Agus Wandi; Pemuda Sibreh di Markas PBB Agar Radio Dilirik Milenial Terobosan di Bidang Aritmia dan Pacu Jantung MEMBANGUN PENDIDIKAN MELALUI PT ASUH EDISI 223 . MEI 2018 www.humas.unsyiah.ac.id ISSN 0215-2916 Unsyiah Warta INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA
25
Embed
Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Warta-Mei-2018.pdf · punya motor atau mobil pribadi. Ke mana saja akan lebih menyenangkan dengan berjalan kaki. Sebab
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Agus Wandi;Pemuda Sibrehdi Markas PBB
Agar RadioDilirik Milenial
Terobosan di Bidang Aritmia
dan Pacu Jantung
MEMBANGUN PENDIDIKANMELALUI PT ASUH
EDISI 223 . MEI 2018
w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
ISSN
021
5-2
916
UnsyiahWarta
INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
3
SALAH SATU faktor yang dijadikan tolok ukur untuk melihat baiknya pengelolaan suatu pendidikan tinggi adalah nilai akreditasi perguruan tinggi. Selain itu, juga dilihat dari nilai akreditasi program studi dengan pencapaian tertinggi nilai A.
Berbicara tentang akreditasi, tentu tidak lepas dari pembahasan tentang mutu dari sebuah lembaga. Artinya makin tinggi nilai akreditasi yang diperoleh, makin tinggi pula kualitas atau mutu dari lembaga tersebut. Untuk itu, pemerintah melalui Direktorat Penjaminan Mutu Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), sejak tahun 2017 telah mencanangkan Program Asuh PT Unggul.
Program ini hadir untuk memfasilitasi perguruan tinggi yang belum berkembang agar dapat meningkatkan mutu pendidikannya. Perguruan tinggi yang memiliki kemampuan dan mutu world class, bertugas membimbing perguruan tinggi yang membutuhkan peningkatan mutu. Pelaksanaan program ini tentu memiliki alasan khusus. Terlebih lagi saat ini, Indonesia memiliki 4.616 perguruan tinggi. Dari jumlah tersebut, 3.628 perguruan tinggi berada di bawah Kemenristekdikti, dan yang memiliki akreditasi A baru mencapai 66 perguruan tinggi.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti
juga mencanangkan rencana strategis. Rencana ini salah satu tolok ukur kinerjanya adalah meningkatkan jumlah program studi agar terakreditasi unggul. Ini disebabkan peningkatan mutu dari perguruan tinggi tidak terlepas dari jumlah program studi yang terakreditasi.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) patut berbangga karena sejak tahun 2017 hingga sekarang, Unsyiah telah terlibat dalam Program Asuh PT Unggul. Unsyiah diberi kepercayaan untuk terlibat dalam meningkatkan mutu beberapa perguruan tinggi di Aceh. Pada tahun 2017, Unsyiah ditunjuk mengasuh dua perguruan tinggi di Aceh dan berhasil meraih Penghargaan Apresiasi Program Asuh PT Unggul dari Kemenristekdikti.
Atas keberhasilan ini, pada tahun 2018, Unsyiah kembali dipilih untuk terlibat dalam Program Asuh PT Unggul. Nantinya, kampus tertua di Aceh ini akan mengasuh dan membimbing enam perguruan tinggi di Aceh dalam meningkatkan mutu pendidikannya. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya.
Semoga prestasi ini dapat terus berkembang dari waktu ke waktu. Diharapkan Unsyiah dapat membawa seluruh perrguruan tinggi yang diasuhnya bersaing dalam kancah nasional, asia, bahkan dunia. Semoga! (Redaksi)
MembinaMutu Pendidikan Tinggi
HUSNI FRIADY, S.T., M.M.
IFTITAH
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
5
IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKSIEDITOR PEWARTA
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)
WARTAMembangun Pendidikan Melalui PT Asuh
POLEMNyang penteng bek salah asuh. Hehehe...(*Yang penting jangan salah asuh. Hehehe...)SA
GO
E P
OLE
M
IFTITAH 3MEMBINAMUTU PENDIDIKAN TINGGI
EDUKASI 6-7INSPIRASI DARI NEGERI FORMOSA
MAHASISWA 8-9UKM OLAHRAGA FAKULTAS HUKUM UNSYIAH;MEMBANGKITKAN KEMBALI CABOR TAEKWONDO
FOKUS 10-15MEMBANGUN PENDIDIKAN MELALUI PT ASUHTUJUH PROGRAM UNGGULAN PT ASUH UNSYIAH
PROFIL 18-19AGUS WANDI; PEMUDA SIBREH DI MARKAS PBB
PENGABDIAN 20-21BERBAKTI MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEHAT
RELIGIA 26-27MEMAHAMI HAKIKAT RAMADAN
PERSPEKTIF 28-29KUNCI SUKSES KONSERVASI GAJAH SUMATERA
RISET 30-31TEROBOSAN DI BIDANG ARITMIA DAN PACU JANTUNG
KREATIF 34-35KUMPULAN PUISI KARYA REZA FAHLEVI
FAKULTAS 36-37AGAR RADIO DILIRIK MILENIAL
ENGLISH 38-39THE SUCCESS OF USING DRONES IN CAPTURING ACEH MARINE TOURISM
SEHAT 40-41LIMA PANTANGAN AGAR SEHAT SELAMA RAMADAN
MUTU 42-43PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GENERASI Z
184 DAFTAR ISIREDAKSI
2646
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
6 7EDUKASIEDUKASI
kartu serba guna yang dapat
digunakan untuk membayar tarif MRT,
bus, penyewaan sepeda, penyewaan
lahan parkir, berbelanja, dan berbagai
layanan pemerintah lainnya. Cara
menggunakannya sangat mudah
dengan menempelkannya ke sensor
yang tersedia di setiap fasilitas. Saya
rasa pemerintah Taiwan benar-benar
memfasilitasi masyarakatnya dengan
baik.
Pejalan kaki di Taiwan juga sangat
dihormati. Tidak ada kesenjangan dan
tekanan sosial terlebih lagi gengsi-
gengsian dalam hal penampilan.
Semua masyarakat di sini hidup
beriringan, saling menghormati, dan
tetap saling membantu walaupun
mereka sangat sibuk dengan kegiatan
masing-masing.
Budaya antre di sini juga merupakan
satu hal yang benar-benar patut
diacungi jempol. Masyarakat terbiasa
antre di setiap aktivitas publik, seperti
turun dan naik kendaraan umum,
di kafe, di mini market, bahkan di
eskalator pun mereka berdiri rapi. Jalur
sebelah kiri adalah jalur lambat dan
jalur sebelah kanan adalah jalur cepat.
Tidak ada saling mendorong, semuanya
sangat rapi, tertib, dan teratur.
Masyarakat Taiwan juga sangat ramah
terhadap anak-anak, kaum lansia, dan
penyandang disable. Hampir semua
fasilitas umum sangat kids friendly,
baik itu di dalam bus, kereta, atau
fasilitas lainnya. Orang-orang tua di
sana juga sangat ramah terhadap
anak-anak. Mereka tidak segan untuk
menyapa anak-anak yang ditemuinya.
Bahkan, tak jarang mereka memuji
dan mengatakan hal-hal baik, seperti
you are cute, you are handsome, you
are so kind. Berbagai macam museum
tersedia, taman bermain yang cukup
bersih dan aman bagi anak-anak, kebun
binatang dengan desain informatif dan
edukatif, serta Amusement Park.
Taman adalah salah satu yang paling saya
rindukan. Di sana, saya bisa menemukan
playground untuk anak-anak bermain
di setiap daerah. Kehadiran taman
menjadi salah satu solusi bagi orang
tua yang ingin beristirahat sejenak dan
membiarkan anak bermain dengan
aman. Taman di Taiwan memiliki
desain yang unik serta berbeda di setiap
daerahnya. Fasilitas yang disediakan
sesuai kebutuhan pengunjung. Ada
kursi yang nyaman, rerumputan, serta
pohon rindang yang memberikan
kesejukan walaupun cuaca sangat panas.
Bisa dibilang, taman adalah tempat
kontemplasi yang asyik selama di Taiwan.
Di taman saya juga dengan mudah
Tidak butuh waktu lama bagi
saya untuk menyadari jika
Taiwan adalah negeri yang
menginspirasi. Dua bulan bermukim
di Ilha Formosa−sebutan lain Taiwan−,
ada saja yang membuat saya jatuh
cinta pada negeri yang memiliki
nama asli Republic of China (ROC) ini.
Budaya, atmosfer kota, tata letak dan
desain bangunan, taman, transportasi,
fasilitas publik, serta masyarakat yang
sangat welcome kepada wisatawan
adalah hal yang menyenangkan bagi
saya.
Hidup di Taiwan tidak perlu harus
punya motor atau mobil pribadi. Ke
mana saja akan lebih menyenangkan
dengan berjalan kaki. Sebab di kota
ini, pedestrian dan fasilitas transportasi
umum sangat memadai. Pedestrian
yang asri, fasilitas bus dengan beragam
rute, kereta api cepat yang murah,
dan tersedianya jasa sewa sepeda (U
Bike) dapat dipakai oleh siapa saja.
Hanya butuh Easy Card atau Ipass,
maka setiap orang dapat menikmati
dan mengelilingi kota-kota di Taiwan
dengan menggunakan sepeda sewaan.
Easy Card atau Ipass ini merupakan
menemukan colokan kabel yang
biasa digunakan pengunjung sebagai
charging station. Kaum lansia dan
penderita disable memiliki tempat
khusus di taman dan fasilitas umum
lainnya. Mereka dapat berjalan sendiri
dan mandiri tanpa pendamping. Tidak
perlu khawatir akan terjadi sesuatu
sebab masyarakat Taiwan senantiasa
sigap membantu.
Satu hal lain yang membuat saya
nyaman menetap di negara ini adalah
banyaknya masyarakat Indonesia.
Umumnya mereka bekerja sebagai
buruh migran (TKI), pelajar, mahasiswa,
dan pekerjaan lainnya. Menurut data
Bank Indonesia, jumlah buruh migran
Indonesia yang bekerja di Taiwan
mencapai 168.000 jiwa (kuartal
2 tahun 2017). Ini berarti Taiwan
menempati peringkat ke-3 untuk
negara favorit tujuan BMI bekerja,
setelah Malaysia (1.850.000) dan Saudi
Arabia (960.000). Fakta inilah yang
akhirnya menjadi salah satu faktor
menjamurnya toko yang menjual
makanan dan produk asli Indonesia
di Taiwan. Jadi bagi saya, perasaan
homesick alias rindu rumah atau rindu
tanah air dapat diminimalisir selama
tinggal di negeri ini. (cds)
Inspirasi dariNegeri Formosa
DESI YULIANA
MAHASISWI MAGISTER MATEMATIKA
UNSYIAH, ANGGOTA FORUM LINGKAR
PENA WILAYAH ACEH
Hidup di Taiwan tidak perlu harus punya motor atau mobil pribadi. Ke mana saja akan lebih menyenangkan dengan berjalan kaki, sebab
pedestrian dan fasilitas transportasi umum sangat memadai.
