Top Banner
PERBAIKAN PROSES PEMERIKSAAN HEATER VENTILATING CAR AIR CONDITIONER DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK Oleh: Abdulloh No.ID 004201305082 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2019
78

UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

Oct 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

PERBAIKAN PROSES PEMERIKSAAN HEATER

VENTILATING CAR AIR CONDITIONER DENGAN

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK

Oleh:

Abdulloh

No.ID 004201305082

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

Pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2019

Page 2: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id
Page 3: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id
Page 4: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id
Page 5: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul “PERBAIKAN PROSES PEMERIKSAAN HEATER

VENTILATING CAR AIR CONDITIONER DENGAN METODE QUALITY

FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK”

yang disusun dan diajukan oleh Abdulloh sebagai salah satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan

dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, Saya

merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 27 Mei 2019

Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, M.T.

Page 6: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “PERBAIKAN PROSES

PEMERIKSAAN HEATER VENTILATING CAR AIR CONDITIONER

DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK

MENGURANGI CACAT PRODUK” adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide,

pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi

yang sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak sesuai

dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan dikenakan pada

saya.

Cikarang, Indonesia, 27 Mei 2019

Abdulloh

Page 7: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

PERBAIKAN PROSES PEMERIKSAAN HEATER

VENTILATING CAR AIR CONDITIONER DENGAN

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK

MENGURANGI CACAT PRODUK

Oleh

Abdulloh

ID No. 004201305082

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, M.T.

Dosen Pembimbing

Ir. Andira Taslim, M.T.

Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 8: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

i

ABSTRAK

PT. XYZ adalah sebuah perusahaan multinasional yang bergerak dibidang komponen

otomotif. Perusahaan ini merupakan perusahaan penanaman modal asing dimana

mempunyai head quarter di negara Jepang. Di era yang modern ini banyak pesaing

dalam menciptakan kualitas yang terbaik untuk konsumen, perusahaan-perusahaan

tersebut berupaya untuk menjaga efisiensi dalam proses manufaktur salah satunya

dengan mengurangi defect atau cacat produk. Guna meningkatkan kualitas produk dan

menurunkan defect, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode QFD

(Quality Function Deployment). Tahapan ini akan dibantu dengan cara Voice of

Costumer yang berguna dalam mengetahui keinginan para konsumen dan untuk

meningkatkan kualitas dengan cara menggunakan House of Quality. Setelah tahapan

itu selesai maka dilakukan analisa desain yang cocok pada produk. Penggambaran di

lakukan dengan sangat teliti dalam mencari desain yang terbaik dalam memenuhi

kebutuhan. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah berkurangnya defect

menjadi 0,64% dari sebelumnya sebesar 4,28%.

Kata Kunci: Defect, QFD, Jig, Voice of Costumer, House of Quality

Page 9: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas

izin-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya. Laporan ini

dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat sarjana di President University.

Penulis sangat menyadari bahwasannya laporan ini masih perlu disempurnakan lagi.

Oleh karena itu, penyusun menantikan saran dan kritik dari semua pihak demi

kesempurnaan laporan ini. Laporan ini tidak dapat diselesaikan oleh penulis tanpa

adanya dukungan yang sangat besar dari segala pihak Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Profesor Dr. Ir.H.M. Yani Syafei M.T, sebagai dosen pembimbing skripsi yang

selalu meluangkan waktu dan selalu memberikan arahan kepada penulis dalam

penyusunan laporan skripsi ini serta selalu mendukung atas penyelesaiannya

laporan ini.

2. Ibu Ir. Andira Taslim M.T, selaku Kepala Program Studi Industrial Engineering

President University.

3. Seluruh dosen President University yang telah membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan dan pembelajaran yang berharga selama perkuliahan.

4. Orang tua, kakak, adik yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan studi

S1 di President University.

5. Teman-teman angkatan 2012, 2013, 2014 dan 2015 jurusan Industrial

Engineering President University.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membantu dalam

penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Cikarang, Indonesia, 27 Mei 2019

Abdulloh

Page 10: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi

DAFTAR ISTILAH ..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................. 2

1.4. Batasan masalah .............................................................................................. 2

1.5. Asumsi ............................................................................................................. 3

1.6. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 4

2.1. Kualitas............................................................................................................ 4

2.2. Pengukuran dan Alat Ukur .............................................................................. 4

2.3. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur HVAC........................................ 5

2.4. Ergonomi ......................................................................................................... 6

2.4.1.Ruang Lingkup Ergonomi ................................................................................... 6

2.4.2.Tujuan Ergonomi ................................................................................................... 7

2.5. Alat bantu, Jig dan Fixture .............................................................................. 7

2.5.1. Jig yang digunakan saat pengukuran ................................................................. 7

2.6. Pengembangan dan Perancangan Produk .......................................................... 10

2.6.1. Perspektif dalam Pengembangan dan Perancangan Produk ......................... 10

2.6.2. Tantangan dalam Pengembangan Produk........................................................ 11

2.6.3. Karakter Pengembangan Produk ...................................................................... 12

2.6.4. Tipe Proyek Pengembangan Produk .......................................................... 13

2.6.5. Desain Perancangan Alat Bantu dan Pemodelan ............................................ 13

2.6.6. Computer Aided Design .................................................................................... 14

2.7. Concept Development Process .......................................................................... 15

2.8. Quality Function Deployment (QFD) ............................................................... 16

Page 11: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

iv

2.8.1. Tahapan dalam Penerapan QFD ....................................................................... 18

2.8.2. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality) ........................................... 19

2.8.3. Langkah Pembuatan House of Quality ............................................................ 20

2.9. Uji Z untuk membandingkan dua proporsi ....................................................... 23

2.9.1. Hipotesis .............................................................................................................. 24

2.9.2. Tingkat Kepercayaan atau Tingkat Signifikansi ............................................ 24

2.9.3. Daerah Kritis ....................................................................................................... 25

2.9.4. Keputusan ............................................................................................................ 25

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 26

3.1. Kerangka Penelitian ...................................................................................... 26

3.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah............................................................. 27

3.2.1. Observasi .................................................................................................... 27

3.2.2. Studi Literatur ..................................................................................................... 27

3.3. Perancangann Alat......................................................................................... 27

3.4. Penyusunan Konsep ...................................................................................... 28

3.5. Analisa hasil dan Pembahasan ...................................................................... 28

BAB IV DATA DAN ANALISIS ............................................................................... 29

4.1. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 29

4.2. Perancangan Alat Bantu .................................................................................... 31

4.2.1. Voice of Customer .............................................................................................. 31

4.2.2. Quality Function Deployment ........................................................................... 35

4.3. Penyusunan Konsep .......................................................................................... 44

4.3.1. Penyusunan Konsep Ide ..................................................................................... 44

4.3.2. Detail Rancangan ................................................................................................ 47

4.3.3. Prototype .................................................................................................... 52

4.3.4. Implementasi ...................................................................................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 58

5.1. Kesimpulan........................................................................................................ 58

5.2. Saran .................................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 59

Page 12: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

v

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Cacat HVAC Bulan Juli 2018 – September 2018 ...................................... 30

Tabel 4. 2 Kebutuhan Operator .................................................................................... 32

Tabel 4. 3 Rank kepentingan atribut dari respon teknis............................................... 33

Tabel 4. 4 Nilai Target dari Respon Teknis ................................................................. 36

Tabel 4. 5 Tabel Teknis Respon .................................................................................. 39

Tabel 4. 6 Penilaian Score KOnsep ............................................................................. 38

Tabel 4. 7 Optimization................................................................................................ 39

Tabel 4. 8 Relation Metric ........................................................................................... 43

Tabel 4. 9 Correlation Metric ...................................................................................... 42

Tabel 4. 10 Tabel Prioritas ........................................................................................... 43

Tabel 4. 11 Tabel Perincian Biaya ............................................................................... 53

Tabel 4. 12 Defect Sebelum Adanya Perbaikan........................................................... 55

Tabel 4. 13 Defect Setelah Adanya Perbaikan ............................................................. 55

Page 13: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Coordinate Measuring Machine ............................................................... 5

Gambar 2. 2 Jig Ragum ................................................................................................. 8

Gambar 2. 3 Jig Sandwitch ............................................................................................ 8

Gambar 2. 4 Jig Angle Plate .......................................................................................... 9

Gambar 2. 5 Jig Channel ............................................................................................... 9

Gambar 2. 6 Proses Konsep Pengembangan Produk ................................................... 15

Gambar 2. 7 Empat Fase Model QFD ......................................................................... 19

Gambar 2. 8 House of Quality (HOQ) (Sumber : Cohen, 1995) ................................. 20

Gambar 2. 9 Rumus Uji Z ............................................................................................ 23

Gambar 3. 1 Kerangka alur Penelitian ......................................................................... 26

Gambar 3. 2 Tahap Pengerjaan House of Quality........................................................ 28

Gambar 4. 1 Produk HVAC ......................................................................................... 29

Gambar 4. 2 Diagram Jumlah Cacat HVAC ................................................................ 30

Gambar 4. 3 Settingan Awal dan Alat Bantu ............................................................... 31

Gambar 4. 4 Desain Ide Pertama ................................................................................. 44

Gambar 4. 5 Desain Ide Kedua .................................................................................... 45

Gambar 4. 6 Desain Ide ketiga ..................................................................................... 46

Gambar 4. 7 Alas Meja Ukur ....................................................................................... 47

Gambar 4. 8 Alat Bantu ............................................................................................... 48

Gambar 4. 9 Bolt .......................................................................................................... 49

Gambar 4. 10 Sim Lock Plate ...................................................................................... 50

Gambar 4. 11 Penyesuaian Base dengan Meja Ukur ................................................... 51

Gambar 4. 12 Penyesuaian Pin-ring Sub Assy dengan Base ........................................ 51

Gambar 4. 13 Sim Lock Plate Assy .............................................................................. 52

Gambar 4. 14 Jig Assembly .......................................................................................... 53

Gambar 4. 15 Implementasi Alat Bantu Terhadap Produk .......................................... 54

Gambar 4. 16 Daerah Kritis ......................................................................................... 57

Page 14: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

vii

DAFTAR ISTILAH

NG (No good) : Sebuah keadaan dimana sebuah barang/ produk tidak sesuai

dengan spesifikasi yang diinginkan.

Wirecut : Sebuah proses pemotongan besi dengan bantuan kawat

kuningan yang dialiri listrik.

Deionisasi : Proses yang menyebabkan air yang mengandung banyak

zat menjadi air yang netral / murni.

Dielektrik : Sebuah bahan yang memiliki daya hantar listrik.

Kation & anion : Sebuah ion yang bersifat positif & negatif.

Jig : Alat bantu di dalam Produksi

Rework : Proses memperbaiki kembali produk yang salah

Defect : Kesalahan dalam produk.

Crack : Keadaan patah pada produk.

Centrik : Keadaan kontur tidak center terhadap benda kerja.

Voice of Costumer : Suara Pelanggan

House of Quality : Rumah kualitas

Customer Needs : Keinginan dari Costumer sesuai dengan kebutuhan.

QFD : Sebuah metode dalam mengendalikan kualitas sebuah

produk dengan memberikan proses perencanaan demi

memenuhi kebutuhan konsumen.

Priority : Sebuah kebutuhan yang harus diutamakan dalam proses

pengerjaan.

Relation metric : Sebuah metode yang berfungsi untuk mengetahui nilai

kontribusi antara respon kebutuhan dan keinginan

konsumen.

CAD : Sebuah metode yang berfungsi untuk penggambaran sebuah

produk yang diinginkan dengan bantuan computer.

Page 15: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya teknik industri yang mencakup bidang perbaikan, desain,

dan pemasangan dari sistem yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, peralatan,

informasi, dan energi akan semakin banyak dibutuhkan. Adanya kebutuhan untuk

meningkatkan produktifitas, efektifitas maupun efisiensi sistem produksi

merupakan pemicu utama munculnya ilmu disiplin Teknik Industri. Teknik

industri tidak terlepas dari pengembangan yang bertujuan untuk mendapatkan

proses kerja yang efektif dan efisien dari segala aspek.

Elemen kerja yang diringkas meliputi hal-hal berikut yaitu gerakan tangan dan

tubuh, lingkungan kerja, proses atau urut-urutan kerja, desain atau bentuk produk,

serta prosedur kerja yang sesuai standar.

PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang otomotif

memproduksi komponen kendaraan roda dua dan roda empat seperti Spark plug,

Car AC, Radiator, Horn, Oksigen sensor, Stick coil, Magneto, Fuel filter,

Alternator, Stator dan VCT. PT. XYZ memproduksi produk untuk memenuhi

kebutuhan pasar dalam negeri yaitu Indonesia serta melakukan ekspor produk ke

induk yang berlokasi di Jepang juga ke pelanggan di berbagai belahan dunia.

