Pemaknaan logo tim sepakbola Liverpool I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi secara garis, suatu proses yang memiliki unsur – unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (pembuat pesan) dan komunikan (penerima pesan). Porses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Dalam komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling] pengertian antara kedua belah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. SejarahSepak Bola Inggris Mendengar nama Arsenal, Aston Villa, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Newcastle United, tentulah sudah tidak asing lagi bagi telinga orang kebanyakan, belum lagi para supporter atau maniak bola. Memang sederatan nama tadi adalah nama klub sepakbola yang popular dari daratan Inggris. Untuk menambah wawasan tentang sepakbola Inggris maka berikut ini ulasan mengenai Sejarah Liga Sepak Bola Inggris. Pada tahun 100 - 500 masehi beberapa komunitas orang Romawi menyebarkan permainan harpastrum ke wilayah Eropa.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pemaknaan logo tim sepakbola Liverpool
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Komunikasi secara garis, suatu proses yang memiliki unsur – unsur
kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara
komunikator (pembuat pesan) dan komunikan (penerima pesan). Porses
komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan dari
pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai
komunikan. Dalam komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling]
pengertian antara kedua belah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
SejarahSepak Bola Inggris
Mendengar nama Arsenal, Aston Villa, Liverpool, Manchester City,
Manchester United, Newcastle United, tentulah sudah tidak asing lagi bagi
telinga orang kebanyakan, belum lagi para supporter atau maniak bola.
Memang sederatan nama tadi adalah nama klub sepakbola yang popular dari
daratan Inggris. Untuk menambah wawasan tentang sepakbola Inggris maka
berikut ini ulasan mengenai Sejarah Liga Sepak Bola Inggris.
Pada tahun 100 - 500 masehi beberapa komunitas orang Romawi
menyebarkan permainan harpastrum ke wilayah Eropa. Hal ini ditandai
dengan kejadian penting yaitu pertandingan antara tentara Inggris yang
berhasil mengalahkan tentara Roma. Catatan sejarah lainnya menunjukkan
bahwa tahun 1100 permainan sepak bola di daratan Inggris dilakukan dengan
brutal dan tanpa aturan yang tertata sehingga pada tahun 1314 Raja Edward
II melarang sepakbola dan larangan ini sampai berlanjut oleh Raja Edward III
pada tahun 1369.
Pada tahun 1500 Italia menemukan calico, lalu tahun 1561 seorang
bernama Richard Mulcaster mengadopsi calcio dari Florence ini dan dijadikan
mata pelajaran di sekolah - sekolah dasar dan menengah di Inggris. Pada
tahun 1572 kembali Ratu Elizabeth I melarang sepakbola kembali, bahkan
mengancam rakyatnya yang memaksa bermain dengan hukuman penjara.
Sekitar dua ratus tahun kemudian, Joseph Strutt (1700 masehi)
menulis buku The Sports and Pastimes of The People England. Buku ini
menjelaskan mengenai aturan sepakbola yang harus terdiri dari dua tim
dengan jumlah pemain masing - masing sama. Kedua tim harus berebut bola
untuk dapat memasukkannya ke gawang lawan. Seorang bernama Mulcaster
mengkampanyekan permainan sepakbola yang tidak brutal. Permainan
bahkan bisa dimainkan oleh perempuan dan anak - anak karena berguna
untuk menambah kekuatan dan kebugaran tubuh.
Konsep dari buku Strutt lalu dijadikan acuan dalam penyusunan
peraturan sepakbola modern dan mampu mendasari lahirnya Football
Association di Inggris pada tanggal 26 Oktober 1863 yang terdiri dari 11 klub
sepakbola. Dari organisasi ini lahir istilah soccer, dari singkatan kata
association. Charles Wreford Brown, mahasiswa Universitas Oxford,
menemukan tak sengaja istilah ini ketika ditanya orang apakah ia seorang
pemain rugbi (rugger), olahraga yang lebih terkenal di sana. Brown
menjawab, “No, I’am soccer.”
Sedangkan istilah football pertama kali disebut dalam larangan-
larangan para raja pada abad 17 dengan sebutan fute-ball, dan kemudian
dipopulerkan pula oleh dramawan Inggris yang terkenal, William
Shakespeare. Permainan ini kemudian menyebar kebeberapa negara jajahan
Inggris dan berkembang pesat pada massa abad modern.
Seolah tidak ada yang membantah bahwa Liga Utama Inggris
merupakan salah satu kompetisi liga yang terbaik dimuka bumi untuk era
sekarang. Tentu bersaing ketat dengan popularitas liga Italia, Spanyol dan
Jerman. Dalam Liga Inggris dihuni oleh pemain - pemain sepakbola kelas
dunia yang dianugrahi talenta dan popularitas, meskipun sebagian besar
bukan berasal dari Inggris asli.
