi hamba yang dicintai Allah mestilah disertai degan tekad yang
kuat. Tanpa adanya tekad dan kemauan yang kuat mustahil kita bisa meraih
keutamaan tersebut.
2) Ada target
Usahakan membuat To Do List setiap hari. Daftarkan amal-amal yang dicintai
Allah, lalu targetkan untuk mengamalkannya setiap hari di sela-sela aktivitas
harian lainnya yang disesuaikan dengan kemampuan diri.
3) Ada sarana pendukung
Sarana pendukung bisa berupa buku-buku agama dan inspiratif, berteman atau
berada dalam jamaah yang punya motivasi dan tujuan yang sama.
4) Ada kesungguhan
Bersungguh-sungguh hingga segala rintangan seperti rasa malas dapat diatasi.
5) Maksimal
Sempurnakan setiap kali beramal. Jangan setengah-setengah.
6) Iringi dengan doa
Agar mendapat pertologan dari Allah SWT untuk menjadi hamba yang
dicintai-Nya.
17
Page 18
Cara Agar Dicintai Allah
" Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertakwa, orang yang kaya, dan orang
yang tidak pamer." (HR. Muslim)
Setiap kita pasti menginginkan dicintai oleh Allah. Karena, jika Allah mencintai
kita, maka kebahagiaan di dunia dan di akhirat akan kita raih. Pertanyaannya,
bagaimanakah caranya agar kita bisa dicintai oleh Allah? Jika kita merujuk kepada
hadits Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan diatas, maka ada 3 cara agar
bisa dicintai Allah.
Pertama, menjadi orang yang bertakwa, Ali bin Abi Thalib memberikan batasan
ciri-ciri orang yang bertakwa:
1) Merasa takut kepada Allah. Takut kepada Allah berbeda dengan ketakutan
kita kepada makhluk, jika kita takut kepada harimau maka kita akan
menjauhinya. Namun, jika kita takut kepada Allah maka kita harus
mendekati-Nya dengan senantiasa meningkatkan kualitas ketaatan dan
menjauhi kemaksiatan. Efek positif dari rasa takut ini, maka akan muncul
sikap hati-hati dalam berbuat, sehingga perbuatan kita tidak akan seenaknya,
namun akan penuh pertimbangan.
2) Tadabbur Al-Quran. Tadabbur artinya membaca Al-Quran disertai dengan
memahami isinya. Al-Quran berisi pedoman dan petunjuk hidup, maka agar
18
Page 19
hidup ini selaras dan sesuai dengan kehendak Allah, salah satu caranya
adalah dengan mengikuti petunjuk dari Al-Quran.
3) Qanaah dalam hidup. Qanaah artinya merasa cukup dengan nikmat
diberikan Allah. Sehingga hidup penuh dengan rasa syukur. Qanaah bukan
berarti pasif, tapi aktif dalam berikhtiar, fokus dan bersungguh-sungguh
dalam beramal, namun untuk hasil sepenuhnya diserahkan kapada Allah.
4) Bersiap-siap menghadapi kematian. Orang yang bertakwa senantiasa ingat
mati, sehingga hidupnya menjadi produktif dalam beramal sebagai bekal
kepulangannya. Tiada waktu untuk leha-leha dan bermalas-malasan, karena
dia tahu bahwa maut pasti akan datang sewaktu-waktu. Baginya, waktu
adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan untuk
memperbanyak amal ibadah. Rasulullah SAW bersabda
"Pergunakan lima perkara sebelum datang lima perkara lagi : Hidupmu sebelum
matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, mudamu
sebelum tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu." (HR. Baihaqi dari Ibnu Abbas).
Kedua, menjadi orang yang kaya. Menurut Rasulullah SAW bahwa orang yang
kaya akan dicintai oleh Allah. Namun, yang dimaksud kaya disini adalah kaya hati
dan bukanlah kaya dengan materi dunia. Rasulullah SAW bersabda,
"Bukanlah orang yang kaya itu dengan banyaknya harta, namun orang kaya itu adalah
kaya jiwa / hati." (HR. Bukhari).
19
Page 20
Orang yang kaya hati, maka hidupnya akan lapang dan tidak merasa sempit,
meskipun hidupnya sederhana. Harta dunia tidak menjamin akan ketenangan dan
kebahagian hidup, bahkan boleh jadi menjadi penyebab kegelisahan dalam hidup jika
didapatkan dengan cara yang tidak halal sehingga tidak ada keberkahan dalam
hartanya bahkan akan menjauhkan diri dari Allah. Na’udzubillah min dzalik.
Ketiga, hidup tidak pamer alias ikhlas. Orang yang dicintai Allah akan beramal
hanya untuk yang dicintainya, bukan untuk makhluk yang fana’. Beramal bukan
untuk dipuji, dihormati, dan dihargai oleh selain Allah. Namun, semua itu dia
kerjakan untuk Allah semata. Syaikh Muhammad Salim bin ‘Id Al-Hilali dalam
kitabnya "Bahjatun-Nazhirin (Syarh Riyadhush-shalihin)" menyebutkan, ada dua
syarat sahnya suatu diterima, yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunah Rasulullah. Ikhlas
yaitu beramal hanya mengharap keridlaan Allah. Allah SWT berfirman,
"Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah
agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5).
