DEWAN REDAKSI
Pembina : Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I. (Rektor Universitas Multi Data Palembang)
Penanggung jawab : M. Rizky Pribadi, M.Kom. (Ka. LPPM Universitas Multi Data Palembang)
Ketua Penyunting : Dr. Anton Arisman, SE., M.Si., Ak., CA.
Penyunting Ahli : 1. Prof. H. Syamsurijal, Ak, Ph.D. (Universitas Sriwijaya)
2. Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M (Universitas Bengkulu)
3. Dr. Istijanto, M.M., M.Com. (Prasetiya Mulya Business School)
4. Dr. H. Zakaria Wahab, MBA. (Magister Manajemen UNSRI)
5. Dr. H. Zamzami, S.E., M.Si. (Universitas Jambi)
6. Dr. Lukluk Fuadah, SE., MBA., Ak., CA (Pasca Sarjana UNSRI)
7. Dr. Yulizar Kasih, SE., M.Si. (Universitas Multi Data Palembang)
Penyunting Pelaksana : 1. Siti Khairani, S.E.Ak., M.Si.
2. Retno Budi Lestari, S.E., M.Si.
3. Kardinal, SE., MM.
Sekretariat : Trisnadi Wijaya, S.Kom., S.E., M.Si.
Penerbit : Yayasan Multi Data Palembang
Alamat : Jl. Rajawali 14 Palembang 30113 Telp. 0711-376400
Fax. 0711-376360 E-mail : [email protected]
Forum Bisnis dan Kewirausahaan adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil penelitian
dan pengembangan gagasan dalam bidang manajemen, akuntansi, perpajakan, ekonomi, dan
kewirausahaan. Jurnal ini terbit 2 (dua) kali dalam setahun (September dan Maret) dan
bertujuan untuk menyebarkan hasil-hasil penelitian terbaru dan gagasan dalam
bidang manajemen, akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan kepada masyarakat ilmiah.
DAFTAR ISI
Analisis Profil Konsumen Melalui Customer Profile Map Terhadap Aplikasi Berbasis Website
“Merempah”
Awdia Hana’ Q.S, Nisfi Lutfian A.A, Kristina Sisilia
Universitas Telkom, Bandung 158 - 167
Pengaruh Persepsi Harga dan Promosi Terhadap Minat Beli Smartphone Samsung (Studi pada
Mahasiswa di Kota Surabaya)
Hiras Hutapea, Sugeng Purwanto
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 168 - 174
Pengaruh Harga Emas Dunia dan Harga Minyak Dunia Terhadap Perkembangan Harga
Saham Jakarta Islamic Index
Muhammad Bahrul Ulum, Ayu Geby Gisela Syaputri
Universitas Indo Global Mandiri, Palembang 175 - 184
Pengaruh Komisaris Independen, Kualitas Audit dan Financial Distress Terhadap Integritas
Laporan Keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
Trisnadi Wijaya
Universitas Multi Data Palembang 185 - 199
Pengaruh Citra Merek, Kepuasan Konsumen dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Air Mineral Merek Aqua
Mella Ramadhani, Nurhadi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 200 - 214
Pengaruh Indepedensi, Kompetensi dan Skeptisme Profesional Auditor Internal pada Pencegahan
Fraud Karyawan Di Universitas
Akbar Malik Muharam, Etna Nur Afri Yuyetta
Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah 215 - 227
DAFTAR ISI LANJUTAN
Pengaruh Viral Marketing Shopee Affiliate, Kualitas Produk, dan Harga Terhadap Minat Beli
Konsumen Shopee Indonesia (Studi Pada Generasi Z Pengguna Tiktok di Sidoarjo)
Eka Andriyanti, Siti Ning Farida
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Surabaya, Jawa Timur 228 - 241
Persepsi Tanggungjawab Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan pada Kantor Akuntan Publik
Fabio Bolanda Sandy, Indira Januarti
Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah 242 - 262
Cross-Border Shuttle Trade Indonesia and Egypt: Challenges and Solutions
Irham Amir, Elisa
Tazkia Islamic University College, Bogor 263 - 272
Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan (Studi
Kasus pada PT. Pos Indonesia Kota Metro Provinsi Lampung)
Diadara Gloria, Anton Arisman
Universitas Multi Data Palembang 273 - 283
Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Impulse Buying pada Lottemart Palembang
Agustriyanto, Herry Widagdo
Univesitas Multi Data Palembang 284 - 294
Pengaruh Ukuran KAP, Financial Distress, dan Opini Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern
(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2018-2020)
Taufan, Cherrya Dhia Wenny
Univesitas Multi Data Palembang 295 - 310
DAFTAR ISI LANJUTAN
Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Debt To Equity Ratio, Tingkat Inflasi, dan Current Ratio
Terhadap Yield to Maturity Sektor Keuangan Non Perbankan yang Terdaftar di BEI
Periode 2016-2020
Brenda Lieony, Faradila Meirisa
Universitas Multi Data Palembang 311 - 323
Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan Lingkungan, Sikap, Minat Pembelian
Mobil Listrik
Sri Syabanita Elida, Tri Wahyuarini , Evi Sofiana
Politeknik Negeri Pontianak 324 - 337
Pengaruh Tenaga Kerja Indonesia, Remitansi, dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia
Nyimas Artina
Universitas Multi Data Palembang 338 - 357
Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Kualitas Laba
Pardomuan Ritonga
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, Jakarta 358 - 371
Keputusan Investasi Saham Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jawa Timur
Alwin Ferdinand G, Eko Purwanto
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur 372 - 387
Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kualitas Pelayanan dan Customer Value Terhadap Kepuasan
Pelanggan pada Springbed Procella di Palembang
Louissandro Oktavianus, Megawati
Universitas Multi Data Palembang 388 - 396
DAFTAR ISI LANJUTAN
PPPPPengaruh Pertumbuhan Usaha, Leverage Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor
Properti di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2019
Sri Megawati Elizabeth
Universitas Multi Data Palembang 397 - 402
Pengaruh Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),
Inventory Turnover (IT), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Peringkat Obligasi Korporasi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2020
Septya Ramadhani, Ratna Juwita
Universitas Multi Data Palembang 403 - 410
Pedoman Penulisan Artikel 411 - 414
Indeks Penyunting/Mitra Bestari 415
Abstrak Volume 11 Nomor 1 416 - 424
Indeks Jurnal Volume 11 Nomor 1 425 - 426
Analisis Profil Konsumen Melalui Customer Profile Map Terhadap
Aplikasi Berbasis Website “Merempah”
1Awdia Hana’ Q.S, 2Nisfi Lutfian A.A, 3Kristina Sisilia
Prodi Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas [email protected], [email protected],
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan dari konsumen yang meliputi persepsi
dan ekspektasi pada rancang bangun website pendistribusian rempah-rempah lokal “Merempah”. Teknik analisis data
yang digunakan adalah Customer Profile Map dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Customer profile digunakan
sebagai identifikasi pelanggan yang ditargetkan secara spesifik berdasarkan pendefinisian masalah, kebutuhan,
keinginan dan yang harus dihindari oleh pelanggan. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa profil konsumen
dari Merempah adalah belum terbiasa dan familiar terhadap aplikasi jual-beli rempah menggunakan website. Adapun
hal-hal yang menjadi keinginan konsumen adalah efektifitas dan efisiensi serta fitur yang mudah digunakan serta
dipahami, sederhana dan menarik.
Kata kunci: Profil Konsumen, Value Proposition Design, Website
Abstract: This research aims to determine the needs and desires of consumers which include perceptions and
expectations on the website for the distribution of local spices “Merempah”. The data analysis technique used is the
Customer Profile Map with a qualitative descriptive research method. The customer profile is used as a specific
targeted customer based on the problem, need, want and should be avoided by. The results is can be obtained that
the consumer profile of spices is not used to and familiar with the application of buying and selling spices using
websites. The things that consumers want are effectiveness and efficiency as well as features that are easy to use and
easy to reach and attractive.
Keywords: Customer Profile, Value Proposition Design, Website
1. PENDAHULUAN
Perkembangan industri saat ini telah
memasuki era inovasi dan kreatifitas, dibarengi
kecanggihan persebaran informasi juga
mempengaruhi kegiatan ekonomi terutama hubungan
produsen dengan konsumen. Digitalisasi bisnis
merupakan sebuah proses mengubah komunikasi,
interaksi dan fungsi bisnis menjadi digital (Qlausa,
2018).
Memasuki awal tahun 2020, seluruh penjuru
dunia dilanda pandemi COVID-19 yang
mengakibatkan pula adanya perubahan dalam perilaku
konsumsi masyarakat. Asosiasi e-commerce
Indonesia (idEA) mengukapkan bahwa e-commerce
sedang menuai panen keuntungan. Hasil survei yang
dilakukan oleh Markplus, menunjukkan bahwa
saluran marketplace menjadi salah satu pilihan
belanja secara online selama pandemi yang
mengalami kenaikan hingga enam kali lipat (Fitri &
Hidayat, 2020).
Marketplace merupakan sebuah pasar
virtual yang menjadi pihak perantara pembeli dan
penjual (Anisa, 2019).
Berbeda dengan pasar tradisional
marketplace lebih terkomputerisasi dengan
menggunakan sebuah jaringan internet dalam
mendukung kegiatan didalamnya. Beberapa situs
terkenal di Indonesia diantaranya Shopee, Tokopedia,
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 158 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Bukalapak, Lazadan dan lain sebagainya. Hal ini
menunjukkan bahwa minat masyarakat dalam
mengunjungi platform jual-beli online tergolong tinggi
serta prospeknya yang baik di masa yang akan
datang. Beriringan dengan pengembangan teknologi
yang semakin pesat, pemanfaatan platform belanja
online dapat menjadi peluang sebuah bisnis untuk
mengembangkan bisnisnya melalui platform.
Indonesia dijuluki sebagai Mother of Spices
oleh Negeri Rempah Foundation karena terdapat
275 spesies rempah dari 400-500 spesies di dunia
(WIjaksono, 2020).
Strategi yang dapat dilakukan dalam
mempertahankan eksistensi komoditas rempah
adalah dengan mendigitalisasi kegiatan usaha rempah.
Merempah merupakan platform sistem informasi
berbasis teknologi penyedia rempah di Indonesia yang
akan membantu kegiatan usaha rempah di Indonesia.
Aplikasi Merempah ini direncanakan akan beroperasi
pada tahun 2021 dengan beberapa tawaran layanan
seperti userdapat menjadi pembeli maupun penjual,
controlling stock, menyediakan jasa antar jemput
produk, menyediakan materi packaging bagi seller
yang membutuhkan, advertising rempah bagi seller,
laporan penjualan dan pelacakan produk, dan proses
pengambilan barang yang langsung ditangani
Merempah.
Saat ini, Merempah sedang mengembangkan
beberapa fitur di dalam aplikasinya. Beberapa fitur
dasar yang sudah memiliki desain antarmuka seperti
diantaranya landing page, log in user account,
melihat produk, halaman toko, keranjang, daftar
pesanan, pembayaran, lacak pesanan, user profile,
halaman penjual serta unggah produk. Tampilan pada
website Merempah terlihat menarik dan sederhana
sesuai dengan target user Merempah yaitu pelaku
usaha rempah, pengusaha kuliner dan lain-lain yang
dalam kesehariannya membutuhkan rempah-rempah.
Merempah menjamin konsumen mendapatkan
pelayanan yang terbaik dan juga mutu yang
terstandarisasi sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan. Akan tetapi, perlu digali lebih mengenai
hal tersebut, seberapa besar solusi yang ditawarkan
oleh Merempah dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen atau hanya persepsi Merempah
dan belum merepresentasikan customer segment
secara keseluruhan.
Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti
melakukan wawancara dan ujicoba prototype
website kepada 5 pelaku usaha rempah yakni
pedagang retail rempah yang berjualan di Pasar
Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
mengenai manfaat adanya website Merempah. Calon
user menyetujui adanya aplikasi untuk memudahkan
kegiatan jual-beli khusus rempah dengan tampilan
yang sederhana serta mudah digunakan dan
dilengkapi beberapa fitur yang sesuai dengan
kebutuhan penjual. Peneliti mendapati beberapa
kendala yang dirasakan seperti pengoperasian
website yang masih perlu banyak belajar dan harus
dituntun. Calon user juga memaparkan bahwa
beberapa diantara mereka membutuhkan admin
untuk membantu mengoperasikan website
dikarenakan belum terbiasa menggunakan
smartphone dan jual-beli melalui website.
Berdasarkan permasalahan diatas
mengemukakan bahwa Merempah belum optimal
dalam memastikan target pasar dan keinginan
konsumennya dengan baik. Sehingga peneliti perlu
melakukan sebuah analisis Profil Konsumen melalui
Customer Profile Map dalam Value Proposition
Design. Melalui penelitian ini diharapkan Merempah
mampu mendesain layanan website yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan serta keinginan
konsumen sehingga target pasar terlayani dengan
baik.
2. KAJIAN TEORI
2.1 E-Commerce
Sektor bisnis elektronik atau e-commerce
kian terus menjamur dan memiliki profitabilitas yang
menjanjikan. Electronic Commerce diartikan sebagai
kegiatan atau aktivitas jual-beli melalui media teknologi
digital atau elektronik dan memanfaatkan internet
untuk mengaksesnya (Nayoan, 2020).
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 159
Dalam pengertian lain dijelaskan sebagai
proses transaksi jual beli yang dilakukan melalui
website atau situs serta terhubung dengan layanan
internet. Ada 8 diversifikasi e-commerce antara lain:
Business to Business, Business to Consumer,
Business to Government, Customer to Business,
Customer to Customer, m-commerce, e-learning
dan exchange (Aco & Endang, 2017).
2.2 Segmentasi Konsumen
Kegiatan segmentasi konsumen menurut
(Kotler & Keller, 2009) dalam bukunya adalah proses
membagi pasar keseluruhan barang atau jasa ke
dalam kelompok yang lebih kecil, kemudian para
anggota masing-masing kelompok memiliki kesamaan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
keinginannya. Faktor-faktor tersebut diantaranya
seperti demografis usia, penghasilan, gaya hidup, dan
perilaku pembelian. Dalam pengertian lain segmentasi
adalah sebuah strategi memilah pasar besar menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil menjadi kelompok yang
berbeda berdasarkan sifat atau karakteristik
(Qamarani, 2020).
2.3 Value Propositions
Dalam Business Model Generation yang
disusun oleh (Osterwalder & Pigneur, Business
Model Generation: Membangun Model Bisnis, 2012),
proposisi nilai diartikan sebagai cara dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan pemberian nilai tambah
pada produk atau jasa. Nilai tersebut merupakan
serangkaian nilai manfaat atau solusi yang
terselesaikan yang akan diberikan perusahaan kepada
pelanggan. Proposisi nilai juga menjadi suatu alasan
terhadap loyalitas pelanggan terhadap suatu produk
atau layanan, karena permasalahan pelanggan yang
dapat terselesaikan atau tersolusikan.
Berikut adalah elemen-elemen yang ada
pada penciptaan nilai konsumen (Osterwalder &
Pigneur, Business Model Generation: Membangun
Model Bisnis, 2012): Newness (Sifat Baru), Perfor-
mance (Kinerja), Customization (Penyesuaian),
Getting The Job Done (Menyelesaikan Pekerjaan),
Design (Desain), Brand atau Status, Price (Harga),
Cost Reduction (Pengurangan Biaya), Risk Reduc-
tion (Pengurangan Resiko), Accessibility
(Kemampaun dalam mengakses), Coenvinience atau
Usability (Kenyamanan atau Kegunaan).
2.4 Value Propositions Design
Desain proposisi nilai merupakan
serangkaian instrumen dalam mendapatkan macam-
macam proposisi nilai yang diinginkan oleh pelanggan
kemudian menyelelaraskan nilai tersebut dengan
keinginan konsumen. Dua sisi desain proposisi nilai
yakni Customer Profile dan Value Map. Peta
customer profile memperjelas pemahaman
konsumen, sedangkan pada peta nilai ialah deskripsi
bagaimana sebuah perusahaan bertujuan
menciptakan nilai. Kemudian perusahaan mencapai
kesesuaian diantara keduanya (Osterwalder, Pigneur,
Bernanda, & Smith, 2019).
2.5 Customer Profile
Dalam buku Value Proposition Design yang
ditulis oleh (Osterwalder, Pigneur, Bernanda, &
Smith, 2019), didalam peta profil konsumen dijelaskan
target pelanggan tertentu yang dapat
mengidentifikasikan karkateristik ataupun kebiasaan
secara detail. Perusahaan harus dapat memetakan
demografi pelanggan dan mengembangkan keinginan,
keingin tahuan, perilaku dan suasana yang lebih baik.
Profil konsumen terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
Customer Jobs, Customer Gains, dan Customer
Pains.
Gambar 1. Value Proposition Design Canvas
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 160 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Gambar 2. CustomerProfile
Berikut merupakan penjelasan profil
konsumen menurut Osterwalder,dkk:
a. Customer Jobs (Pekerjaan Konsumen)
Pekerjaan konsumen menggambarkan
penyelesaian aktivitas yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Diantaranya tugas
fungsional yang harus dikerjakan atau
diselesaikan, kebutuhan yang ingin dipenuhi, atau
masalah yang ingin diatasi. Saat mencoba
menyelidiki pekerjaan konsumen, perspektif yang
dianggap penting bisa jadi berbeda dengan
konsumen.
b. Customer Pains (Keresahan Konsumen)
Rasa sakit konsumen digambarkan sebagai hal-
hal yang menjadi kesulitan atau hal-hal yang dirasa
mengganggu konsumen dalam menyelesaikan
aktivitas. Rasa sakit ini nantinya menggambarkan
resiko yang akan dihadapi baik buruk ataupun
tidak.
c. Customer Gains (Keuntungan dan pencapaian
konsumen)
Keuntungan disini merupakan gambaran
mengenai hasil dan manfaatkan yang akan
didapatkan oleh konsumen. Konsumen pasti akan
mengharapkan atau menginginkan suatu manfaat
yang didapatkan dari sebuah solusi. Keinginan
tersebut dapat berupa fungsionalitas produk atau
layanan, kebutuhan sosial, atau bahkan banyak
biaya yang harus dikeluarkan. Perusahaan harus
dapat memunculkan nilai positif tersebut di mata
konsumen dengan mensolusikan keinginan
mereka.
3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dimana
memiliki tujuan untuk menerangkan kejadian atau
fakta, keadaan maupun variabel, saat penelitian ini
berlangsung dengan menuliskan apa yang sebenarnya
terjadi. Tahapan dalam pelaksanaan analisis data yaitu,
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan atau verifikasi. Tahap pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti disesuaikan dengan
tahapan menurut (Sugiyono, 2017), yaitu
mengidentifikasi customer jobs, customer pains, dan
customer gains setelah mengetahui segmen yang
tepat untuk dibuat profil konsumennya.
Setelah data dikelompokkan, peneliti akan
mereduksi data dengan merangkum, memilih dan
memilah hal-hal pokok, fokus pada hal-hal yang
penting untuk kemudian ditemukan tema dan polanya.
Dengan demikian pada hasil kesimpulan
diperoleh dari reduksi elemen-elemen yang ada pada
Customer Profile Map pada Value Proposition
Design yang terdiri dari tiga elemen yakni customer
jobs, customer pains dan customer gains.
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai
teknik keabsahan data yang diperoleh saat penelitian.
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan banyak cara dan berbagai
waktu. Objektivitas triangulasi diantaranya: proses
penggabungan hasil wawancara, observasi,
kuesioner atau dokumentasi. Triangulasi teknik,
berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 161
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Informan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa informan sebagai langkah untuk
mendapatkan informasi sehingga mampu
4.2 Hasil Penelitian
Hasil wawancara penelitian dengan
narasumber konsumen segmen pedagang retail
rempah diperoleh data dari jawaban para narasumber
mengenai pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan
peneliti untuk mengidentifikasi customer jobs,
customer pains, dan customer gains. Pertanyaan
penelitian dibuat berdasarkan teori Osterwalder
(2019) mengenai triggrer question untuk
mengidentifikasi customer jobs, customer pains, dan
customer gains yang digunakan untuk melakukan
analisis profil konsumen.
Analisis data untuk menentukan poin-poin
penting dari hasil wawancara dilakukan dengan
memanfaatkan sistem Tag Crowd. Sistem Tag Crowd
membantu peneliti dalam menentukan poin-poin
penting dari hasil wawancara berdasarkan kata yang
sering diucapkan.
Peneliti menggunakan bantuan Tag Crowd
untuk menganalisa data, guna memvisualisasikan
merumuskan Profil Konsumen aplikasi berbasis
website pendistribusian rempah-rempah lokal
“Merempah”. Karakteristik konsumen yang dituju
adalah pedagang retail rempah yang berada di Pasar
Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo yang memikiki
smartphone dan mengerti akan teknologi. Identitas
informan tersebut antara lain sebagai berikut:
frekuensi kata dalam poin kata kunci yang sering
diucapkan saat wawancara. Sehingga dapat
mengurangi ketidak akuratan dalam proses analisa
data nantinya.
Data yang peroleh dari jawaban para
narasumber kemudian dianalisis agar diperoleh poin-
poin penting dari setiap jawaban yang diberikan oleh
narasumber, sehingga dari poin-poin penting tersebut
dapat diambil konklusi jawaban dari setiap pertanyaan
yang diajukan. Peneliti menggunakan bantuan Tag
Crowd untuk menganalisa data, guna
memvisualisasikan frekuensi kata dalam poin kata
kunci yang sering diucapkan saat wawancara.
Sehingga dapat mengurangi ketidak akuratan
dalam proses analisa data nantinya. Hasil dari Tag
Crowd juga telah dipilah berdasarkan customer jobs,
pains dan gains. Setelah data disatukan, akan dibuat
penilaian dari pernyataan informan dari yang paling
utama guna memudahkan peneliti menganalisa.
Berikut adalah analisis data hasil wawancara:
Tabel 1. Identitas Informan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 162 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Tabel 2. Analisis Data
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 163
Berdasarkan hasil penilaian customer jobs,
customer pains dan customer gains yang telah
dilakukan didapati ranking untuk mengetahui
4.3 Pembahasan
Menurut Osterwalder (2019), untuk
membuat profil konsumen ada beberapa tahapan
yang perlu dilakukan yaitu memilih segmen pelanggan,
mengidentifikasi customer jobs, pains dan gains,
kemudian mengemukakan hasil identifikasi tersebut
berdasarkan bobot kepentingan.
Pada tahap pertama, Merempah memilih
segmen pelanggan untuk user seller aplikasi website
Merempah. Segmen pelanggan yang dipilih yaitu
pedagang retail rempah yang berada di Pasar
Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.
Tahap kedua yang dilakukan adalah
mengidentifikasi customer jobs, pains, dan gains.
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara,
dokumentasi dan observasi kepada informan yaitu
pedagang rempah di Pasar Tawangsari. Customer
keutamaan kebutuhan konsumen. Berikut adalah hasil
ranking yang berurutan dari yang paling utama.
Jobs menggambarkan penyelesaian aktivitas yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam
penelitian ini diambil sampel dari informan. Setelah
melakukan wawancara, informan mengungkapkan
aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam penjualan dan
pemasaran produk rempah maupun olahan rempah.
Informan menggunakan whatsapp untuk
memasarkan produknya sebagai strategi pemasaran
online, selain itu juga menggunakan sales dan
memanfaatkan strategi word of mouth sebagai
pemasaran offline. Tidak jarang juga informan
menyediakan katalog untuk konsumennya agar dapat
mengetahui informasi produk yang dijual oleh
informan.
Customer pains digambarkan sebagai hal-
hal yang menjadi kesulitan atau hal-hal yang dirasa
mengganggu konsumen dalam menyelesaikan
aktivitas yang bisa digambarkan sebagai rasa kesal,
Gambar 3. Final Ranking
Sumber: Hasil Olahan Penulis
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 164 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
kecewa dan kekhawatiran. Dari hasil wawancara
didapati bahwa adanya kekhawatiran dalam
mengoperasikan aplikasi karena kesulitan dalam
menggunakan teknologi atau gagap teknologi.
Karena, informan tidak semua dapat mengoperasikan
sebuah aplikasi tanpa bantuan.
Kekhawatiran lain yang diutarakan oleh
informan adalah ketersediaan barang yang selama
ini tidak terstruktur di kegiatan konvensional, sehingga
informan khawatir apabila persediaan di pasar dan
website e-commerce tidak sesuai. Kekecewaan dan
rasa kesal juga dirasakan informan apabila buyer atau
konsumen membeli barang dengan jumlah yang
sedikit namun harga ongkos kirim yang tergolong
mahal, menyebabkan informan harus mengeluarkan
uang tambahan lebih untuk menutup biaya ongkos
kirim (overcharged distribution).
Pandemi juga menyebabkan penurunan
penjualan sehingga memaksa informan untuk mencari
alternatif lain guna menyeimbangkan pendapatan.
Informan meminta bantuan anggota keluarga sebagai
admin dalam menjualkan produknya melalui toko
e-commerce maupun melayani pemesanan melalui
whatsapp. Customer gains menggambarkan hasil
dan manfaat yang diharapkan oleh konsumen atau
informan. Beberapa keuntungan yang diinginkan dan
informan merasa perlu antara lain kemudahan dan
kepraktisan pengoperasian aplikasi website
Merempah, serta jaminan keamanan bagi informan
dalam proses jual-beli produk rempah maupun olahan
rempah. Selain itu, karena beberapa informan tidak
memiliki waktu dan kesempatan lebih untuk
mempelajari sistem, informan menginginkan adanya
fitur admin pada website aplikasi Merempah.
Hal itu bertujuan untuk memudahkan
informan tanpa mengganggu aktivitas konvensional
biasanya. Tambahan fitur pembukuan juga akan
sangat berguna bagi informan, guna mengetahui
permintaan dan pendapatan yang lebih terstruktur dan
transparan. Informan juga mengharapkan dengan
adanya fitur tersebut, persediaan dan permintaan
dapat diseimbangkan dengan baik.
Berdasarkan hasil pengelompokan poin
customer jobs, pains dan gains, dilakukan pemetaan
pada kolom profil konsumen berikut:
Sumber: Hasil Olahan Penulis
Gambar 4. Profil Konsumen Merempah
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 165
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya serta pihak
Merempah untuk kemajuan dan kebaikan perusahaan
ke depannya, berikut beberapa saran yang dapat
peneliti sampaikan:
Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilakukan, diperoleh Profil Konsumen dari segmen
pelanggan Merempah sebagai berikut:
• Bagi Peneliti Selanjutnya
a) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
menambahkan penggunaan metode lain seperti
Emphaty Map agar dapat mengidentifikasi target
audience yang tepat berdasarkan karakteristik
kebutuhan, keinginan dan persepsi target agar
dapat menyelelaraskan strategi sebuah
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 166 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
perusahaan dengan nilai manfaat yang
ditawarkan.
b) Peneliti selanjutnya yang menggunakan Customer
Profile Map diharapkan dapat meneliti lebih
meluas dengan menggunakan Value Proposition
Map hingga mencapai kesesuaian atau Fit.
• Bagi Perusahaan Merempah
Dari hasil uraian yang disampaikan oleh informan
didapati beberapa pandangan baru yang kemudian
dapat dijadikan sebuah saran yang untuk
diterapkan oleh Merempah, antara lain:
a) Merempah diharapkan menyajikan tampilan
website yang mudah dipahami oleh segala
kalangan, serta adanya pendampingan
mempelajari fitur yang disediakan oleh
Merempah.
b) Merempah diharapkan dapat menjadi pembanding
harga yang kompetitif bagi seller dengan seller
lain agar terjadi pasar persaingan yang sehat.
c) Merempah diharapkan dapat memberikan
pendampingan dalam branding produk bagi seller
yang ingin membuat produknya lebih terkenal di
pasaran.
d) Berkembangnya Merempah diharapkan dapat
meningkatkan penjualan dan pendapatan baik
secara offline maupun online.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aco, A., & Endang, A. H. 2017, Analisis Bisnis
E-Commerce pada Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, Jurnal
INSYPRO (Information System and
Processing).
[2] Anisa, P. J. 2019, Analisis Pengaruh Citra
Merek dan Kepercayaan Merek Terhadap
Loyalitas Konsumen pada Marketplace di
Indonesia, Skripsi.
[3] Fitri, A. N., & Hidayat, K. 2020, Juni 9. Survei
Markplus: Selama Pandemi Corona, Belanja
Ritel Online Naik 6 Kali Lipat,
(Industri.kontan.co.id) Diakses Oktober 16, 2020,
dari https://industri.kontan.co.id/news/survei-
markplus-selama-pandemi-corona-belanja-ritel-
online-naik-6-kali-lipat
[4] Kotler, P., & Keller, K. L. 2009, Manajemen
Pemasara,. Erlangga, Jakarta.
[5] Nayoan, A. 2020, Apa itu Ecommerce? Kenali
Semua Jenis dan Manfaatnya! Diakses dari
Bisnis Online: https://www.niagahoster.co.id/
blog/apa-itu-ecommerce/
?amp#Apa_Itu_Ecommerce
[6] Osterwalder, A., & Pigneur, Y. 2012, Business
Model Generation: Membangun Model
Bisnis, Elex Media Komputindo, Jakarta.
[7] Osterwalder, A., Pigneur, Y., Bernanda, G., &
Smith, A. 2019, Value Proposition Design, Elex
Media Komputindo, Jakarta.
[8] Qamarani, E. A. 2020, Analisis Profil
Konsumen Startup Ketringan Dengan
Pendekatan Proposisi Nilai, Skripsi.
[9] Qlausa. 2018, 11 18. Digitalisasi Bisnis di Era
Revolusi Industri 4.0. Diakses 10 16, 2020, dari
Qlausa.com: https://www.qlausa.com/
digitalisasi-bisnis-di-era-revolusi-4
[10] Sugiyono. 2017, Metode Penelitian Bisnis:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi dan R&D, Alfabeta, Bandung.
[11] Wijaksono, R. A. 2020, September 28. Rempah
Meruah Indonesia, Akankah Jadi Peluang
di Masa Pandemi? (Detiknews) Diakses
Oktober 16, 2020, dari https://news.detik.com/
kolom/d-5195406/rempah-meruah-peluang-
masa-pandemi
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 167
Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap Minat Beli
Smartphone Samsung (Studi Pada Mahasiswa
Di Kota Surabaya)
Hiras Hutapea1)
Sugeng Purwanto2)
Email: 1) [email protected] 2) [email protected]
1)2) Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi harga dan promosi terhadap minat
beli. Penelitian ini dilaksanakan terhadap mahasiswa di kota Surabaya. Besaran sampel yang diambil sejumlah 99
responden, melalui metode purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan melelui penyebaran kuesioner pada
sampel yaitu mahasiswa yang mengenal dan pernah melihat iklan smartphone Samsung. Teknik analisis yang dipilih
yakni dengan aplikasi partial least squares (PLS). Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa: 1) persepsi harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. 2) promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli. Agar perusahan Samsung dapat meningkatkan minat beli konsumen maka disarankan agar memberi harga dan
kualitas yang sesuai serta meningkatkan promosi supaya calon konsumen lebih mengenal dan meningkatkan minat
beli.
Kata kunci: Persepsi Harga, Promosi, Minat Beli
Abstract: The purpose of this research was to determine the effect of price perception and promotion on buying
interest. This research was conducted on students in the city of Surabaya. The number of samples taken was 99
respondents, with a purposive sampling method. Data collection was carried out by distributing questionnaires
with samples of students who knew and had seen Samsung smartphone advertisements. The analysis technique
chosen is the partial least squares (PLS) application. Based on the results of the analysis, it was found that: 1) price
perception has a positive and significant effect on purchase interest. 2) promotion has a positive and significant
effect on purchase interest. In order for the Samsung company to increase consumer buying interest, it is recom-
mended to provide appropriate prices and quality and increase promotions so that potential consumers are more
familiar with and increase buying interest.
Keywords: Price perception, Promotion, Purchase Interest
1. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia yang sudah semakin
modern, menjadikan Smarphone menjadi barang
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas.
Kehadiran Smarthphone semakin mempermudah
kehidupan manusia dengan segala fitur-fitur yang
dimilikinya. Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap
Smarphone yang tinggi mengakibatkan
meningkatnya permintaan untuk berbagai jenis merek
Smarphone. Dengan meningkatnya permintaan
menyebabkan semakin tinggi juga tingkat persaingan
antar merek-merek Smarphone. Sekaligus membuat
perusahaan harus terus berinovasi dalam menghadapi
kompleksitas keinginan dari konsumen. Dikarenakan
untuk memikat hati konsumen, memang perlu
menciptakan produk dengan menyesuaikan keinginan
mereka. Maka dari itu, perusahaan terus berlomba-
lomba dalam berinovasi untuk menuhi produk yang
diinginkan konsumen.
Salah satu merek Smarphone paling dikenal
masyarakat Indonesia adalah Samsung. Saat ini
Samsung adalah perusahaan berskala global, meliputi
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 168 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
cakupannya hingga Indonesia. Samsung tidaklah
merupakan Smarphone dengan merek yang baru bagi
masyarakat Indonesia. Hingga saat ini Samsung terus
mengembangkan produksi Smarphone dengan
peningkatan kualitas supaya tetap diminati oleh
konsumen.
Beberapa type Smarphone Samsung yang
masih ada di pasaran hingga sekarang adalah
Smarphone Samsung varian Galaxy type Z, S, M,
A, dan Note. Samsung untuk pertama kalinya
memperkenalkan produk Smarphonenya pada tahun
2009 dan menjadi merek paling diminati oleh
masyarakat hingga sekarang. Dari sekian banyak
merek Smarphone, yang menguasai pangsa pasar
di Indonesia dari tahun ke tahun adalah Samsung,
dengan berada di peringkat pertama top brand indeks
(top brand award 2021).
Walaupun Samsung berada pada peringkat
pertama berdasarkan top brand indeks, bukan tidak
mungkin Smarphone Samsung dapat mengalami
penurun minat beli oleh konsumen. Karena faktanya
antara 2020-2021 Smarphone Samsung mengalami
penurunan yang cukup signifikan yaitu 9,4% pada
kuartal pertama. Terlihat dari top brand indeks berikut
ini.
Berdasarkan data penjualan di salah satu
toko yang menjual Smarphone Samsung yaitu celuler
world gadget yang berada di plaza marina surabaya,
diketahui besarnya jumlah pembeli produk
Smarphone Samsung selama empat tahun terakhir.
Pada tahun 2018 dan 2019 mengalami penjualan yang
stabil. Namun di tahun 2020 mengalami penurunan
Tabel 1. Top Brand Index (TBI) 2018-2021
Sumber: Top Brand Index (TBI)
sebesar 16%. Bahkan di tahun selanjutnya 2021
Smarphone Samsung menurun sebesar 11%. Indikasi
penurunan masyarakat dalam hal minat beli produk
smartphone Samsung, disebabkan oleh banyaknya
pilihan terkait produk yang akan konsumen pilih.
A. RUMUSAN MASALAH
Susunan rumusan masalah yang ditentukan
berdasar latar belakang di atas ialah seperti di bawah
ini:
1. Apakah persepsi harga memengaruhi minat beli
dari mahasiswa di Kota Surabya terhadap produk
Smarphone Samsung?
2. Apakah promosi memengaruhi minat beli dari
mahasiswa di Kota Surabaya terhadap produk
Smarphone Samsung?
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang ditentukan
berdasarkan pemaparan sebelumnya, antara lain ialah:
1. Mencari tahu pengaruh persepsi harga dari
mahasiswa di Kota Surabaya terhadap produk
Smarphone Samsung.
2. Mencari tahu pengaruh promosi dari mahasiswa
di Kota Surabaya terhadap produk Smarphone
Samsung.
C. MANFAAT
Penelitian ini diharap dapat berguna dan
bermanfaat bagi beberapa pihak terkait, seperti:
1. Institusi
Berguna menjadi tambahan bahan referensi bagi
penelitian berikutnya.
2. Perusahaan
Berguna sebagai masukan bagi perusahaan
Samsung untuk menarik kembali minat beli
terhadap produk Smarphone Samsung.
3. Peneliti
Berguna untuk menyumbang pemahaman bagi
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 169
peneliti terkait beragam variabel serta indikator
yang memengaruhi minat beli dari konsumen.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Minat Beli
Pramono (2012:136) telah menerangkan
bahwa minat beli (purchase interest) adalah bagian
komponen perilaku terkait sikap mengonsumsi.
Sedangkan minat beli konsumen merupaka tahapan
konsumen menentukan pilihan dari beberapa merek
pada perangkat pilihan, Untuk setelahnya dapat
memutuskan pembelian pada satu pilihan yang
disenanagi ataupun proses dari konsumen dala
menentukan pemelian atas suatu produk baik barang
maupun bberdasar pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Ada pula Thamrin (2003:142) yang turut
menyampaikan bahwa minat beli adalah salah satu
faktor penentu sikap perilaku konsumen, serta unsur
wujud pertimbangan sebelum memutuskan untuk
melakukan pembelian. Kemudian Setiawan dan
Ihwan (2004:29) juga menjelaskan berbagai hal
tentang minat beli sebagai berikut:
1. Minat beli lebih cenderung terdapat pada individu
di tengah keinginannya dalam melakukan
pembelian.
2. Minat beli dapat pula menjadi tolok ukur dari
keinginan individu dalam melakukan pembelian.
3. Relasi dari minat beli dengan tindakan pembelian
dari seseorang berlangsung secara terus-menerus.
Indikator Minat Beli
Terdapat beberapa indicator dari Minat Beli
menurut Lucas dan Britt dalam Natali (2008:87),
antara lain ialah:
1. Ketertarikan (interest)
Ditunjukkan dengan citra fokus serta rasa
gembira.
2. Keinginan (desire)
Terdapatnya kehendak atau kemauan atas
kepemilikan.
3. Keyakinan (conviction)
Munculnya rasa percaya diri pada kualitas,
manfaat atau kegunaan atas produk yang akan
dibeli.
2.2 Persepsi Harga
Persepsi harga (price perception) merupakan
setiap nilai yang berkaitan dengan kegunaan atau
manfaat kepemilikan produk atau penggunaan jasa
berdasarkan harganya (Kotler dan Amstrong 2008).
Sedangkan bagi Peter dan Olson (2014), persepsi
harga merupakan proses di mana konsumen dapat
memahami dan mendapatkan maka dari informasi
harga. Salah satu indikasinya ialah melalui
penggambaran citra merek. Bahwa kualitas dapat
digambarkan atau diperlihatkan dari harganya. Serta
dapat menjelaskan hubungan anatara harga dengan
kualitas. Misalnya hara yang tinggi mengandung
kualitas yang tinggi pula.
Indikator Persepsi Harga
Adapun indikator yang mencirikan harga
menurut Kotler Philip (2011) dan dalam penelitian
Retnowulan (2017) juga menggunakan indikator
sebagai berikut.
1. Keterjangkauan harga
Harga dapat sesuai dan dijangkau oleh semua
kalangan
2. Keseimbangan kualitas dan harga
Kualitas yang didapat senilai dengan harga
3. Daya saing harga
Selisih harga menyesuaikan standar pasar atau
tidak jauh beda dari merek lain
4. Keseimbangan manfaat dan harga
Manfaat yang diperoleh dari produk harus sesuai
dengan nilai harga yang dikeluarkan konsumen.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 170 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
2.3 Promosi
Promosi merupakan komponen bauran
pemasaran yang bagi Kotler (2011): merupakan
paduan dari sederet alat atau media yang membantu
untuk memasarkan, meliputi produk, tempat, promosi,
serta harga yang dikelola perusahaan. Tujuannya
guna mendapatkan atau menarik respon pasar yang
disasar perusahaan. Dengan kata lain, Bauran
Pemasaran adalah kombinasi beberapa komponen
pemasaran yang berguna untuk membantu
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Dalam pemasaran, komponen-komponen
tersebut acap disebut sebagai 4P, yakni Produk (Prod-
uct), Tempat (Place), Harga (Price), serta Promosi
(Promotion) yang pengertiannya dijelaskan di bawah
ini:
1. Product (produk)
Setiap wujud barang dan atau jasa yang
perusahaan sediakan bagi pasar sasaran.
2. Price (harga)
Besaran nilai atau jumlah yang dikeluarkan
konsumen guna mendapatkan produk.
3. Place (tempat)
Setiap ruang bagi perusahaan beraktivitas dalam
menciptakan produk untuk pasar sasaran.
4. Promotion (promosi)
Meliputi setiap aktivitas dari perusahaan dalam
menyampaikan kualitas produk dengan tujuan
dapat dibeli pasar sasaran.
Indikator Promosi
Terdapat indikator dari promosi menurut
wijayanti (2008) dan dalam penelitian Afen (2020)
juga menggunakan indikator sebagai berikut.
1. Promosi dengan hadiah
memberikan bonus tambahan kepada konsumen
setiap melakukan pembelian produk dengan syarat
tertentu
2. Promosi melalui media elektronik
Memanfaatkan e-commerce dan media sosial
seperti shopee, tokopedia, lazada, facebook, serta
instagram dan lain sejenisnya untuk
mempromosikan produk.
3. Promosi melalui media cetak
Melakukan promosi melalui papan reklame,
banner.
4. Promosi dengan brosur
Penyebaran brosur atau selebaran kepada calon
konsumen.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian dengan jenis penjelasan ini
menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan pada
mahasiswa di kota Surabaya. Terdapat tiga variabel
yang meliputinya, yaitu persepsi harga, promosi, dan
minat beli.
Penelitian ini memuat populasi yaitu
mahasiswa dan mahasiswi yang berkuliah di kota
Surabaya. Untuk teknik pengambilan sampelnya
memanfaatkan metode non-probability sampling
berikut purposive sampling pada sampel sejumlah
99 orang.
Adapun sampelnya merupakan mahasiswa
dan mahasiswi di kota Surabaya yang pernah
menemui iklan smartphone Samsung. Skala
pengukuran variabelnya menggunakan skala ordinal
(likert), melalui jawaban butir-butir instrumen dengan
skala likert gradien dari sangat positif hingga sangat
negatif. Teknik analasisis yang digunakan antara lain
uji validitas, uji realibilitas, serta uji hipotesis.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah pengolahan data, didapat hasil dan
pembahasan penelitian dengan informasi karakteristik
responden yang diperlihatkan melalui tabel berikut
ini
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 171
Tabel 2. Usia Responden
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat
mayoritas respondennya berusia 20-21 tahun atau
sebesar 52,5%. Hal ini menjelaskan bahwa dalam
penelitian ini mayoritas respondennya berusia antara
20-23 tahun.
Berdasarkan tabel tersebut, mayoritas
responden dalam penelitian dengan dengan jenis
kelamin perempuan berjumlah 65 orang atau sebesar
65,7% lebih sedikit di bandingkan laki-laki yang hanya
34 orang atau sebesar 34,3%. Kondisi ini dapat
menunjukkan bahwa mahasiswi di kota Surabaya
lebih berminat untuk membeli produk Smarphone
Samsung
Diperlukan perbandingan Square Root of
Average Extracted (AVE) yang dalam semua
variabelnya bernilai korelasi, guna menilai Dicriminant
Validity. Karena tingginya Dicriminant Validity dari
model dapat ditemukan apabila dalam setiap
variabelnya, akar AVE lebih besar dibandingkan
korelasi antar konstruk (Ghozali, 2008). Sedangkan
apabila dibanding korelasi antar variabelnya, akar
AVE-nya leih tinggi, maka hasil ini memperlihatkan
tingginya nilai Discriminant Validity.
Tabel 3. Jenis Kelamin
A. Uji Validitas
Model Pengukuran validitas diperlukan
dalam mencari Avarage Variance Extracted (AVE),
yakni besaran varian indikator dalam variabel
latennya. Terlihat bahwa Konvergen Nilai AVE lebih
besar 0,5 memperlihatkan bahwa validitasnya cukup
bernilai baik dalam variabel laten. Selanjutnya,
pengukuran reliabilitas konstruk melalui nilai compos-
ite reliability, konstruk reliabel apabila composite
reliability-nya lebih dari 0,70, maka pada pengukuran
variabel laten, indikatornya cukup konsisten.
Terlihat bahwa hasil dari pengujian AVE pada
variabel Persepsi Harga (X1) senilai 0.567175,
variabel Promosi (X2) senilai 0.627348, serta Minat
Beli (Y) senilai 0.735102. Dengan nilai di atas 0,5
dari ketiga variabel, validitasnya bisa dianggap baik.
Dari hasil pengujian Composite Reliability,
diperlihatkan bahwa besaran nilai variabel Persepsi
Harga (X1) 0.839708, variabel Promosi (X2)
0.867949, dan Minat Beli (Y) 0.892662. Dengan
nilai Composite Reliability lebih dari 0,70, ketiga
variabel tersebut telah dianggap reliabel.
Tabel 4. Average Variance Extracted
Tabel 5. Composite Reliability
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 172 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Tabel 6. R Square
Melalui nilai R-Square, di mana pengujian
model struktural juga menjadi uji goodness-fit model
Berdasarkan tabel tersebut, hipotesisnya bisa
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaruh Persepsi Harga (X1) pada Minat Beli
(Y) positif dan bisa diterima, melalui path
coefficients senilai 0.099158, serta T-statistic
senilai 2.095048 > 1,96 (nilai tabel Zá = 0,05),
bisa dikatakan signifikan (positif).
2. Pengaruh Promosi (X2) pada Minat Beli (Y)
positif dan bisa diterima, melalui path coefficients
senilai 0.568147, serta T-statistic senilai
13.480362 > 1,96 (nilai tabel Zá = 0,05), bisa
dikatakan signifikan (positif).
Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Minat Beli
Smarphone Samsung
Tabel 7. Path Coefficients
bisa dilakukan. Serta melalui R-square dari persamaan
antarvariabel laten, dapat tampak pengujian inner
modelnya.
Berdasar nilai R2 = 0.393301 yang telah
ditemukan, dijelaskan bahwa variabel bebas Persepsi
Harga dan Promosi telah memengaruhi fenomena
Minat Beli sebesar 39,33%. Sedangkan 60,67%
sisanya terpengaruh variabel lain di luar penelitian.
B. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil data olah menggunakan
PLS diperoleh hasil bahwa Persepsi Harga secara
positif dan signifikan memengaruhi Minat Beli
Smarphone Samsung pada mahasiswa di kota
Surabaya. Berarti bahwa jika semakin sesuai persepsi
harga tentang suatu produk, maka minat beli
seseorang pada produk tersebut akan meningkat.
Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli
Smarphone Samsung
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
diperoleh hasil bahwa promosi memberi pengaruh
signifikan (positif) terhadap minat beli Smarphone
Samsung. Apaila promosi yang dilakukan semakin
baik, maka minat beli seseorang pada produk tersebut
juga akan semakin tinggi.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 173
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pengujian melalui penggunaan PLS,
dapat diambil kesimpulan bahwa Persepsi Harga
memengaruhi minat beli Smarphone Samsung
dengan studi pada mahasiswa di kota Surabaya.
Dengan persepsi harga yang sesuai, diharapan dapat
memunculkan peningkatan minat beli dari konsumen
terhadap Smarphone Samsung. Promosi juga
memengaruhi minat beli Smarphone Samsung
dengan studi pada mahasiswa di kota Surabaya,
karena dengan promosi yang semakin tinggi, minat
beli terhadap Smarphone Samsung juga akan
meningkat.
Beberapa saran yang disampaikan berikut,
sekaligus merupakan implikasi dari hasil penelitian
ini. Dengan tujuan bisa menambah bahan
pertimbangan dalam rangka menentukan dalam
mengambil keputusan. Persepsi harga sangatlah
berpengaruh penting terhadap minat beli masyarakat
terhadap Smarphone Samsung. Jadi untuk
perusahaan Samsung supaya menjadikan Smarphone
Samsung yang dapat dijangkau oleh semua kalangan,
supaya dapat meningkatkan penjualan di tahun
berikutnya. Perusahaan Samsung juga disarankan
meningkatkan promosi Smarphone Samsung baik
dari promosi penjualan atau periklanan supaya
masayarakat lebih tertarik dan menambah minat beli
konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Abdullah, Thamrin 2003, Manajemen
Produksi dan Industri Kecil, Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.
[2] Anton A. Setyawan dan Ihwan Susila. 2004,
“Pengaruh Service Quality Perception
Terhadap Purcase Intention”. Usahawan
No. 07 TH XXXI11 JULI 2004.
[3] G.Suyono, Sri Sukmawati, Pramono. 2012,
Pertimbangan Dalam Membeli Produk
Barang Maupun Jasa, Intidayu Press, Jakarta.
[4] Gozali, H. 2021, Pengaruh Persepsi Harga,
Promosi dan Kualitas Produk Terhadap
Minat Pembelian Merchandise K-Pop
Melalui E-COMMERCE (Studi pada
Penggemar Korean Pop (K-Pop) di KLOSS
Surabaya) (Doctoral Dissertation,
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya).
[5] Jerry C. Olson dan Peter J. Paul. 2014.
Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Edisi Sembilan, Buku 2.
Salemba Empat, Jakarta.
[6] Kotler, Amstrong. 2001, Prinsip-prinsip
Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.
[7] Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2011,
Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1 dan
2, Alih Bahasa: Bob Sabran, Erlangga, Jakarta
[8] Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008,
Prinsip-prinsip Pemasaran, Alih Bahasa:Bob
Sabran, M.M, Edisi Keduabelas, Jilid 2,
Erlangga, Jakarta.
[9] Natali. 2008, Perspesktif Manajemen dan
Perilaku Konsumen, Andi, Yogyakarta.
[10] Retnowulan, J. 2017, Pengaruh Kualitas
Produk dan Persepsi Harga Terhadap Minat
Beli Smarphone Xiaomi, Cakrawala-Jurnal
Humaniora, 17(2), 139-145.
[11] Wijayanti, W.A. 2008, Pengelolaan Tanaman
Tebu (Saccharum Officinarum L.) di Pabrik
Gula Tjoekir PTPN X, Jombang, Jawa Timur;
Studi Kasus Pengaruh Bongkar Ratoon
Terhadap Peningkatan Produktivitas Tebu,
Skripsi IPB, Bogor, Hal 14 – 20.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 174 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Pengaruh Harga Emas Dunia Dan Harga Minyak Dunia Terhadap
Perkembangan Harga Saham
Jakarta Islamic Index
Muhammad Bahrul Ulum
Fakultas Ekonomi Universitas Indo Global Mandiri
Ayu Geby Gisela Syaputri
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harga minyak dunia dan harga emas dunia terhadap
perkembangan harga saham Jakarta Islamic Index. Periode pengamatan selama Januari hingga Desember
2020. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa
harga emas dunia berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap perkembangan harga saham
Jakarta Islamic Index, sedangkan harga minyak dunia berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
perkembangan harga saham Jakarta Islamic Index.
Kata kunci: JII, Emas, Minyak.
Abstract: The purpose of this study was to determine world oil prices and world gold prices on the devel-
opment of the Jakarta Islamic Index stock prices. The observation period is from January to December
2020. This study uses multiple regression analysis tools. In this study, it was concluded that the world gold
price had a negative but not significant effect on the development of the Jakarta Islamic Index’s stock price,
while the world’s oil price had a positive and significant effect on the development of the Jakarta Islamic
Index’s stock price.
Keywords: JII, Gold, Oil.
1. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu
instrumen ekonomi dewasa ini yang mengalami
perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan
indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta
menunjang ekonomi negara yang bersangkutan.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi.
Fungsi pasar modal yang pertama yaitu,
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai
sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal atau investor. Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal
kerja dan lain-lain. Fungsi pasar modal yang kedua
yaitu, menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan
dan risiko masing-masing instrumen keuangan di atas
(Witjaksono, 2010).
Kegiatan investasi adalah kegiatan
menanamkan modal baik langsung maupun tidak
langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik
modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil
penanaman modal tersebut (Padli, 2016). Bagi para
investor, melalui pasar modal dapat memilih obyek
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 175
investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan
tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para
penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar modal
dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk
menunjang kelangsungan usaha.
Di Indonesia mulai berkembang instrumen
keuangan berbasis syariah seperti Bank Syariah,
Pasar Modal Syariah, dan Pasar Komoditi Syariah.
Pada saat krisis global melanda Amerika dan Eropa,
perekonomian dan keuangan yang berbasis syariah
terbukti mampu bertahan dan dinilai ramah secara
sosial dan juga memiliki etika serta lebih berpihak
pada golongan menengah ke bawah (Utoyo, 2016).
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
kelompok saham yang memenuhi kriteria investasi
syariah Islam dalam pasar modal Indonesia. Saham
syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30
saham yang merupakan saham-saham syariah
paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang
besar. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan
review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan
periode penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) oleh
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam & LK). Setelah dilakukan
penyeleksian saham syariah oleh Bapepam & LK
yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan
proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja
perdagangannya.
Berfluktuasinya perkembangan harga saham
dalam industri pasar modal harus ditanggapi serius
oleh para investor. Dalam prakteknya di lapangan,
para investor harus memperhatikan segala situasi yang
akan terjadi, baik itu situasi yang pasti maupun situasi
tidak pasti. Khusus dalam keadaan tidak pasti,
seorang investor harus lebih berhati-hati (Lutfiana,
2015).
Keadaan yang tidak pasti mengindikasikan
adanya risiko. Secara umum risiko dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis. Sehubungan dengan pentingnya
perhatian terhadap kondisi ekonomi makro yang
menjadi bagian dari risiko sistematis, pasar modal
syariah Indonesia yang kinerjanya tercermin pada
indeks syariah JII pun tidak bisa menghindari hadirnya
risiko-risiko tersebut. Sebagaimana diketahui,
perkembangan harga minyak dunia dan harga emas
dunia senantiasa berfluktuasi di setiap periodenya
sehingga terindikasi berpengaruh terhadap kegiatan
investasi di pasar modal yang menjadi salah satu
indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Minyak bumi merupakan suatu sumber
energi yang dihasilkan oleh bumi. Minyak bumi
disebut juga minyak mineral, karena diperoleh dalam
bentuk campuran dengan mineral lain. Semua negara
menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar baik
transportasi maupun sumber energi. Secara tidak
langsung kenaikan harga minyak akan berimbas pada
sektor impor maupun ekspor suatu negara. harga
minyak yang melonjak naik membuat para investor
cenderung menginvestasikan dananya ke berbagai
sektor komoditi minyak ataupun pertambangan
lainnya. Hal ini dapat meningkatkan harga saham
Jakarta Islamic Index karena beberapa perusahaan
yang tergabung di Jakarta Islamic Index adalah
perusahaan pertambangan (Rusbariand, Masodah,
Riskayanto, & Herawati, 2012).
Investasi dalam bentuk emas dipercaya
sebagai salah satu komoditi yang menguntungkan
disebabkan selain harganya yang cenderung
mengalami peningkatan. Emas juga merupakan
bentuk investasi yang sangat liquid, karena dapat
diterima di wilayah atau di negara mana pun.
Ketika potensi imbalan (return) berinvestasi
dalam saham atau obligasi tidak lagi menarik dan
dianggap tidak mampu mengompensasi risiko yang
ada, maka investor akan mengalihkan dananya ke
dalam aset riil seperti logam mulia atau properti yang
dianggap lebih layak dan aman. Bila dibandingkan
dengan investasi lain di pasar keuangan, emas hanya
memegang porsi yang sangat minim (Rusbariand et
al., 2012).
Fluktuasi harga minyak dunia dan harga emas
dunia terindikasi mempunyai peranan yang cukup
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 176 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
vital bagi perubahan harga saham JII. Tentunya pula
harga minyak dunia dan harga emas dunia akan
menjadi tolok ukur bagi para investor untuk turut
mengambil keputusan penting dalam menanamkan
modalnya di pasar modal.
A. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh harga minyak dunia
dan harga emas dunia terhadap perkembangan harga
saham Jakarta Islamic Index
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh harga minyak
dunia dan harga emas dunia terhadap perkembangan
harga saham Jakarta Islamic Index
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
bahan kajian dan mendukung penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan harga minyak
dunia dan harga emas dunia terhadap
perkembangan harga saham Jakarta Islamic
Index.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi pemerintah dan industri pasar
modal terutama pasar modal syariah. Bagi pihak
lain, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu
dalam penyajian informasi untuk mengadakan
penelitian serupa.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Investasi
Investasi didefinisikan sebagai saham
penukaran uang dengan bentuk bentuk kekayaan lain
seperti saham atau harta tidak bergerak yang
diharapkan dapat ditahan selama periode waktu
tertentu supaya menghasilkan pendapatan. Pada
umumnya, investasi dibedakan menjadi dua yaitu
investasi pada financial asset dan investasi pada real
asset. Investasi financial asset dilakukan di pasar
uang berupa sertifikat deposito, Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU) dan juga di pasar modal. Sedangkan
investasi real asset dilakukan dengan membeli asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
dan lainnya (Carp, 2012).
Investasi bisa dilakukan secara langsung
dengan membeli langsung active keuangan yang dapat
diperjualbelikan di pasar uang, pasar modal atau pasar
turunan. Sedangkan investasi yang tidak langsung
dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan
investasi yang mempunyai portfolio aktiva keuangan
dari perusahaan yang terdaftar di bursa efek
Indonesia.
Orang yang melakukan investasi disebut
investor, investor ada dua jenis yaitu investor
individual dan investor institutional. Investor individual
terdiri dari individu – individu yang melakukan
investasi sedangkan investor institutional terdiri dari
perusahaan – perusahaan asuransi, lembaga
penyimpanan semisal bank, lembaga simpan pinjam
dan lembaga dana pensiun (Tripathy, 2015).
Dalam Islam, kegiatan berinvestasi termasuk
kegiatan muamalah yang mana hukum asal dari
kegiatan muamalah adalah mubah (boleh), sehingga
berinvestasi dikatakan mubah (boleh) kecuali ada
hukum akan larangan yang mengikutinya (haram).
Menurut Rusbariand et al. (2012) kegiatan
berinvestasi dalam Islam merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pemilik harta (investor) terhadap
pemilik usaha (emiten) untuk memberdayakan pemilik
usaha dalam melakukan kegiatannya, dimana pemilik
harta (investor) berharap untuk memperoleh manfaat
tertentu yang mana kegiatan pembiayaan dan
investasi keuangan berdasarkan prinsip yang sama
dengan kegiatan usaha lainnya yaitu memelihara
prinsip kehalalan dan keadilan.
Berinvestasi dengan menggunakan norma
syariah, merupakan sebuah dari ilmu dan amal, oleh
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 177
karena itu, investasi sangat dianjurkan bagi muslim.
Hal tersebut dijelaskan di dalam Al-Qur’an
surat al-hasyr ayat 18 sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Dari ayat diatas, penafsiran dari “hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)” yaitu
melakukan investasi akhirat dengan melakukan amal
sholeh sejak dini untuk bekal di akhirat kelak.
Tidak terbatas oleh perihal tersebut, investasi
membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi
pelakunya terutama untuk keturunannya yang mana
sepeninggalnya untuk ahli waris keturunannya tidak
ditinggalkan dalam keadaan miskin melainkan dalam
keadaan lebih baik (kaya) sebagaimana dijelaskan
dalam surat An-Nisa ayat 9:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.
Dari ayat diatas, dijelaskan bahwa
pelarangan untuk meninggalkan keturunan dalam
keadaan lemah (miskin). Penggunaan investasi tidak
hanya untuk kepentingan diri sendiri melainkan untuk
kemaslahatan (kesejahteraan) bersama, sebagaimana
peringatan dari Al-Qur’an surat At-Taubah ayat
85:
Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka
menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki
akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan
anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka,
dalam keadaan kafir.
Peringatan dari ayat diatas diperuntukkan
untuk investor yang hanya mencari keuntungan
pribadi semata. Peringatan tersebut untuk menelaah
tujuan investasi yang diharapkan bukan hanya untuk
kepentingan pribadi, tidak melanggar rambu-rambu
syariah berupa terbebas dari unsur riba, gharar
(ketidak pastian / spekulasi), maysir (judi), haram,
subhat (diragukan), transaksi memberi nilai manfaat
dan menghindari transaksi yang zalim.
Uang sebagai alat pertukaran bukan
komoditas perdagangan, transaksi yang transparan
yang tidak menimbulkan kerugian atau unsur
penipuan, risiko yang harus dikelola sehingga tidak
melebihi kemampuan penanggung risiko dan
diperuntukkan untuk kemaslahatan (kesejahteraan)
bersama bagi investor dan penerima modal yang jika
ditelaah lagi membantu mengurangi jumlah
pengangguran dan perekonomian negara.
2.2 Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
instrument penting dalam pasar modal syariah di
Indonesia. Naik turunya harga saham-saham syariah
yang ada di Indonesia dapat dilihat melalui Jakarta
Islamic Index (JII). Jakarta Islamic Index (JII) dapat
diartikan juga sebagai total nilai harga saham syariah
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada
periode tertentu. Jakarta Islamic Index (JII) adalah
indeks saham di Bursa Efek Indoensia yang
didasarkan atas prinsip syariah.
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
indeks terakhir yang dikembangkan oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang bekerja sama dengan
Danareksa Invesment Management untuk merespon
kebutuhan informasi yang terkait dengan investasi
syariah. Jakarta Islamic Index merupakan subset
dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan
menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base
date (dengan nilai 100).
JII melakukan penyaringan terhadap saham
yang listing. Rujukan dalam penyaringannya adalah
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 178 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional (DSN) (Malik, 2017).
Berdasarkan fatwa inilah BEI memilah
emiten yang unit usahanya sesuai dengan syariah.
Emiten yang menerbitkan efek syariah wajib
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi
prinsip-prinsip dan memiliki Syariah Compliance
Officer. Apabila emiten yang menerbitkan efek
syariah tersebut sewaktu-waktu tidak memenuhi
persyaratan kriteria efek syariah, maka efek yang
diterbitkan dengan sedirinya sudah tidak termasuk
efek syariah.
2.3 Harga Minyak Dunia
Harga minyak mentah dunia diukur dari
harga spot pasar minyak dunia, pada umumnya yang
digunakan menjadi standar adalah West Texas
Intermediate atau Brent. Minyak mentah yang
diperdagangkan di West Texas Intermediate (WTI)
adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Minyak
mentah tersebut berjenis light-weight dan memiliki
kadar belerang yang rendah.
Minyak jenis ini sangat cocok untuk dijadikan
bahan bakar, ini menyebabkan harga minyak ini
dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di dunia.
Harga minyak mentah di WTI pada umumya lebih
tinggi lima sampai enam dollar daripada harga minyak
Organization of the Petroleum Exporting
Countries (OPEC) dan lebih tinggi satu hingga dua
dollar dibanding harga minyak Brent.
Harga minyak Brent merupakan campuran
dari 15 jenis minyak mentah yang dihasilkan oleh 15
ladang minyak yang berbeda di Laut Utara. Kualitas
minyak mentah Brent tidak sebaik minyak mentah
WTI, meskipun begitu masih tetap bagus untuk
disuling menjadi bahan bakar. Harga minyak mentah
Brent menjadi patokan di Eropa dan Afrika. Harga
minyak Brent lebih rendah sekitar satu hingga dua
dollar dari harga minyak WTI, tetapi lebih tinggi
sekitar empat dolar dari harga minyak OPEC
(Witjaksono, 2010).
Harga minyak OPEC merupakan harga minyak
campuran dari negara-negara yang tergabung dalam
OPEC, seperti Algeria, Indonesia, Nigeria, Saudi
Arabia, Dubai, Venezuela, dan Mexico. OPEC
menggunakan harga ini untuk mengawasi kondisi
pasar minyak dunia.
Harga minyak OPEC lebih rendah karena
minyak dari beberapa negara anggota OPEC memiliki
kadar belerang yang cukup tinggi sehingga lebih susah
untuk dijadikan sebagai bahan bakar (Rusbariand et
al., 2012).
Menurut Rusbariand et al. (2012) ada
beberapa hal yang mempengaruhi harga minyak dunia
antara lain:
1) Penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai
yang ditentukan oleh OPEC.
2) Cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang
terdapat di kilangkilang minyak Amerika Serikat
dan yang tersimpan dalam Cadangan minyak
strategis.
3) Permintaan minyak dunia, ketika musim panas,
permintaan minyak diperkirakan dari perkiraan
jumlah permintaan oleh maskapai penerbangan
untuk perjalanan wisatawan. Sedangkan ketika
musim dingin, diramalkan dari ramalan cuaca yang
digunakan untuk memperkirakan permintaan
potensial minyak untuk penghangat ruangan.
Kenaikan harga minyak sendiri secara umum
akan mendorong kenaikan harga saham sektor
pertambangan. Hal ini disebabkan karena dengan
peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan
harga bahan tambang secara umum. Ini tentu
mengakibatkan perusahaan pertambangan berpotensi
untuk meningkatkan labanya.
Kenaikan harga saham pertambangan tentu
akan mendorong kenaikan harga saham Jakarta Is-
lamic Index, karena beberapa perusahaan yang
tergabung dalam Jakarta Islamic Index adalah
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 179
perusahaan pertambangan.
2.4 Harga Emas Dunia
Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan
patokan seluruh dunia adalah harga emas
berdasarkan standar pasar emas London. Sistem ini
dinamakan London Gold Fixing. London Gold
Fixing adalah prosedur dimana harga emas
ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar
London oleh lima anggota Pasar London Gold
Fixing Ltd (Masoud, 2013). Kelima anggota tersebut
adalah Bank of Nova Scottia, Barclays Capital,
Deutsche Bank, HSBC, dan Societe Generale.
Proses penentuan harga adalah melalui
lelang diantara kelima member tersebut. Pada setiap
awal tiap periode perdagangan, Presiden London
Gold Fixing Ltd akan mengumumkan suatu harga
tertentu. Kemudian kelima anggota tersebut akan
mengabarkan harga tersebut kepada dealer. Dealer
inilah yang berhubungan langsung dengan para
pembeli sebenarnya dari emas yang diperdagangkan
tersebut.
Posisi akhir harga yang ditawarkan oleh
setiap dealer kepada anggota Gold London Fixing
merupakan posisi bersih dari hasil akumulasi
permintaan dan penawaran klien mereka. Dari sinilah
harga emas akan terbentuk. Apabila permintaan lebih
banyak dari penawaran, secara otomatis harga akan
naik, demikian pula sebaliknya. Penentuan harga yang
pasti menunggu hingga tercapainya titik
keseimbangan. Ketika harga sudah pasti, maka
Presiden akan mengakhiri rapat dan mengatakan
“There are no flags, and we’re fixed” (Khan, 2015).
Proses penentuan harga emas dilakukan dua
kali sehari, yaitu pada pukul 10.30 (harga emas Gold
A.M) dan pukul 15.00 (harga emas Gold P.M). Harga
emas ditentukan dalam mata uang Dollar Amerika
Serikat, Poundsterling Inggris, dan Euro. Pada
umumnya Gold P.M dianggap sebagai harga
penutupan pada hari perdagangan dan sering
digunakan sebagai patokan nilai kontrak emas di
seluruh dunia (Khan, 2015).
Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang
cenderung bebas resiko (Zedadra et al., 2019).
Emas banyak dipilih sebagai salah satu
bentuk investasi karena nilainya cenderung stabil dan
naik. Sangat jarang sekali harga emas turun. Emas
dapat digunakan untuk menangkal inflasi yang kerap
terjadi setiap tahunnya.
Ketika akan berinvestasi, investor akan
memilih investasi yang memiliki tingkat imbal
balik tinggi dengan resiko tertentu atau tingkat
imbal balik tertentu dengan resiko yang rendah.
Investasi di pasar saham tentunya lebih berisiko dari
pada berinvestasi di emas, karena tingkat
pengembaliannya yang secara umum relatif lebih
tinggi dari emas.
Kecenderungan naiknya harga emas akan
mendorong investor untuk memilih berinvestasi emas
dari pada saham. Selain dengan resiko yang relatif
lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik
yang baik dengan kenaikan harganya.
Ketika banyak investor yang membeli emas
batangan saat harga emas turun hal ini mengakibatkan
turunnya indeks saham di negara bersangkutan
karena aksi jual yang dilakukan investor, dan
sebaliknya apabila harga emas sedang mengalami
kenaikan maka akan menaikkan harga saham karena
aksi jual emas dan mengalihkan investasinya pada
saham.
Hal tersebut juga berlaku pada saham JII
dimana ketika harga emas menurun akan
menyebabkan investor mengalihkan dananya ke
investasi emas yang menyebabkan harga saham JII
menjadi menurun begitu pula sebaliknya ketika harga
emas meningkat akan menyebabkan investor
mengalihkan investasinya ke saham yang
menyebabkan harga saham JII menjadi meningkat.
2.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari penelitian ini bisa
dilihat pada Gambar
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 180 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan
landasan teori maka hipotesis penelitian dinyatakan
sebagai berikut:
Harga minyak dunia dan harga emas dunia
berpengaruh terhadap perkembangan harga saham
Jakarta Islamic Index.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang pengaruh
harga minyak dunia dan harga emas dunia terhadap
perkembangan harga saham Jakarta Islamic Index.
Objek yang diteliti adalah Jakarta Islamic Index.
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen
yaitu perkembangan harga saham Jakarta Islamic
Index dan menggunakan dua variabel independen
meliputi harga minyak dunia dan harga emas dunia.
Data yang digunakan memiliki rentang waktu dari
Januari hingga Desember 2020.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data menurut waktu pengumpulannya
ada 2 macam, yaitu data Time Series dan Cross
Section. Dalam penelitian ini menggunakan data Time
Series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu pada suatu objek dengan tujuan untuk
menggambarkan perkembangan dari objek tersebut.
Jenis data menurut sifatnya juga ada 2
macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Dalam
penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data
yang berupa angka, dapat dianalisis dengan
menggunakan teknik perhitungan statistik (Purwanto,
2012).
Data dalam penelitihan ini adalah data
sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dengan
cara membaca, mempelajari dan memahami melalui
media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku,
serta dokumen perusahaan (Utoyo, 2016). Data
bersumber dari hasil laporan Bursa Efek Indonesia.
3.3 Tehnik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Analisis mengenai pengaruh harga minyak
dunia dan harga emas dunia terhadap perkembangan
harga saham Jakarta Islamic Index dilakukan dengan
menggunakan bantuan berupa tabel-tabel dan grafik
yang memuat data variabel - variabel yang diamati
dan dikaitkan dengan teori yang relevan.
Metode analisis kuantitatif digunakan untuk
menganalisis pengaruh harga minyak dunia dan harga
emas dunia terhadap perkembangan harga saham
Jakarta Islamic Index. Penelitian ini menggunakan
regresi berganda. Untuk mengestimasi data-data
yang tersedia dengan menggunakan program Eview
9 dengan bentuk fungsi sebagai berikut:
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 181
Tabel 1. Hasil Regresi
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah hasil regresi harga minyak
dunia dan harga emas dunia terhadap perkembangan
harga saham Jakarta Islamic Index:
terhadap variabel dependen. Nilai prob. t hitung dari
harga minyak dunia sebesar 0.0045 yang lebih kecil
dari 0,05 sehingga harga minyak dunia berpengaruh
signifikan terhadap perkembangan harga saham
Jakarta Islamic Index. Koefisien variabel harga
minyak dunia sebesar 3.759114 menunjukan bahwa
kenaikan harga minyak dunia sebesar 1 persen akan
menyebabkan kenaikan harga saham Jakarta Islamic
Index sebesar 3.759114 persen.
Perbedaan terjadi pada variabel harga emas
dunia. Nilai prob. t hitung dari variabel harga emas
dunia sebesar 0.4472 yang lebih besar dari 0,05
sehingga variabel harga emas dunia berpengaruh
namun tidak signifikan terhadap perkembangan harga
saham Jakarta Islamic Index. Koefisien variabel
Sumber: Data Sekunder Olahan, 2021
4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur
proporsi atau prosentase dari variasi total variabel
dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi.
R2 dalam regresi sebesar 0.611857. Ini berarti
variabel perkembangan harga saham Jakarta Islamic
Index (Y) dapat dijelaskan oleh variabel harga minyak
dunia ( ) dan harga emas dunia ( ) sebesar 61,18
persen, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar
model.
4.2 Uji T (Signifikansi Parsial)
Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui
hubungan antara masing-masing variabel independen
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 182 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
harga emas dunia sebesar -0.053785 menunjukan
bahwa kenaikan harga emas dunia sebesar 1 persen
akan menyebabkan penurunan harga saham Jakarta
Islamic Index sebesar 0.053785 persen.
4.3 Uji Statistik F
Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji
F menunjukan bahwa Nilai prob. F (Statistic) sebesar
0.014140 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan
pengaruh harga minyak dunia dan harga emas dunia
terhadap perkembangan harga saham Jakarta Islamic
Index.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
analisis pengaruh harga minyak dunia dan harga emas
dunia terhadap perkembangan harga saham Jakarta
Islamic Index yang parameternya menggunakan
metode OLS telah mengungkapkan pengaruh dari
harga minyak dunia dan harga emas dunia, maka
dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga minyak dunia dan harga emas dunia mampu
menjelaskan proporsi pengaruh variasi total
perkembangan harga saham Jakarta Islamic
Index yang dicerminkan dalam penghitungan
koefisien determinasi (R2) dalam model statistik.
2. Hasil pengujian secara individual menunjukkan
bahwa variabel harga minyak dunia berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perkembangan
harga saham Jakarta Islamic Index.
3. Hasil pengujian secara individual menunjukkan
bahwa variabel harga emas dunia berpengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap
perkembangan harga saham Jakarta Islamic
Index.
4. Harga minyak dunia dan harga emas dunia secara
keseluruhan mempengaruhi perkembangan harga
saham Jakarta Islamic Index, hal ini terlihat dari
pengujian serentak yang telah dilakukan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan
di atas, saran berkaitan dengan hasil penelitian adalah
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian
ini, bahwa perkembangan harga saham Jakarta
Islamic Index dipengaruhi oleh harga emas dan
minyak dunia maka diperlukan langkah-langkah untuk
lebih meningkatkan perhatiannya terhadap dua
komponen tersebut, dengan harapan semakin stabilnya
kondisi ekonomi Indonesia dapat menarik minat
investor untuk berinvestasi terutama investasi saham
syariah agar pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Carp, L. 2012, Can Stock Market
Development Boost Economic Growth?
Empirical Evidence from Emerging Markets
in Central and Eastern Europe, Procedia
Economics and Finance, 3(12), 438–444.
https://doi.org/10.1016/s2212-5671(12)00177-3
[2] Khan, H. 2015, The Impact of Oil and Gold
Prices on The GDP Growth: Empirical
Evidence from a Developing Country, The
International Journal of Management
Science and Business Administration, 1(11),
34–46. https://doi.org/10.18775/ijmsba.1849-
5664-5419.2014.111.1004
[3] `Lutfiana, I. M. 2015, Harga Saham Kelompok
Jakarta Islamic Index di Indonesia Periode
2007-2015.
[4] Malik, A. D. 2017, Analisa Faktor – faktor
yang Mempengaruhi Minat Masyarakat
Berinvestasi di Pasar Modal Syariah Melalui
Bursa Galeri Investasi UISI, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam, 3(1), 61–84.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 183
[5] Masoud, N. M. H. 2013, The Impact of Stock
Market Performance Upon Economic
Growth, International Journal of Economics
and Financial Issues, 3(4), 788–798.
[6] Padli, I. N. 2016, Bisnis dan Investasi Syariah.
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.4195.6084
[7] Purwanto, E. 2012, Metodologi Penelitian
Kuantitatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarya.
[8] Rusbariand, S. P., Masodah, Riskayanto, &
Herawati, S. 2012, Analisis Pengaruh Tingkat
Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas
Dunia, dan Kurs Rupiah Terhadap
Pergerakan Jakarta Islamic Index di Bursa
Efek Indonesia, Prosiding Seminar Nasional,
724–740.
[9] Tripathy, N. 2015, Stock Market Integration:
Evidence from BRIC Countries, International
Journal of Business and Emerging Markets,
7(3), 286. https://doi.org/10.1504/
ijbem.2015.070334
[10] Utoyo, N. N. 2016, Pengaruh Tingkat
Inflasi, Suku Bunga, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah pada Jii. 5(c).
[11] Witjaksono, A. A. 2010, Analisis Pengaruh
Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak
Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah,
Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones
Terhadap IHSG (Studi Kasus pada IHSG di
BEI Selama Periode 2000-2009), USU
Repository, 4(1), 134.
[12] Zedadra, O., Guerrieri, A., Jouandeau, N.,
Seridi, H., Fortino, G., Spezzano, G., … Thesis,
A. 2019, No ;NveP^a0-
N _ h 0 W 0 _ 0 ( W [ b k 0 J 0 Q 0 0
eP^#cjk0Y00qQRceiRgTitle, Sustainability
(Switzerland), 11(1), 1–14. Retrieved from
http://scioteca.caf.com
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 184 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Pengaruh Komisaris Independen, Kualitas Audit Dan
Financial Distress Terhadap Integritas Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2018-2020
Trisnadi Wijaya
Program Studi Akuntansi, Universitas Multi Data Palembang
E-mail: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan ingin menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh komisaris independen,
kualitas audit dan financial distress terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan pertambangan di Indone-
sia. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 39 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2018
sampai 2020 yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data penelitian dianalisis
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen dan finan-
cial distress berpengaruh negatif signifikan terhadap integritas laporan keuangan sedangkan kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Kata kunci: Komisaris Independen, Kualitas Audit, Financial Distress, Integritas Laporan Keuangan
Abstract: This research aims to analyze and obtain empirical evidence of the influence of independent commission-
ers, audit quality and financial distress on the integrity of financial statements in mining companies in Indonesia.
The study sampled 39 mining companies registered with the IDX from 2018 to 2020 which were determined using
purposive sampling methods. The research data was analyzed using multiple linear regression analysis. The results
showed that independent commissioners and financial distress had a significant negative effect on the integrity of
financial statements while audit quality had no significant effect on the integrity of financial statements.
Keywords: Independent Commissioner, Audit Quality, Financial Distress, Financial Statement Integrity
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan tahapan pal-
ing akhir dari proses akuntansi dan memegang
peranan penting dalam mengukur dan mengevaluasi
kinerja perusahaan. Perusahaan yang beroperasi di
Indonesia, khususnya emiten perlu menyusun laporan
keuangan setiap periodenya (Haq et al., 2017).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,
2017), laporan keuangan dirancang untuk memberikan
informasi tentang arus kas perusahaan, kinerja dan
status keuangan, yang membantu para penggunanya
dalam pengambilan keputusan ekonomi dan
memperlihatkan manajemen sumber daya yang
digunakan.
Setiap pemangku kepentingan menggunakan
laporan keuangan untuk mengambil keputusan,
dimana laporan keuangan menunjukkan hasil
keputusannya melalui integritas laporan keuangan.
Integritas laporan keuangan berarti menyajikan
laporan keuangan secara netral dan jujur, tanpa
ditutup-tutupi atau disembunyikan. Informasi yang
disampaikan benar-benar jelas dan akurat (Parinduri
et al., 2018).
Integritas laporan keuangan berkaitan erat
dengan salah satu karakteristik yang disyaratkan oleh
International Financial Reporting Standards
(IFRS), yaitu representasi yang setia. Jika informasi
keuangan disajikan secara netral dan jujur sehingga
mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka
informasi tersebut berguna untuk pengambilan
keputusan. Kerangka konseptual IFRS menjelaskan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 185
bahwa representasi informasi yang setia harus
menyediakan semua informasi yang berguna untuk
mengambil keputusan secara lengkap, agar tidak
menyesatkan penggunanya. Selain itu, informasi yang
mempunyai representasi setia juga harus mengandung
esensi netralitas (Haq et al., 2017).
Kasus manipulasi data keuangan yang
seringkali terjadi membuktikan bahwa laporan
keuangan memberikan integritas rendah bagi para
penggunanya, sehingga tidak mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan yang sebenarnya. Pada tahun
2015 terjadi kasus di perusahaan pertambangan PT
Timah Tbk yang diduga melakukan pemalsuan
laporan keuangan. Ketua Ikatan Pekerja Timah (IKT)
menyatakan laporan keuangan fiktif tersebut disusun
untuk menutupi kondisi keuangan perusahaan yang
tidak sehat selama tiga tahun terakhir sehingga
menimbulkan kerugian sebesar 59 miliar rupiah. Mulai
semester I-2015, laporan keuangan PT Timah
dimanipulasi sehingga mengakibatkan utang
meningkat 100% menjadi Rp 2,3 triliun.