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
8 MAHASISWA 9MAHASISWA
UKM OLAHRAGA FAKULTAS HUKUM UNSYIAH;
Membangkitkan Kembali Cabor TaekwondoUKM Olahraga Fakultas Hukum
(FH) Unsyiah terus berusaha
membangkitkan kembali
cabang olahraga (cabor) taekwondo
yang sempat vakum beberapa tahun
lalu. Usaha ini dilakukan para mahasiswa
dan alumni FH Unsyiah. Terlebih lagi di
FH, cabor ini sempat berjaya pada tahun
2014 silam. Tetapi, kekurangan generasi
penerus menjadikan cabor asal Korea ini
vakum dari aktivitas.
Salah satu yang tergerak untuk
menghidupkan kembali cabor taekwondo
di UKM Olaharaga FH adalah Aldi
Mada. Ia merupakan alumni FH Unsyiah
sekaligus pelatih taekwondo di UKM
tersebut. Menurut Aldi, cabor taekwondo
sangat perlu untuk dipertahankan sebab
ini merupakan olahraga kebanggaan
Fakultas Hukum Unsyiah yang tidak
dimiliki fakultas lainnya.
Selain itu, motivasinya menghidupkan
kembali taekwondo untuk menghadirkan
kegiatan positif bagi mahasiswa FH. Sebab
menurut Aldi, olahraga bukan hanya
untuk menciptakan hidup sehat, tetapi
juga menjauhkan mahasiswa dari hal-hal
negatif.
cabor taekwondo di event besar kampus
menjadikan olahraga ini tidak aktif di
lingkungan Unsyiah. Padahal menurut
Aldi, olahraga ini dapat menjadi salah
satu penyumbang medali, sehingga
mengharumkan nama universitas.
“UKM-nya ada, tetapi olahraga ini tidak
pernah dilombakan di event-event yang
diadakan universitas.”
Semangat Baru di Kejuaraan Nasional Komando Cup
Mengikuti kejuaraan nasional merupakan
salah satu target pengurus cabor
taekwondo UKM Olahraga Fakultas
Hukum Unsyiah. Hal ini dibuktikan
dengan keberhasilan mereka meraih dua
medali emas dan dua medali perunggu
di Kejuaraan Nasional Komando Cup II
Medan, Sumatera Utara. Di kejuaraan
tersebut, mereka ikut serta dengan
Membangkitkan cabor taekwondo
tidaklah mudah. Aldi mengaku
menghadapi banyak kendala, seperti
kekurangan dana dan minimnya alat
latihan. Selain itu, jadwal latihan juga
kerap bentrok dengan jadwal kuliah para
anggotanya. Tetapi bagi Aldi, kesulitan
ini justru membuatnya semakin semangat
untuk mendidik para mahasiswa agar
tertarik ikut taekwondo. Ia juga berharap
mereka dapat menjadi atlet taekwondo,
mengirim dua atlet putra; Firmansyah dan
Farhan, serta dua atlet putri; Khumaira
Aprili dan Vena Besta Claudia.
Hasil membanggakan diperoleh Firmansyah
yang meraih medali perunggu, Khumaira
Aprili meraih medali emas, dan Vena Besta
Claudia memboyong emas di cabang
kyorugi dan perunggu di cabang seni
(pomsae). Mereka berhasil mengalahkan
atlet yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia dan Malaysia.
Walau berhasil merebut medali, mereka
mengaku mengalami kesulitan selama
persiapan menuju kejuaraan. Terutama
tempat latihan taekwondo (dojang) yang
belum memadai dan minimnya dana
operasional.
“Walau dengan modal pas-pasan, kami
membawa tekad besar untuk bertanding
dan juara. Alhamdulillah hasilnya
memuaskan bagi kami yang baru bangkit
kembali,” ujar Aldi.
Ia berharap UKM Olahraga Fakultas
Hukum Unsyiah semakin berprestasi dan
menjuarai perlombaan berbagai tingkat,
seperti tingkat Kejurda (Kejuaraan
Daerah), Kejurnas (Kejuaraan Nasional),
hingga internasional. Meski UKM ini
terpisah dari UKM Taekwondo Unsyiah,
Aldi optimis mereka dapat menorehkan
prestasi sehingga membanggakan
kampus dan universitas.
“Dalam waktu dekat ini kami akan ikut
serta di Kejuaraan Nasional Piala Lanal
Batam pada 3-5 Agustus nanti,” pungkas
Aldi. (un)
sehingga dapat mengharumkan nama
kampus di kejuaraan besar.
“Saya berharap pimpinan Unsyiah,
terutama di bidang kemahasiswaan dapat
mengikutsertakan cabor taekwondo di
event mahasiswa, seperti Unsyiah Games
dan Pekan Olahraga Mahasiswa,” harap
pelatih dan penggagas cabor taekwondo
di UKM Olahraga FH Unsyiah ini.
Bahkan menurutnya, tidak terlibatnya
KEJUARAAN NASIONAL KOMANDO CUP II MEDAN,
SUMATERA UTARA
Khumaira Aprili(medali emas)
Vena Besta Claudia (medali emas dan medali perunggu)
Firmansyah (medali perunggu)
Muhammad Farhan (atlet)
Aldi Mada (coach)
Muhammad Risky (coach)
Sandy (manager)
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
MEMBANGUNPENDIDIKANMELALUI PT ASUH
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
13FOKUS
Universitas Syiah Kuala
kembali terpilih menjadi
salah satu dari 29
universitas di Indonesia
yang menjadi Perguruan
Tinggi Asuh (PT Asuh). Penunjukkan
ini dilakukan oleh Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) di sela-sela sosialisasi
dan penandatanganan kontrak penerima
program PT Asuh tahun 2018 di
Yogyakarta. Nantinya, Unsyiah akan
terlibat dalam membantu meningkatkan
mutu di beberapa perguruan tinggi yang
belum berkembang di Indonesia.
Terpilih kembalinya Unsyiah sebagai
perguruan tinggi asuh merupakan sebuah
kepercayaan. Ini juga menjadi tantangan
bagi Unsyiah untuk membuktikan
komitmennya dalam memajukan mutu
pendidikan. Sebab di tahun sebelumnya,
Unsyiah telah mampu menunaikan amanat
ini dengan baik. Dua perguruan tinggi
di Aceh, yaitu Universitas Jabal Ghafur
(Unigha) dan Universitas Serambi Mekkah
(USM) yang mendapat pendampingan
dari Unsyiah, telah berhasil meningkatkan
nilai akreditasinya. Atas keberhasilan
ini, Unsyiah mendapatkan apresiasi dari
Kemenristekdikti sebagai Perguruan Tinggi
“Kami harapkan 29 perguruan tinggi
ini bisa sharing best practice kepada
perguruan tinggi yang masih kurang
berkembang,” ujar Direktur Penjaminan
Mutu Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti,
Aris Junaidi.
Aris menambahkan, pemilihan 29
universitas ini telah melewati proses
seleksi dari 66 perguruan tinggi yang
mengajukan proposal Program Asuh
PT Unggul. Setiap perguruan tinggi
ini mendapatkan alokasi dana sebesar
Rp300 juta sebagai dana pembinaan.
Unggul dari 26 perguruan tinggi yang
ditunjuk sebagai PT Asuh ketika itu.
“Penghargaan ini menunjukkan kita
telah berhasil dan mudah-mudahan
dapat melanjutkan kegiatan lain secara
bersama-sama demi memajukan
pendidikan Aceh,” ujar Rektor Unsyiah,
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.
Rektor menambahkan, peran Unsyiah
dalam PT Asuh sebagai sebuah upaya
untuk memajukan kualitas pendidikan
di Aceh. Unsyiah ingin membantu
perguruan tinggi yang ada di Aceh untuk
berkembang lebih baik.
“Kami tidak ingin Unsyiah maju sendiri,
kami ingin semua perguruan tinggi di
Aceh menjadi lebih baik. Sebab kalau
alumni perguruan tinggi di Aceh terdidik
dengan baik, insyaallah Aceh akan maju,”
ujar Rektor.
Tidak hanya dari Kemenristekdikti, kedua
kampus yang mendapatkan pendampingan
dari Unsyiah juga memberikan apresiasinya.
Seperti Rektor USM, Drs. H. Said Usman,
S.Pd. M.Kes., yang mengapresiasi peran
Unsyiah yang telah menjadi PT Asuh
untuk kampusnya. Dari pendampingan
tersebut, beberapa program studi berhasil
meningkatkan nilai akreditasi. Said pun
berharap kerja sama ini dapat terus
berlanjut, sehingga semua program studi
memiliki nilai akreditasi yang lebih baik.
“Akreditasi kampus kami juga masih C
dan beberapa program studi lain masa
akreditasinya telah hampir habis. Kami
berharap nantinya bisa mendapatkan
evaluasi dari tim LP3M Unsyiah,” ujar Said.
Begitu juga Rektor Unigha, Drs. Sulaiman
Usman M.Pd., yang turut mengapresiasi
program-program pendampingan yang
dilakukan Unsyiah selama ini. Menurutnya,
program tersebut bukanlah program
dasar, melainkan program aksi yang
tujuannya untuk menyelesaikan masalah.
“Berkat kerja keras ini, Jabal Ghafur yang
dulunya dikenal dengan konflik sekarang
dikenal lebih baik. Telah banyak sertifikat
yang kami dapatkan. Jadi program seperti
ini, semoga bisa terus dipertahankan dan
ditingkatkan di masa mendatang,” harap
Sulaiman.
Keberhasilan kedua perguruan tinggi
tersebut merupakan sebuah kebahagiaan
tersendiri bagi Unsyiah. Sebab dalam
jangka panjang, sangat berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia
karena berkaitan dengan mutu pendidikan
yang mereka dapatkan di perguruan tinggi.
“Untuk meningkatkan mutu pendidikan
tidak bisa hanya Unsyiah sendiri, tetapi
harus mendapatkan dukungan dari kita
bersama,” pungkas Rektor. (ib)Ia juga berharap perguruan tinggi yang
terpilih dapat membantu meningkatkan
nilai akreditasi perguruan tinggi yang
diasuhnya. Bukan saja memenuhi standar
minimal akreditasi C, tetapi juga mampu
melampaui nilai B atau A. Terlebih lagi
menurut Aris, saat ini jumlah perguruan
tinggi di Indonesia semakin meningkat,
bahkan telah mencapai 4.616 perguruan
tinggi.
