Rangkuman Unsur Transisi dan Senyawa Koordinasinya Unsur Transisi adalah suatu unsur yang terletak pada golongan B dan memilliki orbital elektron pada tingkat energi d atau f yang umumnya tidak penuh, biasanya bersifat logam.Unsur Transisi pada sistem periodik unsur berjumlah 56 unsur dari 103 unsur yang ada. Unsur transisi terbagi atas dua kelompok yaitu Unsur Transisi dengan blok d dan Unsur Transisi Dalam dengan blok f (Aktinida dan lantanida) 1. Sifat Unsur Transisi Sebelum mengetahui sifatnya, kita lihat dahulu konfigurasi elektron unsur ini. 1.1. Elektron Valensi Unsur Transisi dan ionnya Unsur-unsur transisi memiliki kaidah konfigurasi elektron tertentu yaitu [logam Mulia] ns 2 ( n-1 )d x , dengan n= 4-7, x = 1-10 untuk unsur pada blok d dan [logam mulia] ns 2 (n-2)f 14 (n-1)d x dengan n=6 atau 7 untuk unsur pada blok f. Tetapi berbeda dengan atom Cr dan Cu yang konfigurasi elektronnya mengikuti aturan penuh dan setengah peenuh. Peran orbital (n-1)d menentukan tingkat oksidasi yang bervariasi, pembentukan senyawa kompleks,dan sifat magnetik unsur. Unsur transisi berperan sebagai katalisator baik dalam bentuk unsurnya maupun bentuk senyawa kompleksnya. Contoh: 21Sc : [Ar] 4s 2 3d 1 22 Ti : [Ar] 4s 2 3d 2 23 V : [Ar] 4s 2 3d 3 24 Cr : [Ar] 4s 1 3d 5 Aturan Setengah Penuh 25 Mn : [Ar] 4s 2 3d 5 26 Fe : [Ar] 4s 2 3d 6 27Co : [Ar]4s 2 3d 7 28 Ni : [Ar]4s 2 3d 8 29 Cu : [Ar]4s 1 3d 10 Aturan Penuh 30 Zn : [Ar]4s 2 3d 10
unsur transisi adalah suatu unsur yang terletak pada golongan b dan memiliki orbital elektron pada tingkat energi d atau f yang umumnya tidak penuh, biasanya bersifat logam
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Rangkuman
Unsur Transisi dan Senyawa Koordinasinya
Unsur Transisi adalah suatu unsur yang terletak pada golongan B dan memilliki orbital elektron pada
tingkat energi d atau f yang umumnya tidak penuh, biasanya bersifat logam.Unsur Transisi pada
sistem periodik unsur berjumlah 56 unsur dari 103 unsur yang ada. Unsur transisi terbagi atas dua
kelompok yaitu Unsur Transisi dengan blok d dan Unsur Transisi Dalam dengan blok f (Aktinida dan
lantanida)
1. Sifat Unsur Transisi
Sebelum mengetahui sifatnya, kita lihat dahulu konfigurasi elektron unsur ini.
1.1. Elektron Valensi Unsur Transisi dan ionnya
Unsur-unsur transisi memiliki kaidah konfigurasi elektron tertentu yaitu
[logam Mulia] ns 2 ( n-1 )dx, dengan n= 4-7, x = 1-10 untuk unsur pada blok d dan
[logam mulia] ns 2 (n-2)f14 (n-1)dx dengan n=6 atau 7 untuk unsur pada blok f. Tetapi berbeda
dengan atom Cr dan Cu yang konfigurasi elektronnya mengikuti aturan penuh dan setengah
peenuh. Peran orbital (n-1)d menentukan tingkat oksidasi yang bervariasi, pembentukan
senyawa kompleks,dan sifat magnetik unsur. Unsur transisi berperan sebagai katalisator baik
dalam bentuk unsurnya maupun bentuk senyawa kompleksnya.
