UNIVERSAL HEALTH COVERAGE TRACKING INDONESIA’S PROGRESS PRAKARSATALK #5 Senin, 20 Januari 2020 Ashley Hotel, Jakarta
UNIVERSAL HEALTH COVERAGETRACKING INDONESIA’S PROGRESS
PRAKARSATALK #5
Senin, 20 Januari 2020Ashley Hotel, Jakarta
• Universal Health Coverage (UHC) adalah suatu komitmen negara PerserikatanBangsa-Bangsa (PBB) untuk menyediakan akses layanan kesehatan secarainklusif tanpa mengalami kendala finansial.
• Konsep UHC tertuang dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem JaminanSosial Nasional (SJSN)
• Selama ini UHC hanya dilihat dari sisi kepesertaan JKN, padahal UHC memilikidimensi yang lebih luas, yaitu cakupan layanan, kualitas layanan, danperlindungan finansial untuk kesehatan.
• Diperlukan sebuah analisis untuk melihat perkembangan dan capaian UHC diIndonesia yang lebih komprehensif.
Latar Belakang Riset
Sumber: WHO & WORLD BANK 2017. Tracking universal health coverage: 2017 global monitoring report. World Health Organization.
Tujuan Riset
CakupanLayanan UHC
• Mengukur progres cakupan pelayanankesehatan diseluruh provinsi di Indonesia
PerlindunganFinansial
• Mengukur pengeluaran katastropik dan masyarakat yang termiskinkan akibatbiaya out-of-pocket untuk kesehatandiseluruh provinsi di Indonesia
Metodologi Riset
Sumber: WHO & WORLD BANK 2017. Tracking universal health coverage: 2017 global monitoring report. World Health Organization.
Cakupan Layanan UHC (3.8.1)
• Masyarakat menerima layanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasiatau paliatif dengan kualitas yang baik sehingga menunjang kesehatannya.
Perlindungan Finansial (3.8.2)
• Memastikan bahwa masyarakat yang menggunakan layanan kesehatantidak mengalami kendala finansial.
Mengadopsi Laporan “Tracking Universal Health Coverage: 2017 Global Monitoring Report”, riset ini menggunakan kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3(Good health and well-being).
• Kesehatan Reproduksi, Ibu, Bayi barulahir dan Anak (RMNCH)
• Penyakit Menular (ID)
• Penyakit Tidak Menular (NCDs)
• Kapasitas Layanan dan Akses (SC)
• Pengeluaran katastropik
• Pemiskinan akibat baiya out-of-pocket
Cakupan Layanan UHC Perlindungan Finansial
Sumber: WHO & WORLD BANK 2017. Tracking universal health coverage: 2017 global monitoring report. World Health Organization.
Data diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 dariKementerian Kesehatan, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan beberapa sumber lainnya sebagaipelengkap
CakupanLayanan UHC
• Nilai semua indikator cakupanlayanan UHC berupa indeksdengan range antara 0 – 100.
• Semakin tinggi indeksnya makacakupan layanan UHC lebihbaik.
• Semua indikator memilikibobot yang sama.
Sumber: Olahan penulis.
