1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Dental Plak Dental plak merupakan suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak di dalam lapisan suatu matrik intraseluler. Lapisan ini terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya (Forest, 1995). Dalam jumlah sedikit plak tidak dapat terlihat kecuali apabila telah diwarnai dengan disclosing solution atau telah mengalami diskolorasi oleh pigmen – pigmen yang berada dalam rongga mulut. Apabila plak telah menumpuk, plak akan terlihat berwarna abu – abu, kekuningan dan kuning. Plak biasanya terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada permukaan gigi yang cacat dan kasar (Manson, 1993 ; Megananda et al, 2009). 2.1.1 Mekanisme pembentukan dental plak Mekanisme pembentukan plak terdiri dari dua tahap yaitu tahap pembentukan lapisan acquired pelicle dan tahap proliferasi bakteri. Acquired pelicle merupakan deposit selapis tipis dari protein saliva terdiri – dari glikoprotein yang terbentuk beberapa detik setelah menyikat gigi. Setelah pembentukan acquired pellicle, bakteri mulai berproliferasi disertai dengan pembentukan matriks inter bakterial yang terdiri dari polisakarida ekstraseluler. Polisakarida ini terdiri dari levan, dextran, protein saliva dan hanya bakteri pembentuk polisakarida ekstraseluler yang dapat tumbuh, yakni Streptococcus mutans, Streptococcus bovis, Streptococcus sanguis dan Streptococcus salivarius, sehingga pada 24 jam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Dental Plak
Dental plak merupakan suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri
yang berkembang biak di dalam lapisan suatu matrik intraseluler. Lapisan ini
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi bila seseorang mengabaikan
kebersihan gigi dan mulutnya (Forest, 1995). Dalam jumlah sedikit plak tidak
dapat terlihat kecuali apabila telah diwarnai dengan disclosing solution atau telah
mengalami diskolorasi oleh pigmen – pigmen yang berada dalam rongga mulut.
Apabila plak telah menumpuk, plak akan terlihat berwarna abu – abu, kekuningan
dan kuning. Plak biasanya terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada
permukaan gigi yang cacat dan kasar (Manson, 1993 ; Megananda et al, 2009).
2.1.1 Mekanisme pembentukan dental plak
Mekanisme pembentukan plak terdiri dari dua tahap yaitu tahap pembentukan
lapisan acquired pelicle dan tahap proliferasi bakteri. Acquired pelicle merupakan
deposit selapis tipis dari protein saliva terdiri – dari glikoprotein yang terbentuk
beberapa detik setelah menyikat gigi. Setelah pembentukan acquired pellicle,
bakteri mulai berproliferasi disertai dengan pembentukan matriks inter bakterial
yang terdiri dari polisakarida ekstraseluler. Polisakarida ini terdiri dari levan,
dextran, protein saliva dan hanya bakteri pembentuk polisakarida ekstraseluler
yang dapat tumbuh, yakni Streptococcus mutans, Streptococcus bovis,
Streptococcus sanguis dan Streptococcus salivarius, sehingga pada 24 jam
2
pertama terbentuklah lapisan tipis yang terdiri dari jenis coccus. Bakteri tidak
membentuk suatu lapisan yang kontinyu diatas permukaan aquirec pelikel
melainkan suatu kelompok – kelompok kecil yang terpisah, suasana lingkungan
pada lapisan plak masih bersifat aerob sehingga hanya mikroorganisma aerobik
dan fakultatif yang dapat tumbuh dan berkembang biak (Klaus,1989 ;
Manson,1993 ; Caranza, 2006).
Pada awal ploriferasi bakteri yang tumbuh adalah jenis coccus dan bacillus
fakultatif (Neisseria, Nocardia dan Streptococcus), dari keseluruhan populasi 50%
terdiri dari Streptococcus mutans (Willet, 1991). Dengan adanya
perkembangbiakan bakteri maka lapisan plak bertambah tebal karena adanya hasil
metabolisme dan adesi bakteri pada permukaan luar plak, lingkungan dibagian
dalam plak berubah menjadi anaerob. Setelah kolonisasi pertama oleh
Streptococcus mutans berbagai jenis mikroorganisma lain memasuki plak, hal ini
dinamakan “Phenomena of succession”, pada keadaan ini dengan bertambahnya
umur plak, terjadi pergeseran bakteri di dalam plak (Semaranayake, 2006).
Pada tahap kedua, dihari kedua sampai keempat apabila kebersihan mulut
diabaikan, coccus gram negatif dan bacillus bertambah jumlahnya (dari 7%
menjadi 30%) dimana 15% diantaranya terdiri dari bacillus yang bersifat anaerob.
Pada hari kelima Fusobacterium, Actinomyces dan Veillonella yang aerob
bertambah jumlahnya. Pada saat plak matang dihari ketujuh ditandai dengan
munculnya bakteri jenis Spirochaeta, Vibrio dan jenis filamen terus bertambah,
dimana peningkatan paling menonjol pada Actinomyces naeslundi. Pada hari ke-
3
28 dan ke-29 jumlah Streptococcus terus berkurang (Semaranayake, 2006 ;
Gurenlian, 2007 ; Megananda et al, 2009).
