IMPLEMENTASI EKSPERIMEN OPENINQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGEMBANGKAN NILAI KARAKTER MAHASISWA skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika oleh Tika Resti Pratiwi 4201409033 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
153
Embed
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 - Selamat Datang -lib.unnes.ac.id/19733/1/4201409033.pdf · disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang ... Lampiran 17 Contoh...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IMPLEMENTASI EKSPERIMEN OPENINQUIRY
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DAN MENGEMBANGKAN NILAI KARAKTER
MAHASISWA
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Tika Resti Pratiwi
4201409033
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul
ImplementasiEksperimen Open Inquiry untukMeningkatkan Pemahaman
KonsepdanMengembangkanNilaiKarakterMahasiswa
disusun oleh
Tika Resti Pratiwi
4201409033
telah disetujui untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada
tanggal :
Semarang, 04 Maret 2013 Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Sarwi, M.Si Dr. SunyotoEkoNugroho, M.Si NIP. 19620809 198703 1 001 NIP. 19650107 198901 1 001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian
hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
telah dipertahankan di hadapansidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada
tanggal 04 Maret 2013.
Panitia: Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1002 Ketua Penguji
Dra. Langlang Handayani, M.App. Sc. NIP. 19680722 199203 2 001 Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Sarwi, M.Si Dr. SunyotoEkoNugroho, M.Si NIP. 19620809 198703 1 001 NIP. 19650107 198901 1 001
v
MOTTO
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar
dan shalat; sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar”
(QS. Al-baqarah 2: 153)
“Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah
bersyukur kepada Allah”
(Ibnu Mas’ud)
“Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus
bergerak”
(Albert Einstein)
Karya ini aku persembahkan kepada:
1. Bapak Jaswadi dan Ibu Sumarsih tercinta,
terima kasih atas segala cinta, do’a, dan
pengorbanan yang tiada henti;
2. Kakakku tersayang, Tomi Yoga Pratama dan
Adikku tercinta,Indah Siwi Indriyani yang
selalu memberi dukungan dan motivasi;
3. Beloved someonesayaaangku yang selalu
mengerti dan menyemangatiku;
4. Beloved people Ernita; Nissa; Dyah; Irma;
Yuli; Cah Kos Mayda, adem ayem, derete;
Pupanarsis; teman-teman fisika 2009; hima
fisika dan Gerhana 2010 dan 2011;temen
PPL dan KKN-ku.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat dan
karunia serta ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang
berjudul ”ImplementasiEksperimen OpenInquiry untukMeningkatkanPemahaman
KonsepdanMengembangkanNilaiKarakterMahasiswa”.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Khumaedi, M.Si., ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
4. Prof.Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si.,dosen wali yang telah memberikan
arahan kepada penulis selama menempuh studi.
5. Dr. Sarwi, M.Si., pembimbing utama skripsi yang telah memberikan ide dan
mengijinkan penulis untuk bergabung pada penelitian beliau sertatelah
membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dr. SunyotoEkoNugroho, M.Si., pembimbing pendamping skripsi yang telah
membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
vii
7. Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc, dosen penguji skripsi yang telah
memberikan masukan serta mengarahan penulis dalam menyempurnakan
skripsi ini.
8. Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu dan
kekeluargaan kepada penulis selama menempuh studi.
9. Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan Keluarga besar Hadi Suwiryo-Parto Switoku
yang telah memberikan dukungan dan motivasi sertadoa restu sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar fisika 2009 baik prodi pendidikan dan murni, serta seluruh
keluarga Jurusan Fisika, terimakasih atas bantuan, kebersamaan,
kekeluargaan dan semangatnya.
11. Keluarga Hima Fisika, KMJF dan UKM Gerhana 2010 serta
2011,terimakasih atas kebersamaan, kekeluargaan dan pengalamanya.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis dan para pembaca.
Semarang, 04Maret2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Pratiwi, Tika Resti. 2013. Implementasi Eksperimen Open Inquiry untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Nilai Karakter Mahasiswa . Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing UtamaDr. Sarwi, M.Si. dan Pembimbing PendampingDr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si. Kata kunci: open inquiry, nilai karakter, konsep gelombang
Degradasi karakter bangsa menuntut pemerintah menanamkan kembali pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dengan melibatkan peserta didik lebih aktif. Eksperimen open inquiry merupakan tingkatan inkuiri yang memberi kesempatan lebih banyak mahasiswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga selain meningkatkan kemampuan berfikir juga mampu mengembangkan sikap. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan eksperimen open inquirydalam mengembangkan nilai karakter mahasiswa dan mengetahui keefektifan meningkatkan pemahaman konsep gelombang, serta mengetahui koefisien korelasi antara keduanya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan jenisone group pretest and posttest design.Instrumen penelitian berupa lembar observasi oleh tiga observer dan tes tertulis pilihan ganda beralasan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis awal penelitian berupa analisis uji coba soal tes tertulis dan analisis akhir penelitian berupa analasis uji gain, uji t satu pihak dan uji korelasi. Berdasarkan hasil uji gaindiperolehadanya perkembangan nilai karakter mahasiswa sebesar 0,41 dengan kategori sedang dan adanya peningkatan pemahaman konsep gelombang sebesar 0,71 dengan kategori tinggi. Perkembangan setiap aspek nilai karakter berbeda juga. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa eksperimen open inquiry telah efektif untuk mengembangkan nilai karakter mahasiswa danefektif untuk meningkatkan pemahaman konsep gelombang walaupun korelasi keduanya tidak signifikan.
ix
ABSTRACT
Pratiwi, Tika Resti. 2013. Implementation of Open Inquiry Experiment toImprove the Understanding of Conceptand to Develop the Value of Students Character. Skripsi, Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. First Advisor Dr. Sarwi, M.Si. and Second Advisor Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si. Keyword : open inquiry, character value, wave concept
Degradation of nation’s character demands the government to return character education in the learning process by involving students more actively. Open inquiry experiment is the level of inquiry that would allow more student’s opportunities to be actively involved in the learning process, so that can improve ability of thinking and develop behavior. The objective of this research to describe the open inquiry experiment to develop the student’s character value, to know the effectiveness to improve the understanding of wave concept and the coefficient of correlation between both.
The method was one group pretest and posttest design experiment research. The research instruments used was observation sheets and multiple-choice written test by reason. The data analysis used were the initial research analysis inform of the analysis of written test trials and the final research analysis: a gain test, a t test one side, and a correlation test. Based on the result of gain test, it was obtained that there was development of student’s character value of 0.41 with medium category and improvement of the understanding of wave concept of 0.71 with high category. There also obtained that there was different character aspect for every development. Based on the data analysis, it is found that open inquiry experiment is effective to develop the student’s character value and to improve the understanding of wave concept although correlation between them wasn’t significant.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
pula bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
19
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Sementara itu, Koesoemo
(2011) menyatakan bahwa pendidikan berkarakter menekankan pada unsur
psikososial yang dikatakan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Dapat
dinyatakan pendidikan karakter berkaitan dengan kepribadian seseorang yang
menampilkan ciri atau karakteristik/sifat khas seseorang yang bersumber dari hasil
berakomodasi dan berasosiasi dengan lingkungan.
Dalam mengatasi permasalahan karakter bangsa, Perpres
(2010)menyebutkan bahwa substansi inti program aksi bidang pendidikan di
antaranya adalah penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa
pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan
menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti,
kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia dengan memasukkan pula
pendidikan kewirausahaan sehingga sekolah dapat mendorong penciptaan hasil
didik yang mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia.
Dewasa ini berbagai pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas
pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga formal. Lembaga pendidikan
formal diharapkan mampu berperan sebagai wadah resmi pembinaan generasi
muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan
kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan
karakter.
Sekolah dan universitas sebagai penyelenggara pendidikan formal
mengintegrasikan pendidikan karakter pada komponen-komponen pendidikan dan
seluruh warga yang mendukung dalam lingkungan sekolah tersebut karena dalam
20
pelaksanaannya, pendidikan karakter tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan.
Menurut Aqib & Sujak (2011: 9) mengatakan bahwa pendidikan karakter
dimaknai sebagai suatu keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang
mengandung nilai-nilai perilaku yang dapat dilakukan atau bertindak secara
bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan
sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
internasional. Selain itu, pendidikan karakter di lembaga pendidikan formal
dijalankan secara berkesinambungan dan bersifat elaboratif atau mencakup semua
komponen yang ada di dalam lingkungan sekolah. Penerapan strategi
pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran diperlukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif.
Eksperimen open inquiry merupakan strategi pembelajaran yang sesuai
untuk mengembangkan sikap. Hasil penelitian Sarwi & Khanafiyah (2010)
menunjukan adanya efektifitas penggunaan eksperimen gelombang open inquiry
dalam meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan mengindikasikan mampu
secara positif mengembangkan sikap, sehingga perlunya kajian untuk mengetahui
penerapan eksperimen tersebut dalam mengembangkan aspek kepribadian berupa
karakter. Sanjaya (2011) yang menyatakan pula bahwa salah satu prinsip
pembelajaran inkuiri merupakan prisip interaksi, baik interaksi antara peserta
didik maupun peserta didik dengan guru/dosen, bahkan peserta didik dengan
lingkungan belajarnya dan hal itu mampu membuat peserta didik mengalami
perkembangan sikap terutama sikap ilmiah.
21
Menurut Pusat Kurikulum(2009) terdapat 12 pendidikan nilai karakter
yang harus dikembangkan dalam pembelajaran, yaitu: religious, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggungjawab.
Pada penelitian ini, peneliti akan mengamati dan menganalisis enam
karakter yang muncul saat melakukan kegiatan eksperimen open inquiry. Keenam
karakter akan diamati selama mahasiswa melakukan praktikum, karena keenam
nilai karakter yang sering muncul saat melakukan eksperimen. Keenam karakter
yang diambil yaitu (1) disiplin; (2) kerja keras; (3) mandiri; (4) rasa ingin tahu; (5)
komunikatif/kerjasama; dan (6) tanggung jawab. Adapun pengertian keenam
karakter dipaparkan sebagai berikut;
1. Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
2. Kerja keras
Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar)
dengan sebaik-baiknya.
3. Kemandirian
Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, tidak
tergantung kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)
kemandirian adalah “keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang
22
lain”. Jadi dalam melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan
sesuatu secara langsung, bebas dari rasa takut.
4. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat, dan
didengar.
5. Komunikatif/kerjasama
Komunikatif/kerjasama merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja secara bersama dengan orang lain.
6. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tigas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
2.3 Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dengan
Pembelajaran Open Inquiry
Hoover dalam Amien (1987) menyatakan bahwa konsep merupakan
serangkaian pengalaman yang membuat pemikiran dan pola dasar. Konsep dapat
membantu dalam mengklasrifikasi, menganalisis, menghubungkan atau
menggabungkan. Konsep membentuk struktur fundamental bagi mata pelajaran di
satuan pendidikan (Amien, 1987: 17). Saliman (2009) menyatakan pula, adanya
relevansi antara keterkaitan materi kuliah dengan pengalaman atau pengetahuan
yang telah dimiliki mahasiswa. Menurut Amien (1987: 38) proses pembentukan
23
dari pengalaman dan menjadi disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan
datang dapat dilihat Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagaimana konsep terbentuk dari pengalaman dan menjadi disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang
Dalam keterkaitannya dengan pengalaman tersebut maka dengan demikian
pembelajaran inkuiri seperti yang telah diuraikan diatas sesuai untuk
meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa.
Proses pemahaman konsep dengan inkuiri sesuai dengan proses
perkembangan anak. Menurut Amien (1987), teori perkembangan anak Piaget dan
penerapannya dalam sains perlu dipelajari dalam peranan dan relevensi psikologi
perkembangan untuk pendidikan umumnya dan pendidikan IPA pada khususnya.
Hal tersebut dikarenakan dengan mempelajari teori Piaget, guru/pengajar dapat
memusatkan diri pada siswa untuk mengidentifikasi pola-pola berfikir para
peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan akan berupa student centered.
Menurut Sanjaya (2011: 99), guru tidak lagi berperan sebagai sumber belajar,
akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar
siswa mau dan mampu belajar.
Perkembangan anak menurut Piaget (Amien, 1987: 46-48; Sanjaya, 2011:
198-199) dapat ditunjang dengan empat faktor utama yaitu maturation, physical
experience, social experience, dan equilibration. Dengan demikian, interaksi
Pengalaman
Pengalaman 2 Pengalaman 3
Pengalaman 4
Pengalaman n
Resestensi mental dan pengorganisasian pengalaman KONSEP
Disposisi untuk menetapkan obyek sesuai dengan pengalaman masa lalu
isi untuk bertindak sesuai dengan cara yang telah ditetapkan
24
antara manusia dengan lingkungannya menghasilkan proses perkembangan mental
anak. Berikut akan dijelaskan secara rinci mengenai empat faktor tersebut.
a. Maturation (pemasakan)
Proses peribahan fisiologis dan anatomis, proses pertumbuhan tubuh, otak,
dan sistem saraf. Pertumbuhan otak merupakan salah satu aspek yang sangat
berpengaruh terhadap kemampuan berfikir (intelektual) anak.
b. Physical experience (pengalaman fisik)
Interaksi dengan lingkungan fisik, manipulasi obyek-obyek sekitarnya dan
beberapa pengalaman tindakan secara fisik. Anak akan memperoleh pengalaman
fisik dengan tindakan atau aksi terhadap suatu rangsang dan akan mempelajarinya.