Sumber data: RISKESDAS 2018
Rumus Cakupan LayananDimensi Indikator Rumus
Kesehatan
Reproduksi, Ibu,
Bayi baru lahir
dan Anak
(RMNCH)
Penggunaan KB Modern 𝑋𝐹𝑎𝑚𝑖𝑙𝑦𝑃𝑙𝑎𝑛
100× 100 = 𝐼𝐹𝑎𝑚𝑖𝑙𝑦𝑃𝑙𝑎𝑛
Kelahiran oleh tenaga kerja terampil 𝑋𝐵𝑖𝑟𝑡ℎ𝑠𝐴𝑡𝑡𝑒𝑛𝑑100
× 100 = 𝐼𝐵𝑖𝑟𝑡ℎ𝑠𝐴𝑡𝑡𝑒𝑛𝑑
Imunisasi (DPT, HepB3 dan Campak) 𝑋𝐷𝑃𝑇100
× 100 = 𝐼𝐷𝑃𝑇
𝑋𝐻𝑒𝑝𝐵3
100× 100 = 𝐼𝐻𝑒𝑝𝐵3
𝑋𝑀𝑒𝑎𝑠𝑙𝑒𝑠100
× 100 = 𝐼𝑀𝑒𝑎𝑠𝑙𝑒𝑠
𝐼𝐷𝑃𝑇 + 𝐼𝐻𝑒𝑝𝐵3 + 𝐼𝑀𝑒𝑎𝑠𝑙𝑒𝑠
3
= 𝐼𝐼𝑚𝑚𝑢𝑛𝑖𝑠𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑠
Oral Rehydration Therapy untuk Diare 𝑋
100× 100 = 𝐼𝑂𝑅𝑆
Penyakit
Menular
(ID)
Penanganan Tuberkulosis 𝑋𝐶𝐷𝑅100
× 100 = 𝐼𝐶𝐷𝑅
𝑋𝑇𝑆𝑅100
× 100 = 𝐼𝑇𝑆𝑅
𝐼𝐶𝐷𝑅 + 𝐼𝑇𝑆𝑅2
= 𝐼𝑇𝐵𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒
Penderita HIV yang menerima perawatan ART (%) 𝑋𝐻𝐼𝑉100
× 100 = 𝐼𝐻𝐼𝑉
Masyarakat yang menggunakan sanitasi dasar (%) 𝑋𝑆𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎100
× 100 = 𝐼𝑆𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎
Dimensi Indikator Rumus
Penyakit tidak
menular
(NCDs)
Prevalensi tekanan darah normal (𝑋𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑 − 50)
(100 − 50)× 100
= 𝐼𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑
Penderita diabetes dengan perawatan 𝑋𝐷𝑖𝑎𝑏𝑒𝑡𝑒𝑠100
× 100 = 𝐼𝐷𝑖𝑎𝑏𝑒𝑡𝑒𝑠
Skrining kanker serviks(perempuan 30-49yrs) % 𝑋𝑆𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔
100× 100 = 𝐼𝑆𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔
masyarakat usia ≥ 15 tahun yang tidak merokok
dalam 30 hari terakhir
(𝑋𝑁𝑜𝑆𝑚𝑜𝑘𝑖𝑛𝑔 − 50)
(100− 50)× 100 = 𝐼𝑁𝑜𝑆𝑚𝑜𝑘𝑖𝑛𝑔
Kapasitas
Layanan dan
akses
(SC)
Tempat tidur Rumah Sakit per kapita𝑋𝐵𝑒𝑑𝑠1018
× 100 = 𝐼𝐵𝑒𝑑𝑠
Kepadatan pekerja kesehatan 𝑋𝑃ℎ𝑦𝑠𝑖𝑐1000.9
× 100 = 𝐼𝑃ℎ𝑦𝑠𝑖𝑐
𝑋𝑆𝑢𝑟𝑔𝑒𝑜𝑛𝑠
14× 100 = 𝐼𝑆𝑢𝑟𝑔𝑒𝑜𝑛𝑠
𝑋𝑁𝑢𝑟𝑠𝑒𝑠 + 𝑋𝑀𝑖𝑑𝑤𝑖𝑣𝑒𝑠 + 𝑋𝐶𝐻𝑊1004.45
× 100
= 𝐼𝑂𝑡ℎ𝑒𝑟
𝐼𝑃ℎ𝑦𝑠𝑖𝑐 + 𝐼𝑆𝑢𝑟𝑔𝑒𝑜𝑛𝑠 + 𝐼𝑂𝑡ℎ𝑒𝑟
3
= 𝐼𝐻𝑒𝑎𝑙𝑡ℎ𝑊𝑜𝑟𝑘𝑒𝑟
Akses terhadap obat-obatan esensial 𝑋𝑀𝑒𝑑𝑖𝑐𝑖𝑛𝑒𝑠100
× 100 = 𝐼𝑀𝑒𝑑𝑖𝑐𝑖𝑛𝑒𝑠
Sumber: Olahan penulis.
1. Pengeluaran Katastropik – terjadi ketika rumah tangga membelanjakan lebihdari 10 persen dari total konsumsi mereka untuk perawatan kesehatan yang dilihatdari biaya out-of-pocket.
