Page 1
UNIVERSITAS INDONESIA
HIRARKI DALAM KAWASAN PERUMAHAN MILITER
(Studi Kasus: Perumahan TNI AU Halim Perdana Kusuma)
SKRIPSI
AHMAD SAIFUL RAHIM
0806455982
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
DEPOK
JULI 2012
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 2
UNIVERSITAS INDONESIA
HIRARKI DALAM KAWASAN PERUMAHAN MILITER
(Studi Kasus: Perumahan TNI AU Halim Perdana Kusuma)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA ARSITEKTUR
AHMAD SAIFUL RAHIM
0806455982
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
DEPOK
JULI 2012
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 3
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 4
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 5
v
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang dapat terucap kecuali syukur Alhamdulillah kepada Allah
SWT atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada penulis, baik nikmat
sehat, nikmat waktu dan nikmat lainnya yang telah melancarkan seluruh proses
penulisan skripsi ini dari awal penentuan tema hingga selesainya sidang dan
revisi. Sampai tulisan ini dibuat, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah mendukung serta menyokong penulis, yaitu:
1. Bapak Ir. Azrar Hadi Ph.D. selaku pembimbing dan dosen yang pantas
direkomendasikan sebagai pembimbing terbaik dengan segala ilmu yang telah
diberikan, ketabahan dalam memberikan arahan dan nasihat mahasiswa
bimbingannya yang sering terlambat, serta figur ramah dimana waktu bimbingan
terasa seperti berdiskusi dengan sahabat
2. Bapak Dr. Ing. Ir. Dalhar Susanto dan Prof. Dr. Ir. Abimanyu T. A., M.S
selaku dosen penguji atas segala pertanyaan yang membangun dan masukan yang
sangat bermanfaat untuk menyempurnakan skripsi penulis
3. Ade, Naldo, Gina dan Bela atas pembelajaran dari karakter masing-masing dan
keceriaan yang telah diberikan selama satu semester sebagai rekan sebimbingan
4. Umi, Ayah dan keluarga atas dukungan dan sumber motivasi untuk terus maju
ke depan, semoga harapan-harapan kalian terhadap penulis dapat terlaksana
5. Septia Dwi Susanti atas semua dukungan, pengorbanan waktu dan tenaga serta
perhatian serta senyum yang telah diberikan kepada penulis dengan sepenuh hati
telah memberikan semangat yang besar kepada penulis
6. Para narasumber yang telah meluangkan waktu dan sedikit banyak memberikan
informasi yang sangat bermanfaat dalam proses penulisan skripsi ini
7. Saudara Devi Zumarudain Syah atas pertolongan terhadap masalah komputer
dan masalah tentang listrik arus searah lainnya, juga bantuan tugas mata kuliah
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 6
vi
Kapita Selekta telah mengurangi beban ujian akhir penulis, lain waktu mari kita
membuat sesuatu yang baru dan tak ada duanya
8. Teman-teman seangkatan, baik dari Jurusan Arsitektur maupun Jurusan lainnya
di Fakultas Teknik juga alumni SMAN 28 Jakarta sebagai teman satu tujuan dan
satu perjuangan
Berbagai proses telah dilalui dalam penulisan skripsi ini, baik suka
maupun duka. Penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan
maupun kekurangan seperti peribahasa tak ada gading yang tak retak. Maaf
sebesar-besarnya bila terdapat kekurangan, penulis hanya berharap semoga skripsi
ini bisa bermanfaat di waktu yang akan datang.
Depok, Juni 2012
Penulis
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 7
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 8
viii Univeritas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Ahmad Saiful Rahim
Program Studi : Arsitektur
Judul : Hirarki Kawasan Perumahan Militer
(Studi Kasus: Perumahan TNI AU Halim Perdana
Kusuma)
Kepangkatan dalam bidang militer merupakan salah satu bentuk penerapan
prinsip hirarki. Ketertiban dan kepatuhan pada atasan menjadi ciri khas tiap
anggota militer yang lahir dari sistem kepangkatan tersebut. Prinsip hirarki yang
kental di dalam militer pastinya sedikit banyak mempengaruhi pola tata ruang
kawasan perumahannya. Namun belum diketahui bagaimana bentuk-bentuk
pengaruhnya didalam kawasan perumahan. Oleh karena itu dilakukanlah
pengamatan terhadap perumahan militer TNI AU Halim Perdana Kusuma untuk
bisa menjelaskan bentuk organisasi ruangnya, penerjemahan hirarkinya dilihat
dari sisi arsitektur dan hubungan antar ruangnya. Penulisan ini menggunakan
metode pengamatan langsung dan wawancara juga metode penulisan berupa
penjelasan yang kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa teradapa
beberapa kawasan yang memiliki bentuk perumahan dan penerapan hirarki yang
sama yaitu bentuk grid dan hirarki dengan ukuran keprivasian. Pada satu kawasan
yang dikenal dengan Perumahan Dwikora memiliki paling dominan berupa
bentuk garis (linear) yang menggunakan prinsip axial. Perumahan ini terbagi
menjadi tiga daerah, yaitu: daerah umum, semi pribadi dan pribadi dan
keterhubungan kawasan yang menggunakan bentuk pendekatan megaform juga
pengaruh prinsip hirarki militer pada fungsi fasilitas khusus terhadap
peletakannya.
Kata kunci: Hirarki, Organisasi ruang, Perumahan militer
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 9
ix Univeritas Indonesia
ABSTRACT
Name : Ahmad Saiful Rahim
Majoring : Arsitektur
Title : Hierarchy in Military Housing District
(Case study: Halim Perdana Kusuma military housing of
Indonesia Air Force Army)
Ranking in military is one of hierarchy principle application. Discipline
and loyalty to the higher rank member be special characteristic every military
member that made by hierarchy system. Principle of Hierarchy that buried in the
military’s body must be affect spatial organization’s pattern of military housing
district, although the affects haven’t discovered yet. Therefore the observation
about Halim Perdana Kusuma military housing of Indonesia Air Force Army have
done to explain the form of spatial organization, interpretation of hierarchy from
architecture’s aspect and the spatial relationship. This script uses direct
observation and interview method, also qualitative explanation writing method.
The analysis results show that there are some area have grid form and hierarchy
with private scale. In a dristrict called Dwikora housing has a dominant area that
apply linear form and axial principle. This housing is divided into three area, that
is public, semi-private, and private area and having megaform as linkage element
also there is hierarchy’s affects on housing, public facilities, and special facilities
regarding the placing of them.
Keyword: Hierarchy, Spatial Organization, Military, Housing
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 10
x Univeritas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan penelitian ..................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 3
1.4 Batasan penelitian .................................................................................... 3
1.5 Metode Penelitian .................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
2.1 Hirarki ..................................................................................................... 6
2.1.1 Hirarki dalam Arsitektur ............................................................... 6
2.1.2 Hirarki Ruang pada Kawasan ........................................................ 8
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 11
xi Univeritas Indonesia
2.2 Geometri .................................................................................................. 9
2.2.1 Geometri Organisasi Ruang .......................................................... 10
2.2.2 Geometri dalam Tata Ruang Kawasan .......................................... 11
2.3 Tata (Order) ............................................................................................ 12
2.3.1 Keterhubungan antar Ruang .......................................................... 12
2.4 Penggolongan Rumah Dinas Militer ....................................................... 15
2.4.1 Asrama .......................................................................................... 16
BAB 3 KAWAWAN PERUMAHAN MILITER ........................................... 17
3.1 Perumahan TNI AU ................................................................................. 17
3.1.1 Perumahan Angkasa ...................................................................... 19
3.1.2 Perumahan Dirgantara I................................................................. 20
3.1.3 Perumahan Dirgantara II ............................................................... 20
3.1.4 Perumahan Dirgantara III .............................................................. 21
3.1.5 Perumahan Rajawali Lama ............................................................ 23
3.1.6 Perumahan Rajawali Baru ............................................................. 24
3.1.7 Perumahan Dwikora ...................................................................... 26
3.1.8 Perumahan Trikora ........................................................................ 27
3.2 Perumahan Skuadron ............................................................................... 29
3.2.1 Zona Perumahan Skuadron ........................................................... 31
3.2.1.1 Zona Hijau ........................................................................... 32
3.2.1.2 Zona Biru............................................................................. 34
3.2.1.3 Zona Merah ......................................................................... 36
3.2.2 Hirarki Perumahan Skuadron ........................................................ 38
3.2.2.1 Tekstur Kawasan ................................................................. 39
3.2.2.2 Hubungan Antar Zona ......................................................... 42
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 50
LAMPIRAN ............................................................................................................. 51
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 12
xii Univeritas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Prinsip Hirarki Oleh Ukuran, Bentuk Dan
Penempatan ..................................................................................... 8
Gambar 2.2 Jenis-Jenis Order ............................................................................... 12
Gambar 2.3 Linkage Struktural ............................................................................. 13
Gambar 2.4 Interlocking Space ............................................................................. 14
Gambar 3.1 Perumahan TNI AU Halim Perdana Kusuma ................................... 18
Gambar 3.2 Perumahan Angkasa .......................................................................... 19
Gambar 3.3 Perumahan Dirgantara I .................................................................... 20
Gambar 3.4 Perumahan Dirgantara II ................................................................... 21
Gambar 3.5 Perumahan Dirgantara III .................................................................. 22
Gambar 3.6 Perumahan Rajawali Lama................................................................ 23
Gambar 3.7 Perumahan Rajawali Baru ................................................................. 25
Gambar 3.8 Perumahan Dwikora .......................................................................... 26
Gambar 3.9 Rumah Deret- Sumbu (Axis) ............................................................. 27
Gambar 3.10 Perumahan Trikora .......................................................................... 28
Gambar 3.11 Perumahan Skuadron....................................................................... 30
Gambar 3.12 Zona Perumahan Skuadron ............................................................. 31
Gambar 3.13 Zona Hijau ....................................................................................... 32
Gambar 3.14 Fasilitas Umum ............................................................................... 35
Gambar 3.15 Kodikau ........................................................................................... 36
Gambar 3.16 Kohanudnas dan Koopsau ............................................................... 37
Gambar 3.17 Sekkkau dan Puspomau ................................................................... 37
Gambar 3.18 Figure-ground Perumahan Skuadron .............................................. 39
Gambar 3.19 Figure-ground Koopsau .................................................................. 40
Gambar 3.20 Figure-ground zona hijau 2 dan 3 ................................................... 41
Gambar 3.21 Figure-ground zona biru (sekolah) .................................................. 42
Gambar 3.22 Hubungan antar zona ....................................................................... 43
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 13
1 Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004,
Militer adalah kekuatan angkatan perang dari suatu negara yang diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan. TNI (Tentara Nasional Indonesia)
terbagi menjadi tiga kekuatan besar yaitu, Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara. Dari masing – masing kekuatan besar tersebut terbagi-bagi lagi,
seperti angkatan darat terbagi menjadi KOSTRAD ( Komando Cadangan Strategis
TNI Angkatan Darat), KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus), Zeni yang
bertugas dalam bidang properti dan pembangunan di dalam militer dan masih
banyak lagi yang tak bisa saya sebutkan di sini. Masing – masing komando
memiliki tugas yang berbeda dan kegiatan keseharian yang berbeda pula. Untuk
mengakomodasi kebutuhan tersebut akhirnya pemerintah memberikan fasilitas-
fasilitas seperti rumah dinas, fasilitas latihan fisik, fasilitas latihan alat tempur dsb.