Permasalahan yang terjadi di PT. XYZ yaitu jumlah produksi meningkat namun

pengadaan alat serta tenaga kerja tidak bertambah, biaya produksi yang semakin

meningkat sedangkan produktifitas menurun, serta meningkatnya jumlah defect

atau cacat produk pada hasil produksi. Permasalahan yang akan dibahas yaitu

terjadi di departemen Quality Assurance. Di dalam departemen Quality Assurance

terdapat banyak aktifitas inspeksi produk diantaranya inspeksi dimensi, visual

control, testing, dan lainnya.

Page 16: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

2

Penelitian yang sudah dilakukan, seperti yang telah diuraikan bertambahnya

jumlah produksi namun melakukan efisiensi dengan tidak ditambahnya alat ukur

serta tenaga kerja tentu berdampak pada pencapaian hasil pengukuran, maka dari

itu perlu adanya perbaikan segala aspek untuk dapat menyelesaikan permasalahan

yang ada. Tujuan dari penelitian untuk mempercepat proses pengukuran dan

mengurangi biaya tambahan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, perumusan masalah

yang dihadapi pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana cara mempermudah proses pemeriksaan HVAC agar tidak

menimbulkan cacat produk di PT. XYZ?

2. Bagaimana membuat desain alat bantu untuk proses pemeriksaan HVAC di

PT XYZ?

3. Berapa besar dampak alat bantu yang telah dibuat terhadap penurunan produk

No Good?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan pencapaian dalam projek ini, adalah :

1. Mengetahui kebutuhan alat bantu agar mempermudah proses pemeriksaan

HVAC dan tidak membuat produk menjadi cacat.

2. Merancang alat bantu untuk mempermudah proses pemeriksaan HVAC.

3. Mengetahui besarnya dampak alat bantu yang telah dibuat terhadap

penurunan produk NG.

1.4. Batasan masalah

Untuk mengerucutkan Penelitian ini terfokus pada tujuan utamanya seperti yang

telah jelaskan di atas, maka penelitian memiliki batasan-batasan sebagai berikut:

1. Batasan Permasalahan hanya terfokus pada perbaikan proses pemeriksaan

Produk HVAC

2. Menggunakan metode yang berhubungan dengan perbaikan dan perancangan

untuk langkah-langkah melakukan perbaikan

Page 17: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

3

3. Data yang diambil adalah data pengukuran antara bulan juli sampai dengan

bulan september 2018

1.5. Asumsi

Untuk memudahkan pengolahan data, asumsi yang digunakan adalah :

1. Semua karyawan yang melakukan proses pemeriksaan dimensi memiliki

kemampuan yang sama, sehingga proses pemeriksaan HVAC lebih efektif.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan magang ini adalah sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah,rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, asumsi,manfaat dilakukannya

penelitian, serta sistematika penulisan di PT. XYZ yang diharapkan dapat

memberikan penjelasan dalam pelaksanaan dan pembahasan laporan

penelitian pada tugas akhir ini.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang konsep dan teori yang dipakai juga menjadi

landasan penelitian yang dilakukan, teori tersebut diambil dari berbagai

sumber diantaranya buku,jurnal penelitian dan sumber literatur lainnya.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tahapan dan kerangka dari penelitian yang akan

dilakukan. Penggunaan alat untuk memecahkan masalah dan dilengkapi

dengan gambaran kerangka bentuk alur

BAB IV: PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisikan tentang penggunaan berbagai metode untuk tahapan

tahapan proses pengolahan data dan analisis.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang didapatkan dari seluruh

penelitian dan juga saran untuk menjawab tujuan penelitian yang

dilakukan

Page 18: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kualitas

Kualitas atau mutu secara umum dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan,

namun lepas dari itu mutu juga mempunyai banyak pengertian lain misalnya yang

dikemukakan oleh Hutchins (1991) yaitu:

1. Mutu adalah “sesuai dengan syarat dan standar yang dipakai”

2. Mutu adalah “Ketepatan penggunaan”

3. Mutu adalah “Kepuasan akan keinginan, kebutuhan, dan harapan

pelanggan, serta biaya yang bersaing

2.2. Pengukuran dan Alat Ukur

Pengukuran adalah suatu kegiatan yang membandingkan nilai besaran yang

diukur dengan alat ukur yang ditetapkan sebagai acuan dan tertelusur hingga

satuan internasional. Pengukuran juga selalu dikaitkan selalu dengan besaran dan

satuan. Kegiatan pengukuran diperlukan alat yang digunakan sebagai pembanding

dalam proses pengukuran.

Alat yang dipakai untuk proses pengukuran disebut alat ukur. Alat ukur adalah

alat yang dipergunakan untuk mengetahui besaran, baik itu besaran ukuruan

dimensi dan kondisi suatu fisik dari sebuah komponen. Alat ukur sangat

diperlukan sekalai saat proses inspeksi karena alat ukur adalah salah satu bahan

acuan untuk menentukan kualitas sebuah produk yang akan diukur, hal yang

sangat penting dari alat ukur adalah kalibrasi dari alat ukur tersebut, karena

kalibrasi sangat mempengaruhi hasil ukur, besar kecilnya ketidakpastian

pengukuran salah satu faktornya.

Alat ukur banyak macam jenisnya namun alat ukur dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa jenis diantaranya alat ukur pengukuran langsung, alat ukur pengukuran

tidak langsung, alat ukur pembanding atau komparasi. Alat ukur yang digunakan

Page 19: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

5

dalam sebuah kegiatan pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan proses

pengukuran dan akurasi alat ukur juga sebagai pertimbangan alat ukur apa saja

yang digunakan untuk proses pengukuraan.

2.3. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur HVAC

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur Heater Ventilating Air Conditioner

adalah CMM (Coordinate Measuring Machine), CMM adalah alat ukur dimensi

yang mempunyai akurasi yang tinggi yaitu ± 1.9+5L/1000.

Gambar 2. 1 Coordinate Measuring Machine

Page 20: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

6

2.4. Ergonomi

Ergonomi merupakan cabang sains yang sangat sistematis dalam memanfaatkan

informasi-informasi tentang kemampuan dan keterbatasan manusia dalam

membuat dan merancang sistem kerja. Ergonomi secara umum membicarakan

masalah-masalah hubungan antara tugas-tugas dengan manusia dan pekerjaannya

serta objek yang didesain menurut pengggunaannya. Namun dasarnya kita boleh

mengambil pengertian ergonomi dari berbagai sumber mana saja, tetapi harus

disesuaikan dengan kita kerjakan. Berikut ini ditampilkan beberapa pengertian

dari definisi ergonomi yang berkorelasi anatara tugas, pekerjaan dan desain

(Tarwaka, Solic dalam hul HA.Bakri dan Lilik Sudiajeng , 2004).

• Ergonomics is the aplication of scientific information about human being

(and scientific methods of acquiring such information) to the problems of

design (Pheasant,1988).

• Ergonomics is the study of human abilities and characteristics which affect

the design of equipment, systems and job (Corlett & Clark, 1995)

• Ergonomics is the ability to apply information regarding human characters,

capacities, and limitation to the design of human tasks, machine system,

living spaces, and environment so that people can live, work and play safely,

comfortably and efficiently (Annis & McConville, 1996).

• Ergonomic design is the application of human factors, information to the

design of tools, machines, systems, tasks, jobs and environments for

productive, safe, comfortable and effective human functioning (Manuaba,

1998)

2.4.1. Ruang Lingkup Ergonomi

Didalam sebuah kegiatan perkerjaan ergonomi memiliki peran yang sangat

besar, semua jenis dan bidang pekerjaan pasti menggunakan ergonomi,

ergonomi sangat diperlukan dalam melakukan pekerjaan untuk menciptakan

suasana kerja aman dan nyaman sehingga mampu menjaga dan meningkatkan

produktifitas. Secara umum, ergonomi di dunia kerja memperhatikan hal-hal

seperti Bagaimanakah orang melakukan pekerjaan mereka? Bagaimana posisi

tubuh dan gerak tubuh digunakan saat atau sedang bekerja? Peralatan yang

Page 21: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

7

digunakan? Apa efek atau efek dari faktor-faktor ini terhadap kesehatan dan

kenyamanan kerja? (Suhardi B, 2008).

2.4.2. Tujuan Ergonomi

1. Untuk meningkatkan kebugaran fisik serta mental dengan cara

mencegah terjadinya cidera dan trauma akibat penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan, menurunkan beban mental dan fisik serta

mengupayakan kepuasan terhadap pekerjaan.

2. Untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dengan cara mengelola dan

mengkordinir secara tepat jaminan sosial dalam kurun waktu usia

produktif maupun pasca produksi.

3. Untuk menciptakan keseimbangan rasioinal antara berbagai macam

aspek diantarannya teknis, ekonomis, antropologis dan juga budaya

kerja yang dilakukan agar terciptanya kualitas kerja serta kualitas hidup

yang tinggi.

2.5. Alat bantu, Jig dan Fixture

Menurut Edgard G. Hoffman (1996), jig dan fixture adalah alat bantu produksi

yang dipergunakan saat proses produksi, sehingga menghasilkan duplikasi produk

yang sesuai dan akurat. Jig dan fixture dibuat secara khusus sebagai alat bantu

proses produksi maupun proses inspeksi untuk mempermudah dalam penyetelan

material agar menjamin keseragaman bentuk dan ukuran produk dalam jumlah

yang banyak saat produksi masal serta untuk mempersingkat waktu produksi.

Seiring berkembangnya zaman jig dan fixture sudah sangat banyak sekali model

dan macamnya sesuai dengan kenutuhan proses produksi maupun proses inspeksi,

oleh karena itu jig dan fixture merupakan komponen penting dalam proses

produksi. Jig bukan hanya digunakan pada proses produksi namun juga pada

proses inspeksi terutama pada saat proses pengukuran dimensi sebagai alat bantu

untuk mempermudah saat melakukan proses pengukuran.

2.5.1. Jig yang digunakan saat pengukuran

• Jig ragum

Page 22: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

8

Jig ragum adalah sejenis alat bantu untuk menjepit part yang biasanya part

yang dijepit adalah part dengan profil permukaan yang rata.

Gambar 2. 2 Jig Ragum

• Jig sandwich

Jig Sandwich merupakan jig plate yang menyerupai sandwich. Jig model

ini sangat ideal dengan part material yang tipis dan juga permukaan lunak

yang kemungkinan mudah bengkok atau terlipat

Gambar 2. 3 Jig Sandwitch

Page 23: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

9

• Jig angle plate

Jig angle plate adalah tipe jig dengan sudut yang bisa disesuaikan sesuai

penggunaanya.

Gambar 2. 4 Jig Angle Plate

• Jig Channel

Jig Channel adalah bentuk sederhana dari jig kotak part dipegang diantara

dua sisi

Gambar 2. 5 Jig Channel

Page 24: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

10

2.6. Pengembangan dan Perancangan Produk

Penerapkan proses perancangan ini terhadap berbagai masalah (kebutuhan) dalam

berbagai kompleksitasnya dengan menemukan dan merencanakan suatu proses,

system, atau komponen sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (Melisa 2005).

Perancangan teknik adalah sebagai suatu proses dalam pengambilan keputusan

dengan menggunakan dasar matematika, ilmu teknik, dan sains untuk diterapkan

dengan konversi sumber daya secara optimal sehingga dapat mencapai tujuan

yang telah ditetapkan, berdasarkan Accreditation Board of Engineering and

Technology (2002). Umumnya dalam mengembangkan dan merancang suatu

produk, perlu pemahaman terhadap konsep dasarnya, yang meliputi tantangan

yang dihadapi dalam pengembangan produk, perspektif terhadap pengembangan,

kriteria keputusan yang dihadapi dan karakter dari pengembangan produk.

2.6.1. Perspektif dalam Pengembangan dan Perancangan Produk

Sebuah produk adalah sesuatu yang dijual oleh suatu perusahaan kepada

konsumen. Pengembangan produk merupakan sebuah kelompok aktivitas

yang diawali dengan sebuah persepsi dari sebuah peluang pasar, yang

selanjutnya diakhiri dengan proses produksi, penjualan dan pengiriman

produk (Ulrich dan Eppinger, 2012).

Bermacam industri banyak melakukan pengembangan terhadap produk

dengan efektif dan mensejajarkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

dengan sangat baik, seringkali dikarenakan mereka dipengaruhi oleh pasar

konsumen yang dapat berubah dengan cepat. Adapun kasus dimana industri

dapat berkembang pada lingkungan yang stabil dimana pengembangan

produk dapat berlangsung lambat dan secara perlahan-lahan.

Dalam situasi atau kondisi apapun baik itu saat industri berubah cepat

ataupun stabil pengembangan produk tetap memiliki resiko yang tinggi.