Sedangkan, sesuai dengan sunah yaitu jika amal itu harus sesuai dengan contoh
Rasul (tidak seenaknya apalagi ngarang sendiri). Dua syarat ini termasuk perkara
yang mutawaliat, yakni perkara yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu
20
Page 21
dengan yang lainnya. Dengan demikian amal itu tidak cukup hanya ikhlas tapi juga
harus sesuai dengan contoh Rasul dan begitupun sebaliknya.
Inilah di antara upaya kita agar bisa meraih cinta Allah dengan terus berupaya
agar bisa menjadi pribadi takwa, kaya akan jiwa/hati, dan ikhlas dalam beramal.
Semoga Allah memberkahi dan meridlai ikhtiar kita ini. Amin. Wallahu a’lam
bishshawwab.
Beberapa amalan yang dapat melebur dosa dan mendapat ridho Allah, yang
kesemuanya bersumber dari hadist-hadist yang shahih. Kita bermohon kepada Allah
yang maha hidup, yang tiada tuhan yang haq selain Dia, untuk menerima segala
amalan kita. Sesungguhnya ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
1) Taubat
“Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah
akan mengampuninya” HR. Muslim, No. 2703. ” Sesungguhnya Allah Azza wa
jalla menerima taubat seorang hamba seluruh ruh belum sampai ke
ketenggorokan”.
2) Keluar Untuk Menuntut Ilmu
“Barangsiapa enempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah
memudahkan baginya debgan (ilmu) itu jalan menuju surga” HR.Muslim
No.2699.
21
Page 22
3) Senantiasa Mengingat Allah SWT
“Inginkah kalian aku tunjukkan kepada amalan-amalan yang terbaik, tersuci
disisi Allah, tertinggi dalam tingkatan derajat, lebih utama daripada
mendermakan emas dan perak, dan lebih baik daripada menghadapi musuh lalu
kalian tebas batang lehernya, dan merekapun menebas batang leher kalian.
Mereka berkata:”Tentu”, lalu beliau bersabda: (Zikir kepada Allah Ta’ala)” HR
At Turmidzi No.3347.
4) Berbuat yang ma’ruf dan menunjukkan jalan kebaikan
“Setiap yang ma’ruf adalah shadaqah, dan orang yang menunjukkan jalan
kepada kebaikan (akan mendapat pahala) seperti pelakunya “ HR.Bukhari Juz
X/No.374 dan Muslim No 1005.
5) Berda’wah di jalan Allah
“Barangsiapa mengajak kebaikan (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan),
maka baginya pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala
mereka sedikitpun” HR Muslim No.2674.
6) Mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar
“Barangsiapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia
mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika ia tak mampu maka dengan
22
Page 23
lisannya, jika ia tidak mampu (pula) maka dengan hatinya dan itu adalah
selemah-lemahnya iman” HR Muslim No 804.
7) Membaca Al Qur’an
“Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya ia akan datag pada hari kiamat untuk
memberikan syafa’at kepada pembacanya” HR.Muslim No 49.
8) Mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan
mengajarkannya” HR Bukhari, Juz IX/No 66.
9) Menyebarkan salam
“Kalian tak akan masuk surge sehingga beriman, dan tidaklah kalian beriman
(sempurna) sehingga berkasih sayang. Maukah aku tunjukkan suatu amalan
yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan kasih saying siantara kalian?
(yaitu) sebarkanlah salam” HR Muslim No 54.
10) Mencintai karena Allah
23
Page 24
“Sesungguhnya allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat: (Di manakah orang-
orang yang mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini aku akan menaunginya
dalam naungan –Ku pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku} HR
Muslim No 2566.
11) Membesuk orang sakit
“Tiada orang muslimpun membesuk orang muslim yang sedang sakit pada pagi
hari kecuali ada 70.000 malaikat bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan
apabila ia menjenguk pada sore harinya mereka akan bersholawat kepadanya
hingga pagi hari, dan akan diberikan kepadanya sebuah taman di surga” HR.
Tirmidzi No 969.
12) Membantu melunasi hutang
“Barangsiapa meringankan beban orang yang dalam kesulitan maka Allah akan
meringankan bebannya di dunia dan di akhirat” HR Muslim , No 2699.
13) Menutup aib orang lain
“tidaklah seorang hamba menutup aib hamba yang lain di dunia kecuali Allah
akan menutup aibnya di hari kiamat” HR Muslim No 2590.