“Dengan pembinaan dari perguruan tinggi
pengasuh, diharapkan perguruan tinggi
lain bisa meningkatkan kualitas program
studinya menjadi lebih unggul,” harapnya.
12 FOKUS
Kami tidak ingin Unsyiah maju sendiri, kami ingin semua perguruan tinggi di Aceh menjadi lebih baik. Sebab kalau alumni perguruan tinggi di Aceh terdidik dengan baik, insyaallah Aceh akan maju.
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
15
berupaya mempercepatnya. Waktunya,
kan 10 bulan, tapi efektifnya di lapangan
6 bulan. Jadi bisa lebih efisien,” ujar
Aman.
Program PT Asuh ini mulai efektif
Unsyiah laksanakan pada akhir April
2018 dengan alokasi dana sekitar Rp310
juta. Nantinya ada enam perguruan
tinggi yang akan Unsyiah asuh, yaitu
AMIKI Banda Aceh, Universitas Iskandar
Muda, STIA Nasional Lhokseumawe, STIE
Nasional Lhokseumawe, Univeritas Gajah
Putih Takengon, dan STKIP Bina Bangsa
Meulaboh.
Secara internal, Unsyiah telah
menetapkan target untuk pendampingan
keenam kampus tersebut. Menurut
Aman, penetapan target sangat penting
agar Tim PT Asuh bisa bekerja dengan
tujuan yang jelas. Namun, mengingat
keenam kampus tersebut berasal dari
cluster 3 dan 4 sehingga target yang
Unsyiah tetapkan juga sangat rasional.
“Prodi yang kita tangani ini kan banyak
di cluster 3 atau 4, jadi kita harapkan
50 persen saja bisa meraih B itu sudah
bagus,” ungkap Aman.
Aman optimis Unsyiah dapat
melaksanakan program ini dengan baik
dan kembali meraih prestasi sebagai PTN
Unggul seperti tahun sebelumnya. Terlebih
lagi Aman sempat mendapatkan informasi
jika proses seleksi tahun lalu, proposal
Unsyiah masuk lima besar terbaik.
“Kalau tahun dulu unggul, ya tahun
ini Unsyiah harus lebih unggul,”
pungkasnya. (ib)
FOKUS
Tujuh Program Unggulan PT Asuh Unsyiah
Koordinator Perguruan
Tinggi Asuh Unsyiah,
Dr. Ir. M. Aman Yaman,
memiliki penilaian
tersendiri atas terpilihnya
Universitas Syiah Kuala untuk kedua
kalinya sebagai Perguruan Tinggi Asuh.
Menurutnya, hal tersebut merupakan
hadiah terbesar bagi sistem penjaminan
mutu Unsyiah.
“Karena secara tidak langsung, sistem
penjaminan mutu kita sudah diakui
secara nasional dan yang paling terkesan
model yang kita gunakan dipakai juga
oleh kampus luar,” ungkap Aman Yaman
kepada Warta Unsyiah di ruang kerjanya.
Sejak dari awal, Aman optimis jika
Unsyiah akan terpilih kembali. Pasalnya,
Unsyiah tetap berpegang pada program
dasar implementasi SPMI (Sistem
Penjaminan Mutu Internal). Selain itu,
Unsyiah juga memiliki tujuh program
unggulan yang selama ini telah teruji
cukup efektif dalam upaya meningkatkan
penjaminan mutu.
Ketujuh program tersebut adalah
penguatan organisasi, penguatan sumber
daya mutu baik di tingkat universitas
maupun fakultas, penguatan dokumen
mutu, penguatan program mutu,
penguatan monitoring dan evaluasi
(monev), penguatan pendampingan
pengusul akreditasi, dan penyusunan
renstra mutu.
“Penyusunan renstra mutu telah kita
perkenalkan sejak dua tahun lalu dan ini
sudah kita wajibkan di semua fakultas,”
ujarnya.
14 FOKUS
Menurut Aman, ketujuh program ini
telah terbukti keunggulannya. Program-
program ini telah mampu membuat
akreditasi Unsyiah melompat dari nilai
C ke A. Bahkan, saat ini telah banyak
program studi Unsyiah yang berhasil
meraih akreditasi A.
“Dengan pendekatan tujuh program
ini, sekarang Unsyiah banjir A,” ujar
Sekretaris Lembaga Pengembangan,
Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Unsyiah ini
Untuk itu, pada program PT Asuh
yang kedua kali ini, Unsyiah akan tetap
menggunakan model pengasuhan
yang sama. Ketujuh program tersebut
tetap menjadi senjata Unsyiah untuk
meningkatkan nilai akreditasi di
setiap kampus yang mendapatkan
pendampingan Unsyiah.
“Kita tidak akan mengubah ketujuh
program tersebut, cuma kita akan
1
2
3
4
5
6
7
Penguatan organisasi;
PROGRAM UNGGULANPT ASUH UNSYIAH
Penguatan sumber daya mutu baik di tingkat universitas maupun fakultas;
Penguatan dokumen mutu;
Penguatan program mutu;
Penguatan monitoring dan evaluasi (monev);
Penguatan pendampingan pengusul akreditasi;
Penyusunan renstra mutu.
7
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
Di tahun 2017 lalu, Universitas Syiah Kuala ditunjuk oleh Kemenristekdikti sebagai Perguruan Tinggi Asuh untuk Universitas Jabal Ghafur (Unigha)
dan Universitas Serambi Mekkah (USM). Semenjak itu, Unigha dan USM mengalami banyak perubahan. Unsyiah pun mendapatkan apresiasi dari
Kemenristekdikti sebagai Perguruan Tinggi Unggul dari 26 Peguruan Tinggi yang ditunjuk sebagai PT Asuh. Program PT Asuh ini melibatkan 30
program studi secara umum. Pelaksanaannya menggunakan model Satuan Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang selama ini diterapkan di Unsyiah.
Sementara itu, di tahun 2018, Universitas Syiah Kuala kembali terpilih sebagai Perguruan Tinggi Asuh untuk membimbing enam perguruan tinggi
di Aceh dalam meningkatkan mutu pendidikan dan akreditasi. Keenam kampus tersebut adalah Universitas Iskandar Muda, Universitas Gajah Putih,
AMIKI Banda Aceh, STIE Nasional Lhokseumawe, STIA Nasional Lhokseumawe, dan STKIP Bina Bangsa Meulaboh.
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
19PROFIL
Walau Afghanistan terkenal sebagai wilayah
konflik, tetapi masyarakatnya sangat ramah.
Bagi Agus Wandi, masyarakat Afghanistan
hampir sama seperti masyarakat Aceh
yang pemberani, tegas, serta menghargai
pendatang. Ia merasa terhormat diterima
bekerja dan dilindungi oleh masyarakat
selama mengunjungi 15 provinsi dan wilayah
terpencil.
Dari Kabul, ibu kota Afghanistan, Agus
Wandi mendapatkan tugas bekerja di Suriah
untuk membantu 500 ribu pengungsi
Palestina. Pengungsi Palestina di Suriah
telah ada jauh sebelum konflik Suriah
berkecamuk. Mereka menjadi pengungsi
sejak tahun 1948 dari wilayah-wilayah
utara, seperti Haifa, Acre, Safad, dan
Nazareth.
“Selama bekerja, saya mendapatkan
proteksi dari PBB dan perlindungan
imunitas. Saya diharuskan menggunakan
pakaian khusus dan mobil anti peluru
selama di lapangan,” cerita Agus Wandi
kepada Warta Unsyiah melalui email.
Saat ini, Agus Wandi bertugas di negara
Solomon Islands memimpin tim PBB untuk
membantu proses transisi di negara Pasifik
itu. Lebih dari 13 tahun, Solomon Islands
dibantu oleh Misi Perdamaian Kawasan di
bawah pimpinan Australia, Selandia Baru,
dan negara-negara Pasifik. Misi yang diberi
nama RAMSI (Regional Asistance Mission
for Solomon Islands) berakhir tahun 2017
lalu. PBB kemudian merancang program
membantu negara ini untuk proses transisi
dan pasca RAMSI. Agus Wandi ditunjuk
untuk memimpin tim PBB selama proses ini
berlangsung.
“Bekerja di PBB sangat menarik sebab
dapat membantu masyarakat konflik. Di sini
sangat multikultural, pegawainya berasal
dari berbagai belahan dunia, seperti Afrika,
PROFIL18 PROFIL
Rasanya Unsyiah patut berbangga
kepada Agus Wandi, alumni
Fakultas Hukum angkatan
1995, yang mampu membangun karier
di United Nations atau Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Agus Wandi saat
ini bertugas di bawah lembaga United
Nations Development Programme
(UNDP) sebagai Chief Technical Advisor
(Kepala Penasehat Teknis). Ia bertugas
mengkoordinir program perdamaian PBB
di negara-negara Solomon Islands dan
Pasifik Selatan. Lembaga tertinggi di dunia
ini berperan penting untuk membangun
kerja sama dan menjaga perdamaian dunia.
Ia bekerja dekat dengan kantor perdana
menteri, kelompok oposisi, pemimpin lokal
untuk mendorong kerja sama menjaga
perdamaian.
Awal karier Agus Wandi dimulai
di Afghanistan. Ia pertama sekali
mengunjungi Afghanistan sebagai
research fellow dari Universitas Harvard,
Amerika, yang melakukan studi lapangan
ke negara konflik. Studinya di Harvard
tentang tantangan nation building atau
pembangunan negara di wilayah konflik.
Dari kunjungan ini, ia mendapatkan
tawaran kerja untuk membantu proses
perdamaian antara Taliban dan kelompok
pemberontak Afghanistan dengan
pemerintah setempat.
Di Afghanistan, Agus Wandi ditunjuk
sebagai Deputy Transition Coordinator
dengan tugas utama membantu proses
perdamaian di bawah kendali High Peace Council (Komisi Tertinggi untuk
Perdamaian). Ia banyak bertemu dengan
kelompok penting di sana, seperti kelompok
Taliban dan pendukung, ulama dan
pemimpin lokal, Presiden Ashraf Ghani,
bahkan dengan Burhanuddin Rabbani−
mantan Presiden Afghanistan yang
meninggal karena serangan bom bunuh diri.
“Suatu saat ingin mengabdi di Aceh, walau
tidak tahu dalam kapasitas apa, mungkin
sebagai guru atau pengajar.”
Mengobati kerinduan dengan kampung
halaman, Agus Wandi kerap membaca
buku yang ditulis oleh para penulis muda
Indonesia. Baginya membaca buku sangat
penting karena dapat terus belajar dan
menemukan hal-hal baru. Ini sesuai dengan
moto hidupnya; belajarlah sejak lahir hingga ke liang lahat.
“Saya memiliki target membaca satu buku
per minggu atau sekitar 50 buku per
tahunnya,” sambung Agus Wandi yang
telah bekerja dan berekspedisi ke lebih 71
negara.