Keberhasilan pengembangan suatu produk sangat terpaut dari respon

konsumen. Produk yang dihasilkan dari pengembangan dapat dikatakan

sukses apabila terdapat respon positif dari konsumen yang diiringi dengan

Page 25: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

11

tindakan dan keinginan untuk membeli produk. Identifikasi terhadap

kebutuhan konsumen adalah fase paling awal dalam proses pengembangan

produk, karena pada tahapan ini merupakan penentuan arah dari

pengembangan suatu produk. (Ulrich dan Eppinger, 2012).

2.6.2. Tantangan dalam Pengembangan Produk

Upaya pengembangan suatu produk menjadi usaha yang komplek dan

menyeluruh. Sedikit perusahaan yang mampu meraih sebuah kesuksesan

yang dapat dicapai lebih dari separuh waktu dalam pengembangan.

Kenyataan ini memberikan tantangan yang berat bagi tim dalam proses

pengembang produk. Beberapa hal yang menyebabkan usaha dalam

pengembangan produk cukup menantang yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2012)

a. Trade-offs, ibarat pesawat terbang kini dapat dibuat lebih ringan, tetapi

tindakan ini akan meningkatkan biaya manufaktur. Aspek yang paling sulit

dalam pengembangan produk salah satunya adalah memahami,

mengetahui, dan mengendalikan pertentangan (trade-offs) sebagaimana

kasus pada pesawat terbang tersebut.

b. Dinamika, seiring perkembangan dalam hal teknologi, selera konsumen

berubah, pesaing merilis produk baru dan kondisi lingkungan yang makro

ekonomi berubah. Bagaimana menarik keputusan pada lingkungan yang

secara konstan selalu berubah adalah tantangan yang berat.

c. Lengkap, terkait pemilihan akan menggunakan baut atau dengan katup

yang pas dengan bagian penutup komputer maka memiliki keterkaitan

ekonomi yang cukup besar. Pada proses pengembangan sebuah produk

sering menjumpai banyak permasalahan terkait kelengkapan serupa.

d. Tekanan Waktu, yaitu apabila tersedia cukup waktu maka setiap kesulitan

akan dengan mudah untuk dikendalikan, akan tetapi seringkali keputusan

pada proses pengembangan suatu produk harus diambil dengan cepat

tanpa memiliki informasi yang lengkap.

Faktor Ekonomi, dimana pengembangan sebuah produk baru, proses produksi

dan pemasaran terhadap produk baru memerlukan investasi yang cukup besar.

Page 26: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

12

Demi mendapat timbal balik yang layak untuk investasi tersebut maka produk

yang dihasilkan harus dapat menarik bagi konsumen dan relatif tidak mahal

pada proses produksi.

2.6.3. Karakter Pengembangan Produk

Terbagi menjadi lima tipe karakter dalam pengembangan sebuah produk

(Ulrich dan Eppinger, 2012). Karakter tersebut dapat disesuaikan dengan

tujuan dan kemampuan dari perusahaan, lima tipe ini yaitu:

a. Tipe generic (market pull), untuk tipe ini perusahaan memulai dengan

peluang pasar lalu menemukan teknologi yang tepat untuk memenuhi

kebutuhan konsumen. Contoh pada penerapan tipe ini adalah barang-

barang untuk keperluan alat bantu kerja, olahraga, dan furniture.

b. Tipe technology push, untuk tipe ini perusahaan memulai dengan suatu

teknologi baru, yang selanjutnya mendapatkan pasar yang sesuai.

Perbedaan pada tipe market pull adalah pada tahap pencanaan yang

melibatkan kesesuaian antara kebutuhan pasar dan teknologi. Diasumsikan

bahwa teknologi yang digunakan telah tersedia pada proses pengembangan

konsep.

c. Produk platform, untuk tipe ini diasumsikan bahwa perusahaan akan

membuat produk baru berdasarkan sub-sistem teknologi yang sudah ada.

Beberapa contoh yang dikembangkan menggunakan karakter ini adalah

peralatan elektronik, printer dan komputer.

d. Process intensive, karakteristik produk pada tipe ini sangat dibatasi dari

proses produksi. Dari awal proses produksi, proses dan produk harus

dikembangkan bersama-sama dan harus sudah dispesifikasikan. Contoh

penggunaan process intensive yaitu pada pengembangan bahan kimia,

semikonduktor, dan makanan ringan.

e. Customized, Produk baru pada tipe ini memungkinkan sedikit variasi dari

model yang sudah ada. Tipe ini diaplikasikan pada pengembangan produk

container, baterai, motor, dan saklar.

Page 27: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

13

2.6.4. Tipe Proyek Pengembangan Produk

Terdapat 4 tipe proyek pengembangan produk berdasarkan pengelompokan

(Ulrich dan Eppinger, 2012) yaitu:

a. Platform produk baru, pada tipe proyek ini perancangan suatu keluarga

produk baru berdasarkan platform yang baru dan umum melibatkan usaha

pengembangan utama. Dengan meluncurkan produk baru maka dapat

termasuk kategori pasar dan produk yang sudah dikenal.

b. Turunan dari platform dari produk yang telah ada, sehingga proyek ini

memperpanjang platform produk agar lebih baik dalam memasuki pasar

yang sudah dikenal menggunakan satu atau lebih produk baru.

c. Perkembangan dalam perbaikan terhadap produk yang telah ada, pada

proyek ini probabilitas hanya melibatkan modifikasi atau penambahan

pada beberapa detail terhadap produk yang sudah ada untuk menjaga lini

produk yang telah memiliki pesaing.

d. Pada dasarnya produk baru, yaitu proyek ini mengaitkan produk dimana

sangat berbeda atau dengan teknologi produksi dan memungkinkan

membantu dalam memasuki pasar dimana belum dikenal dan baru. Pada

dasarnyan proyek-proyek tersebut memiliki lebih banyak resiko, yang

merupakan keberhasilan untuk jangka panjang perusahaan dapat

bergantung terhadap apa yang sudah dipelajari dari proyek-proyek penting

yang telah dikerjakan.

2.6.5. Desain Perancangan Alat Bantu dan Pemodelan

Desain alat bantu adalah proses mendesain dan mengembangkan alat-alat

bantu, metode dan teknik untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

Tujuan utama dalam mendesain alat bantu adalah menurunkan waktu dan

biaya produksi dengan tetap menjaga kualitas dan meningkatkan produksi

(Daryus, 2005). Untuk memenuhi tujuan tersebut maka perancang harus

memenuhi hal-hal berikut:

• Menyediakan alat bantu yang sederhana dan mudah dioperasikan untuk

efisiensi maksimum.

Page 28: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

14

• Mengurangi pengeluaran dalam sebuah aktifitas dengan menghasilkan

waktu dan biaya serendah mungkin.

• Mendesain alat bantu secara konsisten memproduksi komponen dengan

kualitas tinggi.

• Meningkatkan laju aktifitas atau produktifitas melalui alat bantu yang ada

• Mendesain alat bantu yang tidak mudah melakukan kesalahan dan

mencegah penggunaan yang tidak benar.

• Memberikan proteksi dalam desain alat bantu untuk keselamatan operator

yang maksimum.

Jumlah perencanaan dalam desain alat bantu sangat mempengaruhi sukses

tidaknya desain. Semua informasi dan spesifikasi yang berkaitan dengan

produk dievaluasi sehingga desain alat bantu yang paling efisien dan

ekonomis bisa ditentukan. Maka dari itu perancangan alat bantu harus

memahami komponen dan proses produksinya Ketika menganalisis gambar,

Perancang harus memperhatikan faktor-faktor berikut:

• Ukuran keselurhan dan bentuk part

• Jenis dan kondisi material

• Jenis mesin yang digunakan

• Akurasi yang dilakukan

• Permukaan untuk penjepitan dan penempatan

Dalam mendesain suatu produk, pemodelan produk merupakan fase yang

paling penting karena melalui pemodelan ini dapat dilihat dimensi, bentuk,

warna, dan spesifikasi solid ataupun rangka dari sebuah produk yang akan

dibuat kemudian. Pada masa sekarang ini komputer sudah menjadi kebutuhan

yang mendesak dalam berbagai bidang khususnya dalam memodelkan produk

terutama produk teknik, akan tetapi komputer tidak dapat mengganti peran

perancang (Daryus, 2005).

2.6.6. Computer Aided Design

CAD pada mulanya diartikan sebagai Computer Aided Drafting atau dalam

Bahasa Indonesia berarti penggambaran berbantu computer karena fungsi

Page 29: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

15

CAD yang benar-benar dapat menggantikan meja gambar tradisional. Pada

zaman sekarang ini CAD biasanya diartikan sebagai Computer Aided Design

atau dalam Bahasa Indonesia berarti merancang berbantu komputer yang

mencerminkan fungsi peralatan CAD modern yang melakukan berbagai hal

lebih dari sekedar penggambaran. Dalam dunia rekayasa (engineering) CAD

sangat membantu dalam merancang, mengembangkan dan mengoptimalkan

fungsi suatu produk. Tidak setiap perusahaan dapat memperoleh desain

dengan biaya rendah dan produk bermutu. Setiap perusahaan harus

menentukan strategi generik mereka apakah focus, diferensiasi ataukah

pemimpin biaya (Porter,1996).

2.7. Concept Development Process

Berdasarkan spesifikasi teknis dan permintaan konsumen (Voice of Customer)

akan diwujudkan konsep yang akan dapat mengarahkan kualitas produk secara

umum diagram alir fase pengembangan konsep (Ulrich dan Eppinger, 2012),

terlihat digambar berikut:

Identify

Customer

Needs

Establish

Target

Specifications

Generate

Product

Concepts

Select

Product

Concepts

Test

Product

Concepts

Set Final

Specifications

Plan

Downstream

Development

Perform Economic Analysis

Benchmark Competitive Products

Build and Test Models and Prototype

Mission

Statement Development

Plan

Gambar 2. 6 Proses Konsep Pengembangan Produk

Tahapan proses tersebut dilakukan dalam Concept Development Process yang

terdiri dari bagian Marketing, Design, Manufacture dan Quality Control. Maksud

dari masing-masing tahapan adalah:

1) Mengidentifikasi kebutuhan konsumen

Tujuan dari mengidentifikasi kebutuhan konsumen adalah untuk mengetahui

kebutuhan konsumen dari sebuah produk yang akan dirancang. Dengan

melakukan interview terhadap konsumen secara langsung maupun

pengambilan data dengan kuesioner.

Page 30: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

16

2) Membuat Spesifikasi Target

Sasarannya adalah menentukan spesifikasi produk, yang merupakan translasi

dari apa yang dibutuhkan oleh konsumen kedalam terminologi teknis.

3) Analisa kompetisi produk

Untuk memahami spesifikasi produk yang sudah ada dipasaran maka

diperlukan Benchmark Competitive Product bertujuan untuk melakukan

perbandingan pada produk yang telah ada dipasaran melaui produk yang akan

dibuat sehingga mampu mengetahui keunggulan dari produk yang akan

dibuat.

4) Pengembangan konsep

Guna meneliti lebih jauh pada produk yang akan dibuat apakah sudah

memenuhi kebutuhan konsumen atau masih perlu dikembangkan.

5) Pemilihan konsep

Untuk menyeleksi konsep-konsep yang telah dibuat melalui metode screening

dan scoring, sehingga diperoleh desain produk yang memenuhi kriteria

konsumen, biaya murah dapat diproses dan diperiksa (Quality Control).

6) Penyempurnaan spesifikasi

Setelah melakukan pemilihan konsep maka dilakukan penyempurnaan

spesifikasi berdasarkan produk dari konsep yang terpilih untuk mendapatkan

spesifikasi terbaik sesuai kebutuhan.

7) Analisa secara ekonomi

Tujuannya adalah untuk menghitung biaya pengembangan dan pembuatan

untuk jangka waktu tertentu serta untuk membuat model produk bernilai

ekonomis.

8) Perencanaan Proyek

Menetapkan jadwal pelaksanaan proyek secara keseluruhan (pengambangan

produk, pengadaan material, penetapan biaya produksi, penentuan waktu

produk selesai, kontrol kualitas dan pengiriman ke konsumen).

2.8. Quality Function Deployment (QFD)

Basis landasan dari Quality Function Deployment (QFD) dikemukakan pertama

kali oleh Professor of Management Engineering Yoki Akao, dari Tagawa

Page 31: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

17

University, kemudian dilakukan pengembangan pengalaman dan praktek terhadap

industri-industri yang terletak di Jepang, oleh perusahaan Mitsubishi pada tahun

1972, dan kemudian berkembang dalam berbagai macam cara dari Toyota dan

perusahaan lainnya. Konsep dasar pada QFD sesungguhnya adalah sebuah cara

pendekatan dalam mendesain produk untuk dapat memenuhi keinginan dari

konsumen.

