UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH(BBLR) DENGAN KEJADIAN KEMATIAN NEONATAL DINI DI INDONESIA TAHUN 2010 (Analisis Data Riskesdas 2010) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Epidemiologi NOVIANI 0906611293 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA PEMINATAN EPIDEMIOLOGI LAPANGAN DEPOK JUNI 2011 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
127
Embed
UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
8. Orang tua dan saudara-saudaraku, cek uwi, yadi dan Ayo yang selalu
memberikansemangat dandoa
9. Sahabat dan teman seperjuangan di FETP angkatan 2009 yang telah
memberikansemangat, dorongan dalammenyelesaikantesis ini
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
maupuntidak langsung yang tidakbisa kami sebutkansatu persatu
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi penyempurnaan hasil penelitian ini
Akhir kata saya berharap, semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikankepada semua pihak yangtelah membantu saya.
Depok, Juni 2011
Penulis
.
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
ABSTRAK
Nama : NovianiProgramStudi : EpidemiologiJudul : HubunganBerat Bayi Lahir Rendah(BBLR) dengan
Kejadian Kematian Neonatal Dini di Indonesia Tahun 2010(Analisis Data Riskesdas 2010)
BBLR merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap morbiditas danmortalitas bayi termasuk kematian neonatal. Penelitian ini bertujuan mengetahuibesar hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian neonatal dini diIndonesia setelah dikontrol dengan variabel faktor ibu dan pelayanan kesehatan.Desain studi penelitian ini kasus kontrol (1:4) denganmenggunakandata sekunderRiskesdas 2010. Jumlah sampel dalampenelitian ini adalah 720. Metode analisisyang digunakanRegresi Logistik Ganda.Hasil penelitian menunjukan bahwa Besar Hubungan BBLR dengan kejadianKematian Neonatal Dini setelah dikontrol oleh variabel lain (tingkat pendidikanibu, status ekonomi ibu, frekuensi ANC dan komplikasi kehamilan) sertadikontrol pula oleh BBLR yang berinteraksi dengan tingkat pendidikan ibuadalah 22,840 (95% CI : 8,671 – 60,162). Diperoleh dua OR dari hasilperhitungan OR interaksi yaitu OR11 sebesar 23,028 (95% CI : 18,936-27,121)danOR11sebesar 22,851 (95%CI : 18,759– 26,944)Untuk menurunkan kejadian kematian neonatal dini adalah menurunkan kejadianBBLR melalui deteksi dini (pemeriksaan ANC), meningkatkan frekuensi ANC,ibu yang memiliki komplikasi kehamilan wajib melakukan persalinan di saranapelayanan kesehatan yang adekuat, penyuluhan dan konseling pada ibu hamilberisiko tinggi dan pendidikan rendah, pemberdayaan ekonomi keluarga yangberstatus ekonomi rendah.
Kata kunci : Kematian neonatal dini, BBLR, Indonesia, Riskesdas 2010, kasuskontrol
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
ABSTRACT
Nama : NovianiProgramStudi : Epidemiology/ Field EpidemiologyJudul : Association of LowBirthWeight (LBW) and
EarlyNeonatal Mortality in Indonesia(Data Analyze of Riskesdas 2010)
LBWis a factor which acts as main contributor to infant morbidityand mortalityincluding neonatal mortality. Aim of this study is to identify the associationbetween LBW to early neonatal mortality in Indonesia after controlling thevariabel factorsofcharacteristics of the mother and healthservices.Design of study is case control (1:4) and utilize secondary Riskesdas 2010 data.We apply logistic Regression method in this studyanalyze. Simple size are720.Study results indicates the closed association between LBW to early neonatalmortality even after contolling the variables, education level and economic statusof mother, frequency of ANC visits, complication during related pregnancy andolso the interaction variables of LBWto education level of mother, OR = 22.840(95%CI : 8,671 – 60,162). Thera are two ORbased on interactionanalyze (OR11= 23,028 (95% CI : 18,936-27,121) and OR11 = 22,851 (95% CI : 18,759 –26,944)There are alternative activities that might be implemented in order to decreaseearly neonatal mortality such as : decline LBW through early detection (ANCexamination), increasing frequency of ANC visits, mother who experiancecomplication during pregnacy are obligated to do delivery in adequat healthservices, promotion and conseling to high risk pregnant women whomhave loweducation, health insurance (Jamkesmas) and family economic empowerment tomothers who have lowincome
Key Words : Early Neonatal Mortality, LBW, Indonesia, Riskesdas 2010, casecontrol
.......152.1.1. Model Celester...................................................................... 152.1.2. Model Mosleyand Chen........................................................ 162.1.3. Model Ronsmans ...................................................................... 18
2.3. ......Faktor Risiko KematianNeonatal Dini .................................... 202.3.1. Faktor Bayi............................................................................ 202.3.2. Faktor Ibu ............................................................................. 242.3.3. Faktor Pelayanan Kesehatan ................................................... 34
2.4. ...... Kerangka Teori ....................................................................... 39
5.1.1. Variabel dependen................................................................... 555.1.2. Variabel Independen ................................................................. 575.1.3. Variabel Kovariat ....................................................................... 58
5.2. ...... Analisis Bivariat...................................................................... 605.2.1.HubunganBBLRdenganKejadianNeonatal Dini ..................... 605.2.2.Hubunganvariabel Kovariat dengan KejadianNeonatal Dini..... 61
Berdasarkan teori yang ada yang telah dijabarkan dalam bab 2, maka
disusunlah kerangka konsep. Kerangka konsep yang disusun tidak mengambil
semua faktor yang ada dalam teori namun disesuaikan dengan data set yang ada
pada data Riskesdas tahu 2010.
Variabel dependen adalah kasus kematian bayi neonatal dini. Sedangkan
variabel independen adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan variabel
kovariat adalah faktor ibu terdiri dari umur ibu saat melahirkan, paritas, jarak
kelahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, tingkat pendidikan ibu,
status ekonomi ibu, wilayah tempat tinggal ibu serta faktor pelayanan kesehatan
yang terdiri dari frekuensi antenatal dan komponen antenatal. Berdasarkan
kerangka teori yang telah diuraikan, maka kerangka konsep penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
42
Universitas Indonesia
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Kematian Bayi Neonatal Dini
BBLR (Independen)
KEMATIAN NEONATAL DINI
(dependen)
KOVARIAT Faktor Ibu • Umur ibu melahirkan • Paritas • Jarak Kelahiran • Komplikasi kehamilan • Komplikasi persalinan • Tingkat Pendidikan Ibu • Status Ekonomi Ibu • Wilayah tempat tinggal ibu Faktor Pelayanan Kesehatan • Frekuensi ANC (K1234) • Komponen ANC (5T plus)
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
43
UNIVERSITAS INDONESIA
3.2 Devinisi Operasional
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR HASIL UKUR SKALA
UKUR
Dependen 1 Kematian
Bayi Neonatal Dini
anak terakhir yang lahir hidup tetapi meninggal dalam 0-7 hari pertama kehidupan yang terjadi selama kurun waktu 1 Januari 2005 sampai Agustus 2010
Jawaban responden perempuan usia 10-59 tahun pernah kawin melahirkan anak terakhir lahir hidup namun kemudian mengalami kematian dalam periode hari 0 hingga 7 hari setelah kelahirannya (hasil modifikasi pada pertanyaan Riskesdas bagian Dd06 dengan kode jawaban 1)
0= Bukan kematian neonatal dini (lahir hidup lebih dari 7 hari 1= Kematian neonatal dini (lahir hidup tetapi mati < 7 hari)
Nominal
Variabel Utama
1 Berat Bayi Lahir Rendah
Berat badan bayi waktu lahir dalam gram menurut ingatan responden (ibu) atau berdasarkan KMS atau buku KIA dalam gram
Jawaban responden (ibu) berdasarkan pertanyaan Dd08
0 = Bukan BBLR bila berat bayi lahir > 2500 gram 1= BBLR bila berat bayi lahir < 2500 gram
Ordinal
Variabel Kovariat
1 Umur responden/ibu saat melahirkan anak terakhir
Tahun hidup responden atau ibu pada saat melahirkan anak terakhir