Liga sepakbola Inggris diikuti oleh 20 klub sepakbola terkemuka. Dari
catatan sejarah maka liga ini didirikan pada tahun 1992, saat itu sejumlah klub
sepak bola papan atas memisahkan diri dari liga sepak bola dengan membuat
kontrak yang menguntungkan dengan beberapa stasiun televisi.
Liga Primer Inggris (Premier League, nama lama F.A. Premier League)
oleh khalayak umum juga disebut dengan Barclays Premiership di Britania
Raya dan Barclays English Premier League secara internasional. Liga ini
merupakan kompetisi antara klub sepak bola Inggris yang berada kelas utama
dari sekian struktur liga sepak bola Inggris, sehingga karenanya maka
menjadi kompetisi sepak bola primer di Inggris.
Dari sejumlah 20 klub peserta liga yang berkompetisi di Liga Utama
Inggris maka dalam satu putaran musim kompetisi setiap klub melakukan
pertandingan melawan klub lain sebanyak dua kali pertandingan. Yaitu sekali
di stadion mereka (home base stadium) dan sekali lagi di tempat lawannya
(away).
Dengan jumlah pertandingan sebanyak 38 maka untuk seluruh klub
peserta menghasilkan jumlah total 380 pertandingan. Pada setiap akhir
musim kompetisi, sejumlah tiga klub urutan terbawah akan terkena aturan
degradasi, sedangkan empat klub teratas akan masuk zona kompetisi Liga
Champions untuk memperebutkan Piala Champions.
Untuk tiga klub peringkat teratas masuk langsung, sedangkan klub
urutan ke 4 dan 5 masuk melalui babak pendahuluan (play-off). Untuk klub
rangking ke 5 liga utama akan langsung masuk kompetisi untuk
memperebutkan Piala UEFA. Untuk klub urutan ke 18-20 akan terdegradasi
ke divisi Championship dan posisinya akan digantikan oleh klub peringkat 1
dan 2 dari Divisi Championship yang mendapatkan promosi ke liga primer
Inggris.
Sejarah Liverpool FC
Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds)
adalah sebuah klub sepak bola peserta Liga Utama Inggris. Liverpool adalah
klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota
Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions (dulu Piala
Champions), yang merupakan rekor Inggris. 18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA,
serta, 7 kali juara Piala Liga. Stadion mereka berada di Anfield, yang terletak
sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.
Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang
pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool FC
dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak
dapat memberikan gelar untuk Liverpool FC. Selama 9 tahun Bob Paisley
menjabat sebagai manajer Liverpool FC, beliau memberikan total 21 tropi,
termasuk 3 Piala Champion, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala
Liga secara berturut-turut. Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob
Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris.
Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley
juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan
tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny
Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah
skuat muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan
gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.
Sebagai penerus Bob Paisley yang pensiun di tahun 1983, Joe Fagan
yang pada saat itu berusia 62 tahun, berhasil mempersembahkan treble buat
Liverpool yaitu juara Liga, juara Piala Liga dan juara Piala Champion. Raihan
ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepakbola Inggris yang berhasil
meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi. Sayangnya, catatan
keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di stadion Heysel. Insiden yang
terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool FC dan
Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung
Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola
Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC
dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya
dikurangi menjadi 6 tahun.
Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa
menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali,
termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim
kompetisi 1985/86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan
Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada
saat itu. Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish
kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough.
Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forrest tanggal
15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam
stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar
pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat
kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1
Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun. Akibat
Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali
mengenai faktor keamanan stadion sepakbola di negaranya. Dikenal dengan
sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi
Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion
karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan.
Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang
mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri.
Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough,
'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi
dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 beliau mengumumkan
pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC.
Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepakbola pada saat
itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam
perebutan gelar Liga Inggris. Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish
pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai
Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih
tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme
Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian
dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik
sebagai pemain maupun manajer.
Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel
dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan
yang mendalam bagi Liverpool Football Club. Kedatangan Graeme Souness
pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa
memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer
pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit
membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu.
Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah
ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi
jantung kepada koran The Sun. Seperti diketahui bahwa masyarakat di
Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan Liverpudlian
mengenai tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994 Graeme Souness
akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir
dari Piala Liga dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer
Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen hasil
terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara
Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak
lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie
Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang
sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim
1994/95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil
menjuarai Piala Liga dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-
1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu
'pass and move'. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa
ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para
pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut 'Spice
Boys'. Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve
McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans
muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol
dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998/99 Liverpool FC menarik pelatih asal
Prancis Gerard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai 'joint
manager'. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga, Piala FA,
Piala UEFA, Piala Charity Shield dan Piala Super UEFA. Keberhasilan ini
memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar
juara Liga Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003
Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga dan menduduki peringkat ke 4 pada
musim 1993/94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions.
Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik
bertahan yang diterapkan Gerard Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk
meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik
sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004 Gerard
Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.
Rafael Benitez datang ke Liverpool FC setelah berhasil membawa
Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan
Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi
setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga Champions
untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat
sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan AC Milan setelah
tertinggal 0-3 di babak pertama. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard,
Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke
babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek
menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko.
Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan
kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke
klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool
FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa
dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskow dengan skor 3-1.
Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael
Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool
FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, MU 1-0, Birmingham City 7-0
dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC
berhasil mengalahkan West Ham United dengan Steven Gerrard sebagai Man
Of The Match.
Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan
tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang
fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan
dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun
selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan
fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan
pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya
Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA.
Setelah memenangi Piala Community Shield tahun 2006 dan berhasil
mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi
musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar
yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny
Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009.
Akhirnya Rafael Benitez berhaenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan
oleh Roy Hodgson.
Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2
kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli
oleh George Gillett and Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC
di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.
1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool FC selama tiga tahun.
Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa
menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk bertemu dengan
para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi
di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang
dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan
klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi
suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali
musim 2010/11 dengan sangat buruk. Sampai pertengahan bulan Oktober
Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II
Northampton Town. Tepatnya 8 Januari 2011 'King' Kenny Dalglish resmi
menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya.
Lambang
Menurut KBBI :
Lambang adalah sesuatu seperti tanda untuk menyatakan suatu hal yang
mengandung maksud tertentu.
Lambang adalah tanda yang dipakai untuk menyampaikan pesan dalam
proses komunikasi.
Lambang komunikasi adalah tanda-tanda yang dipakai untuk menyampaikan
pesan di dalam proses komunikasi.
Jenis – Jenis lambing :
- Lambang gerak adalah lambang yang menggunakan gerakan anggota
badan.
- Lambang suara adalah lambang yang menggunakan pendengaran
(telinga)
- Lambang warna adalah lambang yang menggunakan warna-warna
- Lambang gambar adalah lambang yang menggunakan gambar-gambar
- Lambang bahasa adalah lambang yang menggunakan baik lisan maupun
tulisan.
- Lambang huruf adalah lambang yang menggunakan huruf
- Lambang angka adalah lambang yang menggunakan angka-angka
Lambang-lambang tersebut adalah tanda penyampaian isi pernyataan
yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia dengan
menggunakan lambang-lambang tersebut maka lawan bicara atau komunikasi
akan mengerti maksud dari hasil kerja akal dan budi komunikator.
Disamping lambang komunikasi umum juga terdapat lambang
komunikasi khusus yang juga akan digunakan dalam situasi dan kondisi yang
khusus juga. Misalkan dalam suatu produksi film lambang komunikasi khusus
yang biasa digunakan adalah tata rias, tata cahaya, dekorasi dan lain-lain
yang digunakan lambang tersebut pasti mengandung pesan tertentu.
Contohnya : jika tata cahaya disetting redup berarti film itu menyampaikan
bahwa suasana dalam durasi film sedang temaram,sedih,atau mencekam.
Contoh penggunaan lambang komunikasi khusus lainnya bias diambil dilihat
ketika kita berkendara dijalan raya. Disana terlihat banyak papan rambu-
rambu lalu lintas yang berbeda-beda. Setiap gambarnya menunjukkan arti isi
pernyataan yang berbeda-beda juga.
Logo
Kata Logo berasal dari bahasa Yunani Logos, yang berarti kata,
pikiran, pembicaraan & akal budi. Logo sebenarnya merupakan penyingkatan
dari Logotype, namun kini istilah logo lah yang lebih populer. Tidak ada
keseragaman istilah dalam mengartikan logo. Mengutip ‘Design Dictionary’
dari ‘Board of International Research in Design (BIRD)’, Logo biasanya
mengandung teks, gambar atau kombinasi keduanya. Elemen teks/tulisan
pada logo biasanya disebut dengan logotype, sedangkan simbol/gambar yang
mewakili sebuah kata/makna disebuat logogram. Secara garis besar, Logo
adalah bentuk simbol visual dari suatu perusahaan, produk, tempat, servis,
kampus dan lain sebagainya yang dilihat oleh setiap orang, yang di dalamnya
terkandung unsur warrna, garis, bentuk, dan elemen desain lain nya, yang
sengaja dibuat untuk memberikan suatu arti tertentu terhadap objek yang
diwakilkan.
Lambang / Logo Liverpool
Lambang 'Liver Bird' pertama kali muncul di seragam Liverpool FC
pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang yang secara signifikan telah
menjadi bagian dari perjalanan panjang Liverpool FC. Lambang Liverpool ini
mengalami perubahan pertama pada musim kompetisi 1955/56 dimana
gambar 'Liver Bird' berada di dalam lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada
di bawah 'Liver Bird'. Lambang versi ini bertahan sampai tahun 1968.
Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk memperkenalkan lambang
klub yang lebih modern. Lambang 'Liver Bird' langsung disulam ke seragam
pemain dengan menyingkirkan garis pijakan pada kaki 'Liver Bird' dan
menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini bertahan sampai tahun 1987,
dimana pada tahun 1985 sponsor seragam berubah dari UMBRO kepada
ADIDAS.