Berdasarkan Cohen (1995), QFD adalah suatu metode dalam perencanaan produk

yang berstruktur serta merupakan suatu metoda pengembangan dimana

memungkinkan tim pengembang dalam suatu perusahaan untuk dapat

menjelaskan spesifikasi dari kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga

konsumen dapat mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari setiap produk dan

jasa yang ditawarkan. QFD merupakan metodologi terstruktur yang digunakan

pada proses pengembangan dan perencanaan produk untuk dapat menetapkan

spesifikasi dari keinginan dan kebutuhan konsumen, dan mengevaluasi secara

sistematis kapabilitas terhadap suatu jasa atau produk untuk dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen (Cohen, 1995).

QFD merupakan sebuah metode untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan

konsumen kepada suatu rancangan produk yang mempunyai persyaratan

karakteristik tertentu dan teknis (Mazur, 1994). Penerapan metode QFD terhadap

proses perancangan produk akan membantu manajemen untuk memperoleh

keunggulan kompetitif dengan proses penentuan atribut kualitas dan karakteristik

produk atau jasa yang dapat meningkatkan kepuasan dari konsumen. Selain itu,

Penggunaan metodologi QFD juga dapat menjamin bahwa informasi terhadap

kebutuhan konsumen yang diperoleh dari tahap awal proses perencanaan

diterapkan terhadap seluruh tahapan siklus produk, mulai dari tahap konsep

desain, tahap perencanaan komponen, tahap perencanaan proses produksi, hingga

produk sampai ketangan konsumen.

Penerapan QFD dibatasi oleh imajinasi seseorang menurut Cohen (1995). Target

dasar QFD adalah untuk memotivasi para pengembang produk melalui metoda

Page 32: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

18

sistematis dalam menyebarkan suara pelanggan (voice of customer) terhadap

desain produk, sehingga pengusaha dapat mengevaluasi respon potensial untuk

menghadapi keinginan dan kebutuhan pelanggan yang universal. Hal tersebut

penting karena hampir seluruh organisasi (bisnis) menghadapi persaingan, seperti

adanya perubahan terhadap harga, introduksi produk baru, maupun melakukan

inovasi produk terhadap produk yang sudah ada.

Beberapa keuntungan yang didapat dari implementasi QFD (Dale, 1995) yaitu:

meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kepuasan konsumen, meningkatkan

komunikasi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan keunggulan produk,

mempersingkat time to market, mereduksi anggaran perancangan, dan

meningkatkan keuntungan perusahaan.

2.8.1. Tahapan dalam Penerapan QFD

Menurut Cohen (1995) metode QFD mempunyai beberapa tahap

pengembangan dan perencanaan yang disebut dengan empat fase model

QFD. Fase pertama yaitu Voice of Customer (VoC) dimana dengan VoC akan

didapatkan keinginan dan kebutuhan konsumen, yang kedua yaitu penentuan

karakteristik dari produk, yang ketiga penentuan tingkat kepentingan dari tiap

karakteristik dimana dapat diketahui kepentingan dari masing-masing

karakteristik produk yang akan dirancang, yang keempat yaitu penentuan

prioritas dari karakteristik. Pada gambar 2.7. dapat dilihat dari empat fase

tersebut

Page 33: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

19

Product

Planning

(House of Quality)

Performance

measures

(SQCs)

Design

Deployment

(Part Deployment)

Part

characteristics

Manufacturing

Planning

(Process Planning)

Process

parameters

Production

Planning

(Production

Operations Plannning)

Production

operations

Vo

ice

of

the

cust

om

er

Performance

Measure

Technical

importance

Part

characteristics

importance

Process

parameters

importance

Gambar 2. 7 Empat Fase Model QFD

Tahap pengembangan dan perencanaan fase model QFD juga disebut dengan

matriks, mengenai matriks pengembangan dan perencanaan QFD yaitu

sebagai berikut:

2.8.2. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality)

Matriks tersebut menjabarkan tentang Rumah Kualitas / House of Quality

(HOQ). Pada iterasi 1 adalah mengkombinasikan voice of customer atau

kebutuhan pelanggan terhadap karakteristik teknis yang dilakukan tim

pengembang agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan HOQ maka

dapat ditentukan masing-masing hubungan antara karakteristik teknis dengan

voice of customer sehingga akan didapatkan mana yang paling prioritas dari

karakteristik teknis.

Setelah didapatkan tingkat prioritas tersebut maka dalam perancangan perlu

penekanan terhadap karakteristik teknis yang paling prioritas sehingga dapat

memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. House of Quality juga dapat

mempermudah proses dalam perancangan produk sehingga mampu

mendekati kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dikarenakan seluruh data

yang diambil langsung dari pelanggan baik melalui interview maupun

Page 34: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

20

kuesioner. Pengolahan metode QFD dengan bagan house of quality seperti

Gambar 2.3. dibawah ini:

D Matriks Hubungan (Dampak

karakteristik dan teknis

terhadap kebutuhan pelanggan)

A

Matriks Kebutuhan Pelanggan

B Matriks Perencanaan

(Survey pasar dan rencana

strategis)

F Matriks Teknis

(Prioritas karakteristik teknis,

Perbandingan karakteristik

pesaing, target karakteristik

teknis)

C

Karakteristik Teknis

E

Korelasi

Karakteristik Teknis

Gambar 2. 8 House of Quality (HOQ) (Sumber : Cohen, 1995)

2.8.3. Langkah Pembuatan House of Quality

Berikut langkah-langkah pembuatan House of Quality:

1. Daftar Kebutuhan dan Keinginan Konsumen (Customer Needs)

Berisi data atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian pasar

tentang kebutuhan dan keinginan konsumen. Bagian suara konsumen

dalam House of Quality terdiri dan daftar-daftar berstruktur kebutuhan dan

keinginan konsumen yang telah didapat untuk perencanaan kualitas jasa.

Langkah-langkah yang dilakukan pada bagian ini adalah:

• Mengumpulkan data mentah dari konsumen

• Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan

• Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki yaitu

kebutuhan primer, sekunder dan jika diperlukan tersier

• Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan

• Menganalisa hasil dan proses

Page 35: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

21

Adapun contoh rumah kualitas yang saya akan terapkan kali ini adalah

mengenai “kamera” (index gambar di halaman terakhir). Sebagai contoh

survey yang dilakukan ke pelanggan/responden, para responden

menginginkan kamera yang ringan, mudah digunakan, terpercaya, mudah

untuk stabil dan tidak ada pencahayaan ganda.

2. Daftar Karakteristik Teknik (Technical Response)

Karakteristik teknis adalah pernyataan yang digunakan oleh perusahaan,

bahasa teknik dari sebuah organisasi yang digunakan untuk layanan-

layanan jasa. Karakteristik teknis untuk mengartikan kebutuhan dan

keinginan konsumen (suara konsumen). Atribut keinginan konsumen

diterjemahkan kedalam karakteristik teknis. Karakteristik teknis ini

merupakan karakteristik kualitas perusahaan atau mewakili suara penyedia

jasa. Pada karakteristik teknis akan memperbaiki atap atau lantai kedua

dari Rumah Kualitas. Masing-masing karakteristik teknis harus langsung

mempengaruhi persepsi konsumen dan dijelaskan dalam bagian yang

diukur.

Contoh: mencocokan keinginan customer ke dalam bentuk teknis, contoh

untuk menghasilkan kamera yang ringan, maka komponen aluminium

perlu digunakan dalam kamera.

1. Membuat Matriks Hubungan Timbal Balik Antara Technical

Response (Technical Correlation) Atap dari Rumah Kualitas disebut

matrik korelasi digunakan untuk mengidentifikasi beberapa hubungan

timbal balik antara masing-masing teknis. Korelasi matrik adalah tabel

segitiga yang menghubungkan pendeskripsian teknis. Korelasi matrik

menunjukkan hubungan dan ketergantungan antara karakteristik teknis

yang satu dengan yang lainnya.

2. Membuat Matriks Hubungan Antara Customer Needs dan Technical

Response Langkah selanjutnya dalam membangun Rumah Kualitas

adalah menyiapkan persyaratan konsumen dan karakteristik teknis dan

menentukan hubungan masing-masing. Hubungan terbentuk antara

persyaratan konsumen dan pendeskripsian teknis dapat menjadi sangat

Page 36: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

22

membingungkan karena masing-masing persyaratan pelanggan dapat

mempengaruhi satu atau lebih pendeskripsian teknis dan sebaliknya.

Untuk perhitungannya maka didefinisikan nilai hubungan

(relationship volume) antara elemen kebutuhan pelanggan terhadap

karakteristik teknik, yaitu:

Nilai 5 berarti hubungan berpengaruh sangat kuat atau dengan symbol

Nilai 3 berarti hubungan berpengaruh kuat atau dengan symbol

Nilai 1 berarti hubungan berpengaruh lemah atau dengan symbol

Nilai 0 berarti tidak ada hubungan atau tidak ada symbol

Contoh: hubungan spesifikasi teknis kamera daya rendah degan

keinginan customer berupa mudah digunakan memiliki hubungan

yang lemah sehingga diberi tanda low relationship.

3. Tingkat Kepentingan Pelanggan (Rate Customer Importance) Kolom

tingkat kepentingan merupakan untuk mencatat seberapa penting

masing-masing kebutuhan dan keinginan konsumen. Ada tiga tipe data

yang sering digunakan, yaitu: Absolute Importance, Relative

Importance, dan Ordinal Importance. Pada penelitian ini digunakan

Absolute Importance. Lima skala dalam Absolute Importance (Cohen,

1995) adalah sebagai berikut:

Nilai 1 = Tidak penting sekali

2 = Sedikit penting

3 = Penting bagi

4 = Sangat penting

5 = Paling penting

Contoh: dalam hal ini tingkat kepentingan pelanggan / rating berada di

sebelah keinginan customer. Bedasarkan data yang diperoleh terdapat

nilai kepentingan (rating), semakin tinggi ratingnya semakin pentingnya

suatu keinginan responden untuk diperlukan. Dalam hal ini, reliable/

terpercaya mendapatkan rating tertinggi.

4. Penentuan Posisi Produk

Nilai posisi perusahaan menggambarkan perbandingan antara pelayanan

jasa yang diamati sebagai objek dengan pelayanan jasa pesaingnya. Nilai

Page 37: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

23

posisi perusahaan dibagi dua kategori, yaitu penilaian kepuasan terhadap

keinginan dan kebutuhan konsumen dan karakteristik teknik produk.

Contoh: pada bagian sebelah relationship matrix terdapat penilaian

customer terhadap perusahaan lain (company A dan company B).

5. Penentuan Nilai Target (Technical Target) Technical Target

Merupakan skor perusahaan dan nilai target dari karakteristik teknik

perusahaan. Nilai target merupakan keluaran (output) fisik dari HOQ

berupa rangkaian seluruh proses dalam mendapatkan informasi, struktur,

dan tingkatan pengembangan desain produk atau jasa yang diinginkan.

Contoh: technical target terdapat pada bagian paling bawah house of

quality, dalam diagram ini disebut our importance rating. Berupa nilai dari

masing spesifikasi teknis untuk memenuhi keinginan pelanggan. Semakin

tinggi nilai rating, maka semakin perlu spesifikasi teknis tersebut

diterapkan.

2.9. Uji Z untuk membandingkan dua proporsi

Statistik uji yang digunakan dalam membandingkan dua proporsi populasi

(Berenson, Levine, and Krehbiel, 2011) adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 9 Rumus Uji Z

Pada Gambar 2.9. mnjelaskan rumus uji z pada dua proporsi. Berikut Keterangan

dari lambang-lambangnya:

P1 adalah proporsi pada sampel 1

P2 adalah proporsi pada sampel 2

adalah proporsi Gabungan

x1 adalah namyaknya item pada sampel 1

x2 adalah banyaknya item pada sampel 2

Page 38: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

24

n1 adalah banyaknya sampel 1

n2 adalah banyaknya sampel 2

2.9.1. Hipotesis

Hipotesis uji proporsi dua populasi terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesus uji

dua aeah (uji dua sisi) dan hipotesis uji satu arah (uji satu sisi). Uji dua arah

digunakan untuk mengetahui apakah dia populasi memiliki proporsi yang

sama atau tidak, sedangkan uji satu sisi digunakan untuk mengetahui apakah

populasi pertama memiliki proporsi yang lebih kecil ataupun lebih besar

dibandingkan dengan proporsi pada populasi kedua (Berenson, Levine, and

Krehbiel, 2011).

