PRAKTIKUM VIII UJI VALIDITAS REAGEN Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 3 Juni 2013 I. TUJUAN Untuk mengetahui kualitas/validitas reagen yang digunakan dalam pemeriksaan. II.METODE Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode Blood grouping plate dan metode tabung. III. PRINSIP Reaksi aglutinasi antara antibodi dengan antigen yang melekat pada permukaan sel darah merah. IV.DASAR TEORI Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang terangkut di dalam cairan kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90%
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRAKTIKUM VIII
UJI VALIDITAS REAGEN
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 3 Juni 2013
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kualitas/validitas reagen yang digunakan dalam
pemeriksaan.
II. METODE
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode Blood grouping
plate dan metode tabung.
III. PRINSIP
Reaksi aglutinasi antara antibodi dengan antigen yang melekat pada permukaan
sel darah merah.
IV. DASAR TEORI
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-
kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari
sel darah Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang terangkut di dalam cairan
kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang
mengandung sari makanan, protein, hormon, dan endapan kotoran selain sel-sel
darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006)
a. Sel Darah Merah
Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45%
darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum tulang. Dalam
setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang
diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120
hari. Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut
menjadi sepertiga ukuran mula-mula.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi.
Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-
paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan
oksigen ke sel dan mengikat karbon dioksida. Sel darah merah yang tua akhirnya
akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian
besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati.
Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut
oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru.
Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali.
b. Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis
darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar
disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel
darah merah (Anonim, 2012).
Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan
resipien (penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus
sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor (Anonim,
2012).
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan
reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok,
dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin
akan terpisah dari eritrosit (Anonim, 2012).
Pada seluruh proses yang berkaitan dengan transfusi darah, sangat perlu
memperhatikan validitas dari reagensia yang digunakan agar hasil yang
diperoleh dapat dipertanggungjawabkan (Anonim, 2012).
c. Validasi Reagensia
Uji validasi reagen merupakan suatu proses untuk mengetahui apakah
reagen yang digunakan pada pemeriksaan valid atau tidak valid. Hal ini akan
berpengaruh pada hasil pemeriksaan (Anonim, 2012).
Adapun reagen yang divalidasi antara lain (Anonim, 2012) :
Anti-A
Anti-A atau antigen A merupakan antigen yang terdapat dalam sel
darah merah atau biasa disebut sebagai aglutinogen. Aglutinogen A ini
mempunyai mempunyai enzim glikosil tranferase yang mengnadung
asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
Anti-B
Anti-B atau antigen B merupakan antigen yang terdapat dalam sel
darah merah atau biasa disebut sebagai aglutinogen. Aglutinogen B ini
mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoprotennya.
Anti-D
Anti- D atau antigen D merupakan antigen yang terdapat dalam sel
darah merah untuk menentukan rhesus seseorang. Rhesus positif
(+) maka di dalam eritrositnya terdapat aglutinogen/ antigen rhesus
(Disebut juga aglutinogen D). Rhesus negative (-) maka di dalam
eritrositnya tidak terdapat aglutinogen/ antigen rhesus (Aglutinogen D).
Test Sel Standar A, B, dan O
Test sel A,B,O standar, adalah reagensia untuk pemeriksaan
golongan darah sistem ABO didapat dari beberapa individu darah donor
yang sehat ( bebas uji saring IMLTD). Test sel A standar terdiri dari satu
golongan A, test sel B standar terdiri dari satu golongan B, sedangkan
test sel O standar terdiri dari 3 golongan O yang dipool. Sel A, B, O yang
diketahui, harus melalui proses pencucian terlebih dahulu dengan saline
sebelum dijadikan test sel standar.
Coomb’s Serum (AHG)
Coomb’s serum (Anti Human Globulin) merupakan reagen yang
digunakan dalam proses coomb’s test yakni untuk mendeteksi adanya sel
darah merah yang tersensitisasi dengan antibodi atau komplemen in vivo
(dalam tubuh pasien ).
