UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT), DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DALAM JAMU UYUP- UYUP DARI PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Theresia Nurida Ambarwulan NIM : 108114126 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL
(ALT), DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DALAM JAMU UYUP-
UYUP DARI PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Theresia Nurida Ambarwulan
NIM : 108114126
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL
(ALT), DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DALAM JAMU UYUP-
UYUP DARI PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Theresia Nurida Ambarwulan
NIM : 108114126
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Jadilah kuat betapapun parahnya kesalahan,
betapapun sulitnya peperangan,
betapapun lamanya penantian,
jangan patah semangat, teruslah berjuang!
Esok pasti terdengar sorak nyanyian...
-Babcock
Kupersembahkan karyaku ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Ayahku tercinta Matius Tukiran Mangku Sutrisno
Ibuku tercinta Yasinta Daryati
Suamiku tercinta Eko Ari Wibowo
Malaikat kecilku Viola Natasya Wibowo
Kakak Q tercinta Christina Febriana Mayasari
Adikku tercinta Filipus Rosarianto Pamungkas
Terima kasih atas segala doa, dukungan, kepercayaan serta waktu
yang kalian berikan kepadaku untuk menyelesaikan karya ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas seluruh
berkat dan anugrah serta kehendakNya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total
(ALT), dan Identifikasi Escherichia coli dalam Jamu Uyup-uyup dari Penjual
Jamu Racik “X” Di Yogyakarta” dengan baik dan tepat waktu. Penulisan skripsi
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang
mudah tentunya banyak kendala yang dihadapi. Berkat segala bantuan dan
dukungan yang diberikan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Yohanes Dwiatmaka, S. Si., selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan membimbing, mengarahkan serta memberikan saran kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Maria Dwi Budi Jumpowati, S. Si., atas bantuannya yang telah berkenan
membimbing, mengarahkan serta memberikan saran kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si.,Apt selaku dosen penguji atas kritik dan
saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Damiana Sapta Candrasari, M.Sc. selaku dosen penguji atas kritik dan
saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Keluargaku tercinta atas kasih sayang, doa serta dukungannya baik moril
maupun materil.
7. Sahabat-sahabatku angkatan 2010, khusunya: Anas, Oric, Tika, Ribka atas
segala saran, kebersamaan, keceriaan dan dukungannya selama ini.
8. Seluruh staf serta karyawan dari Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
Istimewa Yogyakarta atas bantuan serta kerjasamanya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tidak skripsi ini
jauh dari sempurna karena keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi
ini lebih mendekati sempurna.
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
baik mahasiswa, lingkungan akademisi, masyarakat, serta dapat memberikan
sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kefarmasian.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Jamu uyup-uyup merupakan jamu yang berkhasiat untuk melancarkanproduksi Air Susu Ibu (ASI) yang dikonsumsi oleh ibu-ibu menyusui. AdanyaAngka Kapang/Khamir (AKK) dan Angka Lempeng Total (ALT) yang melebihibatas yang ditentukan oleh KEPMENKES nomor 661 tahun 1994 akanmembahayakan kesehatan ibu serta bayinya. Escherichia coli merupakan bakteriyang hidup di tanah dan air. Keberadaannya dapat mengkontaminasi jamu uyup-uyup karena bahan baku yang digunakan berupa rimpang yang berasal dari tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui AKK, ALT dan mengidentifikasiE.coli dalam jamu uyup-uyup yang diproduksi penjual jamu racik “X” diYogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangandeskriptif exploratif. Penelitian yang dilakukan meliputi penentuan dan pemilihantempat pengambilan sampel, pangambilan sampel jamu uyup-uyup, pengujianAKK, pengujian ALT, identifikasi bakteri E.coli serta analisis hasil.
Hasil pengujian yang dilakukan pada jamu uyup-uyup dari penjual jamuracik “X” di Yogyakarta diperoleh nilai AKK sebesar 7,5 x 104 CFU/ml sampaidengan 4 x 105 CFU/ml. Nilai ALT sebesar 8 x 104 CFU/ml sampai dengan 2,4 x107 CFU/ml. Hasil uji identifikasi menunjukkan bahwa pada jamu uyup-uyuptelah tercemar oleh bakteri E.coli.
Kata kunci: Jamu uyup-uyup, AKK, ALT, Escherichia coli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Jamu uyup-uyup is believed to expedite the production of breast milk(ASI) consumed by breastfeeding mothers. The existence of the Number of Mold/Yeast (AKK), Total Plate Count (ALT) exceeding the limit specified byKEPMENKES no 661 of 1994 would endanger the health of the mother and herbaby. Escherichia coli is a bacteria that lives in soil and water. Its presence cancontaminate jamu uyup-uyup because that raw materials used in the form orrhizomes from the soil.
The purpose of research were to determine the AKK, ALT and identify theE.coli in jamu uyup-uyup that produced by jamu racik seller “X” in Yogyakarta.
This research was non-experimental research with the framework ofdescriptive explorative. Research was conducted on the determination andselection of the sampling, sampling of jamu uyup-uyup, testing of AKK, testing ofALT, E.coli bacteria identification and analysis of result.
Results of tests performed on jamu uyup-uyup that produced by jamuracik seller “X” in Yogyakarta AKK values as 7,5 x 104 CFU / mL up to 4 x 105.ALT values as 1 x 106 CFU / mL up to 2,4 x 107 CFU / mL. The test results showthat the identification of jamu uyup-uyup been contaminated by the E.colibacteria.
shigella, Vibrio cholerae, Legionella, dan Escherichia coli. Bakteri-bakteri
tersebut menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan berbagai penyakit
diantaranya adalah demam, diare dan muntah bahkan dapat menginfeksi sistem
saraf. Penyakit ini dapat menyerang ibu dan dapat ditularkan kepada bayinya.
Selain itu, penyimpanan bahan baku juga mempunyai peranan dalam tingginya
jumlah ALT. Bahan baku ditempatkan di dekat kamar mandi yang lembab serta di
bawah kandang burung yang kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri
Cryptococcus neoformans lewat kotorannya dan dapat menyebabkan infeksi paru-
paru.