Contoh:
21Sc : [Ar] 4s2 3d1
22 Ti : [Ar] 4s2 3d2
23 V : [Ar] 4s2 3d3
24 Cr : [Ar] 4s1 3d5 Aturan Setengah Penuh
25 Mn : [Ar] 4s2 3d5
26 Fe : [Ar] 4s2 3d6
27Co : [Ar]4s2 3d7
28 Ni : [Ar]4s2 3d8
29 Cu : [Ar]4s1 3d10 Aturan Penuh
30 Zn : [Ar]4s2 3d10
1.2. Sifat Atomik dan Fisis Unsur Transisi
1.2.1 Sifat dalam satu Periode
1.) Ukuran Atom
Ukuran atom pada unsur transisi dalam satu periode semakin menurun tetapi
kembali konstan akibat elektron orbital d melindungi elektron-elektron
terluarnya sehingga tidak terjadi penambahan ukuran pada atom tersebut.
2.) Keelektronegatifitas
Keelektronegatifiitas atom pada unsur transisi pada umumnya terjadi
perubahan peningkatan yang sangat kecil sehingga dapat dikatakan nilai
keelekronegatifitasnya cenderung sama atau konstan
3.) Energi Ionisasi
Energi Ionisasi pada unsur transisi ini juga meningkat relatif lebih kecil akibat
elektron pada orbital 3d melindungi elektron terluar dengan baik.
1.2.2 Sifat dalam satu golongan
1.) Ukuran Atom
Ukuran atom dalam satu golongan cenderung meningkat sedikit tetapi pada
periode 5 dan 6 dalam satu golongan, ukuran atomnya hampir sama akibat
penyisipan golongan unsur transisi lantanida dan aktinida (gambar 23.4 A)
2.) Keelektronegatifitasnya
Keeletronegatifan pada unsur transisi inimengalami fluktuasi peningkatan lalu
turun sedikit ( Gambar 23.4 B) maka logam transisi yang lebih berat memiliki
ikatan kovalen yang lebih banyak dan menarik elektron lebih kuat daripada
unsur golongan Utama (A).
3.) Energi Ionisasi
Energi Ionisasi pada unsur golongan transisi ini meningkat sedikit karena
kombinasi antara peningkatan kecil ukuran atom dan peningkatan yang besar
dari mutan inti (gambar 23.4 C)
4.) Kerapatan
Kerapatan pada unnsur transisi segolongan ini meningkat cukup signifikan
akibat perubahan volume dari perode 5 ke 6 kecil sedangkan perubaan massa
dari kedua periode tersebut meningkat tajam (Gambar 23.4 D)
1.3. Sifat Kimia Unsur Transisi
1.3.1. Bilangan Oksidasi
Salah satu sifat kimia pada logam transisi adalah adanya bilangan oksidasi yang lebih
dari 1. Bilangan oksidasi tertinggi pada unsur golongan III B- VII B adalah sama
dengan nomor golongan tersebut. Berikut tabel bilangan oksidasi pada periode 4:
1.3.2. Warna Unsur Transisi
Banyak logam transisi mempunyai warna-warna yang cerah, berbeda dengan unsur
golongan utama yang tidak berwarna karena elektron pada orbital d mampu
menyerap cahaya tampak.
Tabel 1.3.2 Bilangan Oksidasi dan Warna pada unsur Transisi periode 4
1.3.3. Sifat magnetik
Salah satu sifat unsur transisi adalah tertarik oleh medan magnet. Kita dapat
mengetahui sifat ini melalui adanya elektron yang tidak berpasangan. Semakin
banyak elektron tidak berpasangan maka semakin kuat daya tarik magnetiknya.
Karena elektron tersebut tidak berpasangan maka elektron tersebut cenderung akan
tertarik untuk menjadi senyawa yang stabil.
Paramagnetik adalah suatu kondisi pada atom atau ion yang elektron
berpasangannya banyak sehingga dapat ditarik kuat ke medan magnet atom
tersebut.
Diamagnetik adalah suatu kondisi pada atom atau ion yang tidak dapat tertarik
akibat elektron berpasangannya sudah terisi.
2. Unsur Transisi Dalam
Unsur transisi dalam terbagi atas dua yaitu lantanida dan aktinida karena kebanyakan tujuh
orbital pada 4f dan 5f telah terisi.
