UPAYA ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR PERTANIAN MELALUI KALENDER TANAM TERPADU SOSIALISASI STRATEGI INDUK PEMBANGUNAN PERTANIAN (SIIP) 2013-2045 DAN STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Medan, 13 Nopember 2013 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013
51
Embed
Upaya Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian Melalui Kalender Tanam Terpadu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
SEKTOR PERTANIAN MELALUI
KALENDER TANAM TERPADU
SOSIALISASI STRATEGI INDUK PEMBANGUNAN PERTANIAN (SIIP) 2013-2045 DAN STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
Medan, 13 Nopember 2013
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2013
Outline
1. Iklim Indonesia, Variabilitas dan Perubahan Iklim
2. Prakiraan MH 2013/2014 BMKG
3. Indikasi Potensi Kekeringan pada Awal MH 2013/2014
4. Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu MT I (MH) 2013/2014
5. Diseminasi dan Monitoring Katam Terpadu
6. Info Katam BPP
7. Teknologi Adaptasi Perubahan Iklim
3
1. PERUBAHAN IKLIM, VARIABILITAS DAN ADAPTASINYA
FAKTOR PENGENDALI IKLIM INDONESIA
ASIA
AUSTRALIA
INDIAN
OCEAN
PACIFIC
OCEAN
Equator
• Ekuator daerah pertemuan antar tropik (ITCZ)
Tingkat keawanan tinggi
• Posisi silang antara 2 benua dan 2 samudera
Monsun Asia Tenggara dan Australia
• 75% laut/lautan & 25% daratan
Iklim Maritim
Memiliki garis pantai yang sangat panjang
• Interaksi berbagai faktor pengendali
• Hangat, basah • Banyak pola curah hujan • Ketidakmenentuan yg
tinggi dalam prediksi
FAKTOR PENGENDALI IKLIM INDONESIA
VARIABILITAS DAN PERUBAHAN IKLIM
6 BALITKLIMAT BOGOR
2
1
1
2 = Perubahan kecenderungan
= Variabilitas Iklim
kerap jarang
3
3 = Perubahan frekwensi
4
4 = Anomali
KARAKTERISTIK VARIABILITAS DAN PERUBAHAN IKLIM
• Tanda-tanda di tingkat lokal:
Meningkatnya suhu udara Perubahan pola curah hujan Peningkatan permukaan air laut Peningkatan frekwensi kejadian ekstrim
• Kondisi iklim yang tidak lagi teratur
• Kearifan lokal dan tanda-tanda alam (pranata mangsa) sulit bahkan tidak lagi dapat digunakan oleh masyarakat.
DAMPAK VARIABILITAS/PERUBAHAN IKLIM TERHADAP TANAMAN
PENINGKATAN
SUHU
KEJADIAN IKLIM
EKSTRIM
KENAIKAN MUKA
AIR LAUT
PERUBAHAN
POLA HUJAN
BANJIR
KEKERINGAN
SALINITAS
KEMASAMAN
PERGESERAN TANAM
UDARA PANAS
FROST
Tanaman Pangan
Tanaman Sayur, Tanaman
Hias, biofarmaka
Tanaman Perkebunan
(daun, saripati, serat)
tebu, teh, kopi, dll
Tanaman Buah
Tanaman Getah/Karet
PENURUNAN LUAS
TANAM
PROSES ADAPTASI
Basis Data Cuaca/Iklim
Interpretasi Hasil Prediksi
Cuaca/Iklim
Informasi
Pendukung
Implementasi Adaptasi:
•Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu
•Sistem Peringatan Dini OPT
•Delineasi Wilayah Rawan Banjir dan Kekeringan
•Pemilihan Varitas Unggul Adaptif
•Teknologi Pengelolaan Air
Pengamatan Cuaca
Prediksi Cuaca/Iklim
• Kemampuan prediksi • Kemampuan interpretasi • Ketersediaan teknologi • Ketersediaan informasi • Akses informasi • Sosialisasi informasi dan
teknologi • Kompetensi penyuluh dan
petani • Pengetahuan bertani
Siapa melakukan Apa?