F. Identifikasi Escherichia coli
Uji identifikasi bakteri ini bertujuan untuk mendeteksi adanya E.coli
dalam jamu uyup-uyup. Identifikasi bakteri yang dilakukan didasarkan pada sifat
biokimiawi dan morfologinya.
1. Tahap Pengkayaan
Tahap pengkayaan merupakan tahap yang bertujuan untuk menumbuhkan
bakteri pada media pengkaya karena bakteri lain dapat tumbuh pada media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pengkaya tersebut . Umumnya media yang digunakan dalam bentuk cair (BPOM,
2008). Media yang digunakan pada tahap ini yaitu ECB karena menurut
Diagnostic (2009) ECB merupakan medium selektif yang digunakan sebagai
media selektif dalam konteks deteksi dugaan dan penghitungan E.coli dalam air,
susu, produk makanan termasuk jamu yaitu jamu uyup-uyup. Media ECB
mengandung buffer kaldu laktosa dengan garam empedu yang akan menghambat
pertumbuhan bakteri lain seperti bakteri yang bersporulasi (Basillus subtilis) dan
enterococci, sehingga mendukung pertumbuhan E.coli.
Pada penelitian dilakukan inokulasi dari sampel ke medium ECB,
kemudian dinkubasi pada suhu 44oC selama 24 jam. Inokulasi adalah suatu cara
pemindahan mikroba-mikroba dari suatu suspensi ke suatu media pertumbuhan
lain yang steril. Menurut Soemarmo (2000) Suhu 44oC bertujuan untuk
menyeleksi pertumbuhan bakteri E.coli karena bakteri ini tumbuh optimal pada
suhu 44oC dan akan menghambat kemungkinan pertumbuhan bakteri lain seperti
bakteri yang bersporulasi (Basillus subtilis) dan enterococci. Kontrol digunakan
untuk melihat bahwa teknik yang digunakan benar dan tepat . Kontrol positif
berisi biakan murni ATCC 25922 yang ditanam pada media ECB kemudian
dibandingkan dengan perlakuan sampel. ATCC 25922 merupakan genom DNA
yang diisolasi dari bakteri Escherichia coli FDA strain seattle 1946. Strain
bakteri ini tersedia sebagai katalog no 25922.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 1. Uji pengkayaan E.coli pada media ECBKeterangan:
K+: Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 25922P : Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
Berdasarkan hasil yang didapat setelah inkubasi 24 jam ( Gambar 1) pada
perlakuan dari sampel jamu uyup-uyup menunjukkan hasil yang sama dengan
kontrol positif yaitu timbulnya kekeruhan dan adanya gas pada tabung Durham,
Hasil positif terjadi pada sampling 1, 2 dan 3. Kekeruhan dan adanya gas pada
media menandakan bahwa bakteri yang berada dalam sampel mampu
memfermentasikan laktosa yang terdapat pada media ECB dengan menghasilkan
asam dan gas. Menurut Diagnostic (2009) pertumbuhan bakteri E. coli pada media
ECB ditunjukkan dengan munculnya kekeruhan terkait dengan produksi gas
dalam tabung Durham, karena fermentasi laktosa. Hasil ini didukung oleh
pernyataan Cappuccino (2008) bahwa E.coli mampu memfermentasikan laktosa
yang akan menghasilkan asam-asam campuran, yaitu asam laktat, asam asetat, dan
asam format serta menghasilkan gas berupa CO2 dan H2 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Tahap Isolasi
Tahap isolasi merupakan tahap yang bertujuan untuk mendapatkan koloni
bakteri yang benar-benar murni (BPOM, 2008). Pada penelitian ini, tahap isolasi
bertujuan untuk mendapatkan bakteri E.coli murni.
Media yang digunakan pada penelitian ini adalah TBX. Menurut Bridson
(2006) Media TBX adalah media yang digunakan untuk isolasi dan identifikasi
bakteri E.coli. Media TBX mengandung Trypton, garam empedu, X-glucuronide
dan agar. Trypton menyediakan nitrogen, vitamin dan asam amino dalam media
TBX. Garam empedu merupakan agen yang selektif terhadadap bakteri gram
negatif. E.coli akan menyerap substrat kromogenik x-β-D-glucuronide, X-
glucuronide. Enzim β-glukuronidase pada E.coli akan memecah ikatan antara x-β-
D-glucuronide dan X-glucuronide. Kromofor akan menghasilkan warna dan
terakumulasi di dalam sel-sel. Pada tahap isolasi ini, diinokulasikan 1 sengkelit
dari hasil uji tahap pengkayaan ke permukaan media TBX secara streak plate,
kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Tujuan dari penggunaan cara
streak plate ini adalah untuk mendapatkan koloni bakteri yang terpisah sehingga
mudah untuk diamati. Bridson (2006) menyebutkan bahwa koloni spesifik E.coli
memiliki ciri-ciri berbentuk bulat, berwarna hijau kebiruan dengan kilap logam
dan berdiameter sekitar 2-3 mm.
Kontrol positif digunakan sebagai pembanding. Kontrol positif berupa
biakan murni dari ATCC 25922 yang akan dibandingkan dengan sampel sebagai
hasil positif pertumbuhan E.coli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 2. Uji isolasi E.coli pada media TBXKeterangan:K+: Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 25922P : Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
: koloni dugaan E.coli (koloni berwarna biru).
Pengamatan setelah inkubasi 24 jam didapatkan hasil positif pada
sampling 1,2 dan 3 yaitu terbentuk koloni spesifik berwarna hijau kebiruan
dengan kilap logam dan berbentuk bulat seperti yang terlihat pada kontrol positif.
Menurut Bridson (2006) pertumbuhan bakteri E.coli pada media TBX ditandai
dengan koloni berwarna hijau kebiruan dengan kilap logam dan berbentuk bulat.