Pada tahun 2012, PT Bumi Resources Tbk
(BUMI) melakukan manipulasi akuntansi dan mark
down laporan keuangan untuk pengembangan
BUMI. PT Perusahaan Gas Negara Tbk juga
dituding menyelewengkan dana. Pernyataan tersebut
diperkuat dengan laporan Indonesia Energy Watch
yang menduga dana pembangunan Floating
Storage Regasification Unit (FSRU) di Lampung
pada 2011 disalahgunakan. Berdasarkan fenomena
yang terjadi pada PT Timah Tbk, PT Bumi Resources
Tbk (BUMI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk
telah menimbulkan ketidakpercayaan pengguna
laporan keuangan dan mempertanyakan integritas
laporan keuangan yang disampaikan.
Informasi yang tercantum pada laporan
keuangan harus mempunyai integritas yang tinggi
agar dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
untuk pengambilan keputusan ekonomi yang tepat.
Pengguna laporan keuangan memiliki kepercayaan
yang tinggi terhadap laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor, karena mereka selalu berasumsi
bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
biasanya berkualitas tinggi dan terjamin
kebenarannya. Kualitas audit yang baik juga dapat
memungkinkan auditor untuk menemukan kesalahan
dalam laporan keuangan sehingga menjamin integritas
laporan keuangan dari hasil audit. Kualitas audit yang
baik akan meningkatkan integritas laporan keuangan.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kualitas audit
yang diberikan oleh auditor, maka akan semakin tinggi
pula integritas laporan keuangan perusahaan tersebut.
Menurut Susiana dan Herawaty (2007)
masyarakat sangat membutuhkan independensi
auditor dalam menyampaikan opininya yang berkaitan
dengan penyajian laporan keuangan. Opini auditor
tersebut sangat berpengaruh sekali dalam
pengambilan keputusan investasi. Dalam
melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan
kepercayaan dari para pengguna jasanya dengan
memberikan kualitas audit yang terbaik. Karena
dengan kualitas audit yang baik, auditor akan memiliki
banyak klien yang mempercayai dan menggunakan
jasanya. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik
(KAP) perlu dinilai sebagai pihak yang kompeten,
independen dan berpengaruh oleh para pengguna
laporan keuangan dalam menentukan seberapa
berharga jasa yang diberikan auditornya. KAP dituntut
harus memiliki profesionalisme yang tinggi sebagai
penyedia jasa dalam menilai kualitas audit.
Hasil penelitian Puspita & Utama (2016),
Sauqi et al. (2017) menyatakan bahwa kualitas audit
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
keuangan, namun berbeda dengan hasil penelitian
Susiana & Herawaty (2017), Serly & Helmayunita
(2018) yang tidak menemukan adanya pengaruh yang
signifikan antara kualitas audit terhadap integritas
laporan keuangan.
Untuk memperoleh informasi akuntansi yang
lebih andal dan berintegritas tinggi, maka corporate
governance yang terstruktur dan terorganisasi
dengan baik perlu diterapkan melalui konsep Good
Corporate Governance sebagai bentuk pengawasan
untuk mencegah pihak manajemen melakukan
tindakan fraud (Istiantoro et al, 2017). Komisaris
independen berperan penting dalam mengawasi
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 186 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
corporate governance agar tersusun laporan
keuangan yang berintegritas. Komisaris independen
adalah anggota dewan komisaris dari eksternal
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan untuk
diangkat sebagai komisaris independen. Komisaris
independen dapat menjadi penyeimbang dalam proses
pengambilan keputusan, terutama untuk melindungi
pemegang saham minoritas dan pemangku
kepentingan lainnya. Efektivitas komisaris
independen terlihat dari fungsi pengawasan yang
dijalankannya dan tingginya integritas laporan
keuangan yang dihasilkan.
Hasil penelitian Saksakotama &
Cahyonowati (2014), Indrasari et al. (2016), Savero
(2017) menyatakan bahwa komisaris independen
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
keuangan, namun berbeda dengan hasil penelitian
Istiantoro et al. (2017), Sauqi et al. (2017), Nurbaiti
et al. (2021) yang tidak menemukan adanya pengaruh
yang signifikan antara komisaris independen terhadap
integritas laporan keuangan.
Selain mekanisme corporate governance,
financial distress menjadi salah satu penyebab untuk
meningkatkan integritas laporan keuangan.
Financial distress adalah suatu keadaan dimana
perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan.
Apabila perusahaan gagal memenuhi kewajiban
keuangannya, maka perusahaan akan mengalami
kesulitan keuangan. Pada perusahaan dengan tingkat
kesulitan keuangan yang tinggi, manajer cenderung
menurunkan tingkat konservatisme akuntansi, karena
kondisi tersebut mengindikasikan kinerja manajemen
yang buruk dan akan menyebabkan pergantian
manajemen sehingga integritas laporan keuangan
ditingkatkan oleh perusahaan. Dalam keadaan
keuangan yang bermasalah, manajer cenderung
menggunakan konservatisme akuntansi untuk
mengurangi konflik antara investor dan kreditur.
Konservatisme adalah prinsip kehati-hatian
sehingga adanya kesulitan keuangan mendorong
perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam
menghadapi lingkungan yang tidak pasti. Oleh karena
itu, semakin tinggi financial distress perusahaan
maka semakin besar pula dorongan manajer untuk
meningkatkan tingkat konservatisme akuntansi. Hasil
penelitian Haq et al. (2017), Saad & Abdillah (2019)
menyatakan bahwa financial distress berpengaruh
signifikan terhadap integritas laporan keuangan,
namun berbeda dengan hasil penelitian Indrasari et
al. (2016), Nurbaiti et al. (2021) yang tidak
menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara
financial distress terhadap integritas laporan
keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang
telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh komisaris
independen, kualitas audit dan financial distress
terhadap integritas laporan keuangan?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui
pengaruh komisaris independen, kualitas audit dan
financial distress terhadap integritas laporan
keuangan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan membahas masalah
perusahaan yang timbul dari pemisahan pemilik dan
manajer, dan kemudian berfokus pada bagaimana
mengurangi masalah tersebut. Teori keagenan
berguna bagi perusahaan ketika menerapkan
berbagai mekanisme tata kelola untuk mengontrol
perilaku agen (Panda & Leepsa, 2017).
Teori agensi dikembangkan oleh Jensen dan
Meckling (1976). Dalam teorinya, pemegang saham
sebagai prinsipal berharap agar manajer sebagai agen
bertindak sesuai kepentingan pemegang saham,
kemudian mereka mendelegasikan wewenang
mereka kepada manajer. Manajemen harus diberikan
kompensasi dan diawasi agar fungsinya bisa berjalan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 187
dengan baik. Pengawasan manajer tersebut akan
menimbulkan biaya agensi. Pada saat minat para
manajer sudah tidak selaras dengan para pemilik dan
mengambil keputusan yang akan mengurangi
kekayaan pemegang saham disinilah timbul biaya
agensi (Panda & Leepsa, 2017).
Teori keagenan dapat dilihat sebagai versi
dari teori permainan (Mursalim, 2003), yang
menciptakan model kontrak antara dua orang atau
lebih (pihak), di mana satu pihak disebut agen dan
pihak lain disebut prinsipal. Prinsipal mendelegasikan
tanggung jawab pengambilan keputusan kepada agen,
atau dengan kata lain prinsipal mempercayakan agen
untuk melakukan tugas-tugas tertentu sesuai dengan
kontrak kerja yang disepakati. Kekuasaan dan
tanggung jawab agen dan prinsipal harus diatur dalam
kontrak kerja agar kedua belah pihak mencapai
kesepakatan.
Kontrak kerja yang dimaksud adalah kontrak
kerja antara pemilik modal dengan pengelola
perusahaan. Pemilik atau penanam modal disebut
sebagai prinsipal, sedangkan pengelola disebut sebagai
agen. Agen dan prinsipal berharap untuk
menggunakan informasi yang mereka miliki sehingga
dapat memaksimalkan utilitas mereka masing-masing.
Akan tetapi, informasi lebih banyak diketahui oleh
agen daripada prinsipal sehingga mengakibatkan
terjadinya asimetri informasi. Manajer sebagai pihak
yang memiliki lebih banyak informasi akan cenderung
mengambil tindakan sesuai dengan keinginan dan
kepentingan mereka untuk memaksimalkan
utilitasnya. Karena investor sebagai pemilik modal
hanya mengetahui sedikit informasi, maka mereka
sulit mengendalikan secara efektif semua tindakan
yang diambil oleh manajer.
Menurut Jensen & Meckling (1976) konflik
keagenan disebabkan oleh pemisahan kepemilikan
dan kontrol dalam perusahaan. Pemegang saham
eksternal akan mengawasi manajemen untuk
mencegah perilaku yang mengarah pada kepentingan
pribadi. Pemilik hutang, pemegang saham, dan
manajer merupakan pihak-pihak yang berbeda dalam
minat dan perspektif tentang nilai perusahaan.
Pemegang saham cenderung berusaha untuk
memaksimalkan saham mereka sehingga menekan
manajer agar bertindak demi kepentingan mereka.
Pada saat yang sama, pemilik utang berusaha untuk
melindungi dana yang mereka investasikan di
perusahaan melalui perjanjian dan kebijakan regulasi
yang ketat (Mahadwartha, 2003).
Integritas laporan keuangan berkaitan
dengan teori keagenan. Teori keagenan menunjukkan
bahwa jika pemilik dipisahkan dari manajer sebagai
agen ketika menjalankan perusahaan, masalah
keagenan akan muncul karena masing-masing pihak
akan berusaha untuk memaksimalkan fungsi
utilitasnya. Dengan mengimplementasikan corporate
governance maka masalah agensi akan bisa
dikurangi dan integritas laporan keuangan bisa
ditingkatkan sehingga laporan keuangan tidak hanya
menguntungkan bagi pihak perusahaan, namun juga
bagi pengguna eksternal dalam pengambilan
keputusan (Saksakotama & Cahyonowati, 2014).
2.2 Integritas Laporan Keuangan
Laporan keuangan sudah menjadi bagian
yang terpenting untuk membangun kelangsungan
perusahaan. Manajemen perusahaan perlu
menghasilkan laporan keuangan yang berintegritas
mengingat pentingnya fungsi laporan keuangan.
Integritas berarti netralitas dan kejujuran, dikatakan
bahwa orang yang memiliki integritas tinggi akan
memperlakukan fakta apa adanya dan menyajikannya
apa adanya (IAI, 2017). Menurut Savero (2017)
integritas adalah refleksi dari kejujuran yang menjadi
landasan utama perilaku sehingga harus dimiliki agar
dapat menjamin pengambilan keputusan yang bebas
dari konflik kepentingan dan mengutamakan
kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi.
Untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar
pengguna laporan keuangan, informasi yang disajikan
pada laporan keuangan haruslah andal. Informasi
dikatakan andal apabila tidak menyesatkan, tidak
terdapat kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai informasi yang jujur dan tersaji
secara wajar. Di samping itu, informasi dalam laporan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 188 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
keuangan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menghasilkan keputusan ekonomi oleh para
penggunanya apabila informasi yang tersaji di
dalamnya telah memenuhi karakteristik kualitatif
informasi akuntansi (Savero, 2017).
Integritas laporan keuangan dapat diartikan
sebagai laporan keuangan yang menyajikan kondisi
perusahaan dengan sesungguhnya, tanpa ada yang
disembunyikan atau ditutup-tutupi. Seorang auditor
memiliki peluang besar untuk dituntut apabila
melakukan audit pada laporan keuangan yang tidak
berintegritas. Sebuah laporan keuangan yang tidak
berintegritas bisa saja berupa laporan keuangan yang
overstate sehingga sangat merugikan bagi para
penggunanya. Laporan keuangan yang berintegritas
harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum (PABU) dan memenuhi kualitas yang reliabel.
Reliabel di sini berarti bahwa informasi yang tersaji
pada laporan keuangan mempunyai kualitas yang bisa
diandalkan oleh para penggunanya (Savero, 2017).
Menurut International Accounting
Standard Board (IASB) kualitas fundamental yang
harus dipunyai oleh informasi yang tersaji pada
laporan keuangan sehingga bermanfaat untuk
pengambilan keputusan ekonomi, yaitu relevance dan
faithful representation. Di samping itu, kualitas
lainnya yang turut dikembangkan dalam kerangka
konseptual tersebut untuk meningkatkan kegunaan
informasi keuangan meliputi comparability,
timeliness, variability dan understandibility (Kieso
et al., 2016).
2.3 Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan
komisaris yang tidak mempunyai hubungan dengan
dewan direksi, anggota dewan komisaris lain dan
pemegang saham pengendali, serta tidak ada
hubungan bisnis atau hubungan lain yang dapat
mempengaruhi perilaku atau kemampuannya untuk
bertindak secara independen atau menjadi mandiri
untuk kepentingan perusahaan. Dengan
ditetapkannya jumlah komisaris independen dalam
perusahaan minimal 30% dari total komisaris atau
setidaknya 1 (satu) orang akan meningkatkan
efektivitas komisaris independen (Sauqi et al., 2017).
Komisaris independen sebagai anggota
dewan komisaris melakukan pengawasan dan
penilaian kinerja perusahaan secara komprehensif.
Komisaris independen juga diharapkan mampu
menghubungkan asimetri informasi yang timbul di
antara para pemangku kepentingan dan manajemen
perusahaan. Komisaris independen diukur dengan
cara membandingkan jumlah komisaris independen
dengan jumlah total dewan komisaris yang ada di
perusahaan (Machdar & Nurdiniah, 2018).
2.4 Financial Distress
Kondisi yang terjadi sebelum perusahaan
mengalami kebangkrutan atau kondisi keuangan
perusahaan yang tidak baik, tidak sehat atau krisis
disebut sebagai financial distress. Perusahaan yang
mempunyai gejala-gejala awal terjadinya penurunan
pada kondisi laporan keuangan merupakan
perusahaan yang mengalami financial distress.
Financial distress bermula ketika
perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal
pembayaran atau ketika proyeksi arus kasnya
menunjukkan kondisi perusahaan akan segera tidak
mampu memenuhi kewajibannya (Indrasari et al.,
2016).
Hal ini dikenal sebagai insolvensi yang wajar,
kemungkinan hanya sementara dan bisa diperbaiki.
Insolvensi yang wajar tersebut hanya menunjukkan
bahwa perusahaan mengalami kekurangan likuiditas.
Perusahaan dapat menggunakan berbagai metode
perbaikan untuk mengatasi kegagalan yang
dialaminya, bergantung pada seberapa besar tingkat
kesulitan keuangan. Apabila tingkat kesulitannya
cukup berat, maka likuiditas mungkin menjadi
alternatif tunggal yang layak. Namun, rehabilitasi bisa
pula menjadi salah satu alternatif sehingga
memberikan keuntungan bagi pemegang saham,
kreditur dan masyarakat.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 189
2.5 Kualitas Audit
Keandalan laporan keuangan ditentukan oleh
seberapa tinggi kualitas audit yang dilakukan oleh
auditor sehingga memberikan jaminan bagi para
pengguna laporan keuangan. Kualitas audit
merupakan prosedur yang ditetapkan oleh auditor
untuk menjamin relevansi dan keandalan dari laporan
keuangan kepada anggota organisasi dan publik (Serly
& Helmayunita, 2018).
Beberapa literatur menunjukkan bahwa
tingkat kualitas audit yang baik ditemukan pada
laporan keuangan yang sudah diaudit oleh KAP besar
daripada yang sudah diaudit oleh KAP kecil (Kimeli,
2016).
KAP Big Four mematok tarif jasa audit yang
lebih mahal, serta mempunyai reputasi yang tinggi
berdasarkan dari pengalaman dan spesialisasi industri.
KAP Big Four mempunyai keunggulan yang lebih
baik daripada non-Big Four dalam hal reputasi,
sumber daya dan teknologi audit, serta jumlah klien
yang lebih banyak dan selalu bekerja secara
profesional (Serly & Helmayunita, 2018).
Kualitas audit memungkinkan auditor untuk
mendeteksi dan melaporkan penyimpangan dalam
sistem akuntansi klien mereka. Kemungkinan
tersebut bergantung pada kemampuan teknikal dari
auditor, sementara tindakan melaporkan salah saji
bergantung pada independensi auditor. Kualitas
audit yang tinggi akan menghasilkan laporan
keuangan yang dapat diandalkan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Kualitas audit berhubungan
langsung dengan ukuran besar kecilnya perusahaan
audit, dengan menggunakan proksi jumlah klien yang
dimilikinya.
Perusahaan audit besar mempunyai jumlah
klien yang lebih banyak daripada perusahaan audit
kecil. Mereka akan selalu berusaha untuk
memberikan kualitas audit yang lebih baik daripada
perusahaan audit kecil. Perusahaan audit besar akan
kehilangan reputasi apabila kualitas audit yang
dihasilkannya rendah, dan apabila hal ini terjadi maka
mereka akan kehilangan banyak klien dan menderita
kerugian besar (Puspita & Utama, 2016).
2.6 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori di atas, maka
untuk penelitian ini dapat dikembangkan kerangka
pemikiran seperti terlihat pada Gambar 1.
Sumber: Peneliti, 2021
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 190 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan dianalisis pada penelitian
ini sebagai berikut:
H1: Komisaris independen berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
H2: Kualitas audit berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan.
H3: Financial distress berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2018 sampai dengan tahun
2020. Sampel penelitian ditentukan menggunakan
teknik purposive sampling dengan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan pertambangan telah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2018 sampai
dengan tahun 2020.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan
yang telah diaudit setiap tahunnya secara rutin.
3. Perusahaan mempunyai kelengkapan data yang
dibutuhkan dalam penelitian.
Berdasarkan kriteria-kriteria sampel
tersebut, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak
39 perusahaan dan data observasi berjumlah 117 data
dimana terdapat 21 data yang dinyatakan outlier
sehingga data yang layak untuk digunakan berjumlah
96 data.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi.
Sumber data diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perusahaan pertambangan yang menjadi
sampel penelitian.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
integritas laporan keuangan yang diukur
menggunakan konservatisme metode Givoly & Hayn
(2007) sebagai berikut:
it itACC
it
NI CFOCON
TA
−
=
Keterangan:
CONACC
= Tingkat konservatisme akuntansi
NIit
= Laba sebelum extraordinary items
ditambah dengan depresiasi dari
perusahaan i pada tahun t
CFOit
= Arus kas dari aktivitas operasi
perusahaan i pada tahun t
TAit
= Total aset perusahaan i pada tahun t
Jika laba yang dihasilkan lebih rendah dari
arus kas operasi, hal ini menunjukkan bahwa prinsip
konservatisme telah diterapkan. Givoly dan Hayn
(2007) mempelajari kecenderungan akun akrual
selama beberapa tahun. Jika ada akrual negatif
selama beberapa tahun berturut-turut (laba bersih
lebih kecil dari arus kas operasi), maka konservatisme
sedang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini sejalan
dengan prinsip konservatisme bahwa perusahaan
semakin banyak menunda pendapatan yang belum
direalisasi dan membebankan biaya lebih cepat.
Laporan laba rugi konservatif akan menunda
pengakuan pendapatan yang belum direalisasi dan
biaya yang dikeluarkan selama periode tersebut akan
segera dimasukkan ke dalam periode berjalan, dan
bukan cadangan di neraca (biaya ditangguhkan).
Penelitian ini mempunyai tiga variabel
bebas sebagai berikut:
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 191
1. Komisaris independen diukur dengan rasio
jumlah komisaris independen terhadap jumlah
dewan komisaris perusahaan sebagai berikut:
2. Kualitas audit diukur menggunakan variabel
dummy dimana jika perusahaan menggunakan
jasa audit dari KAP Big Four akan diberi kode
angka 1 (satu) dan Non Big Four akan diberi
kode angka 0 (nol).
3. Financial distress diukur dengan fungsi
diskriminan Z-Score dari Altman dengan formula
sebagai berikut:
Keterangan:
Z = Indeks kebangkrutan
X1 = Modal kerja / Total aset
X2 = Laba ditahan / Total aset
X3 = EBIT / Total aset
X4 = Nilai pasar ekuitas / Total kewajiban
3.4 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Sebelum melakukan analisis regresi
linier berganda, data penelitian terlebih dahulu harus
lolos persyaratan asumsi klasiknya seperti normalitas,
heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi.
Setelah lolos uji asumsi klasik, maka dapat
dirumuskan persamaan regresi linier kemudian akan
dilakukan pengujian hipotesis penelitian baik parsial
maupun simultan.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Uji Normalitas
Menurut Santoso (2015) uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui bentuk distribusi data dari
nilai residual pada model regresi apakah berbentuk
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan metode Jarque-Bera.
Hasil perhitungan nilai skewness dan kurtosis dapat
dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui nilai
skewness sebesar -0,224206 dan nilai kurtosis sebesar
2,272383. JB statistik dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut (Gujarati & Porter,
2010):
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai JB
statistik sebesar 2,921999 lebih kecil dari ÷2 tabel (á
= 0,05; df = 2), yaitu 5,991465 sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual telah mempunyai
distribusi normal.
4.2 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Santoso (2015) uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan varians di antara residual
pada pengamatan yang satu dengan lainnya. Uji
heteroskedastisitas di penelitian ini menggunakan
metode grafik. Hasil uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Skewness dan
Kurtosis
Sumber: Output SPSS, 2021
Z = 6,56X1 + 3,26X
2 + 6,72X
3 + 1,05X
4
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 192 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Sumber: Output SPSS, 2021
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa titik-
titik menyebar secara acak di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y serta tidak membentuk pola
tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
dari model regresi telah bebas dari gejala
heteroskedastisitas.
4.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat korelasi yang tinggi di
antara variabel independen yang ada dalam model
regresi (Santoso, 2015). Uji multikolinieritas pada
penelitian ini menggunakan metode Variance
Inflation Factor (VIF). Hasil pengujian
multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah
ini:
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Output SPSS, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 193
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa semua
variabel independen mempunyai nilai VIF masih di
bawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen dalam model regresi telah bebas
dari gejala multikolinieritas.
4.4 Uji Autokorelasi
Dari Tabel 3 terlihat nilai Durbin-Watson
sebesar 1,194 masih berada di antara -2 dan +2.
Menurut Santoso (2015) nilai Durbin-Watson yang
berada di antara -2 sampai dengan +2 dinyatakan
tidak ada autokorelasi, maka model regresi dari
penelitian ini disimpulkan telah bebas dari gejala
Berdasarkan Tabel 4 di atas, maka
persamaan regresi berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut:
CON_ACC = 0,016 + -0,002BOCIndep +
0,009AuditQual + -0,003FinDist
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Santoso (2015) uji autokorelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-
1). Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan
metode Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada Tabel 3.
autokorelasi.
4.5 Analisis Regresi Berganda
Hasil perhitungan konstanta dan koefisien
regresi dapat dilihat pada Tabel 4.
Persamaan regresi linier berganda di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Konstanta sebesar 0,016 menyatakan bahwa
jika tidak ada komisaris independen, kualitas
audit dan financial distress maka integritas
laporan keuangan sebesar 0,016.
Sumber: Output SPSS, 2021
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Berganda
Sumber: Output SPSS, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 194 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
• Koefisien regresi -0,002 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan komisaris
independen akan menurunkan integritas laporan
keuangan sebesar 0,002.
• Koefisien regresi sebesar 0,009 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 satuan kualitas
audit akan meningkatkan integritas laporan
keuangan sebesar 0,009.
Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa nilai
adjusted R square sebesar 0,363 berarti bahwa
36,3% variasi dari variabel integritas laporan keuangan
dapat dijelaskan oleh variabel komisaris independen,
kualitas audit dan financial distress, sedangkan
sisanya sebesar 63,7% dijelaskan oleh variabel-
variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model
regresi.
4.7 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Hasil pengujian hipotesis penelitian secara
parsial dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel
x terlihat bahwa variabel komisaris independen
mempunyai thitung
sebesar -3,567 dan sig. 0,001.
Karena nilai thitung
|-3,567| > ttabel
1,986 dan nilai sig
0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
komisaris independen berpengaruh negatif signifikan
terhadap integritas laporan keuangan.
Hal ini berarti semakin banyak jumlah
komisaris independen maka akan mengakibatkan
terjadinya penurunan pada integritas laporan
keuangan.
• Koefisien regresi sebesar -0,003 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 satuan financial
distress akan menurunkan integritas laporan
keuangan sebesar 0,003.
4.6 Koefisien Determinasi (R2)
Hasil perhitungan koefisien determinasi
dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa variabel
kualitas audit mempunyai thitung
sebesar 0,968 dan
sig. 0,335. Karena nilai thitung
0,968 < ttabel
1,986 dan
nilai sig 0,335 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa
kualitas audit tidak menentukan penyusunan laporan
keuangan yang berintegritas.
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa variabel
financial distress mempunyai thitung
sebesar -5,276
dan sig. 0,000. Karena nilai thitung
|-5,276| > ttabel
1,986
dan nilai sig 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa financial distress berpengaruh negatif
signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal
ini berarti bahwa semakin tinggi financial distress
maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan pada
integritas laporan keuangan.
4.8 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Hasil pengujian hipotesis secara simultan
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5. Hasil Koefisien Determinasi
Sumber: Output SPSS, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 195
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Simultan
Sumber: Output SPSS, 2021
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa Fhitung
bernilai 19,029 yang lebih besar dari Ftabel
2,704 dan
nilai sig. 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel komisaris independen,
kualitas audit dan financial distress secara serempak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
keuangan.
4.9 Pembahasan
4.9.1 Pengaruh Komisaris Independen
Terhadap Integritas Laporan
Keuangan
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa komisaris independen
berpengaruh negatif signifikan terhadap integritas
laporan keuangan. Keberadaan komisaris independen
dinilai kurang efektif untuk mengawasi dan menjamin
penyusunan laporan keuangan yang berintegritas di
perusahaan. Dengan jumlah komisaris independen
yang banyak justru akan menimbulkan konflik dan
perbedaan opini di antara mereka sehingga
berdampak pada menurunnya integritas laporan
keuangan. Hasil penelitian ini mendukung temuan
penelitian yang dilakukan oleh Saksakotama &
Cahyonowati (2014), Indrasari et al. (2016), Savero
(2017) yang menyatakan bahwa komisaris
independen berpengaruh signifikan terhadap integritas
laporan keuangan, namun tidak sejalan dengan hasil
penelitian Istiantoro et al. (2017), Sauqi et al. (2017),
Nurbaiti et al. (2021) yang tidak menemukan adanya
pengaruh yang signifikan antara komisaris
independen terhadap integritas laporan keuangan.
4.9.2 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
Integritas Laporan Keuangan
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Dalam praktiknya, semua Kantor Akuntan Publik
(KAP), baik berukuran besar maupun kecil
menggunakan standar yang sama dalam mengaudit
laporan keuangan sesuai Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Tinggi atau rendahnya integritas
laporan keuangan bergantung pada kinerja manajer
dan KAP. Apabila manajer memberikan laporan
keuangan yang tidak berintegritas kepada KAP Big
Four, maka tidak ada jaminan integritas laporan
keuangannya menjadi langsung tinggi setelah
dilakukan audit. Sedangkan jika KAP menugaskan
auditor yang kurang berpengalaman untuk
menurunkan biaya litigasi dikarenakan mengaudit
laporan keuangan sudah menjadi hal wajar yang
harus dilakukan, maka akan mengakibatkan tidak
tercapainya integritas laporan keuangan yang
diinginkan (Qoyyimah et al., 2015).
Hasil penelitian ini mendukung temuan
penelitian yang dilakukan oleh Puspita & Utama
(2016), Sauqi et al. (2017) yang menyatakan bahwa
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 196 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan
dengan hasil penelitian Susiana & Herawaty (2017),
Serly & Helmayunita (2018) yang tidak menemukan
adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas
audit terhadap integritas laporan keuangan.
4.9.3 Pengaruh Financial Distress Terhadap
Integritas Laporan Keuangan
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa financial distress berpengaruh
negatif signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Konflik keagenan menyebabkan terjadinya
perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan
manajer sehingga menimbulkan financial distress.
Manajer akan selalu berusaha menurunkan tingkat
konservatisme akuntansi ketika perusahaan sedang
dalam kondisi kesulitan keuangan (financial distress)
yang tinggi karena kondisi tersebut menandakan
manajer memiliki kinerja yang buruk dan jabatannya
menjadi terancam. Ancaman pergantian manajemen
akan mendorong manajer untuk menurunkan tingkat
konservatisme akuntansi sehingga integritas laporan
keuangan menjadi rendah (Haq et al., 2017).
Hasil penelitian ini mendukung temuan
penelitian yang dilakukan oleh Haq et al. (2017), Saad
& Abdillah (2019) yang menyatakan bahwa finan-
cial distress berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan
dengan hasil penelitian Indrasari et al. (2016), Nurbaiti
et al. (2021) yang tidak menemukan adanya pengaruh
yang signifikan antara financial distress terhadap
integritas laporan keuangan.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, maka ada beberapa kesimpulan
yang dapat diambil, yaitu:
1. Komisaris independen berpengaruh negatif
signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
2. Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan keuangan.
3. Financial distress berpengaruh negatif
signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
5.2 Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk
menambah sampel selain perusahaan sektor
pertambangan, namun bisa diperluas ke
perusahaan-perusahaan di sektor yang berbeda.
Selain itu, periode observasi juga disarankan
untuk mengambil periode yang lebih lama,
seperti 10 tahun atau 15 tahun.
2. Variabel penelitian yang dianalisis disarankan
untuk diperluas lagi, selain komisaris
independen, kualitas audit dan financial
distress yang dapat berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Givoly, D., & Hayn, C. 2000, The Changing
Time-Series Properties of Earnings, Cash
Flows and Accruals: Has Financial
Reporting Become More Conservative?,
Journal of Accounting and Economics
29(3), 287-320.
[2] Haq, F. R. G., Suzan, L., & Muslih, M. 2017,
Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
Financial Distress Terhadap Integritas
Laporan Keuangan, Assets, 7(1), 41-55.
[3] IAI. 2017, Standar Akuntansi Keuangan,
Ikatan Akuntansi Indonesia.
[4] Indrasari, A., Yuliandhari, W. S., & Triyanto,
D. N. 2016, Pengaruh Komisaris
Independen, Komite Audit, dan Financial
Distress Terhadap Integritas Laporan
Keuangan, Jurnal Akuntansi, 20(1), 117-
133.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 197
[5] Istiantoro, I., Paminto, A., & Ramadhani, H.
2017, Pengaruh Struktur Corporate
Governance Terhadap Integritas Laporan
Keuangan Perusahaan pada Perusahaan
LQ45 yang Terdaftar di BEI, Akuntabel,
14(2), 157-179.
[6] Jensen, C., & Meckling, H. 1976, Theory of
The Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure, Journal of
Financial Economics, 3(4), 305-360.
[7] Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T.
D. 2016, Intermediete Accounting, Wiley
Publishing.
[8] Kimeli, E. K. 2016, Determinants of Audit
Fees Pricing: Evidence from Nairobi
Securities Exchange (NSE), International
Journal of Research in Business Studies
and Management, 3(1), 23-35.
[9] Machdar, N. M., & Nurdiniah, D. 2018, The
Influence of Reputation of Public
Accounting Firms on The Integrity of
Financial Statements with Corporate
Governance as The Moderating Variable,
Binus Business Review, 9(3), 177-186.
[10] Mahadwartha, P. A. 2003, Predictability
Power of Dividend Policy and Leverage
Policy to Managerial Ownership: An
Agency Theory Perspective, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 18(3), 288-
297.
[11] Mursalim. 2006, Persepsi Dimensi Income
Smoothing Terhadap Motivasi Investor
Dalam Berinvestasi di Bursa Efek Jakarta:
Studi pada Investor di Jawa Tengah dan
D.I.Yogyakarta, Jurnal Maksi, 6(2), 161-
174.
[12] Nurbaiti, A., Lestari, T. U., & Thayeb, N. A.
2021, Pengaruh Corporate Governance,
Financial Distress, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Integritas Laporan
Keuangan, Jurnal Ilmiah MEA, 5(1), 758-
771.
[13] Panda, B., & Leepsa, N. M. 2017, Agency
Theory: Review of Theory and Evidence on
Problems and Perspectives, Indian Journal
of Corporate Corporate Governance, 10(1),
74-95.
[14] Parinduri, A. Z., Pratiwi, R. K., &
Purwaningtyas, O. I. 2018, Analysis of
Corporate Governance, Leverage and
Company Size on The Integrity of Financial
Statements, Indonesian Management and
Accounting Research, 17(1), 18-35.
[15] Puspita, M. A. P. W., & Utama, I M. K. 2016,
Fee Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Kualitas Audit Terhadap Integritas
Laporan Keuangan, E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 16(3), 1829-1856.
[16] Qoyyimah, S. D., Kholmi, M., & Harventy, G.
2015, Pengaruh Struktur Corporate
Governance, Audit Tenure dan Ukuran
Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap
Integritas Laporan Keuangan, Jurnal
Reviu Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 781-
790.
[17] Saad, B., & Abdillah, A. F. 2019, Analisis
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Audit Tenure, dan Financial Distress
Terhadap Integritas Laporan Keuangan,
Jurnal Manajemen Oikonomia, 15(1), 70-
85.
[18] Saksakotama, P. H., & Cahyonowati, N. 2014,
Determinan Integritas Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur di Indonesia,
Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1-
13.
[19] Santoso, Singgih. 2015, Menguasai Statistik
Parametrik: Konsep dan Aplikasi Dengan
SPSS, Elex Media Komputindo.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 198 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
[20] Sauqi, A., Akram, & Pituringsih, E. 2017, The
Effect of Corporate Governance
Mechanisms, Auditor Independence, and
Audit Quality to Integrity of Financial
Statements, International Conference and
Call for Papers, 1456-1475.
[21] Savero, D. O. 2017, Pengaruh Komisaris
Independen, Komite Audit, Kepemilikan
Institusional dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Integritas Laporan Keuangan
(Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2014), JOM Fekon,
4(1), 75-89.
[22] Serly, V., & Helmayunita, N. 2018, The
Correlation of Audit Fee, Audit Quality and
Integrity of Financial Statement, Advances
in Economics, Business and Management
Research, 64, 67-72.
[23] Susiana & Herawaty, A. 2007, Analisis
Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corporate Governance dan Kualitas Audit
Terhadap Integritas Laporan Keuangan,
Simposium Nasional Akuntansi X.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 199
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 200 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Pengaruh Citra Merek, Kepuasan Konsumen Dan Kepercayaan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Air Mineral Merek Aqua
Mella Ramadhani1, Nurhadi2
1.2Program Studi Administrasi Bisnis, UPN “Veteran” Jawa Timur
Email: [email protected], [email protected]
Abstract: This study aims to analyze the effect of brand image, consumer satisfaction and trust on customer loyalty
directly and indirectly through trust. The sample used in this study were 200 respondents using quota sampling
technique. Data analysis using Path Analysis technique. The results of the analysis show that brand image, con-
sumer satisfaction has a positive and significant effect on trust. Brand image has no significant effect on customer
loyalty. Consumer satisfaction has a positive and significant effect on customer loyalty. Brand image, consumer
satisfaction have a positive and significant effect on customer loyalty through trust.
Keywords: Brand Image, Consumer Satisfaction, Trust, Customer Loyalty
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek, kepuasan konsumen dan kepercayaan
terhadap loyalitas pelanggan secara langsung dan secara tidak langsung melalui kepercayaan. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini sebanyak 200 responden dengan menggunakan teknik quota sampling. Data analisis menggunakan
teknik Analisis Jalur. Hasil analisis menunjukkan bahwa citra merek, kepuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepercayaan. Citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Kepuasan
konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Citra merek, kepuasan konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepercayaan.
Kata kunci: Citra Merek, Kepuasan Konsumen, Kepercayaan, Loyalitas Pelanggan
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman
persaingan antar dunia bisnis semakin ketat.
Perusahaan harus mampu bersaing dengan
kompetitornya dalam meningkatkan dan
mempertahankan keunggulan produk bisnisnya.
Untuk memenangkan persaingan dengan
para kompetitor, perusahaan harus melakukan inovasi
dan kreatifitas dalam menciptakan suatu produk
bisnisnya agar dapat bertahan di tengah persaingan
yang sangat ketat. Perusahaan harus
mempertahankan produknya dengan menarik calon
pelanggan lama atau pelanggan baru agar konsumen
tetap mempercayai produk perusahaan. Keberhasilan
perusahaan dapat dilihat dari loyalitas pelanggan yang
dapat diraih. Loyalitaspelanggan terhadap suatu
perusahaan, akan menciptakan banyak keuntungan
bagi perusahaan tersebut (Nurmillatina, 2018).
Loyalitas pelanggan merupakan bagian yang penting
dalam pengulangan pembelian terhadap suatu produk
pelanggan, yang tidak hanya meningkatkan nilai bisnis
saja akan tetapi dapat menarik pelanggan baru.
Dari beberapa tinjauan para ahli pemasaran
bahwa dalam mempertahankan pelanggan itu
tergolong lebih sulit daripada usaha mendapatkan
pelanggan baru. Tidak heran jika banyak program
yang telah disusun dalam rangka mengikat para
pelanggan agar tetap setia pada produk dan
mereknya. Adanya kepuasan konsumen saja dinilai
masih belum cukup bila tidak dikonversi menjadi
loyalitas pelanggan.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 201
Tingkat kepercayaan pada konsumen sangat
mempengaruhi loyalitas pada pelanggan.
Kepercayaan konsumen terhadap produk perusahaan
mampu menciptakan sebuah citra yang baik bagi
perusahaan. Sehingga perusahaan akan memiliki citra
yang baik di mata masyarakat. Seorang konsumen
tentunya memiliki kepercayaan yang berbeda
terhadap setiap produk atau jasa yang digunakan.
Perusahaan harus berusaha memenuhi keinginan dan
kebutuhan dari konsumen sehingga memberikan rasa
puas kepada konsumen dan dapat meningkatkan daya
saing dengan keunggulan produk yang dimiliki.
Kepercayaan pelanggan dapat dipenuhi
melalui kepuasan pelanggan sehingga pelanggan
merasa puas apabila mereka memperoleh apa yang
mereka inginkan (Gultom, 2020). Karena konsumen
dalam mengambil sebuah keputusan untuk membeli
kembali suatu produk atau loyal terhadap suatu produk
cenderung melihat keunggulan produk atau jasa yang
dimiliki sesuai dan dapat memenuhi harapan
konsumen.
Citra merek adalah salah satu hal yang
penting dalam melakukan pertimbangan dalam
membeli suatu produk. Citra merek bagi perusahaan
merupakan salah satu hal yang penting dalam
melakukan strategi bersaing dengan kompetitor yang
bernilai untuk mendapatkan kepercayaan dari
konsumen untuk menentukan pilihannya. Perusahaan
melakukan berbagai upaya dalam mempertahankan
citra merek yang telah dimiliki salah satunya dengan
cara melakukan sebuah inovasi terhadap produk dan
menjaga kualitas produk atau jasa. Adanya citra
merek yang baik dapat membantu membangun
kepercayaan dan persepsi yang positif dari
konsumen. Sehingga mampu menarik konsumen
untuk percaya dengan suatu perusahaan yang telah
memiliki citra merek yang baik. Penelitian Ratna
(dalam Kusuma & Laily, 2020: 5), mengemukakan
bahwa citra merek memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Dengan adanya kepercayaan dan citra
merek yang bagus akan memenangkan persaingan
didalam dunia bisnis terutama memenangkan hati
konsumen. Memenangkan hati konsumen dapat
dilihat dari seberapa puas konsumen dengan
keunggulan produk serta pelayanan yang diberikan.
Terciptanya kepuasan konsumen merupakan salah
satu keberhasilan perusahaan dalam memikat hati
konsumen untuk mendapatkan pelanggan yang puas
dan cenderung menjadi loyal. Kepuasan konsumen
adalah suatu sikap yang diputuskan berdasarkan
pengalaman yang didapatkan.
Menurut Fandi (dalam Erwin et.all, 2019:17)
terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan
beberapa manfaat diantaranya hubungan antara
perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang
dan terciptanya loyalitas pelanggan.
Salah satu bisnis yang sedang berkembang
saat ini adalah bisnis Air Minum dalam Kemasan
(AMDK). Hal tersebut berdampak akan pesaingan
antar pasar industri air mineral dalam kemasan yang
semakin ketat dan kompetitif. Terbukti dengan banyak
sekali jenis-jenis air mineral dalam kemasan yang
sedang beredar di pasaran.
Tabel 1. Top Brand Award Tahun 2019 – 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 202 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Banyaknya air minum dalam kemasan di
pasaran saat ini, mempengaruhi konsumen dalam
sikap terhadap melakukan pembelian dan pemakaian
barang maupun jasa yang ditawarkan. Penilitian ini
mengkaji pengaruh Citra Merek, Kepuasan
Konsumen, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas
Pelanggan air mineral merek Aqua.
1.2 Tujuan Penelitan
1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap
kepercayaan
2. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen
terhadap kepercayaan
3. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap
loyalitas pelanggan
4. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen
terhadap loyalitas pelanggan
5. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan
terhadap loyalitas pelanggan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Loyalitas Pelanggan
Menurut Kotler & Keller (dalam Hayani,
2020:136) loyalitas merupakan komitmen yang
dipegang secara mendalam untuk membeli kembali
produk atau jasa yang disukai di masa depan meski
pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi
menyebabkan pelanggan beralih. Menurut Tjiptono
& Chandra (dalam Hayani, 2020:137) loyalitas
pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu
merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang
sangat positif dalam pembelian jangka panjang.
Indikator loyalitas pelanggan menurut (Grif-
fin, 2012:35), sebagai berikut:
1. Melakukan pembelian berulang
2. Membeli produk dan jasa lain dengan produsen
yang sama
3. Merekomendasikan kepada orang lain
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik pesaing
2.2 Kepercayaan
Menurut (Tjiptono, 2014:398), kepercayaan
merupakan salah satu aspek yang dapat mendukung
pembentukan loyalitas, karena sebagai kesediaan
konsumen agar mempercayai produk atau jasa dalam
situasi yang dikarenakan adanya ekspektasi
konsumen bahwa produk atau jasa tersebut akan
memberikan hasil yang positif. Kepercayaan
merupakan salah satu dari faktor psikologis dalam
mempengaruhi perilaku konsumen.
Menurut McKnight et.all yang (dikutip oleh
Priansa, 2017) terdapat tiga elemen yang membangun
kepercayaan anatara lain:
1. Niat Baik (Benevolence)
2. Integritas (Integrity)
3. Kompetensi (Competence)
2.3 Citra Merek
Menurut (Kotler, 2012), citra merek adalah
serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang
dipegang konsumen terhadap merek. Dari beberapa
definisi diatas dapat diambil kesimpulan,
percayanya pelanggan terhadap suatu merek dan
bagaimana pelanggan memandang suatu merek.
Adanya citra merek yang baik akan membuat
pelanggan menyukai suatu produk dengan merek yang
bersangkutan dikemudian hari dan akan membuat
pelanggan senantiasa akan membeli produk secara
berulang sehingga akan menciptakan konsistensi
serta loyalitas dalam diri konsumen.
Menurut (Kotler dan Keller, 2012), indikator
citra merek dapat dilihat dari:
1. Keunggulan asosiasi merek
2. Kekuatan asosiasi merek
3. Keunikan asosiasi merek
2.4 Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler (dalam buku Sunyoto,
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 203
2013:35), kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan seseorang setelah melakukan perbandingan
(kinerja atau hasil) yang dirasakan dengan
membandingkan dengan harapannya. Sedangkan
Menurut Juran (dalam Priansa, 2017:197)
menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan
keadaan yang didapat bila produk sesuai dengan
kebutuhan atau harapan konsumen dan bebas dari
kekurangan.
Menurut Irawan (dalam Kalsum, 2016:166)
dalam penentuan kepuasan konsumen terdapat lima
faktor yang harus diperhatikan:
1. Kualitas Produk
2. Harga
3. Faktor Emosional
4. Biaya Kemudahan
2.5 Kerangka Berpikir
Sebuah perusahaan sangat penting untuk
memberikan kesan citra merek yang baik pada
pelanggannya. Dengan adanya citra merek yang baik,
maka akan menciptakan suatu reputasi yang baik pula
bagi perusahaan. Agar tercipta sebuah reputasi
perusahaan yang baik, perusahaan harus memberikan
rasa puas kepada konsumen. Dengan membuat
konsumen merasa puas maka akan timbul rasa loyal
dan percaya kepada perusahaan tersebut.
Kepercayaan menjadi salah satu faktor
penting dalam terciptanya suatu loyalitas, dengan
merasa percaya terhadap suatu produk maka
konsumen akan kembali lagi untuk membeli dan
mengonsumsi produk tersebut. Loyalitas pelanggan
merupakan bentuk suatu kesetiaan pelanggan yang
timbul dari diri sendiri tanpa adanya paksaan dari
siapapun. Sehingga dengan terciptanya citra merek
yang baik dan adanya kepuasan konsumen yang baik
maka akan terbentuk suatu kepercayaan yang akan
terwujudnya suatu pelanggan yang loyal untuk jangka
waktu yang panjang.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Dari kerangka berpikir diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek (X
1), kepuasan
konsumen (X2) berpengaruh terhadap kepercayaan
(Z). Citra merek (X1), kepuasan konsumen (X
2)
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan (Y). Citra merek (X
1), kepuasan konsumen (X
2) berpengaruh
terhadap loyalitas pelanggan (Y) melalui kepercayaan (Z).
Berdasarkan Latar belakang, rumusan
masalah dan tujuan yang ingin dicapai penulis, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Citra merek berpengaruh secara signifikan
terhadap kepercayaan air mineral merek Aqua.
H2: Kepuasan konsumen berpengaruh signifikan
terhadap kepercayaan air mineral merek Aqua.
H3: Citra merek berpengaruh secara signifikan
terhadap loyalitas pelanggan air mineral merek
Aqua.
H4: Kepuasan konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas pelanggan air min
eral merek Aqua.
H5: Kepercayaan berpengaruh secara signifikan
terhadap loyalitas pelanggan air mineral merek
Aqua.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 204 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
3. METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen
Aqua yang terletak di wilayah Waru Sidoarjo. Dalam
menentukan sampel yang digunakan, penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan quota sampling.
Menurut (Sugiyono, 2018:82) Quota Sam-
pling adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) diinginkan. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini ditetapkan secara quota sampling
sebanyak 200 responden. Adapun sampel yang dipilih
dalam penelitiann yaitu 200 responden konsumen
Aqua di wilayah Waru Sidoarjo.
Tabel 2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
penelitian ini adalah non probability sampling. Jenis
data pada penelitian ini menggunakan data primer.
Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu
dengan melakukan penyebaran kuisioner kepada
konsumen aqua di Waru Sidoarjo.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
pengujian penelitian yaitu menggunakan uji validitas
dan uji reliabilitas. Selanjutnya dilakukan uji asumsi
klasik, uji t, uji koefisien determinasi serta uji path
analysis.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk melihat
kebenaran secara statistik, angka rhitung
harus
dibandingkan dengan rtabel
pada taraf signifikan 5%
pada derajat bebas (n-2). Bila angka rhitung
> rtabel
berarti item dikatakan valid.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Validitas
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 205
Hasil tersebut dapat dikatakan valid, karena
semua nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel.
Dengan nilai r tabel yang digunakan pada penelitian
ini sebesar 0,138 dengan tingkat signifikansi 0,05
(5%). Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan
sejauhmana suatu hasil relatif konsisten apabila diukur
berulang kali untuk mengukur gejala yang sama dan
hasil yang relatif konsisten dengan menggunakan
batasan 0,6. Di bawah ini merupakan hasil uji
reliabilitas dengan menggunakan SPSS 25, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa nilai Cronbach’s alpha hitung pada seluruh
variabel lebih besar dari Cronbach’s alpha minimum
yaitu 0,60. Sehingga dapat dikatakan bahwa alat ukur
berupa kuisioner pada penelitian ini sudah reliabel.
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Normalitas
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat
bahwa nilai-nilai sebaran data pada plot tersebar
disekitar garis diagonal, maka regresi memenuhi
asumsi normalitas.
4.2.2 Uji Multikolinieritas
Tabel 5. Uji Multikolinieritas
Gambar 2. Uji Normalitas
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
semua variabel bebas memiliki tolerance lebih dari
10% dan nilai VIF kurang dari 10 maka dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi
multikolinieritas.
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut
heteroskedastisitas.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 206 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil uji heterokedastistas,
menghasilkan gambar yang tidak memiliki pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastistas.
4.2.4 Uji Linearitas
Tabel 6. Uji Linearitas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa bentuk hubungan variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent)
memiliki bentuk yang linier, karena memiliki nilai sig
dari setiap variabel lebih besar dari 0,05.
4.3 Uji Statistik
4.3.1 Uji t Sub 1
Tabel 7. Uji t Sub 1
Berdasarkan tabel diatas nilai constant
sebesar – 0,609, koefisien regresi citra merek sebesar
0,500, koefisien beta 0,395 dengan sig 0,000 dan t
tabel 6,096 dan kepuasan konsumen koefisien regresi
sebesar 0,380, koefisien beta 0,425 dengan sig 0,000
dan t tabel 6,565 terhadap variabel kepercayaan.
Nilai sig <0,05 maka H0 ditolah dan H1
diterima atau thitung
> ttabel
maka ttabel
pada koefisien
alpha 5% dapat diketahui dengan df= n-k-1 = 200-2-
1 = 197, maka diperoleh ttabel
sebesar 1,97.
Citra Merek memiliki nilai sig. 0,000 dan t
tabel 6,096 maka variabel citra merek (X1)
berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan (Z).
Kepuasan Konsumen memiliki nilai sig. 0,000 dan t
tabel 6,565 maka variabel kepuasan konsumen (X2)
berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan (Z).
4.3.2 Uji Koefisien Determinan Sub 1
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 207
Tabel 8. Uji Koefisien Determinan Sub 1
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh
R2 sebesar 0,570 atau 57%. Kepercayaan dipengaruhi
variabel citra merek dan kepuasan konsumen
sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai ini
digunakan sebagai error terms (e/) yang merupakan
elemen variasi variabel kepercayaan yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel citra merek dan kepuasan
konsumen yaitu sebesar e1 = = 0,655.
Berdasarkan penjelasan tersebut, model
regresi yang terbentuk dari persamaan Sub
Struktural 1 yaitu:
Z = + p1X1 + p2X2 +
Z = (- 0,609) + 0,500 + 0,380 + 0,655
4.3.3 Uji t Sub 2
Tabel 9. Uji t Sub 2
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
variabel citra merek, kepuasan konsumen dan
kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan. t tabel pada koefisien
alpha 5% dapat diketahui dengan df = n-k-1 = 200-
3-1 = 196, maka diperoleh t tabel sebesar 1,97. Citra
Merek memiliki nilai sig. 0,141 dan t tabel 0,108 pada
koefisien 5% karena nilai sig > 0,05 dan t hitung <
1,97 maka variabel citra merek (X1) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan
(Y). Kepuasan Konsumen memiliki sig. 0,000 dan t
tabel 0,465 pada koefisien 5% karena nilai sig < 0,05
dan t hitung > 1,97 maka variabel kepuasan
konsumen (X2) berpengaruh signifikan terhadap
Loyalitas Pelanggan (Y). Kepercayaan memiliki sig
0,002 dan t tabel 0,235 pada koefisien 5% karena
nilai sig < 0,05 dan t hitung > 1,97 maka variabel
kepercayaan (Z) berpengaruh signifikan terhadap
Loyalitas Pelanggan (Y).
4.3.4 Uji Koefisien Determinasi Sub 2
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 208 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Tabel 10. Uji Koefisien Determinan Sub 2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
besar R square (R2) sebesar 0,541, nilai ini
merupakan nilai yang digunakan dalam perhitungan
nilai error terms (e/) yang merupakan elemen variasi
variabel Loyalitas Pelanggan yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel citra merek, kepuasan
konsumen dan kepercayaan yaitu sebesar e2 =
= 0,677
Berdasarkan penjelasan tersebut, model
regresi yang terbentuk dari persamaan Sub
Struktural 2 adalah
Y = á + p3X1 + P4X2 + p5Z +
Y = (-3,351) + 0,225 + 0,683 + 0,387 + 0,677
4.4 Uji Path Analysis
Gambar 4. Koefisien Jalur
Berdasarkan hasil analisis pengaruh langsung
masing-masing variabel diatasa, disusun model
pengujian pengaruh secara tidak langsung sebagai
berikut:
Berdasarkan penjelasan pengaruh langsung
diatas, variabel citra merek dan kepuasan konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepercayaan sebagai variabel intervening.
Pengaruh langsung X1 terhadap Y = 0,500 Danvariabel kepercayaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Maka untuk
Pengaruh tak langsung X1
Y = 0,500 x 0,387
= 0,193
terhadap uji analisis jalur (path analysis) dapat digunakan
untuk menguji apakah kepercayaan dapat memediasi
citra merek dan kepuasan konsumen terhadap
loyalitas pelanggan atau tidak. Pada penelitian ini
Pengaruh total X1 terhadap Y = 0,500 + 0,193
= 0,693
menggunakan uji sobel atau sobel test untuk menguji
efek mediasi.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 209
Berdasarkan hasil perhitungan Sp2p3
tersebut, lalu dilakukan perhitungan test statistik
pengaruh mediasi dengan rumus berikut:
t =
t =
= 2,795723
Berdasarkan hasil analisis pengaruh langsung
masing-masing variabel diatas, disusun model
pengujian pengaruh secara tidak langsung sebagai
berikut:
Pengaruh langsung X2
terhadap Y = 0,380
Pengaruh tak langsung X
2 ke Z terhadap
Y = 0,380 x 0,387
= 0,147
Berdasarkan hasil diatas, diperoleh t hitung
sebesar 2,795723 > 1,97 yang menunjukkan bahwa
hasil t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat
Pengaruh total X2 terhadap Y = 0,380 + 0,147
= 0,527
signifikan 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 0,193 berpengaruh
signifikan. Variabel kepercayaan dapat memediasi
pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan.
Berdasarkan hasil perhitungan Sp2p3
tersebut, lalu dilakukan perhitungan test statistik
pengaruh mediasi dengan rumus berikut:
t =
t =
t = 2,846354
Berdasarkan hasil diatas, diperoleh t hitung
sebesar 2,846354 > 1,97 yang menunjukkan bahwa
hasil t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat
signifikan 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa
Berikut merupakan uji sobel untuk
mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap
loyalitas pelanggan melalui kepercayaan. Untuk
melihat pengaruh mediasi pada variabel tersebut.
pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas
pelanggan.
4.5 PEMBAHASAN
4.5.1 Pengaruh Citra Merek Terhadap
Kepercayaan
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat
dijelaskan bahwa citra merek berpengaruh positif
terhadap kepercayaan. Hal ini terbukti dengan
ditunjukannya hasil pada uji t adalah nilai signifikansi
pada variabel citra merek sebesar 0,000 < 0,05, yang
memiliki arti bahwa citra merek berpengaruh secara koefisien mediasi sebesar 0,147 berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan. Nilai t
hitung 6,096 > signifikan. Variabel kepercayaan dapat memediasi t
tabel 1,97, yang berarti bahwa citra merek
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 210 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
berpengaruh secara positif terhadap kepercayaan.
Maka, dari hasil penelitian ini dapat membuktikan
hipotesis 1 dapat diterima. Hal ini dapat dilihat bahwa
semakin baik citra merek yang diciptakan oleh air
mineral merek Aqua maka dapat membuat konsumen
semakin percaya pada air mineral merek Aqua.
Indikator – indikator yang telah dijelaskan
menurut (Kotler dan Keller, 2012), citra merek dapat
diukur dengan menggunakan tiga indikator yaitu
keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek
dan keunikan asosiasi merek. Salah satu contohnya
yaitu indikator keunggulan asosiasi merek dalam
penelitian ini, peneliti memberikan pertanyaan kepada
responden tentang produk memiliki merek yang
mudah diingat, hal ini menunjukkan bahwa semakin
mudah diingatnya merek Aqua dapat menghasilkan
kepercayaan.
Hasil temuan ini mendukung penelitian
(Faizal & Nurjanah, 2019) dengan judul “Pengaruh
Persepsi Kualitas dan Citra Merek terhadap
Loyalitas Pelanggan dimediasi Kepercayaan dan
Kepuasan Pelanggan”. Yang memiliki hasil
penelitian menunjukkan bahwa citra merek
berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan
pelanggan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, semakin kuat
citra merek yang ditanamkan oleh Aqua maka akan
semakin besar kemungkinan konsumen akan merasa
lebih percaya ketika mengonsumsi produk tersebut.
4.5.2 Pengaruh Kepuasan Konsumen
Terhadap Kepercayaan
Berdasarkan hasil analisis diatas,
menunjukkan hasil bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh positif, besar nilai pengaruh yang dilihat
dari nilai thitung
yaitu sebesar 6,565 > ttabel
1,97. Yang
berarti bahwa kepuasan konsumen berpengaruh
secara positif terhadap kepercayaan. Kemudian,
variabel kepuasan konsumen berpengaruh signifikan
dengan ditunjukannya hasil pada uji t sebesar 0,000
< 0,05 yang memiliki arti bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan.
Maka, hasil penelitian ini dapat membuktikan
hipotesis 2 diterima yang menyatakan kepuasan
konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepercayaan.
Kepuasan konsumen dapat dipengaruhi oleh
bagaimana sebuah perusahaan dapat memberikan
suatu pengalaman yang baik seperti berupa perasaan
senang atau kecewa pada sesorang yang muncul
karena adanya perbandingan antara persepsi
terhadap pengalaman seseorang terhadap hasil pada
suatu barang atau jasa yang sesuai dengan
harapannya.
Hasil temuan ini memperkuat pendapat
Sutjiawan & Japarianto (dalam Gultom et.all :
2020) kepuasan konsumen yang dirasakan dapat
menyebabkan timbulnya kepercayaan pelanggan.
Jika seorang pelanggan sudah percaya pada produk
atau jasa tersebut maka akan terjadi pembelian
ulang dari pelanggan. Dan hasil penelitian ini
mendukung penelitian (Gultom et.all, 2020)
dengan judul “Determinasi Kepuasaan Pelanggan
terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui
Kepercayaan”. Dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepercayaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, semakin baik
kepuasan yang dirasakan oleh konsumen Aqua maka
akan semakin besar kemungkinan konsumen akan
lebih percaya ketika mengonsumsi produk tersebut.
4.5.3 Pengaruh Citra Merek Terhadap
Loyalitas Pelanggan
Berdasarkan hasil analisis diatas,
menunjukkan hasil bahwa citra merek tidak
berpengaruh signifikan. Hal ini terbukti dengan
ditunjukkannya hasil pada uji t adalah nilai thitung
1,479
< ttabel
1,97. Variabel citra merek memiliki signifikansi
sebesar 0,141 > 0,05 yang artinya citra merek tidak
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Maka, dari hasil penelitian ini yang berarti hipotesis
3 ditolak yang menyatakan citra merek tidak
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 211
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra
merek yang ada pada air mineral merek Aqua tidak
mempengaruhi loyalitas pelanggan. Yang artinya, citra
merek yang ada pada air mineral merek Aqua yang
mudah diingat, mudah diucapkan, mudah dikenal
belum cukup untuk menimbulkan loyalitas pelanggan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi citra merek
adalah kepercayaan. Bagaimana persepsi seorang
konsumen terhadap citra merek yang dimiliki produk
tersebut.
Berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang
suatu produk yang dikonsumsi. Jika citra merek
tersebut mampu mendapatkan kepercayaan seorang
konsumen, maka konsumen akan menjadi loyal
sehingga produk akan direkomendasikan kepada
orang lain. Begitu pula sebaliknya, jika citra merek
pada produk tersebut belum berhasil mendapatkan
kepercayaan pada konsumen, maka konsumen tidak
akan melakukan pembelian secara berulang.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
(Sinurat et.all, 2017) dengan judul “Pengaruh
Inovasi Produk, Harga, Citra Merek dan Kualitas
Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan Mobil
Suzuki Ertiga”. Dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa citra merek tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan mobil Suzuki
Ertiga di Manado.
4.5.4 Pengaruh Kepuasan Konsumen
Terhadap Loyalitas Pelanggan
Berdasarkan hasil analisis diatas,
menunjukkan hasil bahwa kepuasan konsumen
memiliki pengaruh positif. Besar nilai pengaruh yang
dilihat dari nilai uji t yaitu thitung
6,269 > ttabel
1,97,
yang berarti bahwa kepuasan konsumen berpengaruh
secara positif terhadap loyalitas pelanggan.
Berdasarkan hasil dari analisis, menunjukkan
hasil bahwa variabel kepuasan konsumen yang
memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, dimana
nilai 0,000 < 0,05 yang memiliki arti bahwa kepuasan
konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap
loyalitas pelanggan. Maka, dari hasil penelitian ini
dapat membuktikan hipotesis 4 diterima, artinya
kepuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan air mineral
merek Aqua.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
(Yonata et.all, 2020) yang berjudul “Pengaruh
Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen
terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. Satria
Antaran Prima”. Dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
Berdasarkan hasil deskripsi variabel
kepuasan konsumen yang menunjukkan bahwa
konsumen merasa puas dengan air mineral merek
Aqua. Selain itu, Aqua juga telah memberikan sesuai
dengan harapan, kebutuhan, keinginan konsumen
sehingga konsumen merasa puas dengan air mineral
merek Aqua. Dengan begitu akan timbul rasa loyal
pada pelanggan dengan ditunjukannya pengalaman
yang baik saat mengonsumsi produk tersebut.
4.5.5 Pengaruh Kepercayaan Terhadap
Loyalitas Pelanggan
Berdasarkan hasil analisis diatas,
menunjukkan hasil bahwa kepercayaan berpengaruh
positif. Nilai pengaruh yang dilihat dari nilai uji t yakni
sebesar thitung
3,186 > ttabel
1,97, yang memiliki arti
bahwa kepercayaan berpengaruh secara positif
terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil dari
analisis, menunjukkan hasil bahwa variabel
kepercayaan yang memperoleh nilai signifikansi 0,000,
dimana nilai 0,000 < 0,05 yang memiliki arti bahwa
kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap
loyalitas pelanggan. Maka, dari hasil penelitian ini
dapat membuktikan bahwa hipotesis 5 diterima yang
menyatakan kepercayaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan air mineral
merek Aqua.
Menurut (Tjiptono, 2014:398), kepercayaan
merupakan salah satu aspek aspek yang dapat
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 212 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
mendukung pembentukan loyalitas, karena sebagai
kesediaan konsumen untuk mempercayai suatu
produk atau jasa dalam situasi yang dikarenakan
adanya ekspektasi konsumen bahwa produk atau jasa
tersebut akan memberikan hasil yang positif.
Hasil temuan ini memperkuat pendapat
menurut Prabowo (dalam Rafiah, 2019:52)
kepercayaan adalah salah satu faktor yang sangat
penting untuk membangun dan mempertahankan
hubungan pelanggan dalam jangka waktu panjang.
Artinya dengan adanya kepercayaan dapat
menjadikan pelanggan cenderung melakukan
pembelian ulang, mengingat bahwa kepercayaan
merupakan salah satu tolak ukur loyalitas pelanggan.
Dan mendukung penelitian (Fahmi et.all, 2018)
dengan judul “Peran Kepercayaan Pelanggan dalam
Memediasi Pengaruh Kualitas Website terhadap
Loyalitas Pelanggan Online Shop”. Dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa
kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
4.5.6 Pengaruh Citra Merek Terhadap
Loyalitas Pelanggan Melalui
Kepercayaan
Berdasarkan hasil analisis data diatas,
menunjukkan hasil bahwa citra merek memiliki
pengaruh positif, besar nilai pengaruh yang dilihat dari
hasil perhitungan menggunakan uji sobel yakni
sebesar thitung
2,795 > ttabel
1,97, yang berarti bahwa
citra merek berpengaruh secara positif terhadap
loyalitas pelanggan melalui kepercayaan. Kemudian,
variabel citra merek memperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,000, dimana nilai 0,000 < 0,05, yang artinya
bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan
terhadap loyalitas pelanggan melalui kepercayaan.
Maka, dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa
citra merek berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan melalui kepercayaan air
mineral merek Aqua.
Dalam hal ini pengaruh yang dihasilkan oleh
variabel citra merek terhadap loyalitas pelanggan yaitu
secara tidak langsung menggunakan variabel
perantara (intervening). Salah satu faktor yang
membentuk loyalitas pelanggan adalah kepercayaan.
Oleh karena itu, variabel intervening yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kepercayaan.
Variabel kepercayaan menjadi variabel intervening,
yang mengantarkan tumbuhnya loyalitas pelanggan.
Yang artinya citra merek dapat menghasilkan loyalitas
pelanggan melalui kepercayaan. Jadi berpengaruh
secara tidak langsung, citra merek yang baik dapat
menghasilkan loyalitas yang tinggi melalui
kepercayaan. Hal tersebut membuktikan bahwa
Aqua telah berhasil menerapkan citra merek dengan
baik sehingga konsumen merasa percaya kepada
pengalaman yang diberikan, mendorong konsumen
untuk menjadi pelanggan yang loyal.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
yang disusun oleh (Faizal & Nurjanah, 2019)
dengan judul “Pengaruh Persepsi Kualitas dan Citra
Merek terhadap Loyalitas Pelanggan dimediasi
Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan”. Yang
memiliki hasil penelitian menunjukkan bahwa citra
merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
4.5.7 Pengaruh Kepuasan Konsumen
Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui
Kepercayaan
Berdasarkan hasil analisis data diatas,
menunjukkan hasil bahwa kepuasan konsumen
menunjukkan pengaruh yang positif, besar nilai
pengaruh yang dilihat dari hasil perhitungan
menggunakan uji sobel yakni sebesar thitung
2,846 >
ttabel
1,97, yang berarti bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh secara positif terhadap loyalitas
pelanggan melalui kepercayaan. Kemudian, variabel
kepuasan memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000,
dimana nilai 0,000 < 0,05, yang artinya bahwa
kepuasan konsumen berpengaruh secara signifikan
terhadap loyalitas pelanggan melalui kepercayaan.
Maka, dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa
kepuasan konsumen berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepercayaan air mineral merek Aqua.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 213
Seorang pelanggan tentunya berharap Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
kepercayaan yang didapatkan oleh konsumen maka
akan semakin tinggi pula terciptanya loyalitas
pelanggan air mineral merek Aqua. Begitu juga
sebaliknya, jika semakin rendah tingkat kepercayaan
yang dirasakan oleh konsumen, makan akan semakin
rendah juga terciptanya loyalitas pelanggan air mineral
merek Aqua.
Hasil temuan ini memperkuat pendapat
menurut (Tjiptono, 2015:102) terciptanya kepuasan
konsumen dapat memberikan manfaat yaitu dapat
mendorong terciptanya loyalitas pelanggan,
membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan perusahaan, dan menurut Prabowo
(dalam Rafiah, 2019:52) menyatakan bahwa
kepercayaan adalah salah satu faktor yang sangat
penting untuk membangun dan mempertahankan
hubungan pelanggan dalam jangka waktu panjang.
Semakin tingginya kepercayaan pelanggan pada
produk dan perusahaan maka terjadinya loyalitas
pelanggan akan semakin naik. Dengan berdasarkan
teori tersebut, kepercayaan menjadi variabel
intervening yang mengantarkan tumbuhnya loyalitas
pelanggan.
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan uji analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1) Citra merek berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kepercayaan,
2) Kepuasan konsumen berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kepercayaan,
3) Citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan,
4) Kepuasan konsumen berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan,
5) Kepercayaan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan,
6) Citra merek berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepercayaan,
7) Kepuasan pelanggan berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepercayaan.
5.2 Saran
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji
citra merek terhadap loyalitas agar
mempertimbangkan pengaruh variabel citra merek
secara tidak langsung melalui kepercayaan. Bagi
perusahaan dalam mewujudkan loyalitas pelanggan
perusahaan perlu senantiasa membangun
kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Kepercayaan
ini diwujudkan dengan meningkatkan citra merek dan
kepuasan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Caturani, E., Suseno, Y. ., & Widajanti, E.
(2019). Analisis Pengaruh Kepercayaan Merk
Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan
Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel
Intervening Pada Konsumen Retno Skin Care
Di Surakarta. Jurnal Manajemen Sumber
Daya Manusia, 13(1), 16–26..
[2] Fahmi, M., Prayogi, M. ., & Jufrizen.
(2018). Peran Kepercayaan Pelanggan
Dalam Memediasi Pengaruh Kualitas
Website Terhadap Loyalitas Pelanggan
Online Shop. Lembaga Penelitian Dan
Penulisan Ilmiah, 2(3), 121–130.
[3] Faizal, H., & Nurjanah, S. 2019, Pengaruh
Persepsi Kualitas dan Citra Merek Terhadap
Loyalitas Pelanggan Dengan Kepercayaan
Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan
Sebagai Variabel Antara, Jurnal Riset
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 214 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas
Ekonomi UNIAT, 4(2), 307–316.
[4] Gultom, D. K., Arif, M., & Fahmi, M. (2020).
Determinasi Kepuasan Pelanggan Terhadap
Loyalitas Pelanggan Melalui Kepercayaan.
Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen,
3(2), 273–282.
[5] Griffin, Jill. 2012, Customer Loyalty Terjemahan
Dwi Kartini Yahy, Erlangga, Jakarta.
[6] Hayani. (2020). Loyalitas Pelanggan
Berdasarkan Kualitas Pelayanan Dan
Kepuasan Pelanggan. Journal of Management
and Business (JOMB), 2(2), 133–141.
[7] Kalsum, Eka Umi 2016, Pengaruh Kepuasan
dan Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas
Nasabah Menabung di Tebing Tinggi (Studi
Kasus: Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing
Tinggi), Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. I No. 1,
Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar
[8] Kotler, P dan Keller, K. 2012, Manajemen
Pemasaran, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
[9] Kusuma, D., & Laily, N. 2020, Pengaruh
Kualitas Produk, Citra Merek Terhadap
Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan
Pelanggan Dimas Ifanda Putra Kusuma
Nur Laily Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) Surabaya, Ilmu Dan Riset
Manajemen, 9(10).
[10] Nurmillatina, T. 2018, Pengaruh Lokasi,
Kualitas Pelayanan, dan Suasana Toko
Terhadap Loyalitas Pelanggan di Infinito
Culinary Bandung, Universitas Pasundan,
Bandung.
[11] Pansa, Donni Juni. 2017. Perilaku Konsumen
Dalam Persaingan Bisnis Kontemporer.
Bandung, Alfabeta.
[12] Rafiah, K. K. 2019, Analisis Pengaruh
Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Dalam Berbelanja Melalui E-commerce di
Indonesia, Al Tijarah, 5(1), 46–56.
[13] Sinurat, E., Lumanauw, B., & Roring, F. 2017,
Pengaruh Inovasi Produk, Harga, Citra
Merek dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Loyalitas Pelanggan Mobil Suzuki Ertiga,
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(2),
2230–2239.
[14] Sunyoto, Danang. 2013. Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: Center of Academic.
[15] Sugiyono. 2018, Metode Penelitian Kuantitatif,
Alfabeta, Bandung.
[16] Tjiptono, Fandy. 2014, Service, Quality &
Satisfaction, Edisi 3, Andi Offset,
Yogyakarta.
[17] Tjiptono, Fandy. 2015, Strategi Pemasaran,
Andi Offset, Yogyakarta.
[18] Yonata, H., Setiawan, P., Santamoko, R.,
Ilham, D., & Asdiany, D. 2020, Pengaruh
Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan
pada PT. Satria Antaran Prima, Jurnal Ilmu
Komputer dan Bisnis, 11(2), 2502–2514.
Pengaruh Indepedensi, Kompetensi Dan Skeptisme Profesional Auditor
Internal Pada Pencegahan Fraud Karyawan Di Universitas
Akbar Malik Muharam1, Etna Nur Afri Yuyetta2
Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro Semarang Jalan Hayam Wuruk, Pleburan, Semarang,
Jawa Tengah
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi, kompetensi dan skeptisme professional
auditor internal berpengaruh terhadap pendeteksian fraud karyawan di universitas secara parsial maupun secara
simultan. Populasi dalam penelitian ini yaitu salah satu universitas di sebanyak 328 orang dan sampel penelitian
sebanyak 42 orang responden diambil menggunakan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan
analisis statistik inferensial dengan alat uji SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan pendeteksian fraud di univer-
sitas yang diteliti menggunakan variabel independensi, kompetensi dan skeptisme professional auditor internal bahwa
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pendeteksian fraud karyawan di universitas.
Kata kunci: Independensi, Kompetensi, Skeptisme Profesional, Deteksi Fraud Karyawan.
Abstract: This study aims to determine the effect of the independence, competence and professional skepticism of
internal auditors on the detection of employee fraud at universities partially or simultaneously. The population in
this study is one university in as many as 328 people and the research sample as many as 42 respondents was taken
using purposive sampling method. The data collection method used in this study was a questionnaire method and
was analyzed using descriptive statistical analysis and inferential statistical analysis with SPSS version 25 test
tool. The results showed that fraud detection at the university studied used the variables of independence, compe-
tence and professional skepticism of internal auditors that had a significant effect. significant and positive to the
detection of employee fraud at the university.
Keywords: Independence, Competence, Professional Skepticism, Employee Fraud Detection.
1. PENDAHULUAN
Fraud menjadi sebuah masalah yang terus
terjadi hingga saat ini. Tidak ada institusi/lembaga
perusahaan yang benar-benar terbebas dari
kemungkinan terjadi adanya fraud. Para pelaku fraud
juga ada di semua lapisan baik itu golongan atas
maupun golongan pegawai bawah. Oleh karena itu
perlu kepedulian dari berbagai pihak untuk sadar,
waspada dan peduli di lingkungan tempat kerja
terhadap potensi adanya fraud (ACFE, 2019).
ACFE setiap dua tahun melakukan survei
tentang Occupational Fraud and Abuse yang
menggambarkan fraud di seluruh dunia. Kemudian
menerbitkan hasil survei yang diberi nama Report to
The Nations (RTTN). RTTN sering digunakan
sebagai acuan dari berbagai profesi dalam
memandang fraud yang terjadi dan membantu
memecahkan permasalahan fraud baik dalam rangka
merancang untuk mencegah, mendeteksi dan
menginvestigasi fraud. Data Survei Fraud Indonesia
didapatkan dari kuesioner yang diberikan secara dar-
ing dan secara fisik. Total data yang terkumpul
sebanyak 256, namun terdapat 17 data tidak
memenuhi kriteria dan tidak memberikan informasi
secara lengkap sehingga tidak dapat dimasukkan
dalam analisis lebih lanjut. Dengan demikian, total
data yang diolah dan dianalisis pada Survei Fraud
Indonesia 2019 sebanyak 239. Mendasarkan Survei
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 215
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Fraud Indonesia periode sebelumnya, survei fraud
ini dibagi menjadi tujuh bagian.
Pada bagian pertama berisi tentang
frekuensi, kerugian, serta durasi waktu terjadinya
fraud. Bagian kedua berkaitan tentang media deteksi
atau ditemukannya fraud serta besarnya kerugian dari
masing-masing media tersebut. Bagian ketiga survei
ini berisi pendapat responden mengenai organisasi/
lembaga yang paling dirugikan akibat fraud. Bagian
keempat berisi tentang metode yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi fraud lebih awal. Bagian kelima
berisi tentang pelaku fraud yang mencakup posisi
pelaku dan besarnya kerugian serta waktu yang
dibutuhkan untuk bisa terdeteksi. Bagian keenam
membahas tentang tanda-tanda pelaku fraud. Serta
bagian ketujuh membahas tentang kecenderungan
penyelesaian tindak fraud menurut pendapat dan
pengalaman responden di Indonesia.
Hasil survei menunjukkan bahwa fraud yang
paling merugikan di Indonesia adalah Korupsi. Secara
berurutan sebanyak 167 responden atau 69.9%
menyatakan bahwa korupsi merupakan tindakan
fraud yang paling merugikan di Indonesia. Urutan
berikutnya sebanyak 50 responden atau 20.9%
menyatakan bahwa Penyalahgunaan Aset/Kekayaan
Negara & Perusahaan yang menyebabkan kerugian.
Sedangkan yang ketiga sebanyak 22 responden atau
9.2% menyatakan fraud laporan keuangan yang
menyebabkan kerugian (ACFE, 2019).
Kasus korupsi ini bermula pada tahun 2018.
UIN Sumut mendapat anggaran berdasarkan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor: SP-
DIPA-025.04.2.424007/2018 untuk pembangunan
gedung perkuliahan terpadu UINSU. Dananya
bersumber dari dana APBN Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dengan nominal pagu anggaran
sebesar Rp 50.000.000.000. Dalam pelaksanaan
pembangunannya, terungkap Saidurahman meminta
panitia pelelangan proyek pembangunan
memenangkan PT Multikarya Bisnis Perkasa untuk
melaksanakan proyek itu. Panitia Pokja kemudian
memenangkan PT Multikarya Perkasa dengan
dengan nilai kontrak Rp 44.973.352.461.
Belakangan, pembangunan gedung itu
mangkrak dan berpotensi merugikan keuangan
negara. Sesuai hasil audit, kerugian negara sebesar
Rp 10.350.091.337,98 atau Rp 10,3 miliar. Pengadilan
Negeri Medan menjatuhkan vonis hukuman penjara
kepada rektor UIN Sumut, Saidurahman, selama 2
tahun. Hakim mengatakan, Saidurahman terbukti
melakukan korupsi biaya pembangunan Kampus
Terpadu UIN Sumut, Medan, pada tahun 2018
sebesar Rp1 0,3 miliar.
Dalam amar putusannya, terdakwa terbukti
melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana
dijelaskan Pasal 3 jo Pasal 18 dari UU Nomor 31
Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP. Selain Sadidurahman, hakim
juga memvonis dua terdakwa lainnya yakni Pejabat
Pembuat Komitmen pada pekerjaan itu Syahruddin
Siregar dan Direktur PT Multikarya Bisnis Perkasa,
Joni Siswoyo, selaku rekanan. Mereka divonis tiga
tahun penjara. Dalam persidangan, ketiga terdakwa
mendapat hukuman tambahan yaitu membayar denda
masing-masing sebesar Rp 500 juta subsider 1 bulan
kurungan (Kumparan, 2021).
Menurut definisi yang disusun oleh
(Sawyer, 1993), Internal audit adalah aktivitas
independen, keyakinan obyektif dan konsultasi
yang dirancang untuk memberikan nilai tambah
dan meningkatkan operasi organisasi. Audit
tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya
dengan menerapkan pendekatan yang sistematis
dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko,
kecukupan pengendalian dan proses tata kelola.
Independensi merupakan poin penting yang harus
disorot dalam definisi internal audit. Seorang auditor
internal harus memiliki sifat independen dan objektif
dalam melakukan pekerjaannya. Independen disini
diartikan sebagai kondisi bebas dari situasi yang
dapat mengancam kemampuan aktivitas auditor
internal untuk dapat melaksanakan tanggung
jawabnya secara tidak memihak (Arens & Elder,
2006).
Hal - 216 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Fungsi auditor internal adalah melaksanakan
fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu
fungis penilaian yang independent dalam suatu
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal
diharapkan pula dapat lebih memberikan sumbangan
bagi perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi (Sawyer, 1993).
Seorang auditor dalam menjalankan
penugasan audit di lapangan seharusnya tidak hanya
sekedar mengikuti prosedur audit yang terangkum
dalam program audit, tetapi juga harus disertai dengan
sikap skeptisme profesionalnya. Standar professional
akuntan publik mendefinisikan skeptisme profesional
sebagai sikap auditor yang mencakup pikiran yang
selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
secara kritis terhadap bukti audit (Accountants, 2009).
Seorang auditor yang skeptis, tidak akan
menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan
mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan,
bukti dan konfirmasi mengenai obyek yang
dipermasalahkan. Tanpa menerapkan skeptisme
profesional, auditor hanya akan menemukan salah
saji yang disebabkan oleh kekeliruan saja dan sulit
untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh
kecurangan, karena kecurangan biasanya akan
disembunyikan oleh pelakunya. (Andini & Pontoh,
2021; Ginanjar & Syamsul, 2020; Gizta, 2020; Kerja
et al., 2020; Mochammad Ridwan et al., 2021;
Ningtyas, 2018).