• Hipotesis untuk uji dua arah adalah

H0 : π1 = π 2

H1 : π 1 ≠ π 2

• Hipotesis untuk uji satu arah adalah

H0 : π 1 ≥ π 2

H1 : π 1 ≤ π 2

Atau

H0 : π 1 ≤ π 2

H1 : π 1 ≥ π 2

π 1 adalah proporsi pada populasi 1

π 2 adalah proporsi pada populasi 2

2.9.2. Tingkat Kepercayaan atau Tingkat Signifikansi

Tingkat kepercayaan yang sering digunakan dalam pengujian stastistik adalah

95 persen atau (1 – α) =0.95. Tingkat kepercayaan bisa dikurangi sesuai

dengan jenis penelitian yang dilakukan. Jika disebutkan bahwa tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95 persen atau (1 – α) =0.95. maka

tingkat signifikansinya adalah 5 persen α = 0.05 (Berenson, Levine, and

Krehbiel, 2011)

Page 39: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

25

2.9.3. Daerah Kritis

Daerah kritis adalah daerah yang digunakan untuk menolak atau tidak

menolak Ho. Titik Kritis untuk uji dua arah adalah -Zα/2 dan Zα/2,

sedangkan untuk uji satu arah adalah -Zα untuk H0: π 1 ≥ π 2 dan Zα untuk

H0: π 1 ≤ π 2. Dapat dilihat pada tabel Z (Berenson, Levine and Krehbiel,

2011).

2.9.4. Keputusan

• Keputusan untuk uji dua arah adalah tolak Ho apabila z < -Zα/2 atau z >

Zα/2,

• Keputusan untuk uji satu arah adalah:

1.Untuk H0: π1 ≥ π 2 dan H1: π1 ≤ π 2, tolak H0 apabila z <-Zα

2.Untuk H0: π1 ≤ π 2 dan H1: π1 ≥ π 2, tolak H0 apabila z > Zα

Page 40: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

26

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan menguraikan secara sistematis langkah-langkah yang dilakukan

didalam penelitian. Langkah-langkah yang akan dilakukan didalam penelitian

akan ditampilkan dalam gambar 3.1.

3.1. Kerangka Penelitian

Gambar 3. 1 Kerangka alur Penelitian

Page 41: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

27

3.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tahapan awal, Dari hasil observasi yang telah dilakukan berdasarkan

permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proses inspeksi. Tahapan

berikutnya dari identifikasi masalah ini untuk membuat perumusan masalah,

tujuan masalah serta batasan-batasannya. Indentifikasi ini adalah rangkaian hasil

diskusi bersama kerja tim.

3.2.1. Observasi

Observasi dikosentrasikan pada produk HVAC dengan mengamati produk

yang akan diinspeksi. Ini merupakan tahapan awal sebelum melakukan

lanjutan penelitian. Tahap ini tentu saja diawali dengan alat dasar Diagram

fishbone supaya diketahui akar dari masalah-masalah menyebabkan kesulitan

setting benda kerja dan saat proses inspeksi.

3.2.2. Studi Literatur

Dilakukan dengan mencari berbagai informasi yang kemungkinan berkaitan

dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Pencarian informasi ini

dilakukan melalui berbagai media informasi baik buku,jurnal,perpustakaan

dan mesin pencarian diinternet sehingga diperolehlah referensi yang dapat

digunakan untuk mendukung pembahasan untuk menyelesaikan masalah

yang ada pada proses setting dan pengukuran tersebut.

3.3. Perancangann Alat

Tahapan selanjutnya, proses perancangan alat yang dikemukanan oleh Ulrich dan

Appinger,2012 yakni perancangan alat yang akan dikerjakan mengikuti kerangka

kerja pada proses pengembangan. Voice of Customer (VoC) digunakan untuk

identifikasi kebutuhan konsumen untuk mendapatkan Customer needs dimana

tahap pengerjaan diperlihatkan pada gambar 3.2.

Page 42: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

28

Voice of Customer (VoC)

Identifikasi Kebutuhan dan

Keinginan Konsumen

Penentuan Atribut Produk

Penentuan Tingkat

Kepentingan Atribut Produk

Valid?

Penentuan Relative

Important Index (RII)

Interview Atribut

Produk

Kuesioner Tingkat

Kepentingan

Atribut Produk

Evaluasi Produk

Penetuan Target

Value

Penentuan

Evaluation

Score

Penentuan Important Rate (IR)

Penentuan Weight

Penentuan % Weight

Penentuan Respon Teknis

Penyusunan Relationship

Metrics Antara Atribut dan

Respon Teknis

Interaksi Antar Respon

Teknis

Penyusunan Konsep

Rekap Hasil Kuesioner

Input

Benchmarking

Dengan Produk

Existing

Atribut Produk

House of Quality (HOQ)

Yes

No

Gambar 3. 2 Tahap Pengerjaan House of Quality

3.4. Penyusunan Konsep

Tahapan selanjutnya, Pada tahap ini gagasan di tuangkan menggunakan aplikasi

sketchUp untuk mendesain alat sedangkan solidwork untuk detail dari pemilihan

desain. Lalu dari konsep ide tersebut dibuatkanlah prototype dimaksud serta

menjabarkan semua bahan dan alat yang diperlukan beserta urutan proses

pembuatan saat merancang alat bantu pengecekan Heater ventilating AC.

Kemudian saat prototype jadi maka dilakukanlah uji coba sesuai dengan rencana

perbaikan yang ada.

3.5. Analisa hasil dan Pembahasan

Tahapan selanjutnya, pada tahapan ini penulis menganalisa cacat produk dan

waktu pengukuran HVAC sebelum adanya perbaikan pembuatan alat bantu dan

sesudah adanya perbaikan, menggunakan metode statistik uji Hipotesis proporsi

dua populasi independen, dan menghitung penghematan biaya setelah adanya

pengurangan produk cacat dan pengurangan waktu pengukuran.

Page 43: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

29

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1. Identifikasi Masalah

PT XYZ adalah perusahaaan multi nasional yang sejatinya expert dibidangnya

namun tak dapat dipungkiri masih sering terjadi NG in process terhadap produk

Heater Ventilating Car Air Conditoner. Jumlah cacat masih banyak ditemukan di

proses predelivery. Identifikasi awal ialah peneliti akan menjelaskan produk

Heater Ventilating Car Air Conditioner yang akan di teliti. HVAC adalah produk

yang dibuat dengan komponen utamanya adalah biji plastik dengan proses

Injection moulding. Setelah proses injeksi selesai part prosduk akan diperiksa oleh

bagian inspeksi dan dipastikan tidak ada produk cacat dan burry pada proses ini.

Setelah proses inspeksi part injeksi selesai part akan dikirm ke proses Assembly

yakni proses pemasangan domain produk seperti Evaporator,Hose,Wire dan

beberapa aksesoris lainnya. Fungsi produk HVAC sendiri adalah penyalur

pendingin dan penghangat kabin pada Mobil. Berikut di bawah ini adalah gambar

produk HVAC.

Gambar 4. 1 Produk HVAC

Page 44: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

30

Berikut adalah penunjukan jumlah cacat berdasarkan temuan dari proses

predelivery inspction yang harus di rework

Tabel 4. 1 Cacat HVAC Bulan Juli 2018 – September 2018

Jenis cacat Tanpa nut

colar

Case

renggang

Label tag

salah

NG scratch

dan pin

patah

(karena

proses

inspeksi)

Lain-lain

Jumlah

cacat 26 pcs 34 pcs 13 pcs 98 pcs 24 pcs

Persentase 13,3% 17.4% 6.7% 50,3% 12.3%

Dari Data diatas menunjukan bahwa jumlah cacat HVAC periode Juli 2018

sampai dengan September 2018 yang disebabkan tanpa nut colar sebanyak 26

pcs, case renggang 34 pcs, label tag salah 13 pcs, Scratch dan pin patah 98 pcs,

dan lain-lain 24 pcs. Kemudian data Tabel 4.1. tersebut diolah dalam bentuk

diagram berdasarkan tingkat cacat yang disajikan pada Gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Diagram Jumlah Cacat HVAC

Page 45: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

31

Dari data yang disajikan diatas dapat disimpulkan bahwa cacat scratch dan pin

patah yang disebabkan oleh proses inspeksi dimensi adalah jenis cacat yang

paling banyak yakni sejumlah 98 pcs atau menyumbang sekitar 50,3 persen dari

total keseluruhan cacat HVAC. Setelah mengetahui penyebab dominan cacat

tersebut peneliti lalu mendalami dan mencari tahu tentang proses setting dan

proses inspeksi dimensi tersebut.

Gambar 4. 3 Settingan Awal dan Alat Bantu

Gambar 4.3 memeperlihatkan proses setting awal dan dan secara kasat mata sudah

bisa dipastikan adanya masalah yang terjadi pada proses ini tentu saja menarik

bagi peneliti untuk meneliti lebih lanjut cara setting inspektor pada produk HVAC

ini. Dari penelitian visual maka diusulkan membuat perancangan alat bantu

berdasarkan Voice of Customer (VoC). Dengan perancangan alat ini diharapkan

dapat menyelsaikan masalah yang terjadi.

4.2. Perancangan Alat Bantu

4.2.1. Voice of Customer

Setelah merumuskan permasalahan telah selesai pada tahap awal serta melakukan

observasi langsung dengan cara mengamati proses setting pemeriksaan HVAC.

Pada tahap ini dilanjutkan dengan melakukan wawancara terhadap operator yang

biasa menangani proses setting pemeriksaan HVAC. Pada produk ini baru

dilakukan oleh 1 orang yang memiliki kemampuan yang handal dan teliti dalam

setting produk.

Page 46: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

32

Pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara mewawancarai pelanggan

konsumen sesuai permasalahan yang diamati kemudian hasil wawancara tersebut

digunakan untuk menyusun kuisioner agar mengetahui tingkat kepentingan dan

kepuasan konsumen terhadap alat yang akan dirancang inilah yang disebut Voice

of customer.

Berikut susunan pertanyaan yang akan diberikan kepada operator terhadap

permasalahan yang dialami selama proses pemeriksaan terjadi:

1. Apa saja kesulitan yang anda alami saat melakukan proses Pemeriksaan

HVAC?

2. Seandainya ada alat bantu yang mempermudah proses pemeriksaan, Apa saja

spesifikasi yang diinginkan agar produk mudah saat proses pemeriksaan?

3. Adakah ekspektasi anda jika alat ini benar-benar ada?

Dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut kesimpulan jawaban dari hasil wawancara

terhadap operator dalam memenuhi kebutuhan spesifikasi jig yang diinginkan.

Penulis mendapatkan 11 poin penting Customer Needs.

Tabel 4. 2 Kebutuhan Operator

No Kebutuhan Inspektor Important (5 terbaik)

1 Alat yang mudah digunakan 5

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk 5

3 Alat mudah disimpan 4

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama 5

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru 4

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG 5

7 Tidak mudah rusak 4

8 Desain menarik 5

9 Alat tidak tergeser saat digunakan 5

10 Alat tidak membahayakan pengguna 5

11 Alat ringan saat dipindahkan 4

Sumber: kebutuhan data PT.XYZ

Page 47: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

33

Selanjutnya dilakukan kepada penilaian customer needs pada kolom important

yang mempunyai skala penilaian dari angka 1 sampai angka 5. Nilai important

pada tabel 4.2. didapatkan dari nilai rata-rata 2 inspektor sebagai responden yang

melakukan proses pemeriksaan HVAC.

Kemudian jika kebutuhan dan keinginan konsumen telah selesai didapatkan

hasilnya maka dapat dikategorikan beberapa atribut untuk rujukan rancangan alat

bantu. Atribut-atribut bisa ditetapkan yakni dari Material, Desain, Ukuran, Berat,

ketahanan, dan Fungsi. Atribut tersebutlah yang selanjutnya dijadikan acuan

respon teknis yang isinya nilai target untuk proses rancangan alat bantu. Dibawah

ini adalah Tabel 4.3. yang merupakan rank Kepentingan dari atribut alat yang

yang akan dibuat sesuai keinginan.

Tabel 4. 3 Rank kepentingan atribut dari respon teknis

No Kebutuhan Inspektor

Impo

rtan

t (5

terb

aik)

Mat

eria

l

Des

ain

Uku

ran

Ber

at

Ket

ahan

an

Fung

si

1 Alat yang mudah digunakan 5 ● ● ● ●

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk 5 ● ● ●

3 Alat mudah disimpan 4 ● ●

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama 5 ● ● ●

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru 4 ● ●

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG 5 ●

7 Tidak mudah rusak 4 ● ●

8 Desain menarik 5 ●

9 Alat tidak tergeser saat digunakan 5 ● ● ●

10 Alat tidak membahayakan pengguna 5 ● ●

11 Alat ringan saat dipindahkan 4 ●

24 33 14 9 9 24

4,8 4,71 4,67 4,5 4,5 4,8

Jumlah Important

Rata-rata

Sumber: Data Respon teknis di PT.XYZ

Dari Tabel 4.3. menginformasikan Penentuan Respon teknis terhadap Voice of

Customer yaitu sebagai berikut:

Page 48: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

34

Respon Teknis pada material berhubungan dengan kekuatan dan berat bahan dari

alat bantu yang akan dirancang pada nomor 1, 4, 7, 9, dan 10 dari Voice of

Customer.

Respon teknis pada ukuran akan berkaitan dengan kemudahan pada penggunaan

dan penyimpanan alat bantu yang akan dirancang pada nomor 1, 2, dan 3 dari

Voice of Costumer.

