ANALISA PROS ES “BEAM HOUSE” Oleh : Kelompok : 2 (Dua) Anggota : 1. Muhammad Habiburrahman (1301010) 2. Rofiati Indah Syafitri (1301010) 3. Septiana Dwi Utami (1301010) 4. Toni Suryawan (1301010) POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA 2016
ANALISA PROSES
“BEAM HOUSE”
Oleh :Kelompok : 2 (Dua)Anggota :1. Muhammad Habiburrahman (1301010)2. Rofiati Indah Syafitri (1301010)3. Septiana Dwi Utami (1301010)4. Toni Suryawan (1301010)
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA2016
Washing dan SoakingWashing adalah bagian proses beam house pada pada penyamakan
kulit yang bertujuan untuk membersihkan kulit dari sisa kotoran yang menempel juga untuk menyabunkan lemak natural pada kulit. Washing juga bertujuan untuk mengembalikan kadar air kulit yang hilang saaat proses penggaraman. Prinsip kerja proses perendaman adalah bahwa air yang masuk ke dalam kulit akan membasahkan kembali dan mengencerkan garam pengawet serta melarutkan protein globuler.
Bahan kimia washing dan SoakingBahan-bahan yang digunakan yaitu :1. 1000% air2. 1% Peltec BH/DDA3. 1% Larutan Soda Kaustic 30%D/W/D
*proses dilakukan selama 60’
Kontrol Proses washing & SoakingKontrol proses dari washing & soaking adalah:1. Kadar air pada kulit sudah mencapai 200%-250% dibandingkan dengan
kulit mentahnya2. Kulit sudah lemas seperti kulit segar
Alat dan BahanAlat :1. Erlenmeyer 250 ml2. Pipet tetes3. Buret4. Statif5. Corong6. Kompor listrik7. Labu ukur 200 ml8. Pipet volume 25 ml9. Gelas ukur 100 ml10. Kertas saring11. Propipet
Bahan :1. Larutan wartha peifer2. Akuades3. Sampel air4. Indicator MO5. Larutan HCl 0,1 N
Pengujian kesadahan air
Metode KerjaA. Kesadahan Air
1. Blangkoa. Memipet 25 ml larutan
wartha peifer kemudian masukan dalam Erlenmeyer 250 ml.
b. Menambah indikator MO sebanyak 2 tetes
c. Menambah 50 ml akuadesd. Melakukan titrasi dengan
larutan HCl 0,1Ne. Mencatat hasil pengamatan
2. Kesadahan Jumlaha. Mengambil 100 ml sampel air, kemudian
masukan dalam Erlenmeyer 250 mlb. Menambah indicator 2 tetes indicator MOc. Melakukan titrasi dengan larutan HCl 0,1N (a ml)d. Mendidihkan larutan selama 10 menite. Menambah 25 ml larutan wartha peiferf. Mendidihkan larutan kembali selama 10 menitg. Mendinginkan kemudian memindah larutan pada
labu ukur 200 mlh. Kocok larutan hingga homogeny kemudian saringi. Memipet 100 ml filtrat kemudian memasukan
dalam Erlenmeyer 250 mlj. Menambah indicator MO sebanyak 2 tetesk. Melakukan titrasi dengan larutan HCl 0,1 N,
perubahan warna menjadi sindur (b ml)l. Mencatat hasil pengamatan
Pengujian kesadahan air
Alat dan Bahan1. Alat
a. Kompor listrikb. Gelas beker 500 mlc. Neraca digitald. Shakere. Erlenmeyer 125 mlf. Pipet volume 10 mlg. Kertas pHh. Gelas arlojii. Propipet
2. Bahana. Akuadesb. Akuades bebas CO2
c. Sampel kulit garaman, kulit washing
Pengujian pH
Metode Kerja1. Mendidihkan 400 ml air suling kemudian mendinginkan dan ditutup.2. Menimbang sampel kulit kulit garaman, kulit washing, kulit soaking,
masing-masing sebanyak 5 gram.3. Memasukan sampel kulit masing-masing ke dalam erlemeyer 250 ml4. Menambah 100 ml akuades bebas CO2 pada masing-masing Erlenmeyer5. Mengaduk sampel dalam Erlenmeyer dengan pengaduk (shaker) dengan
frekuensi 165 ppm selama 3 jam6. Larutan dienap kemudian menuang larutan kedalam gelas beker dan
mengukur pH larutan7. Mengambil larutan sebanyak 10 ml kemudian mengencerkan sebanyak
10 kali dengan akuades dan mengukur pH larutan8. Mencatat hasil pengamatan
Pengujian pH
Alat dan Bahan1. Alat
a. Cawan porselenb. Ovenc. Neraca digitald. Desikatore. Krustang
2. Bahana. Sampel kulit garamanb. Sampel kulit washing
Pengujian kadar air
Metode Kerja1. Menimbang sampel kulit garaman dan kulit soaking masing-masing
sebanyak 5 gram2. Menimbang cawan porselen kosong, masing-masing untuk sampel kulit
garaman dan soaking3. Memasukan masing-masing sampel kulit ke dalam cawan porselen4. Mengoven sampel dengan suhu 100oC5. Mendinginkan sampel kulit dalam desikator6. Menimbang berat cawan porselen berisi sampel7. Mengulang langkah kerja pada nomor 4-6 hingga diperoleh berat yang
konstan8. Mencatat hasil pengamatan.
