Top Banner
UJIAN TENGAH SEMESTER FARMAKOLOGI NAMA : MUH. MAHFUDZ NIM : F1F1 11 066 KELAS : FARMASI A Soal 1. Jelaskan kedudukan ilmu farmakologi diantara ilmu farmasi dan kedokteran 2. Jelaskan penggolongan obat menurut Undang – Undang serta lima contohnya 3. Jelaskan perbedaan efek farmakodinamik dan efek farmakokinetik obat 4. a. Apakah anda setuju bahwa obat itu adalah racun? Jelaskan b. Jelaskan perbedaan side effect dan adverse drug reagtion 5. Carilah 10 jenis obat SSO - farmakokinetik
30

UJIAN TENGAH SEMESTER.docx

Nov 16, 2015

Download

Documents

Muh Mahfudz

farmakologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

UJIAN TENGAH SEMESTERFARMAKOLOGI

NAMA : MUH. MAHFUDZ NIM : F1F1 11 066KELAS : FARMASI A

Soal 1. Jelaskan kedudukan ilmu farmakologi diantara ilmu farmasi dan kedokteran2. Jelaskan penggolongan obat menurut Undang Undang serta lima contohnya3. Jelaskan perbedaan efek farmakodinamik dan efek farmakokinetik obat4. a. Apakah anda setuju bahwa obat itu adalah racun? Jelaskan b. Jelaskan perbedaan side effect dan adverse drug reagtion 5. Carilah 10 jenis obat SSO- farmakokinetik- farmakodinamik- indikasi - dosis - pabrik

JAWABAN1. Pada awalnya, Farmasi dan Farmakologi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu Kedokteran. Dunia farmasi profesional secara resmi terpisah dari ilmu kedokteran di era kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah. Terpisahnya farmasi dari kedokteran pada abad ke-8 M, membuat farmakolog menjadi profesi yang independen dan farmakologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. . Dalam ilmu Farmakologi ini dipelajari:- Penelitian mengenai penyakit-penyakit - Kemungkinan penyembuhan - Penelitian obat-obat baru - Penelitian efek samping obat-obatan dan atau teknologi baru terhadap beberapa penyakit berhubungan dengan perjalanan obat di dalam tubuh serta perlakuan tubuh terhadapnya.Farmakologi sebagai ilmu berbeda dari ilmu lain, secara umum farmakologi erat kaitannya dengan ilmu dasar maupun ilmu klinik. Jadi, farmakologi ialah ilmu yang mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar, dan menjembatani ilmu preklinik dan ilmu klinik. Farmakologi mempunyai keterekaitan khusus dengan Farmasi, yaitu ilmu mengenai cara membuat, memformulasi, meyimpan, dan menyediakan obat. Farmakognosi termasuk ilmu farmasi yang menyangkut cara pengenalan tanaman dan bahan-bahan lain sebagai sumber obat dari alam.Farmakologi terutama terfokus pada 2 subdisiplin, yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik. Farmakonetik adalah ilmu yang mempelajari tentang perjalanan obat dalam tubuh, yang melalui proses Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi. Farmakodinamik menyangkut pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk, secara keseluruhan berhbungan erat dengan fisiologi, biokimia, dan patologi. Farmakoterapi berhubungan dengan penggunaan obat di klinik, dan sekarang berkembang menjadi farmakologi klinik.Sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu farmakologi memiliki kedudukan utama dalam bidang farmasi dan kedokteran. Karena Farmakologi atau yang bisa disebut dengan ilmu khasiat obat adalah merupakan ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dalam seluruh aspeknya baik sifat kimiawinya, fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup. 2. Penggolongan Obat :

Obat Bebas Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket serta apotek. Dalam pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat sedikit saat obat diperlukan, jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman sehingga pemakainnya tidak memerlukan pengawasan tenaga medis selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena itu, sebaiknya golongan obat ini tetap dibeli bersama kemasannya. Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : bodrex, biogesic, panadol, puyer bintang toedjoe, diatabs. Ada juga obat-obat herbal tidak masuk dalam golongan ini, namun dikelompokkan sendiri dalam obat tradisional (TR).