Penelitian (Ginanjar & Syamsul, 2020;
Sudiana & Putra, 2020) menyatakan bahwa
independensi, kompetensi dan skeptisme professional
yang dimiliki oleh auditor internal dapat memperkuat
kemampuan auditor internal dalam mendeteksi fraud
dalam suatu organisasi, dalam penelitian ini berfokus
untuk melihat apakah hubungan tersebut berpengaruh
signifikan dalam organisasi yang berada di
universitas.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah independensi auditor internal berpengaruh
positif terhadap pendeteksian fraud?
2. Apakah kompetensi auditor internal berpengaruh
positif terhadap pendeteksian fraud?
3. Apakah skeptisme profesional auditor internal
berpengaruh positif terhadap pendeteksian fraud?
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Fraud
Fraud merupakan suatu perbuatan dan
tindakan yang dilakukan secara sengaja, sadar, tahu
dan mau untuk menyalahgunakan segala sesuatu yang
dimiliki secara bersama, misalnya: sumber daya
perusahaan dan negara demi kenikmatan pribadi dan
kemudian menyajikan informasi yang salah untuk
menutupi penyalahgunaan tersebut. Kecurangan atau
fraud didefinisikan oleh G. Jack Bologna, Robert
J.Lindquist dan Joseph T.Wells (1993) sebagai
berikut:
“ Fraud is criminal deception intended to
financially benefit the deceiver”
Kecurangan adalah penipuan kriminal yang
bermaksud untuk memberi manfaat keuangan kepada
si penipu. Fraud menurut standar Institute of Inter-
nal Auditors (IIA) dalam (Sawyer, 1993) adalah suatu
tindakan penipuan yang mencakup berbagai
penyimpangan dan tindakan ilegal yang ditandai
dengan penipuan disengaja. Dari sejumlah definisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa fraud mengandung
beberapa unsur, yaitu:
• Tindakan yang disengaja
• Kecurangan
• Keuntungan pribadi/ kelompok atau kerugian di
pihak lain
2.2 Deteksi Fraud
Metodologi yang digunakan dalam penilaian
resiko kecurangan khusunya dalam ruang lingkup
audit atas laporan keuangan dapat menggunakan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 217
panduan yang diterbitkan oleh (Accountants, 2009)
bahwa dalam prosedur penaksiran resiko kecurangan,
audit team harus mengindentifikasikan risiko – risiko
kecurangan secara bersama-sama ke dalam eleman-
elemen fraud triagle. Risiko-risiko yang telah
diklasifikasikan ke dalam elemen-eleman fraud triagle
nantinya akan dinilai tingkat signifikasinya
berdasarkan profesuonal judgment.
Prosedur penaksiran risiko kecurangan
(Fraud Risk assessment Procedure) dilakukan
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut, yaitu:
(1) Audit Team Discussion adalah mengenai
informasi yang di peroleh anggota tim audit untuk
memperolah suatu keyakinan yang terintegrasi
mengenai faktor risiko kecurangan yang mengkin
terjadi,
(2) Identification of Fraud Risk Faktor adalah
Merupakan proses mengidentifikasi faktor risiko
kecurangan yang dilakukan melalui prosedur,
inquiry of management, observation, dan
analytical. Perlu kecermatan dalam mengolah
hasil identifikasi karena kecurangan selalu
disembuyikan dan manajemen selalu memberikan
respon positif mengenai kondisi perusahaan.
(3) Asessment of fraud Risk adalah menaksir tingkat
kemungkinan (likelihood) terjadinya resiko dan
besarnya dampak (impact) menggunakan risk
register.
(4) Fraud Risk Register adalah salah satu bentuk
format untuk mengidentifikasikan dan menilai
resiko-resiko kecurangan.
(5) Determination of significant risks adalah
penilaian terhadap tingkat signifikansi risiko-risiko
teridentifikasi dengan mengalihkan nilai yang
terdapat pada kemungkinan terjadi dan dampak
yang ditimbulkan.
(6) Responding to signifikant Risks adalah ketika
risiko diklasifikasikan menjadi signifikan, auditor
harus melakukan respon terhadap desain dan
implementasi pengendalian internal dan tidak
tergantung pada hasil evaluasi pengendalaian
tahun sebelumnya.
2.3 Independensi Auditor Internal
Menurut definisi yang disusun oleh Institute
of Internal Audit (IIA) (Sawyer, 1993), Internal
audit adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif
dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai
tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit
tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya
dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan
berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan
pengendalian dan proses tata kelola.
Independensi merupakan poin penting yang
harus disorot dalam definisi internal audit. Seorang
auditor internal harus memiliki sifat independen dan
objektif dalam melakukan pekerjaannya. Independen
disini diartikan sebagai kondisi bebas dari situasi yang
dapat mengancam kemampuan aktivitas auditor in-
ternal untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya
secara tidak memihak (IIA).
Dalam melaksanakan tugasnya seorang
auditor internal harus didukung oleh seluruh
manajemen senior dan dewan komisaris agar
independensinya dapat terjaga. Dukungan dari
seluruh manajemen dan dewan komisaris dapat
membantu auditor internal dalam melakukan tugasnya
dan mengungkapkan pemikirannya sesuai dengan
standar audit yang berlaku. Secara ideal, auditor
internal dikatakan independen apabila dapat
melaksanakan tugasnya secara bebas dan obyektif.
Seorang auditor internal mengandalkan
kebebasannya untuk melaksanakan tugasnya dengan
tidak berpihak dan objektif.
Independensi dan objektivitas merupakan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam internal
audit. Auditor internal dapat bersikap objektif dengan
mengandalkan independensinya. Demikian juga, sikap
objektif mencerminkan independensi dari seorang
auditor internal (Arens & Elder, 2006).
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 218 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
2.4 Kompetensi Auditor Internal
Menurut (Sawyer, 1993), arti dari kompetensi
audit internal adalah kompetensi auditor internal
adalah pengetahuan, kemampuan, dan berbagai
disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan
pemeriksaan secara tepat dan pantas. Audit internal
secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional
yang memadai untuk melaksanakan tugas
pemeriksaan.
Dalam semua organisasi pemeriksa
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap
pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa yang
secara kolektif memiliki pengetahuan, keahlian, dan
pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas tersebut. Oleh karena itu, organisasi pemeriksa
harus memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan,
pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas
pemeriksa untuk membantu organisasi pemeriksa
dalam mempertahankan pemeriksa yang memiliki
kompetensi yang memadai.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan
pengalaman. Auditor internal seyogyanya tidak
menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau
pengalaman yang tidak mereka miliki. Dalam semua
penugasan dan dalam semua tanggung jawabnya,
setiap audit internal harus melakukan upaya untuk
mencapai tingakatan kompetensi yang meyakinkan
bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi
tingkatan profesionalisme yang tinggi seperti yang
disyaratkan oleh prisip etika.
2.5 Skeptisme Auditor Internal
Seorang auditor dalam menjalankan
penugasan audit di lapangan seharusnya tidak hanya
sekedar mengikuti prosedur audit yang terangkum
dalam program audit, tetapi juga harus disertai dengan
sikap skeptisme profesionalnya. Standar professional
akuntan publik mendefinisikan skeptisme profesional
sebagai sikap auditor yang mencakup pikiran yang
selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
secara kritis terhadap bukti audit. Seorang auditor
yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja
penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan
pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan
konfirmasi mengenai obyek yang dipermasalahkan.
Tanpa menerapkan skeptisme profesional,
auditor hanya akan menemukan salah saji yang
disebabkan oleh kekeliruan saja dan sulit untuk
menemukan salah saji yang disebabkan oleh
kecurangan, karena kecurangan biasanya akan
disembunyikan oleh pelakunya (Accountants, 2009).
2.6 Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 219
2.7 Hipotesis
Menurut definisi yang disusun oleh (Sawyer,
1993), Internal audit adalah aktivitas independen,
keyakinan obyektif dan konsultasi yang dirancang
untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan
operasi organisasi. Audit tersebut membantu
organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan
pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses
pengelolaan risiko, kecukupan pengendalian dan
proses tata kelola.
H1. Independensi auditor internal berpengaruh positif
terhadap pendeteksian fraud
Menurut (Sawyer, 1993), arti dari kompetensi
audit internal adalah kompetensi auditor internal
adalah pengetahuan, kemampuan, dan berbagai
disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan
pemeriksaan secara tepat dan pantas.
H2. Komptensi auditor internal berpengaruh positif
terhadap pendeteksian fraud
Seorang auditor dalam menjalankan
penugasan audit di lapangan seharusnya tidak hanya
sekedar mengikuti prosedur audit yang terangkum
dalam program audit, tetapi juga harus disertai dengan
sikap skeptisme profesionalnya. Standar professional
akuntan publik mendefinisikan skeptisme profesional
sebagai sikap auditor yang mencakup pikiran yang
selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
secara kritis terhadap bukti audit (Accountants, 2009).
H3. Skeptisme profesional auditor internal
berpengaruh positif terhadap pendeteksian fraud
3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pengertian pendekatan kuantitatif adalah
suatu pendekatan yang secara pokok menggunakan
postpositivist dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan (seperti misalnya berkaitan sebab akibat,
reduksi kepada variabel, hipotesis serta pertanyaan
spesifik dengan pengukuran, pengamatan, serta uji
teori), menggunakan strategi penelitian seperti survei
dan eksperimen yang memerlukan data statistic
(Emzir, 2009).
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
pegawai yang bekerja di universitas x berjumlah 328
orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunkan metode purposive sampling dengan
menyeleksi untuk lebih berfokus pada karyawan yang
bekerja di bagian administrative dan keuangan dari
universitas tersebut sehingga sampel penelitian
berjumlah 42 orang.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel bermaksud agar
semua variabel yang digunakan pada penelitian
diberikan definisi dan ditentukan metode atau Teknik
untuk mengukur variabel-variabel tersebut.
Operasionalisasi variabel yang dibahas pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 220 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Lanjutan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 221
3.4 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
meneliti apakah ada hubungan sebab-akibat antara
beberapa variabel independen, yaitu terdiri atas lebih
dari satu variabel independen terhadap satu variabel.
Bentuk persamaan dari analisis regresi linier
berganda pada penelitian ini adalah:
Y = Pendeteksian fraud karyawan
a = Konstanta
X1 = Independensi auditor internal
X2 = Kompetensi auditor internal
Dari tabel diatas, didapatkan nilai dari Asymp.
Sig. (2-tailed) pada pengujian normalitas residual
sebesar 0,200 atau dapat dikatakan bahwa nilai
Asymp. Sig.> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data
tersebut berdistribusi secara normal.
4.2 Uji Multikolinieritas
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
X3 = Skeptisme profesional auditor
internal
b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi variabel bebas
e = Error
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah residual memiliki distribusi normal dalam
model regresi (Ghozali, 2016). Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan metode grafik normal
probability plot dengan cara membandingkan antara
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi yang normal.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Normalitas
Multikolinearitas adalah sebuah situasi yang
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan kuat
antara dua variabel bebas atau lebih dalam sebuah
model regresi berganda. Model regresi yang
dimaksud dalam hal ini antara lain: regresi linear,
regresi logistik, regresi data panel dan cox
regression.
Sumber: Data yang Diolah, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 222 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Tabel 3. Uji Multikolinieritas
Sumber: Data yang Diolah, 2021
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai
tolerance dari keempat variabel tersebut diatas 0,1
dan nilai VIF hitung untuk kedua variabel diatas yaitu
dibawah dari 10. Sehingga dapat ditarik
Berdasarkan perhitungan persamaan
regresi linier berganda diatas menunjukkan bahwa:
• Koefisien konstanta sebesar -4,244 artinya
apabila independensi (X1), kompetensi (X2) dan
skeptisme profesional (X3) nilainya 0 atau tetap,
kesimpulan bahwa variabel independen
dalampenelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
4.3 Uji Persamaan Regresi
maka pendeteksian fraud (Y) sebesar -4,244.
• Hasil perhitungan nilai koefisien variabel
independensi (X1) sebesar 0,234, artinya apabila
independensi (X1) meningkat sebesar 1% maka
Tabel 4. Uji Persamaan Regresi
Sumber: Data yang Diolah, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 223
· Hasil perhitungan nilai koefisien variabel
skeptisme profesional (X3) sebesar 0,063, artinya
apabila skeptisme profesional (X3) meningkat
sebesar 1% maka pendeteksian fraud (Y) akan
bertambah sebesar 0,063.
4.4 Uji t
Ha : b2 = 0 artinya, terdapat pengaruh kompetensi
terhadap pendeteksian fraud karyawan di
universitas.
Kompetensi (X2) mempunyai hubungan
positif, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan 0,000
(0,000 < 0,05) dan nilai t hitung 9,983 > t tabel 1,988,
maka dapat disimpulkan Ha2 diterima yang artinya
bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendeteksian fraud karyawan di
universitas.
3. Ho : b3 = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh
skeptisme profesional terhadap pendeteksian fraud
karyawan di universitas.
Ha : b3 = 0 artinya, terdapat pengaruh skeptisme
profesional terhadap pendeteksian fraud karyawan
di universitas.
Skeptisme profesional (X3) mempunyai
hubungan positif, hal ini dibuktikan dengan nilai
Tabel 5. Uji t
Sumber: Data yang Diolah, 2021
pendeteksian fraud (Y) akan bertambah sebesar
0,234.
· Hasil perhitungan nilai koefisien variabel
kompetensi (X2) sebesar 0,757, artinya apabila
kompetensi (X2) meningkat sebesar 1% maka
pendeteksian fraud (Y) akan bertambah sebesar
0,757.
1. Ho : b1 = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh
independensi terhadap pendeteksian fraud
karyawan di universitas.
Ha : b1 = 0 artinya, terdapat pengaruh
independensi terhadap pendeteksian fraud
karyawan di universitas.
Independensi auditor internal (X1)
mempunyai hubungan positif, hal ini berarti bila
independensi auditor internal ditingkatkan, maka
pendeteksian fraud karyawan juga meningkat. Hal
ini dibuktikan dengan nilai signifikan 0,000 ( 0,000
< 0,05 ) dan nilai t hitung 7,225 > t tabel 1,988, maka
dapat disimpulkan Ho1 ditolak dan Ha1 diterima
yang artinya bahwa independensi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pendeteksian fraud karyawan
di universitas.
2. Ho : b2 = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh
kompetensi terhadap pendeteksian fraud
karyawan di universitas.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 224 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
signifikan 0,001 (0,001 < 0,05) dan nilai t hitung 8,742
< t tabel 1,988, maka dapat disimpulkan Ha3
diterima yang artinya bahwa skeptisme profesional
berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian fraud
Berdasarkan Tabel 5, dapat dijelaskan
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 atau
signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α =
0,05 Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung
sebesar
111,172 > Ftabel
3,175 (berdasarkan Ftabel
) dan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pada tabel diatas, dinyatakan bahwa variasi
yang terjadi pada variabel Y (manajemen laba) adalah
sebesar 0,795. Hal itu berarti indenpensi (X1),
kompetensi (X2) dan skeptisme professional auditor
internal dapat menjelaskan pendeteksian fraud
karyawan di universitas sebesar 79.5 % dan sisanya
20,5 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
oleh penulis. Bila dikaitkan dengan teori fraud dalam
mendeteksi dimana adanya peran dari auditor
internal sangatlah penting mengingat auditor internal
mempunyai tanggung jawab untuk menjaga
independensi, kompetensi serta skeptisme
profesionalnya dalam pekerjaan sehingga
Tabel 6. Uji F
karyawan di universitas.
4.5 Uji F
independensi, kompetensi dan skeptisme professional
auditor internal secara bersama-sama berpengaruh
terhadap pendeteksian fraud karyawan di
universitas.
4.6 Uji Koefisien Determinasi
memungkinkan untuk melakukan pendeteksian fraud
didalam organiasasi tempatnya bekerja.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari pengujian diatas, didapat hasil
independensi, kompetensi dan skeptisme profesional
berpengaruh terhadap pendeteksian fraud karyawan.
Hasil ini sama dengan hasil penelitian (Dasila &
Hajering, 2019; Faradilla, 2015; Ginanjar & Syamsul,
Sumber: Data yang Diolah, 2021
Tabel 7. Koefisien Determinasi
Sumber: Data yang Diolah, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 225
2020) yang menyatakan independensi, kompetensi
dan skeptisme profesional berpengaruh terhadap
pendeteksian fraud karyawan. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi tingkat independensi, kompetensi dan
skeptisme profesional, maka semakin baik pula
auditor internal melakukan pendeteksian fraud
karyawan didalam organisasi, disebabkan tingginya
tingkat dari berbagai lini pengawasan, seperti pihak
auditor internal, manajemen puncak, dan pihak-pihak
yang berkepentingan. Hal tersebut juga sejalan dengan
teori fraud dalam mendeteksi fraud (ACFE, 2019).
Dikarenakan pengawasan yang ketat, maka
manajemen mau tidak mau akan mengikuti peraturan
dari kebijakan organisasi agar tidak mendapatkan
sanksi yang dapat berujung menyengsarakan dirinya
sendiri. Dari pengujian diatas, didapat hasil laba rugi
operasi perusahaan berpengaruh terhadap
manajemen laba. Auditor internal menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya sangat baik sehingga dapat
secara langsung mendeteksi fraud didalam organisasi
universitas yang berbasis not-to-profit- dan
sebaiknya terus ditingkatkan dari segi independensi,
kompetensi serta skeptisme professional untuk
menciptakan organisasi yang bebas dari fraud.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Sampel responden yang masih sangat sedikit
untuk dicapai dikarenakan di suatu universitas
hanya sedikit yang menjabat sebagai auditor
internal
2. Variabel penelitian belum sepenuhnya dapat
menggambarkan proses deteksi fraud yang
lengkap seperti panduan yang tertera pada ACFE.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan
penelitian, maka peneliti memberikan saran untuk
penelitian kedepannya, yaitu:
1. Menggunakan variabel lainnya untuk meneliti
tingkat pendeteksian fraud karyawan yang
dilakukan oleh auditor internal.
2. Menambah jumlah universitas supaya didapatkan
responden yang lebih banyak.
3. Memberikan masukan serta arahan yang tepat
dalam pengisian kuesioner yang dibagikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Accountants, I. F. of. 2009, Handbook of
International Standards on Auditing and
Quality Control, International Federation of
Accountants (IFAC).
[2] ACFE. 2019, Indonesia’s 2019 Fraud Survey.
[3] Andini, S., & Pontoh, G. T. 2021, Pengaruh
Kompetens, Independensi, dan Tekanan
Waktu Auditor Investigatif Terhadap
Pengungkapan Fraud, 14(2), 151–162.
[4] Arens, A. A., & Elder, R. J. 2006, Perspectives
On Auditing Education After Sarbanes Oxley,
Issues in Accounting Education, 21(4), 345–
362.
[5] Dasila, R. A., & Hajering, H. 2019, Pengaruh
Pengalaman, Independensi dan Skeptisme
Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian
Fraud, PARADOKS: Jurnal Ilmu Ekonomi,
2(1), 61–80.
[6] Emzir. 2009, Metodologi Penelitian
Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
[7] Faradilla, E. 2015, Pengaruh Pengalaman
Auditor, Independensi, dan Skeptisme
Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian
Kecurangan.
[8] Ghozali, I. 2016, Aplikasi Analisis
Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23
(VIII), Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 226 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
[9] Ginanjar, Y., & Syamsul, E. M. 2020, Peran
Auditor Internal Dalam Pendeteksian dan
Pencegahan Fraud pada Bank Syariah di
Kota Bandung, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
6(3), 529. https://doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1392
[10] Gizta, A. D. 2020, Pengaruh Red Flag dan
Pelatihan Terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud Dengan Skeptisisme
Profesional Sebagai Variabel Intervening,
Cash, 3(02), 11–22. https://doi.org/10.52624/
cash.v3i02.1108
[11] Kerja, P. P., Dan, S. P., Harahap, R. J., & Tobing,
S. F. 2020. Independensi Auditor Terhadap
Pendeteksian Kecurangan Klien pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) 2(1), 57–71.
[12] Kumparan. 2021, Rektor UIN Sumut Divonis
2 Tahun Penjara Terkait Korupsi Rp 10
Miliar, Kumparan. https://kumparan.com/
kumparannews/eks-rektor-uin-sumut-divonis-2-
tahun-penjara-terkait-korupsi-rp-10-miliar-
1x10GWjpkdM/full
[13] Mochammad Ridwan, Ida Suraida, Budi
Septiawan, & Erfiyana Arsika Dewi. 2021,
Skeptisisme Auditor dan Dimensi Fraud
Triangle Dalam Mendeteksi Kecurangan,
Akurasi: Jurnal Studi Akuntansi dan
Keuangan, 4(1), 61–72. https://doi.org/
10.29303/akurasi.v4i1.78
[14] Ningtyas, I. 2018, Skeptisme Tidak
Berpengaruh, 12(2), 113–124.
[15] Sawyer, L. B. 1993, Why Internal Auditing?
Internal Auditor, 50(6), 43–49.
[16] Sudiana, I. K. A. S. I. W., & Putra, I. P. D. S.
2020, Pengaruh Independensi Terhadap
Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dengan
Sistem Pengendalian Internal Sebagai
Variabel Moderasi pada Lembaga
Perkreditan Desa (LPD) Se-Kecamatan
Ubud, Hita Akuntansi dan Keuangan
Universitas Hindu Indonesia, 699–730.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 227
Pengaruh Viral Marketing Shopee Affiliate, Kualitas Produk, Dan
Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Shopee Indonesia (Studi Pada
Generasi Z Pengguna Tiktok Di Sidoarjo)
Eka Andriyanti1, Siti Ning Farida2
1Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, UPN “Veteran”, Surabaya, Jawa Timur2Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, UPN “Veteran”, Surabaya, Jawa Timur
Email: [email protected], [email protected]
Abstract : This study aims to determine the effect of viral marketing shopee affiliate variables, product quality and
price both simultaneously and partially on the buying interest of Shopee Indonesia consumers. The population in
this study amounted to 100 respondents of Z generation Shopee consumers in Sidoarjo, aged 11-26 years and using
the Tiktok application. In this study using unknown population sampling technique and using Multiple Linear
Regression analysis technique. The result is that viral marketing shopee affiliate, product quality and price vari-
ables simultaneously affect on consumers buying interest. Partial testing of viral marketing shopee affiliate, product
quality and price variables has a positive and significant effect on consumers buying interest of Shopee Indonesia
(Z generation who using Tiktok application in Sidoarjo).
Keywords: Viral Marketing Shopee Affiliate, Product Quality, Price, Consumer Buying Interest, Z Generation
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh viral marketing shopee affiliate, kualitas produk dan
harga secara simultan dan secara parsial terhadap minat beli konsumen Shopee Indonesia. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini sebanyak 100 responden generasi Z konsumen Shopee di Sidoarjo, berusia 11-26 tahun yang
menggunakan aplikasi Tiktok. Penelitian ini menggunakan teknik sampling unknown population dan menggunakan
teknik analisis Regresi Linier Berganda. Hasil yang diperoleh variabel viral marketing shopee affiliate, kualitas produk,
dan harga secara simultan berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Pengujian secara parsial variabel viral market-
ing shopee affiliate, kualitas produk, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen
Shopee Indonesia (generasi Z yang menggunakan aplikasi Tiktok).
Kata Kunci: Viral Marketing Shopee Affiliate, Kualitas Produk, Harga, Minat Beli, Generasi Z
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pandemi membawa pergeseran dan
kebiasaan baru dimana masyarakat dituntut untuk
semakin dekat dengan teknologi agar tetap terhubung
dan melaksanakan aktivitas secara virtual. Di masa
pandemi yang mengakibatkan ruang gerak terbatas,
memaksa para pemasar untuk semakin inovatif dan
kreatif dalam menarik minat beli produk secara
online. Minat beli perlu dipahami oleh para pemasar
untuk menggambarkan prospek pembelian konsumen
di masa depan.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan
wearesocial.com yang berjudul Digital 2021:
Indonesia menyebutkan bahwa pengguna aktif sosial
media di Indonesia berjumlah170 juta jiwa (KEMP
& datareportal.com, 2021), dengan kata lain 83%
masyarakat Indonesia yang sudah menggunakan
internet telah memanfaatkan sosial media dalam
kehidupan sehari harinya. Generasi yang paling
banyak aktif dalam mengakses sosial media adalah
Hal - 228 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
generasi muda. Generasi Z tergolong dalam generasi
muda yang lahir pada tahun 1995 – 2010 yang memiliki
usia berkisar 11 - 26 tahun saat ini. Generasi Z
merupakan konsumen masa depan yang mahir dalam
menggunakan teknologi, mereka menyukai suatu hal
yang detail dan up to date serta proses yang serba
instan.
Peningkatan jumlah orang yang terpapar
internet dan menggunakan media sosial setiap
tahunnya, dipandang sangat menarik oleh para
pemasar untuk minat beli konsumen. Phone Arena
mewartakan 47% dari pengguna aplikasi Tiktok
menyampaikan bahwa mereka sudah melakukan
pembelian setelah melihat video pada aplikasi Tiktok.
Dan disampaikan sebanyak 67% pengguna Tiktok
mendapatkan angan angan atau rekomendasi dalam
melakukan pembelian walaupun tidak terencana
sebelumnya (Fajrin & Nextren.com, 2021). Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat beli
konsumen beberapa diantaranya, yaitu viral
marketing, affiliate marketing, kualitas produk dan
harga.
Internet mampu menyebarluaskan iklan
dengan jangkauan yang begitu luas dan cepat salah
satunya dengan viral marketing. Viral marketing
merupakan pengembangan pemasaran word of
mouth yang berbasis internet terkait sistem
penyampaian pesan iklan yang sangat berpengaruh
atau berantai dari satu konsumen dan dikomunikasikan
kepada konsumen lainnya (P. dan G. A. Kotler dalam
Muliajaya et al., 2019).
Penyebaran dengan jangkuan yang luas,
berbiaya rendah dan timbulnya pengaruh yang besar
adalah efek dari pemasaran viral melalui media sosial.
Pembaca akan menyukai pesan yang menarik
perhatian, dan muncul peluang penyebarluasan
informasi kepada pihak lain di dunia maya sehingga
menjadi viral (Sari, 2019).
Viral marketing dapat distimulasi oleh
affiliate marketing. Anshari & Mahani, (dalam
Batu, Situngkir, Krisnawati, & Halim 2019)
mendefinisikan affiliate marketing sebagai aktivitas
kolaborasi yang melibatkan organisasi, perusahaan
atau situs untuk mendapatkan profit bagi kedua belah
pihak dalam suatu kesepakatan melalui kegiatan
mengiklankan produk atau layanan. Affiliater yang
mampu mempengaruhi minat beli konsumen secara
luas sehingga mampu mendatangkan traffic ke
website sampai terjadi transaksi akan mendapatkan
komisi.
Shopee adalah perusahaan e-commerce B2B
dan C2C yang menerapkan pemasaran affiliasi yang
dikenal dengan Shopee Affiliate. Salah satu media
sosial yang digunakan dalam menjalankan pemasaran
affiliasi adalah Tiktok untuk menarik minat beli
konsumen melalui konten, campaign, dan bentuk
penawaran lainnya. Media sosial memberikan
pengaruh yang krusial dalam memfasilitasi pemasaran
afiliasi (Haikal et al., 2020).
Tiktok merupakan platform berbagi video
berdurasi pendek dengan maksimal durasi 3 menit
yang memuat berbagai macam jenis konten unik
disertai musik yang digunakan untuk mengekspresikan
diri pengguna dan banyak digunakan untuk
kepentingan komersil bisnis. Penggunaan platform
Tiktok didominasi oleh generasi Z yang lahir pada
tahun 1995 hingga 2010 (Firamadhina & Krisnani,
2020).
Pada semua jenis media sosial pasti
menggunakan alogaritme, namun teknologi Artificial
Intelligence (AI) yang mengontrol operasional
platform Tiktok memiliki alogaritme yang lebih
demokratis sehingga memungkinkan konten yang
diciptakan pengguna menjadi viral (Firamadhina &
Krisnani, 2020). Konten yang dibuat di aplikasi Tiktok
berkenaan dengan program Shopee Affiliate
mengandung unsur review terhadap kualitas produk,
harga produk serta menyebarkan referral link agar
konsumen langsung menuju pada produk yang
diminati.
Selain produk yang viral, aspek lain yang
dipertimbangkan oleh konsumen sebelum
memutuskan minatnya terhadap suatu barang atau
jasa adalah kualitas produk Tjiptono (dalam Windarti
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 229
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
& Ibrahim, 2017) mendefinisikan kualitas produk
adalah suatu keadaan dinamis mengenai kemampuan
suatu hal dalam memenuhi atau melampaui impian
konsumen yang berkaitan dengan produk, jasa,
individu, proses dan lingkungan. Pada dasarnya
kualitas merupakan upaya sebuah perusahaan dalam
mewujudkan sebuah produk dengan spesifikasi lebih
baik dari ekspektasi konsumen.
Harga turut menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan konsumen sebelum memutuskan
berminat terhadap suatu produk, hal ini berkenaan
dengan daya beli. Harga adalah jumlah keseluruhan
nilai yang diperuntukkan konsumen untuk manfaat
yang didapatkan atau digunakannya atas produk atau
jasa (Hidayati, 2018). Dalam pembelian secara online,
konsumen cenderung mencari harga yang paling
rendah dibandingkan membeli secara offline.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Widjaja
& Alexandra (2019) hasil penelitian membuktikan
terdapat pengaruh positif variabel viral marketing
terhadap minat beli konsumen pada produk Indihome.
Konsisten dengan penelitian tersebut, penelitian yang
dilakukan oleh Handaruwati & Dewi (2018)
membuktikan terdapat pengaruh positif dan signifikan
dimensi viral marketing yaitu messenger, message
dan environment terhadap minat beli produk camilan
khas daerah secara online.
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh
Nuha (2019: p79-80) membuktikan variabel kualitas
produk dan harga berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Minat Beli Flashsale di Toko
Online Febi UIN Walisongo. Dari hasil beberapa
peneliti dapat diketahui bahwa variabel viral
marketing, kualitas produk, dan harga dapat
berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Apakah viral marketing Shopee Affiliate, harga
dan kualitas produk berpengaruh secara simultan
terhadap minat beli konsumen Shopee Indonesia
(generasi Z pengguna Tiktok di Sidoarjo)
2. Apakah viral marketing Shopee Affiliate
berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
konsumen Shopee Indonesia (generasi Z
pengguna Tiktok di Sidoarjo)?
3. Apakah harga berpengaruh secara parsial
terhadap minat beli konsumen Shopee Indonesia
(generasi Z pengguna Tiktok di Sidoarjo)?
4. Apakah kualitas produk berpengaruh secara
parsial terhadap minat beli konsumen Shopee
Indonesia (generasi Z pengguna Tiktok di
Sidoarjo).
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka
tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan
menganalis pengaruh secara simultan dan parsial viral
marketing shopee affiliate, kualitas produk dan harga
terhadap minat beli konsumen (generasi Z pengguna
Tiktok di Sidoarjo).
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan bantuan informasi dan pertimbangan
kebijakan bagi perusahaan E-Commerce di
Indonesia khususnya Shopee untuk terus
mengembangkan program pemasaran yang kreatif
dan unik dengan mempelajari karakteristik konsumen
generasi Z dalam menentukan minat terhadap suatu
produk melalui pengaruh viral marketing yang
memanfaatkan platform media sosial Tiktok yang
sedang ramai digunakan, pemahaman terhadap
kualitas produk dan harga sehingga menimbulkan
minat beli konsumen pada konsumen khususnya
Generasi Z dan berimplikasi pada pandangan
perusahaan untuk memaksimalkan konversi
pembelian di masa depan.
Hal - 230 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
2. LANDASAN TEORI
2.1 Viral Marketing
Viral marketing merupakan pemasaran
berbasis internet yang mampu menjangkau banyak
orang secara berantai dalam waktu yang singkat.
Helm dalam Skrob (dalam Susilowati, 2019)
mendefinisikan “Viral marketing can be
understood as a communication and distribution
concept that relies on customers to transmit
digital products via electronic mail to other
potential customers in their social sphere and to
animate these contacts to also transmit the
products”. Dapat dimaknai bahwa viral marketing
dapat diinterpretasikan sebagai konsep komunikasi
dan distribusi yang menggantungkan pelanggan dalam
menyampaikan sebuah produk digital melalui email
ke konsumen potensial lainnya di lingkungan sosial
mereka dan untuk menstimulasi kontak ini untuk ikut
mengirimkan produk.
Skrob (dalam Muliajaya et al., 2019).
mengidentifikasikan beberapa parameter yang dapat
menumbuhkan viral marketing, diantaranya adalah
customer recommendation (rekomendasi),
newsletter, linking strategies, communities
(komunitas), free offer, sweepstakes, list of
prospective buyers (daftar konsumen potensial),
chatrooms, reference list (daftar referensi),
producttexts, affiliate programs, dan search
engine.
Dimensi yang dapat menjadi kriteria dalam
viral marketing menurut Kaplan dan Haenlein (dalam
Purba, 2016) adalah:
1. Media dan individu
2. Pesan atau seruan
3. Lingkungan
2.1.1 Affiliate Marketing
Anshari & Mahani (dalam Batu, Situngkir,
Krisnawati, & Halim 2019) mendefinisikan affiliate
marketing sebagai Aktivitas kolaborasi yang
melibatkan organisasi, perusahaan atau situs untuk
mendapatkan profit bagi kedua belah pihak dalam
suatu kesepakatan melalui kegiatan mengiklankan
produk atau layanan.
Basis dari afiliasi adalah mengantarkan
traffic yang telah dipetakan sehingga memungkinkan
pelanggan melakukan langkah yang diinginkan untuk
sampai ke situs web penjualan tertentu (Stokes, 2013).
2.2 Kualitas Produk
Tjiptono (dalam Windarti & Ibrahim, 2017)
mendefinisikan kualitas produk adalah suatu keadaan
dinamis mengenai kemampuan suatu hal dalam
memenuhi atau melampaui impian konsumen yang
berkaitan dengan produk, jasa, individu, proses dan
lingkungan. Kualitas adalah keseluruhan dimensi
penawaran produk yang mendatangkan manfaat dan
tercermin dari produk tersebut (Tjiptono dalam Daga,
2019).
Indikator indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur kualitas produk menurut Tjiptono
(dalam Afnina & Hastuti, 2018) adalah:
1. Kinerja (performance)
2. Keistimewaan tambahan (feature)
3. Keandalan (reliability)
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to
specification)
5. Daya tahan (durability)
6. Kegunaan (serviceability)
7. Estetika (aestethic)
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).
2.3 Harga
Menurut Kotler & Armstrong (dalam
Japarianto & Adelia, 2020) harga adalah besaran
keseluruhan nilai yang dilepaskan oleh konsumen
untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
memakai suatu produk dan jasa. Tjiptono (dalam
Amillia & Nst, 2017) mendefinisikan harga adalah
besaran uang dalam jumlah tertentu, jasa atau barang
yang dipertukarkan oleh pembeli kepada penjual untuk
memperoleh berbagai macam produk dan jasa yang
ditawarkan oleh penjual.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 231
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Indikator indikator harga menurut Kotler
(dalam Amillia & Nst, 2017) adalah sebagai berikut:
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat
2.4 Minat Beli
Minat beli berasal dari ungkapan batin dalam
diri konsumen yang mengindikasikan adanya
perencanaan dalam membeli suatu produk dengan
brand tertentu. Kotler & Keller (dalam Bakti,
Hairudin, & Alie, 2020) menyatakan minat beli
konsumen adalah suatu tindakan konsumen yang
berhubungan dengan timbulnya ambisi dalam
menentukan suatu pilihan, memakai dan
mengkonsumsi hingga mengharapkan kepemilikan
terhadap suatu produk yang ditawarkan.
Ferdinand (dalam Supriyatna, Rachmawan,
& Zakaria, 2021) mengemukakan terdapat empat
kriteria yang dijadikan sebagai indikator minat beli
menurut yaitu:
1. Minat transaksional
2. Minat referensial
3. Minat preferensial
4. Minat eksploratif
2.5 Generasi Z
Generasi Z adalah generasi yang lahir pada
1995-2010. Generasi Z tumbuh cerdas, terampil
menggunakan teknologi, kreatif, dan kritis (Christiani
& Ikasari, 2020).
Dalam memasarkan produk secara efektif
kepada Generasi Z dapat dilakukan dengan membuat
video berdurasi pendek yang langsung fokus
membahas kelebihan dari suatu produk yang
ditawarkan (Wijoyo et al., 2020:5).
2.6 Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Hal - 232 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
2.5 Hipotesis
H1: Viral marketing shopee affiliate, kualitas produk
dan harga berpengaruh secara simultan terhadap
minat beli konsumen
H2:Viral marketing shopee affiliate berpengaruh
secara parsial terhadap minat beli konsumen
H3:Kualitas produk berpengaruh secara parsial
terhadap minat beli konsumen
H4: Harga berpengaruh secara parsial terhadap minat
beli konsumen
3. METODE PENELITIAN
Data penelitian dikumpulkan melalui sumber
primer melalui kuisioner (angket) yang diukur dengan
skala likert.
Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian
kuantitatif asosiatif dengan pendekatan kausal.
Penelitian asosiatif kausal merupakan penelitian yang
diperuntukkan untuk menelaah hubungan sebab dan
akibat yang ditimbulkan oleh dua variabel atau lebih
terhadap variabel lain (Rahman & Yanti, 2016).
Populasi dalam penelitian ini adalah generasi
Z pengguna Tiktok di Sidoarjo yang pernah melihat
konten atau video shopee affiliate di beranda atau
fyp aplikasi Tiktok. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah unknown population.
Menurut Wibisono (dalam Ruhamak & Syai’dah,
2018) rumus yang digunakan untuk menentukan
populasi tidak diketahui adalah:
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui jumlah
sampel yang dibutuhkan kurang lebih 96 sehingga
dibulatkan menjadi 100 responden. Adapun kriteria
responden yang menjadi subjek penelitian adalah:
1. Konsumen Shopee Indonesia
2. Pernah melihat konten Shopee Affiliate
dariAfiliater atau content creator dari beranda
(fyp) aplikasi Tiktok
3. Berusia 11-26 tahun
4. Berdomisili di Sidoarjo
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Demografis Responden
Berdasarkan tabel 1 mengenai karakteristik
responden, dapat dilihat bahwa sebagaian besar
responden yaitu sebanyak 87% adalah perempuan,
dan dilihat dari usia mayoritas responden yang mengisi
kuisioner penelitian ini adalah 19 – 22 tahun sebanyak
84%. Ditinjau dari tingkat pendidikan, mayoritas
responden adalah mahasiswa yaitu 78% dan
kemudian jika dilihat dari pengetahuannya terhadap
shopee affiliate pada aplikasi Tiktok, 100%
mengetahuinya.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Sumber: Data Primer Diolah
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 233
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Analisis validitas instrumen dilakukan
terhadap semua item pertanyaan sehingga
menunjukkan semua item kuisioner adalah valid.
Selanjutnya dilakukan analisis reliabilitas
menggunakan alpha c ronbach yang menghasilkan
output semua item kuisioner adalah reliabel.
Kemudian dilakukan pengujian uji prasyarat analisis
yaitu uji asumsi klasik.
Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnof
terlihat pada tabel 2 menunjukkan bahwa nilai
Kolmogorof-Smirnov adalah 0,062 dan Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0,200 dengan N = 100. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang
Tabel 2. Uji Normalitas
4.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diawal diperlukan
sebelum melakukan analisis data menggunakan
regresi linier berganda (Ayuningtiyas & Gunawan,
2018).
4.2.1 Uji Normalitas
digunakan berdistribusi normal karena signifikansi
0,200 lebih besar dari 0,05.
4.2.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 3. Uji Multikolinearitas
Sumber: Data Primer yang Sudah Diolah, 2021
Hal - 234 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil
pengujian multikolinieritas dengan nilai VIF pada
variabel viral marketing shopee affiliate (X1) adalah
1,746 < 10 dengan nilai tolerance X1 sebesar 0,573 >
0,10; untuk hasil nilai VIF pada variabel kualitas
produk (X2) adalah 2,456 dengan nilai tolerance X
2
sebesar 0,407 > 0,10; dan untuk hasil nilai VIF pada
Berdasarkan tabel 5 diketahui nilai DW
adalah 2,172 dan nilai DU sebesar 1,736 dan nilai
DL sebesar 1,613 dengan N = 100 dan k = 3. Dapat
dimaknai nilai DW berada diantara DU dan 4-DU
(1,736 < 2,172 < 2,264), sehingga dapat ditarik
Tabel 4 Uji Heterokedastisitas
4.2.3 Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat diketahui
nilai signifikansi variabel viral marketing shopee af-
filiate (X1) sebesar 0,089, nilai signifikansi variabel
kualitas produk (X2) sebesar 0,499 dan nilai
signifikansi variabel harga (X3) sebesar 0,626. Nilai
signifikansi pada semua variabel independen lebih dari
0,05. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa pada
model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis
statistik yang dilakukan untuk mengetahui adakah
korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi
dengan perubahan waktu.
kesimpulan yaitu tidak terjadi autokorelasi dalam
penelitian.
4.3 Regresi Linier Berganda
Tabel 5. Uji Autokorelasi
Tabel 6. Regresi Linier Berganda
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 235
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hasil regresi linier berganda yang diperoleh,
yaitu koefisien untuk variabel viral marketing shopee
affiliate (X1) sebesar 0,353, variabel kualitas produk
(X2) sebesar 0,167, variabel harga (X
3) sebesar 0,268,
serta pada kolom B terdapat nilai constant sebesar
3,447 dan nilai e (standart error) sebesar 2,070.
Tabel 7 menunjukkan bahwa Fhitung
sebesar
37,387 > Ftabel
2,699 dengan probabilitas tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa variabel viral marketing shopee
affiliate (X1), kualitas produk (X
2), dan harga (X
3)
Tabel 8 menunjukkan nilai Adjusted R Square
sebesar 0,524 artinya variabel independen viral
marketing shopee affiliate (X1), kualitas produk (X
2),
dan harga (X3) mampu menjelaskan variabel
dependen minat beli (Y) sebesar 52,4% sedangkan
Tabel 7. Uji F
Sehingga dapat diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
4.3.1 Uji F
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
minat beli konsumen (Y).
4.3.1.1 Koefisien Determinasi
47,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian
ini.
4.3.2 Uji t
Tabel 8. Koefisien Determinasi
Tabel 9. Uji t
Hal - 236 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui variabel
viral marketing shopee affiliate (X1) memiliki nilai
thitung
3,987 > ttabel
1,985 dengan nilai signifikansi pada
sebesar 0,000 < 0,05. Oleh karena itu H2 diterima,
artinya secara parsial viral marketing shopee affiliate
berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
Kemudian pada variabel kualitas produk (X2)
memiliki nilai thitung
2,101 > ttabel
1,985 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,038 < 0,05. Oleh karena itu H3
diterima, artinya secara parsial kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
Pada variabel harga (X3) nilai t
hitung 2,311 >
ttabel
1,985 dengan nilai signifikansi sebesar 0,023 <
0,05. Maka H4 diterima, artinya secara parsial harga
berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen.
4.4 PEMBAHASAN
4.4.1 Pengaruh Viral Marketing Shopee
Affiliate, Kualitas Produk, dan Harga
Secara Simultan Terhadap Minat Beli
Konsumen
Berdasarkan hasil uji F yang telah didapatkan
hasilnya, terlihat bahwa nilai Fhitung
sebesar 37,387 >
Ftabel
2,699 dengan probabilitas tingkat signifikansi
0,000 < 0,05. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel
viral marketing shopee affiliate, kualitas produk, dan
harga berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap minat beli konsumen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Prisnawati (2021) terdapat
pengaruh secara simultan variabel viral marketing dan
kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Selain
itu juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Muliajaya et al., (2019) Viral marketing dan
harga secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh dari
pemasaran viral melalui program shopee affiliate pada
sosial media Tiktok, menawarkan kualitas produk
yang unggul, dan harga yang bersaing akan
meningkatkan minat pembelian yang timbul dalam diri
konsumen generasi Z sehingga merefleksikan
rencana pembelian di masa mendatang.
4.4.2 Pengaruh Viral Marketing Shopee
Affiliate Secara Parsial Terhadap Minat
Beli Konsumen
Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel viral
marketing shopee affiliate berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen. Hal ini terbukti dengan
ditunjukkannya hasil pada uji t adalah nilai signifikansi
pada variabel viral marketing shopee affiliate (X1)
sebesar 0,000 < 0,05. Nilai thitung
3,987 > ttabel
1,985.
Oleh karena itu H2 diterima, artinya viral marketing
shopee affiliate berpengaruh signifikan terhadap minat
beli. Berdasarkan hal tersebut, viral marketing shopee
affiliate yang digunakan oleh PT. Shopee International
Indonesia berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen.
Konsumen generasi Z memiliki karakteristik
yaitu memiliki ketertarikan lebih mengenai hal yang
kekinian, update, atau viral serta sedang banyak
dibicarakan di kalangan masyarakat maupun jaringan
sosial di dunia maya sehingga penerapan viral
marketing melalui sosial media merupakan hal yang
sangat menarik perhatian mereka.
Program afiliasi dari PT. Shopee
International Indonesia yaitu shopee affiliate
memudahkan konsumen Z yang sangat menyukai
sesuatu yang serba instan dan tidak berbelit belit untuk
sampai langsung pada halaman produk yang diminati
selain itu juga konten shopee affiliate pada aplikasi
Tiktok yang memuat review, rekomendasi atau
testimoni akan mempengaruhi minat beli konsumen
generasi Z hal ini lantaran mereka sangat sering
melakukan komunikasi dan interaksi dengan semua
kalangan sehingga mereka lebih percaya rekomendasi
dari lingkup sosial mereka di media maya atau sosial
media seperti Tiktok.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 237
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Kaloka (2016: 66) viral
marketing berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen.
4.4.4 Pengaruh Kualitas Produk Secara
Parsial Terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kualitas
produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya
hasil pada uji t nilai signifikansi pada variabel kualitas
produk (X2) sebesar 0,038 < 0,05. Nilai thitung
2,101 >
ttabel
1,985. Oleh karena itu H3 diterima, artinya
kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat
beli generasi Z konsumen Shopee Indonesia yang
menggunakan aplikasi Tiktok.
Kualitas produk merupakan suatu
keunggulan yang ditawarkan oleh suatu produk dalam
memperagakan fungsinya sesuai keinginan dan
kebutuhan konsumen yang dapat mempengaruhi
minat pembelian konsumen generasi Z. Hal ini
lantaran konsumen generasi Z memiliki kemampuan
akses beragam informasi dibutuhkan secara mudah
dan cepat dengan berselancar ke sosial media untuk
mencari informasi lebih banyak terkait produk melalui
ulasan konsumen lain berdasarkan pengalaman
pembelian atau penggunaan pada kolom komentar di
sosial media Tiktok serta menilai kesesuaian kualitas
yang ditawarkan dengan realitanya sebelum
menentukan minatnya terhadap suatu produk
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Nuha (2019) kualitas produk
berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
pada aplikasi Lazada.
4.4.4 Pengaruh Harga Secara Parsial
Terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) dapat
dilihat bahwa terdapat pengaruh signifikan pada
variabel harga terhadap minat beli konsumen. Hal
tersebut dapat disimpulkan berdasarkan hasil pada
uji t nilai signifikansi pada variabel harga (X3) sebesar
0,023 < 0,05. Nilai thitung
2,311 > ttabel
1,985. Maka H4
diterima, artinya harga berpengaruh signifikan
terhadap minat beli. Oleh karena itu H4 diterima,
artinya harga berpengaruh signifikan terhadap minat
beli generasi Z konsumen Shopee Indonesia yang
menggunakan aplikasi Tiktok.
Harga merupakan besaran nilai yang
dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan
produk yang diinginkan atau dibutuhkan. Generasi Z
sangat mempertimbangkan harga berkaitan dengan
daya beli serta kesesuaian antara harga dengan
kualitas yang ditawarkan oleh produk. Generasi Z
menggunakan platform online seperti marketplace
Shopee untuk mendapatkan produk yang lebih
terjangkau daripada membeli secara online. Mereka
akan mencari informasi seputar harga salah satunya
melalui media sosial Tiktok berdasarkan konten
pengguna lain yang memiliki ketertarikan yang sama
dengan mereka.
Selain itu generasi Z masih tergolong berusia
remaja dan beberapa diantaranya masih berkuliah
atau baru memasuki angkatan kerja sehingga mereka
masih belum memiliki penghasilan tetap atau finansial
yang matang, sehingga ketertarikan konsumen
generasi Z dipengaruhi kemampuannya dalam
menjangkau harga. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Nuha (2019)
harga berpengaruh secara signifikan terhadap minat
beli pada aplikasi Lazada.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Viral Marketing Shopee Affiliate,
Kualitas Produk dan Harga secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen.
2. Variabel Viral Marketing Shopee Affiliate
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
Hal - 238 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
beli konsumen.
3. Variabel Kualitas Produk secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli konsumen.
4. Variabel Harga secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat beli konsumen.
5.2 Saran
PT. Shopee Internasional Indonesia atau Induk
Perusahaan yang ada di Singapura sangat penting
untuk memetakan konsumen berdasarkan generasi
dan karakteristiknya, sehingga dapat mengetahui
melalui media dan pesan seperti apa yang tepat untuk
menjangkau dan menarik perhatian konsumen. Selain
itu perusahaan harus terus berinovasi terhadap
program afiliasi, campaign dan konten pemasarannya
sehingga pesan yang disampaikan dapat ditangkap
dan dipahami secara utuh dan viral sehingga
menstimulasi konsumen untuk mengikuti dan
membagikannya. Shopee juga perlu memberikan
aturan mengenai standar kualitas terhadap seller
sellernya di marketplace serta menawarkan harga
yang bersaing untuk menjaga reputasi perusahaan
sebagai marketplace pertama untuk pembelian online
yang diminati oleh banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Afnina, & Hastuti, Y. 2018. Pengaruh Kualitas
Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan.
Jurnal Samudra Ekonomi dan Bisnis, 9(1),
21–30. https://doi.org/10.33059/jseb.v9i1.458
[2] Amillia, S., & Nst, M. O. A. 2017. Pengaruh
Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Handphone
Merek Xiaomi di Kota Langsa. Jurnal
Manajemen dan Keuangan Unsam, 6(1), 660–
669.
[3] Ayuningtiyas, K., & Gunawan, H. 2018.
Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan dan
Kualitas Informasi Terhadap Keputusan
Pembelian Daring di Aplikasi Bukalapak
pada Mahasiswa Politeknik Negeri Batam.
Journal of Applied Business Administration,
2(1), 152–165.
[4] Bakti, U., Hairudin, & Alie, M. S. 2020.
Pengaruh Kualitas Pelayanan, Produk dan
Harga Terhadap Minat Beli pada Toko
Online Lazada di Bandar Lampung. Jurnal
Ekonomi, 22(1), 101–118. https://
mediakonsumen.com/2018/05/14/sur
[5] Batu, R. L., Situngkir, T. L., Krisnawati, I., &
Halim, S. 2019. Pengaruh Digital Marketing
Terhadap Online Purchase Decision pada
Platform Belanja Online Shopee. Jurnal
Ekonomi & Bisnis, 18(2), 144–152. https://
doi.org/10.32722/eb.v18i2.2495
[6] Christiani, L. C., & Ikasari, P. N. 2020. Generasi
Z dan Pemeliharaan Relasi Antar Generasi
Dalam Perspektif Budaya Jawa. Jurnal
Komunikasi dan Kajian Media, 4(2), 84–105.
[7] Daga, R. 2019. Pengaruh Kualitas Layanan
dan Kualitas Produk Tabunganku Terhadap
Kepuasan Nasabah pada PT. Bank Sulselbar
Kantor Cabang Belopa. AkMen Jurnal
Ilmiah, 16(1), 110–121. https://e-
jurnal.nobel.ac.id/index.php/akmen/article/view/
624
[8] Fajrin, Z., & Nextren.com. 2021. TikTok Kini
Banyak Pengguna, Rayu Pengiklan Untuk
Platformnya. Https://Nextren.Grid.Id/. https://
nextren.grid.id/read/012656204/tiktok-kini-
banyak-pengguna-rayu-pengiklan-untuk-
platformnya?page=all diakses pada 26/08/2021
[9] Firamadhina, F. I. R., & Krisnani, H.2020.
Perilaku Generasi Z Terhadap Penggunaan
Media Sosial Tiktok: Tiktok Sebagai Media
Edukasi dan Aktivisme. Share/: Social Work
Journal, 10(2), 199–208. https://doi.org/
10.24198/share.v10i2.31443
[10] Haikal, E. K., Freihat, S. M., Homsi, D., Joudeh,
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 239
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
dan Harga Terhadap Minat Beli Flash Sale
di Toko Online (Studi pada Mahasiswa FEBI
UIN Walisongo yang Pernah Mengakses
Lazada.com). Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.
[18] Prisnawati, L. R. 2021. Pengaruh Viral
Marketing, Kualitas Produk, dan Brand
Awareness Terhadap Keputusan Pembelian
Mie Samyang Hot Chicken Flavor Ramen di
Kabupaten Kebumen [Universitas Putra
Bangsa]. http://
eprints.universitasputrabangsa.ac.id/id/eprint/
490/
[19] Purba, R. S. 2016. Pengaruh Viral Marketing
Melalui Aplikasi Line Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Mahasiswa Telkom
University pada Tahun 2016). E-Proceeding
of Applied Science, 2(2), 468–474.
[20] Rahman, A. A., & Yanti, S. 2016. Pengaruh
Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas
VII SMP Negeri 1 Peudada. Jurnal
Pendidikan Almuslim, IV(2), 1–6.
[21] Ruhamak, M. D., & Syai’dah, E. H. 2018.
Pengaruh Word of Mouth, Minat Konsumen
dan Brand Image Terhadap Keputusan
Konsumen (Studi pada Pelajar Lembaga
Kursus di Area Kampung Inggris Pare
Kediri). Jurnal Ekonika, 3(2), 118–135.
[22] Sari, R. K. 2019. Viral Marketing:
Memanfaatkan Kekuatan Media Sosial
Dalam Komunikasi Pemasaran. Cermin:
Jurnal Penelitian, 3(2), 81–96.
[23] Stokes, R. 2013. eMarketing The Essential
Guide To Marketing In a Digital World (5th
ed.). Quirk Education [Pty] Ltd.
[24] Supriyatna, W., Rachmawan, A., & Zakaria.
2021. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk
Terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk
J. M. M., & Hashem, T. N. 2020. The Role of
Supply Chain Strategy and Affiliate
Marketing in Increasing The Demand for
E- Commerce – Social Media POV.
International Journal of Supply Chain
Management, 9(1),832–844.
[11] Handaruwati, I., & Dewi, A. M. 2018.
Pengaruh Viral Marketing Melalui Instagram
Terhadap Minat Beli Produk Camilan Khas
Daerah Secara Online. Buletin Bisnis &
Manajemen, 04(02), 125–138.
[12] Hidayati, N. L. 2018. Pengaruh Viral
Marketing, Online Consumer Reviews dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Shopee di Surabaya. Jurnal Pendidikan Tata
Niaga (JPTN), 06(03), 77–84.
[13] Japarianto, E., & Adelia, S. 2020. Pengaruh
Tampilan Web dan Harga Terhadap Minat
Beli Dengan Kepercayaan Sebagai
Intervening Variable pada E-Commerce
Shopee. Jurnal Manajemen Pemasaran ,
14(1), 35–43. https://doi.org/10.9744/
pemasaran.14.1.35-43
[14] Kaloka, A. S. K. 2016. Pengaruh Viral
Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen
Melalui Kepercayaan Konsumen pada
Instagram @Makanan Jember. Universitas
Jember.
[15] KEMP, S., & datareportal.com. 2021. Digital
2021/: Indonesia. Https://Datareportal.Com/.
https://datareportal.com/reports/digital-2021-
Indonesia Diakses pada 25/08/2021
[16] Muliajaya, I. M., Sujana, I. N., & Indrayani, L.
2019. Pengaruh Viral Marketing dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Melalui
Media Sosial Instagram pada Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Ekonomi. Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 11(2), 628–636.
[17] Nuha, M. S. 2019. Pengaruh Kualitas Produk
Hal - 240 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Peyek Kacang Diprodusen Peyek Berkah
Bersaudara Bojong Sari, Depok,Jawa Barat.
Jurnal Ilmiah Semarak, 4(2), 32–37.
[25] Susilowati, R. 2019. Pengaruh Viral Marketing
Terhadap Kepercayaan Konsumen dan
Dampaknya pada Keputusan Pembelian
(Survei Online pada Konsumen King Mango
yang Merupakan Followers Akun Instagram
@ Kingmangosurabaya). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), 66(1), 1–9.
[26] Widjaja, Y. R., & Alexandra, R. 2019. The
Impact of Viral Marketing On Consumer
Interest On Indihome Product. E-Jurnal
Apresiasi Ekonomi, 7(1), 103–107.
[27] Wijoyo, H., Indrawan, I., Cahyono, Y., Handoko,
A. L., & Santamoko, R. 2020. Generasi Z &
Revolusi Industri 4.0. CV. Pena Persada,
Banyumas.
[28] Windarti, T., & Ibrahim, M. 2017. Pengaruh
Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Produk
Donat Madu (Studi pada Konsumen CV.
Donat Madu Cihanjuang-Pekanbaru).
Jurnal Jom FISIP, 4(2), 1–10.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 241
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Persepsi Tanggung Jawab Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan
Pada Kantor Akuntan Publik
Fabio Bolanda Sandy1, Indira Januarti2
Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro Semarang Jalan Hayam Wuruk, Pleburan, Semarang,
Jawa Tengah
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengalaman auditor, pelatihan audit, dan risiko audit
berpengaruh terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan. Populasi dalam penelitian ini adalah
auditor Kantor Akuntan Publik. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling
dan jumlah sampel sebanyak 94 responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Penelitian ini menggunakan
kuesioner dalam pengumpulan datanya. Teknik uji yang dipakai adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan software SPSS versi 21. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel pengalaman auditor dan pelatihan audit memiliki pengaruh terhadap tanggung
jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan. Namun, variabel risiko audit tidak memiliki pengaruh terhadap tanggung
jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Kata Kunci: Pengalaman Auditor, Pelatihan Audit, Risiko Audit, dan Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan.
Abstract: This study aims to determine whether the auditor’s experience, audit training, and audit risk affect the
auditor’s responsibility in detecting fraud. The population in this study is the auditor of the Public Accounting Firm.
Sampling was carried out using the purposive sampling method and the number of samples was 94 respondents. The
type of data used is primary data. This study uses a questionnaire in data collection. The test technique used is
validity test, reliability test, classical assumption test includes normality test, multicollinearity test, and
heteroscedasticity test. Hypothesis testing in this study used multiple linear regression analysis and hypothesis
testing in this study using SPSS version 21 software. The results showed that the auditor’s experience and audit
training variables had an influence on the auditor’s responsibility in detecting fraud. However, the audit risk
variable has no effect on the auditor’s responsibility in detecting fraud.
Keywords: Auditor Experience, Audit Training, Audit Risk, and Auditor Responsibilities in Detecting Fraud.
1. PENDAHULUAN
Kasus-kasus mengenai praktik kecurangan
di bidang akuntansi beberapa tahun terakhir ini
merupakan indikasi masih terjadinya kegagalan dalam
dunia audit (Alias et al., 2019). Praktik tersebut dapat
terjadi disebabkan oleh berbagai faktor dan motif dari
suatu oknum tertentu untuk mendapatkan keuntungan
pribadi sehingga menimbulkan kerugian tanpa disadari
oleh pihak lain (Hafizhah & Abdurahim, 2017).
Praktik kecurangan dapat ditemukan di
berbagai perusahaan atau organisasi (Sanjaya, 2019).
Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan
seseorang yang memiliki keahlian dalam hal
mendeteksi adanya potensi praktik kecurangan, yaitu
seorang auditor eksternal. Peran dari auditor
eksternal sangat dibutuhkan karena berkaitan dengan
keberlangsungan kerjasama antar perusahaan dengan
pengguna laporan keuangan seperti investor dan
memberikan opini wajar tidaknya laporan keuangan
Hal - 242 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
dengan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang disahkan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAPI, 2020). IAPI telah menetapkan Standar Audit
(SA) untuk auditor sebagai acuan melaksanakan
tugasnya memeriksa laporan keuangan klien. Hal
tersebut untuk menunjang kapasitas
profesionalismenya, karena tidak semua auditor dapat
melaksanakan tanggung jawabnya (Alqudah et al.,
2019; Sania et al., 2019).
Dalam menjalankan tugasnya memeriksa
laporan keuangan klien, auditor dituntut untuk
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik
terutama ketika mendeteksi kecurangan di
perusahaan klien seperti yang tertera pada Standar
Audit 200 dan Standar Audit 240 (IICPA, 2014 &
IICPA, 2016).
Tanggung jawab auditor dalam
melaksanakan audit yaitu dengan memeriksa laporan
keuangan dan memberikan opini atas kewajaran
laporan keuangan tersebut (Sandari, 2019). Jika
auditor menemukan laporan keuangan yang tidak
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum atau menemukan adanya
kecurangan dalam laporan keuangan maka auditor
bertanggung jawab untuk melaporkan temuan
tersebut (Dandi et al., 2017; Zager et al., 2016).
Tanggung jawab pendeteksian kecurangan
(fraud detection) akan mendukung terwujudnya
penerapan standar yang memadai untuk menunjang
tanggung jawab pendeteksian kecurangan, membantu
terwujudnya lingkungan kerja audit, metode dan
prosedur audit yang cukup efektif untuk tanggung
jawab pendeteksian kecurangan sehingga tidak terjadi
kegagalan audit (Afiani & Latifah, 2019).
Meskipun sudah ada standar yang mengatur
terkait tanggungjawab auditor dalam mendeteksi
kecurangan, hal tersebut tidak menjamin bahwa
kinerja auditor dapat konsisten, bahkan auditor juga
dapat terlibat dalam praktik kecurangan (Putri et al.,
2020). Seperti kasus yang terjadi pada Akuntan Publik
Sherly Jakom dari KAP Purwanto, Sungkoro dan
Surja (member Ernst & Young) yang terbukti
melanggar undang-undang pasar modal dan kode etik
profesi akuntan publik. Pelanggaran tersebut terkait
penggelembungan (over statement) pendapatan
senilai Rp 613 miliar untuk laporan keuangan tahunan
(LKT) periode 2016 pada PT Hanson International
Tbk. Akibat dari kecurangan yang dilakukan oleh
Akuntan Publik tersebut, pihak OJK memberikan
sanksi pembekuan izin selama 1 tahun. Kasus serupa
juga menimpa Akuntan Publik (AP) Merliyana
Syamsul dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio,
Bing, Eny dan Rekan yang merupakan salah satu
KAP di bawah Deloitte Indonesia.
Laporan Keuangan Tahunan PT SNP Fi-
nance, perusahaan pembiayaan, telah diaudit AP dari
KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan dan mendapatkan
opini Wajar Tanpa Pengecualian. Namun,
berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, SNP Finance
yang masuk Grup Columbia, terindikasi telah
menyajikan laporan keuangan yang secara signifikan
tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang
sebenarnya sehingga menyebabkan kerugian banyak
pihak (Ayuningtyas, 2019).
Berdasarkan fenomena tersebut yang
melibatkan akuntan publik mengindikasikan bahwa
belum optimalnya tanggungjawab auditor dalam
menjalankan tugasnya. Hal tersebut tentunya dapat
merusak reputasi mereka sebagai auditor dan Kantor
Akuntan Publik terkait di kalangan masyarakat
(Dasila & Hajering, 2019).
Pendeteksian mengenai kecurangan
merupakan hal yang sangat penting bagi seorang
auditor dan sudah menjadi tanggungjawabnya untuk
meminimalisir adanya kecurangan (Hussin et al.,
2017).
Maka dari itu, seorang auditor perlu
mengevaluasi dan meningkatkan tanggungjawab
mereka dalam menjalankan tugasnya sehingga kasus
kecurangan dapat diminimalisir. Dalam meningkatkan
tanggungjawabnya, auditor harus memiliki
pengalaman, pelatihan, dan memperhatikan risiko-
risiko yang bisa menghambat proses pengauditan
terhadap deteksi kecurangan (Ningtyas et al., 2019).
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 243
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengalaman audit yang dimiliki oleh seorang
auditor akan semakin meningkatkan
tanggungjawabnya dalam melaksanakan
pemeriksaan (Atmaja, 2016; Drogalas et al., 2017).
Pengalaman auditor dapat dikatakan sebagai
pembelajaran yang didapatkan oleh auditor dari
pendidikan formal yang dijalaninya dan sudah
didapatkan selama penugasan (Dwita, 2019).
Swastyami (2016) menyebutkan pengalaman kerja
dapat memperdalam dan memperluas kemampuan
kerja auditor. Penelitian terkait pengalaman auditor
terhadap tanggung jawab dalam mendeteksi
kecurangan sudah diteliti oleh Alqudah et al. (2019),
Sania et al. (2019), Primasari (2020), Atmaja (2016),
(Hafizhah & Abdurahim, 2017), dan Zager et al.
(2016) yang menyatakan bahwa pengalaman auditor
berpengaruh positif terhadap tanggungjawab dalam
mendeteksi kecurangan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa
semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh
seorang auditor, maka akan meningkatkan
tanggungjawabnya dalam mendeteksi praktik
kecurangan. Namun, temuan tersebut berkontradiksi
dengan temuan dari Afiani & Latifah (2019) dan
Prakoso & Zulfikar (2018) yang menyatakan bahwa
pengalaman auditor tidak berpengaruh terhadap
tanggung jawab auditor dalam mendeteksi
kecurangan.
Pengalaman yang dimiliki oleh seorang
auditor harus diimbangi dengan pelatihan audit untuk
meningkatkan keahlian seorang auditor dalam
mendeteksi kecurangan (Primasari, 2020). Ergin
(2019) menyimpulkan bahwa saat ini auditor sering
mengalami kegagalan dalam mendeteksi kecurangan
dikarenakan tidak semua auditor pernah mengalami
kasus terjadinya tindak kecurangan, sehingga
pengalaman auditor berkaitan dengan kecurangan
masih terbatas, maka dari itu pelatihan audit
kecurangan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
tanggungjawab auditor dalam memahami gejala-
gejala yang berkaitan dengan tindak kecurangan.
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Putri et al. (2017), DeZoort & Harrison (2018),
dan Dandi et al. (2017) yang menyatakan bahwa
pelatihan audit berpengaruh posisitif terhadap
tanggungjawab auditor dalam mendeteksi
kecurangan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
banyak pelatihan audit kecurangan yang diikuti oleh
auditor, maka dapat meningkatkan tanggungjawabnya
dalam mendeteksi kecurangan. Namun, hasil
penelitian tersebut berkontradiksi dengan temuan
Jeppesen (2019), Hayati et al. (2020), dan Sanjaya
(2019) yang menyatakan bahwa pelatihan audit tidak
berpengaruh terhadap tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan.
Seorang auditor selain memiliki pengalaman
dan pelatihan yang memadai, mereka juga perlu untuk
memperhatikan faktor-faktor terkait risiko dalam
pengauditan. Penilaian terhadap resiko audit juga
sangat dibutuhkan untuk menghindari kesalahan
material yang tidak terdeteksi (Prakoso & Zulfikar,
2018). Menurut Standar Profesional Akuntan Publik,
SA seksi 316 auditor secara khusus harus dapat
menaksir resiko salah saji material dalam laporan
keuangan sebagai akibat dari kecurangan dan
memperhatikan taksiran resiko ini dan mendesain
prosedur audit yang dilaksanakan sehingga dapat
meningkatkan tanggung jawabnya dalam mendeteksi
kecurangan (Publik Indonesia, 2017).
Penelitian mengenai risiko audit terhadap
tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan
sudah diteliti oleh Sanjaya (2019), Sandari (2019), dan
Hussin et al. (2017) yang menyatakan bahwa risiko
audit berpengaruh posisitif terhadap tanggungjawab
auditor dalam mendeteksi kecurangan. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi risiko audit
yang dialami oleh auditor, maka akan membuat
auditor lebih teliti ketika melakukan pengauditan
sehingga dapat meningkatkan tanggung jawabnya
dalam mendeteksi kecurangan.
Namun, hasil penelitian tersebut
berkontradiksi dengan temuan Hafizhah &
Abdurahim (2017), Sania et al. (2019), dan Bice et
al. (2017) yang menyatakan bahwa risiko audit tidak
berpengaruh terhadap tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan.
Hal - 244 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Penelitian ini merujuk pada hasil temuan yang
dilakukan oleh Afiani & Latifah (2019), dimana pada
penelitian tersebut menghasilkan temuan bahwa
pengalaman dan pelatihan yang dimiliki oleh seorang
auditor tidak berpengaruh terhadap tanggungjawab
auditor dalam mendeteksi kecurangan. hal ini
mengindikasikan bahwa belum semua auditor
memiliki pengalaman dan pelatihan yang memadai
terkait dengan deteksi audit kecurangan, sehingga
tidak dapat mempengaruhi tanggungjawab auditor.
Pembaharuan yang dilakukan dalam
penelitian ini terhadap jurnal acuan dari Afiani &
Latifah (2019), peneliti akan menambahkan variabel
independen yaitu risiko audit dan menambahkan teori
atribusi sebagai landasan untuk menjelaskan hipotesis
karena pada penelitian sebelumnya tidak
menggunakan teori.
Teori atribusi merupakan teori yang
menjelaskan tentang perilaku seseorang mengenai
apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal,
misalnya sifat, karakter, dan sikap atau disebabkan
oleh faktor eksternal misalnya situasi atau keadaan
tertentu yang memaksa seseorang melakukan
perbuatan tertentu (Heider 1958; DeZoort &
Harrison, 2018). Penelitan ini juga menggunakan
objek yang berbeda, yaitu Kantor Akuntan Publik.
Pada penelitian sebelumnya menggunakan objek
Inspektorat Kota dan Kabupaten Jawa Tengah.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah
mengenai tanggungjawab dari seorang auditor yang
seharusnya dapat menjadi kepercayaan masyarakat
dalam menyajikan laporan audit yang jujur.
Kepercayaan masyarakat tersebut berangkat dari
karakteristik yang dimiliki oleh auditor meliputi
pengalaman, pelatihan, risiko yang dimiliki auditor
serta tanggungjawab dalam menjalankan tugas
termasuk mendeteksi dan melaporkan adanya praktik
kecurangan. Meskipun sudah ada standar yang
mengatur terkait tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan, hal tersebut tidak menjamin
bahwa kinerja auditor dapat konsisten, bahkan
auditor juga dapat terlibat dalam praktik
kecurangan.
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pengalaman auditor, pelatihan audit, dan
risiko audit terhadap tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan.
Tanggung jawab dalam mendeteksi
kacurangan merupakan faktor internal yang harus
dimiliki oleh seorang auditor (Jeppesen, 2019). Hal
tersebut sesuai dengan tinjauan dari teori atribusi yang
menjelaskan perilaku seseorang ditentukan oleh
kombinasi antara kekuatan internal (internal forces),
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, seperti kemampuan atau usaha, sifat,
karakter, dan sikap (Heider, 1958; DeZoort &
Harrison, 2018).
Tanggung jawab auditor dalam melaksanakan
audit yaitu dengan memeriksa laporan keuangan dan
memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan
tersebut. Jika auditor menemukan laporan keuangan
yang tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima secara umum atau
menemukan adanya kecurangan dalam laporan
keuangan, maka auditor bertanggung jawab untuk
melaporkan temuan tersebut (Alias et al., 2019).
Dalam menjalankan tugasnya, seorang
auditor juga bertanggung jawab untuk merencanakan
dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas
dari salah saji material, baik yang disebabkan
oleh kekeliruan atau kecurangan (Sania et al.,
2019).
Tanggungjawab tersebut tentunya dalam
rangka untuk menilai kewajaran laporan keuangan
dari salah saji secara material yang sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum, standar au-
diting dan kode etik akuntan. Apabila terjadi
pelanggaran atau penyimpangan terhadap etika
profesi seperti yang diisyaratkan dalam standar au-
diting dan kode etik akuntan berarti auditor kurang
menunjukkan atau tidak memiliki idealisme yaitu
sebagai sikap yang dependen dan tidak
menghindarkan terjadi berbagai kepentingan (Hussin
et al., 2017).
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 245
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Menurut Sania et al. (2019) pengalaman
adalah pengetahuan atau keahlian yang diperoleh dari
suatu peristiwa melalui pengamatan langsung maupun
berpartisipasi dalam peristiwa tersebut. Pengalaman
audit merupakan faktor internal yang harus dimiliki
oleh seorang auditor yang digunakan untuk
meningkatkan tanggungjawab mereka dalam
mendeteksi kecurangan (Alias et al., 2019). Hal ini
sesuai dengan teori atribusi yang menjelaskan bahwa
perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara
kekuatan internal (internal forces), yaitu faktor-
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti
kemampuan atau usaha, sifat, karakter, dan sikap
(Heider, 1958; DeZoort & Harrison, 2018).
Auditor yang berpengalaman adalah auditor
yang mampu mendeteksi, memahami dan bahkan
mencari penyebab dari munculnya kecurangan-
kecurangan tersebut. Hafizhah & Abdurahim (2017)
menyebutkan bahwa auditor yang berpengalaman
akan memiliki pengetahuan tentang kekeliruan dan
kecurangan yang lebih banyak sehingga akan
meningkatkan tanggung jawab auditor dalam
mendeteksi kasus-kasus kecurangan dibandingkan
dengan auditor yang tidak berpengalaman.
Pelatihan auditor merupakan salah satu usaha
untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam
bidang pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan sikap
(Alqudah et al., 2019; Dandi et al., 2017). Pelatihan
audit tersebut sesuai dengan penjelasan dari teori
atribusi yang menyatakan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal
(internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau
usaha, sifat, karakter, dan sikap (Heider, 1958;
DeZoort & Harrison, 2018).
Pelatihan yang sistematis dan berjenjang
sesuai dengan tingkatan auditor, maka akan
mempermudah untuk melengkapi kekurangan
auditor dan memberikan penekanan pada praktik
audit dan standar akuntansi bagi auditor (Putri et al.,
2020). Kecurangan atau fraud semakin marak terjadi
dengan berbagai cara yang terus berkembang
sehingga kemampuan auditor dalam mendeteksi
kecurangan perlu untuk terus ditingkatkan (Afiani &
Latifah, 2019).
Alias et al. (2019) menyatakan bahwa
pelatihan audit kecurangan dilaksanakan supaya
auditor dapat memahami, menjelaskan, menguraikan,
menjabarkan, dan mengimplementasikan teknik dan
metode investigatif secara menyeluruh. Selain itu,
pelatihan diberikan untuk meningkatkan
tanggungjawab auditor dalam melaksanakan tugasnya
mendeteksi kecurangan (Hussin et al., 2017). Audit
harus dilakukan oleh seseorang atau lebih yang
memiliki kelebihan dan pelatihan teknis yang memadai
(Sania et al., 2019). Melalui pelatihan teknis audit
kecurangan, auditor akan mempelajari, dan
memahami ketentuan baru, metodologi baru, teknik
audit investigatif yang baru dalam mengungkapkan
kasus kecurangan (Primasari, 2020; Sanjaya, 2019).
Menurut SA Seksi 312, definisi risiko audit
adalah sebagai berikut : “Risiko audit adalah risiko
yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya,
atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah
saji material.”(SPAP : 2011). Jenis Risiko Audit.
Menurut Arens, et al, (2009) : “Risiko audit
dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis:
1) Risiko Audit yang Direncanakan (Planned
Detection Risk) merupakan risiko di mana bukti
audit untuk suatu bagian tidak mampu mendeteksi
salah saji yang melebihi salah saji yang dapat
diterima.
2) Risiko Bawaan (Inherent Risk) mengukur
penilaian auditor atas kemungkinan terdapatnya
salah saji material (baik kecurangan maupun
kesalahan) dalam sebuah bagian pengauditan
sebelum mempertimbangkan efektivitas
pengendalian internal klien. Jika auditor
menyimpulkan bahwa kemungkinan salah saji
tinggi, tanpa mempertimbangkan pengendalian
internal, auditor akan menyimpulkan bahwa risiko
bawaannya adalah tinggi.
Hal - 246 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
3) Risiko Pengendalian (Control Risk) Mengukur
penilaian auditor mengenai apakah salah saji
melebihi jumlah yang dapat diterima di suatu bagian
pengauditan akan dapat dicegah atau dideteksi
tepat waktu oleh pengendalian internal klien.
4) Risiko Audit yang Dapat Diterima (Acceptable
Audit Risk) Mengukur tingkat kesediaan auditor
untuk menerima kemungkinan adanya salah saji
dalam laporan keuangan setelah audit telah selesai
dijalankan dan opini wajar tanpa pengecualian
telah diterbitkan.”
Menurut Primasari (2020) pengalaman
auditor berpengaruh positif pada pendeteksian
kecurangan, yang berarti semakin tinggi pengalaman
auditor maka kemampuan auditor dalam mendeteksi
adanya kecurangan cenderung semakin tinggi.
Penelitian tersebut didukung penelitian yang dilakukan
oleh penelitian yang dilakukan Hafizhah & Abdurahim
(2017) yang menyetakan bahwa pengalaman
berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan pada
laporan keuangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
pertama dalam penelitian ini adalah:
: Pengalaman Auditor berpengaruh Positif
terhadap Tanggung jawab dalam Mendeteksi
Kecurangan
Berdasarkan teori atribusi yang
mendeskripsikan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh kekuatan internal (internal forces),
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, seperti kemampuan atau usaha, sifat,
karakter, sikap (Heider, 1958; DeZoort & Harrison,
2018).
Pelatihan audit merupakan faktor internal
yang harus dimiliki oleh seorang auditor untuk
meningkatkan tanggungjawabnya dalam mendeteksi
kecurangan. Menurut Sanjaya (2019) pelatihan
audit adalah salah satu usaha untuk mengembangkan
sumber daya manusia dalam bidang pengetahuan,
kemampuan, keahlian, dan sikap. Pelatihan yang
sistematis dan berjenjang sesuai dengan tingkatan
auditor, maka akan mempermudah untuk melengkapi
kekurangan auditor dan memberikan penekanan pada
praktik audit dan standar akuntansi bagi auditor
(Jeppesen, 2019).
Pelatihan auditor mengenai deteksi
kecurangan merupakan hal yang sangat dibutuhkan,
karena dengan mengikuti pelatihan tersebut auditor
dapat mengikuti perubahan teknis bagaimana
kecurangan itu dilakukan dan dapat meningkatkan
tanggungjawab serta peran auditor dalam mendeteksi
kecurangan (DeZoort & Harrison, 2018). Hal ini
didukung penelitian dari Dandi et al. (2017) dan Putri
et al. (2020) menyatakan bahwa pelatihan auditor
berpengaruh positif terhadap tanggung jawab auditor
dalam mendeteksi kecurangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
kedua dalam penelitian ini adalah:
: Pelatihan Audit berpengaruh Positif terhadap
Tanggung jawab dalam Mendeteksi
Kecurangan
Berdasarkan teori atribusi yang
mendeskripsikan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh kekuatan eksternal (external forces),
yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar misalnya
tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan
memberikan pengaruh terhadap perilaku individu
(Heider, 1958; DeZoort & Harrison, 2018).
Risiko audit merupakan faktor eksternal yang
harus diperhatikan oleh seorang auditor dalam
menjalankan tugasnya. Resiko audit yaitu resiko
bahwa auditor secara tidak sadar gagal untuk
menyesuaikan opininya atas laporan keuangan yang
salah saji secara material (IAPI, 2016). Penilaian atas
resiko audit perlu dilakukan untuk menghindari
kemungkinan resiko salah saji yang bersifat material
yang bisa saja tidak terdeteksi (Zager et al., 2016).
Semakin tinggi resiko yang dihadapi oleh au-
ditor dalam mendeteksi adanya salah saji material
maka menuntut ketelitian auditor dalam memeriksa
dan mengevaluasi bukti-bukti audit, dengan demikian
maka dapat meminimalisir resiko audit yang ada
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 247
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
sehingga dalam melakukan penugasan audit dengan
baik termasuk dalam meningkatkan tanggung jawab
auditor dalam mendeteksi kecurangan (Alias et al.,
2019).
Hussin et al. (2017) menyatakan bahwa
resiko audit berpengaruh positif terhadap tanggung
jawab audior dalam mendeteksi kecurangan. Hal ini
juga didukung dalam Sandari (2019) menyatakan
bahwa resiko audit berpengaruh positif terhadap
tanggung jawab auditor dalam mendeteksi
kecurangan. Demikian juga dalam Sanjaya (2019)
2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Bentuk dari penelitian ini menggunakan
metode pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
data primer melalui kuesioner untuk menguji hipotesis-
hipotesis yang sudah ditetapkan oleh peneliti.
Pendekatan kuantitatif merupakan metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif
terhadap fenomena sosial (Primasari, 2020). Untuk
dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial
di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah,
bahwa resiko audit berpengaruh positif terhadap
tangung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
kedua dalam penelitian ini adalah:
: Risiko Audit berpengaruh Positif terhadap
Tanggung jawab Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan.
Kerangka pemikiran pada penelitian ini
digambarkan pada Gambar 1.
variable dan indikator. Tujuan utama dari pendekatan
kuantitatif untuk menjelaskan suatu masalah tetapi
menghasilkan generalisasi melalui pengujian hipotesis
antar variabel.
2.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor
pada KAP di Surakarta & Yogyakarta yang berjumlah
104 auditor. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Hal - 248 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
untuk mengetahui tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan, sehingga responden dalam
penelitian ini adalah auditor yang mempunyai jabatan
struktural pada KAP Surakarta & Yogyakarta yang
berjumlah 54 auditor.
2.3 Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
Data yang diperoleh berupa jawaban
responden atas kuesioner dari kelima variabel dalam
penelitian ini. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa kuesioner dengan skala
likert. Responden akan memilih tingkat kesetujuannya
dan ketidaksetuannya terhadap pertanyaan tertentu.
Skala likert yang digunakan memiliki rentang nilai satu
sampai dengan empat dengan asumsi untuk
pertanyaan positif jawaban “Sangat Tidak Setuju”
diberi skor 1, jawaban “Tidak Setuju” diberi skor 2,
jawaban “Netral” diberi skor 3, jawaban “setuju”
diberi skor 4, dan jawaban “Sangat Setuju” diberi skor
5 (Hussin et al., 2017).
2.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Statistik deskriptif untuk memberi gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel
atau populasi dan untuk melihat kecenderungan
variabel (Alias et al., 2019).
Berdasarkan keterangan tabel 1
menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis
kelamin laiki-laki prosentasenya yaitu sebesar 54%,
dan sisanya 46% berjenis kelamin perempuan.
2. Uji Kualitas Data yang terdiri dari uji validitas dan
uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk
mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner
(Bice et al., 2017). Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah jawaban dari responden atas
pertanyaan tersebut bisa diandalkan atau reliabel
(Hafizhah & Abdurahim, 2017).
3. Uji asumsi klasik yang terdiri atas beberapa
pengujian, yaitu uji normalitas, uji
heterokedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji
linearitas (Primasari, 2020).
4. Uji hipotesis yaitu dengan regresi linear
sederhana untuk H1, H2, H3, dan H4 serta
regresi liniear berganda untuk H5 dengan tujuan
untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau
tidaknya hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen (Sanjaya, 2019;
Zager et al., 2019).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi data responden
1. Gender
Berikut karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin dalam penelitian ini:
2. Age
Berikut karakteristik responden dalam
penelitian ini berdasarkan usia.
Tabel 1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 249
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 2. Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan keterangan tabel 2
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini didominasi
oleh responden yang berusia antara 31-40 tahun yaitu
sebanyak 18 responden dengan presentase 36%,
sedangkan untuk presentase terendah yaitu 18%
dimiliki oleh responden yang berusia < 30 tahun
Berdasarkan keterangan tabel 3
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini didominasi
oleh responden yang berpendidikan terakhir S1 yaitu
sebesar 40%.
sebanyak 8 responden.
3. Education
Berikut karakteristik responden dalam
penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhir.
4. Years
Berikut karakteristik responden dalam
penelitian ini berdasarkan lama menjadi nasabah.
Tabel 3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Tabel 4. Responden Berdasarkan Lama Menjadi Auditor
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Hal - 250 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Berdaskan tabel 4 responden dalam
penelitian ini lebih di dominasi responden dengan masa
kerja > 5 tahun dengan presentase sebesar 26%,
sementara responden dengan masa kerja 3 tahun
memiliki prosentase terendah sebesar 8%.
Berdasarkan keterangan tabel 5
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini didomisili
responden yang memiliki posisi kerja selaku Senior
Auditor dengan prosentase sebesar 38%, dan
prosentase terendah berapa pada posisi Manager
sebesar 12%.
3.2 Analisis Data
3.2.1 Uji Instrumen
3.2.1.1 Uji Validitas
Menurut Sania et al. (2019) uji validitas
berfungsi untuk mengungkapkan apakah pertanyaan
5. Position
Berikut karakteristik responden dalam
penelitian ini berdasarkan posisi.
yang diajukan kepada responden dalamkuisioner
sahih atau tidak. Untuk menentukan valid atau
tidaknya suatu item pertanyaan kuisioner, maka r
hitung > r table. Untuk mencari r table dengan taraf
signifikansi (0,05), yaitu:
Df =N – k = 50-2 = 48
N = jumlah sampel (responden)
K = jumlah variabel independen
Maka r tabel yang digunakan pada penelitian
ini, sebesar 0,2787
Adapun hasil uji validitas dalam penelitian ini,
yaitu:
Tabel 5. Responden Berdasarkan Posisi
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Instrumen
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 251
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Instrumen Lanjutan
Dari tabel 6 dapat diambil kesimpulan bahwa
nilai r hitung pada setiap item pertanyaan lebih besar
dari (>) r table (0,2787) dan semuanya bernilai positif.
Maka, item pertanyaan dinyatakan valid.
3.2.1.2 Uji Reliabel
Menurut Alias et al. (2019) pengukuran data
memberikan hasil relatif konsisten jika diukur ulang
pada subjek yang sama, sehingga diketahui konsisten
kuesionernya. Seuatu variabel dikatakan reliable jika
nilai cronbach alpha > 0,60. Adapun hasil uji
reliabilitas dalam penelitian ini, sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Hal - 252 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dari tabel 7 dapat diambil kesimpulan bahwa
setiap item pernyataan memiliki Cronbach Aplha >
0,60. Dengan demikian variabel TAMK, PA, PT, dan
RA dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan
untuk alat ukur penelitian selanjutnya.
3.3 Uji Asumsi Klasik
Dilhat pada tabel 8 nilai Tolerance
menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai
Tolerance lebih dari 0,10 yang dapat diartikan tidak
adanya korelasi antar variabel independen.
Sedangkan pada hasil perhitungan nilai Variance
Independen Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa
semua variabel memiliki nilai VIF kurang dari 10.
Maka tidak terjadi multikoloieritas antar variabel .
3.3.2 Uji Heterokedastisitas
Tabel 8. Hasil Uji Multikoloneritas Metode VIF Pengaruh
Total RA, Total PT, dan Total PA Terhadap Total TAMK
3.3.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini digunakan untuk
menguji apakah regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel bebas (independen). Multikolonieritas
terjadi jika nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai
VIF > 10. Berikut hasil uji multikolonieritas:
Uji heterokedastisitas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika
variance dari residual satu ke yang lainnya tetap maka
dapat dinamakan homoskedastisitas, dan berlaku
sebaliknya jika berbeda disebut heterokesdastisitas.
Model regresi yang baik jika tidak terjaadi
heterokedastisitas. Di bawah ini grafik scatterplot
untuk penelitian ini:
Gambar 2. Uji Heterokedastisitas
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 253
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun
di bawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas
pada model regresi, sehingga model ini dapat dipakai.
Menurut Ghozali (2013:141) analisis menggunakan
Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 9
dapat dilihat nilai koefisien parameter variabel
independen tidak ada yang signifikan karena lebih
dari 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
model regresi tidak memiliki masalah
heterokedastisitas, maka untuk asumsi
homoskedastisitas tersebut tidak dapat ditolak.
3.2.3Uji Normalitas
Menurut Sania et al. 2019) uji normalitas
grafik plot memeiliki kelemahan yang cukup
signifikan, karena jumlah pengamatan mempengaruhi
hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan
semakin sulit menginterprestasikan hasil grafik plot.
Maka dari itu, diperlukan uji statistik yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil.
dilakukan sebagai penguji apakah variabel
independen dan variabel dependen dalam regresi
memiliki distribusi normal atau tidak. Pada penelitian
ini penulis menggunakan analisis grafik yaitu
menggunakan cara melihat histogram yang melihat
perbandingan data observasi dengan distribusi yang
mendekati norma dan normal probability plot yang
dibandingkan distribusi yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mndekati garis normal. Di bawah
ini adalah gambar grafik histogram dan normal
probability plot:
Tabel 9. Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser Pengaruh
Total RA, Total PT, dan Total PA terhadap Total TAMK
Gambar 3. Grafik Histogram
Hal - 254 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
a) Pada gambar histogram di atas, digambarkan
perbandingan antara data observasi dengan
distribusi yang menjadikan distribus tersebut
Berdasarkan pengelolaan data dengan
normal probability plot didapatkan hasl bahwa seluruh
data berdistribusi dengan normal dan tidak adanya
penyimpangan. Ditunjukkan dalam grafik normal plot
titik-titik yang dapat menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut.
Gambar 4. Grafik Normal Plot
normal, sehingga dapat disimpulkan model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Sehingga untuk model regresi yang digunakan dapat
memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dalam
penelitian ini juga diperkuat dengan analisis statistik
melalui uji statistik non-parametrik Kolmogorov
Smirnov (K-S). Berikut adalah hasil uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S):
Tabel 10. Hasil Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 255
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dari tabel 10 hasil uji normalitas
menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov
didapatkan hasil signifikansi dari uji normalitas sebesar
0,362 dimana hasil tersebut lebih besar 0,05 yang
berarti data residual terdistribusi normal.
3.4 Uji Hipotesis
3.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pada tabel 11 menunjukkan bahwa:
1) Koefisien korelasi pada tabel tersebut sebesar
0,047 yang artinya terhadap hubungan yang kuat
antara variabel dependen (TAMK) dengan
variabel independen (Pengalaman Auditor,
Pelatihan Audit, dam Risiko Audit), karena tabel
tersebut menunjukkan jika nilai R mendekati angka
1, berarti semakin besar nilai X maka semakin
besar pula nilai Y.
2) Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa hasil
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,047 dengan
demikian 04,7 % variasi variabel dependen
(TAMK) dengan variabel independen
(Pengalaman Auditor, Pelatihan Audit, dam Risiko
Tabel 11. Hasil Uji Statistik Koefisien Determinasi (R2) Total RA,
Total PT, dan Total PA Terhadap Total TAMK
Menurut Putri et al. (2020) pada koefisien
determinasi ini menunjukkan sejauhmana hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen
atau dapat juga melihat sejauh mana kontribusi
variabel independen mempengaruhi variabel
dependen.
Uji R2 dapat dilihat pada tabel model
summary, sebagai berikut:
Audit). Sedangkan untuk sisanya (100%-04,7%=
96%) yang dijelaskan oleh sebab-sebab yang
diluar model. Standar Error of Estemate (ESS)
sebesar 3.913. Semakin kecil nilai SEE maka akan
membuat model regresi semakin tepat dan
memprediksi variabel dependen.
3.4.2 Uji Ftest
( Uji Pengaruh Simultan)
Menurut Bawono (2006:91) uji pengaruh simultan ini
dapat memberikan informasi seberapa jauh semua
variabel independen atau bebas secara bersamaan
dan dapat mempengaruhi variabel dependen atau
terikat. Hasil dari Uji F test dapat dilihat pada tabel
12.
Tabel 12. Hasil Uji Pengaruh Simultan (Ftest
) Total RA, Total PT, dan Total PA terhadap Total TAMK
Hal - 256 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dari tabel uji ANOVA di atas dapat dilihat
untuk hasil nilai Ftest tabel sebesar 0.756 dengan nilai
signifikan sebesar 0,525. Nilai signifikan menunjukkan
jika nilainya lebih besar dari 0,05, Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara
simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap
tanggung jawab auditor dalam mendeteksi
kecurangan.
3.4.3 Uji Ttest
( Uji Pengaruh Parsial)
Dari tabel 13 didapat hasil output sebagai berikut:
1) Tabel tersebut menunjukkan nilai signifikansi
variabel PA (X1) sebesar 0,027 yang mana nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat diartikan
terdapat pengaruh yang signifikan antara
Pengalaman Auditor terhadap Tanggung Jawab
Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Hal ini
dapat terjadi karena auditor yang mempunyai
banyak pengalaman dalam kegiatan auditnya akan
memiliki banyak hal yang bisa meningkatkan
kemampuan, pengetahuan, dan tanggung
jawabnya dalam mendeteksi kecurangan apabila
dibandingkan dengan auditor yang kurang atau
sedikit mempunyai pengalaman (Sania et al.,
2019).
Semakin berpengalaman auditor, kemampuan
auditor tersebut juga akan semakin tinggi atau baik
dalam melakukan pendeteksian kecurangan
(Jeppesen, 2019). Seorang auditor dapat dikatakan
Tabel 13. Hasil Uji Statistik Pengaruh Parsial (Ttest
) Total RA,
Total PT, dan Total PA Terhadap Total TAMK
Menurut Hussin et al. (2017) uji ini digunakan
untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara
individual. Tingkat signifikan dalam penelitian ini
adalah 5%.
Menurut Ghozali (2018:97) Dimana angka
probabilitas signifikansi > 5% maka H0 ditolak, jika
angka probabilitas signifikansi < 5% maka HO
diterima.
berpengalaman apabila ia telah lama bekerja
sebagai auditor dan semakin banyak penugasan
yang ditangani, sehingga auditor akan mempunyai
banyak pengetahuan yang dapat meningkatkan
kepekaan dan kesadarannya apabila terjadi
kecurangan (Sanjaya, 2019).
Pengalaman yang auditor miliki akan
meningkatkan pemahamannya terhadap penyebab
kecurangan, sehingga akan dapat memudahkan
auditor dalam mendeteksi kecurangan (Alias et
al., 2019). Hal ini menunjukkan bahwa
pengalaman kerja dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi tanggung jawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Hasil penelitian ini
konsisten dengan kajian empiris DeZoort &
Harrison (2018), Hafizhah & Abdurahim (2017),
dan Sandari (2019) bahwa pengalaman
berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi
kecurangan.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 257
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan kajian
empiris Alias et al. (2019) dan Sanjaya (2019)
bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap
kemampuan auditor mendeteksi kecurangan.
1) Nilai signifikansi variabel PT (X2) sebesar
0,006 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari
0,05. Maka dapat diartikan terdapat pengaruh
yang signifikan antara Pelatihan Audit terhadap
Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan. Hal ini memiliki arti bahwa fraud
audit trainingmemiliki pengaruh positif pada
tanggung jawab auditor dalam pendeteksian
kecurangan, dan dengan demikian maka
hipotesis kedua penelitian ini diterima. Semakin
banyak seorang auditor mengikuti pelatihan
maka semakin tinggi kemampuan auditor
tersebut dalam mendeteksi kecurangan.
Keahlian profesional yang dimiliki melalui
pelatihan memungkinkan auditor merumuskan
pendapatnya dengan baik dan mampu mendeteksi
kecurangan yang mungkin. Hasil penelitian ini
sesuai dengan teori atribusi, dimana dikatakan
keahlian profesional yang dimiliki melalui pelatihan,
auditor harus dapat merumuskan pendapatnya
dengan baik dan mampu mendeteksi kecurangan
yang mungkin terjadi (Alias et al., 2019 & Zager
et al., 2019).
Teori atribusi mengacu kepada penyebab suatu
kejadian atau hasil yang diperoleh berdasarkan
persepsi individu. Dalam penelitian ini teori
atribusi menjelaskan pengaruh fraud audit
training mempengaruhi auditor dalam
melaksanakan tugasnya dan tanggung jawabnya
dalam mendeteksi suatu kecurangan yang
mungkin terjadi. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya
(2019), Hussin et al. (2017), dan Zager et al.
(2016) yang menyatakan bahwa variabel
pelatihan auditor berpengaruh terhadap
tanggung jawab auditor dalam mendeteksi
kecurangan. Tetapi penelitian ini tidak sejalan
dengan kajian empiris Rifai & Mardijuwono
(2020) dan Sania et al. (2019) bahwa pelatihan
audit tidak berpengaruh terhadap kemampuan
auditor mendeteksi kecurangan.
3) Nilai signifikansi variabel RA (X3) sebesar
0,243 yang mana nilai tersebut lebih besar dari
0,05. Maka dapat diartikan tidak ada pengaruh
yang signifikan antara Risiko Audit terhadap
Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan melakukan penilaian risiko audit dan
perencanaan audit bukan menjadi jaminan dapat
membantu seorang auditor untuk menghindari
kesalahan material yang tidak terdeteksi
(DeZoort & Harrison, 2018; Putri et al., 2020).
Hal-hal semacam itu menjadikan tanggung
jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan
juga akan menurun (Dwita, 2019). Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Alqudah et al. (2019), Noviana
& Rahmawati (2018) dan Swastyami (2016)
yang menyatakan bahwa variabel risiko audit
tidak berpengaruh terhadap tanggung jawab
auditor dalam mendeteksi kecurangan. Tetapi
penelitian ini tidak sejalan dengan kajian empiris
Ergin (2019) dan Prakoso & Zulfikar (2018)
bahwa risiko audit berpengaruh terhadap
kemampuan auditor mendeteksi kecurangan.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari hasil penelitian ini, dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Variabel pengalaman auditor memiliki pengaruh
terhadap variabel tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi < 0.05 sehingga hipotesis ditolak.
2. Variabel pelatihan audit memiliki pengaruh
terhadap variabel tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi < 0.05 sehingga hipotesis ditolak.
Hal - 258 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
3. Variabel risiko audit tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi > 0.05 sehingga hipotesis ditolak.
4.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan
dapat menambahkan variabel-variabel baru yang
dapat digunakan untuk meneliti faktor-faktor lain yang
bisa meningkatkan tanggung jawab auditor dalam
mendteksi kecurangan dan menggunakan objek
penelitian yang berbeda sehingga dapat menghasilkan
penelitian yang lebih baik. Diharapkan juga untuk
memperbanyak lagi sampel-sampel dalam penelitian
dengan tujuan agar hasil yang diteliti dapat lebih
memadai.
4.3 Implikasi dan Keterbatasan
Penelitian ini terbatas pada persepsi auditor
KAP yang pekerjaannya melingkupi sektor swasta
saja. Penelitian selanjutnya dapat melakukan
perbandingan antara auditor KAP dengan auditor
pemerintahan maupun dengan auditor dari inspektorat
terkait dengan tanggung jawab mereka dalam
mendeteksi kecurangan. Penelitian ini juga memiliki
kendala waktu yang kurang tepat terkait pembagian
kuesioner yang mendekati periode fixed season,
sehingga banyak auditor yang sibuk dan berdampak
pada pengisian kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Alias, N. F., Nawawi, A., & Salin, A. S. A. P.
2019, Internal Auditor’s Compliance To Code
of Ethics: Empirical findings from Malaysian
Government-Linked Companies, Journal of
Financial Crime, 26(1), 179–194. https://
doi.org/10.1108/JFC-07-2017-0066
[2] Alqudah, H. M., Amran, N. A., & Hassan, H.
2019, Factors Affecting The Internal Auditors’
Effectiveness In The Jordanian Public
Sector: The Moderating Effect Of Task
Complexity, EuroMed Journal of Business,
14(3), 251–273. https://doi.org/10.1108/EMJB-
03-2019-0049
[3] Atmaja, D. 2016, Pengaruh Kompetensi,
Profesionalisme, dan Pengalaman Audit
Terhadap Kemampuan Auditor Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Dalam
Mendeteksi Fraud Dengan Teknik Audit
Berbantuan Komputer (TABK) Sebagai
Variabel Moderasi, Media Riset Akuntansi,
Auditing & Informasi, 16(1), 53–68.
[4] Bice, S., Moffat, K., Zilberman, D., Holland, T.
G., Trilnick, I., Falck-Zepeda, J. B., Kurian, P.,
Wright, J., Wilburn, K. M., Wilburn, R.,
Lowenthal, M. M., Nicholas, T., Wæraas, A.,
Dahle, D. Y., Bice, S., Wang, Z., Walter, M.,
Urkidi, L., Vince, J., … Carroll, A. B. 2017,
No Title No Title No Title, Resources Policy,
7(1), 1–10. https://gain.fas.usda.gov/Recent
GAIN Publications/Agricultural Biotechnology
A n n u a l _ O t t a w a _ C a n a d a _ 1 1 - 2 0 -
2018.pdf%0Aht tps : / /do i .org /10 .1016/
j.resourpol.2020.101869%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1016/j.jenvman.2017.06.039%0Ahttp://
www.oecd.org/gov/regulatory-poli
[5] Dandi, V., Kamaliah, K., & Safitri, D. 2017,
Pengaruh Beban Kerja, Pelatihan dan
Tekanan Waktu terhadap Kemampuan
Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan
(Studi Empiris BPK RI Perwakilan Provinsi
Riau), Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 911–925.
[6] Dasila, R. A., & Hajering, H. 2019, Pengaruh
Pengalaman, Independensi dan Skeptisme
Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian
Kecurangan, Jurnal Ilmu Ekonomi, 2(1), 69–
73.
[7] DeZoort, F. T., & Harrison, P. D. 2018,
Understanding Auditors’ Sense of
Responsibility for Detecting Fraud Within
Organizations, Journal of Business Ethics,
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 259
149(4), 857–874. https://doi.org/10.1007/s10551-
016-3064-3
[8] Drogalas, G., Pazarskis, M., Anagnostopoulou,
E., & Papachristou, A. 2017, The Effect of
Internal Audit Effectiveness, Auditor
Responsibility and Training In Fraud
Detection, Journal of Accounting and
Management Information Systems, 16(4),
434–454. https://doi.org/10.24818/
jamis.2017.04001
[9] Dwita, L. 2019, Faktor Determinan yang
Mempengaruhi Kemampuan Auditor
Mendeteksi Kecurangan, Prosiding Seminar
Nasional Cendekiawan, 2002, 2. https://
doi.org/10.25105/semnas.v0i0.5847
[10] Ergin, E. 2019, Fraud Evasion Triangle: Why
Can Fraud Not Be Detected, Journal of
Accounting Finance and Auditing Studies
(JAFAS), 5(4), 35–45. https://doi.org/10.32602/
jafas.2019.36
[11] Friska Ayudia Afiani, Nurul Latifah, E. S. 2019,
Skeptisme Profesional, Pelatihan Audit
Kecurangan, Pengalaman Audit dan
Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan pada Inspektorat Kota dan
Kabupaten di Jawa Tengah, Prosiding
Mahasiswa Seminar Nasional Unimus, 2,
564–571.
[12] Hafizhah, N., & Abdurahim, A. 2017, Pengaruh
Tekanan Waktu, Independensi, Skeptisme
Profesional, dan Pengalaman Kerja
Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi
Kecurangan Pada Laporan Keuangan (Studi
pada Empiris Badan Pemeriksa Keuangan
Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta), Reviu Akuntansi dan Bisnis
Indonesia, 1(1), 68–77. https://doi.org/10.18196/
rab.010107
[13]Hayati, K., Berutu, E., Lase, M., & Manurung,
J. A. 2020, Pengaruh Profesionalisme, Etika
Profesi, dan Pelatihan Auditor Terhadap
Kinerja Auditor pada BPKP Sumatera Utara,
ISOQUANT/: Jurnal Ekonomi, Manajemen
dan Akuntansi, 4(2), 200–211. https://doi.org/
10.24269/iso.v4i2.460
[14] Heider, F. 1958, Perceiving The Other Person,
Social Cognition, 15, 33–35. https://doi.org/
10.4324/9780203496398-1
[15] IAPI. 2016, SA 200.pdf. In Standar Profesional
Akuntan Publik. http://spap.iapi.or.id/1/files/SA
200/SA 200.pdf
[16] IAPI. 2020, Kode Etik. In Kode Etik Akuntan
Indonesia.
[17] IICPA (Indonesian Institute of Certified Public
Accountants). 2014, SA 240.pdf (p. 41). http://
spap.iapi.or.id/1/files/SA 200/SA 240.pdf
[18] Jeppesen, K. K. 2019, The Role of Auditing In
The Fight Against Corruption, British
Accounting Review, 51(5), 1–11. https://doi.org/
10.1016/j.bar.2018.06.001
[19] Ayuningtyas, I., Delamat, H., & Yuniartie, E.
2019, Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan
Skeptisisme Profesional Terhadap
Pendeteksian Kecurangan (Studi Empiris
pada BPK RI Perwakilan Sumatera
Selatan), AKUNTABILITAS: Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Akuntansi, 12(2), 113–
124. https://doi.org/10.29259/ja.v12i2.9312
[20] Noviana, M. A. P., & Rahmawati, N. 2018,
Pengaruh Independensi, Role Stress, dan
Burnout Terhadap Efektivitas Auditor
Internal (Studi Kasus pada Kantor Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Provinsi Jawa Tengah), Indonesian
Treasury Review Jurnal Perbendaharaan
Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik,
3(2), 155–168. https://doi.org/10.33105/
itrev.v3i2.70
Hal - 260 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
[21] Prakoso, R. T., & Zulfikar. 2018, Pengaruh
Skeptisisme Profesional, Pengalaman,
Kompetensi, Profesionalisme dan Tekanan
Waktu Terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Kecurangan (Studi pada Kantor
Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan Yogyakarta). Publikasi Ilmiah,
1–10.
[22] Primasari, N. H. 2020, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan FEB Universitas Budi Luhur. 9(1),
16–31.
[23] Publik Indonesia, I. A. 2001, SA Seksi 316
Pertimbangan Atas Kecurangan Dalam
Audit Laporan Keuangan, Standar
Profesional Akuntan Publik, 312(70).
[24] Putri, K. M. D., Wirama, D. G., & Sudana, I. P.
2017, Pengaruh Fraud Audit Training,
Skeptisisme Profesional, dan Audit Tenure
pada Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, 11, 3795. https://doi.org/
10.24843/eeb.2017.v06.i11.p03
[25] Putri, R. A., Saebani, A., & Adriyanto, W. A.
2020, Pengaruh Skeptisme Profesional,
Independensi, dan Tekanan Waktu Terhadap
Tanggung Jawab Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan, Jurnal Syntax Transformation,
1(10), 688–695. http://
jurnal.syntaxtransformation.co.id/index.php/jst/
article/view/122
[26] Rifai, M. H., & Mardijuwono, A. W. 2020,
`Relationship Between Auditor Integrity and
Organizational Commitment To Fraud
Prevention, Asian Journal of Accounting
Research, 5(2), 315–325. https://doi.org/10.1108/
ajar-02-2020-0011
[27] Sandari, T. E. 2019, Pengaruh Risiko Audit,
Teknik-teknik Audit Investigatif Terhadap
Pendeteksian Kecurangan dan
Profesionalisme Auditor, JEA17: Jurnal
Ekonomi Akuntansi, 4(02), 107–114. https://
doi.org/10.30996/jea17.v4i02.3306
[28] Sania, A., Widaryanti, & Sukanto, E. 2019,
Skeptisme Profesional, Independensi,
Tekanan Waktu, Pengalaman Audit dan
Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan Professional, Prosiding
Mahasiswa Seminar Nasional Unimus, 2,
549–557.
[29] Sanjaya, A. 2019, Pengaruh Skeptisisme
Profesional, Independensi, Kompetensi,
Pelatihan Auditor, dan Resiko Audit
Terhadap Tanggung Jawab Auditor Dalam
Mendeteksi Kecurangan, Jurnal Akuntansi
Bisnis, 15(1), 41–55. http://103.243.177.137/
index.php/jab/article/view/1350
[30] Sayed Hussin, S. A. H., Iskandar, T. M., Saleh,
N. M., & Jaffar, R. 2017, Professional
Skepticism and Auditors’ Assessment of
Misstatement Risks: The Moderating Effect
of Experience and Time Budget Pressure,
Economics and Sociology, 10(4), 225–250.
https://doi.org/10.14254/2071-789X.2017/10-4/
17
[31] Swastyami, A. P. 2016, Karakteristik Auditor,
Risiko Audit, dan Tanggung Jawab Dalam
Mendeteksi Kecurangan, Jurnal Akuntansi
Bisnis, XV (29), 93–103.
[32] Zager, L., Malis, S. S., & Novak, A. 2016, The
Role and Responsibility of Auditors in
Prevention and Detection of Fraudulent
Financial Reporting, Procedia Economics
and Finance, 39 (November 2015), 693–700.
https://doi.org/10.1016/s2212-5671(16)30291-x
[33] Zager, L., Malis, S. S., Novak, A., Jeppesen, K.
K., Petraºcu, D., Tieanu, A., Hjerm, M., Alqudah,
H. M., Amran, N. A., Hassan, H., Rustiarini, N.
W., Yuesti, A., Gama, A. W. S., Adnyani, N.,
Atmadja, A. T., Herawati, N. T., Prakoso, R.
T., Zulfikar, Putri, R. A., … Harrison, P. D. 2019.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 261
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
n!qNo Title No Title No Title, Procedia
Economics and Finance, 1(1), 1–10. https://
doi.org/10.1007/s10551-016-3064-3
Hal - 262 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Cross-Border Shuttle Trade Indonesia And Egypt:
Challenges And Solutions
Irham Amir, Elisa
Sharia Business Management Study Program Faculty of Economics and Sharia Business Tazkia Islamic
University College, Bogor
Email: [email protected]
Abstract: With the development of technology, it is possible to establish communication with people among
countries, with the aim to offer products and services to potential customers abroad. Shuttle trade business is
mushrooming among millennials, this is motivated by the desire to take a vacation to a certain destination, so courier
service open up opportunities to stay efficient on vacation by performing shuttle trade activity through Whatsapp
Group or Instagram. The purpose of the research is to identify challenges and solutions in performing a cross-border
shuttle trade business. This study applied action research method and qualitative approaches through in-depth online
interview with 30 respondents consisted of travelers, requesters, and candidates of travelers and requesters occupied
in Egypt and Indonesia. The result indicates that challenges of the shuttle trade are price competition, packing,
platform, and custom clearance. A final solution given is that there must be a competitive price, safety packaging,
special and legal platform to perform the shuttle trade activity that can give guarantee over the unexpected situation
such as damaged goods, delayed arrival of goods, and goods has not arrived.
Keywords: Action Research, Cross-Border, Platforms and Delivery Services, Shuttle Trade, Challenges and Solutions
1. INTRODUCTION
1.1 Background
Based on research results published in
January 2019 showed that active users of social
media reached 150 million people or 56% of the total
population, an increase of 20% from the previous
survey. And based on the results of the same
research, it shows that 48% of the population are an
active mobile social media users (gadgets) with more
than 130 million users (Kemp, 2019).
The increase in technology, resulting in the
growth of internet use and the use of mobile phones
is a potential for the national digital economy
(Tayibnapis et al., 2018).
So this is what makes e-commerce, online
transportation, online stores and other businesses.
Internet-based, this will be the strength of the digital
economy in the Southeast Asia region, especially
Indonesia.with people in other countries, not a difficult
activity to offer products and services to potential
customers abroad (Borremans et al., 2018).
Even though the internet has succeeded in
crossing boundaries, the fact is that there are not
many entrepreneurs who are comfortable using
technology for business expansion. The accumulation
of technology strategies can be used if the products
and services are spread throughout Indonesia, it will
be an opportunity for market expansion abroad
with the development of the internet (Hastuti et al.,
2020).
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 263
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Table1. Indonesia-Egypt Import Commodities
Table 2. Indonesia-Egypt Export Commodities
From the data above, it can be seen that the
relations between Egypt and Indonesia in multilateral
trade are going well by Indonesian and Egyptian
general trading companies. From the data displayed
by trademap, it can be seen that the goods are the
main choice for Indonesia to import goods through
Egypt, and the data in Figure 3 shows the export
data of Indonesia-Egypt which is dominated by Animal
a
nd Vagateble, the data is data on the import- export
of goods in large quantities between Indonesia and
Egypt in 2017-2019.
In addition to imports in large quantities, the
existence of Jastip (shuttle trade) is an activity to
offer several goods from a certain destination, both
domestically and abroad (Mulia, 2020).
Hal - 264 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
The jastip business is mushrooming among
millennials, this is motivated by the desire to take a
vacation to a certain destination, courier service
business people open up opportunities to stay efficient
on vacation, jastip offers are usually done with a
smartphone via Whatsapp Group or social media such
as Instagram (KOMALA, 2018).
The business carried out by travelers and
the Indonesian diaspora that is carried out through
airlines is the sale and purchase of baggage which is
often done by Egyptian students when they are about
to travel back to their homeland and this is done the
other way around, but these airlines have different
policies in adding additional baggage, this is caused
by the limited amount of baggage provided by regular
passengers, different from member passengers of the
airline with an accumulation of 70 kg per flight
(Emirates, 2021).
In the business of entrusting and buying and
selling baggage, there is a risk of deposit and buying
and selling of baggage but it is still a limitation,
because cross-country trade has certain regulations
such as the import duty tax itself which is regulated
in Law Number 17 of 2006 concerning Customs, the
imported goods are subject to the tariffs regulated in
Article 12.
In the regulation that imported goods which
are not included in the prohibited or restricted goods
may be sent to Indonesian recipients, and import duties
are also regulated in the Regulation of the Minister
of Finance (PMK), number 112/PMK .04/2018
concerning Amendments to the Regulation of the
Minister of Finance (PMK), number 182/PMK.04/
2016 concerning Provisions for Import of Consigned
Goods.
Article 13 regulates the exemption of import
duty with a maximum value of FOB USD 75.00,
means that the goods may be sent to the recipient
who is in Indonesia without charging an entry fee on
condition that the value of the goods sent does not
exceed FOB USD 75.00. If the value of the shipment
exceeds FOB USD 75.00, then the shipment is
subject to import duty (Republik Indonesia, 2016).
As for the Export Duty Tariff regulated in
the government regulation of the republic of Indonesia
against BKP (taxable goods) in the Indonesian
government regulation letter No. 55 of 2008 it is
determined based on the percentage of the Export
Price (advalorum), in article 4 Chapter 2 Export Duty
is calculated based on the formula as following:
Export Duty Rate x Number of Units of Goods x
Export Price x Currency Exchange Rate (PPRI,
2008).
2. LITERATURE REVIEW
2.1 Cross-Border Shuttle Trade
Cross-border is a business activity between
countries with the involvement of several parties who
help running the business, such as shuttle traders
(Smallbone & Welter, 2012).
An empirical research stated that the most
important factor in a cross-border entrepreneurship
is trust. To be more specific, personal trust is very
crucial not only for initiate a cross-border business
but also for maintenance and development (Welter
& Smallbone, 2008).
Shuttle trade is an activity of buying a product
abroad with the aim of resale the product in another
country (OECD, 2004).
This type of business is influenced by season.
Such as it will make more profit in fall and less profit
in summer. The record of previous shuttle trade is
also affecting the current one. It will boost more sales
if the previous shuttle trade went smoothly (Sahin et
al., 2008). Airfrov and Titipbeliin.com are the example
of shuttle trade provider in Indonesia.
Airfrov is a discovery platform that contains
trending goods from abroad. People also view request
pages from various countries to see what other people
want. A platform that helps Indonesians who want to
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 265
store their goods abroad. Through the traveler they
entrust their ordered goods. The way it works is also
easy, people who want to deposit goods must register
on the Airfrov website or register via a mobile
application that can be downloaded via Android/IOS
as a requester (Purwanti, 2020).
Titipbeliin.com is the first legal courier service
solution in Indonesia that includes tax as a cost
component according to the value of the goods as
regulated by the Minister of Finance. Purchases under
75 USD get tax free then purchases from 75 to 1500
USD are subject to 7.5% Import Duty, 10% VAT &
10% PPh and purchases above 1500 USD are
subject to Import Duty tax according to the percentage
of goods from the HS Code rate, 10% VAT and 10%
PPh (Dinisari, 2019).
In the business world, contracts have a very
important role because the continuity of future
business activities will depend on how well and in
detail the contracts are made to maintain and regulate
the rights and obligations of both parties to the
contract (Rachmawati 2015).
Wakalah can also be interpreted as
protection (al-hifzh), sufficiency (al-kifayah),
dependents (al-dhamah), or delegation (al-tafwidh),
which is also interpreted as giving power or
representing. The delegation of power by one person
as the first party to another as the second party in
matters represented in this case the second party)
only carries out something to the extent of the power
or authority granted by the first party, but if the power
has been exercised as required, then all the risk and
responsibility for carrying out the order is entirely on
the first party or the authorizing party (Madinah et
al., 2019).
Hadits serve as the sharia basis of shuttle
trade business is in the form of wakalah contract.
Requester can be considered as Muwakkil, because
these two parties are the people who represent the
traveler. While the representative in this contract is
a traveler, the party who represents in the country of
origin to make transactions.
Lastly muwakkal fiih is a deposit from the
requester. The legality of wakalah contract is stated
in the hadits below (Musa, 2013):
“The Prophet sallallaahu ‘alaihi wasallam
had given him one dinar so that he could buy a
sacrificial animal or a goat. Then he bought two goats
and he sold one of them for one dinar. Then he came
to him with a goat and a dinar. Then he prayed for
him to get a blessing in buying and selling. If he buys
land, he will definitely get a profit. (HR. Abu Daud)”
3. RESEARCH METHODOLOGY DATA
COLLECTION AND DATA
3.1 Analysis Techniques
In this study using qualitative research
methods. The purpose of using qualitative methods
is to be able to better understand and describe the
character of the informants in depth in relation to the
variables of the promotion mix and customer loyalty.
Qualitative research method is a research
method used to examine objects that are natural,
where the researcher in this case is the key instrument
of the research. Data collection techniques from
qualitative methods are carried out by triangulation,
data analysis is inductive, and emphasizes meaning
rather than generalization (Sugiyono, 2015).
The method used by researchers is an action
research, in the traditional view it is a problem-
solving research framework, where collaboration
occurs between researchers and clients in achieving
goals (Bell et al., 2018).
3.2 Result and Discussion
3.2.1 Characteristics of Respondents
Interviews regarding respondent
characteristics are conducted by identifying based
on respondent experience, gender, and current
domicile.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 266 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Table 3. Classification of Respondent Distribution
According to classification of respondents
based on experience of shuttle trade activity, 12 people
are travelers, 11 people are requesters, and 7 people
are among the candidates of travelers and requesters.
Respondents based on gender was dominated by men
with a total of 24 male respondents and it indicated
men dominate in the Egyptian student market in
comparison with the number of female respondents
were 6 people. Meanwhile the classification of
respondents based on the domicile during the
interview was in 2 countries, Indonesia and Egypt.
The data obtained from this study are that
the majority of the shuttle rade challenges is custom
clearance. This problem is very complex, both from
the respondent’s obligation to pay taxes due to
applicable regulations and customs officials who are
The domicile of the Egyptian respondent dominates
with 25 people indicated most of the respondents are
active in Egypt.
3.2.2 Problem Test
To support the research results, the authors
conducted research for approximately 3 months start-
ing from May 2021 to August 2021. The problem
test was conducted to obtain information related to
the challenges in performing shuttle trade activity.
unprofessional in determining taxes so that when the
goods are detained the requester must pay for the
goods. The problem of packaging concerns the
security of the goods so that they are safe and in a
good condition during shipping. It is feared that the
Figure 1. Shuttle Trade Challenges
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 267
goods will not arrive and damaged. When in custom
clearance, because customs regulations do not allow
to bring new goods in large quantities so most of the
goods are detained.
Immigration is a challenge for goods that are
allowed in the country of origin can be a big problem
if the goods brought by the traveler violate the rules
of the destination country, even resulting in being
deported by the destination country. The platform
becomes a problem among travelers and requesters,
requesters who do not have a network to entrust
goods from their country of origin are very difficult
to find the right person to trust. Other problems or
challenges are complex, half of the baggage is empty,
resulting a loss in ticket purchases. Another problem
is competing with new baggage sellers who interfere
the market price of baggage.
Based on the problems obtained from the
respondents, the authors conducted a solution test to
see if the solution was in accordance with what
respondents expected.
a. A special platform for shuttle trade activity
`In an effort to deal with problems for
travelers and requesters, there is no special plat
form for shuttle trade activity. After giving a
visual description of a specific shuttle trade
platform, 83% of respondents agreed, because it
will become easier, safer and more reliable.
With a percentage of 17% of the total respon
dents, they disagreed with the existence of the
platform that government would find out and
force them to pay taxes and threaten the
business of Egyptian students. Additionally, with
their limited habits with technology so it is more
comfortable not to use a special platform and
prefer the conventional method.
b. Security guarantee of goods
Based on these data, all of the respondents agree
with the security guarantees provided by shuttle
trade platform. The security of goods is very
important so that the goods arrive at the
destination country safely. However, when the
seller has made every effort to ensure the goods
safety and there is still damage to the goods,
then it is the responsibility of the customer with
a warning in advance that goods brought by the
partner has high risk of damage.
c. Guaranty if the goods has not arrived
It is crucial to maintain customer trust when the
desired item has not arrived. Thus the test
related to the guaranty existence showing good
result. All respondents agreed if there is a
guarantee for goods that has not arrived.
d. Faster delivery
Usually the sea route for delivery can take weeks
and even months. As for the air route, it will be
faster. Thus all respondents agreed on a faster
route.
e . Legality
The existence of legality for shipping in two
countries is very important for consumers, with
legality consumers will be more interested in
using the services offered. Most of the
respondents agreed upon the legality of a shuttle
trader which can be in the form of a specific
company. With the legality assurance, there
would get guarantees for an error or fraud
during delivery.
Meanwhile 7% of the respondents disagree
with the existence of legality because they
prefer to managed the goods delivery personally
rather than entrusting a specific platform.
f. Star Feature
Technological progress is developing rapidly, in
various fields including the service sector. The
rating feature has been used by various platforms
in Indonesia. This feature is used to ensure and
maintain a good performance image in certain
sellers, shops or destinations. Based on the data
above, all respondents agreed that a shuttle
trade platform should provide star rating
feature.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 268 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
g. Pricing standard
From the data obtained, most respondents with
a percentage of 90% agreed if there were a
fixed price offered by the platform according to
the ticket price of the airline. So that travelers
3.3.3 Solution Test.
After determining the solution offered by
respondents, there will be a validity assurance of each
do not need to lower prices to maintain sales.
However 10% of respondents disagree because
if the price is set by the platform there will be
profit sharing, so that the income earned by
travelers will be decreasing.
solution from respondents point of view. This is
necessary to ensure agreement with the whole
respondents.
Figure 2. Proposed Solution
Table 5. Result of The Solution Test
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 269
Table 5. Result of The Solution Test (Advanced)
4. CONCLUSION
This research was finally completed with the
fulfillment of all expected respondent data. In
addition to the constraints of the second stage of the
interview, Al-Azhar University students took the exam
for more than a month which retard the interview
process. In the end these obstacles can be overcome
so that this research obtains the expected results.
The overall objective of this research was to
identify the challenges in performing shuttle trade
activity and also provide the solution to overcome the
challenges. By interviewing 30 respondents among
travelers and requesters the information resulted from
this study indicated the challenges of shuttle trade
are in the context of price competition, packing,
platform, and custom clearance. Those problems such
as detained goods, price fluctuation, unavailability
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 270 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
of a specific and legal platform that shuttle trader
send the goods illegally, and also damaged items when
it arrived at the destination country. After interviewing
the possible result expected by respondents, a final
solution given is that there must be a special and legal
platform to perform the shuttle trade activity that can
give guarantee over the unexpected situation such
as damaged goods, delayed arrival of goods, and
goods has not arrived. This platform can set a standard
price that will minimize price fluctuation among shuttle
traders.
In the end, future studies are needed in order
to explore the more detailed barriers and solutions
for shuttle trader especially in other country. There
has to be different findings since every country has
different regulations. Future studies can focus on
platform for shuttle trade because technological
development should gain special attention from
academic point of view. Hopefully this can contribute
to sector innovation, especially in the field of shuttle
trade.
REFERENCES
[1] Bell, E., Bryman, A., & Harley, B. 2018,
Business Research Methods, Oxford
University Press.
[2] Borremans, A. D., Zaychenko, I. M., &
Iliashenko, O. Y. 2018, Digital Economy, IT
Strategy of The Company Development.
MATEC Web of Conferences, 170, 1034.
[3] Davison, R., Martinsons, M. G., & Kock, N. 2004,
Principles of Canonical Action Research,
Information Systems Journal, 14(1), 65–86.
[4] Dinisari, M. C. 2019, Titipbeliin.com,
Tawarkan Jasa Titip Dengan Pengenaan
Pajak, https://ekonomi.bisnis.com/read/
20191206/12/1178573/titipbeliin.com-tawarkan-
jasa- titip-dengan-pengenaan-pajak
[5] Emirates. 2021, Bagasi Jatah Khusus, https://
www.emirates.com/id/indonesian/before- you-
fly/baggage/unusual-baggage-and-special-
allowances/
[6] Hastuti, P., Nurofik, A., Purnomo, A.,
Hasibuan, A., Aribowo, H., Faried, A. I.,
Tasnim, T., Sudarso, A., Soetijono, I. K., &
Saputra, D. H. 2020, Kewirausahaan dan
UMKM. Yayasan Kita Menulis.
[7] Kemp, S. 2019, Digital 2019: Global Digital
Overview. Datareportal, https://
datareportal.com/reports/digital-2019-global-
digital-overview
[8] Komala, D. E. A. A. 2018, Formulasi Model
Bisnis Platform Jasa Titip Belanja
Digihand, Universitas Gadjah Mada.
[9] Madinah, S. H., Sari, P. K., & Rofiqoh, I.
2019, Analisis Akad Wakalah Bil Ujrah
pada Jasa Titip Beli Online Dalam
Prespektif Kaidah Fikih Ekonomi (Studi
Kasus pada Akun Instagram@
jastiperopa777), El-Qist: Journal of
Islamic Economics and Business (JIEB),
9(2), 196–214.
[10] Mulia, D. I. 2020, Analisis Maslah} Ah
Mursalah pada Bisnis Jasa Titip Beli
(Jastip) Sebagai Alternatif Penghasilan
Generasi Milenial di Sidoarjo, UIN Sunan
Ampel Surabaya.
[11] Musa, M. 2013, Fiqh Wakalah
(Perwakilan), https://yufidia.com/3279-fiqh-
wakalah- perwakilan.html
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 271
[12] OECD. 2004, Shuttle Trade. https://
stats.oecd.org/glossary/detail.asp?ID=2459
[13] PPRI. 2008, Pengenaan Bea Keluar Barang
Ekspor, Https://Jdih.Setkab.Go.Id/.
https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/16442/PP 55
2008.htm
[14] Purwanti, T. 2020, Daftar Penyedia Jasa Titip
di Indonesia,
https://www.cekaja.com/info/daftar-penyedia-
jasa-titip-di-indonesia-banyak- pilihannya
[15] Republik Indonesia. 2016, Ketentuan Impor
Barang Kiriman, http://
p e r a t u r a n . b e a c u k a i . g o . i d /
index.html?page=detail/jenis/12/783/peraturan-
menteri-keuangan/pmk-182-pmk-04-2016/
ketentuan-impor-barang-kiriman.html
[16] Sahin, A., Akdi, Y., & Atakan, C. 2008, An
Investigation on The Shuttle Trade
Dynamics of a Small-Open-Economy.
[17] Smallbone, D., & Welter, F. 2012, Cross-
Border Entrepreneurship, Entrepreneurship
& Regional Development, 24(3–4), 95–104.
[18] Sugiyono, P. 2015, Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, 28, 1–
12, Bandung.
[19] Tayibnapis, A. Z., Wuryaningsih, L. E., & Gora,
R. 2018. The Development of Digital Economy
In Indonesia, IJMBS International Journal of
Management and Business Studies, 8(3), 14–
18.
[20] Welter, F., & Smallbone, D. 2008,
Entrepreneurship In A Cross-Border Context/
The Example of Transition Countries,
September, 1–28.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 272 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Pengaruh Audit Internal Dan Pengendalian Internal Terhadap
Pencegahan Kecurangan (Studi Kasus Pada PT. Pos Indonesia
Kota Metro Provinsi Lampung)
Diadara Gloria1, Anton Arisman2
Jurusan Akuntansi Universitas Multi Data [email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap
pencegahan kecurangan. PT Pos Indonesia (Persero) Kota Metro Provinsi Lampung merupakan objek dari penelitian
ini. Dasar pengambilan data pada penelitian adalah data primer yang peneliti peroleh dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada pegawai PT Pos Indonesia Kota Metro terkecuali pada bagian kurir dan sekuriti sehingga data yang dihasilkan
sebanyak 36 responden. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan menggunakan uji analisis
regresi berganda serta menambahkan uji validitas data dan uji reliabilitas data. Hasil penelitian menunjukan bahwa
koefisien determinasi dalam penelitian ini sebesar 0,597 atau 59,7% yang menyatakan bahwa pencegahan kecurangan
di pengaruhi oleh variabel audit internal dan pengendalian internal sedangkan sisanya 40,3% di pengaruhi oleh faktor
lain di luar variabel.
Kata kunci : Audit Internal, Pengendalian internal, Kecurangan.
Abstract: This study aims to determine the effect of internal audit and internal control on fraud prevention. PT Pos
Indonesia (Persero) Kota Metro Provinsi Lampung is the object of this research. The basis for collecting data in this
study is primary data that researchers obtained by distributing questionnaires to employees of PT Pos Indonesia
Kota Metro except for the courier and security department so that the data generated were 36 respondents. This
study uses a quantitative approach method and uses multiple regression analysis test and adds a data validity test
and data reliability test. The results show that the coefficient of determination in this study is
0.597 or 59,7% which states that fraud prevention is influenced by internal audit and internal control variables,
while the remaining 40,3% is influenced by other factors outside the variables.
Keyword : Internal Audit, Internal Control, Fraud.
1. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi
saat ini menyebabkan perkembangan di dunia usaha
semakin pesat berdampak pada persaingan
perusahaan yang semakin ketat, sehingga secara
alamiah akan berkembang juga ruang lingkup aktivitas
dan kompleksitasnya. Salah satu usaha untuk
menciptakan ketahanan dan daya saing bagi
perusahaan ialah dengan membentuk badan audit
internal yang dapat membantu pihak manajemen untuk
mengevaluasi sistem pengendalian yang ada dan
membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Di Indonesia istilah fraud atau yang lebih
sering diketahui dengan sebutan korupsi, menyebar
dengan begitu pesat di semua sektor, seperti
pemerintahan, BUMN ataupun swasta. Salah satu
dari sekian banyak perusahaan BUMN Indonesia
yang telah mengalami tindakan fraud atau
kecurangan adalah PT. Pos Indonesia (Persero).
Fenomena yang terkait dengan fraud dilansir dari
laman kompas.com adanya kasus yang terjadi di
Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung menangkap
mantan petinggi PT Pos Indonesia Budhi Setyawan
yang merupakan buronan kasus korupsi perusahaan
plat merah itu senilai Rp 9,4 miliar.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 273
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Adanya fenomena pada bulan Mei tahun
2019 yaitu terbongkar kasus korupsi materai senilai
Rp. 2.094 miliar yang dilakukan oleh staf keuangan
PT Pos Indonesia Kota Medan sehingga
menimbulkan potensi-potensi yang rentan untuk
terjadi tindak kecurangan (fraud) terhadap
menyalahgunaan aset pada PT Pos Indonesia Kota
Metro yang juga melakukan kegiatan penjualan ribuan
materai secara langsung kepada masyarakat. Salah
satu penyebab terjadinya kecurangan adalah
lemahnya peranan audit internal dan pengendalian
internal perusahaan.
Awal mula kecurangan pada perusahaan
terjadi karena adanya peluang atau kesempatan untuk
melakukan penyimpangan. Dilansir dari situs
kompas.com, di Indonesia kasus fraud masih banyak
terjadi, namun pada tahun 2020, Transparency
International Indonesia (TII) merilis indeks persepsi
korupsi (IPK) atau Corruption Perception Index
(CPI) Indonesia. Manajer Riset TII Wawan
Suyatmiko mengungkap, skor indeks persepsi korupsi
Indonesia saat ini berada di angka 37 pada skala 0-
100. Adapun skor 0 sangat korup dan skor 100 sangat
bersih.
Situasi pandemi covid-19 sangat
mempengaruhi penurunan IPK tahun 2020. Kondisi
ini menghadirkan krisis ganda, yaitu krisis ekonomi
dan krisis kesehatan. Dengan berlarutnya pandemi
dan meluasnya program bantuan sosial yang ditujukan
untuk memenuhi hak masyarakat Indonesia atas
standar hidup yang layak, potensi penggelapan dan
penyelewengan dana pemerintah juga meningkat.
(TII, 2021).
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:
(1) untuk memperoleh informasi mengenai audit
internal, pengendalian internal, pencegahan
kecurangan, serta bukti empiris mengenai audit
internal dan pengendalian internal.
(2) untuk mengetahui apakah audit internal
berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan
(fraud).
(3) untuk mengetahui apakah pengendalian internal
memiliki pengaruh terhadap pencegahan
kecurangan (fraud).
2. LANDASAN TEORI
Menurut Hartadi (2012), teori agensi
menghubungkan permasalahan konflik kepentingan
yang muncul dari adanya hubungan kontrakual dari
pihak principal dan agent yang mana kedua pihak
tersebut memiliki informasi yang berbeda. Sehingga
perbedaan informasi ini menimbulkan asimetri
informasi yang akan menyebabkan perbedaan
kepentingan.
Keterkaitannya dalam pembuktian
kecurangan, auditor (agen) dipekerjakan oleh
manajemen (prinsipal) dengan maksud untuk
memeriksa apakah terjadi kecurangan (fraud) di
dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu auditor
diharapkan memiliki pengalaman dan profesionalisme
dalam hal melakukan audit atas indikasi adanya
kecurangan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976),
mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah
kontrak dimana satu atau lebih prinsipal (pemilik)
menyewa orang lain (agen) untuk melakukan
beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan
mendelegasikan beberapa wewenang untuk membuat
keputusan kepada agen.
“Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti
tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang-orang yang kompeten dan independen.”
(Arens,dkk. 2015:2).
Peran audit internal dalam perusahaan atau
pemerintahan sangat dibutuhkan dan penting, karena
peran audit internal berpengaruh terhadap
peningkatan pengendalian internal dan kinerja
perusahaan atau pemerintahan dalam pencegahan
kecurangan. Peran audit internal sebagai konsultan
Hal - 274 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
lebih kepada upaya pencegahan (preventive), yaitu
apabila ditemukan masalah maka audit internal
memberikan rekomendasi perbaikan. Audit internal
merupakan elemen monitoring dari struktur
pengendalian internal dalam suatu organisasi, yang
dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-
elemen struktur pengendalian internal lainnya. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari
seorang pada situasi sosial tertentu (Barbara, 2013).
Menurut Mulyadi (2017:129) sistem
pengendalian internal meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Komponen pengendalian internal menurut
Commitee Of Sponsoring Organizations (COSO)
Arens (2014:320) yaitu:
(1) lingkungan pengendalian
(2) penilaian resiko
(3) aktivitas pengendalian internal
(4) informasi dan informasi
(5) pengawasan aktivitas.
Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) (2003) mendefinisikan
kecurangan (fraud) sebagai salah saji dari suatu fakta
yang bersifat material yang diketahui tidak benar atau
dilakukan dengan sengaja, dengan maksud menipu
pihak lain yang mengakibatkan pihak lain dirugikan.
Keller and Owens (2015) menyatakan
bahwa terdapat dua kategori fraud, internal dan
eksternal. Internal fraud dilakukan oleh orang dalam
perusahaan, seperti pegawai dan direksi. Eksternal
fraud dilakukan oleh orang-orang di luar perusahaan,
seperti vendor.
Fraud triangle theory adalah suatu
gagasan yang meneliti tentang penyebab terjadinya
kecurangan. Pemikiran ini pertama kali diciptakan
oleh Donald R. Cressey (1953) Fraud triangle
mengelompokkan tiga faktor yang terkait dalam
setiap situasi fraud, yaitu:
(1) Pressure, yaitu adanya tekanan/ insentif/
kebutuhan untuk melakukan kecurangan.
Tekanan dapat mencakup hampir semua hal
termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-
lain termasuk hal keuangan dan non keuangan.
(2) Opportunity, adalah keadaan yang membuka
kesempatan untuk memungkinkan terjadinya
suatu tindak kecurangan biasanya karena
pengendalian internal perusahaan yang lemah,
kurangnya pengawasan serta penyalahgunaan
wewenang.
(3) Rationalization adalah adanya sikap, karakter,
atau seperangkat nilai-nilai etis yang
membolehkan pihak-pihak tertentu untuk
melakukan tindakan kecurangan, atau orang-
orang yang berada dalam lingkungan yang cukup
menekan yang membuat mereka merasionalisasi
tindakan fraud.
Kerangka pemikiran yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sumber: Penulis, 2021
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 275
Kerangka pemikiran berdasarkan gambar 1.
menjelaskan hubungan secara parsial dan secara
simultan atau serentak antara variabel independen
yaitu audit internal (X1) dan pengendalian internal
(X2) terhadap variabel dependen yaitu pencegahan
kecurangan (Y). Berdasarkan kerangka pemikiran
tersebut maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
H1: Audit internal berpengaruh terhadap
pencegaham kecurangan
H2: Pengendalian internal berpengaruh
terhadap pencegaham kecurangan
H3: Audit internal dan Pengendalian internal
berpengaruh terhadap pencegaham
kecurangan
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian kuantitatif adalah jenis pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini yang dapat
diartikan sebagai jenis penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu. objek yang
digunakan pada penelitian ini mengenai pengaruh
peran audit internal dan pengendalian internal pada
PT Pos Indonesia Kota Metro.Subjek dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai namun
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu
dari PT Pos Indonesia Kota Metro.
Populasi dari penelitian ini merupakan seluruh
pegawai PT Pos Indonesia Kota Metro yang
berjumlah 43 orang. Pada penelitian ini penulis
menggunakan teknik purposive sampling. Purpo-
sive sampling merupakan teknik untuk menentukan
sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh
nantinya bisa lebih representative (Sugiyono:2010).
Pertimbangan tersebut adalah sebagai
berikut:
(1) pegawai selain bagian kurir dan satpam
(2) minimal masa kerja 1 tahun
(3) bersedia mengisi kuesioner.
Teknik pengumpulan data menggunakan data
primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada
pegawai PT Pos Kota Metro dan data sekunder
berupa studi kepustakaan, mengkaji buku-buku dan
jurnal. Uji instrumen data pada penelitian ini
menggunakan uji validitas yaitu: “Validitas merupakan
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti.” (Sugiyono, 2017:125) dan uji reliabilitas.
Menurut Sugiyono (2017:122) menyatakan bahwa:
“Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.”
Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk
memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari
gangguan normalitas, multikoliniearitas, dan
hetereoskedasitas. Uji regresi linier berganda
digunakan untuk menaksir nilai variabel Y
berdasarkan nilai variabel X, serta taksiran perubahan
variabel Y untuk setiap satuan perubahan variabel
X.
Bentuk persamaan dari regresi linier
berganda adalah :
Y = α+ ß1X1 + ß1X2 + € Dimana :
Y = Pencegahan Kecurangan
X1 = Audit Internal
X2 = Pengendalian Internal
α = Kostanta, merupakan nilai terkait yang
dalam hal ini adalah pada saat variabel
bebasnya adalah 0 (X1, X2 = 0)
Penelitian ini menggunakan uji hipotesis yang
terdiri dari uji koefisien determinasi (R2), uji parsial
(T), dan uji simultan (F).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji validitas berdasarkan data
responden PT Pos Kota Metro yang telah di
rekapitulasi adalah sebagai berikut:
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 276 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Tabel 1. Uji Validitas
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 277
Tabel 1. Uji Validitas (Lanjutan)
Sumber : Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan hasil pengujian validitas
menggunakan SPSS Versi 25 yang terdiri dari tiga
variabel dengan jumlah 52 pertanyaan dan telah di isi
oleh 36 responden namun karena adanya
penghapusan 1 data outlier pada penelitian sehingga
jumlah responden berkurang menjadi 35 pada PT Pos
Hasil dari uji reliabilitas pada variabel audit
internal (X1), pengendalian internal (X2) dan
pencegahan kecurangan (Y) dapat dilihat bahwa
Sumber: Output SPSS 25, 2021
Tabel 2. Uji Reliabilitas X1
Tabel 3. Uji Reliabilitas X2
Tabel 4. Uji Reliabilitas Y
Sumber: Output SPSS 25, 2021
Sumber: Output SPSS 25, 2021
Uji Reliabilitas X1
Uji Reliabilitas X2
Uji Reliabilitas Y
Kota Metro maka, peneliti dapat mengetahui
kuesioner yang valid atau tidak valid berdasarkan r
tabel sesuai dengan banyaknya n=35 dengan Sig 1%
sehingga r-tabel sebesar 0,430. Dari tabel diatas dapat
dilihat bahwa semua kuesioner pada r-hitung > r-tabel
maka semua kuesioner dapat dikatakan valid.
cronbach”s alpha lebih tinggi dari pada nilai dasar
yaitu 0,60 hasil tersebut berarti semua variabel dapat
dikatakan reliabel.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 278 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Tabel 5. Uji Regresi Linier Berganda
Sumber: Output SPSS 25, 2021
Persamaan regresi linier berganda telah
dirumuskan sebagai berikut:
1. Berdasarkan tabel 5 maka besarnya nilai
konstanta adalah 11,187 dapat di asumsikan jika
variabel independen atau variabel audit internal
dan pengendalian internal sama dengan nol, maka
pencegahan kecurangan akan mengalami
kenaikan sebesar 11,187 satuan.
2. Koefisien Audit Internal (X1) menunjukan nilai
Berdasarkan uji ANOVA atau F-test
diperoleh nilai Fhitung > Ftabel sebesar 26,173 > 3,28
dengan nilai probabilitas 0,000. Nilai probabilitas yang
lebih kecil daripada tingkat signifikansi yaitu sebesar
0,05 maka hasil tersebut menunjukan bahwa variabel
audit internal dan variabel pengendalian internal dalam
regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama atau
regresi sebesar 0,048 yang berarti jika terjadi
peningkatan audit internal sebesar 1% maka akan
diikuti dengan peningkatan pencegahan
kecurangan sebesar 0,48% dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
3. Koefisien Pengendalian Internal (X2) sebesar
0,304 hal ini berarti apabila adanya kenaikan
variabel pengendalian internal sebesar 1% maka
variabel pencencegahan kecurangan juga akan
meningkat sebesar 30,4% dengan asumsi bahwa
variabel yang lain konstan.
simultan terhadap variabel pencegahan kecurangan.
Pembahasan dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan terhadap variabel bebas dan variabel
terikat adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Audit Internal Terhadap
Pencegahan Kecurangan
Y = 11,187 + 0,048 X1 + 0,304 X2 + e
Tabel 8. Uji Simultan (F)
Sumber: Output SPSS 25, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 279
Hasil penelitian berdasarkan uji parsial (T)
pada tabel 7 menunjukan bahwa audit internal tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadappencegahan kecurangan dengan nilai t hitung < t tabelyaitu 0,242 < 2,037 serta tingkat signifikansi lebih
besar yang menunjukan 0,810 > 0,05 maka
berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama ditolak.
Hal ini dapat diartikan bahwa penerapan audit
internal pada pada PT Pos Kota Metro belum efektif
dalam meningkatkan pencegahan kecurangan
didukung dengan teori agensi yaitu adanya
ketidaksamaan kepentingan antara prinsipal dan agen
(Jensen dan Meckling:1976). Pihak manajemen
(agen) diberikan wewenang oleh pihak pemilik
(prinsipal) untuk melakukan tindakan yang membuat
kepentingan prinsipal tercapai.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005),
teori agensi merupakan teori yang mendasari
hubungan antara prinsipal dan agen dengan asumsi
bahwa setiap individu termotivasi oleh kepentingan
masing-masing sehingga dapat menimbulkan konflik
antara prinsipal dan agen. Dalam praktiknya adanya
kecenderungan pihak agen untuk membuat
kepentingan prinsipal tercapai yaitu dengan
melakukan tindak kecurangan agar laporan
pertanggungjawaban yang disajikan terlihat baik dan
memberikan keuntungan pada pihak prinsipal. Jika
hal ini terjadi maka mendorong pihak pengelola
perusahaan untuk melakukan fraud. Kondisi ini
sangat mungkin terjadi karena pihak pengelola
memiliki kompetensi untuk melakukan fraud yang
akan menguntungkan pihak pribadi.
Hasil dalam penelitian ini didukung penelitian
yang dilakukan oleh Novryani Silvia (2019) dengan
judul “Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian
Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan Pada
Inspektorat Provinsi Jawa Barat” yang menyatakan
bahwa variabel audit internal tidak berpengaruh
signifikan terhadap kecurangan.
2. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap
Pencegahan Kecurangan
Menurut Dasaratha V.Rama-Frederick
L.Jones (2008:132) pengendalian internal (internal
control) adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh
dewan direksi entitas, manajemen, dan personel
lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian
yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran
kategori sebagai berikut:
(1) efektivitas dan efisiensi operasi,
(2) keandalan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7 uji
T menunjukan bahwa hasil t hitung > t tabel yaitu
5,035 > 2,037 dengan tingkat signifikan 0,000 maka
hal ini menunjukan bahwa hipotesis kedua diterima
yang berarti apabila pengendalian internal dalam
suatu perusahaan berjalan baik dimana lingkungan
pengendalian, penilaian resiko, aktifitas pengendalian,
informasi komunikasi serta aktifitas pengawasan yang
baik dan teratur maka akan semakin tinggi tingkat
pencegahan kecurangan pada PT Pos Kota Metro
hal ini sesuai dengan teori agensi dimana pihak
manajemen sebagai agen telah sesuai dalam
mencapai kepentingan untuk memakmurkan pemilik
atau pemegang saham sebagai prinsipal.
Penelitian ini juga relevan dengan penelitian
Indra Firmansyah (2020) dengan judul “Pengaruh
Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap
Pencegahan Kecurangan (Fraud) di PT Perkebunan
Nusantara VIII” yang menyatakan bahwa secara
parsial pengendalian internal berpengaruh signifikan
terhadap pencegahan kecurangan serta sejalan
dengan penelitian Suginam (2017) dengan judul
“Pengaruh Peran Audit Internal dan Pengendalian
Intern Terhadap Pencegahan Fraud (Studi Kasus
Pada PT Tolan Tiga Indonesia)”
3. Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian
Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan
Berdasarkan uji F pada tabel 8 menunjukan
hasil pengujian data Fhitung > Ftabel sebesar 26,173
> 3,28 dan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ketiga diterima yang artinya audit internal dan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 280 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
pengendalian internal memiliki pengaruh secara
serentak atau simultan dan signifikan terhadap
pencegahan kecurangan.
Pengendalian internal adalah kebijakan dan
prosedur yang dirancang untuk memberikan
manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan
telah mencapai tujuan dan sasarannya (Arens, 2008).
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan
senantiasa menghadapi berbagai resiko yang disebut
resiko bisnis termasuk diantaranya adalah resiko
terjadinya kecurangan (fraud).
Singleton (2010) mendefinisikan kecurangan
sebagai suatu tindakan untuk mengambil keuntungan
dengan cara sengaja yaitu dengan cara mencuri aset/
sumber daya atau menyalahgunakan suatu pekerjaan/
jabatan dalam suatu organisasi realistis dan kebijakan
serta prosedur yang dapat mencegah tindakan
penyimpangan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Indra Firmansyah (2020) dengan
judul “Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian
Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud)
di PT Perkebunan Nusantara VIII” dan penelitian
oleh Ida Bagus Dwika M, Edy Sujana, I Putu Gede
Diatmika (2017) dengan judul “Pengaruh Audit
Internal dan Efektivitas Pengendalian Interen
Terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud)” yang
menyatakan bahwa audit internal dan pengendalian
internal berpengaruh signifikan terhadap pencegahan
kecurangan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang
sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan hipotesis
penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari penelitian ini di dapatkan persamaan regresi
sebagai berikut,
Dari persamaan tersebut menyatakan bahwa nilai
koefisien variabel audit internal lebih rendah dari
pada variabel pengendalian internal. Berdasarkan
hasil uji parsial (T) juga menyebutkan bahwa
audit internal tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pencegahan kecurangan. Dari
pernyataan kedua hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel pengendalian
internal adalah yang paling dominan
mempengaruhi pencegahan kecurangan pada PT
Pos Indonesia Kota Metro.
2. Hasil penelitian secara parsial menggunakan uji
T menyatakan bahwa variabel audit internal tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabelpencegahan kecurangan dengan nilai t hitung yang
lebih kecil dari pada nilai t tabel yaitu 0,242 < 2,037
dan tingkat signifikasi sebesar 0,810 > 0,05
sedangkan untuk variabel pengendalian internal
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
pencegahan kecurangan dengan nilai t hitung > t
tabel yaitu 5,035 > 2,037 dan tingkat signifikan <
0,05.
3. Hasil penelitian secara simultan dengan
menggunakan uji F menyatakan adanya pengaruh
secara serentak antara audit internal dan
pengendalian internal terhadap pencegahan
kecurangan pada PT Pos Indonesia Kota Metro
terbukti dengan nilai F hitung > F tabel yaitu
sebesar 26,173 > 3,28 berdasarkan hasil tersebut
maka dapat dikatakan bahwa hipotesis di terima.
Hasil penelitian yang dikemukakan dalam
skripsi ini mempunyai keterbatasan sehingga adapun
saran untuk penelitian selanjutnya:
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat lebih
memperbanyak variabel independen lain yang
dapat mempengaruhi tingkat pencegahan
kecurangan sebagai variabel dependen
2. Peneliti disarankan agar lebih memperluas teknik
analisis data seperti melakukan wawancara secara
langsung kepada responden sehingga data yang
diperoleh akan lebih optimal dan berkualitas.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 281
Y = 11,187 + 0,048 X1 + 0,304 X2 + e.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anthony, R., Vijay Govindrajan, 2005, Sistem
Pengendalian Manajemen, Edisi 11 Buku
1, Salemba Empat, Jakarta
[2] Arens, Alvin. A, Randal J. Elder, Mark S.
Beasley. 2011, Audit dan Jasa Assurance:
Pendekatan Terpadu (Penerjemah Herman
Wibowo,. Salemba Empat, Jakarta
[3] Bigliardi Barbara, 2013, The Effect of
Innovation On Financial Performance: A
Research Study Involving SMEs, Innovation:
Management, Policy & Practice (2013)
15(2): 245–256.
[4] Cressey, D. R. 1953, Other People’s Money;
A Study of The Social Psychology of
Embezzlement.
[5] Hartadi, Bambang. 2012, “Pengaruh Fee
Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor
Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek
Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan
Volume 16, Nomor 1,Maret 2012 : 84-103
[6] Henry Simamora, 2016, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Gramedia, Jakarta.
[7] Ida Bagus Dwika Maliawan, Edy Sujana, dan I
Putu Gede Diatmika. 2017, Pengaruh Audit
Internal dan Efektivitas Pengendalian
Interen Terhadap Pencegahan Kecurangan
(Fraud) (Studi Empiris pada Bank Mandiri
Kantor Cabang Area Denpasar)”, e-Journal
S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun
2017)
[8] Indra Firmansyah. 2020, Pengaruh Audit
Internal dan Pengendalian Internal
Terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud)
Di PT. Perkebunan Nusantara VIII P- ISSN:
2715 – 9590 E - ISSN: 2716 - 263X Land,
Volume 1, No. 2 Juli 2020
[9] Jensen, M., dan W. Meckling. 1976. Theory of
The Firm: Managerial Behavior, Agency and
Ownership Structure.
Journal of Financial Economics: 305 – 360.
[10] Keller and Owens. 2015. “Preventing and
Detecting Fraud in Not-For-
Profitorganizations”,Updatededition,availableat:
www.kellerowens.com/wp-content/uploads/
2011/12/FraudBooklet.pdf
[11] Mulyadi. 2002, Auditing, Salemba Empat,
Jakarta
[12] Novryani Silvia Clianta Pakpahan. 2019,
Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian
Internal Terhadap Pencegahan
Kecurangan pada Inspektorat Provinsi
Jawa Barat (Studi Kasus: Inspektorat
Provinsi Jawa Barat), https://
www.semanticscholar.org
[13] Rama Dasaratha V/ Frederick L. Jones.2008.
Sistem Informasi Akuntansi, Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta.
[14] Suginam. 2017, Pengaruh Peran Audit
Internal dan Pengendalian Intern terhadap
Pencegahan Fraud (Studi Kasus pada PT.
Tolan Tiga Indonesia), Riset dan Jurnal
Akuntansi, Vol. 1, No. 1.
[15] Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif.
Alfabeta, Bandung
[16] Sugiyono, 2010, Metode Penelitian
Administrasi. Alfabeta, Bandung
[17] Sugiyono. 2016, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung.
[18] Sugiyono. 2017, Metode Penelitian Bisnis
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, dan R&D (S. Y. Suryandari
(ed.); Ed.3). Alfabeta, Bandung.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 282 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
[19] Sugiyono. 2017, Statistika Untuk Penelitian
(Cet.28). Alfabeta, Bandung.
[20]Sugiyono. 2018, Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta,
Bandung.
[21] Singleton & Singleton. 2010. Fraud Auditing
and Forensic Accounting. Fourth
Edition Wiley Corporate F&A
[22] Transparency International. 2020, Corruption
Perceptions Index, Diakses 1 Oktober
2020, dari https://www.transparency.org/en/
cpi/2020/index/nzl
[23] _______, Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan,
Nomor: KEP-36/PM/2003 Tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan
Berkala, Jakarta.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 283
Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Impulse Buying Pada
Lottemart Palembang
Agustriyanto1, Herry Widagdo2
[email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hedonic shopping value, sales
promotion, store atmosphere dan visual merchandising terhadap impulse buying di LotteMart Wholesale Palembang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang dilakukan pada pengunjung LotteMart Wholesale
Palembang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan jenis purpo-
sive sampling dengan sampel sebanyak 190 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel hedonic
shopping value, sales promotion, store atmosphere dan visual merchandising berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial dan simultan terhadap impulse buying di LotteMart Wholesale Palembang.
Kata kunci: Hedonic Shopping Value, Sales Promotion, Store Atmosphere, Visual Merchandising dan Impulse
Buying
Abstract: The purpose of this to analyze the effect of hedonic shopping value, sales promotion, store atmosphere and
visual merchandising on impulse buying at LotteMart Wholesale Palembang. This study uses quantitative research
methods conducted on visitors to LotteMart Wholesale Palembang. The sampling method used is non-probability
sampling with purposive sampling type with a sample of 190 respondents. . The results showed that hedonic shopping
value, sales promotion, store atmosphere and visual merchandising has a positif and significant effect on impulse
buying at LotteMart Wholesale Palembang.
Keywords: Hedonic Shopping Value, Sales Promotion, Store Atmosphere, Visual Merchandising and Impulse Buying
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara
dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia
pada tahun 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa (Badan
Pusat Statistik, 2020). Jumlah penduduk yang besar
sangat berpotensi bagi pebisnis ritel modern untuk
masuk, apalagi dengan capaian gross domestic
product (GDP) mencapai Rp 4.000 triliun juga
merupakan alasannya. Hal ini didukung juga dengan
pergeseran pola belanja masyarakat Indonesia dari
ritel tradisional dan sekarang sudah berpindah ke ritel
modern offline (Aqsha, 2017).
Pola perilaku belanja pelanggan yang sedikit
demi sedikit berubah, pelanggan sangat
memperhatikan hal-hal yang terkait dengan nilai
tambah terhadap kenyamanan mereka dalam
melakukan aktivitas belanja mengingat berubahnya
pandangan bahwa belanja merupakan aktivitas
rekreasi, maupun pemenuhan kebutuhan mereka
dalam satu lokasi (one stop shopping) (Utami, 2017,
h.10). BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2020
mencatat, ada 1.484 toko swalayan yang tersebar di
635 kecamatan dan 223 kabupaten/kota seluruh
Indonesia, jumlah tersebut bertambah banyak sebesar
352 unit dibandingkan pada tahun 2019 dan 2018.
Pertumbuhan Penjualan Ritel Indonesia
dilaporkan sebesar 15,6 % pada 2021-04. Rekor ini
naik dibanding sebelumnya yaitu -16,3 % untuk 2020-
11 (Data, 2021). Penjualan ritel Indonesia sempat
mengalami penurunan dan bahkan sampai -16,3%
pada November tahun 2020. Hal ini tidak lain
Hal - 284 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
disebabkan karena efek pandemi covid-19, yang
mengharuskan pemerintah untuk melakukan PSBB
sehingga daya beli masyarakat saat itu turun
drastis.
Beberapa ritel modern tipe hypermarket di
Indonesia yang termasuk kedalam Top Brand Index
pada tahun 2020 seperti Transmart Carrefour (32,3%),
Hypermart (21,4%), Giant (21,3%) dan LotteMart
(1,4%) (Frontier, 2020). Salah satu ritel modern di
atas yang terdampak pandemi paling parah adalah
Giant, pada pertengahan tahun 2021 Giant menutup
semua gerainya yang ada di Indonesia dikarenakan
penjualannya yang menurun drastis akibat pandemi
covid-19 (Mandey, 2021).
Berbeda hal dengan LotteMart walaupun
dengan perolehan Top Brand Index 2020 sebesar
(1,4%) tetapi tetap mampu bertahan di era pandemi
covid-19 ini dan berencana untuk terus melakukan
ekspansi dengan membuka delapan gerai baru pada
akhir tahun 2021 di daerah Jabodetabek, Jawa Timur
dan Sumatera (Lionawan, 2020).
LotteMart merupakan pemain baru asal
Korea Selatan dan juga merupakan usaha dalam
bidang ritel yang paling pesat perkembangannya.
LotteMart adalah bisnis ritel tipe hypermarket, dan
memulai ekspansinya dengan mengakuisisi PT. Makro
Indonesia pada tahun 2008 dan merubah namanya
menjadi LotteMart Wholesale pada tahun 2010.
Saat ini terdapat 28 (dua puluh delapan) gerai
LotteMart Wholesale yang tersebar di beberapa kota
di Indonesia. Salah satu cabangnya adalah LotteMart
Wholesale yang berada di kawasan PTC (Palembang
Trade Center) Mall Palembang, yang menyediakan
kebutuhan sehari-hari seperti makanan, buah-buahan,
produk segar, peralatan rumah tangga, pakaian, barang
elektronik dan lain-lain. Dan menyediakan produk-
produk yang berkaitan dengan kesehatan seperti
seperti vitamin, handsanitizer, sabun anti bakteri,
masker dan lain-lain, karena dikondisi saat ini yang
sedang pandemi covid-19, tentunya masyarakat akan
tertarik juga untuk membeli produk-produk yang
berkaitan dengan kesehatan.
LotteMart Wholesale Palembang berusaha
memikat konsumen untuk melakukan pembelian, dan
harus mampu melihat apa yang terjadi di era modern
ini. Salah satu yang harus diperhatikan oleh LotteMart
dimana harus bisa menciptakan suasana pembelian
tidak terencana (impulse buying). Impulse buying
dapat ditimbulkan oleh hedonic shopping value.
Menurut (Utami, 2017, h.60) Hedonic
shopping value mencerminkan hiburan potensial
belanja dan nilai emosional yang bisa mempengaruhi
terjadinya pembelian barang seraca kebetulan tanpa
perencanaan. Yang dimana berbelanja hanya di
anggap sebagai kebutuhan untuk memenuhi kepuasan
dari konsumen tanpa perlu mempertimbangkan
barang apa yang akan di beli, oleh karna itu LotteMart
yang pertama kali hanya menjual 11 ribu jenis barang,
telah mengalami penambahan jumlah barang yang
dijual menjadi 16 ribu jenis barang, sehingga
penambahan produk ini agar konsumen lebih
termotivasi untuk mencari produk dan juga berbelanja
di LotteMart Wholesale Palembang.