Respon teknis pada berat akan berhubungan dengan material yang digunakan pada

nomor 9 dan 11 dari Voice of Costumer.

Respon teknis pada desain akan berhubungan dengan bentuk, kemampuan, dan

kenyamanan dari alat bantu yang akan dirancang pada nomor 1, 2, 3, 5, 8, 9, dan

10 dari Voice of Costumer.

Respon teknis ketahanan akan berkaitan dengan kekuatan bahan yang digunakan

untuk jangka waktu yang lama pada nomor 4 dan 7 dari Voice of Costumer.

Respon teknis pada fungsi akan berhubungan dengan kemampuan alat dapat

disetting dengan mudah serta menunjukkan hasil secara akurat pada nomor 1, 2, 4,

5, dan 6 dari Voice of Costumer.

Kemudian pada tahapan berikutnya yakni penentuan nilai importance kepentingan

atribut dari respon teknis. Dapat dijabarkan rank nilai importance pada tabel 4.3.

dibawah ini dengan perhitungannya :

Material = Nilai Importance atribut Material (1+4+7+9+10) / jumlah needs

Material

= (5+5+4++5+5)/4

=24/5

=4.8

Desain = Nilai Importance atribut Desain (1+2+3+5+8+9+10/ Jumlah

needs Desain

= (5+5+4+4+5+5+5) / 7

=33/7

=4.71

Ukuran = Nilai Importance atribut Ukuran (1+2+3) / Jumlah needs Ukuran

= (5+5+4) / 3

Page 49: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

35

=14/3

= 4.67

Berat = Nilai Importance atribut Berat (9+11) / Jumlah needs Berat

= (5+4) / 2

=9/2

= 4.50

Ketahanan = Nilai Importance atribut Ketahanan (4+7) / Jumlah needs Ketahanan

= (5+4) / 2

=9/2

= 4.50

Fungsi = Nilai Importance atribut Fungsi (1+2+4+5+6) / Jumlah needs Fungsi

= (5+5+5+4+5) / 5

= 24 /5

= 4.8

Urutan rank perhitungan importance diatas yakni atribut material dan atribut

fungsi dengan nilai 4.8, kemudian disusul urutan kedua ada aribut desain dengan

nilai 4.71, urutan ketiga ada atribut ukuran dengan perolehan nilai 4.67, dan yang

terakhir ada ada atribut dengan masing-masing mempunyai perolehan nilai 4.5.

Dapat dismpulkan dari semua atribut yang ada hampir mendekati nilai 5.0

4.2.2. Quality Function Deployment

Ada tahapan-tahapan dalam proses pengerjaan QFD. Tahapan tersebut terdiri dari

penentuan respon teknis, penyusunan relasi metrik atau relationship metrics

antara atribut dan respon teknis, interaksi antar respon teknis, dan urutan terakhir

adalah penyusunan konsep. Respon teknis yang dikerjakan melalui proses VoC

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna merupakan acuan untuk

rancangan desain yang akan direalisasikan. Dari hasil menentukan respon teknis

peneliti harus menentukan beberapa point penting yang menjadi acuan penentuan

atribut respon teknis sesuai dengan kebutuhan dan keinginan inspektor yang

nantinya akan mengunakan alat tersebut.

Page 50: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

36

Pada tabel 4.4. menginformasikan nilai target dari respon teknis yang telah di

tentukan beserta penjelasan dari respon teknis. Masing-masing penjelasan respon

teknis tersebut akan dijadikan acuan untuk rancangan alat yang akan

diimplementasikan yakni alat bantu pemeriksann HVAC.

Tabel 4. 4 Nilai Target dari Respon Teknis

No Metrik Nilai target

1 Material

Pemilihan bahan baku yang berbahan besi agar tahan lama

seperti S45C atau SKD11 cocok dijadikan sebagai alat

bantu

2 Desain Jig berukuran minimal 5 mm lebih kecil dari alat bantu

sebelumya dan harus plug and play dengan base meja ukur

3 Ukuran

Ukuran disesuaikan dengan produk Base berukuran

50x70x10mm, pin berukuran diameter 20x135mm, sim

plate berukuran 10x50x5mm

4 Berat Maksimal berat adalah 1 kg

5 Ketahanan Bisa digunakan mnimal 5 tahun pemakaian

6 Fungsi Tidak membuat produk menjadi cacat

Sumber: Data desain PT. XYZ

Tabel 4.4. menginformasikan spesifikasi nilai target dari respon teknis, jadi untuk

memlulai membuat desain sebelumnya harus membuat House of Quality yakni

bertujuan agar peneliti dapat menentukan prioritas-prioritas yang berhubungan

kepada respon teknis karena paling diutamakan untuk pembuatan rancangan

desain sehingga desain dapat mereflekasikan keinginan dan kebutuhan dari

pengguna alat bantu pemeriksaan HVAC. Adapun urutan dalam pembuatan House

of Quality adaalah Optimisasi / Optimization, Relasi metrik / Relation Metric,

Korelasi metrik / Correlation Metric, dan yang terakhir Prioritas / Priority.

Langkah pertama yang harus dilakukan pada tabel House of Quality pada kolom

Optimization.

Kolom optimization bertujuan untuk menentukan tingkat keperluan terhadap

respon teknis yang akan digunakan sebagai acuan rancangan alat bantu produk

HVAC. Alat ini memiliki beberapa simbol yang memiliki arti berbeda-beda.

Simbol arah panah ke atas bernama Maximize yang artinya meningkatkan atau

memaksimalkan respon teknis yang akan dirancang. Simbol bilat bernama Exact

Page 51: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

37

yang artinya bahwa respon teknis yang dibutuhkan sudah tepat, dan terakhir

adalah simbol arah panah ke bawah bernama Minimize yang artinya

meminimalkan respon teknis yang tidak dibutuhkan.

Tabel 4. 5 Tabel Teknis Respon

KONSEP 1 KONSEP 2 KONSEP 3

1 Material

Pemilihan bahan baku

S45C dengan proses

hardening

Pemilihan bahan baku

S45C yang dihardening

Pemilihan bahan baku SKD11

yang diproses hardening namun

ringan

2 Desain

Desain dibuat seperti jig

adjuster namun dibuat lebih

solid

Desain dibuat konsep

stand jig dengan harapan

mudah dalam

penggunaanya

Desain dibuat penggabungan

antara adjuster dan stand jig agar

memudahkan dalam

penggunaanya namun efektif dan

efisien

3 Ukuran Diameter 60mm X 75mm

Base 100X50x40mm

dan Pin Diameter

20X400mm pengait

50X5X10mm

Base 50X70X10mm pin diameter

15X150mm ring diameter

40X10mm sim lock

50X10X7mm

4 Ketahanan

5 Fungsi

NORESPON

TEKNIS

KONSEP IDE

Dapat digunakan untuk jangka panjang dan tidak mudah rusak

Dapat digunakan untuk proses pemeriksaan

Sumber: Teknis Respon PT. XYZ, 2018

Jika detail teknis respon telah didapatkan tahapan berikutnya adalah memberikan

rank penilaian pada ketiga konsep yang sudah dirancang. Tentu saja cara

penilaian ini dengan berdiskusi langssung dengan bagian yang terkait dan

penilaian dilakukan oleh 5 orang yang terdiri dari mereka yang yang terkait

dengan pemeriksaan ini. Untuk menentukan konsep yang akan dipilih dapat

dilakukan dengan mencari kriteria yang terbaik dan memenuhi kebutuhan yang

mendekati keinginan. Rank penilaian sendiri menggunakan angka 1 sampai

dengan 5 dimana 1 adalah nilai paling rendah dan 5 adalah nilai paling tinggi.

Tabel 4.5. menginformasikan kesimpulan hasil dari penilaian 5 orang tersebut.

Page 52: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

38

Tabel 4. 6 Penilaian Score Konsep

1 2 3 4 5Rata-rata

rating1 2 3 4 5

Rata-rata

rating1 2 3 4 5

Rata-rata

rating

1 Alat yang mudah digunakan 3 3 3 4 4 3.4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 3 4 4.2

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk 3 4 4 4 4 3.8 4 5 5 4 4 4.4 5 5 4 4 4 4.4

3 Alat mudah disimpan 4 4 3 3 3 3.4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3.6

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama 4 4 3 4 4 3.8 4 4 3 3 4 3.6 4 5 5 4 3 4.2

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru 5 3 3 4 4 3.8 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4.6

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG 4 4 3 3 3 3.4 3 4 3 3 4 3.6 4 4 4 4 4 4

7 Tidak mudah rusak 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4.2 4 4 4 4 4 4.2

8 Desain menarik 3 4 4 4 4 3.8 4 5 5 4 4 4.4 5 5 4 4 4 4.4

9 Alat tidak tergeser saat digunakan 4 4 3 3 3 3.4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3.6

10 Alat tidak membahayakan pengguna 4 4 3 4 4 3.8 4 4 3 3 4 3.6 4 5 5 4 3 4.2

11 Alat ringan saat dipindahkan 5 3 3 4 4 3.8 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4.6

NO Kriteria

Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3

1 Alat yang mudah digunakan 10%

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk 10%

3 Alat mudah disimpan 5%

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama 10%

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru 10%

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG 10%

7 Tidak mudah rusak 10%

8 Desain menarik 10%

9 Alat tidak tergeser saat digunakan 10%

10 Alat tidak membahayakan pengguna 10%

11 Alat ringan saat dipindahkan 5%

100%

3 3 1

NO NO Develop

Rank

Continued

Total score 3.67 3.80 4.18

0.36

0.20

0.42

0.44

0.18

0.42

0.46

0.40

0.42

0.44

0.36

0.42

0.23

0.4

0.36

0.42

0.44

0.3

4.6

0.34

0.38

0.17

0.38

0.38

0.34

0.4

0.38

0.34

0.38

0.19

0.4

0.44

0.15

0.36

4

4.2

4.4

3.6

4.2

4.2

4.4

3.6

4.2

4.6

3.8

3.8

4

4.4

3

3.6

4

3.6

4.2

4.4

3

3.6

4

Weight

Konsep ide 1 Konsep ide 2 Konsep ide 3

Rate Weight score Rate Weight score Rate Weight scoreNO Kriteria

3.4

3.8

3.4

3.8

3.8

3.4

4

3.8

3.4

Sumber: Penilaian Konsep PT. XYZ,2018

Tabel 4.6. adalah hasil kesepakatan dari 5 orang yang telah mengikuti pemilihan

untuk menilai ide konsep yang telah dipilih dan disepakati ide konsep yang dipilih

adalah yang ketiga. Lalu tahapan berikutnya menjelaskan detail-detail desain alat

bantu pemeriksaan HVAC.

Tabel 4.7. menginformasikan optimization pada respon teknis pada alat bantu

pemeriksaan produk HVAC yang akan dirancang. Terlihat lima dari enam respon

teknis menunjukan simbol tanda panah ke atas yang artinya perlu di maximize

terdiri dari material, desain, ukuran, ketahanan, dan fungsi. Satu respon teknis

menunjukkan simbol bulat yang artinya bahwa sudah tepat karena sudah sesuai.

Page 53: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

39

Tabel 4. 7 Optimization

Sumber: Laporan Optimizate PT.XYZ

Berikutnya adalah langkah kedua yaitu menentukan keterkaitan dari atribut

dengan respon teknis atau biasa disebut Relation Metric. Relation metric

bertujuan untuk mengetahui contribution value atau nilai kontribusi antara respon

teknis dengan apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan yang kemudian

dijadikan acuan dan lebih difokuskan saat proses perancangan alat bantu

pemeriksaan HVAC. Pada relasi metrik ada 3 golongan simbol yang akan

digunakan terdiri dari bulatan didalam lingkaran yang berarti memiliki relasi yang

kuat atau strong relation yang diberi bobot nilai 9, bulatan kosong yang berarti

medium relation yang diberi bobot nilai 3. Dan simbol segitiga yang mempunyai

relasi yang lemah atau weak relation yang diberi bobot nilai 1.

Tabel 4.8. terlihat bahwa pada atribut nomor 1 memiliki relasi dengan material,

desain dan ukuran. Pada nomor 2 memiliki relasi dengan desain dan fungsi.

Sedangkan nomor 3 memiliki relasi dengan desain dan ukuran, lalu nomor 4

memiliki relasi dengan material dan ketahanan, pada nomor 5 memiliki relasi

dengan desain, pada nomor 9 memiliki relasi dengan desain dan berat, pada

nomor 10 memiliki relasi dengan material dan desain. Pada nomor 11 memiliki

Page 54: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

40

relasi dengan berat. Dari relasi-relasi tersebut dapat diketahui seberapa kuat

atribut terhadap respon teknis.