Dengan demikian, Piaget percaya aktivitas/daya otak akan mampu dikembangkan
sehingga anak mampu mentransfer aktivitas fisiknya menjadi gagasan atau ide.
c. Social experience (pengalaman sosial)
Interaksi dengan teman/ orang lain, menghilangkan sifat egocentric
sehingga anak dapat memahami pendapat orang lain dan juga akan menumbuhkan
kesadaran bahwa ada aturan lain disamping aturannya sendiri. Perkembangan
intelektual anak melalui interaksi social juga akan mampu mengembangkan
kemampuan berbahasa anak. Pengalaman semacam itu sangat bermanfaat untuk
mengembangkan konsep mental seperti misalnya kerendahan hati, toleransi,
kejujuran etika, moral dan lain sebagainya.
d. Equilibration (keseimbangan)
Suatu proses dimana anak merespon rangsang/stimuli secara mental.
Piaget membagi proses ini menjadi 2 kategori yaitu assimilation (asimilasi) dan
25
accommodation (akomodasi). Asimilasi merupakan proses memasukan atau
menerima informasi dan mengabungkannya ke dalam skema/bagan konsep atau
struktur yang telah dimiliki. Proses ini agak bersifat obyektif, karena anak
cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang sesuai atau tidak sesuai
dengan keyakinan yang telah dimiliki sebelumnya. Akomodasi merupakan proses
memodifikasi skema konsep atau struktur yang telah dimiliki untuk menerima
informasi baru. Akomodasi melibatkan kegiatan pengubahan skema, atau gagasan
yang telah dimiliki karena adanya informasi atau pengalaman baru. Skema/bagan
konsep baru itu dikembangkan terus menerus selama proses akomodasi. Untuk
mengetahui stimuli yang tidak diketahui sebelumnya, anak membentuk bagan
konsep (skema) yang baru dengan memodifikasi yang telah ada. Sebagai hasil dari
perubahan tersebut otak anak akan mengasimilasi informasi lebih banyak. Hal
tersebut merupakan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi dengan cara
menerapkan ekulibrium. Ekuilibrium ini menjelaskan pula bagaiman anak mampu
berpindah dari tahapan berfikir ketahapan berfikir selanjutnya.
Adanya teori perkembangan anak para peneliti mengembangkan pula
tentang teori belajar yang sesuai, karena agar adanya perkembangan anak yang
optimal. Beberapa teori belajar telah dikembangkan salah satunya adalah teori
belajar kontruktivisme. Kontruktivisme merupakan proses teori psikologis tentang
pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangan dan menamai
pengetahuan dari pengalaman sendiri (Rifa’I & Anni, 2009: 225).
Teori belajar kontruktivisme dikembangkan oleh Vygotsky menyatakan
bahwa peserta didik mengkontruksi pengetahuan atau menciptakan makna sebagai
26
hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Teori tersebut
sejalan pendapat Piaget yang menyatakan bahwa individu menciptakan makna dan
pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui,
dipercaya dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari (Rifa’I &
Anni, 2009: 225-250). Selain itu, Piaget menyatakan pula bahwa setiap individu
berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuaannya sendiri melalui
skema/bagan konsep yang ada dalam struktur kognitifnya sejak kecil melalui
asimilasi dan akomodasi (Sanjaya, 2011: 196). Teori kontruktivisme Piaget dan
Vygitsky relevan dengan pembelajaran berbasis inkuiri.
Atas dasar penjelasan diatas, maka pembelajaran open inquiry terutama
eksperimen open inquiry sesuai dalam pembelajaran peningkatan pemahaman
konsep mahasiswa.
2.4 Karakteristik Materi yang Sesuai dengan Pembelajaran
Eksperimen Open Inquiry
Peneliti meninjauan materi yang digunakan adalah materi pada mata
kuliah gelombang yang telah disampaikan dalam kelas. Adapun materi yang di
sampaikan yaitu:
1. Getaran, meliputi lissoyous, getaran fisis, getaran teredam, getaran
tergandeng, dan superposisi dua getaran
2. Gelombang, meliputi resonansi dalam tabung, gelombang mikro, melde dan
tangki riak
27
3. Interferensi, meliputi interferensi Michelson, cincin newton, dan interferensi
celah Young
4. Difraksi, meliputi difraksi kisi
Materi tersebut sesuai dengan karakteristik pembelajaran eksperimen
openinquiry. Eksperimen merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli (Yulianti & Wiyanto,
2009: 15-17). Materi gelombang dapat digunakan dalam pembelajaran langsung.
Sebagai contoh mahasiswa mengamati terjadinya sebuah gelombang pada
percobaan melde, bahkan mahasiswa dapat merasakan langsung getaran yang
ditimbulkan. Mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan merancang dan
menganalisis sebuah konsep dengan beberapa alternative, seperti peristiwa
interferensi dapat dilakukan interferensi Michelson, cincin newton, atau
interferensi celah Young dengan masing – masing karakteristik. Pelaksanaan
eksperimen open inquiry dalam mata kuliah gelombang memberi kesempatan
secara lebih terbuka dan bebas mahasiswa dalam mengindetifikasi, merumuskan,
mengajukan rancangan penyelesaian dan menyelesaikan masalah serta melakukan
evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai pemaparan masalah oleh dosen.
Materi gelombang sebelumnya telah didapatkan mahasiswa pada jenjang
sebelumnya, diharapkan mahasiswa sudah mempunyai modal pengetahuan awal.
Diharapkan pula, modal awal pengetahuan mampu meningkatkan motivasi, rasa
ingin tahu dan bahkan dapat membantu menjadi gambaran awal pembelajaran.
28
2.5 Kerangka Berfikir
Pakar pendidikan mulai membahas kembali pendidikan karakter untuk
kembali diterapkan disetiap jenjang pendidikan. Penerapan kembali pendidikan
nilai karakter karena adanya degradasi moral bangsa. Masyarakat berharap
sekolah dan universitas sebagai lembaga pendidikan formal mampu mencetak
lulusan yang berintelektual dan berkarakter.
Salah satu upayanya adalah menggunakan strategi pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan konsep dan mampu mengembangkan
nilai karakter peserta didik. Strategi yang dinilai efektif dalam memberi
kesempatan pada peserta didik untuk mengembagkan kemampuan berfikir dan
karakter adalah eksperimen open inquiry.
Kegiatan eksperimen open inquiry pada mata kuliah gelombang memberi
kesempatan lebih pada mahasiswa untuk terlibat lebih aktif dalam menganalisis,
mengidentifikasi dan menemukan cara menyelesaikan masalah secara mandiri
dan kreatif. Diharapkan dengan kesempatan tersebut mahasiswa mampu
mengalami belajar yang lebih bermakna dan mahasiswa mampu mengembangkan
nilai karakter terutama karakter yang berhubungan dengan unjuk kerja. Adapun
kerangka berfikirnya tersedia dalam Gambar 2.2.
29
Skema Kerangka berpikir
Latar Belakang : Penerapan kembali pendidikan nilai karakter karena adanya degradasi
moral bangsa. Masyarakat berharap sekolah dan universitas sebagai lembaga pendidikan formal mampu mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai konsep materi yang diberikan saja akan tetapi mampumempunyai nilai karakter baik,
hi dih k k l i b b i t l kt l d
Indentifikasi Masalah : Perlunya strategi pembelajaran yang efektif tidak hanya untuk meningkatkan penguasaan pemahaman konsep fisikamelainkan untuk mengembangkan nilai karakter mahasiswa juga.
Hipotesis Ho : Eksperimen gelombang openinquirytidak efektif meningkatkan pemahaman konsep gelombang Ha : Eksperimen gelombang open inquiryefektif meningkatkan pemahaman konsep gelombang
Implementasi eksperimen open-inquiry efektif dalam mengembangkan nilai karakter mahasiswa dan meningkatkan pemahaman konsep gelombang
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak
dapat menjawab soal. Menurut Arikunto (2007: 213) untuk menghitung daya beda
soal digunakan rumus berikut:
DP = = PA-PB ... (3.4)
Keterangan:
DP = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi0,00 <D≤ 0,20 Jelek (poor) 0,20 <D≤ 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40 <D≤ 0,70 Baik (good) 0,70 <D≤ 1,00 Baik Sekali (excellent) D = negatif Tidak Baik *sumber : Arikunto (2007 : 218)
38
Analisis daya pembeda soal diperoleh 7 soal dengan kategori jelek, 5 soal dengan
kategori cukup, 2 soal dengan kategori baik, dan 26 soal dengan kategori baik
sekali. Hasil secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Data Analisis Daya Pembeda
Kategori Nomor Soal Jelek 2, 6, 14, 28, 30, 33, 34 Cukup 8, 12, 22, 35, 39 Baik 23, 36Baik Sekali 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 26,
27, 29, 31, 32, 37, 38, 40
3.4.1.5 Penentuan Instrumen
Penentuan instrumen tes tertulis dilakukan setelah analisis uji coba soal
dengan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Berdasarkan
hasil analisis soal uji coba instrumen tes tertulis, 20 soal yang digunakan oleh
peneliti. Di antara 40 soal uji coba kemudian dipakai 20 soal untuk pretest dan
3.5.1 Analisis Perkembangan Nilai Karakter Mahasiswa
3.5.2.1 Analisis Deskriptif untuk Data Observasi
Menurut Sudjana (2009: 131), hasil observasi pengembangan nilai
karakter karakter yang dilakukan dianalisis dengan mencari prosentase skor
dengan persamaan sebagai berikut:
% = 100% ... (3.5)
39
Keterangan:
% = prosentase skor
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
Kriteria karakter siswa setelah melakukan eksperimen open inquiry:
81,26% - 100% = sangat baik
62,51% - 77,78% = tinggi
43,76% - 62,50% = rendah
25% - 43,75% = sangat rendah
3.5.2.2 Uji Gain
Untuk melihat besarnya perubahan pengembangan nilai karakter
mahasiswa digunakan uji gain. Analisis pengembangan karakter dilakukan pada
saateksperimen pertama, ketiga dan kelima. Adapun persamaan uji gain menurut
Hake (1998) sebagai berikut:
= 100% ... (3.6)
Keterangan:
= faktor gain
= skor rata-rata eksperimen ke-1 (%)
=skor rata-rata eksperimen ke-5 (%)
Kriteria faktor gain dapat dilihat pada Tabel 3.8. Pada penelitian ini selain
dihitung perkembangan karakter rata-rata kelas juga dihitung perkembangan
karakter pada setiap aspek karakternya.
40
Tabel 3.8 Kriteria Besarnya Faktor Gain
Faktor skala 0-1
Kriteria
≥0,7 Tinggi 0,3 ≤ > 0,7 Sedang
< 0,3 Rendah 3.5.2 Analisis Pemahaman Konsep
3.5.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis
berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010b :29), uji normalitas
menggunakan rumus :
( )∑=
−=
k
i
h
fff
1 0
202χ
... (3.7)
Keterangan :
2χ =chi kuadrat
fh =frekuensi yang diharapkan
fo = frekuensi pengamatan
k = jumlah kelas interval
Hasil chi kuadrat data kemudian dibandingkan dengan tabel chi kuadrat dengan
signifikan 5%, kemudian ditarik kesimpulan. Jika 2 < 2 maka data
berdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas data disajikan dalam Tabel 3.6.
Berdasarkan data pada Tabel 3.6 diatas dapat diketahui bahwa pre-test dan post-
test memiliki data yang berdistribusi normal.
3.5.1.2 Uji Gain
41
Untuk melihat besarnya pemahaman konsep mahasiswadilakukan saat
pretest dan posttest . Adapun persamaan uji gain menurut Hake (1998) sebagai
berikut:
= 100% ... (3.8)
Keterangan:
= faktor gain
= skor rata-rata initial (pretest) (%)
=skor rata-rata final (posttest) (%)
Kriteria faktor gain dapat dilihat pada Tabel 3.8. Pada penelitian ini selain
dihitung perkembangan karakter rata-rata kelas juga dihitung perkembangan
karakter pada setiap aspek karakternya.
3.5.3 Analisis Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis
pemahaman konsep melalui eksperimen openinquirypada mata kuliah gelombang.
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata uji t satu pihak
kanan. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Eksperimen gelombang openinquirytidak efektifmeningkatkan pemahaman
konsep mahasiswa
Ha : Eksperimen gelombang openinquiryefektifmeningkatkan pemahaman
konsep mahasiswa,
Persamaan uji t menurut Sugiyono (2010b: 96) sebagai berikut :
42
t = √
... (3.9)
Keterangan:
: nilai rata-rata
0 :nilai standar ( Kriteria Ketuntasan Minimal = 71)
s : simpangan baku
n : jumlah mahasiswa
t : Efektifitas
Kriteria yang digunakan adalah terdapat efektifitas apabila harga t hitung
memenuhi t hitung<t tabel atau berada pada daerah penerimaan Ho , dengan dk = n-1
dengan taraf signifikansi (α) = 5 %.