Obat Bebas TerbatasObat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut:

Seharusnya obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat berizin (dipegang seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya boleh beroperasi jika ada apoteker,no pharmacist no service), karena diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas.Contoh:krim antiseptic, neo rheumacyl neuro, visine, rohto, antimo, obat batuk.

Obat Wajib Apotek (OWA)OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.a) Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita.b) Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1tube.c)Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.Contoh: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal. Sesuai Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan:Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.Obat dimaksud memiliki khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Obat KerasGolongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan ditandai dengan tanda lingkaran merah dan terdapat huruf K di dalamnya. Yang termasuk golongan ini adalah beberapa obat generik dan Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk didalamnya narkotika dan psikotropika tergolong obat keras. Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.Contoh: Diazepam, Phenobarbital, antibiotik (tetrasiklin, penisilin), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang)

Obat NarkotikaObat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.Contoh: Morfin, Codein, Demerol (pethidina), Methadone Kokain, Cannabis (ganja). Ciri-cirinya nya : Dulu dikenal obat daftar O (Golongan Opiat/Opium) Logonya berbentuk seperti palang ( + ) Obat ini berbahaya bila terjadi penyalahgunaan dan dalam penggunaannya diperlukan pertimbangan khusus, dan dapat menyebabkan ketergantungan psikis dan fisik oleh karena itu hanya boleh digunakan dengan dasar resep dokter.

3. Farmakokinetik dalam ilmu farmakologi meliputi beberapa tahapan mulai dari proses absorpsi atau penyerapan obat, distribusi atau penyaluran obat ke seluruh tubuh, metabolisme obat hingga sampai kepada tahap ekskresi obat itu sendiri atau proses pengeluaran zat obat tersebut dari dalam tubuh. Fase-fase tersebut diantaranya adalah:a. AbsorpsiAbsorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran gastrointestinalke dalam cairan tubuh melalui absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau pinositosis.Kebanyakan obat oral diabsorpsi di usus halus melalui kerja permukaan vili mukosa yang luas. Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, rasa nyeri, stres, kelaparan, makanan dan pH.b. DistribusiDistribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh danjaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatanpenggabungan) terhadap jaringan,dan efek pengikatan dengan protein. Ketika obat didistribusi di dalam plasma, kebanyakan berikatan denganprotein (terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang berbeda-beda. Obat-Obatyang lebih besar dari 80% berikatan dengan protein dikenal sebagai obat-obat yangberikatan dengan tinggi protein. c. BiotransformasiFase ini dikenal juga dengan metabolisme obat, diman terjadi proses perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.d. Ekskresi atau eliminasiRute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal.Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat dilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.

Farmakodinamik ialah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dalam sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi. pengetahuan yang baik mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru. Farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh manusia. Farmakodinamik juga sering disebut dengan aksi atau efek obat. Efek Obat merupakan reaksi Fisiologis atau biokimia tubuh karena obat, misalnya suhu turun, tekanan darah turun, kadar gula darah turun. Kerja obat dapat dibagi menjadi onset (mulai kerja) merupakan waktu yang diperlukan oleh obat untuk menimbulkan efek terapi atau efek penyembuhan atau waktu yang diperlukan obat untuk mencapai maksimum terap. Peak (puncak), duration (lama kerja) merupakan lamanya obat menimbulkan efek terapi, dan waktu paruh. Mekanisme kerja obat dipengaruhi oleh reseptor, enzim, dan hormon.