Seiring dengan perubahan sponsor seragam, maka lambang Liverpool
pada tahun 1987 mengalami perubahan yang ke 3. Lambang 'Liver Bird'
kembali berada di dalam tameng seperti lambang Liverpool FC yang pertama,
tetapi kali ini penulisan Liverpool Football Club di bawah 'Liver Bird' tidak di
singkat. Lambang ini bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan
mengadakan perayaan hari jadi yang ke 100 tahun.
Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC, lambang klub mengalami
perubahan yang cukup signifikan. Penambahan ornamen 'Shankly Gates'
dengan tulisan 'You'll Never Walk Alone' di atas tameng 'Liver Bird'
dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill Shankly yang telah
menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam tameng terdapat tulisan
Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang 'Liver Bird'. Kemudian di
bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.
Tahun 1993 lambang klub kembali berubah dengan penambahan
kobaran api kembar di kedua sisi tameng 'Liver Bird'. Kobaran api kembar ini
untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi korban pada tragedi
Hillsborough. Lambang Liverpool terakhir ini tidak banyak mengalami
perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool FC yang
sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2 warna.
Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan 'full colour'
seperti sekarang ini.
Gambar lambing / logo Liverpool FC
B. FOKUS MASALAH
Dalam Penulisan dan penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
bagaimana ‘pemaknaan logo tim sepak bola Liverpool’
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana makna denotasi dari logo tim sepakbola Liverpool?
2. Bagaimana makna konotasi dari logo tim sepakbola Liverpool?3. Bagaimana mitos dari logo tim sepakbola Liverpool?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui makna denotasi dari logo tim sepakbola Liverpool
2. Untuk mengetahui makna konotasi dari logo tim sepakbola Liverpool
3. Untuk mengetahui makna mitos dari logo tim sepakbola Liverpool
E. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian lain yang sudah
ada di Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama) yang sama-sama
menganalisa tentang makna suatu lambang atau simbol. Kegunaan teoritis
dari penelitian ini adalah memaparkan hasil penelitian sehingga diharapkan
dapat mengembangkan ilmu komunikasi pada umumnya. Serta memberikan
kontribusi bagi pengembangan teori mengenai tanda dan makna.
Penelitian dalam hal ini memberikan gambaran tentang makna -
makna dan pesan simbolik pada logo tim sepakbola Liverpool, sehingga
dapat menjadi referensi yang baik bagi perkembangan pengetahuan. Selain
itu diharapakan dapat bermanfaat untuk menambah wacana penelitian
kualitatif semiotika yang ada.
Penulis menggunakan teori dari Barthes, dan jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dan metode penelitian menggunakan
semiotika, dan dengan menggunakan itu semua diharapkan penulis dapat
mengungkapkan tanda dan makna yang terkandung logo tim sepakbola
Liverpool.
2. Kegunaan Praktis
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan kepada
para praktisi komunikasi , bidang kreatif khususnya Creative Departement
dalam membuat konsep logo sehingga dapat menghadirkan pesan metafora
tertentu yang bertujuan untuk menguatkan tampilan suatu logo. Karena setiap
pesan yang dihadirkan pasti mempunyai alasan tertentu yang bertujuan untuk
menguatkan tampilan suatu logo.
Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu untuk dijadikan bahan
referensi kepada para peneliti selanjutnya yang ingin membahas mengenai
pemaknaan simbol-simbol yang terdapat pada logo.
II. KERANGKA PEMIKIRAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi
(pesan,ide,gagasan) dari komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan media tertentu. Pada umumnya, komunikasi dapat dilakukan
secara lisan (verbal) yang dapat dimengerti oleh kedua pihak dan dapat pula
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik tubuh atau menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu dan
lain-lain (nonverbal).
Menurut Raymond S. Ross, dalam buku Deddy Mulyana (2008:69)
Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-
simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan
makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan
komunikator.
Dalam pengertian serta prosesnya pesan yang dibuat oleh
komunikator kepada komunikan harus lah menarik terutama dalam tujuan
untuk memberikan stimulus atau respon postif kepada komunikan baik secara
verbal ataupun non verbal dengan menggunakan visualisasi gambar serta
kata-kata sebagai simbol untuk menyampaikan pesan.
Dalam periklanan gaya yang digunakan komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada komunikannnya adalah dengan gaya
komunikasi persuasif. Menurut K. Anderson, “komunikasi persuasif
didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah
keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi
beberapa pesan.”
Komunikasi persuasif sendiri merupakan bentuk komunikasi yang
mepengaruhi komunikannya sehingga bertindak sesuai dengan apa yang
dinginkan oleh komunikatornya mungkin juga dapat merubah sikap dari
komunikannya, namun pesan yang akan disampaikan komunikator kepada
komunikannya harus menjadi hal besar yang perlu di perhatikan karena akan
merubah sikap dan perilaku komunikannya. Hal yang dapat mempengaruhi
dalam komunikasi persuasif diantaranya, komunikator, pesan, saluran,
penerima.