LotteMart berupaya untuk meningkatkan
impulse buying melalui sales promotion. Menurut
(Pertiwi, 2021, h.49) sales promotion adalah bentuk
langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang
dapat di atur untuk merangsang pembelian produk
secara langsung atau tidak terencana (impulse
buying). Promosi penjualan yang sering dilakukan
oleh LotteMart adalah memberikan potongan harga
pada hari atau waktu tertentu, yaitu promo JSM
(jumat, sabtu, minggu) atau promo weekend pada
akhir pekan setiap minggunya.
Pemberian kupon potongan harga senilai Rp
50.000 dan Rp 120.000 kepada konsumen yang
menggunakan kartu debit BNI saat melakukan
transaksi pembelian berdasarkan minimal transaksi
yang telah di tetapkan. Melalui promosi penjualan,
perusahaan dapat menarik pelanggan dan mendorong
pelanggan untuk membeli lebih banyak, sehingga
dengan adanya promosi penjualan dapat
meningkatkan impulse buying. LottteMart berupaya
menciptakan suasana toko yang nyaman. Dengan
store atmosphere (penciptaan suasana) toko yang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 285
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
baik, perusahaan dapat meningkatkan pengalaman
yang dirasakan oleh konsumen yang nantinya dapat
mempengaruhi pembelian secara tidak langsung.
Store atmosphere yang ada di LotteMart bisa
dilihat dari desain toko yang dibuat unik layaknya
seperti sebuah gedung tinggi yang luas, dengan tata
ruang gerak yang lebar sehingga konsumen akan
merasa lebih leluasa dalam berbelanja. Serta
pencahayaan yang menjadi hal yang paling
diperhatikan oleh pihak LotteMart untuk membangun
suasana toko yang nyaman bagi para konsumen agar
meningkatkan terjadinya pembelian yang tidak
terencana.
LotteMart selalu memperhatikan visual
merchandising, yang merupakan komunikasi yang
disampaikan ritel dalam bentuk tampilan rak, tanda,
pajangan atau display untuk menarik pelanggan dalam
meningkatkan impulse buying (Dlabay et al., 2016,
h.253).
LotteMart memajangkan produk-produk
yang dijualnya dengan rapih dan tertata baik serta
produk yang dikelompokkan berdasarkan kategori
produk, untuk memudahkan konsumen dalam mencari
barang yang di inginkan. LotteMart juga
memperhatikan position, dalam hal ini position adalah
pengaturan ketinggian dari display suatu produk
dimana posisi ketinggian ini dapat mempengaruhi
tingkat impulse berdasarkan eye-catching (area
pandang) seperti anak kecil dan orang dewasa. Serta
penjelasan promosi yang jelas karena ukuran display
promosi yang besar sehingga membuat konsumen
mudah untuk membaca promosi yang telah
diberikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
secara parsial pengaruh Hedonic Shopping Value,
Sales Promotion, Store Atmosphere dan Visual Mer-
chandising Terhadap Impulse Buying di LotteMart
Wholesale Palembang dan untuk menguji secara
simultan pengaruh Hedonic Shopping Value, Sales
Promotion, Store Atmosphere dan Visual Merchan-
dising Terhadap Impulse Buying di LotteMart
Wholesale Palembang.
2. LANDASAN TEORI
Hedonic Shopping Value
Menurut (Utami, 2017, h.60) Hedonic shop-
ping value mencerminkan hiburan potensial belanja
dan nilai emosional yang bisa mempengaruhi
terjadinya pembelian barang seraca kebetulan tanpa
perencanaan (impulse buying).
Menurut (Balmer & Chen, 2016) dimensi
hedonic shopping value terbagi atas lima bagian, yaitu:
1. Novelty (Hal baru)
Kegiatan berbelanja menjadi sebuah cara dalam
memberikan pengalaman baru seperti menjelajahi
dunia baru.
2. Fun (Kesenangan)
Kegiatan berbelanja menjadi sebuah cara untuk
memenuhi kebutuhan untuk bersenang- senang,
suka cita dan memberikan positive emotion
secara langsung.
3. Praise Of Others (Mendapatkan pujian dari
orang lain)
Saya menikmati pujian dan kata-kata pujian dari
orang lain ketika saya berbelanja
4. Escape (Pelarian)
Kegiatan berbelanja memungkinkan konsumen
untuk melarikan diri dari kenyataan, melupakan
kekhawatiran mereka dan melupakan masalah-
masalah yang sedang dihadapi.
5. Social Interaction (Interaksi sosial)
Kegiatan berbelanja adalah cara untuk
berkomunikasi dan meningkatkan rasa
kekeluargaan ataupun tali persahabatan.
Sales Promotion
Menurut (Pertiwi, 2021, h.49) sales
promotion adalah bentuk langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat di atur untuk
merangsang pembelian produk secara langsung atau
tidak terencana. Melalui promosi penjualan,
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 286 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
perusahaan dapat menarik pelanggan dan mendorong
pelanggan untuk membeli lebih banyak, sehingga
dengan adanya promosi penjualan dapat
meningkatkan impulse buying.
Menurut (Kotler, 2016, h.624) menyatakan
bahwa terdapat beberapa indikator promosi penjualan
yang dapat diukur, yaitu:
1. Coupons (Kupon)
a. Pemberian kupon dapat membuat konsumen
datang kembali dan melakukan sebuah
transaksi.
2. Rebates (Potongan Harga):
a. Besar potongan harga akan sangat sukses bagi
perusahaan.
b. Penawaran potongan harga menarik untuk
konsumen.
3. Price Packs / Paket harga:
a. Konsumen menyukai promosi paket harga
b. Penawaran paket harga sangat efektif.
c. Promosi paket harga menyenangkan bagi
konsumen.
d. Penawaran paket harga menarik untuk
konsumen
Store Atmosphere
Menurut (Utami, 2017, h. 63) Store atmo-
sphere (suasana toko) adalah kombinasi dari
karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak,
penanda, pemajangan, warna ,pencahayaan, tempera-
ture, music serta aroma, yang secara menyeluruh
akan meciptakan citra dalam benak konsumen dan
atmosphere suatu gerai merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pembelian tidak terencana.
Menurut Levy dan Weitz 2004 dalam
(Utami, 2017, h. 63), indikator store atmosphere terdiri
dari:
1. Desain toko
Desain adalah sebagai perencanaan dalam
pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau
struktur. Dan warna toko merupakan simbol warna
dari sebuah toko untuk citra perusahaan.
2. Tata letak toko
Tata letak toko merupakan penataan toko yang
dirancang dan dibuat semenarik mungkin sehingga
tidak rumit bagi konsumen semua ini bertujuan
untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan
bagi konsumen dalam berbelanja.
3. Komunikasi Visual
Dengan penggunaan papan tanda dan grafik yang
menarik sebagai sarana pemberian informasi
kepada konsumen dan memudahkan konsumen
dalam berbelanja
4. Pencahayaan
Pencahayaan yang baik di dalam toko dapat
melibatkan lebih dari hanya menerangi ruangan.
Pencahayaan dapat menyoroti produk dan
menangkap emosi atau perasaaan dan menambah
store image.
Visual Merchandising
Visual merchandising merupakan komunikasi
yang disampaikan ritel dalam bentuk tampilan rak,
tanda, pajangan atau display untuk menarik pelanggan
dalam meningkatkan impulse buying (Dlabay et al.,
2016, h. 253).
Menurut Mehta & Chugan dalam
(Sudarsono, 2017). Terdapat beberapa dimensi-
dimensi penting yang mendukung pengadaan visual
merchandising dalam sebuah toko yaitu:
1. Window display, menjadi media yang
menciptakan first impression pada benak
konsumen untuk memasuki sebuah toko.
2. In-store display, menjadi alat untuk
memamerkan atau menjelaskan tren saat ini dan
identitas merek suatu toko.
3. Floor merchandising, merupakan penataan
peralatan-peralatan yang mendukung
pelaksanaan bisnis ritel dalam menciptakan
ruang gerak bagi konsumen di dalam toko.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 287
4. Promotional signage, merupakan alat atau
media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan kepada konsumen mengenai promosi atau
kegiatan yang sedang berlangsung didalam toko.
Impulse Buying
Menurut (Utami, 2017, h. 81) Pembelian
impulsif adalah ketika konsumen tiba-tiba mengalami
keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli
sesuatu secepatnya. Impulse untuk membeli
merupakan hal yang secara hedonis kompleks, dan
3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
non probability sampling dengan metode
purposive sampling yang mana penentuan kriteria
sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 190 sampel
yang akan dibagikan kepada responden pengunjung
akan menstimulasi konflik emosional. Menurut Julie
Anne Lee (2002) dalam (Editor: Nigar Pandrianto,
2020,h.30) menyatakan bahwa indikator untuk
mengukur impulse buying adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada perencanaan untuk membeli produk
2. Tidak memerlukan pertimbangan yang panjang
untuk melakukan pembelian
3. Pembelian terjadi karena adanya rangsangan
produk seperti labeling atau warn
Kerangka pemikiran adalah:
yang melakukan pembelian di LotteMart Wholesale
Palembang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
Pada penelitian ini dari 190 responden
menunjukkan bahwa 108 responden berjenis kelamin
perempuan dan 82 responden berjenis kelamin laki-
laki. Dalam penelitian ini, di dominasi oleh responden
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 288 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
yang berusia dari 31-35 tahun sebanyak 92
responden. Diketahui juga responden pada penelitian
ini yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak
76 responden dengan pendapatan yang di dominasi
dari Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000. Kemudian 190
Berdasarkan tabel 1 tersebut nilai Adjusted
R Square sebesar 0,729 atau 72,9 menunjukkan
bahwa variabel hedonic shopping value, sales
promotion, store atmosphere dan visual merchan
Berdasarkan tabel 2 pengujian secara
parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel hedonic shopping value (X1)
memiliki nilai signifikasi 0,001 < 0,05 dan t
hitung 3,320 > dari t tabel 1,972, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara variabel hedonic
shopping value (X1) terhadap variabel
impulse buying secara parsial.
Tabel 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi
responden tersebut telah membeli di LotteMart
Wholesale Palembang. Berikut ini merupakan hasil
pengujian yang dilakukan pada penelitian ini dapat
dilihat berdasarkan tabel berikut:
dising mampu mempengaruhi impulse buying
sebesar 72,9%. Sedangkan sisanya 27,1% merupakan
pengaruh dari variabel lain diluar penelitian ini seperti
penggunaan daftar belanja, pemilihan toko.
2. Variabel sales promotion (X2) memiliki nilai
signifikasi 0,000 < 0,050 dan t hitung 4,424
t tabel 1,972, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
variabel sales promotion (X2) terhadap
variabel impulse buying secara parsial
3. Variabel store atmosphere (X3) memiliki nilai
signifikasi 0,007 < 0,050 dan t hitung 2,752
Sumber: Data yang Diolah, 2021
Tabel 2. Uji t (Parsial)
Sumber: Data yang Diolah, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 289
t tabel 1,972, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
variabel store atmosphere (X3) terhadap
variabel impulse buying secara parsial.
4. Variabel visual merchandising (X4) memiliki
Berdasarkan tabel 3 Nilai signifikasi bernilai
0,000 < dari 0,05 dan F Hitung 128,089 > F tabel 2,42
dapat disimpulkan bahwa variabel hedonic
shopping value, sales promotion, store atmosphere
dan visual merchandising berpengaruh secara
simultan terhadap impulse buying.
4.1 Pembahasan
Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap
Impulse Buying
Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel
hedonic shopping value terhadap impulse buying
menunjukkan nilai signifikasi 0,001 < dari 0,05 dan t
hitung 3,320 > dari t tabel 1,972. Maka dapat
disimpulkan terdapat pengaruh positif antara suatu
variabel hedonic shopping value terhadap variabel
impulse buying secara parsial.
Menurut Menurut (Utami, 2017, h.60)
hedonic shopping value mencerminkan hiburan
potensial belanja dan nilai emosional yang bisa
mempengaruhi terjadinya pembelian barang seraca
kebetulan tanpa perencanaan (impulse buying).
0,035 < 0,050 dan t hitung 2,119 > t tabel 1,972,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara variabel
visual merchandising (X4) terhadap variabel
impulse buying secara parsial
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Fitriani, 2018) dengan judul “Pengaruh Hedonic
Shopping Value Dan Store Atmosphere Terhadap
Impulse Buying Pada Konsumen CARREFOUR Di
Pontianak”. Menunjukkan bahwa Hedonic
Shopping Value berpengaruh signifikan terhadap
impulse buying.
LotteMart mengalami penambahan jumlah
barang dari hanya menjual 11 ribu jenis barang menjadi
16 ribu jenis barang sampai sekarang, sehingga
penambahan produk ini agar konsumen lebih
termotivasi untuk mencari produk dan juga berbelanja
di LotteMart.
Hal tersebut sangat berpengaruh untuk
hedonic shopping value dimana belanja hanya di
anggap sebagai kebutuhan untuk memenuhi kepuasan
tanpa perlu mempertimbangkan barang apa yang akan
di beli, sehinga ketika konsumen itu tertarik terhadap
suatu produk karena adanya perasaan senang,
emosional dan hiburan saat berbelanja sehingga tidak
memperhatikan manfaat dari produk yang
diinginkannya. Ketika pengalaman belanja seseorang
menjadi tujuan untuk memenuhi kepuasan kebutuhan
Tabel 3. Uji F (Simultan)
Sumber: Data yang Diolah, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 290 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
yang bersifat hedonis, maka produk yang dipilih untuk
dibeli bukan berdasarkan rencana awal, melainkan
impulse buying yang disebabkan oleh pemenuhan
kebutuhan yang bersifat hedonisme.
Pengaruh Sales Promotion Terhadap Impulse
Buying
Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel
sales promotion terhadap impulse buying menujukkan
nilai signifikasi 0,000 < 0,05 dan t hitung 4,424 > dari
t tabel 1,972. Maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh positif antara suatu variabel sales
promotion terhadap variabel impulse buying secara
parsial.
Menurut (Pertiwi, 2021, h. 49) sales
promotion adalah bentuk langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat di atur untuk
merangsang pembelian produk secara langsung atau
tidak terencana (impulse buying).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Sopini et al., 2021) dengan judul “Pengaruh Promosi
Penjualan Terhadap Impulse Buying Pada Trona
Supermarket Jambi Townsquare (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Batanghari)”. Menujukkan bahwa variabel sales
promotion berpengaruh signifikan terhadap impulse
buying.
LotteMart Wholesale Palembang selalu
memberikan sales promotion seperti potongan harga
pada hari atau waktu tertentu, yaitu promo JSM
(jumat, sabtu, minggu) atau promo weekend pada
akhir pekan setiap minggunya. Dan pemberikan kupon
potongan harga senilai Rp 50.000 dan Rp 120.000
bagi konsumen yang menggunakan kartu debit BNI
saat melakukan transaksi pembelian berdasarkan
minimal transaksi yang telah ditetapkan. Dan
penawaran paket harga yang lebih murah bagi produk
tertentu yang ini dilakukan untuk menarik pengunjuk
melakukan pembelian secara langsung.
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Impulse
Buying
Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel store
atmosphere terhadap impulse buying
menunjukkan nilai signifikasi 0,007 < 0,05 dan t hitung
2,752 > dari t tabel 1,972. Maka dapat disimpulkan
terdapat pengaruh positif antara suatu variabel store
atmosphere terhadap variabel impulse buying
secara parsial.
Menurut (Utami, 2017, h. 63) store
atmosphere adalah kombinasi dari karakteristik fisik
toko seperti arsitektur, tata letak, penanda,
pemajangan, warna ,pencahayaan, temperatur, musik
serta aroma, yang secara menyeluruh akan
meciptakan citra dalam benak konsumen. Dan
atmosphere suatu gerai merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pembelian tidak terencana
(impulse buying).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Amsani & Sudharto, 2017) dengan judul “Pengaruh
Discount dan Store Atmosphere terhadap Perilaku
Impulse Buying (Studi Kasus Pada Konsumen
LotteMart Wholesale Semarang)”. Menujukkan
bahwa variabel variabel store atmosphere
berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.
LotteMart Wholesale Palembang memiliki
store atmosphere yang baik. Dari desain toko yang
dibuat unik layaknya sebuah gedung tinggi yang luas,
dengan tata ruang gerak yang lebar sehingga
konsumen akan lebih leluasa dan nyaman ketika
melakukan aktivitas belanja dan mempengaruhi
konsumen secara tidak langsung untuk melakukan
pembelian.
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap
Impulse Buying
Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel
visual merchandising menujukkan nilai signifikasi
0,035 < 0,05 dan t hitung 2,119 > dari t tabel 1,972.
Maka terdapat pengaruh positif antara suatu variabel
visual merchandising terhadap variabel impulse
buying secara parsial.
Menurut (Dlabay et al., 2016, h.253) visual
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 291
merchandising merupakan komunikasi yang
disampaikan ritel dalam bentuk tampilan rak, tanda,
pajangan atau display untuk menarik pelanggan dalam
meningkatkan impulse buying.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Sari, 2019) dengan judul “Pengaruh Visual Mer-
chandising, Store Environment, Dan Customer
Experince Terhadap Impulse Buying (Studi Pada
Konsumen Jadi Baru Kebumen)”. Menujukkan bahwa
variabel visual merchandising berpengaruh signifikan
terhadap impulse buying.
LotteMart Wholesale Palembang selalu
memperhatikan visual merchandising dengan baik.
Mulai dari memajangkan produk yang dijualnya
dengan rapih dan tertata, pengaturan position produk
serta produk tersebut dikelompokkan berdasarkan
kategori produk agar konsumen lebih tertarik untuk
melakukan pembelian dan memudahkan konsumen
dalam berbelanja.
Pengaruh Hedonic Shopping Value, Sales
Promotion, Store Atmosphere dan Visual
Merchandising Terhadap Impulse Buying
Berdasarkan uji f yang telah dilakukan
menujukkan nilai signifikasi sebesar 0,000 < dari 0,05
dan F hitung sebesar 128,089 > dari 2,42 F tabel.
Dapat disimpulkan bahwa variabel hedonic
shopping value, sales promotion, store atmosphere
dan visual merchandising berpengaruh secara
simultan terhadap impulse buying.
Pada pengujian koefisien determinasi
diperoleh bahwa nilai adjusted R Square sebesar
0,729 menujukkan bahwa variabel hedonic shopping
value, sales promotion, store atmosphere dan
visual merchandising mampu mempengaruhi
impulse buying sebesar 72,9% Sedangkan sisanya
27,1% merupakan pengaruh variabel lain di luar
penelitian ini.
Menurut (Nigar Pandrianto, 2020, h.30)
impulse buying adalah pembelian yang tidak
direncanakan, hasil dari rangsangan stimulus dan
diputuskan saat itu juga di tempat. Pembelian yang
tidak direncanakan bisa terjadi karena rangsangan
stimulus berupa hedonic shopping value seperti
penambahan produk baru sehingga penambahan
produk ini dapat menciptakan kebutuhan baru dengan
upaya memberikan kesenangan tersendiri bagi
konsumen ketika berbelanja, store atmosphere suatu
toko dengan desain gedung tinggi yang luas dengan
tata ruang gerak yang baik sehingga konsumen
merasa nyaman ketika berbelanja.
Sales promotion yang dimiliki perusahaan
seperti penawaran insentif berupa potongan harga,
kupon dan paket harga untuk menarik konsumen
dalam melakukan pembelian, dan visual
merchandising yang ditampilkan perusahaan pada
suatu produk dapat dibuat unik dan semenarik
mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli,
semakin menarik produk yang ditampilkan akan
semakin tinggi juga impulse buying.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Hedonic Shopping Value, Sales Promotion, Store
Atmosphere dan Visual Merchandising berpengaruh
secara simultan terhadap Impulse Buying di
LotteMart Wholesale Palembang.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang
telah dibahas pada bagian sebelumnya maka dapat
disimpulkan :
a. Hasil Penelitian Variabel Hedonic Shopping
Value, Sales Promotion, Store Atmosphere dan
Visual Merchandising secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Impulse Buying di LotteMart Wholesale
Palembang. Dibuktikan dengan hasil F hitung
sebesar 128.089 > F tabel 2,42 dan nilai
signifikasi 0,000 < 0,05.
b. Variabel Hedonic Shopping Value secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 292 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
terhadap Impulse Buying. Dibuktikan dengan
nilai signifikan 0,001 < dari 0,05 dan t hitung
3,320 > t tabel 1,972.
c. Variabel Sales Promotion secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Impulse Buying. Dibuktikan dengan nilai
signifikan 0,000 < dari 0,05 dan t hitung 4,424 > t
tabel 1,972.
d. Variabel Store Atmosphere secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Impulse Buying. Dibuktikan dengan nilai
signifikan 0,007 < dari 0,05 dan t hitung 2,752 > t
tabel 1,972.
e. Variabel Visual Merchandising secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Impulse Buying. Dibuktikan dengan nilai
signifikan 0,035 < dari 0,05 dan t hitung 2,119 > t
tabel 1,972.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan maka penulis memberikan saran dari hasil
penelitian yaitu:
LotteMart masih belum melakukan
penambahan jumlah produk baru yang maksimal,
diharapkan LotteMart dapat menawarkan produk-
produk terbaru yang mungkin dapat lebih menarik
konsumen untuk membeli serta lebih meningkatkan
impulse buying. Untuk variabel sales promotion jika
dilihat dari hasil tanggapan responden dapat
disimpulkan bahwa penawaran kupon yang diberikan
oleh LotteMart tidak terlalu menarik perhatian
konsumen, diharapkan LotteMart dapat memberikan
penawaran kupon yang lebih menarik seperti kupon
undian berhadiah produk atau mungkin kupon
potongan harga yang nilainya cukup besar yang rutin
setiap bulanan atau tahunan.
Untuk variabel store atmosphere, jika dilihat
dari hasil tanggapan responden bahwa display yang
ada di LotteMart masih berantakan, hal inilah yang
harus diperhatikan dan diharapkan LotteMart dapat
menata ulang produk atau tampilan yang ada di rak
etalase dan mungkin membuat sedikit desain yang
unik baik untuk tampilan produk atau rak khusus yang
semata-mata untuk menarik dan mendapatkan lebih
banyak perhatian konsumen. Dan untuk variabel vi-
sual merchandising jika dilihat dari hasil tanggapan
produk terbaru yang ada di LotteMart tidak
ditampilkan dengan desain tertentu, diharapkan
LotteMart dapat mendesain tampilan tertentu bagi
produk-produk terbaru seperti contohnya produk susu
yang didesain unik layaknya seperti robot karena hal
tersebut menimbulkan ketertarikan dan membuat anak
kecil atau konsumen pada umumnya lebih tertarik
untuk membelinya secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Amsani, P. D., & Sudharto, S. 2017, Pengaruh
Discount dan Store Atmosphere Terhadap
Perilaku Impulse Buying (Studi Kasus pada
Konsumen Lottemart Wholesale Semarang),
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 6(4), 261–272.
[2] Aqsha, H. A. 2017. Hubungan Menurunnya
Daya Beli Masyarakat, Pasar Tradisional,
dan Ritel Modern, https://
w w w. k o m p a s i a n a . c o m / h a e d a r a r d i /
59e19259636fd80c6d492a94/h u b u n g a n -
menurunnya-daya-beli-masyarakat-pasar-
tradisional-dan-ritel-modern?page=all
[3] Badan Pusat Statistik. ( n . d . ) .
Data Pertumbuhan Toko Swalayan,
https://www.bps.go.id/indicator/173/1875/1/
sebaran-pasar-dan-pusat-perdagangan-
menurut- klasifikasi.html
[4] Balmer, J. M. T., & Chen, W. 2016, Advances
in Chinese Brand Management, Palgrave
Macmillan UK.https://books.google.co.id/
books?id=exV_DQAAQBAJ
[5] Data, C. 2021, Indonesia
Pertumbuhan Penjualan Ritel. https://
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 293
www.ceicdata.com/id/indicator/indonesia/
retail-sales-growth
[6] Dlabay, L., Burrow, J. L., & Kleindl, B. 2016,
Principles of Business, Cengage Learning,
h t t p s : / / b o o k s . g o o g l e . c o . i d /
books?id=mpczCgAAQBAJ
[7] Editor: Nigar Pandrianto, R. O. W. P. S. 2020,
Digitalisasi dan Humanisme Dalam
Ekonomi Kreatif, Gramedia Pustaka Utama,
h t t p s : / / b o o k s . g o o g l e . c o . i d /
books?id=TuUREAAAQBAJ
[8] Fitriani, D. 2018, Pengaruh Hedonic Shopping
Value dan Store Atmosphere Terhadap
Impulsive Buying pada Konsumen Carrefour
di Pontianak, Creative Communication and
Innovative Technology Journal, 11(1), 26–
37.
[9] Frontier. 2021, TOP BRAND INDEX FASE 2
2021, https://www.topbrand-award.com/top-
brand- index/?tbi_find=lotte mart
[10] Kotler, P. 2016, Marketing Management,
Pearson Education Limited, (15th global
ed.).
[11] Lionawan, E. 2020, Lotte Grosir dan Lotte
Mart Berencana Membuka Delapan Gerai
Baru, https://industri.kontan.co.id/news/lotte-
grosir-dan-lotte-mart-berencana-membuka-
delapan-gerai- baru
[12] Mandey, R. N. 2021, Gerai Giant Tutup
Semua, Aprindo: Dampak pandemi Covid-
19, https://industri.kontan.co.id/news/gerai-
giant-bakal-tutup-semua-aprindo-dampak-
pandemi- covid-19
[13] Pertiwi, D. 2021, Pemasaran Jasa Pariwisata
(Dilengkapi Dengan Model Penelitian
Pariwisata Gedung Heritage di Kota
Bandung), https://books.google.co.id
[13] Sari, D. R. 2019. Pengaruh Visual
Merchandising, Store Environment, dan
Customer Experience Terhadap Impulse
Buying (Studi pada Konsumen Jadi Baru
Kebumen).
[14] Sopini, P., Siregar, A. I., & Zebua, S. 2021,
Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap
Keputusan Impulse Buying pada Trona
Supermarket Jambi Townsquare (Studi Kasus
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Batanghari), Jurnal Ilmu Manajemen Terapan,
2(6), 874–884.
[15] Sudarsono, J. G. 2017, Pengaruh Visual
Merchandising Terhadap Impulse Buying
Melalui Positive Emotion pada Zara
Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran,
11(1), 16–25.
[16] Utami, W. 2017, Christina. Manajemen Ritel:
Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis
Ritel Modern di Indonesia. Edisi.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 294 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Pengaruh Ukuran KAP, Financial Distress, Dan Opini Tahun
Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020)
Taufan1, Cherrya Dhia Wenny2
[email protected], [email protected]
Jurusan Akuntansi, Universitas Multi Data Palembang
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP, financial distress, dan opini
audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. Pengambilan
sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder,
dengan sampel sebanyak 95 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis
yang digunakan dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP dan financial
distress tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Kata kunci : Ukuran KAP, financial distress, opini audit tahun sebelumnya, dan opini audit going concern.
Abstract: The purpose of this research is to determine the effect of KAP size, financial distress, and previous
year’s audit opinion on the acceptance of going concern audit opinions on financial companies listed on the
Indonesia Stock Exchange for the period 2018-2020. This type of research uses a causal type of research. Sampling
of this research used purposive sampling method. The type of data used is secondary data, with a sample of 95 mining
companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The analysis techniques used is logistic regression tests. The
results showed that the size of KAP and financial distress did not affect the acceptance of going concern audit
opinion. While the previous year’s audit opinion has an effect the acceptance of going concern audit opinion.
Keywords : KAP size, financial distress, previous year’s audit opinion, and going concern audit opinion.
1. PENDAHULUAN
Dalam menjalankan bisnis usaha entitas,
entittas tidak hanya memiliki tujuan untuk berusaha
mencapai laba yang tinggi namun juga untuk
mempertahankan kelangsungan hidup (going
concern) usahanya dengan asumsi going concern
agar dapat terus beroperasi dengan tujuan yang ingin
di capai. Going concern (berkelangsungan usaha)
merupakan kondisi di mana suatu badan usaha atau
entitas diperkirakan akan berlanjut dalam jangka
waktu yang tidak terbatas di masa depan (Suriani
dan Tarihoran, 2017).
Opini audit going concern akan diberikan oleh
auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya atau tidak
(Kusumawardhani, 2018).
Yang termasuk dalam opini audit going
concern adalah pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan tambahan bahasa penjelas (unqualified
opinion with explanatory language), pendapat
wajar dengan pengecualian (qualified opinion),
going concern (opini modifikasi). Opini going
concern sendiri dipandang sebagai bad news bagi
perusahaan karena diyakini dapat menyebabkan
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 295
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
perusahaan menjadi cepat bangkrut sebab pengguna
laporan keuangan merespon informasi tersebut
secara negatif seperti investor membatalkan
investasinya dan kreditor menarik pinjamannya (Izazi
dan Arfianti, 2019).
Kelangsungan hidup usaha selalu
dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam
mengelola perusahaan. Hal ini membuat manajemen
memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup suatu entitas. Namun tanggung jawab ini tidak
sepenuhnya dimiliki oleh manajemen tetapi juga oleh
auditor yang akan menilai apakah laporan keuangan
telah memenuhi kepatuhan, menyajikan secara wajar,
dan konsisten terhadap prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, kewajaran dan apakah ada
kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan (Difa
dan Suryono, 2015).
Hal ini membuat auditor mempunyai
tanggung jawab yang besar untuk mengeluarkan opini
audit going concern yang konsisten dengan keadaan
sebenarnya sekaligus berperan sebagai perantara
antara kepentingan investor dengan perusahaan untuk
memastikan opini going concern tersebut sesuai
dengan kondisi riil perusahaan tersebut.
Namun fenomena yang terjadi dilapangan
menunjukkan banyak dari perusahaan yang harusnya
menerima opini audit going concern malah menerima
opini wajar tanpa pengecualian. Seperti kasus yang
terjadi pada perusahaan keuangan jiwasraya. Dimana
dari hasil pemeriksaan investigasi pendahuluan yang
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
ditemukan bahwa perusahaan keuangan Jiwasraya
telah memanipulasi laporan keuangan yang awalnya
rugi menjdi untung (cnbcindonesia.com). Salah satu
KAP afliasi The Big Four yang mengaudit laporan
keuangan Jiwasraya yaitu Pricewaterhouse Coopers
malah memberikan opini wajar tanpa pengecualian
atas laporan keuangan konsolidasi PT Asuransi
Jiwasraya (Persero).
Kasus lain yang menjerat perusahaan
keuangan di Indonesia yaitu SNP Finance, dimana
manajemen SNP Finance telah melakukan pemalsuan
data dan manipulasi laporan keuangan yang mereka
terbitkan. Deloitte Indonesia selaku KAP yang auditor
gagal mendeteksi adanya skema kecurangan pada
laporan keuangan SNP Finance tersebut. Deloitte
Indonesia malah memberikan opini wajar tanpa
pengecualian pada laporan keuangan (kompas.com).
Pemberian status going concern terhadap
suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti ukuran KAP, financial distress, dan opini
audit tahun sebelumnya. Faktor yang pertama ialah
Ukuran KAP yaitu adalah besar kecilnya kantor
akuntan publik yang digunakan perusahaan. Ukuran
KAP dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu KAP Besar
(Big four accounting firms) dan KAP Kecil (Non
big four accounting firms). KAP besar dipandang
dapat melakukan audit dengan lebih baik dan
berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil karena
KAP tersebut memiliki sumber daya dan reputasi
yang baik di masyarakat.
Menurut Januarti (2009) KAP yang memiliki
reputasi yang baik akan berusaha untuk
mempertahankan reputasinya dan bersikap objektif
dalam pekerjaannya. Sehingga ukuran Kantor
Akuntan Publik (KAP) merupakan hal yang dianggap
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern.
Faktor kedua yang mempengaruhi
penerimaan opini audit going concern adalah
financial distress. Financial distress ialah keadaan
dimana perusahaan mendapatkan kerugian dalam
jangka beberapa tahun secara berurutan
(Hastadirangga, 2018).
Kondisi perusahaan yang buruk atau
mengalami kesulitan keuangan akan meningkatkan
kemungkinan perusahaan menerima opini audit going
concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak
pernah mengalami kesulitan keuangan maka akan
menurunkan kemungkinan perusahaan menerima
opini audit going concern atau dengan kata lain,
auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going
concern (McKeown et al., 1991 dalam Izazi dan
Arfianti, 2019).
Hal - 296 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Faktor lainnya yang mempengaruhi
penerimaan opini audit going concern adalah opini
audit tahun sebelumnya, yang merupakan suatu opini
yang diberikan auditor kepada auditee pada tahun
sebelumnya. Pemberian opini going concern oleh
auditor yang tidak terlepas dari opini audit yang
diberikan tahun sebelumnya, karena kegiatan usaha
pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak
terlepas dari keadaan yang terjadi pada tahun
sebelumnya (Surbakti, 2011).
Jika pada tahun sebelumnya auditor
memberikan opini audit going concern maka pada
tahun berikutnya besar kemungkinan auditor akan
memberikan kembali opini going concern.
Beberapa perusahaan besar yang terlibat
dalam kasus-kasus hukum terkait manipulasi data
laporan keuangan diatas dilakukan dengan tujuan
untuk menghindari opini going concern yang dapat
menyebabkan kurangnya keyakinan investor untuk
berinvestasi, dimana seringkali manajemen
perusahaan membuat data akuntansi yang tidak
sesuai dengan kondisi sebenarnya (praktik manipulasi
data laporan keuangan).
Dari beberapa kasus manipulasi data
keuangan di atas yang berdampak pada kelangsungan
hidup perusahaan dan berdasarkan latar belakang
yang telah dipaparkan di atas dan karena opini audit
going concern merupakan komponen yang
dibutuhkan pihak eksternal seperti investor dalam
pengambilan keputusan investasi dan pihak kreditur
yang bertujuan menanamkan dana yang dimilikinya
Untuk nantinya mendapatkan laba dari
perusahaan tersebut serta masih adanya kesenjangan
empiris di antara penelitian yang telah dilakukan,
sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh ukuran KAP, financial
distress, dan opini tahun sebelumnya terhadap
penerimaan opini audit going concern.
2. LANDASAN TEORI
Teori Agensi (Agency Theory)
Teori agensi yang didefinisikan oleh Jensen
dan Mecklig (1976) sebagai hubungan kontrak yang
terjadi antara agen (manajemen) dengan principal
(pemilik). Dimana dalam teori ini, manajemen diberi
mandat atau kepercayaan oleh pemilik untuk
melakukan kegiatan operasional perusahaan sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati
sebelumnya antara kedua belah pihak. Menurut
Meisser, Glover dan Prawitt (dalam Suttanta 2020),
akibat hubungan keagenan ini yaitu terjadinya
informasi asimetris (information asymmetry) dan
konflik kepentingan (conflict of interest).
Kaitan teori agensi dengan penerimaan opini
audit going concern adalah agen (manajemen)
bertugas dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan dan menghasilkan laporan keuangan yang
menunjukan kinerja perusahaan sebagai bentuk
pertanggungjawaban manajemen ke perusahaan,
dimana laporan keuangan yang dihasilkan tadi akan
digunakan oleh principal (pemilik) sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan (A’Yun, 2020). Agen
(manajemen) sebagai pihak yang menghasilkan
laporan keuangan memiliki keinginan untuk
mengoptimalisasi kepentingannya, sehingga laporan
keuangan tersebut dimungkinkan untuk dimanipulasi
datanya.
Oleh sebab itu, diperlukan pihak ketiga yang
independen yang berperan sebagai penengah atau
mediator akibat konflik kepentingan antara principal
(pemilik) dan agen (manajemen), yaitu pihak auditor
independen yang akan memeriksa, menilai, dan
mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat oleh
manajemen perusahaan dengan memberikan
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan
tersebut. Dalam pelaksanaannya auditor akan diminta
untuk menilai laporan keuangan yang telah diterbitkan
atau dibuat oleh manajemen perusahaan. Apabila
auditor menerbitkan opini going concern, maka ada
hal- hal tertentu yang membuat auditor menerbitkan
opini going concern.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 297
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Opini Audit Going Concern
Opini audit going concern merupakan opini
auditor untuk memastikan apakah perusahaan yang
diauditnya dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Dalam mengeluarkan opini audit suatu
perusahaan, auditor perlu memberikan pernyataan
mengenai keamampuan perusahaan dalam
mempertahankan hidup perusahaan (going
concern). Apabila dalam pelaksanaannya, terdapat
keraguan mengenai keberlangsungan hidup suatu
perusahaan maka auditor perlu mengungkapkannya
dalam opini audit going concern (Afiati, 2020).
Oleh sebab itu, auditor memiliki tanggung
jawab yang sangat besar untuk mengeluarkan opini
audit going concern yang konsisten dengan keadaan
suatu perusahaan yang sesungguhnya (Melinda,
2020).
Ukuran KAP
Ukuran KAP dapat dikategorikan menjadi
KAP besar (big 4 accounting firms) dan KAP kecil
(non big 4 accounting firms). Menurut Nariman
(2015), KAP besar (big 4 accounting firms) yang
memiliki nama dan reputasi baik diyakini akan
melakukan audit yang lebih berkualitas dibandingkan
dengan KAP kecil (non big 4 accounting firms).
Dalam memutuskan pemberian opini sehubungan
dengan kelangsungan hidup perusahaan, KAP big
four diyakini memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non big
four.
Auditor yang mempunyai ukuran KAP yang
besar lebih cenderung akan mengeluarkan opini
audit going concern apabila klien terdapat masalah
mengenai going concern (Wati et al., 2017).
Semakin berkualitas auditor maka semakin
besar perusahaan tersebut akan mendapat opini
audit going concern karena auditor akan semakin
teliti untuk memeriksa semua kejadian yang tersaji
dalam laporan keuangan.
Financial Distress
Kesulitan keuangan (financial distress)
merupakan suatu kondisi perusahaan yang sedang
mengalami kesulitan keuangan (Wijaya dan Rasmini,
2015).
Menurut Santoso & Triani (2018) financial
distress merupakan tahapan terjadinya penurunan
kondisi keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan
atau likuidasi, yang berawal dari ketidakmampuan
perusahaan dalam mengelola perusahaannya
sehingga mengakibatkan kerugian yang kemudian
berdampak pada aliran kas yang lebih kecil
dibandingkan dengan laba operasionalnya.
Semakin buruk kondisi yang dialami oleh
suatu perusahaan maka akan semakin besar peluang
perusahaan tersebut akan menerima opini audit
going concern.
Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya adalah suatu
opini yang diberikan auditor kepada auditee pada
tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu auditee dengan opini
audit going concern (GCAO) dan auditee tanpa
opini audit going concern (NGCAO) (Nainggolan,
2016).
Beberapa penelitian menemukan bahwa
auditor akan menerbitkan opini audit going concern
jika opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit
going concern. Hal ini dikarenakan perusahaan yang
menerima opini audit going concern pada tahun
sebelumnya dianggap memiliki masalah kelangsungan
hidupnya, sehingga besar kemungkinan perusahaan
tersebut akan menerima opini audit going concern
kembali.
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
Hal - 298 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Sumber : Penulis 2021
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
H1 : Ukuran KAP berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern
H2 : Financial distress berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern
H3 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going
concern
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2018-2020. Pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
purposive sampling dengan tujuan mendapatkan
sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan
oleh peneliti.
Berikut kriteria-kriteria yang ditentukan
dalam pengambilan sampel dalam penelitian:
a. Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2020.
b. Perusahaan keuangan yang tidak delisting pada
periode tahun 2018-2020.
c. Perusahaan keuangan yang menerbitkan
laporan keuangan yang telah diaudit berturut-
turut dari tahun 2018-2020.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa
Efek Indonesia, perusahaan keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020 adalah 108
perusahaan. Setelah dilakukan eliminasi berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan di dapatlah 95
perusahaan keuangan yang memenuhi kriteria untuk
dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan dokumentasi.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 299
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 1. Sampel Penelitian
Sumber : Penulis, 2021
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel
Sumber : Penulis, 2021
Hal - 300 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriftif yaitu digunakan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi data dengan
melihat nilai rata-rata (mean), standar deviasi
Distribusi Frekuensi Variabel Dummy
Analisis dummy digunakan untuk mengetahui
Tabel 3. Statistik Deskriptif
(standard deviation), nilai minimum dan nilai
maksimum. Variabel yang digunakan dalam penelitian
adalah ukuran KAP, financial distress, opini audit
tahun sebelumnya, dan opini audit going concern.
Dari analisis statistik deskriptif keempat variabel, hasil
yang diperoleh dari pengujian tersebut adalah sebagai
berikut:
jumlah frekuensi dan persentase pada masing- masing
variabel. Berikut hasil frekuensi variabel dummy:
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Opini Audit Going Concern
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Tabel 5. Ukuran KAP
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 301
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Opini Audit Tahun Sebelumnya
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Pengujian Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi yang ditentukan adanya
korelasi antar variabel bebas (variabel independen).
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas
pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance
> 0,1 dan VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
independen dalam penelitian ini.
Menilai Keseluruhan Model
Multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Dapat dikatakan
tidak terjadi multikolinearitas jika nilai tolerance >
0,1 dan nilai VIF < 10. Hasil yang diperoleh dari
pengujian ini adalah sebagai berikut:
Penilaian keseluruhan model dalam penelitian
ini menggunakan uji Overall Model Fit yang
dilakukan dengan membandingkan antara nilai -2 Log
Likelihood (-2LL) pada awal (Block number = 0)
dengan -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block
number = 1).
Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Tabel 8. Iteration History 0
Hal - 302 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 9. Iteration History 1
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
terjadinya penurunan nilai -2LL sebesar 93,318 dari
nilai -2LL awal adalah 200,217 dan setelah
dimasukkan variabel ukuran KAP, financial distress,
dan opini audit tahun sebelumnya, nilai -2LL
mengalami penurunan menjadi 106,899. Penurunan
ini menunjukkan model regresi yang baik atau dapat
dikatakan model yang dihipotesiskan telah fit dengan
data.
Menilai Kelayakan Model Regresi
Sebelum menganalisis model regresi, model
regresi harus memenuhi persyaratan kelayakan
model. Pada penelitian ini untuk menilai kelayakan
model regresi menggunakan uji Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Nilai goodness
of fit data dikatakan layak jika nilai sig > 0,05 maka
hipotesis nol diterima dan model mampu memprediksi
nilai observasinya dan jika sebaliknya maka hipotesis
0 ditolak dan data dikatakan tidak fit karena model
tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Hasil uji
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test dapat
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 303
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel diatas untuk Hosmer and
Lemeshow Test menunjukkan nilai chi-square adalah
14,764 dan sig 0,064 > 0,05. Dengan demikian maka
model dalam penelitian ini dapat disimpulkan layak/
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai
Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,553. Hal ini
berarti bahwa variabel Ukuran KAP, Financial dis-
tress, dan Opini audit tahun sebelumnya memberikan
kontribusi sebesar 55,3% terhadap variabel Opini
Audit Going Concern dan sisanya sebesar 44,7%
mampu dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
model penelitian ini.
Tabel 10. Hosmer and Lemeshow Test
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
sudah fit (Goodness of fit).
Koefisien Determinasi
Besarnya nilai koefisien determinasi pada
model regresi logistik dalam penelitian ini dilihat dari
Nagelkerke R Square. Nagelkerke R Square
digunakan untuk melihat kontribusi variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai
Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti
R Square pada regresi berganda. Hasil uji dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan
prediksi dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan yang menerima opini audit
going concern dan perusahaan yang menerima opini
audit non going concern. Hasil pengujian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Tabel 12. Matriks Klasifikasi
Hal - 304 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan menerima
opini audit non going concern adalah sebesar 98%
dan untuk perusahaan yang menerima opini audit
going concern adalah sebesar 59,4%. Dan untuk
keseluruhan kekuatan dari model regresi di atas
sebesar 93,7%, yang berarti ketepatan model
penelitian ini adalah 93,7%.
Uji Simultan (Uji F)
Dari hasil pengujian data di atas menunjukkan
hasil chi-square sebesar 93,318 dengan df sebesar 3
serta nilai signifikan sebesar α = 0,000 < 0,05, yang
menunjukkan bahwa variabel-variabel independen
dalam penelitian ini yaitu Ukuran KAP, Financial
Distress, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
variabel dependen Opini Audit Going Concern
sehingga H1 diterima.
Uji Parsial (Uji T)
Tabel 13. Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan (uji f) adalah pengujian yang
dilakukan terhadap koefisien regresi secara simultan
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang terdapat dalam model
secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel
dependen dalam penelitian. Pengujian dilakukan
dengan menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar
5% (α = 5%). Jika nilai signifikan f > 0,05 maka
dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak, namun
apabila nilai signifikan f < 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Uji parsial (uji t) digunakan untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar
5% (α = 5%). Jika nilai signifikan t > 0,05 maka
dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak, namun
apabila nilai signifikan t < 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Tabel 14. Uji Parsial (Uji T)
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 305
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dari hasil pengujian data di atas, perolehan
terhadap variabel Ukuran KAP memperlihatkan nilai
signifikan sebesar 0,996 yang menunjukkan bahwa
tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Ukuran
KAP terhadap Opini Audit Going Concern atau
dengan kata lain berarti H1 ditolak dikarenakan nilai
signifikan t > 0,05 .
Untuk variabel Financial Distress
memperlihatkan nilai signfikan sebesar 0,079 yang
menunjukkan bahwa untuk variabel Financial
Distress juga tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Opini Audit Going Concern atau
dengan kata lain berarti H1 ditolak dikarenakan nilai
Dari tabel di atas menghasilkan model regresi
sebagai berikut:
Berdasarkan model regresi yang terbentuk,
maka dapat diinterpretasikan bahwa untuk variabel
ukuran KAP variabel independen memiliki koefisien
negatif sebesar -18,813 dengan tingkat signifikan
(p) sebesar 0,996, lebih besar dari α = 0,05. Karena
tingkat signifikan (p) lebih besar dari α= 0,05 maka
hipotesis pertama ditolak yang artinya Ukuran KAP
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan Opini Audit Going Concern. Variabel
Financial Distress sebagai variabel independen
Tabel 15. Analisis Regresi Logistik
signifikan > 0,05. Sedangkan untuk variabel Opini
Audit Tahun Sebelumnya menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit Going
Concern, dengan nilai signifikan sebesar 0,000 yang
berarti H1 diterima dikarenakan nilai signifikas t <
0,05.
Model Analisis Regresi Logistik
Regresi logistik adalah regresi yang
digunakan untuk menguji sejauh mana probabilitas
terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan
variabel independen. Hasil uji ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
memiliki koefisien negatif sebesar -0,044 dengan
tingkat signifikan (p) sebesar 0,079, lebih besar dari
α = 0,05. Karena tingkat signifikan (p) lebih besar
dari α = 0,05 maka hipotesis kedua ditolak yang
artinya Financial Distress tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan Opini Audit Going
Concern.
Variabel Opini Audit Tahun Sebelumnya
sebagai variabel independen memiliki koefisien positif
sebesar 3,900 dengan tingkat signifikan (p) sebesar
0,000, lebih kecil dari α = 0,05. Karena tingkat
signifikan (p) lebih kecil dari α = 0,05 maka hipotesis
ketiga diterima yang artinya Opini Audit Tahun
Sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan Opini Audit Going Concern.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021
Hal - 306 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
4.2 Pembahasan
1. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap
Peneriman Opini Audit Going Concern
Hasil pengujian yang dilakukan pada
penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern. Hal ini menunjukkan bahwa KAP yang
berafiliasi dengan big four atau KAP yang tidak
berafiliasi dengan KAP big four sama-sama
mempunyai peluang yang sama dalam memberikan
opini audit going concern. Baik KAP yang berafiliasi
dengan big four maupun non big four keduanya
sudah memiliki reputasi yang baik dan tentu akan
berusaha untuk mempertahankan reputasi yang
mereka miliki serta menghindari hal-hal yang dapat
merusak reputasinya, sehingga KAP tersebut akan
selalu bersikap obyektif terhadap pekerjaan dan selalu
berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) serta Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang berlaku.
Hasil dari penelitian ini juga didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yanuariska
dan Ardiati (2018) yang menyatakan bahwa ukuran
KAP tidak berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
2. Pengaruh Financial Distress Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
Kondisi keuangan yang baik tidak menjamin
perusahaan tersebut akan terhindar dari opini going
concern, karena auditor lebih percaya pada hasil
temuan auditnya untuk memberikan opini audit
going concern maupun opini audit non going
concern.
Hasil pengujian pada penelitian ini
menunjukkan bahwa financial distress tidak
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern. Tidak berpengaruhnya financial distress
terhadap penerimaan opini audit going concern
disebabkan karena auditor tidak hanya
mempertimbangkan rasio keuangan perusahaan saja,
tetapi auditor juga akan mempertimbangkan faktor-
faktor lain seperti kondisi perekonomian pada saat
itu. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Listantri dan Mudjiyanti (2016),
Santoso dan Triani (2018), serta Melinda (2020) yang
dalam penelitian mereka menyatakan bahwa
financial distress tidak berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
3. Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern
Hasil pengujian dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern. pemberian opini audit going concern
bukanlah hal yang diinginkan principal atas kinerja
agen karena akan menyebabkan berkurangnya minat
para investor untuk melakukan investasi, sehingga
pada tahun berjalan perusahaan berkemungkinan akan
menerima opini audit going concern kembali. Hal
ini dikarenakan opini audit going concern seringkali
dipandang sebagai bad news bagi para perusahaan
karena diyakini dapat menyebabkan perusahaan
menjadi cepat bangkrut sebab pengguna laporan
keuangan akan merespon informasi tersebut secara
negatif, misalnya investor akan batal berinvestasi,
kreditor menarik pinjaman, dan lain-lain.
Opini audit going concern tahun
sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan
auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit
going concern pada tahun berikutnya, hal ini terjadi
karena kegiatan usaha pada tahun berikutnya
berdasar pada kegiatan usaha tahun sebelumnya
(Fernando, 2015). Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lestari
(2018) dan Halim (2021) menyatakan bahwa opini
audit tahun sebelumnya memiliki perngaruh terhadap
opini audit going concern.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 307
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan
maka dapat disimpulkan:
1. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 yang
menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern
ditolak.
2. Financial Distress tidak berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 yang
menyatakan bahwa financial distress
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern ditolak.
3. Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going
concern. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
H3 yang menyatakan bahwa opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern diterima.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
yang dihasilkan, maka peneliti ingin memberikan
saran bagi pihak yang terkait dengan penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi pihak perusahaan, diharapkan untuk lebih
optimal dalam melakukan peningkatan kinerja,
sumber daya manusia, mutu perusahaan, dan
pengendalian manajamen perusahaan agar
dapat terjaganya kelangsungan hidup usaha
dalam jangka waktu yang panjang mengingat
pengungkapan opini audit going concern akan
mempengaruhi keputusan investor dalam
berinvestasi.
2. Bagi pihak investor, diharapkan agar dapat lebih
berhati-hati dan cermat dalam melakukan
pengambilan keputusan untuk berinvestasi yaitu
dengan menilai kondisi perusahaan yang akan
kita investasikan tersebut, misalnya dengan
melihat apakah kelangsungan usaha perusahaan
tersebut terjamin, sehingga kerugian atau
kesalahan dalam pengambilan keputusan
berinvestasi akan terhindar.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar
penelitian selanjutnya dapat mengembangkan
kembali penelitian ini dengan memperluas objek
penelitian ke sektor perusahaan lainnya yang
lebih besar seperti sektor perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sehingga hasilnya dapat lebih
representatif dan menghasilkan penelitian yang
lebih baik. Peneliti selanjutnya juga diaharapkan
agar menambah periode penelitian agar dapat
menunjukkan keadaan yang sebenarnya yang
lebih akurat. Selain itu juga dapat
menambahkan variabel-variabel independen lain
di luar penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Afiati, Nur, 2020. Pengaruh Likuiditas,
Leverage, Audit Tenure, dan Financial
Distress Terhadap Opini Audit Going
Concern Dengan Ukuran Perusahaan
Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris
pada Sub Sektor Retail Trade Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015- 2019). Skripsi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
[2] A’Yun, Qurrotul, 2020. Analisis Pertimbangan
Auditor Dalam Memberikan Opini Audit
Going Concern. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Gresik.
[3] Difa, Rivenski Atwinda dan Bambang Suryono,
2015. Pengaruh Keuangan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi Vol.4 No.8.
Hal - 308 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
[4] Fernando, Rudy, 2015. Analisis Faktor faktor
yang Berpengaruh Terhadap Penerimaan
OpiniAudit Going Concern . Skripsi,
Universitas Diponegoro Semarang.
[5] Ginting, Suriani dan Anita Tarihoran 2017.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pernyataan Going Concern. Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskil: Jwem, 7(1), 9-20.
[6] Halim, Kusuma Indawati, 2021. Pengaruh
Leverage, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Opini Audit Going
Concern. Riset dan Jurnal Akuntansi, 5(1),164-
173.
[7] Hastadirangga, Anityo, 2018. Pengaruh
Financial Distress, Debt Default, Leverage,
Ukuran Perusahaan, Opinion Shopping, dan
Reputasi Auditor Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern. Skripsi, Universitas
Diponegoro Semarang.
[8] Izazi, Dea dan Rizka Indri Arfianti, 2019.
Pengaruh Debt Default, Financial Distress,
Opinion Shopping dan Audit Tenure Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie.
Jurnal Akuntansi Volume 8 No. 1.
[9] Jensen, M. C. dan W. H. Meckling. 1976.
Theory of the Firm: Managerial
Behaviour Agency Cost and Ownershp
Structure. Journal of Finance
Economics. Vol. 3. No. 4, Hal. 305-360.
[10] Januarti, Indira, 2009. Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro.
[11] Kusumawardhani, Indra, 2018. Pengaruh
Kondisi Keuangan, Financial Distres,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Opini Audit Going Concern. Buletin
Ekonomi Vol.16, No. 1, April 2018 , 121-136.
[12] Lestari, Diah Dwi, 2018. Keberadaan Komite
Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Dan Reputasi KAP Terhadap Pemberian
Opini Going Concern (Studi Emipris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI periode 2014-2016). Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[13] Listantri, Ferni dan Rina Mudjiyanti, 2016.
Analisis Pengaruh Financial Distress,
Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, dan
Profitabilitas Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern. Universitas
Muhammadiyah, Purwokerto.
[14] Maharani, 2019. Analisis Pengaruh Financial
Distress, Kualitas Audit dan Mekanisme Good
Corporate Governance Terhadap Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2017. STIE Multi Data
Palembang.
[15] Melinda, 2020. Pengaruh Financial Distress
dan Reputasi Kap Terhadap Opini Audit
Going Concern Dengan Audit Report Lag
Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris
pada Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2017-2019). Skripsi, STIE Multi Data
Palembang.
[16] Nariman, Augustpaosa. 2015. Pengaruh
Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap
Opini Audit Going Concern dan Earning
Response Coefficients (ERC)
pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 309
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
XIX. No. 02, hal. 160-178
[17] Nainggolan, Piter, 2016. Analisis Pengaruh
Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, Opini
Audit Tahun Sebelumnya, Kualitas Audit
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern Pada Perusahaan Manufaktur.
Jurnal Lentera Akuntansi, 2(2), 80-100.
[18] Santoso, Budi Fajar dan Ni Nyoman Alit Triani,
2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Audit
Lag, dan Financial Distress Terhadap
Opini Audit Going Concern. Universitas
Negeri Surabaya.
[19] Surbakti, Meliyanti Yosephine, 2011. Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia). Skripsi, Universitas Diponegoro,
Semarang.
[20] Suttanta, Gotama, 2020. Pengaruh Leverage,
Opinion Shopping dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2016-208. Skripsi, Universitas Buddhi
Dharma, Tangerang.
.
[21] Vionica, Lulu, Maslichah, dan Afifudin, 2021.
Pengaruh Disclosure, Opini Audit Tahun
Sebelumnya, Ukuran Kap, dan Profitabilitas
Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi
Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Listing
di BEI Tahun 2017-2019). Universitas Islam
Malang. E-JRA Vol. 10 No. 04.
[22] Wati, K. K., Gede A.Y, dan Ni Kadek Sinarwati,
2017. Pengaruh Ukuran Kap dan Opini Audit
Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit
Going Concern Dengan Kondisi Keuangan
Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus
pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015. JIMAT
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha,
7(1).
[23] Wijaya, Edwin dan Ni Ketut Rasmini, 2015.
Pengaruh Audit Fee, Opini Going Concern,
Financial Distress, Ukuran Perusahaan,
Ukuran KAP pada Pergantian Auditor. E-
Jurnal Akuntansi, 11(3), 940-966.
[24] Yanuariska, M.D. dan Aloysia, Y.A, 2018.
Pengaruh Kondisi Keuangan, Audit Tenure,
dan Ukuran KAP terhadap Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016.
Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan
Entrepreneurship, 7(2), 117- 128.
[25] _____ 2018, OJK Jatuhkan Sanksi Terhadap
Akuntan Publik dan Auditor SNP Finance.
Dari www.kompas.com
[26] _____ 2020, Kacau! BPK Sebut Jiwasraya
Manipulasi Laba. Dari
www.cnbcindonesia.com
Hal - 310 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Debt To Equity Ratio,
Tingkat Inflasi, Dan Current Ratio Terhadap Yield To Maturity Sektor
Keuangan Non Perbankan Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2016-2020
Brenda Lieony1, Faradila Meirisa2
Jurusan Manajemen Universitas Multi Data [email protected], [email protected]
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Debt To Equity Ratio,Tingkat Inflasi,dan
Current Ratio Terhadap Yield To Maturity Sektor Keuangan Non Perbankan yang Terdaftar Di BEI Periode 2016-2020.
Populasi penelitian ini adalah obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tercantum di dalam Indonesian Bond
Market Directory (Bond Book) periode 2016-2020 sebanyak 170 obligasi. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 12. Penelitian ini menggunakan teknik regresi linier
berganda. Pengolahan data menggunakan SPSS 21. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga dan
Current Ratio berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi, sedangkan Debt To Equity Ratio dan Tingkat Inflasi
tidak berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.
Kata kunci: Tingkat Suku Bunga, Debt To Equity Ratio (DER),Tingkat Inflasi, Current Ratio (CR), Yield To Maturity
(YTM)
Abstrak: This study aims to examine the Effect of Interest Rates, Debt To Equity Ratios, Inflation Rates, and Current
Ratios on the Yield To Maturity of the Non-Banking Financial Sector Listed on the IDX for the 2016-2020 period.
The population of this research is bonds issued by companies listed in the Indonesian Bond Market Directory (Bond
Book) for the 2016-2020 period as many as 170 bonds. The sample in this study was obtained by using the purposive
sampling technique to obtain 12. This study used multiple linear regression techniques. Data processing uses SPSS
21. The test results show that interest rates and the Current Ratio affect bond yield to maturity, while debt To Equity
Ratio and Inflation Rate does not affect bond yield to maturity.
Keywords: Interest Rate, Debt To Equity Ratio (DER), Inflation Rate, Current Ratio (CR), Yield To Maturity (YTM)
1. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pasar modal memiliki peran besar bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki
fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan
yaitu pihak yang memilki kelebihan dana (investor)
dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Di dalam
pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas,
pemodal diberi kesempatan untuk memilih di antara
berbagai sekuritas tersebut. Salah satu sekuritas yang
diperdagangkan dipasar modal adalah obligasi.
Obligasi merupakan utang jangka panjang yang akan
dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga
yang tepat (Diota, 2018)
Data indeks sektoral lembaga keuangan
mengalami fluktuasi. Kondisi yang paling tinggi di
tahun 2019 dan 2020 dengan angka 1,354.66 dan
1,333.18 hal tersebut terjadi dikarnakan kondisi
masyarakat yang memasuki maraknya pandemi
virus covid 19. Karena pada dasarnya Lembaga
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 311
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
keuangan dalam hal ini baik Bank dan Lembaga
Keuangan bukan Bank mempunyai peranan yang
penting bagi aktivitas perekonomian.
Menurut (Kontan.co.id, n.d.) tahun 2020
Dalam kondisi pandemi saat ini pertumbuhan industri
keuangan non perbankan mengalami peningkatan
sebesar 1,53% dikarenakan banyak masyarakat
mengakui bahwa pandemi sejatinya memberikan
tantangan bagi perusahaan mengingat pemenuhan
kebutuhan masyarakat akan perlindungan jiwa,
kesehatan, dan finansial.
Investasi obligasi terbagi menjadi tiga, yaitu
1. Current yield,
2. Yield to maturity dan
3. Yield to call.
Current yield diukur dengan nilai kupon
setahun di bagi dengan nilai pasar obligasi tahun ini.
Yield to call adalah return dari obligasi sekarang
sampai obligais ditarik kembali
Yield to Maturity mempertimbangkana nilai
yang sedang berlaku untuk pembayaran obligasi di
masa depan. Yield to Maturity mempertimbangkan
nilai uang saat ini, sedangkan Current Yield dan yield
to call tidak mempertimbangkannya. Karena alasan
inilah, metode Yield to Maturity sering dianggap lebih
akurat dibandingkan dengan Current Yield dan yield
to call dalam menghitung imbal hasil obligasi (Diota,
2018)
Yield to maturity merupakan tingkat return
obligasi yang di beli dengan harga pasar sekarang
dan disimpan sampai jatuh tempo. Yield to maturity
di peroleh dengan cara mencari tingkat diskonto yang
menyebabkan nilai sekarang dari semua aliran kas
sama dengan nilai pasar sekarang dari obligsi. Salah
satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu tingkat suku
bunga, suku. bunga menggambarkan harga dari
penggunaan dana investasi (loanable funds) Apabila
tingkat bunga meningkat maka jumlah tabungan juga
akan meningkat (Diota, 2018).
Faktor yang mempengaruhi yield to
maturity selanjutnya adalah DER (Debt to Equity
Ratio). Debt to equity ratio merupakan mengukur
persentase liabilitas pada struktur modal perusahaan.
Rasio ini penting untuk mengukur risiko bisnis
perusahaan yang semakin meningkat dengan
penambahan jumlah liabilitas. Investor dan kreditor
juga perlu mempertimbangkan karakteristik tingkat
inflasi dari perusahaan tersebut.
Inflasi merupakan suatu proses kenaikan
harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Inflasi akan berdampak besar terhadap kegiatan
investasi terutama obligasi karena resiko ini
mengakibatkan daya beli masyarakat rendah saat
terjadi inflasi. Current ratio merupakan salah satu
yang harus diperhatikan oleh investor karena
penempatan dana pada obligasi yang tidak liquid
(jarang diperdagangkan) atau bisa juga karena
investor melakukan pencairan dalam jumlah besar
secara bersamaan sehingga dapat menimbulkan
resiko.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Debt
to Equity Ratio,Tingkat Inflasi, dan Current
Ratio Terhadap Yield to Maturity Sektor
Keuangan Non Perbakan yang Terdaftar di BEI
Periode 2016-2020 secara parsial?
2. Bagaimana Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Debt
to Equity Ratio,Tingkat Inflasi, dan Current
Ratio Terhadapp Yield To Maturity Sektor
Keuangan Non Perbakan yang Terdaftar di BEI
Periode 2016-2020 secara simultan?
1.3 Tujuan Penelitian
Bagaimana Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Debt to Equity Ratio,Tingkat Inflasi,dan Current
Ratio Terhadap Yield to Maturity Sektor Non
Keuangan Perbakan yang Terdaftar di BEI Periode
2016-2020 secara parsial & simultan.
Hal - 312 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
2. LANDASAN TEORI
2.1 Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga menggambarkan harga
dari penggunaan dana investasi (loanable funds)
Apabila tingkat bunga meningkat maka jumlah
tabungan juga akan meningkat (Diota, 2018)
Hal ini sangat rasional karena bunga
digunakan sebagai suatu daya tarik agar individu yang
kelebihan dana akan menabung. Sebaliknya apabila
tingkat bunga meningkat, maka jumlah permintaan
investasi akan menurun. Begitu pun dalam investasi
obligasi, investor harus mempertimbangkan besar
kecilnya tingkat suku bunga pasar karena tingkat suku
bunga sangat berpengaruh terhadap imbal hasil
(yield) obligasi yang akan diterima.
Semakin tinggi suku bunga semakin besar
imbal hasil (yield) yang diharapkan oleh pihak
kreditor. Harga obligasi akan berubah jika ada
perubahan pada tingkat bunga pasar dan yield yang
diisyaratkan oleh investor dengan arah yang
berlawanan (Tandelilin, 2017)
Pergerakan tingkat suku bunga sangat
berpengaruh terhadap efek pendapatan tetap.
Kenaikan tingkat bunga diharapkan dapat
memberikan alternatif investasi karena orang lebih
suka membeli yang memberikan bunga tinggi. Pada
gilirannya kenaikan tingkat suku bunga pasti
berdampak pada kenaikan tingkat bunga
komersial
2.2 Debt Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio merupakan mengukur
persentase liabilitas pada struktur modal perusahaan
(Sukmawati, 2017)
Rasio ini penting untuk mengukur risiko bisnis
perusahaan yang semakin meningkat dengan
penambahan jumlah liabilitas. Kreditor secara umum
lebih suka jika rasio ini lebih rendah. Semakin rendah
rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan
yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin
besar perlindungan bagi kreditor (margin
perlindungan) jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau
kerugian besar
Jika Debt to equity Ratio terlalu tinggi
mengindikasikan bahwa beban hutang terlalu tinggi,
memungkinkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi hutangnya masa mendatang layak diragukan
Penggunaan utang yang tinggi akan meningkatkan
profitabilitas, dilain pihak, utang yang tinggi juga akan
meningkatkan risiko. Jika penjualan tinggi perusahaan
bisa memperoleh keuntungan yang tinggi. Sebaliknya
jika penjualan turun, perusahaan terpaksa bisa
mengalami kerugian.
2.3 Tingkat Inflasi
Inflasi akan berdampak besar terhadap
kegiatan investasi terutama obligasi karena resiko ini
mengakibatkan daya beli masyarakat rendah saat
terjadi inflasi (Diota, 2018).
Inflasi yang tinggi akan menyebabkan harga
akan mengalami kenaikan, sehingga investasi pada
obligasi akan semakin berisiko. Akibatnya, investor
akan mengharapkan yield yang lebih tinggi.
perubahan laju inflasi yang sangat fluktuatif
berdampak pada investasi surat-surat berharga
karena dengan inflasi yang meningkat berarti
berinvestasi pada surat berharga seperti obligasi dirasa
makin berisiko, tingginya risiko dalam investasi, akan
mengakibatkan semakin tinggi juga timbal hasil (yield)
yang diharapkan oleh investor.
Berdasarkan tingkatannya, (Sadono Sukirno,
2011) inflasi dibedakan menjadi sebagai berikut:
1. Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga-
harga kebutuhan pokok berada dibawah angka
10% setahun.
2. Inflasi sedang, terjadi apabila kenaikan harga-
harga kebutuhan pokok berada antara 10%-
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 313
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
30% setahun.
3. Inflasi berat, terjadi apabila kenaikan harga-
harga kebutuhan pokok berada antara 30%-
100% setahun.
2.4 Current Ratio (CR)
Rasio lancar atau current ratio merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan (Kasmir, 2018)
Current ratio merupakan salah satu yang
harus diperhatikan oleh investor karena penempatan
dana pada obligasi yang tidak liquid (jarang
diperdagangkan) atau bisa juga karena investor
melakukan pencairan dalam jumlah besar secara
bersamaan sehinnga dapat menimbulkan resiko
(Diota, 2018).
Dalam praktiknya seringkali dipakai bahwa
rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang
terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup
baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Dengan
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo.
Hal serupa dikemukakan (Hanafi, 2016)
yang mengatakan rasio lancar mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang
akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun
atau satu siklus bisnis).
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio
lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan
kurang modal untuk membayar utang. Namun,
apabila hasil rasio tinggi, belum tentu perusahaan
dalam kondisi baik. Bisa saja hal ini terjadi
karena kas tidak digunakan dengan sebaik mungkin.
2.5 Yield To Maturity (YTM)
Maturity adalah masa jatuh tempo obligasi
yang tersisa dan terhitung dari tahun dilakukannya
obligasi.
Semakin pendek masa jatuh tempo obligasi
maka akan mengakibatkan semakin rendahnya
return yang diisyaratkan, sehingga nilai dari yield
spread rendah, sebaliknya apabila semakin panjang
masa jatuh tempo obligasi maka akan mengakibatkan
semakin tingginya return yang diisyaratkan, sehingga
nilai dari yield spread ikut (Diota, 2018),
Maturity didefinisikan sebagai masa jatuh
tempo suatu obligasi. Variabel maturity ini memiliki
dampak terhadap yield spread berpengaruh positif
signifikan, koefisien bertanda positif menunjukan
bahwa penurunan dan kenaikan yield spread searah
dengan naik turunnya maturity, jadi semakin pendek
masa jatuh tempo dari suatu obligasi akan semakin
kecil peristiwa yang akan menyebabkan perusahaan
mengalami default risk sehingga semakin rendah
tingkat return yang disyaratkan
Maturity didefinisikan sebagai masa jatuh
tempo suatu obligasi. Variabel maturity ini memiliki
dampak terhadap yield spread berpengaruh positif
signifikan, koefisien bertanda positif menunjukan
bahwa penurunan dan kenaikan yield spread searah
dengan naik turunnya maturity,
Jadi semakin pendek masa jatuh tempo dari
suatu obligasi akan semakin kecil peristiwa yang akan
menyebabkan perusahaan mengalami default risk
sehingga semakin rendah tingkat return yang
disyaratkan. Yield to Maturity yang digunakan dalam
penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2.6 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari penelitian ini bisa
dilihat pada Gambar
Hal - 314 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Sumber: Peneliti, 2019
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
2.7 Hipotesis
Menurut (Sugiyono, 2018) hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah. Karena sifatnya masih sementara, maka
perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik
yang terkumpul. Berdasarkan teori dari penelitian
terdahulu yang telah dipaparkan maka hipotesis
penelitian ini adalah:
Ha1: Tingkat suku bunga berpengaruh terhadap
YTM.
Ha2: Debt to equity ratio berpengaruh terhadap
YTM.
Ha3: Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap YTM.
Artinya variabel tingkat inflasi diterima
Ha4: Current Ratio berpengaruh terhadap YTM.
Ha5: Tingkat Suku Bunga, Debt to Equity Ratio,
Tingkat Inflasi,dan Current Ratio
berpengaruh secara simultan Terhadap Yield
To Maturity.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2018) pendekatan
kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme
untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan
analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik
agar hipotesis bisa diuji.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2018) Dalam penelitian ini,
populasi yang digunakan berupa seluruh perusahaan
sektor keuangan non perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
Berdasarkan data yang bersumber dari IDX
terdapat 16 perusahaan dan menerbitkan total 170
obligasi.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 315
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Kriteria memilih sampel yang ditetapkan
adalah:
Proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel bermaksud agar
semua variabel yang digunakan pada penelitian
Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel
yang telah ditentukan oleh peneliti bisa dilihat pada
Tabel 1.
diberikan definisi dan ditentukan metode atau teknik
untuk mengukur variabel-variabel tersebut.
Operasionalisasi variabel yang dibahas pada penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Sumber: Peneliti, 2021
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Sumber: Peneliti, 2021
Hal - 316 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
3.4 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
meneliti apakah ada hubungan sebab-akibat antara
beberapa variabel independen, yaitu terdiri atas lebih
dari satu variabel independen terhadap satu variabel
dependen (Ghozali, 2018).
Y = α + α1X1i.t+ α2X2i.t+ α3X3i.t+ α4X4i.t+ e
Bentuk persamaan dari analisis regresi linier
berganda pada penelitian ini adalah:
Y = Yield to maturityα = Konstanta
X1
= Tingkat suku bunga
X2
= Debt to equity ratio
X3
= tingkat inflasi
Berdasarkan uji normalitas One-Sample
Kolmogorov–Smirnov dengan menunjukan bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu sebesar 0,594
> 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi tersebut terdistribusi normal.
4.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah terjadi korelasi antar variabel independen
Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov
X4
= Current Ratio
b1, b
2, b
3 , b
4= Koefisien regresi variabel bebas
e = Error
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Uji Asumsi Klasik
4.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah residual memiliki distribusi normal dalam
model regresi (Ghozali, 2018) Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan metode One-Sample
Kolmogorov-Smirnov dengan cara membandingkan
antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya
dengan distribusi kumulatif dari distribusi yang
normal.
dalam model regresi (Ghozali, 2018) Uji
multikolinieritas pada penelitian ini menggunakan
metode Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Berdasarkan Tabel 5 nilai tolerance untuk
variabel Current Ratio memiliki nilai tolerance
sebesar 0,965. variabel tingkat suku bunga memiliki
nilai tolerance sebesar 0,965. variabel Debt to
Eequity Ratio memiliki nilai tolerance sebesar 0,999.
Variabel inflasi memiliki nilai tolerance sebesar
0,954.
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 317
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dari nilai tolerance model regresi secara
keseluruhan dinyatakan > 0,1 yang berarti bahwa
model regrersi tidak terjadi multikolinieritas. Nilai VIF
untuk variabel Current Ratio memiliki nilai VIF
sebesar 1.036. variabel tingkat suku bunga memiliki
4.1.3 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah terjadi korelasi antara residual pada
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6
diperoleh nilai durbin Watson sebesar 0.954 nilai ini
dibandingkan dengan nilai signifikasi 0.05. Jumlah
sampel (n) 60 dan jumlah variabel independen 4 (k=4).
Oleh karena nilai Durbin Watson sebesar 0,954 maka
nilai (4-DW) adalah (4-0,954) = 3.046.
Karena nilai (4-DW) 3.046 > DL 1.4443
maka tidak terdapat autokorelasi.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas
nilai VIF sebesar 1.036. Variabel debt to equity
ratio memiliki nilai VIF sebesar 1.001. Variabel inflasi
memiliki nilai VIF sebesar 1.049. Dari keempat data
tersebut nilai VIF < 10 yang berarti bahwa model
regresi tidak terjadi multikolinieritas.
periode t dengan residual pada periode t-1
(sebelumnya) dalam model regresi linier (Ghozali,
2018). Uji autokorelasi pada penelitian ini
menggunakan uji Durbin-Watson.
4.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2018) uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
terjadi ketidaksamaan variance residual antar
pengamatan dalam model regresi. Uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan
metode grafik scatterplot.
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Hal - 318 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Gambar 3. Scatterplot
4.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam analisis regresi linier berganda, selain
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen
(Ghozali, 2018)
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Y = 2.124 (X1) + 1.003 (X
2) – 0.267 (X
3) + 0.693 + e
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 319
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
a. Nilai Konstan (a) sebesar 2.124 hal ini berarti
variabel independen yaitu tingkat suku bunga, Debt
to equity ratio (Der), tingkat inflasi, dan curret
ratio dianggap konstan, maka nilai variabel
dependen yaitu yield to maturity sebesar 2.124.
b. Koefisien variabel tingkat suku bunga memiliki
nilai sebesar 1.003 menyatakan bahwa setiap
penumbuhan 1 poin pada variabel tingkat suku
bunga akan meningkatkan yield to maturity
sebesar 1.003.
c. Koefisien variabel debt to equity ratio memiliki
nilai sebesar 0.37 menyatakan bahwa setiap
penumbuhan 1 poin pada variabel debt to equity
ratio akan meningkatkan yield to maturity sebesar
0.37.
d. Koefisien variabel tingkat inflasi memiliki nilai
sebesar -0.267 menyatakan bahwa setiap
penumbuhan 1 poin pada variabel tingkat inflasi
akan meningkatkan yield to maturity sebesar
-0.267.
1. Berdasarkan hasil uji t pada model regresi,
diperoleh bahwa tingkat suku bunga memiliki nilai
sebesar 0.00 sig < 0,05. Selain itu dapat dilihat
dari hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel
yang menunjukan t hitung sebesar 5.737
sedangkan t tabel 1,67252 (df(n-k+1) 60-4=56,α
e. Koefisien variabel current ratio memiliki nilai
sebesar 0.693 menyatakan bahwa setiap
penumbuhan 1 poin pada variabel current ratio
akan meningkatkan yield to maturity sebesar
0.693
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Uji t (Uji Parsial)
Menurut (Ghozali, 2018) uji statistik t
menunjukkan seberapa signifikan setiap variabel
independen memengaruhi atau menjelaskan variasi
pada variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan pada uji
statistik t adalah:
Jika nilai sig. < 0,05 atau thitung
> ttabel
; maka Ho (tidak
memengaruhi) ditolak.
Jika nilai sig. > 0,05 atau thitung
< ttabel
; maka Ho (tidak
memengaruhi) diterima.
= 0,05), dari hasil pengolahan data terlihat bahwa
t hitung > t tabel dan nilai signifikasi 0.00 < 0.005
maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel tingkat suku bunga berpengaruh signifikan
terhadap yield to maturity.
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis t
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Hal - 320 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
2. Berdasarkan hasil uji t pada model regresi,
diperoleh bahwa debt to equity ratio memiliki
nilai sig 0.361 > 0,05. Selain itu dapat dilihat dari
hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel
yangmenunjukan t hitung sebesar 0.920
sedangkan t tabel 1,67252 (df(n-k+1) 60-
4=56, α=0,05), dari hasil pengolahan data
terlihat bahwa t hitung < t tabel dan nilai
signifikasi sig 0.361 > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan
terhadap yield to maturity.
3. Berdasarkan hasil uji t pada model regresi,
diperoleh bahwa tingkat inflasi memiliki nilai sig
0.030 > 0,05. Selain itu dapat dilihat dari hasil
perbandingan antara t hitung dan t tabel yang
menunjukan t hitung sebesar -2.233 sedangkan t
tabel 1,67252 (df(n-k+1) 60-4=56, α = 0,05), dari
hasil pengolahan data terlihat bahwa t hitung < t
tabel dan nilai signifikasi 0.030 > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel tingkat
Berdasarkan tabel 9 dapat dijelaskan bahwa
adanya pengaruh secara simultan dari keempat
variabel independen yaitu tingkat suku bunga, Debt
to equity ratio (Der), tingkat inflasi, dan curret
ratio. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai Sig. 0,000
< 0,05. Selain itu dpat dilihat juga hasil perbandingan
F hitung dan F tabel yang menunjukkan F hitung
14.821 dan F tabel sebesar dengan df: α, (k-1), (n-k)
atau 0.05,(4-1),(60-4) = (3,56) = 2,53.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa F
hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen yaitu tingkat suku bunga, Debt
to equity ratio (Der), tingkat inflasi, dan curret
inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap yield
to maturity.
4. Berdasarkan hasil uji t pada model regresi,
diperoleh bahwa tingkat current ratio memiliki nilai
sig 0,004 > 0,05. Selain itu dapat dilihat dari hasil
perbandingan antara t hitung dan t tabel yang
menunjukan t hitung sebesar 3.022 sedangkan t
tabel 1,67252 (df(n-k+1) 60- 4=56,α = 0,05), dari
hasil pengolahan data terlihat bahwa t hitung > t
tabel dan nilai signifikasi 0,004< 0,05 , maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
current ratio berpengaruh signifikan terhadap
yield to maturity.
4.3.2 Uji F (Uji Simultan)
Menurut (Ghozali, 2018) uji statistik F
menunjukkan apakah variabel-variabel independen
yang dimasukkan ke dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
ratio. Berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap variabel dependen yaitu yield to maturity
(YTM).
4.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa besar kemampuan model dalam
menerangkan variasi yang terjadi pada variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi selalu berada
di antara angka nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel
dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang
Tabel 8. Hasil Uji F
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 321
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
Dari tabel 10 nilai R sebesar 0,708
menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara
variabel dependen yaitu Yield to Maturity (YTM)
dengan keempat variabel independen yaitu tingkat
suku bunga, Debt to equity ratio (Der), tingkat inflasi,
dan curret ratio adalah kuat atau signifikan.