Walau telah bertugas di banyak negara,
Agus Wandi selalu menyempatkan diri
untuk berkomunikasi dengan ibunya,
Rosmawati, yang saat ini menetap di
Sibreh, Aceh Besar. Bagi Agus Wandi, ibu
merupakan sosok penting dalam perjalanan
hidupnya. Dari ibu, Agus Wandi belajar
tentang keberanian dan menjemput
mimpi. Ketika ia kecil, ibu begitu sabar
menjawab segala pertanyaan yang ia
berikan. Pertanyaan-pertanyaan inilah
yang mendorong ia menjadi perantau dan
pengembara.
Agus Wandi pun berharap agar mahasiswa
Unsyiah memiliki keberanian merantau
dan mengembara untuk melihat dunia
lebih luas. Selain itu, menempa diri dengan
membaca buku-buku penting dunia dan
menguasai bahasa internasional.
“Kurangi Facebook, tapi real book.
Belajar bahasa Inggris untuk komunikasi
dengan dunia, bahasa Arab untuk
komunikasi agama, dan bahasa lain di
dunia untuk mengenal masyarakat luas,”
nasehatnya. (ib)
Eropa, Asia, bahkan Amerika Latin,” ujar
pemuda kelahiran Sibreh, Aceh Besar,
tahun 1977 ini.
Sebagai pegawai tetap, staf PBB juga
mendapatkan imunitas dan perlindungan
selama menjalankan tugas. Semua negara
sepakat pegawai PBB tidak bisa ditangkap,
diadili, dan dihukum dalam pelaksanaan
tugasnya. Bekerja di PBB sangat
mengedepankan profesionalitas. Tidak
boleh memihak pemerintah manapun
atau kelompok tertentu. Harus saling
menghormati dan menyelesaikan setiap
konflik tanpa peperangan dan kekerasan.
Mandat PBB yang paling utama
adalah menjaga perdamaian dunia,
mempromosikan hak-hak asasi
manusia, dan membantu pembangunan
berkelanjutan serta kerja sama
internasional. Para staf PBB juga dilarang
menyalahgunakan posisi dan status, tidak
boleh menggunakan aset PBB untuk
kepentingan pribadi.
Agus Wandi terus berencana bekerja di
PBB untuk beberapa tahun lagi. Saat ini,
ia sedang menjajaki kemungkinan bekerja
di Afrika untuk menjalankan tugas PBB.
Ia sangat tertarik dengan Afrika karena
menurutnya benua tersebut unik, termasuk
tertua di dunia, serta kehidupannya
dinamis.
“Benua Afrika sangat dinamis, banyak
ilmuwan yang menyatakan bahwa manusia
pertama berasal dari Afrika,” ujarnya
yang mengaku pernah mendaki Gunung
Kilimanjaro, salah satu gunung tertinggi di
dunia yang berada di benua Afrika.
Saat disinggung Aceh, Agus Wandi
mengaku tetap ingin pulang ke kampung
halamannya. Ia ingin suatu hari nanti
mengabdi kembali di Aceh.
Agus WandiAlumni Fakultas Hukum Unsyiah Angkatan 1995
Pemuda Sibrehdi Markas PBB
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
21PENGABDIAN
EDISI 221 . MARET 2018
20 PENGABDIAN
Peusaboeh hate tabantu Panga
menjadi tema yang diusung Asian
Medical Students’ Association
Universitas Syiah Kuala (AMSA Unsyiah)
dalam kegiatan MASATER (Amsa’s
Social, Action, Training, Education
and Recreation) tahun ini. Kegiatan
ini merupakan aksi nyata mahasiswa
Fakultas Kedokteran (FK) Unsyiah yang
dilaksanakan mulai tanggal 13-15 April
2018 di Kecamatan Panga, Aceh Jaya.
Berbakti MewujudkanMasyarakat Sehat
ibu hamil, penyuluhan Keluarga Berencana,
hingga memberikan edukasi ke guru
sekolah terkait penanganan pertama bagi
siswa.
Alief Afrisiammy Wijaya selaku
Refresentatif AMSA Unsyiah menjelaskan,
MASATER VIII melibatkan 120 anggota
AMSA dari tiga angkatan mahasiswa FK
Unsyiah, yaitu angkatan 2015, 2016,
dan 2017. Selain itu, juga melibatkan
dosen FK Unsyiah, dokter spesialis Rumah
Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh,
dokter umum, PPDS, dan ahli bidang
kesehatan lainnya.
“Banyak yang terlibat di kegiatan ini.
Ada sekitar 120 anggota yang ikut ke
lokasi, komunikasi dengan pihak dosen
di kampus. Kita juga membawa dokter
spesialis dari RSUZA, juga ada PPDS yang
sesuai kebutuhan di Aceh Jaya,” jelas Alief.
Sebelumnya, AMSA telah melakukan
survei tempat selama beberapa bulan,
hingga akhirnya memilih kawasan Panga,
Aceh Jaya. Lokasi ini dianggap memenuhi
kriteria sebagai lokasi kegiatan tahun
ini. Mereka pun melakukan koordinasi
dan komunikasi dengan pihak terkait
untuk menyukseskan kegiatan tersebut.
Kegiatan MASATER VIII juga merupakan
persiapan mahasiswa FK Unsyiah untuk
kegiatan Aksi Kemanusiaan Mahasiswa
Kedokteran (AKMK) 2018. AKMK
merupakan kegiatan bakti sosial tahunan
FK Unsyiah yang jumlah pesertanya lebih
banyak dan lokasi kegiatannya lebih luas.
Kegiatan ini disambut baik oleh
masyarakat Panga, Aceh Jaya. Ratusan
orang antusias mengikuti pengobatan
massal dan beragam kegiatan kesehatan
lainnya. Selain itu, AMSA Unsyiah juga
melakukan sosialisasi kepada guru di
sekolah mengenai pertolongan pertama
pada siswa di sekolah.
Alief mengungkapkan, kegiatan ini
didukung banyak pihak, seperti Unsyiah,
Ikatan Dokter Indonesia (IDI Aceh Jaya),
Dinas Kesehatan yang membantu
persiapan obat-obatan, Pemerintah
Aceh Jaya, Baitul Mal, Polda Aceh,
BKKBN, Dinas Pertanian, Dinas Sosial,
Dinas Perhubungan, dan beberapa pihak
lainnya. MASATER VIII ini dilaksanakan
untuk memberikan dampak positif terkait
kesehatan bagi masyarakat Panga.
Selain itu, juga memberikan pemahaman
agar masyarakat dapat lebih peduli dan
menjalankan gaya hidup sehat.
“Kita selaku mahasiswa ingin
memberikan action yang berdampak
langsung pada masyarakat, dengan
harapan bisa mewujudkan masyarakat
yang lebih sehat,” pungkas Alief. (syr)
Saat ini, AMSA juga menjadi salah satu
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di FK
Unsyiah. AMSA Unsyiah memiliki tiga
filosofi utama, yaitu ilmu pengetahuan
(knowledge), kegiatan (action),
persahabatan (friendship).
Setiap tahunnya, AMSA Unsyiah
melakukan berbagai kegiatan, salah
satunya MASATER VIII. Kegiatan ini
merupakan pengabdian mahasiswa FK
Unsyiah yang fokus pada kesehatan
masyarakat. Mulai dari pengobatan massal,
home visit, penyuluhan Sadari (pemeriksaan
payudara sendiri), penyuluhan rokok dan
Napza (narkotika, psikotropika dan zat
adiktif), basic life support (BLS), sunatan
massal, pemeriksaan telinga, pemeriksaan
Kita selaku mahasiswa ingin memberikan action yang berdampak langsung pada masyarakat, dengan harapan bisa mewujudkan masyarakat yang lebih sehat
AMSA merupakan organisasi
internasional yang dibentuk oleh
mahasiswa kedokteran se-Asia dan
Oceania. Organisasi ini fokus di bidang
kedokteran, permasalahan kesehatan,
dan menjalin kerja sama dalam
memecahkan permasalahan kesehatan.
AMSA terbentuk di Unsyiah sejak tahun
2005. Namun, saat itu masih tahap
observer selama satu tahun, hingga
kemudian resmi bergabung dalam AMSA
Indonesia pada tanggal 15 Juli 2006.
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
22 23GALERIGALERI
Rektor Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,
M.Eng., melantik Rahmat Lubis, SE
sebagai Kepala Biro Akademik Unsyiah
periode 2018-2022 di Gedung AAC Dayan
Dawood. Rahmat Lubis menggantikan
Kepala Biro Akademik sebelumnya, Ir. Uzair,
M.P, yang telah memasuki masa
pensiun.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menjalin kerja sama dengan Oberlin Shansi Memorial Association. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Executive Director Oberlin Shansi Memorial Association, Gavin Tritt, di Ruang Mini Rektor Unsyiah.
Perusahaan minyak dan gas, Talisman Energy, melalui anak perusahannya, Repsol, bekerja sama dengan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), mempresentasikan pengolahan teknis seismic 3D dari Andaman III di ruang Balai Senat Universitas Syiah Kuala. Penjelasan teknis ini disampaikan langsung oleh Tim Ahli dari Kantor Pusat Repsol di Madrid, Spanyol. Mereka adalah Guillermo Marro, Rafael Mesquita dan Sylvere Depagne.
Sebanyak 13 negara mengikuti workshop managemen bencana yang diselenggarakan oleh Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala. Kegiatan yang bertajuk International Workshop On Management for Countries in The Regions of Pacific, Africa, Europe, South America and Carribean 2018 ini dilaksanakan di Kryiad Muraya Hotel.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsyiah, Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC, membuka ASEAN Student Conference (ASC) di Gedung AAC Dayan Dawood. Kegiatan ini diikuti 70 mahasiswa dari berbagai negara ASEAN.
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
24 25GALERIGALERI
DRB-HICOM University of Automotive Malaysia melakukan kerja sama dengan Universitas Syiah
Kuala (Unsyiah) dalam bidang pengembangan program akademik, pertukaran pelajar
dan pengajar, serta kolaborasi penelitian. Pertemuan berlangsung di Kantor Pusat
Administrasi Unsyiah.
Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat, mengunjungi Universitas Syiah Kuala yang disambut langsung oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, di Balai Senat.
Universitas Syiah Kuala dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan perjanjian kerja sama briguna pendidikan di Balai Senat. Perjanjian kerja sama ini ditandatangani langsung oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Kepala Pimpinan Wilayah BRI Aceh, Dedi Iskandar. Kerja sama ini fokus memberikan kredit pinjaman dana bagi mahasiswa S2 dan S3 Unsyiah yang sedang menempuh pendidikan.