Jawaban responden yang terdapat dalam pertanyaan Riskesdas 2010 bagian D pada pertanyaan Dd02a (modifikasi Dd02a) Dikategorikan berdasarkan buku pedoman pelaksanaan program KIA yaitu kategori umur berdasarkan risiko kehamilan dan persalinan yaitu < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun
0 = tidak berisiko (20-35 tahun) 1= berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun)
Ordinal
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
44
UNIVERSITAS INDONESIA
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR HASIL UKUR SKALA
UKUR
2 Paritas Urutan kelahiran anak terakhir dari semua anak yang dilahirkan hidup selama umur ibu
Jawaban responden yang terdapat dalam pertanyaan Riskesdas 2010 bagian D pada pertanyaan Dd03 Dikategorikan berdasarkan buku pedoman pelaksanaan program KIA yaitu kategori jumlah anak dengan risko kehamilan dan persalinan yaitu primipara, 2-4 anak, > 4 anak
0 = 2-4 anak 1= jprimipara dan jumlah anak >4
Ordinal
3 Jarak kelahiran
Jarak kelahiran antara anak terakhir (bungsu) dengan anak sebelumnya (kakak bungsu) yang lahir hidup
Jawaban responden yang terdapat dalam pertanyaan Riskesdas 2010 bagian D pada pertanyaan Dd04a (modifikasi pertanyaan Dd04a) Dikategorikan berdasarkan USAID da CARE tahun 1998 yaitu < 24 bulan, 24-36 bulan dan > 36 bulan
0= 24-36 bulan 1 = < 24 bulan dan > 36 bulan
Ordinal
4 Tingkat Pendidikan ibu
Status pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh Anggota Rumah Tangga (ART)
Jawaban responden pada kolom 8 blok IV
0 = Tingkat pendidikan dengan jawaban 5-7 (Tamat SLTA/MA ,Tamat D1 atau D2 atau D3, tamat PT) 1 = Tingkat pendidikan dengan jawaban 1-4 (Tidak sekolah, Tidak tamat SD, Tamat SD, tamat SLTP)
Ordinal
5 Komplikasi kehamilan
Adanya satu atau lebih keluhan pada saat kehamilan seperti mules hebat sebelum 9 bulan, perdarahan, demam tinggi, kejang-kejang dan pingsan, lainnya
Jawaban responden atau ibu hamil yang mengalami satu atau lebih keluhan pada saat kehamilan seperti mules hebat sebelum 9 bulan, perdarahan, demam tinggi, kejang-kejang dan pingsan, lainnya. Dikategorikan berdasarkan hasil jawaban
0 = tidak mengalami komplikasi 1= mengalami satu atau lebih komplikasi
Nominal
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
45
UNIVERSITAS INDONESIA
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR HASIL UKUR SKALA
UKUR
responden pada pertanyaan Dd29 yaitu ada komplikasi bila mengaami slh satu atau lebih keluhan komplikasi kehamilan. Tidak ada kmplikasi kehamilan bila tidak mengalami salah satu atau lebih keluhan komplikasi kehamilan
6 Komplikasi persalinan
Adanya satu atau lebih keluhan pada saat persalinan seperti mules mules yang kuat & teratur lebih dari semalam, perdarahan lebih banyak dibandingkan biasanya (lebih dari 2 kali), Suhu badan tinggi atau keluar lendir berbau, kejang-kejang dan atau pingsan, keluar air ketuban lebih dari 6 jam sebelum anak lahir
Jawaban responden atau ibu hamil yang mengalami satu atau lebih keluhan pada saat persalinan seperti mules mules yang kuat & teratur lebih dari semalam, perdarahan lebih banyak dibandingkan biasanya (lebih dari 2 kali), Suhu badan tinggi atau keluar lendir berbau, kejang-kejang dn atau pingsan, keluar air ketuban lebih dari 6 jam sebelum anak lahir. Dikategorikan berdasarkan hasil jawaban responden pada pertanyaan Dd34 yaitu ada komplikasi persalinan bila mengalami salah satu atau lebih keluhan. Tidak ada komplikasi persalinan bila tidak mengalami salah satu atau lebih keluhan
0 = tidak mengalami komplikasi 1= mengalami atau ada komplikasi
Nominal
7 Status ekonomi
Penggolongan status ekonomi keluarga dimana responden atau ibu tinggal berdasarkan indikator pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan bukan makanan (rata-
Modifikasi dari pertanyaan tentang pengeluaran makanan dan bukan makanan pada blok VII.B rincian 25 (rata-rata pengeluaran pengeluaran rumah tangga dalam sebulan). Dikelompokkan dalam kuintil 1-5 yaitu kuintil 5 sangat kaya, kuintil 4 kaya, kuintil 3 sedang,
0 = Tinggi (kuintil 5-4) 1= Sedang (kuintil 3) 2= Rendah (kuintil 1-2)
Ordinal
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
46
UNIVERSITAS INDONESIA
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR HASIL UKUR SKALA
UKUR
rata pengeluaran per kapita)
kuintil 2 miskin, kuintil 1 sangat miskin
8 Wilayah tempat tinggal
Wilayah atau tempat tinggal responden atau ibu
Modifikasi dari pertanyaan blok I rincian 6 (kuesioner rumah tangga/RKD10-RT)
0= perkotaan 1= pedesaan
Nominal
9 Frekuensi ANC
akses/kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan dengan syarat minimal satu kali kontak pada triwulan I (usia kehamilan 0-3 bulan), minimal satu kali kontak pada triwulan II (usia kehamilan 4-6 bulan) dan minimal dua kali kontak pada triwulan III (usia kehamilan 7-9 bulan).
Jawaban responden dari pertanyaan Pertanyaan dari Dd20 yaitu Dd20a dengan jawaban satu, Dd20b dengan jawaban satu, Dd20c dengan jawaban satu, Dd20d dengan jawaban satu, Dd20e dengan jawaban satu, dan Dd20f dengan jawaban dari pertanyaan Dd21 dengan jawaban satu,, Dd24 dengan jawaban satu dan Dd25 dengan jawaban satu
0= jumlah pemeriksaan minimal 4 kali dengan standar 1 kali trisemester1, 1 kali trisemester 2 dan 2 kali trisemester 3 1= Jumlah pemeriksaan kurang dari 4 kali
Ordinal
10 Komponen ANC 5T plus
minimal meliputi “5T plus” yaitu pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, periksa darah, periksa urin, pengukuran tinggi fundus, pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT), pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe) selama kehamilan dan konseling
Modifikasi dari pertanyaan Dd20a sampai DD20e dengan jawaban satu, Dd21 dengan jawaban satu, Dd23 dengan jawaban satu dan Dd25 dengan jawaban satu.
0= lengkap bila seseuai dengan 5T plus 1= tidak lengkap bila tidak 5T plus
Ordinal
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
47
UNIVERSITAS INDONESIA
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : Ada hubungan
antara Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian kematian neonatal dini
di Indonesia tahun 2010 setelah dikontrol dengan variabel kovariat (Variabel
umur ibu melahirkan, paritas, jarak, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan,
tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu, wilayah tempat tinggal ibu, frekuensi
ANC, komponen ANC 5T plus)
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
48 Universitas Indonesia
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan studi case control (kasus kontrol)
untuk mempelajari hubungan antara paparan BBLR dan outcome kematian
neonatal dini dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparannya (Bhisma Murti, 1997). Penelitian ini
mempergunakan data sekunder dari hasil survei Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010.
Dipilihnya rancangan kasus kontrol pada penelitian ini dengan
pertimbangan :
1. Rancangan studi kasus kontrol cocok dipergunakan dalam studi analitik
dari penyakit-penyakit yang prevalensinya rendah dan dapat dipakai
untuk eksplorasi hipotesa (Sutrisna, 1990)
2. Rancangan ini memiliki keluasaan untuk rasio ukuran sampel kasus dan
kontrol yang optimal (Murti, 1997)
3. Rancangan kasus kontrol tidak memerlukan waktu yang panjang dan
relatif lebih murah
4. Peneliti telah memiliki data sekunder dari Riskesdas 2010 dan dapat
dipakai untuk eksplorasi hipotesa (Sutrisna, 1990)
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
49
Universitas Indonesia
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di Jakarta. Waktu pelaksanaan penelitian
pada bulan April sampai dengan Juni 2011
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh anak yang lahir hidup
dan terpilih menjadi sampel dalam Riskesdas 2010.
Populasi sumber adalah seluruh anak yang lahir hidup pada periode 1
Januari 2005 sampai Agustus 2010 yang terpilih menjadi sampel dalam Riskesdas
2010.
Populasi studi adalah anak terakhir yang lahir hidup pada periode 1
Januari 2005 sampai Agustus 2010 yang terpilih menjadi sampel dalam Riskesdas
2010.
4.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anak terakhir yang lahir
hidup pada periode 1 Januari 2005 sampai pelaksanaan Riskesdas 2010 yang
terpilih menjadi sampel dalam Riskesdas 2010.
Sampel dalam penelitian ini terbagi atas kelompok kasus dan kelompok
kontrol.