Nilai R square 0,501 berasal dari
pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau R yaitu
(0,708 x 0,708). untuk jumlah variabel independen
lebih dari dua lebih baik menggunakan nilai adjusted
R square yaitu sebesar 0,465 hal ini berarti hal ini
berarti 46,5% variasi dari variabel dependen yaitu
Yield to Maturity (YTM) bisa dijelaskan oleh
keempat variasi independen yaitu tingkat suku bunga,
Debt to equity ratio (Der), tingkat inflasi, dan curret
ratio sedangkan sisanya (100% - 46,5%= 53,5%)
dipengaruhi oleh faktor diluar penelitian yaitu
Produk Domestic Bruto (PDB), maturity, peringkat
obligasi, dan kupon yang tidak diambil dalam
penelitian.
Nilai standard error of estimate sebesar
0,55182 yang artinya semakin kecil nilai standard
error of estimate akan membuat regresi semakin
tepat dalam memprediksi variabel dependen yaitu
Yield to Maturity (YTM).
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
Tabel 9. Koefisien Determinasi
untuk memprediksi variasi yang terjadi pada variabel
dependen (Ghozali, 2018).
1. Variabel tingkat suku bunga secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity.
Dilihat pada tabel 8 dengan uji t (parsial) yaitu
dari hasil pengolahan data terlihat bahwa t hitung
> t tabel 5.737 > 1,67252 dan nilai signifikasi sig
0.00 < 0,05
2. Variabel Debt to equity ratio secara parsial
berpengaruh tidak signifikan terhadap yield to
maturity. Dilihat pada tabel 8 dengan uji t (parsial)
yaitu dari hasil pengolahan data terlihat bahwa t
hitung < t tabel yaitu 0.920 < 1,67252 dan nilai
signifikasi 0.361 > 0,05
3. Variabel tingkat inflasi secara parsial berpengaruh
tidak signifikan terhadap yield to maturity. dilihat
pada tabel 8 dengan uji t (parsial) yaitu dari hasil
pengolahan data terlihat bahwa t hitung < t tabel
yaitu -2.233 < 1,67252 dan nilai signifikasi 0.030
> 0,05
4. Variabel Current Ratio secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity.
dilihat pada tabel 8 dengan uji t (parsial) yaitu dari
hasil pengolahan data terlihat bahwa t hitung > t
tabel 3.022 > 1,67252 dan nilai signifikasi sig 0,004
< 0,05.
5. Variabel Tingkat suku bunga, Debt to equity
ratio, Tingkat inflasi, dan Current ratio secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap yield to
maturity. Dilihat pada tabel 8 yang menyatakan
nilai Sig. 0,000 < 0,05. Selain itu dapat dilihat juga
hasil perbandingan bahwa F hitung > F tabel 14.821
> 2,53
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Hal - 322 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
5.2 Saran
Penelitian selanjutnya dapat menambahkan
beberapa variabel lainnya yang mungkin
mempengaruhi yield to maturity. Periode penelitian
dan sampel juga bisa di tambahkan untuk memberikan
hasil yang lebih maksmial dan akurat. Bagi investor,
sebelum memperjualbelikan obligasi sebaiknya
mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang dapat
mempengaruhi harga obligasi. Seperti misalnya tingkat
suku bunga yang rendah akan mempengaruhi
rendahnya tingkat yield to maturity yang diterima
oleh investor.
Dengan mengetahui hal tersebut maka in-
vestor bisa memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
.Bagi perusahaan, sebaiknya memahami dengan baik
bagaimana faktor dari perusahaan mampu
mempengaruhi yield to maturity sehingga dapat
membantu perusahaan menghindari kerugian besar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Diota, A. G. dan P. 2018. Investasi dan Pasar
Modal Indonesia. PT Rajagrafindo Perkasa,
Jakarta.
[2] Eduardus Tandelilin. 2017. Pasar Modal,
Manajemen Portofolio dan Investasi.
Kanisius. Yogyakarta.
[3] Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23
(Edisi 8). Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Yogyakarta.
[4] Hanafi, M. 2016. Manajemen Keuangan.
BPFE, Yogyakarta
[5] Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan.
PT Rajagrafindo Perkasa. Jakarta.
[6] Kontan.co.id. (n.d.). Aset Meningkat,
Perusahaan Asuransi Jiwa Semakin Kuat.
https://keuangan.kontan.co.id/news/aset-
meningkat-perusahaan-asuransi- jiwa-asing-
semakin-kuat
[7] Sadono Sukirno. 2011. Ekonomi
Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar
Kebijaksanaan. Prenada Media. Jakarta.
[8] Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung.
[9] Sukmawati Sukamulja. 2017. Pengantar
Pemodelan Keuangan dan Analisis Pasar
Modal (Edisi 1) (1st ed.). Andi Offset,
Yogyakarta.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 323
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan Lingkungan,
Sikap, Minat Pembelian Mobil Listrik
Sri Syabanita Elida 1 , Tri Wahyuarini 2 , Evi Sofiana3
Jurusan Administrasi Bisnis - Politeknik Negeri Pontianak1) [email protected]; 2) [email protected]; 3) [email protected]
Abstract: Consumer needs for uniqueness, environmental knowledge affect the interest in buying electric cars and
attitudes as intervening variables as the purpose of this research. The research method used in this study is a
quantitative method. The research population is all Indonesian people. There are 126 samples used in this study with
the criteria of people who know the existence of electric cars, people who act as decision makers and have four-wheeled
vehicles in Indonesia. The data collection technique in this study is to create google forms and distribute them to
respondents based on the desired criteria. The technique of data analysis is Structural Equation Modeling (Structural
Equation Modeling) with the help of software AMOS 24
Keywords: consumer needs for uniqueness, environmental knowledge, attitudes, buying interest, electric cars.
Abstrak: Kebutuhan konsumen untuk keunikan, pengetahuan lingkungan mempengaruhi minat pembelian mobil listrik
dan sikap sebagai variabel interveningsebagai purpose dari riset ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat Indonesia. Sebanyak 126 sampel yang
digunakan pada penelitian ini dengan kriteria sampel adalah orang yang mengetahui keberadaan mobil listrik, orang
yang berperan sebagai pengambil keputusan serta memiliki kendaraan roda empat di Indonesia. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini yaitu dengan membuat kuesioner penelitian yang kemudian kuesioner tersebut dibuat dalam
bentuk google forms dan dibagikan kepada responden berdasarkan kriteria yang diinginkan. Penelitian ini menggunakan
teknik analisis data Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling) dengan bantuan software AMOS 24
Kata Kunci: kebutuhan konsumen untuk keunikan, pengetahuan lingkungan, sikap, minat beli, mobil listrik
1. LATAR BELAKANG
Saat ini di Indonesia, khususnya pemerintah,
sedang giat-giatnya melakukan program spektakuler
di bidang penerapan mobil listrik. Pemerintah Indo-
nesia sangat mengharapkan penjualan serta produksi
kendaraan konvensional dihentikan dalam waktu tidak
lama lagi. Mobil bertenaga listrik secara bertahap
mengalami perkembangan yang sangat high
menyusul tingginya peningkatan teknologi dan
support dari pemerintah negara-negara di dunia akan
keberadaan mobil yang ramah terhadap lingkungan.
Fenomena menunjukkan mobil bertenaga
listrik semakin sering dibahas dan diperbincangkan
khalayak ramai karena mobil bertenaga listrik
memiliki keunggulan atau benefit. Berdasarkan data
dan informasi diatas, “Kebutuhan Konsumen Untuk
Keunikan, Pengetahuan Lingkungan, Sikap, Minat
Pembelian Mobil Listrik” menjadi judul dalam
penelitian ini.
1.1 Rumusan/Formula Masalah Riset
Rumusan/formula masalah riset sebagai
berikut, apakah:
a. Kebutuhan konsumen untuk keunikan ada
pengaruh positif terhadap sikap.
b. Pengetahuan lingkungan ada pengaruh positif
terhadap sikap.
Hal - 324 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
c. Kebutuhan konsumen untuk keunikan ada
pengaruh positif terhadap minat beli mobil listrik.
d. Pengetahuan lingkungan ada pengaruh positif
terhadap minat beli mobil listrik.
e. Sikap ada pengaruh positif terhadap minat beli
mobil listrik.
1.2 Tujuan Penelitian/Riset
Adapun tujuan peneliti sebagai berikut:
Tujuan penelitian yang berjudul Kebutuhan
Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan
Lingkungan, Sikap, Minat Pembelian Mobil Listrik
adalah sebagai berikut:
a. Menguji kebutuhan konsumen untuk keunikan
terhadap sikap.
b. Menguji pengetahuan lingkungan terhadap sikap.
c. Menguji kebutuhan konsumen untuk keunikan
terhadap minat beli mobil listrik.
d. Menguji pengetahuan lingkungan terhadap minat
beli mobil listrik.
e. Menguji sikap terhadap minat beli mobil listrik.
1.3 Manfaat/benefit Penelitian/Riset
Manfaat teoritis dapat memberikan
sumbangan pada body of knowledge tentang
peranan:
a. Kebutuhan konsumen untuk keunikan dalam
meningkatkan sikap.
b. Pengetahuan lingkungan dalam meningkatkan
sikap.
c. Kebutuhan konsumen untuk keunikan dalam
meningkatkan minat beli mobil listrik.
d. Pengetahuan lingkungan dalam meningkatkan
minat beli mobil listrik.
e. Sikap dalam meningkatkan minat beli mobil listrik.
Manfaat praktis, menjadi referensi bagi para
pemasar mobil listrik dalam memasarkan produknya
dan memberikan kontribusi bagi pemerintah dalam
hal pembuatan regulasi berkaitan dengan pemasaran
mobil listrik
2. LANDASAN TEORI
2.1 Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan
(Consumer Needs For Uniqueness)
Tian dan Bearden (2002) mendefinisikan
kebutuhan konsumen untuk keunikan sebagai sifat
mengejar diferensiasi yang relatif terhadap orang lain
yang dicapai melalui akuisisi, pemanfaatan, dan
disposisi barang-barang konsumsi untuk
mengembangkan dan meningkatkan citra diri
seseorang dan citra sosial seseorang.
2.2 Pengetahuan Lingkungan (Environment
Knowledge)
Chen (2013) memaparkan bahwa
sekumpulan pengetahuan ekologis yang dimiliki oleh
individu berkaitan dengan lingkungan adalah
merupakan apa yang disebut dengan istilah
pengetahuan lingkungan.
2.3 Sikap
Sikap merupakan cara orang bereaksi
terhadap rangsangan. Sikap adalah topik penelitian
populer dalam studi pemasaran, terutama karena
kekuatan prediktor pada perilaku konsumen (Anic,
2010).
2.2 Minat Beli (Buying intentions)
Buying intentions kecondongan konsumen
untuk membeli suatu brand atau action yang
berhubungan dengan pembelian sebagai parameternya
adalah tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian (Hasan, 2013).
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 325
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
2.2 Kerangka Model Riset
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah
dilakukan di atas yang berkaitan dengan Kebutuhan
2.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka model penelitian/riset
yang telah dikemukakan diatas dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H1: Kebutuhan konsumen untuk keunikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Sikap.
H2: Pengetahuan Lingkungan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Sikap.
H3: Kebutuhan konsumen untuk keunikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Beli.
H4: Pengetahuan Lingkungan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Minat Beli.
H5: Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Minat Beli.
Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan
Lingkungan, Sikap dan Minat Beli, dapat digambarkan
kerangka model riset sebagai berikut:
3. METODE PENELITIAN/RESEARCH
METHODE
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif.
3.2 Populasi dan Sampel
Penelitian ini populasinya adalah seluruh
masyarakat Indonesia. Sebanyak 126 sampel pada
penelitian ini dengan kriteria sampel adalah orang
yang mengetahui keberadaan mobil listrik, dan orang
yang berperan sebagai pengambil keputusan serta
memiliki kendaraan roda empat di Indonesia.
Jenis data diperoleh langsung berdasarkan
kuesioner yang ditujukan kepada orang yang
mengetahui keberadaan mobil listrik, dan orang yang
berperan sebagai pengambil keputusan serta memiliki
kendaraan roda empat.
Sumber: Hasil Pengembangan Untuk Penelitian/Riset ini, 2021
Gambar 1. Kerangka Model Riset
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 326 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah
data primer. Tim peneliti dalam melakukan proses
pengumpulan data dimulai dengan membuat
kuesioner penelitian yang kemudian kuesioner
Tabel 1. Pengukuran Variabel dan Indikator Penelitian
tersebut dibuat dalam bentuk google forms.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasionalisasi variabel penelitian
dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 327
Tabel 1. Pengukuran Variabel dan Indikator Penelitian (Lanjutan)
Sumber: Dari Berbagai References dan Dikembangkan Untuk Riset Ini, 2021
3.5 Teknik Analisis
Digunakannya analisis kuantitatif, dan analisis
data dilakukan dengan menggunakan software
statistik SEM (Structural Equation Modeling) yang
dioperasikan melalui program AMOS 24.0 (Ghozali,
2017).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Diketahui bahwa dari jenis kelamin, jumlah
responden laki-laki lebih banyak dibandingkan
perempuan yaitu sebesar 61,6%, sedangkan dari usia,
mayoritas responden berusia 30 – 50 yaitu sebesar
69,8%. Selain itu, dari segi pekerjaan, Dosen
menempati urutan teratas yaitu sebesar 30,2% dan
untuk status pernikahan, kawin menempati urutan
teratas, yaitu 92,9%. Untuk pendapatan yang paling
banyak yaitu senilai 5 – 10 Juta sebesar 47,6%. Dari
segi pendidikan kategori S2 – S3 menempati urutan
terbanyak sebesar 65,9%.
Berdasarkan jenis bahan bakar diketahui
bahwa bensin lebih banyak penggunaannya
dibandingkan solar yaitu sebesar 92,9%. Sedangkan
Berdasarkan merek mobil diketahui bahwa toyota
menjadi yang terbanyak dibandingkan yang lain yaitu
sebesar 43,7%. Selain itu, dari segi warna mobil, hitam
menempati urutan teratas yaitu sebesar 38,9% dan
untuk waktu pemakaian kendaraan, rentang waktu
pemakaian < 5 tahun menempati urutan teratas, yaitu
sebesar 57,9%.
4.2 Deskripsi Data Penelitian
4.2.1 Nilai Indeks Variabel Kebutuhan
Konsumen Untuk Keunikan
Indikator kebutuhan konsumen untuk
keunikkan yang diberikan dengan nilai indeks kategori
tinggi sebesar 75,99.
4.2.2 Nilai Indeks Variabel Pengetahuan
Lingkungan
Indikator pengetahuan lingkungan yang
diberikan dengan nilai indeks kategori sedang sebesar
64,492.
4.2.3 Nilai Indeks Variabel Sikap
Indikator sikap yang diberikan dengan nilai
indeks kategori tinggi sebesar 76,526.
4.2.4 Nilai Indeks Variabel Minat Beli
Indikator minat beli yang diberikan dengan
nilai indeks kategori sedang sebesar 67,435.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 328 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
4.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Konstruk
Pengujian model dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan tahapan analis model
persamaan structural. Analisis factor konfirmatori
untuk konstruk eksogen dan endogen dilakukan
dengan bantuan Amos 24.0.
4.4 Analisis Faktor Konfirmatori (CFA)
Variabel Eksogen
Sumber: Hasil Output SEM Dengan Amos, 2021
Gambar 2. Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Eksogen Kebutuhan
Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan Lingkungan
Tabel 2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Konstruk
Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan Lingkungan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 329
Tabel 2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Konstruk
Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan,
Pengetahuan Lingkungan (lanjutan)
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Sumber: Hasil Output SEM Dengan Amos, 2021
Gambar 3. Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Eksogen
Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan,
Pengetahuan Lingkungan Revisi
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 330 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Tabel 3. Analisis Validitas dan Reliabilitas Konstruk
Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan Lingkungan Revisi
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
4.5 Analisis Faktor Konfirmatori (CFA)
Variabel Endogen
Gambar 4. Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Endogen
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 331
Tabel 4. Analisis Validitas dan Reliabilitas Konstruk Sikap,
Minat Beli
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Sumber: Hasil Output SEM Dengan Amos, 2021
Gambar 5. Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Endogen
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 332 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Karena item SK2 dan SK3 loading factornya
tidak ideal (Hair et al. 2010, nilai loading harus >0,70),
4.6 Analisis Full Model SEM
Persamaan struktural full model Kebutuhan
Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan
Lingkungan, Sikap, Minat Beli menguji 5 (lima)
Tabel 5. Analisis Validitas dan Reliabilitas Konstruk Sikap, Minat Beli Revisi
maka dilakukan drop pada kedua indikator tersebut,
seperti terlihat pada Gambar 5).
hipotesis penelitian dengan 4 (empat) konstruk/
variabel serta menggunakan indikator-indikator yang
telah diuji konfirmasi sebelumnya menghasilkan
persamaan struktural seperti terlihat pada gambar 6
berikut ini:
Sumber: Data Primer Diolah 2021
Gambar 6. Persamaan Struktural Full Model Kebutuhan Konsumen
Untuk Keunikan, Pengetahuan Lingkungan, Sikap , Minat Beli
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 333
Tabel 6. Analisis Validitas dan Reliabilitas Persamaan Struktural Full
Model Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan, Pengetahuan Lingkungan,
Sikap, Minat Beli
Sumber: Data Primer Diolah 2021
4.7 Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Model
Persamaan Struktural
Tabel 7. Indeks Pengujian Kelayakan Full Model Persamaan Struktural
Sumber: Data Primer Diolah 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 334 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
4.8 Pengujian Hipotesis
4.8.1 Pengujian Hipotesis 1
Pengetahuan Lingkungan berpengaruh
signifikan positif terhadap Sikap.
4.8.2 Pengujian Hipotesis 2
Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan
berpengaruh signifikan positif terhadap Sikap.
4.8.3 Pengujian Hipotesis 3
Sikap berpengaruh signifikan positif terhadap
Minat Beli.
4.8.4 Pengujian Hipotesis 4
Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikan
terhadap Minat Beli adalah positif namun tidak
signifikan.
4.8.5 Pengujian Hipotesis 5
Pengetahuan Lingkungan berpengaruh
signifikan positif terhadap Minat Beli.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tabel 8. Ringkasan Pengujian Hipotesis
Sumber: Hasil Output SEM Dengan Amos, 2021
a. Pengetahuan Lingkungan berpengaruh signifikan
positif terhadap Sikap.
b. Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikkan
berpengaruh signifikan positif terhadap Sikap.
c. Sikap berpengaruh signifikan positif terhadap
Minat Beli.
d. Kebutuhan Konsumen Untuk Keunikkan
terhadap Minat Beli adalah positif namun tidak
signifikan.
e. Pengetahuan Lingkungan berpengaruh signifikan
positif terhadap Minat Beli.
5.2 Saran
1. Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak
adanya unsur domisili/tempat tinggal pada
karakteristik responden.
2. Keterbatasan pada penelitian ini adalah masih
kurang menyebarnya data responden yang di dapat
dari segi wilayah provinsi (diharapkan kedepan,
peneliti selanjutnya dapat memperoleh responden
dari semua provinsi yang ada di Indonesia).
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 335
DAFTAR PUSTAKA
[1] Afandie, Adil. 2015. Pengaruh Pengetahuan
Tentang Lingkungan, Sikap pada
Lingkungan, dan Norma Subjektif Terhadap
Niatpembelian Green Product. Jurnal Ekonomi
dan Kewirausahaan Vol. 15 Edisi Khusus 122
April : 122 - 128.
[2] Anic, ivan – Damir. 2010. Attitudes and
Purchasing Behaviorof Consumer in
Domestic and Foreign Food Retailers.
[3] Chen, L. 2013. A Study of Green Purchase
Intention Comparing with Collectivistic
(Chinese) and Individualistic (American)
Consumers in Shanghai, China. Information
Management and Business Review. Vol. 5. No.
7. pp. 342-346.
[4] Ercan, Emine. 2010. Country of Origin and
Consumer’s Willingness to Purchase an
Apparel.
[5] Ferdinand, Agusty. 2011. Metode Penelitian
Manajemen, Badan. Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
[6] Ghozali, Imam. 2017. Model Persamaan
Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan
Program AMOS 24 (Edisi 7) Update
Bayesian SEM.
[7] Hair, Joseph. F. Jr., William C. Black, Barry J.
Babin, and Rudolph E Anderson. 2010.
Multivariate Data Analysis. 7 ed. Upper
Saddle River, Prentise Hall International,
Inc.tian, New Jersey.
[8] Hasan, Ali. 2013. Marketing, Cetakan
Pertama, Media Pressdindo, Yogyakarta
[9] Jang, Soo Cheong (Shawn), Yinghua Liu, and
Young Namkung. 2010. Effect of Authentic
Atmospherics in Ethnic Restaurants:
Investigating Chinese Restaurants.
International Journal of Contemporary
Hospitality Management 23 (5):662-680.
[10] Jin, Hyun Seung. 2004. Compounding
Consumer Interest: Effect of Advertising
Campaign Publicity on The Ability to Rocall
Subsequent Advertisements. Journal of
Advertising 52 (4):29-41.
[11] Knight, Dee K., and Eun Young Kim. 2006.
Japanese Consumers’ Need for Uniqueness:
Effects on Brand Perception and Purchase
Intention. Journal of Fashion Marketing 11
(2): 270-280.
[12] Kumurur, Veronika A. 2008. Pengetahuan,
Sikap dan Kepedulian Mahasiswa
Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap
Lingkungan Hidup Kota Jakarta. EKOTON
Vol. 8, No. 2:1- 24, Oktober.
[13] Lee, K. 2011. The Green Purchase Behavior
of Hong Kong Young Consumers: The Role
of Peer Influence, Local Environmental
Involvement, and Concrete Environmental
Knowledge. Journal of International Consumer
Marketing.Vol. 23.No. 1. pp. 21-44.
[14] Lee, Hyun-Joo, Archana Kumar, and Young-
Kyung Kim. 2010. Indian Consumers’ Brand
Equity toward A US and Local Apparel Brand.
Journal of Fashion Marketing and
Manegement Decision 14 (3): 469-485.
[1]5 Lee, Min-Young, Youn-Kyung Kim, Lou Pelton,
Dee Knight, and Judith Forney. 2008. Factors
Affecting Mexican College Students’
Purchase Intention toward A US Apparel
Brand. Journal of Fashion Marketing and
Management Decision 12 (3):294-307.
[16] Park, Hye-Jung, Leslie Davis Burns, and Nancy
J. Rabolt. 2007. Fashion Innovativeness,
Materialism, and Attitude toward Purchasing
Foreign Fashion Good Online Across
National Borders: The Moderating Effect of
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 336 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Internet Innovativeness. Journal of Fashion
Marketing and Management 11 (2):201-2014.
[17] Tian, Kelly Tepper and Bearden, William O.
2002, Distinguishing Consumers’ Need For
Uniqueness From Individuation and General
Need For Uniqueness. In Woodside, Arch G.
and Moore, Ellen M. (ed), Essays by
Distinguished Marketing Scholars of The
Society for Marketing Advances, JAI,
Amsterdam, The Netherlands, pp.171-198, doi:
10.1016/S1069-0964(02)11009-X.
[18] Whitlark, David B., Michael D. Geurts and
Michael J. SwensonR.1993. New Product
Forecasting with a Purchase Intention
Survey, The Journal of Business Forecasting
Methods & Systems, Vol.12, No.3, Fall, pp.18-
21.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 337
Pengaruh Tenaga Kerja Indonesia, Remitansi, Dan Inflasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Nyimas Artina
Universitas Multi Data Palembang
Abstract: Remittances (remittances) are one of the main sources of international finance, sometimes exceeding the
flow of foreign direct investment. This study aims to observe the effect of Indonesian Migrant Workers, remittances
and inflation on Per Capita economic growth in Indonesia using time series data from 2014-2019. The analytical
method used is the method of multiple linear regression analysis. In Indonesia, remittances (remittances) are the
second source of the state budget after oil and gas. The results of the study indicate that Indonesian Migrant
Workers, remittances and inflation have a positive and significant impact on Indonesia’s per capita economic
growth. Although Indonesia’s GDP per Capita has increased as a result of remittances, the government must in-
crease employment opportunities in Indonesia so that Indonesian workers do not have to struggle and work abroad.
Keywords: Indonesian labor, remittances, inflation
Abstrak: Pengiriman uang (remitansi) merupakan salah satu sumber keuangan internasional utama yang terkadang
melebihi arus investasi langsung asing. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh Tenaga Kerja Indonesia,
remitansi dan Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Per Kapita di Indonesia dengan menggunakan data time series
dari tahun 2014-2019. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis regresi linier berganda. Di Indonesia,
pengiriman uang (remitansi) merupakan sumber APBN kedua setelah Migas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tenaga Kerja Indonesia, remitansi dan Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi per
kapita Indonesia. Meskipun PDB per Kapita Indonesia meningkat akibat dari remitansi, akan tetapi pemerintah harus
meningkatkan lapangan pekerjaan di Indonesia agar tenaga kerja Indonesia tidak harus berjuang dan bekerja di luar
negeri.
Kata kunci: Tenaga Kerja Indonesia, remitansi, inflasi
1. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
`Indonesia merupakan negara dengan jumlah
penduduk terbanyak dan menduduki urutan ke empat
setelah Cina, India, dan Amerika. Tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk tersebut terutama pada usia
yang produktif tentunya akan berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja. Arsyad (2004) berpendapat
bahwa pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi
akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan
bagi upaya-upaya pembangunan yang dilakukan di
negara berkembang, dikarenakan pertumbuhan
penduduk yang tinggi akan menyebabkan cepatnya
pertambahan jumlah tenaga kerja, sedangkan
kemampuan negara berkembang dalam menciptakan
kesempatan kerja baru sangat terbatas. Sebagai
contoh, angkatan kerja terutama yang baru lulus
perguruan tinggi sangat sulit memperoleh pekerjaan,
terlebih bagi angkatan kerja yang tidak mengenyam
pendidikan yang memadai.
Peningkatan jumlah penduduk dan angkatan
kerja melebihi kemampuan pemerintah menciptakan
lapangan kerja menyebabkan berbagai masalah salah
satunya pengangguran. Pada tahun 2019, penduduk
Indonesia berjumlah 266.911,9 juta jiwa, dan pada
Hal - 338 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
tahun 2020 mengalami kenaikan yaitu sebesar
269.603,4 juta jiwa. Dengan kenaikan jumlah
penduduk tersebut, jumlah angkatan kerja yang
melebihi kapasitas lapangan kerja yang ada, tentunya
akan menjadi masalah besar terutama pengangguran.
Upaya pemerintah mengadakan berbagai
program yang bertujuan mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan seperti pengadaan
lapangan kerja, pengadaan pelatihan dan
ketenagakerjaan, pelatihan berbasis sektor formal
maupun informal, dana bantuan untuk membuka
usaha mikro, pelatihan untuk bekerja di luar negeri
atau yang lebih dikenal dengan TKI serta berbagai
program lain, tentunya pemerintah bekerja sama
dengan berbagai instansi terkait. Akan tetapi, hal
tersebut belum mampu mengurangi pengangguran
secara langsung, terutama tenaga kerja di Indonesia
yang memiliki kemampuan yang kurang memadai dan
berkeinginan mendukung ekonomi keluarga.
Fenomena global yang terjadi di sebagian
besar negara-negara di dunia ialah migrasi
internasional termasuk migrasi tenaga kerja yang
dalam hal ini terus menerus berkembang seiring
hubungan yang terjalin antar negara. Pesatnya
pertumbuhan ekonomi di negara Asia Pasifik seperti
Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong dan Korea
Selatan menyebabkan kebutuhan ekonomi antar
negara semakin meningkat.
Hal ini tentu secara otomatis juga berdampak
pada Indonesia terkait migrasi tenaga kerja ke luar
negeri. Sulistyorini (2014) sejak masa Hindia
Belanda, pemerintah sudah mulai mengirim para TKI
ke Suriname dan pengiriman TKI ini semakin
meningkat setiap tahunnya bahkan sudah menyebar
ke berbagai negara di dunia. Hal ini dilakukan
pemerintah guna mengurangi tingkat pengangguran
di Indonesia, dikarenakan penciptaan lapangan kerja
tidak bisa diimbangi dengan peningkatan angkatan
kerja. Dengan modal keberanian dan termotivasi
dengan kerabat atau saudara yang sudah lebih dahulu
bekerja di luar negeri, akhirnya banyak tenaga kerja
Indonesia terutama wanita memilih untuk bekerja di
berbagai negara seperti di kawasan Asia, Eropa,
Timur Tengah, dan berbagai negara lainnya.
Gambar 1. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Menurut Negara Penempatan
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 339
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Gambar 1. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Menurut Negara Penempatan
Penelitian oleh lembaga survei ILO (2008),
bahwa sebagian tenaga kerja Indonesia adalah
unskilled sebesar 69 persen, sedangkan tenaga kerja
yang skill sebesar 9.5 persen dan semi-skilled
sebesar 21 persen. Daya saing tenaga kerja dalam
hal ini sangat terlihat bahwa masih termasuk kategori
berdaya saing rendah jika dibandingkan dengan
tenaga kerja internasional.
Masyarakat Indonesia yang bekerja di luar
negeri terutama di negara kawasan Asia Tenggara
banyak yang bekerja sebagai tenaga kerja formal
dan informal pada katagori tenaga kerja kurang
terampil (semi-skilled labor) dan tenaga kerja tidak
terampil (unskilled labor).
Sulistyorini (2014) Penempatan TKI sektor
informal terus mengalami penurunan sebagai akibat
diberlakukannya moratorium penempatan ke Arab
Saudi yang berlaku sejak Agustus 2011, sejak saat
itu pemerintah Indonesia sejak tahun 2011 berupaya
mengurangi pengiriman tenaga kerja sektor informal
dan lebih menekan pengiriman sektor formal.
Hal - 340 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak
menentu mengakibatkan meningkatnya migrasi
pekerja ke berbagai negara Asia Pasifik dan
peningkatan ini merupakan salah satu indikator dari
integrasi internasional yang berdampak pada ekonomi
makro. Apalagi jika penerimaan dari pengiriman uang
atau remitansi yang diperoleh dari hasil bekerja diluar
negeri tidak hanya digunakan untuk keperluan
konsumtif tetapi juga kegiatan produktif dan investasi.
Pengiriman uang atau remitansi yang
dilakukan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar
negeri merupakan salah satu sumber arus uang
terbesar khususnya negara berkembang seperti
Indonesia dan berperan penting dalam pembangunan
suatu negara. Tercatat dalam penelitian yang
dilakukan Bank Indonesia, remitansi menyumbang
sebesar 10 persen APBN dan menempati posisi kedua
setelah pendapatan dari sektor migas.
Hodinott (1994) menjelaskan bahwa migrasi
dapat dipandang sebagai suatu proses yang membantu
pemerataan pembangunan yang bekerja dengan cara
memperbaiki ketidakseimbangan hasil faktor produksi
antar daerah, sehingga berdampak positif dari migrasi
tenaga kerja yaitu adanya remitansi dari migran ke
daerah asal. Menurut data Bank Indonesia tahun 2019,
jumlah arus remitansi tenaga kerja Indonesia (TKI)
diperkirakan mencapai $11,435, meningkat dari
$10,974 juta pada tahun 2018. Jumlah sebenarnya
dari arus remitansi ini diperkirakan lebih besar dari
jumlah yang tercatat saat ini, mengingat adanya aliran
pengiriman uang lewat jalur informal yang jumlahnya
cukup besar. Remitansi merupakan sumber yang
penting dalam dukungan keuangan yang secara
langsung meningkatkan pendapatan rumah tangga
migran. Remitansi mendukung investasi rumah tangga
dalam kesehatan, pendidikan, dan usaha kecil rumah
tangga. Migrasi melalui remitansi pada akhirnya akan
mempengaruhi kesejahteraan keluarga migran dan
pembangunan daerah asal.
Rahmawati (2016) menyebutkan beberapa
negara dengan remitansi tertinggi di kawasan Asia
ialah India, Cina, Filipina, dan Indonesia. Meskipun
tingkat remitansi di Indonesia masih dibawah nilai
negara Asia lainnya, akan tetapi hal ini cukup
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
Sukirno (2011) dalam bukunya
mendefiniskan bahwa inflasi merupakan salah satu
permasalahan utama dalam perekonomian. Salah satu
akibat dari inflasi adalah perlambatan pertumbuhan
ekonomi (Sukirno, 2011). Sukirno (2011) menjelaskan
bahwa tujuan jangka panjang pemerintah adalah
menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada di
tingkat yang rendah. Bank Indonesia menyatakan
bahwa inflasi yang tidak stabil akan menciptakan
ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil
keputusan, yang pada akhirnya akan menurunkan
pertumbuhan ekonomi. Inflasi merupakan masalah
yang banyak disoroti pemerintah Indonesia maupun
negara lain.
Gambar 2. Grafik Laju Inflasi Indonesia Tahun 2015 – 2019
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 341
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Adapun pertumbuhan inflasi di Indonesia
periode 2015-2019 dapat dilihat grafik diatas
menunjukkan bahwa laju inflasi dalam lima tahun
cukup terkendalikan dikisaran 3-4 persen.
Berdasarkan data BPS, inflasi pada tahun
2019 sebesar 3,39 persen dibawah target APBN di
3,5 persen. Tingkat inflasi yang tinggi dapat
menyebabkan beberapa efek buruk sebelum
terjadinya krisis, diantaranya investasi produktif akan
berkurang tingkat kegiatan ekonomi menurun,
semakin banyak pengangguran tercipta, produk-
produk negara tersebut tidak dapat bersaing di pasar
internasional, ekspor menurun sedangkan impor
meningkat, dan kedudukan neraca pembayaran akan
memburuk (Sukirno, 2011).
Inflasi jika tidak ditangani dengan benar maka
akan berpengaruh pada kemampuan ekonomi negara
tersebut yang kemudian akan mempengaruhi
pertumbuhan perekonimian dan kesejahteraan
masyarakatnya.
Dengan memahami keadaan tersebut maka
peneliti mencoba untuk mengetahui lebih dalam hal-
hal tersebut dan mengangkat judul penelitian ini
“PENGARUH TENAGA KERJA INDONESIA,
REMINTASI, DAN INFLASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI
INDONESIA”
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh tenaga kerja Indonesia
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
2. Apakah ada pengaruh remintasi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
3. Apakah ada pengaruh inflasi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia ?
4. Apakah ada pengaruh secara bersama-sama
tenaga kerja Indonesia, remintasi dan inflasi
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumuasan masalah maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan menganalisis tenaga kerja
Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
2. Mengetahui dan menganalisis remintasi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
3. Mengetahui dan menganalisis inflasi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4. Mengetahui dan menganalisis secara bersama-
sama antara tenaga kerja Indonesia, remintasi,
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
Australian Bureau of Statistic (1993)
mendefinisikan tenaga kerja ialah seseorang yang
bersedia memproduksi barang dan jasa. Sedangkan
menurut ILO (1982) tenaga kerja adalah penduduk
berusia kerja yakni berkisar antara 15-64 tahun.
Adioetomo (2010) mengartikan tenaga kerja
ialah seluruh penduduk yang dianggap memiliki
potensi untuk bekerja secara produktif yang berarti
mampu menghasilkan barang dan jasa. Tenaga kerja
menurut Simanjuntak (1998) ialah penduduk yang
sudah atau sedang bekerja, sedang mencari
pekerjaan, bersekolah dan yang mengurus rumah
tangga. Meskipun pencari kerja, bersekolah dan
mengurus rumah tangga tidak bekerja, akan tetapi
sewaktu-waktu mereka dapat ikut bekerja. Sedangkan
Hal - 342 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Mulyadi (2003) berpendapat bahwa tenaga kerja ialah
penduduk dalam usia kerja yakni 15-64 tahun, atau
penduduk dalam suatu negara yang dapat
memproduksi barang dan jasa.
Menurut BPS (2007), tenaga kerja ialah
penduduk yang masuk dalam angkatan kerja dengan
usia 15 tahun ke atas dan berpartisipasi dalam
kegiatan ekonomi. United Nation (1962)
mendefinisikan tenaga kerja adalah penduduk dalam
kategori angkatan kerja yang aktif secara ekonomi
atau orang-orang yang tidak bekerja tetapi bersedia
untuk bekerja. Undang-Undang No. 13 tahun 2003
Bab I pasal 1 ayat 2 mengenai ketenagakerjaan
menjelaskan bahwa tenaga kerja ialah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan untuk
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia saat
ini mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan
ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah
penganggur yang besar serta pendapatan yang relatif
rendah dan kurang merata. Pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,
menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber
utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan
keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.
Menurut DEPNAKER (1994) Tenaga kerja
Indonesia (TKI) adalah individu yang mampu bekerja
dan biasanya dipekerjakan di luar negeri dalam rangka
menghasilkan barang dan jasa guna untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2004 Pasal 1 bagian (1)
tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja
Indonesia di luar negeri, TKI adalah setiap warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk
bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk
jangka waktu tertentu dengan menerima upah.
Sedangkan menurut Pedoman Pengawasan
Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (2011) TKI
adalah warga negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan yang melakukan kegiatan di bidang
ekonomi, sosial, keilmuan, kesenian, dan olahraga
profesional serta mengikuti pelatihan kerja di luar
negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
perjanjian kerja yakni suatu perjanjian antara pekerja
dan pengusaha secara lisan atau tertulis baik untuk
waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu
yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
segala pihak.
Menurut Depnaker (2011) dalam buku
pedoman penempatan tenaga kerja ke luar negeri
menyebutkan tujuan dari TKI ke luar negeri tersebut
ialah : Perluasan lapangan kerja, Peningkatan kualitas
tenaga kerja, Peningkatan perlindungan tenaga kerja,
Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, Peningkatan
penerimaan devisa negara. Tujuan utama menjadi
TKI ialah meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan keluarganya baik dari segi ekonomi
maupun sosial, umumnya mereka mencari pekerjaan
agar dapat memberikan status sosial yang lebih baik
di negara tujuan.
2.2 Remintasi
Pengertian remitansi menurut World Bank
(2010) ialah, pengiriman uang yang dilakukan oleh
pekerja yang berada di luar negeri dan disetorkan
untuk tanggungan mereka di negaranya agar mereka
dapat memenuhi kebutuhan mereka yang beragam.
Dalam penelitiannya, Ratha (2003) berpendapat
bahwa pengiriman uang atau remitansi dapat
meningkatkan konsumsi rumah tangga suatu negara,
baik pedesaan maupun perkotaan bahkan dapat
menimbulkan efek ganda (multiplier effect ) yang
besar karena mereka lebih cenderung
membelanjakan produksi barang dalam negeri.
Guilano (2005) menjelaskan bahwa
pegiriman uang atau remitansi dapat meningkatkan
alokasi modal, meningkatkan pengembangan
keuangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Penelitian lain yang dilakukan Akay dkk (2012)
menjelaskan bahwa remitansi merupakan pengiriman
uang yang menjadi kas besar bagi seluruh dunia,
dimana ketika pekerja di negara tersebut memiliki
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 343
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
mobilitas yang tinggi maka pengiriman uang juga
melimpah.
2.3 Inflasi
Pada awalnya inflasi diartikan sebagai
kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan
likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian
tersebut mengacu pada gejala umum yang
ditimbulkan oleh adanya kenaikan jumlah uang
beredar yang diduga telah menyebabkan adanya
kenaikan harga-harga.
Dornbusch dan Fischer (2001),
menyebutkan bahwa inflasi merupakan kejadian
ekonomi yang sering terjadi meskipun kita tidak
pernah menghendaki. Inflasi ada dimana saja dan
selalu merupakan fenomena moneter yang
mencerminkan adanya pertumbuhan moneter yang
berlebihan dan tidak stabil.
Boediono (1980 : 105), mengemukakan
bahwa defenisi inflasi adalah kecendrungan dari
harga-harga untuk menaik secara umum dan
terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan
tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan
kenaikan) sebagian besar dari harga-harga barang
lain.
Dari defenisi tersebut ada tiga kriteria
yang perlu diamati untuk melihat telah terjadinya
inflasi, yaitu kenaikan harga, bersifat umum, dan
terjadi terus menerus dalam rentang waktu tertentu.
Apabila terjadi kenaikan harga satu barang yang
tidak mempengaruhi harga barang lain, sehingga
harga tidak naik secara umum, kejadian seperti itu
bukanlah inflasi.
Adapun yang menjadi sumber Inflasi antara
lain yaitu :
1. Inflasi karena permintaan (Demand Pull
inflation)
2. Inflasi karena bertambahnya uang yang
beredar
3. Inflasi karena kenaikan biaya produksi
(Cost push inflation)
4. Inflasi campuran (Mixed inflation)
5. Inflasi ekspektasi (Expected inflation)
6. Kekacauan ekonomi dan politik
Inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan
berdasarkan sifat, sebab terjadinya, dan berdasarkan
asalnya.
a) Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi
menjadi empat kategori utama, yaitu
1) Inflasi Rendah (Creeping Inflation),
yaitu inflasi yang besarnya kurang dari
10% pertahun.
2) Inflasi Menengah (Galloping Inflation),
yaitu inflasi yang besarnya antara 10-
30% per tahun.
3) Inflasi Berat (High Inflation), yaitu
inflasi yang besarnya antara 30-100% per
tahun.
4) Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation),
yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga
secara drastis hingga mencapai 4 digit
(diatas 100%)..
b) Inflasi Berdasarkan Sebabnya
1) Demand Pull Inflation. Inflasi ini terjadi
sebagai akibat pengaruh permintaan yang
tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah
penawaran produksi.
2) Cost Push Inflation. Inflasi ini
disebabkan kerena kenaikan biaya
produksi yang disebabkan oleh kenaikan
biaya input atau biaya faktor produksi.
karena penurunan jumlah produksi.
3) Bottle Neck Inflation. Inflasi ini dipicu
oleh faktor penawaran (supply) atau
faktor permintaan (demand).
c) Inflasi Berdasarkan Asalnya
1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri
Hal - 344 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
(domestic inflation).
2) Inflasi yang berasal dari luar negeri
(imported inflation).
Adapun untuk menghitung inflasi dapat
menggunakan pendekan sebagai berikut:
1. Indeks Harga Konsumen
IHK menggambarkan rata-rata perubahan
harga antar periode waktu tertentu dari satu
kelompok barang/jasa. Atas dasar penghitungan
IHK maka akan diperoleh angka inflasi sebagai
gambaran meningkatnya harga barang/jasa
kebutuhan masyarakat yang dihitung berdasarkan
bobot nilai konsumsi yang berlaku di suatu
wilayah. IHK merupakan indikator penghitungan
inflasi yang umum digunakan. Perhitungannya
menggunakan rumus sebagai berikut:
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)IHPB adalah angka indeks yang menggambarkan
besarnya perubahan harga pada tingkat grosir
atau perdagangan besar dari komoditas-
komoditas yang diperdagangkan disuatu daerah/
negara. Perhitungannya menggunakan rumus
sebagai berikut:
3. Indeks Harga Implisit (GDP Deflator)Deflator PDB menggambarkan pengukuran
level harga barang akhir dan jasa yang
diproduksi di dalam suatu ekonomi. Untuk
menghitung deflator PDB dapat dilakukan
dengan cara membagi PDB nominal dangan
PDB riil (berdasarkan harga konstan). Rumus
yang digunakan adalah:
2.4 Pertumbuhan Ekonomi dan PDB per Kapita
Menurut Kuznet (1971) dalam Todaro
(2006), pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
kemampuan dalam jangka panjang dari negara-
negara yang bersangkutan untuk menyediakan
barang ekonomi kepada penduduk negara tersebut.
Terdapat tiga komponen utama yang berperan penting
dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1. Akumulasi modal, terdiri atas semua bentuk atau
jenis investasi baru yang diinvestasikan pada tanah
misalnya bangunan, barang secara fisik dan non-
fisik atau berupa sumber daya manusia.
2. Pertambahan penduduk, seiring dengan
berjalannya waktu akan memperbanyak jumlah
manusia sehingga angkatan kerja akan semakin
meningkat
3. Kemajuan teknologi.
Negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi jika mengalami peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB). PDB ialah nilai keseluruhan
barang dan jasa akhir yang diproduksi di wilayah/
negara dalam jangka waktu tertentu. Semakin tinggi
PDB maka semakin tinggi indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Teori Pertumbuhan Schumpeter
(Arsyad:1992), mengartikan pertumbuhan ekonomi
merupakan peningkatan output masyarakat yang
disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi
masyarakat tanpa adanya perubahan teknologi itu
sendiri. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah
kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang
dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi dalam teori
ini menciptakan perbaikan teknologi. Inovasi
menyangkut perbaikan kuantitatif dari sistem
ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreativitas
para swasta.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 345
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Menurut Mankiw (2006) Produk Domestik
Bruto atau GDP (Gross Domestic Product)
merupakan statistika perekonomian yang paling
diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal
terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang
mendasarinya karena GDP mengukur dua hal pada
saat bersamaan yakni total pendapatan semua orang
dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara
untuk membeli barang dan jasa hasil dari
perekonomian. Alasan GDP dapat melakukan
pengukuran total pendapatan dan pengeluaran
dikarenakan untuk suatu perekonomian secara
keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan
pengeluaran.
Hubungan GDP dengan kesejahteraan dapat
diukur dari total pendapatan maupun total pengeluaran
perekonomian untuk barang dan jasa. sehingga, GDP
per kapita menjelaskan pendapatan dan pengeluaran
dari rata-rata seseorang dalam perekonomian dan
merupakan ukuran kesejahteraan rata–rata
perorangan yang cukup alamiah
2.5 Kebijakan Pemerintah Meningkatkan
Kualitas TKI
Presiden Republik Indonesia Jokowidodo
(2015) membuat pernyataan mengenai pengurangan
pengiriman tenaga kerja Unskilled atau sektor in-
formal secara bertahap ke Asia Pasifik dan Timur
Tengah. Hal-hal yang berkenaan dengan upaya
mengurangi tenaga kerja unskilled dan meningkatkan
tenaga kerja skilled telah dipersiapkan oleh
BNP2TKI terkait adanya moratorium TKI.
Hal pertama yang dilakukan adalah
mengakreditasi Balai Latihan Kerja atau BLK serta
melakukan penilaian kualitas menjadi lembaga yang
terorganisir dalam melatih calon TKI untuk bekerja
di luar negeri.. Upaya selanjutnya yakni dengan
membina BLK yang telah lulus akreditasi agar dapat
langsung melatih calon TKI, sedangkan BLK yang
belum lulus akreditasi diberi kesempatan untuk
memenuhi standar yang dibutuhkan, seperti
kelengkapan infrastruktur, prasarana, serta modul dan
beberapa program pelatihan lainnya terkait
peningkatan pengetahuan dan kecakapan
keterampilan calon TKI. Persiapan selanjutnya
adalah memastikan standar yang ditetapkan dalam
proses pelatihan guna memberikan kenyamanan
terhadap calon TKI, misalnya standar ruang kelas,
silabus, infrastruktur dan sarana prasarana
bersertifikat, dan sebagainya.
Persiapan lainnya yang perlu diperhatikan
adalah perbaikan dalam hal kurikulum dan program
pendidikan. Hal ini merujuk pada dikeluarkannya
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI nomor 1
tahun 2015 mengenai Jabatan TKI Untuk Pekerjaan
Domestik, yang telah di klasifikasikan kedalam 7
kompetensi, yaitu penjaga rumah atau pengurus
rumah tangga, penjaga bayi, penjaga anak, juru masak,
penjaga dan pengurus lanjut usia (lansia), supir,
pengurus kebun, sehingga sangat diperlukan berbagai
program khusus terkait dan sesuai kategori 7
pekerjaan tersebut. dan yang terakhir adalah sertifikat
akreditas dari pekerja yang nantinya akan dibutuhkan
di berbagai negara penempatan.
Amanat undang-undang No. 39 tahun 2004
dalam pasal 29 ayat 2 menjelaskan bahwasannya
penempatan dari para calon TKI ke luar negeri harus
memperhatikan dan mencerminkan harkat dan
martabat serta keadilan dan perlindungan bangsa. Hal
ini sesuai dengan pasal 81 ayat 1 menjelaskan bahwa
perlindungan terhadap para calon TKI, kesempatan
kerja yang merata terkait kepentingan tersedianya
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan nasional,
pemerintah dapat melakukan pemberhentian serta
pembatasan penempatan TKI di luar negeri terutama
beberapa negara tertentu atau penghentian TKI pada
pekerjaan dan jabatan tertentu di beberapa negara
tertentu. Hal ini mengartikan bahwa Menteri
Ketenagakerjaan dapat mengehentikan pengiriman
calon TKI pada beberapa profesi tertentu jika tenaga
profesi tersebut dibutuhkan di dalam negeri.
Sulistyorini (2014) menghitung dengan
menggunakan indeks Theil bahwa Kebijakan
pembatasan (moratorium) penempatan TKI
mengakibatkan peningkatan angka ketimpangan dari
kondisi awal, artinya kebijakan tersebut justru
Hal - 346 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
memperparah kesenjangan penerimaan pendapatan
antara kedua kelompok rumah tangga. Pembatasan
penempatan TKI sektor informal meningkatkan
kesenjangan karena tenaga kerja yang memiliki
ketrampilan rendah pada umumnya berasal dari
kelompok rumah tangga pertanian. Pembatasan
penempatan TKI sektor informal sama artinya dengan
membatasi kesempatan kelompok rumah tangga
tersebut untuk mendapatkan pekerjaan dan gaji yang
lebih baik, sehingga berdampak pada semakin
meningkatnya kesenjangan antara kelompok rumah
tangga pertanian dan non pertanian.
Akan tetapi kebijakan pembatasan
penempatan TKI di sektor informal yang diiringi
dengan peningkatan ketrampilan bagi TKI yang
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Mayer
(2016) meneliti 6 negara penerima remitansi tertinggi
yaitu Albania, Bulgaria, Macedonia, Moldova,
Romania dan Bosnia menggunakan menggunakan
data panel tahun 1999-2003 menunjukkan bahwa
pengiriman uang dapat berkontribusi secara positif
dan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi, dengan
catatan penggunaannya harus bersifat produktif dan
tidak semata-mata untuk penggunaan konsumtif.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Tahir di
Pakistan (2015) menjelaskan bahwa beberapa faktor
eksternal pertumbuhan ekonomi negara Pakistan
adalah pengiriman uang asing (remitansi), investasi
memiliki ketrampilan rendah serta program pemberian
kredit dan ketrampilan wirausaha bagi TKI purna
mampu memberikan dampak terbaik terhadap
penurunan ketimpangan pendapatan. Karakteristik
tenaga kerja migran Indonesia yang didominasi oleh
tenaga kerja yang memiliki skill rendah menjadikan
upaya peningkatan ketrampilan dan tersedianya
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik menjadi kunci untuk mengurangi kesenjangan
pendapatan antara kelompok rumah tangga pertanian
dan non pertanian.
2.6 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari penelitian ini bisa
dilihat pada Gambar 3.
asing langsung dan ekspor. Sehingga
direkomendasikan kepada pembuat kebijakan untuk
mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan
arus masuk dalam sektor pengiriman uang dan
investasi asing langsung dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Shera (2013) berpendapat bahwa variabel
remitansi berpengaruh positif secara statistik dan
signifikan tehadap PDB per kapita. Pada p < 0,1
bahwa kenaikan satu persen remitansi terhadap
ekonomi Albania sebesar 0,14 persen meningkatkan
PDB per kapita. Migrasi dalam skala besar terutama
yang memiliki pendidikan dan keterampilan akan
Sumber: Peneliti, 2021
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 347
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
berdampak pada besarnya pasar tenaga kerja
domestik di sektor-sektor tertentu seperti kesehatan,
pendidikan, layanan pemerintah dan lain-lain.
Remitansi dapat meringankan anggaran terbatas
dengan mendukung kebutuhan pokok seperti
makanan, pendidikan, perawatan kesehatan dan
lainnya dari hasil kiriman uang tersebut atau
remitansi.
Stratana (2012) dalam penelitiannya
menunjukkan hahwa pengiriman uang atau remitansi
dapat mengakibatkan aktivitas ekonomi dalam negeri
dan mempercepat perbaikan kondisi ekonomi yang
memburuk di Maldova dan pertimbangan investasi
yang berperan di dalamnya akibat dari aktivitas
remitansi sehingga GDP meningkat. Romdiati (2012)
menjelaskan bahwa lebih dari 30 tahun, puluhan ribu
pekerja di Kabupaten Tulung Agung meninggalkan
daerah mereka untuk ekonomi yang lebih baik. Aliran
remitansi dimanfaatkan untuk keperluan keluarga di
Indonesia. Hal ini dapat menjadikan manfaat remitansi
yang efektif dan peningkatan kapasitas pengelolaan
migrasi TKI untuk meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Wakayama (2010) menjelaskan bahwa
remitansi dan investasi asing langsung merupakan
variabel yang tidak berfungsi secara drastis dalam
meningkatkan pertumbuhan PDB per kapita, akan
tetapi remitansi dan investasi asing langsung dapat
mengurangi kemiskinan dan dapat menjadi sumber
pembangunan, tetapi remitansi bukan satu-satunya
sumber peningkatan PDB per kapita dan pertumbuhan
perekonomian.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh
Quartey (2006) di Ghana menunjukkan bahwa
remitansi akan mengurangi dampak guncangan
ekonomi pada kesejahteraan kelompok yang termiskin
di antara yang miskin. Rwelamira (2003) dalam studi
kasus di provinsi Limpopo, Afrika Selatan
menambahkan bahwa remitansi yang dikirimkan ke
rumah tangga migran tidak hanya akan
mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga, tapi juga
untuk meningkatkan pembangunan di daerah tersebut,
oleh karena adanya dampak multiplier effect.
Marwana (2013) menunjukkan adanya
hubungan positif dan signifikan dalam jangka panjang
antara variabel ekspor dan remitansi terhadap
pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini sangat diperlukan
adanya rangsangan untuk meningkatkan arus masuk
dalam sektor pengiriman uang (remitansi) yang
nantinya akan meningkatkan investasi dalam negeri
dan meningkatkan liberalisasi perdagangan yang lebih
besar khususnya ekspor.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah jumlah
tenaga kerja Indonesia di luar negeri dan remitansi
yang merupakan variabel bebas dan produk domestik
bruto per kapita yang merupakan variabel terikat.
Lokasi penelitian adalah di Indonesia yaitu selama
periode tahun 2017-2019. Penelitian ini menganalisis
seberapa besar pengaruh peningkatan jumlah tenaga
kerja Indonesia di luar negeri dan remitansi terhadap
PDB per kapita di Indonesia.
3.2 Sumber dan Jenis Data
Berdasarkan jenis dan sumbernya, data yang
digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data
sekunder diperoleh melalui situs Bank Indonesia, BPS
dan BNP2TKI dengan literature penelitian terdahulu
yang memiliki relevansi dengan kajian yang
dilakukan. Jenis data yang digunakan adalah data
tahunan dari variabel jumlah TKI, pengiriman uang
(remitansi), Inflasi dan PDBPK di Indonesia mulai
tahun 2017-2019
3.3 Metode Analisis Data
Analisis data penelitian ini ialah metode
analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan
dari aplikasi SPSS versi 25. Adapun persamaan
regresinya ialah:
Hal - 348 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Y = Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia
α = Konstanta
X1
= Tenaga Kerja Indonesia
X2
= Remitansi
X3
= Inflasi
b1, b
2, b
3 b
4= Koefisien regresi
e = Standar error
3.4 Uji Hipotesis
3.4.1 Uji F
Pengujian F dilakukan guna menguji
pengaruh secara simultan antar variabel independen
dan variabel dependen. Pengambilan keputusan uji F
yaitu menentukan besarnya Fhitung dan Ftabel
dengan taraf signifikansi 0,05. Apabila nilai Fhitung
>Ftabel, maka secara simultan variabel independen
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen,
sedangkan apabila Fhitung < Ftabel, maka secara
simultan variabel independen tidak mempengaruhi
variabel dependen.
3.4.2 Uji t
Kamil (2019) menjelaskan bahwa pengujian
t dilakukan guna mengetahui antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah ada
pengaruh secara individual. Pengambilan keputusan
uji t dilakukan dengan menentukan besarnya thitung
> ttabel maka secara individual variabel independen
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen,
sedangkan apabila nilai thitung < ttabel maka secara
individual variabel independen tidak mempengaruhi
variabel dependen.
3.4.3 Koefisien Determinasi (R2)
Hinati (2019) menjelaskan bahwa pengujian
koefisien determinasi (R2 ) dilakukan guna
mengetahui variabel dependen mampu dipengaruh
seberapa besar oleh variabel independen.
Pengambilan keputusan uji ini dilakukan dari melihat
nilai Adjusted R Square pada output SPSS, jika nilainya
mendekati satu artinya variabel independen pada riset
ini mampu menyediakan hampir seluruh informasi
yang diperlukan guna menjelaskan prediksi variabel
dependennya.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Uji Asumsi Klasik
Adapun uji asumsi klasuk untuk memberikan
kepastian bahwa persamaan regresi yang di dapatkan
memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan
konsisten.
4.2 Uji Normalitas
Uji normalitas yang baik adalah data
terdistribusi normal atau mendekati normal. Salah satu
cara untuk mendeteksi data itu terdistribusi normal
atau tidak, dengan melihat nilai signifikan uji one
sample Kolmogorov Smirnov test sebagai
berikut:
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai
Asymp. Sig. (2- tailed) sebesar 0,991 lebih besar dari
nilai level signifikan 5%, maka dapat disimpulkan
bahwa data model regresi berdistribusi secara nor-
mal.
Tabel 1. Uji Kosmogorov Smirnov
Sumber : Data Olahan
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 349
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
4.3 Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui dan mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas antara variabel maka perlu
dilakukan pengujian gejala multikolinieritas dengan
cara melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor). Jika nilai tolerance lebih besar dari
nol koma satu (Nilai tolerance > 0,10) atau nilai VIF
kurang dari sepuluh (VIF > 10,00) maka dapat
diambil kesimpulan bahwa regresi yang digunakan
tidak ada multikolinieritas. Untuk melihat ada atau
tidaknya multikolinieritas telah di uji sebagai berikut:
Tabel 2. Uji Multikolinieritas
Sumber: Data Olahan
Dari tabel 2 uji multikolinieritas dapat dilihat
nilai toleransi dan nilai VIF sebagai berikut:
Pada variabel Tenaga Kerja Indonesia
mempunyai nilai tolerance 0,652 > 0,10 dan nilai VIF
1,533 < 10,00 Pada variabel Remintasi mempunyai
nilai tolerance 0,360 > 0,10 dan nilai VIF sebesar
2,776 < 10,00 Pada variabel Inflasi mempunyai nilai
tolerance 0,344 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 2,907 <
10,00.
Dari data diatas menunjukkan bahwa semua
variabel tenaga kerja Indonesia, remintasi dan inflasi
mempunyai nilai toleransi lebih besar dari 0,10 dan
nilai VIF kurang dari 10 Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel
independen tersebut.
4.4 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji hipotesis secara parsial atau uji t dalam
penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor – faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional
secara parsial. Dengan ini dilakukan uji t untuk
mengetahui hal tersebut.
Tabel 3. Hasil Regresi Tenaga Kerja Indonesia
Hal - 350 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Sumber: Data Olahan
Dari output diatas secara parsial tenaga kerja
indonesia (X1) berpengaruh terhadap Y(PDB) yaitu
62,9% dengan persamaan regresi Y = 8,587 +
0,444X1 Persamaan regresi nya Y= α + b X1
Harga-harga tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
Nilai α = 8,587 adalah bilangan konstan, artinya
apabila nilai Tenaga Kerja Indonesia
diabaikan, maka GDP nilainya 8,587.Nilai b1 = 0,444; adalah nilai koefisien regresi, artinya
setiap ada kenaikan nilai tenaga kerja
Indonesia sebesar 1 (satu) unit, maka akan
meningkatkan nilai GDP sebesar 0,444 unit.
Tabel 4. Hasil Regresi Remintasi
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 351
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Sumber: Data Diolah
Dari output diatas Secara parsial Remintasi
(X2) berpengaruh terhadap Y (GDP) yaitu 79,6 %
dengan persamaan regresi Y= 6,842 + 0,130 X2
Persamaan regresi nya Y= α + b X2
Harga-harga tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
Nilai α = 6,842 adalah bilangan konstan, artinya
apabila nilai Remintasi diabaikan, maka
GDP nilainya 6,842.Nilai b1 = 0,130; adalah nilai koefisien regresi, artinya
setiap ada kenaikan nilai Remintasi sebesar
1 (satu) unit, maka akan meningkatkan nilai
GDP sebesar 0,130 unit.
Tabel 5. Hasil Regresi Inflasi
Hal - 352 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Sumber: Data Diolah
Dari output diatas Secara parsial Inflasi (X3)
berpengaruh terhadap Y(GDP) yaitu 90,4% dengan
persamaan regresi Y= 4,402 + 0,834 X3.
Persamaan regresi nya Y = α + b X3
Harga-harga tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
Nilai α = 4,402 adalah bilangan konstan, artinya
apabila nilai Inflasi diabaikan, maka GDP
nilainya 4,402.Nilai b1 = 0,834; adalah nilai koefisien regresi, artinya
setiap ada kenaikan jumlah Inflasi sebesar
1 (satu) unit, maka akan meningkatkan nilai
GDP sebesar 0,834 unit.
4.4.1 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Uji hipotesis secara simultan atau uji F dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor–
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
nasional secara signifikan. Dengan ini dilakukan uji
F untuk mengetahui hal tersebut.
Tabel 6. Hasil Uji Simultan (Uji F)
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 353
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dari output diatas secara simultan (besama)
Tenaga Kerja Indonesia (X1) dan Remintasi (X2)
dan Inflasi (X3) berpengaruh terhadap Y (GDP) yaitu
96,9 % dengan persamaan regresi Y = 3,906 -0,130X1
+ 0,44X2 + 0,811X3
Persamaan regresi nya Y= α + b1X1+b2X2+ b3X3
Harga-harga tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
Nilai α = 3,906 adalah bilangan konstan, artinya
apabila nilai X1,X2 dan X3 diabaikan, maka
GDP nilainya 3,906.
Nilai b1 = 0,130; adalah nilai koefisien regresi, artinya
setiap nilai GDP sebesar 0,130 unit.
Nilai b2 = 0,44; adalah nilai koefisien regresi, artinya
setiap ada kenaikan Nilai Expor Indonesia
sebesar 1 (satu) unit, maka akan
meningkatkan nilai GDP sebesar 0,44 unit.
Nilai b3 = 0,811; adalah nilai koefisien regresi, artinya
setiap ada pertambahan tenaga kerja
Indonesia sebesar 1 (satu) unit, maka akan
meningkatkan nilai GDP sebesar 0,811 unit.
Dari hasil analisis diatas terlihat untuk nilai
Tenaga Kerja Indonesia memiliki nilai-.130 yang
mempunyai arti jika ada kenaikan Tenaga Kerja
Indonesia akan berpengaruh terhadap berkurangnya
pertumbuhan ekomomi sebesar 0,130.
Nilai Remintasi sebesar 0,44 mempunyai arti
jika Remintasi sebesar 1 (satu) unit, maka akan
meningkatkan nilai pertembuhan ekonomi sebesar
0,44 unit. Untuk inflasi memiliki nilai 0,811 yang
mempunyai arti jika inflasi bertambah 1 unit maka
akan meningkatkan pendapatan devisa negara
sebesar 0,811 unit
Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan antara Tenaga Kerja Indonesia, Remintasi,
dan Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar
96,9% dan sisanya sebesar 3,1% dipengaruhi oleh
faktor lainnya.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan pada penelitian ini maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tenaga kerja Indonesia memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hal tersebut juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh (T.Zulham, et.al,
2021) mengatakan bahwa jumlah tenaga kerja
Indonesia berpengaruh secara signifikan terhdapat
pertumbuhan ekonomi. Artinya segala sesuatu
yang terjadi Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara tenaga kerja Indonesia terhadap
pertumbuhan ekonomi.
2. Remitasi memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal
tersebut juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Wakayama, 2013), (Stratana,
2012), (Romdiati, 2012). Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Tahir di Pakistan
2015 mengatakan pengiriman uang asing
(remitansi), investasi asing langsung dan ekspor.
Sehingga direkomendasikan kepada pembuat
kebijakan untuk mengambil langkah yang tepat
untuk meningkatkan arus masuk dalam sektor
pengiriman uang dan investasi asing langsung
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
3. Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
sesuai dengan penelitian oleh (Aprilia and
Haryanti, 2014) dan (Nofitasari, et.al, 2017) yang
mengatakan bahwa inflasi berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Tingkat inflasi
yang terjadi pada suatu negara jika masih dapat
dikendalikan, maka inflasi tersebut akan menjadi
sebuah keuntungan bagi pengusaha maupun
pertumbuhan ekonomi (Septiatin, e.al., 2016).
Beranding terbaik jika inflasi yang terjadi pada
suatu negara tidak terkendali, hal tersebut akan
menjadi boomerang bagi pertumbuhan ekonomi.
Hal - 354 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukan
oleh Fredman bahwa jika terjadi sitasi di mana
jumlah uang yang beredar lebih besar dari pada
pertumbukan ekonomi, maka hal tersebut akan
mengakibatkan terjadinya inflasi. Adanya inflasi,
maka akan membantu nilai mata uang mejadi
lemah, dan hal tersebut akan menggangu
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Friedman
mengatakan bahwa inflasi hanyalah denomena
moneter, sehingga solusi yang diperluakan
mengatasi hal tersebut yaitu dengan
mengendalikan jumlah uang yang beredar disuatu
negara.
Lepas kontrol terhadap perkembangan
remintasi bisa menimbulkan dampak negatif bagi
pertumbuhan ekonomi. Apabila hal itu telah terjadi
maka pemerintah selain terus melakukan
pemantauan perkembangan remintasi, juga
disegarkan membuat kebijakan yang dapat
memulihkan keadaan seperti semula. Jika laju
inflasi tidak terkendali, maka akan mengakibatkan
terganggunya stabilitas ekonomi dan membuat
pertumbuhan ekonomi menjadi menurun.
4. Secara simultan terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara tenaga kerja Indonesia, remintasi,
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian,
beberapa upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja
melalui investasi dan upah minimum, antara lain:
1. Pemerintah sebaiknya melakukan dan
mengarahkan investasi tidak hanya pada padat
modal yang lebih banyak menggunakan
investasinya untuk membeli mesin-mesin
melainkan pada padat karya mengingat banyaknya
tenaga kerja yang seharusnya bisa diserap.
2. Pemerintah sebaiknya berfokus kepada penetapan
nilai upah dengan tepat untuk meningkatkan
kehidupan yang layak khususnya bagi para pekerja
tetapi juga tanpa merugikan kelangsungan hidup
perusahaan.
3. Pemerintah sebaiknya meningkatkan produktifitas
tenaga kerja di berbagai sektor dengan
memberikan latihan keterampilan bagi tenaga kerja
serta memperluas kesempatan kerja sehingga
output meningkat dengan cara meningkatan alokasi
anggaran untuk pendidikan dan pada akhirnya
dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
4. Pemerintah sebaiknya mempersiapkan langkah
strategis dalam sektor tenaga kerja serta
menyiapkan pengembangan infrastruktur,
pengembangan investasi dan pengembangan
perdagangan.
Pada sisi tenaga kerja, pemerintah
berusaha mengubah paradigma kebijakan yang
lebih mengarah ke kewirausahaan dengan
mengendepankan kepentingan nasional.
Pada sisi investasi, pemerintah diharapkan
dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif
dalam mendukung masuknya investasi asing
agar dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi,
perkembangan teknologi, penciptaan lapangan
kerja, pengembangan sumber daya manusia
(human capital) dan mengatasi masalah tenaga
kerja dan pengentasan kemiskinan yang menjadi
tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Pada sisi upah, pemerintah sebaiknya
melindungi pekerja agar tidak terjatuh dalam upah
murah dan berfokus kepada penetapan nilai upah
dengan tepat.
5. Dalam meningkatkan daya saing bangsa,
pemerintah perlu melakukan penguatan seperti
penataan tenaga kerja, infrastruktur dan perbaikan
layanan publik, dan penyederhanaan peraturan
investasi, dan mempercepat angkatan kerja
terampil dan produktif dengan membangun
akademi komunitas dan pendidikan diploma yang
fokus pada orientasi keterampilan.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 355
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adioetomo. 2010, Dasar-dasar Demografi
Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
[2] Akay, Alpaslan, Corrado Giuletti, Juan
D.Robalino dan Klaus F. Zimmermann. 2012,
“Remittances and Well Being Among Rural
to Urban Migrants in China”.
Discussion Paper No. 6631 Juni 2012.
[3] Arsyad, Lincolin. 2004, Ekonomi
Pembangunan, Edisi 4, STIE YKPN,
Yogyakarta
[4] A Rahmawati, F. F. 2016, Statistika, Edisi 3,
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
[5] Boediono. 1980, Ekonomi Makro, BPFE,
Yogyakarta
[6] Badan Pusat Statistik. 2007, “Analisis Sensus
Ekonomi 2006 Mengenai Ketenagakerjaan”
BNP2TKI. 2011, “Undang-Undang
Penempatan dan Perlindungan TKI”, Artikel
Petunjuk Penempatan TKI.
[7] BNP2TKI. 2011, “Pengertian Tenaga Kerja
Indonesia atau TKI”, Artikel Petunjuk Teknis
Penyuluhan Jabatan TKI.
[8] Departemen Ketenagakerjaan. 1994, “Pedoman
Penempatan Kerja Ke Luar Negeri”. Dirjen
Pembinaan Penempatan Tenga Kerja, (Jakarta),
Hal 04.
[9] Dornbusch, Rudiger, Stanley Fischer, dan
Richard Startz, 2001, Macroeconomics,
Ed. 8, Erlangga, Jakarta
[10] Effendy, Handy. 2016. “Peran ILO
(International Labor Organization) Dalam
Perlindungan Ketenagakerjaan Terhadap
TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Malaysia”,
Skripsi. Universitas Pasundan. Bandung.
[11] Giuliano, Paola. 2009, “Remittances Financial
Development and Growth”, Journal
Development Economics. Vol 96 pages 144-
152
[12] Hoddinott, J. 1994. Migration Accumulation
and Old Age Security in Western Kenya,
University of Oxford.
[13] Australian Demographic Statistics, 1993,
Information Paper: Questionnaires Used in
the Labour Force Survey, 1993 (cat No.
6232.0), Archived Issue Released at 11:30 AM
(Canberra Time) 30/09/1993, https://
www.abs.gov.au/AUSSTATS/[email protected]/
ProductsbyReleaseDate/
FFE7E88B3DCA6C8ACA258509007538FA?OpenDocument
[14] ILO, 1982, “Note on Convention No. 158 and
Recommendation No. 166 Concerning
Termination of Employment”, http://
www.ilo.org/wcmsp5/ groups/public
/ @ e d _ n o r m / @ n o r m e s / d o c u m e n t s /
mee t ingdocumen t /wcms_100768 .pdf ,
Diakses 2 Oktober 2012.
[15] Mankiw, N. Gregory. 2004. Principles of
Macroeconomics, Third Edition, Thomson
South Western.
[16] Mulyadi, S. 2006. “Ekonomi Sumber Daya
Manusia Dalam Perspektif Pembangunan”.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
[17] Marwana, Nur Fakhzan.et al. 2013.Export, Aid,
Remittance and Growth: Evidence from Sudan.
Procedia Economics and Finance Vol 7 pages
3 – 10
[18] Mayer, Dietmar. et al. 2016, The Impact of
Remittances on Economic Growth: An
Econometric Model, Elsavier, Vol.2 pages 1-9
[19] Quartey, Peter. 2006. “The Impact of Migrant
Remittances on Household Welfare in
Ghana”. AERC Research Paper 158 African
Economic Research Consortium. Nairobi.
Hal - 356 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
[20] Ratha D. 2003. “Workers’ Remittances: An
Important and Stable Source of External
Development Finance.” In Global
Development Finance 2003, (Washington:
World Bank).
[21] Romdiati, Haning. 2012. Migrasi Tenaga Kerja
Indonesia dari Kabupaten Tulungagung:
Kecenderungan dan Arah Migrasi, Serta
Remitansi, Jurnal Kependudukan Indonesia, Vol
VII, No 2,
[22] Rwelamira, Juliana and Johann Kirsten. 2003.
The Impact of Migration and Remittances to
Rural Migration Sending Households: The
Case of The Limpopo Province, South Africa.
Paper Presented at Agricultural Economics
Association of South Africa (AEASA)
Conference.
[23] Simanjuntak, Payaman. 1998. “Pengantar
Ekonomi Sumber Daya Manusia”. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
[24] Stratana, Alexander. et al 2012, “Economic
Consequences of Remittances. Case of
Moldova,. Procedia Economics and Finance,
Vol 3 pages 1191 – 1195
[25] Sulistyorini, Yuni, dkk. 2014. Dampak
Kebijakan Migrasi Terhadap Distribusi
Pendapatan di Indonesia, Bina Ekonomi
Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar,
Volume 18, Nomor 1, Januari 2014.
[26] Tahir, Muhammad. et al. 2015, Foreign
Remittances, Foreign Direct Investment,
Foreign Imports and Economic Growth in
Pakistan: A Time Series Analysis, Arab
Economic and Business Journal, Vol10 pages
82–89.
[27] Todaro, Michael P and Stephen C Smith. 2006,
Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan,
Diterjemahkan oleh Drs Haris Munandar, MA
dan Puji Al,SE dari Buku Economic Dev. Nith
Edition, Erlangga, Jakarta.
[28] Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
[29] United Nations Population Division 2002,
“International Migration 2002”
[30] World Bank, 2009, Migration and Remittances,
Diakses dari
https://www.worldbank.org/en/topic/
labormarkets/brief/migration-and-remittances
pada tanggal 11 Juni
[31] Wakayama, Yuka. 2015. “Can Remittances be
The Source of GDP Growth in The
Developing Countries?”, Bachelor Thesis
Tokyo University of Foreign Studies.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 357
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan
Terhadap Kualitas Laba
Pardomuan Ritonga
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, Jakarta
Email: [email protected]
Abstract: This research aims to analyze an influence of liquidity, profitability (ROA), abnormal fees and audit
committees on earnings quality. This type of research is quantitative. The research populations are the sub-sector of
financing companies listed on the Bursa Efek Indonesia (IDX) for 2016 - 2020. Sampling method uses purposive
sampling technique as many as 16 companies. The analysis method uses linear regression analysis. These results
show that liquidity, profitability (ROA), abnormal fees and audit committees have a significant effect simultaneously
on earnings quality. The test results partially showed that each liquidity variable, profitability (ROA) and audit
committee had an effect, while abnormal fees had no effect on profit quality.
Keywords: liquidity, profitability of firms, abnormal audit fee, Audit Committee , Earnings Quality.
Abstrak: Riset ini bermaksud untuk menganalisis pengaruh likuiditas, ROA, abnormal fee serta komite audit kepada
kualitas laba. Jenis riset berkarakter kuantitatif. Populasi riset merupakan sub sektor perusahaan pembiayaan yang
listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 - 2020. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sam-
pling sebanyak 16 entitas perusahaan. Metode analisis menggunakan analisis regresi linier. Output ini menunjukkan
bahwa likuiditas, profitabilitas (ROA), abnormal fee dan komite audit berpengaruh secara simultan kepada kualitas
laba. Output pengujian secara parsial menunjukkan masing – masing variabel likuiditas, profitabilitas (ROA) serta
komite audit berpengaruh, sedangkan abnormal fee tak berpengaruh kepada kualitas laba
Kata kunci: Likuiditas, Rasio profitabilitas, abnormal audit fee, Audit Committee, Kualitas laba.
1. PENDAHULUAN
Laba adalah sebuah alat ukur kinerja bagi
entitas perusahaan sepanjang satu periode akuntansi
(Schroeder et al., 2014). Data tentang profit dapat
dijadikan asas yuridiksi penyelesaian dan akad utang
yang dikerjakan entitas perusahaan, (Schipper &
Vincent, 2003).
Kualitas laba bisa dijadikan alat. ukur untuk
menilai apakah ada perbedaan antara laba
sesungguhnya dengan laba yang di harapkan.Kualitas
laba yang bagus terdeteksi jika laba tersebut mendekati
atau melebihi rencana sebelumnya. Financial
reporting yang berbobot akan mendapatkan profit
yang menguntungkan. Entitas perusahaan yang
mempunyai laba secara berkelanjutan dan stabil akan
mempunyai laba yang berkualitas baik (Wulansari,
2013). Penjelasan tentang profit yang diinformasikan
oleh entitas perusahaan akan dipakai sebagai
pedoman oleh pemilik modal guna menetapkan
keputusan menanam investasi dananya atau hanya
memprediksi laba di tahun – tahun mendatang.
Investor membeli saham jika laba di tahun – tahun
berikutnya bisa menaikan harga saham, (Libby et al.,
2008)
Bersumberkan informasi diatas, data tentang
profit membuat sangat penting, serta dalam perihal
ini ialah bobot per profit yang di report bagi entitas
perusahaan di financial reporting . Data tentang
profit sangat berarti untuk pihak yang memiliki
kepentingan baik dari dalam serta luar entitas
perusahaan (Utomo, 2020). Kontribusi tujuan
penelitian ini adalah memberikan tambahan literatur
terhadap penelitian sebelumnya dan merumuskan
Hal - 358 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
hubungan antar variabel likuiditas,, return on asset,
return on equity, abnormal audit fee, reputasi
auditor dan kualitas audit. Konsentrasi terbaik riset
ini secara khusus difokuskan kepada entitas
perusahaan pembiayaan yang listing di BEI.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Snyal
Teori sinyal diperkenalkan Spence tahun
1973 untuk pertama kalinya untuk menginformasikan
bahwa isyarat atau sinyal yang diawali oleh
manajemen sebagai owner data akan melanjutkan
informasi yang bermanfaat agar dapat digunakan
pihak lain selaku penerima informasi. . Teori sinyal
menerangkan kriteria manajemen yang
memberitahukan kepada principal akan peluang
entitas perusahaan di waktu mendatang (Brigham &
Houston, 2014).
Sinyal yang diinfokan bisa berbentuk data
tentang entitas perusahaan dapat diakui bertambah
kualitasnya dibandingkan dengan yang lainnya.
Laporan keuangan yang di publish entitas
perusahaan yang listed di BEI bakal meneruskan
isyarat pemegang dana yang pertama-tama
melakukan research serta kepentingan untuk
pengambilan keputusan pendanaan.
2.2 Agency Theory
Agency theory menitikberatkan akan adanya
kepentingan yang tidak sama diantara pihak agen
dengan pihak prinsipal yang bisa menyebabkan
perselisihan (Jensen & Meckling, 1976). Perselisihan
yang ditimbulkan dikarenakan antara principal dan
keperluan pribadi (Nadirsyah & Muharram, 2015).
2.3 Likuiditas
Rasio keuangan yang menunjukan kapabilitas
entitas perusahaan untuk membayar lunas utang
lancarnya .(Kurniawan & Khafid, 2017). Utang
lancar ialah kewajiban entitas perusahaan berjangka
durasi tak lebih dari dua belas bulan. Entitas
perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi relatif
tak eksesif mempunyai risiko, maka kreditur bakal
berkeyakinan di dalam proses pengajuan utang dan
investor akan merespon bertransaksi investasi kepada
entitas perusahaan tersebut. Jika entitas perusahaan
memiliki likuiditas yang tinggi maka bakal di tafsirkan
sebagai sinyal positif bagi pihak eksternal hal ini
sebabkan menampakan entitas perusahaan memiliki
kinerja keuangan yang bagus hingga bisa
menuntaskan liabilitas jangka pendek menggunakan
aset lancar yang tersedia (Zein et al, 2016).
Entitas perusahaan yang bisa membayar
lunas kewajibannya mencerminkan bahwa entitas
perusahaan tersebut memiliki keberlangsungan hidup
yang memuaskan, dan management bisa menetapkan
dan menginfokan kepada pasar keadaan entitas
perusahaan tersebut. Jika pasar mengimbangi secara
bagus, bermakna laba entitas perusahaan ber-
qualified begitu pula sebaliknya. Likuiditas
berpengaruh positif dengan kualitas laba, maka ketika
entitas perusahaan memiliki level likuiditas baik
,manajemen tidak memprioritaskan manajemen laba,
maka earnings yang dihasilkan berkualitas (Safitri
& Mayar, 2020).