Tabel 4. 8 Relation Metric

Mate

rial

Desa

in

Uk

ura

n

Bera

t

Keta

han

an

Fu

ng

si

1 Alat yang mudah digunakan △1 ◎9 ○3 ◎9 5

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk ◎9 ○3 ◎9 5

3 Alat mudah disimpan ○3 ○3 4

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama ◎9 ◎9 5

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru ◎9 ○3 4

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG ◎9 5

7 Tidak mudah rusak ○3 ○3 ○3 4

8 Desain menarik ○3 5

9 Alat tidak tergeser saat digunakan ◎9 ◎9 ◎9 5

10 Alat tidak membahayakan pengguna ◎9 ○3 5

11 Alat ringan saat dipindahkan ◎9 4

Strong positive Negative

Positive Strong Negative

No relation

Keterangan :

No Atribut

Imp

ort

an

t V

oC

Sumber: Data Relation Metric PT. XYZ)

Berikutnya adalah langkah ketiga yakni korelasi metrik atau correlation metric

dimana langkah ini bertujuan untuk menentukan korelasi antara respon teknis.

Ada beberapa golongan dalam korelasi metrik atau correlation metric terdiri dari

simbol dua ceklis ialah strong positive yang mempunyai arti bahwa rank korelasi

antar respon teknis sangat kuat, simbol satu ceklis adalah positif yang mempunyai

arti bahwa tingkat korelasi antar respon teknis tersebut dapat dikatakan cukup,

tidak ada simbol atau kolom kosong adalah no relation yang mempunyai arti tidak

adanya korelasi antar respon teknis, lalu ada simbol dua silang adalah strong

Page 55: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

41

negative mempunyai bahwa tingkat korelasi antar respon teknis sangat tidak kuat

atau sangat berjauhan ,terakhir ada simbol satu silang adalah negative yang

mempunyai artri bahwa tingkat korelasi antar respon teknis tidak cukup.

Tabel 4.9. akan menerangkan tiga respon teknis sangat kuat yaitu Strong positive

pada korelasi material pada ketahanan alat, korelasi rancangan desain dan ukuran.

Kenapa ini dapat dikatakan demikian? Karena rancangan desain yang dibuat akan

sangat berimbas pada ukuran yang akan digunakan sebagai acuan gambar alat

bantu nantinya, untuk korelasi desain dengan fungsi akan sangat berhubungan

dengan fungsi utama yakni fungsi dari alat tersebut yang dibutuhkan. Selain itu

ada beberapa respon teknis memiliki korelasi yang cukup pada korelasi, pada

desain terhadap berat dan ketahanan, material terhadap desain dan berat.

Page 56: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

42

Tabel 4. 9 Correlation Metric

Mate

rial

Desa

in

Uk

ura

n

Bera

t

Keta

han

an

Fu

ng

si

1 Alat yang mudah digunakan △1 ◎9 ○3 ◎9 5

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk ◎9 ○3 ◎9 5

3 Alat mudah disimpan ○3 ○3 4

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama ◎9 ◎9 5

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru ◎9 ○3 4

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG ◎9 5

7 Tidak mudah rusak ○3 ○3 ○3 4

8 Desain menarik ○3 5

9 Alat tidak tergeser saat digunakan ◎9 ◎9 ◎9 5

10 Alat tidak membahayakan pengguna ◎9 ○3 5

11 Alat ringan saat dipindahkan ◎9 4

Strong positive Negative

Positive Strong Negative

No relation

Keterangan :

No Atribut

Imp

ort

an

t V

oC

Sumber: Data Correlation Metric PT. XYZ)

Berikutnya adalah langkah terakhir pada House of Quality atau keempat adalah

priority. Pada tabel 4.10. akan menginformasikan nilai dari contribution respon

teknis terhadap apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen dan kemudian

dilanjutkan menentukan rangking prioritas respon teknis dari nilai paling besar

hingga nilai paling kecil. Nilai paling besar akan dijadikan prioritas utama dalam

rancangan desain. Dibawah adalah perhitungan nilai prioritas respon teknis:

IRi (Bti x Hij) = BKj

Material = (1*5) + (9*5) + (3*4) + (9*5) + (9*5)

=152

Page 57: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

43

Desain = (9*5) + (9*5) + (3*4) + (9*4) + (3*5) + (9*5) + (3*5)

=198

Ukuran = (3*5) + (3*5) + (3*4)

=42

Berat = (9*5) + (9*4)

= 81

Ketahanan = (9*5) + (3*4)

= 57

Fungsi = (9*5) + (9*5) + (3*4) + (9*5) + (3*4)

= 159

Tabel 4. 10 Tabel Prioritas

Mat

eria

l

Des

ain

Ukura

n

Ber

at

Ket

ahan

an

Fungsi

1 Alat yang mudah digunakan △1 ◎9 ○3 ◎9 5

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk ◎9 ○3 ◎9 5

3 Alat mudah disimpan ○3 ○3 4

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama ◎9 ◎9 5

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru ◎9 ○3 4

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG ◎9 5

7 Tidak mudah rusak ○3 ○3 ○3 4

8 Desain menarik ○3 5

9 Alat tidak tergeser saat digunakan ◎9 ◎9 ◎9 5

10 Alat tidak membahayakan pengguna ◎9 ○3 5

11 Alat ringan saat dipindahkan ◎9 4

152 198 42 81 57 159 689

22.06% 28.04% 6.10% 11.76% 8.27% 23.08% 100%

Strong positive Negative

Positive Strong Negative

No relation

Keterangan :

No Atribut

Import

ant V

oC

kontribusi

Prioritas

Sumber: Tabel Prioritas PT. XYZ)

Page 58: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

44

Tabel 4.10. menginformasikan hasil prioritas yang telah dihitung dan dapat

disimpulkan untuk respon teknik rancangan alat bantu HVAC paling tinggi adalah

desain dimana menyumbang sebesar 28.04 % dari 198/689 x 100%, lalu disusul

prioritas kedua adalah Fungsi menyurmbang 23.08% dari 159/689 x 100%,

selanjutnya dengan prioritas ketiga adalah Material menyumbang 22.08% dari

152/689 x 100%, lalu prioritas keempat adalah berat menyumbang sebesar

11.76% dari 81/689 x 100%, lalu prioritas ke lima adalah ketahanan sebesar

8.27% dari 57/689 x 100%, dan paling kecil adalah ukuran sebesar 6.10% dari

42/689 x 100%. Dari urutan-urutan yang telah dijelaskan dapat terlihat dengan

jelas bahwa Desain merupakn prioritas paling tinggi.

4.3. Penyusunan Konsep

4.3.1. Penyusunan Konsep Ide

Setelah tahapan pembuatan HoQ (House of Quality) dilakukan dan meliputi

tahapan relasi metrik atau relation metric kemudian dilanjutkan dengan tahapan

korelasi metrik atau correlation metric maka tahapan berikutnya yang akan

dilakukan adalah tahapan desain alat bantu pemeriksaan HVAC. Desain tersebut

harus digambar berdasarkan tingkat kesesuain kebutuhan dilapangan yakni

pengguna alat bantu tersebut. Ada beberapa konsep ide yang dibuat diantaranya

dan dapat dilihat pada gambar 4.4.

Sumber: Desain produk PT. XYZ, 2018

Gambar 4. 4 Desain Ide Pertama

Page 59: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

45

Gambar 4.4. adalah desain dari konsep ide pertama. Konsep ini memakai

material S45C tanpa proses hardening. Adapun cara kerja alat bantu ini adalah

produk ditempatkan diatas alat bantu dan tingginya disesuaikan dengan cara

memutar alat bantu tersebut alat bantu tersebut merupakan alat bantu adjuster

yang ditempatkan pada meja ukur. Kelebihan alat bantu tersebut adalah mudahnya

pengguanaan namun harus menggunakan alat lain agar produk dimudah bergeser

saat akan diperiksa. Untuk pemeriksaan produk HVAC dibutuhkan sekitar 4 alat

bantu ini.

Sumber: Desain PT. XYZ, 2018

Gambar 4. 5 Desain Ide Kedua

Gambar 4.5. adalah desain dari konsep ide kedua ini, dimana desain ini dibuat

dua bagian antara base dan pin, untuk penggunaan material sendiri menggunakan

S45C dengan kekerasan 58~62 HRC, dimana penggunaanya tidak jauh berbeda

dengan ide konsep pertama yakni produk ditempatkan diatas alat bantu namun

bedanya pin pada alat bantu tersebut masuk kedalam hole yang ada pada produk

agar produk tidak mudah bergeser. Adapun kelebihan dari desain ini sendiri

adalah add on plug and play, tidak harus menyetel ketinggian karena pin alat

Page 60: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

46

bantu langsung masuk kedalam produk, lagi-lagi alat bantu ini harus mengunakan

alat bantu lain yakni penjepit permukaan produk.

Sumber: Desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 6 Desain Ide ketiga

Gambar 4.6. adalah desain ide konsep ketiga, prinsip dari ide konsep ketiga ini

adalah penggabungan dari ide konsep pertama dan ide konsep kedua yakni prinsip

adjuster dan prinsip stand jig. Namun pada konsep ketiga ini ada perubahan

bentuk alat bentu dimana lebih mengutamakan efisiensi. Pemilihan material

sendiri peneliti masih menggunakan S45C dengan tingkat kekerasan 58~62 HRC

menggunakan alat testing Hardness tester ARK-600 milik Mitutoyo. Untuk

bentuk dari alat bantu ini sudah sangat menyesuaikan dengan bentuk produk

HVAC. Penggunaan alat bantu sendiri masih mirip dengan ide konsep pertama

dan kedua, produk ditempatkan diatas alat bantu dan dijepit menggunakan

penjepit yang dapat disesuaikan dengan bentuk produk.

Dari ketiga konsep dapat disimpulkan bahwa adanya kekurangan dan kelebihan

yang telah dirancang. Pada tabel 4.9. terlihat detail pada atribut respon. Pada

masing-masing konsep memiliki perbedaan desain sehingga dan harus dilakukan

Page 61: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

47

pemilihan konsep yang paling sesuai dengan kebutuhan. Dari pemilihan konsep

dapat disimpulkan untuk pemilihan desain alat bantu pemeriksaan HVAC.

4.3.2. Detail Rancangan

1. Alas meja ukur

Sumber: Data Desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 7 Alas Meja Ukur

Gambar 4.7. menerangkan alas meja ukur adalah tatakan dari jig atau alat bantu

yang berfungsi untuk menopang posisi alat bantu agar lebih fix. Produk yang

nantinya akan diukur dan berada diatas alat bantu tersebut akan disetel dan

bertumpu pada alas yang solid menggunakan baut. Pada alat meja ukur banyak

dibuat tap thread agar mempermudah saat proses penyetelan alat bantu.

Page 62: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

48

2. Alat bantu

Sumber: Data Desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 8 Alat Bantu

Gambar 4.8. menerangkan bahwa alat bantu ini terbuat dari besi bermaterial

SKD11 yang melalui proses hardening antara 58~62 HRC. Alat bantu ini

berfungsi sebagai pengganti alat bantu sebelumnya yang tidak sempurna. Alat

bantu ini sebagai suksesor dimana alat bantu ini penggunaanya sangat efektif dan

efisien, dan penggunaannya pun sangat mudah dimana sangat berbeda dengan alat

bantu sebelumnya dimana banyak menggunakan alat bantu dan ada proses

pengeleman pada produk yang akan dicek. Produk yang ditempatkan pada alat

bantu ini sangat fix dan tidak mudah bergeser saat diperiksa sehhingga

menghasilkan pemeriksaan yang lebih akurat.

Page 63: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

49

3. Bolt / baut

Sumber: Data Desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 9 Bolt

Gambar 4.9. menerangkan bahwa pada desain ini juga dibuat baut untuk

menunjang aktifitas alat bantu tersebut agar alat bantu lebih fix saat proses

pemeriksaan. Baut didesain sesuai kebutuhan yakni M8XP1.25. Jika alat bantu

sudah dikencangkan dengan baut dapat dipastikan alat bantu tersebut tidak akan

goyang ataupun bergeser dari base meja ukur.

4. Sim Lock Plate

Page 64: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

50

Sumber: Data Desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 10 Sim Lock Plate

Gambar 4.10. pada desain ini dibuat sim lock plate yang fungsinya menjepit

antara alat bantu dengan produk, sim lock plate ini juga dilapisi material karet

agar tidak merusak produk karena adanya friction antara produk dan alat bantu.

Sim lock plate ini berukuran 50X10X7mm, ukuran ini telah disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada. Adapun fungsi dari sim lock plate ini sendiri adalah

mengunci area genggaman alat bantu dan produk.