Didalam menulis pesan-pesan yang bersifat persuasif harus dibuat
untuk meyakinkan dari pihak-pihak yang berhubungan dengan Proses
komunikasi tersebut. Pesan-pesan persuasif yang efektif haruslah dirancang
sedemikian rupa, antara lain dengan fokus pada penerima, sehingga pesan
dapat sesuai dengan tujuan.
Komunikasi sendiri merupakan suatu alat dalam melancarkan kegiatan
Periklanan dalam menyebarluaskan informasi mengenai produk melalui
Media seperti media massa baik Media Massa Above The Line maupun
media massa Below The Line.
Seperti pada dasarnya Proses komunikasi memiliki 5 unsur dasar yaitu
sumber atau komunikator, pesan, saluran atau media, penerima atau
komunikan, serta efek yang merupakan dampak atau timbal balik dari
penerima pesan setelah menerima pesan tersebut.
Komunikasi periklanan ini dilakukan oleh banyak element yang
mewakili 5 unsur dasar komunikasi tersebut seperti Perusahaan serta biro
iklan yang berperan sebagai komunikator, Iklan yang merupakan pesan itu
sendiri, Media Massa yang menjadi saluran komunikasi. Audiens yang
merupakan penerima pesan. Serta efek kognitif, afektif hingga konatif yang
merupakan dampak dari pesan tersebut apakah mampu mempengaruhi
audiens seperti yang diharapkan komunikator atau tidak.
B. Logo sebagai Brand Identity
Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu
perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau
elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan
sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahaan
kompetitor/pesaing.
Logo bisa diibaratkan dengan wajah. Setiap orang bisa dengan mudah
dikenali antara satu dengan yang lain hanya dengan melihat wajah. Begitu
juga halnya dengan logo. Logo merupakan sebuah visi penyampaian citra
positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk simbol.
Karena fungsi dasarnya sebagai identitas, logo haruslah unik dan
mudah diingat. Selain itu, logo juga harus divisualisasikan seimbang dan enak
dipandang, serta relefan sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai
apa yang ditawarkan perusahaan pemilik logo.
Brand Identity merupakan representasi dari keseluruhan persepsi
terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu
terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang
berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang
memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan
untuk melakukan pembelian.
Setiadi (2003) berpendapat: Citra merek mengacu pada skema memori
akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut,
kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar
dan/atau karakteristik pembuat dari produk/merek tersebut. Citra merek
adalah apa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau
melihat nama suatu merek.
Image konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih
memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang lebih baik
juga menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif.
Pengertian citra menurut Kotler (2002) bahwa “Citra adalah seperngkat
keyakinan, ide, dan kesan, yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu
objek”.
Menurut Kotler dalam Simamora (2003) “syarat merek yang kuat
adalah brand image”(hlm.37). Namun ia mempertajam brand image itu
sebagai posisi merek (brand position), yaitu brand image yang jelas berbeda
unggul secara relatif dibanding pesaing. Citra akhirnya akan menjadi baik,
ketika konsumen mempunyai pengalaman yang cukup dengan realitas baru.
Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya organisasi bekerja
lebih efektif dan mempunyai kinerja yang baik.
Brand image atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi
dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu (Tjiptono, 2005: 49).
Menurut Kotler, Armstrong (2001) “brand image adalah keyakinan tentang
merek tertentu” (hlm.225). Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi
yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang
terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli bahkan
loyalitas merek (brand loyalty) dari konsumen.
Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan akan atribut merek
(aspek kognitif), konsekuensi dari penggunaan merek tersebut, dan situasi
penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi
yang diasosiasikan dengan merek tersebut (aspek afektif). Citra merek
didefinisikan sebagai persepsi konsumen dan preferensi terhadap merek,
sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang
ada dalam ingatan konsumen. Meskipun asosiasi merek dapat terjadi dalam
berbagai macam bentuk tapi dapat dibedakan menjadi asosiasi performansi
dan asosiasi imajeri yang berhubungan dengan atribut dan kelebihan merek.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa brand image
merupakan serangkaian kepercayaan konsumen tentang merek tertentu
sehingga asosiasi merek tersebut melekat di benak konsumen.
C. Konstruksi Realitas Sosial
Konstruksi sosial (social construction) merupakan teori sosiologi
kontemporer yang dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.
Menurut kedua ahli sosiologi tersebut, teori ini dimaksudkan sebagai satu kajian
teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan (penalaran teoritis yang
sistematis), dan bukan sebagai suatu tinjauan historis mengenai perkembangan
disiplin ilmu. Oleh karena itu, teori ini tidak memfokuskan pada hal-hal semacam
tinjauan tokoh, pengaruh dan sejenisnya. Tetapi lebih menekankan pada
tindakan manusia sebagai aktor yang kreatif dan realitas sosialnya.