1. Kasus adalah : Anak terakhir yang lahir hidup pada periode 1 januari
2005 sampai Agustus 2010 yang terpilih menjadi sampel dan mengalami
kematian pada periode 0-7 hari yang diambil dari jawaban pertanyaan
Dd06
2. Kontrol adalah Anak terakhir yang lahir hidup pada pada periode 1
januari 2005 sampai Agustus 2010 namun tidak mengalami kematian
pada periode 0-7 hari setelah, yang diambil dari jawaban pertanyaan
Ea03
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
50
Universitas Indonesia
Kriteria Inklusi adalah sebagai berikut :
Memiliki data yang lengkap pada variabel Berat Bayi Lahir, umur ibu
melahirkan, paritas, jarak kelahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan,
tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu, wilayah tempat tinggal ibu, frekuensi
pelayanan antenatal dan komponen antenatal
Kriteria Eksklusi adalah sebagai berikut :
Tidak memiliki data lengkap pada variabel variabel Berat Bayi Lahir, umur ibu
melahirkan, paritas, jarak kelahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan,
tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu, wilayah tempat tinggal ibu, frekuensi
pelayanan antenatal dan komponen antenatal
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
51
Universitas Indonesia
4.3.3 Perhitungan Sampel
Perhitungan sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan rumus
kasus kontrol dua arah tidak berpadanan.
Adapun rumus dalam perhitungan sampel minimal adalah menggunakan
rumus sampel dua proporsi dari Lemeshow et al, 1997 sebagai berikut :
= jumlah besar sampel minimal
P = ( ) / 2
= Proporsi kelompok kasus yang terpapar sebesar 0,35
= Proporsi kelompok kontrol terpapar sebesar 0,20
= nilai z berdasarkan tingkat kesalahan 5% = 1,96
= nilai z berdasarkan kekuatan uji 80% = 0,842
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka diperoleh jumlah sampel
minimal sebanyak 138, namun data yang ada di Riskesdas kasus kematian
neonatal dini sebesar 144 kasus dan peneliti memutuskan mengambil semua kasus
tersebut. Seluruh kasus dijadikan subyek dalam penelitian dengan tujuan untuk
meningkatkan kekuatan studi (β), meningkatkan presisi dan mengurangi
kesalahan acak (Murti, 1997). Penelitian ini menggunakan perbandingan kasus
dibandingkan jumlah kontrol 1 : 4 dan tanpa matching, maka besar kelompok
kasus adalah 144 dan kontrol sebanyak 576 kontrol.
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
52
Universitas Indonesia
Gambar 4.1 : Alur pengambilan data penelitian dari Riskesdas 2010
Jumlah kelahiran yang tercatat selama periode 1 Januari 2005 sampai pertengahan Agustus 2010 pada semua anak sebanyak 19.945
Jumlah kelahiran anak terakhir yang ada dalam data hasil Riskesdas 2010 selama periode 1 Januari 2005 sampai pertengahan Agustus 2010
sebanyak 18.110
Kematian neonatal dini (0-7 hari ) sebesar 144 kasus
Bukan kematian neonatal dini (tidak mengalami kematian pada periode 0-7 hari) sebesar 19,966
Kelompok Kasus : Total Kasus kematian neonatal dini (0-7 hari ) sebanyak 144 dipilih sebangai kasus
Kelompok Kontrol : dipilih dari 19.966 dengan menggunakan Simpel Random Sampling (SRS) dengan perbandingan 1 : 4, sehingga terpilih 576 kontrol
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
53
Universitas Indonesia
4.4 Pengumpulan data
Data yang diperoleh dari data set Riskesdas 2010 yaitu pada kelompok
kuesioner Rumah Tangga pada blok I rincian 6 untuk wilayah tempat tinggal ibu,
blok IV kolom 8 untuk tingkat pendidikan ibu dan blok VII.B rincian 25 untuk
status ekonomi ibu dan . Sedangkan data yang berasal dari data individu diambil
kuesioner individu pada blok D (kelompok pertanyaan kesehatan reproduksi)
yaitu pada pertanyaan nomor Dd01, Dd02b, Dd04, Dd06, Dd07, Dd08, Dd18a-e,
Dd20a-e, Dd21, Dd23, Dd25, Dd29, Dd34, dan pada blok E (kelompok
pertanyaan kesehatan anak) Ea04a dan Ea05
4.5 Pengolahan data
Pengolahan data menggunakan sistem komputerisasi dengan bantuan
perangkat lunak SPSS versi 13 lisensi dari IMMPACT PUSKA-FKM UI dimana
data Riskesdas 2010 diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membentuk data set baru dengan cara memilih seluruh responden
perempuan pernah kawin usia 10-59 tahun yang melahirkan anak terakhir
pada periode 1 Januari 2005 sampai Agustus 2010 (Dd06) ditambah dari
data seleksi anak terakhir yang lahir hidup (seleksi Ea04. Setelah data
set terbentuk menyeleksi kembali data bayi yang meninggal pada
pertanyaan Dd06 kemudian dipilah menjadi bayi lahir hidup yang
meninggal pada 0-7 hari (dd06 kode satu) yang dikategorikan dengan
kematian neonatal dini.
2. Setelah mendapatkan data kematian bayi neonatal dini, melakukan
recoding menjadi kematian neonatal dini dan bukan kematian neonatal
dini (tidak mengalami kematian pada periode 0-7 hari setelah kelahiran
hidup)
3. Membuat Data set baru untuk melakukan pemilihan variabel yang akan
diteliti dengan cara mengeluarkan variabel-variabel yang tidak terkait
dalam analisis (cleaning)
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
54
Universitas Indonesia
4. Setelah didapatkan data baru berupa variabel yang akan diteliti,
kemudian dilakukan modifikasi terhadap variabel-variabel tersebut sesuai
dengan definisi operasional yang telah dibuat
5. Melakukan pengkodean ulang terhadap variabel-variabel yang akan
diteliti (recoding)
4.6 Analisis Data
Data akan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi
13 lisensi dari IMMPACT-PUSKA FKM UI. Analisis dilakukan dalam beberapa
tahapan yaitu analisis univariat, bivariat dan multivariat. Adapun tahapan untuk
menganalisis tersebut adalah sebagai berikut :
4.6.1 Analisis Univariat
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran proporsi dari masing-
masing variabel yang diteliti.
4.6.2 Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk menilai kekuatan hubungan antara BBLR
dengan kejadian kematian neonatal dini dan kekuatan hubungan antara variabel
kovariat. Analisis ini menggunakan ukuran asosiasi OR yaitu rasio antara odds
pada kelompok kasus dan odds pada kelompok kontrol.
Melihat keeratan hubungan antar variabel menggunakan perhitungan Odd
Rasio (OR) dengan derajat kepercayaan 95% CI, yaitu :
• Jika OR = 1 maka tidak ada hubungan antara variabel indeenden dengan
variabel dependen
• Jika OR > 1 maka terdapat hubungan positif antara variabel independen
dengan variabel dependen/faktor risiko menaikkan risiko kejadian
• Jika OR > 1 maka terdapat hubungan negatif antara variabel independen
dengan variabel dependen/faktor risiko menurunkan risiko kejadian
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
55
Universitas Indonesia
4.6.3 Analisis Stratifikasi
Analisis stratifikasi bertujuan untuk mengetahui adanya interaksi antara
variabel utama dengan masing masing variabrel kovariat dan untuk mengetahui
adanya pengaruh variabel perancu pada masing masing strata dengan cara
menganalisa hubungan variabel utama dengan variabel dependen dalam kelompok
yang lebih homogen berdasarkan tingkat variabel perancunya.
Analisisnya menggunakan uji chi square untuk melihat asosiasi antara
variabel utama dengan variabel dependen tampa dikontrol oleh variabel lainnya,
sehingga didapatkan ukuran kasar (crude). Selanjutnya variabel utama dibagi
dalam beberapa kelompok (Stratum) berdasarkan strata dari variabel kovariat,
kemudian dilakukan uji homogenitas yaitu uji ada tidaknya perbedaan antara
strata tersebut.
4.6.4 Analisis Multivariat
Analisis ini bertujuan untuk menilai kekuatan hubungan antara variabel
utama dengan variabel dependen dengan mengontrol pengaruh variabel
lainnya/kovariat. Analisis yang digunakan adalah Regresi Logistik Ganda
dikarenakan variabel dependennya merupakan variabel kategorik.
Tahapan analisis multivariat ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis ini diawali dengan memasukkan semua variabel independen
yang memiliki nilai nilai p < 0,25 ke dalam model. Nilai nilai p tersebut
diperoleh dari analisi bivariat.
2. Selanjutnya melakukan uji interaksi dengan cara menginteraksikan antara
variabel utama dengan variabel independen yang masuk dalam model.
Kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan likehood Ratio Test
(LRT) yaitu dengan membandingkan antara nilai likehood model tampa
interaksi dengan nilai likehood model dengan interaksi, kemudian dilihat
nilai p-nya. Bila diperoleh nilai nilai p > 0,05 maka dikatakan tidak ada
interaksi
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
56
Universitas Indonesia
3. Melakukan penilaian variabel perancu, dengan cara mengeluarkan
variabel kovariat satu persatu yang dimulai dengan melihat variabel yang
memiliki nilai nilai p yang terbesar. Penilaian terhadap variabel perancu
tidak didasarkan pada uji statistik tetapi berdasarkan perubahan relatif
rasio odds pada crude model terhadap rasio odds model baku emas (gold
standar adjusted). Perbedaan OR dilihat untuk variabel utama, jika
perbedaan OR cukup besar (> 10%) maka variabel tersebut adalah
perancu dan tetap dipertahankan di dalam model (Kleinbaum, 1994,
Ariawan, 2003)
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
55 Universitas Indonesia
BAB 5
HASIL
5.1 Analisis Univariat
Pada analisis satu variabel dilakukan untuk mengetahui distribusi
frekuensi setiap variabel yang diteliti. Hasil distribusi frekuensi dikelompokkan
menjadi 3 yaitu variabel dependen (Kematian Neonatal Dini), variabel independen
(Berat Bayi Lahir Rendah) dan variabel kovariat
5.1.1 Variabel Dependen
Pengkategorian Kematian pada bayi lahir hidup pada anak terakhir
periode 1 Januari 2005 sampai Agustus 2010 pada penelitian ini dibagi menjadi
dua kelompok. Kematian neonatal dini atau kasus jika kematian neonatal terjadi
pada periode 0-7 hari dan bukan kematian neonatal dini atau kontrol jika
kematian terjadi diluar periode 0-7 hari atau tetap hidup. Perbandingan kasus dan
kotrol adalah 1 berbanding 4. Gambaran distribusi frekuensi dari kasus dan
kontrol adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi pada Kasus dan Kontrol
Kategori Kematian pada bayi lahir hidup N %
Kasus (Kematian Neonatal Dini ) 144 20 Kontrol (Bukan Kematian Neonatal Dini) 576 80
Jumlah 720 100
Bila dilihat distribusi kasus dan kontrol berdasarkan 33 provinsi di
Indonesia adalah sebagai berikut :
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
56
Universitas Indonesia
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dari Bayi Lahir Hidup
pada Kasus dan Kontrol di Indonesia Tahun 2010
Kasus Kontrol Total No Provinsi
N % n % n % 1 NAD 3 (2,08) 19 (3,30) 22 (3,06) 2 Sumatra Utara 8 (5,56) 29 (5,03) 37 (5,14) 3 Sumatra Barat
1 (0,69) 5 (0,87) 6 (0,83) 10 Kepulauan Riau 1 (0,69) 5 (0,87) 6 (0,83) 11 DKI Jakarta 4 (2,78) 25 (4,34) 29 (4,03) 12 Jawa Barat 19 (13,19) 104 (18,06) 123 (17,08) 13 Jawa Tengah 12 (8,33) 52 (9,03) 64 (8,89) 14 DI Yogyakarta
2 (1,39) 13 (2,26) 15 (2,08) 15 Jawa Timur
15 (10,42) 51 (8,85) 66 (9,17) 16 Banten 13 (9,03) 20 (3,47) 33 (4,58) 17 Bali 2 (1,39) 6 (1,04) 8 (1,11) 18 Nusa Tenggara Barat
5 (3,47) 22 (3,82) 27 (3,75) 19 Nusa Tenggara Timur
0 (0,00) 13 (2,26) 13 (1,81) 20 Kalimantan Barat 1 (0,69) 6 (1,04) 7 (0,97) 21 Kalimantan Tengah 8 (5,56) 13 (2,26) 21 (2,92) 22 Kalimantan Selatan 1 (0,69) 11 (1,91) 12 (1,67) 23 Kalimantan Timur 3 (2,08) 15 (2,60) 18 (2,50) 24 Sulawesi Utara
1 (0,69) 5 (0,87) 6 (0,83) 25 Sulawesi Tengah
6 (4,17) 11 (1,91) 17 (2,36) 26 Sulawesi Selatan 11 (7,64) 18 (3,13) 29 (4,03) 27 Sulawesi Tenggara 1 (0,69) 12 (2,08) 13 (1,81) 28 Gorontalo
2 (1,39) 2 (0,35) 4 (0,56) 29 Sulawesi Barat
3 (2,08) 5 (0,87) 8 (1,11)
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
57
Universitas Indonesia
Kasus Kontrol Total No Provinsi
N % n % n % 30 Maluku 2 (1,39) 7 (1,22) 9 (1,25) 31 Maluku Utara
Variabel independen utama adalah variabel Berat Bayi Lahir yang
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu bayi dengan berat bayi lahir normal yaitu bayi
dengan berat lahir lebih dari atau sama dengan 2.500 gram. Bayi dengan berat
lahir rendah (BBLR) yaitu bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram.
Gambaran distribusi frekuensi dari berat bayi lahir pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dari Variabel Utama Berat Bayi Lahir (BBL) berdasarkan
kasus dan kontrol
Neonatal Dini Kasus Kontrol Variabel
n=144 % n=576 % Berat Bayi Lahir (BBL)
- BBLR 34 23,61 36 6,25
- Tidak BBLR 50 34,72 446 77,43
- Tidak timbang 60 41,67 94 16,32
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa proporsi bayi yang BBLR
(23,61%) lebih tinggi pada kasus dibandingkan kontrol. Proporsi bayi yang
tidak ditimbang pada kelompok kasus (41,67%) lebih tinggi dibandingkan dengan
kontrol.
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
58
Universitas Indonesia
5.1.3 Variabel Kovariat
Pada penelitian ini ada 10 (sepuluh) variabel kovariat yang diduga sebagai
perancu. Adapun gambaran dari variabel kovariat tersebut adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dari Variabel Kovariat berdasarkan kasus dan kontrol
Neonatal Dini
Kasus Kontrol Variabel
n=144 % n=576 %
Umur Ibu Melahirkan - < 20 tahun & > 35 tahun 40 (27,78) 134 (23,26) - 20 - 35 tahun 104 (72,22) 442 (76,74) Paritas 4 - 1 dan > 4 anak 75 (52,08) 246 (42,71) - 2-3 anak 69 (47,92) 330 (57,29) Jarak Kelahiran - < 24 bulan & > 36 bulan 61 (42,36) 294 (51,04) - 24 - 36 bulan 83 (57,64) 282 (48,96) Komplikasi Kehamilan - Ada komplikasi kehamilan 1 atau lebih 26 (18,06) 20 (3,47) - Tidak ada komplikasi kehamilan 118 (81,94) 556 (96,53) Komplikasi Persalinan - Ada komplikasi persalinan 1 atau lebih 95 (65,97) 272 (47,22) - Tidak ada komplikasi persalinan 49 (34,03) 304 (52,78) Tingkat Pendidikan Ibu - Rendah 40 54,86 212 43,40 - Tinggi 104 41,67 364 46,88 Status Ekonomi Ibu - Rendah 53 (36,81) 257 (44,62) - Sedang 35 (24,31) 112 (19,44) - Tinggi 56 (38,89) 207 (35,94) Wilayah Tempat Tinggal Ibu - Pedesaan 77 (53,47) 289 (50,17) - Perkotaan 67 (46,53) 287 (49,83)
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
59
Universitas Indonesia
Neonatal Dini Kasus Kontrol Variabel
n=144 % n=576 %
Frekuensi ANC K4 - Tidak sesuai standar (< 4 kali) 76 (52,78) 198 (34,38) - Sesuai standar (> 4 kali) 68 (47,22) 378 (65,63) Komponen ANC 5T plus - Komponen ANC tidak 5T plus 134 (93,06) 538 (93,40) - Komponen ANC 5T plus 10 (6,94) 38 (6,60)
Proporsi responden berdasarkan umur ibu melahirkan terlihat bahwa umur
ibu melahirkan pada kelompok kasus (27,78%) lebih tinggi dibandingkan dengan
kontrol.Ibu yang memiliki anak pertama dan lebih dari 4 anak untuk kelompok
kasus lebih tinggi (52,08%) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Proporsi
ibu dengan jarak kelahiran < 20 bulan dan > 36 bulan lebih rendah (42,36%) pada
kasus dibandingkan dengan kontrol (51,04%).