2.4 Profitabilitas
Profitabilitas ialah kesanggupan entitas
perusahaan dalam mengendalikan entitas perusahaan
untuk memperoleh gain yang sebanyak - banyaknya
supaya going concern entitas perusahaan tetap
tertangani dan ekuivalen. Difinisi Profitabilitas yaitu
kemampuan kemungkinan untuk mendatangkan
keuntungan (memperoleh laba).
Profitabilitas juga menjadikan panduan untuk
menetapkan rasio yang ada serta seberapa maksimum
entitas perusahaan mendapatkan gain-nya.
Profitabilitas bisa diamati dari sales yang aktual, aset
yang dipunyai serta dimanfaatkan dan capital
stock tertentu. Profitabilitas yang bagus bisa dilihat
dari hasil profit yang makin meninggi dan cash flow
yang baik serta bisa menginformasikan risiko rugi
yang cukup rendah (Rizqy dan Suryono, 2021)
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 359
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pemakaian keseluruhan atau tidak atas rasio
profitabilitas tergantung kepada platform yang dipakai
oleh pihak manajemen, kesempurnaan hasil akan
tercapai jika manajement menggunakan lengkap rasio
profitabiltas yang bertujuan untuk mengindentifikasi
posisi profitabilitas dengan baik dan sempurna
(Kasmir, 2018).
Bertambah utuh profitability ratio makin
berbobot dalam menetapkan ketetapan yang akan
dipakai. profitability ratio yang di pakai dalam riset
ini yaitu Return On Assets / ROA. ROA ialah
sebagian dari banyak tools bagi memutuskan
profitability ratio. ROA ini bisa memperlihatkan
kesudahan final per aktivitas yang mendapatkan
profit entitas perusahaan dengan assets secara
simultan yang dipakai oleh entitas perusahaan. ROA
ialah ratio yang menelaah perihal kemahiran entitas
perusahaan memakai assets nya untuk menghasilkan
earnings /revenue.. Rasio ini mendayagunakan
assets sebagai basis transaksi entitas perusahaan
dalam menghasilkan yang maksimum. Semakin
maksimum takaran ROA entitas perusahaan hingga
semakin bagus entitas perusahaan dalam
menghasilkan earningsnya dengan assets yang
dipunyainya.
2.4 Abnormal Audit Fee
Abnormal audit fee merupakan sebagian
variabel yang mempengaruhi kualitas informasi
laporan keuangan (Jung et al, 2016). Abnormal
audit fee dideskripsikan sebagai imbalan jasa yang
melampaui atau tidak melampaui dari batas wajar
Kualitas data dalam financial reporting bisa
berkurang jika fee yang dikeluarkan oleh klien dengan
posisi diatas ambang normal (Asthana & Boon, 2012).
Independensi audit bisa melenceng jika timbul
dependensi atau pamrih financial auditor terhadap
kliennya (Jung et al, 2016). Auditor bisa menentukan
imbalan pembayaran fee audit yang terjangkau
dibawah standar demi maksud mendapatkan
kesepakatan, serta berkehendak untuk menutup fee
audit diawal dengan meneruskan service yang lain
kepada klien atau dengan cara meningkatkan fee
periode berikutnya (Arens et al, 2011).
2.6 Komite Audit
Audit committee ialah sekumpulan
profesional yang ditunjuk oleh sekumpulan yang lebih
banyak guna mengusahakan pekerjaan dan pekerjaan
spesial atau sebagian member dewan komisaris
entitas perusahaan pelanggan yang berkewajiban
menyokong auditor dalam menjaga ketidak
berpihakannya dari management. Tugas Audit
committee salah satunya ialah menganalisi kebijakan
akuntansi yang dipakai oleh entitas perusahaan,
mengukur internal control, menaikan kredibilitas
laporan keuangan yang dibuat management
,menganalisi external reporting system dan ketaatan
kepada hukum (Wayan dkk, 2019)
2.7 Kualitas Laba
Kualitas laba sudah digunakan selaku fasilitas
preferensi untuk memastikan mutu financial
reporting (Safitri, 2021). Oleh karenanya, profit yang
dilaporkan entitas perusahaan sangat dipedulikan oleh
pihak eksternal. Kualitas laba merupakan parameter
keahlian profit yang dijelaskan dalam keberlanjutan
profit di masa depan (Warrad, 2017). JIka kualitas
laba tidak bagus artinya profit tersebut tidak bisa
digunakan mengestimasi kebersinambungan profit di
waktu selanjutnya dengan detail, Sebabnya jika profit
yang disajikan tak menjelaskan keadaan entitas
perusahaan yang aktual bakal memicu
kesalahpahaman untuk decision maker di masa
depan.
2.8 Model Penelitian
Hipotesis:
H1:Likuiditas memiliki pengaruh kepada
kualitas laba
Likuiditas mempunyai pengaruh significant
kepada earnings quality, oleh karenanya ketika
entitas perusahaan memiliki tingkat likuiditas
maksimum lalu management tidak membutuhkan
earnings management, hingga profit yang
diwujudkan berkualitas. (Warianto & Rusiti ,2016) .
Hal - 360 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
dan (Safitri & Mayar ,2020).
H2:Profitabilitas memiliki pengaruh kepada
kualitas laba
Profitabiltas memiliki pengaruh terhadap
earnings quality. Profitabilitas mempunyai dampak
pengaruh kepada kualitas laba (Warrad, 2017) dan
(Ritonga, 2021).
H3:Abnormal audit fee mempunyai pengaruh
negatif kepada kualitas laba
Abnormal audit fee mempunyai imbas yang
negatif kepada earnings quality . Dan ini
menandakan ketika entitas perusahaan dengan AAF
3. METODE PENELITIAN
Riset memakai desain kuantitatif yang
memusatkan studi observasi atau pengamatan dengan
mengenakan perangkat statistik serta berdasarkan
pemikiran positivisme dan desin kausalitas yang
diartikan sebagai riset yang bisa menentukan dan
menyimpulkan, yang mana goals primernya untuk
memperoleh penjelasan mengenai hubungan dari
sebab ke akibat (Ritonga, 2020). Riset ini juga
memakai sekumpulan observasi atau telaah hasilnya
dan menggunakan keterangan yang di ambil indirect
dari objek yang didapat dari financial statement dan
annual reporting entitas perusahaan yang terdaftar
yang besar mempunyai earnings quality minimum
(Jung , dkk, 2016) (Choi, dkk, 2010), (Siregar, RO &
Kiswara, 2018).
H4:Komite Audit mempunyai pengaruh positif
kepada kualitas laba.
Audit committee memiliki pengaruh kepada
earnings quality. Audit committee memiliki dampak
pengaruhkepada earnings quality
(Tuwentina, 2014), (Suaryana, 2013) dan (Adriani,
2011).
Model yang dirumuskan di riset ini ialah
sebagai berikut:
di BEI. Populasi dan Sampel Penelitian Object
research merupakan entitas perusahaan dari sektor
keuangan sub sektor lembaga pembiayaan yang list-
ing di BEI serta diambil dari web. Formal Indonesia
Stock Exchange (IDX) www.idx.co.id. Metode
pengambilan sample riset ini memakai purposive
sampling (Ritonga, 2021).
Penunjukan sampel riset ini dengan
barometer:
(a) Entitas perusahaan merupakan kategori sektor
keuangan sub sektor lembaga pembiayaan;
(b) Entitas perusahaan listing di BEI berturut-
Gambar 1. Model Penelitian
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 361
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
turut sepanjang masa observasi yaitu 2016 -
2020; serta
(c) Entitas perusahaan yang memakai currency
rupiah sebagai currency pelaporan yang
dikonversikan ke dalam middle rate Bank
Indonesia (BI).
Sampel perdana entitas perusahaan sektor
Total observasi yang dilakukan sebanyak 80
research.
3.1 Definisi dan Operasional variabel.
Likuiditas ialah rasio yang menginformasikan
kesanggupan entitas perusahaan mencukupi utang
jangka pendek (Kasmir, 2018). Hal ini menyatakan
Ketika entitas perusahaan ditagih, maka mampu
memenuhi pembayaran utangnya, teristimewa liabiltas
yang habis masa. Pengukuran riset ini memakai
current ratio yang membandingkan aset lancar dengan
utang lancar. Dan mengartikan apabila entitas
perusahaan mempunyai aset lancar lebih tinggi dari
Tabel 1. Hasil Seleksi Sampel
keuangan sub sektor lembaga pembiayaan yang
listing di BEI tahun 2021 sebanyak 19 (Sembilan belas)
entitas perusahaan danmengeliminasi: entitas
perusahaan yang listing sejak periode tahun 2017 -
2020 yaitu, PT First Indo American leasing Tbk, PT.
Fuji Finance Indonesia Tbk dan PT. Pool Advista
nce Tbk. Dan hasil akhir seleksi sampel mendapatkan
16 (tujuh belas) entitas perusahaan sub lembaga
pembiayaan.
liabilitas lancarnya, menginformasikan bahwa entitas
perusahaan tersebut dalam keadaan likuid (Yuliana
dkk., 2011).
Sumber: Data BEI Tahun 2021
Hal - 362 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Profitabilitas ialah tingkatan net margin
yang dapat dicapai entitas perusahaan ketika
menjalankan kegiatan operasi entitas
perusahaan. Dimensi profitabilitas menggunakan
Return On Assets (ROA) yang didefinisikan
sebagai earning after tax dibagi dengan total
aset, karena ROA bisa mengukur kemahiran
entitas perusahaan menghasilkan profit masa
historis untuk diestimasi di masa depan (Kasmir,
2018).
Komite Audit berkerja sebagai dasar penilikan
akan prestasi management untuk avoid konflik agen
dan tidak samanya data. Dengan adanya control dari
dewan audit committee, oleh karenanya informasi
Kualitas laba didefinisikan sebagai earnings
dalam financial statements yang menggambarkan
kinerja keuangan entitas perusahaan yang aktual.
earnings yang bisa menggambarkan kelanjutan
earnings pada waktu yang akan datang, yang
ditetapkan oleh variabel akrual serta kas serta bisa
menggambarkan kinerja keuangan entitas perusahaan
yang aktual (Wulansari, 2013).
Formula untuk mengukur ROA yaitu :AAF
ialah perkiraan residue value dari variabel -
variabel penentu fee audit. Peerhitungan variabel
ini memakai model persamaan linear per riset
sebelumnya Siregar, R.O & Kiswara, 2018), (Jung
dkk, 2016), (Krauss dkk, 2014), (Choi dkk,
2010). Value dari AAF diidentifikasikan per
perbedaan nilai value pembayaran jasa audit
wajar dan pembayaran jasa audit aktual.
yangdipaparkan dalam financial reporting
bertambah informative serta ber qualifield (Bawoni
T & Shoddiq M.J, 2020). Indikator pengukurnya
adalah:
Kualitas laba yang besar bisa diaktualisasikan ke
dalam kas. Kas entitas perusahaan bisaterlihat lewat
statements of cash flows entitas perusahaan. Rasio
earning quality menandakan ikatan cash flow dan
laba bersih.
Pengukuran rasio earning quality yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 363
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
3.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan analisis
regresi berganda dengan informasi dari seluruh entitas
perusahaan yang listing di BEI/Bursa Efek
Indonesia. Persamaan regresi linier berganda yang
digunakan dalam riset ini:
Y = α+ αX1+ αX2+ αX3 + αX4 + e
Penjelasan:
Variabel likuiditas menghasilkan mean
sebaran deskriptif 1,8899 dengan standar deviasi
1,60875 yang berarti 80 data pada pengamatan entitas
perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan yang
listed di BEI periode tahun 2016 hingga tahun 2020
memiliki variasi data sampel besar.
Variabel profitabilitas (ROA) menghasilkan
mean sebaran deskriptif 0,0025 dengan standar
deviasi 0,11407 yang berarti 80 data pengamatan pada
entitas perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan
yang listed di BEI periode tahun 2016 hingga tahun
2020 memiliki variasi data sampel besar.
Variabel Abnormal Audit Fee menghasilkan
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Y = Kualitas Laba
α = Konstanta
α = Koefisien Regresi
X1 = Likuiditas
X2 = Profitabilitas
X3 = Abnormal Audit Fee X4 = Komite Audit
e = Faktor Pengganggu (error)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif.
mean sebaran deskriptif 4,9366 dengan standar
deviasi 0,23636 yang berarti 80 data pengamatan
pada entitas perusahaan sub sektor lembaga
pembiayaan yang listed di BEI periode tahun 2016
hingga tahun 2020 memiliki variasi data sampel besar.
Variabel Komite Audit menghasilkan mean
sebaran deskriptif 0,6292 dengan standar deviasi
0,20877 yang berarti 80 pengamatan observasi pada
entitas perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan
yang listed di BEI periode tahun 2016 hingga tahun
2020 memiliki variasi data sampel besar.
4.1.2 Uji Hipotesis Klasik
Sumber: Output SPSS 22, 2022
Hal - 364 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Gambar 2. Uji Normal P-Plot
Uji hipotesis klasik pertama adalah uji
normalitas dengan teknik melihat sebaran
unstandardized residual pada diagram P-Plot yang
menginformasikan tebaran data sampel ada di antara
jalur diagonal serta menjejaki arah jalur diagonal
sampai value residu dari arkatipe persamaan regresi
terdistribusi secara normal atau mencapai dugaan
normalitas data.
Pengujian hipotesis klasik yang kedua adalah
Uji Normal One-Sample Kolmogorov- Smirnov
dengan memperhatikan besaran nilai Asym. Sig. (2-
tailed) 0,053 lebih dari 0,05 data berdistribusi
normal.
Tabel 3. Uji Normal One-Sample Kolmogorov- Smirnov
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 365
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Uji Multikolinearitas dibutuhkan untuk
melihat ada tidaknya variabel independen yang
mempunyai kemiripan antara variabel independen
dalam satu model regresi. Jika terdapat korelasi maka
dinyatakan bahwa model regresi mengalami masalah
multikolinearitas.
Bersumber pada hasil output bisa
disimpulkan data tidak mengandung
heterokedastisitas, sebab ini bisa diamati dari titik
Hasil test koefisien determinasi (R2)
memberi penjelasan akan dampak pengaruh
variabel-variabel yang di riset kepada kualitas laba.
Hasil dari Tabel 7 menghasilkan angka koefisien
determinasi sebanyak 0,401 atau 40,1 persen maka
Gambar 3. Hasil Pengujian Heterokedastisitas – Scatterplot
Tabel 5. Uji Koefisien Determinasi ( R2)
Uji multikolinearitas pada model regresi yang
mengandung semua varibel mendapatkan nilai
tolerance lebih besar (>) dari 0,1 serta nilai VIF lebih
kecil (<) dari skor 10 lalu bisa di ambil kesimpulan
model regresi terbebas masalah multikolinearitas.
yang menyebar dan tidak berkumpul.
4.1.3 Uji Hipotesis
kualitas laba atau variabeldependen penelitian
dipengaruhi oleh faktor likuiditas, profitabilitas,
abnormal fee dan komite audit sementara sisanya 59,9
persen dipengaruhi faktor lain yang tidak diujikan
penelitian
Hal - 366 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 6. Uji T
Bersumberkan hasil output diatas bisa
disimpulkan bahwa Likuiditas, ROA serta audit
committee mempunyai pengaruh kepada Kualitas
Laba, hal ini dapat diamati dari valuesig < 0,05,
Hasil f-hitung dari bentuk regresi senilai
14,223 lewat value probabilitas 0,000 < 0,05 oleh
karena itu menolak H0. Oleh karenanya berarti
variabel likuiditas,profitabiltas, abnormal audit fee dan
komite audit mempunyai pengaruh secara simultan
kepada kualitas laba.
4.2 PEMBAHASAN
Berlandaskan output tes observasi di riset ini,
oleh karena itu penjelasan output riset yang dimaksud
dihubungkan ke teori atau pun hasil dari riset
sebelumnya adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis pertama menegaskan bahwa likuiditas
Tabel 7. Uji-F
sedangkan abnormal audit fee tidak punya pengaruh
kepada Kualitas laba, hal ini bisa diamati dari value
sig > 0,05
mempunyai pengaruh kepada kualitas laba. Hasil
pengujian hipotesis menginfokan entitas
perusahaan memiliki koefisien regresi 0,253
dengan value signifikansi sebesar 0,011 < 0,05 dan
bisa diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
signifikan likuiditas kepada kualitas laba. Hasil riset
ini bersamaan dengan beberapa riset yang direviu
dan semakin menguatkan bukti bahwa likuiditas
menentukan kualitas laba yang muncul di laporan
keuangan. Entitas perusahaan yang memiliki
tingkat likuiditas tinggi, tidak memerlukan
manajamen laba, sehingga laba yang dihasilkan
berkualitas(Warianto & Rusiti, 2016) dan (Safitri
& Mayar, 2020).
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 367
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
b. Hipotesis kedua menyimpulkan bahwa
profitabilitas (ROA) mempunyai pengaruh kepada
kualitas laba. Hasil pengujian hipotesis
menginfokan entitas perusahaan memiliki koefisien
regresi 0,487 dengan value signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 sehingga bisa diambil kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh signifikan profitabilitas
(ROA) terhadap kualitas laba. Hal ini bersamaan
riset yang berkesimpulan bahwa profitabilitas
mempunyai dampak pengaruh terhadap
kualitas laba (Warrad, 2017) dan (Ritonga,
2021).
c. Hipotesis ketiga menyimpulkan bahwa abnormal
audit fee tidak punya pengaruh terhadap kualitas
laba. Hasil pengujian hipotesis memamparkan
entitas perusahaan memiliki koefisien regresi 0,087
dengan value signifikansi sebesar 0,349 > 0,05
sehingga bisa diambil kesimpulan tidak terdapat
pengaruh abnormal audit fee terhadap kualitas
laba. Hal ini sejalan riset yang berkesimpulan
entitas perusahaan dengan abnormal audit fee yang
tinggi mempunyai kualitas laba yang rendah (Jung
et al, 2016), (Choi et al 2010) dan (Siregar, RO &
Kiswara, 2018).
d. Hipotesis keempat menyimpulkan bahwa komite
audit mempunyai pengaruh kepada kualitas laba.
Hasil pengujian hipotesis menginfokan entitas
perusahaan memiliki koefisien regresi 0,219
dengan value signifikansi sebesar 0,018 < 0,05
sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh signifikan komite audit terhadap kualitas
laba. Hal ini bersamaan dengan riset yang
berkesimpulan bahwa komite audit mempunyai
dampak pengaruh terhadap kualitas laba
(Tuwentina, 2014), (Suaryana, 2013) dan (Adriani,
2011).
e. Hasil uji koefisien determinasi (R2)
menginformasikan bahwa untuk menilai pengaruh
variabel-variabel yang di riset kepada kapasitas
. terhadap kualitas laba dari model regresi. Hasil
kalkulasi menunjukkan koefisien determinasi
sebesar 0,401 atau hanya 40,1 persen variabel
dependen tersebut dipengaruhi secara simultan
oleh faktor likuidasi , profitabilitas (ROA), abnor
mal audit fee dan komite audit dan sisanya 59,9
persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti di riset ini.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa peran
variabel tidak terikat tersebut kepada kualitas
laba entitas perusahaan pada sektor keuangan
sub sektor lembaga pembiayaan yang terdaftar
pada BEI (Bursa Efek Indonesia) periode tahun
2016 hingga tahun 2020 sangat terbatas.
5. SIMPULAN DAN SARAN
Likuiditas mempunyai pengaruh positif
kepada kualitas laba entitas perusahaan secara
langsung. Profitabilitas (ROA) mempunyai dampak
pengaruh kepada kualitas laba entitas perusahaan
secara langsung. Abnormal audit fee tidak mempunyai
pengaruh atas kualitas laba entitas perusahaan.
Komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap
kualitas laba.
Penunjukan sampel sangat dibatasi kepada
sub sektor lembaga pembiayaan yang ruang
lingkupnya terbatas jika di sandingkan dengan sektor
keuangan serta total entitas perusahaan yang listed
di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini menyebabkan hasil riset ini tidak bisa
di pukul ratakan untuk entitas perusahaan entitas
perusahaan di Indonesia, output riset ini juga
membuktikan koefisien determinasi total (R2)
sebanyak 0,401 yang berarti masih ada variabel -
variabel lainnya yang tidak diteliti di riset ini.
Saran untuk riset yang akan datang
diharapkan bisa menambah ruang lingkup riset pada
sektor yang lain, memperpanjang periode waktu
penelitian dan menambahkan variabel- variabel lain
untuk meneliti likuiditas, profitabilitas, abnormal
audit fee dan komite audit serta konsekuensinya
kepada kualitas laba.
Hal - 368 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adriani, Irma. 2011. Pengaruh Investment
Opportunity Set dan Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Kualitas Laba dan
Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005 - 2009. Diponegoro
Journal of Accounting.
[2] Anas Mochammad, Suryono, Bambang. 2020,
Pengaruh Profitabilitas, Keputusan
Investasi dan Keputusan Pendanaan
Terhadap Kualitas Laba Perusahaan Food
and Beverages yang Terdaftar di BEI
Tahun 2015 -2019, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi e-ISSN:
2460-0585.
[3] Arens, A.A., Elder, R.J., & Beasley, M.S. 2011,
Audit dan Jasa Assurance: Pendekatan
Terpadu (Adaptasi Indonesia). Salemba
Empat. Jakarta.
[4] Asthana, S.C. & Boone, J.P. 2012. “Abnormal
Audit Fee and Audit Quality”. Auditing: A
Journal of Practice and Theory, Vol. 31, No. 3,
pp. 1-22.
[5] Bawoni T & Shodiq M.J. 2020, Pengaruh
Likuiditas, Alokasi Pajak Antar Periode dan
Komite Audit Terhadap Kualitas Laba
Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
[6] Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2014, Dasar-
dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat.
Jakarta.
[7] Choi, J., Kim, J., & Zang, Y. 2010, “Do
Abnormally High Audit Fees Impair Audit
Quality?”. Auditing: A Journal of Practice
and Theory, Vol. 29, No. 2, pp. 115- 140
[8] Jensen, M. C. 1986, Agency Costs of Free
Cash Flow, Corporate Finance, and
Takeovers, The American Economic
Review,76 (2).
[9] Jung, S., Kim, B., & Chung, J. 2016, “The
Association between Abnormal Audit Fees
and Audit Quality after IFRS Adoption:
Evidence form Korea”. International Journal
of Accounting and Information Management,
Vol. 24, No. 3.
[10] Kasmir. 2018, Analisis Laporan Keuangan.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
[11] Krauss, P., Pronobis, P., & Zulch, H. 2014.
“Abnormal Audit Fees and Audit Quality:
Initial Evidence from The German Audit
Market”. Springer.
[12] Kurnia, Heni. 2016, Pengaruh Faktor
Keuangan dan Non Keuangan Terhadap
Peringkat Obligasi pada Perusahaan Non
Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode
2011-2015, Akuntabilitas: Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Akuntansi Vol. 10 No. 2
Juli 2016.
[13] Kurniawan, A. R., & Khafid, M. 2017, Factors
Affecting the Quality of Profit in Indonesia
Banking Companies, Jurnal Dinamika
Akuntansi, 8(1).
[14] Libby, R., Hunton, J. E., Tan, H. T., & Seybert,
N. 2008, Relationship Incentives and The
Optimistic/Pessimistic pattern in Analysts’
Forecasts. Journal of Accounting Research.
[15] Nadirsyah dan Fadlan Nur Muharram 2015,
Struktur Modal, Good Corporate
Governance dan Kualitas Laba, Jurnal
Dinamika Akuntansi dan Bisnis, JDAB Vol. 2
(2).
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 369
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
[16] Ritonga, Pardomuan 2020, Pengaruh Risiko
Kredit, Risiko Solvabilitas dan Kualitas Audit
Terhadap Profitabilitas Perusahaan serta
Implikasinya Terhadap Kualitas Laba,
ULTIMA Accounting | ISSN 2085-4595, |21 |
Vol. 12, No. 1 | Juni 2020
[17] Ritonga, Pardomuan. 2021, Peran Profitabilitas
Dalam Memoderasi Hubungan Antara
Kualitas Audit Serta Alokasi Pajak Antar
Periode Terhadap Kualitas Laba Entitas
Perusahaan, Forum Bisnis dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Universitas
Multi Data Palembang.
[18] Rizqy R.A.M & Suryono, Bambang 2012,
Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi
dan Keputusan Pendanaan Terhadap
Kualitas Laba Perusahaan Food and
Baverages yang Terdaftar di BEI Tahun
2015-2019, Jurnal Imu dan Riset
Akuntansi,Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) Surabaya.
[19] Safitri, dkk. 2021, Determinasi Kualitas Laba
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, Jurnal Akunida ISSN 2442-
033 Volume 7 Nomor 1, Juni 2021.
[20] Safitri, R., & Mayar, A. 2020, Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Siklus Operasi, dan
Konservatisme Akuntansi terhadap Kualitas
Laba. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 2(4), 3793–
3807.
[21] Schipper, K., & Vincent, L. 2003, Earnings
Quality. In Accounting Horizons.
[22] Schroeder,R.G., Clark, M.W., & Cathey,J.M.
2014, Financial Accounting Theory and
Analysis Text and Cases. Edition 11th Edition,
In WILEY.
[23] Siregar, RO & Kiswara. E. 2018, Pengaruh
Abnormal Audit Fee, Adopsi IFRS dan
Karakteristik Perusahaan Terhadap Kualitas
Laba, Diponegoro Journal of Accounting
Volume 7, Nomor 1.
[24] Suaryana, A. 2013, Pengaruh Komite Audit
Terhadap Kualitas Laba. EJournal Akuntansi
Universitas Udayana.
[25] Tuwentina, P.,& Dewa, G. W. 2014, Pengaruh
Konservatisme Akuntansi dan Good
Corporate Governance pada Kualitas Laba.
EJournal Akuntansi Universitas Udayana,8(2),
185 – 201.
[26] Utomo, dkk. 2020, Analisis Faktor Non
Keuangan dan Keuangan Terhadap Kualitas
Laba Laporan Keuangan. Akuntabel 17 (2).
[27] Warianto, P., & Rusiti, C. 2016, Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Struktur Modal,
Likuiditas dan Investment Opportunity Set
(Ios) Terhadap Kualitas Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI. Modus, 26(1), 19.
[28] Warrad, L. H. 2017,. The Influence of
Leverage and Profitability on Earnings
Quality/: Jordanian Case. 7(10).
[29] Wayan dkk. 2019, Pengaruh Investment
Opportunity Set, Komite Audit, Leverage dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas
Laba, Kharisma volume 1 no 1
[30] Wulansari, Yeni. 2013, Pengaruh Investment
Opportunity Set, Likuiditas, dan Leverage
Terhadap Kualitas Laba pada Entitas
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI, Jurnal Akuntansi. Vol. 1 No. 2.
[31] Yuliana dkk, 2011, Analisis Faktor- faktor
yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi pada Perusahaan Keuangan yang
Terdaftar di BEI. Simposium Nasional
Akuntansi XIV, Banda Aceh.
Hal - 370 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
[32] Zein, K., Surya, R., & Silfi, A. 2016, Pengaruh
Pertumbuhan Laba, Struktur Modal,
Likuiditas dan Komisaris Independen
Terhadap Kualitas Laba dengan Komisaris
Independen Dimoderasi oleh Kompetensi
Komisaris Independen, Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau,
3(1), 980–992.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 371
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Keputusan Investasi Saham Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Alwin Ferdinand G1, Eko Purwanto2
Fakultas Ekonomi Bisnis ¯ Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Email: 1)[email protected], 2)[email protected]
Abstrak: Pertumbuhan nilai aset tercatat di C-Best mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir, sedangkan tingkat
literasi keuangan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam keputusan investasi sangat dibutuhkan literasi
keuangan yang baik guna meminimalisir kesalahan mengambil keputusan investasi. Oleh karna itu, makin tinggi literasi
keuangan, semakin pintar dan cerdas investor mengelola aset yang mereka miliki, sehingga memberi umpan balik
berguna untuk mendukung keuangan pribadi. Sampel penelitian ini memakai teknik proportional random sampling, dan
sejumlah 62 responden merupakan anggota Galeri Investasi Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Pembangunan
Veteran Nasional Jawa Timur. Data primer di penelitian diperoleh melalui kuesioner serta kemudian dianalisis memakai
SmartPLS 3.0. Penelitian ini menemukan literasi keuangan memberikan pengaruh positif ke keputusan investasi mahasiswa
FEB UPN Veteran Jawa Timur.
Kata kunci: Financial Literacy, Overconfidence, Herding, Kemajuan Teknologi, Keputusan Investasi
Abstract: The growth in the value of assets as measured by C-Best has slowed in the last five years, while financial
literacy has increased year after year. Financial literacy is required when making investment decisions in order to
minimize investment decision-making errors. Thus, the greater one’s financial literacy, the wiser and smarter inves-
tors will be in managing their assets in order to provide useful feedback to assist individuals with their finances. The
sample for this study was obtained using a proportionate random sampling technique from 62 respondents who are
members of the Investment Gallery at the National Veterans Development University in East Java’s Faculty of
Business Economics. The study’s primary data were gathered by questionnaire and processed using SmartPLS 3.0.
This study discovered that financial literacy has a beneficial effect on investment decisions made by students at East
Java’s National Veterans Development University’s Faculty of Business Economics. The study’s primary data were
gathered by questionnaire and processed using SmartPLS 3.0. This study discovered a favorable association be-
tween financial literacy and investment decisions among students enrolled in the Faculty of Business Economics at
East Java’s National Veterans Development University.
Keywords: Financial Literacy, Overconfidence, Herding, Technological Advancement, Investment Decision.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi, pasar modal menjadi
sarana efektif menyokong pertumbuhan ekonomi
serta pembangunan nasional. Pasar modal jadi tujuan
investasi untuk investor dalam serta luar negeri.
Pertumbuhan nilai aset tercatat di C-BEST
mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir.
Tingkat literasi keuangan masyarakat Indo-
nesia terus meningkat, sudah 38% literasi keuangan
masyarakat Indonesia dari 2013 sampai 2019 (OJK,
2019), meskipun masih rendah perlu di apresiasi
karena meninggkat setiap tahunnya.
Tingginya literasi keuangan pada masyarakat
Indonesia ini berguna untuk menghasilkan keputusan
investasi yang efektif dan terhindar dari investasi
bodong tanpa surat keterangan ijin.
Hal - 372 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dalam membuat keputusan investasi sangat
di butuhkan literasi keuangan yang baik guna
meminimalisir kesalahan dalam pengambilan
keputusan berinvestasi.
Menurut (Ulfy, Alfida, Nunuk, 2020)
mengatakan Literasi keuangan berpengaruh positif
pada keputusan investasi, artinya makin tinggi literasi
keuangan, keputusan investasi makin baik. Dengan
tingkat literasi keuangan yang baik, individu
cenderung semakin pintar serta cerdas mengelola
asetnya.
Berdasarkan hasil penelitian (Suprasta dan
Nuryasman, 2020) menunjukkan bahwa Financial
Literacy punya pengaruh positif pada Invesment
Gambar 1, bisa diketahui pertumbuhan
investor fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Di tahun
2018 mengalami peningkatan 23,63 % dari tahun
2017, di tahun 2019 menurun sejumlah 4,82% ,dan
tahun 2020 meningkat sejumlah 6,06 % dan di tahun
2021 meningkat sebesar 9,12 %. Namun selama 5
tahun terakhir menunjukkan penurunan jumlah aset
dari 6.355 triliun menjadi 6.241 triliun. Penurunan
perubahan nilai aset investor terjadi dikarenakan
banyak faktor, salah satunya financial literacy,
overconfidence, herding dan kemajuan teknologi
Decision, berarti makin baik pengetahuan serta
kemampuan mengelola keuangan sehingga keputusan
investasi makin efektif.
Namun, hasil ini bertolak belakang dengan
(Ellen serta Yuyun, 2018) Financial literacy tak
punya pengaruh pada keputusan investasi
Diakibatkan responden penelitian ini dikelompokkan
higher financial literacy, namun responden tak
harus memakai pengetahuan dalam membuat
keputusan.
Berikut ini data Pertumbuhan nilai aset
tercatat di C-BEST selama 5 tahun terakhir per
Februari 2021:
yang mempengaruhi keputusan seseorang dalam
menentukan keputusan investasi.
Dengan adanya masalah dalam pertumbuhan
nilai aset tersebut, peneliti tertarik meneliti secara
mendalam apakah financial literacy,
overconfidence, herding, dan kemajuan teknologi
mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi.
Karenanya menurut pernyataan diatas, penulis
tertarik meneliti permasalahan tersebut berjudul
penelitian: “Keputusan Investasi Saham pada
Gambar 1. Nilai Aset Investor Indonesia
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 373
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur”
1.1 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah ada, sehingga
rumusan masalahnya yakni:
1. Apakah ada pengaruh Financial Literacy
terhadap keputusan investasi Saham pada
mahasiswa FEB UPN Veteran Jatim?
2. Apakah terdapat pengaruh overconfidence
pada keputusan investasi Saham pada
mahassiswa FEB UPN Veteran Jatim?
3. Apakah terdapat pengaruh Herding pada
keputusan investasi Saham pada mahasiswa
FEB UPN Veteran Jatim?
4. Apakah terdapat pengaruh Kemajuan Teknologi
pada keputusan investasi Saham pada
mahasiswa FEB UPN Veteran Jatim?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, adapun tujuannya yakni:
1. Guna mencari tahu serta melakukan analisa
tingkat pengaruh Financial Literacy pada
Keputusan Investasi Saham Mahasiswa FEB
UPN Veteran Jatim
2. Guna mencari tahu dan menganalisis tingkat
pengaruh Overconfidence terhadap Keputusan
Investasi Saham pada mahasiswa FEB UPN
Veteran Jatim,
3. Guna mencari tahu dan menganalisis tingkat
pengaruh Herding pada Keputusan investasi
Saham pada mahasiswa FEB UPN Veteran
Jatim.
4. Guna mencari tahu dan menganalisis tingkat
pengaruh kemajuan teknologi pada Keputusan
investasi Saham pada mahasiswa FEB UPN
Veteran Jatim
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yakni:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat ini bisa dipakai menambah pengetahuan
di bidang pendidikan terkhusus terkait keputusan
investasi mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
a. Harapannya bisa memberi pengaruh keputusan
pembaca berinvestasi.
b. Harapannya bisa jadi referensi Mahasiswa
Manajemen melakukan analisis serta mencari tahu
efektifitas keputusan berinvestasi
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Keputusan Investasi
Berinvestasi adalah suatu kegiatan
penanaman modal langsung maupun tak langsung
yang diharapkan pemilik modal dimasa yang akan
datang akan memperoleh banyak manfaat dari hasil
penanaman modal tersebut.
Menurut (Sadono Sukirno, 1997: 107),
investasi bisa didefinisikan pengeluaran oleh seorang
penanam modal guna membeli barang modal serta
peralatan produksi guna meningkatkan kemampuan
produksi barang serta jasa di perekonomian. Sebuah
investasi membutuhkan keterampilan yang tinggi dari
para pesertanya, terutama kemampuan emosional,
afektif serta kognitif, seperti: kemampuan mengolah
data serta informasi keuangan dan non-keuangan,
preferensi pengetahuan serta pengalaman untuk
menganalisis informasi dasar dan teknis dalam
berinvestasi, berinvestasi, persepsi berinvestasi , risiko
dan hasil investasi, serta kemampuan untuk belajar
dari investasi (Nofsinger, 2016).
Berkaitan erat dengan tujuan serta strategi
investasi yang diterapkan oleh pelaku pasar untuk
keuntungan di masa depan. Proses kognitif bervariasi
di antara pelaku pasar. Perubahan itu terjadi
Hal - 374 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
disebabkan ada perbedaan preferensi di antara pelaku
pasar menurut level keuntungan yang diperoleh dan
level risiko yang dihadapi. Artinya pelaku pasar bisa
memilih menerima keuntungan berbentuk capital
gain, deviden ataupun keduanya.
Menurut (Septyanto, 2013) adapun Faktor-
faktor yang memberi pengaruh keputusan investor
antara lain faktor internal perusahaan yakni informasi,
risiko serta keuntungan, faktor eksternal yakni
kebijakan perusahaan dan kondisi pasar dunia, isu
ataupun rumor.
2.2 Financial Literacy
Ilmu Keuangan yakni ilmu dinamis yang
praktiknya mengakar kuat di kehidupan sehari-hari.
Karenanya, pengetahuan ini mutlak dibutuhkan untuk
tiap orang supaya bisa optimal memakai instrumen
serta produk keuangan yang mengambil keputusan
keuangan tepat, artinya tiap orang wajib punya
Pengetahuan keuangan yang memadai. (Lusardi,
2008), financial literacy yakni “knowledge of
basic financial concepts, such as the working of
interest compounding, the difference between
nominal and real values and the basic of the risk
diversification.” Bisa dijelaskan literasi keuangan
menurut Lusardi yakni Memahami konsep dasar
keuangan seperti menghitung bunga, menghitung
selisih nilai bunga nominal dan riil, dan dasar
penyebaran risiko.
Begitu pula (Vitt et,al, dalam Huston, 2010)
“Personal financial literacy is the ability to read,
analyze, manage and communicate about the
personal financial condition that affect material
well-being. It includes the ability to discern
financial choices, discuss money and financial
issues without (or despite) discomfort, plan for
the future and respond competently to life events
that affect everyday financial decisions, including
events in the general ecocomy”.
Dapat diartikan bahwa Literasi keuangan
yakni membaca, menganalisa, mengelola, serta
mengomunikasikan situasi keuangan individu yang
memberi pengaruh kesejahteraan materi. Termasuk
kemampuan membedakan keuangan, mendiskusikan
uang serta masalah keuangan tanpa
ketidaknyamanan, dan merencanakan masa depan
serta memberi tanggapan pada peristiwa yang
memberi pengaruh keputusan keuangan harian.
Dari definisi itu, bisa diambil kesimpulan
literasi keuangan yakni pemahaman mengenai konsep
dasar keuangan, yakni pengetahuan terkait bunga
majemuk, perbedaan antara nilai nominal serta riil,
pengetahuan dasar terkait diversifikasi risiko, nilai
waktu dari uang, dll.
2.3 Overconfidence
Overconfidence yakni perasaan
Overconfidence pada kemampuan dan pengetahuan
seseorang berdagang atau berinvestasi. Perilaku ini
pada dasarnya buruk ketika mengambil keputusan
investasi, karena perilaku irasional membuat investor
melebih-lebihkan pengetahuan dan kemampuannya
tanpa memperhitungkan risiko yang akan mereka
peroleh nantinya. Seorang investor dengan tingkat
kepercayaan diri yang tinggi lebih cenderung melebih-
lebihkan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga
memastikan bahwa dia memperoleh keuntungan yang
lebih besar dari investasinya. Juga, investor yang
terlalu percaya diri cenderung selalu berdagang.
Dimensi penelitian ini mengacu ke penelitian
(Kansal serta Seema, 2018) ketika menghitung level
overconvidence investor, yakni “self-attribution,
better than average effect dan planning fallacy”.
2.4 Herding
Asal usul penggembalaan diawali dari
pemikiran ini (Kynes, 1936), menjabarkan manusia
yakni makhluk sosial, artinya manusia punya naluri
dasar yang diturunkan dari binatang. Naluri dasar
yakni naluri hewan untuk mengikuti arah kawanan,
maka istilah “kawanan” artinya kelompok. Menurut
(Saasta Moinen, 2008) perilaku kawanan yakni
perilaku investor untuk menjual ataupun membeli
saham, terlepas alasan yang investasinya.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 375
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Menurut (Devenow, 1996), efek herding
yakni saat investor mengabaikan keyakinan pribadi
mereka serta lebih percaya investor lain tanpa
memikirkannya dari perspektif psikologis untuk waktu
yang lama.
2.5 Kemajuan Teknogi
Kemajuan teknologi telah memungkinkan kita
2.7 Hipotesis
H1 =
Diduga Financial Literacy memberi pengaruh
positif pada Keputusan Investasi Saham pada
mahasiswa FEB UPN Veteran Jatim
H2 =
Diduga Overconfidence memberi pengaruh
positif pada Keputusan Investasi Saham pada
mahasiswa FEB UPN Veteran Jatim
H3 =
Diduga Herding memberi pengaruh positif pada
Keputusan Investasi Saham pada mahasiswa
FEB UPN Veteran Jatim
H4 =
Diduga Kemajuan Teknologi memberi pengaruh
untuk mengubah perilaku masyarakat, termasuk
perilaku pengambilan keputusan pembelian. Dalam
hal investasi, teknologi memudahkan investor dalam
mengakses informasi pasar modal, membuat
perdagangan lebih nyaman, dan memantau
pergerakan investasi dengan lebih efesien.
2.6 Kerangka Pemikiran
positif pada Keputusan Investasi mahasiswa
FEB UPN Veteran Jatim
3. METODE
3.1 Definisi Operasional
Adapun variabel di penelitian ini yakni:
• Variabel Dependen (Y)
Keputusan Investasi yakni keputusan seseorang
menanamkan modal di satu aset dengan harapan
memperoleh manfaat di masa depan. Adapun
indikator penilaian keputusan investasi mengadopsi
dari penelitian (Putri dan Hamidi, 2019) yaitu:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Hal - 376 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
a. Mencari informasi penting dari banyak pihak
guna mencari tahu return yang diterima
b. Mempelajari resiko yang diterima
c. Mengerti cara meminimalkan resiko
• Variabel Independen (X)
Dalam hal ini variabel dependen sebagai
berikut:
1 . Financial Literacy (X1)
Literasi Keuangan yakni pengetahuan terkait
konsep keuangan serta kemampuan mengambil
keputusan informasi terkait perencanaan
keuangan serta manajemen keuangan. Adapun
indikator penilaian variabel financial literacy
dalam penelitian ini di adposi dari Putri dan
(Hamidi, 2019) Sebagai berikut:
a. Manfaat literasi keuangan untuk menghindari
penipuan keuangan
b. Merencanakan program investasi dengan
teratur tiap bulan guna menggapai tujuan
c. Cara mengurangi resiko adalah dengan
membuat portofolio investasi
2 . Overconfidence (X2)
Overconfidence merupakan perilaku reaksi
berlebihan saat seorang punya “persoalan
psikologis” berbentuk penilaian berlebihan, pada
informasi yang diperoleh ataupun judgement yang
dibuat pada informasi itu. Adapun indikator
penilaian overconfidence dalam penelitian ini di
adopsi dari (Ghozali, 2009) sebagai berikut:
a. Percaya kemampuan serta pengetahuan
miliknya dibanding investor lain
b. Dapat melakukan prediksi kejadian
mendatang
c. Saya yakin dengan investasi yang dilakukan
3. Herding (X3)
Herding merupakan perilaku investor dengan
kecendrungan mengikuti tindakan orang lain.
Adapun indikator penelitian ini diadopsi dari
penelitian (Kengatharan dan Kengatharan, 2014)
sebagai berikut:
a. Keputusan membeli dan menjual dari
investor lain
b. Membeli saham yang di perdagangan dari
investor lain
c. Volume saham yang diperdagangkan oleh
investor lain
4. Kemajuan Teknologi (X4)
Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tak
dapat dihindari, sebab kemajuan teknologi
berdampak nyata di semua aspek kehidupan.
Seperti sudah bisa merubah perilaku pengambilan
keputusan pembelian.
Adapun Indikaator ini mengadopsi penelitian
(Tatik Suryani, 2013)
a. Pencarian Informasi
b. Transaksi
c. Intrumen antara konsumen dan perusahan
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini yakni populasi target
yang mana keseluruhan objek yang di teliti pada
nasabah Galeri Investasi FEB UPN Veteran Jatim.
Data jumlah nasabah Galeri Investasi FEB UPN Vet-
eran Jawa Timur sebanyak 166 orang. Sampel
penelitian ini sejumlah 62 responden dengan penentuan
jumlah sampel memakai rumus slovin dengan teknik
pengambilan proportional random sampling,
3.3 Jenis san Sumber Data
Penelitian ini memakai data primer dari
responden investor yang terdaftar di Galeri Investasi
Fakultas Bisnis dan Ekonomi UPN Jawa Timur yang
sesuai persyaratan sampel yang ditentukan. Alat
pengumpulan data dari responden yakni kuesioner lewat
skala likert, serta data yang didapat lalu diolah memakai
teknik analisis PLS.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
a. Karakteristik sesuai Jenis Kelamin
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 377
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 1. Karakteristik Responden Sesuai Jenis Kelamin
Sumber: Hasil Penyebaran Kuisioner
Dari Tabel 1 menunjukan bahwa 62
responden di penelitian ini diantaranya laki-laki
sebanyak 37 orang dengan persentasi 59,7% dan
perempuan sebanyak 25 dengan persentase 40,3%.
Dari tabel 3 menunjukan 62 responden di
penelitian ini diantaranya dari uang saku 1000000 -
2000000 sebanyak 33 orang dengan persentase 53%,
<1000000 sebanyak 21 orang dengan persentase
34%, 2000000 - 3000000 sebanyak 5 orang dengan
persentasi 8 % dan 3 orang > 3000000 dengan
persentase 5%. Dalam penelitian ini berdasarkan
uang saku didominasi oleh 1000000 – 2000000.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Pengujian Model Pengukuran Outer
Model Convergent Validity
Tabel 2 Karakteristik Responden Sesuai Jurusan
Di penelitian ini menurut jenis kelamin mayoritas laki-
laki.
a. Karakteristik Berdasarkan Jurusan
Nilai Factor Loading Jika > 0,5 ataupun nilai
T-statistik > 1,96 (nilai Z = 0,05) maka dapat dikatakan
validitas cukup. Factor Loading adalah korelasi indeks
dengan variabel, apabila > 0,05 dinilai valid, serta
apabila nilai T-Statistic > 1,96 dianggap signifikan.
Berdasarkan tabel 2 menunjukan 62 responden di
penelitian ini diantaranya dari jurusan ekonomi
pembangunan sebanyak 50 orang dengan persentase
80,65%, manajemen 9 orang dengan persentase
14,52% dan 3 orang dari jurusan akuntansi dengan
persentase 4,84%. Dalam penelitian ini berdasarkan
jurusan didominasi oleh jurusan Ekonomi
Pembangunan
Sumber: Hasil Penyebaran Kuisioner
Tabel 3. Karakteristik Responden Menurut Uang Saku
Sumber: Hasil Penyebaran Kuisioner
Hal - 378 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 4. Outer Loadings
Sumber: Olah data, Output Smart PLS, 2021
Berdasarkan tabel pembebanan eksternal di
atas, semua indikator reflektif di variabel literasi
keuangan (X1), terlalu percaya diri (X2), kesesuaian
(X3), kemajuan teknologi (X4), dan keputusan
investasi (Y) menunjukkan pemuatan faktor > 0,50
dan ataupun signifikan, sehingga estimasi untuk
semua indikator memenuhi validitas konvergen atau
baik.
Di variabel Financial Literacy
menunjukkan indikator X1.1, X1.2, serta X1.3
mempunyai factor loading > 0,5 serta nilai T-Sta-
tistic > 1, maka indikator X1.1, X1.2 serta X1.3 itu
jadi dasar terukur variabel Financial Literacy.
Variabel Overconfidence memperlihatkan
factor loadings untuk indikator X2.1, X2.2, serta X2.3
> 0,5, serta T-statistik > 1,96, hingga X2.1, X2.2, serta
X2 .3 Indikator jadi dasar pengukuran variabel over-
confidence.
Di variabel Herding menunjukkan indikator
X3.1, X3.2, serta X3.3 mempunyai factor loading >
0,5 serta nilai T-Statistic > 1,96 (nilai Z pada á =0,05),
maka indikator X3.1, X3.2 dan X3.3 itu jadi dasar
terukur variabel Herding.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 379
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Di variabel Kemajuan teknologi
menunjukkan indikator X4.1, X4.2, serta X4.3
mempunyai factor loading > 0,5 serta nilai
T-Statistic > 1,96 (nilai Z pada á =0,05), Maka indikator
X4.1, X4.2 serta X4.3 itu jadi dasar terukur variabel
Kemajuan Teknologi.
Di variabel Keputusan Investasi
menunjukkan indikator Y.1, Y.2, dan Y.3 punya
factor loading > 0,5 serta nilai T-Statistic > 1,96
(nilai Z pada á =0,05), hingga indikator Y.1, Y.2 serta
Hasil pengujian AVE variabel Financial
Literacy (X1) sejumlah 0.627, variabel
Overconfidence (X2) sejumlah 0.596, variabel
Herding (X3) sejumlah 0.828, variabel Kemajuan
Teknologi (X4) sejumlah 0.810, dan Keputusan
Investasi sejumlah 0.6772, kelima variabel itu
memperlihatkan nilai > 0.5, sehingga keseluruhan
variabel penelitian ini bisa dinyatakan validitasnya
baik.
Tabel 5 AVE
Y.3 jadi dasar terukur variabel Keputusan Investasi.
Discriminant Validity
Model pengukuran selanjutnya yakni nilai
mean variance extraction (AVE), memperlihatkan
besarnya varians dari indikator di variabel laten. Nilai
AVE konvergen > 0,5 memperlihatkan validitas
variabel laten yang baik. Refleksi variabel metrik
dapat dilihat dari nilai AVEbagi tiap konstruk. Jika
AVE per konstruk > 0,5, dibutuhkan model yang baik.
Composite Reliability
Ukuran konsisten internal dari indikator
variabel bentukan menunjukkan derajat di variabel.
Artinya reliabilitas menunjukkan konsistensi alat
pengukur di hal sama. Hasil lengkapnya bisa diketahui
di tabel dibawah:
Sumber: Olah data, Output Smart PLS, 2021
Tabel 6 Composite Reliability
Sumber: Olah data, Output Smart PLS, 2021
Hal - 380 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Reliabilitas konstruk diukur lewat nilai “Com-
posite Reliability”, konstruk reliable apabila nilai
“composite reliability” diatas 0,70 sehingga
indikator dinamakan konsisten mengukur variabel
latennya.
Hasil uji Composite Reliability
memperlihatkan variabel Financial Literacy (X1)
sejumlah 0.834, variabel overconfidence (X2)
sejumlah 0.814, variabel Herding (X3) sejumlah
0.935, variabel Kemajuan Teknologi (X4) sejumlah
0.927, serta variabel Keputusan Investasi (Y)
sejumlah 0.859, empat variabel itu memperlihatkan
nilai Composite Reliability > 0.70 maka bisa
dinyatakan semua variabel penelitian ini reliable
4.2.2 Analisis Model PLS (Partial Least
Square)
Gambar 2. Diagram Jalur Hasil Output PLS
Sumber: Olah data, Output Smart PLS, 2021
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 381
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Bisa dilihat dari grafik keluaran PLS diatas
besar kecilnya nilai beban tiap faktor indeks berada
diatas tanda panah antar variabel dengan indeks, dan
dapat dilihat besarnya koefisien jalur diantara eksogen
serta variabel endogen di atas garis panah.
Disamping itu, terlihat ukuran R-Square ada
di lingkaran variabel endogen.
Nilai R2 = 0.591. Ini bisa di interpretasikan
model bisa menjabarkan fenomena Keputusan
investasi yang mendapat pengaruh variabel bebas
yakni “Financial Literacy, Overconfidence,
Herding dan Kemajuan teknologi” dengan varian
sejumlah 59,1 %. Dan sejumlah 40,9 % dijabarkan
variabel diluar penelitian ini (Selain financial literacy,
4.2.3 Pengujian Model Struktural
Pada uji model struktural diadakan lewa nilai
R-squared yang jadi uji kecocokan model yang baik.
Uji model internal bisa diketahui di nilai R-Square di
persamaan antar variabel laten. Nilai R2
menjabarkan seberapa baik variabel eksogen di
model bisa menjabarkan variabel endogen.
overconfidence, herding dan kemajuan teknologi)
4.2.4 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis bisa diketahui di hasil koefisien
serta nilai T-Statistic dari Inner model di gambar
dibawah:
Tabel 7. R-Square
Sumber: Olah data, Output Smart PLS, 2021
Tabel 8. Path Coefficients
Sumber: Olah data, Output Smart PLS, 2021
Hal - 382 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Dari tabel diatas didapat kesimpulan hipotesis
yakni:
H1. Financial Literacy (X1) memberi pengaruh
positif pada Keputusan Investasi (Y) bisa
diterima, dengan path coefficients sejumlah 0.619
serta nilai T-statistic sejumlah 4.119 >1,96 (nilai
T-tabel dari Zá =0.05, sehingga signifikan
H2. Overconfidence (X2) memberi pengaruh positif
pada Keputusan Investasi (Y) tidak bisa diterima,
dengan path coefficients sejumlah 0.015 serta
nilai T-statistic sejumlah 0.151 < 1,96 (nilai T-
tabel dari Zá =0.05, Sehingga Non signifikan
H3. Herding (X3) memberi pengaruh positif pada
Keputusan Investasi (Y) tak bisa diterima,
dengan path coefficients sejumlah 0.030 serta
nilai T-statistic sejumlah 0.295 < 1,96 (nilai T-
tabel dari Zá =0.05, Sehingga Non signifikan
H4. Kemajuan Teknologi (X4) memberi pengaruh
positif pada Keputusan Investasi (Y) tidak bisa
diterima, dengan path coefficients sejumlah 0.178
serta nilai T-statistic sejumlah 1.304 < 1,96 (nilai
T-tabel dari Zá =0.05, Sehingga Non signifikan
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Financial Literacy Terhadap
Keputusan Investasi
Berdasarkan penelitian tersebut, literasi
keuangan punya efek positif signifikan di keputusan
investasi mahasiswa veteran FEB UPN Jawa Timur.
Literasi keuangan merupakan suatu keharusan
generasi muda mahasiswa serta kelompok masyarakat
terdidik. Manajemen dan pengambilan keputusan
yang baik tercapai saat individu mampu paham serta
menerapkan konsep keuangan. Dalam hal ini, salah
satu bentuk pengambilan keputusan adalah keputusan
investasi.
Hasil analisis deskriptif pada variabel
financial literacy keuangan ada di kriteria baik. Ini
dapat dilihat dari indikator yang sangat memberi
pengaruh pada keputusan investasi yakni manfaat
literasi keuangan (lewat perolehan mean X1.1 = 4.43)
Karena mahasiswa mengetahui manfaat financial
literacy sangat membantu dalam meminimalisir
kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi.
Kemudian diikuti indikator perencanaan pro-
gram investasi (dengan perolehan mean X1.2 = 4.30),
sebab mahasiswa yang well literate maka dapat
terbantu dalam merencanakan program investasi. dan
indikator akhir yakni membuat portofolio investasi
(perolehan mean X1.3 = 4.21) yakni mahasiswa yang
memiliki financial literacy yang baik dapat
memudahkan dalam membuat portolio investasi dalam
keputusan investasinya.
Penelitian ini didukung beragam penelitian
yang menunjukkan literasi keuangan berdampak
positif pada keputusan investasi. Diantaranya temuan
oleh (Suprasta serta Nuryasman, 2020) menyertakan
literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan
ke keputusan investasi. Temuannya menunjukkan
semakin baik pengetahuan dan kemampuan
seseorang mengelola keuangan mereka, semakin baik
keputusan investasi mereka.
Kemudian penelitian (Ulfy, Alfida, Nunuk,
2020) memperlihatkan salah satu variabel literasi
keuangan berpengaruh positif ke keputusan investasi.
Hasil penelitian memperlihatkan individu dengan
literasi keuangan yang baik cenderung lebih bijak
mengelola asetnya.
Berdasarkan penelitian dan pendapat
tersebut bisa diambil kesimpulan literasi keuangan
berpengaruh positif signifikan ke keputusan investasi.
Makin tinggi literasi keuangan siswa, makin baik
keputusan investasi. dengan demikian financial lit-
eracy memegang peranan penting dalam keputusan
investasi.
4.3.2 Pengaruh Overconfidence Terhadap
Keputusan Investasi
Dari penelitian, overconfidence ditemukan
tak memberi pengaruh signifikan pada keputusan
investasi mahasiswa FEB UPN Lama Jawa Timur.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 383
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Terlalu percaya diri yakni perasaan terlalu percaya
diri mengevaluasi kemampuan dan pengetahuan
sendiri. Ketika investor menganggap memiliki
keterampilan didalam dunia investasi maka menjadi
overconfidence dan berakibat akan meningkatkan
frekuensi perdagangan.
Hasil analisis deskriptif pada variabel over-
confidence ada di kriteria baik. Ini dapat dilihat dari
indikator yang sangat memberi pengaruh pada over-
confidence yakni yakin pada investasi yang
dilakukan (dengan perolehan mean X2.3 = 3.98)
sebab investor yang terpengaruh overconfidence
yakin dengan keputusan yang dilakukannya.
Kemudian diikuti indikator percaya pada kemampuan
yang dimiliki (dengan perolehan mean X2.1 = 3.46),
Karena investor yang terkena overconfi-
dence percaya pada kemampuan pengambilan
keputusan investasi yang dimilikinya dibanding dengan
investor lain. Dan indikator terakhir yakni memprediksi
kejadian mendatang (dengan perolehan mean X2.2
= 3.45) yakni investor yang terkena overconfidence
mengakibatkan percaya pada kemapuan sendiri dan
beranggapan bisa memprediksi kejadian mendatang
berdasarkan kemampuan analisis yang dimilikinya.
Namun tak diterimanya hipotesis hasil
olahdata memperlihatkan tak adanya hubungan antara
overconfidence terhadap keputusan investasi
mahasiswa FEB UPN Veteran Jawa Timur. Ini
diakibatkan karena responden penelitian ini punya
pengalaman dalam berinvestasi dan juga memiliki
literasi keuangan yang baik, sehingga dalam
mengambil keputusannya responden sangat hati-hati
dalam mempertimbangkan segala resiko pengambilan
keputusan investasinya.
Penelitian ini didukung berbagai penelitian
yang menunjukkan terlalu percaya diri tidak memberi
pengaruh positif ke keputusan investasi. Ini termasuk
penelitian (Carmila Siringoringo, 2018) menunjukkan
terlalu percaya diri tak memberi dampak signifikan
pada keputusan investasi. Temuannya menjabarkan
investor mengandalkan ide sendiri guna memprediksi
hasil keputusan investasi mereka.
Kemudian, penelitian (Chintiya, 2020)
memperlihatkan terlalu percaya diri tidak berdampak
pada keputusan investasi, membuktikan bahwa
responden dapat memprediksi harga saham di masa
depan lebih baik daripada yang lain, menjadikan
pengetahuan dan pemahaman tentang pasar saham
sebagai kesuksesan investasi, bertanggung jawab
untuk mengelola pasar saham. Memiliki portofolio
Anda sendiri dan memiliki keyakinan dalam
keputusan Anda sendiri dan bertukar pendapat
mengurangi peluang Anda untuk sukses.
Dari penelitian serta pendapat itu bisa diambil
kesimpulan overconfidence tak berpengaruh pada
keputusan investasi. Karena terlalu percaya diri
adalah sikap yang terlalu percaya diri sehingga
cenderung menjadi tidak rasional dalam mengambil
keputusan. Pada saat yang sama, responden
penelitian ini memiliki pengalaman dan literasi
keuangan yang baik, sehingga ketika membuat
keputusan investasi, responden percaya bahwa terlalu
percaya diri tidak akan mempengaruhi keputusan
investasi. Karenanya, terlalu percaya diri memainkan
peran yang lebih kecil dalam keputusan investasi.
4.3.3 Pengaruh Herding Terhadap
Keputusan Investasi
Dari Penelitian, diperoleh hasil herding tidak
memberi pengaruh pada keputusan investasi
mahasiswa FEB UPN Veteran Jawa Timur.
Herding adalah tindakan meniru keputusan investor
lain, herding mengacu tindakan seorang rasional jadi
irasional dengan meniru keputusan orang lain hal itu
disebabkan karena investor terkena herding merasa
kemampuan yang dimilikinya kurang dibanding dengan
investor lain .
Hasil analisis deskriptif pada variabel
herding ada di kriteria yang baik. Ini dapat dilihat
dari indikator yang sangat memberi pengaruh pada
herding yakni volume saham yang diperdagangkan
investor lain (dengan perolehan mean X3.3 = 3.38)
sebab investor yang terkena herding cenderung
mengikuti keputusan investasi berdasarkan volume
perdagangan yang tinggi.
Hal - 384 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Kemudian diikuti indikator membeli saham
yang diperdagangkan investor lain (dengan perolehan
mean X3.2 = 3.25), Karena investor yang terkena
herding cenderung mengambil keputusan investasi
dengan membeli saham yang diperdagangkan
investor lain. Serta indikator terakhir yaitu keputusan
membeli dan menjual dari investor lain (dengan
perolehan mean X3.1 = 3.12) yaitu investor yang
terkena herding cenderung meniru keputusan
membeli dan menjual berdasarkan keputusan
investor lain.
Namun tak diterimanya hipotesis hasil
olahdata memperlihatkan adanya hubungan antara
herding terhadap keputusan investasi mahasiswa
FEB UPN Veteran Jawa Timur. Ini diakibatkan
karena responden penelitian ini punya pengalaman
dalam berinvestasi dan juga memiliki literasi
keuangan yang baik, sehingga ketika ingin meniru
keputusan investasi dari investor lain, responden perlu
meriset ulang mengenai fundamental emiten apakah
masuk kriteria investasi tiap-tiap responden.
Penelitian ini didukung banyak penelitian
mengatakan herding tidak memberi pengaruh pada
keputusan investasi. Hasil penelitian oleh (Ramdani,
2018) yang menunjukkan bahwa investor menerima
informasi dan menganalisa secara baik unuk memillih
saham dan cenderung bersikap rasional dan tidak
terpengaruh oleh investor lain. Serta Penelitian oleh
(Timothy serta Martha, 2020) memperlihatkan hering
tidak punya pengaruh signifikan pada keputusan
investasi
Dari penelitian serta pendapat itu bisa diambil
kesimpulan tak ada pengaruh herding pada keputusan
investasi, karena responden dalam penelitian ini
cenderung bersikap rasional dan tidak terpengaruh
oleh investorlain dalam keputusan investasi. dengan
demikian herding tidak berperan dalam keputusan
investasi saham mahasiswa FEB UPN Veteran Jawa
Timur.
4.3.3 Pengaruh Kemajuan Teknologi
Terhadap Keputusan Investasi
Berdasarkan Penelitian, didapat hasil
kemajuan teknologi tidak memberi pengaruh signifikan
pada keputusan investasi mahasiswa FEB UPN
Veteran Jawa Timur. Kemajuan teknologi yakni
keseluruhan metode yang rasional mengarah serta
mempunyai ciri efesiensi di tiap kegiatan manusia.
Hasil analisis deskriptif pada variabel
kemajuan teknologi ada di kriteria baik. Ini dapat
dilihat dari indikator yang sangat memberi pengaruh
pada kemajuan teknologi yakni pencarian informasi
(dengan perolehan mean X4.1 = 4.35).
Karena dengan kemajuan teknologi investor
dapat mancari informasi dengan sangat cepat dan
tepat sehingga dapat membantu dalam mencari
informasi guna menentukan keputusan investasi. Lalu
diikuti indikator transaksi (dengan perolehan mean
X4.2 = 4.29),
Karena kemajuan teknologi dapat
mempermudah dalam transaksi menjual atau membeli
sehingga membeli lebih cepat dan akurat. Serta
indikator terakhir yaitu instrumen antara konsumen
dan perusahaan (dengan perolehan mean X4.3 =
4.06) yakni kemajuan teknologi mempermudah pihak
investor untuk menjual maupun membeli saham
emiten
Namun tak diterimanya hipotesis hasil
olahdata memperlihatkan tak ada hubungan antara
kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi
mahasiswa FEB UPN Veteran Jawa Timur. Hal ini
disebabkan karena peran kemajuan teknologi
merupakan instrumen yang mempermudah transaksi
dan mendapatkan informasi, Sehingga ketika ingin
menentukan keputusan investasi diperlukan
kemampuan mengelola informasi yang baik.
Penelitian ini didukung penelitian yang
mengatakan kemajuan teknologi tidak memberi
pengaruh pada keputusan investasi. Diantara hasil
penelitian (Yunita, 2020) yang menunjukkan bahwa
responden telah mengabaikan kemajuan teknologi
sebagai pertimbangan penting untuk berinvestasi.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 385
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Selanjutnya penelitian Cahya serta Setyarini
memperlihatkan kemajuan teknologi tak memberi
pengaruh terhadap keputusan berinvestasi
Dari penelitian serta pendapat itu bisa diambil
kesimpulan tak ada pengaruh kemajuan teknologi
pada keputusan investasi. Hal itu disebabkan karena
responden mengabaikan kemajuan teknologi sebagai
pertimbangan penting dalam berinvestasi, dengan
demikian kemajuan teknologi kurang memegang
peranan dalam penentuan keputusan investasi
mahasiswa FEB UPN Veteran Jawa Timur.
5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil uji data melalui penyebaran
kuisioner kepada 62 responden memakai analisis PLS
guna mengadakan uji banyak variabel pada keputusan
investasi dapat diambil kesimpulan yakni:
1. Financial Literacy berperan pada pengambilan
keputusan investasi saham oleh mahasiswa FEB
UPN Veteran Jatim
2. Overconfidence tidak memiliki peran mengambil
keputusan investasi saham oleh mahasiswa FEB
UPN Veteran Jatim
3. Herding tidak memiliki peran mengambil
keputusan investasi saham mahasiswa FEB UPN
Veteran Jatim
4. Kemajuan teknologi tidak memiliki peran
mengambil keputusan investasi saham oleh
mahasiswa FEB UPN Veteran Jatim.
5.2 Saran
Financial literacy memegang peranan
penting dalam keputusan investasi. Sebagai investor
diharapkan memiliki well literate .Hal ini perlu
dilakukan karena dengan tingginya literasi keuangan
investor yang membuat investor mempelajari resiko
yang diterima dalam setiap keputusan investasi.
Adanya literasi keuangan yang baik maka investor
semakin tepat dalam membuat keputusan serta
terhindar resiko kerugian yang tinggi. Literasi
keuangan merupakan keahlian dasar agar dapat
memahami dan mempelajari resiko agar keputusan
berinvestasi di hasilkan investor tepat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Chandra, Cynthia 2020, Pengaruh Tarif
Pajak, Sanksi Pajak, dan Kesadaran
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Usahawan di
Daerah ITC Mangga Dua /Cynthia
Chandra / 36160114 / Pembimbing: Amelia
Sandra. Institut Bisnis dan Informatika Kwik
Kian Gie, Jakarta.
[2] Devenow, A., & Welch, I. 1996, Rational
Herding in Financial Economics, European
Economic Review, 40, 603-615
[3] Esra, M. A., & Salvatore, T. 2020. Tolerance
Terhadap Pengambilan Keputusan
Investasi Investor Kata Kunci
Overconfidence, Herding, Regret
Aversion, Risk Tolerance, Pengambilan
Keputusan Investasi Investor, Teori Pasar
Efisien. Jurnal Manajemen, 10(1).
[4] Ghozali, Imam. 2009, “Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS
“.UNDIP, Semarang.
[5] Huston, S. J. 2010, Measuring Financial
Literacy, Journal of Consumer Affairs, 44(2),
296–316
[6] John M. Keynes, 1936, The General Theory
of Employment, Interest and Money,
Harcourt Brace, New York,
Hal - 386 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
[7] Kengatharan, L., & Kengatharan, N. 2014, The
Influence of Behavioral Factors in Making
Investment Decisions and Performance:
Study on Investors of Colombo Stock
Exchange, Sri Lanka. Asian Journal of
Finance & Accounting, 6(1), 1. https://doi.org/
10.5296/ajfa.v6i1.4893
[8] Kansal, Priya dan Seema Sigh,. 2018,
Determinats of Overconfidence Bias in
Indian Stock Market, Qualitative Research in
Financial Markets:2-5
[9] Lusardi, A. 2008, Household Saving
Behavior: The Role of Financial Literacy,
Information, and Financial Education
Programs, National Bureau of Economic
Research Working Paper. No. 13824, February
2008
[10] Nuryasman MN, Nyoman Suprasta. 2020,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan [11] Investasi
Saham, Jurnal Ekonomi, 25(2), 251. https://
d o i . o r g / 1 0 . 2 4 9 1 2 / j e . v 2 5 i 2 . 6 6 9
[12] Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019, Deposito,
Diakses pada Tanggal 1 Juli 2020.
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/
Category/121
[13] Pradikasari, Ellen, and Yuyun Isbanah. 2018,
“Pengaruh Financial Literacy, Illusion of
Control, Verconfidence, Risk Tolerance, dan
Risk Perception Terhadap Keputusan
Investasi pada Mahasiswa di
Kota Surabaya.” Jurnal Ilmu Manajemen 6 (4):
424–34.
[14] Putri, wilantika W., & Hamidi, M. 2019,
Pengaruh Literasi Keuangan, Efikasi
Keuangan, dan Faktor Demografi Terhadap
Pengambilan Keputusan Investasi (Studi
Kasus pada Mahasiswa Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Andalas Padang), Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Manajemen, 4(1), 398–412. http://
www.jim.unsyiah.ac.id/EKM/article/view/10703
[15] Ramdani, F. N. 2018, Analisis Pengaruh
Representativeness Bias dan Herding
Behavior Terhadap Keputusan Investasi
(Studi pada Mahasiswa di Yogyakarta), Skripi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia,
1–16
[16] Sukirno, Sadono. 1997, Pengantar Teori Mikro
Ekonomi, Edisi 2, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
[17] Septyanto, Dihin. 2013. “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Investor Individu Dalam
Pengambilan Keputusan Investasi Sekuritas
di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Jurnal
Ekonomi, Volume 4, Nomor 2, Universitas Esa
Unggul, Jakarta.
[18] Suryani, Tatik. 2013, Perilaku Konsumen di
Era Internet, Graha. Ilmu, Yogyakarta.
[19] Siringoringo, N. C. 2018. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Investor Dalam Mengambil
Keputusaan Investasi Saham di Kota Batam,
52–54.
[20] Siringoringo, N. C. 2019, Factors That
Influence Investors In Taking Decisions In
Stock Investment In Batam City.
[21] Safryani, Ulfy, Alfida Aziz, and Nunuk
Triwahyuningtyas. 2020. “Analisis Literasi
Keuangan, Perilaku Keuangan, dan
Pendapatan Terhadap Keputusan Investasi,”
Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan 8(3): 319–
32.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 387
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kualitas Pelayanan Dan
Customer Value Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada
Springbed Procella Di Palembang
Louissandro Oktavianus1, Megawati2
Jurusan Manajemen Universitas Multi Data [email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, dan
.customer value terhadap kepuasan pelanggan pada Springbed Procella di Palembang secara parsial dan untuk
menganalisis pengaruh kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, dan customer value terhadap kepuasan pelanggan
pada Springbed Procella di Palembang secara simultan. Populasi pada penelitian ini yaitu pelanggan yang pernah
membeli springbed Procella di Palembang lebih dari satu kali. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu
melakukan penyebaran kuisioner dengan responden sebanyak 180 responden. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan metode purposive sampling
serta menggunakan bantuan aplikasi SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji parsial (uji-t) variabel kualitas
produk, harga, kualitas pelayanan, dan customer value berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Uji simultan (uji-F) membuktikan bahwa variabel independen adalah kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, dan
customer value berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan.
Kata kunci: Kualitas Produk, Harga, Kualitas Pelayanan, Customer Value dan Kepuasan Pelanggan.
Abstract:The purpose of this study was to partially analyze the effect of product quality, price, service quality, and
customer value on customer satisfaction at Springbed Procella in Palembang and to analyze the effect of product
quality, price, service quality, and customer value on customer satisfaction at Springbed Procella in Palembang.
Palembang simultaneously. The population in this study were customers who had purchased Procella springbeds in
Palembang more than once. The method used for data collection is distributing questionnaires with 180
respondents. The type of research used is descriptive. The sampling technique used non-probability sampling with
purposive sampling method and using SPSS 22 application assistance. The results of this study indicate that the
partial test (t-test) of product quality, price, service quality, and customer value variables has a positive and
significant effect on customer satisfaction. Simultaneous test (F-test) proves that the independent variables are
product quality, price, service quality, and customer value have a positive and significant effect on the dependent
variable, namely customer satisfaction.
Keyword: Product Quality, Price, Service Quality, Customer Value and Customer Satisfaction.
1. PENDAHULUAN
Di zaman modern seperti saat ini,
perkembangan bisnis sangat pesat terutama terjadi
di seluruh dunia. Bisnis adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara terus-menerus mulai dari pengadaan
bahan baku, produksi, pemasaran dan distribusi,
sampai pada konsumen dalam bentuk barang maupun
jasa dengan tujuan mendapatkan keuntungan dan
kemanfaatan. Pada tahun 2020 muncul masalah pada
seluruh negara yaitu pandemi covid-19 yang
membuat perubahan sistem yang berkaitan dengan
operasional perusahaan. seperti pengurangan
karyawan, perubahan jam kerja, dan sistem Work
From Home (WFH) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sejumlah perusahaan maupun usaha mikro kecil
Hal - 388 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
menengah (UMKM) menjalankan usahanya secara
online di masa pandemi dengan menggunakan media
internet untuk mempertahankan dan memasarkan
produknya kepada pelanggan. Salah satu bisnis
UMKM yang menjalankan usahanya secara online
yaitu usaha furniture.
Furniture merupakan kebutuhan yang
diperlukan oleh setiap pelaku rumah tangga, karena
mereka membutuhkan barang – barang untuk
kenyamanan mereka sendiri. Springbed merupakan
salah satu bisnis furniture yang banyak dibutuhkan
oleh sebagian besar masyarakat, kebutuhan manusia
yang terpenting yaitu mendapatkan kualitas tidur yang
baik didukung dengan alas tidur yang nyaman.
Sebelum adanya Springbed, orang hanya tidur
dengan beralaskan matras yang berisi busa yang tipis
dan berisikan kapuk yang membuat orang kurang
mendapatkan kepuasan pada saat beristirahat.
Kota Palembang memiliki banyak sekali
Dilihat dari tabel 1. dapat disimpulkan
penjualan Springbed Procella pada tahun 2018
sampai dengan tahun 2019 mengalami kenaikan
penjualan yang cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh
kualitas dan pandangan yang baik dari pelanggan
sehingga berpengaruh terhadap permintaan
Springbed Procella. Pada tahun 2020 Springbed
Procella mengalami penurunan penjualan yang cukup
besar juga, hal ini mungkin dapat disebabkan oleh
adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia
yang menyebabkan perekonomian di dunia menjadi
tidak stabil disetiap negara dan membuat setiap
perusahaan banyak yang mengalami penurunan
penjualan.
Dengan adanya pandangan yang baik dari
masyarakat karena produk yang dihasilkan memiliki
kualtas produk yang sangat sesuai dengan keinginan
merek Springbed yang dijual dipasaran, salah
satunya adalah Springbed Procella, dimana hampir
setiap daerah yang menjual barang furniture pasti
menjual Springbed merek Procella. Springbed
Procella merupakan bisnis yang bergerak dibidang
furniture dalam naungan PT Kurnia Persada Mitra
Mandiri (KPMM) di Kota Palembang. Untuk produk
springbed Procella cukup dikenal di kalangan
masyarakat dalam masalah kebutuhan tempat tidur.
Hal ini dibuktikan dengan penjualan yang
terus meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi pada
tahun 2020 penjualannya sempat mengalami
penurunan akibat adanya pandemi Covid-19 yang
membuat hampir seluruh usaha mengalami defisit
pendapatan pada usaha mereka. Para pesaing untuk
kategori springbed Procella pun juga mengalami hal
yang sama seperti Bola Dunia, Bigland dan Napolly
semuanya juga merasakan kesulitan yang serupa yaitu
penurunan penjualan akibat kurangnya penghasilan
masyarakat juga karena pandemi Covid-19.
konsumen, Menurut Assauri (2010) dalam Miguna
Astuti dan Nurhafifah Matondang (2020;6-7)
mengemukakan bahwa kualitas produk dapat
menunjukkan ukuran tahan lama produk itu, dapat
dipercayainya produk tersebut, ketepatan produk,
kemudahan pengoperasian produk, dan pemeliharaan
serta kelengkapan atribut lain yang dinilai.
Hal tersebut merupakan hal penting bagi citra
perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan salah
satu elemen penting dari kualitas. Springbed Procella
menawarkan beberapa tipe produk yaitu, tipe biasa
dan tipe mewah, sehingga produk ini menyasar bukan
untuk kelangan atas saja tetapi juga dapat dirasakan
oleh kalangan menengah kebawah. Jika bicara
mengenai kualitas suatu produk tentunya harga sangat
berperan penting dalam hal tersebut.
Tabel 1. Penjualan Springbed Procella Tahun 2018 - 2020
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 389
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Harga merupakan nilai yang dinyatakan
dalam rupiah. Tetapi dalam keadaan yang lain harga
didefinisakan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh
pembeli. Dalam hal ini harga merupakan suatu cara
bagi seorang penjual untuk membedakan
penawarannya dari para pesaing. Sehingga penetapan
harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari
fungsi deferensiasi barang dalam pemasaran.
Menurut Samsul Ramli (2013) dalam
Meithiana Indrasari (2019: 48) pengertian harga
disebutkan sebagai nilai relatif dari produk atau jasa
dan bukan indikator pasti dalam menunjukan besarnya
sumber daya yang diperlukan dalam menghasilkan
produk atau jasa. Harga sangat berpengaruh terhadap
suatu kualitas yang akan didapatkan biasanya dengan
harga yang tinggi maka akan mendapatkan kualitas
produk yang baik. Springbed Procella menawarkan
harga yang cukup bersaing dengan para kompetitor
yang ada.
Untuk menciptakan relasi yang baik dengan
para pelanggan maka diperlukan pelayanan yang baik,
Menurut Tjiptono (2019) dalam Lailatus Sa’adah dan
Abdullah Fajarul Munir (2020:9) kualitas pelayanan
merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang
diharapkan dan pengendalian atas keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:681)
kualitas pelayanan merupakan keseluruhan dari
keistimewaan dan karakteristik dari produk atau jasa
yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan secara lansgung maupun tidak langsung.
Produk jasa yang berkualitas mempunyai peranan
penting untuk membentuk kepuasan pelanggan.
Semakin berkualitas produk dan jasa yang
diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh
pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan
semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan
bagi badan usaha tersebut. Dengan kualitas
pelayanan yang baik juga akan menciptakan nilai
pelanggan yang baik, Menurut Iwan Kusuma
Sihombing dan Ika Sari Dewi (2019:148) nilai yang
dirasakan pelanggan adalah antara jumlah nilai
pelanggan dengan jumlah biaya pelanggan. Jumlah
nilai pelanggan adalah sekelompok manfaat yang
diharapkan dari produk dan jasa. Jumlah biaya
pelanggan adalah kelompok biaya yang digunakan
dalam menilai, mendapatkan menggunakan, dan
membuang produk atau jasa. Nilai pelanggan juga
berperan penting dalam menentukan pengaruhnya
terhadap kepuasan yang dirasakan. Springbed
Procella selalu memenuhi kebutuhan pelanggannya
dengan membuat produk sesuai dengan permintaan
di pasar.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kualitas produk, harga,
kualitas pelayanan dan customer value
berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan
pelanggan pada springbed Procella di
Palembang?
2. Bagaimana pengaruh kualitas produk, harga,
kualitas pelayanan dan customer value
berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan
pelanggan pada springbed Procella di
Palembang?
2. LANDASAN TEORI
Menurut Sofjan Assauri (2013) dalam
Meithiana Indrasari (2019: h.9), Pengertian
manajemen pemasaran adalah kegiatan analisis,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
berbagai program yang disusun dalam pembentukan,
pembangunan, dan pemeliharaan laba hasil dari
transaksi/ pertukaran melalaui sasaran pasar untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
Menurut Assauri (2010) dalam Miguna
Astuti dan Nurhafifah Matondang (2020;6-7)
mengemukakan bahwa kualitas produk dapat
menunjukan ukuran tahan lama produk itu, dapat
dipercayainya produk tersebut, ketepatan produk,
kemudahan pengoperasian produk, dan pemeliharaan
serta kelengkapan atribut lain yang dinilai. Dimensi
kualitas produk adalah fitur, kemampuan diperbaiki,
Hal - 390 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
kesesuaian, keawetan dan estetika.