3. Tahap Identifikasi dan Konfirmasi
Tahap identifikasi dan konfirmasi bertujuan untuk memastikan keberadaan
bakteri E.coli berdasarkan sifat biokimiawinya. Pada uji biokimia ini digunakan
kontrol positif biakan murni bakteri E.coli ATCC 25922 sebagai pembanding
yang diperlakukan sama dengan sampel untuk melihat hasil positif. Pada tahap ini
dilakukan uji fermentasi karbohidrat dan Uji IMViC. Uji IMViC digunakan untuk
membedakan beberapa bakteri golongan Enterobacteriaceae (Escherichia,
Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, dan Proteus)
berdasarkan kemampuannya dalam memfermentasi glukosa dan laktosa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
penguraian triptofan yang menghasilkan indol serta adanya enzim sitrat permease
yang mampu menguraikan natrium sitrat dari medium khusus yang digunakan.
a. Uji fermentasi karbohidrat
Setiap mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melakukan fermentasi
berbagai karbohidrat dan produk yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut
sangat berguna untuk melakukan identifikasi mikroorganisme. Media kaldu
karbohidrat mengandung 0,5-1% karbohidrat. Karbohidrat yang sering digunakan
untuk identifikasi diantaranya adalah glukosa, laktosa, manitol, maltosa dan
sukrosa. Pada penelitian ini Indikator merah fenol ditambahkan pada media untuk
mengetahui adanya pembentukan asam. Menurut Lay (1994) pH indikator merah
fenol adalah netral yaitu 7 dan akan berubah warna menjadi kuning pada kondisi
asam pada pH 6,8. Untuk mengetahui adanya pembentukan gas maka diletakkan
tabung Durham. Apabila terbentuk gas, maka gas akan masuk ke dalam tabung
Durham dan mendesak cairan ke dalam tabung dan membentuk gelembung udara.
Cappuccino (2008) menyebutkan bahwa bakteri E.coli mampu
memfermentasikan karbohidrat dengan hasil positif pada uji glukosa, laktosa,
manitol, maltosa dan sukrosa. Proses fermentasi karbohidrat akan menghasilkan
asam organik seperti asam laktat, asam format, dan asam asetat yang dapat
disertai dengan gas seperti CO2 dan H2. Hasil positif adanya E.coli ditunjukkan
dengan perubahan warna media dari merah menjadi kuning dan terbentuknya gas
pada tabung Durham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 3. Uji fermentasi karbohidrat pada sampel jamu uyup-uyupKeterangan:K+: Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 25922P: Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
: Terbentuknya gas pada tabung Durham
Hasil dari inkubasi selama 48 jam menunjukkan hasil yang positif pada
perlakuan dan kontrol positif biakan murni ATCC 25922 yaitu terbentukknya gas
dan perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Hasil positif terjadi pada
sampling 1, 2, dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa jamu uyup-uyup terkontaminasi
oleh bakteri E.coli ditandai dengan perubahan warna dari media kaldu karbohidrat
dari merah menjadi kuning akibat terbentuknya asam dan terdapat gelembung
udara pada tabung Durham karena adanya gas CO2 dan H2.
b. Uji indol
Asam amino digunakan oleh mikroorganisme sebagai pembentuk protein,
komponen sel dan sebagai sumber energi. Asam amino dimodifikasi dalam
berbagai cara dalam proses metabolisme. Produk yang dihasilkan dari modifikasi
asam amino ini berguna dalam identifikasi mikroorganisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Bakteri E.coli mampu menggunakan asam amino triptofan sebagai sumber
karbon. E.coli menghasilkan enzim triptofanase yang mengkatalisasikan
penguraian indol dari triptofan (Lay, 1994).
Uji indol digunakan untuk melihat pembentukan indol dari asam amino
tryptophan oleh bakteri E.coli. Media yang digunakan untuk uji indol ini adalah
SIM. Menurut Finegold dan Baron (1996) media SIM ini berbentuk semi padat
yang mengandung Pancreatic Digest of Casein, Peptic Digest of Animal Tissue,
Ferrous Ammonium Sulphate, Sodium Thiosulphate, dan Nutrient Agar. Media ini
dapat digunakan untuk melihat motilitas dari bakteri karena berbentuk semi padat
dan mengandung NA, dapat juga digunakan untuk melihat adanya pembentukan
sulfur oleh bakteri karena adanya Ferrous Ammonium Sulphate dalam media,
serta dapat melihat pembentukan indol. Lay (1994) mengungkapkan bahwa
pembentukan indol dalam media dapat diketahui dengan penambahan reagen
Kovac’s yang mengandung dimetilaminobenzaldehid, butanol, dan asam
hidroclorit. pDimetilaminobenzaldehid bereaksi dengan indol membentuk
rosindol berwarna merah yang tidak larut air dan terkonsentrasi di permukaan
media.
Motilitas bakteri dapat dilihat apabila terdapat pertumbuhan di sekitar
tusukan dan di permukaan media (Lay, 1994). Hasil positif uji sulfur apabila
terbentuk logam sulfit yang berwarna hitam di dalam media. Sulfur ini terbentuk
karena bakteri tersebut tidak dapat menghidrolisis logam-logam berat yang
terdapat dalam media (Wijayanti, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 4. Uji motilitas bakteri terlihat adanya pertumbuhan di sekitar tusukan dan permukaanmedia sebelum penambahan reagen Kovac’s
Keterangan:
: motilitas bakteri terlihat adanya pertumbuhan di sekitar tusukan
Hasil yang didapat dari uji motilitas pada inkubasi 24 jam sebelum
penambahan reagen Kovac’s menunjukkan adanya motilitas atau pergerakan
bakteri uji ditandai dengan pertumbuhan di sekitar tusukan dan di permukaan
media. Hasil uji sulfur menunjukkan negatif karena tidak terbentuk logam sulfit
berwarna hitam dalam media. Hal ini berarti bakteri uji tidak dapat menghidrolisis
logam-logam berat dalam media. Menurut Holt, dkk. (2000), bakteri E.coli tidak
menghasilkan residu sulfur dalam proses penguraian asam amino.
Pengamatan 24 jam dari uji indol didapatkan hasil yang sama dengan
kontrol positif pada sampling 1, 2, dan 3 yaitu adanya cincin berwarna merah
cherry pada permukaan media setelah penambahan reagen Kovac’s. Hal ini
membuktikan bahwa bakteri dalam sampel dapat membentuk indol dari triptofan
yang digunakan sebagai sumber energi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 5. Uji Indol pada sampel jamu uyup-uyupKeterangan:K+: Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 25922
P: Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
: terbentuknya cincin berwarna merah muda pada permukaanmedia
c. Uji metil merah
Lay (1994) menyebutkan bahwa uji metil merah bertujuan untuk
mengetahui adanya fermentasi dari asam campuran. Pada penelitian ini dilakukan
uji metil merah untuk mengetahui kemampuan bakteri E.coli dalam
memfermentasi glukosa dan menghasilkan berbagai produk asam yaitu asam
format, asam laktat, dan asam asetat yang mengakibatkan terjadinya penurunan
pH media menjadi 5,0 atau lebih rendah. Indikator metil merah ditambahkan pada
media untuk mengetahui adanya asam dengan perubahan warna dari kuning pada
basa (pH 6,2) menjadi merah pada pH asam yaitu 4,4.
