6 060 ( /9.lfl fr Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat, Tangerang. SKRIPSI Diajukan untulc memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta ••• Ulll Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh: MRoyani Nim: 105011000148 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA 2010/1431
99
Embed
Ulll - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1989/1/M Royani-FITK.pdf · 7. Dra. Euis Amalia Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah I Ciputat, Tangerang,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6 060 ( /9.lfl fr
Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTs
Muhammadiyah 1 Ciputat, Tangerang.
SKRIP SI Diajukan untulc memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
••• Ulll Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh: MRoyani
Nim: 105011000148
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
2010/1431
PERAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS GUNA
MENINGKA TKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs
MUHAMMADIYAH 1 CIPUTAT, TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.D pada Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguman
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
Pembimbing I
NIP:150033454
Oleh:
MRoyani
Nim:105011000148
Dibawah Bimbingan ·
NIP: 150268585
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul: "Peran Guru Dalam Pegelolaan Kelas Guna
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat, Tangerang''. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada, Kamis 14 Januari 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd.I) dalam bidang pendidikan agama.
Jakarta, 14 Januari 2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA. NIP: 195812011988031002
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Drs. Sapiudin Shidig, MA. NIP: 196703282000031001
Penguji I
Dra. Zikri N eni I ska, M .Psi NIP: 196902061995032001
Penguji II
Drs. Abdul Haris, MA. NIP: 196609011995031001
Mengetahui:
.. ~
·~ ··················
~fa.;~ .... L~x fa~~~~(
Dekan Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan
i~
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu ( S 1 ) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Ciputat, Januari 2010
KATA PENGANTAR
~)I if'" )I .3J I r-"°1
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Peran
Guru Dalam Pegelolaan Kelas Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadits (Studi Kasus di MTs Muhammadiyah 1
Ciputat, Tangerang)". Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan
ke zaman yang penuh dengan ilmu dan teknologi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempumaan
sebagaimana yang diharapkan walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah
diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki demi
terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi beberapa pihak yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini, sehingga patut kiranya penulis ucapkan terima
kasih yang sebesar-besamya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U1N Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U1N SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Drs. H. M. Alisuf Sabri dan Thu Dra. Manerah dosen pembimbing skripsi
yang selalu sabar dan teliti dalam mengoreksi dan membimbing penulis
dalam membuat skripsi ini.
4. Yudhi Munadi M.Ag dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
pengarahan dan masukan kepada penulis.
5. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada
umumnya dan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya yang telah
memberikan kontribusi pemikiran melalui pengajaran dan diskusi yang
berkaitan dengan skripsi ini.
7. Dra. Euis Amalia Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah I Ciputat,
Tangerang, Banten. Serta para guru yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Buat ayahanda Rasdi dan ibunda Suiroh tercinta, yang telah merawat,
membesarkan, mendidik, dan mencurahkan kasih sayang serta tak bosan
bosannya memberikan bantuan secara moril, materil, semangat dan do'a buat
penulis.
9. Buat adiku tercinta Isnan Apriyanto yang telah memberikan wama-wami
dalam kehidupan penulis.
I 0. Buat Hakimatunisa yang tiada henti memberikan spirit dan motivasi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Seluruh teman-teman Mahasiswa satu Angkatan 2005 khususnya kelas D dan
kelas sejarah yang selalu bercanda, bertukar pikiran dan telah memberi wama
warni kehidupan penulis, khususnya anank, H yasir, benks, endah, kholid,
najam, irsyad, bang haji, terima kasih untuk semua dukungan dan perhatian
yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap dan berdo'a kepada Allah SWT, agar seluruh pengorbanan yang
telah diberikan kepada penulis, akan mendapatkan balasan yang setimpal disisinya,
jazakumullah khairan katsiran.
Jakarta, Januari, 2010
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ................................................................. i
])Alfl'ARISI ............................................................................ iii
Il.t\..F"l'i\Jl 'I'i\lJ.F:{;....................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN ..... ..................................................... 1
sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dengan batasan
pengertian tersebut, maka ada tiga persyaratan untuk dapat terjadinya.3
Pertama
Ke du a
Ketiga
: Sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama bersama
sama menerima pelajaran, tetapi jika bukan pelajaran yang sama
dari guru yang sama, namanya bukan kelas.
: Sekelompk anak yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama, tetapi dari guru yang berbeda, namanya juga
bukan kelas.
: Sekelompok anak yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama, tetapi jika pelajaran tersebut diberikan secara
bergantian, namanya juga bukan kelas.
