This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al-Qur’an banyak menyebutkan tentang potensi tumbuh-tumbuhan untuk
dimanfaatkan oleh manusia. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ayat 99
”Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman"(QS.Al-An’am/06: 99).
Dalam surat An-Nahl ayat 11, Allah Swt. juga menjelaskan mengenai
tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan obat bagi manusia.
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS. An-Nahl/16: 11).
Pada ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa Dia yang telah menciptakan
tumbuh-tumbuhan dengan berbagai macam bentuk, warna, sifat khusus, rasa dan
bau. Tumbuh – tumbuhan tersebut dimanfaatkan untuk manusia dan hewan. Allah
menciptakan alam semesta beserta isinya tidak diciptakan dengan sia-sia akan
tetapi memiliki fungsi masing – masing (Rossidy, 2008).
Rasulullah saw. pernah bersabda dalam sebuah hadits Bukhari mengenai
khasiat dari jintan hitam (Al-Albani, 2008):
إ ״ ׃عن أ بي ھر ير ة ر ضي اهللا عنه أنه سمع ر سو ل اهللا صلی اهللا عليه و سلم يقول دا السو الحبة و ، ت المو׃ ◌ السام و. ״سام . ال، إ ن في الحبة السوداء شفاء من كل داء
. نيز شوال׃ ء “Dari Abu Hurairah RA bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya biji hitam itu mengandung obat untuk segala penyakit, kecuali sam.” Sam adalah kematian dan biji hitam adalah syuniz”.
Biji Nigella sativa L., disebut black cumin di Eropa dan disebut jintan
hitam di Indonesia. Jintan hitam telah digunakan oleh para penduduk selama lebih
dari 3000 tahun dan dilaporkan sebagai obat dari segala macam penyakit.
Jintan hitam di pandang mampu mengobati segala penyakit. Hal tersebut
didasarkan pada sumber baik dari hadits shahih maupun berdasarkan penelitian-
penelitian ilmiah yang sudah dilakukan oleh banyak ilmuwan bidang kedokteran
di berbagai macam negara. Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian ilmuwan
bidang kedokteran diantaranya menyimpulkan bahwa jintan hitam mengandung
lebih dari 100 komponen kimia alami yang sangat diperlukan tubuh. Berdasarkan
Study of Oil Black Seed on Humans oleh peneliti dari Amerika, jintan hitam
terbukti memiliki efek antihistamin, antioksidan, antibiotik, antimikroba dan
penghambat bronchitis (Hilman, 2005).
Saat ini ditemukan bahwa radikal bebas berperan dalam terjadinya
berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia yang
memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan
mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara
radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit (Sofia,
2005).
Antioksidan sintetik seperti Butil Hidroksil Anisol (BHA), Butil Hidroksi
Toluen (BHT), dan Tert-Butil Hidroquinon (TBHQ) telah digunakan secara luas
sebagai penghambat oksidasi lipid. Meskipun demikian, antioksidan sintetik
bukan merupakan pilihan utama karena memiliki sifat toksik. Hal tersebut yang
menyebabkan banyaknya penelitian yang ingin lebih mengeksplorasi senyawa
antioksidan alami khususnya pada buah-buahan dan sayuran (Rababah et.al., 2004
dalam Rohman et.al., 2005), salah satunya adalah jintan hitam.
Senyawa utama yang terdapat dalam jintan hitam adalah thymoquinon
(TQ), dihidrothymoquinon (DTQ), thymol (THY) dan carvacrol yang bersifat non
polar. Senyawa-senyawa tersebut bersifat sebagai antioksidan. Pelarut-pelarut
yang biasa digunakan untuk mengekstrak senyawa-senyawa non polar tersebut
adalah n-heksana, kloroform, dan petroleum eter.
Penelitian Burits, et.al. (2000) menyebutkan bahwa jintan hitam, Nigella
sativa mengandung essential oil yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Hasil penentuan aktivitas antioksidan jintan hitam dengan menggunakan DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) yang dimurnikan dengan KLT menunjukkan bahwa
kandungan thymoquinone, carvacrol, t-anethole dan 4-terpineol dapat
menghambat aktivitas radikal.
Studi penentuan asam lemak, α-tokoferol dan aktivitas antioksidan ekstrak
minyak Nigella sativa juga telah dilakukan oleh Al-Naqeeb, et.al. (2009) yaitu
dengan menggunakan berbagai variasi pelarut: n-heksana, petroleum eter dan
kloroform : methanol ( 2:1 ). Asam lemak dianalisis menggunakan GC dan α-
tokoferol dianalisis menggunakan HPLC, sedangkan penentuan aktivitas
antioksidan menggunakan metode FTC (Ferri Tiosianat) dan TBA (Thiobarbituric
Acid). Pengujian dengan menggunakan kedua metode tersebut menunjukkan
bahwa masing-masing ekstrak memiliki aktivitas antioksidan. Hasil pengujian
aktivitas antioksidan tidak memberikan perbedaan yang signifikan diantara kedua
metode.
Selain mengandung senyawa non polar, jintan hitam juga mengandung
senyawa polar. Senyawa polar yang terkandung dalam jintan hitam juga
berpotensi sebagai antioksidan. Namun, senyawa polar tersebut belum diteliti
secara mendetail sehingga belum diketahui golongan senyawa yang berperan
sebagai antioksidan.
Penelitian Thippeswamy dan Naidu (2005) membahas tentang potensi
antioksidan dari berbagai varietas cumin yang terdiri dari cumin (Cuminum
cyminum), black cumin (Nigella sativa) dan bitter cumin (Cuminum nigrum)
dengan menggunakan pelarut aquadest dan methanol 80%. Potensi antioksidan
ditentukan dengan metode DPPH, total fenol dan uji peroksidasi lipid. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa ketiga jenis varietas cumin tersebut memiliki
potensi antioksidan. Bitter cumin memiliki potensi antioksidan tertinggi yang
diikuti dengan cumin dan black cumin.
Hendrik (2009) disebutkan bahwa ekstrak alkohol yang terkandung pada
jintan hitam dilaporkan dapat menghambat tingginya hidrogen peroksida pada
mikrosom sel hati mencit. Ekstrak jintan hitam dapat memberikan melindungi
tubuh dari kerusakan radikal bebas dibandingkan dengan senyawa antioksidan
sintetik.
Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa ekstrak alkohol jintan
hitam yang memiliki sifat polar berpotensi sebagai antioksidan. Pemanfaatan
ekstrak polar dapat ditelaah lebih lanjut dengan pengujian aktivitas
antioksidannya dan identifikasi senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas antioksidan fraksi etanol dari jintan hitam (Nigella sativa,
L.) menggunakan metode DPPH, FTC dan TBA?
2. Apa saja kandungan golongan senyawa antioksidan dalam fraksi etanol dari
jintan hitam (Nigella sativa, L.)?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
1. Mengetahui aktivitas antioksidan fraksi etanol dari jintan hitam (Nigella
sativa, L.) menggunakan metode DPPH, FTC dan TBA.
2. Mengetahui kandungan golongan senyawa antioksidan dalam fraksi etanol
jintan hitam (Nigella sativa, L.).
1.4 Batasan Masalah
1. Sampel yang digunakan adalah jintan hitam (Nigella sativa, L.) yang berasal
dari Pusat Penelitian Tanaman Materia Medika, kota Batu, Malang.
2. Fraksi etanol diperoleh dari hasil maserasi dan partisi.
3. Metode yang digunakan adalah DPPH, FTC dan TBA.
4. Uji fitokimia yang digunakan meliputi uji terpenoid, uji flavonoid, uji saponin,
uji tanin dan uji alkaloid.
1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya
adalah sebagai berikut:
a) Memberikan informasi kepada para saintis bahwa tidak hanya fraksi nonpolar
jintan hitam yang memiliki potensi sebagai antioksidan, tapi juga fraksi polar.
b) Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai pemanfaatan
jintan hitam sebagai antioksidan alami yang diperoleh dari fraksi etanol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jintan Hitam dalam Pespektif Islam
Kajian terhadap ayat – ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan telah banyak dilakukan. Satu diantaranya menjelaskan khasiat
tumbuh – tumbuhan untuk mencegah atau mengobati berbagai jenis penyakit.
Pembuktian terhadap ayat - ayat tersebut pun telah banyak dilakukan dan hasilnya
sangatlah menakjubkan. Tak sedikit tumbuh – tumbuhan yang terbukti memiliki
potensi yang luar biasa. Eksplorasi yang lebih mendalam mulai dilakukan untuk
mendapatkan khasiat lain dari berbagai tumbuhan.
Dalam dunia tumbuh – tumbuhan terdapat berbagai jenis tumbuhan yang
berbeda – beda. Keragaman jenis tersebut menjadikan tumbuhan memiliki
berbagai potensi yang berbeda satu sama lain. Seperti yang dijelaskan pada ayat
”Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman"(QS.Al-An’am/06: 99).
Firman Allah SWT dalam surat Al-An’am ayat 99 yang artinya ...Kami
menumbuhkan darinya kebun-kebun kurma, zaitun dan delima, ada yang serupa
dan tidak serupa...menjelaskan bahwa Allah menciptakan beragam jenis buah.
Setiap jenis buah memiliki rasa dan harum tersendiri meskipun semuanya tumbuh
di tanah yang sama. Selain itu, buah-buahan dan sayur-sayuran juga merupakan
sumber-sumber vitamin dan nutrisi essensial yang melimpah. Allah SWT
menutup surat Al-An’am ayat 99 dengan firman-Nya ...sesungguhnya pada
demikian itu, terdapat tanda-tanda yang nyata bagi orang-orang yang beriman,..
karena orang-orang yang beriman itu hidup, bekerja, berfikir dan memahami
sehingga untuk mendapatkan bukti dari ayat tersebut yang dapat menunjukkan
kepada mereka kepada perbuatan mengesakan Allah SWT (Al-Jazairi, 2007).
Ayat di atas juga mengingatkan kepada kita tentang adanya tanda-tanda
kekuasaan Allah SWT dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang memang penuh
dengan tanda-tanda yang menunjukkkan keagungan dan keperkasaan-Nya. Semua
jenis tumbuhan makan dan tumbuh dari sinar, karbon, hidrogen, nitrogen,
fosforus, sulfur, kalium, kalsium, magnesium, dan besi. Meskipun makanannya
sama, tanah menumbuhkan apel yang manis, colocynth yang pahit, kapas yang
lembut, kaktus yang berduri, gandum, barley, jeruk, kurma, anggur, buah ara,
zaitun dan delima. Demikianlah, dalam tanah yang sama, unsur makanan yang
sama, dan air yang sama, biji-biji yang sangat kecil itu menumbuhkan ribuan jenis
tumbuhan dan buah-buahan dengan aneka ragam bentuk, warna, bau, dan rasa
(Pasya, 2004).
Allah Swt. berfirman dalam surat Al-An’am ayat 141.
“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”(QS. Al-An’am/06: 114).
Ayat ini menjelaskan bahwa hanya Allah SWT yang menciptakan pohon
kurma dalam keadaaan yang bermacam-macam ras, bentuk dan aromanya. Allah
SWT menciptakan buah-buahan seperti zaitun, dan delima dalam beberapa segi
yang lain seperti rasanya meskipun semua tumbuh diatas tanah yang sama dan
disiram dengan air yang sama (Shihab, 2001). ‘Aidh Al-Qarni (2008) menjelaskan
bahwa Allah SWT semata yang menciptakan kebun-kebun yang luas dan taman-
taman yang menghijau yang terdiri dari berbagai jenis pohon. Di antaranya ada
yang tumbuh tinggi menjulang seperti kurma, tanaman pertanian, zaitun dan
delima, namun di antaranya ada pula yang tidak tumbuh tinggi.
Jintan hitam (Nigella sativa, L.) merupakan tanaman tertua yang
digunakan sebagai pengobatan dalam sejarah manusia. Bahwa pada zaman nabi
ada istilah yang dikenal dengan Thibbun Nabawi, yang berarti pengobatan yang
dilakukan berdasarkan pada hadits-hadits nabi. Banyak sekali hadits-hadits yang
menyebutkan bahwa Nabi pada zamannya banyak menggunakan berbagai macam
tumbuhan sebagi pengobatan. Salah satu tanaman yang direkomendasikan adalah
biji habbatussauda’ atau yang kita kenal dengan biji jintan hitam (Nigella sativa
Linn.).
Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ibnu
Majah berikut (Al-Albani, 2008):
ن أ بي ھر ير ة ر ضي اهللا عنه أنه سمع ر سو ل اهللا صلی اهللا عليه و ◌ عام . ال، إ إ ن في الحبة السوداء شفاء من كل داء ״ ׃سلم يقول السام و. ״س
. نيز شوال׃ ء دا السو الحبة و ، ت المو׃ ◌ “Dari Abu Hurairah RA bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya biji hitam itu mengandung obat untuk segala penyakit, kecuali sam.” Sam adalah kematian dan biji hitam adalah syuniz”.
Khasiat jintan hitam juga dijelaskan dalam Hadits berikut (Al-Albani, 2006):
سفيان ثنا حد׃ قا. ، حد ثنا ابن أبي عمر و سعيد بن عبد الر حمن المخزومي عليكم ׃قا ل ، أ ن النبي ، عن أ بي ھر ير ة ، عن أ بي سلمة ، الزھري عن ،
المو ׃و السا م . إ . السا م، فإ ن فيھا شفاء من كل داء ، بھذه الحبة السو داء . ت
" Ibnu Abu Umar dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, “Makanlah habbatussauda’ ini. Sesungguhnya ia mengandung obat dari berbagai (jenis) penyakit, kecuali kematian.”
Hadits di atas menjelaskan bahwa jintan hitam merupakan obat herbal
yang dapat menyembuh berbagai macam penyakit. Saat ini, banyak penelitian
yang telah membuktikan keampuhan dari jintan hitam. Salah satunya adalah jintan
hitam sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat
menghambat kerja radikal bebas. Radikal bebas sendiri merupakan suatu senyawa
yang dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif. Penggunaan jintan hitam
dapat menghambat kerja dari radikal bebas yang membahayakan kesehatan tubuh.
2.2 Jintan Hitam (Nigella sativa, L.) dalam Perspektif Sains
Tanaman jintan hitam (Nigella sativa, L.) adalah termasuk tanaman
familia Ranunculaceae. Jintan hitam tumbuh liar sampai pada ketinggian 1100
meter dari permukaan laut. Biji jintan hitam berbentuk kerucut berwarna
kehitaman yang dihasilkan oleh tanaman berbatang lembut berbunga kuning.
Jintan hitam beraroma yang sangat menyengat dan rasanya pahit, memiliki tinggi
30-35 cm, yang bercabang dan melingkar pada bagian atasnya, berambut memiliki
bunga-bunga berwarna putih kebiruan dan dipenuhi juga dengan dedaunan (daun
pada bagian bawah lebih kecil daripada bagian atasnya) (Savitri, 2008).
Klasifikasi tanaman jintan hitam (Nigella sativa, L.) adalah sebagai
berikut (Savitri, 2008):
Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Ranunculales Famili : Ranunculaceae Genus : Nigella Spesies : Nigella sativa Linn
Gambar 2.1 Jintan Hitam (Nigella sativa, L.)
2.2.1 Khasiat dan Kegunaan
Biji jintan hitam pada umumnya digunakan pada pengobatan tradisional,
seperti diuretik, antihipertensi, memperbaiki proses pencernaan, antidiare,
stimulan nafsu makan, analgesik, antibakteri dan digunakan untuk penyakit kulit.
Jinten hitam juga telah dilakukan studi untuk aktivitas biologi dan
memperlihatkan untuk antidiabetes, antikanker, imunomodulator, antimikroba,
anti-inflamasi, spasmolitik, bronchodilatot, hepatoprotektif, pelindung ginjal, dan
antioksidan. (Gillani, et.al., 2004). Jurnal lain menyebutkan bahwa jintan hitam
juga dapat berfungsi sebagai immune stimulant, antihistamin, hypoglycemic,
choleretic, dan antipiretik (Al-Ali, et.al., 2008).
Berdasarkan penelitian Zaher, et.al. (2008), mengenai observasi efek
biologi dari jintan hitam (Nigella sativa) dan teh hijau (Camellia sinensis)
menyatakan bahwa jintan hitam berpotensi sebagai antiviral, antikanker, anti-
angiogenic dan antioksidan. Pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan
metode DPPH, penangkapan radikal NO (nitric oxide) dan uji peroksidasi lipid.
Hasilnya menunjukkan bahwa jintan hitam dan teh hijau berpotensi sebagai
antioksidan.
Musa, et.al. (2004) menyatakan bahwa ekstrak etanol jintan hitam
berpotensi sebagai antitumor. Selain itu, jintan hitam dapat digunakan sebagai
antimalaria menurut penelitian Abdulelah, et.al. (2007). Penelitian Ali, et.al.
(2007), melaporkan bahwa jintan hitam memiliki potensi sebagai antimikotik dan
antimikroba. Jintan hitam sebagai antimikroba juga dilakukan oleh Arici, et.al.
(2005).
2.2.2 Komponen Kimia Jintan Hitam
Komposisi kimia dalam jintan hitam antara lain asam amino (leucine,
”Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?” (QS. As-Syu’araa/26: 7).
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Swt. telah menumbuhkan berbagai
macam tumbuhan yang baik untuk manusia agar manusia selalu bersyukur atas
segala nikmat dan memanfaatkan segala pemberian-Nya. Tumbuhan tidak hanya
digunakan sebagai sumber bahan pangan tapi dapat dijadikan sebagai obat dan
pemanfaatan tumbuhan sebagai obat telah dilakukan sejak dahulu.
Jintan hitam atau habbatussauda merupakan salah satu tanaman digunakan
sebagai obat sejak zaman Nabi. Pengobatan dengan jintan hitam termasuk salah
satu dari pengobatan Nabi (Thibbun Nabawiy). Thibbun Nabawiy menggunakan
habbatussauda sebagai salah satu penanganan berbagai macam penyakit dan
pemeliharaan kesehatan tubuh yang telah disunahkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Thibbun Nabawiy telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk
menghindari terjadinya berbagai penyakit (Hendrik, 2009).
Allah Swt. memerintahkan manusia mengikut sunah Nabi, baik yang
berasal dari ucapan, perbuatan maupun ketetapannya. Sebagaimana dalam firman-
ت المو ׃ لاق؟ ما السام و ׃ تلق ٠السام. من ، إ كل داء نم ءافش ءوداالس ةبالح هذھ ”Dari Manshur, dari Khalid bin Sa’ad, dia berkata: Kami keluar dan bersama kami Ghalib bin Abjar, lalu dia menderita sakit di perjalanan. Kami pun datang ke Madinah sementara dia masih sakit. Lalu Ibnu Abi Atiq menjenguknya dan berkata kepada kami, “Hendaklah kamu menggunakan habbatussauda’, ambillah lima atau tujuh bulir lalu dihaluskan, setelah itu diteteskan di hidungnya beberapa tetes minyak di sisi ini dan di sisi ini. Sesungguhnya Aisyah RA menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda,” Sesungguhya habbatussauda’ adalah obat semua penyakit kecuali as-saam’. Aku berkata,’Apakah As-Saam itu?’ Beliau bersabda,’Kematian’.”
Hadits di atas menjelaskan bahwa habbatussauda merupakan obat dari
segala penyakit, kecuali kematian. Dengan kata lain, Nabi Saw. menganjurkan
manusia untuk menggunakan habbatussauda dalam menyembuhkan berbagai
penyakit.
Dalam tahun – tahun terakhir telah dilakukan banyak riset dan penelitian
ilmiah untuk memastikan dan membuktikan khasiat habbatussauda dalam
menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Beberapa hasil studi yang sudah
dipublikasikan dan berkembang pesat di sebagian negara – negara di dunia, dan
masih akan terus berlanjut, diantaranya menyebutkan bahwa habbatussauda
memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan.
Pada penelitian ini, habbatussauda diteliti efek farmakologisnya sebagai
antioksidan. Fraksi polar jintan hitam yang diekstrak dengan etanol menunjukkan
kemampuan dalam menghambat radikal bebas. Persentase aktivitas antioksidan
ektrak jintan hitam dengan menggunakan DPPH adalah sebesar 22,483% dengan
nilai EC50 sebesar 2743,59. Pengujian antioksidan juga dilakukan dengan
menggunakan metode FTC dan TBA.
Penelitian lain menyebutkan bahwa habbatussauda memiliki potensi yang
lain yaitu sebagai antiviral, antikanker, anti-angiogenic, antimikotik, antimikroba,
Al-Ali, A., Abdul, A.A., Mohammad, A.R., dan Nisar, A.S. 2008. Oral and
Intraperitoneal LD50 of Thymoquinone, An Active Principle of Nigella sativa, in Mice and Rats. Journal Ayub Medical College Abbottabad, Vol. 20 (2).
Al-Asqalani, I.H. dan Al-Imam Al-Hafizh. Fathul Baari Syarah Shahih Al
Bukhari. Terjemahan Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzam. Al-Jassir, M.S. 1992. Chemical Composition and Microflora of Black Cumin
(Nigella sativa, L.) seeds growing in Saudi Arabia. Department of Science and Technology. College of Agriculture and Food Sciences. King Faisal University, Vol. 45: 239-242.
Al-Jazairi, A.B. 2007. Tafsir Al-Qur’an Al-Aisar, Jilid II. Terjemahan M.Azhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti. Jakarta: Darus Sunnah Press. Al-Naqeeb, G., Maznah, I. dan Adel, S.A. 2009. Fatty Acid Profile, α-Tocopherol
Content and Total Antioxidant Activity of oil Extracted from Nigella sativa Seeds. International Journal of Pharmachology. Vol 5 (4): 244-250.
Al-Qarni, A. 2008. Tafsir Muyasar, Jilid I. Terjemahan Tim Qisthi Press. Jakarta:
Qisthi Press.
. 2008. Tafsir Muyasar, Jilid III. Terjemahan Tim Qisthi Press. Jakarta: Qisthi Press.
Ali, O., Gamze, B., dan Tugba, A. 2007. Antimitotic and Antibacterial Effect of
The Nigella sativa L. Seed. Caryologia, Vol. 60 (3): 270-272. Arici, M., Osman, S. dan Umit, G. 2005. Antibacterial Effect of Turkish black
Cumin (Nigella sativa, L.) Oils. Grasas Y Aceites. Vol. 56 (4): 259-262.
Ayoola, G.A., H.A.B. Coker, S.A. Adesegun, A.A. Adepoju-Bello, K. Obaweya, E.C. Ezennia, dan T.O. Atangbayila. 2008. Phytochemical Screening and Antioxidant Activities of Some Selected Medicinal Plants Used for Malaria Therapy in Southwestern Nigeria. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, Vol. 7 (3): 1019-1024.
Bennion. 1980. The Science of Food. John Willey & Sons. New York.
Best, B. 2006. General Antioxidant Actions. www.benbest.com /nutrceut/Antioxidant.html. Diakses tanggal 14 Maret 2009.
Burits, M dan F. Bucar. 2000. Antioxidant Activity of Nigella sativa Essential Oil.
Phytother Res, 14: 323-328. Cahyadi. W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Cai, Y.Z., Sun M. dan Corke H. 2003. Antioxidant Activity of Betalains from
Plants of the Amaranthaceae. ournal Agriculture Food Chem. Vol. 51 (8). ISSN: 2288 - 2294.
Darmawan, A., Andini, S., Sofa, F. dan Nina, A. 2006. Uji Aktivitas Antioksidan dan
Toksisitas Ekstral Metanol Beberapa Jenis Benalu. Pusat Penelitian Kimia.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK Tangerang.
Jurnal Kimia Indonesia, Vol. 1 (I) : 1-4.
Dinda. 2008. Ekstraksi. http:www.mediafarma.com/ekstraksi. Diakses pada tanggal 16 Juni 2010.
Effendi. 2006. Teori VSEPR, Kepolaran dan Gaya Antarmolekul Edisi 2. Malang:
Bayu Media.
Favier, A.E. 1982. Biological Indicators of Oxidative Stress in Humans. Trace Elements and Free Radicals in Oxidative Disease. Champaign Illiois.
Fessenden dan Fessenden. 1997. Kimia Organik Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh
Alyosius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga. Halimah, N. 2010. Uji Fitokimia dan Uji Toksisitas Ekstrak Tanaman Anting-
Anting (Acalypha indica Linn) Terhadap Larva Udang (Artemia salina Leach). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Gilani, A.H.,Qaiser, J. dan Muhammad, A.U.K. 2004. A Review of Medicinal and Pharmacological activities of Nigella sativa. Pakistan Journal of Biological Science, Vol. 7 (4): 441-451. ISSN: 1028-8880.
Guether, E. 1987. Minyak Atsiri. Jakarta: Universitas Jakarta. Guller, T., O.N. Ertas, M. Kizil, B. Dalkilic dan M. Ciftci. 2007. Effect of Dietary
Supplemental Black Cumin Seeds on Antioxidant Activity in Broilers. Medycyna Wet, Vol. 63 (9).
Hanani, E., Abdul, M. dan Ryany, S. 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan
Dalam spons Callyspongia sp Dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II (3) :127-133. ISSN: 1693-9883.
Harnita, A.N.I. 2009. Uji Penangkapan Radikal Hidroksil Oleh Fraksi Air dari
Ekstrak The Hitam dan Vitamin C Secara In Vitro Dengan Metode Deoksiribosa. Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Harborne, J. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Cetakan Kedua. Penerjemah: Padmawinata, K. dan I. Soediro. Bandung: Penerbit ITB.