Media yang digunakan yaitu media MR-VP yang mengandung dextrosa,
pepton, dan fosfat. Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna media dari
kuning menjadi merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 6. Uji metil merah pada sampel jamu uyup-uyupKeterangan:
K+: Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 25922P: Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
Hasil dari pengamatan 24 jam pada sampling 1, 2, dan 3 menunjukkan
hasil positif yaitu perubahan warna media dari kuning menjadi merah. Hasil ini
terjadi baik pada kontrol positif maupun perlakuan. Hal ini membuktikan bahwa
bakteri dalam sampel melakukan fermentasi glukosa dan menghasilkan asam.
Menurut Capuccino (2008) bakteri E.coli mampu memfermentasikan glukosa dan
menghasilkan asam berupa asam laktat, asam format dan asam asetat.
d. Uji Voges-Proskauer
Cappuccino (2008) menyebutkan bahwa uji Voges-Proskauer ini bertujuan
untuk menentukan kemampuan beberapa mikroorganisme dalam menghasilkan
produk akhir yang tidak bersifat asam atau netral, seperti asetilmetilcarbinol atau
asetoin dari asam-asam organik yang dihasilkan dari proses metabolisme glukosa.
Asetoin merupakan suatu senyawa awal dalam sintesis 2,3-butanadiol.
Media yang digunakan pada uji Voges-Voskauer ini adalah media MR-VP
yang mengandung dextrosa, pepton, dan fosfat. Menurut Lay (1994) penambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
larutan KOH 40% dan larutan 5% α-naftol dalam etanol dapat menujukkan
terbentuknya asetoin pada media. Adanya asetoin akan ditunjukkan dengan
perubahan warna media dari kuning menjadi merah setelah penambahan KOH
40%, kemudian warna akan diperjelas dengan penambahan larutan 5% α-naftol
dalam etanol. Perubahan warna media menjadi lebih jelas pada permukaan yang
berhubungan dengan udara karena sebagian 2,3-butanadiol dioksidasikan kembali
menjadi asetoin sehingga memperjelas hasil reaksi.
Hasil yang ditunjukkan dari pengamatan yaitu negatif pada sampling 1, 2,
dan 3 karena tidak terjadi perubahan warna dari media MR-VP, begitu juga pada
kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri dalam sampel tidak
menghasilkan produk 2,3 butanadiol dalam proses fermentasi glukosa.
Cappuccino (2008) menyebutkan bahwa bakteri E.coli dalam memfermentasikan
glukosa menghasilkan produk berupa asam-asam campuran yaitu asam laktat,
asam format dan asam asetat.
Gambar 7. Uji Voges-Proskauer pada sampel jamu uyup-uyupKeterangan:
K+: Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 25922P: Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
e. Uji Sitrat
Menurut Lay (1994) uji sitrat bertujuan untuk mengetahui kemampuan
mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan
energi. Medium yang digunakan dalam uji sitrat ini adalah Simmon’s citrate agar
merupakan medium sintetik yang mengandung Na sitrat sebagai satu-satunya
sumber karbon dengan NH4+ sebagai sumber N. Uji sitrat menggunakan
indikator bromthymol blue sebagai indikator pH. Mikroorganisme yang mampu
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi akan menghilangkan asam
pada medium dan menyebabkan terjadinya peningkatan pH yang akan mengubah
warna media dari hijau menjadi biru. Pada penelitian ini dilakukan uji sitrat untuk
mengetahui kemampuan bakteri E.coli dalam menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon dan energi dengan menggunakan medium MR-VP sebagai mediumnya.
Gambar 8. Uji sitrat pada sampel jamu uyup-uyupKeterangan:
K+: Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 25922P: Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
Hasil pengamatan pada inkubasi 24 jam menunjukkan hasil negatif pada
sampling jamu uyup-uyup 1, 2 dan 3 karena tidak terjadi perubahan warna dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
media, media tetap berwarna hijau. Hasil ini sama dengan yang ditunjukkan pada
kontrol positif . Hal ini dapat disimpulkan bahwa bakteri yang berada pada sampel
tidak menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Menurut Bridson
(2006) E.coli ATCC 25922 menunjukkan hasil negatif pada media Simmon’s
citrate agar yaitu tidak terjadi perubahan warna pada media. Menurut Supardi dan
Sukamto (1999) bakteri E.coli tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
melainkan menggunakan asetat sebagai sumber karbon.
4. Pengecatan gram
Pengecatan gram merupakan proses pengecatan dengan menggunakan zat
warna kristal violet (yang berwarna biru) dan zat warna safranin (yang berwarna
merah) untuk mengetahui morfologi serta sifat dari gram berdasarkan
karakteristik dinding sel mikroorganisme (Sears, 2011). Pengecatan gram ini
dilakukan pada sampel jamu uyup-uyup yang positif mengandung E.coli
berdasarkan uji biokimia di atas.
Bakteri E.coli merupakan bakteri gram negatif. Menurut Sears (2011)
bakteri gram negatif mempunyai dinding sel yang tipis, mempunyai lapisan
rangkap (bilayer) fosfolipid di sebelah luar yang mengandung lipopolisakarida
yang mengelilingi lapisan peptidoglikannya.
Pengecatan gram dilakukan pada pulasan bakteri. Zat warna yang
digunakan adalah larutan gram A yang berisi kristal violet sebagai cat utama.
Larutan gram B yang berisi iodine sebagai penguat cat utama. Larutan gram C
yang berisi alkohol 70%, berfungsi sebagai larutan peluntur. Larutan gram D yang
berisi safranin sebagai cat lawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan karakteristik dinding selnya, Sears (2011) menyebutkan
bakteri gram positif akan menyerap zat warna kristal violet ke dalam dinding sel
dan mempertahankannya selama pencucian sehinga akhirnya akan berwarna biru.