4. a. Obat sebenarnya racun, contoh kita memberikan vaksin, yang kita maksud untuk mencegah penyakit tertentu ini adalah virus yang tergolong racun bagi kesehatan kita, tetapi menjadi berfungsi obat secara tidak langsung karena virus sudah dilemahkan dan memberikan efek imunitas aktif pada tubuh karena terbentuknya antibodi secara alami. Setiap penggunaan obat membutuhkan takaran atau dosis, miligram, gram, dan lainnya. Ini memberikan batasan bahwa obat tidak boleh atau bahkan kan berakibat fatal jika diberikan tidak sesuai dosis yang diperintahkan. Lalu mengapa terapi harus dilakukan dengan berbagai resiko yang akan timbul dari suatu penggunaan obat. Dokter atau Apoteker selalu menghitung manfaat dan kerugian dalam setiap tindakan pengobatan. Andaikan suatu penyakit itu dibiarkan maka akan pasti berakibat pada kerugian baik ringan , sedang, berat sampai pada kematian. Maka dengan pengobatan/tindakan medis maka resiko bisa dihindari atau maksimal dihilangkang, tetapi kadang/bahkan seringkali resiko tidak bisa dihilangkan, tetapi diperkecil bahkan tetap beresiko besar tetapi bisa dibenarkan karena untuk menolong nyawa pasien. Tentunya dengan pertimbangan yang dibenarkan secara medis. b. Adverse Drug Reaction / ADR didefinisikan sebagai reaksi yang tidak dikehendaki dan bersifat merugikan akibat respon pemakaian obat pada dosis sesuai anjuran pada manusia untuk keperluan terapi, profilaksis, diagnosis, maupun untuk modifikasi fungsi fisiologis sedangkan Side Effect, yaitu berbagai efek yang tidak dikehendaki dari suatu obat yang terjadi pada pemakaian dosis normal pada manusia, berkaitan kandungan zat pada obat tersebut

5. Obat SSO : 1) Captropil FarmakodinamikCaptopril adalh D-3 mercaptomethyl-propionyl-L-proline. Captopril mempunyai efek yang menguntungkan pada hipertensi dan gagal jantung, yaitu penekanan sistem renin-angiotensin-aldosterone. Captopril mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II oleh inhibisi ACE (angiotensin Converting Enzym) . FarmakokinetikSetelah pemberian secara oral captopril secara cepat diabsorpsi dan adanya makanan dalam saluran gastrointestinal berkurang 30-40%. Dalam periode 24 jam lebih dari 95% dosis yang diabsorpsi dieliminasi ke dalam urin dan 40-50%nya dalam bentuk tidak berubah. Indikasi Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk gagal jantung yang tidak cukupp responsive atau tidak dapat dikontrol dengan dieretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian kaptropril diberikan bersama diuretic dan digitalis. Dosis Kaptropril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari kebutuhan penderita (individual). DewasaHipertensi : dosis awal 12,5 mg 3 x sehari, bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg 3 x sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya ditambahkan obat diuretic golongan tiazida missal hidroklorotiazida 25mg setiap hari. Dosis diuretic mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu atau dua minggu. Maksimum dosis captropril untuk hipertensi tidak boleh lebih dari 450 mg. Gagal jantung 12,5 25 mg 3 x sehari, diberikan bersama diuretic dan digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medic secara ketat. Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginnjal dosis perlu dikurangi disesuaikan dengan klirens penderita. Pabrik INDOFARMA BEKASI- INDONESIA

2) Amlodipine atau Norvask FarmakodinamikNorvask adalah obat antihipertensi yang mengandung amlodipine, suatu obat penghambat ion kalsium. Mekanisme kerja amlodipine adalah menghambat masuknya (influks) ion kalsium ke dalam sel otot jantung dan otot polos pembuluh darah. Dengan demikian amlodipine mempunyai efek relaksasi otot polos sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah. Efek amlodipine dalam pengobatan angina belum diketahui secara pasti, tetapi amlodipine mengurangi iskemia jaringan dengan cara :Amlodipine menyebabkan pelebaran pembuluh darah arteriol perifer, sehingga mengurangi resistensi total perifer (afterload). Akibatnya terjadi penurunan konsumsi energi otot jantung dan kebutuhan oksigen.Amlodipine menyebabkan pelebaran pembuluh darah arteri koroner dan arteriol.Pada penderita tekanan darah tinggi, dosis sekali sehari cukup signifikan menurunkan tekanan darah. Karena mulai kerja (onset) amlodipine lambat, amlodipine jarang menyebabkan hipotensi akut. Farmakokinetik Setelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amlodipine diabsorpsi dengan baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai setelah 6 12 jam. Kadar mantap dalam plasma tercapai 7 - 8 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali. Norvask sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif, di ekskresi di urin 10% dalam bentuk tidak berubah dan 60% sebagai metabolit. Pada penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali memberikan penurunan tekanan darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi terlentang maupun berdiri setelah interval waktu 24 jam. IndikasiHipertensi. Amlodipine dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan obat antihipertensi lainnya.Iskemia miokard.Angina kronik stabil atau angina vasospastik. Dosis Dosis yang lazim diberikan oleh dokter adalah 5 10 mg, 1 kali sehari. Pabrik Pfizer

3) Cetirizine FarmakodinamikCetirizine adalah antihistamin dengan efek sedative yang rendah pada dosis aktif farmakologi dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi. Merupakan antagonis selektif reseptor H1, efeknya terhadap reseptor lain dapat diabaikan sehingga cetirizine hampir bebas dari efek anti kolinergik dan anti serotonin. Cetirizine menghambat pelepasan histamin pada fase awal dari reaksi alergi, mengurangi migrasi dari sel inflamasi dan melepaskan mediator yang berhubungan dengan late allergic response. Farmakokinetik Puncak level darah untuk 0,3 g/ml dicapai antara 30-60 menit setelah pemberian cetirizene 10 mg Waktu paruh plasma kira-kira 11 jam. Absorpsi sangat konsisten pada semua subjek. Pengeluaran melalui ginjal 30ml/menit dan waktu paruh ekskresi kira-kira 9 jam. Cetirizine terikat kuat pada protein plasma. IndikasiPengobatan perennial rhinitis, alergi rhinitis musiman dan kronik idiopatik urtikardia. Pabrik PT. KIMIA FARMA (Jakarta Indonesia).

4) Furosemide tablet Farmakodinamik meningkatkan ekskresi kalsium Farmakokinetikginjal normal mereabsorbsi 30-0% Nacl yang difiltrasi pada bagian ini dan tidak ada bagian nefron yang lebih distal yang dapat mengkompensasi kehilangan NACl sedemikian banyak.Lama kerja obat relatif singkat, yaitu 1-4 jam IndikasiEdema pada jantung, paru, ginjal, pada eklampsia Dan kehamilan, asites, hipertensi, hiperkalsemia, komplikasi pad kehamilan Dosis Tiap tablet mengandung furosemid 40 mg Pabrik PT KIMIA FARMA (Jakarta Indonesia).

5) Indexon Tablet. FarmakodinamikPada waktu memasuki jaringan,indexon tablet berdifusi atau ditranspor menembus sel membran dan terikat pada kompleks reseptor sitoplasmik glukokortikoid heat-shock protein kompleks. Heat shock protein dilepaskan dan kemudian kompleks hormon reseptor ditranspor ke dalam inti, dimana akan berinteraksi dengan respon unsur respon glukokortikoid pada berbagai gen dan protein pengatur yang lain dan merangsang atau menghambat ekspresinya. Farmakokinetik Pada kejadian normal, 90% kortisol terikat pada dua jenis protein plasma yaitu globulin pengikat kortikosteroid dan albumin. Afinitas globulin tinggi tetapi kapasitas ikatnya rendah, sebaliknya afinitas albumin rendah tetapi kafasitas ikatnya relative tinggi. Karena itu pada kadar rendah atau normal, sebagian besar kortikosteroid terikat globulin. Bila kadar kortikosteroid meningkat jumlah hormone yang terikat albumin dan bebas juga meningkat , sedangkan yang terikat globulin sedikit mengalami perubahan. Kortikosteroid berkompetisi sesamanya untuk berikatan denga globulin pengikat kortikosteroi; kortisol mempunyai afinitas tinggi sedangkan metabolit yang terkonyugasi dengan asam glukuronad dan aldosteron afinitasnya rendah.. Indikasi Peradangan, rematoid arthritis (encok), asma bronchial, penyakit serum, dermatitis alergi, rhinitis, kongjutivitis, lupus eritematosus, demam rematik angkut, leukemia akut, sindrom nefrotik, pemfigus akut. Dosis Umumnya : 0,5 2mg sehari, dalam dosis terbagi-bagi Untuk reaksi alergi akut dan asma bronchial Hari pertama : 6 mg Hari kedua : 4,5 mg Hari ketiga : 3 mg Hari keempat : 1,5 mg Untuk rematoid arthritis (encok) Sehari 3 mg selama 15 hari Hari ke 16 dan 17 : 2,5 mg Hari ke 18 dan 19 : 2 mg dan seterusnya. Pabrik PT. INTERBAT (Buduran, Sidoharjo, Jawa Timur, Indonesia)

6) Glibenclamide Farmakodinamik Kerja utama glibenclamide adalah meningkatkan rilis insulin dari pankreas. Diduga terdapat dua mekanisme kerja tambahan-suatu penurunan kadar glucagon serum dan suatu efek ekstrapankreatik dengan mengadakan efek potensiasi terhadap kerja insulin pada jaringan sasaran-tetapi kemaknaan klinisnya masih dipertanyakan. Farmakokinetik Dapat diminum bersama makanan. gliburid lebih efektif diminum 30 menit sebelum makan. Setelah diabsorbsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstra sel. Dalam plasma sebagian besar terikat pada protein plasma terutama albumin (70-99%).Studi menggunakan glibenklamid yang dilabel radioaktif menunjukkan bahwa, glibenklamid diserap sangat baik (84 9%). Mula kerja (onset) glibenklamid: kadar insulin serum mulai meningkat 15-60 menit setelah pemberian dosis tunggal. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 2-4 jam. Setelah itu kadar mulai menurun, 24 jam setelah pemberian kadar dalam plasma hanya tinggal sekitar 5%. Masa kerja sekitar 15 = 24 jam. Metabolisme glibenklamid sebagian besar berlangsung dengan jalan hidroksilasi gugus sikloheksil pada glibenklamid, menghasilkan satu metabolit dengan aktivitas sedang dan beberapa metabolit inaktif Indikasi Diabetes mellitus pada orang dewasa, tampa komplikasi yang tidak responsive dengan diet saja. Dosis Dosis awal 1 kaptab sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari ditingkatkan dengan - 1 kaptab sehari sampai control metabolit yang optimal tercapai. Dosis awal untuk orang tua 2,5 mg/hari. Dosis tertinggi 3 kaptab sehari dalam dosis terbagi. Pabrik INDOFARMA (Bekasi Indonesia)7) Dexamethasone FarmakodinamikPada waktu memasuki jaringan,dexamethasone berdifusi atau ditranspor menembus sel membran dan terikat pada kompleks reseptor sitoplasmik glukokortikoid heat-shock protein kompleks. Heat shock protein dilepaskan dan kemudian kompleks hormon reseptor ditranspor ke dalam inti, dimana akan berinteraksi dengan respon unsur respon glukokortikoid pada berbagai gen dan protein pengatur yang lain dan merangsang atau menghambat ekspresinya. FarmakokinetikPada kejadian normal, 90% kortisol terikat pada dua jenis protein plasma yaitu globulin pengikat kortikosteroid dan albumin. Afinitas globulin tinggi tetapi kapasitas ikatnya rendah, sebaliknya afinitas albumin rendah tetapi kafasitas ikatnya relative tinggi. Karena itu pada kadar rendah atau normal, sebagian besar kortikosteroid terikat globulin. Bila kadar kortikosteroid meningkat jumlah hormone yang terikat albumin dan bebas juga meningkat , sedangkan yang terikat globulin sedikit mengalami perubahan. Kortikosteroid berkompetisi sesamanya untuk berikatan denga globulin pengikat kortikosteroi; kortisol mempunyai afinitas tinggi sedangkan metabolit yang terkonyugasi dengan asam glukuronad dan aldosteron afinitasnya rendah. Kehamilan atau penggunaan estrogen dapat meningkatkan kadar globulin pengikat kortikosteroid, kortisol plasma total dan kortisol bebas sampai beberapa kali. Telah diketahui bahwa hal ini tidak terlalu bermakna terhadap fungsi tubuh. Indikasi Sebagai anti-inflamasi pada gangguan endoktrin, gangguan rematik, penyakit collagen, dermatologis, keadaan alergi, penyakit mata, penyakit saluran pernafasan, gangguan hematologis, penyakit neoplastik, keadaan edema, cerebral edema, tuberculosis meningitis, test diagnosis dari hyperfungsi adrenokortikoid. Dosis Dewasa : sehari 0,5 2 mg dibagi dalam beberapa dosis,, pada keadaan parah bisa sampai 12 mg sehari. Anak anak : sekali 6- 85 mcg per kg berat badan, sehari 24 340 mcg per kg berat badan. Pabrik PT MEGA FARMA ( Jakarta Indonesia).

8) Ciprofloxacin FarmakodinamikSiprofloksasin merupakan salah satu obat sintetik derivat kuinolon. Mekanisme kerjanya adalah menghambat aktivitas DNA gyrasi bakteri, bersifat bakterisidal dengan spektrum luas terhadap bakteri gram positif maupun negatif. FarmakokinetikSiprofloksasin diabsorbsi secara cepat dan baik melalui saluran cerna, biovailabilitas absolut antara 69-86%, kira-kira 16-40% terikat pada protein plasma dan didistribusi ke berbagai jaringan serta cairan tubuh. Metabolismenya di hati dan dieksresi terutama melalui urin Indikasi Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitive terhadap ciprofloxacin seperti : infeksi saluran kemih termaksud prostatitis. Uretritis dan servisitis gonorrhoeae. Infeksi saluran cerna, termaksud demam tifoid yang disebabkan oleh S.thypi. infeksi saluran nafas, kecuali pneumonia akibat streptococcus. Infeksi kulit dan jaringan lunak, innfeksi tulang dan sendi. Dosis Dewasa Infeksi ringan / sedang saluran kemih : 2 x sehari 250mg Infeksi berat saluran kemih : 2 x sehari 500mg Infeksi ringan / sedang saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x sehari 250 500 mg Infeksi berat saluran nafas, tulang, sendi, kulit dan jaringan lunak: 2 x sehari 500 700 mg Protatitis kronis : 2 x sehari 500 mg Infeksi saluran cerna : 2 x sehari 500 mg Gonorrhoeae akut : 250 mg dosis tunggal Untuk mencapai kadar yang adekuat pada osteomelitis akut, dosis tidak boleh kurang dari 2 x sehari 750 mg. Pabrik PT BERNOFARM (Siduharjo Indonesia)

9) NIFEDIPINE FamakodinamikNifedipine bekerja sebagai antagonis kalsium dengan menghambat arus ion kalsium masuk ke dalam otot jantung dari luar sel. Karena kontraksi otot polos tergantung pada ion kalsium ekstra seluler, maka dengan adanya antagonis kalsium dapat menimbulkan efek inotropik negatif. Demikian juga dengan Nodus Sino Atrial (SA) dan Atrio Ventrikuler (AV) akan menimbulkan kronotropik negatif dan perlambatan konduksi AV. Farmakokinetik Terikat oleh protein plasma dan diekskresi dalam bentuk metabolit tidak aktif melalui urin. Nifedipine dalam dosis tunggal diekskresi sebesar 80% dalam waktu 24 Insufisiensi ginjal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap farmakokinetik nifedipine. IndikasiIndikasi Nifedipine adalah untuk pengobatan dan pencegahan insufiensi koroner terutama angina pektoris, hipertensi kronik dan hipertensi urgensi. Dosis Dosis yang umum diberikan adalah :Dosis tunggal 5 10 mg.Dosis rata-rata 5 10 mg, 3 x sehari.Interval tiap dua dosis paling sedikit 2 jam. Tablet ditelan utuh dengan sedikit cairan. Bila diinginkan khasiat yang cepat, misalnya ketika terasa akan datang serangan, tablet dikunyah dan dibiarkan menyebar dalam mulut. Nifedipin akan diserap cepat oleh selaput lendir mulut. Pabrik Indofarma10) AB-Vask 5mg TABLET Amlodipine FamakodinamikAmiodipine adalah inhibitor influks kalsium (slow channel blocker atau antagonis ion kalsium), yaitu menghambat influks ion-ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan otot polos Mekanisme kerja antihipertensi amiodipine dikarenakan adanya efek relaksasi secara langsung pada otot polos vaskular, sedangkan mekanisme yang tepat untuk menghilangkan angina belum sepenuhnya diketahui Dua cara kerja amlodipine untuk memperkecil iskemia total adalah sebagai berikut: Amiodipine menimbulkan dilatasi arteriola perifer sehingga memperkecil tahanan perifer total (afterload) terhadap kerja jantung Karena tidak menimbulkan refleks takikardia, maka tidak ada muatan terhadap jantung sehingga konsumsi energi miokardial dan kebutuhan oksigen menurun. Amiodipine menimbulkan dilatasi arteri koroner utama dan arteriola koroner, baik pada keadaan normal maupun iskemia. Dilatasi ini meningkatkan penyampaian oksigen miokardial pada penderita dengan spasme arteri koroner (Prinzmetal's atau angina varian) FarmakokinetikSetelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amiodipine diabsorpsi dengan baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai setelah 6 - 12 jam Volume distribusi amiodipine kira-kira 21 liter/kg Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar 35 - 50 jam dan konsisten pada pemberian dosis sekali sehari Kadar mantap dalam plasma tercapai 7 - 8 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali Sebanyak 97,5% amiodipine dalam sirkulasi terikat dengan protein plasma.Amlodipine sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif, di ekskresi di urin 10% dalam bentuk tidak berubah dan 60% sebagai metabolit Pada penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali memberikan penurunan tekanan darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi terlentang maupun berdiri setelah interval waktu 24 jam. Karena mula kerja yang lambat maka tidak terjadi hipotensi akut setelah pemberian amlodipine pada penderita angina .Pemberian dosis sekali sehari meningkatkan waktu exercise dan menurunkan frekuensi serangan angina dan konsumsi tablet nitrogliserin. Amiodipine tidak mempengaruhi efek metabolisme atau perubahan-perubahan lipid (lemak) dalam plasma. IndikasiAmlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan digunakan dalam bentuk tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita Penderita-penderita yang tidak cukup terkontrol bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal, dapat lebih menguntungkan bila pemberian amlodipine dikombinasi dengan diuretik tiazid, inhibitor adrenoreceptor, atau inhibitor anglotensin-converting enzym. Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan iskemia miokardial yang disebabkan obstruksi fixed (angina stabil) dan atau vasospasme/vasokonstriksi (Prinzmetal's atau angina varian) dari pembuluh darah koroner Amlodipine dapat digunakan sebagai gambaran klinik yang menunjukkan suatu kemungkinan komponen vasospastik / vasokonstriktif tetapi belum nampak adanya vasospasme / vasokonstriksi. Amlodipine dapat digunakan dalam bentuk tunggal (monoterapi) atau dikombinasi dengan obat-obat antiangina lain, terutama pada penderita angina yang sukar disembuhkan dengan nitrat dan atau dengan p-blocker pada dosis adequat / dosis yang memadai Dosis Penggunaan dosis Amlodipine diberikan secara individual, bergantung pada toleransi dan respon pasien. Dokter biasanya akan menyesuaikan dosis Amlodipine anda sesuai tekanan darah dan respon pengobatan. Amlodipine umumnya diberikan satu kali sehari. Pabrik PT. LAPI LABORATORIES (CIKANDE INDONESIA).