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., membuka ajang olahraga dan seni Unsyiah Games III, di Lapangan Gelanggang Mahasiswa Unsyiah. Kegiatan tahunan ini diikuti 400 atlet mahasiswa dari 12 fakultas dan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Gayo Lues, di lingkungan Unsyiah.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unsyiah, Dr. Hizir membuka secara resmi acara Kongres Mahasiswa Sumatera II di Fakultas Hukum Unsyiah. Kongres tahun ini mengusung tema mewujudkan karya nyata dan solusi problematika masyarakat menuju 20 tahun reformasi.
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
26 27RELIGIARELIGIA
ampunan, dan bulan pembebasan api
neraka. Namun, pahamkah kita bahwa
datangnya bulan Ramadan tanpa disikapi
benar akan menjadi mimpi buruk bagi
kita di akhirat nanti.
Nabi Muhammad Saw bersabda
dalam hadisnya yang diriwayatkan
oleh imam Muslim, “Celaka seseorang
yang memasuki bulan Ramadan lalu ia
jalani hari-harinya di bulan Ramadan
sampai Ramadan berpisah dengannya,
sedangkan dosanya belum diampuni oleh
Allah Swt.” Jika kita merenungi hadis ini
dengan baik, maka dapat menyadarkan
kita tentang pentingnya mempersiapkan
diri dengan matang di bulan Ramadan.
Agar dapat memanfaatkan Ramadan
dengan baik, maka kita harus
mempersiapkan diri untuk memahami
hakikat ibadah Ramadan. Sebenarnya
hakikat ibadah Ramadan terkandung
dalam sebutan yang biasa diberikan
kepada bulan Ramadan. Ada empat
sebutan yang diberikan kepada bulan
Ramadan sebagai gambaran dari
hakikatnya.
Pertama, Ramadan sebagai syahrul
tarbiyah (bulan pendidikan). Ini
menggambarkan selama bulan Ramadan
kita memperoleh pendidikan langsung
dari Allah Swt untuk menjadi pribadi
disiplin dalam menjalani kehidupan
sesuai ketentuan-Nya. Berhasil atau
tidaknya proses pendidikan ini sangat
tergantung dengan kesungguhan kita.
Ukuran keberhasilan yang utama adalah
kesediaan kita untuk selalu terikat
dengan segala ketentuan dan syariat
Allah dalam kehidupan.
Kedua, Ramadan sebagai syahrul
jihad. Di bulan ini kita dididik untuk
menumbuhkan semangat jihad dalam
rangka menegakkan agama Allah Swt.
Dimulai dengan jihad melawan hawa
nafsu dalam arti mengendalikan hawa
nafsu agar tunduk dan patuh dengan
ketentuan Allah dan Rasul.
Ketiga, Ramadan sebagai syahrul quran.
Sebutan ini diberikan karena Alquran
pertama kali diturunkan Allah Swt di
bulan Ramadan. Selama bulan Ramadan,
umat Islam dituntut untuk lebih
mengakrabkan diri dengan Alquran baik
melalui bacaan, pemahaman, maupun
pengamalannya.
Keempat, Ramadan sebagai syahrul
ukhuwah atau bulan persaudaraan. Di
bulan ini, Allah Swt mendidik kita untuk
lebih mencintai sesama kaum muslimin.
Dengan berpuasa kita dapat merasa haus
dan lapar. Kondisi ini diharapkan mampu
melahirkan perasaan dan kemauan
untuk menolong saudara kita yang
kurang mampu. Saling membantu dapat
mendekatkan hati yang longgar. Tanpa
perlu memandang status sosial, sehingga
dapat melahirkan suasana beku karena
lahirnya perasaan kasih sayang sesama
muslim.
Sebab hakikat bulan Ramadan tersebut,
sebaiknya kita bersungguh-sungguh
dalam menjalaninya. Sebagaimana para
sahabat menjalani Ramadan dengan
perasaan bahagia, serta persiapan mental
dan spiritual yang baik. Mereka meraih
mushaf dan membacanya ketika melihat
bulan sabit syakban. Para pedagang
pun segera melunasi apa yang menjadi
tanggungannya dan meminta apa
yang menjadi hak mereka. Hal tersebut
dilakukan agar lebih fokus beribadah di
bulan Ramadan. Lalu mereka mandi dan
itikaf ketika melihat bulan sabit Ramadan.
Memperbanyak baca Alquran merupakan
salah satu kegiatan para sahabat dalam
menjalani bulan Ramadan. Semoga kita
menjadi hamba-Nya yang beruntung
dengan menjalani semua kebaikan di
bulan penuh berkah ini. (cds)
bahwa sesuatu yang sudah sering kita
lakukan biasanya hanya berjalan biasa-
biasa saja. Bahayanya kalau perasaan ini
terjadi di bulan Ramadan yang dianggap
hanya fenomena tahunan saja.
Bahkan, banyak di antara umat Islam
yang memandang bulan Ramadan
hanya dari beberapa sisi saja, seperti
bulan penuh rahmat, bulan penuh
berkah, bulan tarbiyah, bulan penuh
MEMAHAMIHAKIKAT RAMADAN
Ramadan merupakan bulan
mulia yang menjadi tamu agung
bagi umat muslim. Bulan ini
membawa jutaan hikmah dan kelebihan.
Allah Swt menjanjikan pintu ampunan
dan pahala berlipat bagi umat-Nya.
Ramadan menjadi kesempatan penting
untuk menambah bekal spiritual dan
bertaubat dari segala dosa. Oleh sebab
itu, perlu persiapan fisik, mental, dan
ilmu untuk mengisi hari-hari berkah
selama Ramadan.
Namun, ada juga yang menyambut
Ramadan dengan perasaan biasa saja.
Ada satu ungkapan yang melekat dalam
kehidupan yang berbunyi, “Seringnya
kita bertemu dan berinteraksi itu bisa
mematikan sensitivitas kita”. Ungkapan
ini cukup menggambarkan kepada kita
ZAMAKHSYARI
PENGURUS MASJID JAMIK DARUSSALAM, UNSYIAH
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
pemerintah. Apakah izin untuk membuka
lahan sudah terbit? Jika pun ada, apakah
Amdal dari perusahaan tersebut sudah
terpenuhi. Sebab dua indikator tersebut
merupakan rukun yang harus dipenuhi
agar terjadi keseimbangan ekosistem
hutan.
Resolusi Konflik
Kini pembukaan lahan tidak boleh
di wilayah yang telah diatur undang-
undang. Ini dapat diibaratkan
seperti belati bertepi dua; di satu sisi
menguntungkan, tetapi di sisi lain
merugikan. Tumpang tindih serta
lemahnya penegakan regulasi merupakan
faktor utama sebagai pemicu dari konflik
yang terjadi selama ini.
Tingkat konflik antar gajah dan manusia
berbanding lurus dengan semakin
sempitnya wilayah hutan yang menjadi
sengketa antara kedua belah pihak. Hal
tersebut bisa merembet dan memicu
konflik baru. Bukan hanya konflik
antara gajah dan manusia, tetapi konflik
antara sesama masyarakat. Hal itu dapat
terjadi ketika masyarakat mengusir atau
menggiring gajah ke desa yang lain
sehingga terjadi perusakan. Sementara
konflik antara masyarakat dengan
pemerintah muncul ketika pemerintah
salah atau lambat mengambil kebijakan
dalam mengatasi konflik, sehingga
masyarakat mulai melakukan aksi
demonstrasi.
Penegasan wilayah (home range) dengan
memberi batasan daerah jelajahan gajah
dan masyarakat merupakan salah satu
solusi yang baik. Sementara masalah
regulasi yang belum jelas, diharapkan
para stakeholder berembuk untuk
mencari titik lemah dari tiap regulasi yang
ada. Begitu juga pengambilan keputusan
dan penindakan terhadap para pelanggar
tidak boleh pandang bulu. Satu lagi yang
tak kalah penting dalam resolusi konflik
ini adalah mengedukasi masyarakat
yang berada di daerah rawan konflik.
Masyarakat tersebut diberikan sosialisasi
mengenai manajemen konflik dengan
gajah agar selalu siaga dan tahu apa
yang harus dilakukan ketika konflik
terjadi.
Sebagai orang beriman sudah sepatutnya
kita menjaga alam. Allah Swt dalam surat
Al- A’Raf 56 dengan tegas menyebutkan,
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan
di bumi setelah (diciptakan) dengan
baik”. Semoga regulasi pemanfaatan
hutan, perlindungan satwa liar serta
adanya resolusi konflik menjadikan
marwah konservasi benar-benar bisa
tercapai. Sehingga kelestarian ekosistem
alam serta satwa liar khususnya gajah
dan masyarakat yang ada di kawasan
hutan ikut sejahtera. (mksl)
28 29PERSPEKTIFPERSPEKTIF
Ancaman gajah Sumatera
kian nyata. Statusnya masuk
kategori critically endangered.
Meski penyelamatan sudah dilakukan
dengan upaya konservasi, tetapi populasi
mamalia terbesar ini kian menurun.
Prinsip konservasi bukan hanya tentang
pengawetan dan pelestarian. Peningkatan
kualitas alam dan pemanfaatan yang
berkelanjutan juga harus menjadi cakupan
di dalamnya. Selain itu, perlu dilakukan
banyak evaluasi mulai dari pengembangan
since, regulasi, dan aturan teknis untuk
kesuksesan konservasi itu sendiri. Tetapi
yang terpenting adalah aksi nyata untuk
menyelamatkan gajah Sumatera agar
lestari dan masyarakat di sekitarnya tetap
sejahtera.
Sepanjang tahun 2017, sebanyak
sembilan ekor gajah Sumatera mati di
harus selektif dan bertanggung jawab
agar keseimbangan ekosistem dan fungsi
hutan tetap terjaga. Seharusnya wilayah
tersebut tidak mengalami deforestasi
sebagaimana diamanatkan undang-
undang.
Dalam Undang-Undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal
36 ayat (2), menyatakan pemanfaatan
hutan yang berfungsi lindung dan
konservasi dapat dilakukan sepanjang
tidak mengganggu fungsinya. Dari
fenomena tersebut mengindikasikan
adanya penyimpangan terkait tentang
izin pemanfaatan lahan. Sementara
itu, Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem,
belum cukup efektif dalam melindungi
keanekaragaman hayati Indonesia. Ini
terlihat dari maraknya perdagangan
satwa liar dan banyaknya konflik sosial.
Banyaknya perusahaan yang membuka
lahan di wilayah terlarang, seharusnya
mendapat perhatian khusus dari
SYUKUR HAMDAN
DOCTOR OF VETERINARY MEDICINE PROGRAM SYIAH KUALA UNIVERSITY
Kunci Sukses Konservasi Gajah Sumatera
Provinsi Aceh. Pada tanggal 15 Oktober
2017, dua ekor gajah liar mati di lokasi
kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Terbunuhnya gajah di kawasan HTI ini
menyisahkan dua kemungkinan. Apakah
gajah tersebut masuk daerah terlarang
atau kawasan HTI tersebut muncul di
teritorial sang gajah? Pemicu utama dari
setiap konflik antara gajah dan manusia
karena masalah kependudukan lahan.
Pembukaan dan pemanfaatan lahan yang
tidak terkontrol menyebabkan habitat asli
sang gajah semakin menyusut.
Menurut data dari World Wide Fund for
Nature (WWF), saat ini hutan alami yang
tersisa di Sumatera hanya 24 persen
dari luas pulau dengan laju deforestasi
tiap tahunnya mencapai 2.9 persen.
Eksploitasi hutan yang kian merajalela
tentunya akan membuat keseimbangan
ekosistem terganggu, khususnya satwa
liar yang bermukim di dalam hutan
seperti gajah, harimau, dan orang utan
menjadi sengsara dan termarginalkan.
Penegakan dan Efektivitas Regulasi
Maraknya eksploitasi dan deforestasi
hutan untuk komoditas perkebunan
di wilayah, seperti taman nasional,
hutan lindung, dan wilayah konservasi
sepatutnya dijaga. Jikapun dimanfaatkan
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
30 31RISETRISET
Dr. dr. Muhammad Yamin, Sp. JP(K), FIHA, FSCAI
DOKTER SPESIALIS JANTUNGDAN PEMBULUH DARAH
ALUMNI FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Terobosan di BidangAritmia dan Pacu Jantung
Selama beberapa tahun terakhir, ilmu pengetahuan biomedis dan teknologi telah berkembang dengan signifikan. Hasilnya berbagai macam pilihan terapi tersedia untuk terapi antiaritmia.
penyakit sistem respiratori (disebabkan
oleh populasi lingkungan dan merokok),
obesitas, hipertensi, diabetes tipe dua,
kanker sel epitel, penyakit autoimun,
dan osteoporosis yang dulunya jarang
ditemukan di peradaban sebelumnya.
Kejadian penyakit kardiovaskular, kanker,
dan penyakit lainnya terus meningkat dan
sulit dihentikan. Penyakit tersebut juga
dapat dipercepat oleh interaksi dengan
faktor resiko lama dan baru yang terjadi
secara bersamaan di negara berkembang
seiring dengan perkembangan zaman.
Penyebab ‘penyakit peradaban’
diakibatkan dari akumulasi polusi dan
pencemaran lingkungan, padatnya
pemukiman di kota yang terus
berkembang, meningkatnya konsumsi
rokok, alkohol, makanan berlemak, dan
perubahan pada infrastruktur sosial.
Interaksi dari faktor-faktor ini dapat
meningkatkan insidensi, prevalensi, dan
moralitas diri dari ‘penyakit peradaban’
di negara yang sedang berkembang di
masa yang akan datang. Dalam kajian
ini yang akan dibahas adalah ‘penyakit
peradaban’ di bidang kardiovaskular,
yaitu gangguan irama jantung (aritmia)
dan gagal jantung yang memerlukan
pacu jantung.
Selama beberapa tahun terakhir,
ilmu pengetahuan biomedis dan
teknologi telah berkembang dengan
signifikan. Hasilnya berbagai macam
pilihan terapi tersedia untuk terapi
antiaritmia. Kardiak aritmia dapat diterapi
dengan menggunakan obat-obatan
(obat antiaritmia), kateter ablasi, dan
pemasangan pacu jantung buatan. Obat
antiaritmia memodifikasi aktivitas elektrik
miokardial pada jantung dan menekan
terjadinya aritmia. Namun, obat aritmia
dapat memiliki efek samping yang
berakibat fatal.
PACU JANTUNG DANTATA LAKSANA ARITMIA
Sejarah awal pacu jantung buatan
bermula pada tahun 1889, John
Alexander MacWilliam melaporkan
hasil temuannya pada British Medical
Journal (BMJ). Pada eksperimen yang
dilakukannya, pemberian impuls
listrik pada jantung manusia yang
dalam keadaan asitol mengakibatkan
kontraksi ventricular dan ritme jantung
60-70X/menit dapat dihasilkan dengan
pemberian impuls listrik dengan
pengaturan 60-70X/menit.
Sedangkan pacu jantung buatan pertama
kali dilakukan oleh Mark C Lidwell
pada tahun 1928. Lidwell melakukan
resusitasi pada bayi yang baru lahir mati
(stillborn) menggunakan suatu alat. Hasil
ciptaannya yang menggunakan suatu
sumber listrik dengan salah satu kutub
ditempelkan pada permukaan kulit
dan kutub lainnya berupa jarum yang
dimasukkan ke dalam ruang jantung
yang sesuai. Pada percobaan ini, jantung
yang mendapatkan pacu jantung buatan
tersebut dapat terus berdenyut dengan
sendirinya setelah stimulasi selama 10
menit.
Sedangkan pacu jantung yang ditanam
(implantable pacemaker) pada manusia
pertama kali dilakukan pada tahun
1958 di institusi Karolinska di Swedia,
menggunakan alat pacu jantung yang
didesain oleh Rune Elmqvist dan ahli
bedah Ake Senning. Alat pancu jantung
tersebut menggunakan elektroda yang
dihubungkan ke miokardium jantung
melalui tindakan thoracotomy. Pada
tahun 1959, pacu jantung transvena
sementara (tempory transvenous pacing)
pertama kali didemonstrasikan oleh
Seymour Furman dan John Schwedel.
Di tahun 2013, berbagai perusahaan
mulai mengembangkan teknologi pacu
jantung buatan baru. Alat pacu jantung
yang digunakan dapat dimasukkan
melalui katerisasi di kaki, sehingga tidak
memerlukan tindakan bedah invasive.
Alat yang digunakan berukuran sebesar
pil. Jauh lebih kecil dari alat pacu jantung
tradisional. Dengan menggunakan teknik
ini, seluruh alat pacu jantung dapat
ditanam di ventrikel kanan, sehingga
tidak memerlukan kantong tambahan
untuk generator pacu jantung.
Di negara Asia, pemasangan alat pacu
jantung buatan sudah cukup sering
dilakukan. Berdasarkan data Asia Pasific
Heart Rhythm Society (APHRS) tahun
2017, pada tahun 2016 di China telah
dilakukan pemasangan alat pacu jantung
sebanyak 73.080 kasus dengan 62.508 di
antaranya merupakan pemasangan baru.
Pemasangan pacu jantung pada pasien
Sick Sinus Syndrome (SSS) sebanyak
37.202 kasus dan pada pasien AV block
sebanyak 29.107 kasus. Di Indonesia
sendiri pada tahun 2016, telah dilakukan
yang kerap dipakai oleh para pakar untuk
menggambarkan beberapa penyakit yang
muncul seiring majunya suatu peradaban.
Istilah penyakit ini diaplikasikan pada
pelbagai kondisi kronis di negara yang
menjalani proses industrialisasi menjadi
lebih maju. Perubahan biologis, fisik,
dan lingkungan sosial yang terjadi
seiring dengan perkembangan ekonomi,
berdampak negatif bagi kesehatan
dan menyebabkan munculnya masalah
kesehatan baru di masyarakat.
Adapun contoh ‘penyakit peradaban’
diantaranya adalah penyakit
kardiovaskular seperti jantung coroner,
Peradaban adalah suatu keadaan
masyarakat yang telah mencapai
kebudayaan, ilmu pengetahuan,
dan ilustrasi yang berkualitas tinggi.
Menurut sejarah, peradaban dimulai dan
berkembang sejak 10.000 tahun lalu dari
peradaban perburuan menjadi peradaban
pertanian dan industri. Perkembangan
peradaban menjadi langkah positif
menuju keberlangsungan hidup yang
panjang dan berkualitas. Namun,
percepatan perkembangan peradaban
telah menyebabkan munculnya efek
samping terhadap kesehatan manusia.
‘Penyakit peradaban’ adalah terminologi
MICRA leadless pacemaker
Alat Pacu jantung Tradisional
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
pemasangan alat pacu jantung buatan
sebanyak 1.017 kasus dengan 972
di antaranya merupakan kasus baru.
Pemasangan pacu jantung pada pasien
Sick Sinus Syndrome sebanyak 350 kasus
dan pasien AV block sebanyak 667 kasus.
Angka harapan hidup di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun. Antara
tahun 1995-2000 harapan hidup rata-
rata 66 tahun. Kemudian antara tahun
2010-2015 harapan hidup rata-rata 70,1
tahun. Peningkatan ini terjadi di seluruh
provinsi di Indonesia. Di kota Jakarta
sendiri, antara tahun 2010-2014 angka
harapan hidup meningkat dari 69,86
tahun menjadi 70,35 tahun (populasi
pria) dan dari 73,65 tahun menjadi 74,20
tahun (populasi wanita).
Secara keseluruhan, peningkatan
harapan hidup di Indonesia dikarenakan
proses industrialisasi yang mengakibatkan
perbaikan dan perkembangan di bidang
ekonomi, transportasi, dan sistem
pelayanan kesehatan. Namun, tidak
semua perubahan ini berdampak baik
bagi kesehatan. Semakin bertambahnya
usia, semakin bertambah juga kejadian
penyakit degenerative yang biasanya
terjadi pada usia lanjut. Kejadian penyakit
kardiovaskulat juga meningkat karena
perubahan pola hidup yang tidak sehat,
seperti merokok, pola makan yang
tidak sehat, dan pola hidup yang jarang
melakukan aktivitas fisik.
Peran pendidikan di Fakultas Kedokteran
terutama pembelajaran mengenai
‘penyakit peradaban’ dan perkembangan
teknologi kesehatan terutama mengenai
teknologi sistem terapi terbaru menjadi
hal yang penting untuk dilakukan.
Proses antisipasi ini dapat dilakukan
dengan penguatan di ilmu dasar
fisiologi dan genetika. Selain itu, juga
penguatan mengenai konsep tata
laksana penyakit terbaru dengan terapi
alat dan terapi stem sel untuk penyakit
kardiovaskular dan berbagai penyakit
lainnya. Proses antisipasi ini juga bisa
dilakukan dengan memasukkan mata
kuliah di Fakultas Kedokteran (FK) seperti
“Emerging Technology in Medicine”
untuk mempelajari konsep tata laksana
terbaru. Proses pembelajaran dengan
menggunakan simulator diintensifkan
untuk mengatasi masalah keterampilan.
(mksl)
Tulisan Riset ini diambil dari Orasi
Ilmiah, Dr. dr. Muhammad Yamin, Sp.
JP(K), FIHA, FSCAI pada acara
Dies Natalis ke-36 Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala,Senin
(23/04/2018),
dengan judul lengkap “Mempertahankan
dan Memelihara Peradaban Manusia
Melalui Irama Kehidupan: Sebuah
Terobosan Di Bidang Aritmia Dan Pacu
Jantung”
32 RISET 33GALERI
Angka harapan hidup di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Antara tahun 1995-2000 harapan hidup rata-rata 66 tahun. Kemudian antara tahun 2010-2015 harapan hidup rata-rata 70,1 tahun. Peningkatan ini terjadi di seluruh provinsi di Indonesia.