3.5.4 Analisis Hubungan Pengembangan Nilai Karakter Mahasiswa dengan
Pemahaman Konsep Fisika
Uji korelasi digunakan untuk menguji pengaruh pengembangan nilai
karakter mahasiswa terhadap pemahaman konsep materi gelombang, digunakan
uji korelasi product moment. Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2010b :
228)adalah:
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ... (3.10)
Keterangan:
: korelasi
:nilai pengembangan nilai karakter
: nilai pemahaman konsep
43
n : jumlah mahasiswa
Jika harga rhitung positif maka aka nada hubungan yang positif dan jika
harga rhitung rtabel dengan taraf kesalahan 5 % atau 1% maka dapat disimpulkan
terdapat signifikan antara pengembangan nilai karakter mahasiswa dengan
peningkatan pemahaman konsep fisika. Hipotesis yang digunakan adalah
Ho : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
Pengujian signifikan koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010b:230)
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
√ ... (3.11)
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,79 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat Kuat *sumber : Sugiyono(2010b:231)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Analisis Perkembangan Nilai Karakter
4.1.1.1 Hasil Analisis Deskriptif
Hasil analisis perkembangan nilai karakter mahasiswa diperoleh dari
pengamatan ketika proses eksperimen berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh
observer dan dicatat pada lembar observasi. Aspek yang diamati adalah unjuk kerja
mahasiswa dalam melaksanakan eksperimen dari merancang sampai mengumpulkan
laporan. Analisis data yang dilakukan berasal dari eksperimen pertama, ketiga, dan
kelima untuk mengetahui perkembangan nilai karakter setelah mahasiswa berkali –
kali mendapat treatment. Hasil analisis perkembangan nilai karakter mahasiswa
disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Perkembangan Nilai Karakter Mahasiswa
0102030405060708090
100
Disiplin Rasa Ingin Tahu
Mandiri Kerja Keras Komunikatif (Kerja sama)
Tanggung JawabPe
role
han
Tot
al S
kor
(dal
am %
)
Nilai Karakter MahasiswaEksperimen ke‐1 Eksperimen ke‐3 Eksperimen ke‐5
45
4.1.1.2 Uji Gain
Untuk mengetahui besarnya perkembangan tiap aspek karakter mahasiswa
setelah melaksanakan eksperimen openinquiry digunakan uji gain. Analisis uji gain
dilakukan pada data observasi eksperimen ke-1, eksperimen ke-3, dan eksperimen
ke-5 agar terlihat perkembangan.
4.1.1.2.1 Eksperimen ke-1 dan eksperimen ke-3
Berdasarkan hasil analisis uji gain eksperimen ke-1 dan eksperimen ke-3
didapatkan perkembangan nilai karakter mahasiswa dalam kategori rendah. Berikut
disajikan hasil analisis uji gain pada eksperimen ke-1 dan ke-3 pada Tabel 4.1. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 4.1 Hasil Uji gaineksperimen ke-1 dan eksperimen ke-3
Nilai Karakter
Eksperimen ke-1
Eksperimen ke-3 <g>
Skala 0-1 Keteranga
n Total Skor % Total
Skor %
Disiplin 219 0,30 297 0,41 0,16 Rendah Rasa Ingin Tahu 235 0,33 353 0,49 0,24 Rendah Kemandirian (Mandiri) 251 0,35 308 0,43 0,11 Rendah Kerja Keras 221 0,31 228 0,32 0,01 Rendah Kerja sama (Komunikatif) 215 0,30 246 0,34 0,06 Rendah
Tanggung Jawab 347 0,48 412 0,57 0,17 Rendah Rata-rata Kelas 248 0,34 299 0,41 0,13 Rendah
4.1.1.2.2 Eksperimen ke-3 dan eksperimen ke-5
Berikut akan disajikan hasil analisis uji gain pada eksperimen ke-3 dan
eksperimen ke-5 pada Tabel 4.2. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
46
Tabel 4.2 Hasil Uji gaineksperimen ke-3 dan eksperimen ke-5
Nilai Karakter
Eksperimen ke-3
Eksperimen ke-5 <g>
Skala 0-1 KeteranganTotal Skor % Total
Skor %
Disiplin 297 0,41 564 0,78 0,63 Sedang Rasa Ingin Tahu 353 0,49 394 0,55 0,11 Rendah Kemandirian (Mandiri) 308 0,43 415 0,58 0,26 Rendah Kerja Keras 228 0,32 321 0,45 0,19 Rendah Kerja sama (Komunikatif) 246 0,34 400 0,56 0,32 Sedang
Tanggung Jawab 412 0,57 546 0,76 0,44 Sedang Rata-rata Kelas 299 0,41 437,17 0,61 0,34 Sedang
4.1.1.2.3 Eksperimen ke-1 dan eksperimen ke-5
Pengembangan nilai karakter mahasiswa secara keseluruhan terlihat pada hasil
analisis uji gain antara initialexperiment (ke-1) dan final experiment (ke-5) disajikan
pada Tabel 4.3. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 4.3 Hasil Uji gaineksperimen ke-1 dan eksperimen ke-5
Nilai Karakter
Eksperimen ke-1
Eksperimen ke-5 <g>
Skala 0-1 KeteranganTotal Skor % Total
Skor %
Disiplin 219 0,30 564 0,78 0,69 Sedang Rasa Ingin Tahu 235 0,33 394 0,58 0,33 Sedang Kemandirian (Mandiri) 251 0,35 415 0,45 0,35 Sedang Kerja Keras 221 0,31 321 0,45 0,20 Rendah Kerja sama (Komunikatif) 215 0,30 400 0,56 0,37 Sedang
Tanggung Jawab 347 0,48 546 0,76 0,53 Sedang Rata-rata Kelas 248 0,34 437,17 0,61 0,41 Sedang Pada akhir eksperimen terlihat perkembangan masing - masing aspek nilai karakter
mahasiswa yang berbeda. Secara lengkap berikut persentase pengembangan nilai
karakter pada akhir eksperimen open inquirydapat dilihat pada Gambar 4.2.
4.1.
4.1.1
norm
yang
Hasi
selen
Ke
HaKe
Berd
norm
G
2 Hasil A
1.1 Uji No
Uji
mal atau t
g akan dig
il uji nor
ngkapnya
eterangan
asil eterangan
dasarkan p
mal sehing
1
Gambar 4
Analisis P
ormalitas
normalita
tidak. Sel
gunakan, a
rmalitas d
dapat dili
n
n
perhitunga
gga meme
12
5%
22%
4.2Persent
Pemaham
as dilakuk
ain itu, uj
apakah m
data disaj
ihat pada
Tabel4.4
P51
b
an uji norm
enuhi syar
2%
Skor N
ase Perke
man Kons
kan untu
uji normal
menggunak
ajikan pad
Lampiran
4 Hasil Pe
Pretest 5,23 1,07
<berdistribu
malitas di
rat untuk m
21%
16%
Nilai Kara
embangan
sep
uk menge
litas digun
kan statist
da Tabel
n 25 dan L
erhitungan
usi normal
isimpulka
menjadika
%
15%
akter Ma
Karakter
etahui ap
nakan unt
tik parame
4.4. Per
Lampiran
n Uji Norm
Post7,7411,0
l berd
an bahwa d
an data pe
ahasiswa
Dis
Ras
Kem
Ker
Ker
Tan
Mahasisw
pakah dat
tuk mene
etris atau
rhitungan
26.
malitas
ttest 7
<distribusi n
data terseb
enelitian.
iplin
sa ingin tah
mandirian (
rja Keras
rjasama (Ko
nggung Jawa
wa
ta berdis
entukan st
non param
uji norm
normal
but terdis
u
Mandiri)
omunikatif)
ab
47
tribusi
tatistik
metris.
malitas
tribusi
48
4.1.1.2 Hasil Pemahaman Konsep
Hasil pemahaman konsep fisika diperoleh melalui tes tertulis. Tes tertulis
dilaksanakan pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) melakukan
eksperimen open inquiry. Terdapat perbedaan pencapaian hasil pemahaman konsep
mahasiswa saat pretest dan posttest. Rekapitulasi hasil pemahaman konsep
mahasiswa saat pretest dan posttest disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil pretest dan posttest
Kriteria Junlah mahasiswa dengan nilai Pretest (%)
Junlah mahasiswa dengan nilai Posttest (%)
Keterangan
A 0 20 Tuntas AB 0 53 Tuntas B 6,67 20 Tuntas
BC 6,67 6,67 Tidak Tuntas C ≥ 86,67 0 Tudak Tuntas
Dapat dilihat pula perbandingan hasil yang didapatkan saat pretest dan posttest
Gambar 4.3. Data hasil pretest dan posttest selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 23 dan Lampiran 24.
Gambar 4.3Perbandingan hasil pretest dan posttest
55
22.5
37.5
92.5
69.2
82.8
0102030405060708090100
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata‐Rata
Nilai
Pretest
Posttest
4.1.1
anali
untu
sesud
disaj
kons
4.1.3
impl
gelom
4.7. D
NKet
M
Tabe
daera
1.3 Uji Ga
Penin
isis meng
uk menget
dah men
jikan pa
sepselengk
Rata-rat
403 Hasil U
Uji h
lementasi
mbang. U
Hasil
Data uji h
Nilai tuntasan
Minimal 71
el 4.7 men
ah penola
ain
ngkatan p
gunakan u
ahui perb
ndapat tre
ada Tab
kapnya da
Tab
ta Pretest
0,9 Uji Hipot
hipotesis
eksperim
Uji t yang d
l uji hipot
hipotesis p
Nilapemaha
nunjukan
akan Ho.
pemaham
uji gain. P
bandingan
eatment.
bel 4.6.
apat diliha
bel 4.6 Ha
Rat
tesis
pada pen
men open
digunakan
tesispema
pertama se
Tabe
ai rata-rataaman kon
82,8
bahwa pa
. Dengan
an konse
Peningkat
peningka
Berdasark
Data
at pada La
asil Uji ga
ta-rata Pos
82,8
nelitian in
inquiry
n adalah u
ahaman k
elengkapn
el 4.7 Has
a nsep d
2
ada taraf
n demikia
ep fisika
tan pemah
atan pema
kan hasil
hasil a
ampiran 2
ain Pemah
sttest
ni digunak
dalam m
uji satu pih
onsep gel
nya disajik
sil Uji Hip
dk t hi
29 12,
5% harga
an dapat
mahasisw
haman kon
ahaman ko
l uji gai
analisis
27.
haman Ko
Gain(Skala 0-
0,71
kan untuk
meningkatk
hak kanan
lombang
kan pada L
potesis
tung t
,05 2,
a thitung>tta
dilihat ba
wa dipero
nsep mah
onsep fisi
n diperol
uji gain
onsep
-1)
K
k menget
kan pema
n untuk sa
dapat dili
Lampiran
tabel
,045 T
abel sehing
ahwa eks
oleh dari
hasiswa di
ka sebelu
leh hasil
n pemah
Keteranga
Tinggi
tahui efek
ahaman k
atu sampe
ihat pada
n 28.
Kriteri
Terima Hothitung≤tta
gga berada
sperimen
49
i hasil
hitung
um dan
yang
haman
an
ktifitas
konsep
l.
Tabel
a
o jika abel
a pada
open-
inqu
mata
4.1.
hipo
peng
0,10
deng
kepe
lebih
diart
kore
tidak
varia
diten
98,8
disaj
4.2
4.2.
terlih
kegia
iry efekti
a kuliah ge
4 Hasil U
Uji k
tesis hub
gusaan pe
8. Jadi a
gan pemah
ercayaan 9
h kecil da
tikan ada
lasi tidak
k dilakuk
an yaitu r2
ntukan ol
% ditent
jikan pada
Pemb
1 Penge
Berdas
hat adany
atan eksp
f untuk m
elombang
Uji Korel
korelasi d
bungan a
emahaman
ada korel
haman ko
95 %) dan
ari harga
hubungan
k dapat d
kan oleh p
2 = 0,012.
eh besarn
tukan oleh
a Lampira
bahasan
embangan
sarkan ha
ya perke
perimen o
meningkat
g.
lasi
digunakan
antara p
n konsep
asi positi
onsep gel
n N = 30
r tabel,
n positif n
igeneralis
peneliti. K
Hal ini b
nya kema
h faktor y
an 29.
n
n Nilai Ka
asil analis
mbangan
open inqu
kan pengu
n untuk
engemban
fisika. Ha
if antara
lombang.
, maka ha
sehingga
namun tid
sasikan da
Koefisien
erarti 1,2
ampuan p
yang lain
arakter M
sis deskrip
nilai ka
uiry. Hal
usaan pem
mengetah
ngan nil
asil uji ko
pengemb
Bila tara
arga
a Ho dite
dak signif
an penguj
n determin
% pengem
penguasaa
. Hasil an
Mahasisw
ptif tenta
arakter se
ini dapa
mahaman
hui hubun
ai karak
orelasi di
bangan n
af kesalah
= 0,361.
erima dan
fikan. Den
ujian signi
nasi dari
mbangan
an pemaha
nalisis uji
wa
ang penge
ecara po
at dilihat
konsep m
ngan dan
kter maha
idapatkan
ilai karak
han ditetap
Ternyata
n Ha dito
ngan dem
ifikan ko
uji korel
nilai kara
aman kon
i korelasi
embangan
sitif sela
pada Ga
mahasiswa
n membu
asiswa d
nilai
kter maha
pkan 5%
a harga r
olak. Jadi
mikian koe
efisien ko
lasi meru
akter maha
nsep fisik
secara le
n nilai kar
ama mela
ambar 4.1
50
a pada
uktikan
dengan
=
asiswa
(taraf
hitung
dapat
efisien
orelasi
upakan
asiswa
ka dan
engkap
rakter,
akukan
yang
51
menunjukkan perkembangan secara positif skor nilai karakter mahasiswa pada setiap
eksperimen. Pengembangan nilai karakter mahasiswa secara menyeluruhdapat dilihat
dengan analisis uji gain pada eksperimen pertama, ketiga, dan kelima. Hasil analisis
uji gain pada eksperimen pertama dengan eksperimen ketiga dapat dilihat pada Tabel
4.1. Peningkatan rata-rata analisis tersebut berada pada kategori rendah.
Hal tersebut dikarenakan mahasiswa pada awal pembelajaran masih belum
terbiasa dengan pelaksanaan eksperimen open inquiry sehingga pelaksanaannya
belum maksimal.Kemudian pengembangan nilai karakter mahasiswa dilihat pada
hasil analisis uji gain eksperimen ketiga dan eksperimen kelima sesuai Tabel 4.2.