Bakteri gram negatif tidak dapat mempertahankan zat warna kristal violet pada
saat pencucian dan akan berwarna merah setelah pemberian zat warna safranin.
Bakteri gram negatif akan kehilangan warna violet karena tercuci oleh
alkohol. Selama perlakuan dengan alkohol, lipid akan tertarik ke luar sehingga
akan menaikkan permeabilitas dinding sel. Lapisan peptidoglikan yang lebih
sedikit dibandingkan gram positif serta pori-pori cukup besar, mengakibatkan
kristal violet-iodine tertarik ke luar sel hingga bakteri kehilangan warna. Warna
merah akan terlihat ketika dicuci dengan safranin (Tarigan, 1988).
Hasil yang didapat pada pengecatan gram pada sampling 1, 2 dan 3
menujukkan warna merah muda, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang
didapat merupakan kelompok bakteri gram negatif dan berbentuk batang yang
mendukung bukti keberadaan E.coli pada jamu uyup-uyup.
Gambar 9. Hasil pengecatan gram berwarna merah muda (gram negatif) dan berbentuk batangKeterangan:
: koloni berwarna merah muda (gram negatif) dan berbentuk batang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Rangkuman keseluruhan hasil uji biokimia dan pengecatan gram pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV: Hasil uji biokimia dan pengecatan gram dalam sampel jamu uyup-uyup
UjiHasil
Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3K (+) Sampel K (+) Sampel K (+) Sampel
Glukosa + + + + + +
Laktosa + + + + + +
Manitol + + + + + +
Maltosa + + + + + +
Sukrosa + + + + + +
Indol + + + + + +
Metil merah + + + + + +
Voges-Voskauer - - - - - -
Sitrat - - - - - -
Pengecatan gram + + + + + +Keterangan:K (+) : Kontrol positif+ : Hasil positif- : Hasil negatif
Uji biokimia dan pengecatan gram yang telah dilakukan menyimpulkan
bahwa pada sampel jamu uyup-uyup telah tercemar oleh bakteri E.coli. Hal ini
disebabkan oleh berbagai kemungkinan antara lain karena air yang digunakan
memang terbukti telah tercemar oleh bakteri E.coli. Hasil ini didukung dari hasil
uji MPN coliform dan coli tinja yang dilakukan oleh Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta menunjukkan bahwa air yang digunakan untuk pembuatan
jamu tercemar bakteri golongan coliform 18 /100mL dan golongan coli tinja
5/100mL sehingga akan mencemari jamu uyup-uyup. Alat-alat yang digunakan
untuk menyajikan jamu uyup-uyup tidak dicuci dengan menggunakan sabun
hanya dengan air mengalir sehingga akan mengkontaminasi alat-alat tersebut.
Perilaku penjual yang kurang bersih yaitu tidak mencuci tangan dengan sabun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sebelum menyajikan jamu uyup-uyup karena tangan menjadi sumber kontaminasi
bakteri. Bahan baku yang digunakan berupa rimpang yang tertanam di tanah
sehingga memicu adanya bakteri E.coli. Habitat E.coli adalah di tanah yang akan
menempel pada rimpang yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu
uyup-uyup.
Adanya cemaran bakteri E.coli pada sampel jamu uyup-uyup dapat
menyebabkan penyakit diare dan ISK bagi ibu yang mengkonsumsinya dan
bayinya. Oleh karena itu, sebaiknya penjual lebih menjaga kebersihan dan
higenitas dalam pembuatan jamu uyup-uyup sehingga kesehatan konsumen
terutama bagi ibu menyusui dapat lebih terjamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Nilai AKK yang diperoleh pada sampel jamu uyup-uyup dari penjual
jamu racik “X” di Yogyakarta adalah 7,5 x 104 sampai dengan 4 x 105.
2. Nilai ALT diperoleh dari sampel jamu uyup-uyup dari penjual jamu
racik “X” di Yogyakarta 8 x 104 sampai dengan 2,4 x 107.
3. Sampel jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik “X” di Yogyakarta
tercemar oleh bakteri E.coli.
B. Saran
1. Dapat dilakukan penelitian tentang cemaran mikroba patogen lainnya
terkait dengan syarat yang ditetapkan KEPMENKES no 661 tahun
1994 pada jamu-uyup yaitu Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa.
2. Perlu dilakukan pembinaan kepada produsen jamu racik “X” di
Yogyakarta oleh pihak yang berwenang, agar lebih memperhatikan
kebersihan dan perilaku higenis dalam pembuatan dan penyajian jamu
sehingga keamanan jamu dan kesehatan masyarakat lebih terjamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrazzaq, Y.M., 2003. Aflatoxin M1 in breastmilk of UAE women. Ann. Trop.Paediatri, 23(3),pp. 173 – 179.
Agoes, A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, Buku 2, Salemba Medika, Jakarta, pp.57-59, 99-101.
Ahmad, R. Z., 2009, Cemaran Kapang Pada Pakan dan Pengendaliannya, BalaiBesar Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata No. 30, Bogor, pp.15.
Anonim, 2014, Efek Pendinginan dan Pemanasan Pada Populasi Bakteri E.coli,http: //www. amazine. co/12089/efek – pendinginan - pemanasan-pada-populasi-bakteri-e-coli/, diakses tanggal 19 Juni 2014.
Aulia, 2012, Medium Pertumbuhan Bakteri, Bapelkes, Jakarta, pp. 1-3.
Atlas, R.M., 2000, Hand Book of Microbiological Media, 2nd Edition, CRC Press,New York, pp. 255.
Badan Pengawas Obat Makanan Republik Indonesia, 2008, PengujianMikrobiologi Pangan, Vol.9, No.2, Balai POM, Jakarta, pp. 1-7.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004, KeputusanKepala BPOM RI No. 00.05.4.2411 tentang Ketentuan PokokPengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, BadanPengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta, pasal (1).
Cappuccino, J,G, and Natalie Sherman, 2008, Microbiology a LaboratoryManual, eight edition, Pearson education, USA, pp. 155-170.
Chandra, B., 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta, pp. 30.