Pengujian kadar air
Liming Pengapuran (liming) bertujuan untuk menghilangkan epidermis,
bulu, kelenjar keringat, minyak, zat kulit yang bukan kolagen, dan mempermudah lepasnya subkutis dari kutis hingga kolagen aktif menghadapi zat penyamak (Djojowidagdo et al, 1979). Pengapuran bertujuan untuk membuka tenunan sehingga substansi yang terdapat di antara serat dihilangkan untuk mempermudah proses lebih lanjut.
Bahan-bahan LimingBahan-bahan yang digunakan yaitu :1. 600% Air2. 6% Kapur/Ca(OH)23. 3% Na2SD/W/D
*proses dilakukan selama 180’*dilakukan variasi putaran dengan 30’ stop, 5’ putar. Dilakukan 4 kali. Terakhir di overnight, kemudian esoknya diputar lagi selama 30’* Dilakukan proses Scudding
Kontrol Proses LimingKontrol proses liming yaitu :1. Bulu kulit sudah lepas semua dari kulitnya2. Kulit dalam kondisi membengkak (swelling), licin dan beratnya bertambah
50%-80%
Alat dan BahanAlat :1. Neraca digital2. Gelas arloji3. Erlenmeyer 500 ml4. Gelas ukur 100 ml5. Buret6. Statif7. Pipet tetes8. Corong 9. Gelas beker 100 ml
Bahan :1. Kapur2. Aquades3. Indikator PP4. HCl 0,5 N
Analisa Kadar CaO
Metode KerjaAnalisa Kadar CaO1. Menimbang 1 gram kapur dengan kaca arloji pada neraca digital.2. Memasukkan kapur kedalam erlenmeyer 500 ml dan ditambah 50 ml
aquades.3. Mengojok sampai larut kemudian ditambah aquades sampai 100 ml dan
ditetesi indikator PP 2-3 tetes.4. Menitrasi dengan larutan HCl 0,5 N sampai berubah warna.5. Mencatat hasil.
Analisa Kadar CaO
Alat dan BahanAlat :1. Neraca digital2. Kaca arloji3. Erlenmeyer 500 ml4. Gelas ukur 100 ml5. Kompor listrik6. Pipet tetes7. Buret 8. Statif9. Corong 10. Gelas beker 100 ml
Bahan :1. Kapur2. HCl 0,5 N3. Indikator PP4. NaOH 0,5 N
Analisa Kadar Jumlah Basa
Metode KerjaLarutan Kapur1. Menimbang 1 gram kapur
dengan neraca digital.2. Memasukkan kapur kedalam
erlenmeyer 500 ml kemudian ditambah 100 ml HCl 0,5 N.
3. Mengojok larutan sambil dipanaskan diatas kompor listrik dan ditambahkan indikator PP.
4. Menitrasi larutan dengan NaOH 0,5 N sampai berubah warna.
5. Mencatat hasil.
Larutan Blangko1. Memasukkan larutan HCl 0,5 N
dan Indikator PP kedalam erlemeyer 250 ml.
2. Menitrasi larutan dengan larutan NaOH 0,5 N sampai berubah warna.
3. Mencatat hasil.
Analisa Kadar Jumlah Basa
Alat dan BahanAlat :1. Gelas ukur 100 ml2. Pipet ukur3. Buret4. Statif5. Corong6. Gelas.beker 100ml7. Erlenmeyer iodin 500 ml
Bahan :1. Air suling2. Larutan iodin 0,1 N3. Asam asetat 6%4. Larutan contoh Na2S5. Larutan Na.tiosulfat 0,1 N
Analisa kadar Na2S
Metode KerjaAnalisa Jumlah Reduktor1. Memasukkan 200 ml air suling kedalam
erlenmeyer Iodin, menambahkan 50 ml larutan Iodin 0,1 N, 25 ml Asam asetat 6 %, dan 20 ml larutan contoh Na2S.
2. Mengojok erlenmeyer berisi larutan sampai homogen.
3. Menitrasi larutan dengan Na.tiosulfat 0,1 sampai berubah warna menjadi kuning pudar.
4. Menambah 2-3 tets indikator amilum kedalam erlenmeyer.
5. Menitrasi kembali sampai warna larutan menjadi biru bening.
6. Mencatat hasil.
Analisa Blangko1. Memasukkan 200 ml air suling
kedalam erlenmeyer Iodin, menambahkan 50 ml larutan Iodin 0,1 N, 25 ml Asam Asetat 6 %.
2. Mengojok erlenmeyer berisi larutan sampai homogen.
3. Menitrasi larutan dengan Na.tiosulfat 0,1 sampai berubah warna menjadi kuning pudar.
4. Menambah 2-3 tets indikator amilum kedalam erlenmeyer.
5. Menitrasi kembali sampai warna larutan menjadi biru bening.
6. Mencatat hasil.
Analisa kadar Na2S
Alat dan BahanAlat :1. Cawan porselen2. Oven3. Neraca digital4. Desikator5. Krustang6. Gelas arloji7. Gunting8. Stopwatch
Bahan :1. Sampel kulit liming
Analisa Kadar Air
Metode KerjaAnalisa Kadar Air1. Menimbang sampel kulit liming sebanyak 3 gram.2. Menimbang cawan porselen kosong.3. Memasukan sampel kulit kedalam cawan porselen.4. Mengoven sampel dengan suhu 100oC.5. Mendinginkan sampel kulit dalam desikator.6. Menimbang berat cawan porselen berisi sampel.7. Mengulang langkah kerja pada nomor 4-6 hingga diperoleh berat yang
konstan.8. Mencatat hasil pengamatan.
Analisa Kadar Air
Alat dan BahanAlat :1. Neraca digital2. Crus porselen3. Furnance4. Desikator5. Erlenmeyer6. Gelas ukur7. Pipet tetes8. Buret9. Statif10.Corong 11.Gelas beker 100 ml
Bahan : 1. Kulit liming2. Aquades3. Indikator PP4. Larutan HCl 0,5 N
Analisa Kadar CaO
Metode KerjaAnalisa Kadar CaO1. Menimbang kulit liming sebanyak 3 gram.2. Menimbang krus porselen, kemudian memasukkan sampel kulit kedalam krus
porselen.3. Memasukkan krus porselen berisi kulit kedalam furnance kemudian diabukan
sampai suhu 9000C.4. Membiarkan selama semalam sampai suhu turun.5. Memasukkan krus porselen kedalam desikator.6. Mengambil abu sampel, kemudian memasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml
ditambah aquades 50 ml.7. Mengojok larutan sampai homogen dan ditambahkan indikator PP.8. Menitrasi larutan dengan HCl 0,5 N sampai didapat perubahan warna menjadi
sindur.9. Mencatat hasil.
Analisa Kadar CaO
Alat dan BahanAnalisa Jumlah ReduktorAlat :1. Erlenmeyer iodin2. Pipet ukur3. Buret 4. Statif5. Pipet tetes6. Corong7. Gelas beker
Bahan :1. Aquades2. Larutan Iodin 0,1 N3. Asam asetat 6 %4. Kulit liming5. Larutan Na.tiosulfat 0,1 N6. Indikator amilum
Analisa kadar Na2S dalam Kulit
Analisa BlankoAlat :1. Erlenmeyer iod2. Pipet ukur3. Buret 4. Statif5. Pipet tetes6. Corong7. G.beker 100ml
Bahan : 1. Air suling2. Larutan Iodin 0,1 N3. Asam asetat 6 %4. Kulit liming5. Larutan Na.tiosulfat 0,1 N6. Indikator amilum
Metode KerjaAnalisa Jumlah Reduktor1. Memasukkan aquades 200 ml
kedalam erlenmeyer iodin.2. Menambahkan 50 ml larutan Iodin
0,1 N, 25 ml asam asetat 6 %, dan sampel kulit liming digojog sampai homogen.
3. Menitrasi dengan na.tiosulfat 0,1 N kemudian ditambah indikator amilum.
4. Mencatat hasil.
Analisa Blangko1. Memasukkan aquades 200 ml
kedalam erlenmeyer iodin.2. Menambahkan 50 ml larutan Iodin
0,1 N, 25 ml asam asetat. 6%, digojog sampai homogen.
3. Menitrasi dengan Na.tiosulfat 0,1 N kemudian ditambah indikator amilum.
4. Mencatat hasil.
Analisa kadar Na2S dalam Kulit
Alat dan BahanAnalisa Na2S Cairan KeluarAlat :1. Erlenmeyer Iodin2. Gelas ukur3. Pipet ukur4. Buret5. Statif6. Corong7. Gelas beker 100ml
Bahan :1. Air suling2. Larutan Iodin 0,1 N3. Asam asetat 6 %4. Cairan liming5. Larutan Na.tiosulfat 0,1 N6. Indikator amilum
Analisa kadar Na2S Cairan Keluar
Analisa BlankoAlat :1. Erlenmeyer Iodin2. Gelas ukur3. Pipet ukur4. Buret5. Statif6. Corong7. G.beker 100ml
Bahan :1. Air suling2. Larutan Iodin 0,1 N3. Asam asetat 6 %4. Larutan Na.tiosulfat 0,1 N5. Indikator amilum
Metode KerjaAnalisa Na2S Cairan Keluar1. Mengambil 20 ml aquades
dimasukkan kedalam erlenmeyer Iodin.
2. Menambahkan 50 ml larutan Iodin 0,1 N, 25 ml asam asetat 6 % dan 20 ml cairan liming, kemudian digojog homogen.
3. Menitrasi larutan dengan larutan Na.tiosulfat 0,1 N sampai didapat perubahan warna.
4. Mencatat hasil.
Analisa Blangko1. Mengambil 20 ml aquades
dimasukkan kedalam erlenmeyer Iodin.
2. Menambahkan 50 ml larutan Iodin 0,1 N, 25 ml asam asetat 6 % kemudian digojog homogen.
3. Menitrasi larutan dengan larutan Na.tiosulfat 0,1 N sampai didapat
4. perubahan warna.5. Mencatat hasil.
Analisa kadar Na2S Cairan Keluar
Deliming Merupakan proses untuk menghilangkan sisa-sisa kapur yang masih
tersisa pada kulit karena adanya proses pengapuran. Penghilangan kapur yang terikat maupun yang tidak terikat pada bagian daging dan serat-serat kulit serta mempersiapkan kulit untuk proses selanjutnya. Jika kapur didalam kulit tidak dihilangkan maka kulit menjadi keras, mudah rapuh, dan berwarna gelap pada proses selanjutnya. Adapun kapur yang dimaksud adalah kapur yang masih melekat pada kulit, kapur yang masuk ke dalam pori-pori kulit dan kapur yang bersenyawa dengan zat-zat kulit.
Bahan-bahan DelimingBahan-bahan yang digunakan yaitu :1. 150% Air2. 2,5% ZA
*Dilakukan selama 45’*pH kulit 7,0-8,4
Kontrol Proses DelimingKontrol proses deliming yaitu:1. pH kulit mencapai 8 untuk persiapan proses bating2. Dilakukan pengecekan dengan idikator PP, apabila penampang kulit
berwarna bening, maka proses deliming dianggap selesai. Apabila masih berwarna pink, menandakan bahwa masih terdapat kandungan kapur pada kulit
Bating Bating merupakan salah satu tahapan proses penyamakan kulit
(beam house operations) yang bertujuan untuk menghilangkan protein non kolagen. Oleh karena itu proses bating disebut dengan proses pengikisan protein.
Bahan-bahan BatingBahan-bahan yang digunakan yaitu :1. 3% Bate 1D/W/D
*proses selama 90’*dilakukan air permiability test dan tumb test
Kontrol Proses BatingKontrol proses setelah proses bating yang harus dilakukan adalah:1. Thumb test
Bila kulit bagian nerf ditekan, akan membekas, dan lama kembalinya.2. Air permeability test
Bagian kulit yang tipis, dibuat kantong (digelembungkan) dengan tangan, ditekan kuat, jika terjadi gelembung udara kecil pada kantong, maka bating dianggap cukup (Khurry, 2012).
Bahan-bahan PicklingBahan-bahan yang digunakan yaitu :1. 80% Air2. 12% Garam 15’3. 2,5% FA 3X15’4. 1% Altan FS 20’5. 2% Eurekanol 20’
*air garam sebesar 8”Be*pH kulit 2,5-3,0