2.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan dental plak
Menurut Carlsson (dalam Klaus, 1989) faktor – faktor yang mempengaruhi
proses pembentukan dental plak adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik yang meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan
sekitarnya, struktur permukaan gigi, dimana plak akan jelas terlihat setelah
dilakukan pewarnaan dengan menggunakan disclosing solution. Pada daerah
yang terlindung karena kecembungan permukaan gigi, gigi yang letaknya
salah, permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk, permukaan
email yang cacat dan daerah cemento enamel junction yang kasar, terlihat
jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.
2. Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah pada permukaan gigi yang
tidak terlindung dan pemeliharaan kebersihan mulut dapat mencegah atau
mengurangi penumpukan plak di permukaan gigi.
3. Pengaruh diet terhadap pembentukan plak ada dua aspek yaitu : pengaruhnya
secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan bagi bakteri di dalam
plak. Keras lunaknya makanan mempengaruhi pembentukan plak, plak akan
terbentuk apabila kita lebih banyak menkonsumsi makanan lunak.
Terutamanya makanan yang mengandung karbohidrat jenis sukrosa karena
4
akan menghasilkan dektran dan levan yang memegang peranan penting dalam
pembentukan matrik plak.
2.1.3 Struktur dan komposisi dental plak
Secara keseluruhan dental plak terdiri dari air dan berbagai macam
mikroorganisme yang bekembang biak dalam suatu matrik interseluler yang
terdiri dari polisakarida ekstra seluler dan protein saliva. Plak 80% terdiri dari air
dan mikroorganisme yang jumlahnya kurang lebih 250 juta per mg berat basah.
Pada plak terdapat pula sel – sel epitel lepas, lekosit dan partikel – partikel sisa
makanan, garam – garam anorganik terutama kalsium, fosfat dan fluor.
Komposisi bakteri dari plak pada permukaan luar terdiri dari bakteri jenis
aerobic, sedangkan pada permukaan bagian dalam terdiri dari bakteri anaerob.
Bakteri anaerob cendrung lebih banyak karena oksigen yang masuk kebagian
dalam hanya sedikit sehingga memungkinkan bakteri anaerob tumbuh dengan
subur. Bakteri di dalam plak tidak sama dengan yang terdapat dalam rongga
mulut, lactobacillus yang dulu dikira penyebab utama karies ternyata hanya
sejumlah kecil pada plak dan dalam saliva jumlahnya lebih banyak. Sedangkan
Streptococcus sangat sedikit jumlahnya di dalam saliva dan banyak pada dental
plak.
Bakteri – bakteri yang berada di dalam plak selain bisa menghasilkan asam
(asidogenik) dari makanan yang mengandung karbohidrat juga dapat bertahan dan
berkembang biak dalam suasana asam (asidurik). Distribusi bakteri di dalam plak
sangat bervariasi, namun pada umumnya bakteri di lapisan bagian dalam
5
berkumpul membentuk koloni yang lebih padat serta mempunyai dinding yang
lebih tebal, terutamanya dari jenis coccus (Willett, 1991 ; Gurenlian, 2007 ;
Samaranayake, 2009).
Komposisi matriks interseluler dari dental plak terdiri atas polisakarida
ekstraseluler yang dibentuk oleh jenis bakteri tertentu di dalam plak. Jenis utama
bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler
adalah beberapa strain Streptococcus yaitu Streptococcus mutans, Streptococcus
bovis, Streptococcus sanguis dan strain Streptococcus lainnya. Bakteri – bakteri
ini membentuk polisakarida ekstraseluler dari karbohidrat, terutama sukrosa
merupakan substrat utama bagi pembentukan dekstran yang merupakan polimer
glukosa dan levan yang merupakan polimer fruktosa. Pada permukaan licin dari
gigi, koloni dilakukan terutama oleh jenis – jenis bakteri yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk dekstran, misalnya Streptococcus mutans.
Sedangkan pada permukaan akar yang lebih terlindung terhadap
tekanan – tekanan mekanik, organisma pembentuk levan seperti Odontomyces
viscosus akan berkoloni membentuk plak (Willet, 1991 ; Caranza, 2006 ;
Megananda et al., 2009).
Disamping polisakarida ekstraseluler, matriks dari plak juga mengandung
asam – asam amino yang merupakan karakteristik dari glikoprotein saliva,
sisa – sisa sel bakteri yang telah mengalami lisis dan beberapa mineral. Dental
plak mengandung kalsium dan fosfat yang lebih tinggi daripada di dalam saliva.
Bila diet banyak mengandung sukrosa atau gula – gula maka konsentrasi kalsium
dan fosfat akan turun dengan cepat. Ini disebabkan karena kebutuhan bakteri akan
6
unsur – unsur tersebut meningkat sewaktu metabolisma gula – gula (Willet,