Bovine Albumin 22%
Bovine albumin 22% merupakan reagen yang digunakan sebagai
medium inkubasi pada proses pemeriksaan golongan darah maupun uji
silang serasi (crossmatching).
Coomb’s Control Cell (CCC)
Coomb’s Control Cell (CCC) merupakan reagen yang digunakan
pada proses validasi dalam uji silang serasi (crossmatching) untuk
mengetahui apakah reaksi yang timbul valid/invalid sehingga hasil
pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan.
V. ALAT DAN BAHAN
V.1 ALAT
1. Blood grouping plate
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Sentrifuge
5. Inkubator
6. Pipet tetes
7. Botol semprot
8. Stopwatch
V.2 BAHAN
1. Suspensi sel A 5%
2. Suspensi sel B 5 %
3. Suspensi sel O 5 %
4. Coomb’s serum (AHG)
5. Larutan NaCl 0,9 %
6. Anti-A
7. Anti-B
8. Anti-D
9. Bovine albumin 22%
10. Suspensi sel A 10%
11. Suspensi sel B 10%
12. Suspensi sel O 10%
13. CCC (Coomb’s Control
Cell)
VI. Prosedur Kerja :
A. Test Validasi reagen anti-A, anti-B, anti-D dengan metode blood grouping
plate :
Reagen anti-A
Identitas anti-A 2 tetes anti-A + 1
tetes suspensi sel A
10%
2 tetes anti-A + 1
tetes suspensi sel B
10%
2 tetes anti-A + 1
tetes suspensi sel O
10%
Plate digoyang kedepan dan belakang hingga tercampur rata
kemudian reaksi dibaca
Reagen anti-B
Identitas anti-B 2 tetes anti-B + 1
tetes suspensi sel A
10%
2 tetes anti-B + 1
tetes suspensi sel B
10%
2 tetes anti-B + 1
tetes suspensi sel O
10%
Plate digoyang kedepan dan belakang hingga tercampur rata
kemudian reaksi dibaca
Reagen anti-D
Identitas anti-D
IgM
2 tetes anti-D
Igm + 1 tetes
suspensi sel A
10 %
2 tetes anti-D
Igm + 1 tetes
suspensi sel B
10 %
2 tetes BA 22%
+ 1 tetes
suspensi sel A
10 %
2 tetes BA 22
% + 1 tetes
suspensi sel A
10 %
Plate digoyang kedepan dan belakang hingga tercampur rata
kemudian reaksi dibaca
B. Test Validasi Reagen Bovine Albumin 22% dan Anti human globulin
Validasi Bovine
Albumin 22%
1 tetes suspensi sel
A 5% + 2 tetes BA
22%
1 tetes suspensi sel
B 5% + 2 tetes BA
22%
1 tetes suspensi sel
O 5% + 2 tetes BA
22%
Dikocok agar homogen, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC.
diputar 3000 rpm selama 15 detik kemudian reaksi dibaca
Validasi Antihuman
globulin
Dicuci 3 kali dengan menggunakan saline kemudian reaksi
dilanjutkan dengan menambahkan ke dalam masing – masing
tabung 2 tetes anti human globulin. Dikocok perlahan – lahan,
kemudian putar 3000 rpm selama 15 detik dan reaksi dibaca
Coombs Control Cell (CCC)
Kontrol semua tabung bila hasil pemeriksaan negatif dengan
CCC.
Ke dalam masing – masing tabung ditambahkan dengan 1 tetes
CCC
Dikocok perlahan – lahan, kemudian putar 3000 rpm selama 15
detik dan reaksi dibaca
VII. HASIL PENGAMATAN
7.1.1. Reagensia
No Nama Reagen Gambar Keterangan
1 Anti-A No Lot : 060413
E.d : April 2014
Warna : Biru
2. Anti-B No Lot : 060413
E.d : April 2014
Warna : Kuning
3 Anti-D No Lot : DM040313
E.d : Maret 2014
Warna : Putih
4 Coomb’s
Control Cell
No Lot : -
E.d : 3 Juni 2013
Warna : Merah
5 Coomb’s
Serum
No Lot : SGA060812
E.d : Agustus 2013
Warna : Putih
5 a. Suspensi
sel A 5%.
b. Suspensi
sel B 5%.
c. Suspensi
sel O 5%.
No Lot : -
E.d : 3 Juni 2013
Warna : Merah
6 a. Suspensi
sel A 10%.
b. Suspensi
sel B 10%.
c. Suspensi
sel O 10%.
No Lot : -
E.d : 3 Juni 2013
Warna : Merah
7 Bovine
albumin 22%
No Lot : 111212
E.d : Des’ 2013
Warna : Kuning
8 NaCl 0,9% No Lot : -
E.d : -
Warna : Putih
7.1.2. Hasil Pengujian Validasi
Tanggal pemeriksaan : 3 Juni 2013
No Pengujian Gambar Keterangan
1 Validasi reagen Anti-A
a. Bioplate I2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel A 10%: Terjadi aglutinasi ditandai adanya gumpalan merah besar dengan cairan berwarna bening disekitarnya (+4)
b. Bioplate II2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel B 10%: Tidak terjadi aglutinasi (-)
c. Bioplate III2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel O 10%: Tidak terjadi aglutinasi (-)
2 Validasi reagen Anti-B
a. Bioplate I2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel A 10%: Tidak terjadi aglutinasi (-)
b. Bioplate II2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel B 10% : Terjadi aglutinasi ditandai adanya gumpalan merah besar dengan cairan berwarna bening disekitarnya (+4)
c. Bioplate III2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel O 10%:
Tidak terjadi aglutinasi (-)
3 Identitas reagen Anti-D IgM
a. Bioplate I2 tetes anti-D IgM + 1 tetes suspensi sel A 10 % : Terjadi aglutinasi ditandai gumpalan agak besar dengan cairan merah disekitarnya ( +3)
b. Bioplate II2 tetes anti-D IgM + 1 tetes suspensi sel B 10 % : Terjadi aglutinasi ditandai gumpalan agak besar dengan cairan merah disekitarnya ( +3)
c. Bioplate III2 tetes BA 22% + 1 tetes suspensi sel A 10 % : Tidak terjadi aglutinasi (-)
d. Bioplate IV2 tetes BA 22% + 1 tetes suspensi sel B 10 % : Tidak terjadi aglutinasi (-)
4 Validasi Bovine albumin 22%
a. Tabung I 2 tetes BA 22% + 1 tetes suspensi sel A 5% : Tidak terjadi aglutinasi (-)
b. Tabung II2 tetes BA 22%+ 1 tetes suspensi sel B 5 % : Tidak terjadi aglutinasi (-)
c. Tabung III2 tetes BA 22% + 1 tetes suspensi sel O5% : Tidak terjadi aglutinasi (-)
5 Validasi Coomb’s serum
a. Tabung IHasil validasi BA 22% (dicuci 3 kali dalam saline) + 2 tetes Coomb’s serum: Tidak terjadi aglutinasi (-)
b. Tabung IIHasil validasi BA 22% (dicuci 3 kali dalam saline) + 2 tetes Coomb’s serum: Tidak terjadi aglutinasi (-)
c. Tabung IIIHasil validasi BA 22% (dicuci 3 kali dalam saline) + 2 tetes Coomb’s serum: Tidak terjadi aglutinasi (-)
a. Tabung IHasil validasi AHG + 1 CCC : Terjadi aglutinasi ditandai terbentuknya gumpalan kecil dengan warna merah disekitarnya (+1)
b. Tabung IIHasil validasi AHG + 1 CCC : Terjadi aglutinasi ditandai terbentuknya gumpalan kecil dengan warna merah disekitarnya (+1)
c. Tabung IIIHasil validasi AHG + 1 CCC : Terjadi aglutinasi ditandai terbentuknya gumpalan kecil dengan warna merah disekitarnya (+1)