Militer memakai sistem hirarki berupa pangkat bagi setiap anggota yang
berada di dalamnya. Terdapat tiga golongan besar dalam pangkat militer yang
menentukan kedudukan, jabatan dan kegiatan yang dilakukan yaitu1: Perwira,
Bintara dan Tamtama. Selain dibedakan dalam kepangkatan, anggota militer
Indonesia juga dibedakan dengan jabatan yang dimilikinya. Sebagian mengurus
dibidang yang bekerja di dalam ruangan dan sebagian lainnya bekerja di luar
ruangan (lapangan).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011,
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Sedangkan
rumah dinas menurut UU di atas adalah perumahan yang berfungsi sebagai tempat
1 Lihat lampiran 2 tentang susunan kepangkatan Militer
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 14
2
Universitas Indonesia
tinggal atau hunian untuk menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan atau pegawai
negeri. Di dalam suatu perumahan biasanya menaungi suatu kelompok
masyarakat yang memiliki beberapa kesamaan di dalamnya dan mendapatkan
fasilitas-fasilitas serta lingkungan hidup yang sesuai dengan karakter dan
kebutuhan dari kelompok masyarakat yang tinggal di sana. Kesamaan karakter
dan budaya di dalam perumahan sangat kental dan terasa di dalam perumahan
dinas, terlebih perumahan itu ialah perumahan dinas dari badan militer. Fasilitas
yang tersedia dan lingkungan perumahannya juga pasti berbeda dengan
perumahan dinas lainnya atau perumahan lainnya mulai dari jenis fasilitas hingga
tata ruang atau tata letaknya.
Kepangkatan atau hirarki sangat dijunjung tinggi dalam lingkungan
militer. Hal ini berdasarkan etika kemiliteran dimana harus hormat dan patuh pada
atasan (pangkat yang lebih tinggi). Peran arsitektur juga tak lepas dalam
pembuatan kompleks perumahan militer di Indonesia, karena banyak anggota
direktorat Zeni militer AD ataupun bagian perencanaan atau pembangunan dari
Angkatan Laut dan Udara berasal dari sumber sarjana Arsitektur. Arsitektur di
militer Indonesia terdapat banyak keunikan dan ciri khas tersendiri yang ingin
penulis pelajari lebih lanjut. Ciri khas yang dimaksud di sini lebih ke arah bidang
perumahannya, seperti ketika kita memasuki perumahan militer, maka suasana
alam akan lebih terasa di sana, sejuk dan permai atau kita pasti akan sering
menemui pos jaga pada tiap-tiap pintu masuk ke suatu blok perumahan atau
kantor militer. Masih banyak lagi ciri khas dan keunikan yang tak bisa dituliskan
di sini dimana peran ilmu Arsitektur pasti mengambil bagian untuk bisa
mewujudkan lingkungan asri yang aman dan tertib di dalam perumahan militer
Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Salah satu hal yang berhubungan dengan Arsitektur, Perumahan dan
Militer adalah tata ruang kawasan (siteplan). Melalui buku yang ditulis oleh
Trancik(1986), saya membuat kesimpulan bahwa dengan mempelajari suatu
kawasan, saya bisa mendapatkan pengetahuan tentang pola geometri kawasan
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 15
3
Universitas Indonesia
tersebut, hubungan masa dengan ruang terbukanya, struktur tata ruangnya sampai
saya bisa mendapatkan informasi mengenai budaya, sejarah dan alamnya.
Tata ruang di dalam perumahan militer bisa jadi merupakan salah satu
keunikan tersendiri dan hal tersebut memunculkan beberapa pertanyaan, yaitu:
a. Bagaimanakah bentuk geometri susunan (organisasi) ruang yang
berlaku di dalam perumahan militer?
b. Bagaimana penerapan prinsip hirarki dalam arsitektur di dalam
susunan (organisasi) ruang kawasan
c. apakah pengaruh hirarki militer terhadap tata ruang yang ada?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana penerjemahan hirarki kepada pola geometri
organisasi ruang kompleks militer
1.3.2 Tujuan Khusus
a. mengetahui pola organisasi ruang dari kompleks perumahan militer
b. mengetahui bentuk-bentuk penerapan hirarki terhadap fisik tata
ruangnya dan
c. mengetahui ada tidaknya pengaruh hirarki militer terhadap tata ruangnya
1.4. Batasan Penulisan
Penulisan ini hanya membahas mengenai hubungan pola tata ruang
kawasan kompleks militer dengan hirarki dalam kemiliteran dan beberapa hal
yang berhubungan dengan kemiliteran dan telah disebutkan sebelumnya. Batasan
geografis wilayah yang diteliti hanyalah kawasan kompleks perumahan militer
TNI Angkatan Udara Halim perdana kusuma (AU) yang memiliki fasilitas
ruangan dan lapangan untuk kegiatan sehari-hari anggotanya dan secara khusus
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 16
4
Universitas Indonesia
kawasan perumahan Skuadron (termasuk dalam kawasan kompleks perumahan
halim P.K.).
Penulisan ini tidak membahas tentang:
a. pengaruh kompleks terhadap lingkungan luar, baik fisik (bentuk atau pola
perumahan) maupun non-fisik (budaya, karakter, dsb)
b. pengaruh tata ruang terhadap psikologi dan kebiasaan sehari-hari
masyarakat di dalamnya
c. Rancangan bangunan yang ada di dalam perumahan
d. Pembahasan kawasan secara 3 dimensi dikarenakan kontur kawasan yang
datar.
1.5. Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode penjelasan (eksplanasi) kualitatif.
Langkah yang dilakukan adalah melakukan suatu kajian pustaka, pencarian data
baik dari internet, wawancara maupun pengamatan langsung. Pengolahan data
untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah di atas dilakukan berdasarkan
teori-teori yang telah didapat dan dipelajari.
1.6. Sistematika Penulisan
Berikut adalah urutan penulisan dalam skripsi ini.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang penulisan skripsi, Perumusan Masalah yang menjadi
pertanyaan dalam skripsi, Ruang Lingkup Penulisan yang membatasi penulisan,
Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistemtika Penulisan dalam skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, dijelaskan tentang informasi dan teori pendukung topik yang dibahas
pada penulisan skripsi ini dan didapatkan dari studi pustaka berbagai sumber.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 17
5
Universitas Indonesia
BAB III KAWASAN PERUMAHAN MILITER (Studi kasus Perumahan
TNI AU Halim Perdana Kusuma)
Bab ini berisi pembahasan mengenai geometri dasar dan hirarki kawasan militer
dari sudut pandang arsitektur. Analisis dilakukan berdasarkan hasil studi pustaka.
BAB IV SIMPULAN
Bab terakhir ini berisi kesimpulan skripsi. Simpulan ditulis berdasar atas
pertanyaan atau rumusan masalah skripsi yang telah diajukan pada bab I.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 18
6 Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hirarki
Pengertian atau definisi dari hirarki menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Hirarki adalah urutan tingkatan atau jenjang jabatan atau organisasi
dengan tingkat-tingkat wewenang dari yang paling bawah sampai yang paling
atas.
Menurut sumber yang lain, Hirarki adalah sistem yang tingkatan-tingkatan
(level) keputusannya berstratifikasi dengan beberapa elemen keputusan pada
setiap tingkatan keputusan (Permadi, 1992). Secara umum hirarki dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:
i. Hirarki struktural, menguraikan masalah yang kompleks di uraikan
menjadi bagian-bagiannya atau elemen-elemennnya menurut ciri atau
besaran tertentu seperti jumlah, bentuk, ukuran atau warna
ii. Hirarki fungsional, menguraikan masalah menjadi bagian-bagiannya
sesuai hubungan esensialnya.
Dari dua pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa hirarki menunjukan
tingkatan dalam suatu hal mulai dari bawah sampai atas, mulai dari rendah sampai
paling tinggi. Dan dalam pembahasan selanjutnya, hirarki yang dimaksud adalah
hirarki struktural yang berwujud karena dikaji menggunakan indra penglihatan.
2.1.1 Hirarki dalam Arsitektur
Di dalam ilmu arsitektur,diambil dari buku Architecture: Form, Space,
and Order karya Ching (1996), hirarki adalah artikulasi terhadap kepentingan atau
makna dari sebuah bentuk (form) atau ruang oleh ukuran, bentuk (shape) ataupun
penempatannya dibandingkan dengan bentuk-bentuk dan ruang-ruang lainnya di
dalam sebuah organisasi. Prinsip dasar dari hirarki adalah perbedaan nyata yang
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 19
7
Universitas Indonesia
ada antara bentuk-bentuk dan ruang-ruangnya. Perbedaan di sini mencerminkan
derajat kepentingan dari bentuk dan ruang seperti peran dari kegunaan,
keformalan, dan simbolis yang dimainkan di dalam organisasi. Nilai kepentingan
di dalam hirarki diukur berdasarkan situasi tertentu, kebutuhan, keinginan pemilik
dan keputusan dari perancang.
Ching (1996) juga mengatakan bahwa untuk membuat bentuk atau ruang
menjadi penting di dalam organisasi, harus dibuat terlihat berbeda dari yang
lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan menganugerahi bentuk dan ruang dengan:
Ukuran khusus atau luar biasa
Sebuah bentuk atau ruang bisa mendominasi sebuah komposisi arsitektur
dengan menjadi berbeda dalam ukuran secara signifikan dari semua
elemen lain yang ada. Biasanya lebih besar dari yang lain, namun di
beberapa kasus, sebuah elemen yang lebih kecil bisa mendominasi yang
lain, namun ditempatkan ditempat yang baik.
Bentuk yang unik
Sebuah bentuk atau ruang juga bisa menjadi dominan secara indra
penglihat dengan membuat bentuknya berbeda dari yang lain. Bentuk yang
berbeda dan dominan bisa sesuai dengan fungsinya merupakan hal yang
penting.