Peningkatan tersebut lebih besar daripada saat eksperimen pertama dengan
eksperimen ketiga. Pada nilai karakter secara umum mempunyai perubahan
pengembangan secara positif dengan kategori gain sedang, walaupun nilai karakter
kerja keras dalam kategori gain rendah. Agar lebih jelas maka perkembangan nilai
karakter mahasiswa dibahas pada setiap aspek yang dianalisis.
Aspek nilai karakter disiplin mempunyai dua indikator yaitu:(1) menaati
jadwal waktu eksperimen yang ditetapkan; (2) melaksanakan ekperimen dan
melaporkan hasil sesuai alokasi waktu. Perolehan skor 30 mahasiswa yaitu 219
dengan 114 skor untuk indikator pertama dan 105 skor untuk indikator kedua. Jika
dilihat hasil tersebut maka didapatkan bahwa untuk setiap mahasiswa memperoleh
rata-rata skor 1,22 pada eksperimen ke-1. Skor tersebut berarti mahasiswa
mempunyai skor antara 1 sampai 2 pada setiap indikator. Indikator pertama rata-rata
skor mahasiswa adalah 1,27 lebih tinggi daripada indikator kedua yaitu 1,17. Pada
rentang skala tersebut dapat dideskripsikan pada indikator pertama, mahasiswa pada
52
eksperimen ke-1 hanya mampu melakukan ekperimen dalam waktu dua minggu
setelah lisan atau lebih dari satu minggu, sedangkan dilihat dari indikator kedua
mahasiswa mengumpulkan laporan dalam jangka waktu kurang lebih tiga minggu
setelah praktikum. Kemudian perubahan terjadi pada eksperimen ke-3. Perolehan
skor karakter disiplin mahasiswa secara total dalam satu kelas adalah 297 dengan
162 untuk indikator pertama dan 135 untuk indikator kedua. Rata-rata skor setiap
mahasiswa diperoleh 1,65 dengan rata-rata indikator pertama yaitu 1,80 dan 1,58
pada indikator kedua. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang
terlihat pada indikator kedua mahasiswa mempunyai rentang skala 2. Skala 2 pada
indikator kedua dapat dideskripsikan bahwa mahasiswa sudah mampu
mengumpulkan laporan dalam jangka waktu dua sampai tiga minggu setelah
praktikum. Pada eksperimen ke-3 mahasiswa mulai mampu melakukan eksperimen
secara lebih disiplin waktu. Analisis karakter disiplin terakhir pada eksperimen ke-5
(final experiment) mendapatkan skor rata-rata 3,13 dengan 3,33 untuk indikator
pertama dan 2,93 untuk indikator kedua. Pada indikator pertama perolehan skor
terdapat pada skala 3 sampai 4, berarti bahwa mahasiswa melakukan eksperimen
dalam waktu satu minggu dan bahkan sebagian lagi melakukan eksperimen dalam
waktu satu minggu dengan anggota lengkap. Deskripsi indikator kedua dengan
rentang skala 2 sampai 3, berarti mahasiswa telah mampu dalam menggumpulkan
laporan dalam waktu dua minggu, bahkan sebagian mahasiswa terlihat pula
mengumpulkan waktu kurang dari dua minggu saat perkuliahan. Secara keseluruhan
dianalisis karakter disiplin dengan uji gain antara eksperimen ke-1 dan ke-5
53
didapatkan perubahan nilai karakter disiplin mahasiswa terletak pada kategori
sedang.
Tingkat disiplin mahasiswa meningkat karena mahasiswa belajar dari
pengalaman. Pengalaman individu mahasiswa dalam melakukan eksperimen seperti
mencari literatur, membuat rancangan, menentukan jadwal semua anggota kelompok
dan membuat laporan membuat kebiasaan dengan rasa nyaman masing masing.
Adanya perubahan aspek disiplin pada setiap eksperimen dari pertama sampai kelima
membuktikan adanya pengaruh positif pada penggunaan eksperimen open inquiry
dalam pembelajaran. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Hamidah & Palupi
(2011) yang menunjukkan bahwa tindakan kelas yang berbasis pembiasaan disertai
dengan motivasi memberikan makna yang sangat berarti bagi membentuk karakter
disiplin mahasiswa.
Pada nilai karakter rasa ingin tahu dengan dua indikator. Indikator pertama
yang digunakan peneliti adalah mengajukan pertanyaan untuk menjelaskan dan
menggali ilmu lebih dalam, dan indikator kedua adalah melakukan diskusi dengan
teman kelompok secara efektif. Hasil analisis karakter rasa ingin tahu mahasiswa
dalam eksperimen openinquiry dilihat perubahannya dengan menggunakan uji gain
pada setiap tahap eksperimen. Saat mahasiswa melakukan eksperimen ke-1 total skor
30 mahasiswa yang diperoleh adalah 235 dengan perolehan 124 untuk indikator
pertama dan 111 untuk indikator kedua. Skor rata-rata pada indikator pertama adalah
1,37 atau berada pada skala 1 dan 2 berarti mahasiswa masih hanya sekedar
memperhatikan setiap proses eksperimen belum mengajukan pertanyaan. Hal
tersebut karena eksperimen open inquiry baru pertama dilakukan sehingga
54
mahasiswa masih terfokus dengan bagaimana agar alat yang digunakan sesuai
rancangan bisa berfungsi terlebih dahulu. Adapun mahasiswa bertanya tetapi konsep
yang diutarakan masih dangkal. Pada tahap ini mahasiswa lebih banyak berada pada
tahap melihat dan mengamati informasi baru, dalam bidang psikologi disebut dengan
proses asimilasi. Piaget dalam Rifa’i & Anni (2009: 25) mengungkapkan bahwa
perkembangan kognitif anak dimulai dengan tahap asimilasi. Mahasiswa melakukan
diskusi dengan anggota kelompok tetapi tidak terlibat secara aktif.
Pada eksperimen ke-3, perolehan skor nilai karakter rasa ingin tahu
mahasiswa meningkat. Skor rata-rata setiap mahasiswa 2,13 untuk indikator pertama
dan 1,79 untuk indikator kedua. Mahasiswa mulai mengajukan pertanyaan –
pertanyaan lebih fokus dengan konsep yang jelas. Pada eksperimen ini pula
mahasiswa mulai aktif terlibat dalam diskusi kelompok. Mahasiswa mulai memasuki
masuk tahap asimilasi dan akomodasi walaupun belum sepenuhnya karena belum
adanya diskusi kosep pokok eksperimen hanya sekedar saling bertanya. Menurut
Piaget dalam tahap akomodasi mahasiswa mulai melakukan perubahan konsep yang
sudah pernah ada karena ada informasi dan pengalaman yang baru (Rifa’i & Anni,
2009: 25). Dalam tahap tersebut mahasiswa mulai membangun konsep secara utuh
dan benar.
Kemudian saat eksperimen ke-5 sebagian mahasiswa sudah mulai bertanya
mengenai konsep pokok dengan jelas dan terlibat aktif dalam diskusi. Sesama
anggota kelompok melakukan diskusi mengenai konsep secara aktif sehingga
mahasiswa dapat bertukar kelompok. Dilihat dari skor mahasiswa diperoleh 2,29
untuk indikator pertama dan 2,01 untuk indikator kedua. Pada eksperimen ke-5
55
mahasiswa telah mampu berada pada tahap akomodasi secara utuh dengan adanya
diskusi secara aktif mengenai konsep. Mahasiswa dapat mampu pula mencapai tahap
keseimbangan dalam mendapatkan konsep. Dari setiap eksperimen open inquiry
terllihat perubahan nilai karakter mahasiswa aspek rasa ingin tahu. Besarnya
perkembangan nilai karakter dianalisis dengan uji gain dan didapatkan secara
keseluruhan (kelas) saat eksperimen ke-1 dan ke-5 dalam kategori sedang. Adanya
perkembangan rasa ingin tahu mahasiswa dikarenakan open inquiry memberi
kesempatan yang lebih dalam dalam menggunakan kemampuan mahasiswa dalam
melakukan analisis dalam sebuah masalah. Hasil penelitian Zion & Sadeh (2007)
menyatakan bahwa rasa ingin tahu peserta dapat dikembangkan dengan mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang mengurangi ketidakpastian
dan memperbanyak model inkuirididalamnya, seperti penggunaan open inquiry
sehingga peserta didik mampu terlibat lebih aktif. Secara keseluruhan pada akhir
eksperimen terlihat rasa ingin tahu mahasiswa mempunyai persentase terendah kedua
setelah kerja keras karena sebagian mahasiswa telah mendapatkan materi tentang
gelombang sebelumnya.
Kemandirian merupakan salah satu aspek nilai karakter mahasiswa yang
diukur dalam penelitian ini. Ada dua indikator yang digunakan dalam menentukan
observasi nilai karakter mandiri yaitu kemampuan mahasiswa menyelesaikan beban
yang ditugaskan secara individu sebagai indikator pertama dan kemampuan
mahasiswa dalam bekerja berkelompok menyelesaikan tugas sesuai dengan beban
kelompok sebagai indikator kedua. Pada setiap tahap eksperimen yang dilakukan
mahasiswa nilai karakter mandiri mengalami perubahan positif. Secara umum
56
dianalisis perubahan karakter mandiri mahasiswa dengan uji gain saat initial
experiment dan final experiment didapatkan dalam kategori sedang. Pada saat
eksperimen ke-1 mahasiswa sudah mampu mengerjakan tugas secara individu dan
sebagian mahasiswa mampu menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah
ditentukan. Mahasiswa mampu bekerja secara kelompok dan mampu menyelesaikan
tugas kelompok yang diberikan. Hal tersebut terlihat dengan perolehan pada
indikator pertama sebesar 1,2 dan 1,56 untuk indikator kedua saat eksperimen ke-1.
Pada eksperimen ke-3 nilai karakter mandiri mahasiswa belum terlalu telihat
perubahan. Mahasiswa memperoleh skor rata-rata 1,6 untuk indikator pertama dan
1,8 untuk indikator kedua. Hasil analisis dengan uji gain antara eksperimen ke-1 dan
ke-3 didapatkan <g> sebesar 0,12 dan dalam ketegori rendah. Kemudian pada
eksperimen ke-5 mulai terlihat perubahan yang secara umum telah dibahas
sebelumnya. Perolehan skor masing –masing mahasiswa pada eksperimen ke-5
mahasiswa yaitu 2,3 untuk indikator pertama dan 2,23 untuk indikator kedua. Hal
tersebut dapat dideskripsikan bahwa mahasiswa telah mampu menyelsaikan tugas
individu secara lengkap dan tepat waktu. Mahasiswa telah mampu pula
menyelesaikan tugas kelompok secara kompak dengan anggota kelompok. Terlihat
pada perolehan skor indikator pertama dan kedua terdapat pada skala 2 sampai 3.
Adanya kemandirian mahasiswa meningkat karena dalam ekperimen open inqury
mahasiswa harus mampu menganalisis permasalahan secara mandiri secara mandiri
tanpa batuan pengajar/dosen. Guru/dosen hanya sebagai fasilitator yang memaparkan
permasalahan dan harus dipecahkan oleh mahasiswa. Ibrahim (2007) mempunyai
57
pendapat serupa, bahwa tujuan dari pembelajaran berbasis masalah salah satunya
yaitu menjadi pembelajar yang mandiri.
Nilai karakter keempat yang diteliti dalam penelitian ini adalah bekerja keras.
Indikator pertama yang digunakan yaitu kemampuan mahasiswa dalam bekerja keras
dengan kecermatan, tepat waktu dan kesungguhan. Indikator yang kedua adalah
kemampuan mahasiswa dalam melakukan eksperimen dengan mencurahkan segala
kemampuan. Berdasarkan analisis uji gain diperoleh peningkatan mahasiswa dalam
kategori rendah. Perolehan skor mahasiswa pada saat eksperimen ke 1, ke 3, dan ke 5
berada pada skala 1 sampai 2. Mahasiswa mampu bekerja melakukan eksperimen
dengan semangat sepenuh waktu. Sebagian besar mahasiswa juga melakukan
eksperimen dnegan semangat dan kompak. Namun mahasiswa belum mampu
termotivasi secara penuh serta belum adanya kekompakan secara aktif semua
anggota kelompok. Hasil penelitian Ikhwanuddin (2012) menyatakan bahwa
pengitegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran mampu memberi sumbangan
positif dalam pembentukan karakter kerja keras dan kerja sama. Belum adanya
perkembangan karakter yang signifikan atau tinggi dikarenakan pelaksanaan
implementasi pendidikan karakter hanya dilakukan saat mata kuliah ekperimen
gelombang tidak pada seluruh mata kuliah yang ditempuh mahasiswa saat itu,
sehingga sebagian besar mahasiswa masih terbawa suasana dengan pelaksanaan mata
kuliah lain.