David W., PhD, Rana A. Hajjeh, MD, Brent A. Lasker, PhD, 2001, Epidemiologyand Prevention of Invasive Aspergillosis, Current Science Inc, USA, pp.507.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994, Kodifikasi PeraturanPerundang-undangan Obat Tradisional, Depkes RI, Jakarta, pp. 157,165.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Departemen Kesehatan Republik Indonesia , 2000, Pelaksanaan Uji Klinik ObatTradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 27.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 003 Tahun 2010 Saintifikasi Jamu DalamPenelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta, pasal (1), (4).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia , 2011, Integrasi Pengobatantradisional dalam Sistem Kesehatan Nasional http: // www. depkes. go. id/ index. php / berita / press - release / 1706 – integrasi – pengobatan –tradisional – dalam – sistem – kesehatan - nasional. html, diakses tanggal28 Oktober 2013.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 007 Tahun 2012 tentang Registrasi ObatTradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pasal (1).
Diagnostic, B., 2009, EC Broth, http://www. biokardiagnostics. com /solabia /produitsdiagnostic. Nsf / 0 / 4f6d4bb6091347e7c12574c80036db96 / $file/ tds_bk162_v6. pdf, diakses tanggal 13 April 2014.
Dupont, H.L., Formal, S.B., Hornick, R.B., Snyder, M.J., Libonati , D.G.,Sheahan, LaBrec, E.H., and Kalas, J.P. 1971. Pathogenesis of Escherichiacoli diarrhea. New Eng. J. Med, pp. 285:1-9.
Fardiaz, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, pp. 183.
Finegold, S.M, dan E.J. Baron, 1996, Bailey and Scott’s Diagnostic Microbiology7th edition, CV Mostby, Saint Louis, pp. 113.
Hadioetomo, R.S., 1985, Mikrobiologi Dasar dan Praktek –teknik dan ProsedurDasar dalam Laboratorium, Gramedia, jakarta, pp. 42-46, 100.
Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T.,Williams, S.T., 2000, Bergey’sManual Determinative Bacteriology, 9th edition, Lippincott Williams and WilkinsCompany, USA, pp. 167-168.
Jawetz, E.J.I., Melnick and Adberg, 1996, Mikrobiologi Kedokteran,Diterjemahkan oleh Nugroho, E., dan Maulany Edisi XX, EGC, Jakarta,pp. 191.
Jutono, dkk., 1972, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Departemen MikrobiologiFakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pp. 44, 57-59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kanti A. 2005. Keragaman khamir tanah asal Taman Nasional Kalimutu danTaman Wisata Alam Ruteng Nusa Tenggara Timur, Pusat PenelitianBiologi-LIPI, Bogor, pp. 56.
Latief, A., 2012, Obat Tradisional, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp.1,3-6, 25.
Lay. B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Edisi I, PT. Raja grafindoPersada, Jakrata, pp. 81-85, 91, 99.
Levinson, W and E. Jawetz .2003. Medical Microbiology & ImunologyExamination & Board Review. 7th Edition.USA: McGraw-Hill Company.pp. 130-131.
Melliawati, R., 2009, Escherichia coli dalam Kehidupan Manusia, Bio Trends, 4(1), 13.
Murray,P.R., 1999, Manual of Clinical Microbiology, 7th Edition, aditors Ellen JoBaron, Michael A. Pfaller, fred C. Tenover, Robert H. Yolken, AmericanSociety for Microbiology, 1325 Massachusetts Avenue, Washington D.C.pp. 1073.
Pratiwi, S. T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, pp. 178, 180-184
Radji, M., 2011, Buku Ajar MIKROBIOLOGI Panduan mahasiswa farmasi dankedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 127.
Rengga, W.D.P. dan Prima A.H, 2013, Serbuk Instan Manis Daun PepayaSebagai Upaya Memperlancar Air Susu Ibu, Universitas Negeri Semarang,Semarang, pp. 7.
Roesli, U, 2000. Mengenal ASI Eksklusif Seri 1. Penerbit Trubus Agriwidya,Jakarta, pp. 6.
Sears, B.W., 2011, Intisari Mikrobiologi & Imunologi, Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta, pp. 1-2.
Suharmiati, 2003, Menguak Tabir dan Potensi Jamu Gendong, PenerbitAgromedia Pustaka, Jakarta, pp. 2-4, 33-35.
Sumarmo, 2000, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Akademi AnalisisKesehatan Yogyakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Yogyakarta, pp. 38-39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sumarsih, 2007, Nutrisi dan Medium Kultur Mikroba, http: // sumarsih07. files.wordpress. com / 2008/ 11 / nutrisi – dan - medium – kultur - mikroba.Pdf, diakses tanggal 29 Maret 2014.
Supardi, I., dan Sukamto., 1999, Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan KeamananPangan, Penerbit Alumni, Bandung, pp. 34.
Tarigan, J., 1988, Pengantar Mikrobiologi, Departemen Pendidikan danKebudayaan, Jakarta, pp. 190-191.
Wasito, H., 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, Graha Ilmu,Yogyakarta, pp. 5,14, 17-19, 26-27, 32-37.
Wattimena, J.R., Sugiarso, N.C.,Widianto, M.B., Sukandar, E.Y., Soemardji,A.A., Setiadi, A.R., 1991, Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik, GadjahMada University Press, Yogyakarta, pp. 184, 187.