Lokasi yang strategis
Sebuah bentuk atau ruang yang ditempatkan di tempat strategis mungkin
bisa menyebut dirinya sebagai elemen paling penting di dalam sebuah
komposisi. Lokasi penting bersifat hirarki untuk bentuk atau ruang yaitu:
Perhentian rangakaian organisasi garis (linear) atau sumbu
(axial)
Bagian tengah organisasi simetris
Titik pusat organisasi terpusat atau radial
Berada di tengah-tengah antara atas, bawah, atau dilatar
depan sebuah komposisi
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 20
8
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Contoh Prinsip Hirarki Oleh Ukuran, Bentuk Dan Penempatan
sumber: Ching, Francis D. K. (1996). Architecture, Form, Space, and Order
(Ed.2). United States of America: John Wiley & Sons,Inc.
Menurut Istiwan (2004), “hirarki ruang adalah suatu prinsip yang
berdasarkan pendapat bahwa setiap ruang di dalam rumah tinggal mempunyai
tingkatan hirarki (arti sebenarnya adalah: susunan tingkat kependetaan) . Hirarki
disini adalah tingkatan dalam hal ke privasi-an. Semakin tinggi ruang dalam
tingkatan ke privasian, semakin terbatas akses bagi orang lain untuk
memasukinya. Hirarki ruang bersifat universal , berlaku dimana-mana. Di
perkotaan maupun di desa, dimanapun manusia membentuk kelompok
masyarakat. Cuma memang penerapannya berbeda berdasarkan lokasi geografis,
iklim, dan budaya(mungkin semuanya itu saling mempengaruhi)”.
Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa hirarki yang berlaku
dalam arsitektur lebih bersifat visual atau dapat ditangkap dengan indra
penglihatan. hirarki ruang juga dipengaruhi oleh fungsi ruang itu sendiri. Selain
itu ukuran, bentuk (shape) dan penempatan dari bentuk (form) dan ruang sangat
mempengaruhi hirarki dari sebuah organisasi atau komposisi ruang.
2.1.2 Hirarki ruang pada Kawasan
Menurut buku “Introduction to Housing Layout” yang ditulis oleh Greater
London Council (GLC) (1978), tertulis dua hirarki, yaitu
1. Hirarki ruang berdasarkan wilayah (teritori):
Hirarki oleh ukuran Hirarki oleh bentuk Hirarki oleh lokasi
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 21
9
Universitas Indonesia
a. Daerah umum, daerah dalam wilayah perumahan dimana
pengunjung boleh menjangkaunya dan melakukan kegiatan di
dalamnya
b. Daerah semi pribadi, daerah dimana pengunjungsudah memiliki
batasan-batasan tertentu di dalamnya
c. Daerah pribadi, daerah dimana pengunjung tidak boleh
memasukinya
2. Hirarki Jalan
a. District Distributor, sebuah akses utama menuju gerbang, namun
masih diluar kawasan
b. Local Distributor, akses utama perumahan
c. Access Road, akses percabangan dari Local Distributor menuju
suatu rumpun rumah (cluster)
d. Access to Cluster, akses menuju masing-masing rumah,
percabangan dari Access Road.
Teori poin satu diatas saling mendukung dengan teori yang dijabarkan
oleh Istiwan (2004) sebelumnya. Hal ini memberikan kejelasan bahwa privacy
merupakan sebuah ukuran penting dalam tingkatan hirarki sebuah organisasi
ruang. Pada teori poin dua juga mendukung teori yang disampaikan oleh Ching
(1996) tentang hirarki ruang oleh ukuran dan penempatannya. Sehingga selain
dibedakan oleh fungsinya, hirarki pada jalan juga ditentukan oleh ukuran (District
Distributor dan Access to Cluster pasti berbeda ukurannya) dan penempatan jalan
tersebut.
2.2 Geometri
Kata “Geometri” berasal dari bahasa Yunani, “geo” yang berarti “bumi”,
dan “metria” yang berarti “pengukuran”. Geometri secara harfiah dapat diartikan
sebagai “ilmu pengukuran bumi”. Ini adalah cabang ilmu dari matematika untuk
mempelajari hubungan di dalam suatu ruang, dimana orang dapat mengetahui
ruang dari ciri dasarnya.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 22
10
Universitas Indonesia
Menurut Ensiklopedia Britannika, geometri adalah ilmu yang mempelajari
tentang ruang dan arsitektur, arti luas nya adalah kreasi ruang oleh konstruksi atau
percabangan. Arsitektur dan geometri merupakan dua disiplin ilmu yang tak dapat
dipisahkan dengan satu perbedaan. Geometri bisa hadir tanpa arsitektur namun
tidak sebaliknya, arsitektur tidak dapat hadir tanpa adanya geometri (Blackwell,
1984).
Selain itu terdapat satu sumber yang mengartikan geometri adalah cabang
dari ilmu matematika yang terkait dengan mempelajari bentuk (shape), ukuran
dan posisi dari sebuah figur geometris (The World Book Encyclopedia, 1993).
Menurut penulis pengertian akan geometri ini bila dihubungkan dengan teori
hirarki oleh Ching (1996) terdapat hubungan bahwa hirarki dalam sebuah
organisasi ruang dilihat dari sisi geometrisnya terdapat pada ketiga hal di atas,
yaitu bentuk, ukuran dan posisi.
2.2.1 Geometri Organisasi Ruang
Terdapat lima jenis geometri penyusun ruang di dalam buku Architecture:
Form, Space, and Order karya Ching (1996),yaitu:
1. Berpusat (centralize)
Memiliki sebuah ruang besar dominan sebagai pusat dan di kelilingi oleh
beberapa buah ruang sekunder.
2. Linear
Sebuah rangkaian garis memanjang yang masing-masing bagian
merupakan pengulangan sebelumnya. Pengulangan bisa sama namun bisa
juga beda. Linear bersifat fleksibel, bisa berupa garis lurus, bisa terdiri
dari segmen-segmen bisa juga garis lengkung.
3. Radial
Merupakan kombinasi dari centralize dan linear. Memiliki ruang pusat
dominan dan garis-garis mengarah keluar seperti jari-jari roda.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 23
11
Universitas Indonesia
4. Gabungan (Clustered)
Kelumpok ruang berdasarkan jarak atau orientasi, ataupun hubungan yang
mirip seperti bentuk atau ukuran. Sering terjadi pengulangan. Bersifat
fleksibel, siap menerima pertumbuhan dan perubahan tanpa
mempengaruhi karakternya.
5. Grid
Merupakan tata letak ruang yang berstruktur seperti jaring. Terdiri atas
modul-modul yang di ulang. Kekuatan grid terdapat pada keteraturan dan
berkelanjutan untuk memenuhi keperluan dimensi yang spesifik. Grid bisa
dibuat tidak biasa/ teratur dalam satu atau dua arah. Hal ini akan membuat
sebuah seperangkat modul yang memiliki tingkatan (hirarki) yang berbeda
dalam ukuran, proporsi dan lokasi.
2.2.2 Geometri dalam Tata Ruang Kawasan
Menurut Blackwell (1984), dalam tata ruang kota, bentuk grid (kisi-kisi)
telah bertahan berabad-abad menjadi kerangka untuk perkotaan dan pemukiman.
Beberapa alasan bentuk grid bisa bertahan lama:
1. Sederhana
2. Mengarahkan/ lurus
3. mudah dipahami
4. mudah dalam alamat
5. efisien dalam penggunaan lahan
6. bisa beradaptasi dalam penggunaan lahan
7. bisa dimulai dan berakhir dimanapun
8. bisa diperluas dibagian manapun
9. bisa melapisi hampir seluruh bentuk
.Teori ini memperkuat teori grid oleh Ching (1996). Sifat sederhana,
efisien, dan mudah dalam bentuk grid membuat kita sering menjumpai bentuk ini
seperti pada penyusunan lantai keramik, tata letak rak buku perpustakaan hingga
penyusunan kolom dan balok struktur bangunan tinggi. Selain itu banyak
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 24
12
Universitas Indonesia
rancangan kota yang menggunakan bentuk ini seperti manhattan (New York), San
Francisco dsb.
2.3 Tata (Order)
Tata lebih kepada kondisi dimana masing-masing bagian seharusnya
cenderung di hubungkan dengan bagian lain dan bertujuan untuk membentuk
sebuah susunan yang harmoni. Tata tanpa keanekaragaman akan menimbulkan
kemonotonan dan perasaan bosan. Namun keanekaragaman tanpa tata akan
mengakibatkan kekacauan.
Dalam prinsip ketataan menurut Ching (1996), tata (order) terbagi menjadi
6 jenis. Bagian-bagian tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Gambar 2.2 Jenis-Jenis Order
Keenam jenis tata tersebut merupakan prinsip dasar dalam menghubungkan dan
mengatur geometri dasar penyusun ruang yang telah ditulis sebelumnya. Dalam
skripsi ini akan lebih banyak dibahas tentang prinsip hirarki.
2.3.1 Keterhubungan antar ruang
Disebutkan bahwa tata (order) lebih kepada hubungan sesuatu dengan
sesuatu yang lain, dalam konteks arsitektur berarti hubungan tersebut lebih kepada
Prinsip
ketataan
Poros (Axis)
Ritme
Hirarki
Simetris Transformasi
Datum
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 25
13
Universitas Indonesia
ruang yang satu dengan yang lainnya. Menurut Trancik (1986), garis semu yang
menghubungkan antar elemen satu dengan yang lain yang terbentuk jaringan
jalan, ruang terbuka atau jalur pedestrian disebut linkage. Teori linkage memiliki
tiga pendekatan, salah satunya ialah linkage struktural. Linkage struktural adalah
sebuah jaringan kolase atau solid-void atau tekstur figure-ground yang
menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan dalam
tatanan. Arti struktural yang dimiliki setiap kawasan di dalam suatu kota tidak
selalu sama, sehingga cara menghubungkannya secara hirarkis bisa berbeda-beda.
Elemen linkage struktural terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Elemen tambahan
Melanjutkan pola kawasan yang sudah ada, namun ditambahkan dengan
bentuk ruang yang relatif cenderung sama.
2. Elemen sambungan
Mengenalkan pola kawasan yang relatif baru atau berbeda
3. Elemen tembusan
Mencampur atau menyatukan pola-pola yang sudah ada dari masing-
masing kawasan dan dirangkum dengan menembus kawasan.
