Ummi Suraya dan Haryuni Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 19. No. 2, April 2014 – ISSN 1402-2006 1 KELIMPAHAN UDANG JERBUNG (Penaeus indicus) DAN UDANG BROWN (Metapenaeus ensis) DI PERAIRAN PESISIR SERUYAN KALIMANTAN TENGAH (Abundance of Jerbung Shrimp and Brown Shrimp in the Waters of Seruyan Coastal- Central Kalimantan) UMMI SURAYA dan HARYUNI Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya (UNPAR) E-mail: [email protected]ABSTRACT This study aims to determine the density Jerbung Shrimp shrimp (Penaeus indicus ) and Brown Shrimp (Metapenaeus ensis ), and obtain the distribution of Jerbung Shrimp (Penaeus indicus ) and Brown Shrimp (Metapenaeus ensis ) based on the depth of the coastal waters in Seruyan District. The number of the caught of Brown Shrimp (Metapenaeus ensis) was 889 individuals (3,893 grams ) and Jerbung shrimp (Penaeus indicus ) was 6282 individuals (20 575g) . For Brown Shrimp (Metapenaeus ensis ) , the lowest catch was obtained in (zone III , line 1 = 14 animals) and the highest (zone I, line 1 = 537 animals). For Jerbung Shrimp ( Penaeus indicus ) , the lowest catch was obtained in ( zone III , lane 3 = 331 animals) and highest (zone II , Line 1 = 2681 tail) . The comparison of Brown Shrimp catch composition is always less than that of shrimp Jerbung sweep in all areas, except the first zone lane 1 , Brown Shrimp amounted to 537 individual compared to Shrimp Jerbung only amounted to 288 individuals. Brown shrimp carapace length (Metapenaeus ensis ) = 8.mm minimum and maximum carapace length = 39.mm while Jerbung shrimp ( Penaeus indicus ) minimum = maximum = 7 mm and 34 mm . Comparison of length distribution carapace between Brown Shrimp (Metapenaeus ensis ) with Jerbung shrimp (Penaeus indicus) in nearly all trawling area is always longer than the Brown Shrimp Shrimp Jerbung, except in zone I and zone III line and line 3. Keywords: abundance, distribution, Penaeus indicus, Metapenaeus ensis PENDAHULUAN Kabupaten Seruyan merupakan pemekaran dari kabupaten induknya Kotawaringin Timur sejak tahun 2002. Kabupaten Seruyan merupakan salah satu diantara tujuh kabupaten di Kalimantan Tengah yang mempunyai wilayah pesisir dengan memilki panjang garis pantai kurang lebih 100 km (www.seruyankab.go.id). Sumberdaya udang dan crustasea merupakan komoditas ekspor bagi sektor perikanan sehingga menjadi jenis sasaran (target spesies) yang cukup penting usaha penangkapan di laut. Perairan pesisir Kabupaten Seruyan sampai saat ini masihmerupakan perairan yang cukup potensialdalam perikanan yang menurutLaporan Tahunan Perikanan Kabupaten Seruyanproduksinya sekitar5.974ton tahun 2011 (BPS Kab. Seruyan, 2011). Produksi ikan yang melimpah terutama pada jenis udang (udang brown, udang putih/manis, udang tiger, udang sayur dan udang galah). Akan tetapi sebarandari populasi udang itu sendiri di perairantersebut masih belum banyak diketahui.Sehingga dalam operasipenangkapannya, nelayan hanyamelakukannya atas dasar pengalamanmereka pada operasi penangkapanterdahulu. Hal ini akanmenimbulkantidak efisiennya operasi penangkapan,karena para nelayan belum dapat secaralangsung
13
Embed
Ummi Suraya dan Haryuni - upload.unmul.ac.idupload.unmul.ac.id/do.php?downf=b2771-Ummi-Suraya-KelimPahan-Udang... · Kab. Seruyan, 2011). Produksi ikan yang melimpah terutama pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ummi Suraya dan Haryuni
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 19. No. 2, April 2014 – ISSN 1402-2006 1
KELIMPAHAN UDANG JERBUNG (Penaeus indicus)
DAN UDANG BROWN (Metapenaeus ensis)
DI PERAIRAN PESISIR SERUYAN KALIMANTAN TENGAH
(Abundance of Jerbung Shrimp and Brown Shrimp
in the Waters of Seruyan Coastal- Central Kalimantan)
UMMI SURAYA dan HARYUNI
Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan,
Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya (UNPAR)
aCw / = Rata-rata hasil tangkapan persatuan area dr semua tarikan.
b
= rata-rata biomassa persatuan luas (Kg/Km2).
(4) .................................,1
*/
X
A
BaCw
dimana:
B = dugaan total biomassa pada suatu fising ground (Kg/ Km2)
.
A = Luas keseluruhan perairan yang disurvei (Km2).
X1 =
0.5 (Isarankura, 1971; Saeger, Martosubroto dan Pauly, 1980 dalamSparre
dan Venema, 1999).
5. Distribusi/sebaran Udang
Untuk mendapatkan ketepatan hasil estimasi biomassa karena distribusi dari udang berdasarkan
siklus hidupnya sangat terkait dengan kedalaman (isodept) dari dasar perairan. Stratifikasi berdasarkan
faktor kedalaman, yaitu:a) jalur 1 (< 5 m); b) jalur 2 (sekitar 5 – 10 m); dan c) jalur 3( > 10 M). Sehingga
akan di dapatkan disribusi/sebaran berdasarkan data ukuran panjang/berat udang.
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel, tabulasi dan grafik,
selanjutnya deskriptif statistik digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh.
HASIL PENELITIAN
1. Keadaan Umum Daerah Penelitian
Kabupaten Seruyan terletak di posisi geografis antara 111º 49’ BT - 112º 84’BT dan 0º 77’ LS -
3º 56’LS, yang memiliki luas wilayah kurang lebih 16.404 Km2/1.670.040,76 Ha(BPS Kab. Seruyan,
2012). Beberapa sungai yang membelah wilayah daratan di pesisir Kabupaten Seruyan yaitu dari muara
sungai Seruyan ke arah timur, diantaranya : 1) Sungai Bakau; dan 2).Sungai Amin Klaru. Sedangkan
kearah barat, diantaranya: 1). Sungai Udang ; 2) Sungai Patin; 3) Sungai Sarai; 4)Sungai Gintung; dan 5)
Sungai Perlu dan lainnya yang kesemuanya bermuara ke Laut Jawa.
Secara administrasi wilayah Kabupaten Seruyan memilki batas-batas sebagai berikut: a) Sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat; b) Sebelah Selatan berbatasan
dengan Laut Jawa; c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten
Katingan; dan d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten
Lamandau. Peta administrasi Kabupaten dapat dilihat pada Seruyan Gambar 2.
Ummi Suraya dan Haryuni
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 19. No. 2, April 2014 – ISSN 1402-2006 5
Gambar 2. Peta administrasi Kabupaten Seruyan
2. Luas Area Sapuan Lampara Dasar/Trawl
Pengambilan sampel udang dilaksanakan selama 4 kali sampling dengan selang waktu pengambilan
selama 30 hari dengan menggunakan lampara/trawlpada tiga zona/stasiun penelitian yang sudah
ditentukan yaitu : a) zona I; b) zona II ; dan c) zona III. Dan dikombinasikan pada tiga strata kedalaman
laut, yaitu: a) jalur 1 : kedalam laut < 5 meter;b) jalur2 : kedalaman laut 5 – 10 meter; dan b) jalur3 :
kedalaman laut >10 meter. Penetapan zona/stasiun penelitian dan strata kedalaman dianggap dapat
mewakili kondisi daerah penelitian. Dari tiga zona/stasiun penelitian dan tiga strata kedalaman laut
tersebut maka ditetapkan sembilan kombinasi area sapuan trawl selama penelitian. Pada saat
dilaksanakan sampling I ditentukan titik-titik ordinatnya (Tabel 5.1, kolom d dan e). Dengan
menggunakan pilihan piture tracking pada GPS maka setiap sampling-sampling selanjutnya diusahakan
area sapuan trawl selalu mendekati ordinat yang sudah didapatkan pada sampling I tersebut.
Berdasarkan pengoperasian alat tangkap trawl yang dilaksanakan pada saat penelitian didapatkan
luasan sapuan (swept area) trawl pada masing-masing area sapuan (Tabel 1, kolom f), dimana :
V = 304 sampai 712 (m/jam). t = 0,5 jam. hr = 7 m X2 = 0.5 Adanya kisaran nilai kecepatan V = 304 sampai 712 (m/jam) pada saat penarikan trawl (towing)
diperkirakan karena adanya perbedaan kecepatan arus yang tidak sama pada masing-masing area sapuan
sehingga mempengaruhi kecepatan kapal pada saat towing. Dengan Kisaran kecepatan tersebut maka
luas sapuan trawl berkisar antara 532,2 – 1246,1 m2. Sehingga satu kali towing rata-rata luas area sapuan
trawl adalah 928,9 m2.
Tabel.1 Luasan dan area sapuan trawl serta ordinatnya pada saat setting - hauling
No. Area Sapuan Way Point Ordinat Luas Sapuan
Lintang Selatan Bujur Timur (m2)
a b c d e f
1 Zona I, jalur 1 Setting 030 26. 394' 1120 36. 631'
1221,2 Hauling 030 25. 762' 1120 37. 705'
2 Zona I, jalur 2 Setting 030 27. 724' 1120 36. 284' 558,5
Ummi Suraya dan Haryuni
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 19. No. 2, April 2014 – ISSN 1402-2006 6
No. Area Sapuan Way Point Ordinat Luas Sapuan
Lintang Selatan Bujur Timur (m2)
a b c d e f
Hauling 030 28. 165' 1120 35. 923'
3 Zona I, jalur 3 Setting 030 27. 716' 1120 37. 667'
532,2 Hauling 030 28. 014' 1120 37. 213'
4 Zona II, jalur 1 Setting 030 27. 058' 1120 32. 037'
971,3 Hauling 030 27. 072' 1120 33. 028'
5 Zona II, jalur 2 Setting 030 28. 088' 1120 33. 103'
1246,1 Hauling 030 27. 896' 1120 34. 460'
6 Zona II, jalur 3 Setting 030 28. 492' 1120 34. 217'
980,7 Hauling 030 28. 529' 1120 33. 733'
7 Zona III, jalur 1 Setting 030 27. 111' 1120 30. 649'
1068,8 Hauling 030 27. 289' 1120 31. 725'
8 Zona III, jalur 2 Setting 030 28. 135' 1120 31. 231'
917,9 Hauling 030 28. 205' 1120 30. 297'
9 Zona III, jalur 3 Setting 030 28. 513' 1120 29. 940'
863,4 Hauling 030 28. 502' 1120 30. 821'
Rata-rata 928,9
3. Kelimpahan Udang Jerbung (Penaeus indicus) dan Udang Brown (Metapenaeus ensis)
Udang yang didapatkan dengan menggunakan alat tangkap lampara dasar (trawl) di daerah pesisir
kabupaten Seruyan selama penelitian terdiri dari beberapa jenis. Hasil tangkapan dikelompokkan
berdasarkan jenis udangnya, yaitu: 1) Udang Krosok (Parapenaeopsis hardwickii); 2)Udang Brown