2. Pemiskinan karena biaya out-of-pocket – terjadi ketika rumah tangga yang berada di atas garis kemiskinan terpaksa mengalihkan konsumsi untuk kebutuhanpokok, seperti makanan, tempat tinggal dan pakaian akibat biaya out-of-pocket. Indikator ini akan dihitung berdasarkan garis kemiskinan USD 1,90 dan USD 3,10 per kapita per hari dan garis kemiskinan nasional tahun 2018 (Rp401.220 per kapita per bulan).
Perlindungan Finansial
Biaya out-of pocket berupa: (1) biaya pelayanan pengobatan/kuratif (termasuk biaya melahirkan dan obat yang tidak dapat dirinci), (2) biaya obat (hanya obat yang dibeli di apotik, toko obat, dsb),(3) biaya pelayanan pencegahan/preventif dan 4) biaya transportasi untuk perawatan kesehatan.
Sumber data: SUSENAS 2018
Sumber: Olahan penulis.
Hasil Pengukuran Cakupan Layanan UHC
Sumber: Olahan penulis.
Semakin gelap warnanya maka semakin tinggi indeks cakupanlayanan UHC, sehingga cakupan layanan UHC lebih baik.
Provinsi Kesehatan
Reproduksi, Ibu, Bayi
baru lahir dan Anak
Penyakit
Menular
Penyakit Tidak
Menular
Kapasitas Layanan
dan Akses
Cakupan Layanan
UHC
Aceh 55 56 51 77 60Sumatera Utara 57 62 48 69 59Sumatera Barat 65 54 53 69 60Riau 60 63 51 60 58Jambi 69 57 52 67 61Sumatera Selatan 67 61 49 62 60Bengkulu 70 57 49 68 61Lampung 71 65 51 58 61Kep. Bangka Belitung 70 66 55 66 65Kep. Riau 65 61 52 70 62DKI Jakarta 70 73 51 86 70Jawa Barat 67 65 43 53 57Jawa Tengah 69 62 46 60 59DI Yogyakarta 73 61 51 84 67Jawa Timur 70 61 47 61 60Banten 64 64 48 51 57Bali 76 60 56 77 67Nusa Tenggara Barat 71 54 51 58 59Nusa Tenggara Timur 59 52 48 52 53Kalimantan Barat 63 54 46 59 55Kalimantan Tengah 62 57 46 59 56Kalimantan Selatan 67 62 47 64 60Kalimantan Timur 68 61 46 78 63Kalimantan Utara 71 66 51 71 65Sulawesi Utara 65 58 48 79 63Sulawesi Tengah 62 56 49 70 59Sulawesi Selatan 63 69 49 73 63Sulawesi Tenggara 64 61 50 63 59Gorontalo 66 62 49 73 63Sulawesi Barat 57 45 48 59 52Maluku 51 50 49 69 55Maluku Utara 51 50 49 62 53Papua Barat 51 51 51 70 56Papua 63 50 49 64 57Indonesia 65 59 49 67 60
Indeks Dimensi CakupanLayanan UHC per Provinsi,
2018
Sumber: Olahan penulis.
• Nilai indeks untuk Kesehatan Reproduksi, Ibu, Bayi baru lahir dan Anak secara keseluruhan di Indonesia adalah 65.• Tertinggi: Bali, 76• Terendah: Maluku, Maluku Utara and Papua, 51
• Penggunaan KB modern di Indonesia masih rendah yaitu 58.• Tertinggi: Bengkulu, 71• Terendah: Papua Barat, 25
• Kelahiran oleh tenaga kerja terampil di Indonesia sudah tinggi yaitu 92, namun Angka KematianIbu (AKI) di Indonesia masih tinggi.
• Aceh memiliki indeks imunisasi yang terendah di Indonesia yaitu 38, sedangakan rata-rata indeksimunisasi di Indonesia adalah 72. Berikut adalah rincian indeks imunisasi di Aceh:• DPT: 22• HepB3: 54• Campak: 38
• Penggunaan ORS di Indonesia masih sangat rendah yaitu 36. Ironisnya, diare adalah penyebabutama kematian anak dibawah usia lima tahun.
Dimensi Kesehatan Reproduksi, Ibu, Bayibaru lahir dan Anak (RMNCH)
• Nilai indeks untuk Penyakit Menular di Indonesia secara keseluruhan adalah 59.• Tertinggi: DKI Jakarta, 73• Terendah: Sulawesi Barat, 45
• Seluruh provinsi di Indonesia (kecuali DKI Jakarta) memiliki nilai indeks PenyakitMenular dibawah 70.
• Penggunaan ART untuk penderita HIV masih sangat rendah yaitu 34. Lebih lanjut, daerah timur Indonesia memiliki nilai indeks yang jauh lebih rendah daripadadaerah barat Indonesia.• Sulawesi Barat: 8• Maluku: 17• Papua: 18
• Walaupun program penanganan tuberkulosis sudah dilaksanakan, nilai indeksnyamasih cukup rendah yaitu 66.
Dimensi Penyakit Menular (ID)
Nilai indeks untuk Penyakit Tidak Menular secara keseluruhan di Indonesia adalah49.
• Tertinggi: Bali, 56• Terendah: Jawa Barat, 34
• Skrining untuk deteksi kanker serviks sangat rendah, hanya 9 di Indonesia• Papua: 1• Sulawesi Tenggara: 1• Banten: 2
• Prevalensi tekanan darah normal di Indonesia masih rendah yaitu 55• Tertinggi: Aceh dan Riau, 66• Terendah: DKI Jakarta, 41
• Upaya untuk mengurangi prevalensi merokok masih kurang, ditunjukkan bahwaindeks usia ≥15 tahun yang tidak merokok hanya 44 di Indonesia
• Perawatan untuk diabetes memiliki nilai indeks yang tinggi, yaitu 90. Tetapi, nilaiini tidak mencerminkan prevalensi diabetes di Indonesia
Dimensi Penyakit Tidak Menular (NCDs)
• Nilai indeks untuk Kapasitas Layanan dan Akses secara keseluruhan di Indonesia adalah 67.• Tertinggi: DKI Jakarta, 86
• Terendah: Banten, 51
• Kepadatan pekerja kesehatan di Indonesia masih sangat rendah yaitu 38.• Tertinggi: DKI Jakarta, 62
• Terendah: Jawa Barat dan Banten, 17
• Akses terhadap obat-obatan esensial sudah tinggi, yaitu 92.
Dimensi Kapasitas Layanan dan Akses (SC)
Perlindungan FinansialPengeluaran katastropik lebih dari 10%
Sumber: Olahan penulis.
Semakin gelap warna, maka semakin tinggi pengeluarankatastropik, sehingga perlindungan finansial lebih buruk.
PengeluaranKatastropik,
2018
Sumber: Olahan penulis.
• Pengeluaran katastropik di Indonesia masih tinggi. Biaya out-of-pocket untuk kesehatan pada tahun 2018 adalah Rp241.716 per kapita per tahun. • 13 juta jiwa membelanjakan lebih dari 10 persen dari total konsumsi untuk biaya
kesehatan.
• 2,5 juta jiwa membelanjakan lebih dari 25 persen dari total konsumsi untuk biayakesehatan.
• Pengeluaran katastropik yang tinggi terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatera, sedangkan provinsi di Pulau Kalimantan dan di timurIndonesia memiliki pengeluaran katastropik yang rendah.
Pengeluaran Katastropik
Sumber: Olahan penulis.
Semakin gelap warnanya maka semakin tinggi pemiskinan akibatbiaya out-of-pocket, sehingga perlindungan finansial lebih buruk.