Gambar 2.3 Linkage Struktural
sumber: Finding Trancik, Roger .(1986). Finding Lost Space: Theories of
Urban Design. New York: Van Rostrand Reinhold Company
Teori keterhubungan ruang atau kawasan dengan pendekatan linkage
struktural di atas ternyata memiliki kemiripan dengan teori tentang hubungan
keruangan yang dimiliki oleh Ching (1996), yaitu interlocking spaces (dua
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 26
14
Universitas Indonesia
ruangan yang saling beririsan). Di dalam teori ini, terdapat 3 macam irisan antar
ruang, yaitu:
1. Irisan kedua atau lebih ruang dapat dipakai bersama sama rata oleh
masing-masing ruang (mirip dengan elemen tembusan linkage struktural)
2. Irisan ruang dapat menyatu dengan salah satu ruang dan menjadi sebuah
bagian yang utuh (mirip dengan elemen tambahan linkage struktural)
3. Irisan ruang dapat mengembangkan bentuknya sendiri menjadi bentuk
yang baru yang menghubungkan kedua ruang asalnya (mirip dengan
elemen sambungan linkage struktural)
Gambar 2.4 Interlocking Space
Keterangan: baris atas ke bawah: berurutan no 1, 2 dan 3
sumber: Ching, Francis D. K. (1996). Architecture, Form, Space, and Order
(Ed.2). United States of America: John Wiley & Sons,Inc.
Perbedaan antara dua teori ini hanyalah pada cara penjelasannya. Roger
Trancik (1986) menjelaskan dari cara terbentuknya hubungan keruangan tersebut
sedangkan Ching (1996) menjelaskan dengan keadaan fisiknya. Simpulan dari dua
teori ini bahwa hubungan antara dua ruang atau lebih yang beririsan dapat
menyebabkan tigal hal, yaitu menyatunya kedua ruangan tersebut, salah satu
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 27
15
Universitas Indonesia
ruang lebih dominan terhadap yang lain dan terjadi bentuk baru dari
keterhubungan tersebut.
2.4 Penggolongan Rumah Dinas Militer
Berdasarkan prinsip hirarki ruang oleh Ching (1996), pada tiap-tiap
perumahan tersebut bisa dilihat penerapan hirarki ruangnya berdasarkan ukuran,
bentuk dan penempatan rumah-rumah di tiap perumahan. Masing-masing rumah
ditempati oleh golongan yang sama dalam satu blok, seperti blok khusus perwira,
Bintara atau Tamtama. Dalam hal ini prinsip hirarki ruang di atas dapat
dihubungkan dengan teori interaksi sosial di dalam perumahan militer.
Menurut Maryati dan Suryawati (2003), interaksi sosial adalah kontak
atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respon antar individu, atau
antar kelompok, atau antar individu dan kelompok. Sedangkan menurut
Murdiatmoko dan Handayani (2004), interaksi sosial adalah hubungan antar
manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial. Dari beberapa pemaparan di atas, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa interaksi sosial ialah suatu hubungan antar satu dengan yang
lainnya dimana hubungan tersebut menghasilkan suatu hal yang dapat diambil
oleh masing-masing pihak.
Hubungan yang dapat ditarik antara prinsip hirarki ruang dengan interaksi
sosial di dalam perumahan militer adalah bahwa dalam suatu interaksi sosial
terdapat interstimulasi dimana hal tersebut hanya ada di antara individu atau
kelompok yang memiliki suatu kesamaan. Kesamaan yang khas berada di dalam
perumahan militer ialah kesamaan dalam golongan pangkat, yaitu Perwira tinggi
(pati), Perwira menengah (pamen), Perwira pertama (pama), Bintara, dan
Tamtama. Masing-masing golongan tersebut mendapatkan ukuran rumah yang
berbeda.
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menggolongkan jenis rumah dinas
militer menjadi tiga, yaitu:
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 28
16
Universitas Indonesia
1. Rumah single, memiliki atap sendiri-sendiri dan halaman sendiri
2. Rumah Kopel, memiliki atap bersama (satu atap lebih dari satu rumah)
namun halaman terpisah
3. Rumah deret, memiliki atap bersama (satu atap lebih dari dua rumah) dan
halaman bersama, dalam SK Menteri Pertahanan – keamanan/ Panglima
Angkatan Bersenjata No.28 Tahun 1975 disebut asrama.
Rumah single dan rumah kopel dapat diartikan dengan jelas seperti pada
penggolongan di atas, namun kata asrama dalam kehidupan sehari-hari masih
terdapat kerancuan. Oleh karena itu penulis mencoba menjelaskan tentang asrama
pada perumahan militer.
2.4.1 Asrama
Dalam kehidupan sehari-hari kita telah mengenal asrama, seperti asrama
mahasiswa, asrama atlet, asrama polisi dan masih banyak lagi. Namun asrama
seperti apa yang dimaksud dengan SK Menteri Pertahanan – keamanan/ Panglima
Angkatan Bersenjata No.28 Tahun 1975 yang disebutkan di atas ?
Pengertian asrama menurut beberapa sumber yaitu:
1. Definisi asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi orang – orang yang
bersifat homogen, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993, 53)
2. Menurut The Random House Dictionary of English Language
(1967,p.427), asrama adalah "suatu bangunan seperti yang ada di
perguruan tinggi, yang didalamnya terdapat sejumlah ruang privat atau
semi privat untuk penghuninya, biasanya terdapat juga fasilitas kamar
mandi bersama dan tempat untuk rekreasi".
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari asrama adalah
bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu,
terdiri atas sejumlah kamar dan dipimpin oleh kepala asrama.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dijabarkan di atas dan
dikaitkan dengan perumahan militer, maka asrama dapat di artikan sebagai
bangunan tempat tinggal dimana penghuninya bersifat homogen, terdiri dari
beberapa ruang dan digunakan untuk sementara waktu.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 29
17 Universitas Indonesia
BAB III
KAWASAN PERUMAHAN MILITER
3.1 Perumahan TNI AU
Perumahan dinas militer TNI AU yang ada di DKI Jakarta berlokasi di
Kelurahan Halim, Jakarta Timur. Perumahan ini terbagi menjadi sembilan
kawasan perumahan yang masing-masing setidaknya melingkupi satu RW (Rukun
Warga), yaitu:
1. Perumahan Angkasa
2. Perumahan Dirgantara I
3. Perumahan Dirgantara II
4. Perumahan Dirgantara III
5. Perumahan Rajawali Lama
6. Perumahan Rajawali Baru
7. Perumahan Dwikora
8. Perumahan Trikora
9. Perumahan skuadron
Delapan dari sembilan kawasan ini mengelilingi lapangan terbang atau
Bandar Udara Halim Perdana Kusuma kecuali perumahan Trikora. kesembilan
kawasan bisa dilihat pada gambar 3.1. Perumahan TNI AU memiliki perbatasan:
1. sebelah utara berbatasan dengan jalan tol dan kali malang
2. sebelah timur berbatasan dengan sungai
3. sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya pondok gede
4. sebelah barat berbatasan dengan pemukiman warga kelurahan makasar
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 30
18
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Perumahan TNI AU Halim Perdana Kusuma
(sumber: maps.yahoo.com, selanjutnya arah utara akan selalu menunjuk ke arah atas)
Skuadron
Angkasa
Dirgantara I, II dan III
Rajawali
Lama
Trikora
Dwikora
Rajawali
Baru
U
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 31
19
Universitas Indonesia
3.1.1 Perumahan Angkasa
Gambar 3.2 Perumahan Angkasa
kiri ke kanan: rumah single, mess, asrama
(Sumber: maps.yahoo.com- telah diolah kembali)
Perumahan Angkasa merupakan perumahan yang terletak dekat dengan
pintu gerbang utama Lanud Halim Perdana Kusuma sebagai perbatasan sebelah
selatannya. Perbatasan utara dan timur dengan perumahan Rajawali Lama dan
bagian barat dengan pemukiman warga. Perumahan ini menerapkan bentuk grid
sebagai penyusun ruangnya. hal tersebut terlihat dari pola jarring yang terliahat
digambar 3.2, terdapat pengulangan-pengulangan dan modul walaupun terdapat
perbedaan bentuk dan ukuran pada beberapa modul, hal tersebut tidak masalah
karena Ching (1996) mengatakan bahwa sebuah bentuk grid dapat dibuat tidak
biasa dan hal tersebut akan menciptakan modul dengan sistem hirarki yang
berbeda dalam ukuran, proporsi dan lokasi. Penempatan lokasi rumah single dan
mess berada di pintu masuk depan dan asrama berlokasi dibelakang, dekat dengan
jalan masuk belakang. Penerapan hirarki di dalam perumahan ini terlihat pada
pengelompokan rumah-rumah dengan ukuran yang berbeda di lokasi yang
terpisah. Penerapan hirarki seperti ini berfungsi sebagai “penunjuk arah” agar
orang-orang tidak tersesat dalam bentuk grid pada perumahan ini
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 32
20
Universitas Indonesia
3.1.2 Perumahan Dirgantara 1
Perumahan Dirgantara I merupakan perumahan paling selatan. memiliki
perbatasan sebelah utara dengan perumahan Skuadron, timur dengan perumahan
Dirgantara II, Selatan dengan Jalan Raya Pondok Gede dan barat dengan
kompleks Asrama Haji Pondok Gede.
Gambar 3.3 Perumahan Dirgantara I
(Sumber: maps.yahoo.com- telah diolah kembali)
Perumahan ini memiliki pola geometri berupa grid seperti sebelumnnya,
memiliki pengulangan modul dan hanya terdapat satu macam rumah, yaitu asrama
(satu deret enam rumah). Penerapan hirarki disini terdapat pada area dengan
warna biru pada gambar 3.3 Area ini seperti terpisah dari pola modul yang sudah
ada. Bila dikaitkan dengan ukuran keprivasian, maka tingkatan privasi paling
tinggi pada bagian ini. Karena selain terpisah, juga karena pengguna jalan yang
akan memasuki area ini hanyalah penghuni rumah pada area ini saja. Selain itu
bila dilihat dengan area yang lebih luas, maka sebenarnya letak perummahan ini
menutupi pintu masuk ke perumahan Skuadron. Letak perumahan ini seperti pintu
tersembunyi menuju Perumahan Skuadron dan jalan belakang Lanud Halim dan
bertugas untuk „menjaga‟ agar orang luar tidak bisa sembarangan masuk.
3.1.3 Perumahan Dirgantara II
Sama seperti Perumahan Dirgantara I,tata ruang berbentuk grid dengan hanya satu
jenis rumah deret dan merupakan lanjutan dari perumahan Dirgantara I.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 33
21
Universitas Indonesia
Gambar 3.4 Perumahan Dirgantara II
(Sumber: maps.yahoo.com; telah diolah kembali)
Juga berbatasan langsung dengan Jalan Raya Pondok Gede di selatan,
perumahan Dirgantara I dan III di barat dan timur juga berbatasan dengan padang
golf di sebelah utara. Penerapan hirarki yang tampak pada perumahan ini berada
pada tingkat keprivasian antara rumah dengan halamannya, seperti pada gambar
3.4 dimana pada bagian berwarna biru, rumah-rumah disana memiliki halaman
belakang sendiri-sendiri, tidak saling berbagi seperti pada rumah-rumah yang
lainnya.