Pada tahapan ini tentu saja ada urutan-urutan yang menyesuaikan kebutuhan yang

ada, dengan menggunakan CAD (Computer Aided Design) Adapun tahapan-

tahapan pembuatan alat bantu tersebut yakni :

1. Base yang menyesuaikan dengan meja ukur

Page 65: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

51

Sumber: Data Part Desain PT. XYZ,2018)

Gambar 4. 11 Penyesuaian Base dengan Meja Ukur

Gambar 4.11. menjelaskan bahwa base alat bantu bisa dirakit pada base meja

ukur yakni antara lubang baut base meja ukur dengan harus sama sama baut yang

digunakan base alat bantu. Base alat bantu juga mempunyai lubang berbentuk

kotak berukurang 10x40mm yang berfunsi sebagai slide adjuster ketika saat

proses penyetelan alat bantu ke produk HVAC yang akan dicek. Jika saat

pengencangan baut tidak ada masalah dapat dipastikan base tersebut layak untuk

digunakan.

2. Penyesuaian pin – ring sub assy dengan base

Sumber: Data desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 12 Penyesuaian Pin-ring Sub Assy dengan Base

Page 66: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

52

Gambar 4.12. tahapan ini adalah menyatukan antara base denganc pin-ring sub

assy dan memastikan pin dapat masuk kedalam pin dan bisa diatur ketinggiannya.

Fungsi pin sendiri adala pengatur ketinggian produk saat ditempatkan dialat bantu

sedang fungsi ring adalah penopang produk.

3. Sim Lock Plate

Sumber: Data Desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 13 Sim Lock Plate Assy

Gambar 4.13. adalah gambaran assy antara base meja ukur, base alat bantu, pin

ring sub assy dan sim lock plate. Sim lock plate sendiri berfungsi untuk menjepit

produk dari bagian atas sehingga produk benar-benar fix dan tidak goyang saat

proses pemeriksaan, sim lock plate juga dilapisi karet busa tipis sehingga

membuat produk yang dijepit menjadi rusak.

4.3.3. Prototype

Setelah semua desain telah selesai dibuat rancangannya maka selanjutnya

dibuatlah prototype. Dengan pembuatan prototype ini diharapkan membantu

menjawab kebutuhan yang diinginkan dan memberikan keamanan serta

kenyamanan dalam proses pemeriksaa HVAC. Berikut ilustrasi hasil alat bantu

yang telah di rakit.

Page 67: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

53

Sumber: Data desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 14 Jig Assembly

Gambar 4.14. adalah gambaran alat bantu yang sudah full assy dan dibuat

berdasarkan hasil keputusan bersama dan menyesuaikan kebutuhan dan keinginan

pengguna. Kemudahan dalam pengggunaan adalah harapan paling besar bagi para

pengguna alat bantu ini, sehingga meningkatkan produktifitas efektifitas dan

mencegah terjadinya barang cacat mengalir ke pelanggan sesuai slogan PT. XYZ

“Crafting the core-Excelent factory”

Tabel 4. 11 Tabel Perincian Biaya

No Material Qty Harga Total Harga

1 Baut 8 Rp 2.000 Rp 16.000

2 Sim lock 4 Rp 75.000 Rp 300.000

3 Base 4 Rp 125.000 Rp 500.000

4 Pin 8 Rp 100.000 Rp 800.000

5 Ring 4 Rp 100.000 Rp 400.000

Total Rp 2.016.000

Sumber: Perhitungan biaya 4 buah alat bantu HVAC

Tabel 4.11. menunjukan total biaya yang dikeluarkan untuk membuat 4 buah alat

bantu tersebut adalah sebesar Rp.2.016.000,- atau Rp.504.000,- per alat bantunya.

Dengan perhitungan Return of Investment sebagai berikut :

Biaya investasi = 2.016.000 / 4 unit atau 504.000 / unit.

keuntungan perunit produk = 375000 per unit.

Page 68: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

54

Produksi rata-rata perbulan = 1500 unit dengan keuntungan 375000 perunit adalah

562.500.000.

Operasional = 0.

PP = B1 : (B-O)

= 2.016.000 : (562.500.000-0)

= 0.003 bulan

4.3.4. Implementasi

Setelah pembuatan alat bantu selesai kemudian dilakukan pengujian alat bantu

terhadap produk HVAC. Produk HVAC dapat disetel pada alat bantu dan tidak

memiliki kendala dan tanpa mengalami kesusahan.

Sumber: Data Desain PT. XYZ,2018

Gambar 4. 15 Implementasi Alat Bantu Terhadap Produk

1. Analisa dan hasil pembahasan

Tabel 4.12. menunjukan bahwa dengan dibuatnya alat bantu untuk

pemeriksaan HVAC ada perubahan yang signifikan terhadap kualitas

produk yang semula produk No Good periode Juli 2018 hingga september

2018 mencapai 195 pcs menjadi 30 pcs pada periode oktober 2018 hingga

desember 2018.

Page 69: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

55

Tabel 4. 12 Defect Sebelum Adanya Perbaikan

BULAN TOTAL

PENGIRIMAN JUMLAH DEFECT

PRESENTASE (%)

Jul-18 1450 60 4,14

Agu-18 1660 70 4,22

Sep-18 1450 65 4,48

Total 4560 195 4,28

Sumber: Data Perhitungan Total Defect Sebelum adanya jig di PT. XYZ

Tabel 4. 13 Defect Setelah Adanya Perbaikan

BULAN TOTAL

PENGIRIMAN JUMLAH DEFECT

PRESENTASE (%)

Okt-18 1500 9 0,60

Nov-18 1550 11 0,71

Des-18 1650 10 0,61

Total 4700 30 0,64

Sumber: Data Perhitungan Total Defect Setelah perbaikan PT. XYZ

Untuk perhitungan defect pada tabel 4.12 dan 4.13 telah dijabarkan dibawah ini:

Diketahui:

P1 = 0.0428 (Proporsi pada sampel 1)

P2 = 0.0064 (Proporsi pada sampel 2)

= 0.0243 (Proporsi Gabungan)

x1 = 195 (Banyaknya reject pada sampel 1)

x2 = 30 (Banyaknya reject pada sampel 2)

n1 = 4560 (Banyaknya sampel 1)

n2 = 4700 (Banyaknya sampel 2)

Tingkat kepercayaan 95% atau (1 – α) = 0.95 Tingkat signifikan 5% atau α =

0.05

1. Perumusan Hipotesis One Tail Test:

Page 70: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

56

H0: π1 ≤ π2 (Proporsi defect setelah menggunakan alat bantu pada produk HVAC

lebih besar dengan sebelumnya).

H0: π1 > π2 (Proporsi defect setelah menggunakan alat bantu pada produk HVAC

lebih kecil dengan sebelumnya).

2. Tes Stastistik:

Daerah Kritis:

Page 71: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

57

Sumber: Data Grafik keputusan di PT. XYZ,2018

Pada. gambar 4.16. menunjukan bahwa daerah kritis yang digunakan adalah

untuk menolak atau tidak menolak H0. Titik kritis untuk uji satu arah adalah Zα.

Zα. = Z0.05 = >1.645

3. Kesimpulan Hipotesis:

Dengan tingkat kepercayaan 95% menghasilkan Z = 11,7419, H0 ditolak artinya

bahwa proporsi defect setelah menggunakan alat bantu pada produk HVAC lebih

kecil dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Gambar 4. 16. Daerah Kritis

Page 72: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian panjang yang telah dilakukan di dalam PT. XYZ, peneliti

menarik beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Dari hasil nilai importance VoC maka saya dapat mengetahui Customer Need

didapat bahwa alat bantu pengecekan HVAC harus yang efisien dan efektif

dan dipilih desain konsep ketiga

2. Perancangan alat bantu pengecekan HVAC mewakili semua aspek kebutuhan

dari proses pemeriksaan produk HVAC karena sangat memudahkan

penyetelan saat pengecekan

3. Produk cacat telah berkurang pada triwulan berikutnya yakni 0.64% dari

triwulan sebelumnya yang mencapai hingga 4.28%. Dengan tingkat

kepercayaan 95% menghasilkan Z=11,7419 , H0 di tolak yang artinya

proporsi defect setelah menggunakan alat bantu pengecekan lebih kecil

dibandingkan dengan yang sebelumnya (tanpa alat bantu pengecekan)

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan didalam PT. XYZ ada saran yang peneliti

sampaikan :

Untuk meningkat produktifitas lakukan perbaikan terus menerus atau

berkesinambungan, lakukan preventive berkala pada semua alat bantu, segera

laporkan jika adanya penyimpangan, dan penelitian harus tetap berjalan untuk

berbagi pengalaman kepada tempat lain.

Page 73: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

59

DAFTAR PUSTAKA

Akao, Y. 1990. Quality Function Deployment : Intergrating Customer

Requirement Into Product Design. Massachusets : Productivity Press.

Berenson, Mark L. Levine, David M. And Krehbiel, Timothy C. 2011. Basic

Business Statistics: Concepts and Applications, Twelfth Edition, New

York : Prentice Hall

Besterfield, Dale H. 1995. Total Quality Management, Prentice Hall, Englewood

Cliff New Jersey

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment : How To Make QFD Work For

You. Massachuset : Addison-Wesley Publishing Company.

Mazur, Glenn. 1994. “QFD For Small Bussines: A Shortcut Through The „Maze

Of Matrices‟. Transactions From The Sixth Symposium On Quality

Function Deployment, ann arbor, MI: QFD Institute. ISBN 1-889477-06-0

Tarwaka, Solichul H.A Bakri, dan Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi ;

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas, UNIBA PRESS ,

Surakarta

Ulrich, Karl T. and Steven D. Eppinger. 2012. Product Design and Development.

FifthEdition, New York : McGraw-Hill, Inc

Veronica, Melisa, Trifena Wienda, Cecilia budiono, dan Laksito Purnomo. 2005.

Perancangan Produk “A Bookshelf”: Suatu Analisis Dan Penerapan

Perancangan Teknik. Prosiding seminar nasional perancangan produk

“Collaborative Product Design” Program Studi Teknik Industri Universitas

Atma Jaya Yogyakarta

Page 74: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

LAMPIRAN

Page 75: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

1

NAME SIGNATURE DATE

DRAWN

CHECKED

APPROVED

MATERIAL : TITLE :

ASSYWEIGHT :

SCALE : -

Page 76: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

2

NAME SIGNATURE DATE

DRAWN

CHECKED

APPROVED

MATERIAL : TITLE :

ASSY 3DWEIGHT :

SCALE : -

Page 77: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

3

Tabel penilaian score konsep

1 2 3 4 5

Rata-

rata

rating

1 2 3 4 5

Rata-

rata

rating

1 2 3 4 5Rata-rata

rating

1 Alat yang mudah digunakan 10% 3 3 3 4 4 3.4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 3 4 4.2

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk 10% 3 4 4 4 4 3.8 4 5 5 4 4 4.4 5 5 4 4 4 4.4

3 Alat mudah disimpan 5% 4 4 3 3 3 3.4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3.6

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama 10% 4 4 3 4 4 3.8 4 4 3 3 4 3.6 4 5 5 4 3 4.2

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru 10% 5 3 3 4 4 3.8 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4.6

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG 10% 4 4 3 3 3 3.4 3 4 3 3 4 3.6 4 4 4 4 4 4

7 Tidak mudah rusak 10% 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4.2 4 4 4 4 4 4.2

8 Desain menarik 10% 3 4 4 4 4 3.8 4 5 5 4 4 4.4 5 5 4 4 4 4.4

9 Alat tidak tergeser saat digunakan 10% 4 4 3 3 3 3.4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3.6

10 Alat tidak membahayakan pengguna 10% 4 4 3 4 4 3.8 4 4 3 3 4 3.6 4 5 5 4 3 4.2

11 Alat ringan saat dipindahkan 5% 5 3 3 4 4 3.8 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4.6

WeightNO Kriteria

Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3

Page 78: UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK - repository.president.ac.id

4

1 Alat yang mudah digunakan 10%

2 Alat mampu menyesuaikan dengan produk 10%

3 Alat mudah disimpan 5%

4 Alat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama 10%

5 Alat dapat digunakan untuk operator baru 10%

6 Alat dapat menunjukan Ok dan NG 10%

7 Tidak mudah rusak 10%

8 Desain menarik 10%

9 Alat tidak tergeser saat digunakan 10%

10 Alat tidak membahayakan pengguna 10%

11 Alat ringan saat dipindahkan 5%

100%

3 3 1

NO NO Develop

Rank

Continued

Total score 3.67 3.80 4.18

0.36

0.20

0.42

0.44

0.18

0.42

0.46

0.40

0.42

0.44

0.36

0.42

0.23

0.4

0.36

0.42

0.44

0.3

4.6

0.34

0.38

0.17

0.38

0.38

0.34

0.4

0.38

0.34

0.38

0.19

0.4

0.44

0.15

0.36

4

4.2

4.4

3.6

4.2

4.2

4.4

3.6

4.2

4.6

3.8

3.8

4

4.4

3

3.6

4

3.6

4.2

4.4

3

3.6

4

Weight

Konsep ide 1 Konsep ide 2 Konsep ide 3

Rate Weight score Rate Weight score Rate Weight scoreNO Kriteria

3.4

3.8

3.4

3.8

3.8

3.4

4

3.8

3.4