Pemiskinan akibat biaya out-of-pocket (garis kemiskinan nasional 2018)
Pemiskinan akibatbiaya out-of-pocket
untuk Kesehatan, 2018
Provinsi Number of people pushed below the $1.90 poverty line by out-of-pocket
health care expenditure
Number of people pushed below the $3.10 poverty line by out-of-pocket health care expenditure
Number of people pushed below the BPS poverty line 2018 by out-of-pocket health care expenditure
Aceh 13.023 70.888 26.697
Sumatera Utara 21.197 115.338 70.318
Sumatera Barat 4.791 23.434 39.774
Riau - 35.354 30.684
Jambi 5.025 24.843 14.754
Sumatera Selatan 35.554 68.569 34.031
Bengkulu 2.447 16.970 10.830
Lampung 26.328 105.216 46.968
Kep. Bangka Belitung - 5.304 4.352
Kep. Riau 336 6.472 6.511
Dki Jakarta - 13.754 38.524
Jawa Barat 118.723 398.630 95.812
Jawa Tengah 260.738 632.314 295.843
Di Yogyakarta 20.005 49.747 14.710
Jawa Timur 201.959 592.942 344.880
Banten 2.862 59.006 41.590
Bali 6.687 18.107 16.494
Nusa Tenggara Barat 17.849 42.732 8.186
Nusa Tenggara Timur 17.742 53.786 12.435
Kalimantan Barat 9.856 39.424 16.694
Kalimantan Tengah 3.118 12.575 8.594
Kalimantan Selatan 3.549 37.378 4.739
Kalimantan Timur 219 5.400 18.434
Kalimantan Utara - 3.433 6.563
Sulawesi Utara 15.316 20.340 6.923
Sulawesi Tengah 8.517 27.943 10.273
Sulawesi Selatan 15.602 61.711 21.845
Sulawesi Tenggara 8.274 16.019 7.430
Gorontalo 8.307 8.055 7.073
Sulawesi Barat 3.455 11.043 3.377
Maluku 574 14.252 6.204
Maluku Utara 1.002 9.629 7.271
Papua Barat 584 1.646 1.487
Papua 5.687 5.659 3.080
Indonesia 839.326 2.607.913 1.283.380 Sumber: Olahan penulis.
• Pemiskinan akibat biaya out-of-pocket untuk Kesehatantergolong rendah.• Garis kemiskinan USD 1.90 per hari: 0,22% (839 ribu jiwa)
• Garis kemiskinan USD 3.10 per hari: 0,74% (2,6 juta jiwa)
• Garis kemiskinan nasional (Rp401.220 per bulan): 0,41% (1,2 juta jiwa)
• Dengan menggunakan data tahun 2011, WHO menemukan bahwa pemiskinanakibat biaya kesehatan Indonesia adalah 0,07 persen untuk garis kemiskinan US $1.90 per hari dan 0,06 persen untuk garis kemiskinan US $3.10 per hari
Pemiskinan akibat Biaya out-of-pocket untukKesehatan
• Indeks cakupan layanan UHC di Indonesia adalah 60 pada 2018 dan belumoptimal. selain itu ketimpangan cakupan layanan UHC antar provinsi cukuptinggi (tertinggi di DKI Jakarta dengan nilai 70 dan terendah di Sulawesi Barat dengan nilai 52).
• Kesadaran masyarakat mengenai layanan yang disediakan masih rendah.
• Tingginya prevalensi merokok dan pola hidup yang tidak sehat menyebabkanmeningkatnya beban penyakit menular dan penyakit tidak menular.
• Biaya out-of-pocket untuk kesehatan masih tinggi.
• Provinsi dengan indeks cakupan layanan yang rendah cenderung memilikipengeluaran katastopik yang rendah untuk kesehatan, dan begitu pula dengansebaliknya.
Kesimpulan
Matriks Cakupan Layanan UHC dan PerlindunganFinansial (beberapa Provinsi)
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan TimurSulawesi SelatanGorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Papua Barat
Papua
5055
6065
70
Caku
pan
Laya
nan
UH
C
0 2 4 6 8Persentase Pengeluaran Katastropik lebih dari 10%
Cakupan layanan UHC & perlindunganfinansial lebih baik
Cakupan layanan UHC lebih baik & perlindunganfinansial lebih buruk
Cakupan layanan UHC lebih buruk & perlindungan finansiallebih baik
Cakupan layanan UHC & perlindungan finansiallebih buruk
Median:• Cakupan Layanan
UHC: 60• Perlindungan
Finansial: 3,5265%
Sumber: Olahan penulis.
• Mengurangi ketimpangan dengan cara membangun infrastruktur dan fasilitas kesehatan, termasuk pemerataan distribusi tenaga kesehatanyang lebih merata terutama di provinsi yang memiliki indeks cakupanlayanan yang rendah.
• Perlu ada koordinasi lintas sektoral untuk memperkuat strategi promosidan preventif kesehatan.
• Meningkatkan upaya dalam mendorong pola hidup sehat, salah satunyamengeluarkan kebijakan ekstensifikasi barang kena cukai yang dianggapberbahaya bagi kesehatan masyarakat.
• Merumuskan komponen survei yang lebih komprehensif terkait biayaout-of-pocket untuk perawatan kesehatan.
Rekomendasi Kebijakan