3.1.4 Perumahan Dirgantara III
Perumahan Dirgantara III terletak paling timur dan merupakan sambungan
dari perumahan dirgantara II. Berbatasan dengan Dirgantara II di sebelah barat,
padang golf di sebelah utara, sungai di sebelah timur dan Jalan Raya Pondok Gede
di sebelah selatan. Rumah-rumah di perumahan ini lebih bervariasi dari pada
perumahan Dirgantara I dan II, yaitu terdapat rumah kopel,asrama lebih kecil,
asrama lebih besar, dan mess.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 34
22
Universitas Indonesia
Gambar 3.5 Perumahan Dirgantara III
(rumah kopel – rumah deret lebih kecil)
(rumah deret lebih besar – mess)
(Sumber: maps. yahoo.com; telah diolah kembali)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 35
23
Universitas Indonesia
Memiliki bentuk layout seperti sebelum-sebelumnya, yaitu bentuk grid
dengan peletakan tiap jenis rumah seperti terlihat digambar 3.5. Rumah kopel
memiliki derajat lebih tinggi diletakan di bagian utara karena area ini merupakan
area dengan tingkat privasi paling tinggi. peletakannya membuat penghuninya
aman dari suara bising kendaraan dari Jalan Raya Pondok Gede dan aman dari
gangguan “orang asing” dari luar sana. Selain itu, terdapat kantor-kantor militer
pada sisi timur perumahan, sehingga jarak lebih dekat dan lebih mudah untuk
mencapai kantor.
Perumahan Dirgantara I, II, dan III memiliki jenis rumah yang sebagian
besar atau keseluruhan sama, yaitu rumah deret. Rumah deret merupakan rumah
yang diperuntukan untuk anggota dengan pangkat Bintara dan Tamtama yang
telah berkeluarga (SK Menteri Pertahanan – keamanan/ Panglima Angkatan
Bersenjata No.28 Tahun 1975). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dimana
perumahan ini memang diperuntukan untuk anggota dengan pangkat Tamtama
dan Bintara.
3.1.5 Perumahan Rajawali Lama
gambar 3.6 Perumahan Rajawali Lama
(Sumber: maps.yahoo.com- telah diolah kembali)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 36
24
Universitas Indonesia
Perumahan Rajawali Lama berada di tengah-tengah antara perumahan
Angkasa, Rajawali Baru dan Lanud Halim Perdana Kusuma. Di dalam perumahan
ini terdapat dua jenis rumah, yaitu, rumah single, dan rumah kopel, juga terdapat
mess. Perumahan ini memiliki bentuk tata ruang grid dipadukan dengan prinsip -
rumah simetris. Hal tersebut terlihat dari pengulangan modul-modul yang bersifat
hirarki pada gambar 3.6 sebelah kiri. Pada bagian yang berwarna biru terdapat
pengulangan blok-blok kecil dan pada bagian yang berwarna kuning pengulangan
modul berbentuk memanjang, namun apabila modul yang sama digabungkan,
maka akan terlihat proporsi bagian biru lebih besar dan berlokasi ditengah-tengah.
Hal ini sesuai dengan teori dari Ching(1996) tentang hirarki oleh ukuran dan
lokasi. Selanjutnya pada bagian yang dilingkari merah pada gambar 3.6, rumah
single di sana memiliki perbedaan besar bangunan dan diletakan menyendiri
dengan satu jalan masuk ke dalam area tersebut, sehingga bila dikaitkan dengan
hirarki keprivasian, maka area tersebut merupakan area yang paling private.
3.1.6 Perumahan Rajawali Baru
Perumahan Rajawali Baru memiliki bentuk tata ruang dengan bentuk
geometri linear. Alasan berbentuk linear karena karakteristiknya yang
memanjang. Walaupun terdapat patahan-patahan yang membagi perumahan
menjadi beberapa segmen namun hal ini sesuai dengan sifat organisasi linear yang
pada dasarnya memiliki sifat fleksibel dan dapat dengan mudah merespon
berbagai macam kondisi, sehingga memungkinkan adanya segmen-segmen atau
kurva (Ching,1996). Bentuk linear juga memiliki sifat dapat berhubungan dengan
bentuk yang lain. Sifat ini terlihat pada perumahan Rajawali Baru yang
menghubungkan antara Lanud Perdana Kusuma di bagian selatan, perumahan
Rajawali Lama di bagian barat, perumahan Dwikora di bagian timur dan
perumahan Trikora di bagian utara.
Perumahan ini memiliki jenis rumah single, rumah kopel, dan rumah deret.
Pada segmen linear yang ada paling selatan, penerapan sistem hirarki di sini
terlihat dalam pemisahan atau keprivasian dalam pemakaian jalan. Terlihat bahwa
jalan di depan rumah single (garis putus-putus warna merah) tidak dipakai
bersama-sama, sedangkan jalan untuk rumah kopel, dipakai bersama dengan
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 37
25
Universitas Indonesia
rumah deret, walaupun kedua jenis rumah tersebut dikelompokan dan tidak saling
berseberangan.
gambar 3.7 Perumahan Rajawali Baru
kiri ke kanan: rumah single dan kopel
kiri ke kanan: rumah deret dan jenis jalan
(Sumber: maps.yahoo.com- telah diolah kembali)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 38
26
Universitas Indonesia
3.1.7 Perumahan Dwikora
Gambar 3.8 Perumahan Dwikora
kiri ke kanan: rumah single – rumah kopel
(Sumber: maps.yahoo.com- telah diolah kembali)
Perumahan Dwikora berada di sebelah timur dari perumahan Rajawali
Baru. berbatasan langsung dengan jalan tol di sebelah timur dan utara, sedangkan
bagian selatan berbatasan dengan Lanud Halim Perdana Kusuma. Perumahan ini
memiliki ketiga jenis rumah yang telah disebutkan pada bab sebelumnya.
Dengan pola grid dan menerapkan prinsip axial dimana garis sumbunya
diaplikasikan sebagai jalan utama (bisa dilihat pada gambar 3.9). Bila dilihat pada
pada peletakan rumah-rumah berdasarkan jenis rumahnya, maka akan terlihat
bahwa penerjemahan sistem hirarki terlihat sepanjang garis sumbu. Hirarkinya
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 39
27
Universitas Indonesia
yaitu semakin ke utara sumbu, maka akan semakin private daerah itu. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Ching (1996) bahwa hirarki oleh lokasi yaitu salah
satunya berada pada perhentian rangkaian axial dan pada perumahan ini
perhentiannya berada pada bagian utara yang ditandai area warna biru pada
gambar 3.9 di bawah.
Gambar 3.9 Rumah Deret- Sumbu (Axis)
(Sumber: maps.yahoo.com- telah diolah kembali)
3.1.8 Perumahan Trikora
Perumahan Trikora merupakan perumahan yang terletak paling utara dan
terpisah. Menurut Ching (1996), peletakan ruang yang strategis membuat ruang
tersebut menjadi paling penting. Strategis di sini adalah memiliki lokasi di
perhentian rangkaian organisasi linear atau axial. Perumahan Trikora termasuk
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 40
28
Universitas Indonesia
kedalam kategori ini karena letaknya berada pada perhentian jalur dari perumahan
Rajawali Baru yang memiliki bentuk linear (lihat gambar 3.1).
Perumahan ini memiliki bentuk grid. Memiliki kerangka (jalan)
membentuk seperti jaring dan terdapat pengulangan modul. Pada gambar 3.10
terdapat bagian yang dilingkari, bagian tersebut mengalami pergeseran
(dislocation) sehingga terlihat seperti bagian yang terpisah. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ching (1996) bahwa bentuk grid dapat diinterupsi untuk memberi
batasan atau menyesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya.
gambar 3.10 Perumahan Trikora
kiri-kanan-bawah: rumah-rumah single-deret-kopel
(Sumber: maps.yahoo.com- telah diolah kembali)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 41
29
Universitas Indonesia
Keberadaan hirarki tertinggi terdapat pada bagian yang diberi lingkaran
pada gambar 3.10. Hirarki yang ada disini yaitu hirarki dalam hal keprivasian. Hal
tersebut didukung oleh faktor-faktor seperti area itu merupakan hasil dislokasi
bentuk grid utama sehingga seakan-akan terpisah, selain itu hanya memiliki satu
akses untuk masuk ke sana. Sedangkan bila dilihat dengan prinsip hirarki oleh
Ching (1996), hirarki tertinggi terdapat pada area terbesar. Apabila kawasan
perumahan Trikora ini dibagi menjadi tiga, yaitu: area sebelah timur jalan, area
sebelah barat jalan dan area yang terdislokasi, maka area terbesar adalah area yang
berada di sebelah barat jalan (pembagian terlihat pada gambar 3.10)
3.2 Perumahan Skuadron
Dalam sub-bab ini dilakukan pembahasan khusus dari salah satu
perumahan TNI AU Halim Perdana Kusuma, yaitu perumahan Skuadron.
Perumahan Skuadron terletak di sebelah selatan Lanud Halim P.K. berikut
perbatasan-perbatasan yang dimilikinya:
Utara berbatasan dengan Lanud Halim Perdana kusuma
Timur berbatasan dengan padang golf Halim P.K.
Selatan berbatsan dengan padang golf Halim P.K. dan Perumahan
Dirgantara I
Barat berbatasan dengan pemukiman warga dan asrama haji Pondok Gede
Perumahan ini memiliki fasilitas umum seperti sekolah dan lapangan
dimana peletakannya diletakan berdekatan. Selain itu, perumahan ini dikelilingi
oleh fasilitas-fasilitas khusus seperti kantor pusat, pendidikan dan lapangan udara.
beberapa fasilitas khusus tersebut yaitu:
1. Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional)
2. Puspomau (Pusat Polisi Militer AU)
3. Kodikau (Komando Pendidikan AU)
4. Koopsau I (Komando Operasi TNI AU I)
5. Sekkau (Sekolah Komando Kesatuan AU)
6. Brigan (Brigadir Anjing)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 42
30
Universitas Indonesia
gambar 3.11 Perumahan Skuadron
(sumber: maps.yahoo.com)
Perumahan Skuadron memiliki keunikan dari yang lain, yaitu terdapat
Padang golf yang mengapit jalan masuk dari Kodikau, memiliki bentuk tata ruang
1
2
3
4
5
6
LANUD Halim P.K.
Padang golf
Jalan masuk
utara, dari PGC
Jalan masuk
barat daya, dari
asrama haji
Jalan masuk selatan
dari jalan raya podok
gede
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 43
31
Universitas Indonesia
yang juga berbeda, dan terletak di antara banyak fasilitas-fasilitas khusus
mengelilingi perumahan ini.
