1 UNIVERSITAS INDONESIA ETNIS ALAWIT DI SURIAH MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora RANIAH 1206202551 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARAB DEPOK 2016 Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
21
Embed
UNIVERSITAS INDONESIA ETNIS ALAWIT DI SURIAH MAKALAH ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
UNIVERSITAS INDONESIA
ETNIS ALAWIT DI SURIAH
MAKALAH NON SEMINAR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
RANIAH
1206202551
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI ARAB
DEPOK
2016
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
2
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
3
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
4
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
5
Etnis Alawit di Suriah
Raniah (1206202551)
Muhammad Luthfi (195711221994031001)
Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
Suriah merupakan salah satu negara di wilayah Timur Tengah dengan Damaskus sebagai
ibukota. Berdasarkan letak geografisnya Suriah termasuk ke dalam Daerah Bulan Sabit Subur.
Suriah terletak di sebelah Timur Laut Mediterania. Di sebelah Utara berbatasan dengan Turki, di
sebelah Timur berbatasan dengan Iraq, dengan Yordania di Selatan, dengan Palestina di Barat
Daya, dan dengan Lebanon di sebelah Barat.1
Suriah merupakan negara yang memainkan peran pada politik Timur Tengah. Negara ini
terletak di jalur perdagangan kuno dan rute militer antara Mediterania dan Irak. Pada 2000 SM,
Suriah merupakan bagian dari Akkadia yaitu salah satu peradaban yang paling awal, dan seiring
perjalanan waktu pada 64 SM, Suriah menjadi salah satu provinsi yang dikuasai Romawi.2
Gambar
Gambar 1 – Peta Suriah
Suriah berada dibawah mandat Perancis pada 1920 setelah kekalahan Turki pada Perang
Dunia I. Kemudian selama Perang Dunia II, Suriah sempat dikuasai rezim Vichy Perancis yang
1 Peter Hagget, 2002, Encyclopedia of World Geography: The Middle East, New York: Marshall Cavendish
Corporation, hlm: 2030 2 Ibid.
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
7
pro-Jerman. Perancis juga tidak menarik diri meskipun Suriah merdeka di tahun 1946. Tiga tahun
kemudian pemerintah sipil di Suriah digulingkan, dan pada 1963, setelah suksesi kudeta militer
dan bersatu dalam waktu singkat dengan Mesir pada 1958 hingga 1961, Partai Sosialis Baath3
menguasai Suriah.4
Rezim Baath telah bertahan melawan kerusuhan internal dan konflik dengan kekuatan asing.
Suriah menderita kekalahan besar dengan Israel dalam Perang Arab-Israel tahun 1967. Suriah
menjadi sangat terlibat dalam perang sipil di Libanon setelah tahun 1975, yang kemudian
menyebabkan bentrok dengan Israel lebih dari satu dekade hingga stabilitas negara menjadi rapuh
pada 1992. Selama Perang Teluk 1991 Suriah bergabung dengan pasukan koalisi melawan
saingan lamanya yaitu Irak.5
Suriah dipimpin oleh Hafiz al-Assad mulai dari 1928 sampai dia meninggal pada 2000.
Kemudian dia digantikan dengan putranya Bashar al-Assad yang memenangkan suara
referendum hingga 97%. Presiden dipilih untuk jangka waktu 7 tahun dan menunjuk 2 wakil
presiden dan kabinet. Kemudian 250 anggota Majelis Rakyat dipilih setiap 4 tahun dan semua
pihak yang ada di dalamnya terkait adalah Front Nasional Progresif yang didominasi oleh Partai
Baath. Meskipun Konstitusi 1973 menggambarkan Suriah sebagai negara yang menganut
“demokrasi populer sosialis”, dominasi dari Partai Baath ternyata mengontrol pemilu.6
Muslim Sunni yang melingkupi orang Kurdi merupakan kelompok agama terbesar di Suriah,
namun kekuasaan politik Suriah justru dikuasai oleh etnis Alawit dimana para pemimpin Partai
Baath berasal. Walaupun begitu, ada banyak agama minoritas lainnya seperti Muslim Druze dan
Kristen Ortodoks Yunani.7
1.2 Tujuan Penulisan dan Rumusan Masalah
Penulisan jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan awal mula keberadaan etnis Alawit yang
berada di Suriah dan perkembangannya nhingga saat ini. Adapun rumusan masalahnya, yaitu:
3 Partai Baath merupakan partai yang menjunjung tinggi Pan-Arabisme, mereka menerima orang-orang Arab
sebagai anggotanya dari kalangan dan etnis manapun. Michel Aflaq, Shalah Blitar dan Zaki Arsuzi merupakan pendiri utama partai ini di Damaskus pada 1940. (Spencer C Tucker, 2010, The Encyclopedia of Middle East Wars: The United States in the Persian Gulf, Afghanistan, and Iraq Conflicts, California: Abc Clio, LLC, hlm: 180) 4 Peter Hagget, 2002, Encyclopedia of World Geography: The Middle East, New York: Marshall Cavendish