24
Page 25
14) Menyambung tali silaturahmi
“Silaturahmi itu tergantung di Arsy (singgasana Allah) seraya
berkata:”Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung
hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskan maka Allah akan
memutuskan hubungan dengannya”. HR Bukhari, Juz X/No.423 dan HR
Muslim No 2555.
15)Berakhlak yang baik
“Rasulullah SAW ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan
manusia ke dalam surge, maka beliau menjawab;” Bertakwa kepada Allah dan
berbudi pekerti baik” HR Tirmidzi No 2003.
16) Jujur
“Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran itu menunjukkan kepda
kebaikan, dan kebaikan menunjukkan jalan menuju surge” HR Bukhari Juz
X/No 423 dan HR Muslim No 2607.
17) Menahan marah
“Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu menampakkannya maka kelak
pada hari kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk dan
menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai” HR Tirmidzi No 2022.
25
Page 26
18) Membaca doa penutup majlis
“Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis dan banyak terjadi di dalamnya
kegaduhan lalu sebelum berdiri dari duduknya ia membaca doa (maha suci
engkau ya Allah dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah
(Tuhan) yang berhak disembah kecuali engkau, aku memohon ampun dan
bertaubat kepada-Mu) melainkan ia akan diampuni dari dosa-dosanya selama ia
berada di maslis tersebut” HR Tirmidzi, Juz III/N0 153.
19) Sabar
“Tidaklah suatu musibah menimpa seorag muslim baik berupa malapetaka,
kegundahan, rasa letih, kesedihan, rasa sakit, kesusahan sampai-sampai duri
yang menusuknya kecuali Allah akan melebur dengannya kesalahan-
kesalahannya” HR Bukhari, Juz X/No 91.
20) Berbakti kepada kedua orang tua
“Sangat celaka, sangat celaka, sangat celaka! Kemudian ditanyakan: Siapa ya
Rasulullah? Beliau bersabda: (Barangsiapa yang mendapati kedua orang tuanya
atau salah satunya di masa lanjut usia kemudian ia tidak bisa masuk surge) HR.
Muslim No 2251.
26
Page 28
KESIMPULAN
Ridha secara bahasa menerima dengan suka hati, secara istilah diartikan sikap
menerima atas pemberian dan anugerah yang diberikan oleh Allah dengan di iringi
sikap menerima ketentuan syariat Islam secara ikhlas dan penuh ketaatan, serta
menjauhi dari perbuatan buruk (maksiyat), baik lahir ataupun bathin.
Tingkatan ridha terdiri dari beberapa tingkat yaitu : Ridhâ al-muhsinîn ; Ridhâ
al-Syuhadâi ; Ridhâ al-shiddîqîna ; Ridhâ al-muqarrabîn. Seorang Muslim senantiasa
mengharapkan Ridho Allah dalam setiap sepak terjang aktifitasnya. Sebab ia tahu
bahwa hanya dengan memperoleh Ridho Allah sajalah hidupnya menjadi lurus,
terarah dan benar. Seorang Muslim yang mengejar Ridho Allah berarti menjadi
seorang beriman yang ikhlas. Orang yang ikhlas dalam beramal merupakan orang
yang tidak akan sanggup diganggu apalagi dikalahkan oleh syetan.
Untuk melatih diri ada beberapa hal yang perlu disiapkan, yaitu: Ada tekad,
Ada target, Ada sarana pendukung, Ada kesungguhan, Maksimal, Iringi dengan doa.
Cara Agar Dicintai Allah yaitu : Pertama, menjadi orang yang bertakwa; Kedua,
menjadi orang yang kaya; Ketiga, hidup tidak pamer alias ikhlas.
Beberapa amalan yang dapat melebur dosa dan mendapat ridho Allah, yang
kesemuanya bersumber dari hadist-hadist yang shahih yaitu : Taubat, Keluar Untuk
Menuntut Ilmu, Senantiasa Mengingat Allah SWT, Berbuat yang ma’ruf dan
menunjukkan jalan kebaikan, Berda’wah di jalan Allah, Mengajak yang ma’ruf dan
28
Page 29
mencegah yang mungkar, Membaca Al Qur’an, Mempelajari Al Qur’an dan
mengajarkannya, Menyebarkan salam, Mencintai karena Allah, Membesuk orang
sakit, Membantu melunasi hutang, Menutup aib orang lain, Menyambung tali
silaturahmi, Berakhlak yang baik, Jujur, Menahan marah, Membaca doa penutup
majlis, Sabar, Berbakti kepada kedua orang tua
29
Page 30
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an
http://jajaka-aja.blogspot.com/2012/01/materi-aqidah-akhlak-tentang-adil-rida.html
http://rijalulfickry.blogspot.co.id/2012/08/bagaimana-mencari-ridho-allah-swt.html
http://lulukbsdoadansholawat.blogspot.co.id/2012/04/menggapai-ridho-allah-swt.html
https://bening1.wordpress.com/2008/03/13/ridho-allah/
http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-untuk-memperoleh-
ridho-allah.htm#.VlcqKPZS3IU
30