Nilai karakter kerja sama atau komunikatif merupakan aspek karakter
mahasiswa yang kelima yang diambil oleh peneliti. Ada dua indikator yang
digunakan sebagai indikator pertama yaitu kemampuan mahasiswa berbagi kerja
58
untuk menyelesaikan tugas, sedangkan indikator kedua yaitu kemampuan mahasiswa
berdiskusi untuk memperoleh penyelesaian terbaik. Pada eksperimen ke-1 diperoleh
skor oleh 30 mahasiswa yaitu sebesar 215 dengan 110 untuk indikator pertama dan
105 untuk indikator kedua. Hasil perolehan dapat dideskripsikan bahwa mahasiswa
sudah mampu bekerja secara berkelompok dan berdiskusi secara berkelompok,
bahkan sebagian mahasiswa sudah dapat membagi tugas secara proporsional.
Perolehan skor kelas dengan 30 mahasiswa mengalami perubahan kearah positif,
walaupun perubahannya belum terlalu signifikan. Hal tersebut dilihat dari hasil
analisis uji gain antara eksperimen ke-1 dan ke-3 adalah sebesar 0,01 dalam kategori
rendah. Skor yang diperoleh 30 mahasiswa pada saat eksperimen ke-3 yaitu sebesar
245 dengan 129 untuk indikator pertama dan 117 untuk indikator kedua. Pada saat
tersebut kemampuan masiswa masih berada pada skala 1 sampai 2 sama seperti saat
eksperimen ke-1. Pada final experiment (eksperimen ke-5) terdapat perubahan yang
lebih besar dari sebelumnya. Hasil analisis uji gain eksperimen ke-3 dan ke-5
diperoleh <g> sebesar 0,32 dengan kategori sedang. Mahasiswa dalam berkelompok
mampu membagi tugas secara porposional dan sesuai dengan aturan kerja. Dalam
melakukan diskusi sebagian mahasiswa belum bisa terlibat secara aktif dengan hasil
yang baik. Dikarenakan sebagian mahasiswa dalam melakukan diskusi belum bisa
menerima pendapat anggota kelompok yang lain. Dikarenakan hal tersebut, diskusi
kelompok, pembagian tugas semua anggota belum menghasilkan kuliatas baik.
Secara umum dengan menggunakan eksperimen open inquiry mampu
mengembangkan nilai karakter mahasiswa dalam bekerja sama dan saling
komunikasi. Dalam pembelajaran open inquiry mahasiswa diberi kesempatan yang
59
lebih dalam melakukan diskusi dan saling bertukar pendapat untuk memperoleh
informasi secara berkelompok. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang
diperoleh Vjoczki et al. (2011) bahwa pembelajaran open inquiry merupakan
pembelajaran yang memungkinkan digunakan dalam kelompok belajar yang lebih
banyak karena open inquiry memberikan kesempatan mencari tahu secara lebih
dibandingkan dengan tingkatan inquiry yang lain. Dalam hal ini berarti mahasiswa
diberi kesempatan lebih untuk berdiskusi dengan anggota atau antar kelompok dalam
satu kelas.
Tanggung jawab merupakan nilai karakter mahasiswa yang keenam yang
diobservasi oleh peneliti. Pada aspek nilai karakter tanggung jawab dengan dua
indikator yaitu indikator pertama adalah menyusun alat dan indikator kedua adalah
merapikan kembali alat dan bahan, diperoleh skor seluruh nilai karakter sebesar 347
dengan 170 untuk indikator pertama dan 177 untuk indikator kedua pada eksperimen
ke-1. Pada saat initial experiment (eksperimen ke-1) mahasiswa masih belum mampu
menyusun alat dan bahan secara mandiri. Mahasiswa meminta bantuan dari teman
kelompok lain yang lebih tahu dalam teknis penyusunan alat dan bahan. Dalam
merapikan alat dan bahan setelah eksperimen mahasiswa sudah mampu
mengembalikan alat dan bahan, walaupun belum rapi. Dalam eksperimen ke-3
perolehan skor setiap mahasiswa diperoleh pada skala 2 sampai 3 untuk indikator
pertama dan skala 1 sampai 2 untuk indikator kedua. hal tersebut berarti Mahasiswa
mulai mampu menyusun alat dan bahan secara 50% benar dengan usaha kelompok.
Mahasiswa secara berkelompok mulai dapat berdiskusi secara intensif untuk
melakukan penyusunan alat dan bahan. Besarnya perubahan diperoleh dari analisis
60
dengan uji gain dan diperoleh <g> sebesar 0,13. Perubahan yang diperoleh berada
dalam kategori sedang karena mahasiswa belum mampu bertanggung jawab dalam
mengembalikan alat dan bahan secara rapi dan benar. Pada akhir eksperimen ke-5
terdapat perubahan yang lebi besar dibandingkan dengan perubahan dari eksperimen
ke-1 ke eksperimen ke-3. Hasil analisis uji gain eksperimen ke-3 dan ke-5 diperoleh
<g> sebesar 0,33. Kategori yang diperoleh berada dalam ketegori sedang. Dapat
dideskripsikan bahwa mahasiswa sudah mampu melakukan penyusunan alat dan
bahan secara 50% benar dengan bantuan kelompok lain, bahkan sebagian mahasiswa
telah mampu menyusun alat dan bahan dengan diskusi dnegan anggota kelompok.
dalam akhir eksperimen juga terlihat mahasiswa sudah mampu bertanggung jawab
dengan alat dan bahan yang dipinjam. Mahasiswa telah mampu mengembalikan alat
dan bahan secara rapi, walaupun belum secara menyeluruh. Rasa tanggung jawab
terhadap barang yang telah dipinjam dan digunakan merupakan hal yang penting.
Rasa tanggung jawab yang muncul merupakan perpaduan dari pemberian
kesempatan mahasiswa secara mandiri terlibat dalam menjaga barang-barang yang
mereka pinjam secara mandiri. Kosistensi pencapaian nilai karakter tanggung jawab
secara positif dikarenakan pula adanya pemberian pembelajaran berbasis sehingga
mahasiswa mampu mengalami perkembangan secara kontinyu dan positif
(Hamidah&Palupi, 2011).
Secara menyeluruh perubahan nilai karakter 30 mahasiswa dapat dilihat pada
hasil analisis uji gain pada initialexperiment (ke-1) dan final experiment (ke-5) yang
disajikan pada Table 4.3. Rata-rata nilai karakter mahasiswa didapatkan dalam
kategori sedang. Nilai karakter dengan peningkatan yang terendah yaitu karakter
61
kerja keras dan peningkatan tertinggi yaitu karakter tanggung jawab. Berdasarkan
hasil analisis tersebut, terlihat adanya perubahan yang positif nilai karakter
mahasiswa dari setiap pelaksanaan eksperimen open inquiry.
Pengembangan nilai karakter mahasiswa terdapat dalam kategori sedang
secara keseluruhan, hal tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan eksperimen
open inquiry membantu dalam mengembangkan nilai karakter mahasiswa. Hal itu
dapat dilihat dari adanya rerata pengembangan karakter secara positif dan baik dalam
pembelajaran dengan eksperimen open inquiry pada setiap tahapnya walaupun belum
signifikan.
Implementasi eksperimen open inquiry yang diterapkan pada mata kuliah
gelombang efektif namun belum signifikan dalam mengembangkan nilai karakter
mahasiswa dikarenakan beberapa hal. Sesuai dengan penelitian ini pengembangan
nilai karakter mahasiswa dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui
sebuah habit atau pembiasaan. Kebiasan yang dilakukan mahasiswa dengan
pembelajaran open inquiry akan membentuk karakter yang lebih baik. Adanya
prinsip keberlanjutan tentang penerapan pendidikan karakter itu sangat penting,
karena karakter itu tidak diajarkan melainkan dikembangkan. Kemendiknas (2010)
menyatakan pula bahwa adanya prinsip nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan
melalui proses belajar dalam penerapan pendidikan karakter dan prinsip tersebut
mempunyai arti bahwa proses pendidikan dilakukan peserta didik harus secara aktif
dan menyenangkan. Pembelajaran open inquiry mampu memberikan proses
pendidikan yang memberikan mahasiswa rasa menyenangkan dan menjadi
62
pembelajaran yang bermakna dengan kesempatan mandiri. Hal tersebut terlihat
dengan adanya perubahan nilai karakter mahasiswa walaupun hanya sedikit.
Pengembangan pendidikan karakter selain harus secara terus menerus,
pendidikan karakter seharusnya pula melalui semua mata kuliah dan dilakukan mulai
dari awal masuk perkuliahan sampai mahasiswa lulus. Pengembangan nilai karakter
melalui satu mata kuliah saja tidak cukup. Hal ini sesuai dengan penelitian Zuhdi et
al. (2010) bahwa model pendidikan karakter yang efektif adalah menggunakan
pendekatan komperhensif. Pembelajarannya tidak hanya melalui bidang studi
tertentu, tetapi terintegrasikan kedalam berbagai bidang studi.
Pendidikan karakter diterapkan dalam lingkungan pendidikan akan memiliki
dampak langsung pada prestasi belajar, sehingga diperlukan pengintegrasian
pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran. Hal itu sesuai penelitian Ghufron
(2010) yang menyatakan bahwa integrasi nilai-nilai karakter bangsa dapat dilakukan
pada kegiatan pembelajaran semua mata pelajaran pada satuan pendidikan.
4.2.2 Peningkatan Pemahaman Konsep
Berdasarkan hasil penelitian, teridentifikasi bahwa pada awal pembelajaran
mahasiswa belum menguasai pemahaman konsep materi secara standart. Hal tersebut
diketahui dari rata-rata nilai pretest yaitu 37,5 dan hasil ketuntasan pada KKM mata
kuliah didapatkan 6,67% mahasiswa tidak tuntas dan 93,34% tuntas. Dari soal yang
diujikan, sebagian besar soal mengenai pemahaman konsep belum mampu dijawab
mahasiswa dengan benar. Hal tersebut menunjukan mahasiswa mengalami kesulitan
memahami konsep. Dengan pelaksanaan eksperimen open inquiry mahasiswa diberi
kesempatan berdiskusi dengan anggota kelompok atau antar kelompok tentang apa
63
yang belum dimengerti dan kesulitan belajar mahasiswa secara terbuka. Hal ini
sesuai dengan tujuan pembelajaran inquiry yaitu melatih mahasiswa untuk aktif dan
berlatih menggunakan langkah-langkah ilmiah dalam mendapatkan konsep (Aqib
&Sujak, 2011: 54). Dengan demikian mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja
ilmiah secara mandiri melalui pembelajaran inkuiri (Wening, 2005).
Pada saat posttest dilakukan setelah pelaksanaan eksperimen open inquiry
dapatkan bahwa rata-rata nilai mahasiswa yaitu 82,8 dengan ketuntasan yang
didapatkan yaitu 3,34% mahasiswa tuntas dan 6,67% mahasiswa tidak tuntas.
Terlihat peningkatan kemampuan penguasaan pemahaman konsep fisika mahasiswa
sesudah melakukan eksperimen open inquiry. Hal tersebut dikarenakan pada
ekperimen open inquiry mahasiswa diberi kesempatan mencari literatur secara
mandiri sesuai keinginan mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi permasalahan
yang telah diberikan pengajar (dosen). Dengan demikian, mahasiswa menyelesaikan
permasalahan pemahaman konsep fisika dengan lebih bergairah dan menyenangkan
sesuai kemampuan mahasiswa.
Besarnya peningkatan penguasaan pemahaman konsep dapat dilihat dari hasil
uji gain, didapatkan peningkatan sebesar 0,71 atau 71% dengan kategori peningkatan
tinggi. Kemudian peneliti menguji hipotesis pertama dengan uji-t mengenai
efektifitas eksperimen open inquiry, didapatkan nilai thitung =12,05dan pada taraf 5%
ttabel= 2,045. Karena thitung>ttabel maka eksperimen open inquiry efektif dalam
peningkatan pemahaman konsep mahasiswa. Peningkatan pemahaman kosep
mahasiswa cukup signifikan.
4.2.3
Peng
0,12
maha
deng
karak
mera
peng
fisik
deter
0,01
besa
oleh
karak
meny
karak
hubu
4.2.
3 Tingk
guasaan K
Berdas
2 menunj
asiswa d
gan hasil
kter secar
ata seluruh
Dilihat
gembanga
ka tidak sig
rminasiny
5. Hal ini
arnya kem
faktor y
kter dalam
Hasil p
yatakan b
kter dan
ungan itu
4 Kenda
kat Kore
Konsep F
sarkan has
ukan bahw
dengan ke
penelitia
ra positif
h mahasis
t pula
an nilai k
gnifikan.
ya. Koefis
i berarti 1
mampuan p
yang lain.
m pendidik
penelitian
bahwa se
total cend
tidak kuat
ala – Ken
elasi Pen
Fisika
sil analisi
wa adany
emampuan
an Ikhwan
berdamp
swa.