Hayati, E.K. 2008. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Bahan Alam. Malang: UIN
Press. Hendrik. 2009. Habbatus Sauda’. Tibbun Nabawiy Untuk Mencegah dan
Mengobati Berbagai Penyakit. Solo: Pustaka Iltizam.
Hijaz, M.N. 2009. Uji Aktivitas Antioksidan Karaginan Dalam Alga Merah Jenis Euchema spinosum dan Gracillia verrucosa. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,UIN.
Hilman, I. 2005. Mengambil Hikmah dari Habbatussauda. Majalah Natural Edisi 01 Januari 2005, hal. 30.
Hudson, B.J.F. 1990. Food Antioxidant. London: Elsievier Applied Science. Hukmah, S. 2008. Aktivitas Antioksidan Katekin dari Teh Hijau (Camellia
Sinensis O.K. Var. Assamica (mast)) Hasil Ekstraksi Dengan Variasi Pelarut dan Suhu. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,UIN.
Jiun, L.T. 2007. Kajian Perbandingan Aktiviti Pengoksidaan Lipid Secara In-
Vitro bagi Ekstrak Mimosa pigra dan Aplikasi Esktrak Sebagai Antioksidan dalam Pemakanan Tilapia.
http://community.um.ac.id/showthread.php?72483-Ekstraksi-Pelarut. Universitas Sains Malaysia.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. Kunchandy, E. dan Rao, M.N.A. 1990. Oxygen Radical Scavenging Activity of
Curcumin. International Journal. Pharm., Vol. 58: 237-240. Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida. Sumut:
USU Respository. http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06003488.pdf-senyawa. Tanggal akses 5 Mei 2010.
Lutfillah, M. 2008. Karakterisasi Senyawa Alkaloid Hasil Isolasi dari Kulit
Batang Angset (Spathoda campanulata Beauv) serta Uji Aktivitasnya Sebagai Antibakteri secara In-Vitro. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Kimia FMIPA UNIBRAW. Malang.
Marliana, S.D., V. Suryanti dan Suyono. 2005. The Phytochemical Screenings an
Thin Layer Chromatography Analysis of Chemical Compounds in Ethanol Extract of Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.). Jurusan Biologi. Fakultas MIPA Universitas Negeri Surakarta. Jurnal Biofarmasi, Vol. 3 (1): 26-31. ISSN: 1693 – 2242.
Molyneux, P. 2003. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicryhydrazyl
(DPPH). For Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J.Sci.Technol. 26 (2): 211-219.
Muhammad, M.H.M. 2007. Mukjizat Kedokteran Nabi. Berobat dengan Rempah
dan Buah – Buahan. Jakarta: Qultum Media.
Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara. Mun’im, A., Negishi, O. Dan Ozawa, T. 2003. Antioxidative Compounds From
Crotalaria sessiliflora, Biosci. Biotechnol. Biochem, Vol. 67 (2); 410-414. Musa, D., Nihat, D., Hatice, G., Gulruh, U. Dan Muharrem, B. 2004. Antitumor
Activity of An Ethanol Extract of Nigella sativa Seeds. Biologia, Bratislava. Vol 59 (6): 735-740.
Antioxidant Activity of Different Extract of Plant Tricholepis Gaberrima DC (Ateraceae). Goverment Collage of Pharmachy and Phytochemistry Deparment. International Journal of Pharmatech Research. Vol.1. No.3. ISSN: 0974-4304.
Nickavar, B., Faraz, M., Katayoun, J., dan Mohammad, A.R.A. 2003. Chemical Composition of Fixed and Volatile Oils of Nigella sativa L. from Iran. Department of Pharmacognosy. School of Pharmacy. Shaheed Beheshti University of Medical Science.
Parwata, I.M.O.A., Wiwik, S.R. dan Raditya, Y. 2009. Isolasi dan Uji Antiradikal
Bebas Minyak Atsiri Pada Daun Sirih (Piper betle, Linn) Secara Spektroskopi Ultra Violet-Tampak. Jurnal Kimia. Vol. 3 (1): 7-13. ISSN: 1907-9850.
Pasya, A.F. 2004. Dimensi Sains dan Al-Qur'an Menggali Ilmu Pengetahuan dari
Al-Qur'an. Solo: Penerbit Tiga Serangkai. Poedjiadi, A. 2007. Dasar – Dasar Biokimia. Jakata: UI Press. Prakash, A. Rieglhof, F., dan Miller E. 2001. Medallion Laboratories: Analytical
Progress. Antioxidant Activity. www.terranostrachocholate.com /file/Comparative_and_General _Antioxidant_information.pdf. Diakses tanggal 14 Maret 2009.
C.T. Ho dan C.Y. Lee. Phenolic Compounds in Food and Their Effects on Health Human America Society. Washington DC.
Randhawa, M.A. 2008. Black Seed, Nigella Sativa, Deserves More Attention.
http://www.ayubmed.edu.pk/JAMC/past/20-2/Editorial.pdf. Journal Ayub Med Coll Abbottabad, Vol. 20 (2).
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB. Rohdiana, D. dan Tantan, W. 2006. Aktivitas Antioksidan Beberapa Klon Teh
Unggulan. Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasudan. Universitas Pasudan.
Rohman, A., Sugeng, R. dan Diah, U. 2005. Antioxidant Activities, Total Phenolic and Falvonoid Contents of Ethyl Acetate Extrct of Mengkudu (Morinda citrifolia, L.) Fruit and Its Fractions. Fakultas Farmasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Rossidy, I. 2008. Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Al-Qur’an.
Malang: UIN Press. Runadi, D.2007. Isolasi dan Identifikasi Alkaloid dari Herba Komprey
(Symphytum officinale, L.). Fakultas Farmasi. Universitas Padjadjaran.Jatinagor.
Rusdi. 1990. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas.
Sastrohamidjojo, H. 2007. Kromatografi. Yogyakarta: Liberty. Savitri, E.S. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. Malang:
Soeksmanto, A., Yatri, H. dan Partomuan, S. 2006. Kandungan Antioksidan Pada
Beberapa bagian Tanaman Mahkota Dewa, Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. (Thymelaceae). Pusat Penelitian Bioteknologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Fakultas Farmasi. Universitas Pancasila. Jakarta. Biodiversitas, Vol.8 (2) : 92-95. ISSN: 1412-033X.
Sofia, D. 2005. Antioksidan dan Radikal Bebas. http://www.chem-is-
Sultan, M.T., Masood, S.B., Faqir, M.A., Amer, J., Saeed, A., dan Muhammad, N. 2009. Nutritional Profile of Indigenous Cultivar of Black Cumin Seeds and Antioxidant Potential of Its Fixed and Essential Oil. Pakistan Journal Botani, Vol. 41(3): 1321-1330.
Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Edisi Kelima. Penerjemah: Setiono, L. dan A.H. Pudjaatmaka. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
Trilaksani, W. 2003. Antioksidan Jenis, Sumber. Mekanisme Kerja dan Peran
Terhadap Kesehatan. http://fa.lib.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbfa-gdl-s2-1992-marlina-63.ITB. Diakses tanggal 26 Oktober 2009.
Tahir, I. 2008. Arti Penting Kalibrasi pada Proses Pengukuran Analitik. Aplikasi
pada Penggunaan pHmeter dan Spektrofotometer UV-Vis. Laboratorium FMIPA Kimia Dasar UGM.
Tokur, B., Koray, K. dan Deniz A. 2006. Comparison of Two Thiobarbituric Acid
(TBA) Method for Monitoring Lipid Oxidation in Fish. Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, Vol. 23. Issue (3-4): 331-334. ISSN 1300 -1590.
Veloso, B. 2008. Pengenalan Alat Laboratorium. Laboratorium Kimia Dasar
FMIPA UGM. Diakses pada tanggal 16 Juni 2010. Wahyudi, A. 2006. Pengaruh Penambahan Kurkumin Dari Rimpang Temu Giring
Pada Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat Dengan Metode FTC. Laboratorium Kimia Organik. Jurusan Kimia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kampus ITS Keputih. Surabaya. Akta Kimindo, Vol. 2 No. 1 Oktober 2006: 37 – 40.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Potensi dan Aplikasinya
Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. Wulandari, R.R. 2009. Uji Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas DPPH Analog
Kurkumin Siklik dan N-Heterosiklik Monoketon. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Zaher, K.S., W.M. Ahmed dan Sakina, N.Z. 2008. Observations on the Biological
Effects of Black Cumin Seed (Nigella sativa) dan Green Tea (Camellia sinensis). Global Veterinaria, Vol. 2 (4): 198-204. ISSN 1992-6197.
Zheng, W. dan Wang S.Y. 2001. Antoxidant Activity and Phenolic Compounds in