Proporsi ibu yang memiliki komplikasi kehamilan lebih tinggi pada kasus
(18,06%) dibandingkan dengan kontrol. Sementara itu untuk ibu dengan
komplikasi persalinan juga lebih tinggi pada kasus (65,97%) dibandingkan dengan
kontrol.
Tingkat pendidikan ibu yang rendah juga lebih tinggi pada kasus
(54,86%) dibandingkan kontrol. Kondisi Status ekonomi ibu, proporsi ibu dengan
ekonomi rendah lebih rendah pada kasus (36,81%) dibandingkan kontrol.
Sementara berdasarkan wilayah tempat tinggal ibu, proporsi ibu yang tinggal
dipedesaan tidak terlalu jauh berbeda antara kasus dan kontrol.
Proporsi ibu yang frekuensi pelayanan antenatal care yang kurang dari 4
kali lebih tinggi pada kasus (53,47%) daripada kontrol. Sementara proporsi ibu
yang mendapatkan pelayanan (5 T plus) komponen pemeriksaan yaitu timbang
badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, periksa air seni, periksa darah,
periksa perut, mendapatkan imunisasi TT, mendapatkan tablet tambah darah dan
mendapatkan konseling, tidak terlalu jauh berbeda antara kasus dan kontrol.
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
60
Universitas Indonesia
5.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menilai hubungan antara masing-
masing variabel independen terhadap kejadian kematian neonatal dini (0-7 hari)
dan juga untuk mengetahui variabel yang akan masuk ke dalam analisis
multivariat. Bila hasil uji didapatkan nilai p<0,25 maka variabel tersebut dapat
dimasukkan dalam model multivariat. Selain dari melihat nilai nilai p juga
mempertimbangkan adanya kemaknaan secara substansi.
5.2.1 Hubungan Antara Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan
Kejadian Kematian Neonatal dini
Pada analisis bivariat ini dalam melihat besar hubungan antara BBLR
dengan kematian neonatal dini, bayi yang tidak ditimbang tidak diikutkan dalam
analisis.
Tabel 5.5 Hubungan Antara Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
dengan Kematian Neonatal Dini (0-7hari) di Indonesia Tahun 2010
Dan : 2 . .ˆ ˆ ˆ( ) ( ) ( ) 2( ) cov( )BBLR tk pendidikan BBLR tk pendidikanVar l Var Var XXβ β= + + ×
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5.20 Hasil Perhitungan OR Interaksi
Variabel Perhitungan OR 95% CI
BBLR, Tk. Pendidikan rendah Exp ( 3,129 ) ( 1 ) + ( -1,731 ) ( 1 ) 23,028 18,936 27,121 BBLR, Tk. pendidikan tinggi Exp ( 3,129 ) ( 1 ) + ( -1,731 ) ( 0 ) 22,851 18,759 26,944 Pengkodean : BBL ( 1= BBLR, 0 = tidak BBLR), tingkat pendidikan ibu (1= tingkat pendidikan ibu rendah, 0= tingkat pendidikan ibu tinggi)
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
81
Universitas Indonesia
Berdasarkan tabel diatas, maka kita memperoleh 2 (dua) nilai OR yaitu sebagai
berikut :
1. Untuk OR11 diperoleh OR sebesar 23,028 (95% CI : 18,936-27,121) yang
artinya kejadian kematian neonatal dini pada bayi yang BBLR dengan
ibu yang berpendidikan rendah adalah 23,028 kali (95% CI : 18,936-
27,121) dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR dengan ibu yang
berpendidikan tinggi
2. Untuk OR10 diperoleh OR sebesar 22,851 (95% CI : 18,759 – 26,944)
yang artinya kejadian kematian neonatal dini pada bayi yang BBLR
dengan ibu yang berpendidikan tinggi adalah 22,851 (95% CI : 18,759 –
26,944) dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR dengan ibu yang
berpendidikan tinggi.
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
82
Universitas Indonesia
Untuk mengetahui penurunan kejadian kematian neonatal dini apabila
dilakukan intervensi pada faktor risiko, dihitung dengan menggunakan rumus :
OR - 1 AR =
OR x 100
Tabel 5.21 Hasil Analisis Dampak Kejadian Kematian Neonatal Dini
di Indonesia Tahun 2010
Variabel OR AR (%)
BBLR, Tk. Pendidikan ibu rendah 23,028 95,66
BBLR, Tk. pendidikan ibu tinggi 22,851 95,62
Dari tabel 5.21 diketahui bahwa efek dari BBLR dengan tingkat
pengetahuan ibu yang rendah akan meningkatkan kejadian kematian neonatal dini
sebesar 95,66%. Hal ini tidak terlalu jauh berbeda dengan efek BBLR dengan
tingkat pengetahuan ibu yang tinggi juga akan meningkakan kejadian kematian
neonatal dini sebesar 95,62%.
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
84 Universitas Indonesia
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini sepenuhnya disadari oleh peneliti banyak memiliki
keterbatasan-keterbatasan yang mungkin akan berpengaruh terhadap hasil
penelitian. Namun demikian peneliti berusaha untuk mengeliminir dampak dari
banyaknya keterbatasan tersebut. Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
6.1.1 Ketersediaan Data
Dalam penelitian ini data sangat penting karena data akan
menggambarkan variabel yang di teliti. Jika suatu penelitian menggunakan data
sekunder maka peneliti tidak memiliki kendali yang maksimal terhadap prosedur
pengambilan data serta kualitas data yang terkumpul. Keterbatasan dalam
menggunakan data sekunder adalah sebagai berikut :
1. Tidak tersedianya data yang sebetulnya cukup relevan tentang informasi
kondisi medis bayi saat dilahirkan seperti Asfiksia, penyakit infeksi dan
lain sebagainya walaupun berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya
memiliki hubungan yang erat dengan kematian neonatal dini.
2. Walaupun data tentang berat bayi lahir dapat ditemukan dalam data set
ini, namun sumber informasi tersebut lebih banyak berasal dari ingatan
responden (ibunya) daripada berdasarkan pada catatan yang ada pada
buku KIA atau KMS. Ada 21,39% dari 720 responden yang tidak
menimbang, dimana ada 41,66% pada kasus kematian neonatal dini
yang tidak ditimbang sehingga tidak dapat dianalisis datanya
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
85
Universitas Indonesia
6.1.2 Bias Seleksi
Bias seleksi yang terjadi pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan
perlakukan dalam memilih kasus dan kontrol, dimana kontrol dipilih dengan
menggunakan Simpel Random Sampling (SRS) sementara kasus tidak dipilih
secara random namun total populasi.
6.1.3 Bias informasi
Bias potensial yang terjadi dalam penelitian ini adalah bias informasi,
dimana responden diminta mengingat kembali kejadian dalam periode 5 (lima)
tahun ke belakang mengenai kondisi kesehatannya selama kehamilan dan
persalinan, khususnya informasi mengenai umur kehamilan, riwayat kunjungan
pelayanan natenatal care (ANC), riwayat kunjungan neonatus (KN), jenis
penolong persalinan, tempat persalinan dan berat bayi pada waktu dilahirkan.
6.1.4 Bias Klasifikasi
Bias misclasifikasi dapat terjadi pada penelitian ini dimana kategorisasi
adanya tidaknya komplikasi kehamilan dan komplikasi persalinan dilakukan
hanya berdasarkan ingatan dari responden, bukan berasal dari cacatan medis
responden yang dapat mengakibatkan nilai risiko yang didapat dari hasil analisis
terhadap variabel-variabel tersebut menjadi underestimate atau overestimated. Hal
ini merupakan kekurangan yang terjadi dalam suatu survei khususnya yang
mengukur outcome kesehatan yang erat kaitannya dengan kondisi medis.
6.1.5 Kematian Neonatal Dini
Definisi kematian neonatal dini digunakan pada penelitian ini adalah
kematian bayi lahir hidup yang terjadi setelah bayi dilahirkan hingga 7 hari
pertama kehidupannya. Jumlah kasus dalam penelitiannya ini adalah 144 kasus
kematian neonaal dini dengan 4 kontrol yaitu 576 kontrol.
Peristiwa kematian adalah suatu peristiwa yang cukup dapat diingat oleh
responden namun peristiwa kematian juga merupakan peristiwa yang tidak ingin
diingat kembali oleh responden, sehingga terkadang informasi yang diberikan
mejadi bias. Selain itu penentuan kematian neonatal dini juga mengalami masalah
yang sama, dimana masyarakat pada umumnya menghitung hari kelahiran sebagai
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
86
Universitas Indonesia
hari pertama yang seharusnya merupakan hari ke-0, sedangkan yang dimaksud
dengan hari pertama adalah umur bayi setelah mencapai 24 jam. Hal ini juga
dapat menimbulkan bias dimana seharusnya yang terbaik adalah dengan
menggunakan cacatan rekam medis yang terdapat di fasilitas kesehatan, tetapi hal
ini akan mengalami hambatan karena belum baiknya sistem pencacatan baik
kesakitan maupun kematian di Indonesia.