3.2.1 Zona Perumahan Skuadron
Peletakan zona dari rumah, fasilitas umum dan khusus diperumahan Skuadron
bisa dilihat pada gambar 3.12 berikut.
gambar 3.12 zona Perumahan Skuadron
sumber: maps.yahoo.com (telah diolah kembali)
Zona Perumahan
Zona Fasilitas Khusus
Zona Fasilitas Umum
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 44
32
Universitas Indonesia
Pada gambar 3.12, terlihat zona merah mengelilingi zona hijau dan biru,
sedangkan zona hijau dan biru berkumpul antara satu sama lain. penulis mencoba
menguraikan hubungan antar zona. Namun sebelumnya akan dibahas secara detail
masing- masing zona.
3.2.1.1 Zona Hijau
gambar 3.13 Zona hijau
(sumber: maps.yahoo.com; telah diolah kembali)
1
2
3
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 45
33
Universitas Indonesia
Zona hijau terbagi kedalam tiga kelumpok besar dapat dilihat pada gambar
3.13. Pembahsan dimulai dari kelompok satu pada gambar tersebut. Menurut D.K.
Chimg, sebuah organisasi linear biasanya hadir dari pengulangan baik bentuk,
ukuran maupun fungsi. Hal ini terlihat pada kelompok satu, bentuk geometri yang
hadir di sini adalah bentuk dari linear atau garis lurus karena baik bagian kiri
(barat) atau kanan (timur) sama-sama memiliki pengulangan bentuk, ukuran dan
fungsi dari bangunan yang ada di dalam organisasi tersebut. Terdapat nilai
tambahan pada kelompok ini, yaitu penerapan prinsip aksial dimana bagian kiri
seperti pencerminan dari bagian kanan atau sebaliknya walaupun tidak sama.
Perbedaan yang terdapat pada kelompok satu terdapat pada ukuran
bangunannya. Pada bagian kiri bangunannya adalah yang disebut rumah single
yang disediakan untuk para Pama dan pada bagian kanan merupakan rumah kopel
untuk para Pamen (berdasarkan hasil wawancara dan survey ukuran dan orientasi
bangunan). Sedangkan berdasarkan pendapat GLC tentang hirarki pada jalan,
pada bagian kiri dan kanan memiliki hirarki jalan yang sama. Hirarki terdapat
pada pemisahan pemakaian jalan antara rumah-rumah untuk Pamen dan Pama
agar tidak saling berseberangan langsung. walaupun Pamen mendapatkan rumah
kopel, namun ukuran rumah masih lebih besar dari pada rumah untuk Pama.
Untuk kelompok yang ke dua dan yang ke tiga termasuk ke dalam bentuk
grid. Ching (1996) mengartikan bentuk grid sebagai bentuk yang berstruktur
seperti jaring dan terdiri atas modul-modul yang di ulang. Terdapat perbedaan
antara kedua kelompok ini, yaitu pada kelompok ke dua, memiliki sebuah jalan
ditengah pola grid yang menurut penulis merupakan sebuah poros (axis), sehingga
menciptakan simetris satu sisi. Sedangkan pada kelompok yang ke tiga bentuk
grid mengalami interupsi oleh bentuk lingkungan (Ching (1996) mengatakan
bentuk grid dapat berakomodasi dengan keadaan alam dari site).
Dalam kedua kelompok ini, hanya terdapat jenis rumah deret dan
keduanya ditempati oleh para Bintara TNI Angkatan Udara. Pada kelompok dua,
terdapat perbedaan ukuran rumah dan penempatan, yaitu pada lokasi di dalam grid
jalan lebih memanjang dari pada yang berlokasi diluar grid jalan. Sedangkan
berdasarkan hirarki keprivasian oleh GLC, dapat dilihat bahwa bagian rumah
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 46
34
Universitas Indonesia
yang berada di dalam grid jalan lebih private karena tidak berhubungan langsung
dengan dunia luar. Hal ini mendukung pada bagian dalam grid jalan memiliki
hirarki yang lebih tinggi. Sedangkan untuk kelompok tiga, untuk ukuran dan
bentuk rumah tidak memiliki perbedaan. Yang dapat membedakan di siini ialah
peletakan yang strategis yaitu berada di latar depan suatu komposisi. Sehingga
semakin berada di depan akan semakin tinggi tingkatan hirarkinya karena jalan
masuk tidak tembus seperti pada kelompok dua.
3.2.1.2 Zona Biru
1
2
3
4
5
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 47
35
Universitas Indonesia
gambar 3.14 fasilitas umum-atas ke bawah: fasilitas pendidikan dan olahraga
(sumber:maps.yahoo.com-telah diolah kembali)
Telah dikatakan sebelumnya, zona biru merupakan zona fasilitas umum.
fasilitas umum yang terdapat pada perumhan Skuadron adalah:
1. SMAN 67
2. TK Angkasa 3
3. SD Angkasa 3
4. SMA Angkasa 1
5. SMPN 128
6. Gelanggang olahraga yang terdiri atas:
Gymnasium
Lapangan voli
Lapangan Basket, dan
Lapangan Sepak Bola
7. Masjid
Pada zona biru ini terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok fasilitas
pendidikan dan fasilitas olahraga. Pada fasilitas pendidikan semua sekolah
6
7
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 48
36
Universitas Indonesia
berkumpul di satu tempat kecuali SMPN 128. Bentuk geometri yang ada yaitu
bentuk gabungan (clustered), karena terdiri dari beberapa bentuk yang memiliki
kemiripan satu dengan lainnya. Sedangkan pada fasilitas olahraga, bila
dikategorikan menurut bentuk geometri dasar termasuk kedalam bentuk garis atau
linear.
Hirarki pada fasilitas pendidikan bila didasarkan pada tingkatan sekolah
dapat diurutkan menjadi SMA, SMP, SD dan TK. Tingkatan sekolah tersebut
dapat dihubungkan dengan ukuran luas bangunan sekolah. Semakin besar dan
banyak siswanya, maka akan semakin luas ukuran bangunan yang dibutuhkan.
Namun SMPN 128 mendapat pangkat paling tinggi tersendiri di zona hijau
dengan ukuran dan bentuk berbeda serta penempatannya di akhir organisasi linear.
Sedangkan pada fasilitas olahraga, tingkatan hirarki bila dihubungkan dengan
teori hirarki Ching (1996), maka tingkatan tertinggi berada pada lapangan sepak
bola karena memiliki ukuran paling besar dan lokasinya berada di perhentian
rangkaian organisasi linear.
3.2.1.3 Zona Merah
Telah disebutkan sebelumnya terdapat enam fasilitas khusus berupa
kantor, tempat pendidikan dan pelatihan. fasilitas-fasilitas khusus tersebut dapat
dilihat pada gambar-gambar berikut.
gambar 3.15 Kodikau (sumber: maps.yahoo.com-telah diolah kembali)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 49
37
Universitas Indonesia
gambar 3.16
kiri: Kohanudnas kanan: koopsau
(sumber: maps.yahoo.com-telah diolah kembali)
gambar 3.17
kiri ke kanan: Sekkau, Puspomau, Brigan
(sumber: maps.yahoo.com-telah diolah kembali)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 50
38
Universitas Indonesia
Dari gambar 3.15-3.17 terdapat beberapa kesamaan antara Kodikau,
Kohanudnas, Koopsau Sekkau dan Puspomau, yaitu :
1. Memiliki dasar geometri berupa Clustered, karena berdasarkan teori dari
Ching (1996) organisasi clustered merupakan organisasi yang memiliki
pengulangan, fungsi ruang mirip, dan kemiripan dalam ciri-ciri visual
baik bentuk maupun arah juga dapat menerima komposisi dengan ukuran
yang tidak sama.
2. Menggunakan prinsip tata ruang berupa Axial (bukan simetris karena
dalam beberapa bagian terdapat perbedaan, sedangkan simetris harus
mirip)
3. Aplikasi hirarki berdasarkan bentuk, ukuran dan lokasi tiap-tiap banginan
juga memiliki kemiripan yaitu:
Selalu memiliki bangunan yang besar dan mendominasi bangunan-
bangunan yang berada disekelilingnya.
Bangunan dengan ukuran terbesar selalu berada didepan pintu
masuk (sesuai teori lokasi strategis: beradda di tengah dan berada
di latar depan)
Sedangkan Brigan menggunakan bentuk geometri linear. Brigan
merupakan bangunan yang dibuat khusus untuk tempat pelatihan anjing-anjing
penjaga pesawat. Pada tata ruang bangunan brigan terdapat penerapan hirarki
seperti terdapat salah satu bangunan yang dominan dan pada bentuk linearnya
terdapat bangunan yang mendominasi di akhir garis.
3.2.2 Hirarki Perumahan Skuadron
Tiap zona dalam perumahan Skuadron dihubungkan oleh jalan-jalan yang
dibuat agar memiliki hubungan satu sama lain dan mempermudah pergerakan,
Disini penulis mencoba menjabarkan tekstur kawasan melalui elemen solid dan
void yang ada dan hubungan antar zona untuk bisa menjawab bentuk penerapan
hirarki yang berlaku di dalam perumahan ini.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 51
39
Universitas Indonesia
3.2.2.1 Tekstur Kawasan
gambar 3.18 figure –ground Perumahan Skuadron
[sumber: maps.yahoo.com (telah diolah kembali)]
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 52
40
Universitas Indonesia
Menurut Trancik (1986), elemen-elemen di dalam tekstur perkotaan jarang
berdiri sendiri, namun berada dalam satu kelompok (unit perkotaan). Oleh karena
itu selanjutnya akan dibahas dalam beberapa kelompok dan mengacu kepada
kelompok-kelompok sebelumnya pada tiap zona.
Mulai dari unit fasilitas khusus, dalam unit ini terdapat elemen solid blok
tunggal. Dimana oleh trancik disebutkan bahwa elemen tersebut bisa dilihat
sebagai bagian dari suatu unit yang lebih besar dan sering memiliki sifat penting.
Pada gambar 3.18 terdapat pada bagian yang dilingkari dengan warna merah.
terlihat bahwa dari fasilitas-fasilitas khusus yang memiliki kesamaan. Terdapat
elemen blok tunggal dimana elemen ini merupakan bangunan paling dominan
yang terletak di latar depan depan. Sedangkan bangunan yang lainnya membentuk
elemen blok pembatas (edge defining block). Selain itu, pada unit-unit ini juga
terdapat sistem ruang terbuka yang terpusat (central open system). Elemen ini
memberikan kesan terbuka namun tetap tampak fokus.
gambar 3.19 figure-ground Koopsau
sumber: maps.yahoo.com (telah diolah kembali)
Berdasarkan hasil analisa di atas, bila diklasifikasikan menggunakan enam
pola tekstur kawasan oleh Trancik (1986) bahwa pola kawasan secara tekstural
beberapa fasilitas khusus di perumahan Skuadron adalah pola aksial.
solid blok
blok pembatas
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 53
41
Universitas Indonesia
Unit atau kelompok satu dari zona hijau (perumahan) memiliki rumah-
rumah sebagai elemen blok pembatas dan memiliki elemen void berupa sistem
linear yang tertutup (tertutup di antara blok rumah). Bila dilihat pada satu sisi saja,
sisi kiri misalnya, maka bentuk tekstur kawasan tersebut lebih kepada curvelinear,
namun karena unit ini memiliki dua sisi dan sebelumnya telah dikatakan seperti
pencerminan masing-masing, maka pola kawasan tersebut menjadi pola aksial.
Kelompok dua memiliki elemen solid blok bidang (field block) karena
terdiri dari beberapa bentuk dan ukuran dan elemen void linear tertutup karena
elemen void itu sendiri berasal dari jarak susunan elemen void. Dilihat dari bentuk
dan analisa, maka pola tekstur yang ada ialah pola aksial. karena memiliki
kemiripan antara potongan kiri dan kanan seperti terlihat pada gambar 3.20.
Kelompok tiga memiliki elemen yang sama seperti kelompok 2, yaitu elemen
solid blok bidang dan elemen void linear tertutup. Perbedaannya terdapat pada
susunan antar elemen dimana kelompok 3 memiliki pola tekstur organis karena
bentuknya yang terlihat mengikuti pola alam yang ada di lapangan.
gambar 3.20 figure-ground zona hijau 2 dan 3
sumber: maps.yahoo.com (telah diolah kembali)
Terakhir untuk zona biru yaitu unit sekolah. Unit sekolah memiliki elemen
solid blok bidang dengan alasan sama yaitu unit ini merupakan kumpulan
bangunan yang berbeda bentuk dan ukuran. Elemen void yang dimilikinya adalah
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 54
42
Universitas Indonesia
elemen sistem tertutup yang terpusat (central closed system), hal tersebut karena
tiap-tiap bangunan sekolah memiliki ruang terbuka (lapangan) yang dikelilingi
bangunan sekolah sehingga memiliki kesan tertutup dan terpusat. pola tekstur
kawasan yang ada di unit ini adalah membentuk pola angular karena dilihat dari
peletakan-peletakan yang sedikit banyak membentuk sudut, tidak terlalu teratur
namun tidak juga mengikuti keadaan alam sekitar.
gambar 3.21 figure-ground zona biru (sekolah)
sumber: maps.yahoo.com (telah diolah kembali)
3.2.2.2 Hubungan Antar Zona
Penghubung antar zona merupakan ruang terbuka (void) yang berbentuk
jalan. Dalam teori linkage tertulis bahwa “sirkulasi adalah penekanan pada
hubungan pergerakan yang merupakan kontribusi yang sangat penting”.
Pendekatan teori linkage yang digunakan ialah Linkage sebagai bentuk kolektif.
Dari pendekatan yang dipakai, penulis mencoba menganalisa jalan yang ada di
perumahan Skuadron (bisa diliihat pada gambar 3.22)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 55
43
Universitas Indonesia
gambar 3.22 hubungan antar zona
sumber: maps.yahoo.com (telah diolah kembali)
Lanud Halim P.K.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 56
44
Universitas Indonesia
Daari gambar 3.22, terlihat garis yang ditandai dengan lingkaran kecil
berwarna jingga. Garis tersebut menurut penulis ialah jalur utama yang ada di
dalam perumahan karena garis tersebut menghubungkan dua pintu masuk dan
bertemu di putaran Kohanudnas. Dilihat darifungsinya, jalur tersebut
menghubungkan ke segala arah, baik ke padang golf, perumahan, beberapa
fasilitas umum dan fasilitas khusus. Sehingga bisa dikatakan kawasan Perumahan
Skuadron menggunakan tipe Megaform, yaitu susunan cabang bersifat hirarkis
yang dihubungkan ke kerangka utama berbentuk linear (Trancik, 1986).
Sesuai teori GLC (1978), dimana hirarki kawasan dibagi menjadi 3, yaitu
daerah umum, semi pribadi dan pribadi. Daerah umum di dalam kawasan tersebut
ialah mulai dari pintu masuk selatan hingga persimpangan pertama ke zona hijau,
karena terdapat lapangan golf dan fasilitas lapangan disana dan dari pintu masuk
barat daya hingga Koopsau I, karena di sekitar jalan tersebut terdapat asrama haji
Pondok Gede. Sedangkan untuk daerah semi pribadi adalah sekitar jalan utama
mulai dari Koopsau I hingga persimpangan pertama dari pintu masuk selatan. Dan
yang terakhir daerah pribadi ialah daerah-dearah dari 6 fasilitas khusus yang telah
disebutkan sebelumnya, karena untuk memasuki daerah tersebut hanya orang-
orang yang memiliki kepentingan di dalamnya.
Keterhubungan tiap zona bisa dilihat dari peletakannya, yaitu zona biru
berada di dekat dengan zona hijau untuk memberikan kemudahan dalam
menjangkau kesana. sedangkan zona merah berada disekeliling zona hijau dan
zona biru dikarenakan fungsi-fungsi dari tiap fasilitas khusus berbeda-beda,
seperti Kohanudnas harus berada dekat dengan pintu masuk bandara halim P.K.
karena berhubungan dengan kesigapan Angkatan Udara dalam mempertahankan
wilayah udara Indonesia dengan pesawat-pesawat tempur yang ada atau Kodikau
yang berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bagi calon-calon tentara
baru, sehingga Kodikau ditempatkan dekat dengan pintu keluar selatan dan dekat
dengan perumahan Dirgantara I agar mempermudah pelatih (dari golongan
Bintara) dan dapat dengan mudah mengenal kehidupan sehari-hari anggota TNI
AU.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 57
45
Universitas Indonesia
Apabila dikaitkan dengan unsur waktu, awalnya perumahan Skuadron
merupakan perumahan yang dikhususkan sebagai tempat tinggal anggota dengan
pangkat Pama dan Pamen dimana baru rumah-rumah kelompok satu yang
dibangun . Sehingga apabila ada anggota yang naik pangkat dari Bintara ke Pama
atau dari Pama ke Pamen dan ditugaskan dikantor-kantor sekitar perumahan
Skuadron, maka akan dipindahkan dari rumah dinas sebelumnya ke dalam
perumahan Skuadron. Namun seiring berkembangnya kemiliteran Indonesia,
jumlah anggota militer semakin lama semakin bertambah banyak. Sehingga
kebutuhan akan rumah dinas untuk para anggota yang sudah berkeluarga semakin
bertambah pula. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dibangunlah rumah-
rumah dinas kelompok dua dan tiga yang diperuntukan bagi anggota dengan
pangkat Bintara.
Peletakan rumah-rumah kelompok dua dan tiga yang berada di antara
kelompok bangunan sekolah dengan komplek Kohanudnas menurut penulis
didasarkan pada kebutuhan lahan dan akses yang mudah (dekat dengan fasilitas
umum dan khusus), sehingga dibangunlah di lokasi tersebut.
Dari pembahasan di atas, dapat dirangkum menjadi sebagi berikut.
Berdasarkan kepada teori ching (1996) tentang susunan organisasi ruang dan
dipasangkan dengan penerapan hirarkinya, maka dari Perumahan TNI AU Halim
Perdana Kusuma secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perumahan Angkasa memiliki bentuk susunan organisasi berupa grid
dengan penerapan hirarki pada pengelompokan bentuk dan ukuran rumah
2. Perumahan Dirgantara I, Perumahan Dirgantara II, Perumahan Dirgantara
III, dan Perumahan Dwikora memiliki bentuk susunan organisasi berupa
grid dengan penerapan hirarki berupa tingkat keprivasian ruang
3. Perumahan Rajawali Lama memiliki bentuk susunan organisasi berupa
grid yang menggunakan prinsip simetris dengan penerapan hirarki berupa
ukuran wilayah kelompok rumah, lokasi yang strategis dan tingkat
keprivasian ruang
4. Perumahan Rajawali Baru memiliki bentuk susunan organisasi berupa
linear dengan penerapan hirarki berupa tingkat keprivasian ruang
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 58
46
Universitas Indonesia
5. Perumahan Trikora memiliki bentuk susunan organisasi berupa grid
dengan penerapan hirarki berupa ukuran wilayah kelompok rumah dan
tingkat keprivasian ruang
Perumahan Skuadron terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona perumahan,
zona fasilitas umum dan zona fasilitas khusus. Bentuk geometri dan penerapan
hirarki pada tiap zona di perumahan Skuadron dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Zona perumahan
zona perumahan terbagi atas tiga kelompok:
a. Kelompok selatan
Memiliki bentuk linear sebagai geometri penyusun ruang
yang memakai prinsip axial
Hirarki diterjemahkan pada hirarki jalan menurut GLC
(1978)
Terdapat pengaruh hirarki militer, yaitu Pama dan Pamen
b. Kelompok utara
Memiliki bentuk grid sebagai geometri penyusun ruang
yang memakai prinsip axial
Penerapan hirarki pada ukuran rumah dan keprivasian
Tidak ada pengaruh hirarki militer
c. Kelompok timur
Memiliki bentuk grid sebagai geometri penyusun ruang
yang mengalami interupsi oleh lingkungan
Penerapan hirarki pada peletakan yang strategis yaitu pada
latar depan suatu komposisi
Tidak ada pengaruh hirarki militer
2. Zona fasilitas umum
Zona fasilitas umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pendidikan
Memiliki bentuk geometri organisasi ruang berupa
gabungan (clustered)
Penerapan hirarki oleh ukuran bangunan sekolah
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 59
47
Universitas Indonesia
b. Olahraga
Memiliki bentuk geometri organisasi ruang berupa garis
(linear)
Penerapan hirarki oleh ukuran fasilitas olahraga dan letak di
akhir garis yaitu lapangan sepak bola
3. Zona fasilitas khusus
Lima dari enam bangunan fasilitas khusus, terdapat kesamaan dalam
geometri dan hirarkinya, yaitu:
Memiliki bentuk organisasi gabungan yang menerapkan prinsip
axial
Terdapat bangunan dengan memegang hirarki tertinggi oleh ukuran
dan berlokasi di latar depan organisasi gabungan
Sedangkan untuk fasilitas khusus Brigan, memiliki bentuk geometri
organisasi linear dan hirarki tertingginya terdapat pada bangunan di akhir
organisasi linear.