Pengertian yang dikemukakan tersebut adalah pengertian menurut pandangan
didaktik. Sedangkan kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua
pandangan, yaitu:
I. Pandangan dari segi siswa; seperti dalam contoh pembicaraan:
"Di kelas saya terdapat 20 siswa putra dan 15 siswa putri".
"Juara kelas III-B mempunyaijumlah nilai 108 pada EBTA".
"Nilai rata-rata untuk matematika di kelas V adalah 5".
2. Pandangan dari segi ftsik; seperti dalam contoh pembicaraan:
"Kelas ini berukuran 6 x 8 meter persegi''.
"Kita pindah ke kelas yangbesar, kalau di sini tidak muat".
"Kelasnya barn selesai dicat".
Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding,
tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar
mengajar.
2. Kelas dalam arti luas, adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi
menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan
kegiatan belajar mengajar yang kreatifuntuk mencapai suatu tujuan.
3 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, h. 175.
9
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pengertian pengelolaan kelas adalah
kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Menurut Made Pidarta
dengan mengutip pendapat Lois V. Johnson dan Mary A. Bany, bahwa
pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat
terhadap problema dan situasi kelas.4 Dalam ha! ini guru bertugas menciptakan,
mempertahankan dan memelihara sistem/organisasi kelas.
Suharsimi Arikunto juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar mengajar atau yang
membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana
kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Suharsimi memahami pengelolaan kelas
ini dari dua segi, yaitu pengelolaan kelas yang menyangkut siswa, dan
pengelolaan fisik (ruangan, perabot dan alat-alat pelajaran).5
Pengertian di atas menunjukan adanya beberapa vaiiabel yang perlu dikelola
secara sinergik, terpadu dan sistemik oleh guru, yaitu: (1) ruang kelas,
menunjukan batasan lingkungan belajar, (2) usaha guru, tuntutan adanya dinarnika
kegiatan guru dalam mensiasati segala kemungkinan yang terjadi dalam
lingkungan belajar, (3) kondisi belajar, merupakan batasan aktivitas yang harus
diwujudkan dan (4) belajar yang optimal, merupakan ukuran kualitas proses yang
mendorong mutu sebuah produk belajar.6
Wilford A. Weber (James M. Cooper, 1995 : 230) mengemukakan bahwa
Classroom management is a complex set of behaviors the teacher uses to establish
and maintain classroom conditions that will enable students to achieve their
instntctional objectives efficiently - that will enable them to learn. Definisi
tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan kelas merupakan seperangkat perilaku
yang kompleks dirnana guru menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi
kelas yang akan memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran secara
efisien.7
4 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, h. 176-177. 5 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, h. 176. 6 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutilmo, Strategi Be/ajar Mengajar Me/a/ui Penanaman
Konsep Umum Dan Konsep Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet ke-1, h. 103. 7 http://www.bpkpenabur.or id/files/Hal.64-80. Efektivitas. Pengelolaan Kelas.pdf
10
Sedangkan menurnt Sudinnan N, dkk, pengelolaan kelas adalah upaya
mendayagunakan potensi kelas. Hadawi Nawawi mengatakan bahwa pengelolaan
kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas
luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien
untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid. 8
Dalam pengertian yang lain dikemukakan bahwa pengelolaan kelas
merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam :fungsinya
sebagai penanggungjawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang
tepat masalah yang ada dan kararkteristik kelas yang dihadapi. 9
Demikian pengertian pengelolaan kelas dari para ahli yang dapat dikemukakan
dan tentu saja masih banyak lagi pendapat ahli-ahli lainnya. Penulis dapat
simpulkan, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh seorang guru dengan tujuan agar terjadi suatu proses belajar
mengajar dengan situasi dan kondisi yang efektif, kondusif dan menyenangkan,
sehingga tercapai suatu pembelajaran yang optimal dan menghasilkan.
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Agar proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan s1swa
mendapatkan hasil yang memuaskan, maka didalam pengelolaan kelas diperlukan
adanya suatu tujuan supaya dalam mengelola kelas mendapatkan hasil yang
signifikan. Akan sia-sia upaya seorang guru didalam menciptakan pengelolaan
kelas tanpa adanya suatu tujuan yang dimaksud.
Pengelolaan kelas mempunyai beberapa tujuan, yang antara lain adalah: 10
8 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, h. 177. 9 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Be/ajar Mengajar Me/alui Penanaman
Konsr, Umum Dan Konsep Islam, h. 103. 1 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Be/ajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995), Cet. Ke-6, h. 83.
11
a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
tingkah lakunya.
b. Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata
tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru mernpakan suatu
peringatan dan bukan kemarahan.
c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta
bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak didik di kelas itu dapat bekarja dengan tertib sehingga segera tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator dari
sebuah kelas yang tertib adalah sebagai berikut: 11
a. Setiap anak terns bekarja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti
karena tidak tahu akan tugas yang hams dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b. Setiap anak terns melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya
setiap anak akan bekerja scepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai
hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi
kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa
untuk memperoleh hasil yang diharapkan. 12
3. Cara Pengelolaan Kelas
Suatu yang bakal menalrjubkan kelas adalah apabila guru dapat merancang
pengajaran yang memuaskan siswa, memanfaatkan serangkaian kecerdasan siswa,
melejitkan motivasi dan menyiapkan siswa untuk meraih sukses. Pengelolaan
11 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, h. 178. 12 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT: Remaja Rosdakarya, 2001,
Cet ke-13.h. 10.
12
kelas memmjukan kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar
yang efektif, pengelolaan kelas menunjukan kepada pengaturan peserta didik,
maupun pengaturan fasilitas, dalam hal ini pengaturan fasilitas mencakup
pengaturan ventilasi, penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan.
a. Pengaturan Ruang Kelas dan Peserta didik
Belajar merupakan respon atas segala stimulus yang diterima oleh si
pembelajar. Semakin banyak stimulus yang masuk maka semakin banyak peluang
belajar terjadi pada siswa, demikian pula sebaliknya. Dhorty, yang dikutip Bobbi
dePorter dkk, melalui basil penelitiannya menyebutkan bahwa lingkungan yang
ditata secara bagus untuk mendukung belajar harus dilakukan. Ia berkata "Belajar
itu segar, hidup penuh semangat atau datang dan jelajahi". Apa yang dikatakan
lingkungan kelas anda? Dari cara poster ditempelkan di dinding, pengaturan
bangku yang rapih, penyusunan aksesoris kelas yang elegan hingga tingkat
kebersihan kelas, tentu semuanya berbicara. 13
Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan
pengaturan/penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang
belajar hendaknya memungkinka anak duduk berkelompok dan memudahkan
guru ergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam
pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan: 14
1) Ukuran dan bentuk kelas.
2) Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa.
3) Jumlah siswa dalam kelas.
4) Jumlah siswa dalam setiap kelompok.
5) Jumlah kelornpok dalam kelas.
6) Kornposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan siswa
kurang pandai, pria dan wanita).
13 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Be/ajar Mengajar Me/a/ui Penanaman Kans"/'. Umum Dan Konsep Islam, h. 109.
1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, h. 204.
13
Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampiakan pesan yang memacu
atau menghambat belajar. Belajar bukan hanya menerima pidato guru tentang
bahan ajar, melainkan pula melalui pesan lingkungan yang diterima sistem saraf
otak. Bahkan belajar melalui segala peraga yang ada di jauh dapat dengan tiba
tiba menyalakan jalur saraf seperti nyalanya kembang api di malam hari. Segala
yang dapat kita lihat, biasanya memberikan inspirasi untuk melahirkan pikiran
yang orisinil. Demikian juga lingkungan belajar yang tertata rapih memberi
inspirasi berpikir yang cermat dan kekuatan belajar yang tak terhitung besarnya. 15
Ruang kelas bukan penjara kreativitas belajar, tetapi dapur kreativitas yang terus
mengalirkan inspirasi pikiran-pikiran brilian. Dari kelas pula proses mencetak
generasi muda yang handal. Maka optimalisasi sebuah ruang itu adalah sebuah
kewajiban khusus bagi pengajar.
b. Keterampilan Dalam Mengelola Kelas
Mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang
optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan atau melakukan
kegiatan remedial.
Keterampilan dalam mengelola kelas di kelompokkan menjadi dua macam
yaitu: 16
I) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan pengajar dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan hal-hal tersebut meliputi: 17
a) Menunjukkan sikap tanggap
Melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa "guru hadir
bersama dengan meraka" dan "tahu apa yang mereka perbuat". Kesan ini
15 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Be/ajar Mengajar Me/alui Penanaman Kons"f. UmumDanKonsepls/am, h.110.
1 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Be/ajar Mengajar, h. 83. 17 Moh. Uzer Usman, Me1yadi Guru Profesional, h. 98-100
14
dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas dengan seksama, gerak
mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap
gangguan serta kekacauan siswa.
b) Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang
efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual
dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok
Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu
kewaktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa,
menuntut tanggungjawab siswa.
d) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas.
e) Menegur
Teguran verbal yang efektif hams memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1). Tegas, jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu dan bertingkah
laku yang haruis dihentikan.
(2). Menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung
penghinaan.
(3). Menghindari ocehan yang berkepanjangan.
f) Memberi Penguatan
Pemberian penguatan dapat dilakukan kepada s1swa yang suka
mengganggu, yaitu dengan jalan menangkap siswa tersebut ketika ia
sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar, kemudian menegurnya.
Guru juga dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah
laku wajar dan dengan demikian menjadi contoh atau teladan tingkah laku
positif bagi siswa yang suka mengganggu.
2) Keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa
yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan
15
remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa
strategi/cara yang ddapat digunakan oleh guru adalah sebagai berikut:
a) Memodifikasi tingkah laku
Beberapa langkah yang dipergunakan untuk mengorganisasi tingkah laku ini
yaitu:
( 1) Metinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan.
(2) Memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan
dalam program remedial.
(3) Bekerjasama dengan rekan atau konselor.
( 4) Memiliki tingkah laku yang akan diperbaiki.
( 5) Mem variasikan pol a penguatan yang tersedia, misalnya dengan car a
meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajarkan tingkah laku
yang baru, mengurangi atau menghilangkan tingkah laku yang tidak
diinginkan dengan teknik tertentu misalnya penghapusan penguatan,
memberi hukuman, membatalkan kesempatan dan mengurangi hak.
b) Pengelolaan kelompok
Pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh guru sebagai
salah satu alternative dalam mengaatasi masalah-masalah pengelolaan kelompok.
Keterampilan yang diperlukan antara lain sebagai berikut:
(1) Memperlancar tugas.
(2) Memelihara kegiatan kelompok.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
4. Indikator Pengelolaan Kelas
Dari beberapa cara dalam pengelolaan kelas yang telah dijelaskan di atas, ada
beberapa indikator yang bisa menjadi acuan apakah pengelolaan kelas tersebut
sudah berhasil atau belum. Diantara indikator-indikator tersebut adalah:
1) Menunjukan sikap tanggap
2) Memberikan perhatian
3) Memusatkan perhatian kelompok
4) Memberikan petunjuk-petunjuk yangjelas
16
5) Menegur
6) Memberi penguatan
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata inggris motivation yang berarti dorongan,
pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti
mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab
dan daya penggerak.18 Motif adalab daya penggerak yang ada di dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu
tujuan.19 Secara serupa Winkels (dalam bukn Ali lmron; 87) mendefinisikan motif
adalab adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas
aktivitas tertentu demi rnencapai suatu tujuan tertentu pula.20 Sedangkan dalam
pandangan psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi
pendorong tirnbulnya suatu tingkab Iaku21
Dalarn Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalab usaba-usaba yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan
perbuatarmya.22
Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran menyebutkan
ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk rneninjau dan memahami
motivasi, yaitu: 23
18 Ali Imran, Be/ajar & Pembelajaran (Jakarta: PT Dunia PustakaJaya, 1996), Cet ke-1, h. 87. 19 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutilmo, Strategi Be/ajar Mengajar Melalui Penanaman
Kans"/ Umum Dan Konsep Islam, h. 19. 2 Ali lmran, Be/ajar & Pembe/ajaran, h. 87. 21 H. M. AlisufSabri, Psiko/ogi Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet ke-
3, h. 85. 22 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), Cet I, h. 593. 23 Oemar Hamalik, Kuriku/um & Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet ke-6, h.
106.
17
1) Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini
dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan
meramalkan tingkah laku orang lain.
2) Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk
tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya
apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah
laku lainnya.
Mc. Donald dalam bukunya Martinis Yamin, Profesiona/isasi Guro &
Implementasi KTSP, mendefinisikan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Dari definisi tersebut terdapat tiga unsur yang saling terkait,
yaitu: 24
1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan
perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di
dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena
perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi juga
perubahan energi yang tidak diketahui.
2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Mula-mula merupakan
ketegangan psikologis, lalu merupakan suatu emosi. Suasana emosi ini
menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin boleh
terjadi dan mungkin juga tidak, kita hanya melihat dalam perbuatan.
Seseorang merasa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku
pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang
baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak
memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan
hasil belajar yang baik. Oleh karena itu ia mengubah cara-cara belajarnya.
Dorongan ini ditimbulkan perasaan.
3) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi
yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu
24 Martinis Yamin, Profeslonalisasi Guru & Imp/ementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), Cet ke-2, h. 157-158.
18
tujuan. Contoh, seorang siswa kelas III SMA memilik.i harapan untuk
dapat diterima sebagai mahasiswa fakultas teknik. Siswa tersebut
memperoleh hasil belajar rendah pada mata pelajaran matematika, fisika
dan k.imia dalam ulangan harian. Menyadari ha! ini, maka siswa tersebut
mengambil kursus tambahan dan belajar lebih giat. Pada ulangan
berikutnya hasil belajarnya bertambah baik. Menyadari hasil belajar
bertambah baik tersebut, maka semangat belajar siswa semak.in tinggi.
Kalau seseorang sudah mempunyai suatu motivasi, maka ia ada dalam
ketegangan, dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa
yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan
seperangkat kebutnhan, yang oleh Maslow diklasifikasi menurut kekuatan gaya
pendorong atas lima kelompok, yaitu: 25
a. Kebutnhan fisiologis (antara lain: haus, lapar, seks).
b. Kebutnhan keamanan (antara lain menyelamatkanjiwa, ketertiban).
c. Kebutuhan berkerabat (antara lain: identifikasi, kasih sayang,
persahabatan).
d. Kebutnhan penghargaan ( antara lain: sukses, percaya diri, harga diri).
e. Kebutuhan berusaha ( antara lain: mengembangkan diri).
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu yang
diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.26 Motivasi mendorong dan
mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh
sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam
jabatan, menjadi politikus dan memecahkan masalah.27
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi
tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
25 Ivor K. Davies, Penge/o/aan Belajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cet ke-2, lt 215. 26 Ali lmran, Belajar & Pembe/ajaran, h. 88. 27 Martinis Yamin, Strategi Pembe/ajarn Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Gaung Persada Press,
2004), Cet ke-2, h. 80.
19
Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya
dan sangat sedikit pnla kesalaban dalam belajarnya.
2. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Klasifikasi Maslow penting bagi guru kelas, tetapi ha! itu tidak dapat
menunjukan strategi yang mana yang paling optimal untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Lagi pula klasifikasi itu tidak menyatakan babwa sesungguhnya ada
perbedaan yang penting antara tiga kebutuhan yang pertama dari Maslow dengan
kebutuhan dari kedua tingkat yang lebih tinggi untuk penghargaan dan aktualisasi
diri. Dalam uraian ini perlu diadakan pengelompokan atas dua jenis motivasi,
berdasarkan strategi yang digunakan untuk mencapainya.
1) Motivasi intrinsik
Motivasi belajar secara intrinsik sebenarnya memang telah ada. Ini sesuai
dengan teori Y, yang memandang babwa segala tindakan menusia, termasuk
belajar, adalab karena terdapatnya tanggungjawab internal pada diri manusia itu.
Manusia, dalam sudut pandang teori ini memang terrnasuk makhluk yang baik:
tinggi tanggungjawabnya, suka bekerja terrnasuk belajar, tinggi militansi kerja
atau belajarnya, selalu ingin berprestasi. Berarti dalam diri manusia sebenarnya
terdapat dorongan-dorongan yang kuat untuk belajar.28
M Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan, motivasi instrinsik ialab
motivasi yang timbnl dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat
hubunganuya dengan tujuan belajar.29
Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, dalam buktmya Strategi Be/ajar
Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islam, motivasi
intrinsik adalab motivasi yang berasal dari dalam diri individu sendiri tanpa
adanya paksaan dorongan orang lain, akan tetapi atas dasar kemauan sendiri. 30
Tadjab menyatakan babwa, motivasi intrinsik ialah suatu kegiatan belajar
yang dimnlai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan
28 Ali Imran, Be/ajar & Pembe/ajaran, h. 93 29 H. M. Alisuf Sabri, Psiko/ogi Pendidikan, h. 85. '0 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Be/ajar Mengajar Me/alui Penanaman
Konsep Umum Dan Konsep Islam, h. 19.
20
dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar tersebut.
Maksudnya bahwa kemauan untuk belajar itu berawal dari penghayatan dan suatu
kebutuban kegiatan belajar atau tujuan belajar yang ingin dicapai. Misalnya anak
ingin memperoleh pengertian dan pemahaman tentang shalat ketika mempelajari
materi tentang sh al at. 31
Menumt pendapat S. Nasution bahwa orang yang belajar dikatakan memiliki
motivasi intrinsik jika ia ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan
itu. Di dalam kegiatan belajar terkandung tujuan untuk menambah pengetahuan.32
Dari definisi-definisi yang telal1 dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa
siswa yang bermotivasi intrinsik dalam belajarnya mempunyai tujuan menjadi
orang yang terdidik, mempunyai ilmu pengetahuan, sehingga siswa belajar karena
ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya, bukan karena
yang lain.
2) Motivasi ekstrinsik
M Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mendefinisikan motivasi
ekstrinsik sebagai motivasi yang datangnya dari luar diri individu, atau motivasi
ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar. Jenis motivasi ini timbul sebagai
akibat pengarull dari luar individu, apakan karena adanya ajakan, sumhan atau
paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan
sesuatu/belajar.33
Menumt Tadjab, motivasi ekstrinsik adalah suatu kegiatan belajar yang
dimulai dan ditemskan berdasarkan kebutuban dan dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar itu sendiri. Misalnya anak rajin belajar
untuk mendapatkan ha di ah yang diinginkan. 34
Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya bemsaha
dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi
ekstrinsik, yaitu:
31 Tadjab, I/mu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Aditama, 1999), Cet I, h. 104. 32 S. Nasution, DidaktikAzaz-azazMengajar, (Jakarta: Bruni Aksara, 1995), Cet I, h. 77. 33 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Be/ajar Mengajar Me/a/ui Penanaman
Konsep Umum Dan Konsep Islam, h. 20. 34 Tadjab,Ilmu Jiwa Pendidikan, h. 103.
21
a. Pace making (membnat tujnan sementara atau dekat)
Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya terlebih dalmlu
menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapainya sehingga dengan
demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
b. Tujuan yangjelas
Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin
besar nilai tujuan individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi
dalam melakukan suatu perbuatan.
c. Kompetensi (persaingan)
Guru berusaha menciptakan persamgan di antara sJSwanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah
dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
d. Minat yang besar
Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar
e. Mengadakan penilaian atau tes
Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai
yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak
belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa Iusa akan
diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia
mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat
bagi siswa. 35
f. Pujian
Semua orang senang dipuji atas hasil pekerjaan yang telah diselesaikannya.
Demikian juga dengan siswa, akan lebih bersemangat bila hasil pekerjaannya
dipuji dan diperhatikan. Kondisi ini hams dimanfaatkan guru untuk
membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Namun pujian yang diberikan
hams tepat dan jangan terlalu berlebihan.
g. Hadiah
Dalam dunia pendidikan, hadiah biasa dijadikan sebagai alat motivasi.
Misalnya hadiah dapat diberikan kepada siswa yang berprestasi tinggi seperti
35 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional , h. 29-30.
22
rengking satu, dua dau tiga dari siswa lainnya. Hadiah itu diberikau agar
senautiasa siswa terrnotivasi dalam mempertahankau prestasi belajar mereka.
h. Tegurau
Tegurau digunakau untuk memperbaiki siswa yaug membuat kesalahau, yaug
malas dau berkelakuan tidak baik, namun harus digunakau dengau hati-hati agar
jangan merusak harga diri siswa.36
Mengapa motivasi ekstrinsik ini perlu diberikau, tak lain karena seseoraug
tidak senautiasa berada dalam keadaau menetap. Bisa terjadi, seseorang yaug
mempunyai motivasi belajar intrinsik yaug demikian tinggi tiba-tiba melemah.
Supaya melemahnya motivasi intrinsik ini tidak sampai berada pada tingkatan
yaug sangat rendah, perlu dikontrol dengan menggunakau motivasi ekstrinsik. 37
3. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi diauggap penting dalam upaya belajar dan pembelajarau dilihat dari
segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Motivasi mendorong timbulnya tingkah
laku dau mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. 38
Winkel mengibaratkau motivasi dengan kekuatau mesin di kendaraau. Mesin
yaug yaug berkekuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki
dau kendaraau membawa muatan yang berat. Namun motivasi belajar tidak hauya
memberikan kekuatan pada daya-daya belajar, tetapi juga memberi arah yaug
jelas. Kendaraau dengau tenaga mesin yang kuat akan mampu mengatasi
rintangan yang ditemukan di jalan, tetapi belum memberi kepastian kendaraau
akan sampai pada tujuan yang dikehendaki. Keputusan sangat tergautung dengan
sang sopir. Dalam motivasi belajar, siswa sendiri berperan baik sebagai mesin
yang kuat atau lemah, maupun sang sopir yang menentukan.39
Oemar Hamalik menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu: 40
36 Nasution, DidaktikAsas-asas mengaja., h. 81. 37 Ali Imran, Be/ajar & Pembe/ajaran, h. 94. 38 Oemar Hamalik, Kurikulum & Pembelajaran, h. 108. 39 H. Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, , (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2006), eel ke-1, h 179. 40 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikuo, Strategi Be/ajar Mengajar Me/a/ui Penanaman
Konsep Umum Dan Konsep Islam, h. 20.
23
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Mengetahui arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbutan-perbuatan yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
4. lndikator Motivasi Belajar
Di antara indikator-indikator motivasi belajar adalah:
1) Pece making (membuat tujuan sementara atau dekat)
2) Tujuan yangjelas
3) Kompetensi (persaingan)
4) Minat yang besar
5) Mengadakan penilaian atau tes
6) Pujian
7) Ha di ah
24
C. Kerangka Berpikir
Pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
seorang guru dengan tujuan agar terjadi suatu proses belajar mengajar dengan
situasi dan kondisi yang efektif, kondusif dan menyenangkan, sehingga tercapai
suatu pembelajaran yang optimal dan menghasilkan.
Pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan
guru dalarn fungsinya sebagai penanggungjawab kelas dan seleksi penggunaan
alat-alat belajar yang sesuai dengan situasi yang ada dan karakteristik kelas yang
dihadapi.
Mengelola kelas merupakan keterarnpilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang
optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan atau melakukan
kegiatan remedial.
Dalarn kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu
keseluruhan daya penggerak psikis dalarn diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjarnin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan. Motivasi
adalah pendorong dan pengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa
akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat
pujian, mendapat hadiah dan lain sebagainya.
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah,
semangat dan rasa senang dalarn belajar sehingga motivasi yang tinggi
mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari
segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Motivasi mendorong timbulnya tingkah
laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku seseorang ..
Penulis melihat adanya pertalian timbal balik antara dua komponen dalarn
proses belajar megajar dimana seorang guru dalam mengelola kelas dapat
membantu meningkatkan motivasi belajar agar siswa bergairah dalarn belajar dan
mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan.
•
25
D. Perumusan Hipotesis
Untuk menguji kebenaran penelitian, penulis mengajukan Hipotesis dalarn
penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Altematif (Ha): Terdapat hubungan yang signifikan antara
pengelolaau kelas yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.
2. Hipotesis Nihil (Ho): Tidak terdapat hubungan yang signifikau antara
pengelolaau kelas yang dilakukan guru dalarn meningkatkan motivasi
belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat, Tangerang Banten.
Dimulai pada tanggal 5 Oktober sampai dengan 09 November 2009. Adapun tempat
penelitian ini di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat JI. Dewi Sartika. Gg Nangka No 4.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. 1 Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (X): Peran guru dalam pengelolaan kelas di MTs
Muhammadiyah 1 Ciputat Tangerang.
2. Variabel Terikat (Y): Motivasi belajar siswa MTs Muhammadiyah 1 Ciputat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet ke-1.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2003.
Dimyati dan Mudjiono, Be/ajar Dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet Ke-3.
Djamarab, Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
Fathurrohrnan, Pupuh, Sutikno, Sobry, Strategi Be/ajar Mengqjar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islam, Bandung: PT Refika Aditama, 2007, Cet ke-1.
Hamalik, Oemar, Kurikulum & Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, cet
ke-6.
,, , Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, Cet ke-4.
Hasibuan J.J. dan Moedjiono, Proses Be/ajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, Cet. Ke-6.
Irnran, Ali, Be/ajar & Pembelajaran, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996, Cet ke-I.
Marzuki, Metodologi Riset, Y ogyakarta: PT Prasetia Widya Pratama, 2002, cet ke-9.
Nasuti on, S, Didaktik Azaz-azaz Megajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet ke-1.
Popham, James W dan Baker, Eva L, Bagaimana Mengajar Secara Sistematis, Yogyakarta: Kanisius, 1994, Cet ke-6.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, CV: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, cet ke-1.
72
Semiawan, Cony, Pendekatan Keterampilan Proses; Bagaimana Mengaktitkan Siswa Dalam Belajar, Jakarta: PT. Grasindo, 1992.
Sujanto, Bedjo, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah Model Pengelolaan Sekolah Di Era Otonomi Daerah, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007, Cet ke-1.
Sudjana, Nana, Peneliti Dan Penilaian Pendidikan, Bandung: PT. Sinar Barn, 1989, Cet. Ke-1.
Sudjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Pt Rajawali Press, 2001.
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya: Karya Aditama, 1999, Cet ke-1.
Uzer Usman, Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT: Remaja Rosdakarya, 2001, Cet ke-13.
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006, cet ke-1.
"
,,
, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, Cet ke-2.
, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, Cet ke-2.
: Istimewa Jakarta, Januari 2009 : 1 (satu) berkas
Nomor Lampiran Perihal : Pengajnan Proposal Skripsi
Assa/amu 'alaikum Wr. Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
:MRoyani : 105011000148 : VII (Tujuh)
Kepada Yth. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jl\ftarta
di-Tempat
Nama NIM Semester Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Bermaksud mengajukan Proposal Skripsi dengan judul "Peran Pegelolaan
Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama
Islam (Studi Kasus di SMPN 02 Ciputat Tangerang)". Sebagai bahan pertimbangan,
berikut ini saya lampirkan proposal skripsi (termasuk outline, abstraksi dan daftar
pustaka sementara ).
Demikianlah pengajuan proposal ini saya sampaikan, atas perhatian dan persetujuan
Bapak, saya ucapkan terimakasih.
Wassa/amu'alaikum Wr. Wb.
Mengetahui, Dasen Pe imbing Seminar Proposal
,~ ada.M.A.
Mengetahui, Dosen Pembimbing akademik
Pemohon
MRoyani 105011000148
J i
1-3
1-9 -~·-,
DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-tl81 • \ UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 1 September 2008
un-J FITK No. Revisi: 00
--------JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal 1 /1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.Ol/F.l/PP.009/ ....... ./2009 Jakarta, 16 Februari 2009 Lamp. Hal : Bim bingan Skripsi
Kepada Yth. 1. Drs. Alisuf Sobri 2. Dra Manerah Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assalamu 'alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama NIM Semester Jurusan Judul Skipsi
: M. Royani : 105011000148 : VIII : Pendidikan Agama Islam : Peran Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam ( Studi kasus di SMP 2 Ciputat Tangerang
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 10 Februari
2009 abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada
judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing
menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Alas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
"'tr~ DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen ., FITK-FR-AKD-082
t\;~:-~VJ\··) UJN JAKARTA FORM (f'R) . Tgl. Terqit 5 Januari 2009
ifriJ FJTK . 'No. Revisi: 00 ,, ----- JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputa/ 15412 Indonesia '. " Hal, ·'· 1 /1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN --- - . ',.--',.
Nomor : Un.O l/F. l/PP.009!./&.:?1?12009 Lamp.
.Jakarta, 16 Desc;nber 2009
Hal : Pei mohonan Izin Pcnclitian
Kepada Yth: Kepala MTs Muharnrnadiyah I Cipt!tat .
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Dengan horm<lt karni sampaikan bahwa:
Nania NJM Semester Jurusan Judul Skipsi
M Koyani 105011000148 IX Pendidikan Agan1a Isla111 "Pera11 Guru Da!t1111 fJengelolaa11 Ke/as Guna Meningkatkan
lvforivasi Be/ajar Siswa Pada Mara Pelajaran Al-Qur 'an Hadits. (Siudi Karns di MTs 1\Iuham111udiyah 1 Cipulal Tangerang) ".
Adalah benar mahasiswa Fakultas Jlim: Tarbiyah clan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (rise!) di instansi yang saudara pimpin.
Untuk itu kan1i n1ohon Saudara dapat n1engizinkan 111ahasiswa tersebut n1elaksanaka11 penelitian di tempat dimaksud.
Atas perhatian dan ke1ja sa1na Saudara, ka1ni ucapkan terin1a kasih.
FVass1Jla111u 'alai1~u1n 1vr.1vb.
Te1nbusan: I. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Oidang Akade1nik 3. Mahasis\va yang bersa11gkuta11.
SURAT KETERANGAN PENELITIAN Nomor : III.A/2.a/059/2009
Yang be1ianda tangan di bawah ini Kepala MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat, Tangerang -3anten, menerangkan bahwa :
\lama l/o. Induk Mahasiswa 'rogram Studi urusan :em ester 'akultas 'alllm Akademik
M.Royani : 105011000148
S! Pendidika.n Agama Islam IX (sembilan)
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan U!N Jakarta 2009/2010
'elah melaksanakan Penelitian mulai tanggal 5 Oktober 2009 sampai dengan 09 lovember 2009, dengan judul penelitian "Pe ran Gum dalam Pengelolaan Kelas Guua leningkatkan lVIotivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al Qur'an Hadits di ITs Muhammadiyah 1 Ciputat "
emikian surat keterangan ini dihuat dengan sebenar-benarnya, agar pihak yang ~rkepentingan maklum.
Tabet Skor Pemn Guru dalam Pcn11clolaan kclas lSkor Variabel V'l