34 KREATIF
Kumpulan PuisiKarya Reza Fahlevi
REZA FAHLEVI
MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FKIP UNSYIAH
35KREATIF
Nikmat Perjalanan
Dimulai saat membuka mataPerlahan engkau melihat duniaWalau sinar mentari belum kau temuiTapi hari baru yang dinanti telah tiba
Engkau pun beranjakDengan sepatu kulit hitammuKemeja biru dan celana hitam panjang menghiasimuSeharusnya engkau siap dengan segala resikonya
Engkau pun beranjakMaka sadarlah tak ada waktu yang dapat terulangKetahuilah segala sesuatu pasti akan terjadiMaka seharusnya kau tak perlu terkejut
Tapi jika kau tak berhati-hatiJarum pasti akan melukaimuTapi kau seharusnya tahuTak ada guna untuk mengeluh
Semua akan berlaluTak bisa engkau dengan egomu mencoba menghalangiWahai sahabat…Ini adalah perjalanan
Cobalah diam bukan untuk membisuCobalah pejamkan mata bukan untuk butaTutuplah telingamu, namun bukan untuk tuliTapi rasakanlah nikmat perjalanan ini
Bahkan air mata mencoba mengajarimuUntuk bangkit dan terus berjalanDalam setiap luka batinmuApalagi yang kau ragukan?
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
Maka suatu hariAku mengajaknya duduk di bawah sinar jinggayang syahdu dan memainkan iramaKu ceritakan semua tentang suka duka
Aku memulai dengan tintakuYang hitam tak bermaknaSeperti pandangan mereka terhadap duniaTapi apa alasanku untuk menyalahkan dunia?
Pelangi hadir di setiap kesedihanUntuk menghapus luka-lukaMemayungi kita dari cacian duniaLalu apa lagi alasan kita untuk tidak bersyukur?
EngkauYang telah memulai hari dengan optimisLanjutkan dengan harapan dan doaMenangislah jika hal itu dapat membuatmu lebih baikAsal tidak untuk mengeluh
Aku punya cerita untukmuDan setelah ku berceritaLanjutkan kepada merekayang hatinya terjebak dalam kegelapan dan tipu dayaAgar kembali menemui cahaya dan kebenaran
Tapi,Kau juga harus tahuTintakuTakkan berhenti untuk berkisahTidak sebelum Tuhan memintaku untuk berhenti
Mengetuk Pintu Langit
Di sana persinggahannyaNamun, masih butuh beberapa langkah Untuk menyeberangi jembatan inidan meraih perdamaian
Terduduk lesuDari setiap tindakan yang telah berlaluBegitu melelahkanTapi tetap harus dilanjutkan
Ia memiliki lembaran-lembaran ituSebagai bekal baginya untuk berjalanNamun, entah kenapa ia terkadang raguHingga ia pun terjebak dalam kegelapan
Merasa seperti cahayanya telah pudarSemua terasa sia-siaPutus asa dan marahIngin ia mengakhirinya segera
Entahlah,Entah berapa ribu kata yang telah dibisikkanEntah berapa juta air mata tuk berdoaSetiap malam sang sahabat mengadu kepada TuhanSeperti ia tak pernah menemukan pintu keluarEntahlah,Tapi ia memiliki pilihanHanya dari harapanHatinya tergerak untuk terus melanjutkanHingga para malaikat menjadi saksi rintihannya
***
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
36 FAKULTAS
Selain televisi, media penyiaran
radio masih memiliki pendengar
setia. Meski digempur beragam
media penyiaran sejenis, tetapi radio
masih dianggap eksis. Pengembangan
radio pun sudah sepatutnya mengikuti
kebutuhan zaman. Hal ini agar radio
tetap diminati para pendengar,
terutama generasi milenial. Salah
satunya melalui kreativitas produksi
karya feature radio, khususnya dalam
bidang dakwah. Menjawab tantangan
ini, Program Studi Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Unsyiah, menghadirkan program
peningkatan kapasitas lembaga radio
di Aceh.
Program ini diselenggarakan dalam
bentuk Focus Group Discussion (FGD)
di Aula FISIP Unsyiah, Sabtu (21/4).
Kegiatan ini terlaksana dengan
dukungan Kedutaan Besar Amerika
Serikat untuk Indonesia. FGD ini
menggandeng mitra lokal dari prodi
Ilmu Komunikasi FISIP Unsyiah,
Komunitas Muda Aceh Melek Media
(Komema), Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) Aceh, dan Ikatan Sarjana
Komunikasi Indonesia (ISKI) Provinsi
Aceh.
Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unsyiah,
Rahmat Saleh, S.Sos., M.Comn.,
menyebutkan jika saat ini karya feature
di radio semakin berkurang. Padahal
karya ini merupakan produk jurnalistik
yang penting untuk menyuarakan
berbagai isu yang bermanfaat bagi
Agar RadioDilirik Milenial
37FAKULTAS
publik, termasuk materi dakwah. Ia pun
mendorong agar karya ini dapat kembali
dibangkitkan di radio.
“Selama ini kita tahu pesan dakwah
sangat jarang dituangkan dalam
bentuk feature radio. Padahal banyak
metode untuk mengemas dakwah,
salah satunya melalui feature,” ujar
Ketua Komena.
Pertemuan tersebut turut dimanfaatkan
Rahmat untuk membekali praktisi radio
tentang kemasan dakwah kreatif. Ia
juga mengaku bersama tim yang terdiri
dari Nur Anisah, M.Si. (Ketua Prodi
Ilmu Komunikasi FISIP Unsyiah) dan Dr.
Hamdani M. Syam, sedang menyusun
buku saku dakwah radio. Buku saku
ini diharapkan dapat memberikan
perspektif baru dalam menyampaikan
pesan dakwah terutama bagi kaum
muda milenial.
“Kami harap buku ini bermanfaat
dan menjadi referensi alternatif dalam
mengemas pesan-pesan dakwah di
radio,” ujarnya.
Rahmat menambahkan kegiatan
ini juga bertujuan untuk menjaring
berbagai pandangan dari peserta
terkait materi penulisan buku saku
tersebut. Jika tanpa aral melintang,
buku saku dakwah radio tersebut
akan menjadi yang pertama di Aceh.
Kehadiran program ini diharapkan
dapat memberikan semangat bagi
para peserta yang terdiri dari akademisi
komunikasi, KPI Aceh, ISKI Aceh,
majelis dakwah, editor, mahasiswa,
dan penulis muda.
Selain kegiatan FGD, program yang
bertemakan ‘Potensi dan Tantangan
Berdakwah Melalui Media’ juga
dimeriahkan dengan kegiatan Apresiasi
Karya Feature Dakwah Radio se-Aceh
2018. Kegiatan ini memperlombakan
karya produksi feature radio terkait
pesan-pesan dakwah. Walau mendapat
sambutan hangat dari para peserta
lomba, Rahmat mengaku masih
menemukan banyak tantangan yang
dihadapi para pelaku radio. Terutama
terkait teknis produksi dan kreativitas
kemasan pesan dakwah radio.
Lomba ini berhasil memilih Radio
Yadara FM, Jeunib, Kabupaten
Bireuen, sebagai karya terbaik
pertama, disusul Tria Azalia−mahasiswi
Ilmu Komunikasi FISIP Unsyiah, penyiar
radio Nikoya FM, Banda Aceh−sebagai
terbaik kedua. Sementara itu, karya
terbaik ketiga diraih oleh Baiturrahman
FM, Banda Aceh. (mr)
Selama ini kita tahu pesan dakwah sangat jarang dituangkan dalam bentuk feature radio. Padahal banyak metode untuk mengemas dakwah, salah satunya melalui feature
EDISI 222 . APRIL 2018 EDISI 222 . APRIL 2018
38 ENGLISH 39ENGLISH
accessible to the public, since few years ago.
However in Aceh, this media for capturing
video and image is started to be known
after the sales of yi-cam and Gopro. Only
few people own drones and use it on a
daily basis just like they use digital cameras
to capture images. Drone has become a
technological innovation that is very useful
to document the marine tourism spots
available in Aceh; which will then transport
the viewers into feeling the beauty of Aceh’s
marine tourism spots.
Thousand of visitors and viewers of Sail
Sabang 2017 has become a real example of
the success in using drone to capture Aceh’s
marine potential (Sabang, Weh Island).
The short teaser video that was captured
by drone is then contextualized into a
promotional tourism video that became viral
in social media and being watched thousand
of times within days.
Marine tourism in Aceh cannot be separated
from the usage of drones in capturing images
or videos. This complex cycle that seems
simple consists of the proses of capturing
image or video in many ways using many
angles to make the image or video look
interesting and alive, then it is followed with
editing, which is used to create cohesion in
the image or videos captured and to create
attetion for the viewers, and finally the last
step is to sell or promote the final video
captured by drone using a social media
platform that is used by many people which is
Instagram as well as Youtube.
The big influence of drone innovation
in promoting marine tourism in Aceh is
proven by the fact there are new marine
tourism sites, hundred of people watching
the promotional image or videos and also
more people visiting these places after the
promotional video is uploaded. (un)
Marine tourism has become
a world spotlight for Aceh’s
natural beauty. Aceh has
hundreds of beaches and coastlines.
However, not all beaches and coastlines in
Aceh are touched and known yet by tourists
outside of Aceh. There are many marine
tourism spots in Aceh, one of the most well-
known in Aceh is Lampuuk Beach (Lampuuk,
Greater Aceh Regent), which is a favourite
weekend spot for the locals, where they
enjoy the beach and the beautiful sunset.
Another spot is Inong Balee Beach (Lamreh,
Greater Aceh Regent) which is famous for
its clear ocean water with its collection of
starfish as well as the comfortable ocean
water feeling that it gives. Weh Island also
has its own charms. This island is visited daily
by local and international tourists because
it offers marine tourism experience, such as
reef tours, diving, eating seafood as well as
luxurious accomodations.
Marine tourism in Aceh does not have a
big recognition yet in eye of the public.
Therefore a lot of local and international
tourists only know a few of marine tourism
spots, such as Lampuuk Beach and Weh
Island. The lack of promotional materials
for these marine tourism spots made these
spots to be less known by the public. One
way that can make Aceh as the number one
spot for marine tourism is by making creative
contents. This way can be accomplished
by using technology to capture the marine
tourism spots into images and videos.