Corporation, hlm: 2030 6
5 Ibid.
6 Ibid.
7 Ibid.
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
8
1. Apa itu Etnis Alawit ?
2. Bagaimana perkembangan etnis Alawit dan hubungannya dengan Partai Ba‟ath?
2. METODOLOGI PENELITIAN
Jurnal yang membahas tentang etnis Alawit di Suriah ini penulis susun berdasarkan metode
penelitian kualitatif-deskriptif dengan menggunakan metode kajian pustaka. Sumber-sumber
yang dipakai berasal dari buku, jurnal dan situs online yang berhubungan dengan judul. Metode
ini dipilih dengan tujuan untuk menjelaskan mengenai identitas etnis Alawit secara jelas dengan
menggunakan beberapa buku sebagai sumber.
3. HASIL PENELITIAN
Etnis dapat dikatakan suatu predikat terhadap identitas seseorang kelompok atau individu-
individu yang menyatukan diri dalam kolektivitas. Karakteristik yang melekat pada suatu
kelompok etnis adalah tumbuhnya perasaan dalam satu komunitas diantara para anggotanya
sehinga terselenggaralah rasa kekerabatan.8 Sebagai sebuah etnis yang berasal dari daerah
pegunungan, etnis Alawit banyak mendapatkan rintangan untuk terus bertahan dan menjaga
keturunannya. Dengan rasa persatuan yang kuat dan keinginan untuk terus maju, dikenal dan rasa
bebas dari penjajahan, etnis ini berhasil mendapat sorotan dengan anggotanya yang berhasil
menjadi Presiden Suriah dengan perjuangan yang tidak bisa dibayangkan.
4. PEMBAHASAN
4.1 Identitas Etnis Alawit
Etnis Alawit yang juga dikenal dengan nama Nusayri termasuk salah satu sekte Ghulat
terakhir yang berasal dari Irak. Kelompok ini dijuluki Ghulat oleh musuh sezaman mereka
karena pada masa itu mereka sangat ekstrim dalam memuja Ali dan keturunannya hingga
dianggap bid‟ah. Dari ekstrim yang sangat ini, sekte Ghulat dianggap kelompok mistis.9
Etnis Alawit ini dianggap mistis karena mereka juga mengagumi Imam Syiah yang ke-enam
yaitu Jafar Al-Sadiq. Selain itu, etnis Alawit merupakan sekte yang melestarikan dan
8 Ubed Abdillah S, 2002, Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. Penerbit Yayasan Indonesiatera,
hlm: 15. 9 Friedman Yaron, 2010, The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity of the Leading
Minority in Syria, Leiden: Hotei Publishing, hlm: 5
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
9
mengembangkan doktrin dari Abu al-Khattab, seorang pemimpin sekte Mukhammisa yang
mendewakan ahlul bayt. 10
Alawit tidak hanya berada di Suriah, etnis ini menyebar hingga ke wilayah Turki, Libanon dan
beberapa negara sekitar. Kata Alawit ini berasal dari alawi yang berarti pengikut Ali. Nama ini
mereka dapat dari Perancis setelah sebelumnya dijajah oleh Perancis. Etnis alawit ini juga
memiliki nama lain yaitu Nusayri, yang berasal dari nama Gunung Nusayriyah yang berada di
dekat tempat tinggal mereka dan dari nama pemimpin mereka.11
4.1.1 Ibnu Nusayri
Pendiri dari etnis Alawit ini adalah Abu Shu'ayb Muhammad ibn Nusayr al-Abdi al-
Bakri al-Numayri atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Nusayri. Nama ini berasal dari garis
keturunannya yang bernama Bani Numayr yang dipimpin oleh Amir ibn Sha‟sha‟a yang
menetap di sepanjang sungai Eufrat. Menurut para pengikutnya, Ibnu Nusayri merupakan
sosok pemimpin yang kharismatik dengan kekuatan supranatural, sedangkan bagi musuhnya
ia dianggap seorang penipu yang sesat. Tidak ada informasi yang pasti untuk menetapkan
periode ia hidup, namun beradasarkan sumber yang ada Ibnu Nusayri hidup ditengah abad ke-
sembilan dimana Ibnu Nusayri mengaku ia mempunyai kontak atau pernah bertemu dengan
Imam yang ke-sepuluh dan ke-sebelas, yaitu Ali al-Hadi (254/868) dan Hasan al-Askari
(260/873).12
4.1.2 Tanah Lahir Bangsa Alawit
Tanah air etnis Alawit menempati dataran pantai yang luas di Laut Mediterania
dengan Gunung Nusayriyah dibelakangnya, dan di bagian Utara terdapat Turki dan Libanon
di Selatan. Daerah ini merupakan daerah pegunungan yang kebanyakan ditumbuhi dengan
hutan pinus. Etnis alawit mayoritas tinggal di daratan pantai ini hingga 60% dari penduduk
pedesaan provinsi yang terdiri dari etnis Alawit, sementara itu provinsi Latakia dihuni
10
Friedman Yaron, 2010, The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity of the Leading Minority in Syria, Leiden: Hotei Publishing, hlm: 5 11
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 79 12
Friedman Yaron, 2010, The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity of the Leading Minority in Syria, Leiden: Hotei Publishing, hlm: 6
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
10
penduduk dari kalangan Sunni. Tanah air etnis Alawit adalah provinsi Latakia dan Tatrus
yang berada di bawah Republik Arab Suriah.13
Pada Juni 2014, jumlah Muslim yang tinggal di Suriah mencapai 87% (mencakup
muslim Sunni sebesar 74%, dan Alawi, Ismalili dan Syi‟ah sebesar 13%), Kristen sebesar
10% (terdiri dari Ortodoks, Uniate, dan Nestorian), Druze sebesar 3%, dan Yahudi yang
tinggal di Damaskus dan Aleppo.14
4.1.3 Populasi
Di tahun 2002, populasi etnis alawit mencapai 2,630,000 jiwa yang tersebar di Timur
tengah, Lebanon dan Turki. Populasi terbesar etnis ini berada di Suriah tepatnya provinsi
Latakia sebesar 1,945,000 jiwa.15
Menurut situs World Bank, di tahun 2002, penduduk Suriah
saat itu mencapai angka 16,990,000 jiwa.16
Sedangkan pada Juli 2014, penduduk Suriah
mencapai angka 17,064,854 jiwa.17
4.1.4 Bahasa dan Agama
Dalam berkomunikasi etnis Alawit menggunakan dialek Levantine Arab yang banyak
menyerap bahasa lain seperti dari Turki. Dialek ini dikenal sebagai Levantine Arab Utara
atau dialek Lebanon Suriah Arab yang berasal dari dialek Arab Selatan dari bahasa Arab.
Sebenarnya ada dialek standar perkotaan berdasarkan dialek Damaskus, namun yang banyak
digunakan oleh etnis Alawit adalah dialek Latakia yang berbeda jauh dari dialek standar.18
Sistem agama yang dianut oleh etnis Alawit merupakan campuran dari ide-ide yang
berkembang selama 2 abad di kalangan Syiah. Masa-masa tersebut adalah masa dimana
Budaya Islam, Roma, dan Persia mengalami kontak. Tidak ada buku dan perintah khusus
13
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 79 14
“Syria” , The World Factbook, CIA USA, diakses pada 13 Februari 2016 pukul 12:26 <https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html> 15
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 79 16
Grafik Penduduk Suriah, diakses pada 13 Februari 2016 pukul 12:20 <http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL> 17
“Syria” , The World Factbook, CIA USA, diakses pada 13 Februari 2016 pukul 12:26 https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html 18
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 80
didalam etnis Alawit. Inti ajaran dari etnis Alawit hanya ada di dalam naskah bersejarah yang
isinya berdasarkan dari percampuran tradisi yang ada pada masa itu. Etnis Alawit ternyata
mempunyai Majmu al-a’yad. Dimana tradisi yang mereka anut disusun berdasarkan hari
libur yang mengacu pada Silsilat al-Turats al-Alawi.19
Etnis Alawit mempunyai agama yang bernama Alawit yang diklaim oleh etnis Alawit
sebagai Syi‟ah Islam ini dianggap oleh sebagian besar umat Islam di dunia sebagai sekte
non-Muslim atau sesat.20
Ada juga yang meyakini bahwa Etnis Alawit menggunakan tradisi Kristen seperti
minum anggur dalam perayaan mereka. Selain tradisi Kristen, etnis Alawit mengadopsi
tradisi Iran seperti tahun baru Persia. Ajaran-ajaran yang dianut oleh etnis Alawit ini terletak
pada ajaran dari Ibnu Nusayri. Dan tidak seperti mayoritas muslim lainnya, kebanyakan dari
mereka penganut sekularisme dimana memercayai pemisahan mengenai agama dan dunia.
Etnis Alawit juga tidak mempunyai bangunan sejarah seperti masjid untuk ibadah. Etnis
Alawit juga memercayai adanya reinkarnasi, yaitu kehidupan setelah kematian. Presiden
Hafiz al-Assad membujuk ulama Lebanon pada tahun 1975 bahwa etnis Alawit adalah
Muslim Syiah dan tidak bid‟ah.21
4.1.5 Penduduk dan Kebudayaan
Jika ditelusuri, nenek moyang etnis Alawit berasal dari suku Kanaan kuno, yang
awalnya tinggal di daerah tersebut sebelum masa Alexander yang Agung. Penduduk dari
etnis alawit ini mempunyai rambut yang pirang serta mata yang irisnya berwarna terang, dari
ciri-ciri ini etnis alawit dapat dikaitkan dengan penduduk Phoenician, kota yang ditaklukkan
oleh orang Yunani di abad ke-3 sebelum masehi.22
Etnis alawit menyebut kaum mereka dengan nama Alawit yang berarti orang-orang
yang mematuhi perintah Ali, atau juga pengikut Ali bin Abi Thalib. Awalnya etnis Alawit
19
Friedman Yaron, 2010, The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity of the Leading Minority in Syria, Leiden: Hotei Publishing, hlm: 67 20
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 80 21
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 80 22
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 79
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
12
disebut dengan nama Nusayris yang berasal dari nama gunung di tempat asal mereka. Saat
itu, nama Nusayris merupakan nama yang digunakan oleh mayoritas kalangan Sunni Suriah
untuk hinaan.23
Dengan penduduk yang masih ada saat ini, etnis Alawit sebenarnya sudah bertahan
selama ribuan tahun. Etnis alawit hidup terisolasi karena tinggal di dekat daerah pegunungan
tanpa mengetahui keadaan luar. Awalnya etnis Alawit terdiri empat gabungan suku yaitu
Kalbiyah, Khaiyatin, Haddadin dan Matawirah, ke-empat suku ini mempertahankan sistem
hidup yang bersifat nomaden. Saat ini sebagian besar etnis Alawit menetap di Damaskus,
ibukota Suriah, dan kota-kota besar lain di Suriah. Sebelum etnis Alawit ini dapat bergabung
ke dalam militer dan pemerintahan negara, mereka etnis yang terintimidasi dan di
diskriminasi di bidang ekonomi, sosial dan politik.24
4.1.6 Sejarah Etnis Alawit
Pada tahun 64 sebelum masehi, tempat lahir bangsa Alawit yang berada di dataran
pantai laut mediterania dan di pegunungan Nusayriyah, saat itu termasuk kedalam provinsi
Roma, atau sedang dikuasai Roma. Walau begitu, bangsa Alawit sangat mempertahankan
budaya asli mereka. Saat agama Kristen masuk ke daerah ini, bangsa Alawit mulai
terkontaminasi dan mulai mengikuti ajaran agama ini. Kemudian pada tahun 635 masehi,
wilayah tersebut ditaklukkan oleh penjajah Muslim dan bangsa Alawit mengalami proses
pengislaman secara paksa. Bangsa Alawit ini tunduk pada para penjajah, mereka
melaksanakan ajaran agama Islam, namun tetap melaksanakan kebiasaan dari ajaran Kristen
secara diam-diam atau rahasia.25
Bangsa Alawit merasa tertekan dan juga dianiaya karena keyakinan yang mereka
anut. Pada abad ke-11, saat tentara Salib ingin menaklukkan Latakia, bangsa Alawit sangat
meyambut kedatangan mereka. Saat itu bangsa Alawit hidup makmur dibawah perlindungan
Kristen. Di tahun 1188, Saladin merebut kembali wilayah ini, dan bangsa Alawit merasa
tidak setuju karena akan ada penyiksaan lagi terhadap kelompok mereka.26
23
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 80 24
Ibid, hlm: 80 25
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hal: 81 26
Ibid, hlm: 81
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
13
Bangsa Alawit mulai mengalami kehancuran oleh invasi yang dilakukan Mongol di
tahun 1216, namun mereka dapat pulih kembali saat Kesultanan Ottoman menguasai wilayah
Latakia pada tahun 1516. Setelah Turki menyadari bahwa bangsa Alawit tidak menganut
ajaran Islam dengan benar, mereka menerapkan beberapa peraturan seperti bangsa Alawit
diizinkan untuk mempertahankan beberapa wilayah di bawah kekuasaan mereka meskipun
dikenakan pajak khusus dan mengalami penganiayaan oleh mayoritas Muslim Sunni
disana.27
Pada pertengahan abad ke-18, Turki menghapus kebijakan mengenai bangsa Alawit
yang mempunyai wilayah yang mereka kuasai dan kembali menguasai Latakia. Selama
berabad-abad bangsa Alawit menjadi kuli dan buruh Suriah, mereka bekerja dan mengolah
tanah yang dimiliki orang-orang Sunni. Di tahun 1880-an bangsa Alawit mulai melakukan
pergerakan nasional. Awalnya gerakan ini bertujuan untuk pergerakan anti-Turki, namun
dalam perkembangannya berubah untuk pergerakan pembebasan dari penganiayaan Sunni.28
Agen sekutu kemudian diam-diam memasuki wilayah Latakia setelah Perang Dunia 1
dimulai pada tahun 1914. Sekutu ini menjanjikan akan menghentikan perbudakan, mereka
mengusung nasionalisme Alawit untuk menghancurkan pemerintahan Turki. Di tahun 1917
ketika tentara Perancis menduduki Latakia, pemimpin Alawit menuntuk untuk pemerintahan
sendiri mereka yang tanpa dijajah, namun Perancis tidak memberikannya hingga
pemberontakan oleh Alawit terhadap pos-pos Perancis terjadi di tahun 1919.29
Setelah diberikan mandat oleh Liga Bangsa-Bangsa di tahun 1921, otoritas Perancis
dibagi menjadi beberapa wilayah otonom yang ada di Suriah. Republik Alawit kemudian
menyatakan wilayah otonomnya di bawah perlindungan Perancis pada tanggal 1 Juli 1922
dengan menjadi negara anggota Federasi Suriah Perancis.30
Pada tahun 1924, etnis ini ingin benar-benar memisahkan diri dari Suriah. Etnis yang
takut dan juga membenci mayoritas rakyat Sunni ini menjadi sangat pro-Perancis dan
bersedia untuk direkrut tentara kolonial Perancis. Setelah berabad-abad mengalami
diskriminasi dan penganiayaan, etnis Alawit sangat diuntungkan dari kekuasaan Perancis.
27
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hal: 81 28
Ibid, hlm: 81 29
Ibid, hlm: 81 30
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 82
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
14
Perancis memberikan fasilitas dibidang pendidikan, perawatan kesehatan dan pelayanan
sosial hingga sejajar dengan yang didapatkan rakyat Sunni.31
4.1.7 Kalender Liburan
Dengan beragam agama yang ada pada saat itu seperti Islam, Syi‟ah, Kristen,
Zoroaster , dan lainnya maka etnis Alawit membuat sebuah kalender liburan yang bergantung
dari campuran tradisi agama-agama tersebut untuk menarik para pengikut baru. Tokoh-tokoh
dari etnis Alawit seperti Al-Jili dan Al-Tabarani memasukkan elemen Kristen ke dalam
kalender Nusayri. Walau begitu, semua hari liburan yang dimasukkan kedalam kalender
Nusayri sudah berubah makna, mereka mengubah makna asli dari hari libur tersebut
berdasarkan kepercayaan etnis ini. Ada tiga komponen agama yang masuk ke dalam Kalender
ini seperti Syi‟ah, Zoroaster Persia dan Kristen. Proses mengubah ide-ide dari etnis Alawit
dalam merubah liburan hari libur mereka terdapat di Majmu Al- a‟yad.32
Pengaturan Kalender Nusayri dapat dikatakan cukup rumit. Etnis Alawit
memasukkan dua sistem kalender yang sudah ada. Pertama, etnis Alawit memasukkan
Kalender Islam yang berdasarkan perhitungan bulan dimana tanggal liburan tidak pernah
berubah. Di dalam kalendar islam, awal bulan dimulai dari bulan Muharram dan diakhiri
dengan bulan Dzulhijjah. Namun, Al-Tabarani, seorang tokoh dari etnis Alawit membuat
urutan yang berbeda, kalender Nusayri diawali dari bulan Ramadhan dan diakhiri dengan
bulan Sya‟ban. Sistem kalender kedua Kalender Persia dan Julian, dimana al-Tabarani
memasukkan libur Kristen dari Iran yang berdasarkan perhitungan tata surya atau disebut
kalender masehi. Tanggal asli hari libur dari kalender Persia dan Julian dirubah di kalender
Nusayri.33
Meskipun kalender Nusayri merupakan perpaduan dari 3 agama, al-Tabarani
membagi liburan mereka ke asal budaya yaitu Romawi, Persia dan Arab, Kalender Nusayri
melambangkan penciptaan identitas baru dan unik dan mencerminkan kesatuan aliran
31
James Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hal: 82 32
Friedman Yaron, 2010, The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity of the Leading Minority in Syria, Leiden: Hotei Publishing, hlm: 152 33
Friedman Yaron, 2010, The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity of the Leading Minority in Syria, Leiden: Hotei Publishing, hlm: 152-153
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
15
berdasarkan identitas asli etnis Alawit.34
Berikut adalah beberapa daftar hari libur yang
dirayakan etnis Alawit:
-Puasa Ramadhan dan Idul-Fitri
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat, bulan ini ditandai dengan menahan
lapar dan menahan hawa nafsu bagi umat Muslim. Menurut etnis Alawit, bulan Ramadhan
adalah bulan dimana mereka menahan diri dari berbicara atau diam selama sehari batas
puasa, tradisi ini mereka percayai bahwa ayah Nabi Muhammad melakukan hal yang sama di
bulan ini. Dalam Syi‟ah, keheningan di bulan Ramadhan ini merupakan perintah untuk
menjaga rahasia agama yang disebut kitman.35
-Haji dan Idul-Adha
Pelaksanaan Haji didalam kalender Nusayri merupakan ritual mistis yang dapat berlangsung
selama seumur hidup. Walaupun hal ini tidak dijelaskan didalam Majmu al-a‟yad, etnis
Alawit percaya bahwa Idul Adha merupakan pembantaian orang mati oleh Imam Mahdi di
akhir zaman nanti.36
-Perayaan Terbunuhnya Umar
Dengan terbunuhnya Khalifah Umar, sebagian besar orang Syi‟ah merayakan hal ini pada
tanggal 9 Rabi‟ul Awwal. Hal ini kemudian menjadi perayaan wajib di Iran hingga
menyebabkan permusuhan antara Muslim Sunni dan Syi‟ah. Mereka mempercayai bahwa
Umar adalah Iblis dan hari kematiannya adalah kesempatan untuk bersuka-cita.37
-Malam Pertengahan Sya‟ban
Bagi Muslim, malam pertengahan Sya‟ban merupakan malam-malam pengampunan atau
laylatul qadr, sedangkan bagi Syi‟ah malam pertengahan Sya‟ban merupakan kesempatan
mereka untuk berziarah ke Karbala. Liburan ini merupakan liburan akhir tahun berdasarkan
Kalendar Nusayri. Etnis Alawit merayakan malam ini dengan minum abd al-nur, yaitu
anggur yang di minum hanya pada kesempatan tertentu. Di malam ini, mereka membacakan
34
Friedman Yaron, 2010, The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity of the Leading Minority in Syria, Leiden: Hotei Publishing, hlm: 153 35
Ibid, hlm: 155 36
Ibid, hlm: 155 37
Ibid, hlm: 159
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
16
sebuah teks yang ditujukan untuk menghormati Ibnu Nusayri dan juga untuk orang-orang
menyangkal keilahian Ali.38
Tabel
Tabel 1. Unsur-unsur 3 budaya pada Kalender Nusayri
Romawi Persia Islam
sistem kalender Julian sistem kalender persia sistem kalender Islam
minum wine saat perayaan
hari libur: puasa ramadhan, hari
raya idul fitri, idul adha, puasa
ramadhan
4.2 Hubungan Etnis Alawit dengan Partai Ba‟ath
Sebuah perjanjian Franco-Suriah pada 1936 untuk Negara Suriah Bersatu membuahkan hasil
berakhirnya otonomi Alawit. Tanah air mereka sehara didominasi oleh orang-orang Suriah yang
mayoritas Sunni. Pada 1939, Alawi kembali memberontak dan melawan dominasi Sunni, dan
pada tanggal 28 Juni 1939, pemberontak menyatakan bahwa provinsi Latakia merupakan wilayah
yang bebas dari campur tangan Suriah. Pemberontakan ini memberi Perancis dalih untuk campur
tangan tanpa melanggar perjanjian 1936. Tentara Perancis mendarat dan menghidupkan kembali
Republik Otonom Alawit. Namun selama perang dunia 2, otoritas Perancis mengabaikan Alawit
dan menyerahkan Latakia ke Suriah dan pada 1944 tentara Perancis akhirnya mundur dari Suriah.
Pada 1946, Alawit memberontak kembali namun gagal mencoba untuk mendapatkan dukungan
Perancis untuk Alawit yang independen.39
Karena banyaknya profesi yang ditutup untuk etnis Alawit, sebagai satu-satunya jalan
keluar dari kemiskinan dan penganiayaan adalah ribuan dari mereka bergabung dengan militer
Suriah pada 1950-an. Pada 1954, pemerintah Suriah digulingkan dan setelah itu Partai Ba‟ath
(Kebangkitan Sosialis Arab), yang terdiridi dari kelompok persatuan sosialis dan Arab mulai
38
Friedman Yaron, 2010, The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity of the Leading Minority in Syria, Leiden: Hotei Publishing, hlm: 160 39
James, Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 82
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
17
mengambil alih. Karena ideologi sekuler yang dianut, partai ini banyak mendapat dukungan dari
etnis Alawit, terutama dari mereka yang bergabung dengan militer. 40
Sebagai minoritas yang dibenci, etnis Alawit mencari penerimaan dengan bergabung
sebagai militan pan-Arab. Partai Ba‟ath, yang berkuasa setelah kudeta 1963, menawarkan
kesetaraan sebagai ganti untuk loyalitas. Orang-orang Alawit, yang banyak di korps perwira
militer dan didukung oleh Partai Ba‟ath, menyingkirkan perwira-perwira yang bukan berasal dari
etnis Alawit antara 1963 dan 1969. Pada 1970, mereka membuat kudeta yang dipimpin oleh
Hafiz al-Assad, seorang pemimpin dari etnis Alawit yang sangat kuat. Sebenarnya kesejahteraan
etnis Alawit sudah membaik pada 1970-an dan 1980-an karena pengeluaran pemerintah yang
lumayan besar sudah dialokasikan untuk militer.41
Perwira militer Alawit di Partai Ba‟ath, menghancurkan oposisi domestik dengan
mendirikan sebuah negara polisi dan berhasil menarik hati penduduk pedesaan Suriah yang sudah
lama membenci kekuatan politisi dan pemilik tanah di Damaskus dan Aleppo. Pemerintahan
otoriter dari Partai Ba‟ath menikmati popularitas mereka dengan kebijakan pembangunan
ekonomi, reformasi kebijakan tanah dan perubahan sistem pendidikan yang lebih maju. Dengan
pemerintahan yang seperti ini, Partai Ba‟ath juga mendapat dukungan dari nasionalis Suriah,
petani dan para pekerja untuk mendukung rezim Assad.42
Ikhwanul Muslimin yang berasal dari kalangan Sunni merupakan lawan terbesar rezim
Assad karena mereka menganggap serius tentang kesesatan etnis Alawit pada 1970. Penolakan
Sunni terhadap dominasi minoritas etnis Alawit akhirnya terjadi dengan pemberontakan terbuka
di benteng Sunni di Hama dan Aleppo pada 1982. Pasukan militer Alawit menanggapi serius
pemberontakan ini, mereka menyerang Sunni dengan kekerasan skala besar. Hasil dari
pemberontakan ini adalah lebih dari 20.000 orang-orang Sunni tewas dan ribuan dari mereka
ditangkap.43
Ikhwanul Muslimin hidup kembali dengan meluncurkan kampanye terorisme pada 1986
untuk mengakhiri etnis Alawit di Suriah. Pemerintah menanggapinya dengan menangkap
40
James, Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 82 41
Ibid, hlm: 82 42
Ibid, hlm: 82-83 43
Ibid, hlm: 83
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
18
Ikhwanul Muslimin dalam jumlah yang banyak. Pada 1991, Assad memenangkan jabatan ke-
empat sebagai presiden dalam pemilihan yang dicurangi dengan menerima 99,98% suara.44
Dengan beratnya beban yang ditanggung Assad dan dikombinasikan dengan kondisi
kesehatannya yang semakin memburuk, partai Ba‟ath berada dalam posisi bahaya pada 1990-an.
Pada bulan Januari 1994, putra sulung Hafiz al-Assad yang bernama Basil meninggal dunia.
Kematiannya menyebabkan kekhawatiran baru di kalangan Alawit mengenai stabilitas Suriah
yang didominasi dari kalangan mereka. Putra kedua Assad, Bashar yang sedang dilatih untuk
menjadi dokter mata rupanya memiliki minat dalam bidang politik.45
Assad kemudian mengganti beberapa pejabat tinggi pemerintah dengan orang-orang
Alawit sebagai antisipasi dalam mensukseskan kenaikan putranya Bashar. Pada Februari 1999,
Hafiz al-Assad kembali terpilih sebagai presiden Suriah dengan lebih dari 99% suara dan lagi
sebagai calon tunggal. Hafiz juga terus memastikan bahwa penasihat dekat yang ada di
pemerintahannya berasal dari orang-orang Alawit sampai kematian Hafiz al-Assad pada bulan
Juni 2000.46
Bashar al-Assad, pewaris utama Hafiz, ditunjuk sebagai Presiden Suriah setelah kematian
ayahnya. Banyak orang-orang dari kalangan Alawit yang khawatir bahwa Bashar tidak akan
cukup kuat untuk melindungi kepentingan dan posisi mereka di Suriah. Kehebatan politik Suriah
merupakan cerminan dari sejarah negara tersebut, dimana Hafiz al-Assad telah membangun
keamanan negara yang sangat kuat dengan mengandalkan etnis asalnya. Jika dalam hal ini
mereka gagal, maka Suriah hanya memiliki lembaga-lembaga politik, agama, atau dinasti yang
dangkal untuk melestarikan persatuan negara.47
Pada November 2000, Bashar al-Assad membebaskan lebih dari 600 tahanan politik dari
berbagai kelompok. Dengan dibebaskannya tahanan ini, banyak kaum oposisi yang terus tumbuh
di berbagai daerah dan bahkan dari klan Bashar sendiri karena ketakutan akan terjadinya
reformasi. Evolusi ini bisa dengan mudah berubah menjadi revolusi dengan etnis Alawit yang
berkuasa akan menjadi target utama. Setelah hampir 3 dekade Suriah dipimpin oleh oleh
44
James, Minahan, 2002, Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups Around the World, Connecticut: Greenwood Press, hlm: 83 45
Ibid, hlm: 83 46
Ibid, hlm: 84 47
Ibid, hlm: 84
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
19
pemerintahan Alawit, kebencian orang-orang Sunni sudah sangat parah. Minoritas Alawit pun
kembali dalam posisi yang genting.48
Dua tahun setelah Hafiz al-Assad menjadi presiden di tahun 1971, beliau memprovokasi
para Ulama Muslim di negaranya dengan doktrin sekuler yang dianutnya dan berniat untuk
mengganti Konstitusi Suriah. Hafeez al-Assad ingin menghapus sebuah kalimat yang terdapat di
Konstitusi tahun 1950 yang berkata “Islam adalah Agama Negara” dan menggantinya dengan
kalimat yang hanya menyatakan hukum Islam yaitu, “ Sumber Utama Undang-undang”.
Seharusnya ada kebebasan dalam memilih kepercayaan dan harus menghormati semua agama
yang ada. Akibat pernyataannya tersebut Hafeez al-Assad mendapatkan kecaman dari Ulama
Muslim dan Ikhwanul Muslimin. Dari kecaman ini, akhirnya Hafeez al-Assad tunduk kepada
lawannya dan mengembangkan kalimat dalam konstitusi tersebut menjadi “Agama Presiden
Republik adalah Islam”49
.
Pernyataan ini membuat Assad kepada keadaan sulit. Sekularisme yang dianutnya telah
memicu kembali tuduhan oleh muslim yang fanatik bahwa etnis alawit merupakan bid‟ah dan
etnis mereka harus dihapuskan. Dalam pertarungan politik ini, untuk pertama kalinya Assad
membutuhkan dukungan dari ulama etnis Alawit. Dari hal ini, orang –orang terkemuka dari Etnis
Alawit mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa pedoman mereka adalah Al-
Qur‟an dan etnis Alawit merupakan pengikut Syiah kedua belas. Abdul Amir Qabalan, seorang
pemimpin dari Lebanon juga memberikan dukungan dengan menyetujui pernyataan tersebut.
Imam Musa as-Sadr, Presiden tertinggi Islam Dewan Syiah Lebanon, dalam sebuah pernyataan
hukum agama membenarkan “Kesatuan Pengakuan” dengan Syiah dan dengan demikian Imam
Musa memberikan dukungan politik untuk Assad. Semenjak saat itu, perdebatan mengenai etnis
alawit adalah bid‟ah menjadi tabu untuk diperbincangkan.50
5. KESIMPULAN
Etnis Alawit yang dianggap etnis syi‟ah ini tidak menyebar di Suriah saja, etnis ini juga
terdapat di Turki dan Lebanon. Mereka tinggal di dekat pegunungan Nusayriyah di Suriah, oleh
48
Nawar Shora, 2009, The Arab-American Handbook: A Guide to the Arab, Arab-American & Muslim Worlds, hal:
234 49
Ibid. 50
Ibid.
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
20
karena itu etnis ini kadang disebut etnis Nusayriyah. Etnis Alawit, merupakan nama yang didapat
dari Perancisi ini, mempunyai pemimpin yang bernama Ibnu Nusayri. Ibnu Nusayri mengaku
bahwa ia pernah bertemu dengan Imam Syiah ke-sepuluh dan ke-sebelas. Etnis ini dianggap
mistis karena mereka memuja Ali dengan sangat berlebihan. Dalam kehidupannya, etnis ini
mendapat beberapa pengaruh dari Islam, Kristen dan Persia. Dari hal ini kemudian terlihat dari
beberapa tradisi dan hari libur yang mereka percaya mendapat pengaruh besar dari tiga tradisi ini
seperti meminum wine ketika ada perayaan tertentu dan perpaduan kalender Islam dan Romawi
pada kalender asli mereka.
Etnis Alawit dapat dikatakan etnis yang unik apabila kita sudah mengetahui sekilas mengenai
sejarah dan identitas mereka, namun sayangnya tidak ada benda atau bangunan peninggalan
sejarah yang bisa ditemukan dari para pendahulu etnis ini.
Dalam menjaga eksistensi-nya, etnis ini banyak menghadapi rintangan, mulai dari jajahan
negara lain dan diperlakukan tidak baik karena dianggap sesat. Namun etnis ini berhasil bertahan
hingga saat ini dan berhasil memegang pernanan penting di Suriah, dibuktikan dengan Presiden
Bashar al-Assad yang merupakan keturunan etnis Alawit dan menjadi presiden Suriah saat ini.
Daftar Referensi
Buku dan Jurnal:
Abdillah S, Ubed. (2002). Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. Penerbit
Yayasan Indonesiatera.
Haggett, Peter. (2002). Encyclopedia of World Geography: The Middle East. New York:
Marshall Cavendish Corporation.
Minahan, James. (2002). Encyclopedia of the Stateless Nations : Ethnic and National Groups
Around the World. Connecticut: Greenwood Press.
Shora, Nawar. (2009). The Arab-American Handbook: A Guide to the Arab, Arab-American
& Muslim Worlds.Seattle: Cune Press.
Yaron, Friedman. (2010). The Nusayri-Alawis: An Introduction to the Religion, History, Identity
of the Leading Minority in Syria. Leiden: Hotei Publishing.
Tucker, Spencer C. (2010). The Encyclopedia of Middle East Wars: The United States in the
Persian Gulf, Afghanistan, and Iraq Conflicts. California: Abc Clio, LLC.
Etnis Alawit …, Raniah, FIB UI, 2016
21
Website:
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html, diakses pada 13