2.1. Lantanida
Lantanida disebut juga logam bumi yang jarang karena keberadaannya pada oksida yang
kurang familiar. Lantanida umumnya berwarna keperakan dan titik lelehnya 800oC-
1600oC. Oleh karena itu, logam lantanida sulit dipisahkan. Logam ini biasanya memiliki
konfigurasi elektron: [Xe] 6s 2 4fx 5dO
Contoh :
60Ce : [Xe] 6s 2 4f1 5d1
2.2. Aktinida
Aktinida adalah logam yang bersifat radioaktif, berwarna, dan umumnya terisolasi.
Logam ini memiliki konfigurasi elektron: [Rn] 7s2 5fx 6do.
Contoh :
100 Fm : [Rn] 7s2 5f14 6d8
3. Senyawa Koordinasi
Senyawa koordinasi adalah suatu senyawa yang mengandung satu atau lebih ion
kompleks dengan sejumlah kecil molekul atau ion di seputar atom atau ion logam pusat,
biasanya atom atau ion logam pusat tersebut dari logam golongan transisi.
Senyawa koordinasi tersusun atas satu atau lebih ion kompleks dan ion counter (ion
yang bergabung dengan ion kompleks untuk mencapai keadaan netral).
Ion kompleks ini tersusun atas logam pusat kation ( baik berupa logam golongan utama
maupun golongan transisi) dan ligan ( satu atau lebih molekul yang terikat pada
atom/logam pusat yng bersifat anion atau netral)
Contoh : [Co(NH 3 )6]Cl3
3.1. Bilangan Koordinasi, Geometri dan Ligan
3.1.1. Bilangan Koordinasi
Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Bilangan
koordinasi pada ion kompleks umumnya 6 tetapi 2 dan 4 juga ada.
Contoh : Bilangan koordinasi pada senyawa [Co(NH 3 )6]Cl3 adalah 6 karena
terdapat 6 buah ligan aminno pada senyawa tersebut.
3.1.2. Geometri
Bentuk/Geometri dari ion kompleks dipengaruhi oleh bilangan koordinasi dan
atom logam pusatnya. Bentuk-bentuk ion kompleks dengan bilangan
koordinasi 2, 4, dan 6 dapat dilihat pada tabel 23.6 berikut.
Ion kompleks
Atom pusat
Ligan
Ion Counter
3.1.3. Donor atom per ligan
Donor atom per ligan adalah pemberian sepasang elektron bebas (lone pair of
electron) pada ion logam untuk membentuk suatu ikatan kovalen.
Donor atom per ligan ( disebut dengan “teeth”) terbagi atas 3 bagian yaitu:
a. Monodentate ligan ( one tooth ligand)
Adalah ligan yang memiliki 1 donor atom seperti NH3.
b. Bidentate
Adalah ligan yang memiliki 2 donor atom dan langsung berikatan dengan atom
pusat.
c. Polydentate
Adalah ligan yang memiliki lebih dari dua donor atomnya.
Contoh dan bentuk donor atom dapat dilihat pada tabel berikut.
3.2. Aturan Penulisan Formula dan Nama Senyawa Koordinasi
3.2.1. Aturan Penulisan Formula Senyawa Koordinasi
Ada tiga aturan yang sangat penting dalam penulisan formula senyawa yaitu:
1. Logam kation ditulis sebelum anion
2. Nilai muatan kation harus seimbang dengan nilai muatan anion agar dapat
menghasilkan suatu senyawa yang netral.
3. Ion kompleks ditulis didalam kurung siku dan ligan netral harus ditulis sebelum
ligan anion.
Jika ion kompleksnya kation maka ion counternya anion, begitu juga sebaliknya jika
ion kompleksnya anion maka ion counternya kation
Contoh : 1. K2[Co(NH3)2CI4]
2. [Co(NH3)4Cl2]CI
Untuk menentukan nilai ion pusat pada ion kompleks dapat dilakukan dengan cara:
Muatan ion kompleks = muatan ion logam pusat + Jumlah muatan ligan
Contoh : [Co(NH3)2CI4]2-
Muatan ion kompleks= muatan ion pusat + jumlah muatan Ligan
-2 = muatan ion pusat + {2(0)+4(-1)}
Muatan ion pusat = -2 + 4
Muatan ion pusat = +2
Jadi, ion logam pusat bermuatan +2 (Co2+)
3.2.2. Aturan Penulisan Nama pada Senyawa koordinasi
Ada 6 aturan penulisan nama yang perlu diperhatikan yaitu: