i Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI KOREA SELATAN DILIHAT DARI PARADGIMA REALISME, LIBERALISME DAN KONSTRUKTIVISME TUGAS KARYA AKHIR PETTISA RUSTADI 0906524280 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA REGULER DEPOK JUNI 2012 Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
56
Embed
UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20376050-TA-Pettisa Rustadi.pdf · (DBSK) / TVXQ Cassiopeia (Cassie) S.M. Entertainment 2. Super Junior Everlasting
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI KOREA
SELATAN DILIHAT DARI PARADGIMA REALISME,
LIBERALISME DAN KONSTRUKTIVISME
TUGAS KARYA AKHIR
PETTISA RUSTADI
0906524280
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM SARJANA REGULER
DEPOK
JUNI 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
ii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI KOREA
SELATAN DILIHAT DARI PARADGIMA REALISME,
LIBERALISME DAN KONSTRUKTIVISME
TUGAS KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial
PETTISA RUSTADI
0906524280
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM SARJANA REGULER
DEPOK
JUNI 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
iii Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama: Pettisa Rustadi
NPM: 0906524280
22 Juni 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
iv Universitas Indonesia
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
v Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan tugas karya akhir ini.
Penulisan tugas karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Tugas karya akhir yang membahas mengenai fenomena Korean Wave dari
Korea Selatan ini mencoba untuk mengupas fenomena ini dalam jalur ilmu
Hubungan Internasional. Pembahasan tersebut dilakukan dengan membaginya
berdasarkan tiga paradigma besar dalam ilmu Hubungan Internasional. Penulis
berharap karya akhir ini akan mampu memberikan kontribusi bagi dunia
Hubungan Internasional dan masyarakat luas.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kelemahan dan
kekurangan dalam penulisan tugas karya akhir ini sehingga penulis mengharapkan
kritik serta saran yang membangun untuk memperkaya hasil karya akhir ini. Akhir
kata, penulis berharap bahwa tugas karya akhir ini dapat membawa manfaat bagi
pihak yang bersangkutan.
Depok, 22 Juni 2012
Pettisa Rustadi
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
vi Universitas Indonesia
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan puji dan syukur atas
kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan rezeki dan kemudahan
dalam melaksanakan tugas penulis sebagai mahasiswa di masa perkuliahan ini
serta memberikan kekuatan di kala penulis lemah. Lahirnya tugas karya akhir ini
tidak lepas dari bantuan segenap pihak yang telah membantu untuk mewujudkan
karya ini dengan segala keikhlasannya, yaitu:
1. Haryadi Wirawan M.Soc. Sc, Ph.D, selaku dosen pembimbing tugas
karya akhir. Terima kasih atas segala perhatian, bantuan, waktu,
pengalaman, nasihat serta keceriaan yang diberikan kepada penulis
selama masa bimbingan.
2. Andi Widjajanto, M.Sos, M.A dan Aninda R. Tirtawinata, M.Litt,
selaku pengajar mata kuliah Colloquium.
3. Bantarto Bandoro S.H., M.A. selaku penguji tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen serta staf di program studi Ilmu Hubungan Internasional
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
5. Kedua orangtua dan kakak penulis yang cintanya tidak akan pernah
bisa penulis balas sampai akhir hayatnya. Terima kasih untuk segala
bentuk kasih sayang dan dukungan yang tidak pernah lelah diberikan.
Semoga kita sekeluarga selalu dalam lindungan Allah SWT. I Love
you, Pa, Ma, Mon..
6. Untuk sahabat penulis yang selalu ada di saat susah dan senang, Anisa
Purnama, Zumaidah dan Tika Oktaviana. Terima kasih sudah menjadi
bagian hidup penulis selama satu dekade ini, kalian sudah jadi bagian
dari keluarga yang penulis jaga dengan segenap jiwa. I love you..
7. Keluarga HIUI 2009 yang tak pernah habis membuat penulis bangga,
kagum dan bahagia. Kita keluarga, sampai nanti pun tetap keluarga.
Terutama Zein, Alin, Hindun, Lala, Lya, Garry, Richard, Darang,
Candini, Gesa, Diku, Natalia dan yang lain yang tidak bisa ditulis di
atas kertas satu persatu tapi terpahat abadi di dalam hati. Jangan
lupakan daku ya! I love you.. I always do..
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
vii Universitas Indonesia
8. Sastra Belanda UI 2008 yang pernah hadir dalam hidup penulis,
walaupun sebentar tapi penuh makna. Vivi, Nayas dan Indah terima
kasih untuk satu tahun yang berharga. Te Gek!
9. Keluarga Bapak Rahadi Soemartono, rumah kedua penulis yang selalu
ada kapan pun penulis membutuhkan, selalu hangat dan terbuka.
10. Keluarga besar Atmadiredja dan Tony Sonjaya yang walaupun jarak
IV. KONSTRUKSI IDENTITAS DALAM KOREAN WAVE............24
V. KESIMPULAN...................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................39
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
xii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Grafik 2.1 Grafik Kedatangan Turis di Korea Selatan.....................................16
Grafik 2.2 Grafik Penerimaan dari Sektor Turisme Internasional...................16
Gambar 2.3 Ekspor dan Impor Program Televisi Korea..................................21
Gambar 4.1 Jumlah Penonton Korean Wave di Youtube Tahun 2010.............25
Gambar 4.2 Jumlah Penonton Musik Video “Gee” – Girls’ Generation.........31
Gambar 4.3 Persebaran Penonton Musik Video “Gee” – Girls’ Generation...31
Gambar 4.4 Bagan Penonton Drama Korea.....................................................32
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
xiii Universitas Indonesia
Lampiran 1. Daftar Nama Sebagian Fanclub Resmi dan Warna dari Idola Korea Selatan
Nomor Nama Artis Fanclub Warna Rumah Produksi
1. Dong Bang Shin (DBSK) / TVXQ
Cassiopeia (Cassie)
S.M. Entertainment
2. Super Junior Everlasting Friend (E.L.F)
S.M. Entertainment
3. SHINee SHINee World (Shawol)
S.M. Entertainment
4. BoA Jumping BoA
S.M. Entertainment
5. Girls Generation (SNSD)
SONE
S.M. Entertainment
6. Wonder Girls Wonderful
J.Y.P Entertainment
7. 2PM Hottest
J.Y.P Entertainment
8. 2AM I AM
J.Y.P Entertainment
9. Se7en Lucky SE7EN
Y. G. Entertainment
10. Big Bang V. I. P
Y. G. Entertainment
11. 2NE1 Black Jack
Y. G. Entertainment
12. B2ST B2UTY
Cube Entertainment
13. 4Minute 4NIA
Cube Entertainment
14. Rain The Cloud
J. Tune Entertainment
15. MBLAQ A+
J. Tune Camp
16. SS501 TripleS
Key East, B2M Entertainment, CNR Media dan S-Plus Entertainment
17. KARA Kamilia
DSP Media
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
xiv Universitas Indonesia
18. FT Island Primadonna
FNC Music
19. CN BLUE Boice
FNC Music
20. Brown Eyed Girls Everlasting/ 4Everlasting
Nega Network LOEN Entertainment
21. Shinhwa Shinhwa Changjo
Shinwa Company
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia kini telah melahirkan berbagai fenomena yang
dirasakan oleh banyak pihak. Fenomena tersebut merambah melewati batas
wilayah negara, jenis kelamin bahkan usia. Salah satu fenomena yang kini sedang
menjadi perhatian dunia adalah fenomena yang dilahirkan oleh Korea Selatan
melalui Korean Wave atau yang biasa disebut dengan Hallyu. Korean Wave atau
yang biasa disebut dengan Hallyu merupakan nama yang diberikan oleh media
Cina untuk menandakan kepopuleran budaya Korea di Cina pada akhir tahun
1990an.1 Pada awalnya kepopuleran tersebut diakibatkan dari penayangan salah
satu drama Korea di Cina yang ternyata mendapatkan sambutan yang sangat baik
oleh masyarakat Cina yaitu What is Love. Kepopuleran drama tersebut juga
membuka jalan bagi drama-drama Korea Selatan selanjutnya yang juga ternyata
mendapatkan respon yang baik dari penikmat drama tersebut. Tidak hanya di
Cina, demam kebudayaan Korea ini juga merambah ke negara-negara lain bahkan
di luar region Asia Timur. Perkembangan dari fenomena ini menjadi perhatian
banyak pihak karena kemampuannya untuk menyebar ke berbagai tempat dan
mewabah terutama di kalangan remaja.
Salah satu negara yang mengalami demam Korean Wave terbesar saat ini
adalah Jepang. Fenomena Hallyu di Jepang ditandai dengan kepopuleran dari
drama Winter Sonata yang ditayangkan pada tahun 2003. Drama ini mendapatkan
respon yang sangat baik dari para penikmatnya. Pada tahun 2005 drama ini telah
ditayangkan sebanyak empat kali dengan menggunakan bahasa asli yaitu Korea
dan menggunakan tulisan terjemahan dalam bahasa Jepang. Pada masa itu hal ini
merupakan hal yang tidak biasa dalam dunia penyiaran Jepang. Kepopuleran
1 Korean Culture and Information Service, The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon,
(Korean Cultural and Information Service Ministry of Culture Sport and Tourism: South Korea, 2011)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
2
Universitas Indonesia
drama tersebut juga membawa pemain utama dari Winter Sonata yaitu Bae Yong
Joon menjadi pujaan bagi para wanita di Jepang. Hal ini bahkan berkembang lebih
jauh dengan pemberian nama Yon-Sama -Sama merupakan panggilan yang
digunakan untuk memanggil keturunan kerajaan- bagi Bae Yong Joon oleh para
penggemarnya di Jepang.
Korean Wave kini juga dapat dikatakan mengalami peningkatan yang
signifikan dengan dikenalnya berbagai artis yang berkecimpung dalam musik
populer Korea atau yang biasa disebut dengan K-Pop. Nama-nama seperti Super
Junior dan Girls’ Generation kini bukanlah nama yang asing bagi para penikmat
K-Pop. Keberadaan mereka dielu-elukan oleh penggemarnya di berbagai tempat.
Tidak hanya di Asia namun juga menyebar ke beberapa kawasan lain seperti
Eropa, Amerika dan juga Timur Tengah. Masuknya konten musik populer atau K-
Pop dikatakan oleh beberapa pihak sebagai generasi baru dari Korean Wave.
Berkembangnya popularitas musik Korea Selatan serta keberadaan para
penyanyi yang tidak hanya menjual kemampuan bernyanyi namun juga didukung
dengan kemampuan menari dan juga wajah yang menawan telah membawa
gelombang ini semakin merajalela. Punggawa dari musik Korea ini lazim disebut
masyarakat dengan sebutan Idol. Dengan bersatunya dua kekuatan inilah yang
mengakibatkan adanya penyebaran kebudayaan Korea yang lebih optimal.
Penyebaran budaya ini akhirnya membawa nama Korea Selatan sebagai rumah
bagi Hallyu menjadi perhatian banyak pihak dan juga mulai dikenal lebih lanjut
oleh banyak negara. Dahulu mungkin Korea Selatan hanya dikenal sebagai negara
ginseng yang memiliki saudara yang bertikai yaitu Korea Utara. Namun sekarang
Korea Selatan juga dikenal sebagai negara penghasil kebudayaan yang mulai
mendunia yang dikenal dengan Korean Wave atau Hallyu.
Kemunculan fenomena Korean Wave mulai dapat dirasakan secara nyata
terutama bagi negara-negara yang terkena dampaknya. Keberadaan drama-drama
yang ditayangkan di saluran lokal, menjamurnya barang-barang buatan Korea atau
sering diputarnya musik dari artis Korea kini terjadi di banyak tempat. Dalam
skala lebih besarnya adalah mulai menjamurnya konser-konser artis asal Korea
Selatan di berbagai negara bahkan di negara yang mungkin dulu meragukan akan
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
3
Universitas Indonesia
adanya artis Asia yang mampu tampil di tempat tersebut. Dominasi akan budaya
Barat kini mulai sedikit bergeser dan mendapatkan tantangan baru dimana budaya
dari Asia khususnya Korea Selatan mulai menunjukkan kepopulerannya.
Dengan melihat dari fenomena ini maka penulis mencoba untuk
membahas fenomena Korean Wave ini dalam ilmu Hubungan Internasional.
Dalam tugas karya akhir ini akan dibagi menjadi tiga bagian dimana bagian
pertama akan membahas Korean Wave dari sudut pandang konsep soft power.
Dengan menggunakan teori tersebut penulis akan berusaha untuk menganalisis
bahwa Korean Wave layak disebut sebagai salah satu soft power yang mulai
berkembang dari Korea Selatan. Di bagian kedua makalah ini akan membahas
bagaimana Korean Wave dibahas dari segi globalisasi dalam liberalisme dimana
fenomena ini memberikan pengaruh bagi perekonomian Korea Selatan terutama
membentuk komoditas ekspor baru yaitu budaya. Sementara itu di bagian ketiga
akan membahas mengenai efek dari Korean Wave di beberapa negara yang
mampu membentuk identitas baru dalam hubungan masyarakat transnasional.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari Tugas Karya Akhir ini adalah “Bagaimana Korean
Wave sebagai Instrumen Diplomasi Korea Selatan dibahas dari Paradigma
Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme?”
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
4
Universitas Indonesia
1.3 Kerangka Teori dan Konsep
1.3.1 Soft power2
Dunia Hubungan Internasional yang umumnya terkait dengan power kini
tidak lagi hanya bergantung pada kekuatan militer semata atau yang biasa
dikategorikan sebagai hard power. Power kini memiliki bentuk lain sebagaimana
yang dikatakan oleh Joseph Nye, bentuk lain dari power ini adalah soft power.
Soft power merupakan penjabaran yang bertentang dengan hard power dimana
bentuk kekuatan ini tidak memiliki bentuk yang konkret. Soft power merupakan
kemampuan untuk membentuk pendapat orang lain, hampir sama dengan metode
merayu dalam hubungan personal manusia. Dalam bentuk sederhana soft power
merupakan aset yang memproduksi daya tarik bagi lawannya. Hard power dan
soft power merupakan hal yang berkaitan satu sama lain karena inti dari kekuatan
tersebut adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku pihak lain.
Sumber utama dari soft power dari suatu negara terletak dari tiga hal.
Pertama adalah budaya, nilai politik dan juga kebijakan luar negeri mereka. Dari
sisi budaya sendiri yang paling berperan adalah kebudayaan populer dari negara
tersebut. Dalam hal ini jelas bahwa konsep ini sangat sesuai untuk menganalisis
fenomena Korean Wave sebagai instrumen diplomasi Korea Selatan. Penjabaran
akan berkisar kepada bagaimana pemanfaatan Korea Wave oleh Korea Selatan
untuk mendapat keuntungan bagi negaranya. Penggunaan instrumen ini juga
berarti pemerintah memang sengaja menggunakan Korean Wave sebagai
instrumen diplomasi dan menempatkannya secara legal sebagai bagian dari
kebijakan luar negeri negaranya. Hal ini perlu ditekankan karena inti dari soft
power terletak dari bagaimana negara sebagai aktor dalam Hubungan
Internasional memang secara sengaja dan sadar menggunakan instrumen tersebut.
Apabila pemerintah tidak mengakuinya sebagai bagian dari kebijakannya maka
instrumen tersebut tidak valid untuk dikatakan sebagai soft power sebuah negara
dan hanya masuk ke dalam kategori soft resources. Soft resources merupakan hal
yang berpotensi untuk menghasilkan soft power bagi suatu negara.
2 Joseph S. Nye, Soft power: The Means To Success In World Politics, (PublicAffairs: United States,
2004), hlm 5-12
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
5
Universitas Indonesia
1.3.2 Globalisasi3
Globalisasi merupakan hal yang tak terhindarkan dari perkembangan
dunia. Dengan berbagai kemajuan yang terjadi telah membawa dunia ke dalam
tahap baru begitu pula dengan perkembangan ilmu Hubungan Internasional.
Keberadaan globalisasi tidak bisa dilepas kan dari keterkaitannya dengan ekonomi
dan politik suatu negara. Globalisasi memiliki pengertian yang berbeda bagi
masing-masing paradigma dalam ilmu Hubungan Internasional. Dalam paradigma
liberal menurut Hurrel dan Woods, globalisasi dapat dikatakan sebagai pandangan
dimana negara dan pemerintahan adalah pengamat dalam globalisasi, sementara
alat pengendali utama dari globalisasi tersebut adalah pasar. Dengan melihat hal
itu maka tugas karya akhir ini mencoba melihat bagaimana Korean Wave mampu
mempengaruhi pasar yang menjadi tolak ukur pertama dalam globalisasi di mata
kaum liberal. Keberadaan Korean Wave dijadikan instrumen untuk mengambil
keuntungan lebih yang akan membawa peningkatan terhadap perekonomian
negara. Permintaan dari pasar dibentuk dengan menggunakan konten dari Korean
Wave tersebut. Pemahaman mengenai bagaimana pasar bereaksi terhadap
fenomena Korean Wave ini dimanfaatkan oleh produsen berbagai komoditas di
Korea Selatan untuk mendulang keuntungan yang lebih banyak lagi.
Kepercayaan kaum liberal yang menganggap negara bukanlah satu-
satunnya aktor penting dalam Hubungan Internasional juga akan membuka
kesempatan untuk penulis dapat membahas aktor lain yang berperan dalam
keberadaan Korean Wave sebagai alat untuk meningkatkan perekonomian negara,
baik secara perorangan ataupun perusahaan yang telah melakukan ekspansi
ekonomi dengan menggunakan Korean Wave sebagai alat untuk mendapatkan
keuntungan. Dengan menggunakan konsep ini pula dapat dilihat bagaimana
Korean Wave selain menjadi alat bantu dalam perekonomian juga digunakan
sebagai komoditas ekspor baru Korea Selatan yang menjanjikan yaitu ekspor
kebudayaan.
3 Ian Clark, Globalization and International Relations Theory, (Oxford University Press: New York,
1999), hlm. 44
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
6
Universitas Indonesia
1.3.3 Identitas4
Dalam teori identitas ini dikatkan bahwa identitas merupakan hal yang
dikonstruksi dari apa yang ada di sekitarnya. Dalam konteks ilmu sosial maka
identitas harus dibatasi oleh batas historis. Dengan berangkat dari hal tersebut
penulis membatasinya pada peningkatan akan network society. Dinamika identitas
dalam konteks ini dapat mudah dimengerti dengan penggambaran Giddens akan
identitas dalam late modernity. Dikatakan oleh Giddens bahwa modernitas
membawa keterhubungan antara ekstensionalitas dan intesionalitas atau pengaruh
globalisasi si satu sisi dan ketentuan pribadi di sisi lain. Tradisi mulai kehilangan
cengkramannya semetara kehidupan sehari-hari lebih dilarutkan dalam interaksi
dari lokal dan global. Banyak orang dipaksa untuk menegosiasikan pilihan gaya
hidupnya di antara beragam pilihan yang ada.
Dengan melihat hal tersebut makalah ini berusaha untuk memperlihatkan
bagaimana Korean Wave juga memiliki pengaruh terhadap pembentukan identitas
terutama dikalangan masyarakat transnasional dimana akibat dari globalisasi
mereka kini lebih banyak bersentuhan dengan fenomena ini. Interaksi tersebut
telah membuat terjadi beberapa perubahan yang mampu mempengaruhi
kehidupan sesorang dan bagaimana dia mengkonstruksi identitas dirinya dalam
late modernity ini. Dalam bagian ini juga akan beruaha dibahas bagaimana
interaksi yang terjadi antara penikmat budaya Korea ini dengan sesamanya yang
kini telah melewati batas teritorial negara.
Dalam bukunya yang lain Castells5 juga menggambarkan bagaimana
internet mampu ikut ambil andil dalam mengkonstruksi identitas pada masyarakat
modern. Jarak yang kini dapat diminimalisir telah membuat individu di dunia bisa
saling berkomunikasi tanpa harus berada pada tempat yang sama. Hal ini sesuai
dengan apa yang menjadi fokus penulis dalam melihat pembentukan identitas
dalam fenomena Korean Wave yang memang berkaitan erat dengan penggunaan
internet oleh para penggemar dari Korean Wave tersebut.
4 Manuel Castells, The Power of Identity 2nd ed. With a new preface, (West Sussex: Blackwell Publishing Ltd., 2010), hlm. 10-11 5 Manuel Castells, The Internet Galaxy: Reflections on the Internet , Business and Society, (New
York: Oxford University Press Inc., 2001)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
7
Universitas Indonesia
1.4 Tujuan Penulisan
Tugas karya akhir ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena
Korean Wave dipandang dari tiga paradigma besar ilmu Hubungan Internasional
yaitu Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme. Pembahasan tersebut akan
memberikan gambaran mengenai bagaimana fenomena ini layak untuk diangkat
sebagai topik ilmiah dalam ilmu Hubungan Internasional sehingga dapat
memperkaya pandangan akan ilmu Hubungan Internasional itu sendiri.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
8
Universitas Indonesia
BAB II
KOREAN WAVE SEBAGAI SOFT POWER KOREA SELATAN DALAM
PARADIGMA REALISME
Dalam pandangan realisme fenomena yang terjadi dalam kemunculan
Korean Wave sebagai instrumen diplomasi Korea Selatan dapat ditelusuri melalui
konsep soft power. Penggunaan soft power sebagai salah satu kekuatan negara
merupakan hal yang menguntungkan apabila bisa dilakukan dengan optimal. Inti
dari penggunaan soft power adalah bagaimana negara mampu mendapatkan apa
yang diinginkannya dengan menggunakan daya tariknya, bukan melalui paksaan
ataupun bayaran. Salah satu hal yang menjadi daya tarik dari soft power ini adalah
kemampuannya yang apabila dapat diolah dengan baik oleh pemerintah maka
akan memberikan efek dalam kurun waktu yang panjang.
Dalam ranah ilmu Hubungan Internasional konsep hard power sudah
dikenal lebih luas atau biasa juga dikenal sebagai power bentuk pertama.6 Namun
hal tersebut tidak membuat para pemikir ilmu Hubungan Internasional
melemahkan fungsi dari soft power dalam sebuah negara. Sebuah negara dalam
menentukan kebijakannya harus mempertimbangkan formasi pembentukan
lingkungan untuk menjadikannya tempat yang lebih baik untuk penggunaan
bentuk power lainnya.7 Penting bagi negara seperti Korea Selatan yang tidak
memiliki kekuatan militer yang besar untuk memiliki power dalam bentuk lain
untuk membantu keberlangsungan negaranya. Soft power merupakan alat untuk
membentuk lingkungan yang lebih baik dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri
suatu negara. Terdapat perpanjangan soft power dari sebuah negara. Perpanjangan
tersebut dapat dibagi menjadi lima bagian.8
6 Joseph S. Nye, Jr.,The Future of Power, (New York: PublicAffairs, 2011), hlm. 16. 7 Ibid, hlm. 18. 8 Jeong Nam Kim dan Lan Ni, “The Nexus between Hallyu and Soft power: Cultural Public
Diplomacy in the Era of Sociological Globalism” dalam Hallyu Influence of Korean Popular Culture in Asia and Beyond, (SNU Press: Seoul, 2011), hlm. 132
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
9
Universitas Indonesia
Menarik opini publik asing
Ketertarikkan terhadap budaya negara asal, misalnya dengan
peningkatan jumlah ekspor budaya seperti film, musik, konten TV dll.
Ketertarikan secara politik, menandakan terhadap pengukuran terhadap
kepuasan masyarakat akan sistem politik yang ada dll.
Ketertarikan akan dunia edukasi, terlihat dari jumlah kedatangan
pelajar asing.
Umum, terlihat dari respon terhadap segala hal yang terjadi di negara
asal misalnya mengenai kemiskinan, perdamaian dll.
Masuknya Korean Wave dalam ranah soft power Korea Selatan juga
memperlihatkan kultur diplomasi menggunakan budaya di dunia internasional.
Penggunaan momentum dari keberadaan Korean Wave bukanlah semata hal yang
lepas dari pengaruh pemerintah Korea Selatan sendiri. Korean Wave merupakan
hasil dari kerjasama berbagai pihak dengan dukungan penuh dari pemerintah
Korea Selatan. Dukungan tersebut dilakukan dalam beberapa cara diantaranya
adalah dengan memberikan bantuan dana dan juga melakukan penyederhanaan
birokrasi terhadap industri kreatif hiburan. Tidak hanya itu kerjasama tersebut
juga bahkan sampai kepada hal-hal kecil seperti pemilihan lokasi pengambilan
gambar dari drama-drama yang dibuat untuk meningkatkan nilai jual tempat
wisata. Tidak hanya itu pemerintah Korea juga mengerti betul tentang pentingnya
hukum akan hak cipta bagi para produsen dunia hiburan. Untuk itu dibawah
naungan KOCCA (Korean Culture and Content Agency) yang dibentuk tahun
2001 dibawah Kementrian Budaya dan Turisme, pemerintah Korea menjamin
akan hak cipta dari produsen dunia hiburan.9 Pemerintah Korea Selatan menyadari
pentingnya kebijakan domestik yang mendukung produsen demi terjadinya
ekspansi ke pasar global.10
Mengetahui potensi yang dimiliki oleh Korean Wave ini untuk kebaikan
negaranya, pemerintah melakukan berbagai dukungan dan memasukan
9 Sue Jin Lee, “The Korean Wave: The Seoul of Asia” dalam the Elon journal of Undergraduate Research in Communications vol. 2 No. 1 Spring 2011, hlm. 89 10
Kim Milim, “The Role of the Government in Cultural Industry: Some Observations From Korea’s Experience” dalam Keio Communication Review No. 33, 2011
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
10
Universitas Indonesia
pengembangan Korean Wave sebagai agenda nasional untuk ikut dalam
globalisasi bukan melawannya.11
Selain itu Korean Wave sendiri dijadikan
sebagai salah satu komponen kunci dari diplomasi publik yang dilakukan oleh
Korea Selatan untuk menciptakan citra yang baik dalam rangka mensukseskan
berbagai kepentingan yang dimilikinya serta menguatkan keberadaan soft power
Korea Selatan.12
Pembangunan soft power oleh Korea Selatan tidaklah memakan waktu
yang sedikit. Namun hal ini membawa makna yang sangat mendalam karena
panjangnya waktu untuk membangkitkan soft power tersebut juga menjadi
keuntungan tersendiri bagi pencitraan nasional Korea Selatan. Korea Selatan pada
awalnya bukanlah negara yang memiliki pencitraan yang baik di dunia
internasional. Pencitraan negatif akan Korean Selatan timbul salah satunya akibat
dari terjadinya Perang Korea pada tahun 1950. Dengan berkembangnya budaya
ini telah menimbulkan efek positif terhadap pencitraan negara yang lebih baik.
Bahkan terdapat pencitraan baru terhadap laki-laki Korea yang dianggap sebagai
pribadi yang romantis akibat dari meledaknya fenomena Korean Wave ini.
Selain itu ternyata dengan terjadinya fenomena Korean Wave ini juga
memiliki efek terhadap perbaikan hubungan antara negara-negara yang dulunya
tidak memiliki hubungan terlalu baik dengan Korea seperti Cina dan Jepang.
Hubungan Jepang dan Korea berada pada wilayah yang tidak dapat dikatakan
dalam hubungan yang baik. Masa lalu yang kelam akibat kependudukan Jepang di
Korea yang kala itu memakan banyak korban telah meninggalkan bekas luka yang
mendalam di masyarakat Korea. Begitu pula dengan sentimen negatif masyarakat
Jepang terhadap warga Korea terutama Korea Selatan. Berbagai cara dilakukan
untuk menormalisasi hubungan antara kedua negara. Namun hal tersebut tidaklah
selalu berjalan mulus. Namun tidak demikian dengan metode yang dibawa oleh
Korean Wave ini, salah satu diplomat Korea Selatan bahkan mengatakan bahwa
efek baik dari Korean Wave ini memberikan hasil yang bahkan selama berdekade
11 Kim Youna, “Globalization of Korean Media” dalam Kim Do Kyun dan Kim Min Sun, op cit, hlm. 56 12
Ministry of Foreign Affairs and Trade, “Key Diplomatic Tasks” dalam http://www.mofat.go.kr/ENG/ministry/tasks/index.jsp?menu=m_50_40 diakses pada 21 Juni 2012
tidak dapat dicapai oleh para diplomat dalam menghangatkan hubungan antara
kedua negara dalam kasus Korea Selatan dan Cina.13
Penggunaan Korean Wave sebagai alat pencitraan dan juga sarana untuk
melakukan perbaikan hubungan dengan negara sekitarnya merupakan salah satu
kekuatan Korean Wave sebagai soft power dari Korea Selatan. Dengan
mengoptimalkan instrumen ini Korea Selatan berharap mampu menjalin
hubungan yang lebih baik dan menghapus citra negatif dirinya. Namun hal ini
tentu saja dilakukan untuk mendapat keuntungan lebih yang menjadi sasaran
utama yaitu pengingkatan ekonomi bagi Korea Selatan. Berbagai hal yang telah
disebutkan diatas merupakan bonus dari apa yang telah dilakukan dalam rangka
membangun soft power Korea Selatan.
Salah satu yang paling menonjol dari meledaknya Korean Wave di Cina
adalah perubahan pandangan masyarakat Cina terhadap Korea Selatan. Dari salah
satu survei yang dilakukan oleh Chicago Council dalam Global Affairs pada tahun
2008, dari skala 0 sampai 100 koresponden Cina memberikan angka yang bagus
kepada Korea Selatan yaitu 65. Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
yang diberikan kepada Amerika (61) dan Jepang (46). Selain itu secara
keseluruhan mereka menyetujui sebanyak 79% bahwa penyebaran Korean Wave
merupakan hal yang positif.14
Efek positif dari penyebaran Korean Wave juga ditunjukan oleh survei
yang sama yang ditujukan kepada masyarakat Jepang. Dari survei yang dilakukan
dikatakan bahwa terdapat 51.9% koresponden tidak memiliki ketertarikan
terhadap masyarakat Korea sebelum meledaknya Korean Wave dan sebayak 62%.
Ketika survei kembali dilakukan didapat hasil yang mengatakan bahwa
masyarakat Jepang memiliki citra positif terhadap Korea Selatan setelah
meledaknya Korean Wave.15
Selain itu dari survei yang dilakukan oleh
Kementerian Dalam negeri dan Komunikasi Jepang dikatakan bahwa 57.1%
13 Korean Culture and Information Service, op cit, hlm. 22 14
Ji Eun Kim, Korean Wave in China: Its Impact on the South Korean-Chinese Relation, (Vancouver :The University of British Columbia, 2011), hlm. 13 15
Ibid
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
12
Universitas Indonesia
responden memiliki kesan yang baik terhadap Korean Selatan, angka ini
merupakan angka tertinggi semenjak 1975.16
Efek dari kekuatan Korean Wave ini juga menjadi salah satu cara untuk
pemerintah melakukan pembukaan keran diplomatik lebih besar lagi. Terutama
dalam hal pertukaran dan juga berbagai perjanjian kebudayaan dengan negara-
negara sekitar. Misalnya dengan kerjasama dalam ekspor impor budaya yang
terjadi antara Korea Selatan dengan Thailand dimana Thailand yang menjadi salah
satu sasaran ekspor budaya Korea Selatan mengajukan kerjasama untuk juga
menyediakan kesempatan yang sama bagi eskpor budaya dari Thailand.17
Korean Wave yang merupakan bagian dari soft power Korea Selatan
ternyata juga menjadi salah satu alat bagi Korea untuk menciptakan atmosfer yang
ramah bagi kawannya bahkan pada saat sedang melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan hard power Korea Selatan. Hal tersebut dapat terlihat ketika
salah satu aktor Korea Selatan yang sedang dalam masa wajib militernya datang
ke Indonesia pada tahun 2011. Keberadaan Hyun Bin di Indonesia adalah
permintaan dari pihak Indonesia. Saat itu pihak pertahanan Korea Selatan datang
ke Indonesia dalam rangka melakukan perjanjian ekspor alat-alat militer.
Keberadaan Hyun Bin yang saat itu masih pada tahap awal masa wajib militernya
mengundang banyak perhatian warga Indonesia.18
Walaupun saat itu Hyun Bin
datang sebagai prajurit biasa namun sambutan yang diberikan kepadanya sungguh
luar biasa. Kepopuleran Hyun Bin digunakan dengan baik oleh Militer Korea
Selatan untuk menaikkan citra militer Korea seperti yang dikatakan salah satu
pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.19
Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Nye dalam paragraf sebelumnya mengenai bagaimana fungsi dari
16 Ibid 17
Kim Do Kyun dan Kim Se Jin, “Hallyu from Its Origin to Present” dalam Kim Do Kyun dan Kim Min Sun, op cit, hlm. 31-32 18 ---, “Hyun Bin Pays a Visit to Indonesia Due to Popular Request”, http://www.allkpop.com/2011/10/hyun-bin-makes-an-official-visit-to-indonesia-due-to-popular-request diakses pada 9 Juli 2012 21.25 WIB 19
Kistyarini, “Hyun Bin Promosikan Senjata Korea di Indonesia”, http://internasional.kompas.com/read/2011/10/05/11201035/Hyun.Bin.Promosikan.Senjata.Korea.di.Indonesia diakses pada 12 Mei 2012 16.45 WIB
berbagai alasan, diantaranya dapat karena ingin mengunjungi tempat-tempat yang
menjadi lokasi syuting drama yang mereka tonton, menonton konser penyanyi
idola mereka atau hanya untuk merasakan bagaimana menjadi bagian dari
masyarakat Korea Selatan yang selama ini mereka saksikan di layar kaca.
Kedatangan para turis tersebut bahkan tidak hanya dalam hal ingin menikmati
kebudayaan atau merasakan tinggal di Korea Selatan. Daya tarik yang
ditimbulkan oleh efek penyebaran Korean Wave ini juga ternyata telah menarik
berbagai pasien dalam hal operasi plastik. Rupa yang menawan dari para
selebritas Korea Selatan ternyata telah menimbulkan peningkatan permintaan
terhadap prosedur operasi plastik di Korea selatan karena keinginan mereka untuk
tampil lebih baik ataupun bahkan ingin memiliki wajah yang sama dengan artis
pujaannya. Fenomena ini pun muncul dengan nama Medical Tourism yang
didefinisikan oleh Profesor John Connell dari Universitas Sidney sebagai keadaan
ketika pasien berkunjung ke luar negeri untuk keperluan operasi dan berbagai
terapi lainnya.23
Menurut data yang dikeluarkan oleh pemerintah Korea Selatan dikatakan
bahwa pemasukan yang diterima dari tindakan medis yang diambil oleh para turis
asing mencapai 116 juta dollar pada 2011, 14% dari hasil tersebut datang dari
operasi plastik dan perawatan kulit. Efek dari Korean Wave ini telah
meningkatkan permintaan tersebut karena banyak orang mengetahui bahwa
kecantikan yang dimiliki oleh banyak artis Korea tersebut tidak lepas dari pisau
operasi, ataupun apabila mereka memang terlahir cantik atau pun tampan maka
cara para penggemar untuk menjadi menawan seperti mereka adalah dengan
melewati prosedur operasi. Dengan penilaian seperti inilah hampir setengah dari
para turis asing tersebut datang untuk mendapatkan operasi pada bagian hidung,
facelift, pengurangan tulang rahang atau sedot lemak pada bagian perut. Jumlah
23
Dana, “ Making Over Asia: Hallyu and Medical Tourism”, http://seoulbeats.com/2012/05/making-over-asia-hallyu-and-medical-tourism/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 15.12 WIB
mereka bertambah dari tahun ke tahun, 1,657 pada tahun 2009 menjadi 4,400
pada tahun 2010.24
Tidak hanya prosedur operasi plastik saja yang diminati oleh turis asing.
Penjualan kosmetik buatan Korea yang dibantu dengan pemasaran menggunakan
wajah para selebritas Korea juga mendapat sambutan hangat dari pasar. Kualitas
yang mumpuni serta cermatnya strategi pemasaran dan pemilihan terhadap duta
produk kecantikan kini telah membawa produsen produk kecantikan mendapatkan
keuntungan lebih. Dulu turis dan fans asing hanya bisa mendapatkan kosmetik
tersebut di jalan Myeongdong di Korea, namun sekarang akibat permintaan pasar
yang meningkat , produk tersebut dapat dijumpai di pusat perbelanjaan dan toko
di seluruh dunia.25
Peningkatan sebesar 38.7 % ekspor kosmetik ke berbagai negara telah
menumbuhkan industri kosmetik Korea. Menurut badan bea cukai Korea ekspor
kosmetik Korea pada petengahan awal 2010 mencapai 241 juta dollar di 119
negara dengan Cina, Taiwan dan Jepang mendominasi sebanyak 87%.26
Bahkan
merk kosmetik The History of Woo sangat populer di Cina dan Taiwan, bahkan di
Vietnam, merek ini mampu mengalahkan merek dunia seperti Lancome dan Estee
Lauder dengan menguasai 16% pasar kosmetik yang ada.27
Meningkatnya
popularitas Korea akibat dari penyebaran Korean Wave ini juga membantu
perusahaan-perusahaan Korea untuk melakukan ekspansi ke berbagai negara.
Penggemar dari Korean Wave ini juga menjadi pasar yang menjanjikan
bagi perusahaan-perusahaan multinasional Korea Selatan. Sebagaimana yang
24 AFP RELAXNEWS, “Cosmetic Surgery on the Rise Due to Hallyu Wave?: Tpurist Flock to S. Korea Surgeons Seeking Celebrity Looks”, http://www.herworldplus.com/beauty/updates/beauty-updates-cosmetic-surgery-rise-due-hallyu-wave diakses pada 12 Mei 2012 pukul 15.23 WIB 25 Alois, “Industri Kecantikan korea Dapat Untung dari Hallyu wave”, http://www.hallyucafe.com/2012/02/industri-kecantikan-korea-dapat-untung-dari-hallyu-wave/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 16.23 WIB 26
---, “Korean Export Increase, Thanks to Korean Wave”, http://www.hancinema.net/korean-exports-increase-thanks-to-korean-wave-31154.html diakses pada 12 Mei 2012 pukul 17.00 WIB 27
terdapat dalam klasifikasi yang dilakukan oleh Samsung Economic Research yang
membagi klasifikasi impor budaya dari Korea Selatan dalam empat tahap:28
Tahap pertama, hanya sebatas menonton drama atau film dan
mendengarkan musik seperti di Mesir, Meksiko dan Rusia
Tahap kedua, membeli barang-barang yang berkaitan dengan budaya pop
Korea seperti poster, DVD dan CD seperti di Hong Kong dan Taiwan atau
aktif dalam kegiatan dalam klub penggemar seperti yang dilakukan oleh
penggemar dari aktor Bae Yoong Joon.
Tahap ketiga, membeli produk-produk buatan Korea
Tahap keempat, membangun keberpihakkan terhadap kebudayaan Korea.
Adanya keterkaitan antara fenomena Korean Wave dengan perekonomian dan
selera beli masyarakat internasional juga diperjelas oleh survei yang dilakukan
oleh Dewan Perdagangan dan industri Korea Selatan. Dalam survei yang diberi
nama “Efek eknomi dari Korean Wave dan utilisasinya oleh Perusahaan Korea”
yang dilakukan kepada 300 penyedian jasa dan manufaktur besar di Korea Selatan
mengatakan bahwa 82.8% responden mengatakan bahwa penyebaran Korean
Wave telah membawa pencitraan baik bagi Korea dan produk buatan Korea.
Selain itu sebanyak 51.9% menyatakan bahwa Korean Wave telah meningkatkan
penjualan mereka. Efek terbesar dirasakan oleh sektor budaya (86.%), tourisme
(85.7%), distribusi (75.0%), makanan (45.2%), elektronik (43.4%), kosmetik
(35.5%), automobil (28.1%), pakaian (23.3%).29
Para pelaku ekonomi tersebut juga mengatakan bahwa mereka merasakan efek
dari penyebaran Korean Wave ketika melakukan pencarian terhadap pasar baru
sebanyak 43.5%. Selain itu juga setelah menyadari bahwa penyebaran dari
Korean Wave ini juga dapat menyediakan pasar baru maka terdapat peningkatan
terhadap 74.0% responden yang menggunakan selebriti Korea untuk melakukan
28 Pavinee Potipan dan Nantaphorn Worrawutteerakul, A Study of the Korean Wave in order to be a Lesson to Thailand for Establishing a Thai Wave, (Malardalen UniversitySweden,--), hlm. 16 29 The Korea Chamber of Commerce and Industry, “Survey on Economic Effect of Korean Wave and Its Utilization of Korean Enterpreises”, http://english.korcham.net/sub02/report_view.asp?nKey=1340 diakses pada 12 Mei 2012, pukul 12.30 WIB
pemasaran terhadap produknya. Dari sebelumnya yang hanya sebanyak 5.0% saja
yang telah menggunakan selebriti Korea dalam pemasaran produknya. Selain itu
sebanyak 89.1% responden mengatakan bahwa pasar yang berbasiskan Korean
Wave sangatlah efektif dan hanya 10.9% yang mengatakan bahwa hal tersebut
tidaklah efektif.30
Pemerintah Korea Selatan juga menyatakan bahwa terjadi
peningkatan sebanyak 2000% ekspor minuman ke Timur Tengah, 303% pada
produk smart phone, 127% pada automobil, 190% VTR, 90% pakaian, dan 30%
lemari pendingin ke Amerika Selatan.31
Korean Wave dan ekonomi merupakan hal yang saling mengikat satu sama
lain. Hal ini terlihat dari berbagai keuntungan yang dihasilkan dari penyebaran
kebudayaan Korea ini. Apabila dalam paragraf sebelumnya terlihat bagaimana
Korean Wave mempengaruhi dari sudut pandang pelaku ekonomi maka
berikutnya dapat terkihat bahwa secara keseluruhan Korean Wave memang
memberikan efek yang besar pula pada pemasukan bagi negara. Salah satu
institusi mengatakan bahwa pada tahun 2010 efek ekonomi dari fenomena Korean
Wave menyumbang sebanyak 4.42 milyar dollar. Dalam hal ekspor dari konten
budaya Korea dikatakan bahwa ekspor dari acara TV mencapai 252 juta dollar,
musik mencapai angka 177 juta dollar dan ekspor film mencapai 26 juta dollar.
Selain peningkatan tersebut dikatakan pula oleh Asosiasi Perdagangan
Internasional Korea Selatan bahwa tiga dari empat turis yang mengunjungi Korea
Selatan membeli barang-barang yang berbau Korean Wave.32
Semakin mewabahnya fenomena Korean Wave ini juga menimbulkan
peningkatan terhadap ekspor dari konten hiburan seperti program televisi buatan
Korea Selatan. Dari tahun ke tahun, peningkatan signifikan terjadi dalam hal
ekspor program televisi buatan Korea Selatan. Berbanding terbalik dengan impor
yang dilakukan Korea Selatan terhadap acara televisi asing. Apabila mengacu
pada grafik yang disajikan pada gambar 2.3 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan 30
Ibid 31 ---, “Growth Korea K-Pop Stars Big Impact on Korea’s Economy”, www.kpopstarz.com/articles/5535/20120226/growth-korea-k-pop-stars-big-impact-korea-economy.htm diakses pada 12 Mei 2012 16.00 WIB 32
---, “Growth Potensial of Korean Pop Music”, http://world.kbs.co.kr/english/program/program_economyplus_detail.htm?No=3238 diakses pada 12 Mei 2012 pukul 14.00 WIB
walaupun kecil terhadap impor televisi ke Korea Selatan. Selain itu terlihat pula
bahwa selisih dari ekspor dan impor program televisi di Korea Selatan cukuplah
besar.
Gambar 2.3 Ekspor dan Impor Program Televisi Korea33
Salah satu bukti bagaimana Korean Wave mampu mempengaruhi
perekonomian Korea terlihat dalam bagaimana hubungan bisnis yang terjadi
antara Export-Import Bank of Korea dengan Daiwa Securities Group Inc.
Pertemuan antara Direktur Export-Import Bank of Korea, Lee Jin Kyun, dengan
ketua dari Daiwa Securities Group, Shin Yoshidame untuk menjalin kerjasama
ternyata tidak lepas dari peran salah satu artis Korea Selatan yang populer di
Jepang yaitu KARA.34
Peran supervisor dari Korea yang memberikan CD lengkap
dengan tanda tangan lima personel KARA telah membuat para investor Jepang
yang terkenal kaku menjadi lebih terbuka dan ramah. Kenyataan bahwa istri dan
anak dari ketua Daiwa Securities Group yang ternyata merupakan penggemar
KARA dimanfaatkan dengan baik oleh supervisor dari Korea. Kepopuleran
33
Korean Culture and Information Service, The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, (Korean Cultural and Information Service Ministry of Culture Sport and Tourism: South Korea, 2011) 34 KARA merupakan girlband yang beranggotakan lima orang yang dibawahi oleh DSP Media. Debutnya di Jepang pada tahun 2010 telah membawa mereka ke puncak kesuksesan. Saat ini KARA merupakan salah satu artis Korea Selatan yang paling laris di pasar Jepang. Informasi lebih lanjut mengenai girlband ini dapat diakses melalui http://www.karaholic.com/
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
22
Universitas Indonesia
KARA di Jepang bahkan terbukti dengan bertanyanya Shin kepada Kim terhadap
kabar kebenaran mengenai KARA yang saat itu diterpa isu bubar. Dengan
menyebarkan sekitar 50 keping CD KARA tersebut ternyata telah membangun
atmosfer yang baik dalam berbisnis. Keberhasilan tersebut terbukti dengan
meningkatnya nilai investasi yang pada awalnya hanya 630 milyar USD menjadi
1,3 triliun USD.35
Konten yang berhubungan langsung dengan artis yang terlibat di dalam
Korean Wave juga menghasilkan berbagai peningkatan penjualan terhadap album
dan juga tiket konser artis asal Korea Selatan. Dahulu merupakan hal yang sulit
dibayangkan untuk melihat artis Asia khususnya Korea menyelenggarakan konser
di kawasan Eropa ataupun Amerika. Namun berkat fenomena Korean Wave sold
out-nya tiket konser artis Korea Selatan kini bukanlah hal yang aneh. Sebagai
contoh adalah dengan diselenggarakannya konser “SM Town” di Paris, L.A.,
Taiwan, Nanjing, dll.36
SM Entertainment sendiri mengalami kenaikan
penerimaan semenjak adanya fenomena Korean Wave ini. Laporan terakhir
pendapatan kotor pada kuartal pertama tahun 2012 memperlihatkan peningkatan
sebesar 198.71% dibandingkan tahun 2011.37
Selain itu karena keadaan pasar
yang menjanjikan banyak managemnen hiburan Korea Selatan yang juga
memasarkan artisnya secara resmi di beberapa negara seperti Jepang dan Cina.
Salah satu contoh keseriusan managemen hiburan Korea Selatan dalam
memanfaatkan pasar di luar Korea Selatan bisa dilihat dari strategi SM
Entertainment yang membentuk boyband yang beranggotakan 12 orang bernama
EXO. Konsep dari boyband ini adalah aktivitas yang sama di dua negara, Korea
dan Cina. Untuk itu EXO dipecah menjadi EXO-K dan EXO-M, dimana EXO-K
aktif di pasar Korea sementara EXO-M aktif di pasar Cina pada waktu yang
35
---, “KARA Plays a Big Role in Establishing EX-IM Bank’s $1.3 Billion Samurai Bond in Japan”, http://www.allkpop.com/2012/06/kara-plays-a-big-role-in-establishing-ex-im-banks-1-3-billion-samurai-bond-in-japan diakses pada 12 Juni 2012 36
SM Town adalah nama yang memayungi artis-artis yang berada dalam naungan managemen S.M Entertainment, salah satu managemen artis terbesar di Korea Selatan. Membawahi nama-nama besar seperti DBSK, Super Junior dan Girl’s Generation yang merupakan artis papan atas di negaranya. Info lebih lanjut mengenai SM Town dapat diakses dari http://www.smtown.com/ 37
---, “SM, YG, JYP Entertainment Reveals Sales Revenues”, http://www.allkpop.com/2012/06/sm-yg-and-jyp-entertainment-reveal-sales-revenues diakses pada 10 Juli 2012, 02.23 WIB
bersamaan. Kedua grup tersebut diberikan lagu dan konsep yang sama namun
berbeda dari segi bahasa.
Keberhasilan Korean Wave sebagai salah satu pencetus ekonomi Korea
Selatan juga tidak dapat dilepaskan dari mutu berbagai barang yang diproduksi.
Beberapa perusahaan besar milik Korea Selatan yang menjadi ujung tombak dari
perekonomian negaranya menggunakan jasa kerjasama dengan komponen Korean
Wave sehingga menghasilkan kekuatan yang menjanjikan. Dengan semakin
berkembangnya Korean Wave ini diharapkan akan semakin membuka pasar bagi
barang-barang buatan Korea di dunia internasional serta menjadikan Korea
Selatan sebagai negara dengan ekspor budaya yang besar di dunia internasional.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
24
Universitas Indonesia
BAB IV
KONSTRUKSI IDENTITAS DALAM KOREAN WAVE
Dalam memandang Korean Wave dari sudut pandang Konstruktivisme
penulis memnggunakan konsep identitas untuk membahasnya. Hal ini bertujuan
untuk memperlihatkan bahwa telah terjadi pembentukan identitas bagi para
penikmat musik dan film akibat munculnya fenomena Korean Wave ini. Identitas
mereka sebagai penggemar atau fans yang bergabung dalam fandom serta adanya
efek dari globalisasi terhadap pembentukan identias mereka sebagai bagian dari
network society yang terjalin akibat adanya perkembangan informasi terutama
internet telah menyebabkan adanya keterkaitan antara satu individu dengan
individu lainnya, keterkaitan tersebut semakin erat dengan bergabungnya mereka
dalam aktivitas dalam fandom yang mereka geluti.
Kelompok penggemar kini beranjak ke level yang lebih maju dengan
adanya berbagai kemudahan untuk mengakses informasi di era digital ini. Jarak
kini bukan menjadi masalah dalam melakukan kegiatan fangirling ataupun ikut
terlibat dalam aktivitas fandom lainnya. Fans dari penjuru dunia dapat mengakses
informasi mengenai artis idolanya dalam forum yang didedikasikan secara khusus
untuk sang idola. Apalagi saat ini beberapa perusahaan rekaman tempat bernaung
para artis tersebut telah memiliki akun resmi di berbagai portal internet. Bahkan
saat ini sebelum video terbaru artis tersebut ada di layar kaca maka kemunculan
perdana dilakukan di layar komputer.
Kini perkembangan aktivitas tersebut memiliki bentuk yang beragam.
Mulai dari fenomena melakukan cover dance atau bahkan dalam skala yang lebih
besar yaitu flashmob –menari secara massal- atau hanya dengan mengikuti cara
berpakaian dan juga mengidentifikasi dirinya sebagai seorang fans. Identitas ini
akan dikaitkan dengan bagaimana Korean Wave juga telah membentuk
masyarakat transnasional dalam perjalanan berkembangnya di era saat ini. Semua
nilai-nilai berbau Korea ini menyebar dengan sangat baik karena adanya
pemanfaatan jaringan informasi dan internet oleh para pelaku industri hiburan
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Korea Selatan. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini yang
menggambarkan bagaimana persebaran jumlah penonton video di salah satu
website tempat mengunggah video terbesar di dunia, Youtube. Selain jumlah
penonton yang besar, persebaran dari penonton tersebut ternyata juga terjadi
secara luas.
Gambar 4.1 Jumlah Penonton Korean Wave di Youtube Tahun 201038
Munculnya fenomena Korean Wave ini juga merupakan sebuah bentuk
bagaimana Korea Selatan mencitrakan identitas dirinya sebagai seorang Korea
dalam setiap produk budaya yang dibuatnya. Pada awalnya masa modernisasi
Korea Selatan memanglah merujuk kepada Amerika dan juga Jepang. Namun hal
yang membuatnya spesial adalah bagaimana masyarakat Korea Selatan mampu
mengkolaborasikan apa yang mereka dapat dan ditiru menjadi sebuah produk baru
yang menjual nilai-nilai nasionalisme dari warga Korea itu sendiri.
38
Korean Culture and Information Service, The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, (Korean Cultural and Information Service Ministry of Culture Sport and Tourism: South Korea, 2011)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Kebanggaan masyarakat Korea dapat dilihat dari bagaimana dalam
drama-drama yang mereka buat masih terasa kental berbagai nilai dan norma
konfusianisme yang berlaku di kalangan masyarakat Korea. Kisah yang diangkat
pun biasanya merupakan kisah ringan yang berkisar pada kisah percintaan masa
kini. Namun ternyata daya tarik film dan drama buatan Korea Selatan tidak hanya
terletak pada sisi modern dari negara tersebut. Hal ini terlihat dari betapa baiknya
sambutan terhadap drama atau pun film yang mengambil latar belakang budaya
yang jauh dari modernitas dan mengangkat kisah sejarah masa lalu Korea Selatan.
Pengemasan yang baik akan semua kisah sejarah ataupun kisah yang mengambil
latar masa lalu ini ternyata mampu menarik perhatian penikmat televisi dan layar
lebar.
Salah satu penyebaran nilai yang paling menarik perhatian adalah dengan
kasus Korea Utara. Korea Utara yang merupakan negara yang tertutup ternyata
memiliki ketertarikan terhadap bagaimana saudaranya dibagian selatan kini
berkembang. Beredarnya berbagai kepingan video bajakan drama Korea Selatan
yang masuk ke Korea Utara ternyata juga turut mempengaruhi bagaimana negara
tersebut memandang saudaranya. Bagian yang menyenangkan bagi masyarakat
Korea Utara adalah dalam drama yang dibuat oleh Korea Selatan mereka tidak
menyinggung mengenai politik kedua negara. Cerita ringan mengenai kisah cinta
dan hubungan antar manusia menjadi daya tarik tersendiri dari drama-drama
tersebut.39
Media di Korea Utara memiliki kebiasaan melebih-lebihkan keadaan
mereka di dalam negeri sementara mengatakan kepada masyarakatnya bahwa
Korea Selatan adalah negara yang miskin.40
Namun ternyata hal tersebut berbeda
dari apa yang mereka liat dalam drama dan film yang mereka tonton. Ya, drama
dan film Korea Selatan beredar secara tertutup di kalangan masyarakat Korea
39 Youna Kim, “Globalization of Korean Media: Meaning and Significance” dalam dalam Kim Do Kyun dan Kim Min Sun, op cit, hlm. 48-49 40
---, “Korean Wave making North Koreans Rebellious Againts the Regime”, http://www.defence.pk/forums/world-affairs/179758-korean-wave-making-north-koreans-rebellious-against-regime.html diakses pada 12 Mei 2012 pukul 18.00 WIB
penggarapan film di Jepang pun menjadi korban dari gerakan ini dengan terus
disudutkan oleh mereka.45
Namun dibandingkan dengan efek negatif yang ditimbulkan oleh segelintir
orang di Jepang ternyata tidak bisa menutup kenyataan bahwa Korean Wave
memberikan efek positif yang lebih besar. Dengan masa lalu yang buruk antara
kedua negara, sarana Korean Wave ini merupakan hal yang baik dalam perbaikan
hubungan kedua negara. Besarnya minat masyarakat di Jepang terhadap artis
Korea telah membuat banyak perusahaan Korea meluncurkan dan memasarkan
artis-artis mereka di Jepang.