<
karakter m
Besarnya
sien determ
,5 % peng
penguasaa
Beberap
kannya te
n ini sesua
ekolah y
derung m
t.
ndala dala
ngembang
s korelasi
a korelasi
n pengua
nuddin (2
ak pula p
m
mahasiswa
a korelasi
minasi da
gembanga
an pemah
pa faktor
elah dibah
ai dengan
ang lebih
memiliki sk
am Penel
gan Nila
i product
i positif an
asaan kon
2012) me
pada penin
maka dida
a dengan
antara ked
ari uji kor
an nilai ka
haman kon
yang me
has sebelum
hasil pene
h tinggi
kor akade
itian
ai Karak
moment d
ntara peng
nsep fisik
enyatakan
ngkatan p
apatkan
kemamp
duanya da
relasi mer
arakter ma
nsep fisik
empengaru
mnya.
elitian Be
dalam im
emik yang
kter dan
didapakan
gembanga
ka. Hal
n bahwa
prestasi ak
bahwa k
puan peng
apat diliha
rupakan v
ahasiswa
ka dan 98,
uhi penge
enninga et
mplement
g lebih tin
Kemam
n nilai
an nilai ka
tersebut
pengemb
kademik
korelasi
guasaan k
at dari koe
varian yait
ditentuka
,5 % diten
embangan
t al (2003
tasi pend
nggi, mes
64
mpuan
=
arakter
sesuai
bangan
secara
antara
konsep
efisien
tu r2 =
an oleh
ntukan
n nilai
) yang
didikan
skipun
65
Kendala – kendala dalam pelaksanaan penelitian yang pertama yaitu, kondisi
mahasiswa pada awal pembelajaran. Mahasiswa belum terbiasa dengan eksperimen
open inquiry yang merupakan hal baru bagi mahasiswa sendiri, sehingga
membutuhkan penyesuaian. Mahasiswa juga belum terbiasa bertanya langsung pada
dosen, karena mahasiswa terbiasa pada setiap eksperimen ada asisten seperti pada
mata kuliah Praktikum fisika dasar dan elektronika. Kedua, kemampuan mahasiswa
mencari literatur dalam menyusun landasan teori dan pustaka secara mandiri masih
kurang, sehingga saat mengajukan rancangan mahasiswa masih kesulitan.
Mahasiswa juga terbiasa menggunakan modul dalam beberapa eksperimen
sebelumnya, sehingga ketika mahasiswa dalam menyusun rancangan eksperimen,
baik landasan sampai analaisis membutuhkan waktu yang lama. Ketiga, pemahaman
konsep saat awal maju rancangan masih kurang. Hal tersebut karena mahasiswa
masih terbiasa menerima konsep bukan mencari dan memahami secara mandiri
sehingga saat mengajukan rancangan eksperimen belum tentu langsung di setujui
oleh dosen. Dikarenakan hal tersebut pula membuat waktu dalam melakukan
eksperimen menjadi mundur dari yang seharusnya. Keempat, pengajuan rancangan
eksperimen harus sudah menyelesaikan dan mengumpulkan laporan. Keterlambatan
dalam melakukan eksperimen juga dipengaruhi oleh individu dalam mengumpulkan
laporan.
Kendala – kendala lain dalam penelitian dikarenakan pula adanya
keterbatasan dalam penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian yaitu:
1. Pelaksanaan penelitian tentang karakter membutuhkan waktu yang tidak
sebentar seperti dalam penelitian ini kegiatan hanya dilakukan dalam 1 semester,
66
sementara itu karakter merupakan suatu pendidikan yang menekankan pada
habit atau kebiasaan yang terus-menerus dilakukan secara konsisten dan
kontinyu.
2. Penerapan pendidikan karakter tidak hanya dilakukan secara sebagian tetapi
harus secara menyeluruh. Dalam penelitian ini pelaksanaannya hanya berupa
sebagian saja sehingga belum mampu sesuai dengan pelaksanaan pendidikan
karakter secara maksimal.
BAB 5
PENUTUP
4.3 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan eksperimen open inquirypada mata kuliah gelombang efektif
digunakan untukmengembangkan nilai karakter mahasiswa kearah positif
terutama pada nilai karakter disiplin, rasa ingin tahu, mandiri, kerja keras, kerja
sama, dan tanggung jawab secara konsisten walaupun belum signifikan.
2. Implementasi eksperimen open-inquiry efektif digunakan dalam peningkatan
pemahaman konsep gelombang.
3. Adanya hubungan positif antara nilai karakter mahasiswa dan kemampuan
pemahaman konsepgelombang, walaupun hubungan keduanya tidak signifikan.
Nilai karakter mahasiswa hanya dipengaruhi 1,2% oleh kemampuan
pemahaman konsep mahasiswa dan 98,8% dipengaruhi oleh hal yang lain.
4.4 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyampaikan
saran sebagai berikut:
1. Pelaksanaan eksperimen open inquiry dapat digunakan peneliti lain untuk
pelaksanaan mata kuliah berbasis eksperimen selain mata kuliah gelombang.
2. Pengembangan nilai karakter yang baik dan maksimal membutuhkan waktu
yang lama dan pembiasaan, oleh karena itu diperlukan keberlanjutan
68
pembelajaran dengan integrasi nilai karakter mahasiswa pada mata kuliah
eksperimen gelombang. Keberlanjutan secara konsisten dan kontinyu akan
membiasakan mahasiswa dalam mencari sebuah literatur dan pemahaman
konsep secara mandiri sehingga mengurangi kebiasaan hanya menerima.
3. Penerapan pendidikan karakter tidak hanya dilakukan secara sebagian tetapi
harus secara menyeluruh dan diintegrasikan pada setiap mata kuliah yang
ditempuh mahasiswa pada waktu yang sama.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abidinsyah. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter dalam Membangun Peradaban Bangsa yang Bermartabat. Jurnal Ilmu Sosial, 3(1): 1-8.
Amien, M. 1987. Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud.
Akinoglu, O. 2008. Assesment of The Inquiry-Based Project Implementation Proses In Science Education Upon Student’s Points of Views. International Jounal of Intruction 1(1) : 1-12. Tersedia di http: //www.e-iji.net [diakses 13-02-2012].
Amri, S. & I. K. Ahmadi. 2011. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakata: Prestasi Pustaka.
Arikunto, S. 2007. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arter, J & McTighe, J. 2001. Scoring Rubrics in Classroom: Using Performance
Criteria for Assesing and Improving Student Performance (Experts in Assesment, Editors, Guskey, TR and Mazaro, J). California: CorwinPress.Inc
Aqib, Z. & Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Media.
Benninga, J.S, M.W. Berkowitz, P. Kuehn & K. Smith. 2003. The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achievement In Elementary Schools. Journal of Research In Character Education, 1(1): 19–32. Tersedia di http://[diakses 21-12-2012]
Colburn, A. 2000. An inquiry primer. Science Scope, 23 (6): 42-44. Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka Ghufron, A. 2010. Integrasi Nilai-Nilai Karakter pada Kegiatan Pembelajaran.
Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmu Pendidikan, Edisi Khusus Dies Natalis UNY(2) : 13-24. Tersedia di http://journal.uny.ac.id [diakses 7-1-2012].
Hamidah, S & S. Palupi. 2011. Peningkatan Soft skills Tanggung Jawab dan Disiplin Terintegrasi Melalui Pembelajaran Praktik Patiseri. Penelitian DIPA UNY. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Hake, R.R. 1998. Interactive-engagement versus traditional methods: A six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Course. American Association of Physics Teachers, 66(1): 64-74.
Heller, P & K. Keller. 1999. Cooperative Group Problem Solving in Physics. Research Report, University of Minnesota.
Ikhwanuddin. 2012. Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras dan Kerja Sama dalam Perkuliahan. Jurnal Pendidikan Karakter, (2): 153-163.
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Kemendiknas. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan). Jakarta: Kementerian
69
70
Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Koesoema, A. D. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Malik, N. I, U. Wahyono & H. A. Lamda. n.d. Efektifitas Penggunaan Metode Inkuiri Terbimbing dan Metode Inkuiri Terbuka untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Fisika di Kelas VIII SMP Negeri 14 Palu. Palu: Pasca Sarjana Universitas Tadakulo.
Mustari, M. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
National Research Council. 1996. National Science Standards. Washington, DC: National Academy Press.
National Research Council. 2000. Inquiry and the National Science education Standards. A Guide for Teaching and Learning. Washington, DC: National Academy Press.
NSTA & AETS. 1998. Standards for Science Teacher Preparation. Indiana University Southeast, USA
Rifa’I, A. & C.T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Rustaman, N. Y. 2005. Perkembangan Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan
Sains. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional II Himpunan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, UPI Bandung, 22-23 Juli.
Saliman. 2009. Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran. Online: Tersedia di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/saliman,%20drs.%20m.pd./pendekatan%20inkuiri.pdf [diakses 17-12-2012].
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sarwi & S. Khanafiyah. 2010. Pengembangan Keterampilan KerjaIlmiah Mahasiswa Calon Guru Fisika Melalui Eksperimen Gelombang Open-Inquiry .Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6(1): 115-122.
Sarwi, S. Khanafiyah & A. Rusilowati. 2012. Implementasi Model Eksperimen Gelombang Open-Inquiry Untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8(1): 41-50.
Shedletzky, E. & M. Zion. 2005. The Essence of Open-Inquiry Teaching. International Council of Associations in Science Education, 16(1): 23-38.
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. (Terjemah
oleh Nurulita). Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2010a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
71
Sugiyono. 2010b. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sund, R.B & L. W. Trowbrige. 1973. Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.
Syukri. 2009. Peran Pendidikan di Perguruan Tinggi Terhadap Perubahan Perilaku Kaum Intelektual (Sosial-Individu). Jurnal Ilmiah Kreatif, 6(1): 115-120.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Trowbridge, L. W, R. W. Bybee & R. B. Sund. 1981. Becoming a Secondary School Science Teacher. Third Edition. Columbus: Bell & Howell Company.
Trowbridge, L. W. & R. W. Bybee. 1990. Becoming a Secondary School Science Teacher. Melbourne : Merril Publishing Company.
Turner, J & A. Parisi. 2008.A Take-Home Physics Experiment Kit for On-Campus an off-Campus Students. Journal of Teaching Science, 54(2): 1-2
Vajoczki, S., S. Watt, M. N. Vine & X. Liao. 2011. Inquiry Learning: Level, Dicipline, Class Size, What Matter?. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning. 5(1): 1-11. Tersedia di http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl [diakses 12-08-2012].
Wenning, C.J. 2005. Level of Inquiry : Hierarchies of Pendagogical practices and inquiry processes. Journal of Physics Teacher Education Online. 2(3): 3-11. Tersedia di http://phy.ilstu.edu/jpteo/ [diakses 26-12-2012].
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Unnes Press.
Yulianti, D. & Wiyanto. 2009. Perancangan Pembelajaran Inovatif Prodi Pendidikan Fisika. Semarang: LP2M.
Zion, M & I. Sadeh. 2007. Curiosity and open inquiry. JBE, 41(4): 162-168.
Rubrik Penilaian Lembar Observasi Nilai Karakter Mahasiswa
No. Komponen Indikator SkordanDeskripsi
1 Disiplin a. Menaati jadwal waktu eksperimen yang ditetapkan
1. Melakukan eksperimen dalam waktu 2 minggu setelah tes lisan2. Melakukan eksperimen kurang dari 2 minggu terhitung saat tes lisan 3. Eksperimen dilakukan dalam satu minggu 4. Eksperimen dilakukan dalam satu minggu dan anggota lengkap
b. Melaksanakan eksperimen dan melaporkan hasil sesuai alokasi waktu
1. Mengumpulkan laporan kurang lebih dalam 3 minggu, 2. Laporan dikumpulkan dalam 2-3 minggu 3. Laporan dikumpulkan dalam 2 minggu 4. Laporan dikumpulkan kurang dari 2 minggu dan dalam perkuliahan
2 Rasa Ingin
Tahu
a. Mengajukan pertanyaan untuk memperjelas dan menggali ilmu lebih dalam
1. Memperhatikan tetapi tidak mengajukan pertanyaan 2. Bertanya tetapi konsep dangkal 3. Bertanya dengan focus danbahasa yang jelas 4. Pertanyaan focus, bahasa jelas dan mendalam
b. Melakukan diskusi dengan teman kelompok secara efektif
1. Melakukan diskusi anggota tidak terlibat aktif 2. Diskusi dengan anggota terlibat aktif 3. Diskusi aktif, dan membahaskonseppokok 4. Diskusiaktif ,focus konsep dan efektif
3 Kemandirian a. Mampu menyelesaika nbeban yang ditugaskan secara individu
1. Menyelesaikan tugas 2. Menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditentukan 3. Menyelesaikan tugas tepat waktu dan lengkap 4. Tepat waktu, lengkap dan benar
b. Bekerja berkelompok untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan
1. Bekerja secara kelompok2. Tugas kelompok diselesaikan
73
beban kelompok 3. Tugas kelompok diselesaikan dan dikerjakan secara kompak 4. Tugas selesai , hasil sangat baik, dan dikerjakan secara kelompok dengan
kompak 4 Bekerja Keras a. Bekerja dengan kecermatan, tepat waktu
dan kesungguhan 1. Bekerja dengan semangat 2. Bekerja sepenuh waktu, dan semangat 3. Sepenuh waktu dan tidak patah semangat 4. Sepanjang waktu ,selalu dalam motivasi dan hasil sangat baik
b. Melakukan eksperimen dengan mencurahkan segala kemampuan
1. Eksperimen dilakukan dengan semangat 2. Eksperimen dengan semangat dan anggota kelompok kompak 3. Eksperimen dengan semangat , anggota kelompok kompak dan belum
semua anggota terlibat aktif 4. Eksperimen dengan semangat , anggota kelompok kompak dan semua
anggota terlibat aktif 5 Kerja Sama a. Berbagi beban kerja untuk
menyelesaikan tugas 1. Berkerja kelompok 2. Kerja kelompok dan pembagian tugas proposional 3. Pembagian tugas , sesuai aturan kerja4. Pembagian tugas, semua anggota kompak , dan semua anggota terlibat aktif
sampai tugas selesai b. Berdiskusi untuk memperoleh
penyelesaian terbaik 1. Berdiskusi secara kelompok 2. Berdiskusi kelompok, pembagian tugas proposional 3. Berdiskusi kelompok , pembagian 4. Berdiskusi kelompok, pembagian tugas, semua anggota terlibat aktif dengan
hasil kulitas baik 6 Tanggung
Jawab
a. Menyusun alat dan bahan 1. Tidak dapat menyusun alat dan bahan sendiri / alat dan bahan disusun oleh kelompok lain
2. Menyusun alat dan bahan sendiri dengan bantuan kelompok lain 3. Menyusun alat dan bahan sampai dengan 50 % benar, dengan diskusi
kelompok 4. Menyusun alat dan bahan dengan benar dan sesuai rancangan dengan
kelompok
73 74
74
b. Merapikan kembali alat dan bahan 1. Tidak mengembalikan maupun merapikan kembali alat dan bahan sesuai tempatnya
2. Mengembalikan alat dan bahan tetapi tidak merapikan sesuai tempatnya 3. Mengembalikan alat dan bahan tetapi hanya 50% yang tersusun rapi sesuai
tempatnya 4. Mengembalikan alat dan bahan dengan semuanya tersusun rapi sesuai
temaptnya
75
76
Lampiran 2
HASIL OBSERVASI KARAKTER MAHASISWA EKSPERIMEN GELOMBANG OPEN-INQUIRY EKSPERIMEN KE -1
Petunjuk Pengerjaan : i. Sebelum mengerjakan soal, tulislah terlebih dahulu Nama, NIM ii. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat, dengan menyilang huruf
yang sesuai. Berilah alasan/penjelasan jawaban bagi pilihan Anda! iii. Waktu mengerjakan soal 90 menit, 20 soal
Nama :………………………………….. NIM :…………………………………..