The technoloy in capturing videos and
images are constantly rising with time. Many
innovations for capturing image and video
are also emerging, one of them being the
drone. A drone is a technology that is well-
known by people as a media that captures
video or image from above ground. Drone
technology has steadily increased and
THE SUCCESSOF USING DRONES
IN CAPTURING ACEH MARINE TOURISM
ICHWAN AZMI
About the writer:• Ichwan Azmi• Born in Kota Jantho, March
5th 1994• Student of Psychology
Department, Syiah Kuala University
Work Experience:• 2012 : English Tutor for
Elementary School and High School of Sukma Bangsa Bireuen
• 2013 : English Speaking Class, Darussalam
• 2014 : Research Assistant for Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), Banda Aceh
• 2015 – 2016 : Voluntary Staff at Office of International Affairs, Syiah Kuala University, Darussalam
• 2015 – 2016 : International Reporters for Office of International Affairs, Syiah Kuala University, Darussalam
• 2016 – 2017 : Coordinator of Voluntary Staff at Office of International Affairs, Syiah Kuala University, Darussalam
• 2016 : Surveyor for Urban Nature Survey, Singapore National University
• 2016 : Scorer and Supervisor for Psikotest at SMA 1,2,3 Banda Aceh
• 2017 : Scorer and Supervisor for Psikotest Pro Hire Recruitment PT. Migas, Banda Aceh
• 2017 : Supervisor of Recruitment for PT. Bank Aceh Syariah, Banda Aceh
• 2018 : Co Tester and Facilitator for Rekrutmen of PT. Bank Aceh Syariah, Banda Aceh
• 2018 : Promoter Staff at Asus Aceh
EDISI 223 . MEI 2018 EDISI 223 . MEI 2018
41SEHATPROFIL40 SEHAT
Banyak penelitian
mengungkapkan jika puasa
sangat baik bagi kesehatan
tubuh. Jauh sebelum itu, sebagai
muslim tentu kita telah menyakini
jika puasa Ramadan adalah perintah
Allah Swt yang mengandung banyak
hikmah di dalamnya. Tetapi nyatanya,
masih ada juga yang jatuh sakit saat
menjalani puasa. Lantas di mana letak
kesalahannya?
Alumni Fakultas Kedokteran Unsyiah,
dr. Tri Maya Dewi, menjabarkan lima
pantangan yang harus kita patuhi
selama menjalani ibadah puasa.
Berbuka dengan minuman yang dingin
memang cukup menggoda. Apapun
itu jenisnya baik air kelapa, sirup, atau
cendol. Jika telah terhidang, siapapun
seakan tak kuasa untuk menolaknya.
Tetapi perlu kita sadari, mengonsumsi
es saat berbuka itu kurang baik
bagi tubuh. Sebab minum es bisa
membuat pembuluh darah di sistem
pencernaan menyempit. Akibatnya
dapat menurunkan jumlah enzim-
enzim pencernaan, seperti pepsin,
lipase, HCL, dan lainnya. Enzim-enzim
ini sangat dibutuhkan selama proses
pencernaan makanan.
Banyak penelitian mengungkapkan jika puasa sangat baik bagi kesehatan tubuh. Jauh sebelum itu, sebagai muslim tentu kita telah menyakini jika puasa Ramadan adalah perintah Allah Swt yang mengandung banyak hikmahdi dalamnya.
“Ketika lambung dalam kondisi
kosong, sementara kita terbayang-
bayang makanan atau iklan sirup,
maka bisa meningkatkan produksi
asam lambung. Inilah yang memicu
penyakit mag,” ujar dokter yang
bertugas di Rumah Sakit Umum
Daerah Aceh Barat Daya ini.
atau tenggorokan. Pemicunya adalah
karena kita langsung berbaring setelah
mengonsumsi makanan. Padahal
setelah makan sahur, asam lambung
akan keluar dan bekerja. Tetapi karena
kita memutuskan untuk tidur, maka
asam lambung akan naik sehingga
menimbulkan efek perih.
“Istilah medisnya Gastroesofageal
Refluks Disease (GERD), memang
penyakit ini diakibatkan tidur selepas
makan,” ujar dr. Tri Maya
Selain itu, ada banyak dampak buruk
lain dari kebiasaan tidur selepas
sahur, seperti dapat memicu diabetes,
serangan jantung, dan obesitas.
Lima Pantangan Agar Sehat Selama Ramadan
1
2
3
4
5
penurunan kerja pankreas. Terlebih
lagi penderita diabetes melitus (DM)
yang pangkreasnya tidak mampu
memproduksi insulin dalam jumlah
banyak. Akibatnya kadar gula dalam
darah dapat semakin tinggi.
“Maka saat berbuka dianjurkan
untuk makan sedikit dulu seperti yang
dicontohkan nabi. Agar ada penyesuaian
produksi insulin pada tubuh dengan
jumlah asupan gula yang kita makan
atau minum,” jelas dr. Maya.
Waktu berbuka puasa adalah saat yang
paling dinantikan. Setelah hampir 12
jam menahan haus dan lapar, membuat
kita bersemangat untuk menyantap
menu saat berbuka. Tetapi perlu
diingat, walau dalam kondisi sangat
lapar dan haus bukan berarti kita jadi
lupa diri. Kita tetap harus menahan diri
untuk makan dan minum secukupnya.
Sebab makan terlalu banyak saat
berbuka dapat meningkatkan kadar
gula darah. Sementara selama
berpuasa, produksi insulin dalam tubuh
kita menurun karena tidak ada asupan
makanan dari luar.
Dengan mengonsumsi makanan
dalam jumlah besar, maka kadar
insulin dalam darah pun meningkat.
Bagi orang normal, kondisi ini
mungkin dapat disesuaikan. Tetapi
tetap berdampak buruk pada
Jangan Berlebihan Saat Berbuka Puasa
Mengurangi Konsumsi Es
TidakMakan Sahur
TidurSetelah Sahur
Terlalu Banyak Tidur Saat PuasaBanyak orang mengabaikan makan
sahur dengan beragam alasan, salah
satunya karena kantuk berat. Padahal
makan di saat sahur sangat penting
bagi tubuh kita selama menjalani
ibadah puasa. Bahkan Rasulullah
dalam hadistnya sangat menganjurkan
kita untuk tidak melewatkan sahur.
“Bersahurlah kalian karena dalam
sahur ada keberkahan,” (HR Anas bin
Malik)
Andai kita melewatkan sahur,
maka dapat berpengaruh terhadap
kadar gula dalam darah. Sebab
tidak ada asupan glukosa sehingga
kadar glukosa dalam darah menjadi
rendah. Kondisi inilah yang membuat
tubuh kita menjadi lemas sehingga
mengganggu rutinitas selama
berpuasa.
Tidur setelah sahur adalah kebiasaan
yang sangat berbahaya bagi tubuh
kita. Sebab sistem pencernaan kita
baru saja bekerja selepas sahur.
Akibatnya bisa memicu acid reflux,
yaitu kondisi medis saat asam lambung
akan naik ke daerah kerongkongan
Tidur yang terlalu lama saat puasa
sangat tidak baik bagi kesehatan
tubuh. Sebab dapat menurunkan
aktivitas tubuh. Kalori yang seharusnya
digunakan untuk metabolisme yang
menghasilkan energi, akhirnya tidak
digunakan.
“Dampak buruknya akan memicu
obesitas. Dan obesitas sendiri punya
peranan penting mengundang
penyakit lain, seperti penyakit
jantung,” pungkasnya.
Inilah lima pantangan yang sebaiknya
kita hindari selama Ramadan. Semoga
dapat diterapkan dengan baik,
sehingga Ramadan kita tahun ini dapat
meningkatkan kualitas hidup. (ib)
EDISI 222 . APRIL 2018 EDISI 222 . APRIL 2018
42 MUTU
Istilah generasi Z (Gen-Z) mungkin
sudah cukup akrab di telinga kita.
Tapi apakah sebenarnya yang
dimaksud dengan Gen-Z? Berdasarkan
teori generasi yang diperkenalkan
oleh Karl Mannheim (1923), Gen-Z
didefinisikan suatu kelompok yang
memiliki kesamaan rentang usia dan
saling memengaruhi serta membentuk
karakter yang sama karena mengikuti
peristiwa sosio-sejarah yang sama.
Sosiolog lainnya kemudian
mendefinisikan pembagian generasi
sebagai berikut:
1. Generasi Pra Baby Boom (Matures)
yang lahir sebelum 1946 dan
mengalami Perang Dunia I dan II;
2. Generasi Baby Boomers, yang lahir
setelah Perang Dunia II atau sekitar
1946-1964;
generasi lainnya di usia mereka.
Apapun yang ingin mereka ketahui
dapat diperoleh hanya dengan sekali
“klik”.
Beberapa karakteristik yang dilekatkan
kepada Gen-Z, di antaranya sangat
fasih teknologi, akrab dengan
berbagai aplikasi, dan lebih menyukai
metode komunikasi secara visual
atau berbasis gambar. Gen Z ini juga
berinteraksi di media sosial secara
rutin dan cenderung ekspresif serta
toleran terhadap isu-isu yang berbau
SARA. Teknologi begitu memengaruhi
kehidupan Gen-Z karena mereka
menganggap kehadiran teknologi
menjadikan akses terhadap komunikasi
dan informasi menjadi lebih mudah,
cepat, dan efisien.
Gen-Z ini juga dikenal sebagai generasi
cerdas, kreatif, memiliki inovasi, serta
sikap kritis. Gen-Z ini juga suka akan
kebebasan, termasuk untuk berkreasi,
berpendapat, berekspresi, dan lain-
lain. Mereka juga memiliki rasa percaya
diri yang tinggi, selalu optimis serta
mampu memandang permasalahan
secara postif.
MENJAWAB KEBUTUHAN GEN-Z
Dengan karakteristik Gen-Z yang telah
disebutkan di atas, tentu pembelajaran
konvensional tidak mampu memenuhi
kebutuhan para mahasiswa Gen-Z,
generasi digital yang berpikiran global.
Sudah saatnya strategi dan metode
PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GENERASI Z
3. Generasi X yang lahir antara 1965-
1980;
4. Generasi Y (Milenial) yang lahir
1981-1994;
5. Generasi Z (i-generation) yang lahir
1995-2010,
6. Generasi Alpha (Gen-A) yang lahir
2011-2025 (Strauss & Howe, 1991;
McCrindle, 2010).
MEMAHAMI KARAKTERISTIK GEN-Z
Lahir dari tahun 1995 hingga 2010
menjadikan perkembangan perilaku
dan kepribadian Gen-Z sangat
dibentuk oleh kemajuan teknologi.
Melalui smartphone, akses internet di
mana saja, menjadikan Gen-Z memiliki
akses ke segala informasi yang lebih
mudah dibandingkan dengan generasi-
Rina Suryani Oktari,S.Kep., M.Si
PUSAT PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (PIJAR)– LEMBAGA
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU (LP3M)/DOSEN FAKULTAS KEDOKTERAN