Identitas sebagai penggemar ternyata juga mempengaruhi perilaku dari
penggemar di berbagai negara. Penempatan diri mereka sebagai penggemar
membuat mereka berusaha untuk mengikuti gaya hidup artis favorit mereka.
Secara tidak sadar mereka telah terbawa menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat Korea. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana mereka berusaha mengenal
makanan, gaya berpakaian atau bahkan berusaha belajar bahasa korea.
Terbentuknya berbagai fandom di dunia maya juga memudahkan mereka untuk
berinteraksi dengan fans di belahan dunia lain.
Fansite internasional kini bermunculan di dunia maya. Soompi, komunitas
dunia maya berbahasa Inggris terbesar yang membicarakan mengenai budaya pop
Korea merupakan satu diantara banyak komunitas dunia maya yang bermunculan
akibat adanya fenomena Korean Wave.46
Bermunculannya berbagai portal yang
membicarakan mengenai budaya populer Korea dengan menggunakan bahasa
Inggris telah membantu fans internasional untuk terus memperbaharui diri dengan
berita seputar idola mereka. Tidak hanya berhenti sampai disana, dedikasi fans
dalam mempopulerkan idola mereka juga dilakukan dengan menerjemahkan
44
http://www.cnngo.com/seoul/life/anti-korean-wave-japan-turns-political-141304 diakses pada 12 Juni 2012 45 Dana, “When Hallyu and Politics Collide: Korea, Japan and political Backlash”, http://seoulbeats.com/2012/02/when-hallyu-and-politics-collide-korea-japan-and-political-backlash/ diakses pada 10 Juli 2012, 03.21WIB 46
Stephanie Parker, “Soompi and the “Honorary Asian”: Shifting Identities in the Digital Age” dalam Stanford Journal of Asian American Studies, Vol. II, Oktober 2009.
menyumbang penonton yang cukup besar dengan ditandai dengan warna hijau tua
di beberapa daerah yang disebutkan. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa
produk Korea Selatan ini juga telah memikat mata internasional.
Beberapa tahun yang lalu hal seperti ini merupakan hal yang tidak pernah
terjadi di mana video musik milik artis Korea Selatan memiliki jumlah penonton
yang besar serta penyebarannya yang sampai ke kawasan Amerika, Eropa dan
Australia. Tidak hanya itu pada Gambar 4.3 juga terlihat mengenai persebaran
usia dari penonton musik video tersebut. Video tersebut mayoritas dinikmati oleh
penonton perempuan dengan kisaran usia 13-17 tahun serta perempuan usia 18-24
tahun. Di lain pihak video ini juga dilihat oleh laki-laki dengan kisaran usia 35-44
tahun.
Gambar 4.4 Bagan Penonton Drama Korea55
Sementara itu apabila mellihat dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa
penonton dari drama Korea tidak hanya terbatas pada perempuan saja ataupun
pada yang usianya cenderung muda. Drama Korea mampu memikat berbagai
55
Korean Culture and Information Service, The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, (Korean Cultural and Information Service Ministry of Culture Sport and Tourism: South Korea, 2011)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
33
Universitas Indonesia
kalangan untuk menikmati cerita-cerita di dalamnya. Tingginya nilai kekeluargaan
di dalam drama yang ditayangkan telah membuat banyak pihak tersentuh dengan
kenyataan bahwa masih adanya bentuk hubungan seperti yang digambarkan oleh
drama tersebut. Hal inilah yang tidak didapatkan oleh pemirsa dari drama yang
dibuat oleh barat. Hangatnya nilai-nilai keluarga yang bahkan sangat sederhana
telah menarik minat penonton untuk lebih menikmati interaksi yang ada. Seakan-
akan bosan dengan alur cerita barat kini cerita-cerita ringan dari drama Asia
terutama Korea Selatan menjadi primadona.
Perkembangan dari efek Korean Wave ini diramalkan masih akan terus
berlangsung beberapa tahun ke depan. Perngaruh luar biasa dari Korean Wave
yang bahkan mampu mengkonstruksi identitas baru dalam masyarakat merupakan
nilai plus dari fenomena ini. Selain itu efek dari konstrusksi identitas baru ini
membawa para penggemar dan penderita demam Korean Wave haus akan
informasi dan gaya hidup dari Korea Selatan.
Proses pembentukan identitas sebagai penggemar atau yang biasa disebut
dengan fans merupakan kontribusi dari penggunaan internet oleh pelaku Korean
Wave. Apabila melihat dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa penikmat utama dari
Korean Wave merupakan kaum remaja. Remaja yang masih dalam tahap mencari
jati diri merupakan sasaran yang mudah terkostruksi identitasnya denagn
fenomena Korean Wave ini. Penggunaan internet sebagai sarana pembentukan
identitas ini disadari ketika penggunaan internet kini tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari. Internet yang telah menghapus hambatan jarak kini telah
menyediakan kesempatan untuk orang-orang dari berbagai tempat untuk saling
terhubung satu sama lain. Keterhubungan ini dapat membentuk apa yang
dinamakan Castell sebagai komunitas virtual.56
Dalam konteks Korean Wave sendiri komunitas virtual ini terlihat dari
bagaimana terbentuknya fandom yang didedikasikan kepada artis tertentu. Korea
Selatan merupakan satu dari sedikit negara yang memiliki komunitas penggemar
resmi bagi artisnya, tidak terkecuali para artis yang menjadi bagian dari Korean
56
Manuel Castells, The Internet Galaxy: Reflections on the Internet , Business and Society, (New York: Oxford University Press Inc., 2001), hlm. 117-118
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Wave. Beberapa diantara bahkan memiliki warna tersendiri yang
merepresentasikan artis tertentu seperti yang ada dalam lampiran 1. Salah satu
boyband Korea Selatan yaitu TVXQ dengan fanclub yang bernama Cassiopeia
memegang rekor sebagai boyband dengan fans yang terdaftar secara resmi
terbanyak di dunia yang terdaftar dalam Guinnes Book Worls of Record tahun
2008 dan 2009.57
Rekor ini hanya terbatas pada fans yang terdaftar dalam situs
fansite semata dan belum termasuk di dalamnya fans yang tidak terdaftar secara
resmi dalam fansite tersebut jadi dapat dipastikan bahwa jumlah fans yang ada
dapat melebihi angka tersebut.
Fans internasional kini juga dapat menjadi bagian dari komunitas
penggemat bagi idola mereka. Dengan semakin meningkatnya penggunaan
internet di kalangan masyarakat dunia telah membantu berbagai informasi
menyebar dengan mudah. Selain itu dukungan kapasitas kecepatan internet yang
dimiliki oleh negara sumber budaya yaitu Korea Selatan juga membantu
penyebaran informasi dengan lebih cepat lagi. Korea Selatan saat ini tercatat
sebagai negara dengan koneksi internet tercepat di dunia.58
Dengan menyandang
predikat sebagai pemiliki koneksi internet tercepat di dunia ini akan membantu
terjadinya arus informasi yang lebih baik lagi di kalangan penggila Korean Wave.
Bermunculannya berbagai situs yang menyediakan aplikasi untuk mengunduh
berbagai film, drama dan musik dari Korea Selatan memudahkan untuk terjadinya
transfer nilai-nilai di dunia maya. Meledaknya fenomena Korean Wave ini juga
dapat dilihat dengan kehadiran kategori khusus yaitu “K-Pop” dalam situs video
terbesar di dunia, Youtube59
Sebagaimana yang telah dilansir oleh Samsung Economic Research yang
membagi klasifikasi impor budaya dari Korea Selatan dalam empat tahap:60
57
http://www.allkpop.com/2009/03/tvxq_has_done_it_again diakses pada 12 Juni 2012 58 http://royal.pingdom.com/2012/01/31/south-korea-is-still-number-one-has-fastest-internet-speed-worldwide/ diakses pada 12 Juni 2012 59 http://www.allkpop.com/2011/12/youtube-reports-the-10-highest-viewed-k-pop-music-videos-in-korea-for-2011 diakses pada 12 Juni 2012 60
Pavinee Potipan dan Nantaphorn Worrawutteerakul, A Study of the Korean Wave in order to be a Lesson to Thailand for Establishing a Thai Wave, (Malardalen UniversitySweden,--), hlm. 16