1. Pada sebuah gelombang sinusoidal dengan frekuensi f menjalar sepanjang kawat terbentang, tak lama kemudian kawat tersebut diam. Jika sebuah gelombang berjalan dengan frekuensi dua kali gelombang pertama, maka panjang gelombang kedua dibandingkan panjang gelombang pertama akan
a. Dua kalinya b. Setengahnya c. Sama d. Lebih besar
Alasan:
2. Ayunan Fisis merupakan salah satu getaran harmonis, berikut merupakan pernyataan yang sesuai dengan ayunan fisis adalah
a. Gaya pemulih pada sebuah ayunan menyebabkannya selalu bergerak menuju titik setimbangnya.
b. Periode ayunan berhubungan dengan dengan amplitudo, c. Periode ayunan tidak ditentukan oleh parameter internal yang
berkait dengan gaya pemulih pada ayunan tersebut. d. Persamaan gerak ayunan menunjukkan perilaku berulang yang
dapat diekspresikan dengan bentuk matematika Alasan:
3. Dua gelombang dapat berinterferensi jika, Pernyataan yang tepat, yaitu : a. Mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama b. Mempunyai amplitudo,dan frekuensi berbeda c. Mempunyai intensitas gelombang dan hubungan fase tetap d. Mempunyai hubungan fase dan frekuensi yang tetap
Alasan:
4. Pernyataan berikut merupakan nilai laju penjalaran bunyi dalam berbagai medium,
i. 1ρ
T , berlaku untuk medium tali
68
ii. ρY , berlaku untuk medium padatan,
iii. ρB , berlaku untuk medium padatan,cairan dan gas ideal,
iv. ργ p , berlaku untuk medium gas ideal
Dengan Y : modulus Young, 1ρ : rapat massa tali, ρ : massa jenis
medium, B : modulus Bulk, γ : tetapan Laplace, dan p : tekanan gas
Berkaitan dengan penggunaan persamaan di atas, pernyataan berikut yang
paling tepat;
a. i , ii, iii, dan iv benar, b. i, ii dan iii benar, c. i, ii dan iv benar, d. iii dan iv benar.
Alasan: 5. Arah penjalaran gelombang elektromagnetik (EM) merupakan hasil interaksi
medan listrik dan medan magnet menggunakan aturan tangan kanan, jika S adalah vektor Poynting, v adalah arah perambatan gelombang EM, E adalah medan listrik dan B adalah medan magnet; berikut yang paling tepat yakni searah dengan,
a. BS × b. EB × c. BE ×
d. Ek × Alasan:
6. Berikut merupakan pernyataan tentang percobaan Melde i. Cepat rambat gelombang dalam tali, kawat, dawai berbanding senilai
dengan akar gaya tegangan kawat, tali dawai tersebut ii. Cepat rambat gelombang berbanding balik nilai akar kuadrat massa
kawat, asalkan panjangnya tetap. iii. Untuk massa kawat yang tetap, maka cepat rambat gelombang
berbanding senilai dengan akar kuadrat panjang kawat iv. Cepat rambat gelombang dalam kawat berbanding lurus dengan nilai
akar massa persatuan panjang kawat. Pernyataan yang tepat adalah
a. i dan iii b. i , ii dan iii c. ii , iii dan iv d. semua benar benar
8
M
A
Alasa7. Gelomb
yang da
a
b
c
a
Alasa8. Pada Ala
bunyi bergelomban
i.
ii.
iii.
iv.
Maka pernya
abcd
Alasan:
9. Berikut wave),
an: bang elektromapat dilihat p
a. tzB
tzE
),(
),(
=
=
b. txB
txE
),(
),(
=
=
c. txB
tyE
),(
),(
=
=
a. tzB
tzE
),(
),(
=
=
an : at musik dardiri (standing berdiri ya. Merupa
berfrekuEnergi gnol, Gelombabergetar Hasil supgelomba
ataan di atas
a. i dan iiib. i , ii dan c. ii , iii dad. semua b
merupakan
1. mempun
magnetik bidpada gambar
eB
eEz
o
zo
cos
coκ
κ
=
=−
−
eB
eEz
o
zo
(cos
cosκ
κ
=
=−
−
eB
eEz
o
zo
(cos
cosκ
κ
=
=−
−
eB
eEz
o
zo
(cos
cosκ
κ
=
=−
−
wai merupaing wave), bang sesuai, kan superpounsi sedikit bgelombang b
ang stasione
perposisi duang dan frekus yang benar
iii
an iv enar benar
sifat penjala
nyai arah jal
dang menjalberikut.
Maka medan paling t
tkz
tkz
(s
(os
δω
δω
+−
+−
tkx
tkx
E
E
(
(s
δω
δω
+−
+−
tkx
tky
E
E
(
(s
δω
δω
+−
+−
tkz
tkz
E
E
(
(
δω
δω
++
+−
akan aplikasberikut yang
osisi dua geloberbeda
bunyi berdiri
er tidak menj
ua gelombanguensi sama dr,
aran gelomba
lar tertentu, s
ar dalam me
pasangan plistrik dan
tepat adalah,
y
x
E
E
ˆ)
ˆ)
φδ
δ
+
y
z
E
E
ˆ)
ˆ)
φ+
x
y
E
E
ˆ)
ˆ)
φ+
x
y
E
E
ˆ)
ˆ)
φ+
si dari penjag merupakan
ombang harm
pada sebara
jalar, medium
g sinusoidal dengan arah
ang elektrom
sebagai gelo
edium kondu
persamaan medan mag
,
alaran dari gn pernyataan
monik yang
ang saat tidak
m gelomban
dengan panjyang berlaw
magnetik bid
ombang bida
68
uktif linear,
matematik gnet, yang
gelombang n mengenai
k selalu
ng hanya
njang wanan
dang (plane
ang;
68
d
2. jika arah penjalaran gelombang ke sumbu z, maka nilai E dan B tidak bergantung pada getaran medan transversal terhadap arah rambat dalam vakum;
3. menurut bidang getarnya, tidak mempunyai nilai medan pada komponen arah penjalaran,
Pernyataan yang benar,
a. 1 dan 3 b. 1 dan 2 c. 2 dan 3 d. 1 , 2 dan 3
Alasan : 10. Pada percobaan Young, dua berkas gelombang melalui dua celah, maka nilai
beda fase antara dua berkas gelombang lebih tepatnya disebabkan oleh, a. Periode gelombang, b. Beda lintasan antara gelombang bersumber S2 dan S1 c. Beda panjang gelombang d. Tetapan fase, karena sumber kedua gelombang koheren
Alasan: 11. Pola difraksi N celah yang dihasilkan oleh distribusi intensitas hasil kali
intensitas difraksi dengan distribusi intensitas karena interferensi N celah. Pernyataan yang paling tepat terkait dengan difraksi N celah, yakni
a. terdapat titik-titik maksimum yang berjarak konstan dari maksimum pusat
b. terdapat titik-titik minimum yang berjarak konstan dari maksimum pusat
c. Terdapat sejumlah titik dengan beda fase yang sama memiliki intensitas hasil jumlahan
d. Terdapat sejumlah titik dengan intensitas yang saling menguatkan dan meniadakan dengan fase yang sama
Alasan: 12. Jika cahaya melalui sebuah celah, sudut difraksi cahaya dapat diperbesar bila,
a. Panjang gelombang sinar datang diperbesar; b. Panjang gelombang sinar datang diperkecil; c. Amplitudo sinar datang diperbesar; d. Lebar celah diperbesar
Alasan: 13. Perhatikan gambar sketsa eksperimen Young,
r1 P
y
r2
S
S1
68
diketahui jarak S2 ke S1 sebesar d, jarak antara celah ke layar sebesar L.
Dua gelombang yang melalui S1 dan S2, berinterferensi jika memenuhi
syarat-syarat berikut.
1. Tidak ada keterkaitan antara L dan d 2. S1 dan S2 adalah sumber gelombang yang koheren, 3. Lebar celah jauh lebih besar daripada panjang gelombang; 4. Beda fase gelombang yang melalui S2 dan S1 adalah selisih lintasan
kedua gelombang di P. Pernyataan yang benar mengenai eksperimen Young yaitu,
a. 1, 2 dan 3 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 4 saja
Alasan:
14. Sintesis gelombang merupakan cara untuk mengkonstruksi gelombang periodik, dengan memanfaatkan karakter harmonik-harmonik penyusunnya.