Hirarki untuk keseluruhan kawasan Perumahan Skuadron terdapat pada
hirarki pada jalan dengan keterhubungan antar zona yang memiliki bentuk
pendekatan megaform (Trancik, 1986). Pada perumahan ini juga terdapat hirarki
dengan ukuran keprivasian, yaitu daerah umum sekitar padang golf, daerah semi
khusus sekitar perumahan dan sekolah, juga daerah khusus pada tiap-tiap fasilitas
khusus. Selain itu, pengaruh hirarki kemiliteran terdapat pada hubungan antar
bangunan dan fungsi-fungsi dari tiap zona dan bangunan fasilitas khusus di sana.
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 60
48 Univeritas Indonesia
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Perumahan militer Angkatan Udara Halim Perdana Kusuma yang di
dalamnya tinggal para anggota militer yang menganut prinsip teratur tertib dan
taat memiliki geometri susunan ruang yang berbeda-beda. Dari lima jenis susunan
ruang yang diperkenalkan oleh Ching (1996), hanya tiga jenis susunan ruang yang
dipakai, yaitu susunan garis (linear), gabungan (Clustered), dan susunan grid.
Susunan mayoritas atau yang sering dipakai merupakan susunan grid dimana hal
ini sesuai dengan pernyataan Blackwell (1984) bahwa bentuk grid kerap dipakai
karena pola grid memiliki sifat:
1. Sederhana
2. Mengarahkan/ lurus
3. mudah dipahami
4. mudah dalam penempatan
5. efisien dalam penggunaan lahan
6. bisa beradaptasi dalam penggunaan lahan
7. bisa dimulai dan berakhir dimanapun
8. bisa diperluas dibagian manapun
9. bisa melapisi hampir seluruh bentuk
sifat-sifat grid di atas memudahkan para perencana dalam membuat perencanaan
suatu kawasan ataupun denah suatu bangunan.
Dari sumua kawasan dan perumahan Skuadron khususnya yang telah
dibahas, baik sebagian maupun keseluruhan terdapat hirarki arsitektur
didalamnya. Hirarki arsitektur tersebut lebih banyak menerapkan hirarki dalam
hal ke-privasian. oleh Istiwan (2004) dikatakan “Semakin tinggi ruang dalam
tingkatan ke privasian, semakin terbatas akses bagi orang lain untuk
memasukinya” dan hal tersebut didukung penjabaran hirarki oleh GLC (Greater
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 61
49
Univeritas Indonesia
London Council) (1978), dimana terdapat tiga jenis tingkatan ke-privasian, yaitu:
area umum, semi pribadi dan area pribadi.
Pada perumahan Skuadron, khusunya pada zona perumahan, terdapat
pengaruh hirarki kemiliteran dalam pengelompokan rumpun rumah-rumahnya.
Pengelompokan rumah-rumah berdasarkan pangkat ini bila dikaitkan dengan
pendapat dari Maryati dan Suryawati (2003), interaksi sosial adalah kontak atau
hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respon antar individu, atau antar
kelompok, atau antar individu dan kelompok. Sedangkan menurut Murdiatmoko
dan Handayani (2004), interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan
hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
Menurut penulis, hal itu perlu adanya karena ditakutkan terjadi kesenjangan
sosial. misalnya apabila antara anggota dengan pangkat yang lebih tinggi tinggal
bersebelahan dengan anggota yang memiliki pangkat lebih rendah (misalnya
Pamen dengan bintara), maka kemungkinan besar tidak terjadi interaksi timbal
balik, yang ada hanyalah anggota dengan pangkat lebih tinggi lebih banyak
mempengaruhi terhadap anggota dengan pangkat yang lebih rendah.
4.2 Saran
Diharapkan jika pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hirarki
pada perumahan militer atau berhubungan dengan perumahan militer dibahas
mengenai perumahan rumah-rumahnya secara detail seperti denah, luas bangunan,
tampak dsb. agar lebih terlihat perbedaan antara rumah single, rumah kopel dan
rumah deret, selain itu dibahas juga pembahasan perumahan militer dari angkatan
yang lain, yaitu TNI Angkatan Darat (AD) dan TNI Angkatan Laut (AL).
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 62
50
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Blackwell, William. (1984). Geometry in Architecture. New York: John Wiley &.
Sons, Inc.
Ching, Francis D. K. (1996). Architecture, Form, Space, and Order (Ed.2). United
States of America: John Wiley & Sons,Inc.
Greater London Council. Dept. of Architecture and Civic Design. (1978).An
introduction to housing layout. London : Architectural Press ; New York :
Nichols Pub. Co.
Istiwan, Saptono. (2004, September 24). Menata Ruang Dengan Mengikuti
Prinsip Hirarki Ruang. Harian Kompas.
Jess (ed) Stein.(1967). The Random House Dictionary of the English Language.
New York: Random House Inc.
Maryati dan Suryawati.(2003). Interaksi Sosial: Defenisi, Bentuk, Syrat
Terjadinya Interaksi. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-
sosial-definisi-bentuk-ciri.html
Murdiyatmoko dan Handayani, R. (2004). Interaksi Sosial dalam Dinamika.
Artikel http://www.tempo-interaktif.com/interaksi-osial-dalam-dinamika.
Permadi, Bambang. (1992). AHP (The Analytic Hierarchy Procees). Jakarta:
Depdikbud-Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi UI.
SK Menteri Pertahanan – keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata No.28 Tahun
1975
The World Book Encyclopedia.(1993). United States of America.
Trancik, Roger .(1986). Finding Lost Space: Theories of Urban Design. New
York: Van Rostrand Reinhold Company.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Pemukiman
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 63
LAMPIRAN
Lampiran 1:
TNI- Angakatan Udara
Menurut undang-undang TNI (Tentara Nasional Indonesia), TNI Angkatan Udara
ialah bagian dari TNI yang bertugas:
a. melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan;
b. menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai
dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
c. melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara;
serta
d. melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.
TNI AU berdiri pada tanggal 9 April 1946, yang sebelumnya bernama TRI (Tentara Republik
Indonesia) jawatan penerbangan. Kegiatan dan keseharian anggota TNI AU, tergantung dari
di satuan mana ia ditempatkan. Struktur organisasi TNI AU yaitu sebagai berikut:
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 64
Kesatuan AU
Dari organisasi di atas, terdapat 7 Satuan penting, yaitu :
a. KOMANDO Operasi TNI Angkatan Udara I (Koopsau I)
Bertugas menyelenggarakan Pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan operasional satuan-
satuan TNI AU dalam jajarannya, dan melaksanakan operasi-operasi udara dalam rangka
penegakan kedaulatan negara di udara, mendukung penegakan kedaulatan negara di darat dan
di laut
b. KOMANDO Operasi TNI Angkatan Udara II (Koopsau II)
Bertugas menyelenggarakan Pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan operasional satuan-
satuan TNI AU dalam jajarannya, dan melaksanakan operasi-operasi udara dalam rangka
penegakan kedaulatan negara di udara,mendukung penegakan kedaulatan negara di darat dan
di laut di wilayahnya sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.
c. Komando Pendidikan Angkatan udara (Kodikau)
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan pertama, pembentukan,
pengembangan, spesialisasi, peralihan serta pendidikan lain guna meningkatkan mutu
personel TNI AU serta menyelenggarakan pengembangan sistem pendidikan, didaktik,
metodik pendidikan dan ilmu pengetahuan teknis/taktis kedirgantaraan serta pembinaan
potensi dirgantara.
d. Komando Pemeliharaan Materiil TNI Angkatan Udara (Koharmatau)
Tugas Pokok Koharmatau adalah melaksanakan pemeliharaan dan produksi materiil TNI
ANGKATAN UDARA serta pemeliharaan dan pembekalan senjata dan amunisi.
e. Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhasau)
merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU.
f. Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas)
Memiliki tugas pokok menyelenggarakan upaya pertahanan keamanan terpadu atas wilayah
udara nasional secara mandiri maupun bekerjasama dengan komando utama operasional
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 65
lainnya dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan keutuhan serta kepentingan lain dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
g. Badan Pelaksanaan Pusat (Balakpus)
Balakpus membawahi 5 bagian, yaitu
1. Akademi Angkatan Udara (AAU)
Menyelenggarakan pendidikan pertama perwira sukarela TNI AU tingkat akademi.
2. Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau)
adalah Lembaga Pendidikan Pengembangan Umum tertinggi di TNI Angkatan Udara,
bertugas untuk menyiapkan kader-kader pimpinan TNI Angkatan Udara di masa
mendatang.
3. Polisi Militer Angkatan Udara (pomau)
Bertugas sebagai polisi bagi anggota militer
4. Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra)
5. Kedinasan (staff TNI AU)
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 66
Lampiran 2:
Kepangkatan (hirarki) TNI AU
Tingkatan pangkat atau hirarki dalam TNI AU yaitu:
1. Perwira Tinggi (Pati)
Marsekal
Marsekal Madya
Marsekal Muda
Marsekal Pertama
2. Perwira Menengah (Pamen)
Kolonel
Lentnan Kolonel
Mayor
3. Perwira Pertama (Pama)
Kapten
Letnan Satu
Letnan Dua
4. Bintara Tinggi
Pembantu Letnan 1
Pembantu Letnan 2
5. Bintara
Sersan Mayor
Sersan Kepala
Sersan Satu
Sersan Dua
6. Tamtama
Kopral Kepala
Kopral Satu
Kopral Dua
Prajurit Kepala
Prajurit Satu
Prajurit Dua
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012
Page 67
Lampiran 3:
Penggolongan Rumah Dinas
Menurut Surat Keputusan Menteri Pertahanan – Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata
No.28 Tahun 1975, penggolongan rumah dinas disesuaikan dengan penggolongan Rumah
Negeri sebagaimana dimaksudkan dalam Peraturan Rumah Negeri (Burgelijke Wonings
Regelling tahun 1934), yaitu terdiri dari:
Rumah Dinas Golongan I
Rumah Dinas untuk petinggi Kemenhankam (Menhankam/Panglima ABRI,
wapangab dsb)
Rumah Dinas Golongan II
Rumah dinas yang tidak termasuk golongan I yang fungsi dan sifat kegunaannya
berhubungan erat dengan kepentingan kedinasan. Rumah dinas golongan II dibedakan
mulai kelas Pati hingga Tamtama.
Rumah Dinas Golongan II A
Bangunan tempat tinggal DEP. HANKAM yang dapat dibedakan menjadi:
a. Mess,
b. Asrama,
c. Rumah Peristirahatan
d. Rumah Flat
e. Guest House
Hirarki dalam..., Ahmad Saiful Rahim, FT UI, 2012