6.2 Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini
Masalah kematian neonatal dini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Adanya fenomena dua pertiga yaitu kematian bayi baru
lahir (0-28 hari) merupakan 2/3 kematian bayi, kematian perinatal (0-7 hari)
merupakan 2/3 kematian bayi baru lahir, dan kematian bayi (0-1 hari) merupakan
2/3 dari kematian perinatal.
Pada penelitian ini proporsi bayi BBLR yang mengalami kematian
neonatal dini (0-7 hari) sebesar 23,61% dan 6,23% pada bayi yang tidak
mengalami kematian pada periode neonatal dini.
Dalam penelitian ini hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian
neonatal dini juga dikontrol dengan tingkat pendidikan ibu, Status ekonomi ibu,
komplikasi kehamilan, frekuensi antenatal dan interaksi antara BBLR dengan
tingkat pendidikan ibu.
Model akhir dari penelitian ini adalah model dengan interaksi, sehingga
dalam melihat besar hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian neonatal
dini perlu dilakukan perhitungan. Hasil dari perhitungan OR interaksi diperoleh 2
(dua) buah OR. Untuk OR yang pertama diperoleh besar hubungan antara BBLR
pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah dengan kejadian kematian neonatal
dini sebesar 23,028 (95% CI : 18,936-27,121) yang artinya pada bayi yang BBLR
dengan ibu yang berpendidikan rendah berisiko 23,028 lebih besar untuk terjadi
kematian neonatal dini dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR dengan ibu
yang berpendidikan tinggi.
Sedangkan OR yang kedua didapatkan bahwa besar hubungan antara
BBLR pada ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dengan kejadian neonatal dini
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
87
Universitas Indonesia
sebesar 22,851 (95% CI : 18,759-26,944) yang artinya pada bayi yang BBLR
dengan ibu yang berpendidikan tinggi berisiko 22,851 lebih besar untuk terjadi
kejadian kematian neontal dini dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR
dengan ibu yang berpendidikan tinggi
Bila dibandingkan antara OR crude yaitu 8,424 (95% CI : 4,849 –
14,637) dan OR Adjusted baik untuk OR11 pertama sebesar 23,028 (95% CI :
18,936-27,121) maupun untuk OR kedua yaitu 22,851 (95% CI : 18,759-26,944)
terlihat ada perubahan OR10 yang cukup besar, yang artinya faktor perancu dan
interaksi cukup besar berkontribusi dalam hubungan BBLR dengan kejadian
kematian neonatal dini.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Ronoatmodjo, 1996 bahwa
risiko kematian neonatal dengan BBLR adalah 6,5 kali lebih besar bila
dibandingkan dengan berat bayi lahir normal/cukup. Pengamatan epidemiologi
menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram sekitar 20
kali lebih mungkin meninggal daripada bayi dengan berat lahir lebih berat
(UNICEF dan WHO, 2004). Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa BBLR
berisiko 40 kali untuk terjadi kematian bayi neonatal 40 kali ibandingkan dengan
bayi dengan berat badan cukup (Institut of Medicine 1990). Penelitian dari Efriza
menunjukan bahwa BBLR berisiko 7,04 kali untuk mengalami kematian neonatal
dini dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR. Bayi yang lahir BBLR dengan
Berat Badan 2000-2499 gram berisiko 10 kali untuk terjadi kematian bayi
dibandingkan dengan BBLN 3000-3490 gram (Nutrion Policy Paper no.18 Sep
2000).
Pada penelitian ini tingkat pendidikan ibu berinteraksi secara positif
dengan BBLR, dengan kata lain variabel tingkat pendidikan ibu meningkatkan
efek dari BBLR untuk menyebabkan kejadian kematian neonatal dini. Risiko
BBLR terhadap kejadian kematian neonatal dini berbeda pada tiap-tiap kelompok.
Dalam efek interaksi, faktor risiko yang satu dapat memodifikasi atau berinteraksi
dengan variabel lainnya secara timbal balik (reciprocal..) Tingkat pendidikan ibu
secara tidak langsung menyebabkan kematian neonatal dini, dimana tingkat
pendidikan ibu secara tidak langsung akan mempengaruhi pengetahuan ibu
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
88
Universitas Indonesia
tentang kesehatan selama kehamilan misalnya pengetahuan tentang masalah
intake makanan selama kehamilan, tanda-tanda komplikasi selama kehamilan,
pentingnya pelayanan pemeriksaan. Faktor-faktor tersebut akan meningkatkan
terjadinya BBLR dan bila kondisi bayi yang BBLR tidak ditatalaksana dengan
standar maka akan meningkatkan kejadian kematian neonatal dini.
Tingkat pendidikan ibu memiliki hubungan yang terhadap terjadinya
BBLR, khususnya pada tingkat pendidikan ibu yang rendah, sehingga perlu
perhatian yang lebih besar terhadap ibu hamil yang memiliki pendidikan rendah
agar ketidaktahuan ibu terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan ibu
dan bayi tidak berakhir dengan terjadinya kematian neonatal dini pada bayi yang
dilahirkannnya. Oleh sebab itu karena kejadian kematian neonatal dini lebih
berisiko pada tingkat pendidikan ibu yang rendah maka penanganan faktor risiko
harus diawali dengan kegiatan deteksi dini pada kelompok ibu hamil dengan
tingkat pendidikan yang rendah. Sehingga pada kunjungan pertama (K1) dimana
pada K1 merupakan indikator akses pertama ibu terhadap pelayanan kesehatan
tersebut akan segera dapat dideteksi dan diberikan konseling atau pendidikan
kesehatan tentang kesehatan ibu selama kehamilan, termasuk tentang gizi ibu
hamil serta kesehatan anak sesegera mungkin.
Ibu yang berpendidikan rendah ( < SMP) memiliki risiko 2,135 (95% CI :
1,067-4,273) lebih besar untuk terjadinya kematian neonatal dini dibandingkan
ibu dengan pendidikan tinggi. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari
(sulistyawati,2002) yaitu tingkat pendidikan rendah berisiko 2,22 kali untuk
terjadi kematian perinatal dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi.
Pada penelitian (Elsi,2000) juga menemukan bahwa ibu yang memiliki
pendidikan yang rendah ( < SMP) memiliki risiko 3,5 kali untuk bayinya
mengalami kematian neonatal dini (0-7 hari). Penelitian Luo juga menunjukan
bahwa hubungan antara rendahnya pendidikan ibu dengan peningkatan risiko
kelahiran prematur, kelahiran mati serta kematian neonatal dan postneonatal
(Luo,2006).
Latar belakang pendidikan ibu mempengaruhi ibu dalam sikapnya untuk
memilih pelayanan kesehatan dan pola konsumsi makanan (pengetahuan tentang
makanan yang bergizi) yang akan berhubungan dengan juga dengan peningkatan
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
89
Universitas Indonesia
berat badan ibu selama kehamilan sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi
kondisi perinatal (WHO, 1993). Pemberian makanan tambahan pada kehamilan
trisemester ke-3 pada ibu yang memiliki status gizi marginal , berdampak
terhadap penurunan kejadian BBLR yang memberikan kontribusi pada kematian
perinatal (Kardjati,1995)
Rosemary (1997) dalam penelitian di Bogor menemukan informasi bahwa
ibu yang berpendidikan kurang dari enam tahun mempunyai risiko 1,61 kali lebih
besar untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan lebih
dari enam tahun. Studi longitudinal di Rumah Sakit Kastuba, India terhadap 256
wanita hamil didapatkan hasil bahwa semakin rendah pendidikan makin tinggi
kejadian BBLR.
Berdasarkan data Riskesdas 2011 ada 11,1% bayi baru lahir dengan
BBLR kurang dari 2500 gram (Riskesdas 2010). Data SKRT 2001 menunjukkan
bahwa BBLR merupakan salah satu faktor penting kematian neonatal.
Penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia lahir,
hipotermi dan pemberian ASI yang kurang adekuat. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa kematian karena hipotermi pada BBLR dan bayi prematur
jumlahnya cukup bermakna.
BBLR merupakan salah satu faktor penting kematian neonatal dini dan
juga sebagai determinan yang bermakna bagi kematian bayi dan balita.
Berdasarkan penelitian di RS Hasan Sadikin tahun 1991, BBLR kurang dari 1500
gram paling erat hubungannnya dengan kematian neonatal dini (63,82%). Pada
penelitian yang dilakukan di 3 RS Ujung pandang dengan BBLR 1000-1500 gram
paling banyak memberikan kotribusi pada kematian (54,84%).
BBLR sangat peka terhadap perubahan suhu lingkungan, kekurangan
oksigen, infeksi, komponen makanan yang sesuai serta trauma. Bulan pertama
pasca persalinan merupakan masa transisi bagi bayi baru lahir dengan waktu yang
paling kritis adalah minggu pertama setelah lahir. Sehingga pada waktu tersebut
diperlukan perhatian khusus dan asuhan yang intensif pada bayi baru lahir pada
periode tersebut.
Strategi pencegahan dan peningkatan perawatan bagi BBLR khususnya
di negara-negara berkembang sangat diperlukan, karena BBLR merupakan salah
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
90
Universitas Indonesia
satu penyebab utama terjadinya kematian perinatal dan neonatal (CARE, 1998).
Strategi tersebut adalah mengurangi kelahiran prematur dan bayi IUGR dengan
cara meningkatkan status gizi maternal dan deteksi dini serta perawatan infeksi
maternal melalui asuhan antenatal yang berkualitas (Ronoatmodjo, 1996). Pada
penelitiannya Ronoatmodjo menyatakan bahwa untuk menurunkan BBLR perlu
diupayakan melalui gizi kepada ibu hamil yang dilaksanakan di layanan antenatal
baik di Puskesmas, Puskesmas Pembantu atau Posyandu. Pelayanan antenatal
sekaligus juga akan memonitoring terhadap hal-hal yang dapat berpengaruh
terhadap BBLR seperti kenaikan berat ibu hamil, kondisi Hb dan penapisan ibu
hamil yang memiliki risiko yang dapat dijadikan perkiraan berat lahir bayi yang
hendak dilahirkan
Mencegah kematian pada BBLR pada saat persalinan yaitu
melaksanakan standar pelayanan yang bermutu dengan mengoperasionalkan
NICU (Neonatal Intensif Care Unit), perawatan neonatal esensial pada saat lahir
dan perawatan setelah lahir. Perawatan neonatal esensial pada saat lahir berupa
dan pemeriksaa fisik. Sedangkan perawatan setelah lahir berupa menjaga bayi
tetap hangat dengan metode kangguru yaitu metode transfer kehangatan dari kulit
ibu ke kulit bayi yang telah banyak dikembangkan seperti metode kangguru yaitu
bayi diletakkan pada badan ibu (diantara kedua payudara ibu) dan kemudian
diberi kain atau selimut atau baju ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
dengan menggunakan suhu tubuh ibu dan pemeriksaan dengan menggunakan
Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM
Strategi yang digunakan oleh Kementrian Kesehatan dalam rangka
percepatan penurunan kematian neonatal, bayi dan balita terbagi menjadi 5 yaitu
peningkatan akses dan kualitas pelayanan, Pemberdayaan masyarakat, Penguatan
manajemen, Peningkatan pembiayaan kesehatan dan kemitraan.
Ibu dengan status ekonomi rendah memiliki risiko 0,556 (0,294-1,052)
lebih besar untuk mengalami kematian neonatal dini pada bayinya dibandingkan
dengan ibu dengan status ekonomi tinggi. Demikian pula ibu dengan status
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
91
Universitas Indonesia
ekonomi sedang memiliki risiko 1,245 (95% CI : 0,639 – 2,425) lebih besar untuk
mengalami kematian neonatal dini pada bayi dibandingkan dengan ibu dengan
status ekonomi tinggi, namun secara statistik hubungan ini tidak bermakna karena
melewati angka satu.
Tingkat ekonomi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kematian
bayi pada bulan pertama. Tingkat ekonomi yang rendah meningkatkan probalitas
kematian neonatal sebesar 4,2% (Meyer, 2006).
Ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang sering
berhubungan dengan kelainan bayi dengan berat lahir rendah (premature) yang
akan berpengaruh terhadap kesakitan dan kematian neonataus yang tinggi dan
juga pada masa bayi
Status ekonomi tidak secara langsung menyebabkan kematian neonatal
dini. Bakketeig (1984) menyebutkan bahwa status ekonomi yang rendah
ditambah dengan keadaan fisik yang buruk, tingkat pendidikan yang rendah dan
pekerjaan ibu yang berat akan meningkatkan risiko kematian perinatal.
Dari berbagai penelitian dilaporkan bahwa ibu-ibu dari keluarga dengan
sosial ekonomi rendah melahirkan BLLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu-
ibu dengan sosial ekonomi yang lebih tinggi (Institut of Medicine, 1990 dalam
kartika, 2001). Studi kasus kontrol di Shaheed Shohrawardy Medical Collage
Rumah Sakit, Dhaka, Banglades terhadap 135 BBLR didapatkan hasil 79,2% ibu
berasal dari status ekonomi ke bawah.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang memiliki komplikasi selama kehamilan
mempunyai risiko 6,657 (95% CI : 2,929-15,131) lebih besar untuk mengalami
kematian neonatal dini dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki komplikasi
selama kehamilan dan secara statistik bermakna karena tidak melewati angka satu.
Pada penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya telah
menggambarkan hal tersebut (Alisjahbana, 1983; Hastono, 1993; Syafrida 1996;
Setyowati,2002). Penelitian dari (Ronoatmodjo, 1996) juga menyatakan bahwa
bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami komplikasi pada saat
kehamilan dan saat persalinan berisiko 3,72 kali untuk mengalami kematian
neontal dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi. Penelitian
(Efriza, 2006) menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu yang memiliki
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
92
Universitas Indonesia
komplikasi kehamilan berisiko 4,30 (95% CI : 2,48-7,46) lebih besar untuk
mengalami kejadian kematian neonatal dini dibandingkan dengan bayi yang
dilahirkan dari ibu yang tidak memiliki komplikasi kehamilan.
Bakketeig (1984) dan Thiery M (1986) mengemukakan bahwa penyakit
selama kehamilan mempengaruhi kematian perinatal di Swedia 1977-1978
terutama adalah diabetes militus, penyakit ginjal, kelainan darah, infeksi saluran
kemih dan hipertensi.
Komplikasi kehamilan sebenarnya dapat dideteksi atau dicegah sejak dini,
walaupun ada 15%-20% kehamilan normal dapat menjadi komplikasi pada saat
persalinan, sehinga pemeriksaan kehamilan yang teratur dan berkualitas
hendaknya dilakukan baik pada kehamilan yang tidak ada komplikasi maupun
kehamilan normal.
Kunjungan antenatal adalah kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin, 2002). Suatu tinjauan pada intervensi
untuk kelangsungan hidup neonatal menunjukkan bahwa sampai dengan 12% dari
kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian pelayanan perawatan antenatal
dengan cakupan 90% (Titaley, Dibley dan Roberts, 2010).
Frekuensi pemeriksaan kehamilannya kurang dari 4 kali sebesar 1,471
(95% CI : 0,846 – 2,558) kali yang artinya ibu yang pemeriksaan selama
kehamilan kurang dari 4 kali berisiko 1,471 lebih besar untuk mengalami
kejadian kematian neonatal dini pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang
melakukan pemeriksaan selama kehamilan 4 kali atau lebih.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ronoatmodjo,
1996 menyatakan bahwa ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal buruk
memiliki risiko 1,960 kali untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan
dengan ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal baik. Hastono (1993),
menyatakan bahwa ibu yang memperoleh layanan natenatal buruk berisiko 5 kali
untuk mengalami kematian perinatal dibandingkan dengan ibu yang memperoleh
layanan antenatal care yang baik. Demikian juga dengan penelitian yang
dilakukan Syafrida (1997) menyatakan bahwa ibu yang memperoleh pelayanan
antenatal yang tidak adekuat mempunyai risiko 3,54 kaliuntuk mengalami
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
93
Universitas Indonesia
kematian perinatal dibandingkan dengan ibu yang memperoleh pelayanan
antenatal yang adekuat.. Penelitian Setyowati, 2002 menyatakan bahwa praktik
kesehatan ibu hamil yang tidak adekuat berisiko 3,44 kali utuk terjadi kematian
perinatal dibandingkan dengan praktik kesehatan ibu yang adekuat.
Bila dilihat berdasarkan proporsi frekuensi pemeriksaan selama kehamilan
disarana pelayanan kesehatan maka ada 52,78% ibu hamil pada kelompok kasus
yang tidak melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan
dibandingkan dengan kelompok kontrol (34,38%). Cakupan ini masih dibawah
standar yang diharapkan yaitu cakupan K4 adalah > 90%. Dimana cakupan
kunjungan 4 kali selama kehamilan atau K4 merupakan indikator untuk melihat
tingkat perlindungan ibu hamil.
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
95 Universitas Indonesia
BAB 7
KESIMPULAN 7.1 Kesimpulan
1. Besar Hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian neonatal dini di
Indonesia tahun 2010 adalah 8,424 (95% CI 4,849 -14,637)
2. Besar Hubungan BBLR dengan kejadian Kematian Neonatal Dini
dikontrol oleh variabel lain (tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu,
frekuensi ANC dan komplikasi kehamilan) serta dikontrol pula oleh
BBLR yang berinteraksi dengan tingkat pendidikan ibu adalah 22,840
(95% CI : 8,671 – 60,162)
3. Estimasi besarnya hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian
neonatal dini di Indonesia tahun 2010 setelah dikontrol dengan variabel
tingkat pendidikan, status ekonomi ibu, frekuensi ANC dan komplikasi
kehamilan dan adanya interaksi antara variabel BBLR dengan tingkat
pendidikan sebesar :
a. Untuk OR11 diperoleh OR sebesar 23,028 (95% CI : 18,936-
27,121) yang artinya Kejadian kematian neonatal dini pada bayi
yang BBLR dengan ibu yang berpendidikan rendah adalah 23,028
kali (95% CI : 18,936-27,121) dibandingkan dengan bayi yang
tidak BBLR dengan ibu yang berpendidikan tinggi
b. Untuk OR10 diperoleh OR sebesar 22,851 (95% CI : 18,759 –
26,944) yang artinya Kejadian kematian neonatal dini pada bayi
yang BBLR dengan ibu yang berpendidikan tinggi adalah 22,851
(95% CI : 18,759 – 26,944) dibandingkan dengan bayi yang tidak
BBLR dengan ibu yang berpendidikan tinggi
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
96
Universitas Indonesia
7.2 Saran
Pada penelitian ini selain BBLR ada beberapa variabel ikut berperan
dalam kejadian kematian neonatal dini yaitu tingkat pendidikan ibu, frekuensi
ANC, status ekonomi dan komplikasi kehamilan dan interaksi antara variabel
BBLR dan tingkat pendidikan ibu. Berdasarkan hal tersebut maka saran yang
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Pada bayi yang BBLR dengan ibu berpendidikan rendah lebih difokuskan
untuk ditingkatkan pengetahuannya melalui kegiatan kelas ibu,
penyuluhan kesehatan pada saat di posyandu atau kegiatan pendidikan
kesehatan saat dilakukan konseling pada pelayanan antenatal atau
pelayanan neonatal esensial.
2. Frekuensi pelayanan antenatal yang sesuai standar yaitu 1 kali pada
trisemester pertama, 1 kali pada trisemester kedua dan 2 kali pada
trisemester pertama akan mengurangi kejadian BBLR
3. Memberikan jaminan kesehatan (jamkesmas) pada ibu dengan status
ekonomi yang rendah karena akan berpeluang untuk melahirkan BBLR
dan berisiko untuk mengalami kematian neonatal dini
4. Bagi Ibu yang memiliki komplikasi kehamilan wajib untuk melakukan
pemeriksaan antenatal sesuai standar dan wajib melakukan persalinan
pada sarana pelayanan kesehatan yang adekuat seperti pada puskesmas
dengan pelayanan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar) dan RS dengan pelayanan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif)
5. Kerjasama dengan lintas sektor seperti dinas pendidikan dalam hal
pentingnya kesehatan reproduksi dalam kurikulum pendidikan sekolah,
Dinas Koperasi dan perdagangan dalam hal pemberdayaan ekonomi
keluarga
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
94
DAFTAR REFERENSI Alisyahbana,A, 1985, Kematian Perinatal dan Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan masalah ini, dalam Sri Kardjati dkk. Aspek kesehatan dan gizi anak balita. Yayasan obor Indonesia
Ariawan, Iwan, 1998, Besar dan Metode sampel pada penelitian kesehatan,
Jurusan Biostatistik da Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Ariawan, Iwan, Analisis Data Kategori, Jurusan Biostatistik da Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. Bakkteig Leiv, 1987, Perinatal mortality in southhern : a population based study
of 7392 birth. Buletin of world Health Organization 65 (1) : 95-104 (1987) Bakkteig LS & Foffman HJ & Oakley RT, 1984, Perinatal mortality dalam :
Bracken MB (eds). Perinatal epidemiologi. New York. Oxford University Press : 99-151
Biro Pusat Statistik, 2002-2003, Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Biro Pusat Statistik, Jakarta, 2007 Depkes RI, 2001, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan
Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat, Kabupaten Menkes Nomor : 1202/Menkes/9K/VIII/2003, Depkes RI, Jakarta
Depkes RI, 2009, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA), Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Depkes Ri, Jakarta,
Depkes RI, 2001, Rencana Strategis Making Pregnancy Safer (MPS) di
Indonesia 2001-2010, Jakarta, Depkes RI dan WHO, 2001 Depkes RI dan FKM UI, Materi ajar upaya penurunan kematian ibu dan bayi
baru lahir, Jakarta, Depkes RI, 2006 Depkes RI, 2007, Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, 2007 Depkes, RI 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta Depkes RI, Djaya Sarimawar, 2004, Survei kematian neonatal ( Studi Autopsi
Verbal) di Kabupaten Cirebon, 2004, Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 33, No.I, 2005 : 41-52
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
95
Dahlan, M.S, 2009. Langkah-langkah Membuat Proposal Bidang Kedokteran dan
kesehatan. Sagung Seto. Jakarta Elsi, Elsa dkk, 2000, Kematian perinatal bayi yang lahir atau rawat inap di tiga
RS di DKI Jakarta, Depkes RI, Badan Litbangkes, Jakarta Efriza, 2005, Penelitian kasus kontrol, Determinan kematian neonatal dini di
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2001-2005, Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok
Hastomo, SP, 1993, Hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian
perinatal di Kecamatan Gabus Wetan dan Sliyeg Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok
Hastomo, SP, 2007, Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Depok JNPKKR-POGI-JHPIEGO.MNH Depkes (2002), Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA), Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Depkes RI, Jakarta
Kardjati, S, dkk, 1985, Maternal Nutrition Profile and Birthweight in Rural
Village in Sampang (Indonesia), Tesis Doktor, Universitas Indonesia xxiii + 221
Kleinbaum, D.G, Klein.M, 2010 Logistic Regression, A Self Learning Text, Third
Edition, Statistic for Biology and Health, DOI 10.1007/978-1-4419-1742-3_1,. Springer Science Media, LLC 2010
Principles and Quantitative Methods. New York: Van Nortrand Reinhold Kustijadi, A, 2002, Hubungan pelayanan antenatal dengan kejadian kematian
perinatal di Kabupaten Bandung tahun 2001, Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok
Kemenkes RI, 2007, Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, 2010 Lameshow, et.al, 1997, Besar Sampel dalam penelitian Kesehatan, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta
Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011
96
David.W. Hosmer, Stanley Lameshow, 1997, Applied Logistic Regression,
sekond edition, A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc, New York, 2000
Monintja, H.E, 1998, Perinatalogi dan hubungannnya dengan kualitas manusia.
Pidato pengukuhan guru besar tetap ilmu kesehatan anak Universitas Indonesia. Dalam : Indonesian journal of Obstettics and Gynecology, 15(2) : 90-105 (1990)
Murti, B, 1997, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta Mutahar, R, 2007, Pengaruh berat badan lahir terhadap survival neonatal dini di
Indonesia tahun 1997-2002, Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok
Prameswari, M.F, 2006, Kematian Perinatal di Indonesia dan Faktor-Faktor yang
berhubungan tahun 1997-2003, Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok
Ronoatmodjo, S, 1996, Faktor risiko kematian neonatal di Kecamatan Kruak,
Nusa Tenggara Barat. Disertasi bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok
Ridwan, S, 1990, Hubungan antara pelayanan kesehatan ibu hamil dan kematian
perinatal di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok
Rothman. KJ,Greenland.S, Lash.TL, 2008, Modern Epidemiology (third Edition),
Liippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, PA 19106 USA Modern epidemiologi
Syafrida, E, 1997, Hubungan pelayanan antenatal dengan kematian perinatal di
Dati II Bogor. Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok
Sulistiyowati, ning, 2002, Hubungan faktor praktik kesehatan ibu selama
kehamilan dengan kematian perinatal di Kota Bekasi tahun 2001, Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok
Wibowo, A, 1992, Pemanfaatan pelayanan antenatal : Faktor-faktor yang
berhubungan dengan bayi berat lahir rendah. Disertasi bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok