Ulat GrayakDalam taksonominya ulat grayak dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:Kerajaan: Animalia Phylum: Arthropoda Kelas:
Insekta Bangsa: Lepidoptera Suku: Noctuidae Marga: Spodoptera
Jenis: Spodoptera litura (F.)
Hama merupakan salah satu faktor kendala dalam usaha
meningkatkan produksi kedelai. Serangga hama kedelai di Indonesia
sebanyak 111 jenis, beberapa di antaranya berstatus hama penting.
Salah satu hama daun penting yang mengakibatkan kehilangan hasil
panen adalah ulat grayak, Spodoptera litura F. (Lepidoptera,
Noctuidae). Pada tahun 2012 pertanaman kedelai yang terkena
serangan OPT dan DPI seluas 9.115 ha atau 1,49% dari total luas
tanam 612.327 ha (Dirjen Tanaman Pangan, 2013).Serangan ulat grayak
selama tahnn 1987 di 15 provinsi seluas lebih dari 26.000 ha dengan
intensitas kerusakan rata-rata sebesar 22% per bulan (BPS,
1988)Ulat grayak memiliki ciri khas, yaitu terdapatnya 2 bintik
hitam berbentuk bulan sabit pada ruas abdomen ke 4 dan 10 yang
dibatasi oleh alur-alur lateral dan dorsal berwarna kuning yang
nemanjang sepanjang badan. Ulat muda menyerang daun hingga
tertinggal epidermis atas dan tulang-tulang daun saja. Ulat tua
merusak pertulangan daun hingga tampak berlubang bekas gigitan ulat
pada daun (Djuwarso dkk, 1988).Menurut Direktorat Jenderal
Perkebunan (1994), instar pertama tubuh larva berwarna hijau
kuning, panjang 2,00 sampai 2,74 mm dan tubuh berbulu-bulu halus,
kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2 - 0,3 mm. Gambar 1. Instar
satuInstar kedua, tubuh berwarna hijau dengan panjang 3,75 - 10,00
mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama
terdapat garis hitam meningkat pada bagian dorsal terdapat garis
putih memanjang dari toraks hingga ujung abdomen, pada toraks
terdapat empat buah titik yang berbaris dua-dua.Gambar 2. Instar
keduaLarva instar ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 15,0 mm dengan
lebar kepala 0,5 - 0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen
terdapat garis zig-zag berwarna putih dan bulatan hitam sepanjang
tubuh.
Gambar 3. Instar ketigaInstar keempat, kelima dan keenam agak
sulit dibedakan. Untuk panjang tubuh instar ke empat 13-20 mm,
instar kelima 25-35 mm dan instar ke enam 35-50 mm. Mulai instar
keempat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau
kekuningan atau hijau keunguan. Larva mempunyai warna yang
bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit berwarna hitam pada segmen
abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal
terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda,
bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan (Abdillah G.,
2012).
Gambar 4. Instar 4-6
Menjelang masa prepupa, larva membentuk jalinan benang untuk
melindungi diri dari pada masa pupa. Masa prepupa merupakan stadium
larva berhenti makan dan tidak aktif bergerak yang dicirikan dengan
pemendekan tubuh larva. Panjang prepupa 1,,4-1,,9 cm dengan rerata
1,,68 cm dan lebarnya 3,,5-4 mm dengan rerata 3,,7 mm. Masa prepupa
berkisar antara 1-2 hari. Pupa S.litura berwarna merah gelap dengan
panjang 15-20 mm dan bentuknya meruncing ke ujung dan tumpul pada
bagian kepala. Pupa terbentuk di dalam rongga-rongga tanah di dekat
permukaan tanah. Masa pupa di dalam tanah berlangsung 12-16 hari
(Abdillah G., 2012).
Gambar 5. Larva bersembunyi di sela daunMenjelang masa prepupa,
larva membentuk jalinan benang untuk melindungi diri dari pada masa
pupa. Masa prepupa merupakan stadium larva berhenti makan dan tidak
aktif bergerak yang dicirikan dengan pemendekan tubuh larva.
Panjang prepupa 1,,4-1,,9 cm dengan rerata 1,,68 cm dan lebarnya
3,,5-4 mm dengan rerata 3,,7 mm. Masa prepupa berkisar antara 1-2
hari. Pupa S.litura berwarna merah gelap dengan panjang 15-20 mm
dan bentuknya meruncing ke ujung dan tumpul pada bagian kepala.
Pupa terbentuk di dalam rongga-rongga tanah di dekat permukaan
tanah. Masa pupa di dalam tanah berlangsung 12-16 hari (Abdillah
G., 2012).Sayap ngengat bagian depan berwarna coklat atau
keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputih-putihan dengan
bercak hitam. Malam hari ngengat dapat terbang sejauh lima
kilometer. Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2000-3000 telur
(Marwoto dan Suhasono, 2008).
Gambar 6. Ngengat U.grayak
Daftar PustakaAbdillah, Ghufron. 2012. Ulat grayak pada tanaman
kedelai. (Tersedia secara On-line pada
http://ghufronabdillah.blogspot.com/2013/06/ulat-grayak-pada-tanaman-kedelai.html)
Marwoto Dan Suharsono, 2008. Sstrategi dan komponen
teknologipengendalian ulat grayak (Sspodoptera litura fabricius)
pada tanaman kedelai.Jurnal Litbang Pertanian, 27(4), 2008.
Jakarta. Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1994. Pedoman
rekomendasi pengendalian hama dan penyakit tanaman pangan.
Jakarta.Djuwarso, T., B. Sugiarto dan J. Soejitno. 1988. Bioekologi
hama kedelai pada stadium vegetatif. Simposium Penelitian Tanaman
Pangan II. Ciloto, 21-23 Maret 1988.32 p.