Wijayanti, S., 2009, Identifikasi dan Pemeriksaan Jumlah Total Bakteri Susu SapiSegar dari Koperasi Unit Desa di Kabupaten Boyolali, http: // www.pdfqueen. com / pdf / ma / makalah – tentang – pedagang – kaki – lima /.,diakses tanggal 10 Mei 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 2. Hasil uji MPN E.coli dari Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 3. Uji AKK sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi hari ke-5
Sampling PengenceranJumlah Koloni AKK
(CFU/mL)Petri 1 Petri 2 Jumlah
Sampling I
10-1 ∞ ∞ ∞
4 x 105
10-2 ∞ ∞ ∞
10-3 68 65 133
10-4 31 36 67
10-5 10 10 20
Sampling PengenceranJumlah Koloni AKK
(CFU/mL)Petri 1 Petri 2 Jumlah
Sampling II
10-1 ∞ ∞ ∞
4 x 105
10-2 ∞ ∞ ∞
10-3 110 104 214
10-4 23 28 51
10-5 15 13 28
Sampling PengenceranJumlah Koloni AKK
(CFU/mL)Petri 1 Petri 2 Jumlah
Sampling III
10-1 ∞ ∞ ∞
7,5 x 104
10-2 136 142 278
10-3 55 67 122
10-4 18 26 44
10-5 5 6 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 4. Perhitungan AKK sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi
hari ke-5
Sampling I
Pengenceran 10-1
Tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling menumpuk
dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-2
Tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling menumpuk
dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-3
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
68 + 65 = 133 x 10-3 = 133.000 koloni/mL
Pengenceran 10-4
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
31 + 36 = 67 x 10-4 = 670.000 koloni/mL
Pengenceran 10-5
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
10 + 10 = 20 x 10-4 = 200.000 koloni/Ml
Dipilih cawan petri dari pengenceran 10-3 dan pengenceran 10-4
Pengenceran 10-3 = 133.000
Pengenceran 10-4 = 670.000 +
803.000 : 2 = 401.500 4 x 105 koloni/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Sampling II
Pengenceran 10-1
Tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling menumpuk
dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-2
Tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling menumpuk
dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-3
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
110 + 104 = 214 x 10-3 = 214.000 koloni/mL
Pengenceran 10-4
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
23 + 28 = 51 x 10-4 = 510.000 koloni/mL
Pengenceran 10-5
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
15 + 13 = 28 x 10-5 = 2.800.000 koloni/mL
Dipilih cawan petri dari pengenceran 10-3 dan pengenceran 10-4
Pengenceran 10-3 = 214.000
Pengenceran 10-4 = 510.000+
724.000 : 2 = 362.000 4 x 105 koloni/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sampling III
Pengenceran 10-1
Tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling menumpuk
dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-2
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
136 + 142 = 278 x 10-2 = 27.800 koloni/mL
Pengenceran 10-3
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
55 + 67 = 122 x 10-3 = 122.000 koloni/mL
Pengenceran 10-4
Dipilih cawan petri yang menunjukkan koloni 10-150
18 + 26 = 44 x 10-4 = 440.000 koloni/mL
Pengenceran 10-5
Koloni tidak dapat dihitung karena tidak menunjukkan koloni 10-150
Dipilih cawan petri dari pengenceran 10-2 dan pengenceran 10-3
Pengenceran 10-2 = 27.800
Pengenceran 10-3 = 122.000 +
149.800 : 2 = 74.900 7,5 x 104 koloni/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 5. Uji ALT sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi 24 Jam
Sampling PengenceranJumlah Koloni ALT
(CFU/ml)Petri 1 Petri 2 Jumlah
Sampling I
10-1 ∞ ∞ ∞
8 x 104
10-2 250 238 244
10-3 126 134 130
10-4 63 69 66
10-5 31 35 33
Sampling PengenceranJumlah Koloni ALT
(CFU/ml)Petri 1 Petri 2 Jumlah
Sampling II
10-1 ∞ ∞ ∞
1,1 x 106
10-2 ∞ ∞ ∞
10-3 250 224 237
10-4 204 208 206
10-5 122 138 130
Sampling PengenceranJumlah Koloni ALT
(CFU/ml)Petri 1 Petri 2 Jumlah
Sampling III
10-1 ∞ ∞ ∞
2,4 x 107
10-2 ∞ ∞ ∞
10-3 ∞ ∞ ∞
10-4 ∞ ∞ ∞
10-5 238 246 242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 6. Perhitungan ALT sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi 48
jam
Sampling I
Pengenceran 10-1
Tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling menumpuk
sehingga dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-2
Dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 25-250
koloni/mL
Pengenceran 10-3
Dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 25-250
koloni/mL
Pengenceran 10-4
Dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 25-250
koloni/mL
Pengenceran 10-5
Dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 25-250
koloni/mL
Dipilih cawan petri dengan pengenceran 10-2 dan pengenceran 10-3
Pengenceran 10-2 = 24. 400
Pengenceran 10-3 = 130.000 +
154.400 : 2 = 77.200 8 X 104 koloni/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Sampling II
Pengenceran 10-1
Koloni tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling
menumpuk sehingga dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-2
Koloni tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling
menumpuk sehingga dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-3
Dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 25-250
koloni/mL
Pengenceran 10-4
Dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 25-250
koloni/mL
Pengenceran 10-5
Dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 25-250
Dipilih cawan petri pada pengenceran 10-3 dan 10-4
Pengenceran 10-3 = 237.000
Pengenceran 10-4 = 2.060.000+
2.297.000 : 2 = 1.148.500 1,1 x 106 koloni/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sampling III
Pengenceran 10-1
Koloni tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling
menumpuk sehingga dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-2
Koloni tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling
menumpuk sehingga dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-3
Tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling menumpuk
sehingga dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-4
Tidak dapat dihitung karena pertumbuhan bakteri yang saling menumpuk
sehingga dianggap sebagai tak terhingga.
Pengenceran 10-5
Dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 25-250
koloni/mL
Dipilih cawan petri pada pengenceran 10-5
Pengenceran 10-5 = 24.200.000
Karena hanya pengenceran 10-5 yang masuk dalam range, maka dapat langsung
disimpulkan hasil akhir 24.200.000 2,4 x 107 koloni/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 7. Pengambilan sampel jamu uyup-uyup
Keterangan: A : Coolbox yang digunakan sebagai tempat sampelB : Sampel jamu uyup-uyup yang ditempatkan dalam coolboxC : Sampel yang ditempatkan dalam botol kaca steril yang ditutup
rapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 8. Uji AKK sampel jamu uyup-uyup sampling I pada inkubasi
hari ke-5
Keterangan: A : Kontrol media PCA, tidak tumbuh koloniB : Kontrol dari pelarut PDF, tidak tumbuh koloniC : AKK pada Pengenceran 10-1
D : AKK pada Pengenceran 10-2
E : AKK pada Pengenceran 10-3
F : AKK pada Pengenceran 10-4
G : AKK pada Pengenceran 10-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 9. Uji AKK sampel jamu uyup-uyup sampling II pada inkubasi
hari ke-5
Keterangan: A : Kontrol media PCA, tidak tumbuh koloniB : Kontrol dari pelarut PDF, tidak tumbuh koloniC : AKK pada Pengenceran 10-1
D : AKK pada Pengenceran 10-2
E : AKK pada Pengenceran 10-3
F : AKK pada Pengenceran 10-4
G : AKK pada Pengenceran 10-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 10. Uji AKK sampel jamu uyup-uyup sampling III pada
inkubasi hari ke-5
Keterangan: A : Kontrol media PCA, tidak tumbuh koloniB : Kontrol dari pelarut PDF, tidak tumbuh koloniC : AKK pada Pengenceran 10-1
D : AKK pada Pengenceran 10-2
E : AKK pada Pengenceran 10-3
F : AKK pada Pengenceran 10-4
G : AKK pada Pengenceran 10-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 11. Uji ALT sampel jamu uyup-uyup sampling I pada
inkubasi 48 jam
Keterangan: A : Kontrol media PCA, tidak tumbuh koloniB : Kontrol dari pelarut PDF, tidak tumbuh koloniC : ALT pada Pengenceran 10-1
D : ALT pada Pengenceran 10-2
E : ALT pada Pengenceran 10-3
F : ALT pada Pengenceran 10-4
G : ALT pada Pengenceran 10-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 12. Uji ALT sampel jamu uyup-uyup sampling II pada
inkubasi 48 jam
Keterangan: A : Kontrol media PCA, tidak tumbuh koloniB : Kontrol dari pelarut PDF, tidak tumbuh koloniC : ALT pada Pengenceran 10-1
D : ALT pada Pengenceran 10-2
E : ALT pada Pengenceran 10-3
F : ALT pada Pengenceran 10-4
G : ALT pada Pengenceran 10-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 13. Uji ALT sampel jamu uyup-uyup sampling III pada Inkubasi
48 jam
Keterangan: A : Kontrol media PCA, tidak tumbuh koloniB : Kontrol dari pelarut PDF, tidak tumbuh koloniC : ALT pada Pengenceran 10-1
D : ALT pada Pengenceran 10-2
E : ALT pada Pengenceran 10-3
F : ALT pada Pengenceran 10-4
G : ALT pada Pengenceran 10-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 14. Uji tahap pengkayaan sampel jamu uyup-uyup inkubasi 24
jam
Keterangan: A : Hasil uji tahap pengkayaan sampel I pada media ECBB : Hasil uji tahap pengkayaan sampel II pada media ECBC : Hasil uji tahap pengkayaan sampel III pada media ECBK+ : Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 3251P : Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 15. Uji tahap isolasi sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi 24
jam
Keterangan: A : Hasil uji tahap isolasi sampel I pada media TBXB : Hasil uji tahap isolasi sampel II pada media TBXC : Hasil uji tahap isolasi sampel III pada media TBXK+ : Kontrol positif biakan murni E.coli ATCC 3251P : Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 16. Uji fermentasi karbohidrat pada sampel jamu uyup-uyup
Keterangan: A : Hasil Uji Fermentasi Karbohidrat Pada Sampel IB : Hasil Uji Fermentasi Karbohidrat Pada Sampel IIC : Hasil Uji Fermentasi Karbohidrat Pada Sampel IIIK+ : Kontrol Positif dari biakan murni E.coli ATCC 32511 : Hasil uji glukosa pada media glukosa2 : Hasil uji laktosa pada media laktosa3 : Hasil uji manitol pada media manitol4 : Hasil uji maltosa pada media maltosa5 : Hasil uji sukrosa pada media sukros
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 17. Uji indol pada sampel jamu uyup-uyup
Keterangan: A : Hasil uji indol sampel I pada media SIM agarB : Hasil uji indol sampel II pada media SIM agarC : Hasil uji indol sampel III pada media SIM agarK+ : Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 3251P : Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 18. Uji metil merah pada sampel jamu uyup-uyup
Keterangan: A : Hasil uji metil merah sampel I pada media MR-VP agarB : Hasil uji metil merah sampel II pada media MR-VP agarC : Hasil uji metil merah sampel III pada media MR-VP agarK+ : Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 3251P : Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 19. Uji Voges-Proskauer pada sampel jamu uyup-uyup
Keterangan: A : Hasil uji Voges-Proskauer sampel I pada media MR-VP agarB : Hasil uji Voges-Proskauer sampel II pada media MR-VP agarC : Hasil uji Voges-Proskauer sampel III pada media MR-VP agarK+ : Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 3251P : Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 20. Uji sitrat pada sampel jamu uyup-uyup
Keterangan: A : Hasil uji Sitrat sampel I pada media Simmon’s citrate agarB : Hasil uji Sitrat sampel II pada media Simmon’s citrate agarC : Hasil uji Sitrat sampel III pada media Simmon’s citrate agarK+ : Kontrol positif dari biakan murni E.coli ATCC 3251P : Perlakuan untuk sampel jamu uyup-uyup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 21. Hasil pengecatan gram pada sampel jamu uyup-uyup
Keterangan: A : Hasil pengecatan gram pada sampel IB : Hasil pengecatan gram pada sampel IIC : Hasil pengecatan gram pada sampel III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Theresia Nurida Ambarwulan,
merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Matius
Tukiran Mangku Sutrisno dan Ibu Yasinta Daryanti.
Penulis lahir di Sleman pada tanggal 30 Mei 1992.
Penulis mulai menempuh pendidikan Taman Kanak-
kanak Indriyasana pada tahun 1997 sampai 1998 dan
melanjutkan di Sekolah Dasar Kanisius Babadan pada tahun 1998 sampai 2004.
Pada tahun 2004 sampai 2007 penulis mengenyam pendidikan tingkat menengah
pertama di SLTP N 1 Ngemplak. Pendidikan menengah tingkat atas dilanjutkan di
SMA N 2 Ngaglik dari tahun 2007 hingga 2010. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta jurusan farmasi dari tahun
2010 sampai 2014.
Selama menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma, penulis aktif
dalam kegiatan kemahasiswaan diantaranya adalah HGT (Herbal Garden Team),
PKM lolos didanai Dikti serta menjadi bendahara dalam acara Kampanye
Informasi Obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI