Top Banner
UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Persea americana mill ) TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan OLEH: LISFARESLIANA HASJIM P00341014015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2017
80

UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Nov 04, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Persea americana mill )

TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma

III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Analis Kesehatan

OLEH:

LISFARESLIANA HASJIM

P00341014015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2017

Page 2: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah Ini Adalah Hasil Karya Saya Sendiri, dan Semua

Sumber Baik yang Dikutip maupun Dirujuk telah Saya Nyatakan dengan

Benar.

Nama : Lisfaresliana Hasjim

Nim : P00341014015

TTL : Sabilambo, 04 September 1996

Pendidikan : Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Analis

Kesehatan Sejak Tahun 2014 Sampai Sekarang.

Kendari, Juli 2017

LISFARESLIANA HASJIMP00341014015

Page 3: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 4: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Lisfaresliana Hasjim

NIM : P00341014015

Tempat, Tanggal Lahir : Sabilambo, 04 September 1996

Suku / Bangsa : Tolaki Mekongga / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Negeri 3 Lamokato, Tamat Tahun 2008

2. SMP Negeri 2 Kolaka, Tamat Tahun 2011

3. SMK Kesehatan Yaniar Kolaka, Tamat Tahun 2014

4. Sejak tahun 2014 Melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Page 5: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

MOTTO

Tetaplah Bergerak Maju Meski Lambat

Karena Dalam Keadaan Tetap Bergerak, Anda Menciptakan Kemajuan

Jauh Lebih Baik Bergerak Maju, Sekalipun Pelan

Dari Pada Tidak Bergerak Sama Sekali

Kupersembahkan Karya Tulis Ini

Untuk Kedua Orang Tuaku, Kakakku, Agama

Bangsa Dan Almamaterku Tercinta

Page 6: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

ABSTRAK

Lisfaresliana Hasjim (P00341014015) “Uji Daya Hambat Sari Daun Alpukat(Percea americana mill) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli” . Dibimbingoleh Bapak Muhaimin Saranani sebagai pembimbing I dan Ibu Tuti Yuniartysebagai pembimbing II ( xiv + halaman + daftar Tabel + daftar gambar + daftarlampiran). Daun alpukat (Percea americana mill) merupakan bagian tanamanalpukat yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional. Daun alpukat potensialdijadikan sebagai anti diare berdasarkan kandungan zat kimia yang terdapatdidalamnya yaitu saponin, alkaloid, tanin, flavanoid, polifenol, quersetin yangdigunakan untuk membunuh bakteri patogen, salah satunya Escherichia coli.Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan didalam usus besarmanusia sebagai flora normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dayahambat sari daun alpukat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Jenispenelitian ini adalah Experimental laboratory. Desain penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah static group comparison karena penelitian ini dilakukanuntuk melihat perbedaan konsentrasi 10%, 15%, 25%, 50% dan 75% sari daunalpukat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan melihatzona bening yang terbentuk. Hasil penelitian menununjukkan bahwa padakonsentrasi 25%, 50% dan 75% terbentuk zona bening (zona hambat), sedangkanpada konsentrasi 10% dan 15% tidak terbentuk zona bening (zona hambat). Darihasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa sari daun alpukat mampumenghambat pertumbuhan Escherichia coli pada konsentrasi 25%, 50% dan 75%.

Kata Kunci : Uji daya hambat, Daun alpukat, Escherichia coli

Dartar Pustaka : 30 buah (2001 – 2017)

Page 7: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

KATA PENGANTAR

Assalamuaalaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirobbil Alamin, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang selalu diberikan kepada hamba-Nya,

sehingga karya tulis ilmiah dengan judul “Analisis kandungan boraks pada bakso

yang dijual Di Anduonohu Kota Kendari Sulawesi Tenggara”. Penelitian ini disusun

dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program

Diploma III (DIII) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan.

Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua saya, Bapak Muh. Hasjim Nggoso dan Ibu Hartina serta saudara/i

saya (Hestira Delisma, Muh. Sasjlanudin, Suharman Samudra, Azka, Anisa)

atas semua bantuan moril maupun materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang

tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu

sampai selesainya karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasih kepada

Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.M.Sc selaku pembimbing I dan Tuti Yuniarty,

S.Si.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran

Page 8: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama

menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan.

4. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji. Askrening, SKM.,M.Kes, Hj. St.

Rachmi Misbah,S.Kep.,M.Kes, dan Reni Yunus, S.Si.,M.Sc yang telah

memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan serta Seluruh Staf dan Karyawan atas segala fasilitas dan

pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

6. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Nur Alam, Asiruddin,

Ulfa, Cucu, Titin, Umi, Rosma, Patra, Nina, Ummul, Yaqub, Ichsan,

Febri, Hilman dan Edwin yang selama ini telah memberikan bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung demi kesuksesan penulis.

7. Kepada sahabat-sahabatku tersayang Twuiblinds dan Doan terima kasih atas

motivasi dan semangat kalian selama ini.

8. Terima kasih juga kepada Seluruh Teman-Teman Seperjuanganku

Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan yang dari awal kita bersama hingga

saat ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terkhusus kepada kedua

Page 9: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

orang tua tercinta dari Sharyelating, terimakasih atas dukungan serta

fasilitas yang kalian berikan.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan

keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat untuk

menambah khasanah ilmu khususnya bagi ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya. Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi

yang telah penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Kendari, Juli 2017

Penulis

Page 10: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

DAFTAR ISI

Hlm

HALAM JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Peneltian .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Escherichia Coli ............................. 6

B. Tinjauan Umum Tentang Daun Alpukat ................................. 10

C. Tinjauan Umum Tentang Sari ................................................. 13

D. Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Antibakteri ...................... 13

E. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan ................................... 16

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ...................................................................... 24

B. Kerangka Pikir ......................................................................... 25

C. Kerangka Konsep ..................................................................... 25

D. Variabel Penelitian .................................................................. 26

E. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................. 26

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 28

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 28

C. Bahan Uji ................................................................................. 28

D. Instrument Peneitian ................................................................ 29

E. Prosedur Penelitian .................................................................. 31

F. Jenis Data ................................................................................. 33

Page 11: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

G. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 34

H. Analisis Data ........................................................................... 34

I. Penyajian Data ......................................................................... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 35

B. Hasil Penelitian......................................................................... 35

C. Hasil Uji Zona Hambat............................................................. 39

D. Pembahasan .............................................................................. 41

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kesimpulan................................................................................ 45

B. Saran ......................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Morfologi Escherichia coli .......................................................... 7

Gambar 2.2 Daun Alpukat Muda dan Tua ....................................................... 11

Gambar 2.3 Nutrient Agar (NA)....................................................................... 17

Gambar 5.1 Hasil Uji Konsentrasi 10% Terhadap Escherichia coli................ 36

Gambar 5.2 Hasil Uji Konsentrasi 15% Terhadap Escherichia coli................ 36

Gambar 5.3 Hasil Uji Konsentrasi 25% Terhadap Escherichia coli................ 37

Gambar 5.4 Hasil Uji Konsentrasi 50% Terhadap Escherichia coli................ 37

Gambar 5.5 Hasil Uji Konsentrasi 75% Terhadap Escherichia coli................ 38

Gambar 5.6 Hasil Uji Kontrol Positif dan Kontrol Negatif ............................. 38

Page 13: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Instrument Penelitian di Laboratorium ................................ 28

Tabel 4.2 Bahan Penelitian .................................................................. 11

Tabel 5.1 Kategori Penghambatan Antibakteri .................................... 39

Tabel 5.2 Tabel Uji Zona Hambat Sari Daun Alpukat......................... 39

Tabel 5.2 Tabel Uji Diameter Zona Hambat Sari Daun Alpukat......... 40

Page 14: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes

Kendari

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan Analis

Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan

Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Bebas Laboratorium

Lampiran 8 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 9 Surat Keterangan Hasil Penelitian

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian

Page 15: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling banyak

diderita oleh penduduk negara Indonesia. Salah satu penyebab penyakit infeksi

adalah bakteri. Penyakit infeksi yang dapat disebabkan oleh bakteri yaitu diare.

Menurut WHO (2013) menyatakan bahwa penyakit diare merupakan penyebab

kedua kematian anak-anak di dunia. Dengan jumlah 780 juta anak di dunia,

dilaporkan anak dengan umur kurang dari 5 tahun memiliki angka kejadian diare

terbesar yaitu mencapai 760.000 per tahun. Negara berkembang memiliki angka

kejadian diare lebih banyak dibandingkan dengan Negara maju.

Di Indonesia sendiri penyakit diare masih menjadi fokus masalah

kesehatan karena angka morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei

morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun

2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 insiden

rate(IR) penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000

penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi

411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi,

dengan angka kefatalan kasus yang masih tinggi. Berdasarkan pola penyebab

kematian semua umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13

dengan proporsi 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare

merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumo-nia

(Kemenkes RI, 2011). Maka tidak diragukan lagi bahwa diare merupakan suatu

masalah kesehatan yang sering terjadi.

Pada profil kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012

menunjukkan jumlah perkiraan kasus diare di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun

2012 berjumlah 96.644 kasus dari total penduduk 2.310.083 jiwa. Total diare

yang ditangani Tahun 2012 sebesar 60.48%.(Depkes; 2012)

Page 16: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang

dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar yang lebih sering dibandingkan

dengan biasanya. Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami

dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan tubuh. Oleh sebab itu diare tidak

boleh dianggap sepele walaupun kondisi ini umum terjadi. Pada umumnya, diare

terjadi akibat komsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi

bakteri,virus, atau parasit. Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit

diare yaitu bakteri Escherchia coli ( Arlita, Y, dkk: 2013).

Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang normalnya hidup

sebagai flora normal di sistem pencernaan manusia, dan juga bisa menjadi

patogen yang menyebabkan infeksi (Giske, et al., 2012 ) . Escherichia coli

adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada

dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli

termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat

oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang

dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini

menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2,

H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi

sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Kusuma, 2010).

Penularan Escherichia coli dalam menyebabkan diare dapat terjadi

melalui air yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi. Selain itu

penularan juga dapat terjadi melalui kontak dari pekerja yang terinfeksi selama

makanan diproses berlangsung sehingga Escherichia coli dapat menjadi salah

satu penyebab penularan penyakit melalui makanan (Foodborne disease) yaitu

penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang

tercemar.

Saat ini banyak tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional

untuk mengatasi berbagai penyakit termasuk infeksi bakteri, karena banyak orang

beranggapan bahwa penggunaan obat tradisional relative lebih aman

Page 17: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

dibandingkan dengan obat yang berasal dari bahan kimia. Salah satu diantaranya

tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah daun alpukat (Persea

americana Mill). Daun alpukat potensial dijadikan sebagai anti diare berdasarkan

kandungan zat kimia yang terdapat di dalamnya. Daun alpukat memilki senyawa

antimikroba seperti saponin, alkaloid, tanin, flavanoid, polifenol, quersetin yang

digunakan untuk membunuh bakteri patogen, seperti Staphylococcus aureus,

pseudomonas flurescens, Bacillus cereus dan, Escherichia coli (Tersono Hadi

2008).

Selain sebagai antibakteri, kelebihan lain senyawa flavonoid dalam daun

alpukat dapat juga bersifat sebagai antioksidan, analgesik, dan antiinflamasi

sehingga dapat mengurangi kerusakan jaringan pulpa, rasa sakit,

Dari hasil penelitian sebelumnya oleh Felina dkk, 2014 menunjukkan

hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat dalam

konsentrasi 25%, 50% dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm,

dan 11.82 mm dengan ekstrak daun alpukat 50% dan 100% terbukti cukup efektif

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans yang masih satu

golongan dalam golongan Staphylococcus aureus. Penelitian senada oleh Nur

Ismiyati, 2010 menunjukkan adanya aktivitas antibakteri ekstrak air daun alpukat

terhadap Staphylococcus aureus dengan konsentrasi optimum 50% dan 75%

dengan zona hambat 10,17 mm dan 11,17 mm.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Uji Daya Hambat Sari Daun Alpukat (Persea americana Mill )

Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli”. Perbedaan penelitian sebelumnya

dan penelitian kali ini yaitu peneliti menggunakan sari daun alpukat dengan

berbagai konsentrasi, dimana konsentrasi yang digunakan lebih rendah

dibandingkan dengan konsentrasi penelitian sebelumnya. Adapun konsentrasi

yang digunakan 10%, 15%, 25%, 50% dan 75%. Dan juga peneliti menggunakan

bakteri yang berbeda yaitu Escherichia Coli.

Page 18: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian “ apakah Uji daya hambat sari daun alpukat

berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Uji daya hambat sari daun alpukat terhadap

pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui zona hambat bakteri Escherichia coli pada media

Nutrient Agar (NA)

2) Untuk mengetahui konsentrasi yang efektif dari sari daun alpukat

sebagai daya hambat Escherichia coli.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi

Untuk memberikan sumbangsih ilmiah untuk almamater berdasarkan

hasil penelitian tentang Uji daya hambat sari daun alpukat terhadap bakteri

Escherichia coli.

2. Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai khasiat sari

daun alpukat terhadap perkembangan bakteri Escherichia coli.

Page 19: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

3. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan.

Page 20: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Escherichia coli

1. Pengertian

Escherichia coli merupakan bakteri usus, bakteri ini tergolong

bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, kebanyakan

bersifat motil (dapat bergerak) menggunakan flagela, dan dapat

memfermentasi laktosa. Kebanyakan strain tidak bersifat membahayakan,

tetapi ada pula yang bersifat patogen terhadap manusia, seperti

enterohaemorrhagic escherichia coli (EHEC). Escherichia coli merupakan

tipe EHEC yang terpenting dan berbahaya terkait dengan kesehatan

masyarakat. Escherichia coli dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama

melalui konsumen pangan yang tercemar, misalnya daging mentah, daging

yang dimasak setengah matang, dan cemaran fekal pada air pangan (bibiana,

2010).

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan

di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini bersifat unik

karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya : diare, seperti

juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar

usus (jawetz, 2012).

2. Morfologi dan klasifikasi Escherichia coli

Klasifikasi secara ilmiah bakteri Escherichia coli sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Bacteria

Class : Schizomycetes

Order : Eubacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Page 21: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Species : Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang, gram negatif,

mempunyai kapsul, tidak mempunyai spora, dan bergerak aktif dengan

flagella peritrich, dan termasuk bakteri aerob dan anaerob fakultatif

(pestariati, 1995).

Gambar 2.2 escherichia coli

Sumber : Biology, campbell. Escherichia coli. 2010

3. Patogenesis Escherichia coli

Genus Escherichia umumnya mengkoloni usus besar sebagai flora

normal, tetapi sebagian berpotensi sebagai patogen (oportunistik).

Escherichia coli menjadi penyebab diare yang banyak ditemukan di seluruh

dunia. Escherichia coli menjadi pathogen jika jumlah bakteri ini dalam

saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Escherichia coli

menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare,

berasosiasi dengan enteropatogenik meghasilkan enterotoksin pada sel epitel.

Escherichia coli yang menyebabkan diare akan membawa plasmid yang

mengkode produksi toksin serta perlekatan pada sel intestinal. Plasmid dapat

mengkode protein yang meningkatkan patogenisitas bakteri.tanpa plasmid ini,

Page 22: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Escherichia coli menjadi tidak berbahaya dan tidak bersifat pathogen (EGC,

2010).

Manifestasi klinik dari penyakit (misalnya, diare) sering transmisi

agen yang diproduksi oleh mikroorganisme. Demikian pula, kontaminasi

produk makanan yang mengandung Escherichia coli dapat menyebabkan

diare akibat transmisi bakteri tersebut. Pada beberapa kasus diare,

Escherichia coli melibatkan beberapa mekanisme yang berbeda,

diklasifikasikan oleh cirri khas sifat-sifat virulensinya. Escherichia coli

membawa plasmid yang mengkode produksi toksin di sel intestina. Beberapa

kelompok galur Escherichia coli yang pathogen, yaitu :

a. Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC)

Menyebabkan diare cair yang sering terjadi pada bayi di Negara

berkembang dan dapat sembuh sendiri, tapi dapat pula menjadi kronik,

lamanya diare ini dapat di persingkat dengan pemberian antibiotik. EPEC

menempel pada sel epitel usus halus dengan menggunakan adhesin yang

dikenal dengan intimin, kemudian menggunakan toksin dan menyebabkan

mikrovili hilang dan filamen aktin terbentuk.

b. Enterotoxicgenic Escherichia coli (ETEC)

menyebabkan diare pada orang yang bepergian sehingga dikenal

dengan traveller’s diarrhea. ETEC mengeluarkan enterotoksin LT (heat-

labile enterotoxin, inaktivasi pada suhu 60◦C dalam 30 menit) atau

enterotoksin ST (heat-stable enterotoxin, tahan suhu >100◦C). Bakteri

dengan LT menempel pada brush border sel epiteln halus yang

mengakitvasi enzim adenil siklase kemudian siklik adenosin monofosfat

konsentrasinya meningkat, maka permeabilitas sel epitel usus meningkat

sehingga absorpsi natrium terhambat dan terjadi hipersekresi air dan

kkorida, akhirnya menyebabkan aiare cair masif. Sedangkan ST

mengaktivasi siklik guanilil siklase pada sel epitel sehingga terjadi

Page 23: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

penurunan motilitas usu halus dan gangguan absorpsi klorida yang

menyebabkan sekresi cairan.

c. Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)

Strain Escherichia coli tipe ini dapat menimbulkan penyakit diare

seperti pada Shigella. Identifikasi bakteri ini dapat dilakukan dengan

sereny test yaitu dengan meneteskan suspensi pekat bakteri ini pada mata

marmut.

d. Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC)

Penyebab diare ringan, colitis hemoragik, sindroma hemolitik

uremik hingga nyeri abdomen berat. EHEC menghasilkan verotoksin

yang sifatnya hampir sama dengan toksin shiga pada Shigella dysentriae,

meskipun secra antigenik dan genetik berbeda. Berdasarkan sifat

patogeniknya dan produksi toksinnya strain enteropatogenik escherichia

coli dapat dibedakan menjadi dua grup yaitu : grup 1 : terdiri dari strain

yang bersifat fatogenik tetapi tidak memproduksi enterotoksin dan

menyebabkan enterotoksigenik dengan cara menyerang sel-sel epitelium

saluran usus dan menimbulkan gejala yang menyerupai penyakit kolera.

Srain yang termasuk grup II : disebut Escherichia coli enterotoksigenik

tidak bersifat inovatif tetapi toksin yang dilepaskan, menyebabkan

sekresi elektrolit dan cairan ke saluran pencernaan yang berlebihan. Hal

ini bisa menyebabkan diare yang bervariasi yaitu ringan sampai berat

(supardi dan sukamto, 1999).

e. Escherichia coli anteroaggregative (EAggEC/EAEC)

Merupakan penyebab diare akut dan kronik yang lebih dari >14

hari. EAEC memproduksi hemolisin dan ST enterotoksin seperti yang

dikeluarkan oleh ETEC.

Gejala penyakit yang disebabkan oleh escherichia coli berupa kram

perut, diare (pada beberapa kasus dapat timbul diare berdarah), demam, mual

Page 24: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

dan muntah. Masa inkubasi berkisar 3-8 hari, sedangkan pada kasus sedang,

berkisar antara 3-4 hari (madigen et al, 1995).

B. Tinjauan Umum Tentang Daun Alpukat (Persea americana mill)

1. Pengertian

Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu

tanaman yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional. Hampir semua

bagian dari tanaman ini memiliki khasiat sebagai sumber obat-obatan. Bagian

buah famili Lauraceae ini memiliki kandungan gizi yang tinggi, bagian daun

digunakan untuk ramuan obat penyakit ginjal, hipertensi. Daun merupakan

bagian tanaman alpukat yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional.

Alpukat berupa pohon dengan ting gi 3-10 m. batang berkayu, bulat,

bercabang,coklat. Alpukat memiliki daun bertangkai, berjejal-jejal pada

ujung ranting, berbentuk bulat telur memanjang, elips, atau bulat telur

terbalik, memanjang, dan waktu muda berambut rapat. Bunga berkelamin

dua, dan berbunga banyak, terdapat di dekat ujung ranting. Buah ini

berbentuk bola atau peer, panjang 5-20 cm, berbiji satu, berwarna hijau atau

hijau kuning, memiliki bau yang enak. Alpukat memiliki bii berbentuk bola

dengan diameter 2,5-5 cm (van Steenis, 2005).

2. Klasifikasi Daun Alpukat

Menurut Depkes RI (2001) klasifikasi daun alpukat sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyte

Subvisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana mill

Page 25: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Daun alpukat memiliki panjang 7-41 cm (Yasir et al., 2010).

Daun bentuknya jorong sampai bundar telur atau ovalis memanjang, tebal,

dan letaknya berdesakan di ujung ranting. Pangkal dan ujung daun

meruncing, tepi rata, kadang-kadang agak menggulung ke atas permukaan

daun gundul. Pertulangan daun menyirip, dengan panjang 5-20 cm dan lebar

3-12 cm. Daun alpukat muda berwarna kemerahan dan berbulu, serta menjadi

halus, kasap (leathery), dan berwarna hijau gelap ketika dewasa (Dalimartha,

2008; Yasir et al., 2010; Crane et al., 2013). Bulu pada daun akan berubah

sesuai dengan usia daun. Daun dan tangkai yang baru tumbuh berbulu lebat,

sedangkan daun tua halus dan mengkilap di bagian atas tetapi berbulu pada

bagian bawahnya. Warna daun bervariasi berdasarkan ras mulai dari hijau

gelap hingga hijau-kekuningan (Ospina, 2002).

Daun alpukat muda (hijau muda) dan tua (hijau tua) dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 2.3 Daun alpukat muda (hijau muda) dan tua (hijau tua) (Siskin, 2013).

3. Habitat umum

Alpukat (Persea americana mill) berasal dari Amerika Tengah.

Tumbuhan in masuk ke Indonesia sekitar abad ke-18. Alpukat tumbuh liar di

Page 26: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan pekarangan yang lapisan

tanahnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Tumbuh di daerah

tropik dan subtropik dengan curah hujan antara 1.800 mm sampai 4.500 mm

tiap tahun. Pada umumnya tumbuhan ini cocok dengan iklim sejuk dan basah.

Tumbuhan tidak tahan terhadap suhu rendah maupun tinggi. Di Indonesia

tumbuh pada ketinggian tempat antara 1 m sampai 1000 m di atas permukaan

laut (yuniarti, 2008).

4. Manfaat tanaman alpukat

Pemanfaatan daun alpukat digunakan untuk mengobati bebagai

macam penyakit, diantaranya : untuk mengobati kencing batu, darah tinggi

dan sakit kepala, nyeri saraf, nyeri lambung, diare, saluran nafas

membengkak dan menstruasi tidak teratur. Daging buah alpukat berguna

untuk mengatasi sariawan dan melembabkan kulit kering, antibkteri.

Sedangkan khasiat biji alpukat yaitu untuk mengobati sakit gigi dan kencing

manis (DM) (Yuniarti, 2008).

5. Kandungan Kimia

Kandungan utama daun alpukat meliputi flavanoid, alkaloid, saponin,

tanin, poliferol, quersetin (Lukas Tersono Adi, 2008).

Tanin mempunyai aktivitas mikroba terhadap bakteri Esherichia coli,

Steptococcus faecalis dan Staphylococcus aureus. Tanin dalam konsentrasi

rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada

konsentrasi tinggi mampu bertindak sebagai antibakteri dengan cara

mengkoagulasi atau mengumpulkan protoplasma bakteri sehingga terbentuk

ikatan yang stabil dengan protein bakteri. Selain itu, pada saluran pencernaan

tanin mampu mengeliminasi toksin (Poeloengan dkk, 2010).

Alkaloid melakukan penghambatan dengan cara mengganggu

komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding

Page 27: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel bakteri

(juliantina, 2008).

Flavanoid adalah senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan

untuk mengikat protein bakteri, sedangkan saponin merupakan senyawa yang

dapat meningkatkan permeabilitas membrane sehingga mengakibatkan

terjadinya hemolisis sel bakteri (Tersiono Hadi 2008).

Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas

embran sehingga terjadi hemolisis sel. Apabila saponin berinteraksi dengan

sel bakteri atau sel jamur, maka bakteri tersebut akan rusak atau lisis (Utami,

2013).

C. Tinjauan Umum Tentang Sari

Sari adalah larutan dalam air dan memiliki seluruh bahan yang

terkandung dalam tumbuhan segarnya, sebanding dengan material awalnya yang

tetap tinggal hanyalah bahan yang tidak terlarut. Sebagai material awal dipakai

tumbuhan tumbuhan segar yang dihaluskan (Haisumati, 2014).

D. Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Antibakteri

Aktivitas antibakteri adalah kadar terkecil yang dibutuhkan oleh agen

antibakteri untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Nilai dari aktivitas

tersebut disebut Kadar Hambat Minimum (KHM). Agen antibakteri

diklasifikasikan sebagai bakteriostatik, bakterisid, dan bakteriolisis bergantung

dari efek yang ditimbulkan terhadap kultur bakteri. Bakteriostatik biasanya

menghambat sintesis protein dan berikatan dengan ribosom bakteri. Banyak

antibiotik bekerja dengan mekanisme tersebut. Sedangkan agen bakteriosid akan

berikatan kuat dengan target dan tidak hilang bila diencerkan, membunuh bakteri

tanpa merusak sel. Agen bakteriosid biasanya juga merupakan bakterioslisis,

membunuh dengan melisiskan sel dan melepaskan komponen sitoplasma. Agen

bakteriolisis termasuk pula antibiotik yang menghambat sintesi dinding sel

seperti penisilin dan bahan kimia seperti detergen yang dapat memecahkan

membran sitoplasma bakteri. Pada umumnya bakteri Gram Positif dapat

Page 28: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

dipengaruhi sedangkan bakteri Gram Negatif mudah resisten. Hanya kurang dari

satu persen dari ribuan antibiotik digunakan secara klinis. Hal ini disebabkan

karena toksisitas atau kurangnya kemampuan Uptake host. Namun antibiotik

alami dapat digunakan dan dimodifikasi untuk meningkatkan efikasi (Madigan,

et al., 2009).

Setiap jenis antibakteri memiliki mekanisme kerja tersendiri dalam

menghambat pertumbuhan mikroorganisme, mekanisme kerja antibakteri adalah

sebagai berikut :

a. Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memliki lapisan luar yang kaku, yaitu dinding sel.

Dinding sel menjaga bentuk dan ukuran mikroorganisme, yang memiliki

tekanan osmosis internal yang tinggi. Kerusakan pada dinding sel atau

inhibisi dari pembentukannya akan menyebabkan lisisnya sel. Contoh

antibakteri dengan mekanisme kerja ini adalah penisilin, sefalosporin,

vankomisin, basitrasin, sikloserin, dan ampilisin.

b. Menghambat Fungsi Membran Sel

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma

yang berfungsi sebagai sawar permeabilitas yang selektif, melakukan

transport aktif, sehingga mengontrol komposisi didalam sel. Jika integritas

dari membran plasma terganggu, makromolekul dan ion akan keluar dari

sel, menyebabkan kerusakan atau kematian sel.

c. Menghambat Sintesis Protein

Untuk kelangsungan hidupnya bakteri membutuhkan protein.

Sintesis protein berlangsung didalam ribosom. Bakteri memiliki ribosom

70S yang terdiri dari 2 sub u nit, yaitu 30S dan 50S. Gangguan pada sub

unit ribosom tersebut dapat mengganggu proses sintesis protein.

d. Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Contoh obat yang bekerja dengan mekanisme ini dalah kuinolon,

primetamin, rifampin, sulfonamid, trimethoprim, dan trimetrexate.

Page 29: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Rifampin menghambat pertumbuhan bakteri dengan berikatan kuat dengan

RNA polimerase bakteri sehingga menghambat sintesis RNA bakteri.

Golongan kuinolon dan fluorokuinolon menghambat sintesis DNA bakteri

dengan menghambat DNA girase. Untuk banyak mikroorganisme, p-

aminobenzonic acid (PABA) merupakan metabolit yang esensial. p-

aminobenzonic acid (PABA) adalah prekursor untuk sintesis asam nukleat.

Sulfonamid merupakan analog dari PABA dan menghambat

dihydropteroate sinythetase (Jawetz, et al, 2007).

Banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi kerja zat antimikroba dalam

menghambat atau membasmi organisme patogen. Semua harus diperimbangkan agar

sat antimikroba tersebut dapat bekerja secara efektif. Menurut pelezar (1988)

beberapa hal yang mempengaruhi kerja zat antimikroba adalah sebagai berikut :

1. Konsentrasi atau intensitas zat antimikroba

Semakin tinggi konsentrasi zat antimikrobanya, maka banyak bakteri akan

terbunuh lebih tepat bila konsentrasi zat tersebut lebih tinggi.

2. Jumlah mikroorganisme

Semakin banyak jumlah mikroorganisme yang ada maka semakin banyak pula

waktu yang diperlukan untuk membunuhnya.

3. Suhu

Kenaikan suhu dapat meningkatkan keefektifan atau desinfektan atau bahan

mikrobial. Hal ini disebabkan zat kimia merusak mikroorganisme melalui reaksi

kimia dan laju reaksi kimia dapat dipercepat dengan meninggikan suhu.

4. Spesies mikroorganisme

Spesies mikroorganisme menunjukkan ketahanan yang berbeda – beda terhadap

suatu bahan kimia tertentu.

5. Adanya bahan organik

Adanya bahan organik asing dapat menurunkan keefektifan zat kimia

antimikrobial dengan cara menonaktifkan bahan kimia tersebut. Adanya bahan

organik dalam campuran zat antimikrobial dapat mengakibatkan :

Page 30: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

a. Penggabuangan zat antimikrobial dengan bahan organik membentuk produk

yang tidak bersifat antimikrobial

b. Penggabungan zat antimikrobial dengan bahan organik menghasilkan suatu

endapan sehingga antimikrobial tidak mungkin lagi mengikat

mikroorganisme.

c. Akumulasi bahan organik pada permukaan sel mikroba menjadi suatu

pelindung yang akan mengganggu kontak antar zat antimikrobial dengan sel.

6. Keasaman (pH) atau kebasaan (pOH)

Mikroorganisme yang hidup pada pH asam akan lebih mudah dibasmi pada suhu

rendah dan dalam waktu yang singkat bila dibandingkan dengan

mikroorganisme yang hidup pada pH basa.

E. Tinjauan Umum tentang pemeriksaan

1. Media pertumbuhan

Nutrient Agar (NA) merupakan suatu media yang berbentuk padat,

yang merupakan perpaduan antara alamiah dan senyawa – senyawa kimia.

Nutrient Agar (NA) merupakan suatu media yang mengandung sumber

nitrogen dalam jumlah cukup yang dapat digunakan untuk budidaya bakteri

an untuk penghitungan mikroorganisme dalam air, limbah, kotoran dan bahan

lainnya. Komposisi Nutrient Agar (NA) terdiri dari ekstrak daging sapi 3

gram, peptone 5 gram dan agar 15 gram dan 15 gram. Formula ini tergolong

relative simple untuk menyediakan nutrisi – nutrisi yang dibutuhkan oleh

sejumlah besar mikroorganisme. 41-42

Pada Nutrient Agar (NA), ekstrak daging sapi dan peptone digunakan

sebagai bahan dasar karena merupakan sumber prtotein, nitrogen, vitamin,

serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh

dan berkembang. Ekstrak daging sapi mengandung senyawa – senyawa yang

larut didalam air termasuk karbohidrat, vitamin, nitrogen organic dan juga

garam. Peptone merupakan sumber utama dari nitrogen organik, yang

Page 31: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

sebagian merupakan asam amino dan peptide rantai panjang. Dalam hal ini

agar digunakan sebagai bahan pemadat, karena sifatnya yang mudah

membeku dan mengandung karbohidrat sehingga tidak mudah diuraikan oleh

mikroorganisme.

Media Nutrient Agar (NA) merupakan suatu meia berwarna coklat

muda yang memiliki konsistensi yang padt dimana media ini berasal dari

sintetik dan memiliki kegunaan sebagai media untuk menumbuhkan

bakter.4142 Di Indonesia sendiri, Nutrient Agar (NA) sudah banyak dipakai

oleh industri produk susu dan juga dipengolahan air limbah pabrik. Tidak

semua bakteri dapat dibiakkan pada media ini karena media ini hanya

mngisolasi bakteri antraks dan stafilokokus.4143

Prosedur pembuatan nutrient agar adalah melarutkan bahan nutrient

agar kedalam 1 liter air kemudian dipanaskan hingga mendidih dan

dituangkan ke dalam tabung dan disterilkan selama 15 menit pada suhu

1210C. kemudian media dibuka dan disimpan pada suhu dibawah 80C dan

terlindung dari sinar secara langsung.

Gambar 2.3 Nutrient Agar (NA)

Page 32: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Media adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan

(nutrisi) baik bahan alami maupun buatan, yang diperlukan mikroorganisme

untuk perkembangbiakan di laboratorium secara invitro. Mikroorganisme

memanfaatkan nutrisi media berupa molekul - molekul kecil yang dirakit

untuk menyusun komponen sel. Syarat media yang baik harus berupa

molekul-molekul rendah dan mudah larut dalam air, nutrien dalam media

harus memenuhi kebutuhan dasar mikroorganisme yang meliputi air, karbon,

energi, mineral dan faktor tumbuh, tidak mengandung zat-zat penghambat

dan media harus steril.

Tujuan menggunakan media Yaitu dengan media pertumbuhan dapat

dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni, dapat menginokulasi

mikroorganisme dari sampel pemeriksaan dan digunakan sebagai tempat

untuk menyimpan stok mikroorganisme. Mikroorganisme untuk

kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari

lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrient (zat gizi) sedang

proses penyerapannya disebut proses nutria. Peran utama nutrient adalah :

1. Sumber energi

2. Bahan pembangun sel

3. Sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergenetik (yuniarty, 2012).

Medium harus mengandung nutrient yang memenuhi kebutuhan

dasar mahkluk hidup yang meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor

tumbuh. Faktor tumbuh yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme

selain nutrient adalah tekanan osmosis, derajat keasaman (pH), temperatur

serta sterilitas (budiyanto, 2004).

Kebanyakan bakteri membutuhkan zat-zat seperti garam yang

mengandung Na, K, Ca, Mg, Fe, Cl dan P bakteri juga membutuhkan

sumber-sumber makanan yang mengandung C, H, O dan N yang berguna

Page 33: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

untuk menyusun protoplasma. Unsur-unsur tersebut dalam bentuk senyawa

organik seperti karbohidrat, protein, lemak (dwidjoseputro, 2010).

Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang

dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino.

Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya

menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan

karakterisasi bakteri.

Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme

yang diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan

menguraikan molekul yang kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein, dan

asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan pada molekul-molekul

sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji

ini digunakan untuk perincian dan identifikasi mikroorganisme

(dwidjoseputro, 2010).

Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat

digunakan untuk identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas

metabolisme diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan

dan menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati, lemak, protein dan

asam nukleat (dwidjoseputro, 2010).

2. Perkembang biakan bakteri atau penanaman bakteri (kultur bakteri)

Pembiakan bakteri diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk

dapat mengidentifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang

ditemukan.pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar,

seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, konsentrasi ion hydrogen, cahaya

dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh.

Media kultur bakteri adalah suatu bahan yang terdiri atau campuran

nutrisi atau zat-zat hara (nutrisi) yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain itu, media kultur mikroba

Page 34: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat

fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme.(sumarsih, 2003).

Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembang biakan

bakteri di laboratorium dapat dibedakan dalam medium pembiakan dasar,

medium pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif dan dilanjutkan

uji biokimia.

a. Medium pembiakan dasar

Medium pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhana yang

mengandung zat-zat umum yang diperlukan oleh sebagian besar

mikroorganisme, dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk

membuat pembiakan lain.

b. Medium pembiakan penyubur.

Medium pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar

dengan penambahan zat-zat lain untuk mempersubur pertumbuhan

bakteri tertentu, yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh

dengan baik. Untuk keperluan ini kedalam medium pembiakan dasar

sering ditambahkan darah,serum.

c. Medium pembiakan selektif.

Medium pembiakan ini digunakan untuk menyeleksi bakteri yang

diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri lain yang terdapat

dalam bahan pemeriksaan. Dengan penambahan zat-zat tertentu bakteri

yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah.

3. Zona Hambat

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat

pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah

daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar

oleh antibiotik. Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan streptomycin.

Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas

sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986).

Page 35: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Prinsip dari zona hambat adalah penghambatan terhadap pertumbuhan

mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di

sekitar daerah yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan

pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat

antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona

hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif.

Pengukaran zona hambat digunakan untuk menentukan kepekaan

bakteri patogen terhadap antibiotik dan dapat dilakukan dengan salah satu

metode yaitu : metode dilusi dan metode difusi agar. Metode difusi adalah

metode yang paling sering digunakan dan dipakai dalam penelitian ini.

Cakram kertas saring berisi sejumlah tertentu antibiotik ditempatkan pada

permukaan media padat yang sebelumnya diinokulasi bakteri uji pada

permukaannya, selama inkubasi setiap antibiotik berdifusi keluar dari cakram

semua arah. Zat yang berat molekulnya tinggi sesudah inkubasi selama 18 -

24 jam pada suhu 37ºC, akan terlihat zona hambatan ( zones of inhibition)

disekeliling cakram di daerah tersebut yang merupakan penghambatan

pertumbuhan organisme daerah tersebut.

zona hambatan menunjukkan derajat kepekaan kuman tersebut

terhadap antibiotik- antibiotik yang bersangkutan. Standar untuk media telah

di tetapkan dan jumlah organisme yang digunakan untuk pengujian adalah

sesuai dengan Mac. Farland Standar yaitu sebesar 1,5 × 108 CFU/ ml.

Pengujian zona hambat dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :

1) Metode Difusi

Media yang dipakai adalah Nutrient Agar. pada metode difusi ini

ada beberapa cara yaitu, Cara Kirby Bauer :

a) Suspensi bakteri di ambil dari biakan murni yang telah diremajakan

selama 24 jam pada medium pembenihan.

Page 36: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

b) Koloni bakteri di ambil dengan jarum ose lalu dimasukkan dalam 1 ml

larutan NaCl 0,9% atau dengan aquadest steril, hingga kekeruhan

tertentu sesuai dengan standar konsentrasi kuman.

c) Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi kuman lalu ditekan tekan

pada dinding tabung hingga rata.

d) Kemudian meletakkan kertas samir (disk) yang mengandung antibiotik

di atasnya, diinkubasi pada 37°C selama 12-24 jam.

2) Metode dilusi

Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa

konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah

suspense kuman dalam media. Sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi

obat dicampur dengan media agar, kemudian ditanami bakteri.

Metode dilusi cair adalah metode untuk menentukan konsentrasi minimal

dari suatu antibakteri yang dapat menghambat atau membunuh

mikroorganisme. Konsentrasi terendah yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan disebut

Kadar Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration

(MIC) (Tedi Nurwalidin Aka, 2015).

Metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik dan kimia

(misalnya sifat medium dan kemampuan difusi, ukuran molekuler dan

stabilitas obat). Meskipun demikian standarisasi faktor – faktor tersebut

memungkinkan melakukan uji kepekaan dengan baik.

Pengujian zona hambatan untuk mengetahui kepekaan atas indikasi

sebagai berikut :

a. Apabila mikroorganisme yang ditemukan adalah tipe yang sering resisten

terhadap antimikroba ( bakteri enterik Gram negatif seperti Escherichia

coli).

b. Jika proses infeksi kemungkinan menjadi fatal jika tidak diobati dengan

tepat ( meningitis, septisema)

Page 37: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

c. Infeksi tertentu dimana pembasmian organisme membutuhkan obat, yang

bersifat bakterisidal secara tepat, tidak hanya bakteriostatik (Jawetz

dkk,1986 :239).

Page 38: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di

dalam usus besa rmanusia sebagai flora normal. Bakteri ini bersifat unik

karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya: diare, seperti

juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar

usus (jawetz, 2012). Untuk mengatasi hal tersebut saat ini ada beberapa

tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional sebagai anti diare.

Salah satu diantaranya yaitu daun alpukat.

Daun alpukat (Persea americana mill) merupakan salah satu tanaman

yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional. Daun alpukat memilki

senyawa antimikroba seperti saponin, alkaloid, tanin, flavanoid, polifenol,

quersetin yang digunakan untuk membunuh bakteri patogen. Dari kandungan

tersebut terbukti cukup efektif dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Sari adalah larutan dalam air dan memiliki seluruh bahan yang

terkandung dalam tumbuhan segarnya, sebanding dengan material awalnya

yang tetap tinggal hanyalah bahan yang tidak terlarut. Sebagai material awal

dipakai tumbuhan tumbuhan segar yang dihaluskan (Haisumati, 2014).

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat

pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah

daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar

oleh antibiotik. Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan streptomycin.

Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas

sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986).

Prinsip dari zona hambat adalah penghambatan terhadap pertumbuhan

mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di

sekitar daerah yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan

Page 39: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat

antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona

hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif.

B. Bagan Kerangka Pikir

Gambar alur penelitian sebagai berikut :

+aquades 100ml

Inkubasi 1 x 24 jam

C. KerangkaKonsep

Secara konseptual, variabel – variable yang diteliti dalam penelitian

ini terdiri dari variable independen dan variable dependen seperti gambar

berikut :

(SAMPEL)Daun Alpukat 250 g

diblender/dihaluskan

Sari daun alpukat dengan konsentrasi 10%, 15% 25%, 50%, dan75%

Media nutrient agar(NA) +suspensi bakteri + paper disk

Amati dan ukur zona hambat di sekitarpaper disk

Konsentrasi Sari Daun

Alpukat

Bakteri

Escherichia coli

HASIL

Page 40: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Keterangan :

: Variabel Bebas

: Variabel Terikat

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat, dimana variable bebas yang diteliti adalah

sari daun alpukat dengan konsentrasi 10%, 15%, 25%, 50% dan 75%.

2. Variabel dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas atau independen. Variabel dependen

dalam penelitian ini yaitu zona hambat Escherichia coli.

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Definisi Operasional

a. Tanaman alpukat (Persea americana mill) merupakan salah satu

tanaman yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional. Bahan uji

dalam penelitian ini adalah daun alpukat segar yang di ambil di

wilayah kota kendari. Terlebih dahulu daun alpukat segar dicuci

menggunakan air mengalir kemudian dikeringkan. Setelah kering,

daun ditimbang sebanyak 250 gram dan dilarutkan menggunakan

aquades sebanyak 100 ml menggunakan blender hingga daun alpukat

hancur merata kemudian diperoleh konsentrasi 100%, dari konsentrasi

Page 41: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

100% kemudian dibagi menjadi beberapa konsentrasi yaitu 10%,

15%, 25%, 50% dan 75%.

b. Media adalah bahan yang terdiri dari campuran zat – zat makanan

(nutrisi) baik bahan alami maupun buatan, yang diperlukan

mikroorganisme untuk perkembangbiakan di laboratorium secara

invitro. Media yang di gunakan dalam penelitian ini ialah Media

Nutrient agar (NA). Media Nutrient agar (NA) dilarutkan kedalam 1

liter air kemudian dipanaskan hingga mendidih dan dituangkan

kedalam tabung dan disterilkan selama 15 menit pada suhu 1210C.

kemudian media dibuka dan disimpan pada suhu dibawah 80C dan

terlindung dari sinar secara langsung.

c. Escherichia coli merupakan bakteri usus, bakteri ini tergolong bakteri

gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, kebanyakan

bersifat motil (dapat bergerak) menggunakan flagela, dan dapat

memfermentasi laktosa. Untuk mendapatkan suspensi bakteri yang

akan digunakan, dilakukan dengan cara : Suspensi bakteri dibuat

dalam tabung reaksi yang berisi Nacl 0,9% dengan cara menyetarakan

kekeruhannya sesuai dengan standar konsentrasi kuman.

2. Kriteria Objektif

a. Efek sari daun alpukat pada pertumbuhan Escherichia Coli

Positif : Terbentuk zona bening/zona inhibisi disekitar paper

disk yang menandakan sari daun alpukat mampu

untuk menghambat pertumbuhan Escherichia coli.

Negatif : Tidak terbentuk zona bening/zona inhibisi disekitar

paper disk

b. Media Nutrient Agar (NA) : terdapat zona hambat Escherichia coli

apabila ada daerah zona bening.

c. Konsentrasi yang efektif : terdapat zona hambat pada konsentrasi

paling besar.

Page 42: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

experimental laboratory untuk mengetahui pengaruh sari daun alpukat

terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian static group comparison karena penelitian ini dilakukan untuk

melihat perbedaan konsentrasi 10%, 15%, 25%, 50%, dan 75% sari daun

alpukat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 – 24 juli 2017

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Jurusan Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia.

C. Bahan Uji

Bahan uji dalam penelitian ini adalah daun alpukat segar yang di

ambil di wilayah Kota Kendari. Terlebih dahulu daun alpukat segar dicuci

menggunakan air mengalir kemudian dikeringkan. Setelah kering, daun

ditimbang sebanyak 250 gram dan dilarutkan menggunakan aquades

sebanyak 100 ml menggunakan blender/di haluskan. Kemudian di saring

menggunakan corong yang dilapisi kain saring. Lalu diambil sari daun

alpukat tersebut.

Page 43: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

D. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan di laboratorium terdiri atas alat

dan bahan, yang dapat dilihan pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Instrumen Penelitian di Laboratorium

No Nama alat Kegunaannya

1 Autoclave Sebagai alat untuk sterilisasi alat danmedia

2 Cawan Petri Sebagai wadah media untuk pertumbuhanbakteri

3 Tabung Reaksi Sebagai wadah untuk pengenceransampel.

4 Rak Tabung Sebagai tempat tabung reaksi.

5 Gelas Ukur Untuk mengukur aquadest yangdigunakan untuk pengenceran

6 Pipet Ukur Dan KaretPenghisap

Untuk memipet larutan uji

7 Ose Untuk mengambil koloni bakteri padabiakan murni.

8 Labu Erlenmyer Sebagai wadah media yang telahdilarutkan dengan aquades untuk

dipanaskan.

9 Timbangan Analitik Untuk menimbang serbuk media NA, danmenimbang sampel.

10 Batang Pengaduk Untuk mengaduk media saat dilarutkan.

11 Lampu Spiritus Untuk pemanasan media NA yang telahdilarutkan, mensterilkan ose danmenjaga kontaminasi bakteri saat

diambil dari media.

12 Sendok Tanduk Untuk mengambil serbuk media

13 Kaki Tiga Untuk penyangga asbes pada saatpembuatan media

Page 44: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

14 Asbes Untuk penyangga erlenmeyer padasaat pembuatan media.

15 Beacker Glass Untuk wadah aquadest

16 Cawan Porselin Untuk wadah sampel dan media padasaat penimbangan

17 Pulpen Sebagai alat untuk menulis kodesampel dan hasil pemeriksaa.

18 Kertas Cakram Digunakan sebagai uji daya hambatjamur candida

19 Pinset Digunakan sebagai penjepit kertascakram

2

20Blender

Blender digunakan unrukmenghaluskan daun alpukat.

2

21 Saringan

Saringan digunakan untukmemisahkan sari dan filtrat sari daun

alpukat.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Bahan Penelitian

No Nama Bahan Kegunaannya

1Biakan murni

Escherichia coli

Sebagai sampel penelitian

2Media Nutrient Agar

(NA)Media umum untuk pertumbuhan bakteri

3Daun alpukat (Persea

americana Mill)Sebagai bahan uji daya hambat

4Aquadest

Digunakan dalam pembuatan media, serta

bahan untuk melarutkan sampel jamu bubuk

dan pengencerannya.

5 Kertas pH Untuk memeriksa pH aquadest pada saat

Page 45: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

pembuatan media

6 NaCl 0,9 % Untuk pengenceran sampel larutan uji

7 Kapas

Untuk menutup tabung pada saat akan

mensterilkan NaCl 0,9 %, dan erlenmeyer

pada saat pembuatan media

E. Prosedur penelitian

1. Pra Analitik

a. Sterilisasi Alat

Alat yang terbuat dari gelas sebelum digunakan dicuci terlebih

dahulu sampai bersih, dikeringkan kemudian di bungkus dengan

kertas, diautoclave pada suhu 1210C dengan tekanan 2 atm selama 15

menit setelah itu dikeringkan dalam oven pada suhu 370C selama 30

menit.

b. Persiapan Bakteri

Kultur murni Escherichia Coli yang telah tersedia di buatkan

suspensi bakteri dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9%.

c. Persiapan media perbenihan bakteri

Di timbang 20 gram Nutrient Agar, kemudian media

dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500mL dalam Erlenmeyer lalu

dipanaskan menggunakan waterbath agar media terlarut sempurna.

Setelah dingin ukur pH media sesuai dengan yang tertera pada wadah

reagen. Kemudian disterilkan kedalam autoclave pada suhu 121oC

selama 15 menit. Setelah disterilkan kemudian tuang kedalam cawan

petri steril, caranya buka tutup cawan petri seminim mungkin untuk

menghindari atau meminimalisasi terjadinya kontaminasi lalu tuang

larutan hingga menutupi permukaan cawan petri kurang lebih

sebanyak 18 ml. Setelah penuangan selesai diamkan media tersebut

sampai dingin dan padat. Setelah itu media dibungkus dan media di

simpan dalam lemari es.

Page 46: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

d. Pembuatan seri konsentrasi untuk zona hambat

Daun alpukat ditimbang sebanyak 250 gram dan dilarutkan

menggunakan aquades sebanyak 100 ml menggunakan blender hingga

daun alpukat hancur merata kemudian diperoleh konsentrasi 100%,

dari konsentrasi 100% kemudian dibagi menjadi beberapa

konsentrasi.

Sari daun alpukat ditimbang sebanyak 10 ml, 15 ml, 25 ml, 50

ml dan 75 ml, masing – masing dilarutkan dalam 100 ml aquadest

steril sehingga diperoleh seri konsentrasi yaitu 10%, 15%, 25%, 50%

dan 75%. Dimana konsentrasi yang didapatkan, diperoleh dari rumus :

MI.VI = M2.V2

(Susilowati, 2007)

Keterangan :

V1 : Volume perasan daun alpukat yang dibutuhkan (x) % yang akan

diambil diencerkan (sebanyak x mL)

M1 : konsentrasi perasan daun alpukat yang akan diencerkan

(sebanyak x %)

V2 : volume perasan daun alpukat (x) % yang akan dibuat (sebanyak

x mL)

M2 : Konsentrasi perasan dau alpukat yang akan dibuat (sebanyak x

%)

e. Pembuatan Papper Disc

Menggunting kertas saring dengan 6 mm. Kertas yang telah

digunting tersebut dimasukkan dalam tabung wadah kemudian

disterilkan dalam oven pada suhu 1600C selama 2 jam.

Page 47: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

2. Analitik

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Bagi daerah cawan petri menjadi 4 bagian, beri label masing-masing

paper disc yang dipakai.

c. Suspensi bakteri yang telah dibuat kemudian dipipet sebanyak 0,1 ml

kemudian dituang kedalam media NA

d. Media NA yang telah diberi suspensi bakteri, diratakan dengan

menggunakan drigalsky.

e. Biarkan 5-10 menit agar biakan terdifusi kedalam media.

f. Celupkan papper disk ke dalam masing – masing konsentrasi dengan

pinset steril, atur jarak masing-masing papper disk, dan beri label.

g. Lakukan kontrol positif dan kontrol negatif :

Kontrol positif = kotrimoksazol 10 ml

Kontrol negatif = aquadest steril 1 ml

h. Tempelkan masing – masing paper disk kedalam media NA yang

telah diberi suspensi bakteri.

i. Bungkus cawan petri dengan menggunakan kertas, kemudian inkubasi

pada suhu 37ºC selama 1 x 24 jam.

k. Amati ada tidaknya zona bening atau zona inhibisi pada daerah sekitar

papper disk dan mengukur zona tersebut menggunakan mistar/jangka

sorong.

3. Pasca Analitik

a. Pencatatan Hasil Penelitian

b. Dokumentasi Hasil Penelitian

c. Pelaporan Hasil Penelitian

F. Jenis data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui

instrument pengumpulan data yang digunakan berkaitan dengan objek

Page 48: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

berupa pengaruh daya hambat sari daun alpukat pada Escherichia coli

dengan menggunakan konsentrasi 10%, 15%, 25%, 50% dan 75%.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku dan jurnal - jurnal

penelitian.

G. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan data dari hasil

pengujian daya hambat sari daun alpukat (Persea americana mill) terhadap

bakteri Escherichia coli, maka data dapat disajikan dalam bentuk tabel.

H. Analisis data

Untuk mengetahui daya hambat sari daun alpukat (Persea americana

mill) terhadap bakteri Escherichia coli, data yang diperoleh dari penelitian

berupa terjadinya zona hambat yang menandakan bahwa sari daun mampu

menghambat pertumbuhan Escherichia coli.

I. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian

di jelaskan dalam bentuk narasi.

Page 49: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian daya hambat sari daun alpukat (Persea americana mill)

terhadap Escherichia coli dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan

Poltekkes Kendari pada tanggal 19 – 24 juli 2017.

B. Hasil Penelitian

1. Persiapan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat (Persea

americana mill) yang berasal dari Kecamatan Puwatu, Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara dengan kriteria sampel daun alpukat yaitu dimulai dari

daun ke-5 dari pucuk (daun tengah) berwarna hijau muda. Berat bersih

sampel yang didapatkan adalah 250 gram, sampel kemudian di bersihkan dan

dikeringkan pada suhu kamar, setelah kering daun di potong – potong kecil.

Sampel yang telah kering kemudian diblender.

2. Pembuatan sari daun alpukat

Proses pembuatan sari daun alpukat dilakukan dengan cara menghaluskan

daun alpukat dengan blender kemudian diperas, hasil perasan daun alpukat

disaring dengan kertas saring agar diperoleh sari yang murni.

3. Pengujian daya hambat sari daun alpukat

Uji daya hambat menggunakan metode difusi cakram kertas. Disiapkan 5

cawan petri yang telah dituangi media padat kemudian ditambahkan 0,1 ml

suspensi bakteri dan diratakan menggunakan drigalsky (metode Kirby-

Bauer) sampai merata. Kemudian paper disk dicelupkan pada masing –

masing konsentrasi sari daun alpukat dan diletakkan pada permukaan media

Nutrient Agar (NA). Pada pengujian ini digunakan kontrol positif

kotrimoksazol dan kontrol negatif aquadest steril, setelah itu diinkubasi

selama 1 x 24 jam.

Page 50: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Pengamatan dilakukan dengan melihat zona hambat/zona bening

disekeliling paper disk yang menunjukkan daerah hambat pertumbuhan

bakteri. Adapun hasil uji daya hambat dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5.1 hasil uji daya hambat sari daun alpukat konsentrasi 10%

Terhadap Escherichia coli

Gambar 5.2 hasil uji daya hambat sari daun alpukat konsentrasi 15%

Terhadap Escherichia coli

Page 51: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 5.3 hasil uji daya hambat sari daun alpukat konsentrasi 25%

Terhadap Escherichia coli

Gambar 5.4 hasil uji daya hambat sari daun alpukat konsentrasi 50%

Terhadap Escherichia coli

Page 52: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 5.5 hasil uji daya hambat sari daun alpukat konsentrasi 75%

Terhadap Escherichia coli

Gambar 5.6 hasil uji daya hambat kontrol positif kotrimoksazol dan kontrol

negatif aquadest steril

Hasil penelitian berbagai konsentrasi sari daun alpukat (Persea Americana

Mill) terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in vitro

yang dilakukan di Laboratorium Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Analis

Page 53: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Kesehatan diperoleh zona hambat yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

:

Tabel 5.1 Kategori Penghambatan Antibakteri Berdasarkan Diameter Zona

Hambat

Diameter (mm) Respon hambat pertumbuhan

0-3 mm Resistent

3-6 mm Intermediate

> 6 mm Sensitive

Sumber : Pan, chen, Wu, Tang, dan Zhao (2009).

C. Hasil uji zona hambat

Hasil pengukuran diameter zona hambat dari sari daun Alpukat,

Kotrimoksazol dan Aquasest terhadap pertumbuhan Escherichia coli, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.2Tabel Uji Diameter Zona Hambat Sari Daun Alpukat (PerseaAmericana Mill) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli.

No Konsentrasi (%)Diameter zona hambat

InterpretasiP1 (mm) P2 (mm)

1 10 - - -

2 15 - - -

3 25 2.5 2.5 Resistent

4 50 3,5 3,5 Intermediate

5 75 6 5 Intermediate

6 Kontrol Positif 35 35 Sensitive

7 Kontrol Negatif - - -

Keterangan :

1. P1 : perlakuan I

2. P2 : perlakuan II

Page 54: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Tabel 5.3Tabel Uji Diameter Zona Hambat Sari Daun Alpukat (PerseaAmericana Mill) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli.

No Gambar zona hambat Keterangan Interpretasi

1

konsentrasi 10%

Konsentrasi 10%sari daun alpukattidak ditemukan

adanya zona beningpada bagian sekitar

paper disk

Tidak Ada

2

konsentrasi 15%

Konsentrasi 15%sari daun alpukattidak ditemukan

adanya zona beningpada bagian sekitar

paper disk

Tidak Ada

3

konsentrasi 25%

konsentrasi 25%sari daun alpukat

mampu membentukdiameter zona

hambat sebesar 2,5mm pada perlakuan

pertama danperlakuan kedua

Resistent

Page 55: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

4

konsentrasi 50%

konsentrasi 50%sari daun alpukat

mampu membentukdiameter zona

hambat sebesar 3,5mm pada perlakuan

pertama danperlakuan kedua

Intermediate

5

konsentrasi 75%

konsentrasi 75%membentuk zona

hambat 6 mm padaperlakuan pertama

dan 5 mm padaperlakuan kedua

Intermediate

6

kontrol positif dan kontrolnegatif

Kontrol positifyang digunakan

yaitu kotrimoksazolmampu membentuk

zona hambat 35mm sedangkan

pada kontrolnegatif

menggunakanaquadest steril tidakmampu membentuk

zona hambat

Kontrol positif:Sensitive

Kontrol negatif:Tidak ada

D. Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan uji daya hambat sari daun alpukat

(Persea americana mill) terhadap pertumbuhan Escherichia coli dengan

berbagai konsentrasi. Sari daun alpukat ini didapatkan dengan cara daun

alpukat segar dicuci menggunakan air mengalir kemudian dikeringkan.

Page 56: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Setelah kering, daun ditimbang sebanyak 250 gram dan dilarutkan dengan

aquadest sebanyak 100 ml lalu di blender/di haluskan. Daun alpukat yang

sudah di blender/dihaluskan selanjutnya disaring menggunakan kertas saring

untuk mendapatkan sarinya. Lalu diperoleh konsentrasi 100%, dari

konsentrasi 100% kemudian dibagi menjadi beberapa konsentrasi. Untuk

memperoleh seri konsentrasi pada sari di lakukan pengenceran dengan cara

sari daun alpukat dipipet sebanyak 10 ml, 15 ml, 25 ml, 50 ml, dan 75 ml,

masing – masing di larutkan ke dalam 100 ml aquadest steril hingga

diperoleh seri konsentrasi.

Adanya zona hambat pada daun alpukat karena daun alpukat

mengandung zat-zat kimia seperti flavanoid, alkaloid ,saponin, tanin.

Flavanoid adalah senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk

mengikat protein bakteri (Tersiono Hadi 2008). Alkaloid melakukan

penghambatan dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan

pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan

menyebabkan kematian sel bakteri (juliantina, 2008). Saponin merupakan zat

aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas embran sehingga terjadi

hemolisis sel. Apabila saponin berinteraksi dengan sel bakteri atau sel jamur,

maka bakteri tersebut akan rusak atau lisis (Utami, 2013). Tanin mempunyai

aktivitas mikroba terhadap bakteri Esherichia coli, Steptococcus faecalis dan

Staphylococcus aureus. Tanin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat

pertumbuhan bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi mampu bertindak

sebagai antibakteri dengan cara mengkoagulasi atau mengumpulkan

protoplasma bakteri sehingga terbentuk ikatan yang stabil dengan protein

bakteri. Selain itu, pada saluran pencernaan tanin mampu mengeliminasi

toksin (Poeloengan dkk, 2010).

Luas wilayah jernih (bening) merupakan petunjuk kepekaan

mikroorganisme terhadap antibiotik. Pengukuran zona hambat dilakukan

dengan menggunakan mistar berdiameter millimeter (mm) pada permukaan

Page 57: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

bagian bawah petridish. Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri

terhambat pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat

adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media

agar oleh antibiotik.

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sari daun alpukat mampu

untuk menghambat pertumbuhan Escherichia coli secara nyata. Hal ini

terlihat dari zona bening yang terbentuk disekeliling papper disk yang telah

diberi sari daun alpukat dengan konsentrasi 10%, 15%, 25%, 50%, dan 75%.

Semakin tinggi konsentrasi sari daun alpukat maka semakin besar dapat

menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Pada masing – masing papper

disk terlihat variasi diameter zona hambat dari zona hambat yang kecil hingga

besar pada paper disk yang mengandung konsentrasi sari daun alpukat 10%

hingga 75%.

Konsentrasi 10% dan 15% sari daun alpukat tidak ditemukan adanya

zona bening pada bagian sekitar paper disk dikarenakan adanya beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan zona hambat tersebut,

konsentrasi 25% sari daun alpukat mampu membentuk diameter zona hambat

sebesar 2,5 mm pada perlakuan pertama dan perlakuan kedua, konsentrasi

50% sari daun alpukat mampu membentuk diameter zona hambat sebesar 3,5

mm pada perlakuan pertama dan perlakuan kedua sama, dan konsentrasi 75%

membentuk zona hambat 6 mm pada perlakuan pertama dan 5 mm pada

perlakuan kedua konsentrasi ini paling besar karena mengandung zat aktif

lebih banyak dari pada konsentrasi 10%, 15%, 25% dan 50%.

Banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi kerja zat antimikroba

dalam menghambat atau membasmi organisme patogen. Semua harus

dipertimbangkan agar zat antimikroba tersebut dapat bekerja secara efektif.

Menurut pelezar (1988) beberapa hal yang mempengaruhi kerja zat

antimikroba adalah sebagai berikut : konsentrasi atau intensitas zat

Page 58: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

antimikroba, jumlah mikroorganisme, suhu, spesies mikroorganisme, adanya

bahan organik, keasaman (pH) atau kebasaan (pOH).

Jadi pada penelitian kali ini, pada konsentrasi 10% dan 15% tidak

mampu menghambat pertumbuhan Escherichia coli hal ini dikarenakan

adanya beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian yaitu suhu

ruangan yang tidak stabil, terjadinya kontaminasi pada saat pembuatan media

dan pemberian paper disk, dan juga ruangan laboratorium yang tidak steril

sehingga dapat mempengaruhi hasil.

Page 59: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

Sari daun alpukat (Persea americana mill) dengan konsentrasi mulai

dari 25% dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli pada

media Nutrient Agar (NA).

Makin tinggi konsentrasi sari daun alpukat maka semakin tinggi daya

hambat yang terbentuk.

Zona hambat yang cukup efektif yaitu pada konsentrasi 75%,

konsentrasi ini paling besar karena mengandung zat aktif lebih banyak

dari pada konsentrasi lainnya.

B. Saran

Bagi masyarakat dapat menggunakan sari daun alpukat sebagai

alternatif lain untuk mengatasi diare, yang dimana diare merupakan

salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian

terhadap mikroba lain nya.

Page 60: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Lukas Tersono. (2008). Tanaman obat dan jus. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.

Arlita, Yolanda, Rares, Fredine E.S, Soeliongan, Standy. Identifikasi bakteri

Escherichia coli dan Salmonella sp. Pada Makanan Jajanan Bakso Tusuk

di Kota Manado.

Bibiana. (2010). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raya Grafindo

Persada.

Depkes RI. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia I Jilid 2. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Dalimartha, S. (2008). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI

Dwidjoseputro, D, (2010), Dasar-dasar mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Famurewa, O., & David, O.M. (2008). “Formulation and Evaluation of Dehirated

Microbiological Media from Avocado Pear (Peasea Americana Cmill)”.

Research Journal of Microbiology, 3 (5): 326-330

Felina, dkk. (2014). Daya Hambat Ekstrak daun Alpukat (Persea Americana Mill)

Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. Skripsi Fakultas

Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah Surabaya.

Giske, C.G., Eriksson, A., Ternhag, A, 2012. The relative importance of

Staphylococcus saprophyticus as a urinary tract pathogen: distribution of

bacteria among urinary samples analysed during I year at a major

Swedish laboratory. 121(1)swedia : APMIS. Available from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23030816 [Accesed 5 April 2014]

Hasan, R. dan Alatas, H. (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu

Kesehatan Anak FKUI. Infomedika Jakarta :360-6.

Page 61: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Irianto, Koes. (2006). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung :

Yrama Widya

Ismiyati, N. (2014). Pengembangan formulasi masker ekstrak air daun alpukat

(Persea americana Mill) sebagai antibakteri Staphylococcus aureus untuk

pengobatan jerawat. Jurnal kefarmasian Universitas Ahmad Dahlan.

Yogyakarta.

Jawetz, E, J. melnick, et al., (2012). Jakarta: EGC Jawetz, melnick & Adelberg

Mikrobiologi Kedokteran.

Jawetz, E. Melnick, Adelberg, E.A (1986). Mikrobiologi untuk profesi kesehatan

(terj), edisi 16, Jakarta: EGC.

Juliantina, F., D.A Citra, B. Nirwani. (2008). Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum)

Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram

Negatif. UII Press. Yogyakarta.

Kusuma, Sri Agung Fitri. (2010). Escherichia coli. Universitas Padjadjaran Fakultas

Farmasi.

Bandung.http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/09/pustaka_u

npad_Escherichia-coli.pdf. (dikutip tanggal 23 januari 2013).

Kementerian Kesehatan RI, (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010.

http://www.depkes.go.id.

Kliegman R.M., Marcdante K.J., and Behrman R.E., (2006). Nelson Essentials of

Pediatric. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.

Madigan et al. (1995). Biology of Microorganism. Ed ke-8. New Jersey. Prentice

Hall

Page 62: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Ospina, J.A, (2002), Persea americana Mill., International Centre of Tropical

Agriculture, http://www.rngr.net/publications/species/PDF.2004-03-

15.0306/at_download/file, diakses tanggal 25 April 2013.

Pratiwi, S.U.T., (2008), Mikrobiologi Farmasi, 188-191, penerbit Erlangga, Jakarta.

Poeloengan, M dan Pratiwi. (2010). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah

Manggis (Garnicia mangostana Linn), (Online),

(http://digilib.litbang.depkes.go.id /filesdisk174/jkpkbppkgdl-grey-2001-

masniaripo-3692-manggism-i.pdf), diakses 11 mei 2016.

Simatupang M, (2004). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Diare Pada Balita Di Kota Sibolga Tahun 2003. Program Pascasarjana,

Medan: Universitas Sumatera Utara.

Soemarno. (2000). Isolasi dan Identifikasi Bacteri Klinik. Penerbit Akademi Analisis

Kesehatan Yogyakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Yogyakarta. Hal. 25; 38.

Supardi dan Sukamto. (1999). Mikrobiologi, Pengolahan dan Keamanan Pangan.

Jakarta: Alumni.

Susilowati, E. (2007). Sains Kimia. Prinsip Dan Terapannya. Solo: PT Tiga

Serangkai Pustaka Mandiri.

Sumarsih, S. (2003). Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta :UPN veteran.

Utami, P. (2013). Buku Pintar Tanaman Obat. Agro Media, Tangerang.

Van, Steenis C. G. J. (2005). Flora. PT Pradnya Paramita . Jakarta.

Yuniarti, T. (2008). Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Cetakan Pertama.

MedPress. Yogyakarta

Page 63: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 64: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 65: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 66: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 67: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 68: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 69: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 70: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...
Page 71: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

LAMPIRAN GAMBAR PENELITIAN

1. Proses Pembuatan Kultur Bakteri Escherichia coli

Gambar 1. Isolasi feses pada media BHIB (Brain Heart Infussion Broth)

(a) (b)

Gambar 2. (a) Isolasi pada Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar)(b)Pertumbuhan Escherichia coli pada media EMBA yang dijadikan

sebagai kultur murni Bakteri Escherichia coli

LAMPIRAN GAMBAR PENELITIAN

1. Proses Pembuatan Kultur Bakteri Escherichia coli

Gambar 1. Isolasi feses pada media BHIB (Brain Heart Infussion Broth)

(a) (b)

Gambar 2. (a) Isolasi pada Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar)(b)Pertumbuhan Escherichia coli pada media EMBA yang dijadikan

sebagai kultur murni Bakteri Escherichia coli

LAMPIRAN GAMBAR PENELITIAN

1. Proses Pembuatan Kultur Bakteri Escherichia coli

Gambar 1. Isolasi feses pada media BHIB (Brain Heart Infussion Broth)

(a) (b)

Gambar 2. (a) Isolasi pada Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar)(b)Pertumbuhan Escherichia coli pada media EMBA yang dijadikan

sebagai kultur murni Bakteri Escherichia coli

Page 72: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

2. Proses Uji Daya Hambat Sari Daun Alpukat terhadap pertumbuhan

Escherichia coli

Gambar 3. Daun Alpukat Muda

Gambar 4. Penimbangan Bahan Uji

2. Proses Uji Daya Hambat Sari Daun Alpukat terhadap pertumbuhan

Escherichia coli

Gambar 3. Daun Alpukat Muda

Gambar 4. Penimbangan Bahan Uji

2. Proses Uji Daya Hambat Sari Daun Alpukat terhadap pertumbuhan

Escherichia coli

Gambar 3. Daun Alpukat Muda

Gambar 4. Penimbangan Bahan Uji

Page 73: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 5. Proses penghalusan dengan Blender

Gambar 6. Penyaringan

Gambar 5. Proses penghalusan dengan Blender

Gambar 6. Penyaringan

Gambar 5. Proses penghalusan dengan Blender

Gambar 6. Penyaringan

Page 74: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 7. Penyaringan ke-2 diperoleh Sari Daun Alpukat (Bahan Uji)

Gambar 8. Pengenceran

Gambar 7. Penyaringan ke-2 diperoleh Sari Daun Alpukat (Bahan Uji)

Gambar 8. Pengenceran

Gambar 7. Penyaringan ke-2 diperoleh Sari Daun Alpukat (Bahan Uji)

Gambar 8. Pengenceran

Page 75: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 9. Suspensi Escherichia coli

Gambar 10. Pengambilan Suspensi Escherichia coli

Gambar 9. Suspensi Escherichia coli

Gambar 10. Pengambilan Suspensi Escherichia coli

Gambar 9. Suspensi Escherichia coli

Gambar 10. Pengambilan Suspensi Escherichia coli

Page 76: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 11. Penanaman Escherichia colipada Media NA (Nutrien Agar)

Gambar 12. Papper Disk dicelupkan pada Bahan Uji

Gambar 12. Penanaman Papper Disk

Gambar 11. Penanaman Escherichia colipada Media NA (Nutrien Agar)

Gambar 12. Papper Disk dicelupkan pada Bahan Uji

Gambar 12. Penanaman Papper Disk

Gambar 11. Penanaman Escherichia colipada Media NA (Nutrien Agar)

Gambar 12. Papper Disk dicelupkan pada Bahan Uji

Gambar 12. Penanaman Papper Disk

Page 77: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 13. Penanaman Papper disk menggunakan konsentrasi 10%, Zona

hambat yang terbentuk setelah dilakukan inkubasi 1x 24 jam

Page 78: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 14. Penanaman Papper disk menggunakan konsentrasi 15%, Zonahambat yang terbentuk setelah dilakukan inkubasi 1x 24 jam

Gambar 14. Penanaman Papper disk menggunakan konsentrasi 25%, Zonahambat yang terbentuk setelah dilakukan inkubasi 1x 24 jam

Page 79: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 14. Penanaman Papper disk menggunakan konsentrasi 50%, Zonahambat yang terbentuk setelah dilakukan inkubasi 1x 24 jam

Page 80: UJI DAYA HAMBAT SARI DAUN ALPUKAT (Pe rsea americana mill ...

Gambar 14. Penanaman Papper disk menggunakan konsentrasi 75%, Zonahambat yang terbentuk setelah dilakukan inkubasi 1x 24 jam

Gambar 15. Kontrol positif Kotrimoksazol dan kontrol negatif Aquadest steril,

Zona hambat terbentuk yang terbentuk setelah inkubasi 1x 24 jam