Realitas sosial merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh
individu. Individu adalah manusia bebas yang melakukan hubungan antara
manusia yang satu dengan yang lain. Individu menjadi penentu dalam dunia
sosialyang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Individu bukanlah sosok
korban sosial, namun merupakan sebagai mesin produksi sekaligus
reproduksi yang kreatif dalam mengkonstruksi dunia sosialnya (Bungin,
2001:4)
Berger & Luckmann berpandangan bahwa kenyataan itu dibangun
secara sosial, dalam pengertian individu-individu dalam masyarakat itulah
yang membangun masyarakat. Maka pengalaman individu tidak terpisahkan
dengan masyarakatnya. Berger memandang manusia sebagai pencipta
kenyataan sosial yang objketif melalui tiga momen dialektis yang simultan
yaitu :
1. Eksternalisasi
Usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia kedalam dunia, baik dalam
kegiatan mental maupun fisik. Proses ini merupakan bentuk ekspresi diri
untuk menguatkan eksistensi individu dalam masyarakat. Pada tahap ini
masyarakat dilihat sebagai produk manusia (society is a human product).
2. Objektifikasi
Hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan
eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu berupa realitas objektif yang bisa
jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang
berada diluar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya (hadir
dalam wujud yang nyata). Realitas objektif itu berbeda dengan kenyataan
subjketif perorangan. Ia menjadi kenyataan empiris yang bisa dialami oleh
setiap orang. Pada tahap ini masyarakat dilihat sebagai realitas yang
objektif (society is an objective reality), atau proses interaksi sosial dalam
dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses
institusionalisasi.
3. Internalisasi
Lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran
sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia
sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifikasi
tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadarannya,
sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi
manusia menjadi hasil dari masyarakat (man is a social product).
D. Disain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan
informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi
visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka
berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut
memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu
desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan
dimengerti oleh target group tersebut.
Seorang desainer komunikasi visual yang profesional harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang luas tentang komunikasi visual. Selain
visualisasi dan bakat yang baik dalam berkomunikasi secara visual, ia juga
harus mempunyai kemampuan untuk menganalisa suatu masalah, mencari
solusi masalah tersebut dan mempresentasikan secara visual. Alat-alat
canggih seperti komputer dan printer yang up-to-date hanya berfungsi sebagai
sarana untuk meningkatkan produktifitas. Dalam perkembangannya selama
beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu
sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang
terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
Tipografi
Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan
informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi
visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka
berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut
memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu
desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan
dimengerti oleh target group tersebut.
Seorang desainer komunikasi visual yang profesional harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang luas tentang komunikasi visual. Selain
visualisasi dan bakat yang baik dalam berkomunikasi secara visual, ia juga
harus mempunyai kemampuan untuk menganalisa suatu masalah, mencari
solusi masalah tersebut dan mempresentasikan secara visual. Alat-alat
canggih seperti komputer dan printer yang up-to-date hanya berfungsi sebagai
sarana untuk meningkatkan produktifitas. Dalam perkembangannya selama
beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu
sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang
terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
Layout
Layout atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tata letak adalah
pengaturan tulisan-tulisan dan gambar-gambar. Kemudian bagaimanakah
layout yang baik itu?? Atau bilamanakah sebuah layout dikatakan baik?
Sampai saat ini belum ada jawaban yang sangat tepat tetapi ada beberapa
kriteria yang dapat digunakan.
Ada tiga kriteria dasar untuk sebuah layout yang dikatakan baik, yaitu:
1. It Works (mencapai tujuannya)
2. It Organizes (ditata dengan baik)
3. It Attracts (menarik bagi pengguna).
Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan-
pesan yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahamin oleh
pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya, sebuah layout harus
ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat berpindah dari satu
bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah
layout harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari
penggunanya.
Kunci utama untuk membuat layout yang baik adalah pemahaman
secara mendalam ketiga kriteria diatas. Selanjutnya untuk memahaminya ikuti
pembahasan selanjutnya, dalam :
1. Layout yang Mencapai Tujuan
2. Layout dengan Pemetaan Visual
3. Layout yang Menarik Perhatian
Psikologi Warna
Bicara soal warna sudah tentu merupakan hal yang menarik dan tidak
ada habis-habisnya, karena dapat dibahas dari berbagai sudut pandang dan
disiplin ilmu. Dalam Industri grafika pemilihan warna suatu
produk/logo/packaging mewakilkan brand yang ingin disampaikan. Mencetak
warna produk/logo/packaging haruslah konsisten, tidak boleh berubah-rubah
dan ada batas toleransinya. Untuk lebih mengetahui alasan pemilihan warna
suatu brand, maka kita perlu memahami psikologi warna.
- Merah
Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan
untuk memberikan efek psikologi ‘panas’, ‘berani’, ‘kuat’, ‘marah’ dan
‘agresif’. Beberapa studi juga mengindentifikasi merah sebagai warna
yang sexy. Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna merah
sebagai aksen karena sifatnya yang kuat. Misalnya, foto hitam putih di
berikan aksen warna merah sedikit saja sudah bisa membuat foto
tersebut menjadi terlihat berbeda.
- Biru
Biru adalah warna favorit para pria dan termasuk warna yang ‘dingin’.
Kalau di dunia desain, biru sering di sebut “warna corporate” Banyak
digunakan sebagai warna pada logo Bank di Amerika Serikat untuk
memberikan kesan ‘kepercayaan’. Warna biru juga melambangkan
kekuatan, ketenangan dan pilihan paling tepat untuk area yang
membutuhkan konsentrasi atau suasana meditasi.
- Hijau
Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan, perdamaian. Juga
melambangkan keteduhan. Warna daun dan rumput ini juga bisa
menyegarkan suasana hati di saat lelah. Hijau tua sangat berkaitan
dengan ketenangan seperti warna hutan yang sangat lebat. Sebaliknya
warna hijau terang melambangkan kesuburan, warna ini
melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan
hati. Mempunyai kepribadian yang keras dan berkuasa. Warna Hijau
tidak terlalu ‘sukses’ untuk ukuran Global. Di Cina dan Perancis,
kemasan dengan warna hijau tidak begitu mendapat sambutan.Tetapi
di Timur Tengah, warna hijau sangat disukai karena, disana banyak
gurun pasir yang terik begitu Warna hijau kan melambangkan
kesejukan dan kesuburan dari pepohonan.
- Kuning
Kuning merupakan sebuah warna yang cocok dipakai untuk penjualan
atau dalam pameran karena lebih menarik mata dibandingkan dengan
warna lain. Kuning adalah warna matahari, sumber energi dan sumber
cahaya alam dibumi. Sebagai salah satu warna primer, kuning adalah
warna dengan efek yang kuat, sehingga secara psikologis warna ini
sangat efektif diterapkan pada hal-halyang membutuhkan motivasi dan
menaikkan mood. Kuning juga biasanya di gunakan untuk
mendapatkan perhatian dari orang yang melihat desain kita.
- Ungu
Warna ungu melambangkan kebangsawanan, ungu merupakan warna
yang unik, karena karakternya berubah-rubah begitu drastis tergantung
intensitas yang dimilikinya. Warna ungu tua dengan intensitas penuh
berkarakter misterius, mistis, dalam dan angkuh. Sebaliknya warna
ungu muda pastel justru emliki karakter yang lembut, ringan dan
menyenangkan. Biasanya warna ini digemari oleh mereka yang berjiwa
unik seperti designer, entertainer dan mereka yang memiliki
kemampuan artistik yang tinggi. Dalam lingkaran warna ungu
merupakan kombinasi dua warna dengan karakter berseberangan,
merah yang berani, dinamis, dominan dan panas dengan biru yang
tenang, statis dan dingin.
- Pink
Pink identik dengan wanita, warna ini melambangkan romantisme,
feminim, mempunyai sifat menuntut dalam kepasrahan,
menggemaskan dan jenaka. Pink terlihat sebagai warna yang energik
dan menciptakan perasaan yang lembut dan bebas.
- Orange
Orange bukan warna yang serius, umumnya lebih disukai oleh orang-
orang berkepribadian “Extrovert”. Dalam lingkaran warna orange
berada di tengah-tengah antara warna merah dan kuning. Orange
merupakan warna yang paling hangat karena memiliki energi dua
warna merah yang panas dan kuning yang hangat lembut. Warna ini
menebarkan energi, menghangatkan hati, sekaligus memancarkan
keceriaan. Dalam kehidupan sehari-hari warna orange juga
diasosiasikan pada kehangatan alam. Dari sisi psikologi, orange
merupakan lambang persahabatan, dan dapat memecahkan kekakuan
dan menciptakan rasa akrab. Pada otak manusia, orange mampu
merangsang kreativitas dan daya cipta, sehingga cocok diaplikasikan
untuk ruang kerja bagi mereka yang berprofesi di dunia desain dan
seni.
- Hitam
Hitam dapat menggambarkan keheningan, kematangan berpikir dan
kedalaman akal yang menghasilkan karya. Terutama karya-karya yang
bernilai seni. Tak heran jika para seniman, seperti pelukis, penyair dan
pelakon teater juga menggemari warna ini. Demikian juga mereka yang
berkecimpung di dunia desain sepeti para arsitek, desainer dan
fotografer. Bagi para penggemar mode, warna hitam adalah warna
yang abadi, selalu terlihat modern dan gaya. Hitam juga sangat
digemari sekaligus menampilkan kesan elegan dan mewah.
- Putih
Putih adalah warna yang melambangkan kesucian. Karena itulah
warna putih sering digunakan untuk acara-acara yang bersifat sakral
seperti pernikahan, atau acara ibadah keagamaan. Secara psikologis,
putih melambangkan kejujuran, ketulusan dan keiklasan. Warna ini
juga mengasosiasikan kita terhadap rasa bersih atau higienis dan
klinis. Untuk produk bayi atau produk yang berhubungan dengan
kebersihan pribadi dan kesehatan, putih merupakan pesan yang bagus
untuk ditampilkan karena mengasosiasikan rasa higienis. Ibarat
kanvas, penggunaan warna putih cenderung seperti tanpa warna,
sehingga setiap warna yang berada di atas putih menjadi warna yang
menonjol karena putih berperan sebagai latar belakangnya.
- Coklat
Warna coklat dihubungkan dengan kesederhanaan yang abadi. Coklat
sangat identik warna tanah dan warna kayu, sehingga penggunaan
warna coklat memberi perasaan dekat dengan lingkungan alam seperti
halnya hijau. Namun berbeda dengan hijau yang sejuk, coklat lebih
memiliki karakter yang hangat. Karena itulah paduan warna kecoklatan
sering dipilih sebagai warna utama dalam rumah. Coklat juga
merupakan salah satu warna netral sehingga warna ini dapat dengan
mudah diterapkan untuk seluruh ruangan, terutama material kayu dan
material alam lainnya. Warna coklat juga identik dengan produk daur
ulang yang cenderung tidak cerah, tidak bersih, tidak steril. Coklat juga
warna yang mencerminkan tradisi dan segala sesuatu yang berbau
kebudayaan, rempah-rempah, ukiran kayu yang cantik, kain batik yang
klasik dengan perhiasan emas dan keindahan latar bangunan tua
adalah visualisasi dari warna ini.
E. Semoitika
Awal mulanya konsep semiotik diperkenalkan oleh Ferdinand de
Saussure melalui dikotomi sistem tanda: signified dan signifier atau signifie
dan significant yang bersifat atomistis. Konsep ini melihat bahwa makna
muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau in absentia antara
‘yang ditandai’ (signified) dan ‘yang menandai’ (signifier). Tanda adalah
kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau
petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna”
atau “coretan yang bermakna”. Jadi, penanda adalah aspek material dari
bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau
dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi, petanda
adalah aspek mental dari bahasa (Bertens, 2001:180).
Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak
merupakan tanda. Sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau
ditangkap lepas dari penanda; petanda atau yang dtandakan itu termasuk
tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistik.
“Penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai
kertas,” kata Saussure.
Terdapat tiga bidang kajian dalam semiotika: pertama, semiotika
komunikasi yang menekuni tanda sebagai bagian bagian dari proses
komunikasi. Artinya, di sini tanda hanya dianggap tanda sebagaimana yang
dimaksudkan pengirim dan sebagaimana yang diterima oleh penerima.
Dengan kata lain, semiotika komunikasi memperhatikan denotasi suatu tanda.
Pengikut aliran ini adalah Buyssens, Prieto, dan Mounin. Kedua, semiotika
konotasi, yaitu yang mempelajari makna konotasi dari tanda. Dalam hubungan
antarmanusia, sering terjadi tanda yang diberikan seseorang dipahami secara
berbeda oleh penerimanya. Semiotika konotatif sangat berkembang dalam
pengkajian karya sastra. Tokoh utamanya adalah Roland Barthes, yang
menekuni makna kedua di balik bentuk tertentu. Yang ketiga adalah semiotika
ekspansif dengan tokohnya yang paling terkenal Julia Kristeva. Dalam
semiotika jenis ini, pengertian tanda kehilangan tempat sentralnya karena
digantikan oleh pengertian produksi arti. Tujuan semiotika ekspansif adalah
mengejar ilmu total dan bermimpi menggantikan filsafat.
Roland Barthes yang merupakan pengikut Saussure berpandangan
bahwa sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu
masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Semiotik, atau dalam istilah Barthes
semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak
dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).
Memaknai berarti bahwa objek - objek tidak hanya membawa informasi, dalam
hal mana objek-objek itu hendak dikomunikasikan, tetapi juga mengkonstitusi
sistem terstruktur dari tanda. Salah satu wilayah penting yang dirambah
Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the reader).
Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktivan
pembaca agar dapat berfungsi. Barthes secara lugas mengulas apa yang
sering disebutnya sebagai sistem pemaknaan tataran ke-dua, yang dibangun
di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya. sistem ke-dua ini oleh Barthes
disebut dengan konotatif, yang di dalam buku Mythologies-nya secara tegas ia
bedakan dari denotatif atau sistem pemaknaan tataran pertama.
Prinsip Semiotika Menurut Roland Barthes
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik
pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat
menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat
yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang
berbeda situasinya.
Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan
interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya,
interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan
diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of
signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan
konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Di
sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap
mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure.
Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang
menandai suatu masyarakat. “mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat
kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda
tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua
dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna
konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna
denotasi tersebut akan menjadi mitos. Misalnya: Pohon beringin yang rindang
dan lebat menimbulkan konotasi “keramat” karena dianggap sebagai hunian
para makhluk halus. Konotasi “keramat” ini kemudian berkembang menjadi
asumsi umum yang melekat pada simbol pohon beringin, sehingga pohon
beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah
menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat kedua. Pada tahap ini, “pohon
beringin yang keramat” akhirnya dianggap sebagai sebuah Mitos.