(1) Sintesis gelombang memanfaatkan ciri harmonik gelombang penyusun; (2) Analisis Fourier tidak diperlukan dalam analisis-sintesis gelombang
bunyi (3) Semakin banyak harmonik yang digunakan untuk sintesis, akan diperoleh
bentuk gelombang mendekati sebenarnya. (4) Pada sintesis gelombang, tidak diperlukan fungsi transformasi untuk
memperoleh frekuensi dominan; Dalam sintesis gelombang, pernyataan di atas yang benar,
a. Semua benar b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 2, 3 dan 4
Alasan:
15. Pada percobaan resonansi, bunyi yang dihasilkan speaker berfrekuensi tunggal membangkitkan gelombang dalam molekul udara. Gelombang bunyi
S2
68
dapat menjalar melalui molekul molekul udara dalam tabung reosnansi. Pernyataan yang paling tepat,
a. Gelombang bunyi dapat menjalar melalui medium gas b. Gelombang bunyi dalam molekul udara merupakan gelombang
transversal c. Penjalaran gelombang bunyi hanya membangkitkan gerak molekul
transversal terhadap arah jalar d. Penjalaran gelombang bunyi dalam udara dapat ditampilkan
sebagai fungsi gelombang tekanan Alasan:
16. Interferensi merupakan gejala gelombang yang sering dieksperimenkan dilaboratorium. Ada dua cara memperoleh intrferensi yaitu membelah muka gelombang dan membagi amplitudo gelombang berdasarkan prinsip kerja alat dibawah ini, maka pernyataan yang benar
a. Interferometer Biprisma Fresnel untuk membagi amplitudo b. Interferensi dua celah Young untuk membagi amplitudo dan
membelah muka gelombang c. Interferometer Michelson untuk membagi amplitudo gelombang d. Interferensi Cincin Newton untuk membelah muka gelombang
Alasan:
17. Berikut merupakan pernyataan yang benar mengenai difraksi dan interferensi yaitu,
a. Pada celah banyak, difraksi tidak memiliki batasan jarak antara dua celah yang berdekatan
b. Pada celah banyak, interferensi tidak batasan jarak antara dua celah yang berdekatan
c. Pada celah ganda, bukan merupakan efek gabungan interferensi dan difraksi diperoleh Intensitas maksimum sebagai amplitudo yang berubah ubah
d. Intensitas tidak dapat terbentuk dari gabungan interferensi dan difraksi merupakan efek salah satu keadaan
Alasan
18. Pada tabel di bawah ini, diberi data laju gelombang bunyi dalam berbagai medium pada tekanan 1 atm sebagai berikut,
No Medium Suhu ( 0 C) Laju (m/s) 1 Udara 0 331
20 343 2 Helium 0 972
20 1005 3 Hidrogen 0 1284
20 1300
68
Berdasarkan data pada tabel di atas, ke tiga medium dipandang sebagai gas
ideal; dapat dinyatakan:
1. berbeda dalam berbagai medium pada tekanan dan suhu yang sama; 2. dalam suatu medium pada temperatur tertentu bergantung pada tekanan; 3. dalam gas bergantung pada temperatur; 4. dalam gas hanya bergantung pada tekanan dan temperatur
Pernyataan yang paling tepat untuk laju bunyi adalah, a. 1, 2, dan 3 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 4 saja
Alasan: 19. Intensitas maksimum dan minimum pola difraksi ditentukan oleh beda fase
antara gelombang-gelombang yang berinterferensi. Beda fase gelombang-gelombang yang berinterferensi disebabkan oleh,
a. Perbedaan bentuk apertur b. Perbedaan panjang gelombang c. Perbedaan frekuensi d. Perbedaan jarak lintasan masing-masing gelombang ke layar
Alasan:
20. Pola interferensi akan menghasilkan sejumlah maksimum sekunder dan minimum yang terletak antara dua maksimum utama yang berdekatan. Jumlah maksimum sekunder dan minimum, ditentukan oleh,
a. Frekuensi gelombang-gelombang yang berinterferensi; b. Beda fase gelombang-gelombang yang berinterferensi; c. Bentuk celah atau apertur yang dilalui gelombang-gelombang
yang berinterferensi; d. Jumlah celah yang dilalui gelombang-gelombang yang
berinterferensi Alasan:
L
1
d
2
k
d
3
t
g
4
d
5
s
6
d
p
Lampiran 22
1. B ,
dengan
2. A, de
kesetimbang
diekspresika
3. D, sy
tetap dan b
gelombang b
4. C, p
dengan med
5. C, E
sesuai denga
Sesu
6. B, Pe
dimana F ad
per panjang
2
Kun
den
didapa
engan adany
gannya maka
an dalam per
yarat interfe
beda fase y
boleh berbed
pada konstan
dium cairan
BE × merup
an arah peram
uai dengan at
ersamaan Um
dalah tegang
tali
nci Jawaban
ngan nilai
atkan
ya gaya pem
a akan kemb
rsamaan
erensi adalah
yang tetap
da
nta bulk tida
pakan arah m
mbatan dapa
turan skrup p
mum (v sinu
gan tali dan μ
n Soal Prete
sehin
mulih maka k
bali lagi men
h ketika dua
sehingga m
ak berlaku u
medan listri
at digambark
putar kanan
usoidal) :v =
μ merupaka
est dan Postt
ngga nilainya
ketika ayunan
nuju titik kes
a gelombang
mampu dia
untuk mediu
k dan meda
kan sebagai b
= λ . f, Pers
an rapat mas
test
a menjadi
n ditarik me
setimbangan
g mempunya
amati pula,
um gas, leb
an magnet y
berikut
samaan Meld
ssa tali yaitu
68
njauhi titik
nnya , dapat
ai frekuensi
amplitudo
bih spesifik
yang tepat,
de ,
u massa tali
68
7. A, Karena B dan E merambat kearah z , B merupakan fungsi y dan E
merupakan fungsi x
8. C, gelombang berdiri merupakan gelombang stasioner, yang merupakan
superposisi dua gelombang sinusoidal dengan sama dengan arah yang
berlawanan,
9. D, pernyataan diatas memang merupakan sifat dari penjalaran gelombang
elektromagnetik bidang dapat digambarkan dalam bidang
10. B, Pada percobaan Young akan digunakan sumber cahaya yang kohern
dihasilkan dengan membagi muka gelombang sumber dengan 2 celah S2 dan S1
yang mempunyai beda lintasan
11. A, Dalam difraksi N merupakan sejumlah titik dengan beda fase yang
sama memiliki intensitas hasil jumlahan
12. A, dengan mengingat sin sehingga sudut difraksi sebanding
dengan panjang gelombang
13. C, Syarat interferensi yaitu sumber gelombang adalah koheren dengan
cara membagi muka gelombang dan beda fase pada eksperimen Young
dipengaruhi oleh S1 dan S2
14. B, pada sintesis gelombang memanfaatkan ciri harmonic gelombang
penyusun untuk membentuk gelombang yang utuh dengan fungsi transformasi
15. D, karena fungsi gelombang bunyi merupakan fungsi gelombang tekanan
digambarkan dengan renggangan dan rapatan.
68
16. C, yang membagi muka gelombang adalah percobaan celah Young dan
interferometer berprisma Fresnel, sedangkan yang membagi amplitude gelombang
adalah interferometer Michelson dan Cincin Newton
17. A, pada percobaan celah banyak , difraksi tidak memiliki batasan jarak
antara dua celah yang berdekatan
18. B, laju gelombang akan dipengaruhi oleh medium, tekanan dan temperatur
19. D, beda fase dalam interferensi disebabkan oleh perbedaan frekuensi yang
mempengaruhi intensitas maksimumdan minimum yang dihasilkan
20. D , jumlah celah yang dilalui gelombang mempengaruhi jumlah
maksimum dan minimum , jika beda fase hanya mempengaruhi intensitas dari
maksimum dan minimum interferensi
68
Lampiran 23
DAFTAR NILAI PRETEST
No. NAMA NILAI BENAR
SKOR TOTAL SKOR NILAI
OBJEKTIF ALASAN
1 R - 1 9 18 5 23 38 2 R - 2 9 18 6 24 40 3 R - 3 15 30 13 43 72 4 R - 4 9 18 3 21 35 5 R - 5 9 18 3,5 21,5 36 6 R - 6 9 18 4 22 37 7 R - 7 15 30 10 40 67 8 R - 8 9 18 5 23 38 9 R - 9 9 18 5 23 38 10 R - 10 6 12 3 15 25 11 R - 11 7 14 4 18 30 12 R - 12 8 16 3 19 32 13 R - 13 6 12 2 14 23 14 R - 14 9 18 6 24 40 15 R - 15 7 14 2,5 16,5 28 16 R - 16 10 20 2 22 37 17 R - 17 10 20 6 26 43 18 R - 18 9 18 3 21 35 19 R - 19 10 20 5 25 42 20 R - 20 9 18 9 27 45 21 R - 21 10 20 9 29 48 22 R - 22 14 28 12 40 67 23 R - 23 9 18 5 23 38 24 R - 24 10 20 8 28 47 25 R - 25 10 20 6 26 43 26 R - 26 9 18 2 20 33 27 R - 27 16 32 13 45 75 28 R - 28 7 14 7 21 35 29 R - 29 10 20 3 23 38 30 R - 30 5 10 3,5 13,5 23
NILAI RATA - RATA 25 41
68
Lampiran 24
DAFTAR NILAI POSTTEST
No. NAMA NILAI BENAR
SKOR TOTAL SKOR NILAI
OBJEKTIF ALASAN
1 R - 1 17 34 13,5 47,5 79 2 R - 2 17 34 17 51 85 3 R - 3 18 36 18 54 90 4 R - 4 17 34 16 50 83 5 R - 5 17 34 16,5 50,5 84 6 R - 6 17 34 14,5 48,5 81 7 R - 7 18 36 18 54 90 8 R - 8 17 34 17 51 85 9 R - 9 17 34 16 50 83 10 R - 10 17 34 15,5 49,5 83 11 R - 11 17 34 15,5 49,5 83 12 R - 12 15 30 15 45 75 13 R - 13 17 34 17 51 85 14 R - 14 18 36 16,5 52,5 88 15 R - 15 18 36 17 53 88 16 R - 16 17 34 14,5 48,5 81 17 R - 17 17 34 16,5 50,5 84 18 R - 18 16 32 16 48 80 19 R - 19 17 34 17 51 85 20 R - 20 16 32 14 46 77 21 R - 21 17 34 17 51 85 22 R - 22 18 36 17 53 88 23 R - 23 16 32 15 47 78 24 R - 24 17 34 15,5 49,5 83 25 R - 25 17 34 17 51 85 26 R - 26 16 32 15,5 47,5 79 27 R - 27 19 38 17,5 55,5 93 28 R - 28 14 28 13,5 41,5 69 29 R - 29 17 34 16,5 50,5 84 30 R - 30 14 28 14 42 70
NILAI RATA - RATA 50 83
L
Lampiran 25
Hipotesis : Ho Ha
Uji HipotesUntuk menKreteria :
Ho diterimaPengujian hNilai maksiNilai minimRentang Banyak kel
uk Peluans s untuk Z8 0,485 0,392 0,16 0,16 0,39 0,00 0,45
= 5 diperoleh
ersebut terdi
i Pretest
umus :
ng kelas ata ( x )
ngLuas kelas
Z untuk Z0,090,230,320,230,060,00
h x2 tabel =
11,07
stribusi norm
= 5 = 3 = 7 = 3
Ei
Z 2,62 6,96 9,65 6,99 1,71 0,00
x2
1
mal
68
5,4 37,52 7,23 30
Oi (Oi-Ei)²
Ei4 0,733 2,2514 1,967 0,001 0,291
5,23
1,07
-²
3 5 6 0 9
3
L
Lampiran 26
Hipotesis : Ho Ha
Uji HipotesUntuk men
Kriteria :
Ho diterimaPengujian hNilai maksiNilai minimRentang Banyak kel
Kelas in
69,0 72,0 78,0 84,0 90,0
Untuk a = 5
Karena x2hi
6
: data te: data ti
sis : nguji hipotes
a jika x2< x2t
hipotesis : imal
mal
las
nterval BK
- 71,0 6 - 77,0 7 - 83,0 7 - 89,0 8 - 95,0 8
9
5 %, dengan
itung < x2tabel m
Uji N
erdistribusi nidak terdistri
is tersebut d
tabel
= 92,5 = 69 = 23,5 = 6
Batas Z Kelas bata68,50 -71,50 -77,50 -83,50 089,5094,50 2
n dk = 6- 1 =
7
maka data te
Normalitas N
normal ibusi normal
digunakan ru
untuk Pas kelas u-2,67 -2,11 -0,98 0,14 1,26 2,97
= 5 diperoleh
7,74
ersebut terdi
Nilai Posttes
l
umus :
PaRas n
Peluang Luuntuk Z u
0,50 0,48 0,34 0,06 0,40 0,50
h x2 tabel =
11
stribusi norm
st
njang kelas ata-rata ( x )
uas kelas untuk Z
0,01 0,15 0,39 0,34 0,10
,07
mal
68
= = = =
Ei Oi
0,41 2 4,36 2
11,79 1110,23 123,05 3
x2 11,07
4,00 82,755,34 30
(Oi-Ei)² Ei
6,10 1,27 0,05 0,31 0,00
7,74
68
Lampiran 27
ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP UJI GAIN
No. RESPONDEN NILAI GAIN Keterangan PRETEST POSTTEST
1 R - 1 38 79 0,66 sedang 2 R - 2 40 85 0,75 tinggi 3 R - 3 72 90 0,84 tinggi 4 R - 4 35 83 0,74 tinggi 5 R - 5 36 84 0,75 tinggi 6 R - 6 37 81 0,70 sedang 7 R - 7 67 90 0,83 tinggi 8 R - 8 38 85 0,76 tinggi 9 R - 9 38 83 0,73 tinggi 10 R - 10 25 83 0,77 tinggi 11 R - 11 30 83 0,75 tinggi 12 R - 12 32 75 0,63 sedang 13 R - 13 23 85 0,80 tinggi 14 R - 14 40 88 0,79 tinggi 15 R - 15 28 88 0,84 tinggi 16 R - 16 37 81 0,70 sedang 17 R - 17 43 84 0,72 tinggi 18 R - 18 35 80 0,69 sedang 19 R - 19 42 85 0,74 tinggi 20 R - 20 45 77 0,58 sedang 21 R - 21 48 85 0,71 tinggi 22 R - 22 67 88 0,79 tinggi 23 R - 23 38 78 0,65 sedang 24 R - 24 47 83 0,67 sedang 25 R - 25 43 85 0,74 tinggi 26 R - 26 33 79 0,69 sedang 27 R - 27 75 93 0,83 tinggi 28 R - 28 35 69 0,53 sedang 29 R - 29 38 84 0,74 tinggi 30 R - 30 23 70 0,61 sedang
Jumlah 1227,5 2482,5 Rata-rata 40,9 82,8 0,71 tinggi
Lampiran 28
68
Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Pemahaman Konsep Mahasiswa
Keterangan pemahaman konsep X (Xi-Xrat) X^2
R - 1 79,2 -3,6 12,84 R - 2 85,0 2,3 5,06 R - 3 90,0 7,3 52,56 R - 4 83,3 0,6 0,34 R - 5 84,2 1,4 2,01 R - 6 80,8 -1,9 3,67 R - 7 92,5 9,8 95,06 R - 8 85,0 2,3 5,06 R - 9 83,3 0,6 0,34 R - 10 82,5 -0,2 0,06 R - 11 82,5 -0,2 0,06 R - 12 70,0 -12,8 162,56R - 13 85,0 2,3 5,06 R - 14 87,5 4,8 22,56 R - 15 88,3 5,6 31,17 R - 16 80,8 -1,9 3,67 R - 17 84,2 1,4 2,01 R - 18 80,0 -2,7 7,56 R - 19 85,0 2,3 5,06 R - 20 76,7 -6,1 37,01 R - 21 85,0 2,3 5,06 R - 22 88,3 5,6 31,17 R - 23 78,3 -4,4 19,51 R - 24 82,5 -0,2 0,06 R - 25 85,0 2,3 5,06 R - 26 79,2 -3,6 12,84 R - 27 90,0 7,3 52,56 R - 28 69,2 -13,6 184,51R - 29 84,2 1,4 2,01 R - 30 75,0 -7,7 60,06 jumlah 2482,5 0,0 826,6 rata-rata 82,8 KKM 71 varian 28,50 n 30 s 5,34 t 12,05 Lampiran 29