1. Sistem Informasi Iklim Pertanian
2. Teknologi Prediksi Curah Hujan
7. Teknologi Irigasi: Tetes, Semprot Kipas, Parit, Macak-macak, Berselang
6. Teknologi Panen Hujan dan Aliran Permukaan: Embung, Dam Parit
5. Teknologi Identifikasi Potensi Ketersediaan Air: Air Tanah, Air Permukaan
3. Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu
4. Sistem Informasi OPT
TEKNOLOGI UNGGULAN ADAPTIF
8. Varitas Unggul Adaptif
9. Food Smart Village
2. PRAKIRAAN MH 2013/2014 BMKG
“Awal” Musim Hujan 2013/14 di sebagian besar daerah diprakirakan paling banyak pada bulan Sep, Okt, dan Nov 2013, yaitu sebanyak 289 ZOM (84.6%). Paling awal pada bulan Juli 2013 sebanyak 3 ZOM, dan Paling akhir pada bulan Mei 2014 sebanyak 1 ZOM.
Prediksi Awal Musim pada MH 2013/2014
Prediksi Pergeseran Awal Musim pada MH 2013/2014
Dibandingkan dengan rata-rata awal musim hujan (1981-2010), sebagian besar daerah diprakirakan MAJU sebanyak 194 ZOM (56.7%). Sedangkan 104 ZOM (30.4%) SAMA dan 44ZOM (12.9%) MUNDUR dari rata-rata normalnya
Prediksi Sifat Hujan pada MH 2013/2014
“Sifat Hujan” Musim hujan 2013/14, sebagian besar daerah diprakirakan NORMAL, yaitu sebanyak 192 ZOM (56.1%) dan ATAS NORMAL sebanyak 128 ZOM (37.4%) serta BAWAH NORMAL sebanyak 22 ZOM (6.4%).
Estimasi Sebaran Sifat Hujan di Lahan Sawah pada MT I (MH) 2013/2014
3. INDIKASI POTENSI KEKERINGAN PADA AWAL MH 2013/2014
INDIKASI ANCAMAN KEKERINGAN
1) Rekaman data BMKG sampai 20 Oktober 2013 menggambarkan
bahwa di beberapa wilayah, terutama Jabar bagian timur, sebagian
Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, dan Sulsel sudah mengalami
hampir 60 hari tidak hujan berturut-turut.
2) Merujuk pada prediksi BMKG saat ini bahwa pada bulan
September 2013 diprediksi terjadi penurunan curah hujan terutama
di sekitar Jawa, Bali dan Nusa tenggara, maka informasi tersebut
menggambarkan bahwa pada September 2013 diprediksi bisa
mendekati 90 hari atau lebih tidak hujan berturut-turut.
3) Hal ini berpotensi menjadi ancaman kekeringan pada lahan
sawah, terutama bagi lahan sawah yang melakukan tanam pada
bulan Juli 2013.
HASIL PREDIKSI CH DI SENTRA PERTANIAN
PEMANTAUAN HARI TIDAK HUJAN BERTURUT-TURUT (Updated 20 Oktober 2013)
PEMANTAUAN HARI TIDAK HUJAN BERTURUT-TURUT (Updated 20 Oktober 2013)
PREDIKSI KAWASAN RAWAN KEKERINGAN DAN LANGKAH ANTISIPASINYA HINGGA OKTOBER 2013
NO. TOLOK UKUR URAIAN
1. Pendekatan Analisis • Memperhatikan tingkat kekeringan sebelumnya (berdasarkan hasil
pemantauan jumlah hari tidak hujan berturut-turut).
• Prediksi tingkat kekeringan berikutnya.
2. Hasil Analisis:
Informasi Wilayah
Rawan Kekeringan
Jateng: Jateng bagian timur (Rembang, Klaten), Pantura Jateng (Tegal),