Menurut Samsul Ramli (2013) dalam
Meithiana Indrasari (2019: 39) pengertian harga
disebutkan sebagai nilai relatif dari produk atau jasa
dan bukan indikator pasti dalam menunjukan besarnya
sumber daya yang diperlukan dalam menghasilkan
produk atau jasa. Dimensi harga adalah harga sesuai
kualitas produk, perbandingan harga, harga
terjangkau oleh konsumen, harga sesuai dengan
harapan konsumen.
Menurut Tjiptono (2019) dalam Lailatus
Sa’adah dan Abdullah Fajarul Munir (2020:9) kualitas
pelayanan merupakan tingkat keunggulan
(excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Dimensi kualitas pelayanan adalah,
jaminan (Assurance), Bukti Fisik (Tangibles).
Menurut Iwan Kusuma Sihombing dan Ika
Sari Dewi (2019:148) nilai yang dirasakan pelanggan
adalah antara jumlah nilai pelanggan dengan jumlah
biaya pelanggan. Jumlah nilai pelanggan adalah
sekelompok manfaat yang diharapkan dari produk dan
jasa. Jumlah biaya pelanggan adalah kelompok biaya
yang digunakan dalam menilai, mendapatkan,
menggunakan dan membuang produk dan jasa.
Dimensi customer value adalah, Emotional Value,
Social Value, Quality / Performance Value, Price /
Value of Money.
Menurut Umar (2005) dalam Meithiana
Indrasari (2019 : 82) Kepuasan konsumen adalah
tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan
antara apa yang dia terima dan harapannya.
Kepuasan konsumen ini sangat tergantung pada
persepsi dan harapan konsumen itu sendiri. Dimensi
kepuasan pelanggan adalah kesesuaian harapan,
minat berkunjung kembali, kesediaan
merekomendasikan.
Kerangka Pemikiran yang digunakan di
dalam penelitian sebagai berikut:
Sumber: Penulis 2021
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 391
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Gambar 1, kerangka pikir penelitian yang menjelaskan
adanya hubungan variabel Independen (Kualtias
Produk, Harga, Kualitas Pelayanan dan Customer
Value) terhadap variabel dependent (Kepuasan
Pelanggan) baik secara parsial maupun simultan
3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Karena metode penelitian ini dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).
Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada
gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu
di dalam kehidupan manusia yang dinamakannya
sebagai variabel. Dalam pendekatan kuantitatif
hakekat hubungan diantara variabel-variabel dianalisis
dengan menggunakan teori yang obyektif
.
Objek penelitian yang diteliti disini adalah
menganalisis pengaruh variabel-variabel kualitas
produk, harga, kualitas pelayanan dan customer value
terhadap kepuasan pelanggan pada Springbed
Procella di Palembang Subjek penelitian ini adalah
pelanggan Springbed Procella.
Populasi dalam penelitian ini adalah
pelanggan yang pernah membeli springbed
Procella di Palembang lebih dari satu kali.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling.
Pengambilan sampel menggunakan metode Roscoe.
Terdapat 18 indikator pada penelitian ini sehinga hanya
ada 180 responden. Jenis data yang digunakan pada
penelitian ini, teknik yang digunakan adalah
nonprobability sampling. NonProbability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) dan Purposive sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria
tertentu.
Merupakan data yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti langsung dari sumber utama seperti
wawancara beberapa pertanyaan dengan pihak
perusahaan dan pembagian kuisioner kepada
pelanggan. Pada penelitian ini data diambil dengan
menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
pelanggan yang pernah membeli springbed procella
di Palembang. Sementara itu untuk data sekunder
berupa data-data yang di dapat dari buku pemasaran,
jurnal-jurnal, penelitian terdahulu serta sumber
lainnya. Data tersebut berguna sebagai pedoman
dalam melakukan analisa pada PT Kurnia Persada
Mitra Mandiri.
Keterangan:
Y = Kepuasan Pelanggan
α = Konstanta
â = Koefisien regresi
X1
= Kualitas Produk
X2
= Harga
X3
= Kualitas Pelayanan
X4
= Customer Value
e = Error
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengolahan data yang sudah dilakukan
terhadap variabel bebas dan variabel terikat dapat
dilihat berdasarkan tabel 2.
Tabel 2. Uji R2
Hal - 392 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa
nilai R sebesar 0,773 menunjukkan bahwa hubungan
antara variabel dependen dan independen adalah kuat
sehingga layak untuk persamaan linier berganda. Nilai
R Square sebesar 0,598 (0,773 x 0,773) dan nilai
Adjusted R Square sebesar 0,588. Karena variabel
`Kepuasan Pelanggan = 1,281 + 0,154
Kualitas Produk + 0,188 Harga + 0,237 Kualitas
Pelayanan + 0,191 Customer Value.
Nilai Konstanta sebesar 1,281 yang artinya
Kepuasan Pelanggan dipengaruhi oleh variabel yaitu
Kualitas Produk, Harga, Kualitas Pelayanan dan
Customer Value, karena bersifat konstan maka
Kepuasan Pelanggan akan meningkat sebesar 1,281.
Nilai Koefisien variabel Kualitas Produk
sebesar 0,154 yang berarti apabila variabel kualitas
produk meningkat sebesar 1 maka Kepuasan
Pelanggan pada Springbed Procella akan meningkat
sebesar 0,154. Nilai Koefisien variabel Harga sebesar
0,188 yang berarti apabila variabel harga meningkat
sebesar 1 maka Kepuasan Pelanggan pada Springbed
Procella akan meningkat sebesar 0,188. Nilai
Koefisien variabel Kualitas Pelayanan sebesar 0,237
yang berarti apabila variabel kualitas pelayanan
meningkat sebesar 1 maka Kepuasan Pelanggan pada
Springbed Procella akan meningkat sebesar 0,237.
Nilai Koefisien variabel Customer Value sebesar
Tabel 3. Uji T
Sumber: Data yang diolah (2021)
independen lebih dari 2, maka digunakan nilai Adjusted
R Square yang berarti 59,8% Kepuasan Pelanggan
dipengaruhi oleh variabel kualitas produk, harga,
kualitas pelayanan dan customer value, sedangkan
41,2% (100% - 59,8%) dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain diluar penelitian ini.
0,191 yang berarti apabila variabel customer value
meningkat sebesar 1 maka Kepuasan Pelanggan pada
Springbed Procella akan meningkat sebesar 0,237.
Uji t melakukan pengujian terhadap koefisien
regresi secara parsial, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui signifikan secara parsial antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil
perhitungan dibandingkan dengan t tabel
menggunakan tingkat kesalahan 0,05 (Ghozali, 2020).
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil
yaitu sebagai berikut: Pada variabel Kualitas Produk
(X1) diperoleh t hitung sebesar 4,207 dengan
signifikasi 0,000 yaitu lebih besar dari t tabel yaitu
1,973 dan Sig < 0,05 berarti variabel Kualitas Produk
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
Kepuasan Pelanggan. Pada variabel Harga (X2)
diperoleh t hitung sebesar 3,255 dengan signifikasi
0,001 yaitu lebih besar dari t tabel yaitu 1,973 dan Sig
< 0,05 berarti variabel Harga berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.
Pada variabel Kualitas Pelayanan (X3) diperoleh t
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 393
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
hitung sebesar 3,455 dengan signifikasi 0,001 yaitu
lebih besar dari t tabel yaitu 1,973 dan Sig < 0,05
berarti variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai f
hitung sebesar 64,962 yang menunjukkan bahwa f
hitung lebih besar dari f table yaitu 2,42 dan signifikan
0,000 < 0,05 yang artinya hipotesis diterima sehingga
dapat dikatakan bahwa variabel Kualitas Produk,
Harga, Kualitas Pelayanan dan Customer Value
berpengaruh secara bersama- sama (simultan)
terhadap Kepuasan Pelanggan pada Springbed
Procella di Palembang.
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan
Pelanggan secara Parsial
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
variabel Kualitas Produk berpengaruh secara
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan pada
Springbed Procella di Kota Palembang dengan
signifikansi pada penelitian ini yaitu sebesar 0,000
yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai koefisien regresi
pada t hitung yaitu sebesar 4,207 dengan signifikasi
0,000 yaitu lebih besar dari t tabel yaitu 1,973 Artinya
Kualitas Produk yang diberikan oleh Springbed
Procella memiliki pengaruh positif terhadap Kepuasan
Pelanggan.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Reni Indriani (2021)
dimana hasil penelitian yang didapatkan bahwa
variabel Kualitas Produk berpengaruh positif dan
Pelanggan. Pada variabel Customer Value (X4)
diperoleh t hitung sebesar 3,349 dengan signifikasi
0,001 yaitu:
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan secara
parsial. Serta menurut Miguna Astuti dan Nurhafifah
Matondang (2020; 6-7) mengemukakan bahwa
kualitas produk dapat menunjukan ukuran tahan lama
produk itu, dapat dipercayainya produk tersebut,
ketepatan produk, kemudahan pengoperasian produk,
dan pemeliharaan serta kelengkapan atribut lain yang
dinilai.
Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan
secara Parsial
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
variabel Harga berpengaruh secara signifikan
terhadap Kepuasan Pelanggan pada Springbed
Procella di Kota Palembang dengan signifikansi pada
penelitian ini yaitu sebesar 0,001 yang lebih kecil dari
0,05 serta nilai koefisien regresi pada t hitung yaitu
sebesar 3,255 dengan signifikasi 0,001 yaitu lebih
besar dari t tabel yaitu 1,973 Artinya Harga yang
diberikan oleh Springbed Procella memiliki pengaruh
positif terhadap Kepuasan Pelanggan.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jackson R.S. Weenas
(2013) dimana hasil penelitian yang didapatkan bahwa
variabel Harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepuasan Pelanggan secara parsial. Serta
menurut Meithiana Indrasari (2019: 48) pengertian
Tabel 4. Uji F
Hal - 394 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
harga disebutkan sebagai nilai relatif dari produk atau
jasa dan bukan indikator pasti dalam menunjukan
besarnya sumber daya yang diperlukan dalam
menghasilkan produk atau jasa.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan secara Parsial
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh secara
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan pada
Springbed Procella di Kota Palembang dengan
signifikansi pada penelitian ini yaitu sebesar 0,001
yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai koefisien regresi
pada t hitung yaitu sebesar 3,455 dengan signifikasi
0,001 yaitu lebih besar dari t tabel yaitu 1,973 Artinya
Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh Springbed
Procella memiliki pengaruh positif terhadap Kepuasan
Pelanggan.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jackson R.S. Weenas
(2013) dimana hasil penelitian yang didapatkan bahwa
variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan secara
parsial. Serta menurut Meithiana Indrasari (2019:62)
Suatu kualitas dikatakan baik jika penyedia jasa
memberikan layanan yang setara dengan yang
diharapkan oleh pelanggan. Dengan demikian,
pencapaian kepuasan pelanggan memerlukan
keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan dan
apa yang diberikan.
Pengaruh Customer Value terhadap Kepuasan
Pelanggan secara Parsial
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
variabel Customer Value berpengaruh secara
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan pada
Springbed Procella di Kota Palembang dengan
signifikansi pada penelitian ini yaitu sebesar 0,001
yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai koefisien regresi
pada t hitung yaitu sebesar 3,349 dengan signifikasi
0,001 yaitu lebih besar dari t tabel yaitu 1,973 Artinya
Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh Springbed
Procella memiliki pengaruh positif terhadap Kepuasan
Pelanggan. Hasil penelitian ini juga didukung dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri Dwi Avriani,
Rosida P.Adam dan Farid (2016) dimana hasil
penelitian yang didapatkan bahwa variabel Customer
Value berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kepuasan Pelanggan secara parsial. Serta menurut
Iwan Kusuma Sihombing dan Ika Sari Dewi
(2019:148) nilai yang dirasakan pelanggan adalah
antara jumlah nilai pelanggan dengan jumlah biaya
pelanggan. Jumlah nilai pelanggan adalah Sekelompok
manfaat yang diharapkan dari produk dan jasa.
Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kualitas
Pelayanan dan Customer Value Terhadap
Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan hasil uji signifikasi secara
simultan pada uji F menyatakan bahwa variabel
Kualitas Produk, Harga, Kualitas Pelayanan dan
Customer Value secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh secara positif terhadap Kepuasan
Pelanggan pada Springbed Procella di Kota
Palembang. Hal ini didapatkan dari hasil signifikansi
yang didapatkan dari uji F yaitu sebesar 0,000 yang
menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan hasil
F hitung sebesar 64,962 > dari F tabel yaitu 2,42.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
peneliti pada bab sebelumnya, terdapat beberapa
kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini
adalah sebagai berikut variabel kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan pada Springbed Procella dengan nilai t
hitung 4,207 > t tabel 1,973 dan nilai signifikansi 0,000
< 0,05. Variabel Harga secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan
pada Springbed Procella dengan nilai t hitung 3,255 >
t tabel 1,973 dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05.
Variabel Kualitas Pelayanan secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan pada Springbed Procella dengan nilai t
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 395
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
hitung 3,455 > t tabel 1,973 dan nilai signifikansi 0,001
< 0,05.
Variabel Customer Value secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan pada Springbed Procella dengan nilai t
hitung 3,349 > t tabel 1,973 dan nilai signifikansi 0,001
< 0,05. Variabel kualitas produk, harga, kualitas
pelayanan dan customer value secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan pada Springbed Procella dengan nilai F
hitung sebesar 64,962 > F tabel 2.42 dan nilai
signifikansi 0,000 < 0,005.
Saran penulis kepada perusahaan PT Kurnia
Persada Mitra Mandiri adalah Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan refrensi bagi PT Kurnia
Persada Mitra Mandiri untuk menerapkan variabel
independen yang memberikan pengaruh terhadap
Kepuasan Pelanggan, PT Kurnia Persada Mitra
Mandiri juga harus dapat mempertahankan apa yang
baik dan memperbaiki kekurangan seperti variabel
harga yang berpengaruh paling kecil pada penelitizn
ini, hal ini disebabkan oleh karakteristik pelanggan
yang lebih dominasi oleh responden yang berusia 26-
35 tahun dan pekerjaan di dominasi oleh karyawan
swasta, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga
Springbed Procella masih tergolong murah dan
mungkin dapat sedikit menaikan harga.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi
masukan bagi PT Kurnia Persada Mitra Mandiri
khususnya pada produk Springbed Procella di kota
Palembang untuk tetap mempertahankan kualitas
produk yang baik, dapat menyeseauikan harga dengan
keinginan pelanggan, mempertahankan kualitas
pelayanan yang baik, sehingga terciptanya penilaian
yang baik dari pelanggan terhadap produk yang
ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Astuti, Miguna. dkk. 2020. Manajemen
Pemasaran UMKM dan Digital Sosial
Media.Yogyakarta: Deepublish
[2] Avriani, Putri. 2016. Farid, Rosida. Pengaruh
Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Menggunakan Springbed Merek
Comforta Di Kota Palu. Palu.
[3] Indrasari, Dr Meithiana. 2019 Pemasaran dan
Kepuasan Pelanggan. Jawa Timur: Unitomo
Press.
[4] Indriani, Reni. 2021. Pengaruh Kualitas
Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan pada
Mebel Springbed Azkar. Bengkulu..
[5] Sa’adah, Lailatus. 2020. Kualitas Layanan,
Harga, dan Citra Merek Serta Pengaruhnya
Terhadap Kepuasan Konsumen. Jombang:
LPPM.
[6] Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2012.
Priciples of Marketing Global 14thedition.
New Jersey: Prentice.
[7] Kotler, Philip and Kevin Lane.Keller. 2012.
Marketing Management. 14th Edition. New
Jersey: Prentice.
Hal - 396 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengaruh Pertumbuhan Usaha, Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2017-2019
Sri Megawati Elizabeth
Universitas Multi Data Palembang
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan usaha, leverage terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019. Populasi yang penelitian adalah sektor properti
selama periode 2017-2019. Metode penentuan sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan beberapa
kriteria yang telah ditentukan oleh penulis maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
79 perusahaan sektor properti. Hasil penelitian secara parsial menyatakan bahwa pertumbuhan usaha dan leverage
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan variabel pertumbuhan usaha dan
leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci : Pertumbuhan usaha, leverage, nilai perusahaan.
Abstract: This study aims to determine the effect of business growth,leverage on firm value in property companies on
the Indonesia Stock Exchange for the period 2017-2019. The method of determining the sample using purposive
sampling with several criteria that have been determined by the author, the number of samples used in this study were
79 property sector companies. The rresults of the study partially state that business growth and leverage have a
positive and significant effect on firm value. Simultaneously,the variabels of business growth and leverage have an
effect on firm value.
Keywords: business growth, leverage, firm value
1. PENDAHULUAN
Sektor konstruksi dan real estate merupakan
sektor yang sangat berperan dalam pemulihan
ekonomi karena memiliki angka pengganda yang
paling tinggi. Sektor ini mampu menciptakan serapan
tenaga kerja yang lebih banyak. Insentif untuk sektor
ini termasuk insentif pajak bagi sektor properti
diberikan pemerintah pada saat pandemi atau bahkan
di tahun-tahun sebelum pandemi dengan tujuan untuk
membantu pemulihan ekonomi. Insentif pajak yang
diberikan oleh pemerintah sudah dimulai sejak tahun
2016 dan meningkat tahun 2019 namun pemanfatan
insentif perpajakan ini tercatat turun karena
berkurangnya pembelian dan pembangunan properti.
Bursa Efek Indonesia mencatatkan sektor
paling baik sepanjang awal tahun 2019 adalah
properti,real estate dan building construction.
Tercatat sektor ini tumbuh hingga 7.37% year to date
tertinggi dari sembilan sektor yang ada di Bursa Efek
Indonesia.Dengan baiknya pertumbuhan dari sektor
ini sehingga menarik investor untuk melakukan
investasi karena berdampak terhadap harga saham
yang akan naik.
Pertumbuhan perusahaan akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan yang baik akan
menunjukkan kemampuannya meningkatkan nilai
perusahaan.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 397
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Leverage merupakan salah satu sumber
keuangan perusahaan. Hutang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan laba karena bisa
menambah modal.
Nilai perusahaan membandingkan harga
saham dengan nilai buku per lembar saham, jika harga
saham berada di atas ataupun dibawah nilai bukunya
maka hal ini akan menjadi pertimbangan bagi inves-
tor untuk memutuskan membeli atau menjual
saham.semakin tinggi harga saham maka nilai
perusahaan semakin meningkat.
2. LANDASAN TEORI
Tujuan utama perusahaan menurut theory
of the firm adalah memaksimumkan kekayaan atau
nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai perusahaan
yang baik akan memberikan sinyal positif bagi
kemakmuran investor.
Teori sinyal MM berasumsi bahwa setiap
orang baik investor maupun manajer memiliki
informasi yang sama tentang prospek suatu
perusahaan yang disebut dengan informasi simetris.
Namun kenyataannya manajer seringkali memiliki
informasi yang lebih baik dibandingkan investor yang
berasal dari luar perusahaan (Brigham dan Hous-
ton,2018).
Teori Pecking Order dapat menggunakan
keputusan pendanaan menggunakan laba ditahan atau
menggunakan hutang. Dalam teori ini memberikan
gambaran bahwa perusahaan lebih mengutamakan
laba ditahan,hutang dan penerbitan saham sebagai
pilihan terakhir (Fauzi dan Suhadak,2015).
2.1 Nilai Perusahaaan (Firm Size)
Nilai perusahaaan disebut juga sebagai nilai
pasar perusahaan yang merupakan harga yang akan
dibayar oleh pembeli apabila perusahaan tersebut
dijual. Apabila harga saham meningkat maka nilai
perusahaan tersebut juga maksimum (Hasnawati,
2005).Nilai saham diukur dengan menggunakan price
book value (PBV) yaitu perbandingan antara harga
penutupan saham perusahaan dengan nilai buku
saham.
Menurut Brigham dan Houston (2018)
beberapa faktor yang umumnya dipertimbangkan
dalam mengambil keputusan mengenai nilai
perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva,
leverage operasi, tingkat pertumbuhan,
profitabilitas,pajak, pengendalian,sikap manajemen,
sikap pemberi pinjaman,perusahaan penilai
kredibilitas,kondisi pasar,kondisi internal perusahaan
dan fleksibilitas keuangan. Sedangkan menurut Chen
(2004) menyebutkan yang bisa mempengaruhi nilai
perusahaan diantaranya adalah capital
structure,firm size, capital expenditure, tax rate,
profitability.
2.2 Pertumbuhan Usaha
Pertumbuhan perusahaan merupakan
pertumbuhan total asset yang akan berhubungan
dengan tingkat profitabilitas perusahaan yang akan
datang.Setiap perusahaan berusaha mencapai
pertumbuhan yang tinggi setiap tahunnya karena
pertumbuhan perusahan memberikan gambaran
perkembangan perusahaan yang terjadi. Menurut
Brigham dan Houstan (2018) menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki pertumbuhan lebih cepat
harus lebih mengutamakan pada modal eksternal.
2.3 Leverage
Hutang merupakan satu cara bagi
perusahaan untuk mencari laba untuk meningkatkan
nilai perusahaan.Perusahaan yang memiliki likuiditas
yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan
dikarenakan mampu mengembalikan hutangnya
dengan lancar.
2.6 Hubungan Antar Variabel
1. Pertumbuhan Usaha Terhadap Nilai
Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan melalui aset
berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi
Hal - 398 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
perusahaan yang berpengaruh pada nilai perusahaan
.Aset perusahaan merupakan aktiva yang digunakan
untuk kegiatan operasional perusahaan sehingga
dapat meningkatkan hasil operasional perusahaan dan
memberikan sinyal positif bagi pihak luar maupun
pihak dalam perushaan. Menurut Syardiana (2015)
pertumbuhan perusahaan akan menghasilkan tingkat
pengembalian yang semakin tinggi karena
pertumbuhan memiliki aspek yang menguntungkan
bagi investor.
H1: Pertumbuhan Usaha berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
2. Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Untuk meningkatkan modal perusahaan bisa
berasal dari hutang bank atau lainnya.Perusahaan
yang banyak melakukan pembiayaan dengan hutang
dapat menurunkan laba. Penurunan laba ini bisa
menurunkan nilai perusahaan karena perusahaan
harus menanggung tingginya biaya bunga yang harus
dipenuhi.
H2: Leverage berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
3. Pertumbuhan Usaha,Leverage terhadap nilai
perusahaan
Untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai
perusahaan salah satu cara yang ditempuh
perusahaan adalah dengan cara mencari modal untuk
meningkatkan laba perusahaan dari hutang (lever-
age). Penjualan yang bagus menghasilkan nilai
perusahaan yang baik. Perusahaan yang memiliki
likuiditas yang baik akan menigkatkan nilai
perusahaan dikarenakan perusahaan dianggap
mampu mengembalikan hutang-hutangnya dengan
lancar.
H3: Pertumbuhan Usaha, Leverage
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2.7 Kerangka Penelitian
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah saham-saham sektor properti yang berjumlah
84 perusahaaan
3.2 Sampel
Metode pemilihan sampel menggunakan
metode non probability sampling dengan teknik
puposive sampling dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2019). Adapun kriteria dalam pengambilan
sampel digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan sektor properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019
2. Perusahaan sektor properti yang memiliki laporan
keuangan yang lengkap selama periode 2017-2019
Tabel 2. Kriteria Pemilihan Sampel
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 399
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
3.3 Definisi Operasional
Berikut definisi operasional yang digunakan
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan
diperoleh hasil signifikan sebesar 0.632 > 0,05 dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
4.1.2. Uji Autokorelasi
Tabel 3.Definisi Operasional
dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel diatas nilai Durbin Watson
sebesar 1.671 dengan jumlah sampel 79, jumlah
variabel (k=2) maka nilai dL= 1.4830 dan dU=
1.5867.Dari hasil tersebut dapat disimpulkan tidak
terjadi autokorelasi.
b. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji diatas dilihat bahwa
nilai tolerance variabel pertumbuhan usaha dan le-
verage >0,1 dan nilai VIF kedua variabel< 10
sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Sumber: Penulis, 2022
Tabel 4. Uji Normalitas
Tabel 5. Uji Autokorelasi
Tabel 6. Uji Multikolinearitas
Tabel 7. Uji Heterokedastisitas
Hal - 400 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Berdasarkan hasil uji statistik dapat dilihat
tingkat signifikan variabel pertumbuhan usaha dan
leverage > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi masalah heterokedastisitas.
4.1.2 Uji Regresi Linear Berganda
Berdasarkan tabel diatas berikut persamaaan
regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Nilai Perusahaan= 20.918 + 1.675 Pertumbuhan
Usaha + 0.386 leverage + e
4.1.3 Uji T
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan sebagai
berikut:
1. Variabel pertumbuhan usaha dengan hasil t hitung
sebesar 0.356 < 1.655 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.02 < 0.05.Artinya bahwa variabel
pertumbuhan usaha secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Variabel leverage dengan hasil t hitung 0.289 <
1.655 dengan tingkat signifikansi 0.04 <
0.05.Artinya bahwa variabel leverage
berpengaruh dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 8. Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 9. Uji Parsial (Uji T)
4.1.3 Uji F
Berdasarkan hasil uji simultan pada tabel
diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Fhitung sebesar
4.198 > 3.11 dengan nilai signifikan sebesar 0.03 <
0.05. Ini berarti bahwa secara simultan variabel
pertumbuhan usaha dan leverage berpengaruh dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Pertumbuhan Usaha
Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil statitik menyatakan
bahwa variabel pertumbuhan usaha berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki
pertumbuhan usaha dengan cepat akan memperoleh
hasil yang baik didalam persaingan dan akan
meningkatkan pangsa pasar. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Gustian (2017) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan.
Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Atika
(2018) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan yang baik akan
memberikan tingkat pengembalian yang semakin
tinggi dan memberikan keuntungan bagi investor.
2. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan
Berdasarkan hasil statistik leverage
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan
yang banyak menggunakan pembiayaan dengan
hutang memiliki kondisi perusahaan yang tidak sehat
sehingga dapat menurunkan laba dan ini akan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena
perusahaan akan menanggung besarnya biaya bunga.
Tabel 9. Uji Simultan (Uji F)
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 401
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal ini tentu berdampak terhadap persepsi
investor terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Dessyana, 2016)
menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan
bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin
meningkat pertumbuhan usaha maka semakin
meningkat nilai perusahaan. Begitu juga dengan
variabel leverage berpengaruh dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Besarnya laba yang
diperoleh dari hutang memiliki risiko yang besar.
Menurut Pecking Order Theory besarnya rasio le-
verage membuat perusahaan harus menanggung
besarnya biaya bunga yang harus dipenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2018.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta.
[2] Chen, L,. Xinlei. 2004. On The Relation
Between The Market To Book Ratio, Growth
Opportunity and Leverage Ratio,
Department of Finance Michigan State
University.
[3] Dessyana, 2016. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Dengan Profitabilitas
Sebagai Variabel Intervening, Tesis
Magister Akuntansi, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
[4] Fauzi, Mohammad Nurdan Suhadak, 2015.
Pengaruh Kebijakan Dividen dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur
Modal dan Profitabilitas. Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 24 No 1.
[5] Gutian, Dani. 2017. Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan, Keputusan Investasi, dan
Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2010-2014). Jurnal Akuntansi,Vol
5(10: 1-26).
[6] Hasnawati Sri,2002,Pengaruh Keputusan
Investasi ,Keputusan Pendanaan dan
Kebijakan Deviden Terhadap Nilai
Perusahaan Publik di Bursa Efek
Indonesia. Disertasi Universitas Padjajaran
Bandung.
[7] Salvatore, Dominick, 2005. Ekonomi
Manajerial dalam Perekonomian Global,
Salemba Empat, Jakarta.
[8] Suryadani, Atika. 2018. Pengaruh
Pertumbuhan Perusahaan,Ukuran
Perusahaan dan Keputusan Investasi
Terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate,
Business Management Analysis Journal
(BMAJ),Vol.1 No.1 Oktober 2018,Universitas
Muria Kudus.
[9] Syardiana,Gita,Ahmad Rodoni dan Zuwesty Eka
Putri.2015. Pengaruh Investment Opportunity
Set, Struktur Modal, Pertumbuhan
Perusahaan dan Return on Asets Terhadap
Nilai Perusahaan .Akuntabilitias.8(1):39-46.
[10] Sugiyono. 2019. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif R&D. Alfabeta,
Bandung.
Hal - 402 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengaruh Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt To Equity
Ratio (DER), Inventory Turnover (IT), Dan Price Earning Ratio (PER)
Terhadap Peringkat Obligasi Korporasi Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2020
Septya Ramadhani1, Ratna Juwita2
Jurusan Manajemen Universitas Multi Data [email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap peringkat obligasi
korporasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2020. Populasi penelitian ini adalah obligasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang terdadftar di Bursa Efek Indoesia Periode 2016-2020 sebanyak 1.126.
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 28
obligasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik dan pengolahan data menggunakan SPSS
21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Equity, Current Ratio, Inventory Turnover berpengaruh
terhadap Peringkat Obligasi. Sedangkan Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio tidak berpengaruh
terhadap Peringkat Obligasi.
Kata kunci: Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory
Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), dan Peringkat Obligasi.
Abstract: This study aims to examine the effect of Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Inventory Turnover (ITO), and Price Earning Ratio (PER) on bond corporate ratings listed on the Indonesia
Stock Exchange (IDX) for the period 2016-2020. The population of this research is bonds issued by companies listed
on the the Indonesia Stock Exchange for the period 2016-2020 as many as 1,126. The sample in this study was
obtained using purposive sampling technique in order to obtain 28 bonds. This study uses logistic regression
analysis techniques and data processing using SPSS 21. The results of this study indicate that Return on Equity,
Current Ratio, Inventory Turnover have an effect on Bond Rating. Meanwhile, Debt to Equity Ratio and Price
Earning Ratio have no effect on Bond Rating.
Keyword: Return on Equity, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover, Price Earning
Ratio, Bond Rating.
1. PENDAHULUAN
Pasar Modal merupakan tempat bertemunya
antara debitur dan kreditur dengan cara
memperjual-belikan sekuritas dalam jangka panjang,
seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Dengan
adanya pasar modal, pihak kreditur dapat memilih
investasi yang memberikan pengembalian paling
menguntungkan. Ada beberapa alternatif dalam
melakukan investasi yang dapat dipilih oleh investor,
salah satu alternatif yang diperjualbelikan di pasar
modal adalah obligasi (Tandelilin, 2017, h.40).
Obligasi merupakan suatu kontrak jangka
panjang dimana pihak debitur menyetujui dalam
melakukan pelunasan bunga dan pokok pinjaman pada
tanggal yang ditetapkan kepada pemegang obligasi.
(Brigham dan Houston, 2018, h.284).
Obligasi Korporasi (Corporate Bonds)
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 403
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.
Obligasi Korporasi memiliki risiko gagal bayar jika
perusahaan swasta atau perusahaan milik pemerintah
mengalami masalah, sehingga perusahaan tersebut
dikatakan tidak mampu untuk melakukan
pembayaran bunga dan pokok seperti waktu yang
telah ditetapkan (Brigham dan Houston, 2018, h.284).
Peringkat obligasi merupakan sebuah
petunjuk dari risiko gagal bayar, peringkat obligasi
memiliki pengaruh secara langsung yang dapat diukur
terhadap tingkat bunga obligasi dan biaya utang
perusahaan. Peringkat obligasi memiliki dua faktor
yang mempengaruhi yaitu faktor kuantitatif dan
kualitatif.
Faktor kuantitatif terdiri dari rasio keuangan
yang menunjukkan kondisi perusahaan di masa lalu,
dimana investor obligasi lebih tertarik mengenai
kondisi perusahaan di masa lalu. Faktor kualitatif
terdiri dari faktor lingkungan hidup, jatuh tempo,
ketentuan jaminan dan lain sebagainya.
Salah satu fenomena yang terjadi di
Indonesia yaitu Pandemi Covid-19 yang
menyebabkan banyak perusahaan kesulitan dalam
mengelola arus kas karena pendapatan yang menurun
drastis. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban utang jangka pendek ketika jatuh tempo
juga menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar
bagi perusahaan yang memiliki surat utang jatuh
tempo.
Ada beberapa perusahaan yang menunda
pembayaran obligasi jatuh tempo, misalnya
perusahaan property PT. Modernland Realty Tbk
(MDLN) yang melakukan penundaan pembayaran
obligasi dengan nilai pokok Rp.150 miliar yang jatuh
tempo pada 7 Juli 2020.
PT.Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
menyampaikan bahwa kemampuan risiko gagal bayar
di industry keuangan Indonesia mengalami
peningkatan akibat pandemic Covid-19
(Cnbcindonesia.com, 2020).
2. LANDASAN TEORI
Pasar modal merupakan pasar untuk
berbagai sarana keuangan jangka menengah dan
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Pasar
modal memiliki fungsi sebagai alat pendanaan dari
perusahaan maupun lembaga dari pemerintah
(Tandelilin, 2017, h.29).
Obligasi adalah surat utang jangka panjang
dimana peminjam dana menyetujui untuk membayar
bunga dan pokok pinjaman pada tanggal yang telah
ditetapkan kepada pemegang obligasi (Hamidah,
2019, h.129).
Peringkat obligasi merupakan suatu penilaian
yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan penerbit obligasi dalam memenuhi
kewajiban dan sebagai alasan investor sebelum
membeli obligasi. Peringkat obligasi terbagi menjadi
dua yaitu investment grade bonds dan non
investment grade.(Brigham dan Houton,2018,h.313).
Return on Equity merupakan rasio yang
digunakan untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari
ekuitas (Sukamulja, 2019, h.99).
Current Ratio merupakan rasio yang
dipergunakan untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban
jangka pendek yang menggunakan aset lancar yang
dimiliki. (Sukamulja, 2019, h. 88).
Debt to Equity Ratio merupakan rasio
leverage untuk mengukur tingkat utang perusahaan
dengan ekuitas. (Sukamulja, 2019, h.93).
Inventory Turnover merupakan rasio
perputaran persediaan yang menunjukkan berapa kali
dana yang ditanam dalam persediaan berputar selama
periode tersebut. (Brigham dan Houston, 2018,
h.132).
Price Earning Ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk menyatakan seberapa banyak
Hal - 404 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
jumlah dana yang dikeluarkan para investor untuk
membayar setiap laba yang dilaporkan. (Hamidah,
2019, h.58).
Signalling Theory atau Teori asimetri
informasi merupakan suatu teori yang digunakan
untuk memprediksi perusahaan yang profitabilitasnya
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel, pengumpulan data bertujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan
menggunakan instrument penelitian dan analisis data
yang bersifat kuantitatif. (Sugiyono, 2019, h. 16).
Dalam penelitian ini, objek penelitiannya
adalah Return On Equity (ROE), Current Ratio
(CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory
Turnover (ITO), dan Price Earning Ratio (PER)
serta pengaruh terhadap peringkat obligasi (Sugiyono,
2019, h.20). Subjek dalam penelitian ini adalah
Obligasi Korporasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016-2020 (Sugiyono, 2019,
h.26).
tinggi akan membayar keuntungan yang tinggi, tetapi
banyak perusahaan yang membayar keuntungan
tinggi ketika tingkat pertumbuhan dan profitabilitas
menurun. (Wiyono dan Kusuma, 2021, h.27).
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
populasi obligasi korporasi yang terdaftar di bursa
efek Indonesia periode 2016-2020 sebanyak 1.126
obligasi perusahaan. sampel yang memenuhi syarat
pada penelitian ini adalah sebanyak 28 jenis obligasi
dari 7 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016-2020.
Jenis data yang digunakan penelitian ini adalah data
sekunder karena sumber data yang digunakan dalam
penelitian berbentuk laporan keuangan tahunan
perusahaan yang diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia yang dilihat dari laporan tahunan masing-
masing variabel periode 2016-2020.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Regresi Logistik
Sumber: Peneliti, 2021
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 405
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 1. Uji Analisis Regresi Logistik
Berdasarkan tabel di atas didapat Persamaan
model regresi logistik yang terbentuk dari hasil uji
Peringkat =
Dari koefisien regresi di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Konstanta bernilai 0.000 ( yang berarti
jika tidak ada variabel Return on Equity, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory
Turnover, dan Price Earning Share maka
peringkat obligasi bernilai 0.000
2. Jika Return on Equity dianggap konstan, maka
kemungkinan peringkat obligasi akan naik dengan
faktor 24670289.21 (
untuk setiap unit kenaikan Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Price
Earning Ratio.
3. Jika Current Ratio dianggap konstan, maka
kemungkinan peringkat obligasi akan naik dengan
faktor 165249.275 ( untuk
setiap unit kenaikan Return on Equity, Debt to
Equity Ratio, Inventory Turnover, dan Price
Earning Ratio.
4. Jika Debt to Equity Ratio dianggap konstan, maka
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
kemungkinan peringkat obligasi akan naik dengan
faktor 0.168 ( untuk
setiap unit kenaikan Return on Equity, Current
Ratio, Inventory Turnover, dan Price Earning
Ratio.
5. Jika Inventory Turnover dianggap konstan, maka
kemungkinan peringkat obligasi akan naik dengan
faktor 1.081 ( untuk
setiap unit kenaikan Return on Equity, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning
Ratio.
6. Jika Price Earning Ratio dianggap konstan, maka
kemungkinan peringkat obligasi akan naik dengan
faktor 0.996 ( untuk
setiap unit kenaikan Return on Equity, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Inventory
Turnover.
4.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall
Model Fit)
Hal - 406 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
pada saat block number 0 yaitu saat variabel
independen Return on Equity, Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Inventory Turnover, dan Price
Earning Ratio belum dimasukkan dalam persamaan
variabel dependennya yaitu peringkat obligasi, nilai -
2 log likelihood sebesar 145.482.
Setelah dimasukkan variabel independen
pada nilai coefficients Return on Equity, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover,
dan Price Earning Ratio iteration maksimum 12
maka nilai -2 log likelihood turun menjadi 34.064. hal
ini menunjukkan signifikan yang berarti penambahan
variabel independen Return on Equity, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover,
dan Price Earning Ratio dapat memperbaiki model
fit dan dikatakan baik.
4.3 Menguji Kelayakan Model Regresi
(Goodness of Fit Test)
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 407
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tabel 3. Menguji Kelayakan Model
Berdasarkan tabel 3 diatas hasil output spss
menunjukkan bahwa nilai Hosmer-Lemeshow
sebesar 0.613 dengan degree of freedom (df) yaitu
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai
Cox dan Snell R Square sebesar 0.549 dan nilai
Nagelkerke R Square pada tabel model summary
sebesar 0.849 yang berarti variabel Return on
Equity, Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Inventory Turnover, dan Price Earning Ratio
mempengaruhi variabel Peringkat Obligasi sebesar
Tabel 5 digunakan untuk menghitung nilai
estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect).
Menurut prediksi, obligasi yang masuk dalam kategori
low investment grade adalah sebanyak 30 obligasi.
Tabel 4. Koefisien Determinasi
7 dan probabilitas signifikan 0.999 yang nilainya diatas
0.05. Dapat disimpulkan bahwa model yang
digunakan variabel Return on Equity, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover,
dan Price Earning Ratio terhadap peringkat obligasi
dapat diterima atau model dikatakan fit.
4.4 Koefisien Determinasi (Nilai Nagelkarke
R Square)
84.9% sedangkan 15.1% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti pada penelitian ini yaitu faktor
kualitatif yang meliputi jatuh tempo, jaminan, suku
bunga dan kupon.
4.5 Matriks Klasifikasi
sedangkan, dalam hasil observasi terdapat 24 obligasi
yang masuk kedalam low investment grade.
Sehingga, ketepatan klasifikasinya adalah sebesar
80%. Sedangkan prediksi obligasi high investment
Tabel 5. Hasil Matriks Klasifikasi
Hal - 408 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
grade sebanyak 108 obligasi, hasil observasi
menunjukkan terdapat 110 obligasi. jadi. ketepatan
klasifikasi sebesar 98.2%. Secara keseluruhan
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan nilai
signifikansi Return on Equity sebesar 0.025 (<0.05)
yang artinya Return on Equity berpengaruh secara
signifikansi terhadap peringkat obligasi. Nilai
signifikansi Current Ratio sebesar 0.042 (<0.05)
yang artinya Current Ratio berpengaruh secara
signifikansi terhadap peringkat obligasi.
Nilai signifikansi Debt to Equity Ratio
sebesar 0.560 (>0.05) yang artinya Debt to Equity
Ratio tidak berpengaruh secara signifikansi terhadap
peringkat obligasi. Nilai signifikansi Inventory Turn-
over sebesar 0.022 (<0.05) yang artinya Inventory
Turnover berpengaruh secara signifikansi terhadap
peringkat obligasi. Nilai signifikansi Price Earning
Ratio sebesar 0.776 (>0.05) yang artinya tidak
berpengaruh secara signifikansi terhadap peringkat
obligasi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut:
Hasil Penelitian pada variabel Return on
Equity (ROE) berpengaruh terhadap peringkat
obligasi korporasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016-2020.
Tabel 6. Menguji Koefisien Regresi
ketepatan klasifikasi adalah 94.3%.
4.6 Menguji Koefisien Regresi (Uji Wald)
Hasil penelitian pada variabel Current Ratio
(CR) berpengaruh terhadap peringkat obligasi
korporasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2016-2020.
Hasil Penelitian pada variabel Debt to
Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap
peringkat obligasi korporasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.
Hasil penelitian pada variabel Inventory
Turnover (ITO) berpengaruh terhadap peringkat
obligasi korporasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016-2020.
Hasil penelitian pada variabel Price Earning
Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap peringkat
obligasi korporasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016-2020.
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk
menambah faktor yang mempengaruhi peringkat
obligasi seperti faktor kuantitatif, rasio keuangan
lainnya yang tidak di teliti di dalam penelitian ini
dan faktor kualitatif, seperti jatuh tempo, jaminan,
suku bunga dan kupon. Serta meningkatkan
jumlah sampel yang diteliti sehingga mendapatkan
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 409
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
data yang lebih baik untuk penelitian.
2. Bagi Perusahaan
Untuk perusahaan disarankan jika perusahaan
dapat meningkatkan dan memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi
seperti faktor kuantitatif yaitu rasio keuangan
Untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik
karena dalam penelitian ini Return on Equity,
Current Ratio, dan Inventory Turnover
berpengaruh terhadap peringkat obligasi
perusahaan. Peringkat obligasi pada perusahaan
baik dapat menyebabkan investor akan melakukan
investasi terhadap obligasi yang diterbitkan.
3. Bagi Pembaca
Untuk pembaca, pada penelitian ini diharapkan
dapat memberikan saran kepada investor untuk
berinvestasi pada obligasi, serta dengan melihat
hasil penelitian ini mendapatkan wawasan .Jika
ingin menginvestasikan modal pada suatu obligasi
dapat dilihat terlebih dahulu peringkat obligasi nya
apakah baik atau buruk. Kemudian, lihat rasio
keuangan terutama Return on Equity, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory
Turnover, dan Price Earning Ratio perusahaan
tersebut apakah besar atau kecil. Dikarenakan
besar kecilnya rasio ini belum mampu
mempengaruhi peringkat obligasi suatu
perusahaan.
4. Bagi Perusahaan
Untuk perusahaan disarankan jika perusahaan
dapat meningkatkan dan memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi
seperti faktor kuantitatif yaitu rasio keuangan
Untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik
karena dalam penelitian ini Return on Equity,
Current Ratio, dan Inventory Turnover
berpengaruh terhadap peringkat obligasi
perusahaan. Peringkat obligasi pada perusahaan
baik dapat menyebabkan investor akan melakukan
investasi terhadap obligasi yang diterbitkan.
5. Bagi Pembaca
Untuk pembaca, pada penelitian ini diharapkan
`dapat memberikan saran kepada investor untuk
berinvestasi pada obligasi, serta dengan melihat
hasil penelitian ini mendapatkan wawasan .Jika
ingin menginvestasikan modal pada suatu obligasi
dapat dilihat terlebih dahulu peringkat obligasi nya
apakah baik atau buruk. Kemudian, lihat rasio
keuangan terutama Return on Equity, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory
Turnover, dan Price Earning Ratio perusahaan
tersebut apakah besar atau kecil. Dikarenakan
besar kecilnya rasio ini belum mampu
mempengaruhi peringkat obligasi suatu
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F 2018,
Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta
[2] Hamidah 2019, Manajemen Keuangan,
Mitra Wacana Media, Jakarta
[3] Market - CNBC Indonesia TV, CNBC
Indonesia. 2020, Waspada Gagal Bayar Surat
Utang,16 Korporasi di Downgrade, Diakses
dari: https://www.cnbcindonesia.com/market/
20200824143641-19-181544/waspada-gagal-
bayar-surat-utang16-korporasi-di-downgrade
[4] Sugiyono 2018, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Jakarta
[5] Sukamulja, Sukmawati 2019, Analisis
Laporan Keuangan, Andi, Yogyakarta.
[6] Tandelilin, Eduardus, 2017, Pasar Modal
Manajemen Portofolio & Investasi, PT
Kanisius, Yogyakarta.
[7] Wiyono, Gendro dan Kusuma, Hadri. 2017.
Manajemen Keuangan Lanjutan
Berbasis Corporate Value Creation Edisi
Kesatu. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
Hal - 410 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
1.Artikel yang akan dipublikasi dalam jurnal ini merupakan hasil
penelitian, dan pengembangan atau usulan gagasan baru yang berhubungan
dengan bidang manajemen, akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan.
2.Artikel yang diterima penyunting ditulis dalam bahasa Indonesia baku
atau bahasa Inggris dan tidak sedang dikirimkan ke jurnal/terbitan
lain serta belum dipublikasikan dalam jurnal lain.
3.Naskah diketik dengan komputer menggunakan Microsoft Word, di atas
kertas ukuran A4, 2 kolom, spasi 1,5, jenis huruf Times New Roman
dengan ukuran 11 point. Naskah dapat dikirim dalam bentuk file.
Panjang artikel sekitar 12-20 halaman termasuk daftar pustaka dan
lampiran.
4.Judul Artikel harus mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas,
dengan menggunakan kata-kata yang tepat, jelas dan mengandung unsur-
unsur yang akan dibahas. Ukuran huruf untuk judul adalah Times New
Roman 16 point bold (huruf besar). Nama penulis ditulis di bawah judul
sebelum abstrak tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun,
asal lembaga tempat penulis bernaung dan alamat email untuk korespondensi
dengan ukuran 11 point bold.
5.Sistematika Penulisan
a.Artikel Hasil Penelitian
i. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak secara ringkas memuat uraian mengenai masalah dan
tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian.
Panjang abstrak 50-75 kata yang disusun dalam satu paragraf
dengan ukuran 10 point Times New Roman. Kata kunci terdiri
dari 3-5 kata, yakni istilah yang mewakili ide-ide atau
konsep dasar yang dibahas dalam artikel.
ii. Pendahuluan
Berisi permasalahan penelitian, batasan masalah penelitian,
serta tujuan dan manfaat penelitian.
iii.Landasan Teori
Berisi rancangan penelitian atau desain penelitian, sasaran
dan target penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis.
iv. Metode Penelitian
Berisi rancangan penelitian atau desain penelitian, sasaran
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 411
dan target penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis.
v. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi hasil analisis data, pengujian hipotesis, menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian, temuan-temuan, dan
menginterpretasikan temuan-temuan.
vi. Simpulan dan Saran
Berisi ringkasan dan penegasan penulis mengenai hasil penelitian
dan pembahasan. Saran dapat berisi tindakan praktis, pengembangan
teori baru dan penelitian lanjutan.
vii.Daftar Pustaka
Diutamakan apabila sumber pustaka atau rujukan berasal dari
lebih satu sumber seperti buku, jurnal, makalah, internet, dan
lain-lain.
b.Artikel Konseptual atau non penelitian
i. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak adalah ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara
padat bukan komentar atau pengantar penulis. Panjang abstrak
50-75 kata yang disusun dalam satu paragraf dengan ukuran huruf
10 point Times New Roman. Kata kunci terdiri dari 3-5 kata,
yakni istilah yang mewakili ide-ide atau konsep dasar yang
dibahas dalam artikel.
ii. Pendahuluan
Menguraikan hal-hal yang menarik perhatian pembaca, memberikan
konteks bagi permasalahan yang akan dibahas, serta tujuan
pembahasan.
iii.Pembahasan
Berisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, dan pendirian
penulis mengenai masalah yang dibahas.
iv. Penutup atau Simpulan
Berisi penegasan sikap penulis atas masalah yang dibahas.
v. Daftar Pustaka
Diutamakan apabila sumber pustaka atau rujukan berasal dari
lebih satu sumber seperti buku, jurnal, makalah, internet, dan
lain-lain.
6.Tabel/gambar sebaiknya diletakkan pada halaman tersendiri, umumnya
diakhir teks. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di dalam teks
tempat pencantuman tabel atau gambar. Setiap tabel dan gambar diberi
nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel dan gambar, serta
dilengkapi dengan sumber kutipan.
7.Daftar pustaka disusun menurut alphabet penulis atau nomor urut.
Urutannya dimulai dengan penulisan nama penulis, tahun, judul, penerbit,
Hal - 412 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
dan kota terbit. Nama penulis mendahulukan nama keluarga atau nama
dibalik, tanpa gelar. Untuk kutipan dari internet berisi nama penulis,
judul artikel, alamat website dan tanggal akses.
8.Sumber kutipan dalam teks ditulis diantara kurung buka dan kurung
tutup yang berisi nama akhir penulis, tahun, dan nomor halaman bila
perlu.
Contoh :
a. Kutipan berasal dari satu sumber dan satu penulis: (Hendra, 2008:22).
b. Kutipan berasal dari satu sumber dan dua penulis: (Ely dan Thomas,
2001), bila lebih dari dua penulis (Jensen,et.all, 2007) atau
(Mulyadi, dkk, 2009).
c. Kutipan berasal dari dua sumber dengan penulis yang berbeda: Hendra,
2008 dan Mulyadi, 2009).
d. Kutipan berasal dari dua sumber dengan penulis yang sama: (Hendra,
2008, 2010), jika tahunnya sama (Hendra 2008a, 2008b).
e. Kutipan berasal dari institusi: (BPS, 2009).
9.Daftar pustaka ditulis menurut urutan alphabet sesuai dengan nama
akhir penulis tanpa gelar akademik, baik penulis asing maupun penulis
Indonesia.
Contoh:
a. Satu Pengarang
Becker, Gary S. 1993, Human Capital, A Theoritical and Empirical
Analysis with Special Reference to Education, Third Edition,
Chicago: The University of Chicago Press.
b. Dua Pengarang
Van Horne, J. and J. M. Wachowicz. 1997, Fundamentals of Financial
Management, Eleventh Edition, USA: Prentice Hall Inc.c. Referensi
Jurnal/Majalah Ilmiah.
c. Referensi Jurnal/Majalah Ilmiah
Garbarino, E. and M.S. Johnson. 1999, “The Different Roles of
Satisfaction , Trust, and Commitment in Customer Relationships”,
Journal of Marketing, Vol 63, p.70-87.
d. Referensi dari Institusi
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1994, “Standar Profesional Akuntan
Publik”, Jakarta, Devisi Penerbitan IAI.
e. Referensi dari Makalah/Proceeding
Mayangsari, Sekar, dan Murtanto. 2002, “Reaksi Pasar Modal Indonesia
Terhadap Pembentukan Komite Audit”, Proceeding Simposium Surviving
Strategies to Cope With the Future , Fakultas Ekonomi Universitas
Atma Jaya Yogyakarta (FE UAJY), Yogyakarta.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 413
f. Referensi dari Situs Internet
Sulistyanto, H. Sri. 2003, ”Good Corporate Governance: Bisakah
Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat?,”http://artikel.us/
sulistyanto1.html, diakses pada 29/08/2007.
10. Isi tulisan bukan tanggung jawab penyunting. Penyunting berhak
mengedit redaksionalnya tanpa mengubah arti. Naskah yang tidak
memenuhi syarat atau yang tidak akan diterbitkan tidak dikembalikan
kecuali ada permintaan dari penulis.
11. Redaksi berhak menentukan naskah yang akan diterbitkan di jurnal.
Hal - 414 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
INDEKS PENYUNTING/MITRA BESTARI
Betri Sirajudin adalah dosen tetap pada Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadyah
Palembang. Pendidikan sarjana akuntansi
diperolehnya dari Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadyah Palembang tahun 1994.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) diperoleh
dari Universitas Sriwijaya tahun 2007.
Sedangkan pendidikan pascasarjana dalam
bidang ilmu ekonomi kajian utama akuntansi
umum diperoleh dari PPS Universitas Sriwijaya
tahun 2008.
Kamaludin adalah Guru Besar tetap Fakultas
Ekonomi Universitas Bengkulu dengan bidang
keahlian manajemen keuangan dan stratejik.
Pendidikan magister diperolehnya dari Program
Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang
tahun 1995. Sedangkan pendidikan doktoral
diperolehnya dari Program Pascasarjana
Universitas Padjadjaran Bandung tahun 2005
dalam bidang ilmu manajemen keuangan. Saat
ini aktif menulis artikel ilmiah dibeberapa jurnal
baik dalam dan luar negeri, beberapa buku yang
sudah diterbitkan antara lain : Manajemen
Keuangan, Teori dan Aplikasi, 2011;
Manajemen Keuangan Perusahaan, 2009;
Manajemen Keuangan Keputusan Jangka
Pendek, 2002.
Yulizar Kasih adalah dosen tetap Program Studi
Manajemen STIE Multi Data Palembang.
Pendidikan Sarjana Ekonomi (Manajemen)
diselesaikannya pada tahun 1990 dari Fakultas
Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang.
Pendidikan pascasarjana (M.Si) diperoleh dari
Program Pascasarjana Universitas Andalas
pada tahun 1998 dengan mengambil bidang
Perencanaan Pembangunan. Kemudian pada
tahun 2008 memperoleh gelar doctor (Dr.) dari
Program Pascasarjana Universitas Andalas
Padang dengan spesialisasi Micro Finance.
Saat ini mengasuh mata kuliah Pembiayaan
Usaha Kecil dan Mikro dan Kewirausahaan.
Sri Rahayu adalah dosen tetap Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah
Palembang (UMP). Pendidikan Sarjana
Ekonomi diselesaikannya pada tahun 1991 dari
Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.
Pendidikan pascasajana diperoleh dari Program
Magister Manajemen UNSRI pada tahun 1998
dengan mengambil bidang Manajemen
Keuangan. Sedangkan pendidikan strata 3
(program doktor) diperoleh dari Program
Pascasarjana Universitas Pancasila Jakarta
pada tahun 2010.
Zakaria Wahab adalah dosen tetap pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sriwijaya Palembang.
Pendidikan sarjana diperoleh dari Universitas
Sriwijaya Tahun 1983 dan pascasarjana
diperoleh dari Universitas Padjadjaran Bandung
pada tahun 2008. Saat ini aktif mengajar pada
Program Studi Manajemen dengan mengampu
mata kuliah Manajemen Pemasaran,
Manajemen Strategik, dan Kewirausahaan.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 415
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
ABSTRAK
JURNAL FORUM BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
VOLUME 11 NOMOR 1, 2021
Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Laba Rugi Operasi Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Doni Pramana1, Bakti Setyadi2
Program Pascasarjana, Universitas Bina Darma Palembang
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 12 Palembang
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan laba rugi operasi perusahaan
terhadap manajemen laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
parsial maupun secara simultan. Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan makanan dan minuman di Indonesia
yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2019 sebanyak 17 perusahaan yang diambil secara metode slovin. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yang datanya diambil secara
sekunder melalui www.idx.co.id dan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial
dengan alat uji SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019 bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, laba
rugi operasi perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba, dan ukuran perusahaan serta laba rugi operasi
perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Laba Rugi Operasi Perusahaan, Manajemen Laba.
Abstract: The purpose of this research is to analyze the result of size company and the company’s operating profit
and loss on the length oftheearnings management on food and beverage companies listedinIndonesia Stock
Exchangepartially andsimultaneously. The population inthis research werefood and beverage companies listedon
the Indonesia Stock Exchangein the year2017-2019as many as17companiesweretaken by slovin methods. Data
collection method used in this study is method documentation secondary data taken through www.idx.co.id and
analyzed using descriptive statistical analysis and inferential statistical analysis with SPSS version 25. The results
showed the food and beverage companies listedin Indonesia Stock Exchange in 2017-2019 that size company has
not influence to earnings management, the company’s operating profit and loss has influence to the earnings
management, and size company and also the company’s operating profit and loss has influence with earnings
management.
Keywords: Size Company, Company’s Operating Profit and Loss, Earnings Management.
Hal - 416 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 417
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengaruh Motivasi Intrinsik,Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia)
Fitriyanti Marditia S ¹~ , Nurhadi ²~
¹Program Studi Administrasi Bisnis, UPN “Veteran”, Surabaya, Jawa Timur
²Program Studi Administrasi Bisnis, UPN “Veteran”, Surabaya, Jawa Timur
Email: ¹[email protected], ² [email protected]
Abstract: This study aims to analyze the effect of intrinsic motivation, compensation and work environment
simultaneously and partially on employee performance. The sample used in this study were 95 respondents using
cluster sampling technique and using Multiple Linear Regression analysis technique. The result is that intrinsic
motivation, compensation and work environment variables simultaneously affect employee performance. Partial
testing of intrinsic motivation and compensation variables has a positive and significant effect on employee
performance. While the partial test of the work environment variable has no significant positive effect on the
performance of employees of PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia.
Keyword: Intrinsic Motivation, Compensation, Work Environment, Employee Performance
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi intrinsik, kompensasi dan lingkungan kerja
secara simultan dan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 95
karyawan menggunakan teknik cluster sampling dan menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda. Hasilnya
variabel motivasi intrinsik, kompensasi dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Pengujian secara parsial variabel motivasi intrinsik dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Sedangkan pengujian secara parsial variabel lingkungan kerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
kinerja karyawan PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia.
Kata kunci: Motivasi Intrinsik, Kompensasi, Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan
Pengaruh Harga Karet Dunia Dan Harga Kelapa Sawit Dunia Terhadap Perkembangan Nilai Ekspor
Sumatera Selatan
Muhammad Bahrul Ulum
Fakultas Ekonomi Universitas Indo Global Mandiri
Ayu Geby Gisela Syaputri
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga karet dunia dan harga kelapa sawit dunia terhadap
perkembangan nilai ekspor Sumatera Selatan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Badan
Pusat Statistik periode Januari 2019-Desember 2020, metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa harga karet dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perkembangan nilai ekspor Sumatera Selatan, sedangkan harga kelapa sawit dunia berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap perkembangan nilai ekspor Sumatera Selatan.
Kata kunci: Nilai Ekspor, Harga Karet, Harga Kelapa Sawit.
Abstract: This study aims to determine the effect of world rubber prices and world palm oil prices on the development
of the export value of South Sumatra. The data used is secondary data sourced from Badan Pusat Statistik for the
Hal - 418 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
period January 2019-December 2020, the analysis method used is multiple linear regression analysis. Based on the
results of the analysis, it is concluded that the world rubber price has a positive and significant effect on the
development of the export value of South Sumatra, while the world price of palm oil has a negative and insignificant
effect on the development of the export value of South Sumatra.
Keywords: Export Value, Rubber Price, Palm Oil Price
Identifikasi Karakteristik Briket Arang Kelapa Yang Diminati Pasar Arab Saudi Dan Prosedur Ekspornya
Teti Haryati1, Irham Amir2
1,2Institut Agama Islam Tazkia
Email: [email protected]
Abstract: This study aims at Identifying the coconut shell charcoal briquette product specifications needed by the
Saudi Arabian retail market are in accordance with the characteristics of the briquette products offered in
Indonesia, identifying the potential demand for coconut shell charcoal briquettes in the retail market in Saudi
Arabia. Also, analyzing the export procedure of Indonesian - Saudi Arabia coconut shell charcoal briquettes. The
research method applied in this research uses a descriptive qualitative approach. According to Darmadi (2013),
the research method is a scientific way to obtain data for specific uses. The scientific way means that research
activities are based on scientific characteristics, namely rational, empirical, and systematic. The author observes
the characteristics of briquettes in Saudi Arabia by identifying and interviewing retail and wholesale briquette
sellers. The author found several core criteria that standardize briquette products favored by consumers in Saudi
Arabia.The author conducts research on the character of briquette products in the Saudi Arabian market and
provides advice to Indonesian briquette entrepreneurs to adjust their briquette product standards in order to enter
the Saudi Arabian market, and suggests further research should focus on broader research areas in the Middle East.
Keywords: Export, International business, product characteristics, coconut charcoal briquettes, Export procedure,
Saudi Arabia.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi spesifikasi produk briket arang tempurung kelapa yang
dibutuhkan oleh pasar ritel Arab Saudi sesuai dengan karakteristik produk briket Indonesia, mengidentifikasi potensi
permintaan briket arang tempurung kelapa di pasar ritel di Arab Saudi. Pihaknya juga menganalisis prosedur ekspor
briket arang tempurung kelapa Indonesia - Arab Saudi. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Darmadi (2013) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
memperoleh data untuk kegunaan tertentu. Cara ilmiah artinya kegiatan penelitian yang dilandasi oleh sifat-sifat
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Penulis mengamati karakteristik briket di Arab Saudi dengan
mengidentifikasi dan mewawancarai penjual briket eceran dan grosir. Penulis menemukan beberapa kriteria inti yang
menjadi standarisasi produk briket yang disukai konsumen di Arab Saudi. Penulis meneliti karakter produk briket di
pasar Arab Saudi dan memberikan saran kepada pengusaha briket Indonesia untuk menyesuaikan standar produk
briket mereka untuk memasuki pasar Arab Saudi dan menyarankan agar penelitian lebih lanjut harus fokus pada wilayah
penelitian yang lebih luas di Timur Tengah ..
Kata kunci: Ekspor, Bisnis Internasional, Karakteristik Produk, Briket Arang Kelapa, Prosedur Ekspor, Arab Saudi.
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 419
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Entrepreneurial Marketing Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UMKM Di Palembang
Retno Budi Lestari, Herry Widagdo
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MDP
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak: Konsep entrepreneurial marketing atau pemasaran kewirausahaan adalah sebuah sebuah pendekatan yang
dapat diterapkan pada UMKM yang memiliki keterbatasan sumber daya sebagai strategi pemasaran yang efektif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dimensi pemasaran kewirausahaan yang terdiri dari orientasi
pasar, orientasi konsumen, orientasi kewirausahaan dan orientasi inovasi terhadap kinerja UMKM di Palembang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling sebanyak 100 responden dari pemilik UMKM
di Palembang. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel
orientasi pasar, orientasi konsumen dan orientasi inovasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM,
sedangkan variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM.
Kata kunci: Orientasi Pasar, Orientasi Konsumen, Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Inovasi, Entrepreneurial
Marketing dan Kinerja UMKM
Abstract: The concept of entrepreneurial marketing is a marketing strategy approach that can be applied
effectively in SME’s which have limited resources. This study aims to analyse the effect of entrepreneurial marketing
consist of market orientation, customer orientation, entrepreneurial orientasion and innovation orientation to
SME’s performance in Palembang. Respondents in this study are 100 SME’s owner in Palembang. Sampling method
uses nonprobability sampling with accidental sampling technique. Data analysis using multiple regression and the
result shows that market orientation, customer orientation and innovation orientation does not have signicance
effect on SME’s Performance,while entrepreneur orientation have significant effect on SME’s Performance.
Keywords: Market orientation, customer orientation, entrepreneur orientation, innvoation orientation, entrepreneurial
marketing and SME’s Performance
Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Brand Awareness Sebagai Mediasi Pada Konsumen
E-Commerce Shopee
Viola Fionita Tesalonika Amba1, Sisnuhadi2
1,2 Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta
Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of promotion on purchasing decisions, the effect of
brand awareness on purchasing decisions, the effect of promotion on brand awareness and the effect of promotion
on purchasing decisions through brand awareness as a mediating variable. This type of research is quantitative.
The sampling technique used purposive sampling. The sample used was 100 respondents. Data obtained using data
collection techniques using a questionnaire (questionnaire) then processed using the smart PLS 3.0 program with
path analysis techniques. The results of this study indicate that promotion has a significant positive effect on
purchasing decisions, brand awareness has a significant positive effect on purchasing decisions, promotion has a
significant positive effect on brand awareness and promotion has a significant positive effect on purchasing
decisions through brand awareness as a mediating variable. The results showed that hypothesis 1, hypothesis 2,
hypothesis 3 and hypothesis 4 support the research.
Hal - 420 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Peran Profitabilitas Dalam Memoderasi Hubungan Antara Kualitas Audit Serta Alokasi Pajak Antar Periode
Terhadap Kualitas Laba Entitas Perusahaan
Pardomuan Ritonga
Institut Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlan, Jakarta
Email: [email protected]
Abstract: This research is aim to analyze the influence of audit quality and Allocation of Inter-period Tax on the
firm’s profitability and implications with earnings quality. This type of research is quantitative. The research
population is sub-sectors of finance company listed in the Indonesia Stock Exchange in 2015-2019. The sampling
method using purposive sampling technique is counted 16 companies. The method of analysis using linear
regression analysis and sobel test. These results indicate that audit quality and Allocation of Inter-period Tax have
significant effect simultaneously on the profitability of firms as long as audit quality and Allocation of Inter-period
Tax have no significant effect simultaneously on the earnings quality. The partial test results showed that audit
quality has effect while Allocation of Inter-period Tax has no effect to the profitability of firms. However, audit
quality and Allocation of Inter-period Tax have no indirect effect to the earnings quality through profitability of
firms
Keywords: Audit quality, allocation of inter-period tax, profitability, earnings quality value
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas audit dan Alokasi Pajak Antar Masa terhadap
profitabilitas perusahaan dan implikasinya terhadap kualitas laba. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi
penelitian adalah sub sektor perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. Metode
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 16 perusahaan. Metode analisis menggunakan
analisis regresi linier dan uji sobel. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas audit dan Alokasi Pajak Antar Masa berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan selama kualitas audit dan Alokasi Pajak Antar Masa tidak
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kualitas laba. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa
kualitas audit berpengaruh sedangkan Alokasi Pajak Antar Masa tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Namun, kualitas audit dan Alokasi Pajak Antar Masa tidak berpengaruh tidak langsung terhadap kualitas laba melalui
profitabilitas perusahaan
Kata kunci: Kualitas pemeriksaan, alokasi pajak antar periode, profitabilitas, nilai kualitas laba
Keywords: promotion, brand awareness and purchase decisions
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian,
pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian, pengaruh promosi terhadap brand awareness dan pengaruh
promosi terhadap keputusan pembelian melalui brand awareness sebagai variabel mediasi. Jenis penelitian ini yakni
kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 100
responden pelanggan Shopee di Yogyakarta. Data diperoleh menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan
kuesioner (angket) kemudian diolah menggunakan program smart PLS 3.0 dengan teknik analisis jalur. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa promosi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian, brand awareness
berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian, promosi berpengaruh positif signifikan terhadap brand
awareness dan promosi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian melalui brand awareness sebagai
variabel mediasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3 dan, hipotesis 4 mendukung
penelitian.
Kata kunci: promosi, brand awareness dan keputusan pembelian
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 421
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahan, Dan Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi Yang Terdaftar
Di BEI (Bursa Efek Indonesia)
Sri Megawati Elizabeth
Universitas Multi Data Palembang
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh Struktur Modal,Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap
Peringkat Obligasi Korporasi yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Populasi dalam penelitian ini adalah obligasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tercantum di dalam Indonesian Bond Market Directory (Bond Book) sebanyak
771 obligasi. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampel sehingga sampel
yang diperoleh sebanyak 36 obligasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik biner dan pengolahan
data menggunakan SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Stuktur Modal dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Peringkat Obligasi. Sedangkan Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.
Kata kunci: Struktur Modal, Ukuran Perusahaan , Profitabilitas dan Peringkat Obligasi
Abstract: This research aims to examine the effect of capital structure, company size and profitability on bond
coporate rating listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange) for the period of 2015-2019. The population in this
research were 771 bonds issued by companies listed in the Indonesian Bond Market Directory (Bond Book).
Purposive sampling method was used in this research to determine
the sample, hence there were 36 bonds selected. This research used binary logistic regression
analysis techniques and processing data used SPSS 23. The results of this research indicate that capital structure
and company size were effecting the bond rating. Meanwhile, profitability has no effect on Bond Rating.
Keywords: capital structure, company size , profitability and Bond Ratings
“Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Asuransi Bumiputera
Cabang Sekip Kota Palembang”
MA. Baidowi
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti
Abstract: This study aims to determine: (1) the influence of the work environment and work stress on employee
performance at Bumiputera Insurance Sekip Branch Palembang City (2) the effect of the work environment on employee
performance at Bumiputera Insurance Sekip Branch Palembang (3) the effect of work stress on employee performance
on Bumiputera Insurance Sekip Branch Palembang City. This research includes research using a quantitative
approach. The population in the study were 35 employees of Bumiputera Insurance Sekip Branch, Palembang City. The
sampling technique used is a saturated sample where all members of the population are sampled. Data were collected
by using a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The data analysis technique used is multiple
regression. From the results of the analysis conducted, it was found that there was a significant relationship and
influence between the Work Environment and Work Stress simultaneously on improving employee performance. The
influence of the work environment and work stress simultaneously on improving the performance of Bumiputera
Insurance, Sekip Branch, Palembang City is 23.6%. While the remaining 76.4% is influenced by other variables not
examined in this study such as competence, rewards, leadership style and so on.
Hal - 422 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Tinjauan Atas Implementasi Dalam Pengungkapan Integrated Reporting Di Indonesia
Luk Luk Fuadah, Umi Kalsum
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Palembang, Indonesia
[email protected], [email protected]
Abstrak
Paper ini menyajikan review atas penelitian yang membahas mengenai integrated reporting di Indonesia.
Tujuanya adalah untuk mengindentifikasi dan memahami penelitian sebelumnya mengungkapkan hal yang penting
dalam pengungkapan integrated reporting. Teori yang digunakan dari penelitian sebelumnya adalah teori agensi, teori
legitimacy, teori pemangku kepentingan, Diffusion of innovation theory, new institutional theory, teori sinyal,
impression management theory. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Kebanyakan
penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif dengan regresi dibandingkan metode kualitatif dengan
content analysis. Faktor-faktor yang memengaruhi integrated reporting antara lain anggota dewan independen,
ukuran dewan, board gender, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, profitabilitas , kepemilikan institusional,
auditor eksternal, Komite audit, rapat komite audit, tekanan stakeholder, Frekuensi pertemuan komite audit, proporsi
komisaris independen, keahlian komite audit, kepemilikan asing yang menunjukkan hasil yang bervariasi.
Keywords: Integrated reporting, content analysis, studi kasus, Indonesia
This paper presents a review of research that discusses integrated reporting in Indonesia. The aim is to
identify and understand previous research that reveals what is important in the disclosure of integrated reporting. The
theory used from previous research is agency theory, legitimacy theory, stakeholder theory, diffusion of innovation
theory, new institutional theory, signal theory, impression management theory. The research method used is
quantitative and qualitative methods. Most previous studies used quantitative methods with regression compared to
qualitative methods with content analysis. Factors that affect integrated reporting include independent board
members, board size, board gender, company size, institutional ownership, profitability, institutional ownership,
external auditors, audit committee, audit committee meetings, stakeholder pressure, frequency of audit committee
meetings, proportion of commissioners independent, audit committee expertise, foreign ownership showing varying
results.
Keywords: Integrated reporting, content analysis, case studies, Indonesia
Keywords: Work Environment, Work Stress, Employee Performance
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja
karyawan pada Asuransi Bumiputera Cabang Sekip Kota Palembang (2) pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan pada Asuransi Bumiputera Cabang Sekip Kota Palembang (3) pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan
pada Asuransi Bumiputera Cabang Sekip Kota Palembang. Penelitian ini termasuk penelitian dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian sebanyak 35 orang karyawan Asuransi Bumiputera Cabang Sekip
Kota Palembang. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi berganda. Dari hasil analisis yang dilakukan ditemukan adanya hubungan dan pengaruh
yang signifikan antara Lingkungan Kerja dan Stres Kerja secara simultan terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja secara simultan terhadap peningkatan kinerja Asuransi Bumiputera Cabang
Sekip Kota Palembang adalah 23,6%. Sedangkan sisanya 76,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini seperti kompetensi, imbalan, gaya kepemimpinan dan lain sebagainya.
Kata kunci: Lingkungan Kerja, Stres Kerja, Kinerja Karyawan
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 423
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Kepercayaan Dan Fitur Layanan Terhadap Tingkat Kepuasan
Pelanggan Dalam Menggunakan E-Money Di Kota Palembang
Nyimas Artina
Universitas Multi Data Palembang
Abstract: This study aims to determine the perception of benefits, perceptions of convenience, trust and service
features that individually and simultaneously affect the level of customer satisfaction using E-Money in the people
of Palembang City. This research was conducted with quantitative methods, data processing was carried out using
the SPSS version 25 application. The population was people in the Palembang City area who knew E-Money. The
sampling technique of this study used a non-probability sampling technique. This study used a sample of 100 people.
This study uses multiple linear regression analysis as a method of data analysis. The results of the analysis in this
study explain that the perception of benefits, perceived convenience, trustworthiness and service features positively
and significantly and simultaneously affects the level of customer satisfaction using E-Money in Palembang City.
Keywords: interest in using; perceived benefits; perception of convenience; trust; service features
Abstrak: Penelitian ini memiliki tujuan guna mengetahui persepsi manfaat, persepsi kemudahan, kepercayaan dan fitur
layanan berpengaruh secara individual dan secara simultan terhadap tingkat kepuasan pelanggan menggunakan
E-Money pada masyarakat di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Populasinya ialah masyarakat di wilayah Kota Palembang yang
mengetahui E-Money. Teknik sampling penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling. Penelitian ini
menggunakan sampel yang berjumlah 100 orang. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda
sebagai metode analisis data. Hasil analisis pada penelitian ini menerangkan bahwa persepsi manfaat, persepsi
kemudahan, kepercayaan dan fitur layanan secara positif dan signifikan serta secara simultan mempengaruhi tingkat
kepuasan pelanggan menggunakan E-Money di Kota Palembang.
Kata kunci: minat menggunakan; persepsi manfaat; persepsi kemudahan; kepercayaan; fitur layanan
Faktor-Faktor Determinan Kualitas Audit
Muhsin
Akuntansi, FEB UNTAN
University of Tanjungpura
Abstract: This study aims to analyze the effect of the auditor’s spiritual intelligence variable, auditor’s moral reasoning
on audit quality with auditor’s work experience as a moderating variable. Research sampling is an auditor who is
assigned to the Prov. West Kalimantan, Indonesia, purposive sampling method provided that you have experience as
an auditor of local government financial reports. Research data analysis using the WarpPLS 7.0 tool. The research
resulted in auditor’s spiritual intelligence, auditor’s moral reasoning on audit quality with auditor’s work experience as
a moderating variable is accepted.
Keywords: audit quality, auditor moral reasoning, auditor spiritual intelligence, attribution theory.
Abstrak: Penelitian memiliki maksud menganalisis pengaruh variabel kecerdasan spiritual auditor, moral reasoning
Hal - 424 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
auditor terhadap kualitas audit, pengalaman kerja auditor digunakan sebagai variabel moderasi. Sampeling riset adalah
auditor yang bertugas pada Inspektorat Prov. Kalimantan Barat, Indonesia, metode purposive sampling dengan syarat
sudah berpengamalan sebagai auditor laporan keuangan Pemda. Analisis data riset menggunakan piranti WarpPLS 7.0.
Riset menghasilkan kecerdasan spiritual auditor, moral reasoning auditor terhadap kualitas audit dengan pengalaman
kerja auditor sebagai variabel moderasi adalah diterima.
Kata kunci: kualitas audit , moral reasoning auditor, kecerdasan spiritual auditor, teori atribusi.
Pelayanan Berbasis Aplikasi Passport Reservation Online
Sri Syabanita Elida1
Ul Qadri2
Mutiara Putri Nikita Lubis3
Jurusan Administrasi Bisnis - Politeknik Negeri Pontianak1)[email protected]; 2)[email protected]; 3)[email protected]
Abstrak: Menganalisis dan mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat pada pelayanan berbasis aplikasi Paspport Res-
ervation Online (Pro) di Kantor Imigrasi Kelas I Pontianak menjadi tujuan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif dengan metodologi kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan
kepada responden yang berjumlah 30 orang. Hasil analisis menyimpulkan bahwa Indeks SKM (Survei Kepuasan
Masyarakat) pada Pelayanan Berbasis Aplikasi Pro di Kantor Imigrasi Kelas I Pontianak baik dalam pelaksanaannya.
Responden yang pada dasarnya mengetahui tentang pelayanan yang diberikan Kantor Imigrasi Kelas I Pontianak
menilai bahwa aplikasi tersebut telah memperbaiki pelayanan yang ada terutama dalam urusan pengambilan nomor
antrian yang kini menjadi lebih cepat dan mudah untuk dipahami. Inovasi yang telah diberikan oleh Kantor Imigrasi
Kelas I Pontianak membuktikan bahwa pelayanan berbasis aplikasi Pro memberikan kepuasan kepada masyarakat.
Kata kunci: Passport Reservation Online, Survei Kepuasan Masyarakat, Public Service
Abstract: Analyzing and measuring the Community Satisfaction Index on services based on the Passport Reservation
Online (Pro) application at the Pontianak Class I Immigration Office is the purpose of this study. This study uses a
descriptive approach with a quantitative methodology. The data collection technique used a questionnaire which was
distributed to 30 respondents. The results of the analysis concluded that the SKM Index (Community Satisfaction
Survey) on Pro Application-Based Services at the Pontianak Class I Immigration Office was good in its implementation.
Respondents who basically know about the services provided by the Pontianak Class I Immigration Office consider
that the application has improved existing services, especially in terms of taking queue numbers which are now faster
and easier to understand. The innovation that has been provided by the Pontianak Class I Immigration Office proves
that Pro application-based services provide satisfaction to the community.
Keywords: Passport Reservation Online, Community Satisfaction Survey, Public Service
INDEKS JURNAL FORUM BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
Vol.
Vol. 11
No. 1
Judul
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Laba Rugi Operasi
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Pengaruh Motivasi Intrinsik,Kompensasi dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT.
Berlian Jasa Terminal Indonesia)
Pengaruh Harga Karet Dunia dan Harga Kelapa Sawit
Dunia Terhadap Perkembangan Nilai Ekspor Sumatera
Selatan
Identifikasi Karakteristik Briket Arang Kelapa yang
Diminati Pasar Arab Saudi dan Prosedur Ekspornya
Entrepreneurial Marketing dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja UMKM di Palembang
Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Dengan Brand Awareness Sebagai Mediasi pada
Konsumen E-Commerce Shopee
Peran Profitabilitas Dalam Memoderasi Hubungan
Antara Kualitas Audit Serta Alokasi Pajak Antar Periode
Terhadap Kualitas Laba Entitas Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahan, dan
Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi yang Terdaftar
di BEI (Bursa Efek Indonesia)
“Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan pada Asuransi Bumiputera Cabang
Sekip Kota Palembang”
Tinjauan Atas Implementasi Dalam Pengungkapan
Integrated Reporting di Indonesia
Halaman
1
13
27
39
58
69
78
91
99
108
Penulis
Doni Pramana,
Bakti Setyadi
Fitriyanti Marditia S,
Nurhadi
Muhammad Bahrul
Ulum,
Ayu Geby Gisela
Syaputri
Teti Haryati,
Irham Amir
Retno Budi Lestari,
Herry Widagdo
Viola Fionita
Tesalonika Amba,
Sisnuhadi
Pardomuan Ritonga
Sri Megawati
Elizabeth
MA. Baidowi
Luk Luk Fuadah,
Umi Kalsum
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 425
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
INDEKS JURNAL FORUM BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
Vol.
Vol. 11
No. 1
Judul
Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan,
Kepercayaan dan Fitur Layanan Terhadap Tingkat
Kepuasan Pelanggan Dalam Menggunakan E-Money di
Kota Palembang
Faktor-faktor Determinan Kualitas Audit
Pelayanan Berbasis Aplikasi Passport Reservation
Online
Halaman
120
132
144
Penulis
Nyimas Artina
Muhsin
Sri Syabanita Elida,
Ul Qadri,
Mutiara Putri Nikita
Lubis
Hal - 426 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang